• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU DUSUN MODINAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU DUSUN MODINAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

DUSUN MODINAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN

YOGYAKARTA

Disusun oleh

DYAH AYU AMBOROWATI

20120320151

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

DUSUN MODINAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN

YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Derajat

Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Dyah Ayu Amborowati

20120320151

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii

melimpahkan rahmat serta hidayah nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Pada Bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir dan salah satu syarat kelulusan untuk derajat sarjana

keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhamadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis berterima kasih kepada :

1. dr. H . Ardi Pramono, Sp.An.M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

2. Ibu Sri Sumaryani , Ns.,M.Kep.,Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan

3. Ibu Rahmah, S. Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An. selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan

4. Orang tua dan saudara yang sudah memberikan semangat dan doanya

5. Bapak Kepala Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta.

6. Staf dan Karyawan FKIK UMY yang telah banyak membantu saat proses

pembuatan skripsi.

7. Sahabatku Nur Sa’adah, Rizkiariati, dan Laely yang telah banyak support dan memberikan semangat untuk pembuatan KTI ini.

8. Teman teman PSIK 2012 dan sahabat Kos Putri Princes yang selalu

memberikan support dan dukungannya.

9. Teman Teman satu bimbingan yang tidak pernah lupa mengingatkan satu

(4)

iii

agar tumbuh kembang anak menjadi adekuat. Peranan pemberian makanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak, maka anak harus mendapatkan makanan pendamping ASI dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI pada bayi di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deksriftif dengan pendekatan point time approach. Lokasi penelitian dilaksanakan di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta pada bulan Januari-Mei 2016. Populasi di penelitian ini berjumlah 48 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 42 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel penelitian adalah variabel tunggal dan menggunakan analisa univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dalam kategori baik sebanyak 25 orang (59,5%), pengetahuan sedang sebanyak 13 orang (31,0%), dan pengetahuan rendah sebanyak 4 orang (9,5%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta paling banyak pada kategori baik.

(5)

iv feeding is very crucial for children’s growth and development; therefore they should be well-fed according to their needs. The objective of this research is to

describe level of mothers’ knowledge about complementary feeding for babies at

the POSYANDU of Modinan , Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Research methodology: This research is a descriptive research using point time approach. The research took place at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, SLeman, Yogyakarta from January – May 2016. The population consisted of 48 people. The sample consisted of 42 respondents using simple random sampling. The research variable is single variable using univariate analysis.

Research result: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding which is in good category is 59.5% or there are 25 people, moderate knowledge is 31.0% or there are 13 people, and low knowledge is 9.5% or 4 people.

Conclusion: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta is mostly in good category.

(6)

v

mengingatkanku disetiap langkahku

 Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih

sayangnya selama ini

 Kakak tersayang yang selalu memberikan semangat dan doanya

 Teman teman dan sahabat yang selalu memberikan support dan doanya

dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini

 Dosen-dosen Program Studi Ilmu Keprawatan yang sudah membimbing

dan mengajarkan ilmunya selama 4 tahun ini.

(7)

vi

akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha

 Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan

 Jadilah diri sendiri dan jangan menjadi orang lain, walaupun dia terlihat

(8)

vii

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

INTISARI ... iv

ABSTRAK ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

MOTTO ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslihan Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Batita (Toodler) ... 9

2. Makanan Pendamping ASI ... 11

3. Pengetahuan ... 18

B. Kerangka Konsep ... 23

C. Pertanyaan Peneliti ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Populasi Dan Sampel ... 24

(9)

viii

I. Metode Pengumpulan Data Dan Analisa Data ... 29

J. Uji Validitas Dan Realibilitas ... 31

K. Etika Penelitian ... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35

1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 35

2. Karakteristik Demografi ... 36

3. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Katrakteristik Responden... 37

a. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia ... 37

b. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan ... 38

c. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan ... 39

d. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Agama ... 40

e. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak ... 40

f. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak ... 41

4. Gambaran Secara Umum Pengetahuan Tentang MP-ASI Di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta ... 42

B. Pembahasan ... 42

C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

(10)

ix

Tabel 2.2 Pola Pemberian MP-ASI ... 16

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 26

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 28

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 36

Tabel 4.2 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia ... 37

Tabel 4.3 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan ... 38

Tabel 4.4 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan ... 39

Tabel 4.5 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Agama... 39

Tabel 4.6 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak ... 40

Tabel 4.7 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak ... 41

(11)

x

(12)

xi

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

KEMENKES RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

WHO : World Health Organization

DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(13)

xii

Lampiran 2. Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3. Surat Survey Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Etik Penelitian

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Bapedda

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Kesbanglinmas

Lampiran 7. Lembar Validty Content Index

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian

Lampiran 9. Lembar Informed Consent

Lampiran 10. Hasil Uji CVI

Lampiran 11. Hasil Uji Realibilitas

Lampiran 12. Hasil Karakteristik Responden

Lampiran 13. Hasil Uji Crosstab

Lampiran 14. Hasil Penelitian

(14)
(15)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU DUSUN MODINAN

BANYURADEN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

Dyah Ayu Amborowati1, Rahmah2

Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan UMY1, Dosen Keperawatan UMY2

INTISARI

Latar Belakang : Sebanyak 66 kasus gizi buruk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menimbulkan banyak masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Gizi merupakan peranan penting yang mempunyai tujuan agar tumbuh kembang anak menjadi adekuat. Peranan pemberian makanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak, maka anak harus mendapatkan makanan pendamping ASI dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI pada bayi di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta.

Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deksriftif dengan pendekatan point time approach. Lokasi penelitian dilaksanakan di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta pada bulan Januari-Mei 2016. Populasi di penelitian ini berjumlah 48 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 42 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel penelitian adalah variabel tunggal dan menggunakan analisa univariat.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dalam kategori baik sebanyak 25 orang (59,5%), pengetahuan sedang sebanyak 13 orang (31,0%), dan pengetahuan rendah sebanyak 4 orang (9,5%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta paling banyak pada kategori baik.

(16)

feeding is very crucial for children’s growth and development; therefore they should be well-fed according to their needs. The objective of this research is to

describe level of mothers’ knowledge about complementary feeding for babies at

the POSYANDU of Modinan , Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

Research methodology: This research is a descriptive research using point time approach. The research took place at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, SLeman, Yogyakarta from January – May 2016. The population consisted of 48 people. The sample consisted of 42 respondents using simple random sampling. The research variable is single variable using univariate analysis.

Research result: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding which is in good category is 59.5% or there are 25 people, moderate knowledge is 31.0% or there are 13 people, and low knowledge is 9.5% or 4 people.

Conclusion: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta is mostly in good category.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran makanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Pada

saat anak sedang melalui tahap pertumbuhan, anak membutuhkan gizi

yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

peranan penting yang mempunyai tujuan agar tumbuh kembang anak

menjadi adekuat. Kekurangan gizi pada anak akan menimbulkan banyak

masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan, dan apabila tidak

ditangani secara tepat akan berdampak pada usia dewasa (Lestari,dkk.,

2012).

Prevalensi jumlah balita dengan kasus gizi buruk di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 66 balita, sedangkan untuk Wilayah

Sleman kasus balita dengan gizi buruk berjumlah 14 balita dimana wilayah

Sleman berada diurutan 2 kasus balita dengan gizi buruk setelah Kota

Yogyakarta (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes],

2015). Sedangkan status gizi balita menurut Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) prevalensi jumlah balita buruk dan kurang untuk wilayah D.I

Yogyakarta tahun 2013 sebesar 16,3% dengan total jumlah balita sebanyak

264,856.

Masalah gizi pada bayi dan balita anak disebabkan 2 faktor yaitu

faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung merupakan faktor

(18)

penyerta. Sedangkan faktor tidak langsung dilihat dari tingkat

pengetahuan, tingkat pola asuh, pendapatan, sosial budaya, ketersedian

pangan, pelayanan kesehatan, dan faktor lingkungan (Sulisyaningsih,

2012). Menurut Global Strategy For Infant And Young Child Feeding,

WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang penting harus

dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera

setelah lahir, kedua memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi

atau pemberian ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga

memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi

berusia 6-24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai bayi

berusia 24 bulan atau lebih. Tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh

kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi, maka untuk mengurangi gizi

buruk terhadap anak dan balita pemerintah telah membuat program tentang

MP-ASI untuk ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia [Depkes RI], 2006).

MP-ASI merupakan proses dimana transisi dari yang awal hanya

berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Dalam pemberian

MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik jumlah maupun bentuk sesuai

kemampuan pencernaan bayi/anak. Usia yang ideal diberikan MP-ASI

yaitu usia 6-24 bulan (Mufida,dkk., 2015). Cara pemberian MP-ASI

pertama kali dengan berbentuk cair dan bertahap menjadi lebih kental.

Jadi, MP-ASI harus mencakup dalam hal kuantitas dan kualitas karena

(19)

(Rohmatika, 2011). Dalam memperoleh MP-ASI yang baik harus dibuat

secara lokal dan perlu menambahkan vitamin dan mineral kedalamnya.

Sedangkan, dalam pemberian MP-ASI terdapat juga faktor yang

mempengaruhinya yaitu umur bayi, jenis dan jumlah makanan yang

diberikan, waktu dan frewkensi pemberian, kondisi kesehatan bayi, dan

berat badan bayi (Handayani,dkk., 2010).

Menurut Al- Quran dan Hadist, jiwa manusia sebagaimana tubuh

membutuhkan makanan yang baik. Dalam surat Abbasa ayat 24:

Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (mengenai

halal dan haram nya) “

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa kita sebagai manusia harus selalu

mempertimbangkan dalam memilih makanan yang dikonsumsi untuk

tubuh baik untuk kesehatan atau tidak.

Makanan yang diberikan kepada bayi/anak saat pertama kali sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhannya, maka agar pemberian MP-ASI

berjalan dengan baik diperlukan pengetahuan yang baik tentang MP-ASI

(Rohmatika, 2011). Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Rohmatika

(2011) pengetahun adalah hasil tahu seseorang terhadap suatu objek baik

dilihat melalui panca indra manusia. Pengetahuan merupakan faktor

presdiposisi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Jika

pengetahuan tentang MP-ASI baik maka perilaku terhadap MP-ASI juga

lebih baik. Berdasarkan hasil studi penelitian terdahulu di Posyandu

(20)

orang ibu yang mempunyai anak/bayi usia 6-24 baik, didapatkan hasil 2

orang ibu (20%) memiliki pengetahuan baik tentang MP-ASI, 3 orang ibu

(35%) dengan pengetahuan cukup, dan 5 orang ibu (45%) berpengetahuan

kurang (Rohmatika, 2011).

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Yogyakarta pada tanggal

20 Januari 2016 bahwa total jumlah ibu ibu yang memiliki balita / batita

usia 6-24 bulan yang datang rutin di Posyandu tersebut sebanyak 48, dari

jumlah tersebut tidak ada balita / batita yang mengalami gizi buruk.

Menurut hasil wawancara dengan 5 orang ibu ibu yang mempunyai anak

usia 6-24 bulan diperoleh bahwa diantara 5 orang ibu hanya 3 yang

memahami tentang MP-ASI dengan baik, sedangkan 2 ibu lainya kurang

memahami dengan baik tentang MP-ASI.

Maka berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI) Pada Bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping

Sleman Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di latar belakang

diatas maka dirumuskan pertanyaan sebagai berikut : bagaimana gambaran

tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI)

(21)

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat

pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada

bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman

Yogyakarta

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik responden.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan usia.

c. Untuk mengetahuai tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan.

d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan.

e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan agama.

f. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan jumlah anak.

g. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan usia anak.

D. Manfaat Penelitian

1. Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat membantu dalam

mengembangkan ilmu keperawatan khususnya tentang pemberian

intervensi MP-ASI pada ibu yang mempunyai anak usia6-24 bulan.

2. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bisa dilanjutkan untuk penelitian

selanjutnya serta bermanfaat untuk mengetahui gambaran tingkat

(22)

E. Keaslihan Penelitian

1. Penelitian yang dilakukakan Sulistyaningsih (2012), judul: Evalusi

Program Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Terhadap Perbaikan

Status Gizi Balita di Kelurahan Saigon dan Parit Mayor Kecamatan

Pontianak Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan

pendekatan paradigma penelitian kuantitatif. Teknik sampel yang

digunakan adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah

balita yang mempunyai gizi dibawah garis merah dan ibu balita yang

mengikuti program MP-ASI di Kelurahan Saigon dan Parit Mayor.

Instrument penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang berisi

status gizi anak dan ditambahkan instrumen tentang pengukuran berat

badan dan tinggi badan balita. Instrument kuesioner tersebut juga

diberikan kepada ibu yang mengikuti program MP-ASI. Hasil

penelitian yang didapatkan dari pengukuran setiap bulannya

didapatkan status gizi balita terdapat perbedaan hasil sesbelum dan

sesudah dilakukan program MP-ASI.

Perbedaan dengan peneliti ini adalah tempat penelitian, variabel

penelitian yang digunakan, metode penelitian, dan analisa data yang

digunakan.

2. Penelitian yang dilakukan Rohmatika (2011), judul: Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi

Umur 6-24 bulan Di Posyandu Karyamula Jetis Jaten Surakarta.

(23)

cross sectional. Lokasi penelitian di Posyandu Karyamula Jetis Jaten

Surakarta. Populasi penelitian ini sebanyak 30 responden dengan

teknik pengambilan data dengan total sampling. Instrumen yang

digunakan adalah kuesioner dengan bentuk ceklist dengan analisis

univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang

memberikan MP-ASI dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak

66,7%, responden dengan pengetahuan cukup 16,7%, dan responden

dengan pengetahuan kurang 3,3% dan didapatkan bahwa ada hubungan

antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI umur 6-24

bulan.

Perbedaan dengan peneliti adalah tempat dan metode penelitian

yang diambil serta cara pengambilan sampel.

3. Penelitian yang dilakukan Handayani, dkk. (2010), judul : Hubungan

Tingkat Pengetahuan Ibu menyusui dengan Perilaku Pemberian

MP-ASI pada Bayi Usia 6-24 Bulan di Rumah Bersalin Adella Pangkah

Tegal. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif

dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel yang digunakan

adalah sampel jenuh. Analisis data yaitu dengan analisa univariat dan

analisa bivariat. Instrument yang digunakan yaitu berupa kuesioner.

Data diuji dengan Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu

dengan tingkat pengetahuan MP-ASI baik sebesar 60%, dan

pengetahuan kurang sebesar 40%. Terdapat hubungan antara perilaku

(24)

Perbedaan penelitian adalah tempat dan teknik sampel yang

(25)

9 1. Batita atau Toddler

a. Konsep Batita atau Tooddler

Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3

tahun), dimana pada periode ini anak berusaha mencari tahu

bagaimana sesuatu bekerja dan mengontrol orang lain melalui

penolakan, kemarahan, dan tindakan keras kepala. Pada

periode ini adalah periode pertumbuhan dan perkembangan

anak berkembang secara optimal (Wong, 2000).

Pada periode anak usia toddler terdapat beberapa ciri-ciri

perkembangan yaitu anak selalu ingin mencoba hal yang

diinginkannya dan rasa ingin tahu tentang sesuatu lebih tinggi,

anak usia toddler menolak atau menuntut apa yang dia

inginkan atau yang tidak diinginkan, dan didalam anak usia

toddler sudah tertanam rasa otonomi . Anak usia 1-3 tahun atau

batita adalah konsumen pasif, yang artinya anak menerima

makanan apa yang diberikan oleh ibunya sehingga batita

sebaiknya dikenalkan dengan berbagai makanan. Laju

pertumbuhan batita lebih besar dibandingkan usia prasekolah

sehingga memerlukan jumlah makanan yang relatif besar

(26)

batita anak masih tergantung penuh kepada orang tuanya untuk

melakukan kegiatan yang penting seperti mandi,buang air besar

dan kecil, dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan

sudah baik tetapi kemampuan lain masih terbatas (Hidayat,

2008).

b. Karakteristik Batita

Perkembangan pada anak usia 1-3 tahun ditandai dengan

peningkatan dalam gerakan motorik kasar dan halus yang

cepat. Khusus anak usia 12-24 bulan perkembangan yang

penting yaitu antara lain adalah berjalan, mengeksplorasi

rumah dan sekeliling, menyusun 2-3 kotak, mengatakan 5-10

kata, naik turun tangga, menunjukan mata dan hidungnya, dan

menyusun kata (Supartini, 2004). Sedangkan pertumbuhan

pada anak usia batita menjadi lebih lambat karena rata rata

berat badannya hanya bertambah 0,23 kg perbulan dan

pertambahan tinggi badan 1 cm perbulan. Pertumbuhan batita

seperti ini hal normal, namun asupan energi dan zat-zat lain

yang adekuat yang sangatlah penting untuk memenuhi

kebutuhan gizi (Soenardi, 2006).

Menurut Soetjiningsih (2004) tumbuh kembang setiap anak

berbeda-beda, namun melewati 3 pola yang sama, yakni:

pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas kemudian menuju

(27)

Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.

Contohnya anak lebih dulu menguasai penggunaan telapak

tangan untuk mengengam, sebelum mampu meraih benda, dan

Setelah 2 pola sebelumnya dikuasai anak belajar

mengeksplorasi keterampilan. Contohnya melempar,

menendang, dan berlari.

2. Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI)

a. Definisi MP-ASI

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI ) merupakan makanan

pelengkap, makanan tambahan, makanan padat atau makanan

sampingan yang diberikan kepada bayi diatas 6 bulan.

Makanan ini adalah makanan pendamping yang diberikan

selain ASI ( Sulistyaningsih, 2012).

MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) adalah

makanan atau minuman yang mengandung gizi dan diberikan

kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan agar berguna untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi atau anak selain dari ASI (

Departemen Kesehatan Republik Indonesia [Depkes], 2006).

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan

tambahan yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan.

MP-ASI diberikan kepada bayi untuk mencukupi kebutuhan

vitamin dan mineral dalam tubuhnya karena pada saat dalam

(28)

maka diberikannya makanan tambahan selain ASI (Indiharti,

2009).

Peranan Makanan Pendamping ASI bukalanlah untuk

menggantikan ASI tetapi sebagai pendamping ASI. MP-ASI

berbeda dengan makanan sapihan karena makanan sapihan

diberikan ketika bayi tidak mengkonsumsi ASI (Krisnatuti &

Yenrina, 2008).

b. Anjuran WHO tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Dalam deklarasi Innocenti yang dilaksananakan antara

perwakilan WHO dan UNICEF tahun 1991, bahwa pemberian

makanan pada bayi yang optimal adalah dengan memberikan

ASI esklusif mulai dari anak lahir sampai usia 6 bulan (Gibney,

MJ et all, 2009).

Pemberian makanan setelah bayi usia 6 bulan akan

memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit, hal ini

disebabkan karena imunitas bayi > 6 bulan sudah sempurna

dibandingkan bayi < 6 bulan (Williams, L & Wilkins, 2006).

Syarat MP-ASI adalah makanan pendamping harus memenuhi

syarat khusus tentang jumlah zat gizi yang diperlukan bayi

seperti protein, energi, lemak, vitamin, dan mineral (Krisnatuti,

(29)

c. Tujuan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

1) Menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan oleh

bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi

secara terus menerus (Agnes, 2008).

2) Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak secara

normal dengan melihat kondisi pertumbuhan berat badan

bayi (Krisnatuti & Yenrina, 2008).

3) Untuk melatih kemampuan indra pengecapnya dan indra

perasa bayi (Krisnatuti, 2008).

4) Dapat membuat imunitas bayi akan lebih sempurna saat

diberikan MP-ASI (Soenardi, 2006).

5) Mendidik anak untuk membina selera dan kebiasaan

makan yang sehat (Krisnatuti, 2008).

6) Melatih pencernaan bayi agar dapat mencerna makanan

yang lebih padat (Soenardi, 2006).

d. Manfaat Makanan Pendamping ASI

Menurut Ariani (2009), pemberian makanan pendamping

ASI mempunyai banyak manfaat bagi bayi atau anak.

Manfaatnya antara lain sebagai makanan pokok bayi setelah

usia 6 bulan dengan frekuensi dan jumlah yang diberikan

ditambah sedikit demi sedikit, Memperkenalkan rasa dan

makanan padat agar bayi dapat beradaptasi secara bertahap, dan

(30)

merupakan dasar dari pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak

selanjutnya.

e. Jenis- jenis Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

( Kemenkes) tahun 2007, bahwa spesifikasi jenis dari MP-ASI

berbentuk instans dan biskuit. Makanan pendamping asi yang

berbentuk instan terbuat dari campuran beras putih atau beras

merah, kacang hijau atau kedelai, susu, gula, minyak nabati,

dan diperkaya dengan vitamin dan mineral dan ditambahkan

penyedap rasa dan aroma. MP-ASI biskuit terbuat dari

campuran terigu, margarin, gula, lesitin kedelai, garam

bikarbonat, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.

Sedangkan menurut Kemenskes (2010) jenis jenis MP-ASI

yang lain adalah sebagai berikut :

1) Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau

disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar

dari makanan lumat halus. Contohnya : bubur susu, bubur

sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya, tomat saring,

dan nasi tim saring.

2) Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan

banyak air dan tampak berair, contoh : bubur nasi, bubur

(31)

3) Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak

berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh :

lontong, nasi tim, kentang rebus, dan biskuit.

Menurut Pandi & Wirakusumah (2012), jenis makanan

pendamping ASI (MP-ASI) baik tekstur, frekuensi, dan porsi

makan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan

pertumbuhan anak usia 6-24 bulan. Kebutuhan energi makanan

yang dibutuhkan bayi usia 6-8 bulan yaitu 200 kkal per hari,

300 kkal per hari untuk bayi usia 9-11 bulan, dan 550 kkal per

hari untuk bayi usia 12-23 bulan.

MP-ASI pertama sebaiknya adalah golongan beras dan

serenalia, karena mempunyai energi yang rendah. Kemudian

secara berangsur-angsur bayi diperkenalkan kepada sayuran

dan buah-buahan yang dihaluskan. Setelah bayi bisa menerima

makanan seperti beras atau serenalia dan sayuran serta

buah-buahan dengan baik, bayi kemudian diperkenalkan dengan

sumber protein seperti hati ayam, tahu dan tempe, daging ayam

(32)

f. Pola pemberian Makanan pendamping ASI (MP-ASI)

Pola pemberian MP-ASI Menurut Kemenkes (2010),

dirangkum dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2 cara pola pemberian MP-ASI

Umur

(bulan)

ASI Makanan

Lumat

Makanan

Lunak

Makanan

Padat

0-6 √

6-9 √ √

9-12 √ √

12-24 √ √

Keterangan

Usia 0-6 bulan : hanya diberikan ASI saja

Usia 6-9 bulan : diberikan ASI dan makanan berlumat

Usia 9-12 bulan : diberikan ASI dan makanan lunak

Usia 12-24 bulan : diberikan ASI dan makanan padat

Menurut Indiharti (2009), pola pemberian MP-ASI

dibedakan berdasarkan umur anak atau bayi sebagai berikut

Makanan bayi usia 6-9 bulan ASI terus diteruskan sampai usia

2 tahun, bayi juga mulai dikenalkan makanan yang berbentuk

lumat karena reflek mengunyah bayi sudah ada. Contoh

makanannya seperti biskuit, bubur susu, dan pepaya. Berikan

makanan kepada bayi dengan jumlah 1-2 sendok makan

(33)

dan bayi mulai dikenalkan makanan yang berbentuk lembek

seperti nasi/tim saring dengan frekuensi 2 kali sehari. Nilai gizi

pada makanan yang diberikan bayi dapat ditambahkan sumber

vitamin agar menambah nilai gizinya serta berikan makanan

selingan 1 kali sehari.

g. Cara Pemberian MP-ASI

Pemberian MP-ASI diberikan kepada anak usia 6-24 bulan

secara berangsur angsur untuk mengembangkan kemampuan

mengunyah dan menelan serta menerima macam macam

makanan dengan berbagai tekstur dan rasa yang bervariasi

mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental

(Krisnatuti, 2008).

MP-ASI sebaiknya secara bertahap, sedikit demi sedikit

dalam bentuk encer ke bentuk yang lebih kental sampai padat.

Anak juga dapat diberikan makanan selingan seperti biskuit,

atau permen yang mengandung sedikit kandungan gula.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan

makanan bayi dirumah adalah, yaitu menyiapkan makanan

bayi harus bersih (bebas dari kotoran) dan saniter (bebas dari

mikroba penyakit), memilih bahan makanan yang segar, saat

menambahkan gula, berikan sedikit saja pada makanan bayi,

(34)

bersih dan dikupas, dan Dalam penyimpanan makanan bayi

harus disimpan dalam wadah (Soenardi, 2006).

h. Waktu pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI)

Waktu yang tepat untuk pemberian MP-ASI kepada balita

yaitu 2-3 kali sehari sebelum anak usia 12 bulan dan kemudian

ditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum anak berusia 24 bulan (

Kemenkes, 2010). Sedangkan menurut Rohmatika (2011),

waktu yang tepat diberikannya MP-ASI adalah usia 4-6 bulan.

Dengan cara pemberian MP-ASI pertama berbentuk cair.

3. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah

seseorang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek

melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

dan perabaan ( Notoatmodjo, 2010).

Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan yang

merupakan faktor presdiposisi. Jika pengetahuan seseorang

tentang MP-ASI baik maka diharapkan perilaku seseorang

dalam memberikan MP-ASI akan baik juga (Notoatmodjo,

(35)

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2010) pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang

berbeda. Secara garis besar terdiri dari 6 tingkat pengetahuan :

1) Tahu ( Know)

Tahu diartikan sebagai recall atau memori yang telah

ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh karena itu

tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami sesuatu itu tidak hanya perlu tahu, tidak

hanya menyebutkan tetapi juga menginterpretasikan secara

benar tentang objek yang diamati.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang bisa memahami

objek yang dimaksud dan dapat mengaplikasikan prinsip

yang telah diketahui.

4) Analisis ( Anaylisis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan memisahkan, dan mencari hubungan

antara komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

(36)

5) Sintesis ( Sythesis)

Sintesis merupakan cara menunjukkan kepada suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkkan

dalam suatu hubungan yang logis dari komponen

pengetahuan yang dimiliki.

6) Evaluasi ( Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang

untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

objek tertentu.

c. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2007) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan

di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

maka seseorang tersebut semakin luas pengetahuannya.

Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang

berpendidikan rendah belum tentu memiliki pengetahuan

(37)

2) Informasi / Media Massa

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal atau

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

sehingga menghasilkan peningkatan atau perubahan

pengetahuan. Adanya informasi mengenai informasi hal

yang baru tentang sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan hal tersebut.

3) Sosial Budaya dan Ekonomi

Seseorang akan bertambah pengetahuannya dengan

melakukan tradisi dan kebiasaannya itu tanpa melalui

penalaran. Status ekonomi akan menentukan tersediannya

suatu fasilitas yang dilakukan untuk kegiatan tertentu,

sehinggan status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan juga berpengaruh dalam masuknya

pengetahuan kepada seseorang yang berada juga di

lingkungan itu juga, dimana terjadi interaksi timbal balik

yang akan direspon dengan pengetahuan individu itu

(38)

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan

cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan suatu masalah yang dihadapi saat masa lalu.

6) Usia

Usia mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap

seseorang. Semakin bertambahnya usia semakin besar pula

daya tangkap seseorang sehingga pengetahuannya akan

(39)

B. Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang MP-ASI Dini Pada Bayi

Tidak Diteliti :

Diteliti :

C. Pertanyaan Peneliti

1. Bagaiamana pengetahuan tentang pengertian MP-ASI ?

2. Bagaimana pengetahuan tentang waktu yang tepat dalam pemberian

MP-ASI?

3. Bagaimana pengetahuan tentang manfaat dan tujuan MP-ASI?

4. Bagaimana pengetahuan tentang jenis makanan/minuman dalam

MP-ASI?

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1. Pendidikan 2. Informasi/Media

Massa

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia

Pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI) 1. Pengertian MP-ASI 2. Waktu yang tepat

dalam pemberian MP-ASI

3. Manfaat dan Tujuan MP-ASI

4. Jenis

[image:39.595.121.532.121.453.2]
(40)

24 A. Desain penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan point time approach yaitu pendekatan, observasi dan

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Penelitian ini mempunyai

tujuan untuk mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang

MP-ASI pada bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping

Sleman Yogyakarta.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi/anak

usia 6-24 bulan yang rutin datang ke Posyandu Dusun Modinan

Banyuraden Gamping Yogyakarta dengan jumlah sebanyak 48 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi atau

balita usia 6-24 bulan yang mengikuti program Posyandu di Dusun

Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta. Sampel diambil

menggunakan teknik simple random sampling dengan cara diseleksi

secara acak, akhirnya akan muncul kertas yang akan menjadi

(41)

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu yang mengikuti posyandu di Dusun Modinan

Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta

2) Ibu yang bisa baca dan menulis

3) Ibu yang bersedia menjadi responden penelitian

Penentuan jumlah sampel bisa digunakan dengan rumus Solvin

(Nursalam, 2013) :

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar populasi

d : Tingkat signifikan ( p )

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden

(42)

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu

pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi

usia 6-24 bulan.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,

komunikasi, dan replikasi. Dalam penelitian ini adalah variabel tunggal

[image:42.595.150.532.398.609.2]

yaitu pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variable Definisi Operasional skala Skala Ukur

Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Pemahaman seseorang atau ibu dalam menjawab kuesioner tentang Makanan Pendamping ASI

1. Pengertian MP-ASI 2. Tujuan MP-ASI 3. Manfaat MP-ASI 4. Jenis –jenis MP-ASI 5. Pola Pemberian MP-ASI 6. Waktu pemberian

MP-ASI

Ordinal 1. Pengetahuan Baik 76-100 %

2. Pengetahuan sedang 56-75%

3. Pengetahuan buruk <56%

4.

F. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran yang dilakukan terhadap tingkat pengetahuan

berdasarkan jawaban dari responden dan semua pernyataan yang diberikan

(43)

Guttman. Menurut Arikunto (2006), skala pengukuran pengetahuan dapat

dikategorikan:

1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76-100% (19-24) dari yang

diharapkan.

2. Kategori sedang yaitu menjawab benar 56-75% (13-18) dari yang

diharapkan.

3. Kategori buruk yaitu menjawab benar <56% (<13) dari yang

diharapkan.

G. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner digunakan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan ibu

tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan dan mengetahui bagaimana

pengetahuan ibu tentang MP-ASI.

1. Kuesioner data demografi

Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti untuk mengetahui

karakteristik responden meliputi nama, usia, jenis kelamin, agama,

pendidikan terakhir, pekerjaan. Jenis pertanyaan berupa uraian dan

pilihan.

2. Kuesioner pengetahuan ibu tentang MP-ASI

Kuesioner yang digunakan untuk melihat gambaran pengetahuan

ibu tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan terdiri dari

komponen tentang pengetahuan tentang MP-ASI, cara pemberian

(44)

MP-ASI, jenis MP-MP-ASI, contoh makanan MP-MP-ASI, dan gizi yang

terkandung di dalam MP-ASI. Jumlah pertanyaan kuesioner terdiri

dari 24 pertanyaan. Pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini dibuat

sendiri oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu

dengan menggunakan skala Guttman. Kuesioner dalam penelitian ini

dibagi menjadi 2 yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan

negatif (unfavorable). Untuk penyataan positif (favorable), jika

jawaban benar diberi nilai 1 jika jawaban salah dan tidak tahu diberi

nilai 0, sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) jika jawaban

[image:44.595.161.517.416.680.2]

salah dan tidak tahu diberi nilai 1, jika jawaban benar diberi nilai 0.

Tabel 3.2 Kisi- Kisi Soal Kuesioner

NO VARIABEL UNSUR NO ITEM JUMLAH 1 Pengetahuan

tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI)

JUMLAH

1. Pengertian MP-ASI 2. Tujuan &

Manfaat MP-ASI 3. Cara

pemberian MP-ASI 4. Pola waktu

MP-ASI 5. Dampak MP-ASI 6. Jenis

(45)

H. Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada ibu yang

memili bayi usia 6-24 bulan, kemudian menjelaskan bagaimana tata cara

pengisian kuesioner tersebut. Responden diminta untuk mengisi lembar

kuesioner yang telah disediakan kemudian dikumpulkan kepada peneliti.

Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu di Bab II dan untuk

pilihan jawaban telah disediakan didalamkuesioner tersebut yaitu benar,

salah, dan tidak tahu. Tata cara pengambilannya yaitu peneliti datang

kerumah masing masing responden dan membagikan lembar persetujuan

menjadi responden dan menjelaskan tentang tujuan dari penelitian serta

menjelaskan isi dari kuesioner yang dibagikan peneliti. Kuesioner yang

dibagikan kepada responden terlebih dahulu telah dilakukan uji validitas

dan reliabilitas

I. Metode pengumpulan data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Langkah yang dilakukan untuk pengolahan data terdiri dari :

a. Editing

Angket atau kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan

perlu disunting terlebih dahulu. Jika ternyata masih ada data atau

informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan

(46)

b. Coding

Mengubah data yang berbentuk kalimat menjadi data angka

atau bilangan sehingga bisa diolah dan bisa dimasukkan kedalam

lembar kerja kemudian bisan dilakukan pengolahan analisa data.

Kode untuk data karakteristik responden usia (1=<20 tahun, 2=

20-35 tahun, 3=36—45 tahun, 4=>45 tahun), pekerjaan responden

(1=IRT (ibu rumah tangga), 2= karyawan swasta, 3=wiraswata,

4=PNS), pendidikan responden (1=SD, 2=SMP, 3=SMA/Sederajat,

4= Sarjana/Diploma), agama (1=islam, 2=kristen), jumlah anak

(1=1 anak, 2= 2anak, 3=3 anak, 4= >3 anak), dan usia anak

responden (1=6-12 bulan, 2=13-18 bulan, 3= >18 bulan). Kategori

pengetahuan (1=baik, 2=sedang, 3= rendah).

c. Memasukan data atau Processing

Data yaitu jawaban responden dari masing-masing responden

dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) kemudian dimasukkan

kedalam “software” komputer.

2. Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dalam bentuk

persentase yang mempunyai tujuan untuk mendeksripsikan gambaran

tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI. Data yang telah diolah baik

pengolahan manual maupun menggunakan bantuan komputer , tidak

(47)

J. Uji Validitas dan Realibitas

1. Uji Validitas

Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa

yang harus diukur oleh alat itu. Jenis uji validitas yang digunakan pada

penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity) yang

menunjukan tingkat representatif isi atau substansi pengukuran

terhadap konsep variabel sebagaimmana dirumuskan dalam definisi

operasional.

Conten Validity Index (CVI) merupakan uji validitas isi yang

dilakukan untuk memperbaiki alat ukur melalui pemeriksaan

butir-butir soal, jika soal dianggap tidak baik atau tidak memenuhi syarat

maka soal akan dibuang, diperbaiki atau diganti. Pengujian dilakukan

pada setiap item soal melalui tahap konsultasi dengan 2 orang ahli

dalam bidang ilmu keperawatan anak di Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Conten Validity Index (CVI) meliputi 4

skala, yaitu: skala 1 (tidak relevan), skala 2 (tidak dapat dikaji

relevansi tanpa merevisi item yang bersangkutan), skala 3 (relevan,

dibutuhkan sedikit revisi), dan skala 4 (sangat relevan). Suatu

kuesioner dinyatakan valid apabila kuesioner mendapatkan nilai ≥ 0.8

(48)

Rumus akumulasi skor CVI

n =

Skor yang diberikan

Skor tertinggi

CVI =

N1 + N2

2

Keterangan:

n = skor per item

N = rata-rata skor tiap penguji

Pada uji CVI ini, terdapat item soal yang tidak relevan, sehingga

terdapat 1 soal yang dibuang, dan hanya ada beberapa item soal yang

mengalami perubahan susunan kata tanpa merubah makna dari soal

tersebut. Skor dari uji CVI ini adalah 0,913 . Hal ini menunjukan bahwa

instrumen dikatakan valid.

2. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas kuesioner gambaran pengetahuan tentang makanan

pendamping ASI (MP-ASI) dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila memberikan

nilai ≥ 0,6 (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas kuesioner

pengetahuantentang MP=ASI dengan menggunakan Alpha Cronbach

mendapatkan hasil 0,678 dengan 40 responden di posyandu dusun

Patran maka kuesioner pengetahuan tentang MP-ASI dinyatakan

(49)

Rumus Alpha Cronbach sebagai berikkut :

R = (

)

)

Keterangan :

R = reabilitas instrumen

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = jumlah varian butir

G = varian total

K. Etika Penelitian

Berdasarkan Surat Keterangan Penelitian dari Komisi Etik Universitas

Muhamadiyah Yogyakarta Nomor :094/EP-FKIK-UMY/1/2016 penelitian

yang berjudul gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan

pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi di Posyandu Dusun Modinan

Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta ini memperhatikan beberapa

aspek kode etik antara lain:

1. Lembar Persetujuan (Informend Consent)

Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden untuk

menjadi sampel dalam penelitian. Persetujuan antara peneliti dengan

responden berbentuk lembar persetujuan yang diberikan sebelum

penelitian dilakukan.

2. Tanpa Nama (Anonymity)

Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan dan

(50)

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah lainya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan

(51)

35

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Posyandu Dusun Modinan berada di wilayah Kelurahan

Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Posyandu

Dusun Modinan memilki wilayah kerja sebanyak 14 RT. Terdiri dari

RT 01 sampai 14 dengan jumlah balita 100 orang. Sedangkan jumlah

balita yang berusia 6-24 bulan sebanyak 48 orang.

Posyandu didadakan setiap satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal

20. Jumlah kader di posyandu Dusun Modinan sebanyak 30 orang.

Kegiatan yang ada di posyandu yang dilakukan oleh kader yaitu :

a. Penimbangan dan pencatatan berat badan balita

b. Pengukuran dan pencatatan tinggi badan balita

c. Pembagian makanan seperti telur atau bubur kacang hijau

kepada balita

d. Penyuluhan mengenai kesehatan, terutama mengenai kondisi

gizi anak.

Kegiatan di posyandu seperti penyuluhan kesehatan dilaksanakan

setiap sebulan sekali, sedangkan pemberian vitamin A dan imunisasi

setiap satu tahun sekali oleh petugas kesehatan. Keberhasilan program

posyandu belum berhasil karena masih banyak masyarakat yang

(52)

masyarakat yang tidak rutin datang ke posyandu balita untuk

melakukan cek kesehatan balita mereka. Program posyandu mengacu

pada pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan ibu dan anak dan

imunisasi untuk pencegahan penyakit.

2. Karakteristik Demografi Responden

[image:52.595.169.516.306.729.2]

Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden Di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta

No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) 1 Usia

< 20 Tahun 3 7,1

20-35 Tahun 30 71,4

36-45 Tahun 8 19,0

>45 Tahun 1 2,4

2 Pendidikan Terakhir

SD 5 11,9

SMP 6 14,3

SMA 28 66,7

Sarjana/ Diploma 3 7,1

3 Pekerjann

Ibu rumah Tangga (IRT) 33 78,6

Karyawan Swasta 7 16,7

Wiraswasta 1 2,4

Pegawai Negeri Sipil (PNS)

1 2,4

4 Agama

Islam 35 83,3

Kristen 7 16,7

5 Jumlah Anak

1 Anak 21 50

2 Anak 12 28,6

3 Anak 7 16,7

>3 Anak 2 4,8

6 Usia Anak

6-12 Bulan 22 52

13-18 Bulan 12 23,8

19-24 Bulan 7 16,7

Total 42 100

(53)

Berdasarkan tabel 4.1, usia rata rata responden adalah 20-35

(71,4%), pendidikan terakhir SMA (66,7%), sebagian besar responden

bekerja sebagai ibu rumah tangga (78,6%), mayoritas responden

beragama islam (83,3%), responden mayoritaa memiliki anak 1 (50%),

dan responden memilki anak usia 6-12 bulan (52%).

3. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Karakteristik Responden

[image:53.595.193.493.348.479.2]

a. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia

Usia Pengetahuan

Baik Sedang rendah

<20 0 2 1

20-35 17 10 3

36-45 7 1 0

>45 1 0 0

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan tabel 4.2 pada penelitian ini didapatkan hasil

bahwa responden berusia <20 tahun yang mempunyai pengetahuan

baik 0 atau tidak ada, pengetahuan sedang sebanyak 2 orang, dan

sebanyak 1 orang yang memiliki pengetahuan rendah. Responden

berusia 20-35 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17

orang, pengetahuan sedang sebanyak 10 orang, dan pengetahuan

rendah sebanyak 3 orang. Responden berusia 36-45 tahun yang

memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 orang, pengetahuan sedang

(54)

berusia >45 tahun yang memilki pengetahuan baik 1 orang, dan

yang memiliki pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada.

Jadi dilihat dari hasil penelitian diatas mayoritas responden yang

berusia 20-35 tahun memiliki pengetahuan baik.

[image:54.595.174.509.279.403.2]

b. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Pengetahuan

Baik Sedang Rendah

SD 2 2 1

SMP 3 3 0

SMA 18 7 3

Sarjana/ Diploma

2 1 0

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian didapatkan bahwa

responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan pendidikan

terakhir SD sebanyak 2 orang, pengetahuan sedang sebanyak 2

orang, pengetahuan rendah sebanyak 1 orang. Responden yang

mempunyai pendidikan terakhir SMP yang memiliki pengetahuan

baik sebanyak 3 orang, pengetahuan sedang sebanyak 3 orang dan

pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. Responden dengan

pendidikan terakhir SMA yang memiliki pengetahuan baik

sebanyak 18 orang, pengetahuan sedang 7 orang,dan yang

mempunyai pengetahuan rendah sebanyak 3 orang. Responden

dengan pendidikan terakhir Sarjana/Diploma dengan pengetahuan

baik sebanyak 2 orang, pengerahuan sedang 1 orang, dan

pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. Jadi dilihat dari hasil

penelitian mayoritas responden dengan pendidikan terakhir SMA

(55)
[image:55.595.178.511.161.282.2]

c. Crosstab Pengetahuan Respoden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Pengetahuan

Baik Sedang Rendah

IRT 21 9 3

Karyawan swasta

3 4 0

Wiraswasta 0 0 1

PNS 1 0 0

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil penelitian bahwa

responden yang bekerja sebagai IRT dengan pengethuan baik

sebanyak 21 orang, pengetahuan sedang 9 orang, dan pengetahuan

rendah 3 orang. Responden yang bekerja sebagai karyawan swasta

dengan pengetahuan baik sebanyak 3 orang, pengatahuan sedang 4

orang, dan pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. Responden yang

bekerja sebagai wiraswasta dengan pengetahun baik dan sedang 0

atau tidak ada, dan pengetahuan rendah 1 orang. Responden yang

bekerja sebagai PNS dengan pengetahuan baik sebanyak 1 orang,

dan pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada. Jadi dilihat

dari hasil penelitian mayoitas responden yang bekerja sebagai IRT

(56)
[image:56.595.188.506.155.241.2]

d. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Agama

Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Agama

Agama Pengetahuan

Baik Sedang Rendah

Islam 19 2 4

kristen 6 1 0

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil penelitian bahwa

responden yang beragama islam dengan pengetahuan baik

sebanyak 19 orang, pengetahuan sedang 2 orang, dan pengetahuan

rendah 4 orang. Responden yang beragama kristen dengan

pengetahuan baik sebanyak 6 orang,sedang 1 orang, dan rendah 0

atau tidak ada. Jadi dilihat dari hasil penelitian mayoritas

responden yang beragama islam memiliki pengetahuan baik.

e. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah anak

Pengetahuan

Baik Sedang Rendah

1 anak 14 6 1

2 anak 6 4 2

3 anak 3 3 1

>3 anak 2 0 0

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil penelitian bahwa

responden yang memiliki jumlah anak 1 dengan pengetahuan baik

sebanyak 14 orang, sedang 6 orang, dan rendah 1 orang.

Responden yang memiliki jumlah anak 2 dengan pengetahuan baik

sebanyak 6 orang,sedang 4 orang, dan rendah 2 orang. Responden

[image:56.595.185.511.493.583.2]
(57)

orang, sedang 3 orang, dan rendah 1 orang. Responden yang

memiliki jumlah anak <3 dengan pengetahuan baik sebanyak 2

orang, dan pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada. Jadi

dilihat dari hasil penelitian diatas responden yang memiliki jumlah

anak 1 mempunyai pengetahuan baik.

f. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia Anak

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak

Usia anak Pengetahuan

Baik Sedang Rendah

6-12 Bulan 12 7 3

13-18 Bulan 5 4 1

19-24 Bulan 8 2 1

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil penelitian bahwa

responden yang memilki anak usia 6-12 bulan dengan pengetahuan

baik sebanyak 12 orang, sedang 7 orang, dan rendah 3 orang.

Responden yang memiliki anak usia 13-18 bulan dengan

pengetahuan baik sebanyak 5 orang, sedang 4 orang, dan rendah 1

orang. Responden yang memiliki anak usia 19-24 bulan dengan

pengetahuan baik sebanyak 8 orang, sedang 2 orang, dan rendah 1

orang. Jadi dilihat dari hasil penelitian responden yang memiliki

(58)
[image:58.595.165.515.209.282.2]

4. Gambaran Pengetahuan Secara Umum Tentang MP-ASI Di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta

Tabel 4.8 Gambaran Secara Umum Pengetahuan MP-ASI

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 25 59,5

2 Sedang 13 31,0

3 Rendah 4 9,5

Total 42 100

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Dusun Modinan

didapatkan hasil bahwa responden yang memilki pengetahuan baik

sebanyak 25 orang (59,5%), responden yang memiliki pengetahuan

sedang sebanyak 13 orang, dan responden yang memilki pengetahuan

rendah sebanyak 4 orang (9,5%). Jadi mayoritas pengetahuan

responden di Posyandu Dusun Modinan pada kategori baik yaitu

sebanyak 25 orang (59,5%).

B. Pembahasan

1. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI Berdasarkan Usia

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan di Posyandu

Dusun Modinan mayoritas responden berusia 20-35 tahun dengan

tingkat pengetahuan pada kategori baik. Menurut Wahid Iqbal (2007)

salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur.

Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan

psikologis (mental). Dimana pada usia tersebut terbentuk usia dewasa,

(59)

didapatkan serta pengalaman yang didapat juga lebih banyak. Usia

responden menunjukkan bahwa pada usia tersebut merupakan usia

yang matang dan dewasa.

Usia 20-35 tahun orang akan mencapai puncak kekuatan motorik

dan merupakan masa penyesuaian diri terhadap kehidupan dan harapan

sosial baru yang berperan sebagai orang tua. Dengan usia responden

yang matang diharapkan kemampuan tentang pengetahuan MP-ASI

anak akan baik (Kususmasari, 2012). Secara tidak langsung, Alquran

dan hadist mengakui bahwa kedewasaan sangat penting dalam

perkawinan. Usia dewasa dalam fiqh ditentukan dengan tanda-tanda

yang bersifat jasmani. Bahkan satu surat di dalam Al-Qur’an mengatur

batas umur seseorang yang sudah baligh atau dewasa yakni surat (QS.

An Nuur : 32).

“ Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu

dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu

yang laki-laki dan hamba hamba sahayamu yang perempuan. Jika

mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia –Nya

(60)

2. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Posyandu Dusun

Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta didapatkan hasil

bahwa mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan baik

memilki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 18 orang.

Pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu maupun kelompok

masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan pleh

pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2007).

Dari pendapat tersebut bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

responden diharapakan semakin mudah pula responden menerima

pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya jika pengetahuan kurang

mak akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai baru yang

diperkenalkan. Pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan

formal akan tetapi juga diperoleh melalui non formal, seperti

pengalaman pribadi, media, lingkungan dan penyuluhan kesehatan,

sehingga bisa juga seseorang dengan pendidikan tinggi dapat juga

terpapar penyakit dan begitu juga sebaliknya (Notoadmojo, 2010).

Selain itu pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan karena pendidikan mempunyai peranan penting dalm

pembentukan kecerdasan seseorang maupun perubahan tingkah

(61)

bahwa pentingnya seorang wanita mencari imu. Seperti yang

dijelaskan di Hadist Riwayat Bukhari Muslim.

“Dari Amirul mu’minin Abi Hapsin, Umar bin Khatab RA ia

berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda:

Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu amal (perbuatan taat)

tergantung pada niat, dan bagi tiap orang punya niat, maka barang

siapa yang niatnya hijrah menuju Allah dan Rasulnya maka ia akan

hijrah pada Allah dan Rasulnya, dan bagi yang niatnya hijrah menuju

dunia, akan sampai pada dunia, atau pada wanita maka ia akan

menikahinya, alhasil hijrahnya seseorang tergantung apa yang di

tujunya”

3. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Dusun Modinan bahwa

mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) memilki

tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 21 responden. Pekerjaan

adalah mata pencaharian sehari-hari dari seseorang untuk mencari uang

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan berperan besar

terhadap seseorang melakukan tindakan pemerian makanan tambahan

pendamping ASI (MP-ASI).

Menurut Lestari (2013), status pekerjaan ibu merupakan faktor

yang bersifat memproteksi artinya ibu yang tidak bekerja akan lebih

(62)

Hal ini dikarenakan ibu yang tidak melakukan pekerjaan diluar rumah

(IRT) akan memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk memberikan

MP-ASI kepada anaknya. Dalam islam dijelaskan bahwa terdapat

perintah Allah kepada wanita muslimah untuk tetap tinggal dan

menetap dirumah untuk mengurus rumah tangga serta mendidikdan

membimbing anak-anak nya. Seperti yang dijelaskan di dalam

Al-Qur’an (QS. Al Ahzab:33)

“ Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan

janganlah berhias dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yag

dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah

dan Rasul Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak

menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan

kamu sebersih-bersihnya”

4. Gambaran Umum Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman

Pengetahuan responden diukur dengan 24 pernyataan yang ada

meliputi definisi, tujuan dan manfaat, jenis, Pola pemberian, waktu,

dampak pemberian terkait MP-ASI. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman

Yogyakarta didapatkan bahwa pengetahuan tentang MP-ASI masuk

dalam kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 responden

(63)

Menurut Notoadmojo (2010) pengetahuan hasil penginderaan

manusia atau hasil tau seseorang terhadap objek melalui indera yang

dimilkinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan

seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari

berbagai macam sumber misalnya media massa, media elektronik,

petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat,dan sebagainya.

Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga

seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut (Notoadmojo,

2010).

Pengetahuan tentang makanan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Soal Kuesioner
Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden Di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIFITAS GROUP DISCUSSION MENGGUNAKAN MEDIA MIND MAPPING TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) TERHADAP PERILAKU IBU (Di Posyandu

Hubungan Tingkat Pendidikan Formal, Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Pemberiannya Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Lenteng

Hubungan Tingkat Pendidikan Formal, Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Dengan Pemberiannya Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Puskesmas Lenteng

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola pemberian ASI dan MP ASI serta pengetahuan ibu pada bayi di Desa

Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG BEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA KELURAHAN

Pengetahuan Ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) secara dini pada bayi 0-6 bulan di Ruang Anak Rumah Sakit Djatiroto di kategorikan memiliki

Bagi Petugas Kesehatan: Penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi di Wilayah

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ASI di Posyandu Melati I Plotengan Tempel Sleman Yogyakarta pada