• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penataan Ruang Terhadap Kelelahan Mata Pada Pengguna Komputer Di Bank XXX Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penataan Ruang Terhadap Kelelahan Mata Pada Pengguna Komputer Di Bank XXX Cabang Medan"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENATAAN RUANG TERHADAP KELELAHAN

MATA PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BANK XXX

CABANG MEDAN

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

OLEH

AFRINA RAHMAHDHANI NIM. 080403167

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas Sarjana berjudul “Pengaruh Penataan Ruang Terhadap Kelelahan Mata Pada Pengguna Komputer Di Bank XXX Cabang Medan” ini merupakan sarana bagi penulis untuk melakukan studi terhadap salah satu permasalahan nyata dalam perusahaan sehingga dapat memberi masukan pada perusahaan.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Juli 2012

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri dan yang telah memberi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE, selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan laporan.

4. Ibu Ir. Nazlina, MT. Selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaannya meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam penulisan laporan.

5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, dan Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc,. Selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pengajuan judul Tugas Sarjana.

(7)

7. Bapakku, Almarhumah Ibuku, Kakak, Abang, dan seluruh keluarga yang telah memberi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini. Untuk ibuku yang tercinta dan tersayang ada dan tiada dirimu akan selalu ada di dalam hatiku selamanya.

8. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Administrasi Departemen Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Kak Dina, Bang Ridho, Bu Ani, Kak Rahma yang telah membantu mengurus keperluan administrasi.

9. Seluruh Karyawan Bank XXX yang telah membantu penulis dalam pengambilan data dan informasi.

10.Sahabat-sahabat penulis, Fida, Amel, Citra, Indri, Anti, Revi, Dinda, Dian Lupita, Rizvan, Randi, Rian, Joshua, Roy, Fani, Rahman, Yuni, Sirmon, dan teman-teman transfer 2007 yang telah memberikan semangat, motivasi, suka duka selama kuliah.

11.Dian Harisa Afliani yang tersayang yang selama ini menjadi kawan seperjuangan mengalami suka duka pengerjaan Tgas Sarjana hingga selesai. 12.Sahabat-sahabat senior transferan 2005 dan 2006 yang yang telah memberikan

semangat, motivasi, suka duka selama kuliah.

13.Sahabat-sahabat seangkatan 2007 dan adik-adik junior 2008 yang yang telah memberikan semangat, motivasi, suka duka selama kuliah.

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

SERTIFIKAT SIDANG SARJANA LEMBAR HASIL SIDANG KOLOKIUM

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x ABSTRAK

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Rumusan Permasalahan ... I-3 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Pembatasan Masalah ... I-4 1.6. Asumsi Yang Digunakan ... I-5 1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5

II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 2.5.2. Jam Kerja ... II-8 2.6. Produk ... II-9

III LANDASAN TEORI

3.1. Tata Ruang Kantor ... III-1 3.1.1. Pengertian Tata Ruang Kantor ... III-1 3.1.2. Tujuan Pengaturan Tata Ruang ... III-3 3.1.3. Macam-macam Tata Ruang Kantor ... III-5 3.1.4. Kepuasan Kerja ... III-8 3.1.5. Hubungan Antara Persepsi Tentang Tata Ruang

Kerja Dengan Kepuasan Kerja Karyawan ... III-9 3.2. Mata ... III-11 3.2.1. Anatomi Mata ... III-11 3.2.2. Faktor Lingkungan ... III-14 3.2.2.1. Faktor Manusia ... III-14 3.2.2.2. Faktor Lingkungan ... III-16 3.3. Mekaanisme Melihat ... III-21 3.4. Flicker Fusion-Frequency ... III-23 3.5. Penataan Warna ... III-24 3.6. Job Content (Tugas dan Tannggung Jawab Pekerjaan) ... III-28 3.7. Antropoteknologi (Antropotechnology) ... III-29 3.7.1. Ergonomic Work Analysis (EWA) ... III-30 3.7.2. Hubungan Makro Ergonomi dengan

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 3.10.2. Uji Kecocokan (Goodness of fit test) ... III-41 3.10.3. Kegunaan dan Karakteristik Chi-Square ... III-42 3.11. Macroergonomic Analysis And Design (MEAD) ... III-42

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian... IV-1 4.4. Identifikasi Variabel penelitian ... IV-2 4.4.1. Variabel Independent ... IV-2 4.4.2. Variabel Dependent ... IV-3 4.4.3. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.5. Instrumen Penelitian ... IV-4 4.6. Sumber Data ... IV-4 4.7. Pelaksanaan Penelitian ... IV-5 4.8. Metode Pengumpulan Data ... IV-7 4.9. Pengolahan Data ... IV-8 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-9 4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-9

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN 5.8. Evaluated Roles and Responsibility Perceptions ... V-24

5.8.1. Evaluation Criteria Scorerad Alternative ... V-24 5.8.2. Evaluation Criteria Scorerad Alternative ... V-28 5.9. Design/Redesign Support sub System and Interface ... V-29 5.10. Iterate, Implement and Improve ... V-37

VI ANALISIS DAN EVALUASI 6.1. Analisis MEAD

6.1.1. Analisis Identifikasi Kondisi Ruang ... VI-1 6.1.2. Analisis Matriks Varians (Construct Varians Matrix)

dan Tabel Kontrol Varians dan Analisis Peran ... VI-2 6.1.3. Analisis Performing Function Allocation and

Joint Design ... VI-3 6.1.4. Analisis Evaluated Roles and Responsibility

Perception ... VI-4 6.1.5. Analisis Design/Redesign Support sub System and

Interface ... VI-6 6.1.6. Analisis Iterate, Implement and Improve ... VI-7 6.2. Evaluasi MEAD ... VI-8

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jumlah Karyawan PT. Bank Negara Indonesia Cabang USU Medan ... II-8 2.2. Ketentuan Jam Kerja Karyawan PT. Bank Negara Indonesia

Cabang USU Medan ... II-9 3.1. Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Bank XXX ... II-5 3.1. Anatomi Mata Manusia ... III-13 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan ... III-14 3.3. Pengaruh lluminasi dan Kontras terhadap Ketajaman Penglihatan ... III-16 3.4. Diagram dari Alat Visual ... III-22 3.5. Critical Flicker Fusion pada Mata ... III-23 3.6. Letak Pusat Layar Monitor yang Ideal ... III-27 3.7. Posisi Mengetik yang Ideal ... III-33 3.8. Letak Mouse Yang Konvensional dan Yang Ergonomis ... III-35 3.9. Luas Daerah Uji Chi-Square ... III-40 3.10. Ruang Lingkup Ergonomi Makro ... III-42 3.11. Langkah-langkah MEAD ... III-44 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-10 5.1. Kondisi Aktual ... V-4 5.2. Diagram Pohon Faktor Permasalahan ... V-10 5.3. Alternatif Penyelesaian Masalah ... V-20 5.4. Letak Pusat Layar Monitor Yang Ideal ... V-29 5.5. Posisi Mengetik yang Ideal... V-30 5.6. Letak Mouse Yang Konvensional dan Yang Ergonomis ... V-31 5.7. Perbaikan Perancangan Layar VDU dan Perbaikan Stasiun Kerja

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

L.1 Tabel chi-square

L.2. Penggunaan Perangkat VDU yang Baik L.3. Surat Penjajakan Pabrik

L.4. Surat Balasan Pabrik

L.5. Surat Keputusan Masa Berlaku TA L.6. Surat Peminjaman Alat

(15)

ABSTRAK

Penataan ruang kerja sangat diperlukan atau dibutuhkan demi kenyamanan serta kepuasan kerja dari karyawan dalam melakukan aktivitas bekerjanya didalam sebuah ruangan. Perasaan tidak puas dari seorang karyawan ditekankan pada aspek-aspek keadaan pekerjaannya seperti sering keluar dari tempat kerjanya. Penataan ruang kerja yang kurang baik dapat juga menyebabkanstress pada karyawan. Oleh karena itu, ruang kerja membutuhkan pemandangan indah agar dapat berkonsentrasi dengan tenang, seperti menghadap ke jendela, taman, dekat dengan kolam air mancur. Dengan menghadap ke taman dapat mengistirahatkan mata sejenak ketika lelah berada di depan komputer atau berkas pekerjaan.

Penelitian ini dilakukan untuk ada melihat tidaknya pengaruh dari illuminansi, penataan ruang dan kelelahan mata terhadap terjadinya kelelahan mata pada objek yang sama dengan menggunakan pendekatan analisa dan perancangan makroergonomi (MEAD).

Tahapan yang digunakan dengan pendekatan analisa dan perancangan makroergonomi (MEAD) adalah membuat identifikasi kondisi lingkungan kerja , membuat proses kerja teknis dan analisis tugas, melakukan pengembangan kerangka konseptual, mengumpulkan data varians (collect data varians), membuat matriks varians (construct varians matrix), membuat tabel kontrol varians dan analisis peran, performing function allocation and joint design, evaluated roles and responsibility perceptions,

design/redesign support sub system and interface dan iterate, implement and improve. Untuk melihat tingkat kelelahan operator maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan flicker fusion. Dari hasil pengukuran kemudian dilakukan pengujian chi-square untuk melihat adanya hubungan antara intensitas cahaya dengan kelelahan mata pada karyawan.

Berdasarkan hasil pendekatan analisa dan perancangan makroergonomi (MEAD), perlu dilakukannya perbaikan terhadap perbaikan jarak pandang mata terhadap VDU dan perbaikan layout dan perancangan stasiun kerja, dan menciptakan team work yang baik, mengadakan family gathering dan outbond dapat menciptakan kekerabatan dan keefektifan serta keefisienan dalam organisasi sehingga dapat memberikan motivasi bagi karyawan dalam meningkatkan produktivitas dalm bekerja.

(16)

ABSTRAK

Penataan ruang kerja sangat diperlukan atau dibutuhkan demi kenyamanan serta kepuasan kerja dari karyawan dalam melakukan aktivitas bekerjanya didalam sebuah ruangan. Perasaan tidak puas dari seorang karyawan ditekankan pada aspek-aspek keadaan pekerjaannya seperti sering keluar dari tempat kerjanya. Penataan ruang kerja yang kurang baik dapat juga menyebabkanstress pada karyawan. Oleh karena itu, ruang kerja membutuhkan pemandangan indah agar dapat berkonsentrasi dengan tenang, seperti menghadap ke jendela, taman, dekat dengan kolam air mancur. Dengan menghadap ke taman dapat mengistirahatkan mata sejenak ketika lelah berada di depan komputer atau berkas pekerjaan.

Penelitian ini dilakukan untuk ada melihat tidaknya pengaruh dari illuminansi, penataan ruang dan kelelahan mata terhadap terjadinya kelelahan mata pada objek yang sama dengan menggunakan pendekatan analisa dan perancangan makroergonomi (MEAD).

Tahapan yang digunakan dengan pendekatan analisa dan perancangan makroergonomi (MEAD) adalah membuat identifikasi kondisi lingkungan kerja , membuat proses kerja teknis dan analisis tugas, melakukan pengembangan kerangka konseptual, mengumpulkan data varians (collect data varians), membuat matriks varians (construct varians matrix), membuat tabel kontrol varians dan analisis peran, performing function allocation and joint design, evaluated roles and responsibility perceptions,

design/redesign support sub system and interface dan iterate, implement and improve. Untuk melihat tingkat kelelahan operator maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan flicker fusion. Dari hasil pengukuran kemudian dilakukan pengujian chi-square untuk melihat adanya hubungan antara intensitas cahaya dengan kelelahan mata pada karyawan.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pada saat sekarang ini, kedudukan dan peranan kantor berkembang dengan pesat dan sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Kantor yang menyenangkan adalah tempat yang tidak membosankan dan dapat menambah gairah kerja karyawan dalam rangka mendukung peningkatan mutu kegiatan perkantoran dan tercapainya tujuan perusahaan, maka secara tidak langsung peran dan suasana kantor sangat mendukung aktivitas kerja karyawan.

Penggunaan komputer dan teknologi infomasi secara intensif dapat menimbulkan masalah kesehatan dan stress, seperti yang ditemukan NIOSH (The

National Institute of Occupational Safety and Health ). NIOSH menemukan

(18)

Di dalam kantor terdapat ruang kerja yang dibuat untuk memudahkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Melalui penataan ruang yang sesuai juga dapat menghadirkan suasana dinamis yang meningkatkan kinerja seseorang sehingga aktivitas dapat berjalan dengan lancar. Dengan pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar.

Penataan ruang kerja sangat diperlukan atau dibutuhkan demi kenyamanan serta kepuasan kerja dari karyawan dalam melakukan aktivitas bekerjanya di dalam sebuah ruangan. Perasaan tidak puas dari seorang karyawan ditekankan pada aspek-aspek keadaan pekerjaannya seperti sering keluar dari tempat kerjanya. Ruang kerja membutuhkan pemandangan indah agar dapat berkonsentrasi dengan tenang, seperti menghadap ke jendela, taman dan dekat dengan kolam air mancur. Dengan menghadap ke taman dapat mengistirahatkan mata anda sejenak ketika lelah berada di depan komputer atau berkas pekerjaan.

(19)

yang dapat dilihat dan dekat dengan akses jendela sehingga dapat meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan dapat mengurangi kelelahan mata1

1. Pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kelelahan mata pada pengguna komputer bagian administrasi dan umum di Bank XXX Medan yang dilihat dari nilai flicker fusion frequency.

.

1.2. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menilai adanya pengaruh penataan ruang kerja yang kurang berpanorama terhadap kelelahan mata pada pengguna komputer bagian administrasi dan umum di Bank XXX Medan.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh kelelahan mata terhadap penataan ruangan pada pengguna komputer bagian administrasi dan umum di Bank XXX Medan. Untuk mencapai tujuan penelitian maka sasaran penelitian ini adalah:

2. Pengidentifikasian mengenai job content dan antropoteknologi dengan menggunakan pendekatan makroergonomi pada bagian administrasi dan umum di Bank XXX Medan.

1

Farley, K.M.J. August 2001. A Room with a View : A Review of the Effects of Windows on Work

(20)

3. Pengidentifikasian mengenani variabel variansi kelelahan mata dengan menggunakan MEAD (Macroergonomic Analysis and Design).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan bagi perusahaan perbankan dalam perbaikan ruang kerja yang ergonomis dilihat dari sudut pandang penataan ruang kerja dan kelelahan mata pengguna komputer sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas.

2. Menjadi sarana bagi penulis dalam latihan untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dan membandingkan antara teori yang diperoleh dengan permasalahan pada perusahaan perbankan.

3. Sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian ini.

1.5. Pembatasan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah karena adanya keterbatasan waktu, fasilitas dan faktor-faktor lain yang berada diluar jangkauan peneliti. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada ruang kerja Bank XXX di Medan.

(21)

3. Metode yang digunakan adalah MEAD (Macroergonomic Analysis and Design).

1.6. Asumsi yang Digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut antara lain:

1. Ruang kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. 2. Pengguna komputer bagian asuransi yang berada pada ruang kerja yang

diamati dalam kondisi normal/wajar. Artinya operator dalam kondisi stamina yang baik dan tidak berada dalam tekanan.

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah: Bab I Pendahuluan, Dalam bab ini diuraikan mengenai pengaruh penataan ruang kantor terhadap kepuasan kerja karyawan, penataan ruang kerja kantor, dan pengaruh penggunaan komputer terhadap kelelahan mata. Pada rumusan masalah yaitu menilai pengaruh penataan ruang terhadap kelelahan mata pada pengguna komputer di Bank XXX. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap kelelahan mata, mengidentifikasi mengenai

job content dan antropoteknologi dengan menggunakan pendekatan MEAD dan

mengidentifikasi variabel variansi kelelahan mata.

(22)

ruang kerja Bank XXX yang tidak mengalami perubahan dan dilakukan pengukuran kelelahan mata dengan menggunakan flicker fusion pada setiap operator/karyawan serta menggunakan metode MEAD dalam melakukan analisa masalah.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur organisasi dan produk yang ditawarkan perusahaan.

Bab III Landasan Teori, Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan masalah.

Bab IV Metodologi Penelitian, Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.

Bab V Pengumpulan Dan Pengolahan Data, Bab ini memuat data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dan tahapan yang digunakan dengan pendekatan analisa dan perancangan makroergonomi (MEAD) sebagai pemcahan masalah. adapun tahapan MEAD yaitu adalah membuat identifikasi kondisi lingkungan kerja, membuat proses kerja teknis dan analisis tugas, melakukan pengembangan kerangka konseptual, mengumpulkan data varians

(collect data varians), membuat matriks varians (construct varians matrix),

membuat tabel kontrol varians dan analisis peran, performing function allocation and joint design, evaluated roles and responsibility perceptions, design/redesign

(23)

menggunakan flicker fusion. Dari hasil pengukuran kemudian dilakukan pengujian chi-square untuk melihat adanya hubungan antara intensitas cahaya dengan kelelahan mata pada karyawan.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, Dalam bab ini berisikan mengenai analisis pengolahan data dan pemecahan masalah.

(24)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

Bank XXX mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, paa malam menjelang 30 Oktober 1946 yang terlebih dahulu diresmikan oleh menteri Keuangan A.A Maranis, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukkan De Javasche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1944, Pemerintah membatasi peranan XXX sebagai bank sentral atau bank sirkulasi. XXX lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.

(25)

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. XXX (Persero), sementara keputusan untuk menjadikan perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1966. Kemampuan XXX untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perubahan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen XXX terhadap perbaiakn kualitas kerja secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa sulit. Sebutan “Bank XXX” dipersingkat menjadi “XXX”, sedangkan tahun pendirian –“46”-digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, Bank XXX bertekad untuk memberikan pelayanan yang baik bagi negeri, senantiasa menjadi bank kebanggaan negara.

2.2. Visi dan Misi PT. Bank XXX

Visi dan misi Bank XXX sebagai berikut: a. Visi XXX

(26)

b. Misi XXX

1. Memberikan layanan prima yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah dan selaku mitra pilihan umum (the bank device).

2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggan untuk berkarya dan berprestasi.

4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial. 5. Menjadikan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.

c. Budaya Kerja XXX

“PRINSIP 46” merupakan tuntutan perilaku insan XXX yang terdiri dari empat nilai budaya yaitu :

1. Profesional 2. Integritas

3. Orientasi pelanggan 4. Perbaikan tiada henti

Enam nilai perilaku utama insan XXX yaitu:

1. Meningkatkan kompetensi dan memberikan hasil terbaik 2. Jujur, tulus dan ikhlas

3. Disiplin, konsisten dan bertanggung jawab

(27)

2.3. Struktur Organisasi

(28)

Pimpinan cabang

Asisten pelayanan nasabah

Penyelia Adm. dan umum

Pimpinan Kantor Layanan

Asisten Adm dan Umum BQA (Branch Quality

Assurance)

(29)

2.4. Tugas dan Wewenang

PT. Bank XXX Cabang USU Medan memiliki pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan bagiannya masing-masing. Adapun spesifikasi atau pembagian kerja tersebut yaitu :

1. Pimpinan Cabang

Bertugas dan bertanggung jawab dalam meminpin PT. Bank XXX Cabang USU Medan.

2. Branch Quality Assurance (BQA)

Merupakan pengawas internal PT. Bank XXX Cabang USU Medan 3. Bidang Pembinaan Kantor Layanan (BPY)

Meliputi administrasi Cabang (ASC), kantor layanan dan kantor kas. Bidang Pelayanan Nasabah (PBN) dan Bidang penjualan Cabang (JPU).

a. Administrasi Cabang (ASC)

Memiliki tugas mengelola administrasi keuangan cabang, mengelola administrasi transaksi DN dan Kliring, Cabang Utama dan Kantor Layanan dan mengkompilasi tindak lanjut hasil temuan Audit KCU (Kantor Cabang Utama-KLN (Kantor Cabang Layanan).

b. Kantor Layanan dan Kantor Kas

(30)

4. Bidang Pelayanan Nasabah (BPN)

Meliputi Pelayanan Uang Tunai (PUT) dan Pelayanan Nasabah (PNC) yakni : a. Pelayanan Uang tunai (PUT)

Bertugas melayani semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan melayani kegiatan eksternal payment point dan mengelola kas ATM.

b. Pelayanan Nasabah (PNC)

Bertugas mengelola transaksi produk danan (giro, tabungan, deposito, simponi dan lain-lain), melayani penerbitan kartu, melayani transaksi pencairan bunga deposito, melayani informasi transaksi produk dana, jasa dan kredit, melayani transaksi LN, mengelola sistem penerimaan/ antrian nasabah, dan mengelola pelaksanaan layanan untuk kenyamanan nasabah. 5. Bidang Penjualan Cabang (JUC) hanya terdiri dari satu unit yaitu marketing

(penjualan). Bertugas menjual produk dan jasa BNI, melakukan ekstensif dan intensif.

6. Bidang Administrasi dan Umum

Adapun tugasnya adalah sebagai berikut :

a. Mengelola administrasi laporan dan keuangan cabang

b. Mengelola administrasi transaksi dalam negeri dan kliring cabang utama dan kantor layanan

c. Mengelola aktifitas administrasi perkreditan

(31)

2.5. Karyawan dan Jam Kerja 2.5.1. Karyawan

Hingga saat ini jumlah karyawan PT. Bank XXX Cabang USU Medan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. Bank XXX Cabang USU Medan

No Jabatan Jumlah

1 Pemimpin Cabang 1

2 Pemimpin Bidang Operasional 1 3 Pemimpin Bidang Kantor Layanan 2 4 Pemimpin Kantor Layanan dan Kantor Kas 20

5 Administrasi Dalam Negeri 5

6 Teller 36

7 Marketing 6

8 Petugas Non Administrasi 2

9 Customer service 16

10 Satpam dan Jaga Malam 19

11 Supir 14

12 Administrasi dan Umum 4

Jumlah 126

2.5.2. Jam Kerja

(32)

Tabel 2.2. Ketentuan Jam Kerja Karyawan PT. Bank XXX Cabang USU Medan

Karyawan Ketentuan Jam Kerja

Jenjang Asisten Ke Atas Hari Senin-Kamis : Pukul 08.00-17.00 Istirahat : Pukul 12.00-13.00

Hari Jum’at : Pukul 07.30-17.00 Istirahat : Pukul 11.30-13.00 Pegawai Non Administrasi (PNA)

dan Supir

PNA dan Supir Selain Antar Jemput Pemimpin

Hari Senin-Kamis : Pukul 07.00-16.00 Hari Jum’at : Pukul 06.30-15.30 Supir Antar Jemput Pemimpin

Hari Senin-Kamis : Pukul 06.30-15.30 Istirahat : Pukul 11.30-13.00

2.6. Produk

PT. Bank XXX Cabang USU Medan memiliki beberapa jenis produk keuangan yang dapat dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya adalah yang diperuntukkan bagi individual. Produk-produk tersebut yaitu :

a. Taplus utama

Taplus utama ini merupakan simpanan masyarakat secara perseorangan dalam bentuk valuta rupiah yang trasnsaksi penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui teller dan melalui fasilitas ATM maupun phone plus. Keunggulan dari taplus utama ini adalah

(33)

2. Mendapatkan KartuPlus Utama yang berfungsi sebagai penarikan uang tunai di ATM XXX sampai dengan Rp. 10 juta/hari, penarikan tunai di ATM dengan berlogo Cirrus di dalam.luar negeri dan belanja di merchant yang berlogo maestro di seluruh dunia.

3. Menyetor dan mengambil uang dapat dilakukan di semua cabang/capem XXX.

4. Menggunakan taplus utama untuk pembayaran telepon/handphone, listrik, air, kartu kredit dan kewajiban lainnya melalui XXX.

5. Mendapatkan fasilitas phoneplus XXX secara otomatis

b. XXX TAPENAS

XXX TAPENAS yaitu simpanan berjangka untuk investasi dana pendidikan anak dengan manfaat asuransi yang diperuntukkan bagi nasabah perseorangan. Manfaatnya adalah

1. Mendapatkan kepastian dana untuk pendidikan anak sesuai rencana, walaupun sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada orang tuanya.

2. Meningkat kedisplinan dalam menabung.

(34)

c. XXX Dollar

XXX Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar yang memilki nilai tukar uang yang lebih stabil dan aman dari resiko turunnya nilai rupiah serta member kemudahan dalam bertransaksi. Keuntungan menggunakan XXX Dollar ini adalah

1. Mendapatkan suku bunga menarik dan dihitung atas dasar saldo harian sehingga kebih menguntungkan.

2. Mendapatkan biaya administrasi bulanan yang sangat ringan untuk benefit yang anda peroleh.

3. Menyetor uang secara tunai dalam pecahan USD 100 dengan total setoran maksimal USD 50.000 per hari bebas biaya.

4. Mendapatkan jaminan fasilits jaminan asuransi kecelakaan diri gratis sehinnga anda akan merasa semakin nyaman dan tenang karena secara otomatis dilindungi asuransi kecelakaan diri dengan nilai pertanggunagn : a. Mendapatkan 100 % dari saldo atu maksimal USD 100.000 untuk cacat

tetap total atau meninggal dunia.

(35)

d. XXX Haji

Bagi calon jamaah haji tabungan ini adalah sarana pas untuk mendapatkan kepastian porsi keberangkatan menunaikan ibadah haji sesuai keinginan anda dalam masa keberangkatan tertentu. Keunggulan dari XXX Haji adalah :

1. Memperoleh souvenir (berupa barang) pada saat membuka rekening (selama persediaan masih ada).

2. Memperoleh souvenir (berupa barang) pada saat pelunasan BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji).

3. Memperoleh nomor porsi keberangkatan haji setelah dana mencapai jumlah tertentu (sekitar 20 juta) dan mendaftar di Kantor Depag setempat dan gratis perlindungan asuransi dengan nilai manfaat sampai nilai ibadah haji.

e. XXX Giro

XXX Giro adalah produk simpanan yang dapat ditarik kapan saja. Penarikan dapat menggunakan cek dan bilyet giro, surat perintah pembayaran atau pemindahbukuan. Jenisnya dapat berupa Rupiah atau Valuta Asing. Adapun manfaat XXX Giro adalah :

1. Dapat jasa giro menarik dihitung atas dasar saldo harian. 2. Dapat dibuka atas nama perorangan maupun perusahaan.

3. Dapat dibuka dalam mata uang rupiah maupun valas sesuai dengan kebutuhan bisnis.

(36)

5. Tersedia pilihan rekening gabungan atau joint account. Sedangkan kemudahan dan keuntungan XXX Giro adalah :

1. Penarikan dapat menggunakan Cek/BG, perintah pembayaran lainnya pemindahbukuan dan ATM (khusus giro perorangan IDR).

2. Penyetoran tunai bank notes USD ke rekening giro valas USD hingga USD 50,000 per hari dalam denominasi USD 100 bebas biaya.

3. Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai, baik mata uang rupiah, USD maupun mata uang lainnya.

4. Pentransaksian secara on-line.

5. Dukungan lebih dari 920 kantor cabang on-line dan lebih dari 2.300 XXX ATM.

(37)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Tata Ruang Kantor

3.1.1. Pengertian Tata Ruang Kantor2

Istilah tata ruang kantor berasal dari bahasa inggris, yaitu Office Layout

atau sering disebut juga layout saja. Tata ruang kantor adalah pengaturan perabotan, mesin, dan sebagainya di dalam ruangan yang tersedia. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tata ruang kantor diantaranya, sebagai berikut :

1. Menurut George Terry yang disadur dari The Liang Gie menyatakan “Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan dalam penggunaan ruang secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak” (1988:200).

2. Menurut Littlefield dan Peterson menyatakan “Tata ruang kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia” (1956:117).

Tata ruang kantor disusun berdasarkan aliran pekerjaan kantor sehingga perencanaan ruangan kantor dapat membantu para pekerja dalam meningkatkan produktifitas. Selain itu pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memberikan keuntungan-keuntungan, diantaranya :

2

Soedarmayanti. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Manajemen Perkantoran.1992. Pustaka

(38)

1. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai, karena berjalan mondar-mandir yang sebetulnya tidak perlu.

2. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan.

3. Memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efisien, yaitu suatu luas lantai tertentu dapat dipergunakan untuk keperluan yang sebanyak-banyaknya. 4. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan

memenuhi suatu bagian tertentu. (The Liang Gie, 1983:162).

Akibat perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini, mengakibatkan penerapan tata ruang kantor ditujukan untuk meningkatkan produktivitas kerja. Dari beberapa pakar yang mengutarakan tentang pengertian tata ruang, diantaranya George R. Terry dalam buku office management and Control tahun 1958 menyatakan sebagai berikut :

Office layout in the dertemination of space requirement and the detailed

utilization of this space in order to provide a practical arrangement of the

physical factors considered necessary for the execution of the officework within

reasonable cost”.

(Tata ruang kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan ruang dan tentang penggunaanya secara terinci dari ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak).

(39)

perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak, sehingga tercapai efisiensi kerja.

3.1.2. Tujuan Pengaturan Tata Ruang

Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efesiensi kerja.

Dengan penggunaan ruang yang baik proses alur pekerjaan yang efektif dan efesien, maka tujuan tata ruang kantor adalah sebagai berikut :

1. The Liang Gie

a. Pekerjaan di kantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak yang sependek mungkin.

b. Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar. c. Kesehatan dan kepuasaan bekerja para pegawai dapat terpelihara. d. Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara memuaskan. e. Seluruh ruang dipergunakan secara efesien untuk keperluan pekerjaan. f. Pihak luar yang mengunjungi kantor yang bersangkutan mendapat kesan

yang baik tentang organisasi tersebut.

(40)

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan tata ruang kantor : 1. Memperlancar jalannya pekerjaan yaitu segenap ruangan digunakan secara

efesien untuk keperluan pekerjan 2. Menambah semangat kerja pegawai

3. Memberikan kesan yang baik bagi para tamu yang datang mengunjungi kantor

4. Mempermudah pengawasan

Apabila dirinci, maka tujuan tata ruang kantor antara lain adalah :

a. Mencegah penghamburan tenaga dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat dipersingkat.

b. Menjamin kelancaran proses pekerjaan yang bersangkutan. c. memungkinkan pemakaian ruang kerja secara efesien.

d. Mencegah para pegawai di bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu, atau oleh suara bising lainnya.

e. Menciptakan kenyamanan bekerja bagi para pegawai. f. Memberikan kesan yang baik terhadap para pengunjung. g. Mengusahakan adanya keleluasaan bagi :

1. Gerakan pegawai yang sedang bekerja.

2. Kemungkinan pemanfaatan ruangan bagi keperluan lain pada waktu tertentu.

(41)

3.1.3. Macam-macam Tata Ruang Kantor

Pada dasarnya, dikenal adanya 4 macam tata ruang kantor, yaitu : 1. Tata Ruang Kantor Tertutup/Berkamar

Yang dimaksud dengan tata ruang kantor berkamar adalah ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi dalam kamar-kamar kerja atau ruangan yang dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu.

a. Keuntungantata ruang kantor berkamar adalah : 1. Konsentrasi kerja lebih terjamin

2. Pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi baik dari segi pembicaraan, dokumen-dokumn, atau asset perusahaan yang berharga.. 3. Untuk menambah kewibawaan, status pejabat sehingga selalu terpelihara

adanya kewibawaan pejabat/pimpinan.

4. Untuk menjamin keberhasilan kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas ruangan dan merasa ikut memiliki.

5. Dapat lebih menghargai tamu.

b. Kerugiantata ruang kantor berkamar adalah :

1. Komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang.

2. Diperlukan biaya yang lebih besar untuk biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan dan biaya peralatan lainnya.

3. Pemakaian ruangan kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi.

(42)

5. Memerlukan ruangan yang luas.

2. Tata Ruang Kantor Terbuka

Yang dimaksud dengan tata ruang kantor terbuka adalah ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama diruangan tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.

a. Keuntungantata ruang kantor terbuka

1. Mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya, udara, pengaturan warna dan dekorasi

2. Luwes atau fleksibel apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan biaya tinggi

3. Mudah untuk mengadakan hubungan langsung, pengawasan, penyeragaman kerja dan pembagian peralatan kerja.

4. Biaya lebih hemat atau murah untuk pemeliharaan : ruangan kerja, penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan, penggunaan telepon dan lain-lainnya.

5. Memudahkan penempatan, penggunaan, dan perawatan peralatan kerja. 6. Memudahkan komunikasi dan koordinasi kerja antarpegawai baik. 7. Menghemat penggunaan penerangan dan peralatan kerja.

b. Kerugiantata ruang kantor terbuka

1. Kemungkinan timbul atau terjadi kegaduhan atau kebisingan

(43)

4. Pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan

5. Kemungkinan nampak adanya tumpukan-tumpukan berkas atau kertas dan peralatan kerja lainnya, sehingga mengakibatkan pemandangan yang kurang baik.

6. Memerlukan air conditioning untuk mengurangi debu dan pendingin udar serta air cleaner untuk mengurangi bau.

3. Tata Ruang Kantor Berpanorama

Yang dimaksud dengan tata kantor berpanorama adalah ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan ruangan perkantoran nampak seperti pemandangan alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.

a. Keuntungantata ruang kantor berhias atau berpanorama : 1. Para pegawai akan merasa nyaman dan betah bekerja 2. Ketegangan syaraf dapat berkurang atau dihindarkan

3. Kebisingan dan kegaduhan dapat berkurang atau dihindarkan

4. Produktivitas kerja dapat meningkat, pekerjaan dilaksanakan dengan efesien sehingga tujuan organisasi dapat mudah dicapai.

b. Kerugiantata ruang kantor berhias atau bertaman/berpanorama : 1. Biaya cukup tinggi untuk mengadakan taman dan dekorasi lainnya. 2. Biaya pemeliharaan tinggi.

(44)

3.1.4. Kepuasan Kerja3

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya dia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Menurut Robbin (1996) ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Pertama, adalah pekerjaan yang secara mental menantang (mentally

challenging work), artinya apakah pekerjaan yang dilakukan karyawan saat ini ada

tantangannya atau tidak sama sekali. Pekerjaan yang dirasa tidak menantang akan menimbulkan rasa bosan dalam diri karyawan, sebaliknya pekerjaan yang tantangannya terlalu berat justru akan menimbulkan rasa frustasi dan perasaan gagal. Oleh karena itu, pekerjaan yang diberikan kepada karyawan hendaknya memiliki tantangan yang proporsional. Kedua masalah reward yang sesuai

(equitable reward), yang dimaksud reward misalnya gaji, komisi, bonus dan juga

(45)

Umumnya masalah ketidakpuasan banyak dipicu oleh sistem gaji yang dipandang tidak memenuhi rasa keadilan. Ketiga adalah kondisi kerja yang mendukung (supportive working condition), yang termasuk ke dalam kondisi kerja misalnya temperatur, cahaya atau penerangan, meja, kursi, tingkat kebisingan, dan lain-lain.

Dari beberapa definisi mengenai kepuasan kerja di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja yaitu, perasaan seseorang terhadap pekerjaaan, ini mengartikan bahwa kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi lingkungan kerjanya. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-masing individu.

3.1.5. Hubungan Antara Persepsi Tentang Tata Ruang Kerja Dengan Kepuasan Kerja Karyawan4

Persepsi tata ruang kerja yang memadai bagi setiap individu satu dengan individu yang lain sangat mempunyai pengaruh dan potensi untuk menghasilkan perasaan puas dalam bekerja. Di samping itu, para karyawan akan merasa nyaman dengan ruang kerja yang layak dan kelengkapan akan fasilitas yang mendukung para karyawan untuk bekerja lebih giat dan tekun. Lingkungan kerja yang baik akan membuat para pekerja merasa nyaman. Jika pekerja atau karyawan merasa nyaman dalam bekerja bisa dipastikan produktivitas akan meningkat. Kelancaran aktivitas pekerjaan kantor, rasa kepuasan karyawan dan pelanggan sangat

4

(46)

ditentukan oleh penataan ruang kantor. Semakin baik tata ruangnya, semakin memberikan rasa aman dan nyaman dalam bekerja serta meningkatkan produktivitas kerja. Oleh karena itu sebuah ruangan kantor wajib ditata dan selalu mendapatkan perhatian dari manajer kantor (dalam Maryati, 2008) Tata ruang menunjukkan penentuan syarat-syarat ruang dan penggunaannya secara terinci daripada ruang ini untuk memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang paling praktis yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kantor (dalam Moekijat, 1997).

Banyak perusahaan berkeyakinan bahwa pendapatan, gaji merupakan faktor utama yang mempengaruhi kepuasan karyawan. Sehingga ketika perusahaan merasa sudah memberikan gaji yang cukup, ia merasa bahwa karyawannya sudah puas. Sebenarnya kepuasan kerja tidak mutlak dipengaruhi oleh gaji semata. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diantaranya adalah kesesuaian pekerjaan, kebijakan organisasi termasuk kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja dan perilaku atasan. Lingkungan kantor akan sedikit banyak mempengaruhi fisik maupun psikologis pegawai ketika melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, sangat penting bagi manajer administrasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang bisa membuat pegawainya bekerja secara efisien dan efektif, serta meminimalkan kemungkinan pegawai mendapatkan cedera ketika melakukan pekerjaannya.

(47)

bersangkutan. Odgers (2005), mendefinisikannya sebagai ilmu terapan yang digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis pegawai di kantor.

3.2. Mata5

Mata merupakan indra pengelihatan pada manusia. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina selanjutnya dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.

3.2.1. Anatomi Mata

Mata diproteksi oleh tulang rongga mata alis dan bulu mata, kelopak mata, refleks miengedip, sel-sel pada pemukaan kornea dan konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan dalam kelopak mata) serta air mata. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan), media transpor bagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit, enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibodi.

Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening serta terdiri dari tigalapisan, yaitu:

1. Lapisan luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga.

5

(48)

2. Lapisan tengah (vaskuler).

3. Lapisan dalam yang merupakan lapisan saraf.

Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata otot-otot ini dikaitkan pada sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar secara bergantian.

Adapun bagian-bagian mata adalah sebagai berikkut ini. 1. Skelera

Merupakan pembungkus yang kuat dam fibrus. Sklera membentuk putih mata. sklera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata.

2. Retina

Retina merupakan lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf.

3. Kornea

Merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan yang putih dan tidak tembus cahaya.

4. Iris

(49)

5. Lensa

Merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa mata befungsi sebagai organ fokus utama yemg membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat.

6. Pupil

Merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.

Gambar 3.1. Anatomi Mata Manusia

(50)

3.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata 3.2.2.1.Faktor Manusia

a. Umur6

Semakin tua seseorang lensa semakin kehilangan kekenyalan sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otot-otot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Hal ini disebabkan setiap tahun lensa semakin berkurang kelenturannya dan kehilangan kemampuan untuk menyesuaikan diri. Sebaiknya semakin muda sesorang, kebutuhan cahayaa akan lebih sedikit dibandingkan dengan usia yang lebih tua dan kecenderungan mengalami kelelahan mata lebih sedikit. Daya akomodasi menurun pada usia 45 – 50 tahun. Penurunan ketajaman pengelihatan manusia sesuai dengan umur dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut.

Gambar 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan

(51)

Umur berpengaruh besar terhadap daya akomodasi makin banyak umur, lensa makin kehilangan kekenyalan dan kapasitas melengkungnya semakin berkurang, akibatnya titik dekat menjauhi mata, sedangkan titik jauh umunya tetap. Titik dekat rata-ratanya sebagai berikut

1. Umur 16 Tahun yaitu 8 cm 2. Umur 32 Tahun yaitu 12,5 cm 3. Umur 44 Tahun yaitu 25 cm 4. Umur 50 Tahun yaitu 50 cm 5. Umur 60 Tahun yaitu 100 cm

b. Jenis Penyakit Tertentu dan Pengaruh Obat-Obatan7

Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi mata antara lain adalah penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi. Jenis obat midiatrik seperti atropine,

homotropin, dan schopolamin dapat melumpuhkan otot siliar, jenis obat

penenang sedetif jika dimakan teratur mempunyai efek dapat mengurangi produksi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar laktimal, akibatnya mata menjadi kering dan mengalami iritasi.

7

(52)

3.2.2.2. Faktor Lingkungan a. Illuminasi (Penerangan)

Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan kelelahan mata akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan. Pada tingkat iluminasi yang rendah, titik jauh akan bergerak lebih dekat dan letak titik dekat akan berpindah, serta ketepatan (Precision) dan kecepatan akomodasi akan menurun. Pengaruh illuminasi dan kontras terhadap ketajaman penglihatan manusia dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.

Gambar 3.3. Pengaruh lluminasi dan Kontras terhadap Ketajaman Penglihatan

(Sumber : Eko Nurmianto., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasi)

Illuminasi (illumination) yaitu flux-flux yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. Illuminasi

(illumination) adalah datangnya cahaya ke suatu objek. Illuminan adalah

(53)

diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi. Luminasi (lumination) adalah perginya cahaya dari suatu objek.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, tercantum dalam Tabel 3.1. berikut ini :

Tabel 3.1. Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002

Jenis Pekerjaan Tingkat Pencahayaan Minimal ( Lux )

Keterangan

Pekerjaan kasar dan

tidak terus-menerus 100

Ruang penyimpanan dan ruang

peralatan/instalasi yang memerlukan

pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan kasar dan

terus-menerus 200

Pekerjaan dengan mesin dan perakitan

kasar

Pekerjaan rutin

300

Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/ penyusun

Pekerjaan agak

halus 500

Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin, kantor, pekerja pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin.

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,

Pekerjaan amat halus

1500

Tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan

pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus.

Pekerjaan terinci

3000

Tidak menimbulkan bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus.

(54)

b. Suhu Udara8

Seorang tenaga kerja akan bekerja secara efisien dan produktif bila tenaga kerja berada dalam tempat yang nyaman (comfort) atau dapat dikatakan efisiensi kerja yang opimal dalam daerah yang nikmat kerja yaitu suhu yang sesuai, tidak dingin dan tidak panas. Bagi orang Indonesia suhu udara yang

dirasa nyaman adalah berada antara 240C - 260C serta toleransi 2-30C di atas atau di bawah suhu nyaman.

c. Silau (Glare)

Dari sudut fisiologis, silau merupakan gangguan utama bagi tahap adaptif dari retina. Menurut Grandjean (1988), silau adalah suatu proses adaptasi yang berlebihan pada mata sebagai akibat dari retina terkena sinar yang berlebihan. Ada tiga jenis dari kesilauan :

1. Silau relatif adalah kontras terlalu kuat di dalam bidang visual.

2. Silau mutlak adalah penerangan yang begitu tingginya sehingga adaptasi tidak dimungkinkan.

3. Silau adaptif adalah adaptasi pada tingkat terang tertentu tapi yang belum tercapai.

Untuk menghindarkan diri dari silau, berikut beberapa prinsip yang dapat diterapkan :

(55)

2. Derajat dari silau tergantung pada cerah relatif dari sumbernya, ia meningkat dengan meningkatnya area sumber dan paling celaka kalau sumber itu dekat dengan garis pandang.

3. Sumber sinar di atas garis pandang tidak begitu memuakkan daripada yang terletak di samping atau di bawahnya.

4. Bahaya silau makin besar bila penerangan umum di bidang visual bertingkat rendah.

Tajam visual merupakan kemampuan untuk membedakan secara cermat objek dan peralatannya. Tajam visual membedakan dua titik yang sangat berdekatan serta persepsi atas jarak. Tajam visual berpengaruh terhadap peka kontras, peka kontrasa merupakan kemampuan untuk mengenali perbedan dalam kecerahan. Kepekaan kontras bervariasi sebagai berikut :

a. Kontras lebih besar terhadap area yang kecil daripada yang besar.

b. Kontras lebih besar terhadap perbatasan yang jelas daripada perubahan yang gradual.

c. Kontras meningkat bersamaan dengan meningkatnya cerah dari lingkungan dan terbesar dalam lingkup 200-1000 asb.

d. Kontras mengikuti hukum Weber-Fechneri dalam lingkup 200-1000 atas perbedaan yang hanya sekitar 2 % dari kecerahan lingkungan.

(56)

d. Lamanya Melihat

Melihat dalam waktu lama berisiko terkena mata lelah atau astenopia

(Afandi, 2002). Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1991).

e. Jarak Pandang Ke Monitor

Menurut Jaschinski (1991), melihat ke layar dengan jarak 20 inci dirasakan terlalu dekat. Jarak yang sesuai adalah 40 inci. Sedangkan menurut Grandjean (1991), menyebutkan bahwa jarak rata-rata ideal melihat ke layar adalah 30 inci.

f. Masa Kerja

(57)

g. Bentuk dan Ukuran Objek Kerja

Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, iluminasi dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan dan pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat (Suma’mur, 2009).

3.3. Mekanisme Melihat9

Gelombang cahaya yang diamati memasuki mata melalui lensa dan kemudian masuk ke retina. Di tempat ini energi cahaya itu dirubah menjadi ajakan syaraf yang mencapai otak melalui saraf optik. Ajakan baru lalu dilepaskan dalam bentuk sejumlah simpul. Sebagian ajakan tersebut dibawa ke pusat-pusat pengendali otot mata. Dari sini ditentukan ukuran manik, lengkungan lensa dan semua gerakan bola mata.

Atas dasar umpan balik yang datang berupa berkas cahaya, maka mata secara terus menerus menyesuaikan diri untuk tugas melihatnya. Mekanisme yang mengaturnya berjalan secara automatik, jadi diluar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan syaraf lainnya masuk lebih jauh ke dalam otak dan mencapai korteks hingga memasuki syaraf kesadaran. Dan sekarang semua ajakan tadi telah diterima sebagai gambaran (citra) dari dunia luar. Gambar 3.4. merupakan ikhtisar dari proses visual tersebut.

9

(58)

Gambar 3.4. Diagram dari Alat Visual

(Sumber : Sastrowinoto, Suryatno., Meningkatkan Produktivitas dengan

Ergonomi)

Adapun keterangan dari Gambar 3.4. di atas adalah : 1. Kornea dan lensa.

2. Penerima cahaya di dalam retina.

3. Pemindahan informasi lewat saraf optik ke otak. 4. Simpul dan pengendali alat optik.

(59)

3.4. Flicker Fusion-Frequence10

Evaluasi pada frekuensi flicker-fusion adalah suatu teknik untuk menggambarkan hasil yang realistis dan dapat diulang. Subjek (orang) yang diteliti melihat pada sebuah sumber cahaya yang dinyalakan dengan energi yang berfrekuensi rendah dan berkedip-kedip (flictrering). Kemudian frekuensi berkedipnya dinaikkan sampai subjekya merasakan bahwa cahaya yang berkedip tersebut seperti garis lurus. Frekuensi dimana cahaya yang berkedip dianggap sebagai garis lurus memberikan kesan bahwa subjek yang diteliti berada pada kondisi lelah. Sedangkan subjek yang lelah tidak mampu mendeteksi cahaya yang berkedip. Pada saat istirahat fusing terjadi dengan 35 sampai 40 Hz. Setelah bekerja dengan beban kognitif akan terjadi pengurangan fusing 0,5 sampai 0,7 Hz.

Gambar 3.5. Critical Flicker Fusion pada Mata

10

(60)

(Sumber : Ergonomi- Cogntlive Work)

3.5. Penataan Warna11

1. Warna merah merupakan warna yang cukup dominan. Penggunaan warna ini pada suatu objek seringkali membuat objek tersebut tampak lebih dekat dari sebenarnya, sehingga mata kita cenderung lebih cepat mengidentifikasi warna merah dalam suatu ruangan. Warna merah memiliki pengaruh besar pada

mood pria, karena warna ini menciptakan reaksi yang emosional. Selain itu,

warna merah juga banyak mempengaruhi manusia secara fisik seperti Warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efisiensi kerja, khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa. Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat‐alat lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara. Selain itu warna yang tepat juga akan mencegah kesulitan yang mungkin timbul karena cahaya yang berlebih‐lebihan.

(61)

meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernafasan, warna ini juga sering dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan, contohnya dalam pengobatan penyakit anemia, tekanan darah rendah atau penyakit kulit . Walaupun dapat memberikan suasana hangat dalam ruangan, warna ini cenderung meningkatkan agresivitas seseorang.

2. Warna biru memberikan efek yang cenderung menenangkan. Warna ini seringkali diasosiasikan dengan warna langit atau lautan, juga dianggap sebagai warna favorit dunia karena efeknya yang membawa perasaan damai. Warna biru pekat akan menstimulasi pemikiran yang jernih, sementara warna biru muda akan membantu meningkatkan konsentrasi. Warna ini sangat baik dipakai untuk mengatasi sakit tenggorokan, asma ataupun migren. Di sisi lain, penggunaan warna biru pada ruangan secara berlebihan dapat menimbulkan kesan dingin dan tidak bersahabat, bahkan terkadang membawa perasaan sedih atau depresi.

(62)

4. Warna hijau membawa kesan yang menyegarkan karena diasosiasikan dengan alam dan tumbuhan. Warna hijau memberikan rasa aman, juga keseimbangan dan harmoni. Warna ini cocok digunakan dalam ruangan peristirahatan karena membawa perasaan damai dan ketenangan. selain itu, warna ini juga dipercaya dapat memperbaiki pengelihatan seseorang. Namun demikian, terlalu banyak warna hijau dalam suatu ruangan dapat menimbulkan kebosanan.

5. Warna oranye merupakan hasil pencampuran warna merah dan kuning. Dengan adanya kombinasi dua warna tersebut, warna oranye mempengaruhi manusia baik secara fisik maupun mental. Warna oranye dapat meningkatkan nafsu makan dan memberikan kenyamanan, sehingga sangat cocok digunakan di ruang makan atau ruang keluarga. Selain itu, warna ini membawa perasaan hangat dan menyenangkan. Dalam terapi pengobatan, warna oranye dipakai untuk mengatasi kelainan ginjal atau paru-paru, juga mengobati bronkhitis. Dampak negatif dari penggunaan warna ini secara berlebihan adalah menyebabkan berkurangnya tingkat keseriusan dalam belajar atau bekerja. 6. Warna hitam memberikan kesan yang glamor dan elegan. Selain itu, warna

(63)

7. Warna putih melambangkan kemurnian atau kesucian. Warna ini banyak digunakan di rumah sakit karena memberikan kesan higienis dan steril. Secara visual, penggunaan warna ini pada suatu ruangan akan memberikan ilusi bahwa ruangan tersebut lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Penggunaan warna putih secara berlebihan cenderung memberi kesan tidak ramah.

8. Warna merah muda merupakan hasil pencampuran warna merah dan putih. Warna ini melambangkan sifat yang feminim dan memberikan kesan santai. Namun faktanya, warna ini juga seringkali membuat orang merasa lesu dan kurang bersemangat. Dampak negatif dari warna merah muda ini sering dimanfaatkan dalam bidang olahraga. Dalam sebuah pertandingan, seringkali warna merah muda digunakan dalam ruang ganti lawan dengan tujuan untuk menekan semangat dari tim lawan.

9. Warna cokelat terdiri dari warna merah, kuning dan hitam. Sama seperti warna hitam, cokelat juga menimbulkan kesan yang serius, tetapi warna cokelat lebih menonjolkan sisi lembut dan kehangatan.

10. Warna ungu memberikan kesan mewah dan seringkali dikaitkan dengan kerohanian. Warna ini juga dapat mendorong manusia untuk melakukan perenungan atau meditasi. Selain itu, warna ini juga sering digunakan untuk meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan mengurangi rasa putus asa.

(64)

warna dengan value yang kontras akan meningkatkan ketelitian dan objektivitas. Sementara komposisi warna-warna gelap akan menimbulkan kesan yang misterius atau rasa takut. Warna-warna dengan intensitas yang tinggi terlihat menarik dan memicu terjadinya aktivitas. Menurut penelitian warna-warna yang digunakan dengan gedung perkantoran yaitu :

1. 88% warna putih

2. 88% campuran warna putih dan hijau 3. 83 % warna abu-abu

4. 81 % warna gading

Warna yang tepat untuk suatu kantor tergantung pada macam dan sifatnya pekerjaan di kantor yang bersangkutan. Jika pekerjaan membutuhkan ketenangan sebaiknya dipakai warna biru pada dinding kantor. Jika pekerjaan merupakan produktivitas diperlukan warna putih.

3.6. Job Content (Tugas dan Tanggung Jawab Pekerjaan)12

Job content berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan

(65)

3.7. Antropoteknologi (Antropotechnology)13

Berdasarkan catatan pengalaman dari ahli ergonomi dari Prancis terkenal yaitu Alan Winer (1995) ketika mengadakan proyek mengenai pemindahan teknologi yang dibutuhkan untuk studi geografi, sejarah dan yang lainnya untuk dimensi etnologi. Etnologi merupakan aspek budaya antropologi yang berkaitan dengan perbandingan budaya manusia dengan lainnya, nilai, sistem kepercayaan dan lain-lain. Berhubungan erat dengan variabel etnologi dalam pemindahan teknologi yang dikembangkan dalam budaya satu dengan lainnya. Wisner (1976,1984) mengembangkan dan membuat konsep antropoteknologi.

Deskripsi dari Winer, orientasi dan tujuan dari antropoteknologi adalah mempermudah ergonomi. Selanjutnya dia membuat catatan mengenai metodologi umum yang dipermudah, tetapi mengarah kepada metode perbandingan (Wisner,1976). Sebelum pemindahan teknologi, studi ini dibuat dengan mempersembahkan teknologi operasi di negara-negara berkembang atau mempermudahnya. Termasuk juga analisis dari karakteristik budaya dan bagaimana dampaknya bagi perancangan. Hal ini berkaitan dengan perbaikan kesalahan dan memperbaiki kecacatan dalam memodifikasi perancangan untuk negara pembeli. Dasar metode yang dibuat untuk studi ini adalah ergonomic work

13

(66)

analysis (EWA). Selanjutnya, EWA dilakukan sebagai teknik mempersingkat titik kritis sistem operasi oleh negara pembeli. Kedua EWA tersebut digabungkan dan diimplikasikan untuk perancangan sistem transfer teknologi dan implementasinya. Demikian dari EWA tersebut penggunaannya sebagai instalasi dari modifikasi baru sistem teknologi yang merupakan campuran tim manajer dan operator dari dua negara yang diikuti oleh teknik ergonomi yang memerlukan EWA.

Wisner (1995) menyatakan faktor kerja lebih banyak menggunakan peramalan, dari luar, menghilangkan hambatan untuk mensukseskan transfer teknologi dalam situasi rumit. Antropoteknologi mencari keaslian dan kesulitan yang dibuat, dan pohon penyebab yang dibuat tidak terbatas untuk teknis dan aspek teknologi pada stasiun kerja. Wisner (1976, 1984) mendeskripsikan antropoteknologi secara detail.

3.7.1. Ergonomic Work Analysis (EWA)

EWA menjelaskan lebih menyeluruh mengenai deskripsi aktivitas operator atau pengguna dalam fase implementasi sistem teknis yang lebih kritis. Penilaian yang lebih detail dari studi ini saling berkaitan dibandingkan dengan representasi operator atau penggunanya sendiri atau aktivitasnya sendiri selama beberapa periode (Wisner, 1995).

(67)

dan evaluasi dari situasi kerja yang baru. Wisner juga menyatakan metodologi yang lebih rumit jika dikuti lebih lengkap, tetapi analisis proses kerja yang lebih komplit jarang dibutuhkan. Seringkali aktivitas analisis dapat dihilangkan untuk beberapa titik kritis dan/ atau hanya masalah ergonomi yang biasa saja.

3.7.2. Hubungan Makro Ergonomi dengan Antropoteknologi

Dari deskripsi di atas, tidak sulit untuk menemukan bagaimana pendekatan makroergonomi yang digunakan dalam kunjungsinya dengan antropoteknolgi yang berhubungan dengan proyek pemindahan teknologi. Pendekatan top-down dan metode sistem sosioteknikal analisis dari makroergonomi sangat berkaitan dengan pendekatan atropoteknologi, dan makroergonomi yang termasuk di dalamnya sistem yang dipenuhi dengan spektrum variabel budaya. Sebagai tambahan, komplemen antropoteknologi difokuskan pada optimisasi dalam merancang secara keseluruhan sistem kerja dengan tiap-tiap budayanya. Metode antropoteknologi dan EWA menjelaskan tentang kritikal dimensi secara personal pada subsistem untuk tujuan perancangan sistem kerja yaitu tekanan kerja dari karakteristik etnologi.

EWA juga digunakan dalam perancangan sistem kerja secara keseluruhan untuk merancang dan/atau memodifikasi dari pekerjaan individu dan hubungan manusia-mesin, manusia-software, dan manusia-lingkungan antar muka. Hasil dari EWA adalah mengidentifikasi hasil modifikasi yang dibutuhkan untuk mengubah dan memperbaiki sistem kerja secara keseluruhan.

(68)

integrasi, pendekatan manusia terhadap pemusatan sistem muncul pada kesempatan untuk merancang sistem tradisional menjadi lebih baik dalam mengimplementasikan masalah, dan meningkatkan efektivitas dari proyek pemindahan teknologi.

3.8. Pengaturan VDU a. Monitor 14

Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang ”panas” seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata, 77 % para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasa pegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata. Monitor harus ditempatkan dimana bagian atas monitor berada tepat dimata dan langsung berhadapan dengan anda. Jarak antara anda dengan monitor kira-kira 15-30 inci. Gunakan panjang lengan anda sebagai petunjuk umum.

Adapun saran yang diberikan untuk mengurangi keluhan pada mata pada pemakaian komputer yaitu

1. Agar mata dapat membaca dengan nyaman, letakkan layar komputer lebih rendah dari garis horizontal mata dengan sudut kurang lebih 30 derajat

14

(69)

Gambar 3.6. Letak Pusat Layar Monitor Yang Ideal

2. Buatlah cahaya latar layar komputer dengan warna yang dingin, misalnya putih keabu-abuan dengan warna huruf yang kontras. Hindari penggunaan

font huruf yang terlalu kecil (kecuali terpaksa). Font huruf yang termasuk norrnal adalah font 12.

3. Agar mata tidak kering, sering-seringlah berkedip dan sesekali pindahkan arah pandangan mata ke luar ruangan. Bila perlu usaplah kelopak mata secara lembut (memijit ringan bola mata). Kebanyakan orang berkedip 18 kali satu menit. Kebanyakan penguna komputer hanya melakukannya 2 kali.

4. Periksa mata secara rutin. Paling tidak sekali dalam setahun. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A seperti wortel, pisang, dan sebagainya.

b. Keyboard

(70)

desain keyboard yang umum dianggap sudah cukup asalkan disimpan dalam posisi yang tepat seperti gambar berikut ini.

Gambar 3.7. Posisi Mengetik yang Ideal

Adapun saran yang diberikan dalam penggunaan keyboard yaitu

1. Tekan tombol dengan ringan saat mengetik, tidak perlu menggunakan tenaga yang besar.

2. Pastikan pergelangan tangan dalam posisi lurus, jika terlalu sering dibengkokkan dapat menyebabkan cedera.

3. Pastikan siku membentuk sudut 90 0 atau lebih. Jika kurang dari itu, dapat menyebabkan tekanan pada syaraf atau kepegalan pada pergelangan/jari-jari tangan.

4. Usahakan bahu tetap rileks dan siku di samping.

(71)

c. Mouse

Cara pemakaian mouse yang tidak tepat dan desain mouse yang tidak ergonomis dapat menyebabkan cedera otot. Sekarang ini banyak dijual mouse yang berlabel ergonomis. Banyak mouse jenis ini yang memang benar-benar berguna, namun penggunaannya yang kurang tepat (misal ditempatkan terlalu jauh) dapat menghilangkan kelebihan ergonomis yang dimilikinya.

Posisi mouse konvensional Posisi mouse ergonomis

Gambar 3.8. Letak Mouse Yang Konvensional dan Yang Ergonomis Adapun tips dalam menghindari cedera otot yang berhubungan dengan penggunaan mouse yaitu

1. Mouse Grip yaitu genggam dan gerakkan mouse dengan lembut dan santai,

tidak perlu menggunakan energi yang berlebihan.

2. Mouse from the Elbow yaitu gunakan siku sebagai pivot point dalam

menggunakan mouse, jangan menggunakan pergelangan tangan.

3. Optimal Mouse position digunakan untuk setiap jenis mouse memiliki posisi

optimal.

4. Mouse shape, pilih desain mouse yang sesuai dengan tangan dan sedatar

(72)

5. Load sharing, Jika desain mousenya memungkinkan, bagi beban penggunaan mouse antara tangan kiri dan tangan kanan.

d. Posisi duduk

Adapun posisi duduk yang baik saat bekerja yaitu : 1. Posisi paha horizontal, sejajar dengan lantai

2. Posisi telapak kaki menapak ke tanah. Bila tidak, berarti posisi duduk Anda terlalu tinggi

3. Bantalan kursi menopang punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak

4. Rubah posisi duduk Anda secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi yang tetap dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan ketidaknyamanan

5. Punggung santai tapi tidak membungkuk

6. Kepala tak membungkuk atau terlalu condong ke depan

7. Ketika anda duduk, tempatkan pantat anda tepat di kursi. Duduk tegap dan cobalah untuk menjaga pinggul, bahu dan telinga dalam posisi lurus.

8. Kaki sebaiknya menyetuh lantai

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. Bank XXX Cabang USU Medan
Tabel 2.2. Ketentuan Jam Kerja Karyawan PT. Bank XXX Cabang USU
Gambar 3.1. Anatomi Mata Manusia
Gambar 3.2. Penurunan Ketajaman Penglihatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat membangun karakter bangsa khususnya terhadap anak-anak dan remaja, sesuai kajian Anwas (2009), bahwa exposure media massa publik tersebut perlu

Untuk itu perlu digalakkan sosialisasi hal-hal yang berkaitan dengan Ca cervix secara umum kepada masyarakat dan khususnya kepada iwanita rentang usia 2-30

Komplek STTU Alue Peunyareng, Ujong Tanoh Darat, Meureubo, Aceh Barat, Acah 23681 2. Wawancara

Kasus semacam ini bukan saja menjadi bagian dari intropeksi secara pribadi, juga refleksi dari begitu banyak persoalan bangsa di level yang tertinggi sebagaimana

1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 3 Praktek Mengajar (Micro Teaching) Ruang Sidang Departemen TPHP Gedung Baru FTP, Lantai 3 Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Jl. 1,

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa perencanaan atau planning , pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan

boiler feed pump lebih tinggi pada beban maksimum dibanding pada beban parsial hal ini disebabkan oleh hydraulic unbalance force yang lebih besar pada beban maksimum, namun

of signification (1991) theory to Internet memes taken from comedy website 9GAG. The data presentation of the analysis of Internet memes are indicated in the