EFEKTIFITAS STRATEGI PERKULIAHAN DI PRODI
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FITK UIN JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Manajemen Pendidikan (S.Pd) Pada
Jurusan KI-Manajemen Pendidikan
OLEH
RIDWAN AFANDI
105018200693
JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
ABSTRAK
Ridwan Afandi. NIM.105018200693. Jurusan KI Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Efektifitas Strategi Perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN JKT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi perkuliahan yang dilaksanakan selama ini efektif terhadap perkuliahan di Prodi Manajemen Pendidikan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 58 mahasiswa. Strategi merupakan suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efesien. Strategi perkuliahan merupakan cara pembelajaran yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda, dalam strategi perlu memperhatikan strategi pengorganisasian pembelajaran melalui pendekatan prosedural dan pendekatan hirearkis, kemudian strategi penyampaian pembelajaran dalam mendiskripsikannya memerlukan media pembelajaran, interaksi peserta didik dengan media, dan bentu belajar mengajar. Strategi pengelolaan pembelajaran untuk mencapainya terlebih dahulu memberikan penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan mahasiswa, pengelolaan motivasional, dan control belajar. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif analisis. Dari hasil penelitian yang didapat strategi perkuliahan yang digunakan di Prodi Manajemen Pendidikan baik.
KATA PENGANTAR
Bismillahi Arrahmani Arrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas
kasih dan sayang-Nya yang senantiasa tercurah pada kita semua terutama bagi
penulis sendiri, yang karena-Nya keberadaan penulis terutama dalam masa-masa
penyusunan skripsi ini tidak dijumpai suatu kendala yang berarti. Shalawat serta
salam tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW suri tauladan
paling mulia bagi semesta alam. Kemudian ucapan terimakasih yang paling dalam
penulis haturkan kepada kedua orang tua yang selalu berada di dalam lubuk hati
dan menjadi sumber motivasi dalam segala kegiatan yang penulis lakukan
terutama dalam penyelesaian tulisan ini. Ayahanda (Miswar NST) dan Ibunda
(Suriaty Rangkuti) penulis, yang telah membesarkan, merawat, mendidik,
mendo’akan, memotivasi, memberikan dukungann baik moril maupun materil
dengan penuh ketulusan dan keikhlasan kepada penulis. Kepada mereka penulis
haturkan sembah sujud sedalam-dalamnya, atas jasa mereka tidak akan dapat
penulis balas sampai kapanpun, semoga Allah selalu memberikan kesehatan,
keselamatan, kebahagian dan selalu dalam lindungan-Nya, amiin.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, namun berkat dorongan dan bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi
ini dapat diselesaikan. Di ruang yang terbatas ini, penulis mengungkapkan
perasaan hormat dan terima kasih yang tulus kepada orang-orang yang telah
membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
akan pernah terwujud tanpa adanya peran serta dari orang-orang di sekitar penulis.
Mereka adalah:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Rusydy Zakaria M.Phill sebagai Ketua Jurusan dan Fauzan M.A sebagai
Sekretaris Jurusan KI Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs.Muarif SAM M.Pd. selaku ketua Prodi Manajemen Pendidikan dan
sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi penulis, hanya ucapan
terimakasih dan do’a yang dapat saya ucapkan atas waktunya, masukan,
motivasi, perhatian serta do’a dalam membimbing penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini, semoga bapak senantiasa diberikan nikmat
sehat serta dalam lindungan Allah selalu, dan menjadi suri tauladan kami.
4. Abd Rozak, M.Si sebagai dosen penasehat akademik
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku kuliah, semoga
ilmu yang bapak/ ibu berikan bermanfaat dan menjadi amal ibadah.
6. Adik-adik penulis Alm Rizki Yaqub, Ruslan Fadli Mustafid, Riskah
Fadilah, Raysa Islamita, Bahrun Syarifuddin, Imam Ahmadi, M. Ikhsan,
Fadhil Akhiruddin, dan Fajrul Rahman yang selalu mengingatkan penulis
7. Keluarga Besar penulis, baik dari bapak maupun dari ibu yang telah
banyak memberikan bimbingan kepada penulis, semoga Allah
memberikan anugrah kepada keluarga besar ini.
8. Hasmidar Azlina yang selalu setia membantu, menyemangati dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi, terimakasih atas kasih
sayang dan kesabarannya.
9. Kawan-kawan seperjuangan penulis (Fathul Munir, Ujang Syarif
Hidayatullah, Riyan Nurdiyansah, Wahyudin, Aris Maulana Akbar, Asep
Sujana, Ade Wahyudi), Alisah, Habib Ferdiansyah, Ivon .Terimakasih atas
semua bantuan, kritik, saran, dan segala yang telah diberikan kepada
penulis. Semoga persahabatan kita akan terjalin sampai akhir hayat.
Amiiin...!
10.Teman-teman penulis di Jurusan Manajemen Pendidikan, khususnya
kawan-kawan kelas A dan B angkatan 2005 yang telah banyak membantu,
memberikan pengalaman dan kenangan yang tidak dapat terlupakan
kepada penulis selama belajar di UIN SYAHID. Semoga kesehatan selalu
di anugrahkan buat kita semua.
11.Kawan-kawan di HMI Cabang Ciputat, di Lembaga Pendidikan
Mahasiswa Islam (LAPENMI), di Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), di
Karawitan Postar dan lain-lain yang tidak penulis sebutkan tapi tidak
mengurangi rasa hormat penulis terhadap semuanya, terimakasih atas
12.Keluarga besar HM MADINA yang selalu memberikan dukungan untuk
penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
13.Terakhir penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam peyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, dari dalam lubuk hati penulis selalu melekat
salam hormat kepada mereka dan penulis panjatkan do’a dan rasa syukur
kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal
sholeh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dariNya. Amiin.
Akhirul kalam, penulis mohon maaf bila skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik
dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan memberikan perbaikan- perbaikan pada dunia pendidikan khususnya
pada bidang studi Manajemen Pendidikan
. Jakarta, April 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Perkuliahan 1. Pengertian Strategi Perkuliahan ... 7
2. Macam-macam Strategi Pembelajaran... 10
a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ... 10
b. Strategi Penyampaian Pembelajaran ... 12
c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ... 14
3. Metode Pembelajaran ... 15
a. Metode Ceramah ... 17
b. Metode Tanya Jawab ... 18
c. Metode Diskusi ... 19
d. Metode Pemberian Tugas ... 19
e. Metode Demonstrasi dan Eksperimen ... 20
f. Metode Kerja Kelompok ... 21
g. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran ... 22
h. Metode Karya wisata ... 23
B. Strategi Perkuliahan Yang Efektif
1. Pengertian Efektifitas ... 24
a. Macam-macam Prespektif Efektifitas ... 26
b. Pengukuran Efektifitas ... 27
2. Strategi Perkuliahan Yang Efektif ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36
C. Metode Penelitian ... 37
D. Sumber Data ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Instrumen Penelitian ... 39
G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Prodi Manajemen Pendidikan 1. Sejarah Prodi Manajemen Pendidikan FITK UIN ... 44
2. Visi dan Misi Prodi Manajemen Pendidikan ... 45
3. Keadaan Dosen dan Mahasiswa ... 47
B. Deskripsi, Analisis dan Interpretasi Data ... 53
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini, tuntutan pengembangan sumber daya manusia
semakin tinggi. Tugas bidang pendidikan otomatis akan semakin berat. Hal ini
dikarenakan pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan
sumber daya manusia. Hal ini bisa dilihat dari kualitas pendidikan, semakin
berkualitas suatu pendidikan semakin berkualitas pula sumber daya manusia yang
dihasilkan.
Pendidikan nampaknya selalu menarik untuk dibicarakan dalam kehidupan
sehari-hari, hal ini dikarenakan seluruh aspek dalam pendidikan akan terus
berkembang sejalan dengan perubahan zaman. Pendidikan hendaknya menjadi
prioritas dalam suatu negara, karena hasil pendidikan merupakan aset penting bagi
terbentuknya sumber daya manusia yang potensial, kreatif, berdisiplin tinggi dan
terbentuknya mentalitas yang kuat, juga kualitas suatu bangsa ditentukan oleh
mutu pendidikan. Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa
terhadap peserta didik agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan
kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.1 Salah satu lembaga yang berperan penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai wadah
pengembangan tugas-tugas bangsa sudah sepatutnya mendapat perhatian khusus.
Banyaknya perguruan tinggi menjadi bukti bahwa terdapat persaingan dalam
1
menuju pendidikan yang berkualitas. Setiap perguruan tinggi sudah tentu
mempunyai kelebihan masing-masing sebagai penawaran kepada pangsa pasar
yang dalam hal ini adalah mahasiswa.
Disadari atau tidak, mahasiswa merupakan manusia yang mempunyai
kebebasan dalam bersikap, mengutarakan pendapat, dan tentu memiliki selera
tinggi dalam menetukan pilihan. Mahasiswa juga dihadapkan kepada berbagai
stimulus membentuk persepsi sikap atau perilaku untuk sampai pada pilihan yang
diperkirakan akan memiliki persepsi terhadap perguruan tinggi.
Dengan demikian pembelajaran yang diterapkan pada mahasiswa
mencerminkan suatu proses dimana mahasiswa belajar menjadi perduli dan
mengevaluasi tentang pengalamannya. Untuk itu pembelajaran bagi orang
dewasa(mahasiswa) tidak dimulai dari dengan mempelajari materi pelajaran, tapi
berdasarkan perhatian pada masalah-masalah yang terjadi pada kehidupannya.2 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah merupakan salah satu
perguruan tinggi di Jakarta yang mengusung visi untuk memajukan sumber daya
mahasiswanya, terbukti dengan adanya fasilitas yang menunjang untuk
tercapainya perkuliahan yang efektif. Dengan adanya fasilitas yang memadai tentu
mahasiswa akan mudah memahami semua mata kuliah yang diberikan oleh
dosen.
Sebagai Universitas yang memiliki motto Knowledge, Piety dan integrity
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menginginkan mahasiswanya untuk memiliki
komitmen dan menjadi sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif.3 Hal ini bertujuan dalam mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang
berperadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasan
ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
Salah satu fakultas yang konsen terhadap pengembangan sumber daya
manusia yang handal di bidang pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Memiliki 9 program studi yang mendidik mahasiswa untuk menjadi
2
. Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 56
3
guru-guru yang handal dimasa akan datang. Sebagai fakultas yang konsen
dibidang pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan mempunyai tanggung
jawab yang sangat besar terhadap kemajuan pendidikan di tanah air ini, tentu
dengan mempersiapkan strategi-startegi yang menunjang dalam kemajuan
pendidikan sesuai dengan visi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yaitu
menjadi LPTK yang unggul, kompetitif, profesional, dengan mengintegrasikan
keilmuan, keislaman, kemanusiaan dan keindonesiaan.4
Namun, yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar keberhasilan out-put
hasil perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Hal ini
bisa dilihat dari minimnya lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang terlihat koheren di bidang Pendidikan. Sudah
tentu ini juga bagian dari tugas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
membuktikan bahwa lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta bisa diperhitungkan di dunia Pendidikan.
Manajemen Pendidikan merupakan satu dari sembilan program studi yang
ada di fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, Program studi ini menyelenggarakan
proses perkuliahan dengan membebankan kepada mahasiswanya untuk mengikuti
75 mata kuliah yang diselenggarakan dengan sistem kredit semester (SKS).
Jumlah SKS yang harus ditempuh mahasiswa berjumlah 154 - 160 SKS.5
Program studi Manajemen Pendidikan memiliki SDM (dosen) yang memadai
sehingga dimungkinkan dapat menunjang terlaksananya perkuliahan. Jumlah
dosen yang berada di Prodi Manajemen Pendidikan yang sesuai dengan subtansi
bidang ilmu pendidikan adalah 14 orang dosen, dan yang sesuai dengan subtansi
bidang ilmu manajemen pendidikan adalah 13 orang dosen.6
Dalam proses perkuliahan, tentu ada langkah-langkah tertentu yang dimiliki
dosen dalam pelaksanaan perkuliahan yang diberikan kepada mahasiswa, dengan
tujuan memudahkan mahasiswa dan dosen berkomunikasi dalam perkuliahan.
Namun, berapa efektifkah strategi perkuliahan yang diberikan dosen dalam
mengantarkan mencapai kompetensi perkuliahan, strategi apa saja yang
4
. Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010-2011 5 Arsip Jurusan Manajemen Pendidikan, 2010
6
digunakan dosen dalam perkuliahan, dan bagaimana partisipasi mahasiswa dalam
mengikuti proses perkuliahan.
Dalam pengamatan penulis selama mengikuti proses perkuliahan di Program
Studi Manajemen Pendidikan, masih terdapat mahasiswa yang kurang berperan
aktif dalam mengikuti proses perkuliahan, hal ini bisa dilihat dalam proses
perkuliahan, masih banyak mahasiswa yang menjalankan kegiatan sendiri seperti
tidur, ngobrol dengan teman, dan bahkan ada yang mendengarkan musik melalui
handphone. Di samping itu, dalam pembuatan tugas kelompok, kebanyakan
mahasiswa mengerjakan secara individu, padahal ini merupakan tugas yang harus
dikerjakan secara kelompok. Apabila proses ini terus berlangsung, sudah tentu
akan menghambat tercapainya tujuan yang diharapkan karena subtansi dari proses
perkuliahan tidak tersampaikan secara menyeluruh, dan akhirnya dosen pula yang
menjelaskan kembali materi tersebut secara menyeluruh.
Sudah tentu ada dosen yang menggunakan variasi metode dalam proses
perkuliahan, ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya proses yang tidak
diinginkan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam menerima pelajaran, seperti
penerapan strategi-strategi tertentu dalam pemberian pelajaran di perkuliah.
Namun, biasanya dengan adanya strategi-strategi perkuliahan yang baru akan
menghabiskan banyak waktu sehingga untuk pembahasan satu materi saja
memakan waktu yang cukup lama. Disamping menyita banyak waktu,
penggunaan metode baru berdampak pada tertinggalnya materi perkuliahan.
Akibatnya, dosen harus mengejar materi yang tertinggal dengan memberlakukan
jam tambahan diluar jadwal yang sudah ditentukan oleh Program Studi
Manajemen Pendidikan.
Permasalahan ini harus menjadi bahan perhatian bagi semua elemen yang
berada di Pogram Studi Manajemen Pendidikan. Bukan hanya itu, sebagai
Fakultas yang melahirkan tenaga pendidik pengawalan dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan terhadap jurusan yang berda di bawah naungan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sangat dibutuhkan dengan harapan akan ada
Pendidikan khususnya di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan umumnya di
negeri kita Indonesia.
Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji, dan sepengetahuan penulis belum
ada yang meneliti tentang ini. Untuk itu, berdasarkan latar belakang di atas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”EFEKTIVITAS STRATEGI PERKULIAHAN DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FITK UIN JAKARTA”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Jakarta yang jarang menggunakan metode selain metode ceramah
dan diskusi.
2. Suasana perkuliahan yang monoton dan kurang menarik akan membuat
mahasiswa tidak tertarik mengikuti perkuliahan
3. Minimnya partisipasi mahasiswa jurusan Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta dalam proses perkuliahan.
4. Dosen yang seharusnya mengajar digantikan dengan asisten sehingga
penyampaian materi kuliah tidak sama
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah
pada efektivitas strategi perkuliahan di program Studi Manajmen Pendidikan UIN
jakarta. Yang dimaksud efektivitas strategi perkuliahan disisni adalah
keberhasilan suatu tujuan yang telah ditentukan. Adapun efektifitas strategi yang
diteliti ditinjau dari aspek kehadiran mahasiswa secara keseluruhan atau permateri
pembelajaran, pelaksanaan dalam mengerjakan tugas dan ketepatan pengumpulan
tugas yang diberikan, kesesuaian materi yang diajarkan dengan kemampuan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti oleh penulis adalah:
1. Seberapa efektifkah strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan
FITK UIN Jakarta.?
2. Faktor apa saja yang membuat efektif atau tidak efektifnya strategi perkuliahan di
Program Studi Manajemen Pendidikan?.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bafi berbagai
pihak yang terkait terutama :
1. Menambah wawasan keilmuan penulis dan pembaca tentang efektifitas strategi
perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta.
2. Mampu memberikan masukan yang berarti dalam penerapan strategi perkuliahan
di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta serta bisa dijadikan
sebagai alat evaluasi terhadap strategi perkuliahan yang digunakan.
3. Sebagai bahan acuan untuk pengambilan kebijakan di Fakultas Ilmu tarbiyah dan
Keguruan dalam penyeleksian tenaga pengajar
BAB II KAJIAN TEORI A. STRATEGI PERKULIAHAN
1. Pengertian Strategi Perkuliahan
Pada dasarnya strategi perkuliahan sama dengan strategi pembelajaran,
yang menjadi pembeda hanya terletak pada tahapan penerapan, startegi
perkuliahan digunakan dalam merancang pembelajaran untuk mahasiswa,
sedangkan strategi pembelajaran digunakan untuk siswa.
Kata strategi berasal dari bahasa latin strategia, yang berarti seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan7. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata strategi diartikan sebagai “rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.8
Jika ditinjau dari aspek kebahasaan yang telah dipaparkan pada
paragrap di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah startegi mengacu
pada sebuah rencana yang disusun dan dijalankan untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Purpose), dibutuhkan
cara atau usaha (action) yang sebelumnya telah direncanakan (planned),
inilah yang dimaksud dengan strategi ditinjau dari aspek kebahasaan
(purpose + planned action = strategi ).
7
Nuryani Rustaman, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: UT, 2007), Cet. ke-1, h. 1 8
Secara umum, Djamara dan Zain mendefenisikan strategi sebagai “
Suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran
yang ditentukan.”9 Pendapat senada juga diutarakan oleh Dede Rosyada dan Abudin Nata, dalam Mansyur, bahwa strategi adalah “suatu garis-garis
haluan untuk bertindak dalam rangkai mencapai sasaran yang telah
ditentukan”.
Dari kedua pendapat tersebut, secara garis besar, strategi dapat
diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam bertindak untuk mencapai
sasaran. Lebih spesifiknya Slameto mendefenisikan strategi sebagai “suatu
rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi yang
ada untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi”.10
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.11 Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bagaimana upaya yang dilakukan dalam pengimplementasian rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal, hal ini yang dinamakan dengan metode. Metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, bisa terjadi satu stategi pembelajaran digunakan beberapa
metode.
Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa strategi berbeda dengan
metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai
sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Istilah lain juga yang memiliki kemiripan dengan
strategi adalah pendekatan. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
9
Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,1996), Cet. ke-1, h. 5.
10
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam SKS,( Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 90. 11
masih sangat umum.12 Jadi strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.
Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran terdapat juga
istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik
mengajar. Taktik dan teknik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam
melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.13
Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran
yang diterapkan akan tergantung pada pendekatan yang digunakan,
sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai
metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
terlebih dahulu menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode.
2. Macam-macam Strategi Pembelajaran
Untuk mencapai sebuah kefesiensian, dan daya tarik dalam proses
pembelajaran perlu diperhatikan strategi pembelajaran, hal ini dilakukan
untuk penyesuaian strategi pembelajaran yang akan diterapkan dengan
kondisi yang ada. Strategi pembelajaran merupakan cara pembelajaran
yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berada di bawah
kondisi yang berbeda. dan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Strategi pengorganisasian pembelajaran
Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan
(sequencing) dan mensitesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur,dan
prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.14 Ada dua hal yang menjadi prioritas dalam strategi pengorganisasian pembelajaran yang
pertama sequencing dan synthesizing. Sequencing terkait dengan cara
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2009),h.127
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2007),h.127
14
pembuatan urutan suatu isi pembelajaran, artinya seorang dosen dalam
menampilkan suatu materi pembelajaran terlebih dahulu menata urutan
materinya, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukan
kepada mahasiswa hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep,
prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.
Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Hal ini dilakukuan dengan menunjukan keterkaitan topik-topik itu terkait dalam keseluruhan isi bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari.15
Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk
menentukan urutan mempelajari atau mengajarkan. Tanpa urutan yang
tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai
hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan mahasiswa dalam
mempelajarinya. Misalnya materi bilangan penjumlahan, pengurang,
perkalian dan pembagian. Mahasiswa akan mengalami kesulitan
mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari,
mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum
dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok yaitu:
1) Pendekatan prosedural
Urutan materi pembelajaran secara prosedural
menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai
dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah
mengoperasikan peralatan kamera video.
2) Pendekatan hierarkis
15
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis
menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari
bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya
harus dipelajari terlebih dahulu sebagai prasyarat untuk
mempelajari materi berikutnya.16 b. Strategi penyampaian pembelajaran
Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa
yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar apa
yang dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang
digunakan. Strategi penyampaian adalah cara-carayang dipakai untuk
menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk
menerima serta merespon masukan-masukan siswa.17
Pada hakikatnya strategi penyampaian mencakup pada lingkungan
fisik, guru(dosen), bahan pembelajaran dan kegiatan yang berkaitan
dengan pembelajaran. Dalam penyampaian pembelajaran yang
menjadi patokannya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan komponen penting dari strategi penyampaian
pembelajaran.
Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam
mendiskripsikan startegi penyampaian yaitu:
1) Media pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian
yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada
siswa, baik berupa orang, alat , ataupun bahan.
Leshin, Pollock dan Reigeluth mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu (1) media berbasis manusia (pengajar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelompok); (2) media berbasis cetak (buku, buku latihan dan modul); (3) media berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, transfaransi, slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program
16
Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP,(Yogyakart: Pustaka Yustisia, 2007), h.198
17
slide tape, dan televisi); (5) media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif vidio )18 2) Interaksi peserta didik dengan media
Dalam proses pembelajaran tentu media yang digunakan harus
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya, dengan harapan akan mampu merangsang dan
menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar. Tujuannya
adalah agar terciptanya interaksi positif antara media
pembelajaran dan peserta didik yang pada akhirnya akan
mampu mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi
pembelajaran.19
3) Bentuk belajar mengajar
Pembelajar dapat dilakukan dalam berbagai bentuk maupun
cara. Seperti yang diungkapkan Gagne bahwa pembelajaran
yang efektif harus dilkukan dengan berbagai cara dan
menggunakan berbagai macam media pembelajaran.20 Dalam kegiatan pembelajaran seorang tenaga pengajar harus memiliki
kiat ataupun seni dalam memadukan bentuk pembelajaran dan
media yang digunakan dengan demikian akan mampu
menciptakan proses pembelajaran yang harmonis.
c. Strategi pengelolaan pembelajaran
Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu
strategi atau komponen startegi tepat dipakai dalam situasi
pembelajaran. Ada empat hal yang menjadi urusan strategi
pengelolaan
1) Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran
Dalam setiap pembelajaran seorang tenaga pengajar harus
mampu membuat perhitungan tentang strategi pembelajaran
18
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.9
19
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.10
20
apa yang akan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Oleh karenanya seorang tenaga pendidik dituntut untuk mampu
merancang tentang kapan, strategi apa, dan berapa kali suatu
strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran.21 Dalam menentukan strategi apa, kapan, dan berapa kali suatu
strategi pembelajaran digunakan tentu ini sangat berhubungan
dengan kondisi pembelajaran yang ada.
2) Pembuatan catatan kemajuan siswa
Untuk mengetahui tingkat kemampuan belajar sisiwa, tenaga
pendidik perlu mengadakan evaluasi atau tes hasil belajar
terhadap peserta didik. Catatan kemajuan belajar peserta didik
dapat digunakan untuk melihat efektivitas dan efesiensi
pembelajaran. Dengan begitu tenga pendidik akan dapat
menetukan langkah-langkah selanjutnya seperti apakah stategi
pembelajaran yang telah digunakan sesuai atau belum, apakah
rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor tenaga
pendidik atau peserta didik, apakah penjadwalan penggunaan
strategi pembelajaran sudah sesuai atau belum dan lain
sebagainya.
3) Pengelolaan motivasional
Jika motivasi belajar peserta didik relatif rendah sudah dapat
dipastikan strategi apapun yang akan digunakan oleh tenaga
pengajar tidak akan mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Pengelolaan motivasional menjadi bagian integral dan
esensial dalam setiap proses pembelajaran. Strartegi
pembelajaran pada dasarnya telah mengandung komponen
motivasional walaupun dengan cara yang berbeda-beda.22
21
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.12
22
4) Kontrol belajar
Kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa untuk
melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan
belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan
strategi kognitif yang digunakan.23 Agar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pilihan-pilihan
tersebut maka seorang tenaga pendidik harus mampu dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang bisa memberikan
alternatif pilihan belajar bagi peserta didik.
3. Metode Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran tentu strategi pembelajaran akan
mempunyai peran yang sangat penting. Strategi dimaksudkan sebagai daya
dan upaya dosen dalam menciptakan suatu system lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.
Dari macam-macam strategi yang telah dipaparkan di atas akan
melahirkan berbagai macam metode pembelajaran. Metode pembelajaran
yang memudahkan serang tenaga pendidik dalam pendekatan dan
memberian pelajaran ke peserta didik.
Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran
yang diterapkan akan tergantung pada pendekatan yang digunakan,
sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai
metode pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran
tertentu.24 Dengan kata lain, strategi merupakan perencanaan pembelajaran
sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis tentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
23
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.13
24
Metode adalah cara yang digunakan dalam penyampaian materi
perkuliahan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan dari yang sederhana
sampai dengan yang kompleks. Metode belajar memiliki banyak ragam
dan variasi, hal ini terjadi karena setiap mata pelajaran, pembahasan, dan
situasi membutuhkan penyampaian yang harus diserasikan. Tidak ada satu
metode yang bisa digunakan untuk satu pelajaran penuh. Satu mata
pelajaran yang efektif dengan menggunakan metode tertentu, belum tentu
efektif dengan menggunakan metode lain. Sebab sebagai tuntutan itulah
maka muncul bermacam-macam bentuk metode dengan berbagai
kelebihan dan kelemahannya.
Berikut deskripsi singkat macam-macam metode:
a. Metode cermah
Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah suatu metode di
dalam pendidikan dan pengajaran di mana cara menyampaikan
pengertian-pengertian materi pengajaran kepada peserta didik
dilaksanakan dengan lisan. Dalam metode ceramah yang menjadi
pemeran utama adalah guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan
metode ceramah bergantung sebagian besar padanya. Karena itu,
beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
hubungannya dengan penggunaan metode ceramah, yaitu tentang
kesatuan bahan pelajaran apa yang akan disajikan pada peserta
didik, bagaimana mengajarnya, dan alat-alat pengajaran apa yang
dapat dipergunakan
1) Kelebihan metode ceramah
a) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya
b) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti pada metode yang lain
c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup banyak
2) Kekurangan metode ceramah
a) Guru sulit mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan-bahan yang diberikan
b) Kadang-kadang guru ingin menyampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya
c) Anak didik cendrung pasif dan ada kemungkinan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan
d) Jika guru tidak memperhatikan segi-segi psikologis dari anak didik metode ceramah dapat bersifat melantur dan membosankan. Sebaliknya kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan humor inti dan isi ceramah menjadi kabur.25
b. Metode Tanya jawab
Metode tanya jawab ialah suatu metode di dalam pendidikan
dan pengajaran dimana guru (dosen) bertanya sedangkan
murid-murid (mahasiswa) menjawab tentang bahan materi yang ingin
diperolehnya
1) Kelebihan metode Tanya jawab
a) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui bebicara
b) Baik untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan secara teratur
c) Timbulnya perbedaan antara anak didik atau guru dengan anak didik akan membawa kelas ke dalam suasana diskusi
2) Kekurangan metode Tanya jawab
a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk menyelesaikannya
b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik, terutama apabila terdapatjawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya tetapi bukan sasarannya yang dituju
c) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi pelajaran
d) Situasi persaingan bisa timbul apabila guru kurang menguasai teknik pemakaian metode ini.26
25
Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:55
26
c. Metode diskusi
Diskusi adalah kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah
untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan
berdebat. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah
yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya
diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam
kelompok.
1) Kelebihan metode diskusi
a) Suasana kelas akan hidup sebab anak-anak mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang di diskusikan. Partisipasi anak dalam metode ini lebih baik
b) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya
c) Anak-anak belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya
2) Kekurangan metode diskusi
a) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab
b) Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktu yang dipergunakan untuk diskusi cukup panjang. 27
d. Metode pemberian tugas belajar
Metode pemberian tugas belajar sering disebut metode
pekerjaan rumah yaitu murid diberi tugas di luar jam pelajaran.
Dalam pelaksanaan metode ini peserta didik dapat mengerjakan
tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di
perpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan, dan sebagainya
untuk dipertanggung jawabkan pada guru.
1) Kelebihan metode pemberian tugas belajar
a) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif
27
b) Menumpuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode ini anak-anak harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan
c) Membiasakan anak giat belajar
d) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang peribadatan di daerah masing- masing, kehidupan social dan sebagainya
2) Kekurangan metode pemberian tugas belajar
a) Seringkali tugas dirumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga anak-anak tidak tahu menahu pekerjaan tersebut b) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individu
anak-anak dalam kemampuan dan minat belajar
c) Sering kali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan temannya
d) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan mengganggu keseimbangan mental anak. 28
e. Metode demonstrasi dan Eksperimen
Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode
mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau
murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses,
misalnya proses cara mengambil wudhu, proses jalannya shalat dua
rakaat, dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan eksperimen adalah metode pengajaran
guru dan murid bersam-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan
praktis dari apa yang diketahui, misalnya murid mengerjakan
menyelenggarakan sholat jumat, merawat jenazah, dan sebagainya.
1) Kelebihan metode demontrasi dan eksperimen
a) Perhatian anak-anak akan terpusat kepada apa yang di demonstrasikan dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis
b) Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak
c) Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan karena akan mengamati langsung terhadap suatu proses d) Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah yang
mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat dijawab
28
2) Kekurangan metode demonstrasi dan eksperimen
a) Dalam menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen biasanya memerlukan waktu yang banyak
b) Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan maka metode ini kurang efektif
c) Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan eksperimen
d) Banyak alat-alat yang tidak didemonstrasikan dalam kelas karena besarnya atau karena harus dibantu dengan alat-alat yang lain. 29
f. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan
pengajaran ialah kumpulan dari beberapa individu yang bersifat
pedagogis yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik antar
individu serta sikap saling percaya.
1) Kelebihan motode kerja kelompok
a) Ditinjau dari segi ilmu jiwa, kegiatan kelompok murid dapat meningkatkan kualitas kepribadian, seperti kerjasama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya
b) Ditinjau dari segi didaktik, anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya memenangkan persaingan antar kelompok
2) Kekurangan metode kerja kelompok
a) Metode kerja kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode lain, misalnya dengan metode ceramah
b) Apabila terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk
c) Anak-anak yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya, sehingga usaha kelompok tersebut akan gagal. 30
g. Metode sosiodrama dan bermain peran
29
Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:62-63
30
Metode bermain peran adalah metode mengajar dengan
mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social,
sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan di mana para
murid diikutsertakan dalam permainan peranan di dalam
mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.
1) Kelebihan metode sosiodrama dan bermain peran
a) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian
b) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup
c) Anak-anak dapa menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan bedasarkan penghayataan sendiri
d) Anak-anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur
2) Kekurangan metode sosiodrama dan bermain peran a) Metode ini memerlukan waktu cukup lama b) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang
c) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu
d) Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramtisasi itu gagal. 31
h. Metode karyawisata
Metode karyawisata sering diberi pengertian sebagai suatu
metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara bertamasya di
luar kelas. Dalam perjalanan tamasya ada hal-hal tertentu yang
telah direncanakan oleh guru untuk didemonstrasikan pada anak
didik, di samping hal-hal yang secara kebetulan ditemukan di
dalam perjalanan tamsya tersebut.
1) Kelebihan motode karyawisata
a) Member kepuasan kepada anak mengenai lingkungan dengan banyak melihat kenyataan-kenyataan di samping keindahan di luar kelas
b) Anak didik dapat memperoleh tambahan pengalaman melalui karyawisata, sedangkan guru mendapatkan kesempatan menerangkan segala sesuatu
31
c) Anak didik akan bersikap terbuka, objektif dan berpandangan luas akibat dari pengtahuan yang diperoleh dari luar yang akan mempertinggi prestasi kepribadiannya
2) Kekurangan metode karyawisata
a) Apabila objek karyawisata tidak cocok untuk mencapai tujuan
b) Waktu yang tersedia tidak mencukupi
c) Pembayaran karyawisata merupakan beban tambahan anak sehingga memberatkan bagi anak-anak yang orang tuanya tidak mampu. 32
i. Metode proyek (Unit)
Metode proyek (unit) adalah suatu metode mengajar yang
bahan pelajarannya diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
merupakan menjadi suatu keseluruhan atau suatu kesatuan bulat
yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.
1) Kelebihan metode proyek (Unit)
a) Pelajar memperoleh pengetahuan yang utuh
b) Pelajar akan berpandangan luas, melihat hubungan antara bahan atau mata pelajaran satu dengan yang lain
c) Pelajar dan guru sama-sama aktif d) Pelajar dibiasakan bekerja secara ilmiah e) Pengetahuan pelajar menjadi praktis
f) Hubungan antara sekolah dengan masyarakat menjadi terbina
2) Kekurangan metode proyek (Unit) a) Memakan waktu yang cukup lama
b) Adakalanya sukar mendapat sumber-sumber yang tepat c) Pengetahuan dan kecakapan guru harus cukup memadai
baik bahan maupun metode itu sendiri. 33
32
Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:66-67
33
B. STRATEGI PERKULIAHAN YANG EFEKTIF 1. Pengertia Efektifitas
Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk yang
senantiasa berhubungan atau berinteraksi dengan yang ada disekitarnya,
benda-benda maupun makhluk hidup yang lainnya, keberadaan manusia
selalu dikaitkan dengan keberadaan ruang dan waktu. Pemanfaatan akan
ruang dan waktu sebagai penopang segala aktivitas manusia dalam
kehidupannya merupakan obyek yang penting dalam mengartikan
efektifitas.
Dalam bertindak, bersikap, megambil keputusan, sampai hal-hal yang
dalam prosesnya mempergunakan cara kerja fikiran, perasaan dan
perbuatan, efektifitas dan efesiensi selalu menjadi bahan pertimbangan,
terutama dalam tradisi masyarakat moderen.
Dalam memaknai efektifitas, setiap orang memberi arti yang berbeda
sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Uraian di bawah
ini mencoba menjabarkan beberapa pengertian efektifitas yang diajukan
beberapa tokoh, termasuk arti yang ada dalam kamus. The Oxford English
Dictionary mengartikan efektifitas sebagai, “the quality of being effective,
in various sense”.34 Secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
kualitas yang menjadikan efektif dalam berbagai hal atau bidang.
Sedangkan kata efektifitas dalam kamus lengkap bahasa Indonesia
dijelaskan bahwa “efektifitas berasal dari kata efek yang berarti akibat /
pengaruh, selanjutnya berkembang menjadi efektif yang berarti tepat guna
manjur atau mujarab. Menurut prof. Dr. Zakiah Drajat, efektifitas yaitu
kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang direncanakan atau
diinginkan yang dapat terlaksana atau tercapai.35
34
Eric Buckley, The Oxford English Dictionary, (Oxford: The Clarendon Press. 1978), Vol. III. P,49
35
Terminologi efektivitas yang terdapat dalam ensiklopedia Indonesia
berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan.suatu usaha dapat
dikatakan efektif ketika usaha itu mencapai tujuannya.
Menurut F.X Suwarto, keefektifan berasal dari kata dasar efektif yang
artinya,
a. Ada efeknya (pengaruh, akibatnya, kesannya) seperti manjur,
mujarab, mempan.
b. Penggunaan metode atau cara, saran atau alat dalam melaksanakan
aktifitas sehingga berhasil guna mencapai hasil yang optimal.
Sondang Siagian menuliskan bahwa, efektifitas berkaitan erat bukan
hanya dengan penggunaan suatu daya, dana, sarana dan prasarana kerja
secara tepat, akan tetapi juga dengan tercapainya tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya dalam batas waktu yang telah ditetapkan
untuk pencapaiannya.36 Menurut E. Mulyasa, Efektifitas adalah bagaimana suatu Organisasi Berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya
dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.37
Menurut pengertian bahasa, efektivitas berarti dapat membawa hasil,
sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif apabila berhasil dan dapat
mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan atau direncanakan
sebelum melakukan hal tersebut. Emerson menjelaskan arti dari efektifitas
sebagaimana dikutip oleh suwarno Hanayaningrat dalam buku pengantar
studi ilmu administrasi dan manajemen, sebagai berikut “ effectiveness is
measuring in term of attaining prescribed goals or objectives”. (efektifitas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran dan tujuan yang telah di
tentukan sebelumnya). Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai
sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi,
36
Sondang Siagian, Tehnik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasi,
(Jakarta: C.V Haji Masgung ,1987), Cet. ke-1, h. 3 37
kalau tujuan atau sasaran itu tidak selesai dengan waktu yang telah
ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif.38
Berdasarkan bermacam-macam pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan efektifitas adalah tercapainya suatu usaha
dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya melalui tindakan atau
perbuatan yang maksimal.
a. Macam-macam Perspektif efektifitas
Menurut F.X Suwarto, terdapat beberapa perspektif tentang
keefektifan. Diantaranya adalah:
1) Keefektifan individu yaitu menekankan pelaksanaan tugas-tugas
dan tanggung jawab individu pekerja/anggota organisasi dari suatu
organisasi.
2) Keefektifan kelompok yaitu jumlah sumbangan dari keseluruhan
anggota kelompok.
3) Keefektifan organisasi yaitu fungsi dari keefektifan individu dan
kelompok, bahwa organisasi dapat memperoleh tingkat prestasi
lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah prestasi
masing-masing bagian yang ada dalam organisasi.39
b. Pengukuran Efektifitas
Dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat keefektifan, F.X Suwarto
mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam hal pengukuran
keefektifan. Diantaranya yaitu:
1) Pendekatan tujuan, yaitu pendekatan yang menekankan pada
pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian
keefektifan.
2) Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan
pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai criteria penilaian
38
Suwarno Hanayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, (Jakarta: PT. Idayu Press dan yayasan Masagung, 1990), Cet. ke-10, hal.16
39
keefektifan sehingga satu elemen dari sejumlah elemen saling
tergantung.
3) Pendekatan teori multiple konstituensi, organisasi dapat dikatakan
efektif bila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang
terdapat dalam lingkungan organisasi, yaitu konstituensi yang
menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.40
2. Strategi Perkuliahan Yang Efektif
Proses belajar mengajar terjadi karena adanya interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan perlu diatur
sedemikian rupa sehingga timbul reaksi peserta didik kearah perubahan
perilaku yang diinginkan. Pengaturan lingkungan tersebut, meliputi
analisis kebutuhan peserta didik, karakteristik, perumusan tujuan,
penentuan materi pelajaran, pemilihan strategi yang sesuai, serta media
pembelajaran yang diperlukan.41
Seorang tenaga pengajar professional dituntut untuk dapat
menampilkan keahliannya di depan kelas. Salah satu keahlian tersebut
yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Untuk
dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efesien, seorang tenaga
pengajar perlu mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran dengan
harapan agar dapat memilih strategi yang akan diterapkan untuk mengajar
kan suatu bidang studi tertentu.
Dalam perkuliahan dosen dituntut untuk memberikan yang terbaik
untuk mahasiswanya, ini yang menjadi pokok utama dalam proses transfer
ilmu pengetahuan. Melalui pembelajaran yang menyenangkan dapat
diyakini mahasiswa akan merasa betah dan terobsesi untuk mengikuti
perkuliahan secara keseluruhan, dengan demikian pemahaman mahasiswa
terhadap pelajaran yang diberikan akan dapat diresapi dengan mudah.
40
FX. Suwarto, Perilaku Organisasi,(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakrta,1999), Cet. Ke 1, h. 3
41
Meski dalam proses pembelajaran dewasa ini peran mahasiswa juga
sangat dominan, tetapi dosen tetap saja menjadi penentu suksesnya suatu
perkuliahan. Bahkan, seringkali seorang dosen dijadikan salah satu
personal yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan perkuliahan.
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya
guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
terjadinya proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan dapat tercapai dan berhasil.42 Oleh karena itu seorang tenaga pengajar dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum
komponen-komponen pembelajaran. Dengan begitu, setidaknya akan
terlihat sebuah pembelajaran yang efektif.
Strategi pembelajaran harus selaras dan serasi dengan kompetensi yang
akan dicapai. Dapat diambil contoh, kemasan yang menarik untuk suatu
barang, seperti kado, memberikan efek yang mendalam pada penerimanya,
seperti perasaan gembira dan terharu yang selalu terngiang-ngiang dalam
pikiran dan perasaan. Sebaliknya, kemasan yang kurang rapi dan tidak
mempertimbangkan nilai estitika sudah dipastikan akan kurang mendapat
perhatian dari si penerimanya. Dari itu perlu diperhatikan kemasan mata
kuliah atau mata pelajaran yang sesuai dengan situasi emosi dan tingkat
kognisi mahasiswa sehingga akan membekas dalam sistem ingatan.
Walaupun secara teoritis seorang tenaga pengajar telah paham tentang
langkah-langkah operasional suatu strategi pembelajaran. Namun, belum
tentu seorang tenaga pendidik mampu berhasil menerapkan strategi
tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Keberhasilan seorang tenaga pendidik dalam menerapkan suatu
strategi pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan tenaga pendidik
dalam menganalisis kondisi pembelajaran yang ada. Hasil analisis
terhadap kondisi pembelajaran dapat dijadikan pijakan dasar dalam
menetukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
42
Mager menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam
memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan pembelajaran
Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa. Misalnya menyusun bagan analisis pembelajaran. Berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dihendaki oleh tenaga dosen adalah latihan praktek lansung.
b. Memilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimilki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). Misalnya setelah bekerja, mahasiswa dituntut untuk pandai memperogram data komputer. Berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis kasus/pemecahan masalah (Problem Solving)
c. Menggunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan kepada indra mahasiswa. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik maupun psikis. Misalnya menggunakan proyektor. Dalam menjelaskan suatu bagan, lebih baik seorang tenaga pendidik mengguankan proyektor dari pada berceramah, karena pengguanaan proyektor memungkinkan mahasiswa sekaligus dapat melihat dan mendengar penjelasan dosen.43
Dalam pemilihan strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip
efesiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat
keterlibatan peserta didik. Untuk itu, pengajar haruslah berfikir strategi
pembelajaran manakah yang paling efektif dan efesien dapat membantu
peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar peserta didik dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal.
Secara umum strategi pembelajaran terdiri dari atas 5 (lima) komponen
yang saling berinteraksi dengan karakter fungsi dalam mencapai tujuan
pembelajaran yaitu:
43
1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan 2) Penyampaian informasi
3) Partisipasi peserta didik 4) Tes, dan
5) Kegiatan lanjutan
Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut:
1) Orientasi strategi pada tugas pembelajaran 2) Relevan dengan isi / materi pembelajaran
3) Metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai, dan
4) Media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik secara simultan.44
Tentu dalam menyusun strategi pembelajaran membutuhkan ketelitian
dan kretifitas dari tenaga pendidik. Sebelum seorang dosen memulia
perkuliahannya tentu ia meelakukan persiapan-persiapan dalam beberapa
aspek desain mata kuliah atau pelajaran. Persiapan ini dapat dikatakan
sebagai satu usaha pembuktian akuntabilitas profesionalisme pembelajaran
seorang dosen kepada mahasiswanya yang telah memberikan kepercayaan
kepada perguruan tinggi.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendesain suatu mata kuliah. Ada empat elemen yang harus dipersiapkan dalam mendesain satu mata kuliah, yaitu:
1) Elemen materi-materi Perkuliahan.
2) Elemen kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil belajar. 3) Elemen strategi pembelajaran atau metode pembelajaran. 4) Elemen evaluasi pembelajaran.
Keempat elemen ini memiliki karakter yang bersifat serasi, sekata, dan senada. Meskipun wujud tiap-tiap elemen berbeda tetapi hakikatnya adalah sama.45
Dalam hal ini penting bagi seorang dosen mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan
mata kuliah yang akan diampu. Informasi-informasi itu mungkin
didapatkan dalam bentuk hard copy atau soft copy melalui perpustakaan,
44
Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 9
45
internet, atau konsultasi dari beberapa sumber. Disamping itu juga dosen
harus mengetahui kebutuhan dan karakteristik awal mahasiswa, seperti
dosen mengetahui kadar pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran,
sikologis mahasiswa, suasana ruang perkuliahan dll.
Ada baiknya proses pembelajaran mahasiswa merupakan hasil dari
penilaian terhadap mereka sendiri. Mungkin pembelajaran dapat
menggunakan pendekatan elisitif sebagai yang paling tepat untuk karakter
andragogi. Mungkin juga menggunakan pendekatan preskriptif atau satu
gabungan di antara kedunya dengan penekanan pada pendekatan elisitif. 46 Pendekatan andragogi mempunyai beberapa asumsi dasar, 1,
Kemampuan mengarahkan diri, 2, Pengalaman pembelajar atau
mahasiswa, 3, Kesiapan belajar berdasarkan kebutuhan, 4, Orientasi
bahwa belajar itu adalah kehidupan.47
Pendekatan juga mutlak didukung oleh sikap dosen yang terbuka,
mau mendengarkan pendapat mahasiswa, membiasakan mahasiswa
mendengarkan pendapat orang lain, menghargai perbedaan pendapat,
mentelorir kesalahan mahasiswa dan mendorong untuk memperbaikinya,
menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan umpan balik hasil kerja
mahasiswa, tidak terlalu cepat membantu, tidak terlalu cepat menanggapi
jika mahasiswa salah, tidak kikir untuk memuji, tidak mentertawakan
pendapat atau hasil kerja mahasiswa, dan mendorong mahasiswa untuk
tidak takut salah.
Belajar efektif setidak akan menyangkut dua komponen, yaitu waktu
dan konsentrasi. Belajar yang efektif adalah bagaimana seseorang dengan
konsentrasi yang penuh dapat menggunakan waktu untuk belajar secara
baik. Dalam banyak kasus telah dijumpai kenyataan tentang banyaknya
mahasiswa yang karena kurang konsentrasi terpaksa membuang waktu
berjam-jam untuk belajar tetapi hanya sedikit materi pelajaran yang dapat
46
Dr. Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Pustaka Insan Madani dan Center For Teaching Staf Development,IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009)h. 76
47
dikuasainya, sebaliknya ada pula mahasiswa yang hanya memerlukan
beberapa menit waktu untuk belajar tetapi banyak materi pelajaran yang
dapat dikuasainya. Kasus terakhir inilah yang dapat disebut sebagai belajar
secara efektif.
Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses pembelajaran.48 Efesiensi dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya dosen
untuk membantu para mahasiswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk
mengetahui keefektifan mengajar, dengan memberikan tes, dari hasil tes
kemudian bisa dipakai untuk mengevalusai berbagai macam aspek proses
pengajaran.
Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan
utama keefektifan pengajaran yaitu :
1. Presentasi waktu belajar yang tinggi dicurahkan di KBM
2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara
mahasiswa
3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran denagan kemampuan
mahasiswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan
4. Mengembangkan suasan belajar yang akrab dan positif,
mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa
mengabaikan butir (4) 49
Dosen yang efektif adalah yang menemukan cara dan selalu berusaha
agar peserta didiknya terlibat secara tepat dan penuh dalam suatu mata
pelajaran tanpa menggunakan teknik yang memaksa, nagatif atau
hukuman. Kemudian bisa menjalin hubungan simpatik, menciptakan
lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, menguasai sepenuhnya
bidang studi, dan dapat memotivasi mahasiswa untuk bekerja tidak
48
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (Kencana, Jakarta. 2009) h.20
49
sekedar maencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat
yang pengasih.
Sikap diri yang disebutkan di atas dapat diidentifikasi menjadi lima
variabel proses dosen yang memperlihatkan hubungan belajar dengan
pencapaian tujuan, yaitu : (1) Kejelasan dalam penyajian, (2) Kegairahan
mengajar, (3) Ragam kegiatan, (4) perilaku mahasiswa akan melaksanakan
tugas dan kecekatannya, (5) Kandungan bahan pengajaran.50
Untuk dapat belajar secara efektif maka konsentrasi merupakan
persyaratan yang mutlak, tetapi dibalik itu ada pula faktor-faktor lain yang
dapat mendukung tercapainya efektivitas belajar; yaitu kondisi jasmani,
fasilitas, strategi, disiplin, dan lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut di
atas maka faktor strategi dan disiplin cukup menarik untuk dicermati dan
dikaji secara lebih mendalam. Secara umum belajar secara rutin dan
berdisiplin akan membuahkan hasil yang lebih baik dari pada belajar yang
dilakukan secara temporer atau pada waktu-waktu tertentu saja.
Sampai saat ini masih banyak didapati dosen di lingkungan perguruan
tinggi yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, dosen
mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki.51
Tentu hal ini akan mempengaruhi dalam penyusunan dan penyampaian
materi perkuliahan kepada mahasiswa.
Dari uraian berbagai teori tentang efektifitas strategi perkuliahan yang
telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa efektifitas strategi perkuliahan
adalah upaya pembelajaran yang dilakukan dalam menciptakan suatu
sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar
dengan harapan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai
dan berhasil. Untuk mengukur tingkat keefektifan startegi perkuliahan
dilakukan melalui: (1) Kehadiran mahasiswa secara keseluruhan atau
permateri pembelajaran, (2) Pelaksanaan dalam mengerjakan tugas dan
50
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kencana, Jakarta. 2009) h.21
51
ketapatan pengumpulan tugas yang diberikan oleh dosen, (3) Kesesuaian
materi yang diajarkan sesuai tidak dengan kemampuan belajar mahasiswa,