BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, papan, pangan, pendidikan dan kesehatan saja. Kebutuhan akan mempercantik diri pun kini menjadi prioritas utama dalam menunjang penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengubah penampilan atau mempercantik diri yaitu dengan menggunakan kosmetika misalnya whitening cream.
Whitening cream (krim pemutih) adalah produk yang mengandung bahan aktif
yang dapat menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih (Compac, 2005). Whitening cream digunakan secara luas baik untuk kecantikan maupun untuk kesehatan dan menunjang penampilan. Karena penampilan merupakan satu modal terbentuknya kepercayaan diri. Fisik merupakan bagian yang tampak dan kesan awal bagi orang lain. Penilaian dirinya akan menjadi negatif jika dia melihat penampilannya kurang ideal misalnya tidak cantik.
Tampil cantik menjadi segala-galanya bagi kebanyakan kaum perempuan, dan keinginan itu kini kian mudah, seiring kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai cara mempercantik diri, mulai dari perawatan sendiri hingga perawatan di klinik perawatan kecantikan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa 55% dari 85% wanita Indonesia yang berkulit gelap ingin agar kulitnya menjadi lebih putih. Bagi yang berkulit hitam atau sawo matang kini dapat lebih putih. Namun setiap pilihan ada risikonya, karena berbagai bahan untuk kecantikan itu, justru dibuat dari bahan kimia yang mengandung racun (BPOM, 2007).
dan keputusan kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) No.HK.00.05.4.1745 Tentang Kosmetik (Sunarko dan Riana, 2007).
Penelitian yang dilakukan YPKKI (Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia) pada bulan april tahun 2002 terhadap 27 produk pemutih wajah dan anti kerut yang beredar di pasaran, ternyata kebanyakan dari produk tersebut masih dalam kategori obat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dari 20 merek yang dijadikan sampel yang diteliti menunjukkan ada lima merk kosmetik pemutih wajah yang telah terdaftar tetapi masih mengandung merkuri, meskipun kadarnya kecil (Rina, 2007).
Saat ini tidak semua whitening cream memenuhi aturan farmasetika yaitu aman, berkhasiat, dan berkualitas. Penggunaannya harus disesuaikan dengan aturan pakainya, misalnya harus sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah pemakaiannya sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan (Armin, Zulharmita, dan Firda, 2013)
Absorpsi whitening cream melalui kulit terjadi karena kulit mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat di atasnya. Dampak dari absorpsi ini ialah efek samping yang dapat berlanjut menjadi efek toksik. Pemakaian merkuri dalam whitening cream dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) pada manusia (BPOM, 2006).
mahasiswa Keperawatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda. Pertama karenakan mahasiswa keperawatan adalah calon petugas medis, yang memang sudah di bekali dengan pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia, dan mengetahui jelas bagaimana anatomi fisiologi kulit didalam tubuh bekerja. Kedua karena setelah diwawancara langsung secara random mahasiswa yang lebih baanyak menggunakan whitening cream adalah mahasiswa dari prodi keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan whitening cream pada mahasiswa kesehatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda”?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan whitening cream pada mahasiswa kesehatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda
2. Tujuan KHusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan (umur, jenis kelamin, dan sumber informasi).
b. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan penggunaan whitening cream pada mahasiswa kesehatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda.
d. Menganalisis hubungan teman sebaya dengan penggunaan whitening cream pada mahasiswa kesehatan di STIKES
Muhammadiyah Samarinda.
e. Menganalisa faktor-faktor (pengetahuan, sumber informasi, teman sebaya) terhadap penggunaan whitening cream pada mahasiswa kesehatan di STIKES Muhammadiyah Samarinda.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi lebih kepada reponden mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan whitening cream sehingga dapat dijadikan acuan dalam memilih whitening cream.
2. Bagi STIKES Muhammadiyah Samarinda
Penelitian ini dapat menjadi informasi, pengetahuan dan referensi tambahan untuk melengkapi kepustakaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan whitening cream.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dalam memberikan informasi kepada para mahasiswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan whitening cream.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan masukan bagi rekan mahasiswa yang ingin mempelajari dan yang berminat unutk melakukan penelitian serupa.
E. Keaslian Penelitia
1. Nina Deviana (2009) meneliti tentang “pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mengandung merkuri (hg) di akademi kebidanan Hafyah Medan” jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Tujuan dari penelitian tersebut untuk menggambarkan pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa mengenai kosmetik mnegandung merkuri (hg). Metode yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap 74 responden yang terpilih secara simple random sampling. 2. Slamet Budi Asih (2005) meneliti tentang “dampak penggunaan
angket dan metode obsevasi. Analisa yang digunakan adalah deskriptif persentase dan analisi regresi.
3. Dara Saputri (2010) meneliti tentang “faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit wajah (skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota medan” tujuan dari penelitian ini untuk mngetahui faktor-faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan pemutih kulit (skin bleaching) pada pengunjung salon kecantikan di kota medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah pengunjung salon kecantikan kota Medan yang menggunakan pemutih kulit wajah. Jumlah sampel yang harus dicapai adalah sebanyak 80 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik probability sampling, yaitu dengan teknik stratiefied random sampling. Sample dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu