DUSUN MODINAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
Disusun oleh
DYAH AYU AMBOROWATI
20120320151
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA
i
DUSUN MODINAN BANYURADEN GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Derajat
Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh
Dyah Ayu Amborowati
20120320151
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA
ii
melimpahkan rahmat serta hidayah nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Pada Bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai tugas akhir dan salah satu syarat kelulusan untuk derajat sarjana
keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis berterima kasih kepada :
1. dr. H . Ardi Pramono, Sp.An.M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
2. Ibu Sri Sumaryani , Ns.,M.Kep.,Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan
3. Ibu Rahmah, S. Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An. selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan
4. Orang tua dan saudara yang sudah memberikan semangat dan doanya
5. Bapak Kepala Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta.
6. Staf dan Karyawan FKIK UMY yang telah banyak membantu saat proses
pembuatan skripsi.
7. Sahabatku Nur Sa’adah, Rizkiariati, dan Laely yang telah banyak support dan memberikan semangat untuk pembuatan KTI ini.
8. Teman teman PSIK 2012 dan sahabat Kos Putri Princes yang selalu
memberikan support dan dukungannya.
9. Teman Teman satu bimbingan yang tidak pernah lupa mengingatkan satu
iii
agar tumbuh kembang anak menjadi adekuat. Peranan pemberian makanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak, maka anak harus mendapatkan makanan pendamping ASI dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI pada bayi di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deksriftif dengan pendekatan point time approach. Lokasi penelitian dilaksanakan di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta pada bulan Januari-Mei 2016. Populasi di penelitian ini berjumlah 48 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 42 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel penelitian adalah variabel tunggal dan menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dalam kategori baik sebanyak 25 orang (59,5%), pengetahuan sedang sebanyak 13 orang (31,0%), dan pengetahuan rendah sebanyak 4 orang (9,5%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta paling banyak pada kategori baik.
iv feeding is very crucial for children’s growth and development; therefore they should be well-fed according to their needs. The objective of this research is to
describe level of mothers’ knowledge about complementary feeding for babies at
the POSYANDU of Modinan , Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Research methodology: This research is a descriptive research using point time approach. The research took place at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, SLeman, Yogyakarta from January – May 2016. The population consisted of 48 people. The sample consisted of 42 respondents using simple random sampling. The research variable is single variable using univariate analysis.
Research result: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding which is in good category is 59.5% or there are 25 people, moderate knowledge is 31.0% or there are 13 people, and low knowledge is 9.5% or 4 people.
Conclusion: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta is mostly in good category.
v
mengingatkanku disetiap langkahku
Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas doa, dukungan, dan kasih
sayangnya selama ini
Kakak tersayang yang selalu memberikan semangat dan doanya
Teman teman dan sahabat yang selalu memberikan support dan doanya
dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
Dosen-dosen Program Studi Ilmu Keprawatan yang sudah membimbing
dan mengajarkan ilmunya selama 4 tahun ini.
vi
akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha
Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan
Jadilah diri sendiri dan jangan menjadi orang lain, walaupun dia terlihat
vii
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
INTISARI ... iv
ABSTRAK ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
MOTTO ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Keaslihan Penelitian ... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9
1. Batita (Toodler) ... 9
2. Makanan Pendamping ASI ... 11
3. Pengetahuan ... 18
B. Kerangka Konsep ... 23
C. Pertanyaan Peneliti ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24
B. Populasi Dan Sampel ... 24
viii
I. Metode Pengumpulan Data Dan Analisa Data ... 29
J. Uji Validitas Dan Realibilitas ... 31
K. Etika Penelitian ... 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35
1. Gambaran Lokasi Penelitian ... 35
2. Karakteristik Demografi ... 36
3. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Katrakteristik Responden... 37
a. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia ... 37
b. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan ... 38
c. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan ... 39
d. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Agama ... 40
e. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak ... 40
f. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak ... 41
4. Gambaran Secara Umum Pengetahuan Tentang MP-ASI Di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta ... 42
B. Pembahasan ... 42
C. Kekuatan dan Kelemahan Penelitian ... 49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
ix
Tabel 2.2 Pola Pemberian MP-ASI ... 16
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 28
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ... 36
Tabel 4.2 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia ... 37
Tabel 4.3 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan ... 38
Tabel 4.4 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan ... 39
Tabel 4.5 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Agama... 39
Tabel 4.6 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak ... 40
Tabel 4.7 Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak ... 41
x
xi
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
KEMENKES RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
WHO : World Health Organization
DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
xii
Lampiran 2. Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 3. Surat Survey Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Etik Penelitian
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Bapedda
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Kesbanglinmas
Lampiran 7. Lembar Validty Content Index
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian
Lampiran 9. Lembar Informed Consent
Lampiran 10. Hasil Uji CVI
Lampiran 11. Hasil Uji Realibilitas
Lampiran 12. Hasil Karakteristik Responden
Lampiran 13. Hasil Uji Crosstab
Lampiran 14. Hasil Penelitian
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI DI POSYANDU DUSUN MODINAN
BANYURADEN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
Dyah Ayu Amborowati1, Rahmah2
Mahasiswa Program Studi Ilmu keperawatan UMY1, Dosen Keperawatan UMY2
INTISARI
Latar Belakang : Sebanyak 66 kasus gizi buruk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menimbulkan banyak masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Gizi merupakan peranan penting yang mempunyai tujuan agar tumbuh kembang anak menjadi adekuat. Peranan pemberian makanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak, maka anak harus mendapatkan makanan pendamping ASI dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI pada bayi di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deksriftif dengan pendekatan point time approach. Lokasi penelitian dilaksanakan di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta pada bulan Januari-Mei 2016. Populasi di penelitian ini berjumlah 48 orang. Sampel yang digunakan sebanyak 42 responden dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel penelitian adalah variabel tunggal dan menggunakan analisa univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI dalam kategori baik sebanyak 25 orang (59,5%), pengetahuan sedang sebanyak 13 orang (31,0%), dan pengetahuan rendah sebanyak 4 orang (9,5%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI di posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta paling banyak pada kategori baik.
feeding is very crucial for children’s growth and development; therefore they should be well-fed according to their needs. The objective of this research is to
describe level of mothers’ knowledge about complementary feeding for babies at
the POSYANDU of Modinan , Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Research methodology: This research is a descriptive research using point time approach. The research took place at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, SLeman, Yogyakarta from January – May 2016. The population consisted of 48 people. The sample consisted of 42 respondents using simple random sampling. The research variable is single variable using univariate analysis.
Research result: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding which is in good category is 59.5% or there are 25 people, moderate knowledge is 31.0% or there are 13 people, and low knowledge is 9.5% or 4 people.
Conclusion: Level of mothers’ knowledge about complementary feeding at the POSYANDU of Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta is mostly in good category.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran makanan sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Pada
saat anak sedang melalui tahap pertumbuhan, anak membutuhkan gizi
yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan
peranan penting yang mempunyai tujuan agar tumbuh kembang anak
menjadi adekuat. Kekurangan gizi pada anak akan menimbulkan banyak
masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan, dan apabila tidak
ditangani secara tepat akan berdampak pada usia dewasa (Lestari,dkk.,
2012).
Prevalensi jumlah balita dengan kasus gizi buruk di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 66 balita, sedangkan untuk Wilayah
Sleman kasus balita dengan gizi buruk berjumlah 14 balita dimana wilayah
Sleman berada diurutan 2 kasus balita dengan gizi buruk setelah Kota
Yogyakarta (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Kemenkes],
2015). Sedangkan status gizi balita menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) prevalensi jumlah balita buruk dan kurang untuk wilayah D.I
Yogyakarta tahun 2013 sebesar 16,3% dengan total jumlah balita sebanyak
264,856.
Masalah gizi pada bayi dan balita anak disebabkan 2 faktor yaitu
faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung merupakan faktor
penyerta. Sedangkan faktor tidak langsung dilihat dari tingkat
pengetahuan, tingkat pola asuh, pendapatan, sosial budaya, ketersedian
pangan, pelayanan kesehatan, dan faktor lingkungan (Sulisyaningsih,
2012). Menurut Global Strategy For Infant And Young Child Feeding,
WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang penting harus
dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera
setelah lahir, kedua memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi
atau pemberian ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga
memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sejak bayi
berusia 6-24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai bayi
berusia 24 bulan atau lebih. Tumbuh kembang sangat dipengaruhi oleh
kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi, maka untuk mengurangi gizi
buruk terhadap anak dan balita pemerintah telah membuat program tentang
MP-ASI untuk ibu yang mempunyai anak usia 6-24 bulan (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia [Depkes RI], 2006).
MP-ASI merupakan proses dimana transisi dari yang awal hanya
berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Dalam pemberian
MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik jumlah maupun bentuk sesuai
kemampuan pencernaan bayi/anak. Usia yang ideal diberikan MP-ASI
yaitu usia 6-24 bulan (Mufida,dkk., 2015). Cara pemberian MP-ASI
pertama kali dengan berbentuk cair dan bertahap menjadi lebih kental.
Jadi, MP-ASI harus mencakup dalam hal kuantitas dan kualitas karena
(Rohmatika, 2011). Dalam memperoleh MP-ASI yang baik harus dibuat
secara lokal dan perlu menambahkan vitamin dan mineral kedalamnya.
Sedangkan, dalam pemberian MP-ASI terdapat juga faktor yang
mempengaruhinya yaitu umur bayi, jenis dan jumlah makanan yang
diberikan, waktu dan frewkensi pemberian, kondisi kesehatan bayi, dan
berat badan bayi (Handayani,dkk., 2010).
Menurut Al- Quran dan Hadist, jiwa manusia sebagaimana tubuh
membutuhkan makanan yang baik. Dalam surat Abbasa ayat 24:
“ Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (mengenai
halal dan haram nya) “
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa kita sebagai manusia harus selalu
mempertimbangkan dalam memilih makanan yang dikonsumsi untuk
tubuh baik untuk kesehatan atau tidak.
Makanan yang diberikan kepada bayi/anak saat pertama kali sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhannya, maka agar pemberian MP-ASI
berjalan dengan baik diperlukan pengetahuan yang baik tentang MP-ASI
(Rohmatika, 2011). Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Rohmatika
(2011) pengetahun adalah hasil tahu seseorang terhadap suatu objek baik
dilihat melalui panca indra manusia. Pengetahuan merupakan faktor
presdiposisi dalam mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Jika
pengetahuan tentang MP-ASI baik maka perilaku terhadap MP-ASI juga
lebih baik. Berdasarkan hasil studi penelitian terdahulu di Posyandu
orang ibu yang mempunyai anak/bayi usia 6-24 baik, didapatkan hasil 2
orang ibu (20%) memiliki pengetahuan baik tentang MP-ASI, 3 orang ibu
(35%) dengan pengetahuan cukup, dan 5 orang ibu (45%) berpengetahuan
kurang (Rohmatika, 2011).
Hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Yogyakarta pada tanggal
20 Januari 2016 bahwa total jumlah ibu ibu yang memiliki balita / batita
usia 6-24 bulan yang datang rutin di Posyandu tersebut sebanyak 48, dari
jumlah tersebut tidak ada balita / batita yang mengalami gizi buruk.
Menurut hasil wawancara dengan 5 orang ibu ibu yang mempunyai anak
usia 6-24 bulan diperoleh bahwa diantara 5 orang ibu hanya 3 yang
memahami tentang MP-ASI dengan baik, sedangkan 2 ibu lainya kurang
memahami dengan baik tentang MP-ASI.
Maka berdasarkan uraian diatas penulis mengambil judul
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) Pada Bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping
Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di latar belakang
diatas maka dirumuskan pertanyaan sebagai berikut : bagaimana gambaran
tingkat pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tingkat
pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada
bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman
Yogyakarta
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan usia.
c. Untuk mengetahuai tingkat pengetahuan berdasarkan pendidikan.
d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan pekerjaan.
e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan agama.
f. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan jumlah anak.
g. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan berdasarkan usia anak.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat membantu dalam
mengembangkan ilmu keperawatan khususnya tentang pemberian
intervensi MP-ASI pada ibu yang mempunyai anak usia6-24 bulan.
2. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dilanjutkan untuk penelitian
selanjutnya serta bermanfaat untuk mengetahui gambaran tingkat
E. Keaslihan Penelitian
1. Penelitian yang dilakukakan Sulistyaningsih (2012), judul: Evalusi
Program Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Terhadap Perbaikan
Status Gizi Balita di Kelurahan Saigon dan Parit Mayor Kecamatan
Pontianak Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan
pendekatan paradigma penelitian kuantitatif. Teknik sampel yang
digunakan adalah total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
balita yang mempunyai gizi dibawah garis merah dan ibu balita yang
mengikuti program MP-ASI di Kelurahan Saigon dan Parit Mayor.
Instrument penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang berisi
status gizi anak dan ditambahkan instrumen tentang pengukuran berat
badan dan tinggi badan balita. Instrument kuesioner tersebut juga
diberikan kepada ibu yang mengikuti program MP-ASI. Hasil
penelitian yang didapatkan dari pengukuran setiap bulannya
didapatkan status gizi balita terdapat perbedaan hasil sesbelum dan
sesudah dilakukan program MP-ASI.
Perbedaan dengan peneliti ini adalah tempat penelitian, variabel
penelitian yang digunakan, metode penelitian, dan analisa data yang
digunakan.
2. Penelitian yang dilakukan Rohmatika (2011), judul: Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Bayi
Umur 6-24 bulan Di Posyandu Karyamula Jetis Jaten Surakarta.
cross sectional. Lokasi penelitian di Posyandu Karyamula Jetis Jaten
Surakarta. Populasi penelitian ini sebanyak 30 responden dengan
teknik pengambilan data dengan total sampling. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner dengan bentuk ceklist dengan analisis
univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang
memberikan MP-ASI dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak
66,7%, responden dengan pengetahuan cukup 16,7%, dan responden
dengan pengetahuan kurang 3,3% dan didapatkan bahwa ada hubungan
antara tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI umur 6-24
bulan.
Perbedaan dengan peneliti adalah tempat dan metode penelitian
yang diambil serta cara pengambilan sampel.
3. Penelitian yang dilakukan Handayani, dkk. (2010), judul : Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu menyusui dengan Perilaku Pemberian
MP-ASI pada Bayi Usia 6-24 Bulan di Rumah Bersalin Adella Pangkah
Tegal. Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelatif
dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampel yang digunakan
adalah sampel jenuh. Analisis data yaitu dengan analisa univariat dan
analisa bivariat. Instrument yang digunakan yaitu berupa kuesioner.
Data diuji dengan Chi Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa ibu
dengan tingkat pengetahuan MP-ASI baik sebesar 60%, dan
pengetahuan kurang sebesar 40%. Terdapat hubungan antara perilaku
Perbedaan penelitian adalah tempat dan teknik sampel yang
9 1. Batita atau Toddler
a. Konsep Batita atau Tooddler
Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3
tahun), dimana pada periode ini anak berusaha mencari tahu
bagaimana sesuatu bekerja dan mengontrol orang lain melalui
penolakan, kemarahan, dan tindakan keras kepala. Pada
periode ini adalah periode pertumbuhan dan perkembangan
anak berkembang secara optimal (Wong, 2000).
Pada periode anak usia toddler terdapat beberapa ciri-ciri
perkembangan yaitu anak selalu ingin mencoba hal yang
diinginkannya dan rasa ingin tahu tentang sesuatu lebih tinggi,
anak usia toddler menolak atau menuntut apa yang dia
inginkan atau yang tidak diinginkan, dan didalam anak usia
toddler sudah tertanam rasa otonomi . Anak usia 1-3 tahun atau
batita adalah konsumen pasif, yang artinya anak menerima
makanan apa yang diberikan oleh ibunya sehingga batita
sebaiknya dikenalkan dengan berbagai makanan. Laju
pertumbuhan batita lebih besar dibandingkan usia prasekolah
sehingga memerlukan jumlah makanan yang relatif besar
batita anak masih tergantung penuh kepada orang tuanya untuk
melakukan kegiatan yang penting seperti mandi,buang air besar
dan kecil, dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan
sudah baik tetapi kemampuan lain masih terbatas (Hidayat,
2008).
b. Karakteristik Batita
Perkembangan pada anak usia 1-3 tahun ditandai dengan
peningkatan dalam gerakan motorik kasar dan halus yang
cepat. Khusus anak usia 12-24 bulan perkembangan yang
penting yaitu antara lain adalah berjalan, mengeksplorasi
rumah dan sekeliling, menyusun 2-3 kotak, mengatakan 5-10
kata, naik turun tangga, menunjukan mata dan hidungnya, dan
menyusun kata (Supartini, 2004). Sedangkan pertumbuhan
pada anak usia batita menjadi lebih lambat karena rata rata
berat badannya hanya bertambah 0,23 kg perbulan dan
pertambahan tinggi badan 1 cm perbulan. Pertumbuhan batita
seperti ini hal normal, namun asupan energi dan zat-zat lain
yang adekuat yang sangatlah penting untuk memenuhi
kebutuhan gizi (Soenardi, 2006).
Menurut Soetjiningsih (2004) tumbuh kembang setiap anak
berbeda-beda, namun melewati 3 pola yang sama, yakni:
pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas kemudian menuju
Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar.
Contohnya anak lebih dulu menguasai penggunaan telapak
tangan untuk mengengam, sebelum mampu meraih benda, dan
Setelah 2 pola sebelumnya dikuasai anak belajar
mengeksplorasi keterampilan. Contohnya melempar,
menendang, dan berlari.
2. Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI)
a. Definisi MP-ASI
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI ) merupakan makanan
pelengkap, makanan tambahan, makanan padat atau makanan
sampingan yang diberikan kepada bayi diatas 6 bulan.
Makanan ini adalah makanan pendamping yang diberikan
selain ASI ( Sulistyaningsih, 2012).
MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) adalah
makanan atau minuman yang mengandung gizi dan diberikan
kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan agar berguna untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi atau anak selain dari ASI (
Departemen Kesehatan Republik Indonesia [Depkes], 2006).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan
tambahan yang diberikan kepada bayi setelah usia 6 bulan.
MP-ASI diberikan kepada bayi untuk mencukupi kebutuhan
vitamin dan mineral dalam tubuhnya karena pada saat dalam
maka diberikannya makanan tambahan selain ASI (Indiharti,
2009).
Peranan Makanan Pendamping ASI bukalanlah untuk
menggantikan ASI tetapi sebagai pendamping ASI. MP-ASI
berbeda dengan makanan sapihan karena makanan sapihan
diberikan ketika bayi tidak mengkonsumsi ASI (Krisnatuti &
Yenrina, 2008).
b. Anjuran WHO tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Dalam deklarasi Innocenti yang dilaksananakan antara
perwakilan WHO dan UNICEF tahun 1991, bahwa pemberian
makanan pada bayi yang optimal adalah dengan memberikan
ASI esklusif mulai dari anak lahir sampai usia 6 bulan (Gibney,
MJ et all, 2009).
Pemberian makanan setelah bayi usia 6 bulan akan
memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit, hal ini
disebabkan karena imunitas bayi > 6 bulan sudah sempurna
dibandingkan bayi < 6 bulan (Williams, L & Wilkins, 2006).
Syarat MP-ASI adalah makanan pendamping harus memenuhi
syarat khusus tentang jumlah zat gizi yang diperlukan bayi
seperti protein, energi, lemak, vitamin, dan mineral (Krisnatuti,
c. Tujuan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
1) Menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan oleh
bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi
secara terus menerus (Agnes, 2008).
2) Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak secara
normal dengan melihat kondisi pertumbuhan berat badan
bayi (Krisnatuti & Yenrina, 2008).
3) Untuk melatih kemampuan indra pengecapnya dan indra
perasa bayi (Krisnatuti, 2008).
4) Dapat membuat imunitas bayi akan lebih sempurna saat
diberikan MP-ASI (Soenardi, 2006).
5) Mendidik anak untuk membina selera dan kebiasaan
makan yang sehat (Krisnatuti, 2008).
6) Melatih pencernaan bayi agar dapat mencerna makanan
yang lebih padat (Soenardi, 2006).
d. Manfaat Makanan Pendamping ASI
Menurut Ariani (2009), pemberian makanan pendamping
ASI mempunyai banyak manfaat bagi bayi atau anak.
Manfaatnya antara lain sebagai makanan pokok bayi setelah
usia 6 bulan dengan frekuensi dan jumlah yang diberikan
ditambah sedikit demi sedikit, Memperkenalkan rasa dan
makanan padat agar bayi dapat beradaptasi secara bertahap, dan
merupakan dasar dari pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak
selanjutnya.
e. Jenis- jenis Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
( Kemenkes) tahun 2007, bahwa spesifikasi jenis dari MP-ASI
berbentuk instans dan biskuit. Makanan pendamping asi yang
berbentuk instan terbuat dari campuran beras putih atau beras
merah, kacang hijau atau kedelai, susu, gula, minyak nabati,
dan diperkaya dengan vitamin dan mineral dan ditambahkan
penyedap rasa dan aroma. MP-ASI biskuit terbuat dari
campuran terigu, margarin, gula, lesitin kedelai, garam
bikarbonat, dan diperkaya dengan vitamin dan mineral.
Sedangkan menurut Kemenskes (2010) jenis jenis MP-ASI
yang lain adalah sebagai berikut :
1) Makanan lumat yaitu makanan yang dihancurkan atau
disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar
dari makanan lumat halus. Contohnya : bubur susu, bubur
sumsum, pisang saring yang dikerok, pepaya, tomat saring,
dan nasi tim saring.
2) Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan
banyak air dan tampak berair, contoh : bubur nasi, bubur
3) Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak
berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh :
lontong, nasi tim, kentang rebus, dan biskuit.
Menurut Pandi & Wirakusumah (2012), jenis makanan
pendamping ASI (MP-ASI) baik tekstur, frekuensi, dan porsi
makan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan
pertumbuhan anak usia 6-24 bulan. Kebutuhan energi makanan
yang dibutuhkan bayi usia 6-8 bulan yaitu 200 kkal per hari,
300 kkal per hari untuk bayi usia 9-11 bulan, dan 550 kkal per
hari untuk bayi usia 12-23 bulan.
MP-ASI pertama sebaiknya adalah golongan beras dan
serenalia, karena mempunyai energi yang rendah. Kemudian
secara berangsur-angsur bayi diperkenalkan kepada sayuran
dan buah-buahan yang dihaluskan. Setelah bayi bisa menerima
makanan seperti beras atau serenalia dan sayuran serta
buah-buahan dengan baik, bayi kemudian diperkenalkan dengan
sumber protein seperti hati ayam, tahu dan tempe, daging ayam
f. Pola pemberian Makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Pola pemberian MP-ASI Menurut Kemenkes (2010),
dirangkum dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 2.2 cara pola pemberian MP-ASI
Umur
(bulan)
ASI Makanan
Lumat
Makanan
Lunak
Makanan
Padat
0-6 √
6-9 √ √
9-12 √ √
12-24 √ √
Keterangan
Usia 0-6 bulan : hanya diberikan ASI saja
Usia 6-9 bulan : diberikan ASI dan makanan berlumat
Usia 9-12 bulan : diberikan ASI dan makanan lunak
Usia 12-24 bulan : diberikan ASI dan makanan padat
Menurut Indiharti (2009), pola pemberian MP-ASI
dibedakan berdasarkan umur anak atau bayi sebagai berikut
Makanan bayi usia 6-9 bulan ASI terus diteruskan sampai usia
2 tahun, bayi juga mulai dikenalkan makanan yang berbentuk
lumat karena reflek mengunyah bayi sudah ada. Contoh
makanannya seperti biskuit, bubur susu, dan pepaya. Berikan
makanan kepada bayi dengan jumlah 1-2 sendok makan
dan bayi mulai dikenalkan makanan yang berbentuk lembek
seperti nasi/tim saring dengan frekuensi 2 kali sehari. Nilai gizi
pada makanan yang diberikan bayi dapat ditambahkan sumber
vitamin agar menambah nilai gizinya serta berikan makanan
selingan 1 kali sehari.
g. Cara Pemberian MP-ASI
Pemberian MP-ASI diberikan kepada anak usia 6-24 bulan
secara berangsur angsur untuk mengembangkan kemampuan
mengunyah dan menelan serta menerima macam macam
makanan dengan berbagai tekstur dan rasa yang bervariasi
mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental
(Krisnatuti, 2008).
MP-ASI sebaiknya secara bertahap, sedikit demi sedikit
dalam bentuk encer ke bentuk yang lebih kental sampai padat.
Anak juga dapat diberikan makanan selingan seperti biskuit,
atau permen yang mengandung sedikit kandungan gula.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan
makanan bayi dirumah adalah, yaitu menyiapkan makanan
bayi harus bersih (bebas dari kotoran) dan saniter (bebas dari
mikroba penyakit), memilih bahan makanan yang segar, saat
menambahkan gula, berikan sedikit saja pada makanan bayi,
bersih dan dikupas, dan Dalam penyimpanan makanan bayi
harus disimpan dalam wadah (Soenardi, 2006).
h. Waktu pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP-ASI)
Waktu yang tepat untuk pemberian MP-ASI kepada balita
yaitu 2-3 kali sehari sebelum anak usia 12 bulan dan kemudian
ditingkatkan 3-5 kali sehari sebelum anak berusia 24 bulan (
Kemenkes, 2010). Sedangkan menurut Rohmatika (2011),
waktu yang tepat diberikannya MP-ASI adalah usia 4-6 bulan.
Dengan cara pemberian MP-ASI pertama berbentuk cair.
3. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah
seseorang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek
melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,
dan perabaan ( Notoatmodjo, 2010).
Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan yang
merupakan faktor presdiposisi. Jika pengetahuan seseorang
tentang MP-ASI baik maka diharapkan perilaku seseorang
dalam memberikan MP-ASI akan baik juga (Notoatmodjo,
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, (2010) pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang
berbeda. Secara garis besar terdiri dari 6 tingkat pengetahuan :
1) Tahu ( Know)
Tahu diartikan sebagai recall atau memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh karena itu
tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami sesuatu itu tidak hanya perlu tahu, tidak
hanya menyebutkan tetapi juga menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diamati.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang bisa memahami
objek yang dimaksud dan dapat mengaplikasikan prinsip
yang telah diketahui.
4) Analisis ( Anaylisis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan memisahkan, dan mencari hubungan
antara komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
5) Sintesis ( Sythesis)
Sintesis merupakan cara menunjukkan kepada suatu
kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkkan
dalam suatu hubungan yang logis dari komponen
pengetahuan yang dimiliki.
6) Evaluasi ( Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
objek tertentu.
c. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu sebagai berikut :
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,
maka seseorang tersebut semakin luas pengetahuannya.
Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang
berpendidikan rendah belum tentu memiliki pengetahuan
2) Informasi / Media Massa
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal atau
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
sehingga menghasilkan peningkatan atau perubahan
pengetahuan. Adanya informasi mengenai informasi hal
yang baru tentang sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan hal tersebut.
3) Sosial Budaya dan Ekonomi
Seseorang akan bertambah pengetahuannya dengan
melakukan tradisi dan kebiasaannya itu tanpa melalui
penalaran. Status ekonomi akan menentukan tersediannya
suatu fasilitas yang dilakukan untuk kegiatan tertentu,
sehinggan status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan juga berpengaruh dalam masuknya
pengetahuan kepada seseorang yang berada juga di
lingkungan itu juga, dimana terjadi interaksi timbal balik
yang akan direspon dengan pengetahuan individu itu
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan suatu masalah yang dihadapi saat masa lalu.
6) Usia
Usia mempengaruhi pola pikir dan daya tangkap
seseorang. Semakin bertambahnya usia semakin besar pula
daya tangkap seseorang sehingga pengetahuannya akan
B. Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang MP-ASI Dini Pada Bayi
Tidak Diteliti :
Diteliti :
C. Pertanyaan Peneliti
1. Bagaiamana pengetahuan tentang pengertian MP-ASI ?
2. Bagaimana pengetahuan tentang waktu yang tepat dalam pemberian
MP-ASI?
3. Bagaimana pengetahuan tentang manfaat dan tujuan MP-ASI?
4. Bagaimana pengetahuan tentang jenis makanan/minuman dalam
MP-ASI?
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1. Pendidikan 2. Informasi/Media
Massa
3. Sosial Budaya dan Ekonomi
4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) 1. Pengertian MP-ASI 2. Waktu yang tepat
dalam pemberian MP-ASI
3. Manfaat dan Tujuan MP-ASI
4. Jenis
[image:39.595.121.532.121.453.2]24 A. Desain penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan point time approach yaitu pendekatan, observasi dan
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Penelitian ini mempunyai
tujuan untuk mendeskripsikan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
MP-ASI pada bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping
Sleman Yogyakarta.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi/anak
usia 6-24 bulan yang rutin datang ke Posyandu Dusun Modinan
Banyuraden Gamping Yogyakarta dengan jumlah sebanyak 48 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi atau
balita usia 6-24 bulan yang mengikuti program Posyandu di Dusun
Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta. Sampel diambil
menggunakan teknik simple random sampling dengan cara diseleksi
secara acak, akhirnya akan muncul kertas yang akan menjadi
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu yang mengikuti posyandu di Dusun Modinan
Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta
2) Ibu yang bisa baca dan menulis
3) Ibu yang bersedia menjadi responden penelitian
Penentuan jumlah sampel bisa digunakan dengan rumus Solvin
(Nursalam, 2013) :
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikan ( p )
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi
usia 6-24 bulan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
komunikasi, dan replikasi. Dalam penelitian ini adalah variabel tunggal
[image:42.595.150.532.398.609.2]yaitu pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variable Definisi Operasional skala Skala Ukur
Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Pemahaman seseorang atau ibu dalam menjawab kuesioner tentang Makanan Pendamping ASI
1. Pengertian MP-ASI 2. Tujuan MP-ASI 3. Manfaat MP-ASI 4. Jenis –jenis MP-ASI 5. Pola Pemberian MP-ASI 6. Waktu pemberian
MP-ASI
Ordinal 1. Pengetahuan Baik 76-100 %
2. Pengetahuan sedang 56-75%
3. Pengetahuan buruk <56%
4.
F. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran yang dilakukan terhadap tingkat pengetahuan
berdasarkan jawaban dari responden dan semua pernyataan yang diberikan
Guttman. Menurut Arikunto (2006), skala pengukuran pengetahuan dapat
dikategorikan:
1. Kategori baik yaitu menjawab benar 76-100% (19-24) dari yang
diharapkan.
2. Kategori sedang yaitu menjawab benar 56-75% (13-18) dari yang
diharapkan.
3. Kategori buruk yaitu menjawab benar <56% (<13) dari yang
diharapkan.
G. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk melihat gambaran tingkat pengetahuan ibu
tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan dan mengetahui bagaimana
pengetahuan ibu tentang MP-ASI.
1. Kuesioner data demografi
Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti untuk mengetahui
karakteristik responden meliputi nama, usia, jenis kelamin, agama,
pendidikan terakhir, pekerjaan. Jenis pertanyaan berupa uraian dan
pilihan.
2. Kuesioner pengetahuan ibu tentang MP-ASI
Kuesioner yang digunakan untuk melihat gambaran pengetahuan
ibu tentang MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan terdiri dari
komponen tentang pengetahuan tentang MP-ASI, cara pemberian
MP-ASI, jenis MP-MP-ASI, contoh makanan MP-MP-ASI, dan gizi yang
terkandung di dalam MP-ASI. Jumlah pertanyaan kuesioner terdiri
dari 24 pertanyaan. Pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini dibuat
sendiri oleh peneliti. Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu
dengan menggunakan skala Guttman. Kuesioner dalam penelitian ini
dibagi menjadi 2 yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan
negatif (unfavorable). Untuk penyataan positif (favorable), jika
jawaban benar diberi nilai 1 jika jawaban salah dan tidak tahu diberi
nilai 0, sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) jika jawaban
[image:44.595.161.517.416.680.2]salah dan tidak tahu diberi nilai 1, jika jawaban benar diberi nilai 0.
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Soal Kuesioner
NO VARIABEL UNSUR NO ITEM JUMLAH 1 Pengetahuan
tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI)
JUMLAH
1. Pengertian MP-ASI 2. Tujuan &
Manfaat MP-ASI 3. Cara
pemberian MP-ASI 4. Pola waktu
MP-ASI 5. Dampak MP-ASI 6. Jenis
H. Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada ibu yang
memili bayi usia 6-24 bulan, kemudian menjelaskan bagaimana tata cara
pengisian kuesioner tersebut. Responden diminta untuk mengisi lembar
kuesioner yang telah disediakan kemudian dikumpulkan kepada peneliti.
Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu di Bab II dan untuk
pilihan jawaban telah disediakan didalamkuesioner tersebut yaitu benar,
salah, dan tidak tahu. Tata cara pengambilannya yaitu peneliti datang
kerumah masing masing responden dan membagikan lembar persetujuan
menjadi responden dan menjelaskan tentang tujuan dari penelitian serta
menjelaskan isi dari kuesioner yang dibagikan peneliti. Kuesioner yang
dibagikan kepada responden terlebih dahulu telah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas
I. Metode pengumpulan data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Langkah yang dilakukan untuk pengolahan data terdiri dari :
a. Editing
Angket atau kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan
perlu disunting terlebih dahulu. Jika ternyata masih ada data atau
informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan
b. Coding
Mengubah data yang berbentuk kalimat menjadi data angka
atau bilangan sehingga bisa diolah dan bisa dimasukkan kedalam
lembar kerja kemudian bisan dilakukan pengolahan analisa data.
Kode untuk data karakteristik responden usia (1=<20 tahun, 2=
20-35 tahun, 3=36—45 tahun, 4=>45 tahun), pekerjaan responden
(1=IRT (ibu rumah tangga), 2= karyawan swasta, 3=wiraswata,
4=PNS), pendidikan responden (1=SD, 2=SMP, 3=SMA/Sederajat,
4= Sarjana/Diploma), agama (1=islam, 2=kristen), jumlah anak
(1=1 anak, 2= 2anak, 3=3 anak, 4= >3 anak), dan usia anak
responden (1=6-12 bulan, 2=13-18 bulan, 3= >18 bulan). Kategori
pengetahuan (1=baik, 2=sedang, 3= rendah).
c. Memasukan data atau Processing
Data yaitu jawaban responden dari masing-masing responden
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) kemudian dimasukkan
kedalam “software” komputer.
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dalam bentuk
persentase yang mempunyai tujuan untuk mendeksripsikan gambaran
tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI. Data yang telah diolah baik
pengolahan manual maupun menggunakan bantuan komputer , tidak
J. Uji Validitas dan Realibitas
1. Uji Validitas
Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa
yang harus diukur oleh alat itu. Jenis uji validitas yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity) yang
menunjukan tingkat representatif isi atau substansi pengukuran
terhadap konsep variabel sebagaimmana dirumuskan dalam definisi
operasional.
Conten Validity Index (CVI) merupakan uji validitas isi yang
dilakukan untuk memperbaiki alat ukur melalui pemeriksaan
butir-butir soal, jika soal dianggap tidak baik atau tidak memenuhi syarat
maka soal akan dibuang, diperbaiki atau diganti. Pengujian dilakukan
pada setiap item soal melalui tahap konsultasi dengan 2 orang ahli
dalam bidang ilmu keperawatan anak di Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Conten Validity Index (CVI) meliputi 4
skala, yaitu: skala 1 (tidak relevan), skala 2 (tidak dapat dikaji
relevansi tanpa merevisi item yang bersangkutan), skala 3 (relevan,
dibutuhkan sedikit revisi), dan skala 4 (sangat relevan). Suatu
kuesioner dinyatakan valid apabila kuesioner mendapatkan nilai ≥ 0.8
Rumus akumulasi skor CVI
n =
Skor yang diberikan
Skor tertinggi
CVI =
N1 + N2
2
Keterangan:
n = skor per item
N = rata-rata skor tiap penguji
Pada uji CVI ini, terdapat item soal yang tidak relevan, sehingga
terdapat 1 soal yang dibuang, dan hanya ada beberapa item soal yang
mengalami perubahan susunan kata tanpa merubah makna dari soal
tersebut. Skor dari uji CVI ini adalah 0,913 . Hal ini menunjukan bahwa
instrumen dikatakan valid.
2. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas kuesioner gambaran pengetahuan tentang makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila memberikan
nilai ≥ 0,6 (Arikunto, 2010). Uji reliabilitas kuesioner
pengetahuantentang MP=ASI dengan menggunakan Alpha Cronbach
mendapatkan hasil 0,678 dengan 40 responden di posyandu dusun
Patran maka kuesioner pengetahuan tentang MP-ASI dinyatakan
Rumus Alpha Cronbach sebagai berikkut :
R = (
)
)
Keterangan :
R = reabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ = jumlah varian butir
G = varian total
K. Etika Penelitian
Berdasarkan Surat Keterangan Penelitian dari Komisi Etik Universitas
Muhamadiyah Yogyakarta Nomor :094/EP-FKIK-UMY/1/2016 penelitian
yang berjudul gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang makanan
pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi di Posyandu Dusun Modinan
Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta ini memperhatikan beberapa
aspek kode etik antara lain:
1. Lembar Persetujuan (Informend Consent)
Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden untuk
menjadi sampel dalam penelitian. Persetujuan antara peneliti dengan
responden berbentuk lembar persetujuan yang diberikan sebelum
penelitian dilakukan.
2. Tanpa Nama (Anonymity)
Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan dan
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi
maupun masalah lainya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan
35
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Posyandu Dusun Modinan berada di wilayah Kelurahan
Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Posyandu
Dusun Modinan memilki wilayah kerja sebanyak 14 RT. Terdiri dari
RT 01 sampai 14 dengan jumlah balita 100 orang. Sedangkan jumlah
balita yang berusia 6-24 bulan sebanyak 48 orang.
Posyandu didadakan setiap satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal
20. Jumlah kader di posyandu Dusun Modinan sebanyak 30 orang.
Kegiatan yang ada di posyandu yang dilakukan oleh kader yaitu :
a. Penimbangan dan pencatatan berat badan balita
b. Pengukuran dan pencatatan tinggi badan balita
c. Pembagian makanan seperti telur atau bubur kacang hijau
kepada balita
d. Penyuluhan mengenai kesehatan, terutama mengenai kondisi
gizi anak.
Kegiatan di posyandu seperti penyuluhan kesehatan dilaksanakan
setiap sebulan sekali, sedangkan pemberian vitamin A dan imunisasi
setiap satu tahun sekali oleh petugas kesehatan. Keberhasilan program
posyandu belum berhasil karena masih banyak masyarakat yang
masyarakat yang tidak rutin datang ke posyandu balita untuk
melakukan cek kesehatan balita mereka. Program posyandu mengacu
pada pemantauan tumbuh kembang balita, pelayanan ibu dan anak dan
imunisasi untuk pencegahan penyakit.
2. Karakteristik Demografi Responden
[image:52.595.169.516.306.729.2]Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden Di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) 1 Usia
< 20 Tahun 3 7,1
20-35 Tahun 30 71,4
36-45 Tahun 8 19,0
>45 Tahun 1 2,4
2 Pendidikan Terakhir
SD 5 11,9
SMP 6 14,3
SMA 28 66,7
Sarjana/ Diploma 3 7,1
3 Pekerjann
Ibu rumah Tangga (IRT) 33 78,6
Karyawan Swasta 7 16,7
Wiraswasta 1 2,4
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
1 2,4
4 Agama
Islam 35 83,3
Kristen 7 16,7
5 Jumlah Anak
1 Anak 21 50
2 Anak 12 28,6
3 Anak 7 16,7
>3 Anak 2 4,8
6 Usia Anak
6-12 Bulan 22 52
13-18 Bulan 12 23,8
19-24 Bulan 7 16,7
Total 42 100
Berdasarkan tabel 4.1, usia rata rata responden adalah 20-35
(71,4%), pendidikan terakhir SMA (66,7%), sebagian besar responden
bekerja sebagai ibu rumah tangga (78,6%), mayoritas responden
beragama islam (83,3%), responden mayoritaa memiliki anak 1 (50%),
dan responden memilki anak usia 6-12 bulan (52%).
3. Crostabb Gambaran Pengetahuan Berdasarkan Karakteristik Responden
[image:53.595.193.493.348.479.2]a. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia
Usia Pengetahuan
Baik Sedang rendah
<20 0 2 1
20-35 17 10 3
36-45 7 1 0
>45 1 0 0
Sumber : Data Primer,2016
Berdasarkan tabel 4.2 pada penelitian ini didapatkan hasil
bahwa responden berusia <20 tahun yang mempunyai pengetahuan
baik 0 atau tidak ada, pengetahuan sedang sebanyak 2 orang, dan
sebanyak 1 orang yang memiliki pengetahuan rendah. Responden
berusia 20-35 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17
orang, pengetahuan sedang sebanyak 10 orang, dan pengetahuan
rendah sebanyak 3 orang. Responden berusia 36-45 tahun yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 orang, pengetahuan sedang
berusia >45 tahun yang memilki pengetahuan baik 1 orang, dan
yang memiliki pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada.
Jadi dilihat dari hasil penelitian diatas mayoritas responden yang
berusia 20-35 tahun memiliki pengetahuan baik.
[image:54.595.174.509.279.403.2]b. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Pengetahuan
Baik Sedang Rendah
SD 2 2 1
SMP 3 3 0
SMA 18 7 3
Sarjana/ Diploma
2 1 0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian didapatkan bahwa
responden yang mempunyai pengetahuan baik dengan pendidikan
terakhir SD sebanyak 2 orang, pengetahuan sedang sebanyak 2
orang, pengetahuan rendah sebanyak 1 orang. Responden yang
mempunyai pendidikan terakhir SMP yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 3 orang, pengetahuan sedang sebanyak 3 orang dan
pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. Responden dengan
pendidikan terakhir SMA yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 18 orang, pengetahuan sedang 7 orang,dan yang
mempunyai pengetahuan rendah sebanyak 3 orang. Responden
dengan pendidikan terakhir Sarjana/Diploma dengan pengetahuan
baik sebanyak 2 orang, pengerahuan sedang 1 orang, dan
pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. Jadi dilihat dari hasil
penelitian mayoritas responden dengan pendidikan terakhir SMA
c. Crosstab Pengetahuan Respoden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Pengetahuan
Baik Sedang Rendah
IRT 21 9 3
Karyawan swasta
3 4 0
Wiraswasta 0 0 1
PNS 1 0 0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil penelitian bahwa
responden yang bekerja sebagai IRT dengan pengethuan baik
sebanyak 21 orang, pengetahuan sedang 9 orang, dan pengetahuan
rendah 3 orang. Responden yang bekerja sebagai karyawan swasta
dengan pengetahuan baik sebanyak 3 orang, pengatahuan sedang 4
orang, dan pengetahuan rendah 0 atau tidak ada. Responden yang
bekerja sebagai wiraswasta dengan pengetahun baik dan sedang 0
atau tidak ada, dan pengetahuan rendah 1 orang. Responden yang
bekerja sebagai PNS dengan pengetahuan baik sebanyak 1 orang,
dan pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada. Jadi dilihat
dari hasil penelitian mayoitas responden yang bekerja sebagai IRT
d. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Agama
Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Agama
Agama Pengetahuan
Baik Sedang Rendah
Islam 19 2 4
kristen 6 1 0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil penelitian bahwa
responden yang beragama islam dengan pengetahuan baik
sebanyak 19 orang, pengetahuan sedang 2 orang, dan pengetahuan
rendah 4 orang. Responden yang beragama kristen dengan
pengetahuan baik sebanyak 6 orang,sedang 1 orang, dan rendah 0
atau tidak ada. Jadi dilihat dari hasil penelitian mayoritas
responden yang beragama islam memiliki pengetahuan baik.
e. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak
Jumlah anak
Pengetahuan
Baik Sedang Rendah
1 anak 14 6 1
2 anak 6 4 2
3 anak 3 3 1
>3 anak 2 0 0
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil penelitian bahwa
responden yang memiliki jumlah anak 1 dengan pengetahuan baik
sebanyak 14 orang, sedang 6 orang, dan rendah 1 orang.
Responden yang memiliki jumlah anak 2 dengan pengetahuan baik
sebanyak 6 orang,sedang 4 orang, dan rendah 2 orang. Responden
[image:56.595.185.511.493.583.2]orang, sedang 3 orang, dan rendah 1 orang. Responden yang
memiliki jumlah anak <3 dengan pengetahuan baik sebanyak 2
orang, dan pengetahuan sedang dan rendah 0 atau tidak ada. Jadi
dilihat dari hasil penelitian diatas responden yang memiliki jumlah
anak 1 mempunyai pengetahuan baik.
f. Crosstab Pengetahuan Responden Berdasarkan Usia Anak
Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Berdasarkan Usia Anak
Usia anak Pengetahuan
Baik Sedang Rendah
6-12 Bulan 12 7 3
13-18 Bulan 5 4 1
19-24 Bulan 8 2 1
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil penelitian bahwa
responden yang memilki anak usia 6-12 bulan dengan pengetahuan
baik sebanyak 12 orang, sedang 7 orang, dan rendah 3 orang.
Responden yang memiliki anak usia 13-18 bulan dengan
pengetahuan baik sebanyak 5 orang, sedang 4 orang, dan rendah 1
orang. Responden yang memiliki anak usia 19-24 bulan dengan
pengetahuan baik sebanyak 8 orang, sedang 2 orang, dan rendah 1
orang. Jadi dilihat dari hasil penelitian responden yang memiliki
4. Gambaran Pengetahuan Secara Umum Tentang MP-ASI Di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta
Tabel 4.8 Gambaran Secara Umum Pengetahuan MP-ASI
No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1 Baik 25 59,5
2 Sedang 13 31,0
3 Rendah 4 9,5
Total 42 100
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Dusun Modinan
didapatkan hasil bahwa responden yang memilki pengetahuan baik
sebanyak 25 orang (59,5%), responden yang memiliki pengetahuan
sedang sebanyak 13 orang, dan responden yang memilki pengetahuan
rendah sebanyak 4 orang (9,5%). Jadi mayoritas pengetahuan
responden di Posyandu Dusun Modinan pada kategori baik yaitu
sebanyak 25 orang (59,5%).
B. Pembahasan
1. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI Berdasarkan Usia
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengetahuan di Posyandu
Dusun Modinan mayoritas responden berusia 20-35 tahun dengan
tingkat pengetahuan pada kategori baik. Menurut Wahid Iqbal (2007)
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur.
Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan
psikologis (mental). Dimana pada usia tersebut terbentuk usia dewasa,
didapatkan serta pengalaman yang didapat juga lebih banyak. Usia
responden menunjukkan bahwa pada usia tersebut merupakan usia
yang matang dan dewasa.
Usia 20-35 tahun orang akan mencapai puncak kekuatan motorik
dan merupakan masa penyesuaian diri terhadap kehidupan dan harapan
sosial baru yang berperan sebagai orang tua. Dengan usia responden
yang matang diharapkan kemampuan tentang pengetahuan MP-ASI
anak akan baik (Kususmasari, 2012). Secara tidak langsung, Alquran
dan hadist mengakui bahwa kedewasaan sangat penting dalam
perkawinan. Usia dewasa dalam fiqh ditentukan dengan tanda-tanda
yang bersifat jasmani. Bahkan satu surat di dalam Al-Qur’an mengatur
batas umur seseorang yang sudah baligh atau dewasa yakni surat (QS.
An Nuur : 32).
“ Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu
dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu
yang laki-laki dan hamba hamba sahayamu yang perempuan. Jika
mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia –Nya
2. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Posyandu Dusun
Modinan Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta didapatkan hasil
bahwa mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan baik
memilki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 18 orang.
Pendidikan merupakan upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu maupun kelompok
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan pleh
pelaku pendidikan (Notoadmojo, 2007).
Dari pendapat tersebut bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
responden diharapakan semakin mudah pula responden menerima
pengetahuan yang dimiliki dan sebaliknya jika pengetahuan kurang
mak akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai baru yang
diperkenalkan. Pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan
formal akan tetapi juga diperoleh melalui non formal, seperti
pengalaman pribadi, media, lingkungan dan penyuluhan kesehatan,
sehingga bisa juga seseorang dengan pendidikan tinggi dapat juga
terpapar penyakit dan begitu juga sebaliknya (Notoadmojo, 2010).
Selain itu pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan karena pendidikan mempunyai peranan penting dalm
pembentukan kecerdasan seseorang maupun perubahan tingkah
bahwa pentingnya seorang wanita mencari imu. Seperti yang
dijelaskan di Hadist Riwayat Bukhari Muslim.
“Dari Amirul mu’minin Abi Hapsin, Umar bin Khatab RA ia
berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda:
Sesungguhnya syah atau tidaknya suatu amal (perbuatan taat)
tergantung pada niat, dan bagi tiap orang punya niat, maka barang
siapa yang niatnya hijrah menuju Allah dan Rasulnya maka ia akan
hijrah pada Allah dan Rasulnya, dan bagi yang niatnya hijrah menuju
dunia, akan sampai pada dunia, atau pada wanita maka ia akan
menikahinya, alhasil hijrahnya seseorang tergantung apa yang di
tujunya”
3. Gambaran Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian di Posyandu Dusun Modinan bahwa
mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) memilki
tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 21 responden. Pekerjaan
adalah mata pencaharian sehari-hari dari seseorang untuk mencari uang
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan berperan besar
terhadap seseorang melakukan tindakan pemerian makanan tambahan
pendamping ASI (MP-ASI).
Menurut Lestari (2013), status pekerjaan ibu merupakan faktor
yang bersifat memproteksi artinya ibu yang tidak bekerja akan lebih
Hal ini dikarenakan ibu yang tidak melakukan pekerjaan diluar rumah
(IRT) akan memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk memberikan
MP-ASI kepada anaknya. Dalam islam dijelaskan bahwa terdapat
perintah Allah kepada wanita muslimah untuk tetap tinggal dan
menetap dirumah untuk mengurus rumah tangga serta mendidikdan
membimbing anak-anak nya. Seperti yang dijelaskan di dalam
Al-Qur’an (QS. Al Ahzab:33)
“ Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan
janganlah berhias dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yag
dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah
dan Rasul Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan
kamu sebersih-bersihnya”
4. Gambaran Umum Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman
Pengetahuan responden diukur dengan 24 pernyataan yang ada
meliputi definisi, tujuan dan manfaat, jenis, Pola pemberian, waktu,
dampak pemberian terkait MP-ASI. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping Sleman
Yogyakarta didapatkan bahwa pengetahuan tentang MP-ASI masuk
dalam kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 25 responden
Menurut Notoadmojo (2010) pengetahuan hasil penginderaan
manusia atau hasil tau seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilkinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan
seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai macam sumber misalnya media massa, media elektronik,
petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat,dan sebagainya.
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga
seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut (Notoadmojo,
2010).
Pengetahuan tentang makanan