• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Efikasi Diri Terhadap Tindakan Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Efikasi Diri Terhadap Tindakan Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae

Data Pribadi

Nama : Lithiya Vehlu A/P Tamodaran Tempat/ Tanggal Lahir : Pulau Pinang, Malaysia / 21.01.1994 Alamat : Jalan Tanjong Rejo, Jalan Kemboja, Resident K, Medan.

Nomor Telepon : 083194809194

Orang Tua : -Ayah : Tamodaran A/L Kathir Veloo - Ibu : Gunasundari A/P Muniyandi Email : lithiya_tamodaran@yahoo.com Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Malaysia Agama : Hindu

Riwayat Pendidikan : - Sekolah Kebangsaan Methodist, 34200 Parit Buntar, Perak (2001 - 2006)

- Sekolah Menengah Kebangsaan Seri Nibong, 14300 Pulau Pinang

(2007 - 2011).

- Berlin Malaysia College, Foundation in Science (2012).

(2)
(3)
(4)

HEALTH RESEARCH ETHICAL COM M ITTEE

Of North Sumatera

c/ o M EDICAL SCHOOL, UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA

Jl. Dr. M ansyur No. 5 M edan, 20155 – INDONESIA Tel: +62-61-8211045; 8210555 Fax: +62-61-8216264, E-mail:

komet _fkusu@ yahoo.com

FORMULIR ISIAN OLEH PENELITI

Nama lengkap anda :

Alamat (har ap dit ulis dengan lengkap) :

Telp/ Fax/ HP/ E-mail/ lain-lain :

Alamat lain yang dapat dihubungi :

Telp/ Fax/ HP/ E-mail/ lain-lain :

Nama Inst it usi Anda (t ulis besert a alamat nya) : LITHIYA VEHLU A/ P TAM ODARAN 1

083194809194

JALAN TANJONG REJO, JALAN KEM BOJA, RESIDENT K, M EDAN.

-

lit hiya_t am odaran@yahoo.com 2

3

4

(5)

Judul Penelit ian :

DAFTAR PERTANYAAN :

1. Subyek yang digunakan pada penelit ian Anda :

penderit a Non Penderit a Hew an

2. Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelit ian Anda : 100 (orang/ ekor/ lain-lain)*

3. Ket erangan: Pasien yang didiagnosa dengan diabet es melit us t ipe 2 di RSUP Haji Adam M alik M edan.

4. Wakt u yang dibut uhkan unt uk melaksanakan penelit ian ini (pekiraan) unt uk set iap subjek : 15 (det ik/ menit / jam/ hari/ bulan/ t ahun)*

5. Rangkaian usulan penelit ian mencakup objekt if penelit ian manfaat / relevansi dari hasil penelit ian disert ai alasan/ mot ivasi dilakukannya penelit ian dan risiko yang mungkin t imbul disert ai cara penyelesaian masalahnya (dit ulis dengan bahasa yang dapat dimenger t i secara umum).

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUM ATERA UTARA, M EDAN

6

HUBUNGAN EFIKASI DIRI TERHADAP TINDAKAN PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN.

(6)

Diabet es melit us ser ing dit emukan pada masyarakat . Efikasi diri sangat dibut uhkan oleh pasien diabet es melit us t ipe 2, oleh karena efikasi diri merupakan keyakinan diri pasien akan kemampuannya m elakukan peraw at an diri unt uk mencegah t erjadinya komplikasi DM t ermasuk upaya melakukan t indakan peraw at an kaki.

6. Apakah masalah et ik menurut Anda dapat t erjadi pada penelit ian Anda ini : Tidak ada masalah et ik yang dapat t erjadi.

7. Jika subjeknya manusia, apakah percobaan t erhadap hew an sudah pernah dilakukan?. Jika t idak, sebut kan alasan mengapa langsung dilakukan t erhadap manusia ( berikan argument asi anda secara jelas dan mudah dimengert i).

Penelit ian ini dilakukan unt uk menget ahui hubungan efikasi diri t erhadap t indakan peraw at an kaki pada pasien diabet es m elit us t ipe 2. Jadi penelit ian ini t idak cocok dilakukan pada hew an coba.

8. Prosedur pelaksanaan penelit ian at au percobaan (frekw ensi, int erval, dan jumlah t ot al segala t indakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat , isot op, radiasi at au t indakan lainnya)sebut kan!

Hanya melihat dan mengambil dat a dari w aw ancara pada pasien diabet es melit us t ipe 2, unt uk melihat bagaimana hubungan efikasi diri t erhadap t indakan peraw at an kaki.

9. Bahaya pot ensial yang langsung at au t idak langsung, segera at au kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebut kan jenis bahayanya).

Tidak ada.

10. Pengalaman t erdahulu sebelum at au sesudah penelit ian dari t indakan yang akan dilakukan (baik sendiri at aupun perorangan).

(7)

11. Jika penelit ian dilaksanakan pada orang sakit , sebut kan apa kegunaan bagi si sakit , dan bagaimana pula kompensasi yang diberikan jika t erjadi kerugian pada jiw anya. Penelit ian ini dilakukan pada pasien yang didiagnosa dengan diabet es m elit us t ipe 2 dan penelit i melihat t ingkat ef ikasi diri dan t indakan peraw at an kaki pada pasien, dimana akan berguna bagi pasien diabet es m elit us t ipe 2 agar mer eka lebih peduli t erhadap efikasi dirinya dan mengendalikan penyakit nya unt uk mencegah t erjadinya komplikasi. Jadi, t idak akan t erjadi sebarang kerugian pada jiw anya.

12. Bagaimana cara memilih penderit a dan sukarelaw an yang sehat ?

Dat a diambil berdasarkan met ode nonprobabilit y sampling dengan t eknik consecut ive sampling, yait u pengambilan sampel yang didasarkan at as

pert imbangan dan sesuai dengan krit eria inklusi dan eksklusi yang sudah dit et apkan. 13. Apa hak dan kew ajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan bagi

objek t ersebut ?. Jika t erdapat gant i rugi, sebut kan pula berapa jumlah yang diberikan!

a) Hak penelit i :M endapat kan informasi dari responden melalui w aw ancara. b) Kew ajiban penelit i : M enjaga kerahsian indent it as subjek dan mengambil informasi hasil penelit ian yang valid set elah penelit ian selesai dilakukan.

14. Sejauh mana hubungan ant ara subjek manusia yang dit elit i dengan penelit i? (ceklist yang benar) :

a. Hubungan dokter – pasien b. Hubungan guru – murid c. Hubungan majikan - anak buah d. M it r a

(8)

15. Jelaskan cara pencat at an selama penelit ian t ermasuk ef ek samping dan komplikasinya bila ada!

Dat a yang diperoleh merupakan dat a primer di mana kumpulan fakt a dikumpul sendiri oleh penelit i. Penelit i menggunakan kuesioner penelit ian, kemudian melakukan met ode w aw ancar a kepada responden. Set elah melakukan w aw ancara kemudian penelit i menandai at au mencont r eng pada pilihan jaw aban yang t ert era di kuesioner sesuai dengan jaw aban responden. Tidak ada efek samping dan

komplikasi.

16. Jelaskan cara memberit ahu dan mengajak subjek (lampiran cont oh surat perset ujuan penderit a)! Bila memberit ahukan dan kesediannya secara lisan, t ulisan at au karena sesuat u hal penderit a t idak dapat dimint a pernyat aan at aupun perset ujuannya, beri pula alasan unt uk it u.

Dalam penelit ian ini, penelit i menggunakan inform consent yait u m emint a perset ujuan at aupun persediaan dari pasien.

17. Apakah subjek diansuransikan? (pilih salah sat u) a. Ya

(9)

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Salam Sejahtera,

Saya, Lithiya Vehlu A/P Tamodaran, NIM: 120100523, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Efikasi Diri Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUP Haji Adam Malik Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efikasi diri terhadap tindakan perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Pada penelitian ini, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada para bapak/ibu/saudara, dan saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari para bapak/ibu/saudara untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas pribadi akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan. Keikutsertaan para bapak/ibu/saudara dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi bapak/ibu/saudara adalah bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Bapak/ibu/saudara berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan para bapak/ibu/saudara menjadi responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2015

Peneliti Responden

(10)

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Medan, 2015

Peneliti Responden

(11)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Efikasi Diri Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUP Haji Adam Malik Medan. Petunjuk:

1. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu karakteristik responden, kuesioner tentang efikasi diri dan kuesioner tentang tindakan perawatan kaki.

2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dengan memberi tanda ceklis (√).

3. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai, khusus untuk pertanyaan pilihan harap diisi dengan cara memberi tanda ceklis (√).

4. Semua jawaban Bapa/Ibu/Saudara adalah BENAR.

A. Karakteristik Responden

No. Responden : Nama (Inisial) responden :

Umur : …………. tahun

Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Tingkat pendidikan :

1. Tidak bersekolah 2. SD

3. SMP 4. SMA 5. PT Pekerjaan :

1. Tidak bekerja

(12)

Penghasilan perbulan :

1. ฀ Rp. 2.037.000

2. Rp. 2.037.000 - Rp. 4.000.000 3. ฀ Rp. 4.000.000

Status pernikahan :

1. Menikah 2. Tidak menikah 3. Janda/duda Lama menderita DM :

1. ≤ 10 tahun 2. > 10 tahun

B. Kuesioner Efikasi Diri Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap item pernyataan.

2. Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara paling sesuai dengan kondisi yang dialami dengan memberikan tanda ceklis (√) pada pilihan yang dipilih.

TM : apabila anda merasa atau TIDAK MAMPU melakukan sesuai penyataan tersebut

KM : apabila anda merasa KADANG MAMPU atau KADANG TIDAK MAMPU melakukan sesuai pernyataan tersebut

MM : apabila anda merasa MAMPU MELAKUKAN sesuai pernyataan tersebut

No Pernyataan TM KM MM

Saya yakin bahwa:

1. Saya mampu memeriksa gula darah sendiri jika perlu

2. Saya mampu mengoreksi gula darah sendiri ketika hasil gula darah saya terlalu tinggi

3. Saya mampu mengoreksi gula darah sendiri ketika hasil gula darah saya terlalu rendah

(13)

5. Saya mampu mempertahankan berat badan yang sesuai 6. Saya mampu memeriksa keadaan kaki saya jika ada kelainan

kulit atau luka

7. Saya mampu melakukan penyesuaian makan ketika saya sakit 8. Saya mampu mengikuti aturan makan yang sehat dari waktu

ke waktu

9. Saya mampu berolahraga ketika dokter menasehati saya untuk berolah raga

13. Saya mampu mengikuti penyesuaian rencana makan ketika saya sedang stres (tertekan) atau bersemangat

14. Saya mampu mengatur dan minum obat seperti yang telah ditentukan secara teratur

15. Saya mampu melakukan penyesuaian pengobatan saya ketika saya sedang sakit

C. Tindakan Perawatan Kaki Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap item pernyataan.

2. Pilih salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara paling sesuai dengan kondisi yang dialami dengan memberikan tanda ceklis (√) pada pilihan yang dipilih.

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak

pernah 1. Ketika memeriksa kaki, saya memeriksa apakah

terdapat perubahan warna dan kepekaan pada kulit kaki

2. Ketika memeriksa kaki, saya memperhatikan adanya kulit kaki yang kering, luka, retak, dan mati rasa pada kaki

(14)

akan memakainya

9. Saya tidak mengeringkan sela-sela jari kaki saya 10. Saya memakai sepatu dengan ukuran yang sesuai

dengan kaki saya akan segera membersihkan dan mengeringkan 17. Ketika kaki saya terasa dingin, saya melakukan

senam kaki

18. Saya menggerakkan kaki dan pergelangan kaki misalnya, dengan berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan kaki 19. Saya melaporkan pada tenaga media setiap

(15)

Nama : Lithiya Vehlu A/P Tamodaran NIM : 120100523

INSTITUSI : S-1, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK-USU)

MASTER DATA

Hubungan Efikasi Diri Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2

Di RSUP Haji Adam Malik Medan

(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

77. Jt 58 Lansia

(22)
(23)

FREQUENCIES VARIABLES=Umur Umur_Responden

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SUM

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Statistics

Umur Responden Klasifikasi Umur

N Valid 100 100

Missing

0 0

Mean 59.9600 3.9100

Std. Error of Mean

.76488 .07398

Median 59.0000 4.0000

Mode 58.00 4.00

Std. Deviation 7.64875 .73985

Variance 58.503 .547

Range 38.00 3.00

Minimum 41.00 2.00

Maximum 79.00 5.00

Sum 5996.00 391.00

Frequency Table

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 41.00 1 1.0 1.0 1.0

45.00 1 1.0 1.0 2.0

47.00 2 2.0 2.0 4.0

(24)

50.00 2 2.0 2.0 7.0

51.00 4 4.0 4.0 11.0

52.00 6 6.0 6.0 17.0

53.00 4 4.0 4.0 21.0

54.00 6 6.0 6.0 27.0

55.00 2 2.0 2.0 29.0

56.00 3 3.0 3.0 32.0

57.00 4 4.0 4.0 36.0

58.00 10 10.0 10.0 46.0

59.00 5 5.0 5.0 51.0

60.00 9 9.0 9.0 60.0

61.00 4 4.0 4.0 64.0

62.00 2 2.0 2.0 66.0

63.00 7 7.0 7.0 73.0

64.00 5 5.0 5.0 78.0

65.00 1 1.0 1.0 79.0

66.00 1 1.0 1.0 80.0

67.00 5 5.0 5.0 85.0

68.00 2 2.0 2.0 87.0

70.00 2 2.0 2.0 89.0

72.00 1 1.0 1.0 90.0

73.00 2 2.0 2.0 92.0

74.00 2 2.0 2.0 94.0

75.00 4 4.0 4.0 98.0

78.00 1 1.0 1.0 99.0

79.00 1 1.0 1.0 100.0

(25)

Klasifikasi Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

LamaMenderitaDM EfikasiDiri TindakanPerawatanKaki /ORDER=ANALYSIS.

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 30 30.0 30.0 30.0

Perempuan 70 70.0 70.0 100.0

(26)

Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(27)

Tidak / Belum menikah 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Lama Menderita DM

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ≤ 10 tahun 90 90.0 90.0 90.0

> 10 tahun 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Tingkat Efikasi Diri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Baik 34 34.0 34.0 34.0

Baik 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Tindakan Perawatan Kaki

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang Baik 29 29.0 29.0 29.0

Baik 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

CROSSTABS

/TABLES=Umur_Responden JenisKelamin TingkatPendidikan Pekerjaan StatusSosialEkonomi StatusPernikahan

LamaMenderitaDM BY EfikasiDiri TindakanPerawatanKaki /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

(28)
(29)

Lama Menderita DM * Tingkat Efikasi Diri

100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

Lama Menderita DM * Tindakan Perawatan Kaki

100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

Klasifikasi Umur * Tingkat Efikasi Diri

Crosstab Count

Tingkat Efikasi Diri Total Kurang Baik Baik

Klasifikasi Umur

Dewasa Akhir 1 1 2

Lansia Awal 5 21 26

Lansia Akhir 22 29 51

Manula 6 15 21

Total 34 66 100

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 4.929a 3 .177

Likelihood Ratio 5.113 3 .164

Linear-by-Linear Association .345 1 .557

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .68.

(30)

Crosstab Count

Tindakan Perawatan Kaki Total

Kurang Baik Baik

Klasifikasi Umur

Dewasa Akhir 0 2 2

Lansia Awal 8 18 26

Lansia Akhir 15 36 51

Manula 6 15 21

Total 29 71 100

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square .863a 3 .834

Likelihood Ratio 1.415 3 .702

Linear-by-Linear Association .033 1 .856

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .58.

Jenis Kelamin Responden * Tingkat Efikasi Diri

Crosstab Count

Tingkat Efikasi Diri Total Kurang Baik Baik

Jenis Kelamin Responden Laki-laki 11 19 30

Perempuan 23 47 70

Total 34 66 100

(31)

Value df Asymp. Sig.

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.20.

b. Computed only for a 2x2 table

Jenis Kelamin Responden * Tindakan Perawatan Kaki

Crosstab Count

Tindakan Perawatan Kaki Total

Kurang Baik Baik

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.70. b. Computed only for a 2x2 table

(32)

Crosstab Count

Tingkat Efikasi Diri Total Kurang Baik Baik

Tingkat Pendidikan Responden

SD 4 1 5

SMP 1 2 3

SMA 16 21 37

PT / Akademik 13 42 55

Total 34 66 100

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 8.757a 3 .033

Likelihood Ratio 8.615 3 .035

N of Valid Cases 100

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.02.

Tingkat Pendidikan Responden * Tindakan Perawatan Kaki

Crosstab Count

Tindakan Perawatan Kaki Total

Kurang Baik Baik

Tingkat Pendidikan Responden

SD 1 4 5

SMP 0 3 3

SMA 13 24 37

PT / Akademik 15 40 55

Total 29 71 100

(33)

Value df Asymp. Sig.

(2-a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .87.

Pekerjaan Responden * Tingkat Efikasi Diri

Crosstab Count

Tingkat Efikasi Diri Total Kurang Baik Baik

a. 1 cells (12.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.72.

(34)

Crosstab

a. 1 cells (12.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.32.

Status Sosial Ekonomi Responden * Tingkat Efikasi Diri

Crosstab Count

(35)

Value df Asymp. Sig.

(2-a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.48.

Status Sosial Ekonomi Responden * Tindakan Perawatan Kaki

Crosstab

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.38.

(36)

Crosstab Count

Tingkat Efikasi Diri Total Kurang Baik Baik

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.02.

b. Computed only for a 2x2 table

Status Pernikahan Responden * Tindakan Perawatan Kaki

(37)

Value df Asymp. Sig.

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .87. b. Computed only for a 2x2 table

Lama Menderita DM * Tingkat Efikasi Diri

Crosstab Count

Tingkat Efikasi Diri Total Kurang Baik Baik

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.40.

b. Computed only for a 2x2 table

(38)

Crosstab Count

Tindakan Perawatan Kaki Total

Kurang Baik Baik

Lama Menderita DM ≤ 10 tahun 23 67 90

> 10 tahun 6 4 10

Total 29 71 100

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.186a 1 .023

Continuity Correctionb

3.648 1 .056

Likelihood Ratio 4.666 1 .031

Fisher's Exact Test .032 .032

N of Valid Cases 100

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.90.

b. Computed only for a 2x2 table

CROSSTABS

/TABLES=EfikasiDiri BY TindakanPerawatanKaki /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT

/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

(39)

Cases

Tingkat Efikasi Diri * Tindakan Perawatan Kaki Crosstabulation

Count

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.86.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, W., Pramono, B., and Rahayujati, B., 2011. The Relationship of Self- Care, Self-Efficacy, and Social Support with Glycemic Control (HbA1c) Among Type 2 Diabetes Mellitus Patients in Banyudono 1 and Ngemplak Public Health Centres in Boyolali District Central Java Province. Thesis Summary.

Al-Khawaldeh, O.A., Al-Hassan, M.A., and Froelicher, E.S., 2012. Self-Efficacy, Self-Management, and Glycemic Control in Adults with Type 2 Diabetes Mellitus. Journal of Diabetes and Its Complications, Volume 26, pp. 10-16.

American Diabetes Association., 2012. Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care, 35(1), pp. 11-63.

American Diabetes Association., 2013. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 36(1), pp. 67-74.

American Diabetes Association., 2014. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 37(1), pp. 81-89.

Ariani, Y., 2011. Hubungan Antara Motivasi dengan Efikasi Diri Pasien DM Tipe 2 Dalam Konteks Asuhan Keperawatan di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011. Depok : Universitas Indonesia.

Atak, N., Kose, K., and Gurkan, T., 2008. The Effect of Education Knowledge, Self-Management Behaviours and Self-Efficacy of Patients with Type 2 Diabetes. Australian Journal of Advanced Nursing, 26(2), pp. 66-74.

(41)

Bakker, A., Emmerick, V.H., and Euwama, M.C., 2005. Crossover of Burnout And Engagement in Work Teams. Work and Occupations, Volume 33, pp. 464-489.

Bandura, A., 1994. Self - Efficacy. Encyclopedia of Human Behavior, Volume 4, pp. 71-81.

Bandura, A., 1997. The Exercise of Control. Self-Efficacy, pp. 36-78.

Beckerle, C.M., and Lavin, M.A., 2013. Association of Self-Efficacy and Self- Care with Glycemic Control in Diabetes. Diabetes Spectrum, 26(3), pp. 172- 178.

Bernal, H., Woolley, S., Schensul, J., and Dickinson, J.K., 2000. Correlates of Self-Efficacy in Diabetes Self-Care Among Hispanic Adults with Diabetes. The Diabetes Educator 2000, 26(4), pp. 673-680.

Bijil, V.J., Shortridge-Baggett, L.M., Han, S.J., and Moon, S.H., 2014. The Psychometric Properties of the Diabetes Management Self-Efficacy Scale In Korean Patients with Type 2 Diabetes. International Journal of

Endocrinology, pp. 1-9.

Bilous, R., and Donelly, R., 2015. Buku Pegangan Diabetes. 4th ed. Jakarta: Bumi Medika.

Butler, H.A., 2002. Motivation: The Role in Diabetes Self-Management in Older Adults. Available from: http://proquest.umi.com/pqdweb [ Accessed : 28 March 2015 ]

(42)

Desalu, O., Salawu, F., K., Jimoh, A., K., Adekoya, A., O., Busari, O., A., Olokoba., A., B., 2009. Diabetic Foot Care : Self Reported Knowledge and Practice Among Patients Attending Three Tertiary Hospital in Nigeria. Ghana Medical Journal, 45 (2), pp. 60-65.

Hunt, C.W., Wilder, B., Steele, M.M., Grant, J.S., Pryor, E.R., and Moneyham, L., 2012. Relationships Among Self-Efficacy, Social Support, Social Problem Solving, and Self-Management in a Rural Sample Living With Type 2

Diabetes Mellitus. Research and Theory for Nursing Practice, 26(2), pp. 126-141.

Indian Health Diabetes Best Practice., 2011. Foot Care. Indian Health Service Division of Diabetes Treatment and Prevention, pp. 7-30.

International Diabetes Federation (IDF)., 2013. About Diabetes. 6th ed.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes)., 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta.

Kott, K.B., 2008. Self-efficacy, Outcome Expectation Self-Care Behaviour and Glycosylated Haemoglobin Level in Persons with Type 2 Diabetes. pp. 1-72.

Kusniawati., 2011. Analisis Faktor yang Berkontribusi Terhadap Self-Care Diabetes Pada Klien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSU Tangerang. Master Tesis.

(43)

Lindarto, D., 2013. Penderita Diabetes di Sumut Terus Meningkat. Available from: http://www.harianorbit.com/penderita-diabetes-di-sumut-terus- meningkat-2/ [ Accessed : 30 March 2015 ]

Lorig, K.R., Ritter, P., Stewart, A.L., Sobel, D.S., Brown, Jr., B.W., Bandura, A., Gonzales, V.M., Laurent, D.D., and Holman, H.R., 2001. Chronic Disease Self-Management Programs: 2-Year Health Status and Health Care Utilization Outcomes. Medical Care, Volume 39, pp. 1217-1223.

Mystakidou, K., Tsilikia., Parpa., Gougut., Theodoriakis., and Vlahos., 2010. Self Efficacy Beliefs and Level of Anxiety in Advanced Cancer Patient. European Journal of Cancer Care, Volume 19, pp. 205-211.

National Diabetes Education Program (NDEP)., 2014. Take Care of Your Feet for a Lifetime. A Booklet For People with Diabetes, pp. 1-12.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nyunt, S.W., Howteerakul, N., Suwannapong, N., and Rajatanum, T., 2010. Self- Efficacy, Self-Care Behaviors and Glycemic Control Among Type-2 Diabetes Patients Attending Two Private Clinics in Yangon, Myanmar. Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health, 41(4), pp. 943-951.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)., 2011. Konsensus

Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta.

(44)

Rakesh, PS., George, H., Krishna, M., Alex, R., Abraham, V., J., George, K., Prasad, J., H., 2013. Foot Care Knowledge and Practices and The Prevalence of Peripheral Neuropathy Among People with Diabetes Attending a

Secondary Care Rural Hospital in Southern India. Journal of Family Medicine and Primary Care, 2(1), pp. 27-32.

Rocha, R., M., Zanetti, M., L., Santos, M., A., D., 2008. Behaviour and

Knowledge: Basis For Prevention of Diabetic Foot. Acta Paul Enferm, 22(1), pp. 17-23.

Perry and Potter., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik, Volume 1. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Setiadi., 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., and Cheever, K.H., 2010. Brunner and Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing. 12th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Souza, V.D., and Zauszniewski, J.A., 2005. Toward a Theory of Diabetes Self- Care Management. Journal of Theory Construction and Testing, 9(2), p. 61.

Stipanovic, A.R., 2002. The Effects of Diabetes Education on Self-Efficacy and Self Care. Available from: http://proquest.umi.com/pqdweb [ Accessed 10 November 2015 ]

Suyono, S., 2009. Diabetes Melitus di Indonesia. In: A. W. Sudoyo, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing.

(45)

World Health Organization (WHO)., 2015. What is Diabetes. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ [ Accessed 28 March 2015 ]

World Health Organization (WHO)., 2015. Complications of Diabetes. Available from: http://www.who.int/diabetes/action_online/basics/en/index3.html [ Accessed 28 March 2015 ]

Wu, S.F.V., Courtney, M., Edward, H., McDowell, J., Shortridge-Baggett, L.M., Chang, P.J., 2006. Self-Efficacy, Outcome Expectation and Self-Care Behavior in People with Type 2 Diabetes in Taiwan. The Journal of Nursing (Taiwan), pp. 76-80.

Wu, S.F.V., 2007. Effectiveness of Self- Management for Person with Type 2 Diabetes Following The Implementation of a Self-Efficacy Enhancing Intervention Program in Taiwan. The Journal of Nursing (Taiwan), pp. 81- 128.

(46)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri terhadap tindakan perawatan kaki pada pasien DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian adalah:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Independen:

Efikasi diri Keyakinan diri

pasien akan

(47)
(48)
(49)
(50)

7. Lama menderita DM

Rentang waktu responden menderita DM, dihitung semenjak pertama kali didiagnosa DM.

Wawancara Kuesioner lama menderita DM.

Dinyatakan dengan:

1: ≤ 10 tahun

2: > 10 tahun

Ordinal

3.3. Hipotesis

(51)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain penelitian potong lintang ataupun yang disebutkan desain cross-sectional, yaitu peneliti melakukan pengukuran atau penelitian dalam satu waktu. Penelitian ini disebut studi analitik karena peneliti melakukan pengkajian hubungan antara 2 variabel. Peneliti menggunakan pendekatan cross-sectional karena penelitian ini bermaksud mengidentifikasikan ada tidaknya hubungan variabel dependen terhadap variabel independen dalam satu kali pengukuran menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Kesimpulannya, jenis penelitian yang dipilih adalah analitik dengan desain penelitian adalah “cross-sectional” untuk meneliti Hubungan efikasi diri terhadap tindakan perawatan kaki pada pasien DM tipe 2 di RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemilihan tempat ini karena RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan salah satu rumah sakit pendidikan yang mendukung pengembangan dalam bidang penelitian dan terdapat banyak kasus DM setiap tahun sehingga sangat mungkin untuk melakukan penelitian di rumah sakit ini.

4.2.2. Waktu Penelitian

(52)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan.

Populasi dalam penelitian ini dipilih menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi seperti yang berikut:

a. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: i. Responden didiagnosa DM tipe 2

ii. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik iii. Mampu membaca dan menulis

b. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: i. Pasien DM tipe 2 dengan penurunan kesadaran

ii. Pasien DM tipe 2 yang mengalami masalah kesehatan yang mendadak

seperti pusing, letih, dan lemah dan masalah lain yang tidak memungkinkan untuk menjadi responden

iii. Pasien yang mengundurkan diri sebagai responden

4.3.2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode nonprobability sampling dengan teknik consecutive sampling, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan.

Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan estimasi proporsi dengan rumus sebagai berikut:

= . ⍺/ . .( )

(53)

Keterangan:

n = besar sampel

Z² 1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (tingkat kepercayaan)

p = estimator proporsi populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir N = besar populasi

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan yang dikehendaki adalah sebesar 95% sehingga untuk Z² 1-α/2 = 1,96. Nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya. Ketepatan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10%. Besar populasi adalah 2565.

Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

= N. Z 1− ⍺/ 2. . ( 1− ) ( N−1) . d² + Ζ² 1− ⍺/ 2. . ( 1− )

= ( ) .( , ) .( , ) .( , )

( ) .( , ) ( , ) . ( , ) .( , )

= 92,61

Jadi berdasarkan rumus di atas, sampel yang diambil sebanyak 92,61 orang. Untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 100 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

(54)

dengan berhadapan muka dengan responden dan pada umumnya dibantu dengan alat bantu berupa kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh peneliti kepada responden.

Adapun prosedur pengumpulan data yaitu dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

 Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada instansi pendidikan.

 Setelah mendapatkan izin dari instansi pendidikan, kemudian mengajukan permohonan izin kepada RSUP Haji Adam Malik Medan.

 Memilih responden yang berkonsultasi di poliklinik endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan yang memenuhi syarat atau kriteria sampel dan menjelaskan tujuan penelitian kepada responden serta meminta kesediannya untuk ikut serta dalam penelitian.

 Setelah mendapat izin, maka meminta persetujuan responden menjadi responden secara sukarela, setelah responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

 Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh peneliti kepada responden.

 Pengisian kuesioner untuk tiap responden dilakukan ± 10 – 15 menit.

 Peneliti memeriksa kembali kelengkapan pengisian kuesioner. Jika ada yang kurang maka diklarifikasi kembali kepada responden pada saat itu juga.

4.4.1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner berupa sejumlah pertanyaan tertulis. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada tinjauan teori yang telah dipaparkan oleh peneliti terhadap penelitiannya. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 3 kuesioner, yaitu kuesioner karakteristik demografi responden, kuesioner efikasi diri, dan kuesioner tindakan perawatan kaki.

(55)

Kuesioner karakteristik demografi responden terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, status sosial ekonomi, pekerjaan dan lama menderita DM.

b. Kuesioner efikasi diri

Kuesioner ini untuk menilai variabel independen, yaitu efikasi diri. Kuesioner efikasi diri diadopsi dari The Diabetes Management Self-Efficacy Scale (DMSES) yang terdiri dari 15 pernyataan. Penilaian menggunakan 3 poin skala Likert yaitu 3 untuk mampu melakukan, 2 untuk kadang mampu melakukan dan kadang tidak mampu melakukan dan 1 untuk tidak mampu melakukan, dengan skor total 15 – 45. Semakin tinggi skor total maka semakin tinggi efikasi diri pasien. Selanjutnya, efikasi diri dikategorikan menjadi 2 yaitu efikasi diri baik jika skor jawaban ≥ 80% skor total, efikasi diri kurang baik jika skor jawaban < 80% skor total.

c. Kuesioner tindakan perawatan kaki

Kuesioner ini untuk menilai variabel dependen, yaitu tindakan perawatan kaki. Kuesioner tentang tindakan perawatan kaki terdiri dari 20 pernyataan dengan 4 poin skala Likert yaitu 4 untuk selalu, 3 untuk sering, 2 untuk jarang dan 1 untuk tidak pernah, dengan skor total jawaban 20 – 80. Total skor terendah adalah 20 dan tertinggi adalah 80. Semakin tinggi skor total maka semakin baik tindakan perawatan kaki. Selanjutnya, tindakan perawatan kaki dikategorikan menjadi 2 yaitu tindakan perawatan kaki baik jika skor jawaban ≥ 80% skor total, tindakan perawatan kaki kurang baik jika skor jawaban < 80% skor total.

(56)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul, sebelum dianalisa terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Editing

Dilakukan untuk memeriksa data, memeriksa jawaban, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan serta memeriksa kelengkapan, ketepatan dan kesalahan data.

b. Coding

Memberikan kode atau simbol tertentu untuk setiap jawaban responden sesuai dengan indikator pada kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penulis dalam melakukan tabulasi dan analisa data.

c. Entry data

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program komputer.

d. Tabulating

Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan didata untuk disajikan dan dianalisis.

4.5.2. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bentuk komputer. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows. Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data univariat dan analisis data bivariat.

a. Analisis Univariat

(57)

Variabel yang berbentuk kategorik disajikan dalam bentuk proporsi atau persentase. Sedangkan, variabel yang berbentuk numerik disajikan berupa nilai dalam bentuk mean, median, standar deviasi dan nilai minimum-maksimum dengan 95% confident interval. Penyajian masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.

b. Analisis Bivariat

(58)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang terletak di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara di bagian poliklinik endokrin. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit umum daerah untuk wilayah Sumatera Utara dan merupakan rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 280/KMK.05/2007 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan dengan No. 756/Menkes/SK/VI/2007 tepatnya pada Juli 2007 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan telah berubah status menjadi Badan Layanan Umum (BLU) bertahap dengan tepat mengikuti pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh Ditjen Yanmed dan Departemen Keuangan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/Menkes/SK/VII/1990. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standard dan tenaga kesehatan yang kompeten. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat umum, rumah sakit ini didukung oleh 1.995 orang tenaga yang terdiri dari 790 orang tenaga medis dari berbagai spesialis dan sub spesialis, 604 orang paramedik perawatan, 298 orang paramedik non perawatan dan 263 orang tenaga non paramedik serta ditambah dengan Dokter Brigader Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8 orang.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Demografi Responden

(59)

inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Semua data responden diambil dari data primer yaitu wawancara langsung kepada pasien DM tipe 2. Untuk keterangan lebih lanjut tentang distribusi karakteristik demografi responden dalam penelitian ini, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Umur Frekuensi (orang) Persentase (%)

Dewasa akhir (36-45 tahun) 2 2

Lansia awal (46-55 tahun) 26 26

Lansia akhir (56-65 tahun) 51 51

Manula (65 tahun ke atas) 21 21

Jumlah 100 100

Dari Tabel 5.1. diketahui bahwa sebagian besar responden termasuk kategori usia lansia akhir (56-65 tahun) yaitu sebanyak 51 orang (51%), dan paling sedikit adalah kategori dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu sebanyak 2 orang (2%).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Laki-Laki 30 30

Perempuan 70 70

Jumlah 100 100

(60)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam malik Medan

Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak Bersekolah 0 0

SD 5 5

SMP 3 3

SMA 37 37

Akademi/PT 55 55

Jumlah 100 100

Dari Tabel 5.3. diketahui bahwa sebagian besar responden DM tipe 2 paling banyak terdiri dari golongan tamatan PT/Akademik yaitu sebanyak 55 orang (55%), dan yang paling sedikit adalah golongan tamatan SMP sebanyak 3 orang (3%).

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Status Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak bekerja 44 44

Petani/pedagang/buruh 23 23

PNS/TNI/POLRI 25 25

Lain-lain 8 8

Jumlah 100 100

(61)

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Sosioekonomi di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Penghasilan Frekuensi (orang) Persentase (%)

< Rp.2.037.000 23 23

Rp.2.037.000 - Rp.4.000.000

55 55

> Rp.4.000.000 22 22

Jumlah 100 100

Dari Tabel 5.5. diketahui bahwa sebagian besar pasien DM tipe 2 memiliki tingkat penghasilan keluarga perbulan antara Rp.2.037.000 hingga Rp.4.000.000 yaitu sebanyak 55 orang (55%), dan yang paling sedikit adalah penghasilan perbulan kurang dari Rp.2.037.000 sebanyak 23 orang (23%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pernikahan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Status Pernikahan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Menikah 97 97

Tidak Menikah 3 3

Janda/duda 0 0

Jumlah 100 100

(62)

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Menderita DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Lama Menderita DM Frekuensi (orang) Persentase (%)

≤10 tahun 90 90

>10 tahun 10 10

Jumlah 100 100

Dari Tabel 5.7. diketahui bahwa pasien DM tipe 2 sebagian besar telah menderita DM ≤10 tahun yaitu sebanyak 90 orang (90%) dan pasien yang telah menderita >10 tahun yaitu sebanyak 10 orang (10%).

5.1.3. Efikasi Diri pada Pasien DM Tipe 2

Untuk penilaian efikasi diri, peneliti menggunakan kuesioner yang terstruktur yang telah di validasi. Kuesioner tersebut meliputi 15 pertanyaan. Semakin tinggi skor total maka semakin tinggi efikasi diri pasien. Dari hasil jawaban responden dapat ditentukan kategori efikasi dirinya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Efikasi Diri di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Efikasi Diri Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 66 66

Kurang Baik 34 34

Jumlah 100 100

(63)

5.1.4. Tindakan Perawatan Kaki pada Pasien DM Tipe 2

Untuk penilaian tindakan perawatan kaki, peneliti menggunakan kuesioner yang terstruktur yang telah di validasi. Kuesioner tersebut meliputi 20 pertanyaan. Semakin tinggi skor total maka semakin tinggi tindakan perawatan kaki pasien. Dari hasil jawaban responden dapat ditentukan kategori tindakan perawatan kaki. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Perawatan Kaki di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Tindakan Perawatan Kaki

Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 71 71

Kurang Baik 29 29

Jumlah 100 100

Dari Tabel 5.9. diketahui bahwa rata-rata responden melakukan tindakan perawatan kaki yang baik yaitu sebanyak 71 orang (71%), dan sebanyak 29 orang (29%) melakukan tindakan perawatan kaki yang kurang baik.

5.1.5. Hubungan antara Efikasi Diri Terhadap Tindakan Perawatan Kaki pada Pasien DM Tipe 2

Efikasi diri dalam melakukan tindakan perawatan kaki sangat penting dilakukan, jika tidak akan dapat menimbulkan penyakit yang serius yang dapat mengakibatkan kecacatan dan kemungkinan amputasi pada kaki yang

(64)

Tabel 5.10. Hubungan antara Efikasi Diri Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik

Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Efikasi Diri

Baik 42 24 66

Kurang Baik 29 5 34

Jumlah 71 29 100 (p < 0,05 ; p = 0,024).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan tindakan perawatan kaki (p < 0,05 ; p = 0,024).

5.1.6. Hubungan Karakteristik Demografi Responden Terhadap Efikasi Diri pada Pasien DM Tipe 2

Untuk keterangan tentang hubungan karakteristik demografi responden terhadap efikasi diri dalam penelitian ini, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.11. Hubungan antara Klasifikasi Umur Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Efikasi Diri Jumlah Baik Kurang Baik

Klasifikasi Umur

Dewasa Akhir 1 1 2

Lansia Awal 21 5 26

Lansia Akhir 29 22 51

Manula 15 6 21

(65)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara klasifikasi umur dengan efikasi diri (p < 0,05 ; p = 0,177).

Tabel 5.12. Hubungan antara Jenis Kelamin Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Efikasi Diri Jumlah Baik Kurang Baik

Jenis Kelamin

Laki-Laki 19 11 30

Perempuan 47 23 70

Jumlah 66 34 100 (p < 0,05 ; p = 0,712).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan efikasi diri (p < 0,05 ; p = 0,712).

Tabel 5.13. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik

Medan

Efikasi Diri Jumlah

Baik Kurang Baik Tingkat

Pendidikan

Tidak Bersekolah

0 0 0

SD 1 4 5

SMP 2 1 3

SMA 21 16 37

PT/Akademik 42 13 55

(66)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan efikasi diri (p < 0,05 ; p = 0,033).

Tabel 5.14. Hubungan antara Status Pekerjaan Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

Efikasi Diri Jumlah Baik Kurang Baik

Status Pekerjaan

Tidak Bekerja 24 20 44

Petani/Pedagang/Buruh 17 6 23

PNS/TNI/POLRI 19 6 25

Lain-Lain 6 2 8

Jumlah 66 34 100 (p < 0,05 ; p = 0,202).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan dengan efikasi diri (p < 0,05 ; p = 0,202).

Tabel 5.15. Hubungan antara Status Sosioekonomi Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik

Medan

Efikasi Diri Jumlah Baik Kurang Baik

Status Sosioekonomi

< Rp.2.037.000 18 5 23

Rp.2.037.000 - Rp.4.000.000

34 21 55

> Rp.4.000.000 14 8 22

Jumlah 66 34 100

(67)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status sosioekonomi dengan efikasi diri (p < 0,05 ; p = 0,363).

Tabel 5.16. Hubungan antara Status Pernikahan Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik

Medan

Efikasi Diri Jumlah Baik Kurang Baik

Status Pernikahan

Menikah 64 33 97

Tidak Menikah

2 1 3

Janda/Duda 0 6 0

Jumlah 66 34 100 (p < 0,05 ; p = 0,980).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status pernikahan dengan efikasi diri (p < 0,05 ; p = 0,980).

Tabel 5.17. Hubungan antara Lama Menderita DM Terhadap Efikasi Diri Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik

Medan

Efikasi Diri Jumlah Baik Kurang Baik

Lama Menderita

DM

≤ 10 Tahun 63 27 90

> 10 Tahun 3 7 10

Jumlah 66 34 100

(68)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita DM dengan efikasi diri (p < 0,05 ; p = 0,011).

5.1.7. Hubungan Karakteristik Demografi Responden Terhadap Tindakan Perawatan Kaki pada Pasien DM Tipe 2

Untuk keterangan tentang hubungan karakteristik demografi responden terhadap tindakan perawatan kaki dalam penelitian ini, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.18. Hubungan antara Klasifikasi Umur Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji

Adam Malik Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Klasifikasi Umur

Dewasa Akhir 2 0 2

Lansia Awal 18 8 26

Lansia Akhir 36 15 51

Manula 15 6 21

Jumlah 71 29 100 (p < 0,05 ; p = 0,834).

(69)

Tabel 5.19. Hubungan antara Jenis Kelamin Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik

Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Jenis Kelamin

Laki-Laki 14 16 30

Perempuan 57 13 70

Jumlah 71 29 100 (p < 0,05 ; p = 0,000).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tindakan perawatan kaki (p < 0,05 ; p = 0,000).

Tabel 5.20. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji

Adam Malik Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Tingkat Pendidikan

Tidak Bersekolah

0 0 0

SD 4 1 5

SMP 3 0 3

SMA 24 13 37

PT/Akademik 40 15 55

(70)

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tindakan perawatan kaki (p < 0,05 ; p = 0,536).

Tabel 5.21. Hubungan antara Status Pekerjaan Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji

Adam Malik Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Status Pekerjaan

Tidak Bekerja 40 4 44

Petani/Pedagang/Buruh 11 12 23

PNS/TNI/POLRI 14 11 25

Lain-Lain 6 2 8

Jumlah 71 29 100 (p < 0,05 ; p = 0,001).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan dengan tindakan perawatan kaki (p < 0,05 ; p = 0,001).

Tabel 5.22. Hubungan antara Status Sosioekonomi Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji

Adam Malik Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Status Sosioekonomi

< Rp.2.037.000 19 4 23

Rp.2.037.000 - Rp.4.000.000

43 12 55

(71)

Jumlah 71 29 100

(p < 0,05 ; p = 0,002).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status sosioekonomi dengan tindakan perawatan kaki (p < 0,05 ; p = 0,002).

Tabel 5.23. Hubungan antara Status Pernikahan Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji

Adam Malik Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Status Pernikahan

Menikah 70 27 97

Tidak Menikah

1 2 3

Janda/Duda 0 6 0

Jumlah 71 29 100 (p < 0,05 ; p = 0,144).

(72)

Tabel 5.24. Hubungan antara Lama Menderita DM Terhadap Tindakan Perawatan Kaki Pada Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji

Adam Malik Medan

Tindakan Perawatan Kaki Jumlah Baik Kurang Baik

Lama Menderita

DM

≤ 10 Tahun 67 23 90

> 10 Tahun 4 6 10

Jumlah 71 29 100

(p < 0,05 ; p = 0,023).

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita DM dengan tindakan perawatan kaki (p < 0,05 ; p = 0,023).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Karakteristik Demografi Responden pada Pasien DM Tipe 2

(73)

sebanyak 30 orang (30%). Hasil penelitian ini mendukung penelitian Kott (2008) yang menjelaskan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kusniawati (2011) yang menjelaskan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (61%). Berdasarkan teori, hal ini disebabkan karena beberapa faktor resiko, seperti obesitas, kurang aktivitas atau latihan fisik, genetik, usia dan riwayat DM saat hamil, sehingga menyebabkan tingginya kejadian DM pada perempuan (PERKENI, 2011).

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pasien DM tipe 2 memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Responden paling banyak merupakan tamatan PT/Akademik sebanyak 55 orang (55%), dan paling sedikit adalah tamatan SMP sebanyak 3 orang (3%). Begitu juga hasil penelitian Yuntari (2011) dimana dari 48 responden terdapat tamatan SMA sebanyak 41,7% dan tamatan Akademi/PT sebanyak 22,9% dan sisanya adalah tamatan SMP dan SD. Menurut Perry (2005), tingkat pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang tentang kesehatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, termasuk melakukan tindakan perawatan kaki pada penderita diabetes melitus. Menurut Notoatmodjo (2010) secara teori, tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan perubahan perilaku kesehatan.

(74)

tidak bekerja dapat menggunakan waktu yang ada untuk memperlihatkan kondisi kesehatannya, sehingga mampu melakukan perawatan diri diabetesnya.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pasien DM tipe 2 memiliki tingkat penghasilan keluarga perbulan antara Rp.2.037.000 hingga Rp.4.000.000 yaitu sebanyak 55 orang (55%), selanjutnya penghasilan lebih dari Rp.4.000.000 sebanyak 22 orang (22%), dan penghasilan perbulan kurang dari Rp.2.037.000 sebanyak 23 orang (23%). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bai et al., (2009) menyatakan bahwa status sosioekonomi (tingkat penghasilan) berpengaruh positif terhadap perawatan kaki pasien DM tipe 2. Hal ini demikian karena sebagian responden menyatakan bahwa pemeriksaan kadar gula darah, menyiapkan makanan khusus diet, obat-obatan DM dan insulin membutuhkan biaya yang cukup besar untuk menyediakannya sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi di kemudian hari. Butler (2002) menyatakan bahwa status sosioekonomi mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan perawatan diri DM. Dengan keterbatasan finansial akan membatasi pasien untuk melakukan perawatan diri sehingga mengganggu terapi medis dan perawatan DM. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Yusra (2011) yang menyatakan bahwa pasien DM dengan penghasilan baik berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kontrol glikemik.

Sebagian besar responden dalam penelitian ini telah menikah yaitu 97 orang (97%) dan hanya 3 orang (3%) yang tidak menikah. Berdasarkan penelitian Ariani (2011) ternyata bahwa semua responden dalam penelitian telah menikah dan sebagian besar (78,2%) masih memiliki pasangan. Widhiarsi (2012) juga menyatakan bahwa sebanyak 43 orang (87,8%) telah menikah dan ternyata responden yang masih berstatus bernikah dapat melakukan kunjungan pemeriksaan di poliklinik rawat jalan banyak ditemani oleh pasangan hidup. Menurut Setiadi (2008), ternyata semua responden telah menikah dan ternyata dukungan keluarga dapat berpengaruh pada perilaku perawatan DM.

(75)

penelitian ini sejalan dengan penelitian Ariani (2011), yang menyatakan lama menderita DM tipe 2 yang dialami responden adalah rata-rata 6 tahun. Hal ini sesuai dengan teori dimana pengalaman selama sakit dan mekanisme koping dapat meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam melakukan aktivitas dan melakukan perawatan dirinya termasuk perawatan kaki (Wu et al., 2006). Sepanjang waktu seiring dengan lamanya penyakit yang dialami, pasien juga dapat belajar bagaimana seharusnya melakukan pengelolaan penyakitnya dan pengalaman langsung pasien merupakan sumber utama terbentuknya efikasi diri (Bandura, 1997). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Bai et al., (2009) yang menyatakan bahwa kebanyakan pasien dalam penelitiannya telah menderita DM lebih dari 10 tahun dan lama menderita DM berhubungan secara positif terhadap perawatan diri pasien DM.

5.2.2. Efikasi Diri pada Pasien DM Tipe 2

Konsep efikasi diri telah dikembangkan oleh Albert Bandura sebagai teori sosial kognitif pada tahun 1977. Efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengelola penyakit kronis secara mandiri, karena menentukan seseorang apakah akan memulai atau tidak untuk melakukan perawatan dirinya. Efikasi diri adalah prediktor kuat terhadap perilaku manajemen diri DM, seseorang yang hidup dengan DM yang memiliki tingkat efikasi diri yang lebih tinggi akan berpartisipasi dalam perilaku pengelolaan diri DM yang lebih baik.

(76)

seseorang dapat berubah dari waktu ke waktu sehingga masing-masing pasien memiliki tingkat efikasi diri yang berbeda.

Berdasarkan pendapat peneliti, pada penelitian ini tingkat efikasi diri yang tinggi pada responden menunjukkan bahwa responden telah memiliki keyakinan diri yang tinggi serta mampu berpartisipasi aktif dalam melakukan perawatan diri diabetes secara maksimal. Hal ini dapat disebabkan karena edukasi yang sudah baik diberikan dokter dan dapat dipahami dengan baik oleh pasien, hal ini dapat disebabkan tingkat pendidikan responden yang cukup sehingga dapat menangkap setiap hal yang disampaikan oleh dokternya dengan baik, serta adanya kemauan dan kesadaran tinggi pasien tentang penyakitnya.

5.2.3. Tindakan Perawatan Kaki pada Pasien DM Tipe 2

Perawatan kaki pada pasien DM merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki diabetes. Perawatan kaki yang teratur akan mencegah atau mengurangi terjadinya komplikasi kronik pada kaki. Perawatan kaki pada pasien DM tipe 2 merupakan salah satu manajemen perawatan diri yang bertujuan untuk menghindari terjadinya ulkus diabetik yang dapat terjadi pada kaki. Hal yang menjadi penyebab seorang pasien dengan DM beresiko lebih tinggi mengalami masalah pada kaki yaitu sirkulasi darah kaki dari tungkai yang menurun, berkurangnya perasaan pada kedua kaki, dan berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa 71 responden (71%) yang memiliki tindakan perawatan kaki yang baik, sedangkan 29 responden (29%) memiliki tindakan perawatan kaki yang kurang baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rakesh et al., (2013) melaporkan bahwa 67% responden memiliki tindakan perawatan kaki yang baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Desalu et al., (2009) di Nigeria melaporkan bahwa hanya 10,2% responden yang memiliki tindakan perawatan kaki yang baik dan sisanya memiliki tindakan perawatan kaki yang buruk.

Gambar

Tabel 3.1.   Definisi Operasional
Tabel 5.1.  Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Poliklinik
Tabel 5.4.  Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan di
Tabel 5.6.  Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pernikahan di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya, Pemberi Kuasa dengan ini memberikan dan menjamin segala perkataan Penerima Kuasa sebagai perkataan Pemberi Kuasa yang benar dan sah secara hukum dalam bertindak,

The Laboratory for Photogrammetry &amp; Laser Scanning of the HafenCity University Hamburg has developed a VM for the museum of Old-Segeberg town house (Alt-Segeberger Bürgerhaus)

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W3, 2017 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Bagi penerima kuasa yang diberikan wewenang oleh pemegang saham untuk mengeluarkan suara tidak setuju atau suara blangko tetapi pada waktu pengambilan keputusan

It presents a 3D- Reflection-Pre-Filter Approach to identify specular reflective and transparent objects in point clouds of a multi-echo laser scanner.. Furthermore, it filters

Tanpa mencantumkan NPWP, dividen tunai yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Badan Dalam Negeri tersebut dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 30% (tiga puluh persen). Bagi

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS RENDAH

[r]