• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013/2014"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

MEGA FAHRIZAH

NIM 1110018300034

JURUSAN / PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi. Penelitian ini dilaksanakan di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Depok, kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan penelitian non randomized pretest posttest control group design. pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 24 siswa kelas eksperimen dengan menggunakan media gambar dan 24 siswa kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

(7)

Mega Fahrizah (NIM: 1110018300034). Influence of Usage Visual Media (Picture) Towards Poetry Writing Skill of Students 5th Grade at SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok. Skripsi of state Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

This study intended to describe the influence of visual media usage towards poetry writing skill. It was conducted at SDIT Az-Zahra Pondok Petir Depok, 5th grade second semester 2013/2014. The method used in this study was quasi-experiment with non randomized pretest posttest control group. Samples were taken by purposive sampling technique. The samples included 24 students of experimental class using visual media method and 24 students of control class using conventional teaching method.

(8)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Gambar terhadap Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Di

SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran

2013/2014”. Shalawat serta salam selalu dihaturkan kepada Nabi Muhammad

Saw sebagai suri tauladan dan pembawa rahmat bagi seluruh alam.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, atas dasar kesungguhan hati, usaha dan doa serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Dr. Fauzan, M.A. Ketua Jurusan KI/PGMI.

3. Rosida Erowati, M. Hum. Selaku dosen pembimbing yang selalu mengoreksi, mengarahkan, memotivasi, membimbing serta memberikan nasihat selama penulisan skripsi ini.

4. Abdul Ghafur, M.A. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi dan nasihatnya.

(9)

izin penelitian di kelasnya dan memberikan arahan selama proses penelitian. 8. Teristimewa kepada kedua orang tuaku, Bapak Namar dan Ibu Nurlaila yang

telah mencurahkan kasih sayangnya, memberikan motivasi dan yang selalu

mendo’akan penulis. Kedua adikku Syifa Fauziah dan Alfiah Rusydah yang telah mendo’akan dan memberikan semangat. Kepada semua

saudara-saudaraku dan terutama kepada Bibi Ningsih yang selalu mendo’akan dan

memberikan nasihatnya kepda penulis.

9. Sahabat-sahabatku Alen Sudiary, Dini Annisa, Dwi Akmalia, Eva Maulidiyana, Rahmi Mulyati dan Shifa Fauziah yang telah memberikan motivasi dan do’a nya serta masukannya kepada penulis selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat Mahasiswa PGMI 2010 yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis serta pengalaman yang tak dapat terlupakan selama perkuliahan. Khususnya kepada A’Community (Khumairoh, Azizah, Miar, Tuti, Irfan, Fatah, Rama, Pela, Alfiyah, Dewi, Anis dan rekan-rekan lainnya yang tidak disebutkan satu persatu) .

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan di dalam penulisan skripsi ini yang perlu diperbaiki, maka kritik dan saran sangat diharapkan dalam upaya penyempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan dan penyusunan Skripsi ini. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 18 November 2014

(10)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoretik ... 7

1. Hakikat media pembelajaran ... 7

2. Media Gambar ... 11

3. Hakikat Keterampilan Menulis ... 13

4. Hakikat Puisi ... 22

A. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

B. Kerangka Berpikir ... 33

C. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODELOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode dan Desain Penelitian ... 35

C.Populasi dan Sampel ... 36

(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Profil Sekolah ... 43

B. Pelaksanaan Penelitian ... 47

C.Deskripsi Data ... 48

D.Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 63

E. Pengujian Hipotesis ... 67

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

G.Keterbatasan Penelitian ... 66

BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

(12)

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Instrumen Keterampilan Menulis Puisi ... 39

Tabel 4.1 Jumlah Siswa ... 45

Tabel 4.2 Data Statistik Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... 48

Tabel 4.3 Nilai Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..49

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi

Kelas Eksperimen ... 50

Tabel 4.5 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Menulis Puisi

Kelas Kontrol ... 51

Tabel 4.6 Data Statistik Nilai Posttest menulis puisi kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... 53

Tabel 4.7 Nilai Posttest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . 54

Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi

Kelas Eksperimen ... 55

Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Menulis Puisi

kelas Kontrol... 56 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan

(13)

Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... 60

(14)

Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 52

Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 55

Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 57

(15)

i

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kedua Kelas Eksperimen

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertama Kelas Kontrol

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kedua Kelas Kontrol

Lampiran 5 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan pertama Kelas Eksperimen

Lampiran 6 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan kedua Kelas Eksperimen

Lampiran 7 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan pertama Kelas Kontrol

Lampiran 8 : Lembar Kerja Siswa Pertemuan kedua Kelas Kontrol

Lampiran 9 : Lembar Evaluasi siswa Pertemuan pertama

Lampiran 10 : Lembar Evaluasi siswa pertemuan kedua

Lampiran 11 : Soal Instrumen Pretest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 12 :Soal Instrumen Posstest Menulis Puisi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Lampiran 13 :Soal Instrumen Posstest Menulis Puisi Kelas Kontrol

Lampiran 14 : Nilai Pretest Kelas Eksperimen

Lampiran 15 : Nilai Pretest Kelas Kontrol

Lampiran 16 : Nilai Posttest Kelas Eksperimen

Lampiran 17 : Nilai Posttest Kelas Kontrol

Lampiran 18 : Uji Referensi

(16)
(17)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyebutkan bahwa menulis merupakan keterampilan yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan yang terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk dapat meningkatkan kemampuan peserta didik agar mampu berkomunikasi dengan baik dan benar, komunikasi yang dilakukan berupa secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan.

(18)

Kegiatan menulis merupakan sebuah kegiatan yang dapat menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu objek, memilih hal-hal apa saja yang akan ditulis, dan menuliskannya sehingga pembaca akan mudah memahaminya dengan jelas. Kegiatan menulis pada dasarnya bukan hanya untuk melahirkan sebuah pemikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.

Melalui kegiatan menulis, siswa diharapkan dapat menumbuhkan apresiasinya terhadap suatu karya sastra. Pengajaran sastra dikembangkan dalam kompetensi dasar yaitu siswa mampu mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca dan melisankan hasil sastra berupa dongeng, puisi dan drama pendek, serta menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dan menuntut siswa untuk terampil dalam menulis sastra, terdapat pada siswa SD kelas V, yakni mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas.

Keterampilan menulis yang berhubungan dengan sastra, pada standar kompetensi di kelas V semester genap adalah menulis puisi bebas. Dalam pembelajaran sastra di sekolah, siswa diajak untuk mengungkapkan ekspresi, keinginan, dan pengalamannya yang ditampilkan dalam bentuk karya sastra berupa puisi. Puisi yang ditulis oleh siswa dapat bersifat imajinatif, intelektual, dan emosional. Kemudian dapat diolah sehingga jelas, mudah ditangkap, dan menyentuh perasaan. Untuk itu, aktivitas pengungkapan karya sastra dalam bentuk puisi ini diterapkan pada pembelajaran menulis puisi.

(19)

sebagai media untuk menuangkan segala hal yang dirasakan. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya. Keterampilan menulis puisi ini tentunya dapat diperoleh melalui proses belajar.

Pembelajaran menulis puisi bukan suatu pekerjaan yang mudah jika kita menginginkan hasil yang baik. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa kemampuan menulis hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki bakat-bakat tertentu. Kemampuan menulis dapat diikuti oleh semua siswa asalkan mau belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh, sebab menulis merupakan kemampuan yang dapat dipelajari. Hakikatnya pembelajaran menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri dan pada umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Oleh karena itu sering ditemukan permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran menulis puisi berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Sekolah SDIT Az-Zahra khususnya pada siswa kelas V, peneliti menemukan masalah yang terdapat pada hasil menulis puisi siswa yang masih rendah. Kemudian peneliti menanyakan kepada guru yang terkait bahwa apa yang menyebabkan siswa kurang terampil dalam menulis puisi, sehingga mendapatkan hasil yang kurang baik.

(20)

sehingga dapat memudahkan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide/gagasannya. Dalam proses pembelajaran menulis puisi tentunya siswa perlu dibimbing dan dilatih untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa.

Salah satu cara yang dapat digunakan guru untuk memudahkan siswa dalam menulis puisi, yaitu dengan memberikan stimulus. Stimulus yang dapat digunakan guru, yakni dengan menggunakan media pembelajaran sebagai saluran yang dapat memberikan stimulus untuk berkomunikasi. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam menulis puisi adalah dengan menggunakan media gambar. Penggunaan media gambar tentunya akan memudahkan siswa dalam menemukan ide atau gagasan ke dalam penulisan puisi, jika dibandingkan tanpa adanya media. Media gambar yang akan diperlihatkan terdiri dari beberapa gambar yang tentunya gambar-gambar tersebut tidak jauh dari realitas kehidupan siswa. Jadi dengan penggunaan media gambar dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menemukan ide/gagasannya. Peneliti berasumsi bahwa media gambar akan lebih memudahkan siswa memiliki keterampilan dalam menulis puisi.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V

DI SDIT AZ-ZAHRA PONDOK PETIR SAWANGAN DEPOK TAHUN

PELAJARAN 2013/2014

B

. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu:

1. Siswa kurang terampil dalam menulis puisi

2. Siswa merasa kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis puisi.

(21)

C.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada indentifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Siswa kurang terampil dalam menulis puisi 2. Media yang digunakan oleh guru kurang menarik

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Tahun Pelajaran 2013/2014?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan Manfaat langsung bagi sekolah,guru dan siswa yaitu:

a) Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

(22)
(23)

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Deskriptif Teoretik

1. Hakikat Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Arsyad menyatakan “media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.”1 Media merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui media guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa akan lebih terbantu dalam belajar. Criticos yang dikutip oleh Daryanto bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.2

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Adanya media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

1

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2004), h. 4

2

(24)

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pelajar dan guru sebagai fasilitator.

Dalam pembelajaran diperlukan komunikasi yang baik antara pengajar dan pelajar, maka diperlukan media pembelajaran, Yudhi Munadi mengatakan bahwa media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.”3 Heinich yang dikutip oleh Azhar mengemukakan pula bahwa, media pembelajaran adalah perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.4

Dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran yang terkait dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi. Sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran adalah sebagai sarana penghubung atau komunikasi dalam menyampaikan pelajaran yang akan diterima oleh siswa dari guru. Yudhi mengungkapkan ”fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar”5

. Hal lain dikemukakan oleh \Arsyad “fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”.6

Hal yang serupa dikatakan oleh

3

Yudi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada.Perss, 2008), h. 7-8

4

Arsyad, Op. cit., h. 4

5

Yudi Munadi, Op. cit., h. 36

6

(25)

Sudjana ” fungsi media sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi pengajaran, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru”.7

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media tentunya dapat dijadikan sebagai sumber belajar, metodologi pengajaran, dan sarana bagi siswa untuk mendapatkan stimulus dari media yang disediakan oleh guru. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah untuk menuangkan atau mengapresiasikan ide/gagasannya kedalam tulisan. Oleh sebab itu, keberadaan media sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Beberapa fungsi media yang diuraikan menurut Levie dan Lentz dikutip dari Azhar Arsyad mengatakan bahwa:

1. Fungsi atensi media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkanteks materi pelajaran.

2. fungsi efektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks yang bergambar.

3. fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar.

4. fungsi kompendatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dalam membantu siswa yang lemah dan membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.8

Berdasarkan keterangan di atas bahwa fungsi media dalam pembelajaran memiliki peran penting dan merupakan salah satu perangkat dalam melaksanakan pembelajaran untuk mempermudah menyampaikan informasi. Media yang ada tentunya proses pembelajaran akan menjadi bermakna.

7

Sudjana dan Rivai, Media Pengajara, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), h. 1

8

(26)

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ada berbagai jenis. Mulai dari media yang sederhana hingga media yang kompleks, rumit dan mahal. Ada juga yang hanya dilihat dari segi merespons indera tertentu hingga perpaduan dari berbagai indra manusia.

Yudi Munadi mengklasifikasikan menjadi 4, yaitu:

1. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasikan kemampuan suara semata.jenis media ini diantaranya ada radio, alat-alat perekam,audio tape dan compast disk.

2. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis media ini memuat seperti gambar, grafik, diagram, peta, media visual tiga dimensi,dll.

3. Media audio visual adalah media yang melibat dua indera pada manusia, yakni indera penglihatan dan pendengaran yang keduanya terlibat sekaligus dalam satu proses. Jenis media ini seperti film dokumenter, film drama,dan lain-lain.

4. Multimedia adalah media yang melibatkan semua indera dalam sebuah proses pembelajaran, yang termasuk dalam media ini segala sesuatu yang dapat memberikan pengalaman langsung bisa melalui komputer, internet dan pengalaman.”9

Berdasarkan jenis media pembelajaran yang dikemukakan Yudi Munadi, untuk pembelajaran menulis puisi ini digunakan jenis media visual dengan menggunakan gambar berupa foto sebagai media pembelajarannya. Dengan tujuan setelah siswa melakukan pengamatan terhadap media gambar dapat muncul ide/gagasan/kreatifitasnya yang dapat dituangkan dalam bentuk puisi.

9

(27)

2. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Media gambar merupakan media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan, seperti yang diungkapkan oleh Rohani dalam Musfiqon media gambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi yang berupa foto atau lukisan.10 Menurut Yudi Munadi “gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata”.11

Media gambar mampu memberikan detail dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga siswa dapat dengan mudah untuk mengingatnya. Cecep Kustandi mengatakan “media ini merupakan bahasa yang umum, dan dapat dimengerti, dinikmati oleh semua orang dimana-mana.”12 Selain itu Dina Indriana mengatakan “media gambar juga bersifat konkret, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas suatu sajian masalah, mudah di dapatkan dan bisa digunakan dengan mudah”.13

Oleh karena itu, dengan menggunakan media gambar tentunya akan membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Foto merupakan alat visual yang efektif karena dapat memvisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkret dan realistis. Sukiman menyatakan “ foto merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran.”14 Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah karena hasil

10

Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pelajaran, (Jakarta: Prestasi Publisher, 2012), h. 73

11

Yudhi, Op.cit., h. 89

12

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual Dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 45

13

Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: DIVA Press, 2011), h. 65

14

(28)

yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto atau gambar yang diperlihatkan kepada anak-anak. Foto dapat mengatasi ruang dan waktu, sesuatu yang terjadi ditempat yang lain dapat dilihat oleh orang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk setelah kejadian itu berlalu. Dengan adanya media foto siswa dapat mengingat kembali tentang sesuatu yang pernah terjadi di dalam kehidupannya, sehingga siswa dapat mengeksplorasikan ide/gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Wina Sanjaya mengatakan “Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir serta dapat mengembangkan imajinasi siswa.”15

Dapat disimpulkan bahwa media gambar/foto adalah salah satu media yang sederhana, dan dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran menulis puisi. Melalui media gambar, segala ide/gagasan yang dimilki siswa dapat dituangkan dengan mudah karena pembelajaran yang dilakukan terkesan lebih bermakna.

b. Kriteria Pemilihan Media Gambar

Supaya gambar mencapai tujuan yang maksimal sebagai alat visual, gambar harus dipilih menurut syarat-syarat tertentu. Menurut Arif S. Sadiman, dkk gambar yang baik pada lazimnya dapat menggunakan kriteria-kriteria antara lain :

1. Keaslian gambar, gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya seperti melihat keadaan benda sesungguhnya.

2. Kesederhanaan, sederhana dalam warna menimbulkan kesan tertentu yang mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung nilai praktis.

3. Bentuk item, mudah dipahami dapat digunakan pada gambar dari majalah, surat kabar, dsb.

4. Perbuatan menunjukkan hal yang sedang melakukan suatu perbuatan.

15

(29)

5. Fotografi, gambar tidak terlalu terang/ gelap asal dapat menarik dan efektif dalam pengajaran.

6. Artistik, gambar disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.”16 Berdasarkan uraian di atas, teori yang digunakan sebagai indikator penilaian media gambar yang akan dikembangkan menggunakan kajian teori Arif S. Sadiman, dkk. Kriteria dalam pemilihan gambar meliputi keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk item, perbuatan, fotografi, dan artistik.

3.

Hakikat Keterampilan Menulis Puisi

a. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan seseorang dalam melakukan sesuatu berkaitan dengan daya atau kemampuan yang dimilikinya serta akan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Kundharu, keterampilan menulis adalah “kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.” 17

Keterampilan seseorang tentunya berbeda-beda, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil yang telah dicapainya. Sebagai seorang guru, ia harus mengetahui potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya. Hal itu tentunya akan memudahkan guru dalam megarahkan potensi yang dimiliki siswa untuk dapat dikembangkan dan diolah agar memiliki hasil dan menjadi suatu keterampilan khusus yang dimiliki oleh siswa. Keterampilan yang berhubungan dengan berbahasa, terdiri atas empat komponen yaitu “keterampilan menyimak, keterampilan

16

Arief S, Sadiman, Dkk. Media Pendidikan, (Jakarta:PT. Rajawali press, 2010), Cet ke-14 h. 29-33

17

(30)

berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis”. 18 Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang erat antar satu dengan yang lainnya. Hubungan keempat keterampilan berbahasa ini, dikatakan sebagai suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Dalam kegiatan menulis, Menulis bukanlah pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Menulis memang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang, seperti yang telah dikemukakan oleh Resmini “menulis merupakan keterampilan yang sulit diajarkan”. 19

Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk mempraktikannya tidak cukup sekali dua kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam bidang tulis-menulis.

Menulis adalah suatu kegiatan yang biasa dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan kegiatan menulis diharapkan siswa dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis. Seperti yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli tentang menulis, diantaranya pegertian menulis yang diungkapkan oleh Suriamiharja “menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan”.20

Berbeda dengan Tarigan yang menyatakan ”menulis ialah merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain”.21

Berdasarkan pengertian menulis yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan yang perlu dikembangkan, karena merupakan keterampilan

18

Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan, (Bandung :Angkasa, 2008), edisi revisi, h. 1

19

Novi Resmini, dkk, Membaca Dan Menulis di SD Teori dan pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 227

20

Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa&Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI press: 2008) , h.116

(31)

dasar yang harus dikuasai siswa dalam mencurahkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Dapat dikatakan pula bahwa menulis adalah aktivitas komunikasi yang dapat digunakan siswa melalui media tulisan.

Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan berbahasa yang lain dan perlu dimiliki oleh siswa. Keterampilan menulis sudah mulai dilatih di tingkat Sekolah Dasar. Sebelumnya, pada kelas rendah ditanamkan dasar-dasar menulis. Jika dasarnya sudah kuat dan dikuasai dengan benar maka siswa dapat menulis dengan baik dan benar. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.

Pengertian tersebut memberikan makna bahwa menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya. Slamet menjelaskan “keterampilan menulis yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif”. 22 Artinya, keterampilan menulis ini merupakan keterampilan yang menghasilkan, dalam hal ini yang dihasilkan ialah berupa sebuah tulisan. Sedangkan menurut Solehan, dkk ” keterampilan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis”. 23 Solehan menjelaskan bahwa keterampilan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan keterampilan menulis, seseorang yang telah mendapatkan

22

St. Slamet, Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,

(Surakarta:UNS Press, 2008), h.48

23

(32)

pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis tanpa banyak latihan menulis.

Dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan yang bersifat aktif dan produktif. Semakin terampil seseorang dengan menulis semakin cerah pula jalan pikirannya. keterampilan menulis hanya dapat diperoleh tidak melalui praktik dan latihan secara terus-menerus.

b. Tujuan Menulis

Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan digarapnya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini akan merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut. Rumusan tujuan penulisan adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya. Tujuan merupakan penentu pokok untuk mengarahkan serta membatasi tulisan puisi.

Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig dalam Tarigan mengatakan:

“Tujuan kegiatan menulis ada tujuh, assigment purpose (tujuan penugasan), altruistic purpose (tujuan altruistik), persuasive purpose (tujuan persuatif), informational purpose (tujuan informational/tujuan penerangan), self-expresive purpose (tujuan pernyataan diri), creative purpose (tujuan kreatif), problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).”24

(33)

Penjelasan untuk masing-masing tujuan tersebut sebagai berikut: 1. Assignment Purpose

Tujuan penugasan ini berdasarkan perintah yang harus dilakukan,tanpa adanya kemauan sendiri.

2. Altruistic Purpose

Penulis bertujuan hanya untuk menyenangkan para pembaca. Keadaan apapun yang pembaca rasakan saat itu, tentunya dapat membuat pembaca merasa senang dengan karyanya.

3. Persuasive Purpose

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

4. Informational Purpose

Bertujuan untuk memberikan informasi atau keterangan/ penerangan kepada para pembaca.

5. Self expressive Purpose

Bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

6. Creative Purpose

Tujuan ini berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai nilai – nilai artistic atau seni yang ideal, seni idaman.

7. Problem-solving Purpose

Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta meneliti secara cermat pikiran – pikiran dan gagasan – gagasannya sendiri agar dapat mengerti dan diterima oleh para pembaca.

(34)

dengan harapan bahwa maksud dan tujuan penulis dapat tersampaikan. Berdasarkan tujuan menulis di atas yang sesuai dengan kegiatan menulis puisi adalah tujuan altruistic purpose dan persuasive purpose. Penulis bertujuan hanya untuk menyenangkan para pembaca. Keadaan apapun yang pembaca rasakan saat itu, tentunya dapat membuat pembaca merasa senang dengan karyanya dan dapat meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, sehingga akan menghasilkan suatu tulisan secara utuh.

c. Manfaat Menulis

Banyak manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menulis. Sebagai seorang siswa Sekolah Dasar dengan menulis dapat menjadikannya sebagai bekal kemampuan dasar bagi pendidikan pada jenjang selanjutnya yang lebih tinggi. Akhadiah dalam Resmini dan Juanda, bahwa diantara manfaat menulis antara lain, penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya, penulis dapat melatih dan mengembangkan berbagai gagasan, dapat mendorong untuk terus belajar secara aktif, membiasakan penulis berfikir serta berbahasa secara tertib dan benar.25

Berikut ini adalah pemaparan manfaat menulis oleh Akhaidah:

1. Mengenali kemampuan dan potensi dirinya, dengan menulis penulis dapat mengetahui kemampuannya dalam menulis, hal tersebut dapat di lihat berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliknya. Dengan begitu penulis akan mengetahui kemampuannya dalam menulis dengan menulis seseorang dapat mengembangkan daya inisiatif (ide) dan kreativitas yang ada pada dirinya.

25

(35)

2. Penulis dapat melatih dan mengembangkan berbagai gagasan, dengan menulis penulis dapat menggunakan daya nalaranya, serta menghubungkan, dan membandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan yang telah ada. Dengan menulis seseorang dapat menumbuhkan keberanian terutama keberanian dalam mengungkapkan ide atau perasaan.

3. Dapat mendorong penulis untuk terus belajar secara aktif, penulis bukan hanya menjadi penulis yang mendapatkan informasi berdasarkan masalah dari orang lain, namun penulis juga dapat mencari tahu masalah dan dapat memcahkan masalah, dan terus menggali rasa keingintahuannya tentang menulis yang baik dan benar.

4. Membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan benar. Dengan menulis seseorang akan terdorong untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan apa yang ditulisnya. Tulisan yang akan dituangkan tentunya akan dilakukan dengan sistematis dari segi penulisan dan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

Dari beberapa manfaat tentang menulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat dari menulis adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan kegiatan menulis, siswa dapat mengeksplorasikan gagasan, perasaan dan pikiran yang terencana sehingga dapat diorganisir dengan tertib dan teratur, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir, mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat mengeksplorasikan tulisan agar dapat dipublikasikan kepada orang lain.

d. Langkah-langkah Dalam Menulis

(36)

bagian yang tersulit adalah dalam menuangkan ide yang harus dituliskan ke dalam sebuah tulisan. Hal senada dikemukakan oleh Bobby De Potter ”bagi kebanyakan dari kita, bagian tersulit dari menulis adalah memulainya. Hal itu dikarenakan terdengar suara di baris awal bahwa tugas menulis yang pertama adalah suara kreatif yang terus mendorong untuk mencari ide baru”.26

Langkah-langkah menulis yang dikemukakan oleh Resmini dkk yaitu:

1. Pramenulis

Pada tahap ini siswa menulis mengemukakan apa yang akan mereka tulis, sedangkan peran guru pada tahap ini menggunakan berbagai strategi yang diimplementasikan di kelas untuk membantu siswa memilih tema yang akan ditulis. 2. Penyususnan draf tulisan

Aktivitas dalam tahap ini meliputi menulis draf kasar, menulis konsep utama, dan menekankan pada pengembangan isi. Hal ini dapat memudahkan mengungkapkan ide yang dimiliki penulis.

3. Perbaikan

Aktivitas ini meliputi membaca ulang draf kasar, menyempurnakan draf kasar, memperbaiki bagian yang mendapat balikan dari kelompok menulis. Pada tahap ini siswa dapat menambah, mengganti, dan menghilangkan hal-hal yang tidak penting dalam penulisannya.

4. Penyuntingan

Aktivitas ini meliputi mengambil jarak dari tulisan, mengoreksi awal dengan menandai kesalahan dan mengoreksi kesalahan.27

Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Rahayu dalam memulai untuk menulis ada beberapa tahap yaitu “tahap pra penulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi”.28

Hal senada diungkapkan oleh Alek dan

26

Bobby de potter, Quantum Writer: Menulis Lebih Mudah Tanpa Stres, dan dengan Hasil Lebih Baik, (Bandung: Kaifa, 2009), h. 13

27

Novi Resmini dkk., Membaca dan Menulis di SD Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), cet. 1, h. 230

28

(37)

Achmad bahwa langkah-langkah dalam menulis melalui tiga tahapan yakni “ persiapan (preparation), menulis (writing), dan revisi (editing).” 29

Berikut adalah langkah-langkah dalam menulis yang dikemukakan oleh Rahayu:

1. Tahap prapenulisan

Kegiatan ini dimulai dengan menentukan tema /judul, kita harus menemukan hal yang akan dibahas dalam tulisan. Tema/judul dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya pengalaman sendiri, hasil pengamatan lingkungan, pendapat; sikap; tanggapan; imajinasi sendiri atau orang lain terhadap sesuatu. Langkah berikutnya ialah membuat kerangka tulisan, artinya memecah topik menjadi sub-sub topik. Kerangka dapat berbentuk kerangka topik, yaitu butir-butir topik berupa frase pendek atau kerangka kalimat yaitu butir-butirnya berupa kalimat yang lebih rinci. Kerangka harus disusun secara logis, sistematik, dan konsisten.

2. Tahap Penulisan

Pada tahapan ini, setiap butir karangan dibahas dengan menggunakan bahan-bahan yang telah diklasifikasikan menurut kepentingannya. Dengan demikian, kita sebagai penulis harus mampu memilih kata yang tepat sehingga pikiran kita dapat dipahami pembaca dengan tepat pula. Kata-kata dirangkaikan dalam kalimat yang efektif, selanjutnya kalimat dirangkaikan dalam bentuk paragraf-paragraf. Tulisan juga harus ditulis dalam ejaan yang benar dan persyaratan penulisan lainnya

3. Tahap Revisi

Jika buram/draf seluruh tulisan telah selesai, tulisan perlu dibaca ulang untuk direvisi, diperbaiki, dikurangi, ditambah. Sebenarnya revisi dilakukan juga pada saat tahap penulisan berlangsung, namun revisi ini secara keseluruhan sebelum menjadi naskah akhir. Revisi dilakukan secara menyeluruh mengenai logika,sistematika, ejaan, tanda baca,

29

(38)

pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, dan lain sebagainya.30

Dapat disimpulkan bahwa pada proses menulis memiliki langkah-langkah yang harus dilakukan, karena menulis adalah kegiatan yang membutuhkan proses yang dilakukan dengan latihan terus-menerus. Berdasarkan langkah- langkah menulis yang telah dipaparkan tersebut, penulis menggunakan pendapat dari Rahayu. Langkah-langkah yang ada mulai dari tahap prapenulisan yakni untuk menemukan ide/gagasan serta imajinasi melalui sebuah pengamatan. Kemudian pada tahap menulis yakni menuliskan ide/gagasannya dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Selanjutnya tahap revisi tentunya dapat memperbaiki bahasa tulisan menjadi lebih baik dan benar serta memperhatikan unsur-unsur yang terdapat pada puisi.

4. Hakikat Puisi

a. Pengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeisis yang berarti penciptaan. Secara etimologi, puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia sendiri, yang berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.

Samuel Taylor Coleridge dalam Rachmat Djoko Pradopo mengatakan bahwa puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan yang terindah.31 Kata-kata dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan, walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Karena itu, salah satu usaha penyair adalah memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Kata-kata itu mewakili kata-kata yang lebih luas dan lebih banyak. Hal lain diungkapkan

30

Minto Rahayu, Op. Cit., h. 137-138

31

(39)

oleh Djago Tarigan ”puisi adalah karya sastra yang ditulis dengan bentuk larik-larik dan bait-bait.”32

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah kata-kata yang indah yang merupakan hasil dari sebuah pemikiran, yang dapat merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama sehingga mengandung makna atau maksud tertentu.

b. Unsur-unsur Pembentuk Puisi

Menulis puisi bukanlah merupakan hal yang mudah dan juga tidak sulit. Dalam menulis suatu karya sastra terdapat beberapa unsur yang harus dipahami oleh penulis. Burhan Nurgiantoro menyatakan “sebuah puisi hadir kepada anak secara keseluruhan dan sekaligus sebagai sebuah kesatuan yang padu dan harmonis.”33

Hal senada diungkapkan oleh Damayanti “ batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur-unsur yang saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi.”34Berdasarkan pernyataan tersebut untuk membentuk puisi sebagai kesatuan yang padu dan harmonis serta mencapai sebuah keindahan dalam penulisan puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Damayanti menjelaskan:

“puisi terbentuk dari dua struktur yang mendukung, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, gaya bahasa, tipografi, serta rima/irama. Struktur batin puisi terdiri dari tema (sense), rasa (feeling), nada (tone), serta amanat atau tujuan (itention).”35

32

Djago Tarigan, dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), h. 11.21

33

Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013) cet. ke-3. hal. 321

34

D. Damayanti, Buku Pintar Sastra Indonesia (Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas), (Yogyakarta: Araska. 2013), h. 16

35

(40)

Sama halnya seperti yang dijelaskan oleh Ratih Mihardja yang menyatakan “puisi terdiri atas dua struktur yakni struktur batin dan struktur fisik.struktur batin terdiri dari tema, perasaan, nada, dan amanat, sedangkan struktur fisik terdiri dari diksi, kata konkret, versifikasi, pengimajian, majas, dan tata wajah.”36

Puisi adalah mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang dapat merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Oleh sebab itu, untuk membentuk sebuah puisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Puisi terbentuk atas dua struktur yakni struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin yang terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat. Struktur fisik yang terdiri dari kata konkret, diksi, versifikasi, pengimajian, majas, dan tata wajah/tipografi.

Berikut ini adalah penjelasan dari struktur batin dan struktur fisik puisi:

a. Struktur batin puisi adalah struktur yang berada dalam puisi tetapi secara tersirat, yang termasuk ke dalam struktur batin puisi adalah sebagai berikut:

1. Tema, yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang mendasari dalam sebuah puisi,yang menduduki tempat utama di dalam cerita.

2. Rasa, yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi saat menciptakannya. 3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca melalui sebuah

puisi.

4. Amanat yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan pengarang kepada pembaca melalui sebuah puisi. Pesan-pesan tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi.

b. Struktur fisik puisi adalah struktur yang terlihat dari puisi tersebut secara kasat mata, yang termasuk ke dalam struktur fisik puisi adalah sebagai berikut:

36

(41)

a) Diksi, yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair.

b) Tipografi, yaitu penataan letak letak kata-kata, baris-baris, serta bait-bait dalam sebuah puisi,hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik.

c) Pengimajian, Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), di samping alat kepuitisan yang lain.

d) Kata-kata konkret adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya. Kata kongkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji.

e) Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

f) Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa disebut juga majas.37

Kesimpulan dari paparan diatas adalah menjelaskan bahwa puisi sebagai bentuk karya sastra, dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif serta berirama dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa. Pengonsentrasian yang dilakukan dapat dilihat dari struktur-struktur atau kaidah yang terdapat pada puisi. Nuansa keindahan dalam menulis puisi tentunya akan terlihat dan terkesan lebih bermakna jika dapat memperhatikan unsur-unsur dalam penulisannya.

37

(42)

c.

Puisi Anak

1. Pengertian Puisi Anak

Puisi anak adalah puisi yang isinya tentang anak-anak dengan segala aspek dan kehidupannya. pada dasarnya puisis anak memiliki karakteristik. Resmini dan Juanda menyatakan karakteristik puisi anak adalah “memiliki bahasa yang sederhana, bentuknya naratif, berisi dimensi kehidupan yang bermakna dan dekat dengan dunia anak, serta mengandung unsur bahasa yang indah dengan panduan bunyi pilihan kata dan satuan-satuan makna.”38

Pada umumnya usia anak SD/MI berkisar antara 6-12 tahun. Menurut Tarigan “Usia SD/MI bisa memiliki dua tahapan, yaitu tahap penghayal 8-9 tahun dan tahap romantik 10 atau 13 tahun.”39 Tidak menutup kemungkinan akan adanya siswa SD/MI yang sudah memasuki tahap realistik. Hal tersebut bisa saja terjadi atas dasar pengaruh perkembangan ilmu dan tekhnologi.

Pengajaran puisi anak tentunya perlu memperhatikan karakteristik yang dimiliki anak. Dalam pengajaran puisi untuk anak dapat mengembangkan daya imajinasi, fantasi dan daya kognisi yang akan mengarahkan anak pada tingkat kreativitas. Tujuan lain dalam mengajarkan puisi pada anak yakni mengarahkan anak pada pemahaman untuk mengenali baik tentang alam dan lingkungan serta pengenalan pada perasaan dan pikiran tentang diri sendiri maupun orang lain.

38

Novi Resmini, dkk. Pendidikan Bahasa & Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung:UPI Press, 2008), h. 166

39

(43)

2. Jenis-jenis Puisi Anak

Puisi anak dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis tertentu berdasarkan sudut pandang tertentu. Pembedaan yang sering digunakan adalah yang di dasarkan isi kandungan yang ingin disampaikan. Huck, Michelle dkk dalam Resmini dan Juanda menjelaskan bahwa jenis puisi anak terdiri dari puisi balada, puisi naratif, puisi lirik, limerik, haiku, sajak bebas dan puisi kongret.40 Berikut adalah contoh dari beberapa puisi anak:

1. Puisi balada41 adalah puisi yang berisi cerita yang diadaptasikan untuk dinyanyikan atau paling tidak dapat memberikan efek nyanyian. contoh:

MAMA ADA ORANG MINTA-MINTA DI PINTU PAGAR

Karya: Sherly Malinton

Mama, ada orang minta-minta di pintu pagar kasihan sekali Matanya buta, jalannya meraba-raba

Sherly hanya dapat memberinya sepotong cokelat dan gula-gula

Karena sisa uang jajanku hari ini habis untuk membeli buku...

40

Resmini dan Juanda, Op. cit. , h. 168

41

(44)

2. Puisi naratif42adalah puisi yang berisi cerita. Adapun wujud puisinya dapat berupa puisi lirik,sonata atau syair. contoh:

PUTRI BANGAU

Karya: Leon Agusta

Konon dahulu di Negeri Jepang Tersebutlah tentang sebuah dongeng Mengisahkan seekor bangau yang malang Sayapnya luka tak bisa terbang

Seorang Pak Tani setengah baya Menemukannya dekat telaga Bangau dipungut diobatinya Sehingga sembuh sayap yang luka Sang bangau tak dapat banyak bicara Pada Pak Tani berhati mulia

Dalam hatinya ia berjanji

Suatu waktu akan datang kembali

3. Sajak bebas43 adalah sajak tanpa pola panjang larik, tak terikat pada struktur dan pokok isi disusun berdasarkan irama alamiah. Contoh:

KOLONG JEMBATAN

Karya : Bradley Setiyadi

Kota metropolitan Kota sejuta kemegahan

Termasuk jalan layang yang melintang Melintas dari ujung ke ujung

42

ibid., h. 361

43

(45)

Dengan tiang pancang yang kokoh Dilintasi mobil-mobil mewah Dan dibawahnya terdapat kehidupan

Pada dasarnya, anak-anak lebih tertarik dengan gagasan suatu puisi yang mereka temukan sendiri, daripada mengetahui berbagai bentuk/jenis puisi berdasarkan jenis puisi anak yang telah dipaparkan di atas. Jika dilihat dari pernyataan tersebut, maka yang lebih mendekati jenis puisi bagi anak sekolah dasar adalah berupa sajak bebas. Hal tersebut dimaksudkan agar anak-anak lebih mengetahui dan dapat melihat kembali, jenis puisi apa yang sedang ditulisnya. Tentunya dengan adanya literatur akan memperkaya anak dalam menulis puisi lebih kreatif.

d.

Teknik Kata Berantai

Teknik adalah suatu prosedur yang dilakukan dalam merancang, menyelesaikan dan menghasilkan dari sesuatu yang diinginkan. Teknik pembelajaran tidak akan berhasil jika tidak ada teknik yang cocok untuk pembelajaran tersebut. Pada kesempatan ini teknik kata berantai yang dilakukan dapat membantu atau melengkapi penggunaan media gambar sebagai proses dalam pembelajaran menulis puisi. Teknik kata berantai dikemas dalam permainan yang dapat membangkitkan kreativitas siswa. Dalam permainan ini, setiap siswa harus melanjutkan kata yang ditulis teman kelompoknya dengan menuliskan kata-kata yang mempunyai konsep sama. Dengan kata lain, setiap siswa harus mencari kata-kata yang tidak menyimpang dengan judul atau tema yang telah ditetapkan.

(46)

Bedanya, bisik berantai dilaksanakan dengan cara diucapkan, kata berantai dilakukan dengan cara dituliskan. Karena berbentuk permaian, teknik kata berantai diharapkan dapat menumbuhkan semangat siswa dalam menulis puisi.

Teknik kata berantai dilaksanakan dengan aturan main sebagai berikut:

1. Kelas dibagi menjadi 4 kelompok.

2. Setiap kelompok memilih tema dengan cara diundi.

3. Mesekipun tema dalam satu kelompok sama, setiap siswa harus menentukan subtema. Subtema akan digunakan sebagai judul puisi.

4. Setelah menentukan judul, siswa menuliskan kata pertama sebagai kata kunci dalam puisi.

5. Berdasarkan kata kunci tersebut setiap anggota kelompok secara berantai melanjutkan dengan kata-kata berikutnya menjadi baris-baris puisi hingga selesai.

6. Kata-kata yang dituliskan secara berantai ini tetap harus memperhatikan tema dan pola persajakan.

7. Setelah waktu berakhir, siswa mempresentasikan puisi terbaik kelompok tersebut.44

Teknik kata berantai dapat membantu siswa untuk menemukan ide/gagasan yang siswa terima, berdasarkan kepada hasil pengamatannya pada gambar yang telah ada. Teknik kata berantai menerapkan teori organisasi konsep untuk pembelajaran menulis puisi. Tentunya setiap siswa pasti memiliki pendapat, gagasan, imajinasi yang berbeda. Sehingga hasil pengamatan siswa tentunya akan memiliki makna yang berbeda, dan kata yang akan dituliskan pun berebeda. Konsep yang tersimpan dalam memori untuk mencari kata-kata yang berdekatan akan ditemukan oleh siswa. Jika kosakata yang teroganisir dalam memori siswa dikelola dengan baik kemudian disusun menjadi baris-baris puisi maka akan terwujud sebuah puisi.

44

(47)

3.

Langkah-langkah Membuat Puisi

Sastra bentuk puisi banyak macamnya, namun yang akan dibahas di sisni adalah puisi yang khususnya terdapat dalam pembelajaran bahasa indonesia di kelas V Sekolah Dasar, yakni berupa membuat sajak bebas. Sajak-sajak bebas atau biasa disebut puisi bebas sangat mementingkan isi dan mempergunakan kata-kata yang singkat serta menggambarkan hal-hal yang nyata atau realistis yang tidak mengikuti pola-pola puisi lama.

Langkah-langkah membuat puisi menggunakan media gambar dengan teknik kata berantai berdasarkan kepada RPP yang telah dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Dalam hal ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

[image:47.595.122.516.158.751.2]

2. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar yang telah diberikan oleh guru, misalnya tentang suasana di desa, kemudian setiap siswa dari masing-masing kelompok mengamati, berpikir dan berimajinasi terkait gambar yang sudah di terimanya.

3. Satu persatu dari setiap kelompok berbaris dan menuliskan satu kata untuk ditulis di papan tulis secara bergantian.

4. Setelah itu masing-masing kelompok menuliskan hasil yang telah ditulis di papan tulis untuk disalin di kertas.

5. Setiap kelompok mencermati kembali hasil dari tulisan teman satu kelompoknya.

6. Setiap kelompok mengkaitkan dan melengkapi dari kata-kata yang sudah ada.

7. Kata-kata yang sudah terbentuk akan menghasilkan sebuah larik dan membentuk untaian bait hingga menjadi sebuah puisi .

8. Mereview kembali hasil puisi yang telah disusun atau dibuat, untuk lebih memperhatikan unsur-unsur pembentuk puisi, seperti diksi, rima, imaji, dan pemberian judul yang sesuai.

(48)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Anggoro melakukan penelitian pada tahun 2010, berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Siswa Kelas V SDN

Pandanmulyo 02 Malang. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil belajar siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas menulis puisi sebelumnya yaitu 52,8 pada siklus I, pada siklus II meningkat menjadi 60,7 pada siklus III Meningkat menjadi 79,4.

Perbedaan penelitian Anggoro dengan skripsi ini adalah penelitiannya menggunakan tekhnik penelitian PTK sementara penulis menggunakan teknik penelitian quasi eksperimen. Anggoro hanya menggunakan media gambar dalam melakukan penelitiannya, sementara menulis menggunakan tekhnik kata berantai dalam proses pembelajaranya. Adapun yang menjadi persamaan dalam penelitian ini adalah keduanya melakukan penelitian dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi.

Joni Maryanto melakukan penelitian pada tahun 2013, berjudul Peningkatan keterampilan menulis puisi Melalui model picture and picture

Dengan mediagambar Pada siswa kelas V SDN gunungpati 01 Semarang.

Penerapan model picture and picture dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SDN Gunungpati 01 Semarang. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 66,92. Persentase ketuntasan klasikal hasil menulis puisi adalah 68% sedangkan 28%siswa dalam kriteria tidak tuntas. Pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78.1 dengan persentase ketuntasan klasikal adalah 76%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82,8 dengan persentase ketuntasan hasil menulis puisi adalah 88%.

(49)

media gambar dalam menulis puisi dengan menggunakan tekhnik kata berantai dalam proses pembelajaranya.

C. Kerangka Berpikir

Menulis merupakan suatu keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Siswa memerlukan keterampilan menulis baik di sekolah maupun di masyarakat. Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah menulis puisi. Pentingnya menulis puisi bagi siswa yaitu dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas, menumbuhkan keberanian dalam mengungkapkan ide atau perasaan, serta mendorong keterampilan dan kemauan mengumpulkan informasi.

Pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester II di SDIT Az-Zahra masih sangat rendah. Berdasarkan keadaan tersebut peneliti akan menggunakan media gambar dalam usaha meningkatkan keterampilan anak dalam menulis puisi khususnya pada siswa kelas V SDIT Az-Zahra Pondok Petir. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, media yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa pasif dan kurang bersemangat selama proses pembelajaran menulis puisi. Selain itu, siswa kurang mampu menuangkan ide, gagasan, perasaannya dalam bahasa dan kata-katanya sendiri dalam menulis puisi.

(50)

diharapkan siswa dapat percaya diri serta dapat mengemukakan ide/ gagasan, dapat mengembangkan keterampilan menulis, daya kreativitas dan imajinasi siswa, yang sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran sastra, khususnya dalam menulis puisi.

D. Hipotesis Penelitian

Pengajuan hipotesis yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan media gambar yang dimulai dengan pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes. Berdasarkan kerangka berpikir diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Penggunaan media gambar tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V semester genap di SDIT Az-Zahra Pondok Petir tahun pelajaran 2013/2014.

(51)

35

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDIT Az-Zahra yang beralamat di Jl.Swadaya No 47. Kelurahan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini pada semester genap Tahun pelajaran 2013/2014, yang dilaksanakan pada bulan April.

B.

Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperimen. Metode quasi eksperimen yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap semua variabel yan relevan. Pengontrolannya hanya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang paling dominan.1

Desain penelitian yang digunakan yaitu Non Randomize Control Group Pretest and Posttest Design.2 Rancangan ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum diberikan perlakuan pada kedua kelas diberikan pretest terlebih dahulu, yakni untuk mengetahui kemampuan awal pada siswa. Selanjutnya kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan media gambar, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah diberi perlakuan maka kedua kelas diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir pada siswa. untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 59

2

(52)
[image:52.595.110.515.146.569.2]

Tabel 3.1

Non Randomized Control Group Pretest-Postest Design

Kelas Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir

Eksperimen TΌ X T΍

Kontrol TΎ - TΏ

Keterangan:

T1 : Pretest kelas eksperimen T2 : Postest kelas eksperimen T3 : Pretest kelas kontrol T4 : Posttest kelas kontrol

X : Keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SDIT Az-Zahra kelas V pada semester genap Tahun pelajaran 2013-2014. Adapun populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDIT Az-Zahra yang terdiri dari tiga rombongan belajar yaitu kelas VA - VC.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik (Purposive Sampling) atau sampel bertujuan. Arikunto menjelaskan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.5 Berdasarkan hasil observasi yang didapat bahwa dari tingkatan kelas V ada satu kelas yang kurang layak untuk dijadikan penelitian.

3

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), cet. 21, h. 61

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), , cet. 14, h. 174

5

(53)

Oleh sebab itu dari tiga kelas rombongan belajar pada tingkatan kelas V di SDIT Az-Zahra, diambil dua kelas untuk dijadikan sampel yaitu kelas VB dan VC. Berdasarkan pengambilan sampel tersebut diperoleh kelas VB sebagai kelas eksperimen dan kelas VC sebagai kelas kontrol.

D.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, variabel penelitian, dan instrumen penelitian.

1.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari sampel yang diambil berdasarkan pada tujuan tertentu (Purposive Sampling). Penelitian ini dilakukan kepada dua kelas, yakni kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan menggunakan media gambar dan kelas kontrol dengan tanpa diberikan perlakuan. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan yaitu kelas VB dan kelas kontrol adalah kelas yang tanpa diberikan perlakuan yaitu kelas VC. Pada kelas VB sebanyak 24 siswa dari 28 jumlah siswa dan kelas VC sebanyak 24 siswa dari 29 jumlah siswa. Karena ada beberapa siswa yang tidak hadir pada saat penelitian berlangsung maka sample yang diperoleh dari masing-masing kelas sebanyak 24 siswa. Data yang digunakan berupa skor yang diperoleh dari hasil tes keterampilan menulis puisi.

2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian quasi eksperimen, Arikunto mengatakan bahwa objek penelitian apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian disebut variabel.6 Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

6

(54)

a. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media gambar.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi.

3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang nantinya akan diproses lebih lanjut maka digunakan instrumen penelitian yaitu tes keterampilan menulis puisi. Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan tes (pretest dan posttest). Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelas.7

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a) Instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b) Instrumen pengumpulan data berupa tes, yakni untuk mengetahui keterampilan menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali, pertama pada saat pretest dengan tujuan untuk mengetahui kemamapuan awal siswa, dan kedua posttest untuk mengetahui hasil akhir setelah diberikan perlakuan untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol.

Penilaian keterampilan menulis pada siswa meliputi beberapa aspek, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

7

(55)

Tabel 3.2

Indikator penilaian keterampilan menulis puisi

No. Aspek yang dinilai

Indikator Bobot

Skala skor

Skor maksimal 5 4 3 2 1

1. Judul Dapat menentukan judul sesuai dengan gambar

3 15

2. Diksi Pilihan kata yang digunakan tepat

7 35

3. Rima Kesamaan bunyi yang ada dalam puisi

4 20

4. Imaji Gambaran imaji terlihat dengan jelas

6 30

Jumlah 100

No Aspek yang dinilai

Kriteria penilaian

Skor maksimal

5 4 3 2 1

1. Judul Judul sangat sesuai dengan gambar/ Isi Judul sesuai dengan gambar/ Isi Judul cukup sesuai dengan gambar/ Isi Judul kurang sesuai dengan gambar/ Isi Judul tidak sesuai dengan gambar/ Isi 15

2. Diksi Pilihan kata sangat tepat Pilihan kata tepat Pilihan kata cukup tepat Pilihan kata kurang tepat Pilihan kata tidak tepat 35

3. Rima Sangat memiliki keindahan kesamaan bunyi memiliki keindahan kesamaan bunyi Cukup memiliki keindahan kesamaan bunyi Kurang memiliki keindahan kesamaan bunyi Tidak memiliki keindahan kesamaan bunyi 20

4. Imaji Daya gambaran sangat terlihat jelas Daya gambaran terlihat jelas Daya gambaran cukup terlihat jelas Daya gambaran kurang terlihat jelas Daya gambaran tidak terlihat jelas 30

Jumlah 100

Tabel 3.3

[image:55.595.90.566.167.744.2]

Gambar

Tabel 4.13   Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Gambar 4.3   Diagram Batang Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ...... 55
gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
gambar harus dipilih menurut syarat-syarat tertentu. Menurut Arif S.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pendidikan karakter sebagai the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values, dimana dalam hal ini

Bagaimana pengaruh tingkat pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Kota Tasikmalaya selama tahun 2002-2015, baik secara

Responden sumber data yaitu guru kelompok B4 yang berjumlah 1 orang.Berdasarkan hasil penelitian guru sudah menerapkan pendekatan saintifik dalam pengembangan

Hambatan-hambatan yang dihadapi Pembimbing Kemasyarakatan dalam penyelesaian perkara pidana oleh anak antara lain: kelemahan aturan hukum yang belaku terhadap tindak

Adapun saran yang diberikan adalah bahwa sebaiknya Rahmat Jeans Collection meninjau kembali metode perhitungan harga pokok produksi dengan metode konvensional dan

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

Maka sekretaris Jenderal Kemdikbud telah mengeluarkan Surat Keterangan Penugasan untuk Tim Ad hoc yang tugasnya menyatukan data Padamu Negeri dengan Dapodik.Kami sampaikan

Analisis Kebutuhan Materi Inti Matematika Pada Mata Kuliah Analisis Struktur D i D epartemen Pendidikan Teknik Sipil Fptk Upi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu