• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN

SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI

KONDISI

FINANCIAL DISTRESS

(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2003-2009)

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

INDAH SAFITRI

F0206071

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skipsi dengan judul:

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK

MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN

MENGALAMI KONDISI

FINANCIAL DISTRESS

(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2003-2009)

Surakarta, Oktober 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing,

( Drs. Harmadi, MM )

(3)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.

Surakarta, November 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Drs. Atmadji, MM sebagai Ketua ( )

NIP. 19590531 198503 1 004

2. Drs. Harmadi, MM sebagai Pembimbing ( )

NIP. 19580513 198403 1 001

3. Muh. Juan Suamtoro, SE, M.Si sebagai Anggota ( )

(4)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Karya kecil ini kupersembahkan untuk,.

(5)

commit to user

MOTTO

· ”Orang yang selalu mendekatkan diri pada Tuhan, tidak akan merasa

hidupnya tertekan”. (Aa Gym)

· ”Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh

karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika

niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”. (Imam An Namawi)

· ”Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang

adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka

keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran

hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak”. (Harun Yahya)

· ”Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,

karena didalam mencoba itulah kita menemukan ndan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil”. (Mario Teguh)

· ”Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.

Orang-orang yang terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan ”.

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT, karena hanya dengan Ridho dan kemudahanNya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis selalu curahkan

kepada Rasulullah SAW, teladan bagi semua umat di muka bumi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN

RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU

PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi

Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2003-2009)” ini dapat terselesaikan juga atas dukungan dan doa yang

selalu tercurah dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com. Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Endang Suhari, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Reza Rahardian, SE, Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

(7)

commit to user

4. Bapak Drs. Harmadi, MM, selaku dosen pembimbing skripsi dan

Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan ibu dosen pengajar dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta dan juga selaku dosen pembimbing

Kuliah Kerja Manajerial atas bantuannya selama ini.

6. Seluruh keluarga besar, atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

7. Teman-teman mahasiswa jurusan manajemen 2006.

8. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk

segala dukungan dan doanya.

Walaupun tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, harapan penulis semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Oktober 2010

(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAKSI... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penelitian... 10

D. Manfaat Penelitian... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 14

B. Penelitian Terdahulu... 26

(9)

commit to user

D. Hipotesis Penelitian... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 31

B. Populasi dan Sampel... 31

C. Definisi Operasional... 33

D. Metode Analisis Data... 37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Statistik... 40

B. Pengujian Data... 48

C. Pembahasan... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 72

B. Implikasi... 73

C. Keterbatasan Penelitian... 74

D. Saran... 75

DAFTAR PUSTAKA

(10)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL II.1 RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU... 26

TABEL IV.1 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN... 41

TABEL IV.2 STATISTIK DESKRIPTIF... 44

TABEL IV.3 UJI MULTIKOLINEARITAS SEBELUM VARIABEL DIKELUARKAN... 49

TABEL IV.4 UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH VARIABEL DIKELUARKAN... 50

TABEL IV.5 CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW... 51

TABEL IV.6 -2 LOG LIKELIHOOD... 52

TABEL IV.7 ANALISIS REGRESI LOGISTIK... 53

TABEL IV.8 OMNIBUS TESTS... 64

(11)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(12)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rasio Keuangan

Lampiran 2 : Statistik Deskriptif

Lampiran 3 : Uji Multikolinearitas sebelum Variabel Dikeluarkan

Lampiran 4 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio)

Lampiran 5 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio dan quick ratio)

Lampiran 6 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan

CLTA)

Lampiran 7 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan debt

ratio)

Lampiran 8 : Uji Multikolinearitas (minus minus current ratio, quick ratio,

debt ratio, dan SCA)

(13)

commit to user

ABSTRAKSI

INDAH SAFITRI NIM. F0206071

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK

MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN

MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada

Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2009)

Financial distress yang dialami oleh perusahaan apabila tidak segera

diatasi akan mengarah ke keadaan yang lebih parah yakni kebangkrutan. Adanya sinyal-sinyal terjadinya financial distress dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Berkaitan dengan uraian diatas, masalah yang akan diteliti adalah analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. Sampel yang diambil adalah sebanyak 66 perusahaan, 13 diantaranya merupakan sampel peusahaan dalam kondisi financial

distress, dan 53 lainnya merupakan sampel perusahaan sehat. Teknik yang

digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profit margin yang diukur dengan NIS dan rasio likuiditas yang diwakili oleh NFATA secara statistik signifikan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash

position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap

probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perusahaan diharapkan meningkatkan rasio NIS dengan cara melakukan efisiensi biaya operasional, misalnya dengan melakukan efisiensi biaya tenaga kerja dan efisiensi biaya bahan baku. Selain itu, meningkatkan rasio NFATA dengan cara menambah fixed assets

produktif yang menunjang operasional perusahaan misalnya dengan membangun pabrik baru, gudang baru, dan membeli peralatan baru, yang nantinya dapat dijual atau dijadikan jaminan apabila perusahaan menunjukkan sinyal-sinyal terjadinya kondisi financial distress.

(14)

commit to user

ii ABSTRACT INDAH SAFITRI

NIM. F0206071

USE OF FINANCIAL RATIO ANALYSIS FOR PREDICTING THE POSSIBILITY OF A COMPANY EXPERIENCE financial distress (Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on Stock Exchange of Indonesia

Year 2003-2009)

The financial distress experienced by the company, if not addressed will lead to a more severe condition that is bankruptcy. The existence of the signals of financial distress can be used by companies to take a correct policy in an effort to improve the condition of the company. In connection with the above description, the problem to be investigated is the use of financial ratio analysis to predict the likelihood of a company experiencing financial distress.

The population of this research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2003-2009. The samples taken are as many as 66 companies, 13 of which are samples of Vendor in financial distress, and 53 others is a sample of healthy companies. The technique used for sampling is purposive sampling. The data analysis technique in this research is logistic regression. The results showed that the ratio of profit margin as measured by the NIS and liquidity ratios are represented by NFATA statistically significant negative effect on the possibility of a company experiencing financial distress. The ratio of profit margins, profitability, leverage, liquidity, cash position, growth, and operating efficiency simultaneously affect the probability of companies experiencing financial distress

Based on these findings, the company is expected to increase the ratio of NIS by means of operational cost efficiency, for example by making the labor cost efficiency and cost-efficiency of raw materials. In addition, increasing the ratio fixed by adding NFATA productive assets that support the company's operations for example by building new factories, new warehouse, and buy new equipment, which can later be sold or used as collateral if the company is showing signs of financial distress.

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan pasti diawali dengan

adanya kondisi financial distress pada perusahaan tersebut. Namun

sebaliknya, ketika perusahaan mengalami kondisi financial distress, belum

tentu kondisi tersebut akan diakhiri dengan terjadinya kebangkrutan. Hal ini

tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mencegah kondisi financial

distress mengarah pada suatu kebangkrutan.

Menurut Brigham dan Daves, 2003 (dalam Fachrudin, 2008) kondisi

financial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal

pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya.

Pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan,

semuanya bereaksi terhadap adanya sinyal financial distress. Adanya sinyal

suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress, digunakan pihak

internal perusahaan untuk segera mengambil tindakan prefentif dalam upaya

mencegah kondisi financial distress mengarah pada kebangkrutan suatu

perusahaan. Sinyal financial distress digunakan pihak eksternal sebagai acuan

dalam pengambilan keputusan yang tepat. Misalnya saja bagi pihak investor,

ketika investor mulai merasakan bahwa suatu perusahaan memberikan sinyal

terjadinya kondisi financial distress maka investor yang berorientasi pada

(16)

commit to user

return atau biasa disebut dengan risk averter akan mengambil keputusan

untuk menjual investasi tersebut. Oleh karena itu, prediksi mengenai kondisi

financial distress sangat diperlukan, baik bagi pihak internal perusahaan

maupun bagi pihak ekstenal perusahaan.

Fenomena mengenai financial distress dan bagaimana cara

mnemprediksinya mulai intensif dijadikan sebagai obyek penelitian. Area

terkait yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan

informasi laporan keuangan utamanya rasio-rasio keuangan dalam

memprediksi kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu

perusahaan.

Analisis laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk

memprediksi terjadinya kondisi financial distress. Laporan keuangan yang

diterbitkan oleh suatu perusahaan merupakan sumber informasi perihal

kondisi keuangan perusahaan, baik kondisi keuangan tahun berjalan maupun

tahun-tahun sebelumnya. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk

mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang ada.

Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kinerja perusahaan,

distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya, pendapatan yang telah

diperoleh, beban tetap yang harus dibayar, serta potensi mengalami kondisi

financial distress yang akan dialami. Oleh karena itu rasio-rasio keuangan

bermanfaat dalam memprediksi potensi suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress (Etty M. Naser dan Titik Aryati, 2000 dalam Brahmana,

(17)

commit to user

Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi

financial distress antara lain rasio profit margin, rasio profitabilitas, rasio

leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio

operating efficiency.

Rasio profit margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih

terhadap penjualan bersihnya sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap

kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003). Hal ini berarti

semakin tinggi rasio profit margin semakin kecil risiko perusahaan mengalami

kondisi financial distress.

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh

laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien perusahaan tersebut dalam

memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja

perusahaan. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi

financial distress (Platt and Platt, 2006)

Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk

membiayai investasinya. Semakin sedikit nilai rasio leverage berarti kinerja

perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari

risiko mengalami kondisi financial distress, sehingga rasio ini memiliki

pengaruh positif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,

(18)

commit to user

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan

ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah

menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas maka semakin baik kinerja

keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu

perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio likuiditas memiliki

pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,

2003).

Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa besar

uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar perusahaan.

Menurut Platt and Platt (2006), rasio cash position ini diharapkan memiliki

pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.

Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan

industrri. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial

distress (Almilia dan Kristijadi, 2003).

Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa efisien

perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menggeneralisasikan

penjualannya. Menurut Platt and Platt (2006), rasio ini diharapkan memiliki

pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.

Penelitian mengenai prediksi kondisi financial distress dilakukan oleh

Almilia dan Kristijadi (2003). Kriteria penetapan suatu perusahaan mengalami

(19)

commit to user

mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan

dividen. Dalam penelitian ini dibentuk 12 persamaan regresi logit, dimana

masing-masing persamaan memiliki kombinasi variable independent yang

berbeda yang terdiri dari: net income/sales (NI/S), current assets/current

liabilities (CA/CL), working capital/total assets (WC/TA), current

assets/total assets (CA/TA), net fixed assets/total assets (NFA/TA), sales/total

assets (S/TA), sales/current assets (S/CA), sales/working capital (S/WC), net

income/total assets (NI/TA), net income/equity (NI/EQ), total liabilities/total

assets (TL/TA), current liabilities/total assets (CL/TA), notes payable/total

assets (NP/TA), notes payable/total liabilities (NP/TL), equity/total assets

(EQ/TA), cash/current liabilities (C/CL), cash/total assets (C/TA),

pertumbuhan sales (GROWTH S), dan pertumbuhan net income/total assets

(GROWTH NI/TA). Hasil dari persamaan logit pertama adalah rasio CA/CL

berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan kedua

menghasilkan rasio CL/TA dan WC/TA berpengaruh negatif, serta rasio

pertumbuhan GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap financial

distress. Persamaan regresi logit ketiga menghasilkan rasio CA/TA

berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan logit keempat,

kelima, dan keenam hasilnya adalah rasio NI/S berpengaruh negatif, dan

NFA/TA berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Hasil

persamaan logit ketujuh adalah CL/TA, NFA/TA dan GROWTH NI/TA

berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan logit

(20)

commit to user

berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan kesepuluh,

kesebelas dan keduabelas hasilnya adalah NI/S, Cl/TA, dan CA/CL

berpengaruh negatif, serta GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap

kondisi financial distress.

Brahmana (2006) meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress

perusahaan manufaktur di Indonesia. Kriteria yang digunakan untuk

menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah

perusahaan yang delisted dan perusahaan non-financial distress diwakili oleh

perusahaan manufaktur yang masih listing. Dalam penelitian ini

dikembangkan empat model regresi logit. Model pertama berdasarkan rasio

keuangan yang tidak disesuaikan terdiri dari: sales/total assets (SETA),

RETA, total debt/total assets (TDTA), NITA, fixed assets/total assets

(FATA), income/sales (IS), dan LN ASSETS. Hasil dari model pertama

adalah rasio LN ASSET signifikan positif. Model kedua berdasarkan rasio

keuangan yang disesuaikan dengan industri, terdiri dari: relatif industri_SETA

(RI_SETA), RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RIFA_TA, dan RI_IS. Hasil

dari persamaan logit kedua adalah rasio RI_TDTA signifikan negatif. Model

ketiga merupakan kombinasi dari model pertama ditambah dengan reputasi

auditor (RA). Persamaan ketiga menghasilkan rasio LN ASSET signifikan

positif. Sedangkan untuk model keempat merupakan kombinasi dari model

kedua ditambah dengan RA. Hasilnya adalah rasio RI_TDTA signifikan

(21)

commit to user

Almilia (2006), melakukan penelitian yang berusaha untuk

mengeksplorasi lebih jauh tentang manfaat rasio keuangan yang berasal dari

informasi laporan arus kas, selain juga menggunakan rasio-rasio keuangan

yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi untuk memprediksi kondisi

financial distress suatu perusahaan. Pada penelitian ini kondisi financial

distress suatu perusahaan diwakili oleh dua kelompok perusahaan, yaitu

kelompok pertama diwakili oleh perusahaan yang mengalami net income

negatif selama 2 tahun berturut-turut; dan kelompok kedua diwakili oleh

perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif

selama 2 tahun berturut-turut. Satu kelompok perusahaan non-financial

distress sebagai perusahaan kontrol yang diwakili oleh perusahaan yang masih

tetap aktif serta tidak mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas

negatif selama 2 tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini, digunakan tiga

model multinominal logit sebagai alat analisis. Model pertama didasarkan

pada rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi. Model

kedua menggunakan rasio dari laporan arus kas. Model ketiga menggunakan

rasio dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Hasil dari model

pertama adalah rasio TL/TA signifikan negatif terhadap probabilitas

perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. Rasio TL/TA juga

signifikan negatif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada

kelompok 3. Untuk model kedua, hasilnya adalah rasio arus kas bersih dari

aktivitas operasi/hutang lancar (CFFOCL) signifikan positif, dan rasio arus

(22)

commit to user

terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.

Rasio CFFOCL juga signifikan positif terhadap probabilitas perusahaan

diklasifikasikan pada kelompok 3. Sedangkan untuk model ketiga, hasilnya

adalah rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/total hutang (CFFOTL) dan

TLTA signifikan negatif, CATA signifikan positif, serta rasio arus kas bersih

dari aktivitas operasi/total sumber dana (CFFOTS) yang signifikan positif

terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.

Rasio TLTA juga signifikan negatif, CFFOTL signifikan negatif, CATA

signifikan positif, serta CFFOCL dan NFATA yang signifikan positif terhadap

probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3.

Platt&Platt (2006), meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress

dengan menggunakan logit regresi. Kriteria yang digunakan untuk

menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah

selama dua tahun mengalami earning before interest and tax plus depreciation

and amortization (EBITDA) negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan

dua tahun mengalami net income negatif. Hasil yang didapatkan dari

penelitian ini adalah rasio Cash Flow/Sales, EBITDA/TA, Time Interest

Earned berpengaruh negatif pada risiko suatu perusahaan mengalami kondisi

financial distress. Sedangkan rasio Current Debt/TA, dan Quick Ratio

memiliki pengaruh positif.

Andreica, Mugurel, dan Marin (2009) meneliti mengenai prediksi

kondisi financial distress dengan kriteria penetapan kondisi financial distress

(23)

commit to user

yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut.

Hasil dari penelitian ini adalah rasio Profit Margin signifikan negatifdan rasio

Debt on Equity signifikan positif terhadap suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress.

Penelitian ini nantinya akan fokus dalam upaya memprediksi kondisi

financial distress yang dialami perusahaan dengan menggunakan rasio

keuangan yang terkandung dalam neraca dan laporan laba rugi. Prediksi

kondisi financial distress memberikan manfaat yang besar bagi banyak pihak

yang terkait dengan perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN RASIO

KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU

PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS

(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2003-2009)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap

prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?

2. Apakah rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

(24)

commit to user

3. Apakah rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan

CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

4. Apakah rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK

RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi

kondisi financial distress suatu perusahaan?

5. Apakah rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA

berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

6. Apakah rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA

GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

7. Apakah rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV,

dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan?

8. Apakah rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash

position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang disusun maka tujuan yang ingin

(25)

commit to user

1. Mengetahui pengaruh rasio profit margin yang diukur dengan NIS

terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

2. Mengetahui pengaruh rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan

EBITTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

3. Mengetahui pengaruh rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO,

CLTA, dan CLTL terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

4. Mengetahui pengaruh rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT

RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA terhadap prediksi

kondisi financial distress suatu perusahaan.

5. Mengetahui pengaruh rasio cash position yang diukur dengan CCL dan

CTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

6. Mengetahui pengaruh rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan

ROA GROWTH terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

7. Mengetahui pengaruh rasio operating efficiency yang diukur dengan STA,

SWC, SINV, dan SCA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

8. Mengetahui pengaruh rasio profit margin, profitabilitas, leverage,

likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan

(26)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain:

1. Bagi emiten

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi

emiten tentang rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan untuk

memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan, sehingga

bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang

tepat dalam upaya mencegah kondisi financial distress mengarah ke

kebangkrutan.

2. Bagi investor dan calon investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi

investor dan calon investor tentang rasio keuangan apa saja yang dapat

digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan,

sehingga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam membuat

keputusan investasi bagi calon investor maupun bagi investor itu sendiri.

3. Bagi kalangan akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai

bahan acuan untuk mengembangkan kriteria pengambilan sampel dan

rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan dalam penelitian-penelitian

(27)

commit to user

4. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang

berupa pengetahuan praktis dan empiris mengenai rasio keuangan apa saja

yang berpengaruh terhadap prediksi kemungkinan kondisi financial

(28)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan

salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna

untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.

Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Copeland (1987)

adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa

lampau dan dapat memberi petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa

yang akan datang.

Dalam SAK tahun 2009 menjelaskan bahwa laporan keuangan

merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan

laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi

tambahan yang terkait dengan laporan tersebut, misalnya, informasi

keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh

perubahan harga.

(29)

commit to user

Laporan keuangan menurut Erich A. Helfert (dalam tim studi

analisis laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah

seperangkat laporan yang biasanya terdiri dari neraca untuk periode

tertentu, laporan operasi untuk periode tertentu, dan laporan arus dana

untuk periode yang sama, ditambah dengan laporan khusus yang

menjelaskan perubahan ekuitas kepemilikan pada neraca.

Laporan keuangan menurut peraturan Bapepam No. VIII.G.7

tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (dalam tim studi analisis

laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) terdiri dari:

a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan

aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu.

b. Laporan Laba Rugi yang merupakan ringkasan aktivitas usaha

perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih

atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.

c. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan

perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

d. Laporan Arus Kas yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran

kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentudengan

(30)

commit to user

e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan

mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi,

penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.

Tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat edaran

ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 (dalam tim studi analisis laporan

keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah untuk memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, dan arus

kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan

keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas

penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan besama sebagian besar pengguna.

Para pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan

untuk memenuhi beberapa informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan

tersebut meliputi:

a. Investor. Penanaman modal berisiko dan penasehat mereka

berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan

dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi

untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau

menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada

informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemaampuan

(31)

commit to user

b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka

tertarik pada informasi yang mengenai stabilitas dan profitabilitas

perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi

keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah

pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok. Kreditor usaha lain tertarik dengan informasi keuangan

yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang

terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha

berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih

pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan

utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi

mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka

terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada

perusahaan.

f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah

kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena

itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga

(32)

commit to user

menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun

statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam

berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi

berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang

dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik.

Laporan keuangan dapat mebantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderunganatau tren dari perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2. Rasio Keuangan

a. Rasio Profit Margin

Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian

keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus

menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

b. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien

perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan

sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan.

c. Rasio Leverage

Rasio Leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang

(33)

commit to user

berarti kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa

perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial

distress.

d. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,

likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar

yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai

rasio Likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang

pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress.

e. Rasio Cash Position

Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar

perusahaan.

f. Rasio Growth

Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah

pertumbuhan ekonomi dan industrri.

g. Rasio Operating Efficiency

Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa

efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk

(34)

commit to user

3. Financial Distress

Kesulitan keuangan (financial distress) pada perusahaan terjadi

ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika

proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan

segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003

dalam Fachrudin, 2008).

Ada beberapa definisi financial distress menurut Brigham dan

Gapenski, 1997 (dalam Fachrudin, 2008), sesuai tipenya, yaitu:

a. Economic Failure

Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan

dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya,

termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya

sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau

menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar.

Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus

diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.

b. Business Failure

Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang

menghentikan operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur.

c. Technical Insolvency

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical

insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh

(35)

commit to user

menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang

jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya

dan survive, dengan kata lain ketidakmampuan perusahaan yang

mengalami technical insolvency disebabkan masalah arus kas secara

temporer. Biasanya masalah ini diselesaikan dengan restrukturisasi

hutang oleh para kreditur Di sisi lain, jika technical insolvency adalah

gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian

pertama menuju bencana keuangan (financial disaster). Technical

insolvency dalam Brigham dan Gapenski di atas sama dengan equity

insolvency menurut Altman (1983). Equity insolvency tergambar jika

perusahaan tidak dapat membayar hutangnya ketika jatuh tempo

dalam kegiatan bisnis yang biasa.

d. Insolvency in Bankruptcy

Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in

bankruptcy jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi

ini lebih serius daripada technical insolvency karena pada insolvency

in bankruptcy, masalahnya bersifat permanen dan umumnya, ini

adalah tanda economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi

bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak

perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum. Insolvency

in bankruptcy dalam Brigham dan Gapenski sama dengan bankruptcy

insolvency menurut Altman (1983), dapat dilakukan dengan uji neraca,

(36)

commit to user

e. Legal Bankruptcy

Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan

tuntutan secara resmi dengan undang-undang. Brigham dan Gapenski

memasukkan legal bankruptcy sebagai salah satu tipe kesulitan

keuangan. Namun literatur lain membedakannya. Misalnya Scott

(1981) yang mengatakan bahwa perusahaan yang kesulitan memenuhi

komitmen keuangannya tidak selalu mengarah kepada kebangkrutan

(Low et al., 2001).

Lizal, 2002 (dalam Fachrudin, 2008) mengelompokkan

penyebab-penyebab kesulitan dan menyebutnya dengan Model Dasar Kebangkrutan

atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Menurut Lizal, ada tiga

alasan yang mungkin mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:

a. Neoclassical Model

Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya

tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan

mempunyai campuran aset yang salah. Mengestimasi kesulitan

dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi. Misalnya

Profit/Assets (untuk mengukur profitabilitas), dan Liabilities/Assets.

b. Financial Model

Pada model ini, campuran aset benar tapi struktur keuangan

salah dengan liquidity constraints (batasan likuiditas). Hal ini berarti

bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka

(37)

commit to user

dengan pasar modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang

inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Tidak dapat secara terang

ditentukan apakah dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk

untuk direstrukturisasi. Model ini mengestimasi kesulitan dengan

indikator keuangan atau indikator kinerja seperti Turnover/Total

Assets, Revenues/Turnover, ROA, ROE, Profit Margin, Stock

Turnover, Receivables Turnover, Cash Flow/Total Equity, Debt Ratio,

Cash Flow/(Liabilities-Reserves), Current Ratio, Acid Test Ratio,

Current Liquidity, Short Term Assets/Daily Operating Expenses,

Gearing Ratio, Turnover per Employee, Coverage of Fixed Assets,

Working Capital, Total Equity per Share, EPS Ratio, dansebagainya.

c. Corporate Governance Model

Pada model ini, kebangkrutan terjadi jika mempunyai campuran

aset dan struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk.

Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the market

sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang

tak terpecahkan. Model ini mengestimasi kesulitan dengan informasi

kepemilikan. Kepemilikan berhubungan dengan struktur tata kelola

perusahaan dan goodwill perusahaan.

Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan agar perusahaan

kesulitan keuangan dapat bangkit kembali dan meraih survive menurut

(38)

commit to user

a. Mencetak laba.

Laba dapat ditingkatkan dengan menghemat biaya, misalnya

dengan memangkas divisi atau unit bisnis yang merugi, dan

memangkas biaya yang tidak realisatis. Pada kasus kesulitan keuangan

yang tidak terlalu parah, perbaikan kondisi keuangan dapat dilakukan

dengan meningkatkan pendapatan melalui penjualan yang didukung

oleh usaha-usaha pemasaran. Analisa pasar perlu dilakukan untuk

memenangkan persaingan. Perusahaan juga perlu menemukan

keunggulan komparatif.

b. Mengubah cash flow menjadi positif.

Misalnya dengan restrukturisasi hutang dan penghematan.

Restrukturisasi hutang dapat dilakukan dengan negosiasi ulang dan

penjadwalan kembali hutang. Jika kreditur memilih kebangkrutan

perusahaan, maka uang mereka tidak akan kembali, tetapi jika

membantu perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan perubahan

manajemen dan perbaikan perusahaan secara total sehingga uang

mereka akan kembali. Gilson (1990) dalam Parker et al. (2002)

membuktikan semasa kesulitan keuangan, kontrol manajerial dan

klaim terhadap nilai residual perusahaan ditransfer ke kreditur,

biasanya bank. Pada saat itu, kreditur meningkat kanrepresentasinya

dalam dewan dan kontrol tidak langsungnya melalui kepemilikan

saham. Kreditur mungkin ingin memaksimalkan pembayaran penuh

(39)

commit to user

satu sisi mareka ingin klaim, bukan kepemilikan. Karena itu, mereka

tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Tapi di

sisi lain, orang dapat berargumen bahwa kontrol kreditur dapat

dihubungkan dengan meningkatnya kemungkinan survive perusahaan.

Sebagai contoh, restrukturisasi hutang sering mencakup modifikasi

perjanjian hutang sebagai upaya agar perusahaan tetap berjalan

sehingga akhirnya dapat membayar kewajibannya (Parker et al.,

2002).

c. Memperbaiki kinerja dengan melakukan perbaikan ke arah yang

positif.

Misalnya dengan merespon keinginan pelanggan. Tindakan ini

juga berguna untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan.

d. Membangun budaya positif.

Membangun budaya baru dapat dilakukan dengan regenerasi

pimpinan yang memiliki highly motivated.

e. Mendapatkan pinjaman berbiaya rendah.

f. Membangun kepercayaan - antara lain kepercayaan karyawan,

pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat umum.

g. Menyusun kekuatan.

Mengumpulkan orang-orang terbaik dan mengurangi orang yang

tidak tepat akan menghasilkan kekuatan inti yang akan memodifikasi

(40)

commit to user

B. Penelitian Terdahulu

Tabel II.1 dibawah ini menunjukkan rangkuman penelitian terdahulu

mengenai prediksi kondisi financial distress.

TABEL II.1

RASIO KEUANGAN ALAT ANALISIS mengalami net income

negatif, dan lebih dari satu tahun tidak

GROWTH positif (10%), WC/TA negatif (5%)

3. CA/TA negatif (5%) 4. NI/S negatif (10%), NFA/TA

positif (10%)

5. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)

6. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (10%)

7. CL/TA positif (10%), NFA/TA positif (5%), ROA GROWTH positif (10%)

8. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)

9. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)

10. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)

11. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (5%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)

12. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)

(41)

commit to user

RASIO KEUANGAN ALAT ANALISIS

HASIL PENELITIAN

Brahmana (2006)

Delisted - Rasio keuangan yang

tidak disesuaikan: SETA, RETA, TDTA, NITA, FATA, IS, LNASSET - Rasio keuangan relatif

industri: RI_SETA, 2. RI_TDTA negatif (5%) 3. LN ASSET positif (5%) 4. RI_TDTA negatif (5%),

LNASSETpositif (10%)

mengalami net income

negatif

Kelompok kedua: perusahaan yang mengalami net income

negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut

1. Rasio keuangan dari neraca dan laba rugi: - Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL,

WC/TA, CA/TA, NFA/TA - Efisiensi Operasi: S/TA,

S/CA, S/WC 2. Rasio keuangan dari

arus kas:

- Aktivitas operasi meliputi: CFFO/CL, CFFO/TL, pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3

2. CFFO/CL positif pada tingkt (5%), CFFO/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, CFFO/CL positif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3

3. CFFO/TL dan TL/TA negatif, CA/TA positif (5%), serta CFFO/TS positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%), CFFO/TL negatif (10%), CA/TA positif (5%), serta CFFO/CL dan NFA/TA positif (10%) terhadap probabilitas negatif, dan dua tahun mengalami net income

negatif

- Profit Margin: EBITDA/S, NI/S, CF/S

- Profitability: EBITDA/TA, ROA, EBIT/TA, CF/TA,

- Miscellaneous: EBIT/INT, INT/S, LTD/S, CF/INT, CF/TL

Regresi Logistik

- Cash Flow/Sales (10%), EBITDA/TA (5%), Time Interest Earned (10%) berpengaruh negatif

- Current Debt/TA(10%), dan

(42)

commit to user

RASIO KEUANGAN ALAT ANALISIS

HASIL PENELITIAN

- Operating Efficiency: COGS/INV, S/AR,

Net income selama dua tahun berturut-turut negatif dan perusahaan yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut

- Profit Margin

- ROA - ROE

- Profit per Employe - Operating Revenue

- Profit Margin signifikan negatif (5%)

- Debt on Equity signifikan positif (10%)

C. Rerangka Penelitian

Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai hipotesis apa saja yang akan

diuji dalam penelitian ini, maka disusun sebuah rerangkan penelitian untuk

mempermudah mengenai hal tersebut. Rerangka penelitian tersebut dapat

(43)

commit to user

GAMBAR II.1

RERANGKA PENELITIAN

D. Hipotesis Penelitian

H1: Rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

H2: Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan. Rasio Profit Margin

Rasio Profitabilitas

Rasio Leverage

Rasio Likuiditas

Rasio Cash Position

Rasio Growth

Rasio Operating Efficiency

Kondisi Perusahaan Perusahaan mengalami kondisi

financial distress

(44)

commit to user

H3: Rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

H4: Rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi

kondisi financial distress suatu perusahaan.

H5: Rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.

H6: Rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

H7: Rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV, dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu

perusahaan.

H8: Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,

growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap

(45)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam tipe explanatory research yang

memfokuskan pada hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji

hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini merupakan studi kasus pada

Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan library reseach method

untuk mencari landasan teori pendukung penelitian. Metode yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, data

sekunder diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori

yang telah dipelajari. Analisa juga dilakukan melalui pendekatan kuantitatif

melalui pendekatan kuantitatif dengan metode statistik untuk menguji

hipotesis.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2003-2009. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan

(46)

commit to user

kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.

Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam

kondisi financial distress tersebut antara lain:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress

jika delisted pada periode 2003-2009.

3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan

tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun

perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.

3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang

(47)

commit to user

C. Definisi Operasional

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kondisi financial distress perusahaa yang merupakan variabel kategori, 0

untuk perusahaan sehat dan 1 untuk perusahaan yang mengalami kondisi

financial distress, dimana financial distress diwakili dengan perusahaan

delisted.

2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rasio keuangan yang terdiri dari rasio profit margin, rasio profitabilitas,

rasio leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio

operating efficiency.

a. Rasio Profit Margin

Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian

keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus

menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio

ini yang diwakili oleh:

Ø Net income/sales (NIS) =

sales income net

b. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien

(48)

commit to user

sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan. Rasio ini

diwakili oleh:

Ø EBIT/total assets (EBITTA) =

assets total

EBIT

c. Rasio Leverage

Rasio leverage menunjukan proporsi penggunaan hutang untuk

membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio leverage berarti

kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan

dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial distress. Rasio

leverage diwakili oleh:

Ø Debt ratio =

Ø Current liabilities/total assets (CLTA) =

assets total

s liabilitie current

Ø Current liabilities/total liabilities (CLTL)

=

Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,

likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar

yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai

(49)

commit to user

pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami

kondisi financial distress. Rasio ini diwakili oleh:

Ø Current ratio =

Ø Working capital/total assets (WCTA) =

assets

Ø Current assets/total assets (CATA) =

assets total

assets current

Ø Net fixed assets/total assets (NFATA) =

assets total

assets fixed net

e. Rasio Cash Position

Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa

besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar

perusahaan. Rasio ini diwakili oleh:

Ø Cash/current liabilities (CCL) =

(50)

commit to user

f. Rasio Growth

Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah

pertumbuhan ekonomi dan industrri. Rasio ini diwakili oleh:

Ø Persentase pertumbuhan sales (S growth) =

1

Ø Persentase pertumbuhan ROA (ROA growth)

=

g. Rasio Operating Efficiency

Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa

efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk

menggeneralisasikan penjualannya. Rasio ini diwakili oleh:

(51)

commit to user

D. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel

independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang

sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik

mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas.

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai variance inflation factor tidak lebih 10 dan tolerance

tidak kurang dari 0,1 maka dikatakan terbebas dari

multikolinearitas.

2) Jika nilai koefisien korelasi masing-masing variabel independen

lebih besar 0,7 maka model terbebas dari multikolinearitas.

3) Jika nilai koefisien determinan baik dilihat dari R2maupun

R-square diatas 0,6 namun tidak ada variabel independen yang

berpengaruh terhadap variabel dependen maka model tersebut

terkena multikolinearitas.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.

Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan

regresi jika variabel dependen yang digunakan merupakan variabel yang

berbentuk skala ordinal atau variabel yang bersifat kualitatif (Purbayu,

(52)

commit to user

ln = log peluang perusahaan mengalami kondisi financial

distress

B0 = konstanta

Bi = koefisien regresi variabel rasio keuangan

NIS = net income/sales

ROA = net income/total assets

EBITTA = EBIT/total assets

DEBTRATIO = total liabilities/total assets

CLTA = current liabilities/total assets

CLTL = current liabilities/total liabilities

CURRENTRATIO = current assets/current liabilities

QUICKRATIO = (current assets-inv)/current liabilities

WCTA = working capital/total assets

CATA = current assets/total assets

NFATA = net fixed assets/total assets

CCL = cash/current liabilities

CTA = cash/total assets

(53)

commit to user

ROA GROWTH = pertumbuhan ROA

STA = sales/total assets

SWC = sales/working capital

SINV = sales/inventories

SCA = sales/current assets

Kriteria pengujian hipotesis yaitu:

(54)

commit to user

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Statistik

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2003-2009. Data penelitian

diperoleh dari data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel

dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan

kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.

Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam

kondisi financial distress tersebut antara lain:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress

jika delisted pada periode 2003-2009.

3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan

tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun

perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

(55)

commit to user

Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2003-2009.

2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.

3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang

mengalami kondisi financial distress.

Sesuai dengan kriteria diatas, dari tahun 2003 sampai 2009, terdapat 13

perusahaan manufaktur yang delisted yang merupakan sampel untuk

perusahaan yang mengalami kondisi financial distress, dan 53 perusahaan

sehat yang digunakan sebagai perusahaan kontrol dalam penelitian ini.

Berikut daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:

TABEL IV.1

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

NO TAHUN STATUS EMITEN

1 2003 Sehat PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

2 Sehat PT Sekar Laut Tbk

3 Sehat PT Sarasa Nugraha Tbk

4 Sehat PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk

5 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk

6 Sehat PT Summitplast Interbenua Tbk

(56)

commit to user

13 Financial Distress PT Procter & Gamble Indonesia Tbk

14 2004 Sehat PT Davomas Abadi Tbk

15 Sehat PT Sunson Textile Manufactures Tbk

16 Sehat PT Apac Citra Centertex Tbk

17 Sehat PT Fajar Surya Wisesa Tbk

18 Financial Distress PT Wahana Jaya Perkasa Tbk 19 Financial Distress PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 20 Financial Distress PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk

21 Sehat PT Branta Mulia Tbk

22 Sehat PT Tunas Ridean Tbk

23 2005 Sehat PT Suba Indah Tbk

24 Sehat PT Suparma Tbk

25 Financial Distress PT Dankos Laboratories Tbk

26 2006 Sehat PT Panasia Indosyntec Tbk

27 Sehat PT Budi Acid Jaya Tbk

28 Financial Distress PT Komatsu Indonesia Tbk

29 2007 Sehat PT Ades Waters Indonesia Tbk

30 Sehat PT Ultra Jaya Milk Tbk

31 Sehat PT Intanwijaya Internasional Tbk

32 Sehat PT Resource Alam Indonesia Tbk

46 2009 Sehat PT Akasha Wira International Tbk

47 Sehat PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

48 Financial Distress PT Sekar Bumi Tbk

49 Sehat PT Sekar Laut Tbk

Gambar

TABEL II.1
GAMBAR II.   RERANGKA PEMIKIRAN...........................................
Tabel II.1 dibawah ini menunjukkan rangkuman penelitian terdahulu
Tabel II.1 (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas dan kenyamanan dalam penggunaan ekstrak etanolik bunga kembang sepatu pada kulit dapat ditingkatkan dengan cara diformulasikan menjadi bentuk sediaan gel,

Pemantauan periode ini apabila di banding dengan hasil pemantauan sebelumnya (6 bulan terakhir) tidak terjadi perbedaan yang berarti dan masih dalam lingkup

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Praktek Kerja Lapang tentang Teknik Pembenihan Udang

Hasil penelitian menunjukkan konsep jaringan SDN berjalan, mengukur kinerja dari jaringan SDN seperti delay, jitter dan throughput dengan beberapa skenario topologi yaitu 2 switch,

If my services don’t actually stop, it is most likely because I don’t have administra- tor rights to my customer or, if I am on Windows Vista, I need to run the script in an

Semakin tinggi intensi turnover pada karyawan maka semakin rendah OCB yang dilakukan. Hal ini terjadi karena karyawan

13 Saya selalu bekerja dengan lebih baik untuk meningkatkan pretasi kerja saya, sehingga saya mendapatkan kenaikan gaji atas prestasi kerja tersebut.. 14 Saya yakin bahwa

umum, perdagangan dan jasa skala kabupaten serta permukiman perkotaan;  Perkotaan Buranga dan Kotawo sebagai kawasan pengembangan