i
SKRIPSI
FIFI SOFIA LAURIEN
STUDI PENGGUNAN CEFTRIAXONE DAN
METRONIDAZOLE PADA PASIEN DIABETES
MELITUS DENGAN GANGREN
(Penelitian Dilakukan Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii Lembar Pengesahan
STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE DAN
METRONIDAZOLE PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DENGAN GANGREN
(Penelitian Dilakukan Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi PadaProgram Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2016
Oleh:
FIFI SOFIA LAURIEN 201210410311181
Disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
iii Lembar Pengujian
STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE DAN
METRONIDAZOLE PADA PASIEN DIABETES MELITUS
DENGAN GANGREN
(Penelitian Dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi PadaProgram Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2016
Oleh:
FIFI SOFIA LAURIEN 201210410311181
Disetujui Oleh:
Penguji I Penguji II
Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. Drs. Didik Hasmono, Apt., MS.
NIP.11413110522 NIP.195809111986011001
Penguji III Penguji IV
Dra. Lilik Yusetyani.,Apt.,Sp.FRS Hidajah Rachmawati S.Si.,Apt.,Sp.FRS
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia dan rahmatNya sehingga skripsi yang digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang dapat terselesaikan. Keberhasilan dalam mengerjakan skripsi ini tidaklah lepas dari bantuan, dukungan, doa, serta semangat dari semua pihak. Maka pada kesempatan ini, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasihnya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Nailis Syifa’,S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku dosen pembimbing I yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran mengarahkan dan membimbing penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir. 3. Drs. Didik Hasmono, MS., Apt selaku dosen pembimbing II yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran serta dengan penuh kesabaran mengarahkan dan membimbing penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir. 4. Dra. Lilik Yusetyani.,Apt.,Sp.FRS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran serta masukan yang sangat berguna bagi penyelesaian skripsi ini.
5. Hidajah Rachmawati,S.Si.,Apt.,Sp.FRS selaku dosen penguji yang telah memberikan saran serta masukan yang sangat berguna bagi penyelesaian skripsi ini.
6. Agustin Rafika, S.Farm selaku wali studi yang telah membimbing, mengarahkan, memberikan masukan dan arahan ilmu pengetahuan dari awal kuliah hingga akhir.
7. Pimpinan Fakultas Farmasi beserta staf, para dosen serta seluruh karyawan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan bantuan selama pengerjaan skripsi ini.
v
9. Teman-teman terbaik selama studi: Venny, Mumut dan Arisa atas dukungan, doa, semangat dan kebersamaan selama ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu per satu. Skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu segala kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan memberi ide kepada para peneliti atau mahasiswa tingkat akhir untuk mendorong adanya penelitian yang lebih lanjut yang berguna bagi pengembangan ilmu kefarmasian di masa mendatang.
Jasa dari semua pihak yang membantu dalam penelitian ini , penulis tidak mampu membahas dengan apapun. Semoga amal baik semua pihak mendapat imbalan dari Tuhan YME. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang menbangun dari pembaca demi kebaikan skripsi ini. Semoga penulisan ini dapat berguna bagi penelitian berikutnya, amiin.
Malang, Agustus 2016
vi
DAFTAR SINGKATAN
ADA =American Diabetes AssociationAHA =American Heart Association
AIDS =Acquired Immunodeficiency Syndrome
ATP =Adenosia Trifosfat
BNF =British National Formularium
CHF =Congestive Heart Failure
CMV =Cytomegalovirus
CRIPE =Continous, Rhytmical, Interval, Progresive, Endurance Training
DM =Diabetes Mellitus
DN =Diabetic Nefropati
DNA =Deoxyribonucleic Acid
GDM = Gestasional Diabetes Mellitus GFR =Glomerular Filtration Rate
HIV =Human Immunodeficiency Virus
HLA1 =Human Leukocyte Antigen
HHNK = Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik IDF =International Diabetes Federation
ISO = Informasi Spesialisasi Obat
IV = Intravena
NHS =National Health Service
NO =Nitric Acid
OCTT = Oral Glukosa Tes Toleransi PP =Polipeptida Paankreas
PVD =Peripheral Vascular Disease
PPAR-ɤ =Peroxisome Proliferator Actived Reseptor Gamma
PO = Peroral
SMZ =Sulfamethoxazole
vii
RINGKASAN
STUDI PENGGUNAAN CEFTRIAXONE DAN
METRONIDAZOLE PADA PASIEN DIABETES DENGAN
GANGREN
(Penelitian Dilakukan Di Rumah Sakit Daerah Umum Sidoarjo)
Gangren diabetik merupakan komplikasi kronik penyakit diabetes melitus akibat terjadinya PAD (Peripheral Vascular Disease) dan neuropati yang ditandai dengan kematian jaringan akibat kekurangan suplai oksigen ke pembuluh darah tersebut. Manifestasi awal gangren diabetik yaitu terjadi kemerahan pada kulit, hilangnya sensasi rasa nyeri dan adanya luka yang sukar sembuh. Prevalensi gangren diabetik berkisar antara 2% - 10% diantara pasien diabetes melitus dan 85 % pasien diabetes melitus dengan beresiko untuk diamputasi. Tujuan terapi gangren diabetik adalah untuk mengontrol kadar gula darah, mengendalikan infeksi. Pada pasien diabetes melitus dengan kadar gula yang tidak terkontrol dan profil lipid yang buruk menyebabkan terjadinya atherosklerosis pada pembuluh darah sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen ke pembuluh darah PAD (Peripheral Vascular Disease)i, hal ini menyebabkan iskemik dan kematian jaringan. Bekteri penyebab gangren diabetik adalah bakteri polymikrobial (bakteri aerob gram positif dan negatif serta bakteri anaerob), sehingga terapi antibiotik yang direkomendasikan salah satunya adalalah penggunaan ceftriaxone dan metronidazole. Ceftriaxone merupakan golongan sefalopsorin generasi ketiga yang memiliki spektrum luas. Metronidazole termasuk golongan nitroimidazole yang memiliki spektrum yang kuat untuk bakteri anaerob termasukclostridium sp.
viii
Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti tidak memberikan perlakuan terhadap sampel. Rancangan penelitian bersifat deskriptif yaitu retrospektif (penelitian dilakukan dengan meninjau kebelakang). Kerangka konseptual pada penlitian ini yaitu rekapitulasi RMK pasien dan kriteria inklusi mliputi pasien yang didiagnosa DM gangren di RSUD Sidoarjo dengan lama terapi lebih dari tiga hari.
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Studi Penggunaan Ceftriaxone dan Metronidazole Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Gangren di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo periode Januari sampai Desember 2015 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 32 pasien dengan data demografi laki-laki sebesar 63 % dan perempuan sebanyak 37 %, dimana jumlah terbanyak adalah pada rentang usia 51-60 tahun sebesar 35 %, sedangkan berdasarkan status pasien keseluruhan didominasi oleh pasien JKN yaitu 81 %.
xi
DAFTAR ISI
COVER ... i
Lembar Pengesahan... ii
Lembar Pengujian...iii
KATA PENGANTAR...iv
DAFTAR SINGKATAN...vi
RINGKASAN... vii
ABSTRAK...ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL...xv
DAFTAR GAMBAR...xvi
DAFTAR LAMPIRAN...xviiii
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian...4
1.3.1 Tujuan Umum...4
1.3.2 Tujuan Khusus... 4
1.4 Manfaat Penelitian...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6
2.1 Pankreas... 6
2.1.1 Anatomi Pankreas...6
2.1.2 Fisiologi dan Peran Pankreas...6
xii
2.2.1 Definisi... 7
2.2.2 Epidemiologi...8
2.2.3 Etiologi Diabetes Mellitus... 8
2.2.4 Patofisiologi... 9
2.2.5 Manifestasi Klinis Diabetes Melitus...11
2.2.6 Klasifikasi Diabetes Melitus...11
2.2.7 Faktor Resiko...12
2.2.7.1 Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi... 12
2.2.7.2 Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi... 12
2.2.8 Komplikasi...13
2.2.8.1 Komplikasi Akut ... 13
2.2.8.2 Komplikasi Kronik ...14
2.2.9 Penatalaksanaan Terapi...16
2.2.9.1 Non Framakologi...16
2.2.9.2 Farmakologi...17
2.3 Gangren Diabetik... 19
2.3.1 Definisi Gangren Diabetik...19
2.3.2 Epidemiologi Gangren Diabetik...20
2.3.3 Etiologi Dan Patofisiologi Gangren...20
2.3.4 Manifestasi Klinik Gangren Diabetik...21
2.3.5 Faktor Resiko Gangren Diabetik...22
2.3.6 Klasifikasi Gangren...22
2.3.7 Penatalaksanaan Terapi Gangren Diabetik...24
2.4 Tinjauan Tentang Antibiotik... 25
xiii
2.4.2 Pendekatan Terapi Antibiotik Pada Gangren Diabetik... 25
2.5 Tijauan Tentang Ceftriaxone...30
2.5.1 Definisi...30
2.5.2 Mekanisme Kerja...30
2.5.3 Indikasi Dan Efek Samping...30
2.5.4 Farmakokinetik...30
2.6 Tinjauan Tentang Metronidazole...31
2.6.1 Definisi...31
2.6.2 Mekanisme Kerja...31
2.6.3 Indikasi Dan Efek Samping...31
2.6.4 Farmakokinetik...32
2.6.5 Sediaan Farmasi Ceftriaxone dan Metronidazole...32
2.6.7 Studi Penggunaan Antibiotik Kombinasi Ceftriaxone Dan Metronidazole Pada Gangren Diabetik... 32
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL... 35
3.1 Kerangka Konseptual...35
3.2 Skema Kerangka Operasional... 37
BAB IV METODE PENELITIAN... 38
4.1 Rancangan Penelitian...38
4.2 Populasi...38
4.3 Sampel...38
4.4 Instrument Penelitian... 38
4.5 Bahan Penelitian...38
4.6 Kriteria Data Inklusi...39
xiv
4.8 Tempat dan Waktu Penelitian... 39
4.9 Definisi Opersional... 39
4.10 Metode Pengumpulan Data... 40
4.11 Analisis Data...40
BAB V HASIL PENELITIAN... 41
5.1 Data Demografi Pasien...42
5.1.1 Jenis Kelamin... 42
5.1.2 Usia...42
5.1.3 Status Pasien...43
5.2 Diagnosis Penyerta Pasien DM Gangren... 43
5.3 Penggunaan Terapi Antibiotik Pada Pasien DM Gangren...43
5.4 PolaSwitchingRute, Dosis dan Jenis Antibiotik pada Pasien DM Gangren...45
5.5 Terapi Lain Pada Pasien DM Gangren...48
5.6 Lama Penggunaan Ceftriaxone dan Metronidazole... 49
5.7 Lama Masuk Rumah Sakit... 49
BAB VI PEMBAHASAN...51
BAB VII KESIMPULAN...59
7.1 Kesimpulan...59
7.2 Saran...59
xv
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Rejimen Antibiotik yang Disarankan Berdasarkan Tingkat Infeksi pada
Gangren Diabetik... 26
Tabel II. 2 Dosis Dan Mekanisme Kerja Antibiotik Untuk Gangren Diabetik...27
Tabel V.1 Jenis Kelamin Pasien DM gangren...42
Tabel V.2 Usia Pasien...42
Tabel V.3 Status Pasien...43
Tabel V.4 Diagnosa Penyerta...43
Tabel V.5 Pola Penggunaan Terapi Ceftriaxone dan Metronidazole...44
Tabel V.6 Penggunaan Ceftriaxone dan Metronidazole Kombinasi Pada Pasien DM Gangren...44
Tabel V.7 PolaSwitchingRute, Dosis, dan Jenis Antibiotik pada Pasien DM Gangren...46
Tabel V.8 Terapi Farmakologis pada Pasien DM Gangren...48
Tabel V.9 Lama Penggunaan Ceftriaxone dan Metronidazole... 49
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Pankreas...6
Gambar 2.2 Prevalensi Penderita Diabetes Melitus dibeberapa Provinsi...8
Gambar 2.3 Skema Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 1...9
Gambar 2.4 Skema Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2... 10
Gambar 2.5 Skema PatofisiologiFoot Ulcer Diabetic... 16
Gambar 2.6 Struktur Proinsulin Manusia...17
Gambar 2.7 Farmakokinetika Berbagai Macam Insulin... 18
Gambar 2.8 Mula Kerja, Lama Dan Puncak Kerja Insulin...18
Gambar 2.9 Patofisiologi Gangren... 20
Gambar 2.10 Klasifikasi Gangren meurut wagner... 22
Gambar 2.11 Klasifikasi Gangren... 23
Gambar 2.12 Struktur Kimia Ceftriaxone...30
Gambar 2.13 Struktur Kimia Metronidazole... 31
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
60
DAFTAR PUSTAKA
ADA (American Diabetes Association). 2010. Standards of Medical Care in Diabetes.Diabetes Care,Volume 33, No. Supplement 1 : S11-S61
ADA (American Diabetes Association). 2011. Standards of Medical Care in Diabetes.Diabetes Care, Volume 34, Supplement : S62-S69
ADA (American Diabetes Association). 2014. Standards of Medical Care in Diabetes.Diabetes Care, Volume 37, No. Supplement 1 : S14-S78
AAO (American Academy of Ophtalmology). 2014.Diabetic Retinophaty AHA (American Heart Association). 2015.Pheripheral Vascular Disease
Alexiadou, K., Doupis J., 2012. Management Of Diabetic Foot Ulcers. Diabetes Ther(2012) 3:4
Amstrong, Zgonis Thomas., Robert, G., Frykberg, David G., Vickie, R., Diurini, John, M., Kravits, Steven, R., Landsman., Adam, S., Lavery., Lawrence A., Moore, J. Christoper., Schubeth, John M., Wuckich, Dane, K., Andresen, Charles, Vanore, John V., 2008. Diabetic Foot Disorders; A Clinical Practice Guideline., Phoenix: America Collega of Foot and Ankle Surgeos, PP 33-34
BNF, 2011, British National Formularium, London :BMJ Group. Hal 367 Balakhrisna, Prathap., Dharati, Shah, Githa, Kishore, Sneha, Keerthi. 2014. A Study on the Use of Cephalosporins in Patients With Diabetic Foot Infections. Association of Pharmaceutichal Teachers of India
61
Batticaca, Fransisca B., 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Metabolisme. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Brogden, Rex.N., Ward, Alan., 2012. A Reappraisal of its Antibacterial Activity and Pharmacokinetic Properties, and an Update on its Therapeutic Use with Particular Reference to Once-Daily Administration, Ceftriaxone. AdisVolume 35, Issue 6, PP 605-645
Bruton, Laurance., Keith, P., Donald, B., and Buxton., 2008. Manual Of Pharmacology And Theraupetics.Mc Graw Hill Companies
Carrera, C.A. Boada., and J.M. Martinez-Moreno. 2013. Phatophysiology Of Diabetes Mellitus Type 2: Beyond The Duo “ Insulin Resistance-Secretion Deficit”.Nutricion Hospitalaria
Chadwick, Paul., Edmonds, Michael., McCardle, Joanne., Armstrong, David., 2013. Best Practice Guidelines : Wound Management in Diabetic Foot Ulcers. UK : Wounds International A division of Schofield Healthcare Media Limited
Chahine, B.Elias, PharmD, BCPS., Harris, Shanna, PharmD., Williams, Rilley II., 2013. Diabetic Foot Infections : An Update on Treatment.U.S. Pharmacist. A Jobson Publication
Chittur, Yerat Ranjini., Vidhya, Rani Rangasamy. 2016. A Clinicalmicrobial Study Of Diabetic Foot Ulcer Infections In South India.International Journal of Medicine and Public Health, Volume 5, Issue 3: PP 236-241
Cunha, A. Burke., MD, MACP. 2015.Antibiotic Assentials 40ndEdition. The Health Sciences Publisher
62
Dennis L. Stevens, Alan L. Bisno, Henry F. Chambers, E. Patchen Dellinger, Ellie J. C. Goldstein, Sherwood L. Gorbach, Jan V. Hirschmann, Sheldon L. Kaplan, Jose G. Montoya, and James C. Wade., 2014. Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of Skin and Soft Tissue Infections: 2014 Update by the Infectious Diseases Society of America. 2014. Clinical Infectious Diseases
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Epidemiologi Diabetes Melitus di Indonesia
Dipiro, J.T., Talbert, Yee., Matzke., Wells., Posey., (Eds.), 2011. Pharmacotheraphy A Pathophysiologic Approach, New York : McGrawhill, PP 1206-1215
Diabetic Salvage. 2013. Pathophysiology Of Foot Ulceration. Egytian Foundation
Elftherios, Katsilambors, Nicholas., Dounis., Makrilakis., Konstantinos., Tentolouris, Nicholas., Tsapogas, Panagiotis. 2010. Heel Ulcer, Atlas Of Diabetic Foot, 2ndEdition. Singapore :Blackwell Publishing
Fauziah, Siti., Radji, Maksum., A, Nurgani. 2011. Hubungan Penggunaan Antibiotik Pada terapi Empiris Dengan Kepekaan Bakteri Di ICU RSUP Fatmawati Jakarta.Jurnal Farmasi IndonesiaVol. 5 No. 3 PP : 156-156
Gan, Gunawan Sulistiae., 2011. Farmakologi Edisi 5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
63
Girish, M.B., T.N. Kumar, R. Srinivas. 2010. Patern Of Antimicrobials Used To Treat Infected Diabetic Foot In A Tertiary Care Hospital In Kolar. Internatinal Journal of Pharmaceutical And Biomedical Research.
Greenstein, Been, Wood, Diana F., 2010. At a Glance Sistem endokrin. Jakarta:Penerbit Erlangga. Hal 81-87
Gryson, M Lindsay., Crow, Suzanne M., McCarth, james S., Mill, John., Mounton, Johan W., Norrby, S Ragnar., Paterson David L., Pfaller, Michael A., 2010. Kucers’ The Use Of Antibiotics, London : Hodder Arnold, PP 1211
GS Martin., 2012. Sepsis, Severe Sepsis and Septic Shock : Changes in Incidence, Pathogens and Outcomes.National Institute of Health2012:
10(6), PP 701-706
Gunderson G. Craig., 2011.Cellulitis: Definition, Etiology, and Clinical Features
Hadi U van den Broek P, Kolopaking EP, Zairina N, Gardjito W, Gyssens IC. Cross-Sectional Study of Availability and Pharmaceutical Quality of
Antbiotics Requested With or Without Prescription (Over The Counter) in Surabaya, Indonesia.BMC Infectious Diease.2010. 10; 203
IDF (International Diabetes Federation). 2013. Complications of Diabetes.http://www.idf.org/complications-diabetes diakses tanggal 22 januari 2016
Ilker, Uckay., Javier, Aragon-Sanchez, Daniel, Lew., Benjamin, A. Lipsky., 2015. Diabetic Foot Infections : What Have We Learned In The Last 30 Years. International Journal of Infection Disease
64
Volume 18 No 2
Ingrid Kruse, DPM, and Steven Edelman, MD, 2014. CLINICAL DIABETES :Evaluation and Treatment of Diabetic Foot Ulcers, Volume 24, Number 2
ISO (Informasi Spesialisasi Obat). 2016. Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Volume 50 ; PP 133 - 141
Jude, Rodrigues., Mitta, Nivedita., 2012. Diabetes Foot and Gangren. Shanghai : In Tech
KAKU, Kohei.,. 2010. Pathophysiology of Type 2 Diabetes and Its Treatment Policy.JMAJ53(1): PP 41-46
Katzung, Betram G., 2009. Farmakologi Dasar dan Klinik; Edisi 10, Jakarta : Salemba MedikaPP 674-689
KH, Lim Andy., 2014. Diabetic Nephropathy-Complications And Treatment. International Journal of Nephrology and Renovaskular Disease 2014:7, PP 361-381
Kollef, Marin. 2006. Is Antibiotic Cylcing the Answer to Preventing the Emergence of Bacterial Resistance in the Intensive Care Unit ?Supplement Article, PP : 84-85
Kumar, Vinay., Cotran, Ramzi S., Robbins, Stanley L., 2007. Robbins : Buku Ajar patologi, Volume 2, Ed. 7. Jakarta:AGC, PP 727-730
65
Liapis, C.D., Balzer, K., Fernandes, e Fernande J., Benedetti-Valentini Fabrizio., 2007. Vascular Surgery. European Manual of Medicine. Chapter 8.1 PP 501-521
Lipsky, Benjamin A.,Anthony R. Berendt, Paul B. Cornia., James C. Pile., Edgar J. G. Peters., David G. Armstrong., H. Gunne Deery., John M. Embil., Warren S. Joseph, Adolf W., Karchmer, Michael S., Pinzur., Eric Senneville. 2012. Infections Disease Society of America Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections. IDSA Guideline. Clinical Infectious Disease 2012 ; 54 (12): 132-173 Publish by Oxford University Press
Marin, Ioan., Zaharia Roxana., Lupu, Leonard., Rusus, Emilia., Dr. Gabriela, Radulian. 2014. Antimicrobial Therapy in Infectious Complications of Diabetic Foot. Romanian Journal of Diabetes Nutrition and Metabolism Diseases, Volume 21, Issue 1 : PP 52-66
Matsuura Gregory T., Neil Barg. 2013. Update on the Antimicrobial Management of Foot Infections in Patients With Diabetes.American Diabetes Association
Mendes, JJ., J, Neves. 2012. Diabetic Foot Infections : Current Diagnois And Treatment. The Journal Of Diabetic Foot Complications, volume 4, issue 2, no. 1, Pages 28-46
MIMS Petunjuk Konsultasi Indonesia. 2014/2015. BIP (Bhuana Ilmu Populer).Edisi 14 : PP 173 – 176 ; 218 – 232
NHS.,2012
66
NHS, 2015.Guideline for Management of Adult Diabetic Foot Infections. Version 4 : PP 1-3
Ozougwu, J.C., Obimba, K.C., Belonwu, C.D., and Unakalamba, C.B. 2013. The Pathogenesis and Pathophysiology of Type 1 and Type 2 Diabetes Mellitus.Journal of Physiology and Pathophysiology
Pramana, Ida, Bagus Putra., Yasa, Ketut, Putu., 2012. Penyembuhan Luka Pada Ulkus Diabetik.Ilkhtiar Pustaka, PP: 1880-1881
Ramakant P., Verma AK., Misra R., Prasad, KN., Chand, G., Mishra, A., Agarwal, G., Agarwal A., Changing Microbiological Profile Of Pathogenic Bacteria In Diabetic Foot Infections : Time For A Rethink On Which Empirical Theraphy To Choose. Diabetologi. 2011; 54(1):58-64
PERKENI, 2011. Jakarta :Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
Petznick, Allison., 2011. Insulin Management of Type 2 Diabetes Mellitus. American Family Physician. PP 184-190
Rahayu, Puji., 2012. Hubungan Antara Faktr Karakteristik, Hipertensi Dan Obesitas Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H. Soewondo kendal. Tesis. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhmmadiyah Semarang
Rice University. 2013. Anatomy and Physiology.Houston, Texas: Openstax College
67
RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar ). 2007. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Rodrigues Jude, Nivedita Mitta., 2011. Diabetic Foot and Gangrene. Department of Surgery, Goa Medical College
Schteingart, David E. 2006. Gangguan Sistem Endokrin dan Metabolik. Jakarta. Hal 1263-1270
Sudoyono, W. Aru., Setiyahadi, Bambang., Alwi, Idrus., Simadibrata, K. Marcellus., Setiati, Siti., 2009. Buku Ajar ilmu Penyakit Dalam Jilid III Ed. V. Internal Publising
Suastika., Ketut, Pande Dwipayana, Made Semadi, R.A. Tuty Kuswardhani. 2012. Age is an Important Risk Factor for Type 2 Diabetes Mellitus and Cardiovascular Diseases.
Sugandhi, Prasanth DA., 2014. Microbiological Profile of bacteria Pathogens From Diabetic Foot Infections in Tertiary Care Hospital, Salem. 2014. Diabetes Metab Syndr; 8(3): PP 129-32
Sultana, Najma., Arayne, M.Saeed., Shahzad, Waseem., 2010. Simultaneous Determination Of Ceftriaxone Sodium And Statin Drugs In Pharmaceutical Formulations And Human Serum By RP-HPLC. Journal Of The Chilean Chemical Society. Volume 55 : PP 193-198
68
Taliyan, R., Sharma P.L., 2010. Diabetic Neuropathic Pain : An Update and Novel Pharmacological Strategies for Relief of Pain. Asian Network for Scientific Information. PP 93-109
Tarwoto. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:Trans Info Media
Trivedi, Kumar Mahendra., Patil, Shrikant., Shettigar, Harish., Bairwa, Khemaraj., Jana, Snehasis., 2015. Spetroscopic Characterization of Biofield Treated Metronidazole and Tinidazole.Medical chemistry
Vimal kumar Shahwal, Dr. B.K. Dubey, Mithun Bhoumick., 2012.
Preformulation Study of Levofloxacin. International Journal of Advances in Pharmaceutics
Waspadji, Sarwono., 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V.Jakarta: Internal Publishing. Hal 1961-1965
WADA, Jun., MAKINO Hirofumi., 2013. Inflammation and The Pathogenesis of Diabetic Nephropaty. Clinical Science (2013) : PP 139-152
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah kumpulan gangguan metabolisme pada karbohidrat, lemak dan protein yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Barbaraet.al., 2015).
Menurut World Health Organization (WHO), diabetes merupakan penyebab kematian ke enam di dunia. Prevalensi penyakit diabetes melitus saat ini sekitar 150 juta orang diseluruh dunia menderita diabetes melitus, dan jumlah ini akan terus meningkat pada tahun 2030. Sebagian besar peningkatan ini terjadi di negara berkembang akibat pertambahan penduduk, diet yang tidak sehat, usia, obesitas dan gaya hidup. Sedangkan menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penderita DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun terdapat perbedaan angka prevalensi, laporan keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 (PERKENI,2011).
Prevalensi nasional diabetes melitus di Indonesia adalah 5,7 (berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur > 15 tahun). Sebanyak 13 provinsi mempunyai prevalensi diabetes melitus diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara (RISKESDAS, 2007). Berdasarkan pola pertambahan jumlah penduduk maka diperkirakan pada tahun 2030 nanti akan ada 19,4 juta penduduk usia diatas 20 tahun yang mederita diabetes melitus dengan proporsi DM di daerah perkotaan sebanyak 14,7% dan 5,8% pada daerah pedesaan (Depkes RI, 2009).
2
diabetik, hiperglikemi osmolar dan hipoglikemia. Sedangkan komplikasi kronis dapat menyebabkan gangguan makrovascular dan mikrovascular yang keduanya dapat menyebabkan gangren diabetik hingga berakhir dengan tindakan amputasi (Barbara et.al., 2015). Prevalensi gangren diabetik berkisar antara 2% - 10% diantara pasien diabetes melitus. Diperkirakan 15 % dari pasein diabetes melitus berisiko mengalami gangren diabetik pada beberapa waktu selama perjalanan penyakit diabetes. Tiap individu dengan gangren diabetik beresiko untuk mengalami amputasi ekstermitas bawah dibandingan dengan individu yang tidak mengalami diabetes (Jude et.al., 2012), 85 % dari amputasi tungkai bawah dialami lebih banyak oleh penderita diabetes, hal ini disebabkan oleh terjadinya kegagalan penyembulan ulkus. Keadaan gangren yang sudah lanjut luka tidak ditangani dengan baik dan tepat akan berkembang menjadi amputasi kaki karena infeksi dapat menyebar dengan cepat (Pramanaet.al., 2012).
Foot ulcer adalah kerusakan sebagian atau keseluruhan pada kulit yang dapat meluas kejaringan dibawah kulit, tendon, otot, tulang dan persendian yang terjadi pasa seseorang yang mengalami penyakit diabetes melitus, kondisi ini timbul akibat terjadinya peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol (Tarwonto, 2012).
Manifestasi awal gangren akan terjadi kemerahan pada kulit, timbul rasa nyeri, lama-lama menjadi dingin, tidak berasa, pucat dan berubah menjadi coklat lalu coklat kehitaman, karena terdapat gas gangren akibat infeksi bakteri maka akan timbul bau yang tidak enak, timbul pus dan oedema pada sekitar daerah luka gangren, apabila tidak ditangani dengan baik maka toksin dari bakteri dapat masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah (sepsis) (Dipiroet.al.,2011).
3
Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus spp dan Peptococcus spp (Inggrid et.al,
2014).
Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk perawatan foot ulcer yaitu mengurangi risiko terjadinya amputasi, memperbaiki kualitas hidup serta mengurangi biaya perawatan pasien. Pemeriksaan secara teratur diharapkan akan mengurangi kemungkinan terjadinya amputasi dan biaya perawatan. Dasar perawatan dari foot ulcer yaitu debridement, offloading, dressing, pembedahan dan penanganan infeksi. Penanganan infeksi menggunakan antibiotik empiris dan dilihat dari tingkat keparahan luka gangren (NHS, 2015).
Berdasarkan guideline yang dikeluarkan IDSA (Infection Diseases Society of America) pada tahun 2012 mengenai tatalaksana antibiotik pada foot ulcer
diabetic (gangren). Ada beberapa antibiotik yang dapat diberikan pada pasien gangren berdasarkan tingkat keparahan infeksi. Pada infeksi ringan diberikan antibiotik per oral yaitu clindamysin, amoxicilin-clavulanate, levofloxacin, cephalexin, doksisiklin. Untuk infeksi sedang dapat diberikan antibiotik per oral dan rute parenteral yaitu ampisilin-sulbactam, levofloxacin, ceftriaxone, piperacillin-tazobactam,vancomysin, imipenem-cilastatin, cefotaxime, ertapenem. Sedangkan untuk infeksi berat diberikan antibiotik melalui rute intravena yaitu vancomysin, ceftazidime, cefepime, piperacillin-tazobactam, aztreonam, carbapenem (Lipskyet.al.,2012).
4
metronidazole secara sistemik. Pada penelitian ini menujukkan penggunaan kombinasi antibiotik lebih efektif dibandingkan penggunaan secara tunggal (Girishet.al., 2010).
Berdasarkan studi lain “Antimicrobial Therapy In Infectious Complications Of Diabetic Foot” penelitian melibatkan sebanyak 100 pasien dengan penyakit perifer mewakili 45 % dari kasus, neuropati 16 % dari kasus, dan kedua kondisi sebanyak 39 % dari kasus. Antibiotik yang digunakan adalah gologan sefalosporin (ceftrianxone, ceftazidim), golongan fluoroquinolon (ciprofloxacin, norfloxacin) yang dikombinasikan dengan metronidazole. Setelah dilakukan pengobatan menunjukkan hasil 74 % pasien membaik setelah dilakukan terapi kombinasi antibiotik (Marinet.al., 2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik ceftriaxone dengan metronidazole yang telah direkomendasikan berdasarkan guideline untuk mengobati gangren diabetik, sehingga diharapkan dapat mencapai efek teraupetik yang maksimal dan pasien dapat terpantau dengan lebih mendalam. Penelitian ini dilakukan di RSUD Sidoarjo dengan pertimbangan bahwa rumah sakit umu daerah rujukan terbesar di kota Sidoarjo.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah profil ceftiaxone dan metrodinazole pada pasien diabetes melitus dengan gangren ?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui pola ceftiaxone dan metrodinazole pada pasien diabetes melitus dengan gangren diabetik
1.3.2Tujuan Khusus
5
1.4 Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pendidikan farmasi tentang penggunaan kombinasi ceftiaxone dan metrodinazole pada penderita gangren diabetik
b. Dapat digunakan untuk menambah sumber kepustakaan sebagai bahan referensi
c. Penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman belajar serta menambah wawasan dalam melakukan penelitian dalam bidang farmasi dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh