PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA
TENTANG PENATALAKSANAAN NYERI PERSALINAN
PADA KALA I DI RUMAH SAKIT RIDOS
MEDAN TAHUN 2014
SKRIPSI
OLEH
MELIANA PERAYA SIHOMBING
121121073
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
HALAMAN PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Meliana Peraya Sihombing
Nim : 121121073
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Pengetahuan Ibu
Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala
I di Rumah Sakit Ridos Medan adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika
dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan
kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas
keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijungjung
tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan
paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Medan, 27 Januari 2014 Yang menyatakan,
Judul : Pengetahuan Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Rumah Sakit Ridos
Nama : Meliana Peraya Sihombing
Nim : 121121073
Jurusan : Sarjana Keperawatan
Tahun : 2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu multipara dan primipara tentang bagaimana penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan populasi seluruh ibu yang melahirkan di RSU Ridos Medan yang memiliki kriteria. Sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan total sampiling yaitu ibu yang melahirkan berhak untuk menjadi responden selama memenuhi kriteria dan bersedia untuk menjadi responden, sehingga diperoleh jumlah smpel sebanyak 42 orang yang terdiri dari multipara sebanyak 23 orang dan primipara sebanyak 19 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan desember 2013 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diperoleh pengetahuan ibu multipara, yaitu mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 11 orang (47,8%), minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (21,7%). Sedangkan untuk ibu primipara minoritas ibu berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 orang (52,6 %), dan inoritas berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (15,8%). Dari hasil yang di dapat dari penelitian menunjukkan bahwa umumnya ibu multipara memiliki pengetahuan yang lebih baik di bandingkan dengan ibu primipara. Hal ini dapat terjadi karena pada ibu multipara telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menjalani proses persalinan, sehingga mampu untuk mengontrol rasa nyeri pada saat persalinan, sementara untuk ibu primipra belum atau pengalamannya masih kurang dalam menjalini proses persalinan. Sehingga tidak mampu untuk mengontrol rasa nyeri yang timbul pada saat persalinan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Multigravida, Primigravida, Nyeri Persalinan
Daftar Pustaka: 11 Kutipan
Prakata
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengetahuan
Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada
Kala I di Rumah Sakit Rido Medan”.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi
Penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara;
2. Pihak RSU Ridos yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data
yang saya perlukan;
3. Ibu Siti Saidah Nasution,S.Kep,M.Kep,Sp.Mat selaku dosen pembimbing yang
telah dengan sabar membimbing dan memberikan masukan dalam proses
pembuatan Proposal penelitian ini.
4. Ibu Nur Afi Darti selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktunya
5. Ibu Ellyta Aizar,S.Kp dosen penguji II yang telah meluangkan waktunya
6. Kedua orang tua saya yang telah memberikan bantuan, dukungan materil dan
moral;
7. Teman-teman, sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
proposal penelitian.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini berguna bagi kita
semua dan dapat dijadikan referensi untuk kemajuan ilmu dimasa yang akan datang.
Amin.
Medan, Januari 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK……….. i
PRAKATA………. ii
DAFTAR ISI……….. iii
DAFTAR TABEL………. vi
BAB I : PENDAHULUAN……… 1
1.1Latar Belakang………... 1
1.2Rumusan Masalah……….. 1
1.3Tujuan Peneliti……… 4
1.3.1. Tujuan Khusus………. 4
1.3.2 Tujuan Umum……… 4
1.4 Manfaat Penelitian………. 4
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA……… . 6
2.1 Pengetahuan………... 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan……….. 6
2.1.2 Tingkat Pengetahuan……….. 7
2.1.3 Kriteria Tingkat Pengetahuan………. 7
2.2 Nyeri Persalinan Pada Kala I……… 8
2.2.1 Pengertian Nyeri……… 8
2.2.3 Tingkat Nyeri dalam Persalinan……….. 12
2.2.4 Karakteristik Nyeri……….. 12
2.3 Penatalaksanaan Nyeri Persalinan………... 14
2.3.1 Relaksasi……….. 14
2.3.2 Massase……… 17
2.3.3 Metode Panas Dingin……….. 18
2.3.4 Hypnobirthing………. 19
BAB 3. KERANGKA PENELITIAN………. 25
3.1 Kerangka Konsep………... 25
3.2 Defenisi Oprasional……… 26
BAB 4. METODE PENELITIAN……….. 27
4.1 Desain Penelitian………. 27
4.2 Populasi dan Sampel……… 27
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian………... 28
4.4 Pertimbangan Etik……… 28
4.5 Instrumen Penelitian………. 29
4.6 Pengumpulan Data……… 29
4.6 Analisa Data……….. 30
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN……… 31
5.1 Hasil Penelitian……….. 31
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN………. 34
6.1 Kesimpulan ……… 34
6.2 Saran……… 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KUESIONER
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Multigravida Dan Primigravida
Di RSU Ridos Medan Tahun 2014
Tabel 5.2 Table Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Multipara Tentang
Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di RSU Ridos Tahun
2014
Tabel 5.3 Table Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Primipara Tentang
Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di RSU Ridos Tahun
Judul : Pengetahuan Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Pada Kala I Di Rumah Sakit Ridos
Nama : Meliana Peraya Sihombing
Nim : 121121073
Jurusan : Sarjana Keperawatan
Tahun : 2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu multipara dan primipara tentang bagaimana penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, dengan populasi seluruh ibu yang melahirkan di RSU Ridos Medan yang memiliki kriteria. Sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan total sampiling yaitu ibu yang melahirkan berhak untuk menjadi responden selama memenuhi kriteria dan bersedia untuk menjadi responden, sehingga diperoleh jumlah smpel sebanyak 42 orang yang terdiri dari multipara sebanyak 23 orang dan primipara sebanyak 19 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan desember 2013 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat diperoleh pengetahuan ibu multipara, yaitu mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 11 orang (47,8%), minoritas berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (21,7%). Sedangkan untuk ibu primipara minoritas ibu berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 orang (52,6 %), dan inoritas berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (15,8%). Dari hasil yang di dapat dari penelitian menunjukkan bahwa umumnya ibu multipara memiliki pengetahuan yang lebih baik di bandingkan dengan ibu primipara. Hal ini dapat terjadi karena pada ibu multipara telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam menjalani proses persalinan, sehingga mampu untuk mengontrol rasa nyeri pada saat persalinan, sementara untuk ibu primipra belum atau pengalamannya masih kurang dalam menjalini proses persalinan. Sehingga tidak mampu untuk mengontrol rasa nyeri yang timbul pada saat persalinan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Multigravida, Primigravida, Nyeri Persalinan
Daftar Pustaka: 11 Kutipan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Misi Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 salah satunya
adalah MPS (Making Pregnancy Safer) dimana diharapkan bahwa dalam setiap
persalinan, akan terjadi persalinan yang berlangsung aman, bayi yang di lahirkan
hidup dan sehat. Kehamilan dan persalinan merupakan sebuah proses yang penuh
kebahagiaan dan harapan. Setelah selama Sembilan bulan seorang wanita
mengandung, menjaga keselamatan dirinya dan janin yang di kandungnya.
(Maryunani, 2010)
Persalinan merupakan suatu proses kelahiran janin dimana dalam proses tersebut
di butuhkan perhatian yang sangan khusus untuk memberikan rasa aman dan
nyamann terutama pada ibu. Menurut Prawirohardjo yang di kutip oleh Rukiyah
(2009), persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentase belakang kepala
tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa dan tidak melukai ibu dan bayi,
pada umumnya berlangsung dalam kurung waktu kurang dari 24 jam (Rukiyah,
Yuliati, Maemunah, & Susilawati,2009). Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. Persalinan merupakan awal dan akhir , puncak semua yang telah
terjadi dari mulai masa pembuahan. Mudah atau tidaknya proses persalinan akan
terjadi peningkatan hormon estrogen yang dramatis untuk merangsang uterus untuk
berkontraksi. Seviks pun akan menjadi lebih fleksibel.(Janiwati,Bethsaida, 2013)
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri di artikan sebagai sebuah sinyal untuk
memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki tahapan proses
persalinan. Menurut Cunningham (2004) yang di kutip oleh Judha nyeri persalinan
merupakan sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologi dengan
intensitas yang berbeda pada setiap individu. Rasa nyeri pada persalinan adalah
manifestasi dari adanya kontraksi (pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang
menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut, dan menjalar ke arah paha.
Kontraksi ini yang menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), dengan
adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi persalinan. (Judha, 2012)
Persalinan yang berlangsung aman bukan berarti persalinan tanpa disertai rasa
nyeri atau sakit, karena rasa nyeri dalam persalinan adalah hal yang wajar. Pada
umumnya para wanita sudah mengerti bahwa perasalinan normal selalu menimbulkan
rasa nyeri. Meskipun sebagian besar para wanita sudah mengerti bahwa persalinan
hampir selalu disertai rasa nyeri, namun tidak bisa di pungkiri bahwa hanya sedikit
wanita yang siap menghadapi saat persalinan, apalagi untuk wanita yang belum
pernah mengalaminya. (Maryunani, 2010). Pengalaman melahirkan sebelumnya juga
dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu primigravida belum
mempunyai pengalaman melahirkan dibandingkan ibu multigravida. Ibu yang
pertama kali melahirkan akan merasa stres atau takut dalam menghadapi persalinan.
rasa nyeri tersebut. Ibu yang melahirkan dalam keadaan rileks, semua lapisan otot
dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis sehingga persalinan akan berjalan
lancar, mudah dan nyaman (Maryunani, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Ibu-ibu yang melahirkan di RSU Ridos,
masih cukup banyak ibu yang primigravida yang kurang mengetahui bagaimana cara
atau penatalaksanaan nyeri persalinan tersebut, hal ini terlihat dari masih cukup
banyaknya ibu-ibu yang melahirkan melakukan persalinan dengan cara section
caesarea, terutama pada ibu-ibu yang primigravida yang belum pernah mengalami
proses melahirkan dan mereka mendengarkan dari orang-orang bahwa melahirkan itu
sangat sakit. Sehingga mereka kurang mengetahui bagaimana cara mengatasi nyeri
persalinan ketika sedang mengalami proses melahirkan. Sementara pada ibu
multigravida yang ada di RSU Ridos berbeda dengan ibu primigravidanya,
berdasarkan pengalaman yang telah di alami oleh mereka sebelumnya, ibu
multigravida tersebut sudah mulai mampu mentolerir rasa nyeri yang timbul dan
bagaimana cara mereka untuk mengatasi nyeri tersebut. Hal ini terlihat dari
bagaimana mereka memilih cara untuk proses melahirkan yaitu denga cara normal,
meskipun masih ada sebagian yang memilih melahirkan secara section caesarea
namun itu di karenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara
normal.
Maka jika di lihat dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui tentang
bagai mana pengetahuan ibu primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu primigravida dan
multigravida tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I di RSU Ridos
Mesan tahun 2013.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang penatalaksanaan nyeri
persalinan pada kala I.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu primigravida tentang penatalaksanaan
nyeri persalinan pada kala I.
1.3.2.2Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu multigravida tentang penatalaksanaan
nyeri persalinan pada kala I
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi profesi keperawatan
Sebagai bahan masukan bagaimana pengetahuan ibu primigravida dan
1.4.2 Pada institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan dan memperkaya kepustakaan khususnya bagaimana
pengetahuan ibu primigravida dan mulitgravida tentang penatalaksanaan
nyeri persalinan pada kala I
1.4.3 Bagi RSU Ridos Medan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien khususnya
tentang bagaimana penatalaksanan nyeri persalinan
1.4.4 Bagi penelitian
Sebagai bahan menambah pengetahuan dan wawasan dalam upaya
peningkatan pelayanan terhadap pasien khususnya penatalaksanaan nyeri
persalinan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
mengadakan pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek
terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap suatu objek. Sebagian
besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan itu
sendiri di pengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan, dimana di harapkan bahwa dengan pendidikan
yang tinggi maka akan semakin luas pula pengetahuannya. Tetapi bukan berarti
seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini di
ingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak di peroleh dari pendidikan
formala saja, tetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek, yaitu aspek positif dan aspek
negatif. Kedua aspek inilah yang menentukan sikap seseorang, jika semakin banyak
aspek positif dan objektif yang diketahui maka akan menimbulkan sikap positif
2.1.2. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang cukup di dalam kogitif
mempunyai 6 tingkat yaitu:
2.1.2.1Tahu (know)
Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dari rangsangan yang telah diterima
2.1.2.2 Memahami (comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang telah diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut
secara benar.
2.1.2.3 Aplikasi (application)
Sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya)
2.1.2.4 Analisis (analysis)
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen dan masih ada kaitannya satu sama yang lain
2.1.2.5 Sintesis (synthesis)
Menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
2.1.2.6Evaluasi (evaluation),
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.
2.1.3 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006), yang di kutip oleh Wawan (2010) pengetahuan
seseorang dapat di ketahui dan di interpretasikan dengan skala yang bersifat
kuantitatif yaitu: Baik : hasil presentase 76%-100%
Cukup : Hasil presentase 56%-75%
Kurang : Hasil Presentase < 56%
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
2.1.4.1 Umur
Umur adalah lamanya tahun yang dihitung sejak dilahirkan sehingga sehingga
penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola
dan harapan-harapan baru. Semakin banyak umur seseorang maka semakin banyak
2.1.4.2 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan dan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkebangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,
lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, atau masyarakat. Semakin
tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuan orang
tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Pendidikan adalah usaha dasar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan dan pengembangan diri kepribadian serta keterampilan yang di
perlukan bagi masyarakat. Husodo (1998), menyatakan bahwa status pendidikan yang
rendah akan menyebabkan seseorang mengalami sters, dimana sters dan kecemasan
yang terjadi pada pendidikan yang rendah disebabkan kurangnya informasi yang di
dapat oleh orang tersebut (Notoatmdjo,2003).
2.1.4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan seseorang setiap dari dalam
kehidupannya. Dalam sebuah bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan adanya
hubungan sosial dan hubungan dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul
dengan teman sejawat ataupun dengan atasannya, sehingga orang yang berhubungan
sosialnya luas maka akan lebih tinggi pengetahuannya dibandingkan dengan orang
Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari guna memenuhi kehidupannya. Pengalaman dan pendidikan seseorang
sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Dalam kaitannya
dengan pekerjaan ada kesesuaian antara pekerjaan dan diri seseorang yang
memberikan kesan dan pengetahuan tersendiri (Hurlock,2007).
2.2 Nyeri Persalinan Pada Kala I
Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alamiah dari tubuh
manusia, yaitu suatu peringatan bahwa akan adanya bahaya. Association for the study
of pain mendefenisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori
yang tidak menyenangkan yang muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau
potensial. Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan menyebabkan
individu bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri tersebut. (Mohamad,2012)
Menurt Smith (1979) yang dikutip oleh Mander (2003) mengungkapkan
bahwa untuk meninjau mengapa wanita lebih memilih terapi non farmakologis untuk
pengendalian nyerinya diidentifikasikan dalam tiga fenomenal yaitu yang pertama
adalah kekecewaan yang meningkatkan kesadaran akan adanya efek samping
pengobatan yang merugikan. Yang kedua adalah wanita beranggapan untuk
bertanggung jawab dalam menangani nyeri persalinannya sendiri. Dan yang ketiga
adalah upaya wanita untuk bertindak dalam berbagai aspek persalinan di refleksikan
nyeri yang di rasakan pada saat persalinan juga berbeda-beda. Pada primigravida
mengalami tingkat stress yang lebih berat di bandingkan dengan multigravida, hal ini
di karenakan pengalaman pada primigravida masih kurang dalam mengatasi nyeri
persalinan, sementara pada multigravida mereka telah memiliki pengalaman dari
persalinan sebelumnya untuk mengatasi nyeri persalinan yang timbul (Mender,
2003).
Berikut ini beberapa defenisi nyeri yang di kutip oleh Judha (2012) yaitu:
1. Suatu pengalaman pribadi , subjektif, yang di pengaruhi oleh budaya, persepsi
seseorang, perhatian, variable-variabel psikologis lainnya, yang mengganggu
prilaku dan memotivasi untuk mencoba menghentikan rasa sakit tersebut.
(Melzack dan Wall, 1988)
2. Nyeri adalah suatu pengalaman yang tidak menyenangkan baik sensori maupun
emosional yang berhubungan dengan resiko kerusakan jaringan tubuh
(Tournaire&Theau-Yonneau,2007)
3. Nyeri adalah suatu sensasi tunggal yang di sebabkan oleh stimulus spesifik
subjektif dan berbeda-beda antara masing-masing individu karena di pengaruhi
oleh faktor psikososial dan kultur sehingga orang tersebut lebih merasakan nyeri.
2.2.1 Fisiologi Nyeri Persalinan Pada Kala I
2.2.1.1 Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan dari miometrium berkontraksi dan berelaksasi
seperti otot pada umumnya. Pada saat otot mengalami retraksi, tidak akan kembali
pada ukuran semula tetapi berubah ukuran menjadi lebih pendek. Dengan perubahan
bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi dan retraksi, maka kavum uterus
akan menjadi semakin mengecil. Proses ini merupakan salah satu penyebab turunya
janin ke pelviks.
2.2.1.2Serviks
Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primipara dan multipara. Pada
primipara ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks akan
mendatar dan menipis. Namun pada multigravida ostium uteri internium dan
eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.
Pada saat persalinan, serviks mengalami penipisan dan pembukaan.
2.2.1.2.1 Penipisan Serviks (effacemen)
Seiring dengan efektifnya kontraksi, serviks mengalami perubahan bentuk
menjadi lebih tipis. Hal ini di sebabkan karena terjadi kontraksi uterus yang bersifat
fundal dominan sehingga seolah-olah serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan akan
menjadi tipis. Batas antara segmen atas dan bawah rahim (retraction ring) mengikuti
di mulainya persalinan, panjang serviks berkurang secara teratur sampai menjadi
sangat pendek.
2.2.1.2.2 Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah serviks dalam
kondisi menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah tahap pembukaan. Pembukaan
serviks di sebabkan daya tarik otot uterus ke atas secara terus-menerus saat uterus
berkontraksi. Dilatasi pembukaan serviks dapat di ketahui melalui pemeriksaan
intravagina. Pada primipara pembukaan serviks dibagi dalam dua fase yaitu fase laten
yang berlangsung selama kurang lebih dari 8 jam, pembukaan ini terjadi sangat
lambat sampai mencapai diameter 3 cm. dan yang kedua adalah fase aktif, fase aktif
dibagi dalam tiga fese yaitu fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
kini menjadi 4 cm, yang kedua fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm, dan yang ketiga adalah
fase deselarasi yaitu pembukaan melambat kembali dalam 2 jam pembukaan dari 9
cm menjadi lengkap, yaitu bibir seviks keadaan tak teraba dan diameter serviks
adalah 10 cm. sedangkan pada multigravida tahapnya sama namun waktunya lebih
Beberapa peneliti menyatakan nyeri dalam persalinan disebabkan karena:
2.2.1.2.3 Kontraksi otot rahim
Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia
rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan organ internal
maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan
pada organ lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih. pada persalinan
nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan sacrum. Biasanya ibu
akan mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada
interval antara kontraksi.
2.2.1.2.4 Regangan Otot Dasar Panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat kala II. Tidak seperti nyeri visceral, nyeri ini
terlokaliris di daerah vagina, rectum dan perineum, dan disekitar anus. Nyeri klinis ini
disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah
akibat penurunan bagian bawah janin. (Judha,2012)
2.2.3 Tingkat Nyeri Dalam Persalinan
Menurut Bustan (1997) yang di kuti oleh Judha, nyeri persalinan merupakan
pengalaman subjektif akibat timbulnya perubahan fungsi organ tubuh yang terlihat
dalam menentukan kemajuan persalinan melalui jalan lahir. Intensitas rasa nyeri
persalinan bisa detentukan dengan cara menanyakan tingkat intensitas atau merajuk
misannya skala 0-10 (skala numeric), skala deskriptif yang menggambarkan
intensitas tidak nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan, skala dengan gambar
kartun profil wajah dan sebagainya. Intensitas nyeri rata-rata ibu bersalin kala I
digambarkan dengan skala VAS sebesar 6-7 sejajar dengan intensitas berat pada skala
deskriptif. Tingkat nyeri saat melahirkan juga di pengaruhi oleh
pengalan-pengalaman sebelumnya. Ibu-ibu yang sudah pernah mengalami proses melahirkan
lebih terbimbing dan lebih terkontrol dalam menghadapi nyeri saat persalinan di
bandingkan dengan ibu-ibu yang belum pernah mengalami proses melahirkan, ibu
teresebut tidak mampu mentolerir rasa cemasnya sehingga mereka tidak mampu
mengatasi rasa nyerinya.
2.2.4 Karakteristik Nyeri
Karakteristik nyeri dapat dilihat atau di ukur berdasarkan lokasi nyeri, durasi
nyeri (menit, jam, hari, atau bulan), irama/periodenya (terus menerus, hilang timbul,
periode bertambah atau berkurangnya intensitas) dan kualitas (nyeri seperti
ditusuk,terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisial, atau bahkan seperti di gencet).
Karakteristik nyeri juga dapat dilihat berdasarkan metode PQRST yaitu:
22.4.1 P : Provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya
nyeri pada penderita, bagian-bagian tubuh mana yang mengalami nyri
2.2.4.2 Q : Quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu yang objektif yang di
ungkapkan oleh klien, seringkali pasien mendeskripsikan nyeri seperti ditusuk
atau dibakar.
2.2.4.3R : Region, untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta kepada pasien
untuk menunjukkan semua daerah yang dirasa tidak nyaman.
2.2.4.4S : Severe, tingkat keparahan merupakan hal yang paling subjektif yang di
rasakan oleh penderita, karena akan diminta bagian mana kualitas nyeri harus
bisa di gambarkan dengan menggunakan skala yang bersifat kuantitas.
2.2.4.5T : time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan rangkaian
nyeri. Perlu ditanyakan kapan munculnya nyeri, berapa lama menderita,
seberapa sering untuk kambuh (Judha,2012).
2.3 Penatalaksanaan Nyeri
Nyeri harus di tangani secara efektif untuk meminimalkan efek pada wanita
saat kritis serta pada janin. Nyeri yang tidak teratasi atau terkontrol secara adekuat
sering menimbulkan sters fisiologis dan psikologis mayor. Respon system saraf dapat
memperburuk tanda dan gejala proses penyakit yang sudah ada serta kondisi fisik
wanita. Nyeri yang tidak terkontrol juga mencetus respon sters yang meningkatkan
resiko komplikasi dan menghambat proses penyembuhan. Oleh karena itu
penanganan efektif di perlukan untuk menjamin wanita tetap bebas dari nyeri
Stevenson,2009). Berikut ini ada beberapa metode penatalaksanaan nyeri persalinan
yang dapat di lakukan oleh pasien maupun keluarga dengan bimbingan tenaga
kesehatan, dan yang paling sering digunakan oleh ibu-ibu saat melahirkan dan yang
harus di anjurkan pada ibu-ibu yang belum mengetahui cara mengatasi nyeri
persalinan adalah:
2.3.1 Relaksasi
Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri yang memberikan masukan
kepada wanita. Masukan yang diberikan kepada ibu bukan hanya pengajaran dan
penguatan saja, tetapi dari pendamping persalinannya juga di perlukan.
(Mander,2003). Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Artinya
ketika seluruh system syaraf, organ tubuh, dan panca indra kita beristirahat untuk
melepas ketegangan yang ada. Berikut ini beberapa pengertian relaksasi dalam
persalinan yang dapat di kemukakan sebagai berikut: Relaksasi dalam persalinan
adalah suatu teknik untuk mencapai kondisi rileks pada saat persalinan, Relaksasi
dalam persalinan merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari segala
beban fisik dan kejiwaan, sehingga ibu menjadi lebih tenang dalam menghadapi
proses persalinan, Relaksasi dalam persalinan adalah suatu keadaan rileks yang dapat
membuat sirkulasi darah rahim, plasenta, dan janin menjadi lancer sehingga
Manfaat dari teknik relaksasi pada pengelolaan nyeri persalinan antara lain:
2.3.1.2Mencegah otot-otot dari kelelahan, khususnya otot besar pada uterus.
2.3.1.3Meningkatkan aliran darah pada uterus dan oksigenasi janin
2.3.1.4Meningkatkan efisiensi kontraksi uterus
2.3.1.5Mengurangi ketegangan pada ibu yang meningkatkan persepsi terhadap nyeri
dan menurunkan toleransi terhadap nyeri.
2.3.1.6Membantu ibu mengatasi sters persalinan sehingga ibu dapat lebih menikmati
pengalamannya.
2.3.1.7Membantu ibu menghemat energi sehungga lebih sedikit membutuhkan
bantuan dalam menghadapi kontraksi kuat atau pada saat mengejan.
2.3.1.8Membantu ibu dapat berkomunikasi lebih efektif dengan orang lain di
sekitarnya.
Beberapa cara teknik relaksasi yang dapat di lakukan yaitu:
Teknik relaksasi dengan pernafasan
Relaksasi pernafasan merupakan salah satu keterampilan yang paling
bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri persalinan. Keterampilan relaksasi pernafasan
untuk mengatasi rasa nyeri ini dapat di gunakan selama persalinan agar dapat
mengatasi persalinan dengan baik sehingga tidak kewalahan dan panik saat
menghadapi rangkaian kontraksi (Whalley, 2008) yang di kutip oleh Maryunani
komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan hemeostatis sehingga tidak terjadi
peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat
beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan. Dengan memperhatikan kontrol
nafas, di harapkan kondisi ibu menjadi rileks, dimana seluruh sistem saraf, organ
tubuh dan panca indra ibu beristirahat untuk melepaskan ketegangan. Cara yang dapat
di lakukan adalah dengan ibu menarik nafas dalam-dalam akan dapat mengalirkan
oksigen ke darah yang kemudian di alirkan ke seluruh bagian tubuh, dan hasilnya
akan membuat ibu menjadi lebih tenang dan stabil (Maryunani, 2010)
2.3.2 Massage (pijat)
Massage/ masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,
biasanya otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi
sendi untuk meredahkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan memperbaiki sirkulasi.
Masase adalah terapi nyeri yang paling primitive dan menggunakan reflex lembut
manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri
(Maryunani,2010).pijatan yang di lakukan pada bahu, leher, wajah, dan punggung
bisa meredakan ketegangan otot serta memberi rasa rileks, sirkulasi darah juga
2.3.2.1Effluerge
Effluerage adalah teknik pemijatan berupa usapan lembut, lambat dan panjang
atau tidak putus-putus. Effleurage adalah tindakan mengusap-usap abdomen secara
perlahan seirama dengan pernafasan saat kontraksi. Dapat di lakukan dengan
menggunakan ujung jari yang di tekan lembut dan ringan, dilakukan selama 3
sampai 10 menit dengan tujuan menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut
jantung, meningkatkan pernafasan, dan merangsang produksi hormone endorphin
yang menghilangkan rasa sakit secara alamiah. Fungsi dari usapan ini sama dengan
usapan abdomen lainnya, yaitu untuk mengurangi rasa nyeri dan membentuk
kepedulian terhadap pasien. Mengenai teknik yang di gunakan tergantung pada pasien
yang mana lebih baik digunakan setelah kedua teknik usapan tersebut dicobakan pada
pasien.
2.3.2.2Counterpressure
Adalah pijatan tekanan kuat dengan cara meletakkan tumit tangan atau bagian
datar dari tangan. Tekanan pada Counterpressure dapat di berikan dalam gerakan
lurus atau lingkaran kecil, diketahui efektif dalam menghilangkan sakit panggung
akibat persalinan (Maryunani, 2010).
Ada dua jenis usapan punggung pada pasien yang akan menjalani proses
persalinan, yakni usapan menyeluruh dan usapan yang terlokalisir di titik tertentu.
Teknik usapan yang kedua ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri punggung
pendamping berada di titik nyeri maksimal dan melakukan penekanan selama
kotraksi. Lokasi titik tekanan ini selalu berubah-ubah seiring dengan proses
penurunan kepala. Upayakan pasien untuk dapat menunjukkan loksi nyeri dengan
tepat sehingga proses penekanan menjadi efektif. Kaji juga mengenai besaran tekanan
yang diberikan, apakah terlalu ringan atau terlalu kuat dengan bertanya pada pasien.
2.3.3 Metode Panas Atau Dingin
Kompres panas yang di lakukan pada punggung dapat meningkatkan
vaskularisasi, sehingga akan memperbaiki sirkulasi darah daerah yang mengalami
penekanan oleh kepala janin. Sedangkan pada kompres dingin dapat mengurangi
nyeri, karena efek dingin yang di timbulkan dapat menyebabkan vasokonstruksi
superficial. Kebanyakan pasien merasa nyaman dengan kompres dingin, namun
sebagian lagi merasa lebih nyaman dengan kedua kombinasi kompres yang di berikan
secara bergantian.
Metode ini memang tidak menghilangkan keseluruhan rasa nyeri namun
setidaknya memberikan rasa nyaman. Metode panas dingin ini dapat di lakukan
dengan membuat botol air panas yang di bungkus handuk dan di celup ke air dingin
dan di temple di punggung sehingga dapat mengurangi pegal di punggung dan kram.
Menaruh handuk dingin di wajah juga bias mengurangi ketegangan (Judha, 2012).
Banyak hal-hal yang dapat di lakukan untuk mengatasi nyeri saat persalinan,
sudah ahli di dalam bidangnya, berikut ini cara-cara penatalaksanaan yang dapat di
lakukan oleh tenaga kesehatan adalah:
2.3.4 Hypnobirthing
Hypnosis adalah perubahan keadaan kesadaran, diamana subjek melakukan
apa saja yang diperintahkan oleh penghipnotis. Hypnobirthing adalah upaya
penggunaan hypnosis untuk memperoleh persalinan yang lancar, aman dan nyaman.
Hypnobirthing merupakan suatu metode relaksasi yang mendasarkan pada keyakinan
bahwa ibu hamil bisa mengalami persalinan melalui insting dan memberikan sugesti
bahwa melahirkan itu tidak sakit (Maryunani, 2010).
Hipnotis saat menghadapi persalinan member sugesti lewat relaksasi pikiran.
Dengan di bimbing oleh terapi hipnotis, dapat mengontrol pikiran, rasa nyeri pun
akan hilang. Bagi yang sudah menguasai metode ini dapat menghipnotis dirinya
sendiri/ self hipnotis yang dapat di lakukan dengan menggunakan indera penglihatan.
Caranya , setelah mata terpenjem sejenak, buka mata perlahan-lahan sambil
memandang suatu titik tepat di atas mata , semakin lama kelopak mata makin relaks,
berkedip, dan pada hitungan ke-5 mata akan menutup. Pada saat unsure ketiga unsure
jiwa (perasaan, kemauan, pikiran) dan raga beristirahat, masukkan pikiran positif
yang akan terekam dalam bawah sadar (Judha, Sudarti, Fauziah, 2012)
Beberapa manfaat melakukan hypnobithing adalah sebagai berikut:.
• Hinoterapi ini juga membuat ibu merasa relaksasi
• Dapat mengurangi rasa nyeri saat persalinan hingga 100% jika tidak ada sel
yang rusak, namun jika ada sel yang rusak sebaiknya diperbaiki dengan
mengkonsumsi makanan yang cukup.
• Menjadi alat komunikasi antara ibu dan anak melalui alam bawah sadar yang
nantinya akan membuat hubungan ibu dan bayinya menjadi lebih dekat.
2.3.5 Akupuntur
Akupuntur merupakan suatu cara pengobatan dengan menusukkan jarum pada
titik-titik tertentu di kulit untuk mengobati berbagai penyakit. Akupuntur analgesik
adalah akupuntur pada persalinan yang bertujuan untuk mengurangi nyeri, dimana
cara analgesik dan pengaturan fungsi fisiologik tubuh manusia dengan menusukkan
jarum. Akupuntur persalinan dapat diindikasikan untuk:
• Indikasi persalinan/partus
• Mengurangi mual/muntah
• Memperbaiki presentasi janin
• Control nyeri
Tujuan dan peran akupuntur dalam persalinan:
• Mengurangi nyeri persalinan, biasanya mulai diberikan pada akhir trimester
ketiga untuk membantu mempersiapkan tubuh ibu hamil dalam menghadapi
• Memperbaiki relaksasi, mengurangi penggunaan epidural analgesik dan
pengaruh obat-obat farmakologi
• Mencapai persalinan tanpa rasa nyeri, memperbaiki kontraksi, memperpendek
waktu persalinan dan pengeluaran plasenta sehingga mencegah pendarahan
yang berlebihan
2.3.6 Akupresur
Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang paling efektif
dalam menjemen nyeri persalinan. Akupresur desebut juga akupuntur tanpa jarum,
atau pijat akupuntur, atau pengembangan dari akupuntur. Tujuan dilakukannya
akupsure ini adalah:
• Merangsang titik-titik yang ada di dalam tubuh menekan hingga masuk ke
system syaraf
• Menekan titik-titik tertentu dengan menggunakan telunjuk maupun ibu jari
untuk menstimulasi aliran energy dimeredian.
2.3.7 Water Birth
Water birth adalah proses persalinan yang di lakukan didalam air. Sang ibu
yang akan melakukan proses persalinan memasuki air kolam saat mulut rahim sudah
tahap pembukaan 6. Water Birth adalah sebuah cara persalinan di dalam air yang
hangat. Manfaat waterbirth adalah:
• Saat melahirkan didalam air, rasa nyri akan berkurang ketimbang saat
• Sirkulasi darah uterus lebih baik, sehingga ibu yang akan melahirkan akan
lebih rileks.
Syarat-syarat ibu yang boleh melahirkan di air:
• Kehamilan tunggal > 37 minggu
• Hasil pemeriksaan CTG menunjukkan janin reassuring
• Ibu dan bayi harus dapat di monitor dengan baik
• Tidak ada kontraindikasi untuk melahirkan di air
• Ibu yang memilki kemauan yang kuat dan rajin berlatih dirumah
2.3.8 Tens (Transcutaneous Electrical Nervers Stimulation)
Adalah salah satu metode pengurangan rasa sakit saat bersalin dengan mesin
sebagai sensor elektronik. TENS adalah alat yang di operasikan dengan baterai dan
kabel-kabel yang di hubungkan ke tubuh. Punggung ibu di tempeli beberapa alat
seperti elektroda, yang dapat mengirimkan arus listrik melalui syaraf di punggu ke
uterus. Cara kerja Tens adalah sebagai berikut:
• TENS menghasilkan getaran listrik yang sangat kecil, yang di alirkan melalui
kulit, untuk memicu sinyal pereda nyeri ke otak dan secara bersamaan
merangsang produksi hormone endofrin. Alat ini efektif di gunakan pada awal
persalinan saat rasa sakit timbul belum terlalu kuat.
• Penggunaan Tens dapat memicu produksi hormone endorphin sebagai
2.4 Persalinan Kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan
0 sampai 10 cm. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga ibu masih besa berjalan-jalan. Secara klinis di nyatakan mulai terjadi partus
apabila timbul his yang di sertai pengeluaran lender yang bercampur darah (bloody
show). Lender yang bercapur darah ini berasal dari lender kanalis servikalis karena
serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah berasal dari
pembulu-pembulu kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena
pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Proses ini berlangsung kurang lebih
18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dari pembukaan 0 sampai
pembukaan 3 cm yang berlangsung selama 8 jam, dan fase aktif dari pembukaan
serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif ini dibagi lagi menjadi 3
lagi yaitu: fase akselarasi dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm,fase dilatasi maksimal yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat,dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm,dan fase deselerasi, dimana pembukaan
menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.
Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat
di jumpai baik pada primigravida maupun multigravida, akan tetapi pada
multigravida terjadi dalam waktu yang singkat. Diperkirakan pada pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan pada multigravida 2 cm/jam. Pada primigravida ostium
uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan
interrnum sudah membuka sedikit, sehingga ostium uteri internum dan eksternum
serta penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang bersamaan.
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan penjelasan dari uraian bab I dan bab II, terdapat beberapa
metode teknik penatalaksanaan nyeri. Dalam hal ini penelitian ini memiliki kerangka
konsep penelitian yaitu tentang pengetahuan ibu primigravida dan multigravida
tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I di RSU Ridos medan.
Variabel Independen Variabel dependen
Ket: = variabel yang diteliti
………. = variabel yang tidak diteliti
Penatalaksanaan nyeri yang tidak
diteliti:
- Akupuntur
- Akupresure
- Water birth
- Tens - Ibu primigravida
- Ibu multigravida
Pengetahuan
penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I
3.2 defenisi Opresional
No Variable
Independen
Defenisi Oprasional Alat Ukur Skala
BAB 4
METODE PENLITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain Cross Sectional,
yaitu suatu metode yang merupakan rancangan penelitian yang melakukan
pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) dengan jenis
penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu
primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I
di RSU Ridos medan.
4.2. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu
yang diteliti, (Aziz Alimul,2003). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu-ibu yang melahirkan di RSU Ridos yang memenuhi kriteria penelitian. Adapun
kriteria dalam penelitian ini adalah: Ibu-ibu melahirkan dan bersedia menjadi
responden, Ibu-ibu yang melahirkan tanpa adanya komplikasi, Ibu-ibu yang
Karena sampel merupakan bagian dari populasi yang akan di teliti, atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Maka dari kriteria
penelitian tersebut, didapat sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 42 orang,
dengan menggunakan total sampling.
4.3 Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi Penelitian di lakukan di Rumah Sakit Ridos medan dan waktu
pelaksanaan penelitian di rencanakan setelah sidang proposal yaitu tanggal 3-17
januari 2014.
4.4 Pertimbangan Etik
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan masalah
etik, yaitu pemberian penjelasan kepada calon responden peneliti tentang tujuan
penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden di persilahkan untuk
menandatangani informed conset.tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka
calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses
pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi
4.5 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data berupa kuesioner yang di susun oleh peneliti sendiri dengan
berpedoman pada konsep dan tinjauan pustaka. Ini tebagi dari 2 bagian, yaitu bagian
pertama terdiri dari data demografi, dan yang kedua adalah kuesioner tentang
pengetahuan ibu primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan nyeri
persalinan pada kala I. Kemudian pertanyaan tersebut di jawab dengan memberikan
tanda silang (x) pada jawaban yang telah disediakan, yang kuesioner terdiri dari 25
pertanyaan. Pada setiap pertanyaan jawaban yang benar diberi skor 1 dan yang salah
diberi skor 0.
4.6 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pengisian
kuesioner oleh responden dan di dukung dengan checklist. Pengumpulan data di
mulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksana penelitian dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara dan izin dari RSU Ridos Medan. Pada saat pengumpulan data peneliti
menjelaskan waktu, tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan peneliti kepada calon
responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk mendapatkan informed
consent. Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan
mengambil kuesioner yang telah diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan
data. Jika ada data yang kuang, dapat langsung dilengkapi.
4.7Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap
dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data yang
sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa
data.Pengolahan data pengetahuan ibu primigrafida tentang penatalaksanaan nyeri
persalinan, kemudian di analisa berdasarkan kriteria objektif:
Baik : hasil presentase 76%-100%
Cukup : hasil presentase 56%-75%
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu
primigravida dan multigravida dalam penatalaksanaan nyeri persalinan kala I di RSU
Ridos Medan. Adapun hasil penelitian yang di paparkan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 : distribusi frekuensi karakteristik ibu multigravida dan primigravida
Karakteristik mulitigravida persentase % primigravida Persentase %
Umur
20- 25 tahun 4 17,4 10 52,6
26-30 tahun 13 56,5 6 31,6
>30 tahun 6 26,1 3 15,8
Pendidikan
SD 2 8,7 8 42,1
SMP 6 26,1 3 15,8
SMA 11 47,8 6 31,6
PT 4 17,4 2 10,5
Pekerjaan
IRT 14 60,9 10 52,6
PNS 4 17,9 2 10,52
Berdasarkan tabel di atas di dapat bahwa ibu multigravida mayorits yang memiliki
umur 26-30 tahun adalah sebanyak 13 orang (56,5%), dan minoritas berumur 20-25
tahun sebanyak 4 orang (17,4%) dan untuk umur lebih dari 30 sebanyak 6 orang (26,1
%). Untuk pendidikan pada ibu multigravida mayoritas ibu berpendidikan SMA
sebesar 11 orang (47,8%), minoritas berpendidikan SD sebanyak 2 orang (8,7 %),
yang berpendidikan SMP sebanyak 6 orang (26,1%), dan yang berpendidikan
perguruan tinggi sebanyak 4 orang (17,4%). Sedangkan untuk pekerjaan mayoritas
ibu multigravida bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 14 orang (60,9),
sebagai PNS sebanyak 4 orang (17,9%), dan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 5
orang (21,7%).
Sedangkan untuk ibu primigravida mayoritas ibu berumur 20-25 tahun yaitu
sebanyak 10 orang (52,6%), berumur 26-30 tahun sebanyak 6 orang (31,5%), dan
berumur lebih dari 30 sebanyak 3 orang (15,7%). Dan untuk pendidikan mayoritas
ibu primigravida berpendidikan SD sebanyak 8 orang (42,1%), pendidikan SMP
sebanyak 3 orang (15,8%), pendidikan SMA sebanyak 6 orang (31,6%),dan
pendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 orang (10,5%). Sedangkan untuk pekerjaan
mayoritas ibu primigravida bekerja sebagai IRT sebanyak 10 orang (52,6%), bekerja
sebagai PNS sebanyak 2 orang (10,5%), dan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 7
Tabel 5.2 : tabel distribusi frekuensi pengetahuan ibu Primigravida dan multigravida tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I yaitu:
Pengetahuan Skor Jumlah persentase %
Baik 25-18 11 47,8 %
Cukup 17-15 7 30,5 %
Kurang <14 5 21,7
Total 23 100 %
Pengetahuan Skor jumlah persentase%
Baik 25-15 3 15,8%
Cukup 14-11 6 31,6%
Kurang <11 10 52,6%
Total 19 100%
Bedsarkan table di atas dapat di lihat bahwa pengetahuan ibu multigravida
tentang penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I mayoritas berpengetahuan baik
yaitu sebanyak 11 orang (47,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (30,5%),
dan minoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 5 orang (21,7%). Berdasarkan
table di atas dapat di lihat bahwa mayoritas ibu primigravida memiliki pengetahuan
yang kurang dalam penatalaksanaan nyeri persalinan yaitu pengetahuan kurang
sebanyak 10 orang (52,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (31,6%), dan
5.2Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan Ibu Multigravida tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan
Dari hasil penelitian yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas
ibu multigravida yang berjumlah 23 orang memiliki pengetahuan baik dalam
penatalaksanaan nyeri persalinan pada kala I yaitu sebesar 13 orang (54,1%). Dengan
pengetahuan ibu multigravida yang mayoritas baik, maka dapat di pengaruhi oleh
adanya pengalaman. Dimana pengalaman tersebut mempengaruhi bagaimana persepsi
seseorang dalam menghadapi persalinan terutama pada ibu melahirkan. Berdasarkan
pengalaman yang di alami oleh ibu multigravida lah sehingga pengetahuan yang di
miliki oleh ibu multigravida lebih baik. Selain itu umur juga adapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Dimana semakin bertambahnya usia maka pengetahuan ibu
tersebut semakin baik berdasarkan pengalamannya sebelumnya, sehingga di dapat
bahwa ibu multigravida yang berjumlah 23 orang mayoritas berumur 26-10 tahun
yaitu sebanyak 13 orang (56,5%). Dimana pengetahuan ibu tersebut dapat dikaitkan
dengan umur, yaitu semakin banyaknya umur ibu maka pengetahuannya juga akan
semakin lebih baik. Hal ini dikarenakan ibu yang telah memiliki kematangan dalam
proses berfikir yang memungkinkan untuk dapat menggunakan mekanisme koping
yang baik serta telah memiliki pengalaman yang lebih banyak pula. Hal ini sejalan
dengan teori Notoatmdjo,2003. Yang menyatakan bahwa umur yang lebih banyak
akan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik pula dibandingkan
Selain itu pada pendidikan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang. Dimana didapat dari hasil sebelumnya bahwa mayoritas ibu yang memiliki
pendidikan SMA sebanyak 11 orang (47,8%). Dimana dalam pendidikan ini dapat
juga mempengaruhi pengetahuan ibu juga, yaitu semakin tingginya pendidikan ibu
maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya, berdasarkan dari pengalaman
yang diperoleh dari jenjang pendidikan. Hal ini sejalan dengan teori Husodo, 1998.
Yang menyatakan bahwa status pendidikan yang rendah maka pengetahuannya juga
kurang baik dibandingkan dengan pendidikan yang lebih tinggi.
Pekerjaan juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu sehingga dari hasil
penelitian di dapat bahwa bahwa mayoritas jumlah ibu multigravida yang memiliki
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga berpengetahuan baik yaitu sebanyak 14 orang
(60,9%). Dalam hal ini pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan nyeri persalinan
juga di pengaruhi oleh pendidikan, dimana pengalaman seseorang sejak kecil akan
mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Hal ini sejalan dengan teori
Notoatmdjo, 2010. Yang menyatakan bahwa seseorang yang berhubungan luas maka
akan memiliki pengetahuan yang lebih baik pula dibandingkan dengan orang yang
5.2.2 Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan
Sementara untuk pengetahuan ibu primigravida mayoritas masih memiliki
pengetahuan yang kurang yaitu sebesar 10 orang (52,6%).dimana pengetahuan
kurang ini dapat disebabkan karena pengalaman ibu primigravida masih kurang.
sehingga didapat pengetahuannya mayoritas kurang. Dalam penelitian ini didapat
bahwa jumlah ibu primigravida sebanyak 19 orang mayoritas berumur 20-25 tahun
yaitu sebanyak 13 orang (56,5%) berpengetahuan kurang. Dimana pengetahuan ibu
tersebut dapat dikaitkan dengan banyaknya umur, dengan sebakin banyaknya atau
bertambahnya umur seseorang maka pengetahuannya juga akan semakin baik, karena
memiliki mekanisme koping yang baik dan pengalaman yang banyak. Hal ini sejalan
dengan teori Notoatmdjo, 2003. Yang mengemukakan bahwa umur yang lebih
banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih baik pula dibandingkan dengan umur
yang masih lebih muda. Dan pendidikan juga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu,
sehingga pada ibu primigravida yang berjumlah 19 orang mayoritas berpendidikan
sebagai SD yaitu sebanyak 8 orang (42,1%) Dimana pendidikan ibu ini juga dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan, semakin tinggi tingkat pendidikan seorang maka
akan semakin baik pula pengetahuannya. Dimana ibu yang memiliki pengalaman
pendidikan yang kurang akan menyebabkan seseorang berpengetahuan yang kurang,
dimana ibu tersebut kurang memiliki pengetahuan berdasarkan dari pengalaman
pendidikan yang diperoleh. Hal ini sejalan dengan teori Husodo,1998. Yang
semakin rendah pendidikan seseorang makan tingkat pengetahuannya juga akan
semakin kuarang. Pekerjaan pada ibu juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
dimana mayoritas jumlah ibu primigravida yang berjumlah 19 orang, memiliki
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 orang (52,6%), Dimana pekerjaan
seseorang juga akan mempengaruhi tingkat pendidikan, Dengan pekerjaan yang
semaikn baik maka diharapkan memiliki hubungan sosial yang lebih baik pula
sehingga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sejalan dengan teori
Notoatmodjo, 2010. Yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki hubungan
sosial yang lebih luas, maka tingkat pengetahuannya akan lebih baik dibandingkan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka dapat dikemukakan bahwa dalam
penatalaksanaan nyeri persalinan ibu multigravida memiliki pengetahuan yang
baik yaitu sebanyak 11 orang (47,8%), berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang
(30,5%), di antara ibu masih tetap ada juga pengetahuan ibu multipara yang masih
kurang yaitu sebanyak 5 orang (21,7%). Dibandingkan dengan ibu multipara,
pengetahuan ibu primigravida juga masih banyak yang kurang yaitu sebanyak 10
orang (52,6%), sedangkan untuk pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (31,6%),
namun walaupun mayoritas pengetahuan ibu primigravida masih kurang, masih
ada juga yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 3 orang (15,8%)
B. Saran
Dari hasil penelitian yang di dapat maka penulis memberikan beberapa
saran yang mungkin bermanfaat bagi semua pihak antara lain:
1. Diharapkan kepada ibu multigravida untuk lebih meningkatkan lagi
pengetahuannya tentang penatalaksanaan nyeri persalinan agar dapat memberikan
kenyamanan pada saat menjalani persalinan.
2. Diharapkan kepada ibu primigravida untuk meningkatkan pengetahuannya
tentang penatalaksanaan nyeri persalinan meskipun ibu primigravida belum
pengetahuan yang baik, maka diharapkan akan mampu untuk merealisasikan
dirinya saat menjalani proses persalinan.
3. Di harapkan kepada petugas kesehatan untuk selalu mengajarkan kepada
ibu-ibu yang sedang menjalani proses persalinan tentang bagai mana cara atau teknik
dalam penatalaksanaan nyeri persalinan, sehingga dalam proses persalinan akan
DAFTAR PUSTAKA
Billington Mary. (2009). Kegawatan dalam kehamilan dan persalinan, Jakarta: EGC.
Judha Muhamad, Sudarti, & Fauziah Afroh. (2012). Teori pengukuran nyeri dan nyeri persalinan, Yogyakarta: Nuha Medika
Janiwarty Bethsaida & Pieter Herri Zan. (2013). Pendidikan Psikologi, Yogyakarta: Andi Offset
Maryunani Anik. (2010). Nyeri dalam persalinan ‘teknik dan cara penanganannya”, Jakarta: CV.Trans Info Media
Mander Rosemary. (2003). Nyeri Persalinan, Jakarta: EGC
Notoatmodjo S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Nolan Mary. (2003). Kehamilan dan Melahirkan, Jakarta: Arcan
Notoatmodjo S. (2003). Pendidikan prilaku kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta
Ph.D.Prof.Sukardi. (2003). Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara
SSiT Sumarah, Widyastuti Yani, & Wiyati Nining. (2009). Perawatan ibu bersalin, Yogyakarta: Fitramaya
SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama/inisial :
Umur :
Alamat :
No responden :
Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan yang sudah di
sampaikan kepada saya, bahwa akan di adakan penelitian tentang “Penegetahuan
Ibu Primigravida dan Multigravida Tentang Penatalaksanaan Nyeri
Persalinan Pada Kala I Di RSU Ridos Medan Tahun 2013”. Maka saya bersedia
berperan untuk membantu dan berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini
tanpa ada paksaan dari siapapun. Saya menyadari informasi yang saya berikan ini
akan bermanfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.
Demikian surat persetujuan ini di buat dengan sebenar-benarnya semoga dapat
bermanfaat demi terlaksananya penelitian ini.
Medan, Juni 2013
Responden
KUESIONER PENELITIAN
Pengetahuan Tentang Penatalaksanaan Nyeri Persalinan
A.Biodata Responden
No. responden :
Inisial :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hamil Ke- :
Alamat :
B.Pertanyaan Tentang Pengetahuan Ibu Primi dan Multi tentang Penatalaksanaan
Nyeri Persalinan Pada Kala I
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda silang ( x ) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda
1. Salah satu teknik pengendalian nyeri adalah dengan menggunakan teknik
relaksasi, pengertian dari teknik relaksasi adalah
a. Relaksasi adalah suatu metode pengendalian nyeri yang memberikan masukan
kepada ibu melahirkan untuk mencapai kondisi rileks
b. Suatu tindakan mengusap-usap perut secara perlahan
c. Suatu tekanan tangan pada otot tanpa menyebabkan gerakan
d. Suatu metode yang dapat di lakukan dengan menggunakan kompres dingin
atau kompres panas
2. Selain pengertian relaksasi di atas ada juga beberapa pengertian teknik relaksasi
yang lain yaitu
a. Merupakan suatu proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari segala beban
pikiran fisik dan kejiwaan sehingga ibu menjadi lebih tenang dalam
menghadapi proses persalinan
b. Merupakan suatu pemijatan berupa usapan perut secara perlahan
c. Suatu tindakan pemijatan berupa usapan lembut, panjang atau tidak putus
d. Suatu tekanan pada jaringan otot
3. Dalam mengatasi nyeri persalinan ada beberapa manfaat dari teknik relaksasi yaitu
a. Mengurangi ketegangan pada ibu yang meningkatkan persepsi terhadap nyeri
dan mencegah otot-otot dari kelelahan
b. Membuat tegang pada otot-otot panggul
c. Memperlambat proses persalinan
4. Bagaimanakah cara yang dapat di lakukan oleh ibu untuk melakukan teknik
relaksasi pernafasan
a. Di lakukan dengan cara mengembuskan nafas secara cepat
b. Dengan cara menarik nafas dangkal dan di keluarkan secara tiba-tiba
c. Dilakukan dengan menarik nafas dalam-dalam dan di keluarkan secara
perlahan-lahan
d. Dengan menarik nafas dalam-dalam dan di keluarkan secara tiba-tiba
5. Selain manfaat teknik relaksasi di atas ada juga beberapa manfaat lain di
lakukannya teknik relaksasi dalam persalinan yaitu
a. Membantu ibu untuk menghemat energy sehingga lebih sedikit membutuhkan
bantuan dalam menghadapi kontraksi kuat pada saat mengejan
b. Menyebabkan ketegangan pada ibu saat proses persalinan
c. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah
d. Memperlambat proses persalinan
6. Pada pengendalian nyeri pada persalinan ada juga di kenal dengan teknik massase
atau pemijatan apakah pengertian dari pemijatan tersebut
a. Pemijatan adalah suatu teknan tangan pada jaringa lunak yang biasanya pada
otot-otot tanpa menyababkan gerakan atau perubahan posisi
b. Suatu bentuk keadaan rileks
c. Suatu proses mengistirahatkan tubuh dari segala beban pikiran ibu
d. Suatu usaha memberikan masukan atau dukunga kepada ibu saat menjalani
7. Apakah manfaat dari teknik pemijatan yang di lakukan pada saat persalinan
a. Untuk meredahkan nyeri, menghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi
darah sehingga nyeri dapat berkuarang
b. Membuat ibu menjadi cepat lelah terutama pada otot
c. Membuat otot panggul menjadi tegang
d. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah
8. Didalam teknik pemijatan persalinan dapat dilakukan dengan dua cara salah satu
diantaranya adalah dengan teknik effluerge yaitu
a. Effleurge adalah suatu tindakan mengusap-usap perut secara perlahan-lahan
seirama dengan pernafasan saat terjadinya kontraksi atau nyeri pada persalinan
b. Teknik memberikan masukan kepada ibu yang sedang menjalani proses
persalinan
c. Proses mengistirahatkan tubuh dari segala beban fisik
d. Suatu teknik untuk mencapai kondisi rileks
9. Berapa lamakah taknik efluerge dapat di lakukan
a. 1 jam sampai dengan 2 jam
b. 2 jam sampai dengan 3 jam
c. 3 menit sampai dengan 10 menit
10.Teknik effluerge dapat di lakukan dengan tujuan untuk
a. Membuat tegang pada otot-otot panggul
b. Meningkatkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung
c. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah
d. Menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut jantung, meningkatkan
pernafasan dan merangsang produksi hormon endophrin yang menghilangkan
rasa sakit secara alamiah
11.Selain pemijatan effluerge ada juga teknik pemijatan dengan cara Counterpresure
yaitu
a. Suatu teknik pemijatan tekanan kuat yang di lakukan dengan cara meletakkan
tumit tangan atau bagian dari tangan
b. Suatu teknik dengan melakukan kompres panas yang di lakukan di punggung
c. Metode pengendalian nyeri yang member masukan kepada wanita
d. Suatu cara untuk mencapai kondisi rileks
12.Pada teknik pengendalian nyeri persalinan salah satunya adalah dengan cara
counterpresure, bagaimanakah teknik/cara melakukannya
a. Di lakukan dengan menggunakan ujung jari yang di letakkan secara kuat
b. Delakukan dengan cara tangan pendamping berada di titik nyeri maksimal dan
melakukan penekanan selama konterksi terjadi
c. Dengan memberikan pukulan kecil pada bagian yang sakit
13.Ada 2 jenis usapan punggung pada ibu yang akan menjalani proses persalinan
yaitu
a. Dengan usapan menyeluruh dan usapan yang terlokalisir
b. Tindakan usapan pada dinding abdomen
c. Dengan usapan setengah bagian yang sakit
d. Dengan usapan yang teratur dan setengah bagian
14.Apakah manfaat dari teknik usapan counterpresure dilakukan
a. Bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri pada punggung bagian bawah ibu
akibat proses peburunan kepala janin
b. Membuat tegang pada otot-otot panggul
c. Meningkatkan tekanan darah dan mempercepat denyut jantung
d. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah
15.Apakah yang adapat di lakukan oleh ibu ketika nyeri muncul
a. Upayakan ibu untuk dapat menunjukan lokasi nyeri dengan tepat sehingga
proses penekanan menjadi labih efektif
b. Upayakan ibu untuk tidak menunjukan lokasi nyeri dengan tepat
c. Mengupayakan ibu untuk berkomunikasi agar proses penekanan tidak efektif
16.Selain dengan metode yang telah disebutkan pengendalian rasa nyeri juga dapat di
lakukan dengan metode panas dan dingin yaitu:
a. Suatu metode yang di lakukan dengan menggunakan kompres air hangat atau
dengan enggunakan air es yang diletakkan pada punggung atau pada bagian
yang nyeri
b. Suatu metode yang dapat dilakukan dengan pemijatan yang di letakkan pada
punggung atau pada bagian yang nyeri
c. Suatu teknik pemijatan tekanan kuat yang di lakukan dengan cara meletakkan
tumit tangan atau bagian dari tangan
d. Suatu tindakan mengusap-usap abdomen secara perlahan seirama dengan
pernafasan pada saat kontraksi
17.Pada teknik pengendalian nyeri dengan menggunakan metode panas dapat
dilakukan dengan tujuan
a. Dapat memperlancar peredaran darah sehingga memperbaiki sirkulasi
darah di daerah yang mengalami penekanan oleh kepala janin
b. Mengalami penekanan oleh kepala janin
c. Dapat menimbulkan penegangan pada otot panggul
d. Menurunkan pernafasan dan meningkatkan tekanan darah
18.pada teknik pengendalian nyeri dengan menggunakan metode dingin dapat di
lakukan dengan tujuan
a. mengurangi rasa nyeri karena efek dingin yang di timbulkan sehingga