• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Alat Penguji Komponen Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Dan Aplikasinya Terhadap Pengujian Dioda, Kapasitor, IC 741, IC 555 Dan Continuity

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Alat Penguji Komponen Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Dan Aplikasinya Terhadap Pengujian Dioda, Kapasitor, IC 741, IC 555 Dan Continuity"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP PENGUJIAN DIODA, KAPASITOR,

IC 741, IC 555 DAN CONTINUITY

TUGAS AKHIR

PILIYANTI

052408096

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERANCANGAN ALAT PENGUJI KOMPONEN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DAN APLIKASINYA

TERHADAP PENGUJIAN DIODA, KAPASITOR, IC 741, IC 555 DAN CONTINUITY

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

PILIYANTI 052408096

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul : PERANCANGAN ALAT PENGUJI KOMPONEN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DAN APLIKASINYA TERHADAP PENGUJIAN DIODA, KAPASITOR, IC 741, IC 555 DAN CONTINUITY

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : PILIYANTI

Nomor Induk Mahasiswa : 052408096

Program Studi : DIPLOMA TIGA (D3) FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2008

Diketahui

Departemen Fisika FMIPA USU

Ketua Program Studi D3 FIN Pembimbing

Drs. Syahrul Humaidi, MSc. Drs. Kerista Sebayang, MS.

(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENGUKUR JARAK ULTRASONIK SRF02 DENGAN PENGENDALI MIKROKONTROLER AT89S52

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2008

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah kurnia-Nya kertas kajian ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada: Bapak Drs. Kerista Sebayang, MS. selaku dosen pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan kajian ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Fisika Bapak DR. Marhaposan Situmorang dan Ibu Dra. Justinon, Msi, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Semua dosen dan pegawai di FMIPA USU serta rekan – rekan FIN stambuk 2005, khususnya Laidy Diana Br Ginting, Afniza, Linda Romaito, Sri Rahayu, Sulvina Maulin, Demi Syahputri, Aisyahni yang telah membantu dan memberikan semangat pada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Ucapan terima kasih yang tidak terlupakan untuk kedua orang tua dan keluarga penulis yang selama ini memberikan bantuan materil dan dukungan moril kepada penulis dan orang – orang terdekat penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga ALLAH SWT yang akan membalasnya.

(6)

iv

ABSTRAK

(7)
(8)

vi

3.2.2 Software 8051Editor, Assembler, Simulator 40

3.2.3 Software Downloader 41

3.1.4 Diagram Alir Pemrograman 41

Bab 4 Pengujian Rangkaian 44

4.1 Pengujian Rangakaian Mikrikontroler AT89S52 44

4.2 Pengujian Rangkaian Power Supply 45

4.9 Pengujian Rangkaian Secara Keseluruhan 48

Bab 5 Penutup 49

Lampiran C Photo Rancangan Alat Component Tester 62

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Blok Diagram Fungsional AT89S52 7

Gambar 2.2 Komfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S52 10

Gambar 2.3 Rangkaian Pewaktu Monostable 14

Gambar 2.4 Rangkaian Osilator Astable 17

Gambar 2.5 Lambang Dioda Dalam Skema Rangkaian 18

Gambar 2,6 Sirkuit Pengisian Kapasitor 21

Gambar 2.7 Pengosongan Kapasitor 22

Gambar 2.8 Timing penulisan data ke register perintah mode 4 bit

interface 25

Gambar 2.9 Timing diagram pembacaan register perintah mode 4 bit

interface 26

Gambar 2.10 Timing diagram penulisan data ke register data mode 4 bit

interface 27

Gambar 2.11 Timing diagram pembacaan data dari register data mode 4

bit interface 27

Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian 29

Gambar 3.2 Rangkaian Skematik Sistem Minimum

Mikrokontroler AT89S52 31

Gambar 3.3 Rangkaian Skematik Konektor yang dihubungkan dari LCD

Mikrokontroler 32

Gambar 3.4 Rangkaian Skematik Konektor yang dihubungkan dari LCD ke

(11)

ABSTRAK

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini, alat penguji komponen sangat dibutuhkan dalam dunia elektronika,

karena sangat berperan penting dalam keberhasilan dalam membangun sebuah

rangkaian elektronika maupun untuk memperbaiki sebuah rangkaian elektronika.

Pengujian komponen secara manual akan sangat merepotkan dan memakan banyak

waktu, dengan adanya sebuah component tester maka pengujian komponen akan jauh

lebih mudah dan menghemat waktu.

Dipasaran banyak dijumpai alat penguji komponen sederhana yang biasanya

terdapat pada multitester sampai yang khusus dapat menguji semua jenis IC logic.

Tetapi pada kasus yang sederhana kebanyakan orang hanya ingin menguji beberapa

komponen penting saja. Pada laboratorium elektronika biasanya kita hanya

membutuhkan pengujian sebatas komponen dioda, kapasitor, op-amp 741, ataupun

timer 555. berangkat dari hal tersebut penulis ingin membuat sebuah “Alat Penguji

Komponen (Component Tester)” yang sederhana, component tester tersebut akan

menguji komponen seperti dioda, kapasitor, IC 741, dan IC 555.

Component tester sederhana ini akan dibuat menggunakan sebuah

(13)

dan uji dari alat tersebut dan di tambah dengan rangkaian tambahan sebagai rangkaian

pendukung untuk pengujian masing-masing komponen. Component tester tersebut

akan menguji setiap komponen berdasarkan ciri khas dari masing - masing komponen

maka kita dapat menentukan apakah komponen tersebut rusak atau tidak.

1.2Tujuan Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana merancang dan membuat component tester

berbasis Mikrokontroller AT89S51.

2. Untuk memahami prinsip kerja dari component tester.

3. Untuk memudahkan pekerjaan dalam bidang elektronika untuk mengetahui

komponen rusak atau tidak.

4. Sebagai persyaratan penyelesaian tugas akhir.

1.3Batasan Masalah

Pembahasan masalah dalam Tugas Akhir ini hanya mencakup masalah – masalah

sebagai berikut :

1. Komponen yang akan di uji sebatas IC 741, IC 555, dioda dan kapasitor.

2. Pendeteksian hanya sekedar mengetahui berfungsi atau tidaknya komponen

dengan menguji sifat yang umum, dengan variasi pengujian yang kompleks.

3. Pembahasan hanya mengenai perangkat keras dari alat penguji dan sofware,

(14)

3

1.4Manfaat Alat

Manfaat dari alat ini adalah untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia dalam

bidang elektronika, dan untuk mengurangi resiko kesalahan dalam pengujian

komponen. Sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga dalam pengoperasian.

1.5Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah :

1. Melakukan studi ke perpustakaan mengenai teori – teori yang berkaitan

dengan judul Tugas Akhir ini

2. Mengumpulkan dan membaca data sheet mengenai komponen yang

digunakan.

3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing serta dosen – dosen staf

pengajar yang berkaitan dengan realisasi dibidang masing – masing.

4. Melalui pengujian alat.

1.6Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari Alat Penguji

Komponen (component tester) berbasis microcontroller AT89S52, maka penulis

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan,

batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori

pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S52 (hardware

dan software), bahasa program yang dipergunakan, serta cara kerja dari

component tester dan komponen pendukung.

BAB 3 RANCANGAN SISTEM ALAT

Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok

dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram

alir dari program yang akan diisikan ke mikrokontroler AT89S52.

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja

alat, penjelasan mengenai program – program yang digunakan untuk

mengaktifkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan

ke mikrokontroler AT89S52.

BAB 5 PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dari pembahasan

yang dilakukan dari Tugas Akhir ini serta saran apakah rangkaian ini

dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitnnya pada suatu

(16)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Component Tester

Component tester adalah instrument elektronika, atau alat penguji komponen yang

dirancang khusus dengan menggunakan microcontroller AT89S52 sebagai pusat

kendali dan uji dari alat tersebut. Berbeda dengan alat penguji komponen yang sering

kita jumpai dipasaran, component tester akan menguji setiap komponen berdasarkan

ciri khas dari karakteristik komponen yang akan diujikan dengan otomatis akan

menampilkan hasil yang diinginkan. Komponen – komponen tersebut antara lain : IC

741, IC Timer 555, Dioda, Capasitor dan Continuitas.

Component tester diciptakan hanya untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya

komponen dengan menguji sifat umum dari komponen tersebut. Dalam hal ini tidak

membahas variasai pengujian yang kompleks seperti tegangan input atau tegangan

output dari sebuah komponen. Sebagian alat penguji komponen di lakukan secara

manual, sehingga membutuhkan banyak waktu untuk menguji satu komponen, dan

tampilan yang diperoleh hanya sebatas penunjukan arah jarum. Apabila komponen

tersebut berfungsi maka jarum akan bergerak dari angka 0 ke angka berapa besar

tegangan yang dimiliki komponen tersebut, dan apabila komponen tidak berfungsi

maka jarum tidak akan bergerak sama sekali. Dengan menggunakan microcontroller,

(17)

tidaknya pada layar LCD sehingga memberikan kemudahan untuk mengetahui kondisi

/ keadaan komponen yang diujikan.

2.2Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52

Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia

elektronika, khususnya dunia mikroelektronika. Penemuan silikon menyebabkan

bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan

teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang mengembangkan dan

memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu teknologi standar bagi para

desainer sistem elektronika masa kini.

Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam

program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya),

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan

lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna

disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin - rutin antarmuka perangkat

keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada mikrokontroler,

perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program kontrol disimpan

dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih

besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk

(18)

7

(19)

2.2.1 Konstruksi AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 hanya memerlukan tambahan 3 buah kapasitor, 1 resistor

dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 8k2 Ohm

dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini

AT89S52 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan

frekuensi maksimum 11,0592 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk

melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja

mikrokontroler.

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler.

Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda. ROM (Read

Only Memory) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan catu daya. Sesuai

dangan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori penyimpanan program ini

dinamakan sebagai memori program. RAM (Random Access Memory) isinya akan

sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat

program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai

memori data.

Ada berbagai jenis ROM, untuk mikrokontroler dengan program yang sudah

baku dan diproduksi secara massal, program diisikan ke dalam ROM pada saat IC

mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler

mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programable-Eraseable ROM yang

disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra

Violet Eraseable Programable ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan

(20)

9

Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S52 adalah Flash

PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat

bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S52 Flash PEROM Programmer. Memori

data yang disediakan dalam chip AT89S52 sebesar 128 byte, meskipun hanya kecil

saja tapi untuk banyak keperluan, memori berkapasitas 128 byte sudah cukup. Sarana

Input/Output (I/O) yang disediakan cukup banyak dan bervariasi. AT89S52

mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output paralel dikenal sebagai Port 1

(P1.0..P1.7) dan Port 3 (P3.0..P3.5 dan P3.7).

AT89S52 dilengkapi UART (Universal Asyncronous Receiver / Transmitter)

yang biasa dipakai untuk komunikasi data secara serial. Jalur untuk komunikasi data

serial (RXD dan TXD) diletakkan berhimpitan dengan P3.0 dan P3.1 di kaki nomor

10 dan 11, sehingga kalau sarana input/ouput yang bekerja menurut fungsi waktu,

clock penggerak untaian pencacah ini dapat berasal dari oscillator kristal atau clock

yang diumpan dari luar lewat T0 dan T1. T0 dan T1 berhimpitan dengan P3.4 dan

P3.5, sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/ouput parelel kalau

T0 dan T1 terpakai.

AT89S52 mempunyai enam sumber pembangkit interupsi, dua diantaranya

adalah sinyal interupsi yang diumpankan ke kaki INT0 dan INT1. Kedua kaki ini

berhimpitan dengan P3.2 dan P3.3 sehingga tidak dapat dipakai sebagai jalur

input/output paralel kalau INT0 dan INT1 dipakai untuk menerima sinyal interupsi.

Port 1 dan Port 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan register

yang secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function

(21)

Berikut ini merupakan spesifikasi dari IC AT89S52 :

a. Kompatibel dengan produk MCS-51.

b. 8 Kbyte In-System Reprogammable Flash Memory.

c. Daya tahan 1000 kali baca/tulis.

d. Fully Static Operation : 0 Hz sampai 24 MHz.

e. Tiga level kunci memori program.

f. 128 x 8 bit RAM internal.

g. 32 jalur I/O.

h. Tiga 16 bit Timer/Counter.

i. Enam sumber interupt.

j. Jalur serial dengan UART.

2.2.2 Gambar IC Mikrokontroler AT89S52

(22)

11

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S52 :

VCC (Pin 40)

Suplai tegangan 5 Volt.

GND (Pin 20)

Ground.

Port 0 (Pin 39 – Pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data

ataupun penerima kode byte pada saat flash programming Pada fungsinya sebagai I/O

biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat

diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsinya

sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai internal pull up.

Pada saat flash programming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat

verifikasi program.

Port 1 (Pin 1 – Pin 8)

Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa, pada kaki ke 6, ke 7 dan ke 8 terdapat

Mosi, Miso dan Sck sebagai masukan dari ISP Programmer yang terhubung ke

komputer. Tanpa adanya port ini maka mikrokontroler tidak dapat diprogram oleh ISP

Programmer.

Port 2 (Pin 21 – pin 28)

Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat

mengakses memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan

mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull

up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini

(23)

Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pull up. Port 3 juga

mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1 Konfigurasi port 3 mikrokontroler AT89S52

Nama Pin Fungsi

P3.0 (Pin 10) RXD (Port Input Serial)

P3.1 (Pin 11) TXD (Port Output Serial)

P3.2 (Pin 12) INT0 (Interrupt 0 Eksternal)

P3.3 (Pin 13) INT1 (Interrupt 1 Eksternal)

P3.4 (Pin 14) T0 (Input Eksternal Timer 0)

P3.5 (Pin 15) T1 (Input Eksternal Timer 1)

P3.6 (Pin 16) WR (Untuk menulis eksternal data memori)

P3.7 (Pin 17) RD (Untuk membaca eksternal data memori)

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/PROG (pin 30)

Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari

alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program

(PROG) selama memprogram Flash.

PSEN (pin 29)

Program store enable digunakan untuk mengakses memori program eksternal.

EA (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem di-reset. Jika

(24)

13

memori internal. Pada saat flash programming, pin ini akan mendapat tegangan 12

Volt.

XTAL1 (pin 19)

Input untuk clock internal.

XTAL2 (pin 18)

Output dari osilator.

2.3IC 741

Suatu penguat operasional atau operational amplifier sering disingkat sebagai

Op-Amp, biasa dikenal sebagai sebuah IC. IC yang sering dipakai sebagai penguat adalah

IC 741, dimana banyak transistor banyak digabungkan dalam satu kristal semi

konduktor. Dengan memakai teknologi IC banyak transistor dan komponen elektronik

lain bisa digabungkan menjadi satu komponen dengan berbagai sambungan dan sifat

tertentu yang cukup canggih. Rangkaian Op-Amp dalam IC modern merupakan

pendekatan yang baik untuk sifat Op-Amp ideal. Sifat Op-Amp ideal dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Satu Op-Amp merupakan suatu penguat diferensial dengan penguatan yang tak

terhingga. Satu penguat diferensial adalah suatu penguat yang mempunyai dua

masukan dan voltase pada keluaran tergantung dari perbedaan potensial antara kedua

(25)

2.4IC 555

IC timer 555 memberi solusi praktis dan relatif murah untuk berbagai aplikasi

elektronik yang berkenaan dengan pewaktuan (timing). Terutama dua aplikasinya

yang paling populer adalah rangkaian pewaktu monostable dan osilator astable. Isi

utama komponen ini terdiri dari komparator dan flip-flop yang direalisasikan dengan

banyak transistor.

2.5.1 Rangkaian Monostable

IC ini didesain sedemikian rupa sehingga hanya memerlukan sedikit komponen luar

untuk bekerja. Diantaranya yang utama adalah resistor dan kapasitor luar (eksternal).

IC ini memang bekerja dengan memanfaatkan prinsip pengisian (charging) dan

pengosongan (discharging) dari kapasitor melalui resistor luar tersebut.

Untuk menjelaskan prinsip kerjanya, coba perhatikan diagram pada gambar

2.3. IC 555 dengan resistor dan kapasitor luar berikut ini. Rangkaian ini tidak lain

adalah sebuah rangkaian pewaktu (timer) monostable. Prinsipnya rangkaian ini akan

menghasilkan pulsa tunggal dengan lama waktu tertentu pada keluaran pin 3, jika pin

2 dari komponen ini dipicu. Perhatikan di dalam IC ini ada dua komparator yaitu

Comp A dan Comp B. Perhatikan juga di dalam IC ini ada 3 resistor internal R yang

besarnya sama. Dengan susunan seri yang demikian terhadap VCC dan GND,

rangkaian resistor internal ini merupakan pembagi tegangan. Susunan ini memberikan

tegangan referensi yang masing-masing besarnya 2/3 VCC pada input negatif

(26)

15

Gambar 2.3 Rangkaian pewaktu monostable

Pada keadaan tanpa input, keluaran pin 3 adalah 0 (ground atau normally low).

Transistor Q1 yang ada di dalam IC ini selalu ON dan mencegah kapasitor eksternal C

dari proses pengisisian (charging). Ketika ada sinyal trigger dari 1 ke 0 (VCC to

GND) yang diumpankan ke pin 2 dan lebih kecil dari 1/3 VCC, maka serta merta

komparator B men-set keluaran flip-flop. Ini pada gilirannya memicu transistor Q1

menjadi OFF. Jika transistor Q1 OFF akan membuka jalan bagi resistor eksternal R

untuk mulai mengisi kapasitor C (charging). Pada saat yang sama output dari pin 3

menjadi high (VCC), dan terus high sampai satu saat tertentu yang diinginkan. Sebut

saja lamanya adalah t detik, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengisi kapasitor C

mencapai tegangan 2/3 VCC. Tegangan C ini disambungkan ke pin 6 yang tidak lain

merupakan input positif comp A. Maka jika tegangan 2/3 VCC ini tercapai,

komparator A akan men-reset flip-flop dan serta merta transistor internal Q1 menjadi

ON kembali. Pada saat yang sama keluaran pin 3 dari IC 555 tersebut kembali

(27)

2.5.2 Rangkaian Astable

Sedikit berdeda dengan rangkaian monostable, rangkaian astable dibuat dengan

mengubah susunan resistor dan kapasitor luar pada IC 555 seperti gambar berikut.

Ada dua buah resistor R dan R serta satu kapasitor eksternal C yang diperlukan. a b

Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri

berulang-ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya.

Pada saat power supply rangkaian ini di hidupkan, kapasitor C mulai terisi melalui

resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3 VCC. Pada saat tegangan ini

tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555 mulai bekerja mereset flip-flop

dan seterusnya membuat transistor Q1 ON. Ketika transisor ON, resistor Rb seolah

dihubung singkat ke ground sehingga kapasitor C membuang muatannya

(discharging) melalui resistor Rb. Pada saat ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND).

Ketika discharging, tegangan pada pin 2 terus turun sampai mencapai 1/3 VCC.

Ketika tegangan ini tercapai, bisa dipahami giliran komparator B yang bekerja dan

kembali memicu transistor Q1 menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali

menjadi high (VCC). Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal

osilasi pada keluaran pin3. Terlihat di sini sinyal pemicu (trigger) kedua komparator

tersebut bekerja bergantian pada tegangan antara 1/3 VCC dan 2/3 VCC. Inilah

batasan untuk mengetahui lebar pulsa dan periode osilasi yang dihasilkan.

Misal diasumsikan t1 adalah waktu proses pengisian kapasitor yang di isi

melalui resistor Ra dan Rb dari 1/3 VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t2

(28)

17

menjadi 1/3 VCC. Dengan perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3

VCC maka dapat diperoleh :

t = ln(2) (R +R )C = 0.693 (R +R )C1 a b a b

dan

t = ln(2) R C = 0.693 R C 2 b b

Periode osilator adalah dapat diketahui dengan menghitung T = t1 + t2.

Persentasi duty cycle dari sinyal osilasi yang dihasilkan dihitung dari rumus t1/T. Jadi

jika diinginkan duty cycle osilator sebesar (mendekati) 50%, maka dapat digunakan

resistor R yang relatif jauh lebih kecil dari resistor R .a b

Gambar 2.4 Rangkaian osilator astable

Satu hal yang menarik dari komponen IC 555, baik timer aplikasi rangkaian

monostable maupun frekuensi osilasi dari rangkaian astable tidak tergantung dari

berapa nilai tegangan kerja VCC yang diberikan. Tegangan kerja IC 555 bisa

bervariasi antara 5 sampai 15 Vdc. Tingkat keakuratan waktu (timing) yang dihasilkan

tergantung dari nilai dan toleransi dari resistor dan kapasitor eksternal yang

(29)

Untuk rangkaian yang tergolong time critical, biasanya digunakan kapasitor

dan resistor yang presisi dengan toleransi yang kecil. Pada banyak nota aplikasi,

biasanya juga ditambahkan kapasitor 10 nF pada pin 5 ke ground untuk menjamin

kestabilan tegangan referensi 2/3 VCC.

2.6Dioda

Dioda merupakan alat dengan dua terminal dan terbentuk dari dua jenis

semikonduktor (silicon jenis n dan jenis p) yang tersambung. Alat ini mampu dialiri

oleh arus secara relektif mudah dalam satu arah, tetapi amat sukar dalam arah

kebalikannya.

Dalam skema rangkaian, dioda dilambangkan seperti gambar di bawah ini.

Dari lambang terlihat bahwa arah arus mempengaruhi sifat dari dioda. Satu sisi dari

dioda disebut anoda, sedangkan yang lain disebut katoda. Komponen dioda sering

berbentuk silinder kecil dan biasanya di beri lingkaran pada katoda untuk

menunjukkan posisi garis dalam lambang. Jika bentuk dioda lain dan lingkaran itu

tidak ada, posisi dari anoda dan katoda dapat diketahui dari bentuk komponen dan

informasi di buku data.

Katoda

Anoda

(30)

19

Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa dioda melewatkan arus untuk

mengalir ke satu arah saja. Ketika anoda mendapatkan voltase yang lebih positif dari

pada katoda, maka arus dapat mengalir dengan bebas. Dalam situasi ini dikatakan

dioda dalam keadaan bias maju. Jika voltase dibalikkan, berarti katoda positif

terhadap anoda, arus tidak dapat mengalir kecuali suatu arus yang sangat kecil. Dalam

situasi ini dikatakan dioda dalam keadaan bias balik atau bias mundur. Arus yang

mengalir ketika dioda dalam keadaan bias balik disebut arus balik atau arus bocor dari

dioda dan arus yang mengalir sangat kecil sehingga dalam kebanyakan rangkaian

dapat diabaikan. Agar arus dapat mengalir ke arah maju, voltase harus sebesar 0,7 volt

pada dioda silicon dan 0,3 volt pada dioda germanium dan voltase yang lebih besar

lagi untuk LED.

2.6.1 Karakteristik operasi diode

Beberapa karakteristik operasi dioda di antaranya :

1. Tegangan maksimum terbalik yang berulang, VRRM. Jika dioda dihungkan

sedemikian rupa sehingga menyekat aliran arus, yaitu jika dioda dibiaskan secara

terbalik, maka hanya ada sedikit kebocoran arus yang dapat mengalir (beberapa

nanoAmper untuk silicon dan sampai sekitar 50uAuntuk germanium). Dalam hal

ini tegangan yang terbalik akan menyebabkan dioda tertekan secara elektris. Bila

tekanan itu terlampau besar, dioda akan berhenti bekerja, dilewatkan dan

dilenyapkan. Tegangan terbalik paling besar yang dapat diterima oleh dioda

(31)

2. Arus tetap maksimum yang dapat dialirkan ke dioda dalam arah biasa, Imaks. Besar

daya yang digunakan oleh dioda dalam hal ini adalah Vmaks Imaks. untuk dioda

silikon, Vmaks = 0,7 V dan untuk germanium Vmaks = 0,3 V, sehingga Vmaks Imaks

menunjukkan besar daya maksimum yang dapat disalurkan oleh dioda. Daya ini

dapat diperbesar dengan pendinginan buatan, seperti alat penyerap panas,

hembusan udara, dan air pendingin lewat pipa di sekitar dioda. Banyak dioda

silikon yang bekerja dengan baik pada temperatur sambungan atas 200o C, yaitu

diluar temperatur dalam yang mendekati 150o C.

Beberapa dioda, khususnya yang dipakai dalam suplay daya yang

dihaluskan, hanya dibutuhkan untuk melewatkan arus selama jangka waktu yang

singkat dalam tiap siklus. Arus ini biasanya beberapa kali lebih tinggi dari pada

arus muatan tetap. Oleh karena itu, diperlukan karakteristik operasi yang besar

untuk dioda.

2.7Capasitor

Kapasitor banyak digunakan dalam sirkit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi.

Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk dari

dua permukaan (piringan) yang berhubungan, tetapi dipisahkan oleh suatu penyekat.

Bila electron berpindah dari satu plat ke plat yang lain, akan terdapat muatan di antara

ke dua plat tersebut pada medium penyekat tadi. Muatan ini disebabkan oleh muatan

positif pada plat yang kahilangan electron dan muatan negatif pada plat yang

(32)

21

Kapasitor dapat dibentuk di manapun asalkan kondisi di atas dapat terpenuhi.

Dengan kata lain kapasitor dapat dibuat berdasarkan cara ini dan kapasitor yang tidak

diharapkan juga dapat ditemukan di tempat-tempat tertentu, seperti pada dua jalur

kabel terpisah yang bekerja sama atau pada pertemuan alat semikonduktor.

2.7.1 Karakteristik operasi tegangan

Karakteristik operasi tegangan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam

kapasitor karena memberitahukan besar tegangan maksimum yang dapat diberikan di

antara plat kapasitor tanpa memutuskan hubungan dielektris lewat penyekat.

Karakteristik kapasitor juga searah, dengan kata lain sebuah kapasitor 200 V dapat

dialiri tegangan DC sebesar 200 V.

2.7.2 Pengisian dan pengosongan kapasitor

Kapasitor dapat diisi oleh suplay DC lewat register yang memadai, seperti yang

terlihat pada gambar dibawah ini. ketika saklar ditutup, tegangan VS akan

menyebabkan arus mengalir kedalam salah satu sisi kapasitor dan keluar dari sisi yang

lain. Arus ini tidak tetap karena adanya penyekat dielektris, sehingga arus menurun

ketika muatan pada kapasitor meninggi, sampai vC = VS ketika I = 0.

(33)

Pengosongan kapasitor mirip dengan pengisian kapasitor, yaitu dengan

dihilangkannya supply, sirkit kapasitor-resistor menjadi terhubung singkat, seperti

yang terlihat pada gambar dibawah ini. ketika saklar ditutup, arus mengalir dari salah

satu sisi kapasitor yang mengandung muatan dan kembali ke sisi yang lain. Ketika vC

turun sampai nol, arus juga menghilang.

S

+

- C

R

Gambar 2.7 Pengosongan kapasitor

2.8Modul LCD (Liquid Crystal Display) M1632

M1632 merupakan modul LCD matrix dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris

dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel (1 baris pixel

terakhir adalah kursor). HD44780 ini sudah tersedia dalam Modul M1632 yang

dikeluarkan oleh Hitachi, Hyundai dan modul-modul M1632 lainnya.

HD44780 sebetulnya merupakan mikrokontroler yang dirancang khusus untuk

mengendalikan LCD dan mempunyai kemampuan untuk mengatur proses scanning

pada layar LCD yang terbentuk oleh 16 COM dan 40 SEG sehingga mikrokontroler

/perangkat yang mengakses modul LCD ini tidak perlu lagi mengatur proses scanning

pada layar LCD. Mikrokontroler atau perangkat tersebut hanya mengirimkan data-data

yang merupakan karakter yang akan ditampilkan pada LCD atau perintah yang

(34)

23

2.8.1 Kaki – kaki Modul M1632

Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan mikrokontroler, perlu

diketahui fungsi dari setiap kaki yang ada pada komponen tersebut.

a. Kaki 1 (GND)

Kaki ini berhubungan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan

untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul M1632 keluaran

hitachi, kaki ini adalah VCC)

b. Kaki 2 (VCC)

Kaki ini berhubungan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD

(khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND)

c. Kaki 3 (VEE/VLCD)

Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras

mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt.

d. Kaki 4 (RS)

Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke

register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah,

logika dari kaki ini adalah 0.

e. Kaki 5 (R/W)

Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode

pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode

penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul

(35)

f. Kaki 6 (E)

Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini

diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.

g. Kaki 7-14 (D0-D7)

Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data

sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan

data.

h. Kaki 15 (Anoda)

Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 volt

(hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).

i. Kaki 16 (Katoda)

Tegangna negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk M1632

yang memiliki backlight).

2.8.2 Akses ke Register

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, HD44780 yang menjadi pengendali modul

M1632 mempunyai dua buah register, yaitu register data dan register perintah. Berikut

ini akan dijelaskan bagaimana proses terjadinya penulisan maupun pembacaan data

dari kedua register ini.

a. Penulisan Data ke Register Perintah

Penulisan data ke register perintah digunakan untuk memberikan

perintah-perintah pada Modul M1632 sesuai dengan data-data yang dikirimkan ke

(36)

25

perintah menggunakan mode 4 bit interface. Kondisi RS berlogika 0

menunjukkan akses data ke register perintah. R/W berlogika 0 menunjukkan

proses penulisan data akan dilakukan. Nibble tinggi (bit 7 sampai bit 4)

terlebih dahulu dikirimkan dengan diawali pulsa logika 1 pada E Clock,

kemudian nibble rendah (bit 3 sampai bit 0) dikirimkan dengan diawalai pulsa

logika 1 pada E Clock lagi.

Gambar 2.8 Timing penulisan data ke register perintah mode 4 bit Interface

Built In Routine

Kirim_Perintah EQU 433H

...

Lcall Kirim_Perintah

b. Pembacaan Data dari Register Perintah

Proses pembacaan data dari register perintah ini digunakan untuk membaca

status sibuk M1632 dan addres counter saja. RS diatur pada logika 0 untuk

akses ke register perintah dan R/W diatur pada logika 1 yang menunjukkan

proses pembacaan data. Empat bit nibble tinggi dibaca dengan diawali pulsa

logika 1 pada E Clock dan kemudian 4 bit nibble rendah dibaca dengan

(37)

Gambar 2.9 Timing diagram pembacaan register perintah mode 4 bit

interface

c. Penulisan Data ke Register Data

Penulisan data ke register data digunakan dalam proses penulisan data karakter

yang akan ditampilkan ke LCD (DDRAM) atau proses penulisan data pola

karakter ke CGRAM.

Proses diawali dengan adanya logika 1 pada RS yang menunjukkan

akses ke register data. Kondisi R/W diatur pada logika 0 yang menunjukkan

proses penulisan data. Data 4 bit nibble tinggi (bit 7 hingga bit 4) dikirim

dengan diawali dngan pulsa logika 1 pada sinyal E Clock dan kemudian diikuti

4 bit nibble rendah (bit 3 hingga bit 0) yang jugan diawali pulsa logika 1 pada

(38)

27

Gambar 2.10 Timing diagram penulisan data ke register data mode 4 bit

interface

d. Pembacaan Data ke Register Data

Pembacaan data dari rd dilakukan untuk membaca kembali data yang tampil

pada LCD. Proses dilakukan dengan mengatur RS pada logika 1 yang

menunjukkan adanya akses ke rd . Kondisi R/W diatur pada logika tinggi yang

menunjukkan adanya proses pembacaan data. Data 4 bit nibble (bit 7 hingga

bit 4) dibaca dengan diawali adanya pulsa logika 1 pada E Clock dan

dilanjutkan dengan data 4 bit nibble rendah (bit 3 hingga bit 0) yang juga

diawali dengan pulsa logika 1 pada E Clock.

(39)

2.8.3 Struktur Memori LCD

Modul LCD M1632 memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk

menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD. Setiap

jenis memori mempunyai fingsi-fungsi tersendiri.

a. DDRAM

DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada.

Contohnya, karakter “A” atau 41h yang ditulis pada alamat 00 akan tampil

pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut

ditulis di alamat 40h, karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom

pertama dari LCD.

b. CGRAM

CGRAM adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan

bentuk karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Akan tetapi isi memori

akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola karaktr akan hilang.

c. CGROM

CGROM adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan pola

tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780 sehingga pengguna

tidak dapat mengubah lagi. Oleh karena ROM bersifat permanen, pola karakter

(40)

BAB 3

RANCANGAN SISTEM ALAT

3.1Perangkat Keras

3.1.1 Diagram Blok Rangkaian

Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan

pada gambar berikut ini:

Microcon

Gambar 3.1 Diagram blok rangkaian

Pengujian IC 741 : IC 741 akan meneruskan sinyal input ke output, jika sinyal

input yang diberikan mikrokontroler diteruskan ke output maka IC dalam kondisi

(41)

Pengujian IC Timer 555 : IC 555 akan membangkitkan pulsa jika diberi pulsa

trigger. Pulsa yang dibangkitkan akan dibaca oleh mikrokontroler sebagai tanda

bahwa IC 555 dalam kondisi baik, begitu juga sebaliknya jika tidak membangkitkan

pulsa maka IC dalam keadaan rusak.

Pengujian dioda : memeriksa bias maju dan bias balik dari suatu dioda. Jika

arus mengalir dari anoda ke katoda, dioda tersebut dalam keadaan bias maju sehingga

arus dapat mengalir dengan bebas. Keadaan diatas menunjukkan bahwa dioda dalam

kondisi baik, dan sebaliknya jika arus mengalir dari katoda ke anoda, dioda tersebut

dalam keadaan bias balik sehingga arus yang mengalir sangat kecil, keadaan ini

menunjukkan dioda dalam kondisi rusak (bocor).

Pengujian kapasitor : kapasitor yang di uji adalah kapasitor elektrolit (

Elektrolyte Capasitor). Kapasitor yang di uji di rangkai ke rangkaian Timer 555, jika

pada saat kapasitor yang di uji menghasilkan sinyal maka kapasitor tersebut dalam

kondisi baik dan sebaliknya jika tidak kapasitor tersebut sudah rusak.

Pengujian continuitas : jika sebuah jalur menghantarkan sinyal listrik, maka

jalut tersebut dalam keadaan tidak rusak, dan sebaliknya jika jalur tersebut tidak

menghantarkan sinyal listrik maka jalur tersebut dalam keadaan rusak.

Komponen – komponen yang di ujikan seperti IC 741, IC 555, Kapasitor dan

Dioda dihubungkan pada blok rangkaian tester komponen yang kemudian

dihubungkan ke mikrokontroler AT89S52, terkecuali kontinuitas yang terhubung

langsung ke mikrokontroler. Dengan menekan tombol komponen yang akan di uji

(42)

31

yang menampilkan hasil pengujian komponen tersebut. Sedangkan pada pengujian

kontinuitas mikrokontroler mengaktifkan buzzer dan kemudian hasilnya ditampilkan

pada display LCD.

3.1.2 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52

Rangkaian skematik dan layout PCB sistem minimum mikrokontroler AT89S52 dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.2 Rangkaian skematik sistem minimum mikrokontroler AT89S52

Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 11,0592 MHz dan dua buah kapasitor

30 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler AT89S52 dalam

mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif

(43)

sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat

juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya

akses ke memori program eksternal. Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan

dengan resistor array. Jika mikrokontroler tidak menggunakan memori eksternal,

maka penggunaan resistor array tidak begitu penting. Selain digunakan untuk fungsi

diatas resistor array digunakan sebagai pull up.

Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck,

Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai

konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah

dihubungkan ke komputer melalui port paralel. Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan

Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 6, 7, 8, 9, 40 dan 20. Apabila terjadi

keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemograman

mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bisa

merespon.

3.1.3 Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display)

Rangkaian skematik LCD (liquid Crystal Display) dapat dilihat pada gambar dibawah

ini.

(44)

33

3.1.4 Rangkaian Power Supply

Rangkaian skematik power supply dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.5 Rangkaian skematik power supply

Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke

seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari dua keluaran,

yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh

rangkaian kecuali rangkaian ADC, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk

mensupplay tegangan ke rangkaian ADC, karena rangkaian ADC memerlukan

tegangan input sebesar 12 volt agar tegangan referensinya stabil.

Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC

menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan

dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF.

Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan

tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya

sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi

sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga

regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang

(45)

3.1.5 Rangkaian Buzzer

Gambar 3.6 Rangkaian buzzer

3.1.6 Rangkaian Keypad

(46)

35

3.1.7 Rangkaian Capasitor Test

Gambar 3.8 Rangkaian test capasitor

3.1.8 Rangkaian Test IC 741 dan IC 555

(47)

3.2 Perangkat Lunak

3.2.1 Bahasa Assembly MCS-51

Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S52 adalah

bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa

ini hanya ada 51 instruksi, antara lain yaitu :

1. Instruksi MOV

Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register

tertentu. Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.

Contoh pengisian nilai secara langsung

MOV R0,#20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanda # se but adalah nilai.

n nilai secara tidak langsung

MOV 20h,#80h

MOV R0,20h

njukkan bahwa bilangan tersebut adalah

2.

tah untuk

den n 1 dan lompat jika hasil

belum nol. Contoh ,

belum bilangan menunjukkan bahwa bilangan terse

Contoh pengisia

... ...

Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20

Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanpa tanda # sebelum bilangan menu

alamat.

Instruksi DJNZ

Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perin

mengurangi nilai register tertentu ga

pengurangannya

MOV R0,#80h

(48)

37

... DJNZ R0,Loop

0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan

erintah pada baris berikutnya.

3. struksi ACALL

Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :

...

e alamat tertentu. Contoh,

...

6. struksiJB (Jump if bit)

Instruk erintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

berlogika high (1). Contoh,

.0,Loop

Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin

pemanggil setelah instruksi ACALL di

ACALL TUNDA ...

Instruksi JMP (Jump)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat k

(49)

7. Instruk f Not bit)

k lompat ke alamat tertentu, jika pin yang

Loop:

8. If Not Equal)

membandingkan nilai dalam suatu register

ontoh,

...

ai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin

aka program akan melanjutkan

tnya..

Instruksi ini merupakan perintah untu

dimaksud berlogika Low (0). Contoh,

JNB P1.0,Loop

...

Instruksi CJNE (Compare Jump

Instruksi ini berfungsi untuk

dengan suatu nilai tertentu. C

Loop:

CJNE R0,#20h,Loop

...

Jika nil

Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,m

instruksi selanju

9. InstruksiDEC (Decreament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang

dimaksud dengan 1. Contoh,

MOV R0,

...

DEC R0 R0 = R0 – ...

10. InstruksiINC (Increament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang

dimaksud dengan 1. Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h ...

INC R0 R0 = R ...

(50)

39

3.2.2 Software 8051Editor, Assembler, Simulator

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada sebuah

editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator. Tampilannya seperti di bawah ini.

Gambar 3.10 8051Editor, Assembler, Simulator

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble

an

erintah atau

ampai tidak ada pesan kesalahan lagi.

Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke

alam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an.

ilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan ke mikrokontroler.

(di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika

masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulis

p ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu

s

d

(51)

3.2.3 Software Downloader

r 3.11 ISP- Flash programmer 3.a

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil

file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk

mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroller.

.2.4 Diagram Alir Pemrograman

Alat ini dirancang untung m enjalankannya,

alat ini me ke dalam

IC tersebut dan hasil dari ilkan pada LCD. Diagram alir

dari program yang akan dibua

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller digunakan

software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet.

Tampilannya seperti gambar di bawah ini

Gamba

3

enguji komponen yang diujikan. Untuk m

nggunakan mikrokontroler AT89S52 yang telah diisikan program

pengujian komponen ditamp

(52)

41

Gambar 3.12 Diagram alir pemograman

Keterangan diagram alir pemrograman :

- Pertama-tama program dirancang untuk inisialisasi port, inisialisasi port berfungsi

untuk mendefenisikan pin-pin I/O mikrokontroler yang akan digunakan dalam

rangkaian.

- Set LCD, berfungsi untuk mengaktifkan prosedur fungsi dari LCD.

(53)

- Setelah inisialisasi dan pengesetan LCD sebagai display selesai maka dilanjutkan ke

program utama. Program utama ialah men-scan urutan keypad yang akan ditekan

secara terus menerus.

- Apabila tombol 1 yang ditekan maka program akan melaksanakan prosedur

- untuk pengetesan IC Timer 555, apabila tidak lanjutkan scan tombol berikutnya.

- Apabila tombol 2 yang ditekan maka program akan melaksanakan prosedur untuk

pengetesan IC 741, apabila tidak lanjutkan scan tombol berikutnya.

- Apabila tombol 3 yang ditekan maka program akan melaksanakan prosedur untuk

pengetesan dioda, apabila tidak lanjutkan scan tombol berikutnya.

- Apabila tombol 4 yang ditekan maka program akan melaksanakan prosedur untuk

pengetesan kapasitor, apabila tidak lanjutkan scan tombol berikutnya.

- Apabila tombol 5 yang ditekan maka program akan melaksanakan prosedur untuk

(54)

BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN

4.1Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S52

Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S52 telah bekerja dengan

baik, maka dilakukan pengujian.Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan

program sederhana pada mikrokontroller AT89S52. Programnya adalah sebagai

berikut:

Program ini ditujukan untuk menghidupkan LED yang terhubung pada P2.7,

dan kemudian mematikannya kembaliselama selang waktu tertentu secara terus

menerus. Perintah Setb P2.7 akan menjadikan P2.7 berlogika high, yang menyebabkan

transistor aktif, sehingga LED menyala. Perintah acall tunda akan menyebabkan LED

ini hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P2.7 akan menjadikan P2.7 berlogika low

yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED akan mati. Perintah Acall

tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop

(55)

kalip. Jika program tersebut diisikan, kemudian nyala LED terlihat kelap – kelip maka

rangkaian tersebut telah bekerja dengan baik.

4.2Pengujian Rangkaian Power Supply

Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi

12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah

dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator

tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt

walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator

apabila PSA dinyalakan. Jika LED menyala maka rangkaian power supply bekerja

dengan baik.

4.3Pengujian Rangkaian Penguji IC 555 dan IC 741

Pengujian IC 741 dan timer 555 menggunakan karakter dari fungsi masing-masing IC.

Pada pengujian timer 555 rangkaian penguji menggunakan prinsip IC timer 555

sebagai multivibrator astabil, kaki reset (pin 4) dan kaki output (pin 3) dihubungkan

ke mikrokontroler. Pada saat pengujian IC maka IC 555 akan menghasilkan pulsa dan

bila di reset maka pulsa akan berhenti sementara, jika IC 555 dapat melalui uji

tersebut maka IC dinyatakan masih baik. Bila IC tidak merespon seperti yang

diinginkan maka IC dinyatakan rusak.

Pada pengujian IC 741 menggunakan prinsip penguatan dengan feedback, jadi

(56)

46

mengeluarkan sinyal. Apabila IC 741 dapat melalui uji ini maka IC 741 sudah dapat

dinyatakan baik. Apabila IC 741 tidak dapat melalui serangkaian uji coba ini maka IC

dinyatakan rusak.

Pada rangkaian uji IC 741 dan Timer 555 ini IC akan diletakkan pada socket

masing-masing IC dan hasil pengujian dari IC ini akan ditampilkan ke LCD. Apabila

IC berfungsi dengan baik maka tampilan di LCD akan menunjukkan bahwa IC baik,

apabila IC rusak pada LCD juga diterakan bahwasannya IC telah rusak.

4.4Pengujian Rangkaian Penguji Kapasitor

Pengujian rangkaian kapasitor menggunakan IC Timer 555 sebagai penguji, kita

ketahui bahwasannya untuk membuat output pulsa pada rangkaian timer 555

dibutuhkan kapasitor elektrolit sebagai salah satu komponennya dan apabila kapasitor

tersebut tidak ada maka pulsa keluaran tidak ada. Maka pada rangkaian ini kapasitor

elektrolit akan diuji pada Cap Test dan konektor INCAP dan OUTCAP akan

dihubungkan ke mikrokontroler sebagai pemicu pada INCAP dan pada OUTCAP

mikrokontroler akan membaca apakah ada pulsa atau tidak. Apabila ada pulsa maka

kapasitor baik dan jika tidak ada pulsa maka kapasitor rusak.

4.5 Pengujian Rangkaian Buzzer

Rangkaian buzzer adalah rangkaian indikator untuk mengetahui pengujian kontinuitas

berjalan dengan baik atau tidak. Apabila kontinuitas berjalan dengan baik maka

(57)

4.6Pengujian Rangkaian Keypad

Rangkaian keypad berfungsi untuk memilih opsi pengujian yang akan dilakukan.

Rangkaian ini dirancang dengan rancangan “active low”, jadi apabila tombol ditekan

maka sinyal yang sampai ke mikrokontroller adalah “low” atau 0 Volt. Rangkaian ini

bekerja dengan baik.

4.7Pengujian Rangkaian Dioda

Pengujian dioda menggunakan probe yang dihubungkan langsung dengan

mikrokontorler, probe yang digunakan menggunakan dua buah yang pertama

dihubungkan ke Port 0.6 dan yang satu lagi dihubungkan dengan ground. Pengujian

dioda berdasarkan prinsip panjar maju dan panjar mundur dari dioda, apabila arus

mengalir pada saat panjar maju dan tidak mengalir pada panjar mundur maka dioda

baik dan apabila arus mengalir pada panjar maju ataupun mundur maka dioda rusak.

4.8Pengujian Continuity test

Continuity test merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui apakah sebuah

media merupakan penghantar dengan hambatan kecil atau tidak, dan bisa juga

digunakan untuk mengetahui apakah suatu kabel putus atau tidak. Prinsip dari yang

digunakan dalam continuity test ini adalah dengan memanfaatkan mikrokontroler

sebagai pendeteksi apakah pin terhubung ke ground atau tidak (active low).

Pada alat ini pin 7 pada port 0 dihubungkan ke sebuah probe dan probe yang

(58)

48

bersentuhan maka Port 0.6 akan terhubung ke ground dan menyebabkan pin tersebut

aktif. Penentuan active low atau active high ditentukan melalui program. Contoh :

Awal:

JNB P0.6, mulai Jmp awal

Mulai: ………

Pada program di atas prosedur dimulai dengan men-scan pin 7 di port 0

dengan perintah JNB P0.6 (JNB = Jump if not bit), perintah ini akan mendeteksi

apakah port dalam kondisi low (terhubung ke ground) atau tidak apabila ya maka akan

melompat ke prosedur mulai dan jika tidak akan menjalankan perintah dibawahnya

JMP awal (JMP = Jump) dan akan melompat ke prosedur awal yang berarti akan

melakukan scan kembali. Jika kita hendak memfungsikan ke active high (terhubung

ke Vcc) maka JNB diganti dengan perintah JB (Jump if bit).

4.9Pengujian Rangkaian Secara Keseluruhan

Secara kesuluruhan rangkaian sudah berjalan dengan baik dan pengujian sudah

(59)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari evaluasi hasil kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini.

Kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah :

1. Penggunaan prinsip sederhana untuk IC timer 555 sebagai multivibrator astabil

dapat dimanfaatkan untuk prosedur pengetesan IC tersebut.

2. Penggunaan prinsip sederhana untuk IC 741 sebagai penguat dengan feedback

dapat dimanfaatkan untuk prosedur pengetesan rusak atau tidaknya IC

tersebut.

3. Dengan memanfaatkan karakteristik panjar maju dan mundur dari dioda

penulis dapat membuat prosedur pengetesan rusak atau tidaknya dioda

tersebut.

4. Tes kontinuitas hanya memanfaatkan keadaan “active low” yang diumpankan

ke mikrokontroler.

5. Mikrokontroler AT89S52 dengan instruksinya ternyata sudah dapat membuat

(60)

50

5.2 Saran

1. Penulis berharap karya penulis ini dapat dikembangkan lebih jauh lagi

sehingga menjadi alat uji yang handal dan mempunyai kemampuan uji untuk

berbagai komponen.

2. Agar sistem atau rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ni

dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindung sehingga

penggunaaannya lebih efektif.

3. Alangkah baiknya jika alat ini dimanfaatkan dan diisolasikan kegunaannya

dikalangna mahasiswa, guna mengembangkan teknologi dan inovasi

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Biocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: ANDI.

Budiharto, Widodo. 2005. Panduan Lengkap Belajar Mikrokontroler Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta: PT Elex media komputindo.

Wollard, Barry. G. 2003. Elektronika Praktis. Terjemahan H Kristono. Jakarta: Pradnya Paramita.

http://uneg-unegku.blogspot.com/2006/06/IC-timer-555.html. Diakses tanggal 2 Mei, 2008.

http://www.atmel.com/literature. diakses tanggal 2 mei, 2008.

http://www.national.com. Diakses tanggal 5 mei, 2008.

(62)

Gambar

Gambar 2.1 Blok diagram fungsional AT89S52
Gambar 2.2 Konfigurasi pin mikrokontroler AT89S52
Tabel 2.1 Konfigurasi port 3 mikrokontroler AT89S52
Gambar 2.3 Rangkaian pewaktu monostable
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis pengaruh nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Medan,

- Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang

 Menerima arahan daripada ketua -melaksanakan tugasan yang diberikan dengan efisyen  Bertanggungjawab dalam menjaga duit bayaran jualan bahan guna sama di stor drpd hilang

Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu hamil terutama primigravida memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibanding sebelum mendapat penyuluhan tentang

Penerapan Metode Praktek Terbimbing pada PEmbelajaran Keterampilan Otomotif Kompetensi Cuci Mobil di Sekolah Menengah Pertama (SMP).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE ) dan memenuhi persyaratan: memiliki SI UJK yang berlaku, SBU bidang

Berdasarkan data-data yang diperoleh dan dianalisis penulis, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa proses komunikasi verbal dan non verbal dalam kegiatan

Serat asbes campuran, benang & tali asbes, pakaian & perlengkapan pakaian & alas kaki & tutup kepala dari serat asbes, kertas milbord dan bulu kempa dari serat