• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHASA TAMTSÎL DALAM ALQUR‘ÂN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAHASA TAMTSÎL DALAM ALQUR‘ÂN"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

29 Bahasa Tamtsîl dalam al-Qur‘an (Budihardjo)

BAHASA TAMTSÎL DALAM ALQUR‘ÂN

Budihardjo

STAIN Salatiga

Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga

ABSTRACT

The language of “tamtsil” is the part of Arabic literature. It uses exemplification about something with others in which it locates in the Qur’an. The language of “tamtsil” in the Qur’an is divided into three parts: “al-amstal al-musharroha”h, “amstal maknuunah”, and “al –amstal mursalah”. “Al-amstal al-musharrohah” is the expression which is explained or stressed by the pronunciation of “matsal”. “Amtsal al-maknuunah” is the exemplification which is not stated by “matsal tamtsil”. “Amtsal al-mursalah” is the independent sentence which does not use the pronunciation of “tasybih clearly”; yet, this sentence has the function as “amtsal”. The teachings in the form of “tamtsil” which exist in the verses specifi-cally can also be classified into several parts, i.e: faith is theological matters, and moral in order to guide human being to have good behaviors, it is an abstract mate-rial which is described in the concrete form which could be felt and the mind can accept it easily.

Key words: Al-Qur‘ân, bahasa tamtsîl, arabic literature, tuntunan.

1. Pendahuluan

Al-Qur‘ân diturunkan oleh Allah Swt. melalui malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa Arab (Q.S. Yûsuf/ 12: 2; Q.S. al-Syu’arâ‘/ 26: 195). Keindahan dan ketelitian redaksinya dikagumi oleh ahli-ahli bahasa, sehingga tiada seorang pun mampu menan-dinginya. Seorang orientalis berkebangsaan Inggris mengatakan: “Al-Qur‘ân mempunyai simponi yang tiada taranya, setiap nada-nadanya dapat menggerakkan manusia untuk menangis atau bersuka cita” (Shihab, 1993: 14). Karena ketinggian, keluwesan, dan

kedalaman arti yang terkandung dalam al-Qur‘ân, tidak ada terjemahan ke dalam suatu bahasa Eropa yang bisa menggantikannya (Edward Meontent dalam Anshâri, 1987: 77-78).

Referensi

Dokumen terkait

SmartWord ini telah dapat membetulkan konteks susunan kalimat, subyek predikat obyek, yang salah, membetulkan kalimat yang belum dia ketahui dengan dasar probabilitas dari

Weber mendefinisikan kharisma sebagai kualitas tertentu dari seorang individu yang karenanya ia berbeda jauh dari orang-orang biasa dan dianggap memiliki kekuatan atau sifat

Karna keindahan dalam penggunaan gaya bahasa Al-Qur ‟ an inilah yang membuat Al. qur ‟a n menempati kemuliaan dan posisi tertinggi di hati Masyarakat

Karena variasi dan ciri khas yang unik dan berbeda dalam struktur bahasanya baik dalam kosa kata, partikel, pola kalimat dan sebagainya tidak hanya bahasa

Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi dalam awal

Dokumen ini membahas tentang kalimat dalam bahasa Indonesia, termasuk jenis kalimat yang berbeda dan

Pada bagian lain, Oswald 2009: xx mengungkapkan, “jika seseorang secara sadar mengubah bahasanya kata- kata yang digunakan ketika berbicara dengan diri sendiri dan orang lain ia

Di suatu masa di suatu tempat hal 390 Kalimat di atas dapat dikategorikan sebagai gaya bahasa oksimoron karena gaya bahasanya mengandung pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang