• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

TESIS

Oleh

W A R I S N O 077017023/Akt

S

E K O L A H

P A

S C

A S A R JA NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

W A R I S N O 077017023/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT

DAERAH (SKPD) DI LINGKUNGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

Nama Mahasiswa : W a r i s n o

Nomor Pokok : 077017023

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Erlina, SE, M.Si,Ph.D,Ak) (Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,SE,MAFIS, MBA, Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 23 Maret 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, SE, MAFIS, MBA, Ak

Anggota : 1. Erlina, SE, M.Si,Ph.D, Ak

2. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

3. Dra. Hj. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul ” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya.

Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 23 Maret 2009 Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Penelitian mengenai factor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD telah banyak dilakukan, Namun penelitian yang menguji tentang factor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah masih relatif sedikit, dan hasil penelitian masih bervariasi dan tidak konsisten. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mencari bukti empiris apakah ada Pengaruh kualitas sumber daya manusia, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Jambi

Populasi penelitian ini adalah seluruh SKPD yang ada dilingkungan Pemerintahan Provinsi Jambi. Unit analisisnya adalah organisasional yaitu kepala satuan kerja. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diantar langsung oleh penulis. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisa regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian kualitas data dan uji asumsi klasik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kualitas sumber daya manusia, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja SKPD pada Pemerintahan Provinsi Jambi. Sedangkan secara parsial sarana pendukung dan komitmen organisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD.

(7)

ABSTRACT

Studies on the factors that affect the performance of organization unit have been undertaken, however, there is not many researches in performance of local government, and results are varied and inconsistent. The goal of this research was conducted to explore whether there is empirical evidence on influence of the quality of human resources, communications, supporting facilities and organizational commitment on the Performance of organization unit in Province of Jambi.

Population of this research is all of organization unit on local government . Unit of analysis is the organizational. The data collecting is done with a questionnaire which delivered directly by the researcher. Before the hypothesis testing is done, the testing of quality data is undertaken firstly.

The analysis data show there are significantly effect on human resources quality, communications, supporting facilities and commitment of organization to performance of organization unit in local government. In partial, supporting facilities and commitment of organizational do not significantly affect the performance of organization unit in province of Jambi.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmad, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.”

Tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM & H,Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, SE, MAFIS, MBA, AK, selaku Ketua Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan bertindak sebagai dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan sehingga selesainya tesis ini.

(9)

5. Ibu Erlina, SE, M.Si,Ph.D,Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan penulisan untuk menyusun tesis ini.

6. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan saran dalam proses penelitian dan penulisan untuk menyusun tesis ini.

7. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA,AK selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.

8. Bapak dan Ibu para dosen serta seluruh pegawai pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas ilmu dan bantuan yang diberikan.

9. Bapak Gubernur Provinsi Jambi beserta Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi yang telah banyak membantu peneliti dalam proses penelitian.

10.Teman-temanku seperjuangan Angkatan 13 Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu pada masa perkuliahan.

(10)

Akhirnya penulis menghaturkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tinginya kepada istriku tercinta Sumarsih dan anak-anakku tersayang Dimas Bagus Wicaksono, Febriza Evan Nugraha, serta seluruh keluarga atas doa dan pengorbanan yang tidak ternilai harganya dalam memberikan dukungan baik moril, materil dan Spritual dalam keadaan suka maupun duka, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua, Amiin.

Medan, 24 Maret 2009 Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

1. N a m a : W A R I S N O 2. Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 22 Maret 1971

3. A l a m a t : Jln. Adhitiya Warman No.01 RT.08 Kel. Thehok Kec. Jambi Selatan Kota Jambi

4. No Telepon Rumah / HP : (0741) 27446 / 081274040777 5. A g a m a : Islam

6. Jenis Kelamin : Laki-laki

7. Status : Menikah

8. Pekerjaan : Pegawai Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Jambi.

9. Pendidikan :

a. Lulus SD Negeri No.09/IV Kota Jambi Tahun 1984 bersertifikat b. Lulus SMP Negeri 8 Kota Jambi Tahun 1987 bersertifikat c. Lulus SMA Negeri 5 Kota Jambi Tahun 1990 bersertifikat

d. Lulus Sarjana (S1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Jambi Tahun 2003 bersertifikat

10.Riwayat Pekerjaan :

a. 1992 - 1999 : Pegawai Kanwil Departemen Penerangan Provinsi Jambi

b. 2000 - 2003 : Pegawai Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi

c. 2004 - 2009 : Pegawai Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Provinsi Jambi

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Originalitas... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Landasan Teori... 10

2.1.1 Kinerja SKPD ... 10

(13)

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD dalam

rangka Pengelolaan Keuangan Daerah... 15

2.1.3.1 Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ... 15

2.1.3.2 Komunikasi ... 16

2.1.3.3 Sarana Pendukung... 18

2.1.3.4 Komitmen Organisasi... 19

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 20

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 25

3.1 Kerangka Konsep ... 25

3.2 Hipotesis Penelitian... 26

BAB IV METODE PENELITIAN ... 27

4.1 Jenis Penelitian... 27

4.2 Lokasi Penelitian / Ruang Lingkup Penelitian... 27

4.3 Populasi dan Sampel ... 29

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 29

4.5 Definisi Operasional Variabel ... 29

4.6 Instrumen Penelitian ... 34

4.7 Metode Analisis Data... 35

4.7.1 Uji Kualitas Data... 36

(14)

4.7.1.2 Uji Reliabilitas ... 37

4.7.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 37

4.7.2.1 Uji Normalitas... 37

4.7.2.2 Uji Multikolinearitas ... 38

4.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 38

4.7.3 Pengujian Hipotesis... 39

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 40

5.1 Deskriftif Data... 40

5.1.1 Deskripsi lokasi... 41

5.1.2 Karakteristik Penelitian... 41

5.1.3 Uji Responden Bias... 44

5.2 Analisis Data ... 45

5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data... 45

5.2.1.1 Uji Validitas ... 45

5.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 49

5.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

5.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 51

5.4.1 Pengujian Normalitas ... 51

5.4.2 Pengujian Multikolinearitas ... 52

5.4.3 Pengujian Heteroskedastisitas... 53

(15)

5.6 Hasil Analisis Data... 58

5.6.1 Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja SKPD... 58

5.6.2 Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja SKPD ... 59

5.6.3 Pengaruh Sarana Pendukung terhadap Kinerja SKPD... 61

5.6.4 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD .. 61

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

6.1 Kesimpulan ... 63

6.2 Keterbatasan Penelitian... 64

6.2 Saran... 64

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu... 23

4.1 Definisi Operasional Variabel... 32

5.1 Distribusi Kuesioner ... 40

5.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 42

5.3 Jabatan Responden ... 42

5.4 Pangkat/Golongan Responden ... 43

5.5 Lama Bekerja Responden ... 43

5.6 Kursus/Diklat/Bintek di Bidang Akuntansi, Keuangan dan Penyusunan Anggaran... 44

5.7 Uji Validitas Variabel ... 46

5.8 Uji Reliabilitas Variabel... 49

5.9 Deskripsi Statistik ... 50

5.10 Uji Multikolinieritas... 53

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Daftar Pertanyaan... 69

2 Daftar Responden dan Tanggal Sebar/Terima Kuesioner... 76

3 Daftar Responden dan Tanggal Sebar/Terima Seminar... 78

4 Data Hasil Kuesioner ... 80

5 Statistik Deskriptif ... 84

6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

7 Uji Korelasi ... 98

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan diubah dengan Peraturan Perundang-undangan (Perpu) No. 3 Tahun 2005 serta UU No. 25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang direvisi menjadi UU No. 33 Tahun 2004, menjadi tonggak awal dari otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah tersebut. Dengan pemberian otonomi daerah kabupaten dan kota, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Daerah.

(20)
(21)

Peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah tersebut di atas sudah diimplementasikan secara bertahap di tahun 2007-2008. Oleh karena itu, setiap daerah sudah mulai mempersiapkan semua perangkat yang diperlukan termasuk menata dan meningkatkan kemampuan SDM Aparaturnya khususnya di bidang keuangan guna mengantisipasi perubahan-perubahan dalam pengelolaan APBD dan pertanggungjawabannya pada akhir tahun anggaran. Berhasil-tidaknya pelaksanaan suatu sistem pengelolaan keuangan daerah sangat tergantung dari kompetensi para pengelolanya sehingga peningkatan kualitas SDM pengelola merupakan hal yang wajib dilaksanakan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 51 ayat (2), Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya. Hal ini berarti bahwa setiap SKPD harus membuat laporan keuangan unit kerja. Pasal 56 UU ini menyebutkan bahwa laporan keuangan yang harus dibuat oleh setiap unit kerja adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus Kas adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum daerah.

(22)

diterapkan dalam penyusunan APBD, Sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu maka setiap pemerintah daerah harus dapat mempersiapkan diri untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan tersebut.

(23)

pembukuan bendahara pengeluaran diperkenankan menggunakan software aplikasi, tetapi konsekuensinya pada bendahara pengeluaran harus mampu dan mahir dalam mengoperasikan komputer serta memahami aplikasi prosedur penatausahaan keuangan daerah dan pembukuan bendahara pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut maka penatausahaan keuangan daerah dan pembukuan bendahara pengeluaran mutlak diperlukan SDM yang profesional.

(24)

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Selain itu dari hasil evaluasi Bappeda Provinsi Jambi untuk Tahun 2008 berdasarkan Rekapitulasi Laporan Fisik dan Keuangan SKPD menunjukan masih rendahnya daya serap anggaran yang telah dialokasikan kepada masing-masing SKPD.

Azhar (2007) telah melaksanakan penelitian tentang ”Faktor-faktor yang yang mempengaruhi keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun 2006 pada Pemerintah Kota Banda Aceh”, penelitian ini menyimpulkan bahwa : Komitmen, Sumber daya manusia, perangkat pendukung dan Regulasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006, dan Secara parsial Regulasi tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 Tahun 2006.

Tuasikal (2007) melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Studi pada Kab. Maluku Tengah di Provinsi Maluku)”. Penelitian ini menyimpulkan baik secara simultan maupun parsial pemahaman mengenai sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan berpengaruh terhadap kinerja satuan kerja pemerintah daerah.

(25)

dilaksanakan pada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. Adapun faktor-faktor yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah faktor Kualitas SDM, Komunikasi, Sarana Pendukung dan Komitmen organisasi yang diduga akan mendukung Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut : Apakah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi, Sarana Pendukung dan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja SKPD baik secara simultan maupun parsial ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi, Sarana Pendukung, dan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja SKPD baik secara simultan maupun parsial.

(26)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi Peneliti, Pemerintah daerah, Akademisi dan peneliti selanjutnya. Manfaat penelitian dapat diuraikan sebagai berikut ;

a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam akuntansi sektor publik khususnya pengelolan keuangan daerah;

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah daerah agar menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan khususnya dalam membuat peraturan daerah yang berkaitan dengan sisdur penatausahaan;

c. Sedangkan bagi akademisi dan peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.5Originalitas

Sampai saat ini study yang kritis tentang Akuntansi Sektor Publik masih sangat terbatas, namun demikian penelitian sektor publik telah dilaksanakan oleh ; 1. Azhar (2007) telah meneliti tentang ” Faktor-faktor yang yang mempengaruhi

(27)

parsial Regulasi tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 Tahun 2006;

2. Tuasikal (2007) melakukan penelitian tentang ” Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Studi pada Kab. Maluku Tengah di Provinsi Maluku), Penelitian ini menyimpulkan baik secara simultan maupun parsial pemahaman mengenai sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan berpengaruh terhadap kinerja satuan kerja pemerintah daerah.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu defenisi, konsep atau hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, serta menentukan teori yang digunakan dalam menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Kinerja SKPD dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah.

2.1.1 Kinerja SKPD

Menurut Marsdiasmo (2004) Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu perbaikan kinerja pemerintah yang berfokus kepada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumberdaya dan pembuatan keputusan. Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

(29)

tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien, dan efektif. Peningkatan kinerja sektor publik merupakan hal yang bersifat komprehensif, dimana setiap SKPD sebagai pengguna anggaran (badan/dinas/biro/kantor) akan menghasilkan tingkat kinerja yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan rasa tanggung jawab yang mereka miliki. Semakin bagus tingkat pengelolaan keuangan oleh pengguna anggaran maka akan semakin tinggi tingkat kinerja SKPD.

(30)

Menurut Mahoney (1963). Kinerja Manajerial (Managerial Performance) merupakan kinerja para individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial seperti : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan. Sedangkan menurut Otley (1999) dalam Mahmudi (2005:6) ”Kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut”. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa kinerja adalah hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Tim penyusun kamus bahasa Indonesia (1995 : 503) mendefinisikan kinerja adalah sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja. Berdasarkan pengertian tersebut jelas kinerja dapat dilihat dan diukur dari berbagai sudut jika dihubungkan dengan pengertian prestasi yang diperlihatkan. Prestasi kantor dinas pemerintah dapat dilihat dari tingkat penyelesaian tugas-tugas pengayoman masyarakat.

Kimisean et.al, (2004 : 491) mengungkapkan bahwa tiga konsep yang bisa dipergunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik/organisasi non bisnis, yakni responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, banyak indikator yang dapat dipergunakan, yaitu: (1) produktivitas; (2) kualitas layanan; (3) responsivitas; (4) responsibilitas; dan (5) akuntabilitas.

(31)

bawahan oleh atasannya dan sebagai bahan horizontal accounntability pemerintah daerah yaitu kepada masayarakat atas amanah yang diberikan kepadanya. Dalam melakukan proses pengelolaan keuangan daerah masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan ketetapan Permendagri No.13 tahun 2006 dikatakan sebagai pengguna anggaran melakukan tugas antara lain dari proses penyusunan APBD, Pelaksanaan dan penatausahaan belanja, pelaksanaan dan penataan pendapatan, akuntansi dan pelaporan sampai kepada perubahan APBD. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam siklus pengelolaan keuangan daerah berada pada tingkatan ketiga dalam sistem manajemen dan pertanggungjawaban keuangan daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah (Gubernur) melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Kepala SKPD juga membawahi Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran SKPD. Berdasarkan struktur dan tanggungjawab dapat dilihat bahwa satuan kerja perangkat daerah mempunyai partisipasi dan peran yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan daerah.

(32)

Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) yang benar-benar baik, artinya sesuai dengan kebutuhan, efektif, ekonomis dan efisien.

2.1.2 Pengelolaan Keuangan Daerah

Berdasarkan Pasal 1 PP 58 Tahun 2005 Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan penatausahaan anggaran, pelaporan anggaran, pertanggungjawaban dan pengawasan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 tahun 2000 pasal (4) dan (5), mengamanatkan bahwa Pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatuhan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan salah satu alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas nyata dan bertanggung jawab.

(33)

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD dalam rangka Pengelolaan Keuangan Daerah

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja SKPD dalam pengelolaan keuangan daerah antara lain faktor Kualitas SDM, Komunikasi, Sarana pendukung dan Komitmen Organisasi ;

2.1.3.1Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Wiley (2002, 3) dalam Azhar (2007) mendefinisikan bahwa ”Sumber daya manusia merupakan pilar peyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”. Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Menurut Matindas ( 2002 : 89) Sumber Daya Manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam suatu organisasi dan bukan sekedar penjumlahan karyawan-karyawan yang ada. Sebagian kesatuan sumber daya manusia harus dipandang sebagai suatu sistem dimana tiap-tiap karyawan merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

(34)

double entry berbasis akrual diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memahami logika akuntansi secara baik. Aparatur pemda yang menangani masalah keuangan tidak cukup hanya menguasai penatausahaan anggaran melainkan juga harus memahami karakteristik transaksi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap rekening-rekening dalam laporan keuangan pemda. Kegagalan SDM pemda dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah.

2.1.3.2Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti bersama. Munurut Herbert (1981) dalam Suranto (2005:15) mendefenisikan komunikasi sebagai proses yang didalamnya menunjukan arti pengetahuan dipindahkan dari seorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Menurut Rogers (1995) dalam Suranto (2005:15) menyatakan bahwa komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan merubah perilakunya.

(35)

hasil berpikir seseorang baik pimpinan maupun bawahan tidak akan ada artinya jika tidak dinyatakan dan dikomunikasikan dengan baik Pimpinan tidak hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau keputusan, tetapi harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreatifitas, pendapat, saran, perintah, dan lainnya yang sejenis itu melalui komunikasi yang baik. Oleh karena kemampuan mengambil keputusan akan kehilangan artinya tanpa kemampuan mengkomunikasikannya (Nawawi dan Martini, 2004 :167). Dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam SKPD dapat secara sistimatis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk meningkatkan produktifitas instansi (Suranto, 2005:57). Jika terjadi kesalahpahaman dalam SKPD, khususnya dalam pengelolaan keuangan daerah akan menimbulkan dampak negatif yang berakibat buruk bagi kinerja SKPD.

(36)

keputusan atau hal-hal penting dalan instansi, terlebih khusus tentang pengelolaaan keuangan daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

2.1.3.3Sarana Pendukung

Sarana Pendukung yang dimaksud dalam penelitian ini ialah ketersediaan perangkat pendukung yang akan membantu kinerja SKPD dalam rangka pengelolaan keuangan daerah guna menunjang pelaksanakan tugas seperti tersedianya perangkat komputer dan software yang berkaitan dengan kebutuhan SKPD. Berdasarkan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 pasal 225 untuk memudahkan pelaksanaan pembukuan bendahara pengeluaran diperkenankan menggunakan software aplikasi, tetapi konsekuensinya pada bendahara pengeluaran harus mampu dan mahir dalam mengoperasikan komputer serta memahami aplikasi prosedur penatausahaan keuangan daerah dan pembukuan bendahara pengeluaran.

(37)

Kenneth dan Jane adalah sekumpulan rincian instruksi praprogram yang mengendalikan dan mengkoordinasikan perangkat keras komponen di dalam sebuah sistem informasi.

2.1.3.4Komitmen Organisasi

Mowday, et.al (1979), dalam Darma (2004) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai tingkat kekuatan identifikasi individu, dan keterikatan individu kepada organisasi yang memiliki ketiga karakteristik. Pertama, memiliki kepercayaan yang kuat dan menerima nilai-nilai dan tujuan perusahaan. Kedua, kemauan yang kuat untuk berusaha atau bekerja keras untuk organisasi. Ketiga, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Identifikasi dimaksud adalah pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan organisasi. Keterikatan dimaksudkan adalah perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan adalah menyenangkan.

(38)

Menurut Mayer et.al (1993), yang dikutip oleh Arifuddin et.al (2002) terdapat tiga komponen komitmen organisasi, yaitu;

1. Komitmen efektif (effective commitment) terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional attachment); 2. Komitmen kontinuan (continuance commitment) terjadi apabila karyawan tetap

bertahan pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuantungan lain atau karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain; 3. Komitmen normatif (normative commitment) timbul dari nilai-nilai karyawan.

Karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang harus dilakukan.

2.2 Review Peneliti Terdahulu

Ririn dan Mardiasmo (2004) melakukan penelitian tentang kinerja agensi pemerintah daerah di Yogyakarta. Hasil penelitian mereka menunjukan bahwa komitmen organisasional, struktur desentralisasi dan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajer instansi pemerintah.

(39)

pendukung dan Regulasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006. Sementara Secara parsial Regulasi tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 Tahun 2006.

Tuasikal (2007) melakukan penelitian tentang ” Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Studi pada Kab. Maluku Tengah di Provinsi Maluku), dengan variabel independen adalah pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah dan pengelolaan keuangan daerah, sedangkan variabel dependen adalah kinerja unit satuan kerja pemerintah daerah. Penelitian ini menyimpulkan baik secara simultan maupun parsial pemahaman mengenai sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan berpengaruh terhadap kinerja satuan kerja pemerintah daerah, artinya bila pengelolaan keuangan daerah dikelola sesuai mekanisme yang berlaku dan didukung oleh peningkatan pemahaman tentang akuntansi keuangan daerah maka dapat mendorong kinerja masing-masing satuan kerja pemerintah daerah.

(40)

terhadap senjangan anggaran instansi pemerintah daerah sehingga adanya kejelasan sasaran anggaran akan mengurangi terjadinya senjangan anggaran.

Haykal (2007) telah menganalisis ”Peran dan fungsi SKPD dalam Pengelolaan keuangan daerah serta pengaruhnya terhadap kinerja (Studi kasus pada Pemkab Aceh Timur). Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah, dengan variabel independen adalah perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran, sedangkan variabel dependen adalah kinerja SKPD. Penelitian ini menyimpulkan Dalam pengujian secara simultan perencanaan anggaran, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemkab Aceh Timur, sedangkan pengujian secara parsial dapat diketahui hanya variabel penyusunan anggaran yang secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja SKPD. Variabel perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD.

(41)

kinerja terhadap kinerja SKPD. Adapun saran bagi peneliti selanjutnya adalah mengembangkan atau memperbaiki kuesioner penelitian karena kuesioner yang digunakan oleh peneliti merupakan kuesioner yang di disain sendiri.

Tinjauan atas penelitian terdahulu berupa nama peneliti, tahun penelitian, variabel yang dipergunakan serta hasil penelitinnya dapat dilihat seperti pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel. 2.1 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti/ Tahun

Topik Penelitian Variabel yang dipergunakan

(42)
(43)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, penulis mengidentifikasikan 4 (empat) independen variabel (X) yang diperkirakan baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap Kinerja SKPD. Model penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :

Variabel Dependen Variabel Independen

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Kinerja SKPD (Y) Kualitas S D M

X1

Komunikasi X2

Sarana Pendukung X3

(44)

Kinerja SKPD (Y) diperkirakan baik secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh beberapa variabel independen (X) yaitu Kualitas SDM (X1), Komunikasi (X2) Sarana Pendukung (X3), dan Komitmen Organisasi dengan uraian sebagai berikut ;

a. semakin tinggi/rendah kualitas SDM, maka semakin tinggi/rendah kinerja SKPD; b. semakin baik/jelek komunikasi, maka semakin baik/jelek kinerja SKPD;

c. semakin baik/jelek sarana pendukung semakin baik/jelek kinerja SKPD;

d. semakin tinggi/rendah komitmen organisasi semakin tinggi/rendah kinerja SKPD;

3.2Hipotesis Penelitian

(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1Jenis Penelitian

Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal (causal), yaitu untuk melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti, Umar (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk mengetahui apakah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi, Sarana Pendukung, dan Komitmen Organisasi sebagai variabel independen berpengaruh terhadap kinerja Kinerja SKPD sebagai variabel dependen di lingkungan pemerintah Provinsi baik secara simultan maupun parsial.

4.2Lokasi Penelitian / Ruang Lingkup Penelitian

(46)

menyampaikan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) kepada Biro Keuangan, sehingga berdampak menjadi terlambatnya pengesahan APBD. Sedangkan dalam pelaksanaan belanja APBD masih adanya SKPD yang terlambat dalam menyampaikan SPJ Pengelolaan uang persediaan yang menjadi tanggung jawabnya kepada PPKD selaku BUD, Selain itu dari hasil evaluasi Bappeda Provinsi Jambi untuk Tahun 2008 berdasarkan Rekapitulasi Laporan Fisik dan Keuangan SKPD menunjukan masih rendahnya daya serap anggaran yang telah dialokasikan kepada masing-masing SKPD.

Selain itu domisili peneliti dekat dengan lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi sehingga diharapkan penelitian ini dapat berjalan sebagaimana rencana waktu yang telah ditetapkan Adapun rencana waktu penelitian yakni selama 16 Minggu (November s.d Desember 2008, Januari s.d Maret 2009).

(47)

4.3Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi dengan jumlah 44 SKPD, yang terdiri dari 10 Badan, 17 Dinas, 9 Biro, dan 8 Kantor. Dimana masing-masing SKPD akan diberikan 1 (satu) kuisioner yang akan diisi oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran SKPD, sehingga total populasi yang akan diberikan kuisioner sebanyak 44 populasi. Populasi dalam penelitian ini merupakan sampel yaitu sebanyak 44 sampel karena dilakukan dengan menggunakan metode sensus.

4.4Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode sensus di Pemerintah Provinsi Jambi. Untuk mendapatkan data dari responden digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diantar sendiri oleh penulis dengan 1 tahap sebanyak 44 kuesioner dan ditunggu selama 10 hari.

4.5Definisi Operasional Variabel

(48)

1. Kinerja SKPD (Y)

Kinerja SKPD yang merupakan variabel terikat adalah kemampuan dari masing-masing SKPD dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yang berpedoman dan tidak menyimpang dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dimulai dari proses Penyusunan APBD, Pelaksanaan dan Penatausahaan Belanja, Pelaksanaan dan Penataan pendapatan, akuntansi dan pelaporan sampai kepada perubahan APBD. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala 5 point, merupakan modifikasi instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Mahoney et. al., (1963-1965), skala ini untuk menunjukkan tingkat kinerja SKPD.

2. Kualitas Sumber Daya Manusia (X1)

(49)

3. Komunikasi (X2)

Komunikasi yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini adalah media yang digunakan untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan sebagai pengelola keuangan daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Komunikasi suatu bentuk informasi yang jujur dan terbuka baik dari pihak atasan maupun bawahan tentang tentang rencana-rencana dan kemajuan SKPD, pembahasan masalah-masalah yang timbul dalam SKPD, pertemuan antara atasan dan bawahan untuk bertukar pikir dan mendiskusikan hal-hal penting dalam SKPD. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuesioner dengan skala 5 point yang dikembangkan oleh Sriussadaporn-charoenngam, Nongluck dan Fredric M.Jabin (1999), Skala ini digunakan untuk mengukur tingkat Kompetensi Komunikasi dalam SKPD.

4. Sarana Pendukung (X3)

Sarana pendukung yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini adalah ketersediaan perangkat yang akan membantu mereka dalam melaksanakan tugas seperti tersedianya komputer dan software yang berkaitan dengan kebutuhan mereka. Kuesioner Sarana Pendukung mengadopsi kuesioner yang dikembangkan oleh Compeau, deborah R, Christopher a.Higgins, dan Sid Huff (1999), ”Social Cognitive Theory and individual Reactions to Computing Tecnology ” kuesioner ini diukur

(50)

5. Komitmen Organisasi

Komitmen yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini adalah kesanggupan untuk bertanggungjawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepada seseorang. Komitmen tidak ada hubungannya sama sekali dengan bakat, kepintaran atau talenta. Komitmen disini adalah keinginan dari Pengelola Keuangan SKPD melakukan perubahan sesuai dengan adanya perubahan peraturan dan perundang-undangan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur komitmen organisasi adalah instrumen yang dikembangkan oleh Mowday (1979), dengan menggunakan skala 5 point yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan.Ringkasan definisi operasional dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Vaviabel

Variabel

Penelitian Definisi Operasional Pengukuran Variabel

Skala Hal ini dimulai dari proses Penyusunan di SKPD. Variabel ini diukur dengan skala 5 Point yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 (STS=sangat tidak setuju)

(51)

Independen Variaber diukur dengan skala 5 point yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 dan gagasan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan sebagai pengelola keuangan daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Diukur berdasarkan persepsi

Responden sebagai pengelola keuangan SKPD, Variabel ini diukur dengan skala 5 point yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1

Variabel ini diukur dengan skala 5 point yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 (STS=sangat tidak setuju)

(52)

Komitmen organisasi sama sekali dengan bakat, kepintaran atau talenta. Komitmen disini adalah keinginan dari Pengelola

Variabel ini diukur dengan skala 5 point yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap pernyataan yang diajukan dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 (STS=sangat tidak setuju)

Interval Lanjutan Tabel 4.1

4.6 Instrumen Penelitian

Untuk mengukur variabel yang akan diteliti digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang berhubungan dengan indikator yaitu Kuesioner Kinerja SKPD dimodifikasi dari instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Mahoney et. al., (1963-1965), kuesioner ini menghasilkan data interval dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 (STS=sangat tidak setuju).

(53)

Kuesioner komunikasi adopsi kuesioner yang dikembangkan oleh Sriussadaporn-charoenngam, Nongluck dan Fredric M.Jabin (1999), kuesioner ini menghasilkan data interval dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 (STS=sangat tidak setuju).

Kuesioner Sarana Pendukung mengadopsi kuesioner yang dikembangkan oleh Compeau, deborah R, Christopher a.Higgins, dan Sid Huff (1999), ”Social Cognitive Theory and individual Reactions to Computing Tecnology ” kuesioner ini menghasilkan data interval dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 (STS=sangat tidak setuju).

Kuesioner komitmen organisasi adalah instrumen yang dikembangkan oleh Mowday (1979), kuesioner ini menghasilkan data interval dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 (S=setuju), skor 3 (TT=tidak tahu), skor 2 (TS=tidak setuju), dan skor 1 (STS=sangat tidak setuju).

4.7 Metode Analisis Data

Model dan teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier berganda. Untuk keabsahan hasil analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen pengamatan, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Model analisa regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(54)

dimana :

Y = Kinerja SKPD

b0 = Konstansta

b1,b2,b3, b4 = Koefisien regresi

X1 = Kualitas Sumber Daya Manusia

X2 = Komunikasi

X3 = Sarana Pendukung

X4 = Komitmen Organisasi

e = Error

4.7.1 Uji Kualitas Data

4.7.1.1 Uji Validitas

(55)

4.7.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat konsistensi antara hasil pengamatan dengan instrumen atau alat ukur yang digunakan pada waktu yang berbeda-beda. Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pengamatan adalah dengan menggunakan koefisien cronbach alpha, yaitu instrumen dikatakan reliable jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Menurut Nunnally

(1967) dalam Ghozali (2005) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

4.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian normalitas, mulikolinearitas, dan heteroskedastisitas.

4.7.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti bentuk lonceng pada diagram histogram. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian satu sampel menggunakan pungujian satu sisi yaitu dengan membandingkan probabilitas dengan tingkat signifikansi tertentu yaitu :

(56)

Selain melihat nilai signifikansi dari uji Kolmogorov-Smirnof, untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness dan dengan melihat grafik.

4.7.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji, apakah ditemukan atau tidak korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel independen maka akan ditemukan adanya masalah multikoliniertas. Suatu model regresi yang baik harus tidak menimbulkan masalah multikolinieritas. Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhadap setiap data variabel bebas yaitu dengan :

1. Melihat angka collinearity Statistics yang ditunjukkan oleh Nilai Variance inflation Factor (VIF). Jika angka VIF lebih besar dari 5, maka Variabel bebas

yang ada memiliki masalah multikolinieritas (Santoso, 2002)

2. Melihat nilai tolerance pada output penilian multikolinieritas yang tidak menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,1 akan memberikan kenyataan bahwa tidak terjadi masalah multikolinieritas.

4.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas

(57)

plot dilakukan dengan cara mendiagnosa diagram residual plot. Residual plot (Studenzized) dibandingkan dengan hasil prodiksi. Jika titik-titik sebar membentuk pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

4.7.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas secara menyeluruh terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan uji F. Uji ini menggunakan α 5%. Dengan ketentuan, jika Fhitung > dari Ftabel maka hipotesis yang diajukan

(58)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1.Deskriftif Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan satu tahap, yaitu dengan cara memberikan sebanyak 44 (empat puluh empat) Kuesioner kepada responden meliputi 44 SKPD di lingkungan pemerintah Provinsi Jambi, yang terdiri dari 10 Badan, 17 Dinas, 9 Biro, dan 8 Kantor. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, kuesioner dijemput kembali. Dari 44 (empat puluh empat) kuesioner yang dikirim/dibagikan yang kembali sebanyak 42 (empat puluh dua). Dan yang cacat tidak ada, Jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data sebanyak 42 (empat puluh dua). sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1 Distribusi Kuesioner

J u m l a h

Kembali No Keterangan

Instansi Sebar

Baik Rusak

tidak kembali

1 Sekretariat Daerah (Biro) 9 9 9 - 0

2 Badan 10 10 10 - 0

3 Dinas 17 17 17 - 0

4 Kantor 8 8 6 - 2

Jumlah 44 44 42 - 2

(59)

5.1.1Deskripsi Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi dengan jumlah 44 SKPD, terdiri dari 10 Badan, 17 Dinas, 9 Biro, dan 8 Kantor. Provinsi Jambi secara resmi menjadi Provinsi Tahun 1957 sesuai dengan Undang-undang No.61 tahun 1958 tanggal 25 Juni 1958. Provinsi Jambi terletak antar 0º 45¹ sampai 2º 45¹ LS dan 101º 10¹ sampai 104º 55¹ BT, sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah timur dengan dengan Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu, dengan luas wilayah Provinsi Jambi 53.435, 38 Km² dan luas lautan 425,5 Km². Secara administrasi daerah terdiri dari 1 (satu) Kota dan 9 (sembilan) Kabupaten.

5.1.2Karateristik Penelitian

(60)

Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Responden

No Latar Belakang Pendidikan Frekuensi Persentase

1 SLTA 1 2,38 %

2 D3 1 2,38 %

3 S1 17 40,48 %

4 S2 23 54,76 %

5 S3 - -

Total 42 100 %

Sumber : Lampiran 5

Tingkat pendidikan responden relatif tinggi, karena hanya 2 orang atau 4,76 % dari responden mempunyai tingkat pendidikan dibawah S1. Sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan S1 ada sebanyak 17 orang atau 40,48 %, dan ada 54,76 % atau sebanyak 23 orang dari responden memiliki jenjang pendidikan S2.

Tabel 5.3 Jabatan Responden

No Jabatan Frekuensi Persentase

1 Kepala badan/Dinas/Instansi 4 9,53 %

2 Sekretaris/Kabid/Kabag/Kasubdin 14 33,33 %

3 Kasubid/Kasubag/Kasie 24 57,14 %

Total 42 100 %

Sumber : Lampiran 5

(61)

tanggung jawab pengisian kuesioner kepada pejabat dibawah jajarannya yang bertanggung jawab terhadap pengelola keuangan daerah.

Tabel 5.4 Pangkat/Golongan Responden

No Pangkat / Golongan Frekuensi Persentase

1 Golongan IV 12 28,57 %

2 Golongan III 30 71,43 %

3 Golongan II - -

Total 42 100 %

Sumber : Lampiran 5

Sementara untuk pangkat dan golongan dari responden cukup tinggi karena tidak ada responden yang berpangkat/Gol II. Adapun Pangkat dan Gol Responden meliputi 12 orang atau 28,57 % berpangkat/Gol IV, dan 30 orang dari responden berpangkat/Gol III.

Tabel 5.5. Lama Bekerja Responden

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1 1 – 5 tahun - -

2 6 – 10 tahun 3 7,14 %

3 11 – 15 tahun 9 21,43 %

4 16 – 20 tahun 13 30,95 %

5 > 20 tahun 17 40,48 %

Total 42 100 %

(62)

tahun, sedangkan yang mempunyai pengalaman bekerja lebih dari 20 tahun sebanyak 17 orang atau 40,48 %.

Tabel 5.6. Kursus/Diklat/Bintek di Bidang Akuntansi, Keuangan dan Penyusunan Anggaran

No

Kursus/Diklat/Bintek Akuntansi, Keuangan dan

Penyusunan Anggaran

Frekuensi Persentase

1 Tidak Pernah 7 16,67 %

2 Minim Sekali 1 2,38 %

3 Pernah 15 35,71 %

4 Sering 12 28,57 %

5 Sangat Sering 7 16,67 %

Total 42 100 %

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Kursus/Diklat/Bintek di bidang akuntansi, keuangan dan penyusunan anggaran yang telah diikuti oleh responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah mengikuti Kursus/Diklat/Bintek di bidang akuntansi, keuangan dan penyusunan anggaran yaitu 34 orang atau 80,95 % dan hanya 7 orang atau 16,66 % yang tidak pernah mengikuti Diklat, sementara hanya 1 orang atau 2,38 % minim sekali.

5.1.3 Uji Responden Bias

(63)

ada 7 dari kuesioner yang langsung diisi responden pada saat kuesioner diberikan. Karena masa penerimaan kembali kuesioner yang satu dan lain relatif sama, maka dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian respon bias. Ringkasan proses pengumpulan data dapat dilihat pada lampiran 2.

5.2 Analisis Data

5.2.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data

Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji validitas dan Reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan karena jenis data penelitian adalah data primer.

5.2.1.1 Uji Validitas

(64)

Tabel 5.7 Uji Validitas Variabel

Variabel Butir Instrumen r hitung R tabel Ket

(65)

Komitmen Organisasi (X4) a. KOMITMEN 1

Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel kualitas SDM dapat disimpulkan bahwa ada satu item pertanyaan yang tidak valid, yaitu item pertanyaan nomor 3. Oleh sebab itu item tersebut tidak dimasukkan sebagai item pertanyan untuk mengolah data selanjutnya. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung variabel kualitas SDM lebih rendah dari nilair r tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 42 adalah 0,297. Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.

(66)

pertanyaan variabel komunikasi lebih rendah dari nilair r_tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 42 adalah 0,297. Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel sarana pendukung dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung item pertanyaan variabel lebih besar dari nilair r_tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 42 adalah 0,297. Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.

(67)

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel kinerja dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa r hitung variabel kinerja SKPD lebih besar dari nilai r_tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 42 adalah 0,297.

5.2.1.2 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel. Menurut Nunnally dalam Ghozali (1967) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

Tabel 5.8 Uji Reliabilitas Variabel Variabel Alpha Komitmen Organisasi (X4)

(68)

5.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka diperoleh deskripsi data penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.9 Deskripsi Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SDM 42 1.00 4.67 2.8730 1.02000

Komunikasi 42 1.33 4.92 4.1806 .56696

Sarana 42 2.50 5.00 3.6024 .53896

Komitmen 42 2.00 5.00 3.3160 .85640

Kinerja 42 2.25 5.00 4.1310 .51572

Valid N (listwise) 42

Sumber: Lampiran 6

(69)

5.4 Pengujian Asumsi Klasik

Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolinearitas, dan pengujian heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah cross-section. Oleh kerana itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.

5.4.1 Pengujian Normalitas

(70)

Gambar 5.1. Pengujian Normalitas Data

5.4.2 Pengujian Multikolinearitas

(71)

Tabel 5.10 Uji Multikolinieritas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

(Constant)

SDM .305 3.274

Komunikasi .297 3.372

Sarana .466 2.145

1

Komitmen .506 1.976

Sumber: Lampiran 8

5.4.3 Pengujian Heteroskedastisitas

(72)

Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas

5.5 Pengujian Hipotesis

(73)

Ringkasan hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut ini.

Tabel 5.11 Ringkasan Pengujian Hipotesis

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) -.238 .468 -.509 .614

SDM .439 .174 .395 2.528 .016 .305 3.274

Komunikasi .351 .173 .321 2.024 .050 .297 3.372

Sarana .260 .185 .177 1.403 .169 .466 2.145

1

Komitmen .054 .125 .053 .434 .667 .506 1.976

a. Dependent Variable: Kinerja

R = 0,851 Adjusted R2 = 0,695 F = 24,334 Sig. F = 0,000 Sumber : Lampiran 8

Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R sebesar 0.851, hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas SDM, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan kinerja SKPD.

(74)

dependen. Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum R2 untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi.

Jika independen variabel lebih dari satu, maka sebaiknya untuk melihat kemampuan varaibel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah nilai adjusted R2. Nilai adjusted R2 sebesar 0,695 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 69,5 %. Dengan kata lain 69,5 % perubahan dalam kinerja SKPD mampu dijelaskan variabel kualitas SDM, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi dan sisanya sebesar 30,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil

dari 0,05, maka hasil dari model regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh kualitas SDM, komunikasi, sarana pendukung dan

komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD. Dari uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh kualitas

SDM, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang

telah dilakukan maka model penelitian adalah sebagai berikut:

(75)

organisasi menunjukkan angka positip. Berarti bahwa hubungan antara variabel kualitas SDM, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi dengan kinerja SKPD adalah positip yaitu semakin tinggi variabel kualitas SDM, komunikasi, sarana pendukung dan komitmen organisasi maka semakin tinggi kinerja SKPD.

Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap kinerja SKPD, maka dapat dilihat dari nilai t hitung dan signifikansi dari nilai t hitung tersebut. Jika nilai signifikansi dari t hitung tersebut lebih kecil dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh variabel tersebut terhadap kinerja SKPD.

Berdasarkan hasil pengujian data, maka dapat dinyatakan bahwa variabel kualitas SDM dan komunikasi mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. Sedangkan variabel sarana pendukung dan komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD.

5.6Hasil Analisis Data

(76)

terhadap kinerja SKPD. Tetapi secara parsial hanya Kualitas SDM dan Komunikasi yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD. Sedangkan variabel sarana pendukung dan komitmen organisasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD.

5.6.1 Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja SKPD

(77)

Kualitas SDM sangat mempengaruhi kinerja SKPD karena keberhasilan suatu SKPD itu tergantung dari kualitas SDM yang mereka miliki. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Anwar Nasution bahwa kinerja pengelolaan keuangan daerah semakin memburuk . Buruknya pengelolaan keuangan daerah menurut anwar nasution disebabkan karena lemahnya SDM disetiap daerah dalam pengelolaan keuangan daerah. Kelemahan dalam pengelolaan keuangan daerah adalah :

1. Kelemahan dalam pengelolaan Asset 2. Kelemahan dalam pengelolaan pendapatan

3. Penyimpangan terhadap ketentuan tentang pengadaan barang dan jasa

4. dan penyimpangan ketentuan tentang pengeluaran dan pertanggungjawaban belanja

Saran yang diberikan oleh BPK RI kepada Pemda untuk meningkatkan Kinerja pemda dalam melakukan pengelolaaan keuangan daerah adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yaitu dengan cara melakukan Diklat dan Pelatihan.

5.6.2 Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja SKPD

(78)

yang diungkapkan Suranto (2005:57) Dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam SKPD dapat secara sistimatis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk meningkatkan produktifitas instansi. Jika terjadi miscommunication dalam SKPD, khususnya dalam pengelolaan keuangan daerah akan menimbulkan dampak negatif yang berakibat buruk bagi kinerja SKPD.

Pengelolaan keuangan daerah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif bagi seorang pimpinan erat kaitannya dengan kepemimpinan yang berwibawa. Kalau seorang pimpinan ingin memiliki kepemimpinan yang berwibawa, maka ia perlu mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif. Menurut Effendi (1989 : 134,141) Kemahiran berkomunikasi bagi seseorang pimpinan dapat memperkecil, bahkan menghilangkan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi. Untuk itulah komunikasi yang baik dan lancar tersebut selalu ditumbuhkembangkan dalam instansi pemerintah yang salah satunya dengan cara melibatkan para pejabat dan staf dalam merumuskan dan memutuskan sesuatu keputusan atau hal-hal penting dalan instansi, terlebih khusus tentang pengelolaaan keuangan daerah di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

5.6.3 Pengaruh Sarana Pendukung terhadap Kinerja SKPD

(79)

dapat dikatakan relatif besar. Nilai rata-rata sarana pendukung yang relatif besar bukan berarti sarana pendukung mempunyai pengaruh terhadap kinerja SKPD. Perubahan besarnya nilai di variabel sarana pendukung terhadap kinerja SKPD sifatnya tidak terstruktur dan tidak konsisten, hal ini membuat sarana pendukung tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja SKPD. Hasil penelitian ini menolak hasil penelitian Azhar yang mengatakan bahwa ada Pengaruh Sarana Pendukung terhadap keberhasilan Penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006. Hasil penelitian ini juga bertentangan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Kenneth dan Jane (2005) bahwa Sistem akuntansi keuangan pemerintahan daerah agar berjalan secara efektif maka diperlukan Sarana pendukung baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya SDM yang mampu mengoperasionalkan sarana pendukung dalam pengelolaan keuangan daerah, sehingga sarana pendukung baik itu perangkat keras maupun perangkat lunak dianggap tidak mempengaruhi dalam meningkatkan Kinerja SKPD.

5.6.4 Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD

(80)

SKPD, hal ini bertentangan dengan pernyataan yang diungkapkan Simanjuntak (2005 :1) bahwa komitmen adalah kesanggupan untuk bertanggungjawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepada seseorang, komitmen tidak ada hubungannya sama sekali dengan bakat, kepintaran atau talenta. Dengan komitmen yang kuat akan memungkinkan seseorang bisa mengelurkan sumber daya fisik, mental dan spiritual tambahan yang bisa diperoleh, sebaliknya tanpa komitmen maka pekerjaan-pekerjaan besar akan sulit terlaksana.

(81)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi, Sarana Pendukung, dan Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap Kinerja SKPD baik secara simultan maupun parsial. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ;

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kualitas SDM, Komunikasi, Sarana pendukung dan Komitmen organisasi secara simultan berpengaruh positif secara siknifikan terhadap kinerja SKPD. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Azhar yang menyimpulkan bahwa secara simultan komitmen organisasi, Sumber daya manusia, perangkat pendukung mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri No.13 Tahun 2006.

(82)

6.2 Keterbatasan Penelitian

Karena penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner, sehingga masih ada kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui seperti jawaban yang kurang cermat, responden yang menjawab asal-asalan, tidak jujur, dan pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden serta peneliti yang tidak mengetahui apakah kuisioner benar-benar diisi oleh responden yang bersangkutan.

6.3 Saran

1. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, diusahakan dengan menggunakan observasi atau pengamatan langsung kepada objek, atau menggunakan metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner.

2. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih jauh lagi, untuk mendapatkan hasil empirik yang lebih kuat yaitu dengan menambah variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja SKPD misalnya Faktor Motivasi, Budaya Paternalistik, dan Resistent To Change.

(83)

DAFTAR PUSTAKA

Arep, Ishak dan Tanjung, Henri. 2004. Manajemen Motivasi. Cetakan kedua. Grasindo Jakarta.

Armia, M, (2001). Evaluasi Kinerja Organisasi

Pemerintahan Kabupaten Siak Propinsi Jambi.

Jurnal Pemda Siak No.16 Edisi X, Agustus 2001.

Azhar, (2007), Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Penerapan Permendagri No.13 pada Pemerintah Kota Banda Aceh.Tesis. Program Pasca Sarjana USU : Medan.

Bastian, Indra, (2006) Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi : 2, Salemba Empat, Jakarta.

Darma, E. S. (2004) . Pengaruh Kejelasan Sasaran dan Sistem Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Pemoderasi pada Pemerintah Daerah. Tesis. Program Pasca Sarjana UGM: Yogyakarta.

Departemen Dalam Negeri, 2006, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta.

Edwar, J. Mazur, 1992. The Vision for Improving Federal Financial Management, The Governmen Accounting Journal. Vol. 41. No.3. fall.

Effendy, Onang Uchjana. 1989. Psikologi Manajemen dan Administrasi. Cetakan ketiga. Mandar Maju, Bandung.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Mulivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, A.(2001). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Edisi Pertama. (UPP AMP YKPN).

Gambar

Tabel. 2.1 Tinjauan atas Penelitian Terdahulu
Gambar  3.1 Kerangka Konseptual
Tabel 4.1 Definisi Operasional Vaviabel
Tabel 5.1 Distribusi Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. RKA - SKPD PEMERINTAH

RKA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung

Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.

RKA-SKPD 2.1 Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA-SKPD 2.2 Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan..

meningkatkan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Gresik, karena dengan adanya akuntabilitas publik, masyarakat tidak hanya mengetahui

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. RKA SKPD RENCANA KERJA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN. SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA -

pada kinerja SKPD dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, yang akan. dilaksanakan pada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah