• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Pengembangan Pasar Produk Minuman Fungsional untuk Penderita Diabetes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Pengembangan Pasar Produk Minuman Fungsional untuk Penderita Diabetes"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGUN SUSANTI

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Pengembangan Pasar Produk Minuman Fungsional untuk Penderita Diabetes adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ANGGUN SUSANTI. Kajian Pengembangan Pasar Produk Minuman Fungsional untuk Penderita Diabetes. Dibimbing oleh AJI HERMAWAN dan SEDARNAWATI YASNI.

Penyakit Diabetes Mellitus telah menjadi masalah kesehatan dunia. Indonesia menduduki peringkat ketujuh di dunia dengan jumlah penderita mencapai 7.600.000 orang (IDF 2012). Indonesia memiliki banyak sumber biomaterial untuk menyembuhkan diabetes. Salah satu alternatif solusinya adalah campuran ekstrak daun sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit. Minuman fungsional ini dibuat oleh Yasni 2012. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kanvas model bisnis yang terbaik dari produk minuman fungsional diharapkan dapat menjadi start up business. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset aksi dengan fokus pada customer development. Hasil penilitian menunjukkan bahwa ada tiga pokok permasalahan konsumen, yaitu keraguan terhadap produsen, ketakutan penggunaan pemanis dan pengawet, dan belum diketahuinya dosis yang tepat. Solusi yang ditawarkan adalah dengan mengikuti value proposition yang merupakan hasil riset IPB, menggunakan bahan alami serta aman dengan dosis dan komposisi yang diketahui. Segmen pelanggan produk ini adalah penderita diabetes tipe II yang mengkonsumsi herbal sebagai pengobatan pendamping.

Kata kunci : diabetes mellitus, kanvas model bisnis, minuman fungsional, riset aksi.

ABSTRACT

ANGGUN SUSANTI. A Study of Customer Development of Functional Beverage for Diabetics. Supervised by AJI HERMAWAN and SEDARNAWATI YASNI

Diabetes Mellitus has become a global health problem. Indonesia ranks seventh in the world with number of diabetics 7.600.000 million (IDF 2012). Indonesia has many sources of biomaterials for curing diabetes. A mixed extract red betel, cinnamon, and ginger is an alternative solution. It is a functional drink invented by Yasni 2012. This study aims to analyze the best business model canvas for the drink which is expected to be a start up business. The method used in the study is action research with a focus on customer development. The research results indicate that there are three basic customer problems, that are indoubt with manufacturers, fear of sweetener or preservatives, available unclear dose of current product. The solution offered is a functional beverage with following value proposition based on research of IPB, using natural materials and secure doses and composition. Customer segments of the product is type II diabetics who consume herbs as companion.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2014

KAJIAN PENGEMBANGAN PASAR PRODUK

MINUMAN FUNGSIONAL UNTUK PENDERITA DIABETES

(7)
(8)

Judul Skripsi : Kajian Pengembangan Pasar Produk Minuman Fungsional untuk Penderita Diabetes

Nama : Anggun Susanti NIM : F34100084

Disetujui oleh

Dr Ir Aji Hermawan, MM Prof Dr Ir Sedarnawati Yasni, MAgr

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kajian Pengembangan Pasar Produk Minuman Fungsional untuk Penderita Diabetes. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai dengan Juli 2014.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Aji Hermawan, M.M. selaku pembimbing pertama, Ibu Prof. Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, MAgr selaku pembimbing kedua, Bapak Eko Nugroho, S.Pt., MM. yang telah banyak membantu, dan staf Departemen Teknologi Industri Pertanian. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data yaitu Persadia Depok dan Bogor. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, kakak, dan sahabat-sahabat atas segala motivasi, dukungan, doa dan kasih sayangnya.

Bogor, September 2014

(10)
(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Analisis industri 4

Pembuatan Hipotesis Kanvas Model Bisnis 4

Pengujian Permasalahan 4

Pengujian Solusi 4

Verifikasi Kanvas Model Bisnis 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Identifikasi Produk IPB Paling Prospektif di Bidang Kesehatan 5

Analisis Industri 5

Hipotesis Kanvas Model Bisnis 8

Ukuran Pasar (Market Size) 11

Pengujian Permasalahan 11

Pembaharuan Tahap Pertama Kanvas Model Bisnis 13

Pengujian Solusi 15

Verifikasi Model Bisnis 18

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 21

LAMPIRAN 22

(12)

DAFTAR TABEL

1 Permasalahan produk minuman fungsional 11

2 Daftar solusi yang diberikan untuk menyelesaikan permasalahan

minuman fungsional 12

3 Pembaharuan pertama kanvas model bisnis minuman fungsional 13

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir pengembangan pasar dengan pendekatan riset aksi 3

2 Model lima kekuatan pasar 5

3 Minuman fungsional simerkamaja 15

4 Hasil pengujian solusi produk pengembangan minuman fungsional 15

5 Data keinginan konsumen terhadap channel 16

6 Data perbandingan harga jual untuk satu botol produk 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Beberapa produk obat tradisional 23

2 Hipotesis kanvas model bisnis awal 25

3 Analisa biaya produksi Simerkamaja 26

4 Daftar pertanyaan untuk tahap pengujian permasalahan (test the

problem) 27

5 Profil responden pengujian masalah 28

6 Hasil pengujian permasalahan 29

7 Desain kanvas model bisnis versi 1 31

8 Perhitungan konversi dosis konsumsi manusia ke tikus 32 9 Daftar responden pengujian solusi (test the solution) 32 10 Daftar pertanyaan untuk tahap pengujian solusi (test the solution) 33

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit Diabetes Mellitus atau kencing manis telah menjadi masalah kesehatan dunia. Diabetes mellitus merupakan gejala kadar gula darah yang tinggi dikarenakan tubuh tidak lagi memiliki hormon insulin atau insulin tidak bekerja dengan semestinya. Prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara dratis di negara-negara industri baru dan negara sedang berkembang, termasuk Indonesia (Krisnantuti 2008).

Menurut International Diabetes Federation (2012) Indonesia menduduki peringkat ketujuh penderita diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah penderita mencapai 7.600.000 juta orang pada rentang usia sekitar 20-79 tahun. Statistik prevalensi diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan kelompok usia diantaranya untuk usia 25-34 tahun terdapat 2 dari 100 orang menderita diabetes, pada usia 35-44 tahun 5 dari 100 orang menderita diabetes, usia 45-54 tahun 10 dari 100 orang menderita diabetes. Hal ini menunjukkan bahwa umur sangat erat kaitannya dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah, sehingga semakin meningkat usia prevalensi diabetes dan gangguan toleransi glukosa akan semakin tinggi (Sukardji 2006).

Penyakit diabetes mellitus (DM) menduduki peringkat keenam penyebab kematian terbesar di Indonesia (CDC 2012). Penderita diabetes mellitus dapat mengalami komplikasi kronis berupa gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi syaraf, gangguan retina mata dan dapat menyebabkan hipertensi akibat radikal bebas yang dihasilkan selama keadaan hiperglikemia (Ceriello 2003). Untuk menjaga tidak terjadinya komplikasi penyakit pada penderita diabetes mellitus dan menurunkan konsumsi obat kimia yang mempunyai efek samping, maka penderita diabetes mellitus mulai berpaling pada penggunaan obat tradisional atau dengan mengkonsumsi minuman fungsional yang berbahan baku tanaman obat dan rempah (Rates 2001).

Masyarakat Indonesia telah banyak memanfaatkan tanaman obat dan rempah asli Indonesia untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit diabates mellitus secara tradisional. Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk antihiperglikemik adalah sirih merah, kayu manis dan jahe emprit. Pencampuran ketiga bahan ini memiliki aktivitas antihiperglikemik yang tinggi. Oleh karena itu, terbentuklah gagasan untuk menciptakan minuman fungsional dari sirih merah, kayu manis dan jahe emprit yang diekstrak kemudian dicampurkan dan dibuat menjadi produk minuman dalam kemasan ready to drink. Produk ini merupakan hasil pengembangan yang diteliti oleh dosen ilmu teknologi pangan IPB. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan komposisi yang sinergis dengan perbandingan 5:3:4 (% v/v) untuk sirih merah: kayu manis: jahe emprit.

(14)

2

dari empat tahapan yaitu customer discovery, customer validation, customer creation dan company building, penelitian kali ini memfokuskan pada bagian customer discovery.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan melakukan analisis model bisnis yang terbaik dengan metode riset aksi dalam pengembangan produk minuman fungsional berbahan baku campuran ekstrak sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit untuk penderita diabetes. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah start up business dari produk minuman fungsional.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup customer development terdiri dari empat tahapan yaitu customer discovery, customer validation, customer creation dan company building (Blank dan Dorf 2012). Ruang lingkup dari penelitian ini adalah pada tahapan pencarian konsumen (customer discovery) untuk produk minuman fungsional campuran ekstrak sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit untuk penderita diabetes. Pada tahapan customer discovery terdapat empat sub tahapan yaitu hipotesis awal, pengujian masalah (test the problem), pengujian solusi (test the solution), dan verifikasi kanvas model bisnis.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat dan menghasilkan informasi tentang model bisnis yang sesuai untuk minuman fungsional yang ditujukan bagi penderita diabetes. Skripsi ini juga diharapkan dapat membantu para penderita diabetes dalam mengatasi penyakitnya dengan memberikan alternatif dalam penyembuhan ataupun upaya pencegahan agar tidak ada efek samping yang ditimbulkan dari obat kimia terhadap tubuh dan terjadinya komplikasi penyakit pada penderita diabetes mellitus.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset aksi (action research). Dalam metode ini dilakukan pendekatan Customer Development yang mengacu pada sembilan elemen bisnis model yaitu customer segment, value propositions, channels, cutomer relationship, revenue streams, key resource, key activities, key partnership, dan cost structure. Menurut Madya 2007, action research adalah kegiatan dan atau tindakan perbaikan suatu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya yang digarap secara sistematik sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action research juga merupakan proses yang mencakup siklus aksi, yang mendasarkan pada refleksi, umpan balik (feedback), bukti (evidence), dan evaluasi atas aksi sebelumnya dan situasi sekarang.

(15)

nol, pengujian problem, pengujian solusi, dan verifikasi model bisnis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada sejumlah responden yang potensial untuk memperoleh data atau informasi kualitatif dan kuantitatif. Metode dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir pengembangan pasar dengan pendekatan riset aksi Sumber : Blank dan Dorf (2012).

Verifikasi Kanvas Model Bisnis Analisis Industri

Identifikasi Produk IPB Paling Prospektif di Bidang

Kesehatan

Pembuatan Hipotesis Kanvas Model Bisnis

1. Customer segment 2. Value propositions 3. Channels

4. Customer relationship 5. Revenue stream 6. Key resources 7. Key partner 8. Key activity 9. Cost structure

Belum sesuai

Sesuai

Pengujian Masalah

- Desain pengujian - Wawancara responden - Memahami permasalahan - Mendapatkan gambaran target

pasar

Pengujian Solusi - Pembaharuan kanvas model

bisnis

- Pembuatan presentasi produk - Wawancara responden - Revisi kanvas model bisnis

(16)

4

Analisis industri

Analisis industi menggunakan lima kekuatan kompetitif Porter yang membantu dalam mengidentifikasi kekuatan kompetitif perusahaan, dalam sebuah lingkungan bisnis (Purba 2009). Model lima kekuatan kompetitif ini terdiri dari ancaman dari produk-produk pengganti, ancaman dari pendatang baru, persaingan di antara pelaku bisnis yang sudah ada, kekuatan tawar menawar dari pemasok, dan kekuatan tawar menawar dari pembeli.

Pembuatan hipotesis kanvas model bisnis

Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membuat sebuah hipotesis dasar untuk bisnis model sebagai prakiraan atau asumsi awal dari bisnis yang akan dijalankan. Hipotesis dasar yang akan dibuat mencakup sembilan elemen bisnis model yaitu customer segment, value proposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resource, key activities, key partner, dan cost structure.

Pengujian masalah

Tahapan kedua yang dilakukan setelah membuat sebuah hipotesis dasar untuk bisnis model adalah pengujian masalah yang dilakukan secara langsung berupa mengajukan beberapa pertanyaan atau berupa kuisioner kepada responden. Responden yang dipilih sebanyak 50 orang dengan kriteria yang sesuai dengan karakter dari produk. Pengujian masalah dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dialami oleh para responden serta mengetahui hipotesis yang sebelumnya telah dibuat sudah sesuai atau belum dengan permasalahan yang dialami.

Pengujian solusi

Tahapan berikutnya adalah pengujian solusi. Pengujian solusi merupakan tahapan untuk mengetahui asumsi dari hipotesis yang telah dibuat dalam bisnis model sudah dapat menyelesaikan permasalahn yang ada dalam masyarakat atau belum. Pengujian solusi dilakukan kepada 50 responden yang sama pada pengujian masalah.

Verifikasi kanvas model bisnis

(17)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Produk IPB Paling Prospektif di Bidang Kesehatan

Nusantara sejak dahulu dikenal oleh dunia sebagai negeri rempah-rempah berkhasiat, namun belum banyak yang memanfaatkannya sebagai produk pangan fungsional yang memiliki nilai tambah. Institut Pertanian Bogor memiliki 278 produk inovasi dengan berbagai keunggulan. Salah satu produk inovasi IPB yang prospektif adalah produk minuman fungsional campuran ekstrak daun sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit yang berbentuk botol ready to drink.

Produk ini sangat prospektif, dilihat dari jumlah penderita diabetes yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Produk minuman fungsional ini merupakan minuman alternatif bagi penderita diabetes untuk menurunkan dan menstabilkan kadar gula darah, menurunkan kolestrol dan mengandung antioksidan. Selain itu, minuman fungsional ini memiliki kelebihan yaitu merupakan hasil riset IPB yang telah teruji secara pra-klinik, menggunakan bahan baku yang alami sehingga aman dikonsumsi, serta komposisi dan dosis yang telah diketahui dengan tepat. Keunggulan-keunggulan tersebut menjadi salah satu daya tarik yang dimiliki oleh produk minuman fungsional ini untuk menarik minat para konsumen penderita diabetes dalam mengatasi diabetes.

Analisis Industri

Terdapat lima kekuatan kompetitif Porter yang membantu dalam mengidentifikasi kekuatan kompetitif perusahaan, dalam sebuah lingkungan bisnis (Purba 2009). Model lima kekuatan kompetitif ini terdiri dari ancaman dari produk-produk pengganti, ancaman dari pendatang baru, persaingan di antara pelaku bisnis yang sudah ada, kekuatan tawar menawar dari pemasok, dan kekuatan tawar menawar dari pembeli. Model lima kekuatan pasar dapat dilihat pada Gambar 2.

(18)

6

1. Persaingan industri

Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan sejenis yang berada di pasar. Perusahaan yang dapat memikat hati konsumen akan dapat memenangkan persaingan. Produk minuman fungsional ini termasuk dalam kategori obat tradisional. Obat tradisional dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu jamu, herbal terstandar, dan fitofarmaka. Pesaing untuk produk minuman fungsional ini adalah jamu, herbal terstandar, dan fitofarmaka yang mempunyai khasiat dalam mengatasi diabetes mellitus. Beberapa produk obat tradisional untuk diabetes mellitus yang ada di pasaran saat ini dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan data yang disajikan pada Lampiran 1 obat tradisional yang ada di pasaran saat ini masih sedikit, sehingga persaingan untuk produk minuman fungsional atau yang lebih dikenal dengan herbal dapat dikatakan masih longgar. Dilihat dari data yang tertera pada Lampiran 1 pesaing utama dari produk ini adalah Glucotrim, Glucogard, dan Inlacin 50 yang merupakan produk dari perusahaan yang sudah terkemuka dan terpercaya dalam bidang kesehatan. Kebanyakan produk herbal yang dipasarkan berbentuk kapsul, sehingga minuman fungsional yang terbuat dari ekstrak sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit memiliki peluang yang sangat besar karena memberikan inovasi dalam mengatasi komplikasi diabetes.

2. Ancaman produk subtitusi

(19)

3. Ancaman pendatang baru

Pendatang baru merupakan perusahaan yang memasuki industri dengan kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan memperoleh keuntungan. Masuknya pesaing baru ke pasar akan melemahkan kekuatan perusahaan. Kekuatan ini tergantung pada hambatan masuk atau keluar dari industri bersangkutan, seperti perizinan, hak paten, investasi yang mahal, teknologi dan lain-lain. Ancaman pendatang baru untuk produk herbal termasuk tinggi karena produk ini menggunakan bahan baku yang melimpah di Indonesia sehingga untuk modal produksi tidak begitu besar. Selain itu untuk memproduksi minuman fungsional tidak perlu menggunakan teknologi yang muktahir sehingga tidak menutup kemungkinan banyak produk pendatang baru yang sejenis.

4. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

Kekutan tawar menawar dari pemasok mengartikan seberapa kuat posisi pemasok terhadap harga pasokan. Ketika pemasok memiliki lebih banyak kontrol terhadap pasokan dan harga maka biaya produksi akan lebih tinggi sehingga lebih baik mempunyai banyak pemasok agar mengurangi ketergantungan pada pemasok tertentu. Pemasok yang dibutuhkan untuk produk ini adalah pemasok bahan baku berupa sirih merah, kayu manis, jahe emprit, dan stevia bubuk. Untuk mendapatkan pemasok sirih merah termasuk mudah karena banyak yang membudidayakan seperti di Yogyakarta, lereng Gunung Merapi, Jawa Barat, dan Aceh serta dapat dibudidayakan sendiri. Untuk pemasok kayu manis banyak didapatkan pada bina usaha mandiri dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kualitas ataupun bentuk. Daerah penghasil kayu manis yang terkenal di Indonesia adalah Jambi. Selain daerah Jambi kayu manis juga dapat ditemukan di provinsi Jawa, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Untuk pemasok jahe emprit banyak petani yang membudidayakan salah satunya di Brebes, Jawa Tengah.Selain itu pembudidayaan jahe emprit cukup mudah dapat dilakukan di polibag ataupun tanah sehingga memungkinkan untuk dibudidayakan sendiri. Pemasok yang agak susah adalah stevia bubuk dikarenakan tanaman ini jarang dibudidayakan dan untuk mendapatkan stevia bubuk murni diperlukan proses dan teknologi yang canggih, sehingga harga yang ditawarkan untuk per gram dari stevia bubuk cukup mahal.

5. Kekuatan tawar menawar pembeli

(20)

8

Hipotesis Kanvas Model Bisnis

Tahapan awal dalam penelitian ini adalah membuat hipotesis kanvas model bisnis dari produk campuran ektrak sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit untuk penderita diabetes dalam bentuk kemasan botol. Hipotesis kanvas model bisnis awal untuk produk ini terdiri dari sembilan blok yaitu customer segment, value propositions, channels, cutomer relationship, revenue streams, key resource, key activities, key partnership, dan cost structure. Gambaran hipotesis kanvas model bisnis awal dapat dilihat pada Lampiran 2.

1. Customer segments (segmen pelanggan)

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), segmen pelanggan merupakan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan merupakan jantung dari setiap model bisnis. Tanpa adanya pelanggan, tidak ada satupun perusahaan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu sangatlah penting untuk mengetahui dan menentukan segmen pelanggan dari sebuah produk.

Segmen pelanggan pada hipotesis model bisnis awal adalah penderita diabetes mellitus tipe II. Pemilihan segmen ini didasarkan pada manfaat produk yang ditujukan untuk para penderita diabetes mellitus tipe II. Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk merespon dengan wajar aktivitas insulin yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa yang normal dalam darah. Diabetes tipe II yaitu diabetes yang tidak tergantung pada insulin.

Diabetes mellitus tipe II biasanya terjadi setelah usia 30 tahun dan semakin sering terjadi setelah usia 40 tahun, selanjutnya terus meningkat pada usia lanjut. Usia lanjut yang mengalami gangguan toleransi glukosa mencapai 50-92%. Sekitar 6% individu berusia 45-64 tahun dan 11% individu diatas usia 65 tahun menderita DM tipe II (Sukardji 2006). Menurut Sukardji (2006), umur sangat erat kaitannya dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah, sehingga semakin meningkat usia maka prevalensi diabetes dan gangguan toleransi glukosa semakin tinggi.

2. Value proposition (proposisi nilai)

Proposisi nilai menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik (Osterwalder dan Pigneur 2010). Bagi pelanggan, value propositions terwujud dalam bentuk pemecahan masalah yang dihadapi atau terpenuhinya kebutuhan. Value propositions merupakan alasan bagi para pelanggan untuk mengalihkan perhatian dari satu perusahaan ke perusahaan lain (PPM Manajemen 2012).

(21)

Selain itu value proposition dari produk ini adalah mengangkat nilai kelebihan yang dimiliki oleh campuran produk ekstrak sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit yang telah dibuktikan khasiatnya diantaranya menurunkan kadar gula darah dan menstabilkan kadar gula darah apabila dikonsumsi secara teratur, mampu menurunkan kadar kolestrol dan berperan sebagai antioksidan. Kelebihan ini telah diteliti secara pra-klinik sehingga memiliki nilai tambah dibandingkan produk sejenis. Komposisi dari setiap bahan baku juga sudah diuji sehingga membuat produk ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam menyelesaikan permasalahan diabetes mellitus.

3. Channels (saluran distribusi)

Saluran distribusi (channels) menggambarkan sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau para pelanggan untuk memberikan proposisi nilai. Saluran distribusi yang digunakan untuk berhubungan dengan para pelanggan pada hipotesis model bisnis awal dilakukan dengan penjualan langsung (direct selling), media sosial, supermarket, minimarket, reseller dan distributor. Melalui pihak tersebut diharapkan proposisi nilai dari produk ini bisa tersampaikan kepada konsumen.

4. Customer relationships (hubungan pelanggan)

Hubungan pelanggan yang diterapkan dalam sebuah bisnis sangat mempengaruhi pengalaman pelanggan secara keseluruhan. Menurut Blank dan Dorf (2012) ada tiga prinsip penting dalam customer relationships yaitu “Get, Keep, Grow”. Get atau getting customer merupakan upaya mengarahkan konsumen pada saluran penjualan produk perusahaan. Tahap berikutnya adalah Keep (keeping customer), upaya menjaga pelanggan yang sudah didapatkan untuk terus percaya dan berlangganan kepada produk/jasa yang kita tawarkan. Yang terakhir Grow (growing customer) merupakan upaya memperbanyak pelanggan untuk meningkatkan penjualan.

Upaya mendapatkan pelanggan (getting customer) dapat dilakukan dengan mengikuti pameran produk dan kesehatan, kemudian melakukan promosi melalui media sosial seperti web, twitter, facebook, dan online shop. Untuk mempertahankan konsumen (keeping customer) dilakukan penyediaan konsultasi gratis seputar kesehatan, membuat forum diabetes agar dapat berbagi informasi, dan menyediakan layanan customer service terhadap produk melalui email, dan telepon. Untuk memperbanyak pelanggan dilakukan promosi melalui media komersial seperti televisi, radio, majalah, dan koran.

5. Revenue streams (arus pendapatan)

(22)

10

6. Key resources (sumber daya utama)

Key resources adalah sumber daya utama yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya model bisnis dapat berjalan. Sumber daya utama ini membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan menawarkan value propositions, mendapatkan pasar, mengawasi hubungan dengan segmen-segmen pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resources dibentuk berdasarkan tipe model bisnis. Key resources dapat berupa benda fisik, finansial, intelektual, maupun manusia (Osterwalder dan Pigneur 2010).

Hipotesis model bisnis awal untuk sumber daya utama pada bisnis ini terdapat empat kategori yaitu teknologi, bahan baku produksi, sumberdaya manusia, dan intelektual. Sumber daya teknologi berupa mesin dan peralatan untuk proses ekstraksi dan pasteurisasi. Sumber daya bahan baku berupa sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit yang ketersediaannya melimpah di Indonesia. Sumber daya manusia yang berperan sebagai direktur, manajer, dan staf pekerja. Sumber daya intelektual berupa merek yang akan mengemas suatu produk menjadi menarik bagi pelanggan sehingga mereka akan membeli produk tersebut. Merek dari produk ini adalah simerkamaja yang merupakan singkatan dari sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit.

7. Key activities (aktivitas kunci)

Key activities adalah kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan oleh organisasi ataupun perusahaan agar dapat memberikan nilai tambah dengan baik. Hipotesis model bisnis awal untuk aktivitas utama dalam bisnis ini adalah pengadaan bahan baku, proses produksi, promosi, distribusi serta pemasaran produk. Pengadaan bahan baku dilakukan untuk memilih bahan baku yang sesuai dengan spesifikasi untuk diproses menjadi produk. Selain itu, pengadaan yang dilakukan adalah pengadaan terhadap bahan baku tambahan dan penolong. Aktivitas pemasaran dan penjualan dengan key partnership dilakukan agar jangkauan bisnis ini semakin luas.

8. Key partnership (kemitraan)

Key partnership adalah mitra utama dalam bisnis, misalnya supplier, sehingga model bisnis dapat berjalan. Perusahaan menjalin kerjasama untuk beberapa alasan dan jalinan kerjasama menjadi landasan dari beberapa model bisnis. Perusahaan membuat aliansi untuk mengoptimasi model bisnisnya, mengurangi risiko, atau memperoleh sumberdaya. Kemitraan dalam bisnis ini adalah sebagai berikut:

 Pemasok bahan baku utama berupa daun sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit.

 Pemasok bahan baku tambahan seperti pemanis yang terbuat dari daun stevia.  Pemasok kemasan botol.

9. Cost structure (struktur biaya)

(23)

biaya digunkan metode full costing yaitu biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, biaya tetap dan biaya variabel. Gambaran biaya awal dapat dilihat pada Lampiran 3.

Ukuran Pasar (Market Size)

Hal penting yang harus dilakukan sebuah perusahaan sebelum meluncurkan atau mengeluarkan suatu produk baru atau jasa adalah dengan melakukan market size. Dalam market size dilakukan perhitungan terhadap peluang pasar yang tersedia. Untuk mengukur market size dari produk minuman fungsional yang berbahan baku sirih merah, jahe emprit, dan kayu manis dilakukan berdasarkan total addressable market, served available market, dan target market.

Total Addressable Market (TAM)

Total addressable market merupakan keseluruhan potensi pasar yang berpeluang untuk menjadi konsumen dari produk/jasa sejenis yang ditawarkan. Menurut International Diabetes Federation (2012) jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia mencapai 7.600.000 jiwa pada rentang usia sekitar 20-79 tahun. Menurut riset kesehatan dasar tahun 2010 sebanyak 59,12% masyarakat yang mengkonsumsi herbal atau tanaman obat. Jumlah potensi pasar dapat diperkirakan sekitar 4.493.120 jiwa. Diasumsikan satu orang membeli 3 botol dalam seminggu, sehingga didapatkan pembelian 647.009.280 botol per tahun atau senilai Rp 6 470 092 800 000 per tahun jika hipotesis harga awal minuman fungsional Rp 10 000 per botol.

Served Available Market (SAM)

Served available market dari produk minuman fungsional berbahan baku sirih merah, kayu manis dan jahe emprit didapatkan dari hasil perhitungan pengujian permasalahan terhadap pasar potensial produk pengembangan minuman fungsional. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan 72% pasar potensial dan 28% pasar tidak potensial. Dengan demikian served available market dari produk minuman fungsional sekitar 3.235.046 jiwa setara dengan pembelian 456.846.624 botol per tahun atau pendapatan senilai Rp 4 568 466 240 000 per tahun.

Target Market (TM)

Target market dari produk minuman fungsional sebesar 10% dari served available market. Dengan demikian target market dari produk minuman fungsional 323.350 jiwa dengan total penjualan 45.684.662 per tahun atau senilai Rp 456 846 624 000 per tahun.

Pengujian Permasalahan (Test The Problem)

(24)

12

mellitus. Daftar pertanyaan untuk tahap pengujian permasalan tercantum pada Lampiran 4. Pengujian permasalahan dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada responden. Responden diabetes mellitus untuk pengujian permasalahan dengan rentang usia kurang dari 41 tahun sebanyak 1 orang, 41-50 tahun sebanyak 7 orang, 51-60 tahun sebanyak 11 orang, 61-70 tahun orang sebanyak 20 orang dan lebih dari 70 tahun sebanyak 11 orang, dengan lama mengidap diabetes mellitus kurang dari 1 tahun sebanyak 3 orang, 1-5 tahun sebanyak 19 orang, 6-10 tahun sebanyak 9 orang, 10-15 sebanyak 12 orang, dan lebih dari 15 tahun sebanyak 7 orang (Lampiran 5). Setelah melakukan tahap pengujian permasalah terhadap responden didapatkan 10 permasalahan yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Permasalahan produk minuman fungsional

Berdasarkan hasil pengujian permasalahan didapatkan 10 permasalahan yang disampaikan oleh responden. Dilihat dari Tabel 1, terdapat tiga permasalahan pokok yang ada pada produk herbal di pasaran saat ini yaitu keraguan akan produsen yang membuat produk, ketakutan akan zat kimia yang ditambahkan seperti pemanis dan pengawet, dan belum diketahuinya dosis yang tepat. Pada ketiga permasalahan ini disebabkan oleh beredarnya produk herbal yang tidak menggunakan izin BPOM, keterangan akan komposisi yang tidak jelas, dan ketidakjelasan produsen yang membuat. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis kepercayaan terhadap produk herbal yang ada dipasaran sehingga para konsumen enggan untuk membeli ataupun mengkonsumsinya.

Beberapa produk herbal yang ada saat ini khususnya yang berbentuk cair masih belum dapat menjawab masalah dari para konsumen seperti produk Ace Max’s, komposisi dari produk ini tidak dijelaskan secara rinci hanya memberitahukan bahan utama dan tidak ada takaran dari setiap bahan. Oleh karena itu beberapa konsumen lebih memilih untuk membuat herbal sendiri yaitu dengan cara merebus tanaman-tanaman obat seperti sirih merah, daun sirsak, kumis kucing, daun salam, sambiloto, kayu manis, dan brotowali. Namun setelah dilakukan wawancara para responden tidak mengetahui takaran yang tepat dari setiap rebusan yang dikonsumsi. Hal ini dapat berakibat buruk untuk kesehatan penderita. Oleh sebab itu, produk minuman fungsional atau yang lebih dikenal herbal yang terbuat dari campuran ekstrak sirih merah, kayu manis dan jahe emprit mencoba untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh

No Jenis Permasalahan Jumlah

Responden 1 Keraguan akan produsen yang membuat produk 29 2 Ketakutan akan zat kimia yang ditambahkan seperti

pemanis dan pengawet

23

3 Belum diketahuinya dosis yang tepat 17

4 Harga herbal yang mahal 12

5 Belum adanya izin dari BPOM 9

6 Belum adanya pembuktian akan khasiat dari herbal 3

7 Efek samping dari herbal 3

8 Kepraktisan produk 3

9 Paten pada produk herbal belum ada 1

(25)

responden. Penyelesaian atau solusi yang diberikan untuk permasalahan dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil pengujian permasalahan dapat dilihat pada Lampiran 6. Berdasarkan hasil pengujian permasalahan didapatkan sebanyak 72% dari 50 responden adalah konsumen yang potensial untuk pengembangan produk minuman fungsional berbahan baku sirih merah, kayu manis dan jahe emprit, sedangkan sisanya sebesar 28% merupakan responden yang tidak potensial. Kriteria dari responden yang dapat dikatakan potensial dilihat dari intensitas konsumsi minuman fungsional atau yang lebih dikenal sebagai herbal, responden membutuhkan penyelesaian terhadap permasalahan, ketertarikan, dan tingkat pencarian solusi.

Tabel 2 Daftar solusi yang diberikan untuk menyelesaikan permasalahan minuman fungsional

ditambahkan seperti pemanis dan pengawet

Alami dan aman karena menggunakan daun stevia yang rendah kalori dan tidak menaikkan gula darah sebagai

pemanis dan tidak

menggunakan bahan pengawet karena herbal memiliki senyawa aromatik, antibakteri dan antijamur

3 Belum diketahuinya dosis yang tepat Dosis dan komposisi yang telah diketahui. Dosis 100 ml/ 70 kg bb. Komposisi yang digunakan dengan perbandingan 5:3:4 untuk sirih merah : kayu manis : jahe emprit.

Pembaharuan Tahap Pertama Kanvas Model Bisnis

(26)

14

Tabel 3 Pembaharuan pertama kanvas bisnis model minuman fungsional Komponen Model bisnis awal Model bisnis setelah pembaruan Value proposition (1) Herbal alami

(2) Tanpa bahan

menggunakan daun stevia yang rendah kalori dan tidak menaikkan gula darah sebagai pemanis dan tidak menggunakan bahan pengawet karena herbal memiliki senyawa aromatik, antibakteri dan antijamur

(3) Dosis konsumsi 100 ml/ 70 kg bb dan komposisi sirih merah : kayu manis : jahe emprit sebesar 5:3:4

(4) Merupakan minuman alternatif bagi penderita diabetes untuk menurunkan dan menstabilkan kadar gula darah, menurunkan kolestrol dan mengandung antioksidan

Customer segments Penderita diabetes tipe II

Penderita diabetes mellitus tipe II yang mengkonsumsi herbal sebagai pendamping

Pembaharuan yang dilakukan pada elemen value proposition dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah didapatkan pada pengujian permasalahan dan dapat diselesaikan oleh produk ini. Permasalahan pokok yang pertama adalah keraguan akan produsen yang membuat produk. Hal ini disebabkan adanya krisis kepercayaan akan herbal yang ada dipasaran pada saat ini. Untuk menjawab permasalahan tersebut produk ini merupakan hasil riset pengembangan yang dilakukan oleh dosen teknologi pangan IPB sehingga value propositionnya merupakan hasil riset IPB untuk meningkatkan rasa kepercayaan terhadap produk.

Selanjutnya permasalahan kedua ketakutan akan zat kimia yang ditambahkan seperti pemanis dan pengawet, untuk menjawab permasalahan tersebut produk ini alami dan aman karena menggunakan daun stevia yang rendah kalori dan tidak menaikkan gula darah sebagai pemanis dan tidak menggunakan bahan pengawet karena herbal memiliki senyawa aromatik, antibakteri dan antijamur.

(27)

dan katalase, memperbaiki organ pankreas sehingga mampu meningkatkan kadar insulin darah. Dosis tersebut di konversi kedalam konsumsi manusia sehingga didapatkan 100 ml/ 70 kg bb manusia (Safithri 2012). Perhitungan konversi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 8.

Akan tetapi banyaknya alternatif untuk mengatasi diabetes menyebabkan permasalahan-permasalahan tersebut tidak menjadi penting. Karena untuk mengatasi diabetes mellitus, minuman fungsional atau herbal tidak menjadi pilihan utama dalam mengatasi diabetes melainkan sebagai pendamping. Namun dengan jumlah penderita diabetes yang meningkat setiap tahunnya menyebabkan produk minuman fungsional ini memiliki peluang sebagai pilihan dalam mengatasi diabetes mellitus.

Pembaharuan berikutnya pada elemen customer segments yang sebelumnya penderita diabetes tipe II berubah menjadi penderita diabetes mellitus tipe II yang mengkonsumsi herbal sebagai pendamping. Perubahan ini terjadi karena setelah dilakukan wawancara terhadap responden ternyata para responden mengkonsumsi herbal hanya sebagai pendamping dikarenakan mereka masih belum bisa lepas dari obat-obat kimia yang dianjurkan oleh dokter. Herbal dikonsumsi sebagai pendamping dalam mengatasi diabetes mellitus.

Pengujian Solusi (Test the Solution)

Pengujian solusi merupakan tahapan untuk mengetahui asumsi dari hipotesis yang telah dibuat dalam bisnis model sudah dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam masyarakat atau belum. Pengujian solusi dilakukan kepada 50 responden. Pada pengujian sebelumnya responden yang potensial kurang dari 50 orang, maka telah ditambahkan 14 responden penderita diabetes yang potensial. Merek dagang dari produk minuman fungsional ini adalah “simerkamaja” yang merupakan singkatan dari bahan baku yang digunakan yaitu sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit. Contoh produk dapat dilihat pada Gambar 3. Responden pengujian solusi dengan rentang usia 41-50 tahun sebanyak 5 orang, 51-60 tahun sebanyak 16 orang, 61-70 tahun orang sebanyak 19 orang dan lebih dari 70 tahun sebanyak 10 orang, dengan lama mengidap diabetes mellitus kurang dari 1 tahun sebanyak 2 orang, 1-5 tahun sebanyak 18 orang, 6-10 tahun sebanyak 15 orang, 10-15 sebanyak 8 orang, dan lebih dari 15 tahun sebanyak 7 orang (Lampiran 9). Mayoritas pekerjaan dari responden pengujian solusi adalah ibu rumah tangga dan pensiun PNS. Tahap ini peneliti memberikan solusi untuk permasalahan yang disampaikan konsumen pada tahap pengujian permasalahan.

(28)

16

Gambar 3 Minuman Fungsional Simerkamaja

Gambar 4 Hasil pengujian solusi produk pengembangan minuman fungsional Berdasarkan data pengujian solusi pada Gambar 4 didapatkan 46 responden (92%) menyatakan pengembangan produk minuman fungsional berbahan baku sirih merah, kayu manis, dan jahe emprit dapat menjadi pilihan dalam menyelesaikan permasalahan karena merupakan hasil riset IPB. Sebanyak 4 responden (8%) masih ragu-ragu dikarenakan produk ini masih baru dan belum adanya bukti nyata akan khasiatnya sehingga kepercayaan terhadap produk ini masih kurang walaupun merupakan hasil riset IPB.

Nilai produk alami dan aman karena menggunakan daun stevia yang rendah kalori dan tidak menaikkan gula darah sebagai pemanis dan tidak menggunakan bahan pengawet karena herbal memiliki senyawa aromatik, antibakteri dan antijamur didapatkan 40 responden (80%) menyatakan setuju bahwa produk ini alami dan aman untuk dikonsumsi, sedangkan 9 responden (18%) masih ragu-ragu dan 1 responden (2%) tidak setuju. Hal ini dikarenakan responden masih

0 10 20 30 40 50 60

Hasil Riset IPB Alami dan Aman Produk Minuman Alternatif

Dosis dan Komposisi

Ya

Ragu-ragu

(29)

belum yakin akan proses pembuatan dari produk ini dan ditakutkan ditambahkan beberapa zat yang tidak dicantumkan pada komposisi.

Nilai produk selanjutnya adalah produk minuman fungsional ini dapat dijadikan sebagai minuman alternatif dalam mengatasi diabetes, sebanyak 48 responden (96%) menyatakan setuju. Sebanyak 1 responden (2%) masih ragu-ragu dan 1 responden (2%) tidak setuju. Responden belum yakin sepenuhnya bahwa produk ini dapat menyelesaikan permasalahan diabetes karena belum adanya pengujian secara langsung akan khasiat dari produk atau pengujian secara klinis.

Pertanyaan terakhir yang ditanyakan mengenai value propositions produk adalah apabila dosis dan komposisi telah diketahui apakah produk minuman fungsional ini dapat menjadi pilihan dalam menyelesaikan permasalahan diabetes, sebanyak 38 responden (76%) menyatakan setuju. Sebanyak 10 responden (20%) masih ragu-ragu dan 2 responden (4%) tidak setuju. Hal ini dikarenakan menurut responden dosis yang ditentukan apakah sudah akurat atau belum, dan belum ada pengujian akan khasiat secara langsung terhadap manusia dengan dosis yang telah ditentukan.

Pengujian solusi selanjutnya dilakukan pada saluran (channel) produk. Berdasarkan data hasil pengujian solusi terhadap channel didapatkan sebanyak 20 responden (40%) memilih toko obat sebagai channel produk minuman fungsional, 18 responden (36%) memilih apotik dan 12 responden (24%) memilih supermarket atau minimarket. Berdasarkan hasil wawancara responden memilih ketiga channel tersebut dikarenakan mereka dapat melihat produk secara langsung dan akan lebih percaya untuk membeli apabila penjualan produk minuman fungsional tersebut pada toko obat, apotik dan supermarker atau minimarket. Data keinginan konsumen terhadap channel dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Data keinginan konsumen terhadap channel

Pengujian solusi terakhir adalah menentukan harga jual yang dapat diterima oleh konsumen. Berdasarkan hasil pengujian solusi didapatkan sebanyak 34 responden (68%) menyatakan setuju apabila minuman fungsional ini seharga Rp 10 000 – Rp 15 000, sebanyak 10 responden (20%) setuju dengan harga dibawah Rp 10 000, sebanyak 4 responden (8%) setuju dengan harga Rp 15 000 – Rp 25 000, dan sebanyak 2 responden (4%) setuju dengan harga Rp 25 000 – Rp 35 000. Kisaran harga yang dapat diterima oleh konsumen sesuai dengan harga jual

Apotik

Toko obat

Supermarket/Minimarket 24%

36%

(30)

18

produk minuman fungsional yaitu sebesar Rp 13 000 per botol. Data perbandingan harga jual untuk satu botol produk dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Data perbandingan harga jual untuk satu botol produk

Pada tahap pengujian solusi juga dilakukan wawancara mengenai rasa dan bentuk. Sebanyak 20 responden (40%) tidak begitu menyukai rasa dari minuman fungsional ini karena rasanya yang sangat pahit sehingga mereka enggan untuk membeli. Sisanya sebanyak 30 responden (60%) menyatakan tidak ada masalah dengan rasa dan lebih mementingkan khasiat dari produk minuman fungsional ini. Hal ini menyatakan bahwa rasa cukup berpengaruh terhadap daya beli konsumen akan produk ini. Untuk bentuk dikarenakan rasanya yang sangat pahit beberapa responden menyarankan untuk merubahnya menjadi nanoemulsi atau nanoenkapsulasi agar rasa pahit tersebut tidak terasa. Kanvas model bisnis versi 2 dapat dilihat pada Lampiran 11.

Dilihat dari hasil pengujian solusi, didapatkan hampir lebih dari 50% menyetujui value yang ditawarkan oleh produk ini, sehingga dapat diartikan bahwa produk ini mendapatkan respon yang positif sebagai salah satu produk dalam mengatasi diabetes. Produk-produk yang ditawarkan sebelumnya seperti jamu, herbal terstandar, fitofarmaka, dan obat kimia akan menjadi pesaing dalam industri bidang kesehatan untuk mengatasi diabetes. Namun dilihat dari tingkat pencarian solusi dalam mengatasi diabetes termasuk tinggi maka tidak menutup kemungkinan produk minuman fungsional ini dapat menjadi salah satu alternatif sebagai solusi dalam mengatasi diabetes.

Verifikasi Model Bisnis

Verifikasi : kecocokan produk dengan pasar

Kecocokan produk dengan pasar (product-market fit) memiliki tiga komponen sebagai parameter. Komponen-komponen tersebut adalah apakah produk akan fokus terhadap permasalahan yang serius atau terhadap pemenuhan kebutuhan, apakah produk dapat memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan pelanggan dan seberapa besar pelanggan dengan senang hati untuk membayarnya,

< Rp 10.000

Rp 10.000 - Rp 15.000

Rp 15.000 - Rp 25.000

Rp 25.000 - Rp 35.000 68%

(31)

apakah ada pelanggan yang cukup besar yang dapat dijadikan peluang bisnis (Blank dan Dorf 2012).

Komponen pertama adalah apakah produk akan fokus terhadap permasalahan yang serius atau terhadap pemenuhan kebutuhan. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari pengujian permasalahan terhadap 50 responden, terdapat permasalahan-permasalahan yang menyebabkan para responden jarang mengkonsumsi minuman fungsional atau herbal dalam menyelesaikan permasalahan diabetes mellitus. Sebagian besar penderita diabetes mellitus jarang mengkonsumsi herbal yang dijual di pasaran. Konsumen lebih memilih untuk membuatnya sendiri dengan cara merebusnya. Hal ini dikarenakan konsumen masih ragu terhadap produsen yang membuat produk herbal tersebut, ketakutan akan zat kimia yang ditambahkan seperti pemanis dan pengawet, serta dosis konsumsi yang belum diketahui secara tepat. Oleh sebab itu, dilakukan beberapa perbaikan untuk menarik minat konsumen berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada pada produk herbal agar konsumen mau mengkonsumsi produk herbal yang ada dipasaran.

Komponen yang kedua adalah apakah produk dapat memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan pelanggan dan seberapa besar pelanggan dengan senang hati untuk membayarnya. Permasalahan yang menyebabkan para responden jarang mengkonsumsi minuman fungsional atau herbal dalam menyelesaikan permasalahan diabetes mellitus adalah ragu akan produsen yang membuat produk herbal tersebut, ketakutan akan zat kimia yang ditambahkan seperti pemanis dan pengawet, serta dosis konsumsi yang belum diketahui secara tepat. Produk ini dapat menjawab permasalahan-permasalahan tersebut, yaitu untuk keraguan akan produsen yang membuat produk herbal tersebut, produk ini merupakan hasil riset IPB yang telah dilakukan diuji secara pra-klinis sehingga aman untuk dikonsumsi.

Kedua permasalahan terhadap zat kimia yang ditambahkan seperti pemanis dan pengawet, produk ini alami dan aman karena menggunakan daun stevia yang rendah kalori dan tidak menaikkan gula darah sebagai pemanis dan tidak menggunakan bahan pengawet karena herbal memiliki senyawa aromatik, antibakteri dan antijamur. Permasalahan ketiga adalah dosis konsumsi yang belum diketahui secara tepat, produk ini telah diuji secara pra-klinis terhadap tikus. Ditemukan dosis yang tepat dan saling bersinergi antar bahan baku untuk mengatasi diabetes, dilanjutkan dengan konversi dosis konsumsi dari tikus ke manusia. Dosisn yang aman untuk dikonsumsi adalah 100 ml / 70 kg bb manusia. Berdasarkan pengujian solusi terhadap produk dapat dibuktikan bahwa produk dapat menyelesaikan masalah dilihat dari tingginya persentase kesesuaian produk terhadap permasalahan-permasalahan yang sebelumnya dikemukakan oleh responden.

(32)

20

Verifikasi : pelanggan produk dan cara mencapainya

Cara untuk menggapai konsumen terbilang mudah karena perusahaan dapat menjual secara langsung dengan cara membuka stand pada bazaar yang dilakukan oleh Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia). Cara ini terbilang efektif karena perusahaan dapat berbagi informasi secara langsung perihal produk maupun penyakit diabetes mellitus. Selain itu, peran pemerintah melalui program back to nature dapat menjadi salah satu cara alternatif untuk mengajak konsumen untuk mengkonsumsi obat tradisional yang terbuat dari tanaman obat dan rempah yang sangat melimpah di Indonesia sebagai salah satu produk yang dapat menyelesaikan permasalahan diabetes. Selain itu dilakukan pameran atau expo mengenai produk minuman fungsional yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk. Saluran (channel) yang menjadi pilihan para konsumen adalah toko obat, apotik, dan supermarket / minimarket. Saluran ini dipilih karena konsumen ingin melihat produk secara langsung dan dapat bertanya-tanya perihal produk, serta mudah untuk diakses.

Verifikasi : apakah dapat menghasilkan uang dan menumbuhkan perusahaan?

Ukuran pasar (market size) menjadi salah satu faktor dalam menganalisis peningkatan pendapatan perusahaan. Pasar utama produk minuman fungsional ini adalah penderita diabetes mellitus dengan jumlah penderita sebanyak 7.600.000 orang pada tahun 2012. Menurut perhitungan target market produk minuman fungsional dapat mencapai pendapatan sebesar Rp 456 846 624 000 per tahun dengan harga minuman fungsional Rp 10 000 per botol. Harga pokok produksi per botol minuman fungsional sebesar Rp 4 551 dengan demikian keuntungan yang didapatkan sekitar 122%. Apabila dapat diproduksi dalam skala yang lebih besar maka dapat meningkatkan arus pendapatan perusahaan. Jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan dengan didukung program pemerintah back to nature membuat produk minuman fungsional ini mempunyai potensi pasar yang tinggi. Hal ini diperkuat dengan kesadaran konsumen untuk mulai berpaling pada penggunaan obat tradisional atau dengan mengkonsumsi minuman fungsional yang berbahan baku tanaman obat dan rempah semakin tinggi. Pendapatan tersebut masih dapat diperbesar apabila memperluas cakupan daerah pemasaran.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil pengujian berdasarkan metode riset aksi didapatkan beberapa masalah utama yaitu keraguan akan produsen yang membuat produk, ketakutan akan zat kimia yang ditambahkan seperti pemanis dan pengawet, serta dosis konsumsi yang belum diketahui secara tepat.

(33)

pilihan dalam menyelesaikan permasalahan karena merupakan hasil riset IPB, 80% menyatakan setuju bahwa produk ini alami dan aman untuk dikonsumsi, sebanyak 76% menyatakan setuju bahwa apabila dosis dan komposisi telah diketahui produk minuman fungsional ini dapat menjadi pilihan dalam menyelesaikan permasalahan diabetes dan sebanyak 60% menyatakan suka dan tidak ada masalah dengan rasa dari produk minuman fungsional. Besar persentase yang didapatkan menunjukkan hasil yang positif terhadap minuman fungsional ini sebagai solusi. Solusi yang ditawarkan berupa hasil riset IPB, alami dan aman, serta dosis konsumsi 100 ml / 70 kg bb dan komposisi sebesar 5:3:4 untuk sirih merah : kayu manis : jahe emprit menjadi value proposition produk ini dengan segmentasi konsumen adalah penderita diabetes mellitus tipe II yang mengkonsumsi herbal sebagai pendamping.

Saran

Pada penelitian ini, belum mencakup seluruh komponen dalam kanvas model bisnis sehingga perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut yaitu tahapan customer validation untuk mendapatkan model bisnis yang tervirifikasi sempurna. Segmentasi konsumen harus dilakukan pengujian lebih lanjut agar proposisi nilai yang diberikan lebih valid. Perlu dilakukan perubahan dalam citarasa melalui diversifikasi bentuk menjadi nano emulsi atau nano enkapsulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Blank, Steve dan Dorf, Bob. 2012. The Startup Owner’s Manual: The Step-by Step Guide for Building a Great Company. United State of America: K and S Ranch, Inc. Publisher.

[CDC] Center of Disease Control Prevention. 2012. Diagnotis and Classification od Diabetes Mellitus. [Internet]. [diunduh 2014 Juni 19]. Tersedia pada: www.cdc.gov

Ceriello A. 2003. New insights on oxidative stress and diabetic complications. Erlangen: Publicis Corporate Publishing and Wiley.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2010. Persentase konsumsi herbal atau jamu di Indonesia. [Internet]. [diunduh 2014 Juni 30]. Tersedia pada: http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskes das2010/Laporan_riskesdas_2010.

[IDF] Internasional Diabetes Federation. 2012. Penderita diabetes di Indonesia. [Internet] [diunduh 2014 Juni 19]. Tersedia pada: www.idf.org

Krisnatuti, D. 2008. Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Madya S. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research).Bandung (ID): Alfabeta

Osterwalder, A. dan Pigneur, Y. 2010. Business Model Generation. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

PPM Manajemen. 2012. Business Model Canvas. Jakarta: Penerbit PPM.

Purba HH. 2009. Inovasi Nilai Pelanggan dalam Perencanaan dan Pengembangan Produk. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.

(34)

22

Safithri M. 2012. Kajian mekanisme antihiperglikemik campuran ekstrak daun sirih dan kulit kayu manis yang berpotensi sebagai minuman fungsional. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(35)

Lampiran 1 Beberapa produk obat tradisional 1. Jamu

Nama Bahan Khasiat Bentuk Harga

Akar Zaitun Zingiber Officinale 10% 1. Menghilangkan kadar gula. Kapsul Rp 350 / kapsul

Curcuma Domistica : 5 % 2. Melancarkan sirkulasi darah.

LAnguas Galanga 10 % 3.Mencegah dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Piper Betle 25%

Curcuma Xanthorrhiza 10 % Andrographis Panigulata 15 % Bahan lain-lain sampai 100% Sari Kulit Manggis

SidoMuncul

Ekstrak Garciniae Pericarpium (kulit

manggis) 400 mg 1. Membantu dalam proses perawatan diabetes Kapsul Rp 1.200 / kapsul

2. Peradangan 3. Antioksidan SM Diabe

SidoMuncul Andrographidis Herba 200 mg Meringankan gangguan penderita kencing manis Kapsul Rp 1.933 / kapsul Mori Folium 100 mg dengan cara membantu mengurangi penyerapan

Osthosiphonis Folium 50 mg glucose dalam usus sehingga kadar gula darah menurun Phyllanti Herba 50 mg

Eugeniae polyanthae Folium 100 mg Ganoderma lucidum 100 mg

Jamu JokoTole Eugenis Aeruginosa 1. Membantu mempercepat pemulihan diabetes Kapsul Rp 550 / kapsul

Zingeber Bengie 2. Membantu menurunkan kadar gula darah

Andrographidis Herbia 3. Menambah daya tahan tubuh

Ruta Angustifolio

Bahan Lain Hingga 100%

(36)

2

2. Herbal Terstandar

Nama Bahan Khasiat Bentuk Harga

Glucotrim Phaseolus vulgaris extract 250 mg Mengontrol kadar gula darah Kapsul Rp 2.433 / kapsul Chromium picolinate 100 mcg

Garcia Garcinia mangostana extract 420 mg 1. Menurunkan kadar gula darah diabetes Kapsul Rp 2.000 / kapsul

Gula sukrosa 450 mg 2. Menurunkan Kolestrol

3. Meningkatkan daya tahan tubuh

Glucogard Momordiceae fructus Membantu meringankan diabetes Kapsul Rp 3.500 / kapsul

Morindae Folium

Diabsulin 1 gram simplisia Orthosipon Stamineus Folium Membantu meringankan diabetes Kapsul Rp 750 / kapsul 1 gram simplisia Andrographis Paniculata Herba

1 gram simplisia Tinospora Crispa Herba Ace

Max's ekstrak kulit manggis dan daun sirsak Membantu mengatasi penyakit degeneratif Cair Rp 200.000 / 350 ml (jantung, kanker, diabetes, stroke)

Tahitian Noni

ektrak sari buah murni Noni, Anggur dan Blueberry

Membantu mengatasi kolestrol, diabetes,

meregulsi Cair Rp 280.000 / 1000 ml

tekanan darah

3. Fitofarmaka

Nama Bahan Khasiat Bentuk Harga

Inlacin 50 Lagerstroemia speciosa extr 25 mg Cinnamomum burmanni extr 25 mg

1. Membantu memperbaiki resistensi insulin

2. Meningkatkan translokasi GLUT-4 (glucose transporter)

3. Menghalangi TNF-α yang diinduksi oleh liposis

Kapsul Rp 6.000 / kapsul

(37)

Lampiran 2 Hipotesis Kanvas Model Bisnis Awal

 Mengikuti pameran produk baru dan produk kesehatan

Penjualan produk minuman fungsional dengan harga Rp 10.000 per botol dengan ukuran 100 ml. Harga tersebut didasarkan atas harga pokok produksi.

(38)

4

Lampiran 3 Analisa biaya produksi Simerkamaja A. Biaya Tetap

Nama alat Kuantitas Satuan Harga satuan Harga beli Nilai sisa Umur pakai (bulan)

Penyusutan per bulan

Otoklaf 1 Unit Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 Rp 500.000 12 Rp 375.000

Panci besar 2 Unit Rp 1.825.000 Rp 3.650.000 Rp 365.000 6 Rp 547.500

Kompor 2 Unit Rp 400.000 Rp 800.000 Rp 80.000 6 Rp 120.000

Oven 2 Unit Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 100.000 6 Rp 150.000

Hot filling 1 Unit Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Rp 120.000 12 Rp 90.000

Sewa bangunan 1 Unit Rp30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 3.000.000 12 Rp 2.250.000

Total Rp 41.650.000 Rp 3.532.500

B. Biaya Pokok Produksi

Komponen Kuantitas Satuan Harga Jumlah

Sirih merah kering 15 Kg Rp 200.000 Rp 3.000.000

Kayu manis kering 10 Kg Rp 65.000 Rp 650.000

Jahe emprit kering 10 Kg Rp 65.000 Rp 650.000

Stevia bubuk 400 Gr Rp 1.640.000 Rp 1.640.000

Botol 250 Buah Rp 4000 Rp 1.000.000

Tenaga Kerja 2 Orang Rp 400.000 Rp 800.000

Total Rp 6.940.000

C. Harga Pokok Produksi

Biaya pokok produksi per bulan Rp 10.472.500

Jumlah Produksi per bulan 2300 botol

Harga pokok produksi per botol Rp 4.551

(39)

Lampiran 4 Daftar pertanyaan untuk tahap pengujian permasalahan (test the problem)

A.Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Alamat :

Profesi :

No. HP :

Asal/Suku Bangsa : Riwayat Kesehatan :

B.Pertanyaan

1. Sejak umur berapakah anda terkena diabetes ?anda termasuk diabetes tipe berapa ? mengidap diabetes ini berdasarkan keturunan atau karena pola makan ? Apakah anda pernah mengukur kadar gula darah ?

2. Bagaimana cara anda mengatasi diabetes ?

A.diet B. mengatur pola makan C. berolahraga

D. mengkonsumsi obat dari dokter E.mengkonsumsi herbal

seberapa sering anda melakukan hal tersebut (obat dari dokter, berolahraga, dan mengkonsumsi herbal), diet yang seperti apa yang anda lakukan ?

3. Setelah melakukan hal diatas no.2 apakah anda mendapatkan manfaat ?menurut anda sudah cukupkah hal tersebut dalam menanggulangi diabetes ?

4. Apabila anda mengkonsumsi obat dari dokter atau obat kimia, kapankah anda mengkonsumsinya sebelum atau sesudah makan ? obat apakah yang biasanya anda konsumsi ? kenapa anda memilih produk tersebut ? adakah efek samping yang anda rasakan dan apakah efek samping tersebut ? kira-kira berapa lama produk tersebut akan habis ?

(40)

28

Kalau Iya,

Apakah produk herbal tersebut ? (nama produk atau terbuat dari apa), hal apakah yang menjadi pertimbangan anda dalam memilih atau mengkonsumsi herbal tersebut ? (kandungan, rasa, harga, kualitas, bentuk, khasiat)

Dimanakah anda membeli herbal tersebut ?ada kesulitan tidak untuk mendapatkan produk herbal tersebut ? dimanakah tempat penjualan produk yang sesuai dan dapat terjangkau oleh anda ?

Kelemahan herbal yang ada saat ini dipasaran ?kalau ada produk herbal kira-kira anda ingin bentuknya seperti apa ?

Lampiran 5 Profil responden pengujian masalah

Rentang usia (tahun) Jumlah

< 41 1 orang

41 – 50 7 orang 51 – 60 11 orang 61 – 70 20 orang

>70 11 orang

Rentang lama terkena DM II (tahun)

Jumlah

< 1 3 orang

1 – 5 19 orang

6 – 10 9 orang

11 – 15 12 orang

(41)
(42)

30

Lampiran Hasil pengujian permasalahan (lanjutan)

No Nama Usia Ketertarikan Kebutuhan

Tingkat Pencarian

Solusi

Intensitas Kesimpulan

39 Nining 61 - - √ - T

40 Nami 66 √ - - √ P

41 Roswati 47 √ - √ √ P

42 Ani 57 √ - √ - P

43 H. Nurhoyati 65 - - √ √ P

44 Mimin 41 √ √ √ - P

45 Aisyah 48 - √ - - T

46 Ronidah 46 √ - √ √ P

47 Musliah 69 - - √ √ P

48 Saodah 72 √ - √ √ P

49 Euis 64 √ - √ √ P

50 Nunung 57 √ √ - √ P

(43)

Lampiran 7 Desain kanvas model bisnis versi 1

(44)

32

Lampiran 8 Perhitungan konversi dosis konsumsi manusia ke tikus

 Dosis yang diberikan ke manusia adalah: I . 50 ml/kg bb

II. 100 ml/kg bb III. 150 ml/kg bb

 Faktor konversi dosis dari manusia ke tikus adalah 0,018 (Safhitri 2012). Dengan demikian dosis yang diberikan ke tikus adalah:

 Untuk dosis 50 ml/70 kg bb manusia adalah 50 x 0,018 = 0,9 ml/ 200g bb

 Pembuatan ekstrak daun sirih merah

10 gram sirih merah dilarutkan dalam air sampai volume 200 ml, lalu dipanaskan selama 15 menit sampai volume 100 ml, sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak sebesar 5% x 2(200/100)= 10%

 Pembuatan ekstrak kulit kayu manis

20 gram kayu manis dilarutkan dalam air sampai volume 200 ml, lalu dipanaskan selama 15 menit sampai volume 100 ml, sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak sebesar10% x 2(200/100)= 20%

 Pembuatan formula campuran esktrak daun sirih merah : kulit kayu manis dengan rasio 5 : 3 (v/v) 100 ml ekstrak daun sirih merah ditambah 60 ml ekstrak kulit kayu manis, sehingga total volume campuran 160 ml

Total gram ekstrak = (100 ml x 0,1 g/ml) + (60 ml x 0,2 g/ml)

= 10 + 12 = 22 g/160 ml = 0,1375 g/ml = 0,14 g/ml  Untuk dosis 0,9 ml/200 g x 0,14 g/ml = 0,126 g/200 g = 0,630 g/kg bb  Untuk dosis 1,8 ml/200 g x 0,14 g/ml = 0,252 g/200 g = 1,260 g/kg bb  Untuk dosis 2,7 ml/200 g x 0,14 g/ml = 0,378 g/ 200 g = 1,890 g/kg bb

Lampiran 9 Profil responden pengujian solusi (test the solution)

Rentang usia (tahun) Jumlah 41 – 50 5 orang 51 – 60 16 orang 61 – 70 19 orang

>70 10 orang

(45)

Lampiran 10 Daftar pertanyaan untuk tahap pengujian solusi (test the solution)

A.Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Usia :

Profesi :

Asli Suku Bangsa : B.Test the Solution

Fitur Produk

1. Apabila produk ini merupakan hasil riset dari IPB (Institut Pertanian Bogor), Apakah produk ini dapat menjadi pilihan Anda dalam

menyelesaikan permasalahan diabetes ? a.Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

2. Apakah setuju produk ini alami dan aman karena menggunakan daun stevia yang rendah kalori dan tidak menaikkan gula darah sebagai pemanis dan tidak menggunakan bahan pengawet karena herbal memiliki senyawa aromatik, antibakteri dan antijamur untuk dikonsumsi ?

a.Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

3. Apakah produk ini dapat menjadi produk minuman alternatif dalam menyelesaikan permasalan diabetes ?

a.Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

4. Apabila dosis dan komposisi produk ini telah diketahui, apakah produk ini dapat menjadi pilihan Anda dalam menyelesaikan permasalahan diabetes ?

a.Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

5. Apakah anda setuju bahwa produk ini cukup menyelesaikan permasalahan yang ada ?

a.Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

6. Apakah saran Anda terhadap produk ini ? (Bentuk, Rasa, dsb)

7. Menurut Anda bagaimana kemasan yang cocok untuk produk ini ? Alasan

Alasan

Alasan

(46)

34

Channel

1. Berdasarkan fitur-fitur produk ini, tempat mana yang tepat untuk menjual produk tersebut?

a. Toko Obat b. Apotik

c. Swalayan/ supermarket/ minimarket d. Distributor

e. Outlet Resmi f. Media Sosial

g. Lainnya______________

2. Apakah dengan dilakukannya penjualan secara langsung seperti bazaar dan stand dapat menjadi alternatif untuk penjualan produk ?

a. Ya b. Tidak c. Ragu-ragu

3. Berapakah harga jual yang tepat untuk membeli produk ini per botol ? a. Rp 10.000 – Rp 15.000

b. Rp 15.000 – Rp 25.000 c. Rp 25.000 – Rp 35.000 d.> Rp 35.000

Penerimaan secara keseluruhan terhadap produk dan saran untuk produk ini adalah

Alasan

Alasan

(47)

Lampiran 11 Desain kanvas bisnis model versi 2

3

(48)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 1 Diagram alir pengembangan pasar dengan pendekatan riset aksi
Gambar 2 Model lima kekuatan pasar (Purba 2009)
Tabel 3 Pembaharuan pertama kanvas bisnis model minuman fungsional
Gambar 3 Minuman Fungsional Simerkamaja

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dengan adanya pembuatan re-design corporate identity tahu tauhid lembang diharapkan dapat membuat image tahu Tauhid kuat di benak masyarakat dan lebih

SI Sesuai Tanah tidak mempunyai pembatas berarti untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan, atau hanya mempunyai pembatas yang sangat kecil yang tidak berarti

Kepadatan penebaran 115 ekor/m menghasilkan udang paling banyak dan berat udang lebih baik sehingga kepadatan tebar tersebut masih layak untuk diterapkan dalam manajemen

20/A/PPJK-II/2012 tanggal 21 Maret 2012 tentang Hasil Evaluasi Evaluasi Admistrasi dan Teknis untuk pekerjaan Kajian Perhitungan Long Run Marginal Cost Pada Sistem Tenaga

Dari hasil penelitian, KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus berupaya untuk mengawasi dan memberikan pelayanan kepada pengguna jasa melalui upaya preventif (pencegahan)

Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang spesifik, mengarah kepada diagnosis penyakit ( pathognomonis ). Meskipun tidak memuat rangkaian pemeriksaan

Penggunaan Mikoriza secara umum akan memberikan manfaat yang besar bagi kesuburan tanah dalam jangka waktu yang panjang, terutama pada tanah-tanah yang kurang