• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Primigravida Dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Primigravida Dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Rumah Sakit Ridos Medan Tahun 2014"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA

TENTANG PENATALAKSANAAN NYERI PERSALINAN

PADA KALA I DI RUMAH SAKIT RIDOS

MEDAN TAHUN 2014

SKRIPSI

OLEH

MELIANA PERAYA SIHOMBING

121121073

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Meliana Peraya Sihombing

Nim : 121121073

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Pengetahuan Ibu

Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala

I di Rumah Sakit Ridos Medan adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika

dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan

kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas

keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijungjung

tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan

paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata

dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 27 Januari 2014 Yang menyatakan,

(3)
(4)

Judul : Pengetahuan Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Rumah Sakit Ridos

Nama : Meliana Peraya Sihombing

Nim : 121121073

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu multipara dan primipara tentang bagaimana penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan populasi seluruh ibu yang melahirkan di RSU Ridos Medan yang memiliki kriteria. Sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan total sampiling yaitu ibu yang melahirkan berhak untuk menjadi responden selama memenuhi kriteria dan bersedia untuk menjadi responden, sehingga diperoleh jumlah smpel sebanyak 42 orang yang terdiri dari multipara sebanyak 23 orang dan primipara sebanyak 19 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan desember 2013 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diperoleh pengetahuan ibu multipara, yaitu mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 11 orang (47,8%), minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (21,7%). Sedangkan untuk ibu primipara minoritas ibu berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 orang (52,6 %), dan inoritas berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (15,8%). Dari hasil yang di dapat dari penelitian menunjukkan bahwa umumnya ibu multipara memiliki pengetahuan yang lebih baik di bandingkan dengan ibu primipara. Hal ini dapat terjadi karena pada ibu multipara telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menjalani proses persalinan, sehingga mampu untuk mengontrol rasa nyeri pada saat persalinan, sementara untuk ibu primipra belum atau pengalamannya masih kurang dalam menjalini proses persalinan. Sehingga tidak mampu untuk mengontrol rasa nyeri yang timbul pada saat persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Multigravida, Primigravida, Nyeri Persalinan

Daftar Pustaka: 11 Kutipan

(5)
(6)

Prakata

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengetahuan

Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada

Kala I di Rumah Sakit Rido Medan”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi

Penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara;

2. Pihak RSU Ridos yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data

yang saya perlukan;

3. Ibu Siti Saidah Nasution,S.Kep,M.Kep,Sp.Mat selaku dosen pembimbing yang

telah dengan sabar membimbing dan memberikan masukan dalam proses

pembuatan Proposal penelitian ini.

4. Ibu Nur Afi Darti selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktunya

5. Ibu Ellyta Aizar,S.Kp dosen penguji II yang telah meluangkan waktunya

6. Kedua orang tua saya yang telah memberikan bantuan, dukungan materil dan

moral;

7. Teman-teman, sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan

proposal penelitian.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini berguna bagi kita

semua dan dapat dijadikan referensi untuk kemajuan ilmu dimasa yang akan datang.

Amin.

Medan, Januari 2014

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK……….. i

PRAKATA………. ii

DAFTAR ISI……….. iii

DAFTAR TABEL………. vi

BAB I : PENDAHULUAN……… 1

1.1Latar Belakang………... 1

1.2Rumusan Masalah……….. 1

1.3Tujuan Peneliti……… 4

1.3.1. Tujuan Khusus………. 4

1.3.2 Tujuan Umum……… 4

1.4 Manfaat Penelitian………. 4

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA……… . 6

2.1 Pengetahuan………... 6

2.1.1 Pengertian Pengetahuan……….. 6

2.1.2 Tingkat Pengetahuan……….. 7

2.1.3 Kriteria Tingkat Pengetahuan………. 7

2.2 Nyeri Persalinan Pada Kala I……… 8

2.2.1 Pengertian Nyeri……… 8

(8)

2.2.3 Tingkat Nyeri dalam Persalinan……….. 12

2.2.4 Karakteristik Nyeri……….. 12

2.3 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan………... 14

2.3.1 Relaksasi……….. 14

2.3.2 Massase……… 17

2.3.3 Metode Panas Dingin……….. 18

2.3.4 Hypnobirthing………. 19

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN………. 25

3.1 Kerangka Konsep………... 25

3.2 Defenisi Oprasional……… 26

BAB 4. METODE PENELITIAN……….. 27

4.1 Desain Penelitian………. 27

4.2 Populasi dan Sampel……… 27

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 28

4.4 Pertimbangan Etik……… 28

4.5 Instrumen Penelitian………. 29

4.6 Pengumpulan Data……… 29

4.6 Analisa Data……….. 30

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 31

5.1 Hasil Penelitian……….. 31

(9)

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN………. 34

6.1 Kesimpulan ……… 34

6.2 Saran……… 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

KUESIONER

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Multigravida Dan Primigravida

Di RSU Ridos Medan Tahun 2014

Tabel 5.2 Table Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Multipara Tentang

Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di RSU Ridos Tahun

2014

Tabel 5.3 Table Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Primipara Tentang

Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di RSU Ridos Tahun

(11)

Judul : Pengetahuan Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Rumah Sakit Ridos

Nama : Meliana Peraya Sihombing

Nim : 121121073

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu multipara dan primipara tentang bagaimana penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan populasi seluruh ibu yang melahirkan di RSU Ridos Medan yang memiliki kriteria. Sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan total sampiling yaitu ibu yang melahirkan berhak untuk menjadi responden selama memenuhi kriteria dan bersedia untuk menjadi responden, sehingga diperoleh jumlah smpel sebanyak 42 orang yang terdiri dari multipara sebanyak 23 orang dan primipara sebanyak 19 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan desember 2013 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diperoleh pengetahuan ibu multipara, yaitu mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 11 orang (47,8%), minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (21,7%). Sedangkan untuk ibu primipara minoritas ibu berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 orang (52,6 %), dan inoritas berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (15,8%). Dari hasil yang di dapat dari penelitian menunjukkan bahwa umumnya ibu multipara memiliki pengetahuan yang lebih baik di bandingkan dengan ibu primipara. Hal ini dapat terjadi karena pada ibu multipara telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menjalani proses persalinan, sehingga mampu untuk mengontrol rasa nyeri pada saat persalinan, sementara untuk ibu primipra belum atau pengalamannya masih kurang dalam menjalini proses persalinan. Sehingga tidak mampu untuk mengontrol rasa nyeri yang timbul pada saat persalinan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Multigravida, Primigravida, Nyeri Persalinan

Daftar Pustaka: 11 Kutipan

(12)
(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Misi Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 salah satunya

adalah MPS (Making Pregnancy Safer) dimana diharapkan bahwa dalam setiap

persalinan, akan terjadi persalinan yang berlangsung aman, bayi yang di lahirkan

hidup dan sehat. Kehamilan dan persalinan merupakan sebuah proses yang penuh

kebahagiaan dan harapan. Setelah selama Sembilan bulan seorang wanita

mengandung, menjaga keselamatan dirinya dan janin yang di kandungnya.

(Maryunani, 2010)

Persalinan merupakan suatu proses kelahiran janin dimana dalam proses tersebut

di butuhkan perhatian yang sangan khusus untuk memberikan rasa aman dan

nyamann terutama pada ibu. Menurut Prawirohardjo yang di kutip oleh Rukiyah

(2009), persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentase belakang kepala

tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa dan tidak melukai ibu dan bayi,

pada umumnya berlangsung dalam kurung waktu kurang dari 24 jam (Rukiyah,

Yuliati, Maemunah, & Susilawati,2009). Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi

dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta

secara lengkap. Persalinan merupakan awal dan akhir , puncak semua yang telah

terjadi dari mulai masa pembuahan. Mudah atau tidaknya proses persalinan akan

(14)

terjadi peningkatan hormon estrogen yang dramatis untuk merangsang uterus untuk

berkontraksi. Seviks pun akan menjadi lebih fleksibel.(Janiwati,Bethsaida, 2013)

Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri di artikan sebagai sebuah sinyal untuk

memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses

persalinan. Menurut Cunningham (2004) yang di kutip oleh Judha nyeri persalinan

merupakan sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologi dengan

intensitas yang berbeda pada setiap individu. Rasa nyeri pada persalinan adalah

manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang

menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut, dan menjalar ke arah paha.

Kontraksi ini yang menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), dengan

adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan. (Judha, 2012)

Persalinan yang berlangsung aman bukan berarti persalinan tanpa disertai rasa

nyeri atau sakit, karena rasa nyeri dalam persalinan adalah hal yang wajar. Pada

umumnya para wanita sudah mengerti bahwa perasalinan normal selalu menimbulkan

rasa nyeri. Meskipun sebagian besar para wanita sudah mengerti bahwa persalinan

hampir selalu disertai rasa nyeri, namun tidak bisa di pungkiri bahwa hanya sedikit

wanita yang siap menghadapi saat persalinan, apalagi untuk wanita yang belum

pernah mengalaminya. (Maryunani, 2010). Pengalaman melahirkan sebelumnya juga

dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu primigravida belum

mempunyai pengalaman melahirkan dibandingkan ibu multigravida. Ibu yang

pertama kali melahirkan akan merasa stres atau takut dalam menghadapi persalinan.

(15)

rasa nyeri tersebut. Ibu yang melahirkan dalam keadaan rileks, semua lapisan otot

dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis sehingga persalinan akan berjalan

lancar, mudah dan nyaman (Maryunani, 2010).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Ibu-ibu yang melahirkan di RSU Ridos,

masih cukup banyak ibu yang primigravida yang kurang mengetahui bagaimana cara

atau penatalaksanaan nyeri persalinan tersebut, hal ini terlihat dari masih cukup

banyaknya ibu-ibu yang melahirkan melakukan persalinan dengan cara section

caesarea, terutama pada ibu-ibu yang primigravida yang belum pernah mengalami

proses melahirkan dan mereka mendengarkan dari orang-orang bahwa melahirkan itu

sangat sakit. Sehingga mereka kurang mengetahui bagaimana cara mengatasi nyeri

persalinan ketika sedang mengalami proses melahirkan. Sementara pada ibu

multigravida yang ada di RSU Ridos berbeda dengan ibu primigravidanya,

berdasarkan pengalaman yang telah di alami oleh mereka sebelumnya, ibu

multigravida tersebut sudah mulai mampu mentolerir rasa nyeri yang timbul dan

bagaimana cara mereka untuk mengatasi nyeri tersebut. Hal ini terlihat dari

bagaimana mereka memilih cara untuk proses melahirkan yaitu denga cara normal,

meskipun masih ada sebagian yang memilih melahirkan secara section caesarea

namun itu di karenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara

normal.

Maka jika di lihat dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui tentang

bagai mana pengetahuan ibu primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu primigravida dan

multigravida tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I di RSU Ridos

Mesan tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang penatalaksanaan nyeri

persalinan pada kala I.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu primigravida tentang penatalaksanaan

nyeri persalinan pada kala I.

1.3.2.2Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu multigravida tentang penatalaksanaan

nyeri persalinan pada kala I

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi profesi keperawatan

Sebagai bahan masukan bagaimana pengetahuan ibu primigravida dan

(17)

1.4.2 Pada institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan dan memperkaya kepustakaan khususnya bagaimana

pengetahuan ibu primigravida dan mulitgravida tentang penatalaksanaan

nyeri persalinan pada kala I

1.4.3 Bagi RSU Ridos Medan

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien khususnya

tentang bagaimana penatalaksanan nyeri persalinan

1.4.4 Bagi penelitian

Sebagai bahan menambah pengetahuan dan wawasan dalam upaya

peningkatan pelayanan terhadap pasien khususnya penatalaksanaan nyeri

persalinan.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

mengadakan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek

terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap suatu objek. Sebagian

besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan itu

sendiri di pengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana di harapkan bahwa dengan pendidikan

yang tinggi maka akan semakin luas pula pengetahuannya. Tetapi bukan berarti

seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini di

ingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan

formala saja, tetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek, yaitu aspek positif dan aspek

negatif. Kedua aspek inilah yang menentukan sikap seseorang, jika semakin banyak

aspek positif dan objektif yang diketahui maka akan menimbulkan sikap positif

(19)

2.1.2. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang cukup di dalam kogitif

mempunyai 6 tingkat yaitu:

2.1.2.1Tahu (know)

Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,

termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

sesuatu yang spesifik dari rangsangan yang telah diterima

2.1.2.2 Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang telah diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut

secara benar.

2.1.2.3 Aplikasi (application)

Sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi real (sebenarnya)

2.1.2.4 Analisis (analysis)

Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen dan masih ada kaitannya satu sama yang lain

2.1.2.5 Sintesis (synthesis)

Menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

(20)

2.1.2.6Evaluasi (evaluation),

berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), yang di kutip oleh Wawan (2010) pengetahuan

seseorang dapat di ketahui dan di interpretasikan dengan skala yang bersifat

kuantitatif yaitu: Baik : hasil presentase 76%-100%

Cukup : Hasil presentase 56%-75%

Kurang : Hasil Presentase < 56%

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

2.1.4.1 Umur

Umur adalah lamanya tahun yang dihitung sejak dilahirkan sehingga sehingga

penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola

dan harapan-harapan baru. Semakin banyak umur seseorang maka semakin banyak

(21)

2.1.4.2 Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan dan itu

terjadi proses pertumbuhan, perkebangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,

lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat. Semakin

tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuan orang

tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Pendidikan adalah usaha dasar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan dan pengembangan diri kepribadian serta keterampilan yang di

perlukan bagi masyarakat. Husodo (1998), menyatakan bahwa status pendidikan yang

rendah akan menyebabkan seseorang mengalami sters, dimana sters dan kecemasan

yang terjadi pada pendidikan yang rendah disebabkan kurangnya informasi yang di

dapat oleh orang tersebut (Notoatmdjo,2003).

2.1.4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang setiap dari dalam

kehidupannya. Dalam sebuah bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya

hubungan sosial dan hubungan dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul

dengan teman sejawat ataupun dengan atasannya, sehingga orang yang berhubungan

sosialnya luas maka akan lebih tinggi pengetahuannya dibandingkan dengan orang

(22)

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari guna memenuhi kehidupannya. Pengalaman dan pendidikan seseorang

sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Dalam kaitannya

dengan pekerjaan ada kesesuaian antara pekerjaan dan diri seseorang yang

memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri (Hurlock,2007).

2.2 Nyeri Persalinan Pada Kala I

Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alamiah dari tubuh

manusia, yaitu suatu peringatan bahwa akan adanya bahaya. Association for the study

of pain mendefenisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori

yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau

potensial. Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan menyebabkan

individu bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri tersebut. (Mohamad,2012)

Menurt Smith (1979) yang dikutip oleh Mander (2003) mengungkapkan

bahwa untuk meninjau mengapa wanita lebih memilih terapi non farmakologis untuk

pengendalian nyerinya diidentifikasikan dalam tiga fenomenal yaitu yang pertama

adalah kekecewaan yang meningkatkan kesadaran akan adanya efek samping

pengobatan yang merugikan. Yang kedua adalah wanita beranggapan untuk

bertanggung jawab dalam menangani nyeri persalinannya sendiri. Dan yang ketiga

adalah upaya wanita untuk bertindak dalam berbagai aspek persalinan di refleksikan

(23)

nyeri yang di rasakan pada saat persalinan juga berbeda-beda. Pada primigravida

mengalami tingkat stress yang lebih berat di bandingkan dengan multigravida, hal ini

di karenakan pengalaman pada primigravida masih kurang dalam mengatasi nyeri

persalinan, sementara pada multigravida mereka telah memiliki pengalaman dari

persalinan sebelumnya untuk mengatasi nyeri persalinan yang timbul (Mender,

2003).

Berikut ini beberapa defenisi nyeri yang di kutip oleh Judha (2012) yaitu:

1. Suatu pengalaman pribadi , subjektif, yang di pengaruhi oleh budaya, persepsi

seseorang, perhatian, variable-variabel psikologis lainnya, yang mengganggu

prilaku dan memotivasi untuk mencoba menghentikan rasa sakit tersebut.

(Melzack dan Wall, 1988)

2. Nyeri adalah suatu pengalaman yang tidak menyenangkan baik sensori maupun

emosional yang berhubungan dengan resiko kerusakan jaringan tubuh

(Tournaire&Theau-Yonneau,2007)

3. Nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang di sebabkan oleh stimulus spesifik

subjektif dan berbeda-beda antara masing-masing individu karena di pengaruhi

oleh faktor psikososial dan kultur sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri.

(24)

2.2.1 Fisiologi Nyeri Persalinan Pada Kala I

2.2.1.1 Uterus

Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrium berkontraksi dan berelaksasi

seperti otot pada umumnya. Pada saat otot mengalami retraksi, tidak akan kembali

pada ukuran semula tetapi berubah ukuran menjadi lebih pendek. Dengan perubahan

bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi dan retraksi, maka kavum uterus

akan menjadi semakin mengecil. Proses ini merupakan salah satu penyebab turunya

janin ke pelviks.

2.2.1.2Serviks

Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primipara dan multipara. Pada

primipara ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan

mendatar dan menipis. Namun pada multigravida ostium uteri internium dan

eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.

Pada saat persalinan, serviks mengalami penipisan dan pembukaan.

2.2.1.2.1 Penipisan Serviks (effacemen)

Seiring dengan efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk

menjadi lebih tipis. Hal ini di sebabkan karena terjadi kontraksi uterus yang bersifat

fundal dominan sehingga seolah-olah serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan akan

menjadi tipis. Batas antara segmen atas dan bawah rahim (retraction ring) mengikuti

(25)

di mulainya persalinan, panjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi

sangat pendek.

2.2.1.2.2 Dilatasi

Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam

kondisi menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah tahap pembukaan. Pembukaan

serviks di sebabkan daya tarik otot uterus ke atas secara terus-menerus saat uterus

berkontraksi. Dilatasi pembukaan serviks dapat di ketahui melalui pemeriksaan

intravagina. Pada primipara pembukaan serviks dibagi dalam dua fase yaitu fase laten

yang berlangsung selama kurang lebih dari 8 jam, pembukaan ini terjadi sangat

lambat sampai mencapai diameter 3 cm. dan yang kedua adalah fase aktif, fase aktif

dibagi dalam tiga fese yaitu fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

kini menjadi 4 cm, yang kedua fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm, dan yang ketiga adalah

fase deselarasi yaitu pembukaan melambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9

cm menjadi lengkap, yaitu bibir seviks keadaan tak teraba dan diameter serviks

adalah 10 cm. sedangkan pada multigravida tahapnya sama namun waktunya lebih

(26)

Beberapa peneliti menyatakan nyeri dalam persalinan disebabkan karena:

2.2.1.2.3 Kontraksi otot rahim

Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia

rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan organ internal

maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan

pada organ lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih. pada persalinan

nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan sacrum. Biasanya ibu

akan mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada

interval antara kontraksi.

2.2.1.2.4 Regangan Otot Dasar Panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat kala II. Tidak seperti nyeri visceral, nyeri ini

terlokaliris di daerah vagina, rectum dan perineum, dan disekitar anus. Nyeri klinis ini

disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah

akibat penurunan bagian bawah janin. (Judha,2012)

2.2.3 Tingkat Nyeri Dalam Persalinan

Menurut Bustan (1997) yang di kuti oleh Judha, nyeri persalinan merupakan

pengalaman subjektif akibat timbulnya perubahan fungsi organ tubuh yang terlihat

dalam menentukan kemajuan persalinan melalui jalan lahir. Intensitas rasa nyeri

persalinan bisa detentukan dengan cara menanyakan tingkat intensitas atau merajuk

(27)

misannya skala 0-10 (skala numeric), skala deskriptif yang menggambarkan

intensitas tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan gambar

kartun profil wajah dan sebagainya. Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I

digambarkan dengan skala VAS sebesar 6-7 sejajar dengan intensitas berat pada skala

deskriptif. Tingkat nyeri saat melahirkan juga di pengaruhi oleh

pengalan-pengalaman sebelumnya. Ibu-ibu yang sudah pernah mengalami proses melahirkan

lebih terbimbing dan lebih terkontrol dalam menghadapi nyeri saat persalinan di

bandingkan dengan ibu-ibu yang belum pernah mengalami proses melahirkan, ibu

teresebut tidak mampu mentolerir rasa cemasnya sehingga mereka tidak mampu

mengatasi rasa nyerinya.

2.2.4 Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat atau di ukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi

nyeri (menit, jam, hari, atau bulan), irama/periodenya (terus menerus, hilang timbul,

periode bertambah atau berkurangnya intensitas) dan kualitas (nyeri seperti

ditusuk,terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial, atau bahkan seperti di gencet).

Karakteristik nyeri juga dapat dilihat berdasarkan metode PQRST yaitu:

22.4.1 P : Provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya

nyeri pada penderita, bagian-bagian tubuh mana yang mengalami nyri

(28)

2.2.4.2 Q : Quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu yang objektif yang di

ungkapkan oleh klien, seringkali pasien mendeskripsikan nyeri seperti ditusuk

atau dibakar.

2.2.4.3R : Region, untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta kepada pasien

untuk menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman.

2.2.4.4S : Severe, tingkat keparahan merupakan hal yang paling subjektif yang di

rasakan oleh penderita, karena akan diminta bagian mana kualitas nyeri harus

bisa di gambarkan dengan menggunakan skala yang bersifat kuantitas.

2.2.4.5T : time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan rangkaian

nyeri. Perlu ditanyakan kapan munculnya nyeri, berapa lama menderita,

seberapa sering untuk kambuh (Judha,2012).

2.3 Penatalaksanaan Nyeri

Nyeri harus di tangani secara efektif untuk meminimalkan efek pada wanita

saat kritis serta pada janin. Nyeri yang tidak teratasi atau terkontrol secara adekuat

sering menimbulkan sters fisiologis dan psikologis mayor. Respon system saraf dapat

memperburuk tanda dan gejala proses penyakit yang sudah ada serta kondisi fisik

wanita. Nyeri yang tidak terkontrol juga mencetus respon sters yang meningkatkan

resiko komplikasi dan menghambat proses penyembuhan. Oleh karena itu

penanganan efektif di perlukan untuk menjamin wanita tetap bebas dari nyeri

(29)

Stevenson,2009). Berikut ini ada beberapa metode penatalaksanaan nyeri persalinan

yang dapat di lakukan oleh pasien maupun keluarga dengan bimbingan tenaga

kesehatan, dan yang paling sering digunakan oleh ibu-ibu saat melahirkan dan yang

harus di anjurkan pada ibu-ibu yang belum mengetahui cara mengatasi nyeri

persalinan adalah:

2.3.1 Relaksasi

Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri yang memberikan masukan

kepada wanita. Masukan yang diberikan kepada ibu bukan hanya pengajaran dan

penguatan saja, tetapi dari pendamping persalinannya juga di perlukan.

(Mander,2003). Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Artinya

ketika seluruh system syaraf, organ tubuh, dan panca indra kita beristirahat untuk

melepas ketegangan yang ada. Berikut ini beberapa pengertian relaksasi dalam

persalinan yang dapat di kemukakan sebagai berikut: Relaksasi dalam persalinan

adalah suatu teknik untuk mencapai kondisi rileks pada saat persalinan, Relaksasi

dalam persalinan merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari segala

beban fisik dan kejiwaan, sehingga ibu menjadi lebih tenang dalam menghadapi

proses persalinan, Relaksasi dalam persalinan adalah suatu keadaan rileks yang dapat

membuat sirkulasi darah rahim, plasenta, dan janin menjadi lancer sehingga

(30)

Manfaat dari teknik relaksasi pada pengelolaan nyeri persalinan antara lain:

2.3.1.2Mencegah otot-otot dari kelelahan, khususnya otot besar pada uterus.

2.3.1.3Meningkatkan aliran darah pada uterus dan oksigenasi janin

2.3.1.4Meningkatkan efisiensi kontraksi uterus

2.3.1.5Mengurangi ketegangan pada ibu yang meningkatkan persepsi terhadap nyeri

dan menurunkan toleransi terhadap nyeri.

2.3.1.6Membantu ibu mengatasi sters persalinan sehingga ibu dapat lebih menikmati

pengalamannya.

2.3.1.7Membantu ibu menghemat energi sehungga lebih sedikit membutuhkan

bantuan dalam menghadapi kontraksi kuat atau pada saat mengejan.

2.3.1.8Membantu ibu dapat berkomunikasi lebih efektif dengan orang lain di

sekitarnya.

Beberapa cara teknik relaksasi yang dapat di lakukan yaitu:

Teknik relaksasi dengan pernafasan

Relaksasi pernafasan merupakan salah satu keterampilan yang paling

bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri persalinan. Keterampilan relaksasi pernafasan

untuk mengatasi rasa nyeri ini dapat di gunakan selama persalinan agar dapat

mengatasi persalinan dengan baik sehingga tidak kewalahan dan panik saat

menghadapi rangkaian kontraksi (Whalley, 2008) yang di kutip oleh Maryunani

(31)

komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan hemeostatis sehingga tidak terjadi

peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat

beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan. Dengan memperhatikan kontrol

nafas, di harapkan kondisi ibu menjadi rileks, dimana seluruh sistem saraf, organ

tubuh dan panca indra ibu beristirahat untuk melepaskan ketegangan. Cara yang dapat

di lakukan adalah dengan ibu menarik nafas dalam-dalam akan dapat mengalirkan

oksigen ke darah yang kemudian di alirkan ke seluruh bagian tubuh, dan hasilnya

akan membuat ibu menjadi lebih tenang dan stabil (Maryunani, 2010)

2.3.2 Massage (pijat)

Massage/ masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,

biasanya otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi

sendi untuk meredahkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan memperbaiki sirkulasi.

Masase adalah terapi nyeri yang paling primitive dan menggunakan reflex lembut

manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri

(Maryunani,2010).pijatan yang di lakukan pada bahu, leher, wajah, dan punggung

bisa meredakan ketegangan otot serta memberi rasa rileks, sirkulasi darah juga

(32)

2.3.2.1Effluerge

Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang

atau tidak putus-putus. Effleurage adalah tindakan mengusap-usap abdomen secara

perlahan seirama dengan pernafasan saat kontraksi. Dapat di lakukan dengan

menggunakan ujung jari yang di tekan lembut dan ringan, dilakukan selama 3

sampai 10 menit dengan tujuan menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut

jantung, meningkatkan pernafasan, dan merangsang produksi hormone endorphin

yang menghilangkan rasa sakit secara alamiah. Fungsi dari usapan ini sama dengan

usapan abdomen lainnya, yaitu untuk mengurangi rasa nyeri dan membentuk

kepedulian terhadap pasien. Mengenai teknik yang di gunakan tergantung pada pasien

yang mana lebih baik digunakan setelah kedua teknik usapan tersebut dicobakan pada

pasien.

2.3.2.2Counterpressure

Adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian

datar dari tangan. Tekanan pada Counterpressure dapat di berikan dalam gerakan

lurus atau lingkaran kecil, diketahui efektif dalam menghilangkan sakit panggung

akibat persalinan (Maryunani, 2010).

Ada dua jenis usapan punggung pada pasien yang akan menjalani proses

persalinan, yakni usapan menyeluruh dan usapan yang terlokalisir di titik tertentu.

Teknik usapan yang kedua ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri punggung

(33)

pendamping berada di titik nyeri maksimal dan melakukan penekanan selama

kotraksi. Lokasi titik tekanan ini selalu berubah-ubah seiring dengan proses

penurunan kepala. Upayakan pasien untuk dapat menunjukkan loksi nyeri dengan

tepat sehingga proses penekanan menjadi efektif. Kaji juga mengenai besaran tekanan

yang diberikan, apakah terlalu ringan atau terlalu kuat dengan bertanya pada pasien.

2.3.3 Metode Panas Atau Dingin

Kompres panas yang di lakukan pada punggung dapat meningkatkan

vaskularisasi, sehingga akan memperbaiki sirkulasi darah daerah yang mengalami

penekanan oleh kepala janin. Sedangkan pada kompres dingin dapat mengurangi

nyeri, karena efek dingin yang di timbulkan dapat menyebabkan vasokonstruksi

superficial. Kebanyakan pasien merasa nyaman dengan kompres dingin, namun

sebagian lagi merasa lebih nyaman dengan kedua kombinasi kompres yang di berikan

secara bergantian.

Metode ini memang tidak menghilangkan keseluruhan rasa nyeri namun

setidaknya memberikan rasa nyaman. Metode panas dingin ini dapat di lakukan

dengan membuat botol air panas yang di bungkus handuk dan di celup ke air dingin

dan di temple di punggung sehingga dapat mengurangi pegal di punggung dan kram.

Menaruh handuk dingin di wajah juga bias mengurangi ketegangan (Judha, 2012).

Banyak hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengatasi nyeri saat persalinan,

(34)

sudah ahli di dalam bidangnya, berikut ini cara-cara penatalaksanaan yang dapat di

lakukan oleh tenaga kesehatan adalah:

2.3.4 Hypnobirthing

Hypnosis adalah perubahan keadaan kesadaran, diamana subjek melakukan

apa saja yang diperintahkan oleh penghipnotis. Hypnobirthing adalah upaya

penggunaan hypnosis untuk memperoleh persalinan yang lancar, aman dan nyaman.

Hypnobirthing merupakan suatu metode relaksasi yang mendasarkan pada keyakinan

bahwa ibu hamil bisa mengalami persalinan melalui insting dan memberikan sugesti

bahwa melahirkan itu tidak sakit (Maryunani, 2010).

Hipnotis saat menghadapi persalinan member sugesti lewat relaksasi pikiran.

Dengan di bimbing oleh terapi hipnotis, dapat mengontrol pikiran, rasa nyeri pun

akan hilang. Bagi yang sudah menguasai metode ini dapat menghipnotis dirinya

sendiri/ self hipnotis yang dapat di lakukan dengan menggunakan indera penglihatan.

Caranya , setelah mata terpenjem sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil

memandang suatu titik tepat di atas mata , semakin lama kelopak mata makin relaks,

berkedip, dan pada hitungan ke-5 mata akan menutup. Pada saat unsure ketiga unsure

jiwa (perasaan, kemauan, pikiran) dan raga beristirahat, masukkan pikiran positif

yang akan terekam dalam bawah sadar (Judha, Sudarti, Fauziah, 2012)

(35)

Beberapa manfaat melakukan hypnobithing adalah sebagai berikut:.

• Hinoterapi ini juga membuat ibu merasa relaksasi

• Dapat mengurangi rasa nyeri saat persalinan hingga 100% jika tidak ada sel

yang rusak, namun jika ada sel yang rusak sebaiknya diperbaiki dengan

mengkonsumsi makanan yang cukup.

• Menjadi alat komunikasi antara ibu dan anak melalui alam bawah sadar yang

nantinya akan membuat hubungan ibu dan bayinya menjadi lebih dekat.

2.3.5 Akupuntur

Akupuntur merupakan suatu cara pengobatan dengan menusukkan jarum pada

titik-titik tertentu di kulit untuk mengobati berbagai penyakit. Akupuntur analgesik

adalah akupuntur pada persalinan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, dimana

cara analgesik dan pengaturan fungsi fisiologik tubuh manusia dengan menusukkan

jarum. Akupuntur persalinan dapat diindikasikan untuk:

• Indikasi persalinan/partus

• Mengurangi mual/muntah

• Memperbaiki presentasi janin

• Control nyeri

Tujuan dan peran akupuntur dalam persalinan:

• Mengurangi nyeri persalinan, biasanya mulai diberikan pada akhir trimester

ketiga untuk membantu mempersiapkan tubuh ibu hamil dalam menghadapi

(36)

• Memperbaiki relaksasi, mengurangi penggunaan epidural analgesik dan

pengaruh obat-obat farmakologi

• Mencapai persalinan tanpa rasa nyeri, memperbaiki kontraksi, memperpendek

waktu persalinan dan pengeluaran plasenta sehingga mencegah pendarahan

yang berlebihan

2.3.6 Akupresur

Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang paling efektif

dalam menjemen nyeri persalinan. Akupresur desebut juga akupuntur tanpa jarum,

atau pijat akupuntur, atau pengembangan dari akupuntur. Tujuan dilakukannya

akupsure ini adalah:

• Merangsang titik-titik yang ada di dalam tubuh menekan hingga masuk ke

system syaraf

• Menekan titik-titik tertentu dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari

untuk menstimulasi aliran energy dimeredian.

2.3.7 Water Birth

Water birth adalah proses persalinan yang di lakukan didalam air. Sang ibu

yang akan melakukan proses persalinan memasuki air kolam saat mulut rahim sudah

tahap pembukaan 6. Water Birth adalah sebuah cara persalinan di dalam air yang

hangat. Manfaat waterbirth adalah:

• Saat melahirkan didalam air, rasa nyri akan berkurang ketimbang saat

(37)

• Sirkulasi darah uterus lebih baik, sehingga ibu yang akan melahirkan akan

lebih rileks.

Syarat-syarat ibu yang boleh melahirkan di air:

• Kehamilan tunggal > 37 minggu

• Hasil pemeriksaan CTG menunjukkan janin reassuring

• Ibu dan bayi harus dapat di monitor dengan baik

• Tidak ada kontraindikasi untuk melahirkan di air

• Ibu yang memilki kemauan yang kuat dan rajin berlatih dirumah

2.3.8 Tens (Transcutaneous Electrical Nervers Stimulation)

Adalah salah satu metode pengurangan rasa sakit saat bersalin dengan mesin

sebagai sensor elektronik. TENS adalah alat yang di operasikan dengan baterai dan

kabel-kabel yang di hubungkan ke tubuh. Punggung ibu di tempeli beberapa alat

seperti elektroda, yang dapat mengirimkan arus listrik melalui syaraf di punggu ke

uterus. Cara kerja Tens adalah sebagai berikut:

• TENS menghasilkan getaran listrik yang sangat kecil, yang di alirkan melalui

kulit, untuk memicu sinyal pereda nyeri ke otak dan secara bersamaan

merangsang produksi hormone endofrin. Alat ini efektif di gunakan pada awal

persalinan saat rasa sakit timbul belum terlalu kuat.

• Penggunaan Tens dapat memicu produksi hormone endorphin sebagai

(38)

2.4 Persalinan Kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan

0 sampai 10 cm. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat

sehingga ibu masih besa berjalan-jalan. Secara klinis di nyatakan mulai terjadi partus

apabila timbul his yang di sertai pengeluaran lender yang bercampur darah (bloody

show). Lender yang bercapur darah ini berasal dari lender kanalis servikalis karena

serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah berasal dari

pembulu-pembulu kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena

pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses ini berlangsung kurang lebih

18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dari pembukaan 0 sampai

pembukaan 3 cm yang berlangsung selama 8 jam, dan fase aktif dari pembukaan

serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif ini dibagi lagi menjadi 3

lagi yaitu: fase akselarasi dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4

cm,fase dilatasi maksimal yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat

cepat,dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm,dan fase deselerasi, dimana pembukaan

menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat

di jumpai baik pada primigravida maupun multigravida, akan tetapi pada

multigravida terjadi dalam waktu yang singkat. Diperkirakan pada pembukaan

primigravida 1 cm/jam dan pada multigravida 2 cm/jam. Pada primigravida ostium

uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan

(39)

interrnum sudah membuka sedikit, sehingga ostium uteri internum dan eksternum

serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersamaan.

(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan penjelasan dari uraian bab I dan bab II, terdapat beberapa

metode teknik penatalaksanaan nyeri. Dalam hal ini penelitian ini memiliki kerangka

konsep penelitian yaitu tentang pengetahuan ibu primigravida dan multigravida

tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I di RSU Ridos medan.

Variabel Independen Variabel dependen

Ket: = variabel yang diteliti

………. = variabel yang tidak diteliti

Penatalaksanaan nyeri yang tidak

diteliti:

- Akupuntur

- Akupresure

- Water birth

- Tens - Ibu primigravida

- Ibu multigravida

Pengetahuan

penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I

(41)

3.2 defenisi Opresional

No Variable

Independen

Defenisi Oprasional Alat Ukur Skala

(42)

BAB 4

METODE PENLITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain Cross Sectional,

yaitu suatu metode yang merupakan rancangan penelitian yang melakukan

pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) dengan jenis

penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu

primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I

di RSU Ridos medan.

4.2. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu

yang diteliti, (Aziz Alimul,2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu-ibu yang melahirkan di RSU Ridos yang memenuhi kriteria penelitian. Adapun

kriteria dalam penelitian ini adalah: Ibu-ibu melahirkan dan bersedia menjadi

responden, Ibu-ibu yang melahirkan tanpa adanya komplikasi, Ibu-ibu yang

(43)

Karena sampel merupakan bagian dari populasi yang akan di teliti, atau

sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Maka dari kriteria

penelitian tersebut, didapat sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 42 orang,

dengan menggunakan total sampling.

4.3 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi Penelitian di lakukan di Rumah Sakit Ridos medan dan waktu

pelaksanaan penelitian di rencanakan setelah sidang proposal yaitu tanggal 3-17

januari 2014.

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan masalah

etik, yaitu pemberian penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan

penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden di persilahkan untuk

menandatangani informed conset.tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka

calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses

pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi

(44)

4.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat

pengumpulan data berupa kuesioner yang di susun oleh peneliti sendiri dengan

berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka. Ini tebagi dari 2 bagian, yaitu bagian

pertama terdiri dari data demografi, dan yang kedua adalah kuesioner tentang

pengetahuan ibu primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan nyeri

persalinan pada kala I. Kemudian pertanyaan tersebut di jawab dengan memberikan

tanda silang (x) pada jawaban yang telah disediakan, yang kuesioner terdiri dari 25

pertanyaan. Pada setiap pertanyaan jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah

diberi skor 0.

4.6 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pengisian

kuesioner oleh responden dan di dukung dengan checklist. Pengumpulan data di

mulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksana penelitian dari institusi

pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara dan izin dari RSU Ridos Medan. Pada saat pengumpulan data peneliti

menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan peneliti kepada calon

responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk mendapatkan informed

consent. Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan

(45)

mengambil kuesioner yang telah diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan

data. Jika ada data yang kuang, dapat langsung dilengkapi.

4.7Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap

dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data yang

sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa

data.Pengolahan data pengetahuan ibu primigrafida tentang penatalaksanaan nyeri

persalinan, kemudian di analisa berdasarkan kriteria objektif:

Baik : hasil presentase 76%-100%

Cukup : hasil presentase 56%-75%

(46)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu

primigravida dan multigravida dalam penatalaksanaan nyeri persalinan kala I di RSU

Ridos Medan. Adapun hasil penelitian yang di paparkan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 : distribusi frekuensi karakteristik ibu multigravida dan primigravida

Karakteristik mulitigravida persentase % primigravida Persentase %

Umur

20- 25 tahun 4 17,4 10 52,6

26-30 tahun 13 56,5 6 31,6

>30 tahun 6 26,1 3 15,8

Pendidikan

SD 2 8,7 8 42,1

SMP 6 26,1 3 15,8

SMA 11 47,8 6 31,6

PT 4 17,4 2 10,5

Pekerjaan

IRT 14 60,9 10 52,6

PNS 4 17,9 2 10,52

(47)

Berdasarkan tabel di atas di dapat bahwa ibu multigravida mayorits yang memiliki

umur 26-30 tahun adalah sebanyak 13 orang (56,5%), dan minoritas berumur 20-25

tahun sebanyak 4 orang (17,4%) dan untuk umur lebih dari 30 sebanyak 6 orang (26,1

%). Untuk pendidikan pada ibu multigravida mayoritas ibu berpendidikan SMA

sebesar 11 orang (47,8%), minoritas berpendidikan SD sebanyak 2 orang (8,7 %),

yang berpendidikan SMP sebanyak 6 orang (26,1%), dan yang berpendidikan

perguruan tinggi sebanyak 4 orang (17,4%). Sedangkan untuk pekerjaan mayoritas

ibu multigravida bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 14 orang (60,9),

sebagai PNS sebanyak 4 orang (17,9%), dan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 5

orang (21,7%).

Sedangkan untuk ibu primigravida mayoritas ibu berumur 20-25 tahun yaitu

sebanyak 10 orang (52,6%), berumur 26-30 tahun sebanyak 6 orang (31,5%), dan

berumur lebih dari 30 sebanyak 3 orang (15,7%). Dan untuk pendidikan mayoritas

ibu primigravida berpendidikan SD sebanyak 8 orang (42,1%), pendidikan SMP

sebanyak 3 orang (15,8%), pendidikan SMA sebanyak 6 orang (31,6%),dan

pendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 orang (10,5%). Sedangkan untuk pekerjaan

mayoritas ibu primigravida bekerja sebagai IRT sebanyak 10 orang (52,6%), bekerja

sebagai PNS sebanyak 2 orang (10,5%), dan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 7

(48)

Tabel 5.2 : tabel distribusi frekuensi pengetahuan ibu Primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I yaitu:

Pengetahuan Skor Jumlah persentase %

Baik 25-18 11 47,8 %

Cukup 17-15 7 30,5 %

Kurang <14 5 21,7

Total 23 100 %

Pengetahuan Skor jumlah persentase%

Baik 25-15 3 15,8%

Cukup 14-11 6 31,6%

Kurang <11 10 52,6%

Total 19 100%

Bedsarkan table di atas dapat di lihat bahwa pengetahuan ibu multigravida

tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I mayoritas berpengetahuan baik

yaitu sebanyak 11 orang (47,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (30,5%),

dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 5 orang (21,7%). Berdasarkan

table di atas dapat di lihat bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki pengetahuan

yang kurang dalam penatalaksanaan nyeri persalinan yaitu pengetahuan kurang

sebanyak 10 orang (52,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (31,6%), dan

(49)

5.2Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan Ibu Multigravida tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan

Dari hasil penelitian yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas

ibu multigravida yang berjumlah 23 orang memiliki pengetahuan baik dalam

penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I yaitu sebesar 13 orang (54,1%). Dengan

pengetahuan ibu multigravida yang mayoritas baik, maka dapat di pengaruhi oleh

adanya pengalaman. Dimana pengalaman tersebut mempengaruhi bagaimana persepsi

seseorang dalam menghadapi persalinan terutama pada ibu melahirkan. Berdasarkan

pengalaman yang di alami oleh ibu multigravida lah sehingga pengetahuan yang di

miliki oleh ibu multigravida lebih baik. Selain itu umur juga adapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Dimana semakin bertambahnya usia maka pengetahuan ibu

tersebut semakin baik berdasarkan pengalamannya sebelumnya, sehingga di dapat

bahwa ibu multigravida yang berjumlah 23 orang mayoritas berumur 26-10 tahun

yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Dimana pengetahuan ibu tersebut dapat dikaitkan

dengan umur, yaitu semakin banyaknya umur ibu maka pengetahuannya juga akan

semakin lebih baik. Hal ini dikarenakan ibu yang telah memiliki kematangan dalam

proses berfikir yang memungkinkan untuk dapat menggunakan mekanisme koping

yang baik serta telah memiliki pengalaman yang lebih banyak pula. Hal ini sejalan

dengan teori Notoatmdjo,2003. Yang menyatakan bahwa umur yang lebih banyak

akan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik pula dibandingkan

(50)

Selain itu pada pendidikan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang. Dimana didapat dari hasil sebelumnya bahwa mayoritas ibu yang memiliki

pendidikan SMA sebanyak 11 orang (47,8%). Dimana dalam pendidikan ini dapat

juga mempengaruhi pengetahuan ibu juga, yaitu semakin tingginya pendidikan ibu

maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya, berdasarkan dari pengalaman

yang diperoleh dari jenjang pendidikan. Hal ini sejalan dengan teori Husodo, 1998.

Yang menyatakan bahwa status pendidikan yang rendah maka pengetahuannya juga

kurang baik dibandingkan dengan pendidikan yang lebih tinggi.

Pekerjaan juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu sehingga dari hasil

penelitian di dapat bahwa bahwa mayoritas jumlah ibu multigravida yang memiliki

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga berpengetahuan baik yaitu sebanyak 14 orang

(60,9%). Dalam hal ini pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan nyeri persalinan

juga di pengaruhi oleh pendidikan, dimana pengalaman seseorang sejak kecil akan

mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Hal ini sejalan dengan teori

Notoatmdjo, 2010. Yang menyatakan bahwa seseorang yang berhubungan luas maka

akan memiliki pengetahuan yang lebih baik pula dibandingkan dengan orang yang

(51)

5.2.2 Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan

Sementara untuk pengetahuan ibu primigravida mayoritas masih memiliki

pengetahuan yang kurang yaitu sebesar 10 orang (52,6%).dimana pengetahuan

kurang ini dapat disebabkan karena pengalaman ibu primigravida masih kurang.

sehingga didapat pengetahuannya mayoritas kurang. Dalam penelitian ini didapat

bahwa jumlah ibu primigravida sebanyak 19 orang mayoritas berumur 20-25 tahun

yaitu sebanyak 13 orang (56,5%) berpengetahuan kurang. Dimana pengetahuan ibu

tersebut dapat dikaitkan dengan banyaknya umur, dengan sebakin banyaknya atau

bertambahnya umur seseorang maka pengetahuannya juga akan semakin baik, karena

memiliki mekanisme koping yang baik dan pengalaman yang banyak. Hal ini sejalan

dengan teori Notoatmdjo, 2003. Yang mengemukakan bahwa umur yang lebih

banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih baik pula dibandingkan dengan umur

yang masih lebih muda. Dan pendidikan juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu,

sehingga pada ibu primigravida yang berjumlah 19 orang mayoritas berpendidikan

sebagai SD yaitu sebanyak 8 orang (42,1%) Dimana pendidikan ibu ini juga dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin tinggi tingkat pendidikan seorang maka

akan semakin baik pula pengetahuannya. Dimana ibu yang memiliki pengalaman

pendidikan yang kurang akan menyebabkan seseorang berpengetahuan yang kurang,

dimana ibu tersebut kurang memiliki pengetahuan berdasarkan dari pengalaman

pendidikan yang diperoleh. Hal ini sejalan dengan teori Husodo,1998. Yang

(52)

semakin rendah pendidikan seseorang makan tingkat pengetahuannya juga akan

semakin kuarang. Pekerjaan pada ibu juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan

dimana mayoritas jumlah ibu primigravida yang berjumlah 19 orang, memiliki

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 orang (52,6%), Dimana pekerjaan

seseorang juga akan mempengaruhi tingkat pendidikan, Dengan pekerjaan yang

semaikn baik maka diharapkan memiliki hubungan sosial yang lebih baik pula

sehingga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sejalan dengan teori

Notoatmodjo, 2010. Yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki hubungan

sosial yang lebih luas, maka tingkat pengetahuannya akan lebih baik dibandingkan

(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian maka dapat dikemukakan bahwa dalam

penatalaksanaan nyeri persalinan ibu multigravida memiliki pengetahuan yang

baik yaitu sebanyak 11 orang (47,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang

(30,5%), di antara ibu masih tetap ada juga pengetahuan ibu multipara yang masih

kurang yaitu sebanyak 5 orang (21,7%). Dibandingkan dengan ibu multipara,

pengetahuan ibu primigravida juga masih banyak yang kurang yaitu sebanyak 10

orang (52,6%), sedangkan untuk pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (31,6%),

namun walaupun mayoritas pengetahuan ibu primigravida masih kurang, masih

ada juga yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 3 orang (15,8%)

B. Saran

Dari hasil penelitian yang di dapat maka penulis memberikan beberapa

saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak antara lain:

1. Diharapkan kepada ibu multigravida untuk lebih meningkatkan lagi

pengetahuannya tentang penatalaksanaan nyeri persalinan agar dapat memberikan

kenyamanan pada saat menjalani persalinan.

2. Diharapkan kepada ibu primigravida untuk meningkatkan pengetahuannya

tentang penatalaksanaan nyeri persalinan meskipun ibu primigravida belum

(54)

pengetahuan yang baik, maka diharapkan akan mampu untuk merealisasikan

dirinya saat menjalani proses persalinan.

3. Di harapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu mengajarkan kepada

ibu-ibu yang sedang menjalani proses persalinan tentang bagai mana cara atau teknik

dalam penatalaksanaan nyeri persalinan, sehingga dalam proses persalinan akan

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Billington Mary. (2009). Kegawatan dalam kehamilan dan persalinan, Jakarta: EGC.

Judha Muhamad, Sudarti, & Fauziah Afroh. (2012). Teori pengukuran nyeri dan nyeri persalinan, Yogyakarta: Nuha Medika

Janiwarty Bethsaida & Pieter Herri Zan. (2013). Pendidikan Psikologi, Yogyakarta: Andi Offset

Maryunani Anik. (2010). Nyeri dalam persalinan ‘teknik dan cara penanganannya”, Jakarta: CV.Trans Info Media

Mander Rosemary. (2003). Nyeri Persalinan, Jakarta: EGC

Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Nolan Mary. (2003). Kehamilan dan Melahirkan, Jakarta: Arcan

Notoatmodjo S. (2003). Pendidikan prilaku kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta

Ph.D.Prof.Sukardi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara

SSiT Sumarah, Widyastuti Yani, & Wiyati Nining. (2009). Perawatan ibu bersalin, Yogyakarta: Fitramaya

(56)

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama/inisial :

Umur :

Alamat :

No responden :

Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan yang sudah di

sampaikan kepada saya, bahwa akan di adakan penelitian tentang “Penegetahuan

Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri

Persalinan Pada Kala I Di RSU Ridos Medan Tahun 2013”. Maka saya bersedia

berperan untuk membantu dan berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini

tanpa ada paksaan dari siapapun. Saya menyadari informasi yang saya berikan ini

akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Demikian surat persetujuan ini di buat dengan sebenar-benarnya semoga dapat

bermanfaat demi terlaksananya penelitian ini.

Medan, Juni 2013

Responden

(57)

KUESIONER PENELITIAN

Pengetahuan Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan

A.Biodata Responden

No. responden :

Inisial :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Hamil Ke- :

Alamat :

B.Pertanyaan Tentang Pengetahuan Ibu Primi dan Multi tentang Penatalaksanaan

Nyeri Persalinan Pada Kala I

Petunjuk Pengisian:

Berilah tanda silang ( x ) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda

(58)

1. Salah satu teknik pengendalian nyeri adalah dengan menggunakan teknik

relaksasi, pengertian dari teknik relaksasi adalah

a. Relaksasi adalah suatu metode pengendalian nyeri yang memberikan masukan

kepada ibu melahirkan untuk mencapai kondisi rileks

b. Suatu tindakan mengusap-usap perut secara perlahan

c. Suatu tekanan tangan pada otot tanpa menyebabkan gerakan

d. Suatu metode yang dapat di lakukan dengan menggunakan kompres dingin

atau kompres panas

2. Selain pengertian relaksasi di atas ada juga beberapa pengertian teknik relaksasi

yang lain yaitu

a. Merupakan suatu proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari segala beban

pikiran fisik dan kejiwaan sehingga ibu menjadi lebih tenang dalam

menghadapi proses persalinan

b. Merupakan suatu pemijatan berupa usapan perut secara perlahan

c. Suatu tindakan pemijatan berupa usapan lembut, panjang atau tidak putus

d. Suatu tekanan pada jaringan otot

3. Dalam mengatasi nyeri persalinan ada beberapa manfaat dari teknik relaksasi yaitu

a. Mengurangi ketegangan pada ibu yang meningkatkan persepsi terhadap nyeri

dan mencegah otot-otot dari kelelahan

b. Membuat tegang pada otot-otot panggul

c. Memperlambat proses persalinan

(59)

4. Bagaimanakah cara yang dapat di lakukan oleh ibu untuk melakukan teknik

relaksasi pernafasan

a. Di lakukan dengan cara mengembuskan nafas secara cepat

b. Dengan cara menarik nafas dangkal dan di keluarkan secara tiba-tiba

c. Dilakukan dengan menarik nafas dalam-dalam dan di keluarkan secara

perlahan-lahan

d. Dengan menarik nafas dalam-dalam dan di keluarkan secara tiba-tiba

5. Selain manfaat teknik relaksasi di atas ada juga beberapa manfaat lain di

lakukannya teknik relaksasi dalam persalinan yaitu

a. Membantu ibu untuk menghemat energy sehingga lebih sedikit membutuhkan

bantuan dalam menghadapi kontraksi kuat pada saat mengejan

b. Menyebabkan ketegangan pada ibu saat proses persalinan

c. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah

d. Memperlambat proses persalinan

6. Pada pengendalian nyeri pada persalinan ada juga di kenal dengan teknik massase

atau pemijatan apakah pengertian dari pemijatan tersebut

a. Pemijatan adalah suatu teknan tangan pada jaringa lunak yang biasanya pada

otot-otot tanpa menyababkan gerakan atau perubahan posisi

b. Suatu bentuk keadaan rileks

c. Suatu proses mengistirahatkan tubuh dari segala beban pikiran ibu

d. Suatu usaha memberikan masukan atau dukunga kepada ibu saat menjalani

(60)

7. Apakah manfaat dari teknik pemijatan yang di lakukan pada saat persalinan

a. Untuk meredahkan nyeri, menghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi

darah sehingga nyeri dapat berkuarang

b. Membuat ibu menjadi cepat lelah terutama pada otot

c. Membuat otot panggul menjadi tegang

d. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah

8. Didalam teknik pemijatan persalinan dapat dilakukan dengan dua cara salah satu

diantaranya adalah dengan teknik effluerge yaitu

a. Effleurge adalah suatu tindakan mengusap-usap perut secara perlahan-lahan

seirama dengan pernafasan saat terjadinya kontraksi atau nyeri pada persalinan

b. Teknik memberikan masukan kepada ibu yang sedang menjalani proses

persalinan

c. Proses mengistirahatkan tubuh dari segala beban fisik

d. Suatu teknik untuk mencapai kondisi rileks

9. Berapa lamakah taknik efluerge dapat di lakukan

a. 1 jam sampai dengan 2 jam

b. 2 jam sampai dengan 3 jam

c. 3 menit sampai dengan 10 menit

(61)

10.Teknik effluerge dapat di lakukan dengan tujuan untuk

a. Membuat tegang pada otot-otot panggul

b. Meningkatkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung

c. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah

d. Menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut jantung, meningkatkan

pernafasan dan merangsang produksi hormon endophrin yang menghilangkan

rasa sakit secara alamiah

11.Selain pemijatan effluerge ada juga teknik pemijatan dengan cara Counterpresure

yaitu

a. Suatu teknik pemijatan tekanan kuat yang di lakukan dengan cara meletakkan

tumit tangan atau bagian dari tangan

b. Suatu teknik dengan melakukan kompres panas yang di lakukan di punggung

c. Metode pengendalian nyeri yang member masukan kepada wanita

d. Suatu cara untuk mencapai kondisi rileks

12.Pada teknik pengendalian nyeri persalinan salah satunya adalah dengan cara

counterpresure, bagaimanakah teknik/cara melakukannya

a. Di lakukan dengan menggunakan ujung jari yang di letakkan secara kuat

b. Delakukan dengan cara tangan pendamping berada di titik nyeri maksimal dan

melakukan penekanan selama konterksi terjadi

c. Dengan memberikan pukulan kecil pada bagian yang sakit

(62)

13.Ada 2 jenis usapan punggung pada ibu yang akan menjalani proses persalinan

yaitu

a. Dengan usapan menyeluruh dan usapan yang terlokalisir

b. Tindakan usapan pada dinding abdomen

c. Dengan usapan setengah bagian yang sakit

d. Dengan usapan yang teratur dan setengah bagian

14.Apakah manfaat dari teknik usapan counterpresure dilakukan

a. Bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung bagian bawah ibu

akibat proses peburunan kepala janin

b. Membuat tegang pada otot-otot panggul

c. Meningkatkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung

d. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah

15.Apakah yang adapat di lakukan oleh ibu ketika nyeri muncul

a. Upayakan ibu untuk dapat menunjukan lokasi nyeri dengan tepat sehingga

proses penekanan menjadi labih efektif

b. Upayakan ibu untuk tidak menunjukan lokasi nyeri dengan tepat

c. Mengupayakan ibu untuk berkomunikasi agar proses penekanan tidak efektif

(63)

16.Selain dengan metode yang telah disebutkan pengendalian rasa nyeri juga dapat di

lakukan dengan metode panas dan dingin yaitu:

a. Suatu metode yang di lakukan dengan menggunakan kompres air hangat atau

dengan enggunakan air es yang diletakkan pada punggung atau pada bagian

yang nyeri

b. Suatu metode yang dapat dilakukan dengan pemijatan yang di letakkan pada

punggung atau pada bagian yang nyeri

c. Suatu teknik pemijatan tekanan kuat yang di lakukan dengan cara meletakkan

tumit tangan atau bagian dari tangan

d. Suatu tindakan mengusap-usap abdomen secara perlahan seirama dengan

pernafasan pada saat kontraksi

17.Pada teknik pengendalian nyeri dengan menggunakan metode panas dapat

dilakukan dengan tujuan

a. Dapat memperlancar peredaran darah sehingga memperbaiki sirkulasi

darah di daerah yang mengalami penekanan oleh kepala janin

b. Mengalami penekanan oleh kepala janin

c. Dapat menimbulkan penegangan pada otot panggul

d. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah

18.pada teknik pengendalian nyeri dengan menggunakan metode dingin dapat di

lakukan dengan tujuan

a. mengurangi rasa nyeri karena efek dingin yang di timbulkan sehingga

Gambar

Tabel 5.1 : distribusi frekuensi karakteristik ibu multigravida dan primigravida
Tabel 5.2 : tabel distribusi frekuensi pengetahuan ibu Primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I yaitu:

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan tersebut memunculkan gagasan untuk merancang sebuah aplikasi ujian Rancang bangun Sistem Informasi Geografis Pemetaan Jalan Berlubang Wilayah Surabaya

Saat pertama kali e-SPT diterapkan di KPP Pratama Makassar Barat tahun 2015 kendala yang dihadapi dalam penerapannya yaitu pertama sulitnya mengajarkan dan

Sedangkan dari hasil analisis multiatribut Fishbein menunjukkan bahwa atribut daging sapi yang paling dipertimbangkan sampai yang kurang dipertimbangkan oleh

penulisan ini adalah mengendalikan paparan radiasi gamma yang terpancar akibat akumulasi radiasi dari dalam ruang penyimpanan batu topaz teriradiasi serta

Dari tanggapan di atas menunjukkan bahwa 8,42% siswa atau 8 siswa menyatakan selalu berpakaian yang baik sesuai tata tertib, 27,37% atau 26 siswa menyatakan sering, 63,16% atau

Schematic diagram of operant conditioning match-to-sample task of the experiment in baseline (a) and test trials (b). First, we showed sample stimulus to subject; after that, we

52 Jumlah pendapatan margin dan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dan dari aktiva produktif lainnya yang akan dibagikan kepada nasabah penyimpan dana dan bank,

menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, menjelaskan pada ibu mengenai ketidaknyamanan yang biasa terjadi pada trimester III yang terdiri dari Sering