• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Terhadap Gambaran Histopatologi Ulkus Gaster Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Asetosal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Terhadap Gambaran Histopatologi Ulkus Gaster Pada Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Asetosal."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

iv 

 

ABSTRAK

EFEK EKSTRAK HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ULKUS GASTER PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIINDUKSI ASETOSAL

Christina., 0810149.

Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes

2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

Ulkus gaster tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda tergantung pada sosial ekonomi, demografi, lebih banyak pada pria, meningkat pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah. Penggunaan obat modern menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki, sehingga penggunaan obat tradisional sebagai pengobatan alternatif. Salah satunya adalah sambiloto (Andrographis paniculata Ness) untuk mengobati ulkus gaster.

Tujuan penelitian untuk menilai efek Ekstrak Herba Sambiloto (EHS) dalam mencegah terjadinya ulkusgaster pada mencit.

Metode penelitian adalah eksperimental laboratorik dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) komparatif pada mencit Swiss Webster jantan. Terdapat 6 kelompok (n=5) perlakuan. Kelompok I, II, III diberi EHS dengan dosis 300, 600, 900 mg/kgBB mencit. Kelompok IV, V diberi CMC 1%, Kelompok VI diberi omeprazole. Bahan uji diberikan selama 7 hari. Kemudian diinduksi asetosal (kecuali Kelompok IV) dan dilakukan laparotomi. Data yang diukur adalah kedalaman erosi mukosa/submukosa gaster dan dinilai berdasarkan sistem skoring. Analisis data menggunakan uji statistik non-parametrik Kruskal Wallis

dan dilanjutkan uji Mann-Whitney dengan α=0,05.

Hasil penelitian didapatkan perbedaan yang sangat signifikan antara kelompok V dengan kelompok I, II, dan III (p=0,008). kelompok VI tidak berbeda signifikan dengan kelompok I dan II, sedangkan dengan kelompok III terdapat pebedaan yang sangat signifikan (p=0,008).

Simpulan EHS mencegaherosi mukosagaster mencit akibat induksi asetosal.

(2)

  

ABSTRACK

EFFECT OF SAMBILOTO HERB EXTRACT (Andrographis paniculata Ness) ON DESCRIPTION OF GASTRIC ULCER HISTOPATHOLOGY IN MALE

SWISS WEBSTER MICE INDUCED WITH ASETOSAL

Christina., 0810149.

Tutor: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes

2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.., Apt

Gastric ulcer have dispersed throughout the world in different prevalence depending on the socio-economic, demographic. It was founded more on men, increasing in elderly and the lower socio-economic groups. The use of modern medicine actually caused unsiderable side effects, so traditional medicines was used as a alternative medicinal treatment. One of them is sambiloto (Andrographis paniculata Ness) for gastric ulcer treatment.

The purpose of this research was to determined the effect of Sambiloto’s herb extract (EHS) in preventing the occurrence of gastric ulcer in mice.

The research method used laboratory experiment by a comparative Complete Randomized Design (CRD) on Swiss Webster male mice. Samples were Divided on 6 groups (n=5) of treatment. Group I, II, III were given EHS with different dose (300, 600, and 900 mg/kg body weight of mice). Group IV and V were given CMC 1%, and group VI was given omeprazole. Reagent gived to sample for 7 days. Then, it were induced by asetosal (except group IV), Observed the depth of erosion of mucosal/submucosal gastric and assessed based on the scoring system. Data analysis used Kruskal Wallis non-parametric statistical test and continued by Mann-Whitney test with α=0,05.

The result showed significant difference between group V and group I, II, and III (p=0.008). Group VI not showed the significant different with group I and II, but with group III there were very significant different (p=0.008).

Conclusion, EHS prevented the erosion in mice gastric mucosal because of induced asetosal.

(3)

vi 

 

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Maksud dan Tujuan 3

1.4 Manfaat Penelitian 3

1.5 Kerangka Pemikiran 3

1.6 Hipotesis 4

1.7 Metodologi 4

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaster 6

2.1.1 Anatomi Gaster 6

2.1.2 Histologi Gaster 8

2.1.3 Fisiologi Gaster 11

2.2 Ulkus Gaster 13

2.2.1 Definisi 13

2.2.2 Etiologi 14

2.2.3 Faktor Risiko 14

2.2.4 Patogenesis 14

2.2.5 Manifestasi Klinik 16

2.2.6 Diagnosis 16

2.2.7 Penatalaksanaan 16

2.2.7.1 Terapi Non Medikamentosa 17

2.2.7.2 Terapi Medikamentosa 17

2.2.7.3 Tindakan Operasi 20

2.2.8 Komplikasi 20

2.3 Asetosal 21

2.3.1 Sinonim 21

2.3.2 Farmakokinetik 21

2.3.3 Farmakodinamik 21

2.3.4 Pemakaian Klinis 22

(4)

vii 

 

2.4 Sambiloto 23

2.4.1 Asal-Usul Sambiloto 23

2.4.2 Klasifikasi 24

2.4.3 Deskripsi 25

2.4.4 Kandungan Kimia 26

2.4.5 Mekanisme Kerja 27

2.4.6 Efek Farmakologi 28

2.4.7 Hasil Uji Klinis dan Praklinis 28

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian, Alat Penelitian, dan Hewan Coba 32

3.1.1 Bahan Penelitian 32

3.1.2 Alat Penelitian 32

3.1.3 Hewan Coba 33

3.2 Metode Penelitian 33

3.2.1 Desain Penelitian 33

3.2.2 Variabel Penelitian 33

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel 33

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel 34

3.2.3 Prosedur Kerja 35

3.2.3.1 Persiapan Penelitian 35

3.2.3.2 Prosedur Penelitian 36

3.2.3.3 Pembuatan Sediaan Histopatologik 37

3.2.3.4 Karakteristik Erosi Mukosa Gaster 42

3.3 Metode Penarikan Sampel 43

3.4 Perhitungan Besar Sampel 43

3.5 Analisis Statistik 43

3.6 Hipotesis Statistik 44

3.7 Kriteria Uji 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 45

4.2 Pembahasan 47

4.3 Uji Hipotesis 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 50

5.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51

LAMPIRAN 54

(5)

viii 

 

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Tingkat Erosi Mukosa Lambung Mencit Setelah Perlakuan 45 Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Statistik Non-Parametrik Kruskal Wallis 46

(6)

54 LAMPIRAN

Lampiran 1

Perhitungan Dosis

Berat rata-rata mencit = 25 g

Dosis konversi untuk mencit berdasarkan 50 kgBB orang dewasa, lebih tepat dengan menggunakan dalil Clark:

Dosis = Dosis Dewasa x Berat Badan (kg)/70

1. Bahan induksi ulkus gaster adalah asetosal.

Melalui uji coba pendahuluan didapatkan dosis asetosal untuk menimbulkan ulkus gaster pada mencit adalah 300 mg/kgBB mencit.

Persiapan asetosal yang dibutuhkan untuk 5 kelompok mencit adalah 25/1000 x 300 mg = 7,5 mg/mencit/hari x 25 ekor mencit = 187,5 mg

2. Dosis ekstrak herba sambiloto:

Dosis ekstrak herba sambiloto yang diuji adalah 300 mg/kgBB mencit, 600 mg/kgBB mencit dan 900 mg/kgBB mencit (Endang Evacuasiany W, Freddy Soebiantoro, 2002).

 Dosis I (300 mg/kgBB mencit) = 25/1000 x 300 mg = 7,5 mg/mencit/hari

Persiapan ekstrak herba sambiloto untuk perlakuan selama 7 hari adalah 7,5 mg/mencit/hari x 5 ekor mencit x 7 hari = 262,5 mg

 Dosis II (600 mg/kgBB mencit) = 25/1000 x 600 mg = 15 mg/mencit/hari

Persiapan ekstrak herba sambiloto untuk perlakuan selama 7 hari adalah 15 mg/mencit/hari x 5 ekor mencit x 7 hari = 525 mg

 Dosis III (900 mg/kgBB mencit) = 25/1000 x 900 mg= 22.5 mg/mencit/hari

(7)

55

3. Dosis omeprazole untuk orang dewasa = 20 mg/hari (MIMS, 2008/2009) Dosis konversi omeprazole dari 50 kgBB orang dewasa untuk mencit adalah: 50/70 x 0,0026 x 20 mg = 0,0371 mg/kgBB x 1000/25

= 1,484 mg/kgBB

= 1,5 mg/kgBB mencit/hari

(8)

56 Lampiran 2

Kriteria Erosi Mukosa Gaster Mencit

Skor erosi berdasarkan kriteria Wattimena sebagai berikut: Skor 1: Tidak ditemukan erosi

Skor 2: Erosi hanya pada epitel permukaan

(9)

57 Lampiran 3

Hasil Uji Statistik Non-Parametrik Kruskal-Wallis Test

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Ulcus 30 2.53 1.306 1 5

Perlakuan 30 3.50 1.737 1 6

Ranks

Perlakuan N Mean Rank Ulcus Sambiloto-1 5 16.30

Sambiloto-2 5 10.70

Sambiloto-3 5 22.00

CMC 5 3.50

Asetosal 5 28.00

Omeprazole 5 12.50

Total 30

Test Statistics(a,b)

Ulcus

Chi-Square 26.550

df 5

Asymp. Sig. .000

a Kruskal Wallis Test

(10)

58 Lampiran 4

Hasil Uji Analisis Non-Parametrik Mann-Whitney Test

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Sambiloto-1-2 10 2.10 .568 1 3

Sambiloto-1-3 10 2.70 .483 2 3

Sambiloto-1-CMC 10 1.70 .823 1 3

Sambiloto-1-Ase 10 3.70 1.418 2 5

Sambiloto-1-Ome 10 2.20 .422 2 3

Sambiloto-2-3 10 2.40 .699 1 3

Sambiloto-2-CMC 10 1.40 .516 1 2

Sambiloto-2-Ase 10 3.40 1.713 1 5

Grup 10 1.50 .527 1 2

Ranks

Grup N Mean Rank Sum of Ranks

Sambiloto-1-2 Grup-1 5 6.80 34.00

Grup-2 5 4.20 21.00

Total 10

Sambiloto-1-3 Grup-1 5 4.00 20.00

Grup-2 5 7.00 35.00

Total 10

Sambiloto-1-CMC Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

Total 10

Sambiloto-1-Ase Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

Sambiloto-1-Ome Grup-1 5 6.50 32.50

Grup-2 5 4.50 22.50

Total 10

Sambiloto-2-3 Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

Sambiloto-2-CMC Grup-1 5 7.50 37.50

Grup-2 5 3.50 17.50

Total 10

Sambiloto-2-Ase Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

(11)

59 Test Statistics(b) Sambil oto-1-2 Sambil oto-1-3 Sambil oto-1-CMC Sambil oto-1-Ase Sambil oto-1-Ome Sambil oto-2-3 Sambil oto-2-CMC Sambil oto-2-Ase Mann-Whitney U 6.000 5.000 .000 .000 7.500 .000 2.500 .000 Wilcoxon W 21.000 20.000 15.000 15.000 22.500 15.000 17.500 15.000 Z -1.678 -1.964 -2.835 -2.835 -1.500 -2.887 -2.449 -2.887 Asymp. Sig.

(2-tailed) .093 .050 .005 .005 .134 .004 .014 .004 Exact Sig.

[2*(1-tailed Sig.)] .222(a) .151(a) .008(a) .008(a) .310(a) .008(a) .032(a) .008(a)

a Not corrected for ties. b Grouping Variable: Grup

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Sambiloto-2-Ome 10 1.90 .316 1 2

Sambiloto-3-CMC 10 2.00 1.054 1 3

Sambiloto-3-Ase 10 4.00 1.054 3 5

Sambiloto-3-Ome 10 2.50 .527 2 3

CMC-Ase 10 3.00 2.108 1 5

CMC-Ome 10 1.50 .527 1 2

Ase-Ome 10 3.50 1.581 2 5

(12)

60 Ranks

Grup N Mean Rank Sum of Ranks

Sambiloto-2-Ome Grup-1 5 5.00 25.00

Grup-2 5 6.00 30.00

Total 10

Sambiloto-3-CMC Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

Total 10

Sambiloto-3-Ase Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

Sambiloto-3-Ome Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

Total 10

CMC-Ase Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

CMC-Ome Grup-1 5 3.00 15.00

Grup-2 5 8.00 40.00

Total 10

Ase-Ome Grup-1 5 8.00 40.00

Grup-2 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statistics(b) Sambilot o-2-Ome Sambilot o-3-CMC Sambilo to-3-Ase Sambilot o-3-Ome CMC-Ase CMC-Ome Ase-Ome Mann-Whitney U 10.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 Wilcoxon W 25.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Z -1.000 -3.000 -3.000 -3.000 -3.000 -3.000 -3.000 Asymp. Sig.

(2-tailed) .317 .003 .003 .003 .003 .003 .003 Exact Sig.

[2*(1-tailed Sig.)] .690(a) .008(a) .008(a) .008(a) .008(a) .008(a) .008(a)

(13)
[image:13.595.201.424.197.331.2]

61 Lampiran 5

Gambar Kegiatan Penelitian Ilmiah

Ekstrak Herba Sambiloto (EHS), Omeprazole, CMC 1%

Pemeliharaan Mencit

(14)

62

Dislokasi Leher Mencit

Pembedahan Rongga Perut Mencit

(15)
[image:15.595.179.446.197.394.2]

63 Lampiran 6

Gambar Mikroskopik Erosi Mukosa Gaster Mencit

Kontrol Negatif dengan Skor 1

(16)

64

Erosi Mukosa Lambung Mencit dengan Skor 3

(17)

65 Lampiran 7

(18)

66

RIWAYAT HIDUP

Nama : Christina

NRP : 0810149

Tempat dan Tanggal Lahir : Bengkalis, 16 Agustus 1991 Alamat : Jl. Suka mekar IV no.2 Bandung Riwayat Pendidikan :

SD Negeri 10 Bengkalis, 1996 - 2002 SMP Negeri 1 Bengkalis, 2002 - 2005 SMA Negeri 1 Bengkalis, 2005 - 2008

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulkus gaster tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda

tergantung pada sosial ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria,

meningkat pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah. Ulkus gaster

adalah suatu gambaran bulat atau semi bulat/oval, ukuran lebih dari 5 mm

kedalaman submukosa atau lebih dalam pada mukosa gaster akibat terputusnya

kontinuitas/integritas mukosa lambung (Pengarapen Tarigan, 2006).

Pada tahun 1910, Kaler Schwarz membuat suatu dictum yang terkenal

berkenaan dengan ulkus yaitu No acid peptic activity, no ulcer dan sampai saat ini

masih tetap relevan perannya dalam patogenesis ulkus gaster, walaupun beberapa

etiologi lain telah diketahui seperti Helicobacter pylori (H. pylori) dan Obat Anti

Inflamasi Non-Steroid (OAINS). Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyebab

utama ulkus gaster adalah H. pylori sehingga penyakit ini disebut juga sebagai

Acid H. pylori disease, namun demikian peranan faktor-faktor lain dalam kejadian

ulkus gaster jelas ada sehingga ulkus gaster juga dikatakan sebagai penyakit

multifaktor (H.A.M. Akil, 2006).

Ketika disadari bahwa penggunaan obat modern ternyata menimbulkan efek

samping yang tidak dikehendaki. Juga ketika WHO mengeluarkan data yang

menyatakan bahwa ± 25% jenis penyakit tidak atau belum ada obatnya, maka

masyarakat kembali melihat catatan kuno tentang penggunaan resep-resep

tradisional bagi tujuan pengobatan alternatif. Sejak saat itu gerakan back to nature

berkembang dengan pesat (Endang Evacuasiany W, Freddy Soebiantoro, 2002).

Salah satu tanaman obat yang sering digunakan dalam ramuan tradisional

sebagai alternatif pengobatan yaitu sambiloto (Andrographis paniculata Ness).

Sambiloto bukan tumbuhan asli Indonesia, tetapi sudah lama tumbuh di negeri ini.

Menurut data spesimen herbarium di Herbarium Bogoriense, sambiloto sudah ada

(20)

tanaman obat, pembuat jamu, pengobatan tradisional, dan peneliti tanaman obat.

Sambiloto termasuk salah satu tanaman obat unggulan Indonesia di samping

temulawak, pegagan, mengkudu, lada, lidah buaya, dan kunyit. Keunggulannya

dapat dilihat dari manfaat serta efektivitas tanaman obat tersebut dalam

menyembuhkan beberapa penyakit. Karena banyak manfaat dan khasiatnya,

sambiloto disebut juga tanaman obat multikhasiat (W. P. Winarto, 2004).

Sambiloto termasuk salah satu tanaman obat yang diprioritaskan oleh Badan

POM untuk dikembangkan, karena mempunyai fungsi sangat luas seperti

mengurangi kerusakan jaringan hati, menurunkan kadar gula darah dan hipertensi,

antidiare, demam, infeksi lambung dan pernafasan, menekan retenosis pada pasien

angioplasis, meringankan iskemia myocardia, dan dapat menurunkan lipid darah

sehingga dapat mencegah dan menyembuhkan aterosklerosis. Sebagai obat

tradisional, sambiloto telah lama digunakan baik secara tunggal maupun sebagai

ramuan (Ekwasita Rini Pribadi, 2007).

Pengalaman secara empiris menjadi dasar bagi peneliti tanaman obat untuk

mengembangkan sambiloto secara ilmiah agar dapat diterima sebagai obat dalam

pelayanan kesehatan formal. Penelitian sambiloto sebenarnya sudah pada tahap uji

praklinis dan uji klinis yang dilaksanakan oleh para peneliti dalam dan luar negeri.

Hasil dari pengujian tersebut menjadi dasar penggunaan sambiloto dalam unit

pelayanan kesehatan formal serta bukti ilmiah bagi dokter dalam meresepkan

sambiloto sebagai obat (W. P. Winarto, 2004).

Menurut Nuratmi et al dalam Hidayat, telah dilakukan penelitian yang

mendukung penggunaan sambiloto antara lain sebagai antipiretika, antiinflamasi,

diuretika, analgetika, rematik, menurunkan kontraksi usus, antidiabetes, untuk

menambah nafsu makan dan memperbaiki alat pencernaan (Budi Sugianti, 2005).

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata Ness) mencegah

(21)

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini untuk menjadikan sambiloto sebagai obat alternatif

untuk pencegahan/pengobatan ulkus gaster.

Tujuan penelitian untuk menilai efektivitas ekstrak herba sambiloto dalam

mencegah terjadinya ulkus gaster pada mencit.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian untuk mengembangkan obat tradisional

khususnya sambiloto dalam mencegah terjadinya ulkus gaster.

Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai dasar untuk lebih

mengembangkan penggunaan sambiloto baik sebagai jamu maupun Tanaman

Obat Keluarga (TOGA) dalam pencegahan dan pengobatan ulkus gaster, serta

dapat dijadikan tanaman unggulan untuk dikembangkan di industri jamu, obat

fitofarmaka, maupun ekspor.

1.5 Kerangka Pemikiran

Gaster sebagai reservoir makanan berfungsi menerima makanan/minuman,

menggiling, mencampur dan mengosongkan makanan kedalam duodenum. Gaster

yang selalu berhubungan dengan semua jenis makanan, minuman dan obat-obatan

akan mengalami iritasi kronik. Gaster dilindungi terhadap faktor iritan oleh

lapisan mukus/mukus barrier, epitel, tetapi ada beberapa faktor iritan seperti

makanan minuman dan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS), alkohol dan

empedu yang dapat menimbulkan defek pada lapisan mukus dan terjadi difusi

balik ion H+ (Pengarapen Tarigan, 2006).

Ulkus gaster secara anatomis didefinisikan sebagai suatu defek

mukosa/submukosa yang berbatas tegas dapat menembus muskularis mukosa

sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi. Patogenesis terjadinya

(22)

mukosa dan faktor defensif yang memelihara keutuhan mukosa gaster (H.A.M.

Akil, 2006).

Daun dan batang sambiloto rasanya sangat pahit karena mengandung senyawa

yang disebut andrografolida yang merupakan senyawa keton diterpena. Kadarnya

dalam daun antara 2,5 – 4,8 % dari berat kering. Senyawa ini diduga merupakan

salah satu zat aktif dari daun sambiloto. Tanaman ini juga mengandung lakton dan

flavonoid. Lakton yang diisolasi dari daun dan percabangannya yaitu

deoxy-andrographolide, andrographolide (zat pahit), neoandrographolide,

14deoxy-11,12-didehydroandrographolide dan homoandrographolide. Juga terdapat alkon,

keton dan aldehid dalam sambiloto. Flavonoid diisolasi terbanyak dari akar yaitu

polymethoxyflavone, andrographin, panicolin, mono-omethylwitin dan

apigenin-7,4-dimethyl ether (Budi Sugianti, 2005).

Flavonoid dalam Sambiloto berfungsi sebagai antiinflamasi alamiah

dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase dan 5-lipoxygenase. Enzim

tersebut merupakan penyebab terjadinya inflamasi (Jean Bruneton, 1999). Efek

analgetik, antipiretik dan antiulserogenik dari isolat andrografolida, suatu

glikosida diterpenoid yang diperoleh dari herba sambiloto telah dilaporkan (Elin

Yulinah, Sukrasno, Muna Anom Fitri, 2001).

1.6 Hipotesis

Ekstrak herba sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dapat mencegah

terjadinya ulkus gaster pada mencit akibat pemberian asetosal.

1.7 Metodologi

Metode penelitian adalah eksperimental laboratorik dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Hewan yang

digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan. Data yang diamati adalah

kedalaman dari erosi mukosa/submukosa gaster hewan coba, yang dinilai

(23)

non-5 

parametrik Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan

α=0,05.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha, Laboratorium Patologi Anotomi Kedokteran Universitas

Kristen Maranatha, Laboratorium Farmakologi Rumah Sakit Hasan Sadikin

Bandung, Laboratorium Patologi Anotomi Rumah Sakit Immanuel Bandung,

(24)

50 

 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian ekstrak herba sambiloto dapat mencegah ulkus pada mukosa gaster

mencit akibat induksi asetosal.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian, penulis mengajukan beberapa saran, yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan sediaan galenik herba

sambiloto yang berbeda dan hewan coba yang berbeda serta pengamatan

parameter lain pada kerusakan mukosa gaster mencit.

2. Diharapkan Ekstrak herba sambiloto dapat dikembangkan menjadi obat

anti ulkus alternatif.

3. Sambiloto ternyata dapat mencegah ulkus pada mukosa gaster mencit,

sehingga bagi masyarakat yang memiliki faktor risiko ulkus gaster

(25)

51 

 

DAFTAR PUSTAKA

Ari Estuningtyas., Azalia Arif. 2008. Obat Lokal. In Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 517-41

Badan POM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume kelima. Edisi pertama. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Hal 112-7

Budi Sugianti. 2005. Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional dalam pengendalian penyakit ikan. Institut pertanian bogor.

http://www.pdfchaser.com/pemanfaatan-tumbuhan-obat-tradisional-dalam-pengendalian-penyakit-....html diunduh pada 15 Desember 2010

Crawford J.M., Kumar Vinay. 2007. Rongga Mulut dan Saluran Gastrointestinal. In Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Jakarta: EGC

Danile E, Furst MD., Tino Munster MD. 2002. Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Antireumatik, Pemodifikasi Penyakit, Analgesik

Nonopiod dan Obat-obat untuk Pirai. In Katzung B.G:Farmakologi Dasar dan

Klinik. Edisi 8. San Fransisco: Salemba Medika

Daniel S. Wibowo., Widjaja Paryana. 2009. Anatomi Tubuh Manusia.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 326-30

Depkes RI. 2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan sosial RI

Ekawasita Rini Pribadi. 2007. Kajian kelayakan usaha tani pola tanam sambiloto dengan jagung. Vol.13 no.3. Hal 98-105.

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.file/File/publikasi/jurnal/Jurnal

%202007/J-Vol13_3_2007/perkebunan_jurnal_13(3)2007_4-RIN%20PRIBADI.pdf diunduh pada 15 Desember 2010

Elin Yulinah., Sukrasno., Muna Anom Fitri. 2010. Aktivitas antidiabetika ekstrak etanol herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees (Acathaceae)). JMS vol.6 No.1. Hal 13–20. Jurusan Farmasi FMIPA ITB. Bandung. http://jms.fmipa.itb.ac.id/index.php/jms/article/viewFile/64/58 diunduh pada 15 Desember 2010

Endang Evacuasiany W., Freddy Soebiantoro. 2002. Pemanfaatan ekstrak Andrographis paniculata Ness dan Aloe Vera L sebagai anti inflamasi.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

(26)

52 

 

Guyton A.C., Hall J.E. 2007. Fungsi Sekresi Saluran Pencernaan. In Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. Hal 832-40

H.A.M. Akil. 2006. Tukak Duodenum. In Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penebitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 345-8

Hedi R. Dewoto. 2008. Antikoagulan, antitrombotik, trombolitik dan hemostatik. In Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Terjemahan Badan Litbang Kehutanan. Jakarta: koperasi karyawan departemen kehutanan

Jean Bruneton. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medical Plants.

Terjemahan Caroline K. Hatton. 2nd edition. New York: Lavoisier Publishing

Junquiera, L.C, Carneiro, J., Kelley, R.O. 2003. Basic Histology. 10th ed. Washington: Lange

Kemas Ali Hanafiah. 2005. Rancangan Percobaan Aplikatif: Aplikasi Kondisional Bidang Pertanian, Pertenakan, Perikanan, Industri dan Hayati. Jakarta: PT raja Grafindo Persada. Hal 12

MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 8 2008/2009. Jakarta: CMPMedica

Patrick Davey. 2005. Medicine at a Glance. Jakarta: Erlangga. Hal 206

Pengarapen Tarigan. 2006. Tukak Gaster. In Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 338-44

Sherwood L. 2010. The Digestive System. In Human Phisiology. 7th ed. Canada:CENGAGE Learning

Silbernagl.S., Lang.F. 2000. Stomach, Intestines, Liver. In Thieme: Color Atlas of Pathophysiology. New York: Stuttgart

Snell RS. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC. Hal 207, 218-20

Tanwir Y. Mukawi. 1989. Teknik Pengelolaan Sediaan Histopatologi dan

(27)

53 

 

Ulkus peptikum, Ilmu Bedah. Posted on 15 February 2011 by Artikel Bedah.  http://ilmubedah.info/ulkus-peptikum-20110215.html diunduh pada 20 September 2011 

Wattimena, J.R. 1982. L-Hypoprotenemie Experimentale Chez Le Rat,

Explotation Pharmacocinetique Du Modele. These Doct’eur D’Etat Es Sciences Pharmacietiques. Faculte De Pharmacie, Universite Monpellier.

Wen-Wan Chao., Yueh-Hsiung Kuo., Shie-Liang Hsieh., and Bi-Fong Lin. 2008. Inhibitory Effects of Ethyl Acetate Extract of Andrographis paniculata on

NF-κB Trans-Activation Activity and LPS-Induced Acute Inflammation in Mice.

Volume 2011. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. http://www.hindawi.com/journals/ecam/2011/254531/ diunduh pada 16 Agustus 2011

Gambar

Gambar Kegiatan Penelitian Ilmiah
Gambar Mikroskopik Erosi Mukosa Gaster Mencit

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh pemberian ekstrak air buah belimbing wuluh (EABBW) terhadap kadar SGPT tikus Wistar jantan.. Desain penelitian eksperimental

[r]

Penelitian ini hanya berfokus terhadap pengaruh pada pengaruh pajak tanguhan dan rasio pajak terhadap peringkat obligasi di Indonesia, maka data yang diperoleh dan

Jika dikombinasikan aspek-aspek ini meliputi suatu rentang dari wellness yang dapat mengaktualisasikan diri, dan memberikan penilaian positif terhadap diri sendiri dan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak didik dalam belajar matematika adalah intelegensi. Untuk mengetahui intelegensi seseorang digunakan tes

Dalam penelitian ini ada terdapat beberapa responden yang memiliki pengetahuan rendah dan kinerjanya kurang hal ini sesuai dengan data yang diperoleh bahwa ada

Pada rangkaian AVR ini ADC berfungsi mengubah output tegangan sensor yang telah dikuatkan dan dikalibrasi oleh rangkaian differensial amplifier dan non inverting

Jika sel hidup tertentu memiliki 30 kromosom, dari pernyataan berikut yang benar tentang jumlah kromosom sel dalam siklus hidup adalah .... Zigot sel gamet