• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIDIKALANG KAB. DAIRI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIDIKALANG KAB. DAIRI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN COOPERATIVE

INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS WACANA

ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA

NEGERI 2 SIDIKALANG TAHUN

PEMBELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ANRE MARTIN MANULLANG

NIM 2103111003

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Anre Martin Manullang. NIM. 2103111003. PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIDIKALANG KAB. DAIRI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016. Skripsi. Medan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2016.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Cooperative Integrated reading and composition terhadap kemampuan menulis wacana argumentasi siswa kelas X di SMA Negeri 2 Sidikalang.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang difokuskan pada kemampuan siswa menulis wacana argumentasi. Populasi penelitian ini siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sidikalang. Secara acak dipilih dua kelas sebagai subjek penelitian. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran cooperative integrated reading and composition dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional.

Dalam pelaksanaan penelitian dikembangkan perangkat dan instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Instrumen yang digunakan berupa tes. Teknik tes dalam penelitian ini berupa suruhan atau perintah dengan format uraian bebas. Tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur nilai rata-rata siswa dalam menulis wacana argumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang yang diajar dengan model pembelajaran CIRC sebesar 71,73 lebih tinggi dari skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional yaitu sebesar 60,07. (2) Berdasarkan hasil pengujian hipotesis setelah diberakukan pembelajaran diperoleh bahwa . sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa terdapat pengaruh pembelajaran cooperative integrated reading and composition pada kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

kasih dan rahmat-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun

judul Skripsi ini adalah “Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Terhadap Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2015/2016.”

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

Selama penyelesaian Skripsi ini, banyak pihak yang ikut serta untuk merampungkan Skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan,  Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,  Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

 Syairal Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia,

 Fitriani Lubis, S.Pd, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia,

 Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi,  Drs. H Sigalingging, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik,  Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Dosen Penguji

 Staf Pengajar dan Pegawai Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

 Dra. Anna Lowisa Sianturi, Kepala SMA Negeri 2 Sidikalang yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 2 Sidikalang,  Orangtua tersayang dan tercinta, Bapak J. Simanullang dan Ibu N. Batubara

(8)

iii

mendoakan dan memberikan banyak motivasi dan materi, dalam penyelesaian Skripsi ini,

 Rekan-rekan Seperjuangan, terkhusus Wahyu, Arif, Daniel Pardede dan yang

lain yang tak tersebutkan satu persatu,

 Keluarga Sekkya Family Jems Simorangkir, Ivan Gurning, Dedy Sinaga,

Jonner Naibaho, Josua Sigalingging, Osmen Anakampun, Sandro Tamba, Fauzi Lubis, Karlos Pardede, Rimson Sitinjak, Ricky Malau, Wira Sidauruk, Zainta Sirait, Santi Sitohang, Ayu Lumbangaol, Indry Lumbangaol, dan yang lain yang tak tersebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan dan bantuan tenaga hingga materi dari teman-teman semua.

Semoga penelitian ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca khususnya dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Medan, April 2016 Penulis

(9)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Mamfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kerangka Teoretis ... 9

B. Kerangka Konseptual ... 25

C. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

(10)

v

D. Rancangan Penelitian ... 28

E. Variabel Penelitian ... 29

F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(11)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Diagram Batang Kemampuan Menulis Wacana

Argumentasi Siswa Kelas CIRC ... 37 Gambar 4.2. Diagram Batang Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi

Siswa Kelas Konvensional ... 38

Gambar 4.3. Diagram Batang Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Desain Penelitian... 28

Tabel 3.2. Aspek Penilaian Wacana Argumentasi ... 30

Tabel 4.1. Deskripsi Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi Kelas

CIRC ... 36

Tabel 4.2. Deskripsi Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi Siswa

Kelas Konvensional ... 38

Tabel 4.3 Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas

CIRC dan Kelas Konvensional ... 39

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Wacana

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. DATA KEMAMPUAN MENULIS

WACANA ARGUMENTASI SISWA ... 51

Lampiran 2. UJI NORMALITAS DATA ... 52

Lampiran 3. UJI HOMOGENITAS DATA ... 56

Lampiran 4. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 57

Lampiran 5. SILLABUS ... 59

Lampiran 5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ... 63

Lampiran 6. NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILIEFORS ... 74

Lampiran 7. TABEL LUAS WILAYAH DI BAWAH KURVA NORMAL 0 KE Z ... 74

Lampiran 8. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI F dengan dk... 74

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan

hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih.

Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.

Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan

tersebut, keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang

paling sulit. Hal ini dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2001) bahwa dibanding

kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan

oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan

kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan

unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa

maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan

karangan yang runtut dan padu. Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (1991) bahwa

menulis menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan

ditata secara menarik sehingga menulis merupakan kegiatan yang cukup

kompleks.

Suatu bangsa dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika

masyarakatnya telah membiasakan diri dalam kegiatan literasi (baca-tulis).

(15)

2

bangsa yang besar adalah bangsa yang menulis. Menulis dapat dipersepsi sebagai

bagian literasi budaya yang dapat dijadikan media pengembangan diri. Namun,

kondisi objektif yang terjadi pada masyarakat Indonesia hingga saat ini adalah

masih membudayanya aliterasi, yaitu masyarakat yang dapat membaca dan

menulis, tetapi tidak suka membaca dan menulis. Oleh karena itu, keterampilan

menulis tampaknya masih sangat sedikit mendapat perhatian. Hal ini didukung

dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan menulis merupakan

kegiatan yang paling sedikit dilakukan jika dibandingkan dengan kegiatan

menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini didasarkan pada penelitian Rankin

dalam Cox (1998) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan suatu masyarakat

dijumpai porsi kegiatan: 45% untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk

membaca, dan hanya 9% untuk menulis.

Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan

dalam kehidupan modern, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum

menguasai keterampilan menulis. Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA

negeri 2 Sidikalang dengan melakukan wawancara dengan guru bidang studi

Bahasa Indonesia bahwa sebagian besar siswa sulit menuangkan ide-ide ke dalam

tulisan secara teratur dan sistematis sehingga menulisnya asal-asalan terutama

dalam menulis karangan bahkan penggunaan ejaan, diksi, kalimat, maupun tanda

baca masih kurang diperhatikan. Selain itu, ditambah lagi bahwa banyak siswa

yang menganggap kegiatan menulis itu sebagai kegiatan yang sulit dan

membosankan. Mereka masih sulit dalam membedakan argumentasi dengan

(16)

3

tugas untuk menulis karangan. Permasalahan tersebut juga muncul karena

kegiatan menulis memang membutuhkan pikiran, waktu, dan perhatian yang

sungguh-sungguh sehingga dianggap sebagai beban berat. Akibatnya, kemampuan

menulis mereka rendah.

Akhadiah (1998) mengutarakan bahwa masalah yang sering dilontarkan

dalam pembelajaran mengarang adalah siswa kurang menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar terutama untuk karangan argumentasi. Hal ini

terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif, sukar

mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih kata atau membuat kalimat,

bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Di

samping itu, kesalahan ejaan pun sering dijumpai.

Tarigan (1991) menambahkan, penyebab kekurangmampuan siswa dalam

menulis karangan, di antaranya beberapa hal berikut :

1. sikap sebagian masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia belum

menggembirakan, mereka merasa malu memakai bahasa yang salah,

2. kesibukan guru bahasa Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan

mereka tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan

pengajaran yang menarik dan efektif serta mungkin sekali hasil karangan

siswa yang ada pun tidak sempat dikoreksi,

3. bagi siswa sendiri, pelajaran mengarang dirasakan beban belaka dan

kurang menarik,

4. latihan mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa.

(17)

4

Seseorang yang ingin terampil menulis tidak cukup dengan mempelajari bahasa

dan pengetahuan tentang teore menulis. Hal ini disebabkan keterampilan menulis

merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak praktik dan latihan yang

teratur.

Rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan

bahwa pengajaran menulis atau mengarang masih dianaktirikan (Badudu, 1985).

Hal ini diperjelas oleh Alwasilah bahwa pelajaran bahasa Indonesia di

sekolah-sekolah lebih mengutamakan keterampilan menyimak, membaca, berbicara,

daripada mengajarkan menulis.

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kelas X , salah satu standar kompetensi dari

keterampilan menulis adalah mengungkapkan informasi melalui penulisan

paragraf dan teks pidato. Adapun yang menjadi kompetensi dasarnya adalah

menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf

argumentatif. Pengenalan tentang argumentasi sangat penting karena siswa

diharapkan dapat berpikir kritis dan logis dalam mengungkapkan gagasannya. Hal

ini sesuai dengan pengertian wacana argumentasi yaitu wacana yang

menggunakan alasan (argumen), bukti, dan contoh-contoh yang dapat meyakinkan

sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan tersebut.

Agar dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam proses pembelajaran

menulis wacana argumentasi, seorang guru diharapkan dapat menyajikan metode,

teknik, strategi, dan media yang bervariasi. Guru harus kreatif dalam memilih

(18)

5

rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan serta pengalaman siswa. Sejalan

dengan kenyataan tersebut, Tarigan (1991) mengemukakan bahwa pengajaran

mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah. Kelemahannya terletak pada

cara mengajar yang kurang bervariasi serta kurang dalam pelaksanaannya.

Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran

menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu faktor guru,

metode, teknik pembelajaran, kurikulum, dan faktor siswa sebagai pengguna

metode. Siswa memerlukan motivasi dalam pembelajaran menulis. Motivasi dari

sekeliling menjadi bahan untuk diproses oleh pikiran dan perasaan yang

selanjutnya melahirkan pengetahuan serta pengalaman.

Sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah di atas, penulis tertarik

untuk mencoba menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and

Composition dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi. Teknik

Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan teknik

pembelajaran yang lengkap dan luas untuk pembelajaran membaca dan menulis

jenjang SMA. Selain itu, teknik ini juga melibatkan siswa dalam rangkaian

kegiatan bersama dan saling memberi tanggapan terhadap hasil tulisan mereka.

Dengan demikian, semangat mereka akan tumbuh dalam mengerjakan tugas. Cara

tersebut dimaksudkan agar semua siswa dapat memberikan tanggapannya secara

bebas dan dilatih untuk dapat bekerja sama serta menghargai pendapat orang lain.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading

(19)

6

Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sidikalang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, banyak permasalahan yang timbul

dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi terbagi lima hal.

1. Banyak siswa yang menganggap kegiatan menulis itu sebagai kegiatan

yang sulit dan membosankan dan kurang menarik.

2. Latihan mengarang sangat jarang dilakukan oleh siswa karena

pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah.

3. Siswa sulit menuangkan ide-ide ke dalam tulisan secara teratur dan

sistematis sehingga menulisnya secara asal-asalan.

4. Siswa kurang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

terutama untuk karangan argumentasi.

5. Metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis

karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun kurang

optimal.

C. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan permasalahan, maka penulis membatasi

masalah penelitian pada Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition Terhadap Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi pada

(20)

7

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan tiga masalah.

1. Bagaimanakah hasil belajar menulis wacana argumentasi siswa

sebelum diajarkan dengan pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition?

2. Bagaimanakah hasil belajar menulis wacana argumentasi siswa

sesudah diajarkan dengan pembelajaran Cooperative Integrated

Reading and Composition?

3. Adakah pengaruh pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition terhadap kemampuan menulis wacana argumentasi siswa

kelas X SMA Negeri 2 Sidikalang ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran Cooperative Integrated reading and composition terhadap

kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang.

F. Manfaat Peneitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara praktis

maupun teoretis.

1. Manfaat teoretis

Memperkaya khazanah keilmuan khususnya dalam bidang pembelajaran

(21)

8

Composition (CIRC).

2. Manfaat praktis

1. Bagi guru khususnya dapat menambah pengetahuan tentang menulis

wacana argumentasi dan teknik pembelajaran Cooperative Integrated

Reading andComposition (CIRC).

2. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis.

3. Bagi pembaca dapat menambah pemahaman tentang keterampilan

menulis.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

(22)

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan hal-hal berikut:

Rata-rata skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2

Sidikalang yang diajar dengan model pembelajaran CIRC sebesar 71,73 lebih

tinggi dari skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2

Sidikalang yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional

yaitu sebesar 60,07.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis setelah diberakukan pembelajaran

diperoleh bahwa . sehingga dapat disimpulkan

bahwa bahwa terdapat pengaruh pembelajaran cooperative integrated reading and

composition pada kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2

Sidikalang.

B. Saran

Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran cooperative integrated

reading and composition pada kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA

Negeri 2 Sidikalang, masih merupakan langkah awal dari upaya

meningkatkan kompetensi dari guru, maupun kompetensi siswa. Oleh

(23)

49

dipandang perlu agar rekomendasi-rekomendasi berikutnya dilaksanakan

oleh guru lembaga dan peneliti lain yang berminat.

1. Model pembelajaran kooperatif CIRC hendaknya terus

dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih dalam

meningkatkan kemampuan menulis wacana argumentasi siswa. Di

samping itu kemampuan menguasai bahan ajar sebagai syarat mutlak yang

harus dimiliki guru. Untuk menunjang keberhasilan implementasi model

pembelajaran CIRC diperlukan bahan ajar yang lebih menarik agar siswa

semakin semangat untuk mengikuti pembelajaran.

2. Pembelajaran dengan pendekatan CIRC masih sangat asing bagi

guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di daerah, oleh karena

itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat

meningkatkan kemampuan belajar siswa, meningkatkan hasil

belajar siswa dan akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi

siswa.

3. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat

dilengkapi dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang belum

(24)

50

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrom, dkk. 1997. Belajar Mengajar: dari Narasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.

Cox, Carole.1998. Teaching language arts (a student-and response-centered classroom).New York: A Viacom Company.

Badudu, J. S. 1985. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Utama.

Emre, Fachrudin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

Rusyana, Yus. 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika.

Semi, M. Atar. 1990. Rencana Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa.

Slavin Robert E. 2009. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Massachusetts: A Simon and Schuster Company

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Gambar 4.1. Diagram
Tabel 3.1.        Desain Penelitian.....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan teknologi digital yang baru, perumusan masalah karena hadirnya teknologi baru tersebut, tujuan penelitian adalah untuk untuk mengetahui sejauh mana peran

9 Expressing meaning in monolog texts using spoken language variety accurately, fluently, and acceptable in daily life context in form of reports, narrative, and analytical

Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya kerajinan tekstil berdasarkan konsep berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya..  Mengidentifikasi produk

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Rehabilitasi Rumah Jabatan Walikota, maka sebagai kelanjutan proses, kami mengundang

Internal audit adalah suatu aktivitas independen, memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi untuk memberikan suatu nilai tambah, meningkatkan kegiatan operasi

ScdangkaD pooda komposit cup aqua 6engon =buk ternpurung lei..,. p menjadi

untuk bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan konsep KTSP. pada SMA Negeri 3

Sementara itu Muchtar (2006:35) berpendapat bahwa yang disebut afiksasi atau pengimbuhan adalah pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada morfem dasar bak