• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Gaya Bahasa Perbandingan Dalam Al-Qur’an Juz 30

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Gaya Bahasa Perbandingan Dalam Al-Qur’an Juz 30"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an sebagai salah satu kitab suci dari berbagai kitab suci yang diwahyukan

oleh Allah telah menempati posisi yang tinggi dalam kehidupan manusia, terutama

dalam kehidupan spiritual umat beragama yang menganut agama Islam. Al-Qur‟an itu

sendiri dipandang dan dipercayai sebagai sesuatu yang di berikan kepada Nabi

Muhammad S.A.W sebagai wahyu terbesarnya. Al-Quran merupakan firman Tuhan

yang memiliki kemukjizatan dalam berbagai aspeknya, salah satu aspek

kemukjizatannya adalah aspek bahasa. Bahasa al-Quran sudah tidak diragukan lagi

memiliki nilai sastra yang sangat indah melalui gaya bahasanya. Di dalamnya

terdapat keharmonisan dalam pemilihan kata baik dari segi jumlah maupun ketepatan

maknanya.

Al-Qur‟an memiliki keindahan uslub, mengandung kabar-kabar dan hukum-

hukum serta agama-agama yang telah lalu, menerangkan keadaan-keadaan yang akan

terjadi, mempunyai keindahan bahasa (nilai estetik) yang sangat tinggi, dan menjalin

kisah-kisah dengan berbagai rupa susunan perkataan (Ash-Shiddieqy, 1987 : 143).

Al-Qur‟an mengandung kaedah-kaedah kebahasaan yang sangat tinggi. Al-

Qur‟an banyak menggunakan gaya bahasa yang menjadi bahasan dalam ilmu

balaghah ataupun ilmu sastra. Akan tetapi, bukan berarti Al-Qur‟an adalah kitab syair

(2)

sedangkan Al-Qur‟an adalah sebuah mu‟jizat yang diturunkan Allah kepada nabi-

Nya.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk

menyampaikan gagasan atau pikiran, dan ide-idenya dengan maksud ingin

mengutarakannya kepada pihak lain. Bahasa juga digunakan manusia untuk

mengungkapkan pengalaman batin dalam bentuk bahasa tulis yang berupa karya

sastra. Bahasa yang digunakan dalam sastra berbeda dengan bahasa yang digunakan

sehari-hari (natural atau ordinary langguage). Dalam sastra, bahasa yang digunakan

adalah bahasa yang telah disiasati, dimanipulasi dan didayagunakan secermat

mungkin sehingga tampil dengan bentuk yang berbeda dengan bahasa sehari-hari

(Jabrohim dkk, 2003:10). Selain digunakan untuk mengungkapkan pengalaman batin,

bahasa juga dijadikan seorang pembaca untuk mencari baik buruknya sebuah karya

sastra.

Karya sastra merupakan wujud gagasan seseorang melalui pandangan

terhadap lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa

yang indah. Sastra hadir sebagai hasil perenungan pengarang terhadap fenomena yang

ada. Sastra sebagai sebuah karya memiliki pemahaman yang lebih mendalam, bukan

hanya sekadar cerita khayal atau angan dari pengarang saja, melainkan wujud dari

kreativitas pengarang dalam menggali dan mengolah gagasan yang ada dalam

pikirannya. Oleh karena itu karya sastra diciptakan dengan mengedepankan aspek

(3)

Keindahan dalam karya sastra dibangun melalui seni kata atau seni bahasa

berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari ekspresi jiwa (Zulfahnur dalam

Amalia, 2010 : 1). Terkait dengan pernyataan tersebut, maka membaca sebuah karya

sastra akan menarik apabila informasi yang diungkapkan penulis disajikan dengan

bahasa yang mengandung nilai estetik (keindahan). Keindahan itu nampak dari

berbagai segi, salah satunya dari segi gaya bahasanya.

Aminuddin (1995:5) mengemukakan bahwa gaya bahasa merupakan cara yang

digunakan oleh pengarang dalam memaparkan gagasannya sesuai dengan tujuan dan

efek yang ingin dicapai. Harimurti (dalam Pradopo, 1993:265) pada salah satu

pengertiannya tentang gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa

seseorang dalam bertutur atau menulis, lebih khusus adalah pemakaian ragam bahasa

tertentu untuk memperoleh efek tertentu. Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah

efek estetis yang menghasilkan nilai seni.

Sedangkan menurut Tarigan ( 1985: 5) gaya bahasa merupakan bentuk retorik,

yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau

mempengaruhi penyimak dan pembaca. Gaya bahasa dibagi menjadi empat kelompok

besar, yaitu:, gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa

pertautan, dan gaya bahasa perulangan.

Gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu

benda dengan benda yang lain. Menurut Tarigan (1985:7) Gaya bahasa perbandingan

terbagi atas beberapa bagian, diantaranya : Perumpamaan, Metafora, Personifikasi,

(4)

Antisipasi, dan Koreksio atau epanortosis. Gaya bahasa pertentangan adalah gaya

bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan dengan hal atau keadaan yang

sebenarnya dengan mempunyai maksud tertentu. Gaya bahasa pertautan adalah gaya

bahasa yang memakai ciri-ciri atau nama maupun sifat yang ditautkan dengan nama

orang atau barang ataupun dengan hal sebagainya. Gaya bahasa perulangan adalah

adalah gaya bahasa yang mengandung perulangan bunyi, suku kata atau frase ataupun

bagian kalimat yang dianggap penting memberi tekanan dalam sebuah konteks yang

sesuai.

Pada penelitian ini peneliti membahas tentang gaya bahasa perbandingan

dengan mengambil objek Al-Quran juz 30. Peneliti memilih gaya bahasa

perbandingan dikarenakan di dalam Al-Qur‟an juz 30 peneliti menemukan

penggunaan gaya bahasa perbandingan yang lebih banyak dibandingkan dengan

ketiga gaya bahasa lainnya. Sedangkan Peneliti memilih juz 30 sebagai objek

penelitian karena di dalam juz 30 terdapat ayat-ayat Al-Qur‟an yang pertama kali di

wahyukan kepada Nabi Muhammad di Mekkah ketika karya sastra yang berupa syair

jahiliyah berada dalam posisi puncak dan sangat dihargai oleh masyarakatnya. Al-

Quran diturun dengan gaya bahasa yang tinggi yang tidak mampu ditandingi oleh

siapapun termasuk penyair-penyair ternama mekkah. Dan hal ini pun di akui oleh

musuh-musuh Islam saat itu, seperti ucapan Al Walid bin Mughirah salah seorang

tokoh pembesar Quraisy: “Demi Allah, ini bukanlah syair dan bukan sihir serta bukan

pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah Kalamullah yang memiliki

(5)

sangat tinggi (agung) dan tidak ada yang melebihinyaس (Muhammad, 2006: 443).

Karna keindahan dalam penggunaan gaya bahasa Al-Qur‟an inilah yang membuat Al

qur‟an menempati kemuliaan dan posisi tertinggi di hati Masyarakat Mekkah

(Shiddiqy, 1988).

Hal inilah yang membuat ketertarikan untuk mengkaji lebih lanjut mengenai

keindahan gaya bahasa perbandingan yang Allah firmankan dalam Al-Qur‟an pada

juz 30. Salah satu contohnya pada surat Al-Qari‟ah ayat ke 5 yaitu,

/wa takūnu al-jibālu kal’ihni al-manfūsyi/ `dan gunung-gunung seperti bulu yang

dihambur-hamburkan`.

Ayat ini menggambarkan tentang suasana kacau balau pada hari kiamat yang

berupa kehancuran dimana-mana dan akhir dari kehidupan dunia (Arifin, 2012: 799).

Gunung dalam ayat ini disamakan dengan bulu yang dihamburkan.

Selain ayatnya yang pendek dan mudah dihafal didalam ayat ini juga terdapat

gaya bahasa perbandingan yang berupa perumpamaan: perbandingan dua hal yang

pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja dianggap sama dengan menggunakan

kata pembanding yaitu kata

ك

/ka/ `seperti` sebagai pembanding dan berfungsi

mengumpamakan atau menyamakan

ا اج

/al-jibālu/ `gunung-gunung` dengan

نعه لا

/al’ihni/ `bulu-bulu`.

Selain contoh diatas masih banyak lagi ayat-ayat yang mendorong peneliti untuk

mendalami dan membuktikan nilai sastra Al-Qur‟an secara ilmiah dipandang dari

(6)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Berapa banyak gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam Al – Qur‟an Juz

30 ?

2. Bagaimana jenis gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam Al – Qur‟an

Juz 30 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan batasan masalah yang ada maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jumlah gaya bahasa perbandingan dalam Al-Qur‟an juz 30.

2. Untuk mengetahui jenis gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam Al-

Qur‟an juz 30.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat untuk:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan konstribusi positif untuk perkembangan

teori-teori sastra, khususnya pada kajian tentang gaya bahasa dari segi teori

tarigan dalam Al-Qur‟an dan dapat menjadi bahan pertimbangan penelitian-

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca,

(7)

bahasa perbandingan dengan teori tarigan pada Departement Sastra Arab

Fakultas Ilmu Budaya USU khususnya dan bagi para penggiat studi arab pada

umumnya.

1.5. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian agar memperoleh suatu hasil yang valid diperlukan

metode atau cara yang sesuai dengan objek penelitian yang akan dibahas. Penelitian

ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dalam penelitian ini

peneliti menggunakan metode analisis deskriptif yaitu : prosedur pemecahan masalah

yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklafikasikan, menganalisis,

menginterprestasikan berdasarkan pada fakta-fakta (Pradopo, 2003: )

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Peneliti menggunakan terjemahan Al-Qur‟an Al-Karim

Departemen Agama RI tahun 2006 sebagai data primer. Sedangkan data sekunder,

peneliti mengumpulkan buku-buku dan referensi lainnya yang berhubungan dengan

masalah gaya bahasa perbandingan. seperti buku Tarigan (1985) sebagai acuan

utama, Keraf (1980), Ali Al-Jarim (1977). dll sebagai pelengkap.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin, peneliti menggunakan

sistem transliterasi Arab Latin berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543/U/1987 tertanggal 22

januari 1988.

Adapun tahap-tahap pengumpulan dan penganalisisan data yang dilakukan oleh

(8)

1. Mengumpulkan data rujukan atau bahan referensi yang berkaitan dengan

pembahasan penelitian yang terdiri dari buku-buku, seperti Wellek, Renne &

Austin Warren, 1977. Teori Kesusasteraan, Luxemburg, Jan Van, dkk. 1982.

Pengantar Ilmu Sastra dll.

2. Data-data diambil dari juz 30 kemudian dipilah dan diklasifikasikan sesuai

degan gaya bahasa perbandingan yang dimaksud seperti gaya bahasa

perumpaan, metafora dll.

3. Mempelajari dan menganalisis data-data yang telah terkumpul dari surah

persurah dalam juz 30.

4. Menginterpretasikan kemudian disusun menjadi suatu laporan penelitian

ilmiah dan mendapatkan gaya bahasa perbandingan yang terdapat pada juz

Referensi

Dokumen terkait

Kami juga mengajukan permohonan pembayaran invoice untuk data berikut, dan akan segera melengkapi semua

Sistem pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Pulau Morotai belum tertata / dikelolah dengan benar, pengelolaan limbah rumah tangga black water masih dilakukan

Kurva suhu optimum enzim papain dari getah pepaya jenis daun kipas Pada Gambar 3, terlihat bahwa aktivitas papain mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan suhu dari

Pemisahan dengan kromatografi kolom gravitasi (KKG) dilakukan dengan cara imregnasi kristal hasil penggabungan dari KCV, kemudian dipisahkan dengan teknik kromatografi

Arah rotasi venus searah jarum jam (dari timur ke barat). Hal ini berbeda dengan planet-planet lain yang rotasinya berlawanan jarum jam. Sekali mengelilingi matahari, venus

Perilaku santri di Podok Pesantren Romlah Assomadiyah Cilongok dengan adanya pembelajaran seksualitas dan kesehatan reproduksi lewat kitab kuning dan pendidikan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor