commit to user
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN
UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN
SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI
KONDISI
FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2003-2009)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
INDAH SAFITRI
F0206071
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skipsi dengan judul:
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK
MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN
MENGALAMI KONDISI
FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2003-2009)
Surakarta, Oktober 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing,
( Drs. Harmadi, MM )
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, November 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Atmadji, MM sebagai Ketua ( )
NIP. 19590531 198503 1 004
2. Drs. Harmadi, MM sebagai Pembimbing ( )
NIP. 19580513 198403 1 001
3. Muh. Juan Suamtoro, SE, M.Si sebagai Anggota ( )
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Karya kecil ini kupersembahkan untuk,.
commit to user
MOTTO
· ”Orang yang selalu mendekatkan diri pada Tuhan, tidak akan merasa
hidupnya tertekan”. (Aa Gym)
· ”Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh
karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika
niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”. (Imam An Namawi)
· ”Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang
adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka
keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran
hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak”. (Harun Yahya)
· ”Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena didalam mencoba itulah kita menemukan ndan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil”. (Mario Teguh)
· ”Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.
Orang-orang yang terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan ”.
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, karena hanya dengan Ridho dan kemudahanNya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis selalu curahkan
kepada Rasulullah SAW, teladan bagi semua umat di muka bumi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN
RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU
PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi
Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2003-2009)” ini dapat terselesaikan juga atas dukungan dan doa yang
selalu tercurah dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com. Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Reza Rahardian, SE, Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
commit to user
4. Bapak Drs. Harmadi, MM, selaku dosen pembimbing skripsi dan
Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen pengajar dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan juga selaku dosen pembimbing
Kuliah Kerja Manajerial atas bantuannya selama ini.
6. Seluruh keluarga besar, atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
7. Teman-teman mahasiswa jurusan manajemen 2006.
8. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk
segala dukungan dan doanya.
Walaupun tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Oktober 2010
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN MOTTO... v
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
ABSTRAKSI... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah... 9
C. Tujuan Penelitian... 10
D. Manfaat Penelitian... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 14
B. Penelitian Terdahulu... 26
commit to user
D. Hipotesis Penelitian... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian... 31
B. Populasi dan Sampel... 31
C. Definisi Operasional... 33
D. Metode Analisis Data... 37
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Statistik... 40
B. Pengujian Data... 48
C. Pembahasan... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 72
B. Implikasi... 73
C. Keterbatasan Penelitian... 74
D. Saran... 75
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL II.1 RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU... 26
TABEL IV.1 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN... 41
TABEL IV.2 STATISTIK DESKRIPTIF... 44
TABEL IV.3 UJI MULTIKOLINEARITAS SEBELUM VARIABEL DIKELUARKAN... 49
TABEL IV.4 UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH VARIABEL DIKELUARKAN... 50
TABEL IV.5 CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW... 51
TABEL IV.6 -2 LOG LIKELIHOOD... 52
TABEL IV.7 ANALISIS REGRESI LOGISTIK... 53
TABEL IV.8 OMNIBUS TESTS... 64
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rasio Keuangan
Lampiran 2 : Statistik Deskriptif
Lampiran 3 : Uji Multikolinearitas sebelum Variabel Dikeluarkan
Lampiran 4 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio)
Lampiran 5 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio dan quick ratio)
Lampiran 6 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan
CLTA)
Lampiran 7 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan debt
ratio)
Lampiran 8 : Uji Multikolinearitas (minus minus current ratio, quick ratio,
debt ratio, dan SCA)
commit to user
ABSTRAKSI
INDAH SAFITRI NIM. F0206071
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK
MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN
MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada
Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2009)
Financial distress yang dialami oleh perusahaan apabila tidak segera
diatasi akan mengarah ke keadaan yang lebih parah yakni kebangkrutan. Adanya sinyal-sinyal terjadinya financial distress dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Berkaitan dengan uraian diatas, masalah yang akan diteliti adalah analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. Sampel yang diambil adalah sebanyak 66 perusahaan, 13 diantaranya merupakan sampel peusahaan dalam kondisi financial
distress, dan 53 lainnya merupakan sampel perusahaan sehat. Teknik yang
digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profit margin yang diukur dengan NIS dan rasio likuiditas yang diwakili oleh NFATA secara statistik signifikan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash
position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perusahaan diharapkan meningkatkan rasio NIS dengan cara melakukan efisiensi biaya operasional, misalnya dengan melakukan efisiensi biaya tenaga kerja dan efisiensi biaya bahan baku. Selain itu, meningkatkan rasio NFATA dengan cara menambah fixed assets
produktif yang menunjang operasional perusahaan misalnya dengan membangun pabrik baru, gudang baru, dan membeli peralatan baru, yang nantinya dapat dijual atau dijadikan jaminan apabila perusahaan menunjukkan sinyal-sinyal terjadinya kondisi financial distress.
commit to user
ii ABSTRACT INDAH SAFITRI
NIM. F0206071
USE OF FINANCIAL RATIO ANALYSIS FOR PREDICTING THE POSSIBILITY OF A COMPANY EXPERIENCE financial distress (Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on Stock Exchange of Indonesia
Year 2003-2009)
The financial distress experienced by the company, if not addressed will lead to a more severe condition that is bankruptcy. The existence of the signals of financial distress can be used by companies to take a correct policy in an effort to improve the condition of the company. In connection with the above description, the problem to be investigated is the use of financial ratio analysis to predict the likelihood of a company experiencing financial distress.
The population of this research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2003-2009. The samples taken are as many as 66 companies, 13 of which are samples of Vendor in financial distress, and 53 others is a sample of healthy companies. The technique used for sampling is purposive sampling. The data analysis technique in this research is logistic regression. The results showed that the ratio of profit margin as measured by the NIS and liquidity ratios are represented by NFATA statistically significant negative effect on the possibility of a company experiencing financial distress. The ratio of profit margins, profitability, leverage, liquidity, cash position, growth, and operating efficiency simultaneously affect the probability of companies experiencing financial distress
Based on these findings, the company is expected to increase the ratio of NIS by means of operational cost efficiency, for example by making the labor cost efficiency and cost-efficiency of raw materials. In addition, increasing the ratio fixed by adding NFATA productive assets that support the company's operations for example by building new factories, new warehouse, and buy new equipment, which can later be sold or used as collateral if the company is showing signs of financial distress.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan pasti diawali dengan
adanya kondisi financial distress pada perusahaan tersebut. Namun
sebaliknya, ketika perusahaan mengalami kondisi financial distress, belum
tentu kondisi tersebut akan diakhiri dengan terjadinya kebangkrutan. Hal ini
tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mencegah kondisi financial
distress mengarah pada suatu kebangkrutan.
Menurut Brigham dan Daves, 2003 (dalam Fachrudin, 2008) kondisi
financial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan,
semuanya bereaksi terhadap adanya sinyal financial distress. Adanya sinyal
suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress, digunakan pihak
internal perusahaan untuk segera mengambil tindakan prefentif dalam upaya
mencegah kondisi financial distress mengarah pada kebangkrutan suatu
perusahaan. Sinyal financial distress digunakan pihak eksternal sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan yang tepat. Misalnya saja bagi pihak investor,
ketika investor mulai merasakan bahwa suatu perusahaan memberikan sinyal
terjadinya kondisi financial distress maka investor yang berorientasi pada
commit to user
return atau biasa disebut dengan risk averter akan mengambil keputusan
untuk menjual investasi tersebut. Oleh karena itu, prediksi mengenai kondisi
financial distress sangat diperlukan, baik bagi pihak internal perusahaan
maupun bagi pihak ekstenal perusahaan.
Fenomena mengenai financial distress dan bagaimana cara
mnemprediksinya mulai intensif dijadikan sebagai obyek penelitian. Area
terkait yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan
informasi laporan keuangan utamanya rasio-rasio keuangan dalam
memprediksi kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu
perusahaan.
Analisis laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk
memprediksi terjadinya kondisi financial distress. Laporan keuangan yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan merupakan sumber informasi perihal
kondisi keuangan perusahaan, baik kondisi keuangan tahun berjalan maupun
tahun-tahun sebelumnya. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk
mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang ada.
Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kinerja perusahaan,
distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya, pendapatan yang telah
diperoleh, beban tetap yang harus dibayar, serta potensi mengalami kondisi
financial distress yang akan dialami. Oleh karena itu rasio-rasio keuangan
bermanfaat dalam memprediksi potensi suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress (Etty M. Naser dan Titik Aryati, 2000 dalam Brahmana,
commit to user
Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi
financial distress antara lain rasio profit margin, rasio profitabilitas, rasio
leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio
operating efficiency.
Rasio profit margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih
terhadap penjualan bersihnya sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap
kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003). Hal ini berarti
semakin tinggi rasio profit margin semakin kecil risiko perusahaan mengalami
kondisi financial distress.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien perusahaan tersebut dalam
memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja
perusahaan. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi
financial distress (Platt and Platt, 2006)
Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasinya. Semakin sedikit nilai rasio leverage berarti kinerja
perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari
risiko mengalami kondisi financial distress, sehingga rasio ini memiliki
pengaruh positif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,
commit to user
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan
ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah
menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas maka semakin baik kinerja
keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio likuiditas memiliki
pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,
2003).
Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar perusahaan.
Menurut Platt and Platt (2006), rasio cash position ini diharapkan memiliki
pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.
Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan
industrri. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial
distress (Almilia dan Kristijadi, 2003).
Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menggeneralisasikan
penjualannya. Menurut Platt and Platt (2006), rasio ini diharapkan memiliki
pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.
Penelitian mengenai prediksi kondisi financial distress dilakukan oleh
Almilia dan Kristijadi (2003). Kriteria penetapan suatu perusahaan mengalami
commit to user
mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan
dividen. Dalam penelitian ini dibentuk 12 persamaan regresi logit, dimana
masing-masing persamaan memiliki kombinasi variable independent yang
berbeda yang terdiri dari: net income/sales (NI/S), current assets/current
liabilities (CA/CL), working capital/total assets (WC/TA), current
assets/total assets (CA/TA), net fixed assets/total assets (NFA/TA), sales/total
assets (S/TA), sales/current assets (S/CA), sales/working capital (S/WC), net
income/total assets (NI/TA), net income/equity (NI/EQ), total liabilities/total
assets (TL/TA), current liabilities/total assets (CL/TA), notes payable/total
assets (NP/TA), notes payable/total liabilities (NP/TL), equity/total assets
(EQ/TA), cash/current liabilities (C/CL), cash/total assets (C/TA),
pertumbuhan sales (GROWTH S), dan pertumbuhan net income/total assets
(GROWTH NI/TA). Hasil dari persamaan logit pertama adalah rasio CA/CL
berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan kedua
menghasilkan rasio CL/TA dan WC/TA berpengaruh negatif, serta rasio
pertumbuhan GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap financial
distress. Persamaan regresi logit ketiga menghasilkan rasio CA/TA
berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan logit keempat,
kelima, dan keenam hasilnya adalah rasio NI/S berpengaruh negatif, dan
NFA/TA berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Hasil
persamaan logit ketujuh adalah CL/TA, NFA/TA dan GROWTH NI/TA
berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan logit
commit to user
berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan kesepuluh,
kesebelas dan keduabelas hasilnya adalah NI/S, Cl/TA, dan CA/CL
berpengaruh negatif, serta GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap
kondisi financial distress.
Brahmana (2006) meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress
perusahaan manufaktur di Indonesia. Kriteria yang digunakan untuk
menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah
perusahaan yang delisted dan perusahaan non-financial distress diwakili oleh
perusahaan manufaktur yang masih listing. Dalam penelitian ini
dikembangkan empat model regresi logit. Model pertama berdasarkan rasio
keuangan yang tidak disesuaikan terdiri dari: sales/total assets (SETA),
RETA, total debt/total assets (TDTA), NITA, fixed assets/total assets
(FATA), income/sales (IS), dan LN ASSETS. Hasil dari model pertama
adalah rasio LN ASSET signifikan positif. Model kedua berdasarkan rasio
keuangan yang disesuaikan dengan industri, terdiri dari: relatif industri_SETA
(RI_SETA), RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RIFA_TA, dan RI_IS. Hasil
dari persamaan logit kedua adalah rasio RI_TDTA signifikan negatif. Model
ketiga merupakan kombinasi dari model pertama ditambah dengan reputasi
auditor (RA). Persamaan ketiga menghasilkan rasio LN ASSET signifikan
positif. Sedangkan untuk model keempat merupakan kombinasi dari model
kedua ditambah dengan RA. Hasilnya adalah rasio RI_TDTA signifikan
commit to user
Almilia (2006), melakukan penelitian yang berusaha untuk
mengeksplorasi lebih jauh tentang manfaat rasio keuangan yang berasal dari
informasi laporan arus kas, selain juga menggunakan rasio-rasio keuangan
yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi untuk memprediksi kondisi
financial distress suatu perusahaan. Pada penelitian ini kondisi financial
distress suatu perusahaan diwakili oleh dua kelompok perusahaan, yaitu
kelompok pertama diwakili oleh perusahaan yang mengalami net income
negatif selama 2 tahun berturut-turut; dan kelompok kedua diwakili oleh
perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif
selama 2 tahun berturut-turut. Satu kelompok perusahaan non-financial
distress sebagai perusahaan kontrol yang diwakili oleh perusahaan yang masih
tetap aktif serta tidak mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas
negatif selama 2 tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini, digunakan tiga
model multinominal logit sebagai alat analisis. Model pertama didasarkan
pada rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi. Model
kedua menggunakan rasio dari laporan arus kas. Model ketiga menggunakan
rasio dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Hasil dari model
pertama adalah rasio TL/TA signifikan negatif terhadap probabilitas
perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. Rasio TL/TA juga
signifikan negatif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada
kelompok 3. Untuk model kedua, hasilnya adalah rasio arus kas bersih dari
aktivitas operasi/hutang lancar (CFFOCL) signifikan positif, dan rasio arus
commit to user
terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.
Rasio CFFOCL juga signifikan positif terhadap probabilitas perusahaan
diklasifikasikan pada kelompok 3. Sedangkan untuk model ketiga, hasilnya
adalah rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/total hutang (CFFOTL) dan
TLTA signifikan negatif, CATA signifikan positif, serta rasio arus kas bersih
dari aktivitas operasi/total sumber dana (CFFOTS) yang signifikan positif
terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.
Rasio TLTA juga signifikan negatif, CFFOTL signifikan negatif, CATA
signifikan positif, serta CFFOCL dan NFATA yang signifikan positif terhadap
probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3.
Platt&Platt (2006), meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress
dengan menggunakan logit regresi. Kriteria yang digunakan untuk
menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah
selama dua tahun mengalami earning before interest and tax plus depreciation
and amortization (EBITDA) negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan
dua tahun mengalami net income negatif. Hasil yang didapatkan dari
penelitian ini adalah rasio Cash Flow/Sales, EBITDA/TA, Time Interest
Earned berpengaruh negatif pada risiko suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress. Sedangkan rasio Current Debt/TA, dan Quick Ratio
memiliki pengaruh positif.
Andreica, Mugurel, dan Marin (2009) meneliti mengenai prediksi
kondisi financial distress dengan kriteria penetapan kondisi financial distress
commit to user
yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut.
Hasil dari penelitian ini adalah rasio Profit Margin signifikan negatifdan rasio
Debt on Equity signifikan positif terhadap suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress.
Penelitian ini nantinya akan fokus dalam upaya memprediksi kondisi
financial distress yang dialami perusahaan dengan menggunakan rasio
keuangan yang terkandung dalam neraca dan laporan laba rugi. Prediksi
kondisi financial distress memberikan manfaat yang besar bagi banyak pihak
yang terkait dengan perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN RASIO
KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU
PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2003-2009)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?
2. Apakah rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
commit to user
3. Apakah rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan
CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
4. Apakah rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK
RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi
kondisi financial distress suatu perusahaan?
5. Apakah rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
6. Apakah rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA
GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
7. Apakah rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV,
dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
8. Apakah rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash
position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang disusun maka tujuan yang ingin
commit to user
1. Mengetahui pengaruh rasio profit margin yang diukur dengan NIS
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
2. Mengetahui pengaruh rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan
EBITTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
3. Mengetahui pengaruh rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO,
CLTA, dan CLTL terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
4. Mengetahui pengaruh rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT
RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA terhadap prediksi
kondisi financial distress suatu perusahaan.
5. Mengetahui pengaruh rasio cash position yang diukur dengan CCL dan
CTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
6. Mengetahui pengaruh rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan
ROA GROWTH terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
7. Mengetahui pengaruh rasio operating efficiency yang diukur dengan STA,
SWC, SINV, dan SCA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
8. Mengetahui pengaruh rasio profit margin, profitabilitas, leverage,
likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan
commit to user
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain:
1. Bagi emiten
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi
emiten tentang rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan, sehingga
bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang
tepat dalam upaya mencegah kondisi financial distress mengarah ke
kebangkrutan.
2. Bagi investor dan calon investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi
investor dan calon investor tentang rasio keuangan apa saja yang dapat
digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan,
sehingga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan investasi bagi calon investor maupun bagi investor itu sendiri.
3. Bagi kalangan akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
bahan acuan untuk mengembangkan kriteria pengambilan sampel dan
rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan dalam penelitian-penelitian
commit to user
4. Bagi penulis
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang
berupa pengetahuan praktis dan empiris mengenai rasio keuangan apa saja
yang berpengaruh terhadap prediksi kemungkinan kondisi financial
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan
salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna
untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Copeland (1987)
adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa
lampau dan dapat memberi petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa
yang akan datang.
Dalam SAK tahun 2009 menjelaskan bahwa laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang terkait dengan laporan tersebut, misalnya, informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga.
commit to user
Laporan keuangan menurut Erich A. Helfert (dalam tim studi
analisis laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah
seperangkat laporan yang biasanya terdiri dari neraca untuk periode
tertentu, laporan operasi untuk periode tertentu, dan laporan arus dana
untuk periode yang sama, ditambah dengan laporan khusus yang
menjelaskan perubahan ekuitas kepemilikan pada neraca.
Laporan keuangan menurut peraturan Bapepam No. VIII.G.7
tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (dalam tim studi analisis
laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) terdiri dari:
a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan
aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu.
b. Laporan Laba Rugi yang merupakan ringkasan aktivitas usaha
perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih
atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.
c. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan
perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
d. Laporan Arus Kas yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran
kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentudengan
commit to user
e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan
mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi,
penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
Tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat edaran
ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 (dalam tim studi analisis laporan
keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan
keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan besama sebagian besar pengguna.
Para pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan
untuk memenuhi beberapa informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan
tersebut meliputi:
a. Investor. Penanaman modal berisiko dan penasehat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan
dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi
untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemaampuan
commit to user
b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi yang mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok. Kreditor usaha lain tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada
perusahaan.
f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
commit to user
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi
berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat mebantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderunganatau tren dari perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2. Rasio Keuangan
a. Rasio Profit Margin
Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian
keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus
menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien
perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan
sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan.
c. Rasio Leverage
Rasio Leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang
commit to user
berarti kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa
perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial
distress.
d. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,
likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai
rasio Likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang
pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress.
e. Rasio Cash Position
Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar
perusahaan.
f. Rasio Growth
Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan ekonomi dan industrri.
g. Rasio Operating Efficiency
Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa
efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk
commit to user
3. Financial Distress
Kesulitan keuangan (financial distress) pada perusahaan terjadi
ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika
proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan
segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003
dalam Fachrudin, 2008).
Ada beberapa definisi financial distress menurut Brigham dan
Gapenski, 1997 (dalam Fachrudin, 2008), sesuai tipenya, yaitu:
a. Economic Failure
Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan
dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya,
termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya
sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau
menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar.
Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus
diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.
b. Business Failure
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang
menghentikan operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur.
c. Technical Insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical
insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh
commit to user
menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang
jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya
dan survive, dengan kata lain ketidakmampuan perusahaan yang
mengalami technical insolvency disebabkan masalah arus kas secara
temporer. Biasanya masalah ini diselesaikan dengan restrukturisasi
hutang oleh para kreditur Di sisi lain, jika technical insolvency adalah
gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian
pertama menuju bencana keuangan (financial disaster). Technical
insolvency dalam Brigham dan Gapenski di atas sama dengan equity
insolvency menurut Altman (1983). Equity insolvency tergambar jika
perusahaan tidak dapat membayar hutangnya ketika jatuh tempo
dalam kegiatan bisnis yang biasa.
d. Insolvency in Bankruptcy
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in
bankruptcy jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi
ini lebih serius daripada technical insolvency karena pada insolvency
in bankruptcy, masalahnya bersifat permanen dan umumnya, ini
adalah tanda economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi
bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak
perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum. Insolvency
in bankruptcy dalam Brigham dan Gapenski sama dengan bankruptcy
insolvency menurut Altman (1983), dapat dilakukan dengan uji neraca,
commit to user
e. Legal Bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan
tuntutan secara resmi dengan undang-undang. Brigham dan Gapenski
memasukkan legal bankruptcy sebagai salah satu tipe kesulitan
keuangan. Namun literatur lain membedakannya. Misalnya Scott
(1981) yang mengatakan bahwa perusahaan yang kesulitan memenuhi
komitmen keuangannya tidak selalu mengarah kepada kebangkrutan
(Low et al., 2001).
Lizal, 2002 (dalam Fachrudin, 2008) mengelompokkan
penyebab-penyebab kesulitan dan menyebutnya dengan Model Dasar Kebangkrutan
atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Menurut Lizal, ada tiga
alasan yang mungkin mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:
a. Neoclassical Model
Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya
tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan
mempunyai campuran aset yang salah. Mengestimasi kesulitan
dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi. Misalnya
Profit/Assets (untuk mengukur profitabilitas), dan Liabilities/Assets.
b. Financial Model
Pada model ini, campuran aset benar tapi struktur keuangan
salah dengan liquidity constraints (batasan likuiditas). Hal ini berarti
bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka
commit to user
dengan pasar modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang
inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Tidak dapat secara terang
ditentukan apakah dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk
untuk direstrukturisasi. Model ini mengestimasi kesulitan dengan
indikator keuangan atau indikator kinerja seperti Turnover/Total
Assets, Revenues/Turnover, ROA, ROE, Profit Margin, Stock
Turnover, Receivables Turnover, Cash Flow/Total Equity, Debt Ratio,
Cash Flow/(Liabilities-Reserves), Current Ratio, Acid Test Ratio,
Current Liquidity, Short Term Assets/Daily Operating Expenses,
Gearing Ratio, Turnover per Employee, Coverage of Fixed Assets,
Working Capital, Total Equity per Share, EPS Ratio, dansebagainya.
c. Corporate Governance Model
Pada model ini, kebangkrutan terjadi jika mempunyai campuran
aset dan struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk.
Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the market
sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang
tak terpecahkan. Model ini mengestimasi kesulitan dengan informasi
kepemilikan. Kepemilikan berhubungan dengan struktur tata kelola
perusahaan dan goodwill perusahaan.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan agar perusahaan
kesulitan keuangan dapat bangkit kembali dan meraih survive menurut
commit to user
a. Mencetak laba.
Laba dapat ditingkatkan dengan menghemat biaya, misalnya
dengan memangkas divisi atau unit bisnis yang merugi, dan
memangkas biaya yang tidak realisatis. Pada kasus kesulitan keuangan
yang tidak terlalu parah, perbaikan kondisi keuangan dapat dilakukan
dengan meningkatkan pendapatan melalui penjualan yang didukung
oleh usaha-usaha pemasaran. Analisa pasar perlu dilakukan untuk
memenangkan persaingan. Perusahaan juga perlu menemukan
keunggulan komparatif.
b. Mengubah cash flow menjadi positif.
Misalnya dengan restrukturisasi hutang dan penghematan.
Restrukturisasi hutang dapat dilakukan dengan negosiasi ulang dan
penjadwalan kembali hutang. Jika kreditur memilih kebangkrutan
perusahaan, maka uang mereka tidak akan kembali, tetapi jika
membantu perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan perubahan
manajemen dan perbaikan perusahaan secara total sehingga uang
mereka akan kembali. Gilson (1990) dalam Parker et al. (2002)
membuktikan semasa kesulitan keuangan, kontrol manajerial dan
klaim terhadap nilai residual perusahaan ditransfer ke kreditur,
biasanya bank. Pada saat itu, kreditur meningkat kanrepresentasinya
dalam dewan dan kontrol tidak langsungnya melalui kepemilikan
saham. Kreditur mungkin ingin memaksimalkan pembayaran penuh
commit to user
satu sisi mareka ingin klaim, bukan kepemilikan. Karena itu, mereka
tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Tapi di
sisi lain, orang dapat berargumen bahwa kontrol kreditur dapat
dihubungkan dengan meningkatnya kemungkinan survive perusahaan.
Sebagai contoh, restrukturisasi hutang sering mencakup modifikasi
perjanjian hutang sebagai upaya agar perusahaan tetap berjalan
sehingga akhirnya dapat membayar kewajibannya (Parker et al.,
2002).
c. Memperbaiki kinerja dengan melakukan perbaikan ke arah yang
positif.
Misalnya dengan merespon keinginan pelanggan. Tindakan ini
juga berguna untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan.
d. Membangun budaya positif.
Membangun budaya baru dapat dilakukan dengan regenerasi
pimpinan yang memiliki highly motivated.
e. Mendapatkan pinjaman berbiaya rendah.
f. Membangun kepercayaan - antara lain kepercayaan karyawan,
pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat umum.
g. Menyusun kekuatan.
Mengumpulkan orang-orang terbaik dan mengurangi orang yang
tidak tepat akan menghasilkan kekuatan inti yang akan memodifikasi
commit to user
B. Penelitian Terdahulu
Tabel II.1 dibawah ini menunjukkan rangkuman penelitian terdahulu
mengenai prediksi kondisi financial distress.
TABEL II.1
RASIO KEUANGAN ALAT ANALISIS mengalami net income
negatif, dan lebih dari satu tahun tidak
GROWTH positif (10%), WC/TA negatif (5%)
3. CA/TA negatif (5%) 4. NI/S negatif (10%), NFA/TA
positif (10%)
5. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)
6. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (10%)
7. CL/TA positif (10%), NFA/TA positif (5%), ROA GROWTH positif (10%)
8. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)
9. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)
10. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)
11. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (5%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)
12. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)
commit to user
RASIO KEUANGAN ALAT ANALISIS
HASIL PENELITIAN
Brahmana (2006)
Delisted - Rasio keuangan yang
tidak disesuaikan: SETA, RETA, TDTA, NITA, FATA, IS, LNASSET - Rasio keuangan relatif
industri: RI_SETA, 2. RI_TDTA negatif (5%) 3. LN ASSET positif (5%) 4. RI_TDTA negatif (5%),
LNASSETpositif (10%)
mengalami net income
negatif
Kelompok kedua: perusahaan yang mengalami net income
negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut
1. Rasio keuangan dari neraca dan laba rugi: - Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL,
WC/TA, CA/TA, NFA/TA - Efisiensi Operasi: S/TA,
S/CA, S/WC 2. Rasio keuangan dari
arus kas:
- Aktivitas operasi meliputi: CFFO/CL, CFFO/TL, pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3
2. CFFO/CL positif pada tingkt (5%), CFFO/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, CFFO/CL positif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3
3. CFFO/TL dan TL/TA negatif, CA/TA positif (5%), serta CFFO/TS positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%), CFFO/TL negatif (10%), CA/TA positif (5%), serta CFFO/CL dan NFA/TA positif (10%) terhadap probabilitas negatif, dan dua tahun mengalami net income
negatif
- Profit Margin: EBITDA/S, NI/S, CF/S
- Profitability: EBITDA/TA, ROA, EBIT/TA, CF/TA,
- Miscellaneous: EBIT/INT, INT/S, LTD/S, CF/INT, CF/TL
Regresi Logistik
- Cash Flow/Sales (10%), EBITDA/TA (5%), Time Interest Earned (10%) berpengaruh negatif
- Current Debt/TA(10%), dan
commit to user
RASIO KEUANGAN ALAT ANALISIS
HASIL PENELITIAN
- Operating Efficiency: COGS/INV, S/AR,
Net income selama dua tahun berturut-turut negatif dan perusahaan yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut
- Profit Margin
- ROA - ROE
- Profit per Employe - Operating Revenue
- Profit Margin signifikan negatif (5%)
- Debt on Equity signifikan positif (10%)
C. Rerangka Penelitian
Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai hipotesis apa saja yang akan
diuji dalam penelitian ini, maka disusun sebuah rerangkan penelitian untuk
mempermudah mengenai hal tersebut. Rerangka penelitian tersebut dapat
commit to user
GAMBAR II.1
RERANGKA PENELITIAN
D. Hipotesis Penelitian
H1: Rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
H2: Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan. Rasio Profit Margin
Rasio Profitabilitas
Rasio Leverage
Rasio Likuiditas
Rasio Cash Position
Rasio Growth
Rasio Operating Efficiency
Kondisi Perusahaan Perusahaan mengalami kondisi
financial distress
commit to user
H3: Rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
H4: Rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi
kondisi financial distress suatu perusahaan.
H5: Rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
H6: Rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
H7: Rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV, dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
H8: Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,
growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam tipe explanatory research yang
memfokuskan pada hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini merupakan studi kasus pada
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan library reseach method
untuk mencari landasan teori pendukung penelitian. Metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, data
sekunder diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori
yang telah dipelajari. Analisa juga dilakukan melalui pendekatan kuantitatif
melalui pendekatan kuantitatif dengan metode statistik untuk menguji
hipotesis.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2003-2009. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan
commit to user
kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.
Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam
kondisi financial distress tersebut antara lain:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress
jika delisted pada periode 2003-2009.
3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan
tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun
perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai
dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.
3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang
commit to user
C. Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kondisi financial distress perusahaa yang merupakan variabel kategori, 0
untuk perusahaan sehat dan 1 untuk perusahaan yang mengalami kondisi
financial distress, dimana financial distress diwakili dengan perusahaan
delisted.
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio keuangan yang terdiri dari rasio profit margin, rasio profitabilitas,
rasio leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio
operating efficiency.
a. Rasio Profit Margin
Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian
keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus
menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio
ini yang diwakili oleh:
Ø Net income/sales (NIS) =
sales income net
b. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien
commit to user
sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan. Rasio ini
diwakili oleh:
Ø EBIT/total assets (EBITTA) =
assets total
EBIT
c. Rasio Leverage
Rasio leverage menunjukan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio leverage berarti
kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan
dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial distress. Rasio
leverage diwakili oleh:
Ø Debt ratio =
Ø Current liabilities/total assets (CLTA) =
assets total
s liabilitie current
Ø Current liabilities/total liabilities (CLTL)
=
Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,
likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai
commit to user
pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress. Rasio ini diwakili oleh:
Ø Current ratio =
Ø Working capital/total assets (WCTA) =
assets
Ø Current assets/total assets (CATA) =
assets total
assets current
Ø Net fixed assets/total assets (NFATA) =
assets total
assets fixed net
e. Rasio Cash Position
Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar
perusahaan. Rasio ini diwakili oleh:
Ø Cash/current liabilities (CCL) =
commit to user
f. Rasio Growth
Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan ekonomi dan industrri. Rasio ini diwakili oleh:
Ø Persentase pertumbuhan sales (S growth) =
1
Ø Persentase pertumbuhan ROA (ROA growth)
=
g. Rasio Operating Efficiency
Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa
efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk
menggeneralisasikan penjualannya. Rasio ini diwakili oleh:
commit to user
D. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai variance inflation factor tidak lebih 10 dan tolerance
tidak kurang dari 0,1 maka dikatakan terbebas dari
multikolinearitas.
2) Jika nilai koefisien korelasi masing-masing variabel independen
lebih besar 0,7 maka model terbebas dari multikolinearitas.
3) Jika nilai koefisien determinan baik dilihat dari R2maupun
R-square diatas 0,6 namun tidak ada variabel independen yang
berpengaruh terhadap variabel dependen maka model tersebut
terkena multikolinearitas.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan
regresi jika variabel dependen yang digunakan merupakan variabel yang
berbentuk skala ordinal atau variabel yang bersifat kualitatif (Purbayu,
commit to user
ln = log peluang perusahaan mengalami kondisi financial
distress
B0 = konstanta
Bi = koefisien regresi variabel rasio keuangan
NIS = net income/sales
ROA = net income/total assets
EBITTA = EBIT/total assets
DEBTRATIO = total liabilities/total assets
CLTA = current liabilities/total assets
CLTL = current liabilities/total liabilities
CURRENTRATIO = current assets/current liabilities
QUICKRATIO = (current assets-inv)/current liabilities
WCTA = working capital/total assets
CATA = current assets/total assets
NFATA = net fixed assets/total assets
CCL = cash/current liabilities
CTA = cash/total assets
commit to user
ROA GROWTH = pertumbuhan ROA
STA = sales/total assets
SWC = sales/working capital
SINV = sales/inventories
SCA = sales/current assets
Kriteria pengujian hipotesis yaitu:
commit to user
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Statistik
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2003-2009. Data penelitian
diperoleh dari data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan
kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.
Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam
kondisi financial distress tersebut antara lain:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress
jika delisted pada periode 2003-2009.
3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan
tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun
perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai
dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
commit to user
Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.
3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang
mengalami kondisi financial distress.
Sesuai dengan kriteria diatas, dari tahun 2003 sampai 2009, terdapat 13
perusahaan manufaktur yang delisted yang merupakan sampel untuk
perusahaan yang mengalami kondisi financial distress, dan 53 perusahaan
sehat yang digunakan sebagai perusahaan kontrol dalam penelitian ini.
Berikut daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:
TABEL IV.1
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
NO TAHUN STATUS EMITEN
1 2003 Sehat PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
2 Sehat PT Sekar Laut Tbk
3 Sehat PT Sarasa Nugraha Tbk
4 Sehat PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
5 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk
6 Sehat PT Summitplast Interbenua Tbk
commit to user
13 Financial Distress PT Procter & Gamble Indonesia Tbk
14 2004 Sehat PT Davomas Abadi Tbk
15 Sehat PT Sunson Textile Manufactures Tbk
16 Sehat PT Apac Citra Centertex Tbk
17 Sehat PT Fajar Surya Wisesa Tbk
18 Financial Distress PT Wahana Jaya Perkasa Tbk 19 Financial Distress PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 20 Financial Distress PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk
21 Sehat PT Branta Mulia Tbk
22 Sehat PT Tunas Ridean Tbk
23 2005 Sehat PT Suba Indah Tbk
24 Sehat PT Suparma Tbk
25 Financial Distress PT Dankos Laboratories Tbk
26 2006 Sehat PT Panasia Indosyntec Tbk
27 Sehat PT Budi Acid Jaya Tbk
28 Financial Distress PT Komatsu Indonesia Tbk
29 2007 Sehat PT Ades Waters Indonesia Tbk
30 Sehat PT Ultra Jaya Milk Tbk
31 Sehat PT Intanwijaya Internasional Tbk
32 Sehat PT Resource Alam Indonesia Tbk
46 2009 Sehat PT Akasha Wira International Tbk
47 Sehat PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
48 Financial Distress PT Sekar Bumi Tbk
49 Sehat PT Sekar Laut Tbk