PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN COOPERATIVE
INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS WACANA
ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA
NEGERI 2 SIDIKALANG TAHUN
PEMBELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ANRE MARTIN MANULLANG
NIM 2103111003
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
i
ABSTRAK
Anre Martin Manullang. NIM. 2103111003. PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS WACANA ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIDIKALANG KAB. DAIRI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016. Skripsi. Medan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2016.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Cooperative Integrated reading and composition terhadap kemampuan menulis wacana argumentasi siswa kelas X di SMA Negeri 2 Sidikalang.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang difokuskan pada kemampuan siswa menulis wacana argumentasi. Populasi penelitian ini siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Sidikalang. Secara acak dipilih dua kelas sebagai subjek penelitian. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran cooperative integrated reading and composition dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional.
Dalam pelaksanaan penelitian dikembangkan perangkat dan instrumen penelitian. Perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran. Instrumen yang digunakan berupa tes. Teknik tes dalam penelitian ini berupa suruhan atau perintah dengan format uraian bebas. Tes digunakan untuk mengetahui dan mengukur nilai rata-rata siswa dalam menulis wacana argumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang yang diajar dengan model pembelajaran CIRC sebesar 71,73 lebih tinggi dari skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional yaitu sebesar 60,07. (2) Berdasarkan hasil pengujian hipotesis setelah diberakukan pembelajaran diperoleh bahwa . sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa terdapat pengaruh pembelajaran cooperative integrated reading and composition pada kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kasih dan rahmat-Nya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun
judul Skripsi ini adalah “Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Terhadap Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sidikalang Tahun Pembelajaran 2015/2016.”
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Selama penyelesaian Skripsi ini, banyak pihak yang ikut serta untuk merampungkan Skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan, Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Syairal Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia,
Fitriani Lubis, S.Pd, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia,
Drs. Tangson R. Pangaribuan, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi, Drs. H Sigalingging, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Dosen Penguji
Staf Pengajar dan Pegawai Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Dra. Anna Lowisa Sianturi, Kepala SMA Negeri 2 Sidikalang yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 2 Sidikalang, Orangtua tersayang dan tercinta, Bapak J. Simanullang dan Ibu N. Batubara
iii
mendoakan dan memberikan banyak motivasi dan materi, dalam penyelesaian Skripsi ini,
Rekan-rekan Seperjuangan, terkhusus Wahyu, Arif, Daniel Pardede dan yang
lain yang tak tersebutkan satu persatu,
Keluarga Sekkya Family Jems Simorangkir, Ivan Gurning, Dedy Sinaga,
Jonner Naibaho, Josua Sigalingging, Osmen Anakampun, Sandro Tamba, Fauzi Lubis, Karlos Pardede, Rimson Sitinjak, Ricky Malau, Wira Sidauruk, Zainta Sirait, Santi Sitohang, Ayu Lumbangaol, Indry Lumbangaol, dan yang lain yang tak tersebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan dan bantuan tenaga hingga materi dari teman-teman semua.
Semoga penelitian ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca khususnya dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Medan, April 2016 Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Mamfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kerangka Teoretis ... 9
B. Kerangka Konseptual ... 25
C. Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
v
D. Rancangan Penelitian ... 28
E. Variabel Penelitian ... 29
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 29
G. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Diagram Batang Kemampuan Menulis Wacana
Argumentasi Siswa Kelas CIRC ... 37 Gambar 4.2. Diagram Batang Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi
Siswa Kelas Konvensional ... 38
Gambar 4.3. Diagram Batang Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Desain Penelitian... 28
Tabel 3.2. Aspek Penilaian Wacana Argumentasi ... 30
Tabel 4.1. Deskripsi Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi Kelas
CIRC ... 36
Tabel 4.2. Deskripsi Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi Siswa
Kelas Konvensional ... 38
Tabel 4.3 Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi Siswa Kelas
CIRC dan Kelas Konvensional ... 39
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Wacana
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. DATA KEMAMPUAN MENULIS
WACANA ARGUMENTASI SISWA ... 51
Lampiran 2. UJI NORMALITAS DATA ... 52
Lampiran 3. UJI HOMOGENITAS DATA ... 56
Lampiran 4. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 57
Lampiran 5. SILLABUS ... 59
Lampiran 5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ... 63
Lampiran 6. NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILIEFORS ... 74
Lampiran 7. TABEL LUAS WILAYAH DI BAWAH KURVA NORMAL 0 KE Z ... 74
Lampiran 8. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI F dengan dk... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan
hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak berlatih.
Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.
Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan
tersebut, keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang
paling sulit. Hal ini dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2001) bahwa dibanding
kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan
oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan
unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa
maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan
karangan yang runtut dan padu. Hal ini diungkapkan oleh Tarigan (1991) bahwa
menulis menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan
ditata secara menarik sehingga menulis merupakan kegiatan yang cukup
kompleks.
Suatu bangsa dikatakan telah memiliki kebudayaan yang maju jika
masyarakatnya telah membiasakan diri dalam kegiatan literasi (baca-tulis).
2
bangsa yang besar adalah bangsa yang menulis. Menulis dapat dipersepsi sebagai
bagian literasi budaya yang dapat dijadikan media pengembangan diri. Namun,
kondisi objektif yang terjadi pada masyarakat Indonesia hingga saat ini adalah
masih membudayanya aliterasi, yaitu masyarakat yang dapat membaca dan
menulis, tetapi tidak suka membaca dan menulis. Oleh karena itu, keterampilan
menulis tampaknya masih sangat sedikit mendapat perhatian. Hal ini didukung
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan menulis merupakan
kegiatan yang paling sedikit dilakukan jika dibandingkan dengan kegiatan
menyimak, berbicara, dan membaca. Hal ini didasarkan pada penelitian Rankin
dalam Cox (1998) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan suatu masyarakat
dijumpai porsi kegiatan: 45% untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk
membaca, dan hanya 9% untuk menulis.
Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat diperlukan
dalam kehidupan modern, pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum
menguasai keterampilan menulis. Berdasarkan hasil observasi penulis di SMA
negeri 2 Sidikalang dengan melakukan wawancara dengan guru bidang studi
Bahasa Indonesia bahwa sebagian besar siswa sulit menuangkan ide-ide ke dalam
tulisan secara teratur dan sistematis sehingga menulisnya asal-asalan terutama
dalam menulis karangan bahkan penggunaan ejaan, diksi, kalimat, maupun tanda
baca masih kurang diperhatikan. Selain itu, ditambah lagi bahwa banyak siswa
yang menganggap kegiatan menulis itu sebagai kegiatan yang sulit dan
membosankan. Mereka masih sulit dalam membedakan argumentasi dengan
3
tugas untuk menulis karangan. Permasalahan tersebut juga muncul karena
kegiatan menulis memang membutuhkan pikiran, waktu, dan perhatian yang
sungguh-sungguh sehingga dianggap sebagai beban berat. Akibatnya, kemampuan
menulis mereka rendah.
Akhadiah (1998) mengutarakan bahwa masalah yang sering dilontarkan
dalam pembelajaran mengarang adalah siswa kurang menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar terutama untuk karangan argumentasi. Hal ini
terlihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kalimat yang kurang efektif, sukar
mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih kata atau membuat kalimat,
bahkan kurang mampu mengembangkan ide secara teratur dan sistematis. Di
samping itu, kesalahan ejaan pun sering dijumpai.
Tarigan (1991) menambahkan, penyebab kekurangmampuan siswa dalam
menulis karangan, di antaranya beberapa hal berikut :
1. sikap sebagian masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia belum
menggembirakan, mereka merasa malu memakai bahasa yang salah,
2. kesibukan guru bahasa Indonesia di luar jam kerjanya menyebabkan
mereka tidak sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan
pengajaran yang menarik dan efektif serta mungkin sekali hasil karangan
siswa yang ada pun tidak sempat dikoreksi,
3. bagi siswa sendiri, pelajaran mengarang dirasakan beban belaka dan
kurang menarik,
4. latihan mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa.
4
Seseorang yang ingin terampil menulis tidak cukup dengan mempelajari bahasa
dan pengetahuan tentang teore menulis. Hal ini disebabkan keterampilan menulis
merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak praktik dan latihan yang
teratur.
Rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan
bahwa pengajaran menulis atau mengarang masih dianaktirikan (Badudu, 1985).
Hal ini diperjelas oleh Alwasilah bahwa pelajaran bahasa Indonesia di
sekolah-sekolah lebih mengutamakan keterampilan menyimak, membaca, berbicara,
daripada mengajarkan menulis.
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kelas X , salah satu standar kompetensi dari
keterampilan menulis adalah mengungkapkan informasi melalui penulisan
paragraf dan teks pidato. Adapun yang menjadi kompetensi dasarnya adalah
menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf
argumentatif. Pengenalan tentang argumentasi sangat penting karena siswa
diharapkan dapat berpikir kritis dan logis dalam mengungkapkan gagasannya. Hal
ini sesuai dengan pengertian wacana argumentasi yaitu wacana yang
menggunakan alasan (argumen), bukti, dan contoh-contoh yang dapat meyakinkan
sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan tersebut.
Agar dapat menumbuhkan kegairahan siswa dalam proses pembelajaran
menulis wacana argumentasi, seorang guru diharapkan dapat menyajikan metode,
teknik, strategi, dan media yang bervariasi. Guru harus kreatif dalam memilih
5
rangsangan dalam mengembangkan kecerdasan serta pengalaman siswa. Sejalan
dengan kenyataan tersebut, Tarigan (1991) mengemukakan bahwa pengajaran
mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah. Kelemahannya terletak pada
cara mengajar yang kurang bervariasi serta kurang dalam pelaksanaannya.
Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran
menulis ditunjang oleh beberapa faktor yang saling berkaitan yaitu faktor guru,
metode, teknik pembelajaran, kurikulum, dan faktor siswa sebagai pengguna
metode. Siswa memerlukan motivasi dalam pembelajaran menulis. Motivasi dari
sekeliling menjadi bahan untuk diproses oleh pikiran dan perasaan yang
selanjutnya melahirkan pengetahuan serta pengalaman.
Sebagai alternatif pemecahan masalah-masalah di atas, penulis tertarik
untuk mencoba menggunakan teknik Cooperative Integrated Reading and
Composition dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi. Teknik
Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan teknik
pembelajaran yang lengkap dan luas untuk pembelajaran membaca dan menulis
jenjang SMA. Selain itu, teknik ini juga melibatkan siswa dalam rangkaian
kegiatan bersama dan saling memberi tanggapan terhadap hasil tulisan mereka.
Dengan demikian, semangat mereka akan tumbuh dalam mengerjakan tugas. Cara
tersebut dimaksudkan agar semua siswa dapat memberikan tanggapannya secara
bebas dan dilatih untuk dapat bekerja sama serta menghargai pendapat orang lain.
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
6
Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sidikalang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, banyak permasalahan yang timbul
dalam pembelajaran menulis wacana argumentasi terbagi lima hal.
1. Banyak siswa yang menganggap kegiatan menulis itu sebagai kegiatan
yang sulit dan membosankan dan kurang menarik.
2. Latihan mengarang sangat jarang dilakukan oleh siswa karena
pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah.
3. Siswa sulit menuangkan ide-ide ke dalam tulisan secara teratur dan
sistematis sehingga menulisnya secara asal-asalan.
4. Siswa kurang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
terutama untuk karangan argumentasi.
5. Metode dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi kurang bervariasi sehingga hasilnya pun kurang
optimal.
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan permasalahan, maka penulis membatasi
masalah penelitian pada Pengaruh Pembelajaran Cooperative Integrated Reading
and Composition Terhadap Kemampuan Menulis Wacana Argumentasi pada
7
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan tiga masalah.
1. Bagaimanakah hasil belajar menulis wacana argumentasi siswa
sebelum diajarkan dengan pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition?
2. Bagaimanakah hasil belajar menulis wacana argumentasi siswa
sesudah diajarkan dengan pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition?
3. Adakah pengaruh pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition terhadap kemampuan menulis wacana argumentasi siswa
kelas X SMA Negeri 2 Sidikalang ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pembelajaran Cooperative Integrated reading and composition terhadap
kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2 Sidikalang.
F. Manfaat Peneitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, baik secara praktis
maupun teoretis.
1. Manfaat teoretis
Memperkaya khazanah keilmuan khususnya dalam bidang pembelajaran
8
Composition (CIRC).
2. Manfaat praktis
1. Bagi guru khususnya dapat menambah pengetahuan tentang menulis
wacana argumentasi dan teknik pembelajaran Cooperative Integrated
Reading andComposition (CIRC).
2. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis.
3. Bagi pembaca dapat menambah pemahaman tentang keterampilan
menulis.
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat
disimpulkan hal-hal berikut:
Rata-rata skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2
Sidikalang yang diajar dengan model pembelajaran CIRC sebesar 71,73 lebih
tinggi dari skor kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2
Sidikalang yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional
yaitu sebesar 60,07.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis setelah diberakukan pembelajaran
diperoleh bahwa . sehingga dapat disimpulkan
bahwa bahwa terdapat pengaruh pembelajaran cooperative integrated reading and
composition pada kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA Negeri 2
Sidikalang.
B. Saran
Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran cooperative integrated
reading and composition pada kemampuan menulis wacana argumentasi di SMA
Negeri 2 Sidikalang, masih merupakan langkah awal dari upaya
meningkatkan kompetensi dari guru, maupun kompetensi siswa. Oleh
49
dipandang perlu agar rekomendasi-rekomendasi berikutnya dilaksanakan
oleh guru lembaga dan peneliti lain yang berminat.
1. Model pembelajaran kooperatif CIRC hendaknya terus
dikembangkan di lapangan yang membuat siswa terlatih dalam
meningkatkan kemampuan menulis wacana argumentasi siswa. Di
samping itu kemampuan menguasai bahan ajar sebagai syarat mutlak yang
harus dimiliki guru. Untuk menunjang keberhasilan implementasi model
pembelajaran CIRC diperlukan bahan ajar yang lebih menarik agar siswa
semakin semangat untuk mengikuti pembelajaran.
2. Pembelajaran dengan pendekatan CIRC masih sangat asing bagi
guru dan siswa terutama pada guru dan siswa di daerah, oleh karena
itu perlu disosialisasikan oleh sekolah dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan belajar siswa, meningkatkan hasil
belajar siswa dan akan berimplikasi pada meningkatnya prestasi
siswa.
3. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya penelitian ini dapat
dilengkapi dengan meneliti aspek lain secara terperinci yang belum
50
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrom, dkk. 1997. Belajar Mengajar: dari Narasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.
Cox, Carole.1998. Teaching language arts (a student-and response-centered classroom).New York: A Viacom Company.
Badudu, J. S. 1985. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV Pustaka Utama.
Emre, Fachrudin Ambo. 1988. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Keraf, Gorys. 2004. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Rusyana, Yus. 1986. Buku Materi Pokok Keterampilan Menulis. Jakarta: Karunika.
Semi, M. Atar. 1990. Rencana Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandung: Angkasa.
Slavin Robert E. 2009. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Massachusetts: A Simon and Schuster Company
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.