• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPOO PANTENE

(Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang)

Oleh Syifa Fauziyyah NIM : 207081000547

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHAMPOO PANTENE

(Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu Ceper Tangerang)

Oleh Syifa Fauziyyah NIM : 207081000547

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Syifa Fauziyyah

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Tegal, 17 April 1989

3. Agama : Islam

4. Status : Belum Menikah

5. Alamat : Jl. Adi Sucipto No. 29 RT. 02 / RW. 03

Kel. Pajang Kec. Benda Kota Tangerang

6. Kewarganegaraan : Indonesia

B. Data Pendidikan Formal

1. 1995 – 2001 : SDN Sidapurna 01 Tegal

2. 2001 – 2004 : MTS Mambaul’ulum Tangerang

3. 2004 – 2007 : SMA Mambaul’ulum Tangerang

C. Data Keluarga

1. Ayah : Nasirudin

2. Ibu : Nuripah

(8)

iii ABSTRACT

This research aims to analyze the influence of attributes products and brand trust on purchase decision of Pantene Shampoo in regions Batu Ceper Tangerang.

Convenience sampling method has been selected to obtain data required at this study. The research utilizes overall of 60 respondents of Batu Ceper Tangerang society, who buy and use Pantene Shampoo periodicaly.

The analytical method of this research is the multiple regression method. The result shows that attributes products and brand trust simultaneosly and partially have significant influence on purchase decision

(9)

iv ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atribut produk dan kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian Sampo Pantene di daerah Batu Ceper Tangerang.

Metode convenience sampling telah dipilih untuk memperoleh data dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan 60 responden dan keseluruhan responden adalah masyarakat Batu Ceper Tangerang yang sudah membeli dan menggunakan Sampo Pantene.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut produk dan kepercayaan merek secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(10)

v

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahhirobbil alamin... Segala Puji dan Syukur Kepada ALLAH SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya, yang senantiasa memberi petunjuk, kekuatan lahir dan batin, serta kesehatan. Sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata Satu Program Studi Manajemen Pemasaran pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis sangat sadar akan segala kekurangan yang penulis miliki, tetapi dengan seijin ALLAH SWT, kerja keras, doa, dan dukungan yang tiada henti yang diberikan oleh keluarga, teman-teman, dan dosen pembimbing. Akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan, rasa terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu berusaha keras menjadikan saya anak yang terbaik, walau dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Ya ALLAH... berikanlah nikmat yang sebesar-besarnya untuk mereka, hanya nikmat-Mu yang sederajat untuk mereka, sebagai balasan dari apa-apa yang mereka berikan kepada saya.

2. Bpk. Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing I, atas masukan-masukan yang telah diberikan kepada saya selama membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

4. Bpk. Ade Suherlan, MBA, MM selaku Dosen Pembimbing II, atas masukan-masukan yang telah diberikan kepada saya selama membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah atas semua curahan ilmu, bantuan, dan pelayanannya.

(11)

vi

7. Buat teman-teman manajemen angkatan 2007, baik yang sudah lulus duluan dan yang sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas kebersamaannya selama perkuliahan, semoga pertemanan kita tetap berlanjut sampai tua.

8. Buat Catur Setiabudi SE yang selalu menemani dan mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga kita tetap bisa sama-sama selama mungkin. Amin...

9. Buat teman-teman seperjuangan dibawah pohon rindang (DPR)... Catur SE, Reyhan SE, Rury Atma SE, Sigit SE, Syaihu SE, Hadi SE, Joko SE, Halim SE, Adi SE, Ardi, Rurry, Ari, Tomy, Fajri, Rahmat, Angga. Dan buat wanita yang menghiasi indahnya pohon rindang, Hilwah SE dan Rahma SE. Semoga kita dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Amin...

10.Serta untuk pihak-pihak lain yang turut serta membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu... Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan, namun penulis berharap semoga sumbangan pemikiran yang penulis sampaikan dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Wassalammualaikum Wr. Wb

Jakarta, 3 Mei 2013 Penulis

(12)

vii

H. Keputusan Pembelian ... 25

I. Penelitian Terdahulu ... 27

J. Kerangka Pemikiran ... 30

K. Hipotesis ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

B. Metode Pengumpulan Sampel ... 32

C. Metode Pengumpulan Data ... 33

(13)

viii

2. Data Sekunder ... 33

D. Metode Analisis Data ... 34

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

a. Uji Validitas ... 35

b. Uji Reliabilitas ... 35

2. Uji Asumsi Klasik ... 36

a. Uji Multikolinieritas ... 36

b. Uji Normalitas ... 36

c. Uji Heterokedastisitas ... 37

3. Uji Regresi ... 38

a. Analisis Regresi Linier Berganda ... 38

b. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 39

c. Uji Simultan (Uji F) ... 39

d. Uji Parsial (Uji t) ... 40

E. Operasional Variabel Penelitian ... 41

1. Variabel Penelitian ... 41

2. Definisi Operasional ... 41

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat P&G (Procter & Gamble) Company ... 43

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 43

2. Sejarah P&G Indonesia Tbk ... 43

3. Visi dan Misi P&G Indonesia Tbk ... 44

3. Karakteristik Responden ... 47

4. Penilaian Responden ... 48

5. Uji Asumsi Klasik ... 63

a. Uji Multikolinieritas ... 63

b. Uji Normalitas... ... 65

c. Uji Heterokedastisitas ... 66

C. Uji Regresi…... 68

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 68

2. Koefisien Determinasi (R2) ... 69

3. Uji Simultan (Uji F) ... 71

4. Uji Parsial (Uji t) ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 74

B. Implikasi ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(14)

ix

4.5 Jawaban Responden Mengenai Harga Yang Terjangkau... ... 49

4.6 Jawaban Responden Mengenai Kesesuaian Harga Dengan Produk .... 49

4.7 Jawaban Responden Mengenai Merek Yang Mudah Diingat ... 50

4.8 Jawaban Responden Mengenai Merek Terkenal Di Masyarakat ... 50

4.9 Jawaban Responden Mengenai Kemasan Yang Menarik ... 51

4.10 Jawaban Responden Mengenai Mempunyai Ciri Khas Tersendiri ... 51

4.11 Jawaban Responden Mengenai Mudah (Praktis) Untuk Dibawa ... 52

4.12 Jawaban Responden Mengenai Performance (Fungsi Utama Produk) 52 4.13 Jawaban Responden Mengenai Features (Kelengkapan Atau Tambahan) ... 53

4.14 Jawaban Responden Mengenai Keandalan (Kemampuan Selalu Dalam Keadaan Baik Atau Siap Pakai) ... 53

4.15 Jawaban Responden Mengenai Prediksi Merek ... 54

4.16 Jawaban Responden Mengenai Reputasi Merek ... 54

4.17 Jawaban Responden Mengenai Kompetensi Merek……... ... 55

4.18 Jawaban Responden Mengenai Reputasi Perusahaan ... .... 55

4.19 Jawaban Responden Mengenai Motivasi Perusahaan Yang Diinginkan ... 56

4.20 Jawaban Responden Mengenai Integritas Suatu Perusahaan ... 56

4.21 Jawaban Responden Mengenai Kemiripan Antara Emosional Dengan Kepribadian Merek ... 57

4.22 Jawaban Responden Mengenai Kesukaan Terhadap Merek ... 57

(15)

x

4.24 Jawaban Responden Mengenai Mengenali Kebutuhan ... 59

4.25 Jawaban Responden Mengenai Mencari Informasi Dari Sumber Pribadi ... 59

4.26 Jawaban Responden Mengenai Mencari Informasi Dari Sumber Lain Atau Umum ... 60

4.27 Jawaban Responden Mengenai Membandingkan Harga ... 60

4.28 Jawaban Responden Mengenai Membandingkan Kualitas ... 61

4.29 Jawaban Responden Mengenai Pembelian Produk Oleh Konsumen ... 61

4.30 Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Setelah Membeli ... 62

4.31 Jawaban Responden Mengenai Melakukan Pembelian Ulang ... 62

4.32 Jawaban Responden Mengenai Merekomendasikan Kepada Orang Lain ... 63

4.33 Hasil Uji Multikolinieritas ... 64

4.34 Nilai Korelasi Antar Variabel Independen ... 64

4.35 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 68

4.36 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 69

4.37 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 70

4.38 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 71

(16)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 79

2. Data Mentah Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 83

3. Data Mentah Analisis Regresi Linier Berganda ... 85

4. Distribusi Frekuensi Penilaian Responden ... 90

5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97

6. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 100

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi seperti saat ini, banyak bermunculan berbagai jenis

usaha baru dengan persaingan yang semakin ketat. Hal ini membuat setiap

perusahaan harus memutar otak untuk bisa bertahan dan bersaing dalam dunia

usaha. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan perubahan zaman, setiap

perusahaan harus mampu memanfaatkan segala peluang yang ada, agar usaha

mereka bisa tetap bertahan dan semakin berkembang. Jika mereka tidak

mampu memanfaatkan peluang yang ada, maka dapat dipastikan mereka akan

tertinggal dan harus gugur dari dunia persaingan usaha yang sengit ini. Hal ini

jelas berpengaruh terhadap lingkungan pemasaran itu sendiri.

Dengan semakin berkembangnya lingkungan pemasaran tersebut, akan

mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di dalam diri konsumen. Hal

ini menunjukkan betapa pentingnya peran pemasaran dalam dunia usaha,

karena perkembangan usaha saat ini telah diwarnai dengan berbagai macam

persaingan di segala bidang, khususnya pemasaran yang selalu membutuhkan

pemikiran segar tentang cara beroperasi dan bersaing dalam perekonomian

baru (Kotler, 2005:38).

Agar dapat bertahan ditengah persaingan yang makin sengit, perusahaan

setidaknya harus melakukan langkah-langkah berikut (Sulaksana, 2007:3):

1. Merumuskan kebutuhan konsumen.

(19)

2 3. Positioning produk baru atau repotitioning produk lama untuk memenuhi

kebutuhan tersebut.

4. Mengembangkan strategi pemasaran untuk mengkomunikasikan dan

menyampaikan benefit produk.

5. Mengevaluasi efektifitas strategi.

6. Memastikan tanggung jawab sosial perusahaan, jangan sampai strategi

tersebut menyesatkan atau menipu konsumen.

Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan dalam menghadapi pesaing. Karena pemasaran adalah proses sosial

yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai kepada pihak lain

(Kotler, 2005:10).

Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan penjualan produk yang optimal, maka

kegiatan pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum

meluncurkan produknya, perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui

apa yang dibutuhkan oleh konsumen dalam memilih produk yang baik dan

aman, khususnya dalam pemilihan sampo. Sampo merupakan suatu

kebutuhan bagi masyarakat, karena hampir setiap hari mereka lakukan untuk

menjaga agar rambut mereka tetapbersihdan sehat. Dengan semakin

banyaknya jenis dan merek yang beredar di pasaran, konsumen akan semakin

jeli dan kritis dalam memilih shampoo yang ada. Konsumen akan

(20)

3 Atribut produk sangatlah penting untuk diperhatikan, karena atribut

produk biasanya dijadikan dasar oleh konsumen dalam pembelian sebuah

produk, dalam melakukan pembelian konsumen akan bereaksi terhadap

produk dengan segala atribut yang melekat di dalamnya. Menurut Stanton

dalamSantosa (2012:44), produk dapat dirumuskan sebagai sekumpulan

atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya

kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi

penjualan. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat dan memikirkan

berbagai atribut produk yang menarik, agar konsumen lebih tertarik untuk

melakukan pembelian terhadap produk mereka.

Selain atribut produk, faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen adalah kepercayaan merek. Lau dan Lee dalam Diosi

dan Purwanto (2006:502) menyatakan bahwa kepercayaan terhadap merek

adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala risikonya,

karena adanya harapan yang dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil

yang positif bagi konsumen. Kepercayaan terhadap merek mempunyai

berbagai aspek yang menjadi pedoman konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian.

Oleh karena itu, jika seorang pemasar mampu mengidentifikasi

kebutuhan konsumen dengan baik, dengan merumuskan atribut-atribut

produk yang bernilai serta menetapkan merek yang dapat dipercaya

konsumen, maka produk tersebut akan diminati dan konsumen akan

memutuskan untuk membeli produk tersebut.

Setiap perusahaan harus semaksimal mungkin menciptakan produk yang

(21)

4 keputusan pembelian terhadap produk mereka. Keputusan pembelian

merupakan pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan

pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan

kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal (Sutisna, 2002 dalam Yuliana, 2009:2).

Untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, setiap

perusahaan harus berusaha untuk menciptakan keunggulan kompetitif agar

mampu bertahan dan sekaligus mampu memenangkan persaingan dengan

produk sejenis yang dimiliki oleh pesaing. Hal inilah yang dilakukan oleh

perusahaan P&G (Procter & Gamble) dengan produk Pantene, dalam menghadapi ketatnya persaingan yang datang dari para pesaingnya. Baik

yang datang dari pesaing lama maupun pesaing baru yang dapat mengancam

pertumbuhan pangsa pasar produk mereka.

Pantene merupakan produk sampo dengan formula khusus terdapat pro

vitamin B5 yang berfungsi menguatkan rambut. Vitamin memberikan lapisan

pelindung tambahan bagi kutikula yang mengalami kerusakan akibat faktor

cuaca, kimiawi, khususnya pada bagian yang rusak. Dalam 14 hari rambut

bertransformasi menjadi lebih sehat, mudah diatur, lembut lurus, tidak kusut,

dan lebih bercahaya. Rangkaian produk Pantene baru kini hadir dalam lima

varian, yakni Pantene Total Care, Pantene Hair Fall Control, Pantene Smoot and Silky, Pantene Nourised, dan Pantene Long Black (Kangklinsman, 2011). Saat ini produk Pantene telah menjadi Top Leader kategori Shampoo dalam penilaian Top Brand Index tahun 2012 yang selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010 – 2012. Hal ini dapat dilihat dalam tabel. 1.1

(22)

5

Tabel. 1.1

Top Brand IndexSHAMPOO

2010 2011 2012

Merek TBI Merek TBI Merek TBI

Sunsilk 25,9 % Sunsilk 25,8 % Pantene 29,2 % TOP Clear 20,8 % Pantene 24,2 % Sunsilk 20,5 % TOP Pantene 20,1 % Clear 21,0 % Clear 20,3 % TOP

Lifebouy 12,2 % Lifebuoy 10,7 % Lifebuoy 11,2 %

Rejoice 6,5 % Rejoice 6,0 % Rejoice 6,1 %

Dove 5,5 % Dove 5,2 % Dove 5,5 %

Zinc 3,5 % Zinc 3,2 % Zinc 2,3 %

www.topbrand-award.com(survei tahun 2010 - 2012)

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi pada

produk Pantene tiap tahunnya menjadi bukti nyata bahwa Pantene telah

menjadi pilihan utama bagi konsumen dalam memilih produk shampoo.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis mengambil judul

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan

Pembelian Sampo Pantene (Studi Kasus Pada Masyarakat Daerah Batu

Ceper Tangerang”.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah atribut produk dan kepercayaan merek berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian?

2. Apakah atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian?

3. Apakah kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan

(23)

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh atribut produk dan kepercayaan

merek terhadap keputusan pembelian.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh atribut produk terhadap

keputusan pembelian.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepercayaan merek terhadap

keputusan pembelian.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang pemasaran agar

dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari bangku

kuliah dalam praktik sesungguhnya di lapangan, khususnya yang berkaitan

dengan penelitian ini.

2. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur untuk penelitian lebih

lanjut bagi yang berminat. Dan dapat digunakan sebagai bahan

pembanding untuk penelitian yang relevan dan dapat menambah ilmu

pengetahuan, wawasan, dan penambah ilmu kepustakaan di bidang

pemasaran.

3. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan suatu informasi dan bahan pertimbangan oleh

perusahaan dalam menetapkan manajemen strategi pemasaran pada pasar

(24)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan

jasa yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 2005:10).

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler (2005:10)

mendefinsikan pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan

pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang, dan

jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu

dan organisasi.

Sedangkan Dibb, et al dalam Tjiptono (2006:2) mendefinisikan

pemasaran sebagai aktivitas individual dan organisasional yang memfasilitasi

dan memperlancar hubungan pertukaran yang saling memuaskan dalam

lingkungan yang dinamis melalui pengembangan, distribusi, promosi, dan

penetapan harga barang, jasa, dan gagasan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah suatu proses kegiatan yang pada dasarnya berperan sebagai

penghubung antara keinginan dan permintaan akan barang dan jasa yang

(25)

8

B. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran

organisasi adalah perusahaan lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam

menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada

pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran menurut Kotler (2005:22)

terdiri dari empat pilar, yaitu:

1. Pasar Sasaran

Perusahaan akan berhasil secara gemilang bila mereka secara cermat

memilih sejumlah pasar sasaran dan mepersiapkan program pemasaran

yang dirancang khusus untuk masing-masing pasar tersebut.

2. Kebutuhan Pelanggan

Perusahaan dapat mendefinisikan pasar sasaran tetapi gagal memahami

kebutuhan pelanggan secara akurat. Memahami kebutuhan dan keinginan

tidak selalu sederhana. Beberapa pelanggan memiliki kebutuhan yang

tidak sepenuhnya mereka sadari, atau mereka tidak dapat mengungkapkan

dengan kata-kata kebutuhan itu, atau mereka menggunakan kata-kata yang

memerlukan penafsiran.

3. Pemasaran Terpadu dan Terintegrasi

Pemasaran terpadu biasa terjadi dua level, yaitu:

a. Beberapa fungsi pemasaran-tenaga penjualan, periklanan, pelayanan

pelanggan, manajemen produk, riset pemasaran harus bekerja sama.

Semua fungsi itu harus dikoordinasi berdasarkan sudut pandang

(26)

9 b. Pemasaran harus menjadi bagian departemen lain, departemen lain

harus juga memikirkan pelanggan. Menurut David Packard dari

Hewlett-Packard, pemasaran itu sangat penting sehingga jangan hanya

ditangani oleh departemen pemasaran, pemasaran bukan departemen

tetapi lebih merupakan orientasi perusahaan.

4. Kemampuan Mengahasilkan Laba

Tujuan akhir konsep pemasaran adalah membantu organisasi untuk

mencapai tujuan organisasi. Dalam kasus perusahaan swasta, tujuan utama

laba adalah bisa bertahan hidup dan menarik cukup dana, guna melakukan

pekerjaan yang bermanfaat. Perusahaan swasta seharusnya tidak bertujuan

meraup laba saja, melainkan pendapatan laba sebagai akibat dari

penciptaan nilai pelanggan yang unggul. Perusahaan menghasilkan uang

karena memenuhi kebutuhan pelanggan yang baik dari pesaingnnya.

C. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu dalam memilih pasar

sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul (Kotler dan Keller, 2008:5).

Sedangkan menurut Kotler (2001:18), manajemen pemasaran adalah

analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program

yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran

yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan

(27)

10 Menurut Kotler dan A.B Susanto (2000:19), manajemen pemasaran

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian

harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang, jasa, dan gangguan untuk

menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan

pelanggan dan organisasi.

Dari definisi ahli ekonomi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya manajemen pemasaran adalah suatu proses kegiatan pemasaran

dalam menciptakan suatu produk barang atau jasa yang dapat memenuhi dan

memuaskan kebutuhan konsumen.

D. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (marketing mix) adalah istilah yang dipakai untuk

menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah

organisasi. Keempat unsur tersebut adalah penawaran produk/jasa, struktur

harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi (William J.Stanton dalam

Yonaldi, 2011:83).

Menurut Candra (2012:167) bauran pemasaran merupakan sekelompok

variabel yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi/lokasi yang

dapat dilaksanakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan akan

produknya.

Elemen-elemen yang terdapat dalam marketing mix adalah: 1. Produk (Product)

(28)

11

acquisition, use, or consumption and that might satisfy a want or need”.

Artinya, produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkan perhatian, pembelian, penggunaan atau pemakaian, dan

dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk yang berwujud

umumnya disebut dengan barang, sedangkan produk yang tidak berwujud

sering disebut dengan jasa.

2. Harga (Price)

Harga menjadi sangat penting, karena akan berpengaruh luas terhadap

perusahaan. Pengaruh yang ditimbulkan adalah (Angipora dalam Candra,

2012:169): a) Harga merupakan penentu bagi permintaan pasar. b) Harga

dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan mempengaruhi

market share. c) Harga akan memberikan hasil maksimal dengan

menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih. d) Harga barang

juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan.

3. Promosi (Promotion)

Promosi menurut Siswanto Sitajo dalam Yonaldi (2011:88) adalah

kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan manfaat produk pada

pembeli dengan harapan tergerak hatinya dan secara sukarela membeli

produk tersebut. Komponen promosi meliputi kegiatan periklanan,

promosi penjualan, personal selling, dan publikasi. 4. Distribusi/Lokasi (Place)

Menurut Hurriyati dalam Candra (2012:170) dalam pemilihan tempat atau

(29)

12 berikut: a) Akses, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana

transportasi umum. b) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat

dengan jelas dari tepi jalan. c) Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu banyaknya orang yang berlalu lalang

dapat memberi peluang besar terjadinya impulse buying, kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat pula menjadi hambatan. d) Tempat parkir yang

luas dan aman. e) Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan

usaha dikemudian hari. f) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang

mendukung jasa yang ditawarkan. g) Persaingan, yaitu lokasi pesaing. h)

Peraturan pemerintah.

E. Produk dan Atribut Produk 1. Produk

Pride dan Ferrell dalam Tjiptono (2006:88) mendefinisikan produk

sebagai serangkaian atribut tangible (nyata) dan intangible (tidak nyata), termasuk manfaat atau utilitas fungsional, sosial, dan psikologis.

Sedangkan menurut Kotler (2000:448), produk didefinisikan sebagai

segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan.

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan (Saladin dalamHudi, 2008:103).

Hudi (2008:103) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu

(30)

13 mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala

sesuatu yang berbentuk penawaran dari sesorang atau perusahaan yang

mempunyai manfaat baik berupa benda nyata maupun benda abstrak yang

tidak berwujud yang tujuannya untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhan konsumen.

Menurut Kotler (2000:449) dalam merencanakan tawaran pasar,

pemasar harus berfikir melalui lima level/tingkatan produk, yaitu:

a. Manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan.

b. Produk dasar (basic product), yaitu produk dasar yang mampu

memenuhi fungsi produk yang paling dasar.

c. Produk yang diharapkan (expected product), yaitu serangkaian atribut

dan kondisi yang biasanya diharapkan oleh para pembeli ketika

membelli produk itu.

d. Produk yang ditingkatkan (augmented product) yang melampaui

harapan pelanggan.

e. Produk potensial (potential product), yang mencakup semua

peningkatan dan transformasi yang pada akhirnya akan dialami produk

tersebut di masa depan.

Kotler (2005:361) mengatakan bahwa produk memiliki siklus hidup

(31)

14 a. Produk memiliki umur

b. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang khas, masing-masing

memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi

penjualnya.

c. Laba naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus

hidup produk.

d. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur,

pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap

siklus hidupnya.

Siklus kehidupan produk ini terdiri dari empat tahap, yaitu (Tjiptono,

2006:116):

a. Tahap Perkenalan

Produk baru biasanya membutuhkan biaya besar untuk perancangan,

produksi, dan peluncurannya. Tak jarang berbagai masalah muncul

dalam tahap ini. Umumnya orang segan dan sangat berhati-hati dalam

mencoba sesuatu yang baru, terutama jasa baru yang sifatnya

intangible (tidak nyata) dan tidak memungkinkan evaluasi atau uji coba sebelum konsumsi. Oleh sebab itu, penjualan biasanya rendah

dan pertumbuhannya lambat, serta terbatas pada mereka yang suka

mencoba produk baru atau mereka yang meyakini bakal mendapat

status atau manfaat khusus lewat produk baru.

b. Tahap Pertumbuhan

Produk baru tersebut telah diuji atau dicoba dan masalah-masalah yang

(32)

15 menyadari manfaat produk dan menyukainya. Karena itu, penjualan

mulai meningkat pesat dan para pesaing mulai memasuki pasar yang

sama.

c. Tahap Kedewasaan

Meskipun penjualan mencapai titik puncak, pertumbuhan pasar mulai

melambat dan cenderung menurun. Sebagian besar konsumen potensial

telah mengadopsi dan mengkonsumsi produk tersebut. Di lain pihak,

banyaknya jumlah pesaing dalam industri menyebabkan persaingan

harga tak terelakkan. Pesaing-pesaing yang lemah satu demi satu mulai

tersingkir.

d. Tahap Penurunan

Sedangkan dalam tahap ini penjualan semakin merosot dikarenakan

perubahan selera konsumen, produk substitusi mulai diterima

konsumen, atau perubahan teknologi. Organisasi jasa yang tidak

sanggup bertahan akan keluar dari arena persaingan.

2. Atribut Produk

Menurut Stanton dalam Santosa (2012:44), produk dapat dirumuskan

sebagai sekumpulan atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,

termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek

ditambah dengan jasa dan reputasi penjualan.

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting

oleh konsumen dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian

(33)

16 produk adalah bagian dari strategi produk yang dapat dikontrol langsung

oleh produsen, sebagai suatu rangsangan yang diperhatikan dan dievaluasi

oleh konsumen dalam proses pembuatan keputusan.

Atribut produk adalah salah satu komponen sifat-sifat produk yang

secara bersama-sama memuaskan kebutuhan seseorang, baik yang kentara

maupun yang tidak kentara seperti warna, pembungkus, harga, prestise,

manfaat, dan sebagainya (Asri dalam Hudi, 2008:103).

Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa atribut produk adalah

bagian penting dari strategi produk yang dapat dikontrol langsung oleh

produsen sebagai suatu rangsangan yang perlu diperhatikan dan dievaluasi

oleh konsumen dalam proses pembuatan keputusan. Karena melalui atribut

produk, diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dengan cara merubah

persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan sehingga dijadikan

pertimbangan konsumen dalam proses keputusan pembeliannya (Hudi,

2008:103 – 104).

Dalam memproduksi suatu produk, suatu perusahaan akan

memberikan atribut-atribut yang dapat memberikan manfaat atau

kegunaan yang tepat bagi konsumen. Dari atribut-atribut inilah, suatu

produk dapat dibedakan dengan produk sejenis lainnya, oleh karena itu

setiap perusahaan akan memberikan produk yang terbaik bagi

konsumennya.

Menurut Yuantoro dalam Elyonsa (2010:11) komponen yang terdapat

dalam atribut produk meliputi harga, merek, kemasan, pemberian lebel,

(34)

17 produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli pada saat

membeli suatu produk, seperti kualitas, kelengkapan fungsi, desain, dan

lain-lain.

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka yang dijadikan dasar dalam

penelitianini dan disesuaikan dengan produk yang diteliti berupa sampo,

maka atribut produk yang digunakan adalah harga, merek, kemasan, dan

kualitas.

a. Harga

Menurut Husein Umar dalam Desmiati (2007:94) harga adalah

sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan

oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh

penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. Biasanya

harga yang dikenakan dapat menjangkau kalangan manapun (Iswayanti,

2010:34). Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa

yang menjadi harapan konsumen, terutama dalam memilih produk

sampo.

b. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, dan simbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok

penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan

(35)

18 Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin

disampaikan, Tjiptono dalam Hidayat (2010:24) mengemukakan

beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Merek harus khas dan unik.

2) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan

pemakaiannya.

3) Merek harus menggambarkan kualitas produk.

4) Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.

5) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan dalam

bahasa lain.

6) Merek harus dapat menyesuaikan diri dengan produk-produk baru

yang mungkin ditambahkan ke dalam produk lini.

c. Kemasan

Menurut Philip Kotler dalam Wahyudi (2005:166) kemasan adalah

wadah atau pembungkus suatu produk yang bersifat nyata. Fungsi

kemasan adalah melindungi produk, memberikan kenyamanan dan

kemudahan bagi konsumen, untuk mempromosikan produk kepada

konsumen. Dengan menciptakan suatu kemasan yang menarik yang

memiliki ciri khas masing-masing produk untuk meyakinkan konsumen

tentang keunggulan produk tersebut.

d. Kualitas

Menurut Simamora dalam Wahyudi (2005:165) kualitas adalah

kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsi-fungsinya.

(36)

19 berhubungan dengan fungsi utama dari suatu produk, features yaitu karakteristik pelengkapan atau tambahan, keandalan (kemampuan

selalu dalam keadaan baik atau siap pakai) untuk dapat memenuhi

keinginan konsumen dan.

F. Merek dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) 1. Merek

Merek adalah nama, istilah, tanda, dan simbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi

barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk pesaing (Kotler dan A.B Susanto, 2000:575).

Menurut Kotler dan A.B Susanto (2000:575) merek dapat memiliki

enam tingkat pengertian:

a. Atribut

Merek mengingatkan pada atribut-batribut tertentu. Mercedes

menyatakan sesuatu yang mahal, dibuat dengan baik, terancang baik,

tahan lama, bergengsi tinggi, nilai jual kembali tinggi, cepat, dll.

Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih atribut ini untuk

mengiklankan produknya. selama bertahun-tahun Mercedes

mengiklankan ̌Dirancang tidak seperti mobil mana pun di dunia

ini.̍ Ini berfungsi sebagai dasar untuk meletakkan posisi bagi atirbut

lain untuk memproyeksikannya.

b. Manfaat

Merek tidak saja serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli atribut,

(37)

20 menjadi manfaat fungsional dan emosional. Atribut ̈tahan lamả

dapat dikembangkan menjadi manfaat fungsional, ̌Saya tidak ingin

membeli mobil baru setiap beberapa tahun”. Atribut ̈mahal̉

mungkin dikembangkan menjadi manfaat fungsional dan emosional,

̌Saya akan tetap aman seandainya terjadi kecelakaan.̍

c. Nilai

Merek juga menyatakan nilai produsen. Mercedes menyatakan kinerja

tinggi, keamanan, prestise, dll. Pemasar merek harus dapat mengetahui

kelompok pembeli mobil yang mana yang mencari nilai-nilai tersebut.

d. Budaya

Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya

Jerman: terorganisasi, efisien, mutu tinggi.

e. Kepribadian

Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu. Jika merek merupakan

orang, binatang, atau suatu objek, apa yang akan terpikir oleh kita?

Mercedes mencerminkan seorang pimpinan yang masuk akal (orang

singa yang memerintah (binatang), atau suatu tempat yang sederhana

(objek). Kadang-kadang merek mencerminkan kepribadian seseorang

yang terkenal.

f. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan

produk tersebut. Kita akan terkejut melihat seorang sekretaris berumur

(38)

21 manajer puncak berumur 55 tahun di belakang kemudi. Pemakainya

adalah orang-orang yang menghargai nilai, budaya, dan kepribadian

produk tertentu.

Semua ini menunjukkan bahwa merek merupakan simbol yang

kompleks. Jika suatu perusahaan memperlakukan merek hanya sebagai

nama, perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya.

Tantangan dalam pemberian merek adalah untuk mengembangan

pengertian yang mendalam atas merek tersebut.

2. Kepercayaan Merek (Brand Trust)

Kepercayaan merupakan harapan dari pihak-pihak dalam sebuah

transaksi, dan risiko yang terkait dengan perkiraan dan perilaku terhadap

harapan tersebut (Deutch dalam Arlan, 2006:71).

Dalam riset yang dilakukan oleh Costabile dalam Ferrinadewi

(2008:147), kepercayaan (trust) didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman,

atau lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh

terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.

Menurut Lau dan Lee dalamArlan (2006:71) kepercayaan merek

didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah

merek dengan risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu

akan menyebabkan hasil yang positif.

Kepercayaan merek adalah kepercayaan konsumen bahwa merek yang

mereka inginkan dapat diandalkan, memberikan jaminan tidak merugikan,

(39)

22 Lau dan Lee dalam Diosi dan Purwanto (2006:502) menyatakan

bahwa kepercayaan terhadap merek adalah kemauan konsumen

mempercayai merek dengan segala risikonya, karena adanya harapan yang

dijanjikan oleh merek dalam memberikan hasil yang positif bagi

konsumen. Kepercayaan terhadap merek mempunyai berbagai aspek yang

menjadi pedoman konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian.

Oleh karena itu, kepercayaan pada suatu merek dapat mengurangi

resiko atau ketidakpastian dimana konsumen dapat dikacaukan dengan

promosi merek lain, ini berarti bahwa dengan kepercayaan pada suatu

merek, konsumen akan merasa apa yang dipilihnya itu adalah merek yang

terbaik karena dinilai akan memeberikan apa yang diharapkan.

Menurut Lau dan Lee dalam Riana (2008:187) terdapat tiga faktor

yang dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini

berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara

merek dan konsumen. Ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri,

perusahaan pembuat merek, dan konsumen.

Faktor-faktor yang berperan penting dalam membentuk kepercayaan

pada merek yaitu, (Lau dan Lee dalam Riana, 2008:187-188):

a. Karakteristik Merek (Brand Characteristic)

Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai

suatu merek. Hal ini disebabkan karena konsumen melakukan

penilaian sebelum membeli. Karakteristik merek yang berkaitan

dengan kepercayaan merek yaitu; dapat diramalkan, mempunyai

(40)

23 b. Karakteristik Perusahaan (Company Characteristic)

Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek

suatu produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap

merek suatu produk. Karakteristik tersebut adalah reputasi suatu

perusahaan, motivasi perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu

perusahaan.

c. Karakteristik Konsumen-Merek (Consumer-Brand Characteristic)

Consumer-brand characteristik merupakan dua kelompok yang saling mempengaruhi. Oleh sebab itu, karakteristik konsumen-merek dapat

mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Karakteristik tersebut

adalah kemiripan antara konsep emosional konsumen dengan

kepribadian merek, kesukaan terhadap merek, dan pengalaman

terhadap merek.

G. Perilaku Konsumen

American Marketing Association dalam Anam (2007:58) mendefinisikan

perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita, dimana manusia

melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.

Perilaku konsumen mempunyai beberapa inti, yaitu; tindakan-tindakan

dilakukan individu, kelompok, atau organisasi. Berhubungan dengan proses

pengambilan keputusan, yaitu menetapkan, menggunakan barang dan jasa.

Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang dapat dipengaruhi

(41)

24 Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler dan Keller, 2007:214).

1. Faktor Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan atau perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang bertumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan geografis. 2. Faktor Sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status sosial. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

3. Faktor Pribadi

(42)

25 4. Faktor Psikologis

Satu perangkat psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen

tertentu untk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian.

Empat proses psikologis terpenting adalah motivasi, persepsi,

pembelajaran, dan memori, secara fundamental mempengaruhi konsumen

terhadap berbagai rangsangan pemasaran.

H. Keputusan Pembelian

Engel dalam Titin (2000:3) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai

proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan

pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.

Sedangkan menurut Tjiptono (2001:19) keputusan pembelian adalah

tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha yang

memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa termasuk

proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti

tindakan-tindakan tersebut.

Keputusan pembelian merupakan suatu tindakan keputusan dalam

membeli dan menggunakan suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya (Kurniawati, 2009:5).

Kotler (2005:243) membedakan tujuh peran yang dapat dimainkan dalam

pengambilan keputusan pembelian konsumen, yaitu:

1. Pencetus; orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli

produk barang atau jasa.

2. Pemberi pengaruh; orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi

(43)

26 3. Pengambil keputusan; orang yang mengambil keputusan mengenai setiap

komponen keputusan pembelian. Apakah membeli, tidak membeli,

bagaimana cara membeli, dimana akan membeli.

4. Pembeli; orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok

dan penyusun syarat pembelian.

5. Pemakai; orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk barang

atau jasa tersebut.

Pengambilan keputusan dalam pembelian merupakan sebuah proses yang

mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan

penilaian-penilaian secara evaluatif (Roedjinandari, 2006:319).

Pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen diawali oleh adanya

kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan atau menyadari adanya

masalah, maka konsumen akan melakukan beberapa tahap yang pada

akhirnya sampai pada tahap evaluasi pasca pembelian. Menurut Kotler dalam

Pranoto (2008:42), secara garis besar proses pengambilan keputusan

konsumen pada suatu produk atau jasa terbagi atas tahapan-tahapan berikut:

1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)

Pada tahap ini konsumen mulai merasakan kebutuhan akan suatu produk

atau jasa, untuk itu mereka mulai membuka memorinya (internal seacrh) untuk mencari solusi atas masalah yang dihadapi yaitu memenuhi

kebutuhan akan produk dan jasa.

2. Pencarian Informasi (Infomation Seacrh)

Konsumen akan berusaha mencari sebanyak-banyaknya informasi dari

(44)

27 melalui marketing stimuli dan sumber lainnya seperti lingkungan sosial, keluarga, dan lain-lain.

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation Alternatives)

Setelah konsumen merasa cukup mendapat informasi yang relevan untuk

memecahkan masalah pada kebutuhan akan suatu produk atau jasa, maka

tahap selanjutnya ia mulai menilai tiap-tiap alternatif yang ada pada suatu

produk atau jasa.

4. Pembelian (Purchase)

Pada tahap ini konsumen akan benar-benar membeli suatu produk atau jasa

dengan merek yang paling disukai. Pengambilan keputusan konsumen

merupakan hasil dari pemecahan masalahnya akan pilihan suatu produk

atau jasa.

5. Evaluasi Pasca Pembelian

Tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli

berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas, ada kemungkinan untuk

melakukan pembelian kembali pada masa yang akan datang dan

mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk atau jasa tersebut kepada

orang lain.

I. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai

rujukan dalam penelitian ini, yaitu:

Mohammad Wahdi (2008), “Pengaruh Atribut Produk Terhadap

(45)

28 adalah metode porposional random sampling, dengan menyebar kuesioner kepada 98 responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel atribut produk yang terdiri dari merek, pelayanan, kemasan,

dan jaminan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rokok

dengan nilai Fhitungsebesar20,282.

Mustafid, Aan Gunawan (2008), “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kripik Pisang “Kenali” Pada PD Asa Wira Perkasa

Di Bandar Lampung”. Metode penentuan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode non-random sampling yaitu memilih sejumlah nama secara sengaja dari konsumen yang sudah pernah membeli produk keripik pisang “Kenali”. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak

25 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda, hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

variable atribut produk yang terdiri dari rasa, kemasan, merek, dan ukuran

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian keripik

pisang dengan nilai Fhitung sebesar 17,371.

Ben Akpoyomare, Patrick Kumle, and Rahim Ajao (2012), “The

Influence of Product Attributes on Consumer Purchase Decision in the Nigerian Food and Baverages Industry: A Study of Legos Metropolis”.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

dan koefisien korelasi digunakan sebagai metode analisis data. Pengumpulan

data dilakukan dengan survei langsung dan menyebar kuesioner kepada 400

(46)

29

and baverages. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat korelasi positif antara variabel atribut produk terhadap variabel keputusan pembelian

konsumen.

Erna Ferrinadewi (2008), “Pengaruh Threat Emotion Konsumen dan Brand Trust Pada Keputusan Pembelian Produk Susu Anlene Di Surabaya”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sample yang mengharuskan peneliti menerapkan beberapa syarat anggota sampel dan

hanya mereka yang memenuhi syarat tersebut saja yang boleh dipilih sebagai

sampel, sehingga sampel yang digunakan sebanyak 50 responden. Metode

analasis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linear berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, variabel brand trust

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai uji

thitungsebesar 2,344.

Rika Citra (2011), “Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas

Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)”. Penelitian

ini merupakan jenis penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang

menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda

dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 responden.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel kepercayaan pada merek

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan

(47)

30

J. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran menggambarkan hubungan antara variabel bebas

(independen) terhadap variabel terikat (dependen). Di mana atribut produk (X1) dan kepercayaan merek (X2) adalah variabel bebas, sedangkan keputusan

pembelian (Y) adalah variabel terikat. Hubungan antar variabel tersebut dapat

digambarkan dalam sebuah kerangka pemikiran, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Atribut Produk (X1)

Kepercayaan Merek (X2)

Keputusan Pembelian (Y)

Teknik Analisis:

Uji Validitas & Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

(48)

31

K. Hipotesis

1. H0 : Atribut produk dan kepercayaan merek tidak berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Ha: Atribut produk dan kepercayaan merek berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian.

2. H0 : Atribut produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Ha : Atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. H0 : Kepercayaan merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Ha : Kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan

(49)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah bidang manajemen pemasaran

yang berfokus pada atribut produk dan kepercayaan merek sebagai variabel

independendan keputusan pembelian sebagai variabel dependen.Yang

selanjutnya variabel-variabel independen tersebut akan diteliti dan dianalisis

seberapa besar pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sampo Pantene.

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat di daerah Batu Ceper Tangerang

yang pernah membeli dan menggunakan sampo Pantene, penelitian ini

dimulai dari bulan November 2012.

B. Metode Pengumpulan Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang ada. Sampel yang

dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah masyarakat daerah

Batu Ceper Tangerang yang pernah membeli dan menggunakan sampo

Pantene.

Pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan

metode sampling convenience sampling, yang berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat

kooperatif (IndriantorodanSupomo, 2002:139). Penelitian ini menggunakan

sampel besar, yaitu sampel yang berjumlah > 30 orang (Sunyoto, 2009:28),

(50)

33

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer merupakan hasil tabulasi dari jawaban yang diberikan

oleh responden. Data tersebut dikumpulkan dan diolah oleh peneliti

langsung dari respondennya. Data primer didapatkan dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Selain itu kuesioner

sangat cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar, seperti yang

dilakukan pada penelitian ini.

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara

langsung dari responden yang berupa jawaban dan tanggapan atas

pertanyaan dan pernyataan penelitian yang ada dalam kuesioner. Yaitu

kuesioner tentang keputusan pembelian, atribut produk, dan kepercayaan

merek yang dibagikan kepada masyarakat Batu Ceper Tangerang yang

melakukan keputusan pembelian pada sampo Pantene. Responden diminta

untuk mengisi kuesioner pada lembar jawaban yang telah disediakan.

Yang kemudian lembar jawaban kuesioner tersebut dikumpulkan,

diseleksi, diolah, dan dianalisis oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian

(51)

34 buku, skripsi terdahulu, dan media internet yang berkaitan dengan topik

penelitian untuk mencari dan mengumpulkan berbagai bahan bacaan dan

menggali teori yang ada.

D. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui bagaimana variabel atribut produk dan kepercayaan

merek mempengaruhi keputusan pembelian shampoo Pantene, maka dapat

diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dalam melakukan pengukuran variabel-variabel yang dapat

diuji pada setiap jawaban, maka akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86).

Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa

kata-kata antara lain:

Tabel. 3.1 Skala Likert

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju (STS)

Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana

hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam bentuk tabel. Hasil dalam

bentuk tabel dianalisis berdasarkan variabel atribut produk dan kepercayaan

merek terhadap keputusan pembelian sampo Pantene.

Setelah dilakukan hasil perhitungan atau hasil kuesioner pengolahan data

(52)

35 keputusan pembelian, yang kemudian akan dilakukan pengujian statistik

regresi linier berganda dan analisis koefisien korelasi.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2006:49).

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan

rtabel untuk degree of freedom (df) =n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah

sampel. 30 – 2 = 28 dengan df = 28 dan alpha 0,05 didapat rtabel = 0,361.

Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pertanyaan atau indikator

dinyatakan valid, jika rhitung lebih rendah dari rtabel maka butir

pertanyaan atau indikator dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden

terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Ghozali, 2006:45). Nilai reliabilitas variabel ditunjukkan oleh

(53)

36 2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006:95).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel bebas

yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi adalah sebagai berikut:

1) Mempunyai angka Tolerance ≤ 0,1 dan mempunyai nilai VIF

(Variance Inflation Factor) ≥ 10, maka terjadi multikoloniearitas.

2) Mempunyai angka Tolerance ≥ 0,1 dan mempunyai nilai VIF

(Variance Inflation Factor) ≤ 10, maka tidak terjadi

multikoloniearitas.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2006:147).

Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data

(54)

37 Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan

melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut (Ghozali, 2006:147):

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2006:125).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, yaitu

dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu

ZPRED dengan resiualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakkan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana

sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual

(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali,

(55)

38 Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji

heterokedastisitas adalah (Ghozali, 2006:126):

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola

tertentu teratur (bergelombang, melebur, kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

3. Uji Regresi

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknnik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda

digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang

untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dimana variabel yang digunakan dalam

penelitian ini lebih dari satu.

Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + � � + � � +e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

x1 =Atribut Produk

(56)

39 b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. nilai

R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2006:87).

c. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji F) bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk

menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut

tabel. Bila nilai fhitung lebih besar dari ftabel , maka H0 ditolak dan

menerima Ha (Ghozali, 2006:88).

2) Jika Sig t > 0,05 maka Ha ditolak dan H0 diterima, berarti secara

simultan tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

terikat.

3) Jika Sig t < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, berarti secara

simultan ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

(57)

40 d. Uji Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap

variabel dependen.

Menurut Suharyadi dan Purwanto S.K (2004:525), untuk

mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh nyata atau

tidak, digunakan uji t atau t-student. Untuk melakukan uji t dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya menentukan daerah kritis.

Daerah kritis ditentukan oleh nilai ttabel dengan derajat kebebasan yaitu

n – k, dengan taraf α. Dalam penelitian ini derajat kebebasannya adalah

60 – 2 = 58, dengan melakukan uji dua arah dan taraf nyata 5% atau

0,05.

Untuk menentukan daerah keputusan uji t dengan uji dua arah

kriterianya sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto, 2004:526).

1. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

thitung < ttabel atau -thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap variabel dependen.

thitung > ttabel atau -thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya variabel indenpenden mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap variabel dependen.

2. Dengan taraf nyata α = 5%

Jika taraf nyata > 5%, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel. 3.1
Tabel. 3.2
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

MoU dengan beberapa perusahaan dan Lembaga pemerintah, diantaranya, GIZ Jerman, Perguruan Tinggi (ITS, Unity Malaysia, BSI, UNY), industri rumah tangga di sekitar

Pada saat baterai sudah terisi penuh , penuh itu dalam maksud sesuai dengan energi listrik yang dibutuhkan tegangan arus DC ( Direct Current ) akan ada 2 pilhan

Narkotika atau juga bisa disebut dengan Narkoba di Indonesia telah dikenal sejak masa Hindia Belanda yang dipergunakan untuk mengikat buruh-buruh yaitu orang cina yang dipekerjakan

KEPUTUSAN DEKAN FIK UNY Nomor : 1567 Tahun 2011.. Tanggal : 22 September

Pada hari ini Senin tanggal Tujuh bulan Oktober tahun Dua Ribu Tiga Belas kami yang bertanda tangan dibawah ini Unit Layanan Pengadaan ( ULP ) RSUD Balaraja Kabupaten

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desriptif kuantitatif karena peneliti ingin menggambarkan tingkat pengetahuan pemilih pemula di Surabaya tentang

Dilihat dari permasalahan, Jurusan Manajemen Informatika membutuhkan sistem informasi akademik yang dapat menunjang proses belajar mengajar, mengelola data absen dosen,

Berdasarkan hasil perhitungan dan data pengolahan SPSS (lihat lampiran) diketahui nilai t hitung adalah sebesar -6,826 Melihat nilai t hitung sebesar -6,826 bila