• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas strategi perkulihan di prodi manajemen pendidikan FITK UIN Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektifitas strategi perkulihan di prodi manajemen pendidikan FITK UIN Jakarta"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS STRATEGI PERKULIAHAN DI PRODI

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FITK UIN JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Manajemen Pendidikan (S.Pd) Pada

Jurusan KI-Manajemen Pendidikan

OLEH

RIDWAN AFANDI

105018200693

JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Ridwan Afandi. NIM.105018200693. Jurusan KI Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Efektifitas Strategi Perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN JKT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi perkuliahan yang dilaksanakan selama ini efektif terhadap perkuliahan di Prodi Manajemen Pendidikan. Responden dalam penelitian ini sebanyak 58 mahasiswa. Strategi merupakan suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efesien. Strategi perkuliahan merupakan cara pembelajaran yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda, dalam strategi perlu memperhatikan strategi pengorganisasian pembelajaran melalui pendekatan prosedural dan pendekatan hirearkis, kemudian strategi penyampaian pembelajaran dalam mendiskripsikannya memerlukan media pembelajaran, interaksi peserta didik dengan media, dan bentu belajar mengajar. Strategi pengelolaan pembelajaran untuk mencapainya terlebih dahulu memberikan penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan mahasiswa, pengelolaan motivasional, dan control belajar. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif analisis. Dari hasil penelitian yang didapat strategi perkuliahan yang digunakan di Prodi Manajemen Pendidikan baik.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahi Arrahmani Arrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas

kasih dan sayang-Nya yang senantiasa tercurah pada kita semua terutama bagi

penulis sendiri, yang karena-Nya keberadaan penulis terutama dalam masa-masa

penyusunan skripsi ini tidak dijumpai suatu kendala yang berarti. Shalawat serta

salam tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW suri tauladan

paling mulia bagi semesta alam. Kemudian ucapan terimakasih yang paling dalam

penulis haturkan kepada kedua orang tua yang selalu berada di dalam lubuk hati

dan menjadi sumber motivasi dalam segala kegiatan yang penulis lakukan

terutama dalam penyelesaian tulisan ini. Ayahanda (Miswar NST) dan Ibunda

(Suriaty Rangkuti) penulis, yang telah membesarkan, merawat, mendidik,

mendo’akan, memotivasi, memberikan dukungann baik moril maupun materil

dengan penuh ketulusan dan keikhlasan kepada penulis. Kepada mereka penulis

haturkan sembah sujud sedalam-dalamnya, atas jasa mereka tidak akan dapat

penulis balas sampai kapanpun, semoga Allah selalu memberikan kesehatan,

keselamatan, kebahagian dan selalu dalam lindungan-Nya, amiin.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, namun berkat dorongan dan bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi

ini dapat diselesaikan. Di ruang yang terbatas ini, penulis mengungkapkan

perasaan hormat dan terima kasih yang tulus kepada orang-orang yang telah

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses

(7)

akan pernah terwujud tanpa adanya peran serta dari orang-orang di sekitar penulis.

Mereka adalah:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Rusydy Zakaria M.Phill sebagai Ketua Jurusan dan Fauzan M.A sebagai

Sekretaris Jurusan KI Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs.Muarif SAM M.Pd. selaku ketua Prodi Manajemen Pendidikan dan

sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi penulis, hanya ucapan

terimakasih dan do’a yang dapat saya ucapkan atas waktunya, masukan,

motivasi, perhatian serta do’a dalam membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini, semoga bapak senantiasa diberikan nikmat

sehat serta dalam lindungan Allah selalu, dan menjadi suri tauladan kami.

4. Abd Rozak, M.Si sebagai dosen penasehat akademik

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku kuliah, semoga

ilmu yang bapak/ ibu berikan bermanfaat dan menjadi amal ibadah.

6. Adik-adik penulis Alm Rizki Yaqub, Ruslan Fadli Mustafid, Riskah

Fadilah, Raysa Islamita, Bahrun Syarifuddin, Imam Ahmadi, M. Ikhsan,

Fadhil Akhiruddin, dan Fajrul Rahman yang selalu mengingatkan penulis

(8)

7. Keluarga Besar penulis, baik dari bapak maupun dari ibu yang telah

banyak memberikan bimbingan kepada penulis, semoga Allah

memberikan anugrah kepada keluarga besar ini.

8. Hasmidar Azlina yang selalu setia membantu, menyemangati dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi, terimakasih atas kasih

sayang dan kesabarannya.

9. Kawan-kawan seperjuangan penulis (Fathul Munir, Ujang Syarif

Hidayatullah, Riyan Nurdiyansah, Wahyudin, Aris Maulana Akbar, Asep

Sujana, Ade Wahyudi), Alisah, Habib Ferdiansyah, Ivon .Terimakasih atas

semua bantuan, kritik, saran, dan segala yang telah diberikan kepada

penulis. Semoga persahabatan kita akan terjalin sampai akhir hayat.

Amiiin...!

10.Teman-teman penulis di Jurusan Manajemen Pendidikan, khususnya

kawan-kawan kelas A dan B angkatan 2005 yang telah banyak membantu,

memberikan pengalaman dan kenangan yang tidak dapat terlupakan

kepada penulis selama belajar di UIN SYAHID. Semoga kesehatan selalu

di anugrahkan buat kita semua.

11.Kawan-kawan di HMI Cabang Ciputat, di Lembaga Pendidikan

Mahasiswa Islam (LAPENMI), di Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), di

Karawitan Postar dan lain-lain yang tidak penulis sebutkan tapi tidak

mengurangi rasa hormat penulis terhadap semuanya, terimakasih atas

(9)

12.Keluarga besar HM MADINA yang selalu memberikan dukungan untuk

penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

13.Terakhir penulis haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam peyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, dari dalam lubuk hati penulis selalu melekat

salam hormat kepada mereka dan penulis panjatkan do’a dan rasa syukur

kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal

sholeh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dariNya. Amiin.

Akhirul kalam, penulis mohon maaf bila skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik

dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan memberikan perbaikan- perbaikan pada dunia pendidikan khususnya

pada bidang studi Manajemen Pendidikan

. Jakarta, April 2011

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Perkuliahan 1. Pengertian Strategi Perkuliahan ... 7

2. Macam-macam Strategi Pembelajaran... 10

a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran ... 10

b. Strategi Penyampaian Pembelajaran ... 12

c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran ... 14

3. Metode Pembelajaran ... 15

a. Metode Ceramah ... 17

b. Metode Tanya Jawab ... 18

c. Metode Diskusi ... 19

d. Metode Pemberian Tugas ... 19

e. Metode Demonstrasi dan Eksperimen ... 20

f. Metode Kerja Kelompok ... 21

g. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran ... 22

h. Metode Karya wisata ... 23

(11)

B. Strategi Perkuliahan Yang Efektif

1. Pengertian Efektifitas ... 24

a. Macam-macam Prespektif Efektifitas ... 26

b. Pengukuran Efektifitas ... 27

2. Strategi Perkuliahan Yang Efektif ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Metode Penelitian ... 37

D. Sumber Data ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 39

G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Prodi Manajemen Pendidikan 1. Sejarah Prodi Manajemen Pendidikan FITK UIN ... 44

2. Visi dan Misi Prodi Manajemen Pendidikan ... 45

3. Keadaan Dosen dan Mahasiswa ... 47

B. Deskripsi, Analisis dan Interpretasi Data ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, tuntutan pengembangan sumber daya manusia

semakin tinggi. Tugas bidang pendidikan otomatis akan semakin berat. Hal ini

dikarenakan pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan

sumber daya manusia. Hal ini bisa dilihat dari kualitas pendidikan, semakin

berkualitas suatu pendidikan semakin berkualitas pula sumber daya manusia yang

dihasilkan.

Pendidikan nampaknya selalu menarik untuk dibicarakan dalam kehidupan

sehari-hari, hal ini dikarenakan seluruh aspek dalam pendidikan akan terus

berkembang sejalan dengan perubahan zaman. Pendidikan hendaknya menjadi

prioritas dalam suatu negara, karena hasil pendidikan merupakan aset penting bagi

terbentuknya sumber daya manusia yang potensial, kreatif, berdisiplin tinggi dan

terbentuknya mentalitas yang kuat, juga kualitas suatu bangsa ditentukan oleh

mutu pendidikan. Pendidikan adalah pengaruh yang diupayakan dan direkayasa

terhadap peserta didik agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan

kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.1 Salah satu lembaga yang berperan penting dalam pengembangan ilmu

pengetahuan adalah perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai wadah

pengembangan tugas-tugas bangsa sudah sepatutnya mendapat perhatian khusus.

Banyaknya perguruan tinggi menjadi bukti bahwa terdapat persaingan dalam

1

(13)

menuju pendidikan yang berkualitas. Setiap perguruan tinggi sudah tentu

mempunyai kelebihan masing-masing sebagai penawaran kepada pangsa pasar

yang dalam hal ini adalah mahasiswa.

Disadari atau tidak, mahasiswa merupakan manusia yang mempunyai

kebebasan dalam bersikap, mengutarakan pendapat, dan tentu memiliki selera

tinggi dalam menetukan pilihan. Mahasiswa juga dihadapkan kepada berbagai

stimulus membentuk persepsi sikap atau perilaku untuk sampai pada pilihan yang

diperkirakan akan memiliki persepsi terhadap perguruan tinggi.

Dengan demikian pembelajaran yang diterapkan pada mahasiswa

mencerminkan suatu proses dimana mahasiswa belajar menjadi perduli dan

mengevaluasi tentang pengalamannya. Untuk itu pembelajaran bagi orang

dewasa(mahasiswa) tidak dimulai dari dengan mempelajari materi pelajaran, tapi

berdasarkan perhatian pada masalah-masalah yang terjadi pada kehidupannya.2 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah merupakan salah satu

perguruan tinggi di Jakarta yang mengusung visi untuk memajukan sumber daya

mahasiswanya, terbukti dengan adanya fasilitas yang menunjang untuk

tercapainya perkuliahan yang efektif. Dengan adanya fasilitas yang memadai tentu

mahasiswa akan mudah memahami semua mata kuliah yang diberikan oleh

dosen.

Sebagai Universitas yang memiliki motto Knowledge, Piety dan integrity

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menginginkan mahasiswanya untuk memiliki

komitmen dan menjadi sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif.3 Hal ini bertujuan dalam mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang

berperadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasan

ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.

Salah satu fakultas yang konsen terhadap pengembangan sumber daya

manusia yang handal di bidang pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

adalah fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Memiliki 9 program studi yang mendidik mahasiswa untuk menjadi

2

. Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 56

3

(14)

guru-guru yang handal dimasa akan datang. Sebagai fakultas yang konsen

dibidang pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan mempunyai tanggung

jawab yang sangat besar terhadap kemajuan pendidikan di tanah air ini, tentu

dengan mempersiapkan strategi-startegi yang menunjang dalam kemajuan

pendidikan sesuai dengan visi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yaitu

menjadi LPTK yang unggul, kompetitif, profesional, dengan mengintegrasikan

keilmuan, keislaman, kemanusiaan dan keindonesiaan.4

Namun, yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar keberhasilan out-put

hasil perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Hal ini

bisa dilihat dari minimnya lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang terlihat koheren di bidang Pendidikan. Sudah

tentu ini juga bagian dari tugas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

membuktikan bahwa lulusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta bisa diperhitungkan di dunia Pendidikan.

Manajemen Pendidikan merupakan satu dari sembilan program studi yang

ada di fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, Program studi ini menyelenggarakan

proses perkuliahan dengan membebankan kepada mahasiswanya untuk mengikuti

75 mata kuliah yang diselenggarakan dengan sistem kredit semester (SKS).

Jumlah SKS yang harus ditempuh mahasiswa berjumlah 154 - 160 SKS.5

Program studi Manajemen Pendidikan memiliki SDM (dosen) yang memadai

sehingga dimungkinkan dapat menunjang terlaksananya perkuliahan. Jumlah

dosen yang berada di Prodi Manajemen Pendidikan yang sesuai dengan subtansi

bidang ilmu pendidikan adalah 14 orang dosen, dan yang sesuai dengan subtansi

bidang ilmu manajemen pendidikan adalah 13 orang dosen.6

Dalam proses perkuliahan, tentu ada langkah-langkah tertentu yang dimiliki

dosen dalam pelaksanaan perkuliahan yang diberikan kepada mahasiswa, dengan

tujuan memudahkan mahasiswa dan dosen berkomunikasi dalam perkuliahan.

Namun, berapa efektifkah strategi perkuliahan yang diberikan dosen dalam

mengantarkan mencapai kompetensi perkuliahan, strategi apa saja yang

4

. Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010-2011 5 Arsip Jurusan Manajemen Pendidikan, 2010

6

(15)

digunakan dosen dalam perkuliahan, dan bagaimana partisipasi mahasiswa dalam

mengikuti proses perkuliahan.

Dalam pengamatan penulis selama mengikuti proses perkuliahan di Program

Studi Manajemen Pendidikan, masih terdapat mahasiswa yang kurang berperan

aktif dalam mengikuti proses perkuliahan, hal ini bisa dilihat dalam proses

perkuliahan, masih banyak mahasiswa yang menjalankan kegiatan sendiri seperti

tidur, ngobrol dengan teman, dan bahkan ada yang mendengarkan musik melalui

handphone. Di samping itu, dalam pembuatan tugas kelompok, kebanyakan

mahasiswa mengerjakan secara individu, padahal ini merupakan tugas yang harus

dikerjakan secara kelompok. Apabila proses ini terus berlangsung, sudah tentu

akan menghambat tercapainya tujuan yang diharapkan karena subtansi dari proses

perkuliahan tidak tersampaikan secara menyeluruh, dan akhirnya dosen pula yang

menjelaskan kembali materi tersebut secara menyeluruh.

Sudah tentu ada dosen yang menggunakan variasi metode dalam proses

perkuliahan, ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya proses yang tidak

diinginkan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam menerima pelajaran, seperti

penerapan strategi-strategi tertentu dalam pemberian pelajaran di perkuliah.

Namun, biasanya dengan adanya strategi-strategi perkuliahan yang baru akan

menghabiskan banyak waktu sehingga untuk pembahasan satu materi saja

memakan waktu yang cukup lama. Disamping menyita banyak waktu,

penggunaan metode baru berdampak pada tertinggalnya materi perkuliahan.

Akibatnya, dosen harus mengejar materi yang tertinggal dengan memberlakukan

jam tambahan diluar jadwal yang sudah ditentukan oleh Program Studi

Manajemen Pendidikan.

Permasalahan ini harus menjadi bahan perhatian bagi semua elemen yang

berada di Pogram Studi Manajemen Pendidikan. Bukan hanya itu, sebagai

Fakultas yang melahirkan tenaga pendidik pengawalan dari Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan terhadap jurusan yang berda di bawah naungan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sangat dibutuhkan dengan harapan akan ada

(16)

Pendidikan khususnya di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan umumnya di

negeri kita Indonesia.

Fenomena ini sangat menarik untuk dikaji, dan sepengetahuan penulis belum

ada yang meneliti tentang ini. Untuk itu, berdasarkan latar belakang di atas,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”EFEKTIVITAS STRATEGI PERKULIAHAN DI PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FITK UIN JAKARTA”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Jakarta yang jarang menggunakan metode selain metode ceramah

dan diskusi.

2. Suasana perkuliahan yang monoton dan kurang menarik akan membuat

mahasiswa tidak tertarik mengikuti perkuliahan

3. Minimnya partisipasi mahasiswa jurusan Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta dalam proses perkuliahan.

4. Dosen yang seharusnya mengajar digantikan dengan asisten sehingga

penyampaian materi kuliah tidak sama

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah

pada efektivitas strategi perkuliahan di program Studi Manajmen Pendidikan UIN

jakarta. Yang dimaksud efektivitas strategi perkuliahan disisni adalah

keberhasilan suatu tujuan yang telah ditentukan. Adapun efektifitas strategi yang

diteliti ditinjau dari aspek kehadiran mahasiswa secara keseluruhan atau permateri

pembelajaran, pelaksanaan dalam mengerjakan tugas dan ketepatan pengumpulan

tugas yang diberikan, kesesuaian materi yang diajarkan dengan kemampuan

(17)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan

diteliti oleh penulis adalah:

1. Seberapa efektifkah strategi perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan

FITK UIN Jakarta.?

2. Faktor apa saja yang membuat efektif atau tidak efektifnya strategi perkuliahan di

Program Studi Manajemen Pendidikan?.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bafi berbagai

pihak yang terkait terutama :

1. Menambah wawasan keilmuan penulis dan pembaca tentang efektifitas strategi

perkuliahan di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta.

2. Mampu memberikan masukan yang berarti dalam penerapan strategi perkuliahan

di Program Studi Manajemen Pendidikan FITK UIN Jakarta serta bisa dijadikan

sebagai alat evaluasi terhadap strategi perkuliahan yang digunakan.

3. Sebagai bahan acuan untuk pengambilan kebijakan di Fakultas Ilmu tarbiyah dan

Keguruan dalam penyeleksian tenaga pengajar

(18)

BAB II KAJIAN TEORI A. STRATEGI PERKULIAHAN

1. Pengertian Strategi Perkuliahan

Pada dasarnya strategi perkuliahan sama dengan strategi pembelajaran,

yang menjadi pembeda hanya terletak pada tahapan penerapan, startegi

perkuliahan digunakan dalam merancang pembelajaran untuk mahasiswa,

sedangkan strategi pembelajaran digunakan untuk siswa.

Kata strategi berasal dari bahasa latin strategia, yang berarti seni

penggunaan rencana untuk mencapai tujuan7. Sedangkan dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, kata strategi diartikan sebagai “rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.8

Jika ditinjau dari aspek kebahasaan yang telah dipaparkan pada

paragrap di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah startegi mengacu

pada sebuah rencana yang disusun dan dijalankan untuk mencapai tujuan

tertentu. Jadi, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Purpose), dibutuhkan

cara atau usaha (action) yang sebelumnya telah direncanakan (planned),

inilah yang dimaksud dengan strategi ditinjau dari aspek kebahasaan

(purpose + planned action = strategi ).

7

Nuryani Rustaman, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: UT, 2007), Cet. ke-1, h. 1 8

(19)

Secara umum, Djamara dan Zain mendefenisikan strategi sebagai “

Suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran

yang ditentukan.”9 Pendapat senada juga diutarakan oleh Dede Rosyada dan Abudin Nata, dalam Mansyur, bahwa strategi adalah “suatu garis-garis

haluan untuk bertindak dalam rangkai mencapai sasaran yang telah

ditentukan”.

Dari kedua pendapat tersebut, secara garis besar, strategi dapat

diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam bertindak untuk mencapai

sasaran. Lebih spesifiknya Slameto mendefenisikan strategi sebagai “suatu

rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan penggunaan potensi yang

ada untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi”.10

Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.11 Yang menjadi permasalahan sekarang adalah bagaimana upaya yang dilakukan dalam pengimplementasian rencana

yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal, hal ini yang dinamakan dengan metode. Metode

digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan

demikian, bisa terjadi satu stategi pembelajaran digunakan beberapa

metode.

Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa strategi berbeda dengan

metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai

sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk

melaksanakan strategi. Istilah lain juga yang memiliki kemiripan dengan

strategi adalah pendekatan. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak

atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan

merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

9

Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,1996), Cet. ke-1, h. 5.

10

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam SKS,( Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 90. 11

(20)

masih sangat umum.12 Jadi strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu.

Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran terdapat juga

istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik

mengajar. Taktik dan teknik mengajar merupakan penjabaran dari metode

pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan metode. Taktik adalah gaya seseorang dalam

melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.13

Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran

yang diterapkan akan tergantung pada pendekatan yang digunakan,

sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai

metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran

terlebih dahulu menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode.

2. Macam-macam Strategi Pembelajaran

Untuk mencapai sebuah kefesiensian, dan daya tarik dalam proses

pembelajaran perlu diperhatikan strategi pembelajaran, hal ini dilakukan

untuk penyesuaian strategi pembelajaran yang akan diterapkan dengan

kondisi yang ada. Strategi pembelajaran merupakan cara pembelajaran

yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berada di bawah

kondisi yang berbeda. dan yang perlu diperhatikan adalah:

a. Strategi pengorganisasian pembelajaran

Strategi pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan

(sequencing) dan mensitesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur,dan

prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran.14 Ada dua hal yang menjadi prioritas dalam strategi pengorganisasian pembelajaran yang

pertama sequencing dan synthesizing. Sequencing terkait dengan cara

12

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2009),h.127

13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2007),h.127

14

(21)

pembuatan urutan suatu isi pembelajaran, artinya seorang dosen dalam

menampilkan suatu materi pembelajaran terlebih dahulu menata urutan

materinya, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukan

kepada mahasiswa hubungan/keterkaitan antara fakta, konsep,

prosedur, atau prinsip suatu isi pembelajaran.

Synthesizing bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Hal ini dilakukuan dengan menunjukan keterkaitan topik-topik itu terkait dalam keseluruhan isi bidang studi. Adanya kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari.15

Urutan penyajian (sequencing) bahan ajar sangat penting untuk

menentukan urutan mempelajari atau mengajarkan. Tanpa urutan yang

tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai

hubungan yang bersifat prasyarat akan menyulitkan mahasiswa dalam

mempelajarinya. Misalnya materi bilangan penjumlahan, pengurang,

perkalian dan pembagian. Mahasiswa akan mengalami kesulitan

mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari,

mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum

dipelajari.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta

kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok yaitu:

1) Pendekatan prosedural

Urutan materi pembelajaran secara prosedural

menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai

dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.

Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah

mengoperasikan peralatan kamera video.

2) Pendekatan hierarkis

15

(22)

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis

menggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari

bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya

harus dipelajari terlebih dahulu sebagai prasyarat untuk

mempelajari materi berikutnya.16 b. Strategi penyampaian pembelajaran

Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa

yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan belajar apa

yang dilakukan siswa, dan struktur belajar mengajar bagaimana yang

digunakan. Strategi penyampaian adalah cara-carayang dipakai untuk

menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus untuk

menerima serta merespon masukan-masukan siswa.17

Pada hakikatnya strategi penyampaian mencakup pada lingkungan

fisik, guru(dosen), bahan pembelajaran dan kegiatan yang berkaitan

dengan pembelajaran. Dalam penyampaian pembelajaran yang

menjadi patokannya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran

merupakan komponen penting dari strategi penyampaian

pembelajaran.

Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam

mendiskripsikan startegi penyampaian yaitu:

1) Media pembelajaran

Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian

yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada

siswa, baik berupa orang, alat , ataupun bahan.

Leshin, Pollock dan Reigeluth mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu (1) media berbasis manusia (pengajar, instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelompok); (2) media berbasis cetak (buku, buku latihan dan modul); (3) media berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta, gambar, transfaransi, slide); (4) media berbasis audio visual (video, film, program

16

Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP,(Yogyakart: Pustaka Yustisia, 2007), h.198

17

(23)

slide tape, dan televisi); (5) media berbasis computer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif vidio )18 2) Interaksi peserta didik dengan media

Dalam proses pembelajaran tentu media yang digunakan harus

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

sebelumnya, dengan harapan akan mampu merangsang dan

menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar. Tujuannya

adalah agar terciptanya interaksi positif antara media

pembelajaran dan peserta didik yang pada akhirnya akan

mampu mempercepat proses pemahaman siswa terhadap isi

pembelajaran.19

3) Bentuk belajar mengajar

Pembelajar dapat dilakukan dalam berbagai bentuk maupun

cara. Seperti yang diungkapkan Gagne bahwa pembelajaran

yang efektif harus dilkukan dengan berbagai cara dan

menggunakan berbagai macam media pembelajaran.20 Dalam kegiatan pembelajaran seorang tenaga pengajar harus memiliki

kiat ataupun seni dalam memadukan bentuk pembelajaran dan

media yang digunakan dengan demikian akan mampu

menciptakan proses pembelajaran yang harmonis.

c. Strategi pengelolaan pembelajaran

Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu

strategi atau komponen startegi tepat dipakai dalam situasi

pembelajaran. Ada empat hal yang menjadi urusan strategi

pengelolaan

1) Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran

Dalam setiap pembelajaran seorang tenaga pengajar harus

mampu membuat perhitungan tentang strategi pembelajaran

18

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.9

19

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.10

20

(24)

apa yang akan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Oleh karenanya seorang tenaga pendidik dituntut untuk mampu

merancang tentang kapan, strategi apa, dan berapa kali suatu

strategi pembelajaran digunakan dalam suatu pembelajaran.21 Dalam menentukan strategi apa, kapan, dan berapa kali suatu

strategi pembelajaran digunakan tentu ini sangat berhubungan

dengan kondisi pembelajaran yang ada.

2) Pembuatan catatan kemajuan siswa

Untuk mengetahui tingkat kemampuan belajar sisiwa, tenaga

pendidik perlu mengadakan evaluasi atau tes hasil belajar

terhadap peserta didik. Catatan kemajuan belajar peserta didik

dapat digunakan untuk melihat efektivitas dan efesiensi

pembelajaran. Dengan begitu tenga pendidik akan dapat

menetukan langkah-langkah selanjutnya seperti apakah stategi

pembelajaran yang telah digunakan sesuai atau belum, apakah

rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh faktor tenaga

pendidik atau peserta didik, apakah penjadwalan penggunaan

strategi pembelajaran sudah sesuai atau belum dan lain

sebagainya.

3) Pengelolaan motivasional

Jika motivasi belajar peserta didik relatif rendah sudah dapat

dipastikan strategi apapun yang akan digunakan oleh tenaga

pengajar tidak akan mampu meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Pengelolaan motivasional menjadi bagian integral dan

esensial dalam setiap proses pembelajaran. Strartegi

pembelajaran pada dasarnya telah mengandung komponen

motivasional walaupun dengan cara yang berbeda-beda.22

21

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.12

22

(25)

4) Kontrol belajar

Kontrol belajar terkait dengan kebebasan siswa untuk

melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari, kecepatan

belajar, komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan

strategi kognitif yang digunakan.23 Agar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dapat melakukan pilihan-pilihan

tersebut maka seorang tenaga pendidik harus mampu dalam

merancang kegiatan pembelajaran yang bisa memberikan

alternatif pilihan belajar bagi peserta didik.

3. Metode Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran tentu strategi pembelajaran akan

mempunyai peran yang sangat penting. Strategi dimaksudkan sebagai daya

dan upaya dosen dalam menciptakan suatu system lingkungan yang

memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.

Dari macam-macam strategi yang telah dipaparkan di atas akan

melahirkan berbagai macam metode pembelajaran. Metode pembelajaran

yang memudahkan serang tenaga pendidik dalam pendekatan dan

memberian pelajaran ke peserta didik.

Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran

yang diterapkan akan tergantung pada pendekatan yang digunakan,

sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai

metode pembelajaran.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk

mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran

tertentu.24 Dengan kata lain, strategi merupakan perencanaan pembelajaran

sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis tentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

23

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer,(Jakarta: Bumi aksara, 2009), h.13

24

(26)

Metode adalah cara yang digunakan dalam penyampaian materi

perkuliahan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan dari yang sederhana

sampai dengan yang kompleks. Metode belajar memiliki banyak ragam

dan variasi, hal ini terjadi karena setiap mata pelajaran, pembahasan, dan

situasi membutuhkan penyampaian yang harus diserasikan. Tidak ada satu

metode yang bisa digunakan untuk satu pelajaran penuh. Satu mata

pelajaran yang efektif dengan menggunakan metode tertentu, belum tentu

efektif dengan menggunakan metode lain. Sebab sebagai tuntutan itulah

maka muncul bermacam-macam bentuk metode dengan berbagai

kelebihan dan kelemahannya.

Berikut deskripsi singkat macam-macam metode:

a. Metode cermah

Yang dimaksud dengan metode ceramah ialah suatu metode di

dalam pendidikan dan pengajaran di mana cara menyampaikan

pengertian-pengertian materi pengajaran kepada peserta didik

dilaksanakan dengan lisan. Dalam metode ceramah yang menjadi

pemeran utama adalah guru. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan

metode ceramah bergantung sebagian besar padanya. Karena itu,

beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam

hubungannya dengan penggunaan metode ceramah, yaitu tentang

kesatuan bahan pelajaran apa yang akan disajikan pada peserta

didik, bagaimana mengajarnya, dan alat-alat pengajaran apa yang

dapat dipergunakan

1) Kelebihan metode ceramah

a) Dalam waktu yang singkat guru dapat menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya

b) Organisasi kelas lebih sederhana tidak perlu mengadakan pengelompokan murid seperti pada metode yang lain

c) Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup banyak

(27)

2) Kekurangan metode ceramah

a) Guru sulit mengetahui pemahaman anak didik terhadap bahan-bahan yang diberikan

b) Kadang-kadang guru ingin menyampaikan bahan yang sebanyak-banyaknya

c) Anak didik cendrung pasif dan ada kemungkinan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan

d) Jika guru tidak memperhatikan segi-segi psikologis dari anak didik metode ceramah dapat bersifat melantur dan membosankan. Sebaliknya kalau guru berlebih-lebihan berusaha untuk menimbulkan humor inti dan isi ceramah menjadi kabur.25

b. Metode Tanya jawab

Metode tanya jawab ialah suatu metode di dalam pendidikan

dan pengajaran dimana guru (dosen) bertanya sedangkan

murid-murid (mahasiswa) menjawab tentang bahan materi yang ingin

diperolehnya

1) Kelebihan metode Tanya jawab

a) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui bebicara

b) Baik untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya dengan lisan secara teratur

c) Timbulnya perbedaan antara anak didik atau guru dengan anak didik akan membawa kelas ke dalam suasana diskusi

2) Kekurangan metode Tanya jawab

a) Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu untuk menyelesaikannya

b) Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik, terutama apabila terdapatjawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya tetapi bukan sasarannya yang dituju

c) Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi pelajaran

d) Situasi persaingan bisa timbul apabila guru kurang menguasai teknik pemakaian metode ini.26

25

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:55

26

(28)

c. Metode diskusi

Diskusi adalah kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah

untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan

berdebat. Diskusi selalu diarahkan kepada pemecahan masalah

yang menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya

diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam

kelompok.

1) Kelebihan metode diskusi

a) Suasana kelas akan hidup sebab anak-anak mengarahkan pikirannya kepada masalah yang sedang di diskusikan. Partisipasi anak dalam metode ini lebih baik

b) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokratis, kritis, berpikir sistematis, sabar dan sebagainya

c) Anak-anak belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu musyawarah sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya

2) Kekurangan metode diskusi

a) Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab

b) Sulit menduga hasil yang akan dicapai karena waktu yang dipergunakan untuk diskusi cukup panjang. 27

d. Metode pemberian tugas belajar

Metode pemberian tugas belajar sering disebut metode

pekerjaan rumah yaitu murid diberi tugas di luar jam pelajaran.

Dalam pelaksanaan metode ini peserta didik dapat mengerjakan

tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di

perpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan, dan sebagainya

untuk dipertanggung jawabkan pada guru.

1) Kelebihan metode pemberian tugas belajar

a) Baik sekali untuk mengisi waktu luang yang konstruktif

27

(29)

b) Menumpuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan sebab dalam metode ini anak-anak harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang telah dikerjakan

c) Membiasakan anak giat belajar

d) Memberikan tugas anak yang bersifat praktis umpamanya membuat laporan tentang peribadatan di daerah masing- masing, kehidupan social dan sebagainya

2) Kekurangan metode pemberian tugas belajar

a) Seringkali tugas dirumah itu dikerjakan oleh orang lain sehingga anak-anak tidak tahu menahu pekerjaan tersebut b) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individu

anak-anak dalam kemampuan dan minat belajar

c) Sering kali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup menyalin hasil pekerjaan temannya

d) Apabila tugas itu selalu banyak atau terlalu berat, akan mengganggu keseimbangan mental anak. 28

e. Metode demonstrasi dan Eksperimen

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah metode

mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau

murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses,

misalnya proses cara mengambil wudhu, proses jalannya shalat dua

rakaat, dan sebagainya.

Yang dimaksud dengan eksperimen adalah metode pengajaran

guru dan murid bersam-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan

praktis dari apa yang diketahui, misalnya murid mengerjakan

menyelenggarakan sholat jumat, merawat jenazah, dan sebagainya.

1) Kelebihan metode demontrasi dan eksperimen

a) Perhatian anak-anak akan terpusat kepada apa yang di demonstrasikan dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis

b) Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan kemauan anak

c) Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan karena akan mengamati langsung terhadap suatu proses d) Dengan metode ini sekaligus masalah-masalah yang

mungkin timbul dalam hati anak-anak dapat dijawab

28

(30)

2) Kekurangan metode demonstrasi dan eksperimen

a) Dalam menggunakan metode demonstrasi dan eksperimen biasanya memerlukan waktu yang banyak

b) Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai dengan kebutuhan maka metode ini kurang efektif

c) Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk melaksanakan eksperimen

d) Banyak alat-alat yang tidak didemonstrasikan dalam kelas karena besarnya atau karena harus dibantu dengan alat-alat yang lain. 29

f. Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok dalam rangka pendidikan dan

pengajaran ialah kumpulan dari beberapa individu yang bersifat

pedagogis yang didalamnya terdapat hubungan timbal balik antar

individu serta sikap saling percaya.

1) Kelebihan motode kerja kelompok

a) Ditinjau dari segi ilmu jiwa, kegiatan kelompok murid dapat meningkatkan kualitas kepribadian, seperti kerjasama, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya

b) Ditinjau dari segi didaktik, anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu temannya memenangkan persaingan antar kelompok

2) Kekurangan metode kerja kelompok

a) Metode kerja kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan dengan metode lain, misalnya dengan metode ceramah

b) Apabila terjadi persaingan negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk

c) Anak-anak yang malas memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompoknya dan memungkinkan akan mempengaruhi kelompoknya, sehingga usaha kelompok tersebut akan gagal. 30

g. Metode sosiodrama dan bermain peran

29

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:62-63

30

(31)

Metode bermain peran adalah metode mengajar dengan

mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social,

sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan di mana para

murid diikutsertakan dalam permainan peranan di dalam

mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.

1) Kelebihan metode sosiodrama dan bermain peran

a) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian

b) Metode ini akan menarik perhatian anak sehingga suasana kelas menjadi hidup

c) Anak-anak dapa menghayati suatu peristiwa sehingga mudah mengambil kesimpulan bedasarkan penghayataan sendiri

d) Anak-anak dilatih untuk menyusun pikirannya dengan teratur

2) Kekurangan metode sosiodrama dan bermain peran a) Metode ini memerlukan waktu cukup lama b) Memerlukan persiapan yang teliti dan matang

c) Kadang-kadang anak-anak tidak mau mendramatisasikan suatu adegan karena malu

d) Kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa apabila pelaksanaan dramtisasi itu gagal. 31

h. Metode karyawisata

Metode karyawisata sering diberi pengertian sebagai suatu

metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara bertamasya di

luar kelas. Dalam perjalanan tamasya ada hal-hal tertentu yang

telah direncanakan oleh guru untuk didemonstrasikan pada anak

didik, di samping hal-hal yang secara kebetulan ditemukan di

dalam perjalanan tamsya tersebut.

1) Kelebihan motode karyawisata

a) Member kepuasan kepada anak mengenai lingkungan dengan banyak melihat kenyataan-kenyataan di samping keindahan di luar kelas

b) Anak didik dapat memperoleh tambahan pengalaman melalui karyawisata, sedangkan guru mendapatkan kesempatan menerangkan segala sesuatu

31

(32)

c) Anak didik akan bersikap terbuka, objektif dan berpandangan luas akibat dari pengtahuan yang diperoleh dari luar yang akan mempertinggi prestasi kepribadiannya

2) Kekurangan metode karyawisata

a) Apabila objek karyawisata tidak cocok untuk mencapai tujuan

b) Waktu yang tersedia tidak mencukupi

c) Pembayaran karyawisata merupakan beban tambahan anak sehingga memberatkan bagi anak-anak yang orang tuanya tidak mampu. 32

i. Metode proyek (Unit)

Metode proyek (unit) adalah suatu metode mengajar yang

bahan pelajarannya diorganisasikan sedemikian rupa sehingga

merupakan menjadi suatu keseluruhan atau suatu kesatuan bulat

yang bermakna dan mengandung suatu pokok masalah.

1) Kelebihan metode proyek (Unit)

a) Pelajar memperoleh pengetahuan yang utuh

b) Pelajar akan berpandangan luas, melihat hubungan antara bahan atau mata pelajaran satu dengan yang lain

c) Pelajar dan guru sama-sama aktif d) Pelajar dibiasakan bekerja secara ilmiah e) Pengetahuan pelajar menjadi praktis

f) Hubungan antara sekolah dengan masyarakat menjadi terbina

2) Kekurangan metode proyek (Unit) a) Memakan waktu yang cukup lama

b) Adakalanya sukar mendapat sumber-sumber yang tepat c) Pengetahuan dan kecakapan guru harus cukup memadai

baik bahan maupun metode itu sendiri. 33

32

Abu Ahmadi dan Joko Tri Presetya, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h:66-67

33

(33)

B. STRATEGI PERKULIAHAN YANG EFEKTIF 1. Pengertia Efektifitas

Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sebagai makhluk yang

senantiasa berhubungan atau berinteraksi dengan yang ada disekitarnya,

benda-benda maupun makhluk hidup yang lainnya, keberadaan manusia

selalu dikaitkan dengan keberadaan ruang dan waktu. Pemanfaatan akan

ruang dan waktu sebagai penopang segala aktivitas manusia dalam

kehidupannya merupakan obyek yang penting dalam mengartikan

efektifitas.

Dalam bertindak, bersikap, megambil keputusan, sampai hal-hal yang

dalam prosesnya mempergunakan cara kerja fikiran, perasaan dan

perbuatan, efektifitas dan efesiensi selalu menjadi bahan pertimbangan,

terutama dalam tradisi masyarakat moderen.

Dalam memaknai efektifitas, setiap orang memberi arti yang berbeda

sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Uraian di bawah

ini mencoba menjabarkan beberapa pengertian efektifitas yang diajukan

beberapa tokoh, termasuk arti yang ada dalam kamus. The Oxford English

Dictionary mengartikan efektifitas sebagai, “the quality of being effective,

in various sense”.34 Secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu

kualitas yang menjadikan efektif dalam berbagai hal atau bidang.

Sedangkan kata efektifitas dalam kamus lengkap bahasa Indonesia

dijelaskan bahwa “efektifitas berasal dari kata efek yang berarti akibat /

pengaruh, selanjutnya berkembang menjadi efektif yang berarti tepat guna

manjur atau mujarab. Menurut prof. Dr. Zakiah Drajat, efektifitas yaitu

kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang direncanakan atau

diinginkan yang dapat terlaksana atau tercapai.35

34

Eric Buckley, The Oxford English Dictionary, (Oxford: The Clarendon Press. 1978), Vol. III. P,49

35

(34)

Terminologi efektivitas yang terdapat dalam ensiklopedia Indonesia

berarti menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan.suatu usaha dapat

dikatakan efektif ketika usaha itu mencapai tujuannya.

Menurut F.X Suwarto, keefektifan berasal dari kata dasar efektif yang

artinya,

a. Ada efeknya (pengaruh, akibatnya, kesannya) seperti manjur,

mujarab, mempan.

b. Penggunaan metode atau cara, saran atau alat dalam melaksanakan

aktifitas sehingga berhasil guna mencapai hasil yang optimal.

Sondang Siagian menuliskan bahwa, efektifitas berkaitan erat bukan

hanya dengan penggunaan suatu daya, dana, sarana dan prasarana kerja

secara tepat, akan tetapi juga dengan tercapainya tujuan dan sasaran yang

telah ditentukan sebelumnya dalam batas waktu yang telah ditetapkan

untuk pencapaiannya.36 Menurut E. Mulyasa, Efektifitas adalah bagaimana suatu Organisasi Berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya

dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.37

Menurut pengertian bahasa, efektivitas berarti dapat membawa hasil,

sehingga sesuatu dapat dikatakan efektif apabila berhasil dan dapat

mencapai tujuan sebagaimana yang telah dirumuskan atau direncanakan

sebelum melakukan hal tersebut. Emerson menjelaskan arti dari efektifitas

sebagaimana dikutip oleh suwarno Hanayaningrat dalam buku pengantar

studi ilmu administrasi dan manajemen, sebagai berikut “ effectiveness is

measuring in term of attaining prescribed goals or objectives”. (efektifitas

adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran dan tujuan yang telah di

tentukan sebelumnya). Jelasnya bila sasaran atau tujuan telah tercapai

sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi,

36

Sondang Siagian, Tehnik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasi,

(Jakarta: C.V Haji Masgung ,1987), Cet. ke-1, h. 3 37

(35)

kalau tujuan atau sasaran itu tidak selesai dengan waktu yang telah

ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif.38

Berdasarkan bermacam-macam pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan efektifitas adalah tercapainya suatu usaha

dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya melalui tindakan atau

perbuatan yang maksimal.

a. Macam-macam Perspektif efektifitas

Menurut F.X Suwarto, terdapat beberapa perspektif tentang

keefektifan. Diantaranya adalah:

1) Keefektifan individu yaitu menekankan pelaksanaan tugas-tugas

dan tanggung jawab individu pekerja/anggota organisasi dari suatu

organisasi.

2) Keefektifan kelompok yaitu jumlah sumbangan dari keseluruhan

anggota kelompok.

3) Keefektifan organisasi yaitu fungsi dari keefektifan individu dan

kelompok, bahwa organisasi dapat memperoleh tingkat prestasi

lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah prestasi

masing-masing bagian yang ada dalam organisasi.39

b. Pengukuran Efektifitas

Dalam upaya mengukur sejauh mana tingkat keefektifan, F.X Suwarto

mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam hal pengukuran

keefektifan. Diantaranya yaitu:

1) Pendekatan tujuan, yaitu pendekatan yang menekankan pada

pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria penilaian

keefektifan.

2) Pendekatan teori sistem, yaitu pendekatan yang menekankan

pentingnya adaptasi tuntutan ekstern sebagai criteria penilaian

38

Suwarno Hanayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, (Jakarta: PT. Idayu Press dan yayasan Masagung, 1990), Cet. ke-10, hal.16

39

(36)

keefektifan sehingga satu elemen dari sejumlah elemen saling

tergantung.

3) Pendekatan teori multiple konstituensi, organisasi dapat dikatakan

efektif bila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang

terdapat dalam lingkungan organisasi, yaitu konstituensi yang

menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut.40

2. Strategi Perkuliahan Yang Efektif

Proses belajar mengajar terjadi karena adanya interaksi antara peserta

didik dengan lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan perlu diatur

sedemikian rupa sehingga timbul reaksi peserta didik kearah perubahan

perilaku yang diinginkan. Pengaturan lingkungan tersebut, meliputi

analisis kebutuhan peserta didik, karakteristik, perumusan tujuan,

penentuan materi pelajaran, pemilihan strategi yang sesuai, serta media

pembelajaran yang diperlukan.41

Seorang tenaga pengajar professional dituntut untuk dapat

menampilkan keahliannya di depan kelas. Salah satu keahlian tersebut

yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Untuk

dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efesien, seorang tenaga

pengajar perlu mengenal berbagai jenis strategi pembelajaran dengan

harapan agar dapat memilih strategi yang akan diterapkan untuk mengajar

kan suatu bidang studi tertentu.

Dalam perkuliahan dosen dituntut untuk memberikan yang terbaik

untuk mahasiswanya, ini yang menjadi pokok utama dalam proses transfer

ilmu pengetahuan. Melalui pembelajaran yang menyenangkan dapat

diyakini mahasiswa akan merasa betah dan terobsesi untuk mengikuti

perkuliahan secara keseluruhan, dengan demikian pemahaman mahasiswa

terhadap pelajaran yang diberikan akan dapat diresapi dengan mudah.

40

FX. Suwarto, Perilaku Organisasi,(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakrta,1999), Cet. Ke 1, h. 3

41

(37)

Meski dalam proses pembelajaran dewasa ini peran mahasiswa juga

sangat dominan, tetapi dosen tetap saja menjadi penentu suksesnya suatu

perkuliahan. Bahkan, seringkali seorang dosen dijadikan salah satu

personal yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan perkuliahan.

Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya

guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan

terjadinya proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan dapat tercapai dan berhasil.42 Oleh karena itu seorang tenaga pengajar dituntut untuk memiliki kemampuan mengatur secara umum

komponen-komponen pembelajaran. Dengan begitu, setidaknya akan

terlihat sebuah pembelajaran yang efektif.

Strategi pembelajaran harus selaras dan serasi dengan kompetensi yang

akan dicapai. Dapat diambil contoh, kemasan yang menarik untuk suatu

barang, seperti kado, memberikan efek yang mendalam pada penerimanya,

seperti perasaan gembira dan terharu yang selalu terngiang-ngiang dalam

pikiran dan perasaan. Sebaliknya, kemasan yang kurang rapi dan tidak

mempertimbangkan nilai estitika sudah dipastikan akan kurang mendapat

perhatian dari si penerimanya. Dari itu perlu diperhatikan kemasan mata

kuliah atau mata pelajaran yang sesuai dengan situasi emosi dan tingkat

kognisi mahasiswa sehingga akan membekas dalam sistem ingatan.

Walaupun secara teoritis seorang tenaga pengajar telah paham tentang

langkah-langkah operasional suatu strategi pembelajaran. Namun, belum

tentu seorang tenaga pendidik mampu berhasil menerapkan strategi

tersebut dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Keberhasilan seorang tenaga pendidik dalam menerapkan suatu

strategi pembelajaran sangat tergantung dari kemampuan tenaga pendidik

dalam menganalisis kondisi pembelajaran yang ada. Hasil analisis

terhadap kondisi pembelajaran dapat dijadikan pijakan dasar dalam

menetukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

42

(38)

Mager menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam

memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tujuan pembelajaran

Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa. Misalnya menyusun bagan analisis pembelajaran. Berarti metode yang paling dekat dan sesuai yang dihendaki oleh tenaga dosen adalah latihan praktek lansung.

b. Memilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimilki saat bekerja nanti (dihubungkan dengan dunia kerja). Misalnya setelah bekerja, mahasiswa dituntut untuk pandai memperogram data komputer. Berarti metode yang paling mungkin digunakan adalah praktikum dan analisis kasus/pemecahan masalah (Problem Solving)

c. Menggunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan kepada indra mahasiswa. Artinya, dalam satuan-satuan waktu yang bersamaan peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik maupun psikis. Misalnya menggunakan proyektor. Dalam menjelaskan suatu bagan, lebih baik seorang tenaga pendidik mengguankan proyektor dari pada berceramah, karena pengguanaan proyektor memungkinkan mahasiswa sekaligus dapat melihat dan mendengar penjelasan dosen.43

Dalam pemilihan strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip

efesiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat

keterlibatan peserta didik. Untuk itu, pengajar haruslah berfikir strategi

pembelajaran manakah yang paling efektif dan efesien dapat membantu

peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pemilihan

strategi pembelajaran yang tepat diarahkan agar peserta didik dapat

melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal.

Secara umum strategi pembelajaran terdiri dari atas 5 (lima) komponen

yang saling berinteraksi dengan karakter fungsi dalam mencapai tujuan

pembelajaran yaitu:

43

(39)

1) Kegiatan pembelajaran pendahuluan 2) Penyampaian informasi

3) Partisipasi peserta didik 4) Tes, dan

5) Kegiatan lanjutan

Pemilihan strategi pembelajaran hendaknya ditentukan berdasarkan kriteria berikut:

1) Orientasi strategi pada tugas pembelajaran 2) Relevan dengan isi / materi pembelajaran

3) Metode dan teknik yang digunakan difokuskan pada tujuan yang ingin dicapai, dan

4) Media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indra peserta didik secara simultan.44

Tentu dalam menyusun strategi pembelajaran membutuhkan ketelitian

dan kretifitas dari tenaga pendidik. Sebelum seorang dosen memulia

perkuliahannya tentu ia meelakukan persiapan-persiapan dalam beberapa

aspek desain mata kuliah atau pelajaran. Persiapan ini dapat dikatakan

sebagai satu usaha pembuktian akuntabilitas profesionalisme pembelajaran

seorang dosen kepada mahasiswanya yang telah memberikan kepercayaan

kepada perguruan tinggi.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendesain suatu mata kuliah. Ada empat elemen yang harus dipersiapkan dalam mendesain satu mata kuliah, yaitu:

1) Elemen materi-materi Perkuliahan.

2) Elemen kompetensi atau tujuan pembelajaran atau hasil belajar. 3) Elemen strategi pembelajaran atau metode pembelajaran. 4) Elemen evaluasi pembelajaran.

Keempat elemen ini memiliki karakter yang bersifat serasi, sekata, dan senada. Meskipun wujud tiap-tiap elemen berbeda tetapi hakikatnya adalah sama.45

Dalam hal ini penting bagi seorang dosen mengumpulkan sebanyak

mungkin informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan

mata kuliah yang akan diampu. Informasi-informasi itu mungkin

didapatkan dalam bentuk hard copy atau soft copy melalui perpustakaan,

44

Hamzah B Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif , (Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),h. 9

45

(40)

internet, atau konsultasi dari beberapa sumber. Disamping itu juga dosen

harus mengetahui kebutuhan dan karakteristik awal mahasiswa, seperti

dosen mengetahui kadar pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran,

sikologis mahasiswa, suasana ruang perkuliahan dll.

Ada baiknya proses pembelajaran mahasiswa merupakan hasil dari

penilaian terhadap mereka sendiri. Mungkin pembelajaran dapat

menggunakan pendekatan elisitif sebagai yang paling tepat untuk karakter

andragogi. Mungkin juga menggunakan pendekatan preskriptif atau satu

gabungan di antara kedunya dengan penekanan pada pendekatan elisitif. 46 Pendekatan andragogi mempunyai beberapa asumsi dasar, 1,

Kemampuan mengarahkan diri, 2, Pengalaman pembelajar atau

mahasiswa, 3, Kesiapan belajar berdasarkan kebutuhan, 4, Orientasi

bahwa belajar itu adalah kehidupan.47

Pendekatan juga mutlak didukung oleh sikap dosen yang terbuka,

mau mendengarkan pendapat mahasiswa, membiasakan mahasiswa

mendengarkan pendapat orang lain, menghargai perbedaan pendapat,

mentelorir kesalahan mahasiswa dan mendorong untuk memperbaikinya,

menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan umpan balik hasil kerja

mahasiswa, tidak terlalu cepat membantu, tidak terlalu cepat menanggapi

jika mahasiswa salah, tidak kikir untuk memuji, tidak mentertawakan

pendapat atau hasil kerja mahasiswa, dan mendorong mahasiswa untuk

tidak takut salah.

Belajar efektif setidak akan menyangkut dua komponen, yaitu waktu

dan konsentrasi. Belajar yang efektif adalah bagaimana seseorang dengan

konsentrasi yang penuh dapat menggunakan waktu untuk belajar secara

baik. Dalam banyak kasus telah dijumpai kenyataan tentang banyaknya

mahasiswa yang karena kurang konsentrasi terpaksa membuang waktu

berjam-jam untuk belajar tetapi hanya sedikit materi pelajaran yang dapat

46

Dr. Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Pustaka Insan Madani dan Center For Teaching Staf Development,IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009)h. 76

47

(41)

dikuasainya, sebaliknya ada pula mahasiswa yang hanya memerlukan

beberapa menit waktu untuk belajar tetapi banyak materi pelajaran yang

dapat dikuasainya. Kasus terakhir inilah yang dapat disebut sebagai belajar

secara efektif.

Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah

pelaksanaan proses pembelajaran.48 Efesiensi dan keefektifan mengajar dalam proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya dosen

untuk membantu para mahasiswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk

mengetahui keefektifan mengajar, dengan memberikan tes, dari hasil tes

kemudian bisa dipakai untuk mengevalusai berbagai macam aspek proses

pengajaran.

Suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan

utama keefektifan pengajaran yaitu :

1. Presentasi waktu belajar yang tinggi dicurahkan di KBM

2. Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara

mahasiswa

3. Ketetapan antara kandungan materi ajaran denagan kemampuan

mahasiswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan

4. Mengembangkan suasan belajar yang akrab dan positif,

mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (2) tanpa

mengabaikan butir (4) 49

Dosen yang efektif adalah yang menemukan cara dan selalu berusaha

agar peserta didiknya terlibat secara tepat dan penuh dalam suatu mata

pelajaran tanpa menggunakan teknik yang memaksa, nagatif atau

hukuman. Kemudian bisa menjalin hubungan simpatik, menciptakan

lingkungan kelas yang mengasuh, penuh perhatian, menguasai sepenuhnya

bidang studi, dan dapat memotivasi mahasiswa untuk bekerja tidak

48

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (Kencana, Jakarta. 2009) h.20

49

(42)

sekedar maencapai suatu prestasi namun juga menjadi anggota masyarakat

yang pengasih.

Sikap diri yang disebutkan di atas dapat diidentifikasi menjadi lima

variabel proses dosen yang memperlihatkan hubungan belajar dengan

pencapaian tujuan, yaitu : (1) Kejelasan dalam penyajian, (2) Kegairahan

mengajar, (3) Ragam kegiatan, (4) perilaku mahasiswa akan melaksanakan

tugas dan kecekatannya, (5) Kandungan bahan pengajaran.50

Untuk dapat belajar secara efektif maka konsentrasi merupakan

persyaratan yang mutlak, tetapi dibalik itu ada pula faktor-faktor lain yang

dapat mendukung tercapainya efektivitas belajar; yaitu kondisi jasmani,

fasilitas, strategi, disiplin, dan lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut di

atas maka faktor strategi dan disiplin cukup menarik untuk dicermati dan

dikaji secara lebih mendalam. Secara umum belajar secara rutin dan

berdisiplin akan membuahkan hasil yang lebih baik dari pada belajar yang

dilakukan secara temporer atau pada waktu-waktu tertentu saja.

Sampai saat ini masih banyak didapati dosen di lingkungan perguruan

tinggi yang dalam mengajar masih konvensional. Dalam arti, dosen

mengajar secara alami sesuai dengan bakat mengajar yang dimiliki.51

Tentu hal ini akan mempengaruhi dalam penyusunan dan penyampaian

materi perkuliahan kepada mahasiswa.

Dari uraian berbagai teori tentang efektifitas strategi perkuliahan yang

telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa efektifitas strategi perkuliahan

adalah upaya pembelajaran yang dilakukan dalam menciptakan suatu

sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar

dengan harapan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai

dan berhasil. Untuk mengukur tingkat keefektifan startegi perkuliahan

dilakukan melalui: (1) Kehadiran mahasiswa secara keseluruhan atau

permateri pembelajaran, (2) Pelaksanaan dalam mengerjakan tugas dan

50

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kencana, Jakarta. 2009) h.21

51

(43)

ketapatan pengumpulan tugas yang diberikan oleh dosen, (3) Kesesuaian

materi yang diajarkan sesuai tidak dengan kemampuan belajar mahasiswa,

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Angket.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Wawancara.
Tabel 4.1
Tabel 4.2 Data Mahasiswa Prodi Manajemen Pendidikan Tahun 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bearing in mind that the effects of negative WOM communi- cation are very detrimental to the company (service provider) and the impact of nega- tive WOM communication dissemination

Bagi peserta yang merasa keberatan atas hasil Pengumuman Pemenang Pelelangan ini, diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan lewat aplikasi SPSE pada paket E-Lelang yang

[r]

3499494 R,Selamat pagi, Untuk Jaminan Penawaran, surat dukungan bank dan Surat Penawaran ditujukan kepada Pokja Pengadaan Barang unit layanan pengadaan ( ULP) Kabupaten

Lingkungan yang baik bagi proses pembelajaran yaitu lingkungan yang jauh dari kebisingan, tenang, fasilitas di dalam kelas memadai dan ruangan yang luas.Lingkungan

Pertama sistem kendali robot tempat sampah yang berbasis arduino mega 2560 yang didalamnya diimplementasikan algortima A* untuk dapat bergerak secara otomatis

Pemanfaatan metode PROMETHEE dalam model SPK untuk penentuan prioritas kondisi rumah sehat diharapkan dapat membantu pihak dinas kesehatan untuk mengambil keputusan dengan

1) Untuk mendukung kebenaran pernyataan halal sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat 1, setiap orang yang memproduksi.. atau memasukkan pangan yang dikemas kedalam