BELAJAR STATISTIK MAHASISWA PROGRAM
NON REGULER FAKULTAS PSIK0
1LOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh:
DEWI FAUZIYATI
NIM:203070001460
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
negeヲセi@
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Kesalahan bukanlah suatu momok yang hinakan diri
Justru berkat kesalahanlah, kita dapat
be[ajararti
kebenaran
Don't Quit ..
BELAJAR STATISTIK MAHASISVl/A PROGRAM NON REGULER
FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Pembimbing I
Oleh
DEWI FAUZIYATI
NIM203070001460
Di Bawah Bimbingan
Fakultas Psikologi
'ernbimbing II
Ora. Diana Mutiah, M. Si
NIP. ·150 277 469
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Skripsi yang berjudul "Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar
Statistik Mahasiswa Program Non Reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif
-lidayatullah Jakarta " telah diujikan dalaM Sidang Mu11aqasyah Fakultas
::isikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta oada tanggal 9
Juni 2008 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
ielar sarjana psikologi.
Cetua me ngkap anggota
Pembimbing I
M.Si
Jalrnrta,.
£j_;:11-!N.I ....
2008Sidang Munaqasyah
Anggota
Sekretaris mErangkap anggota
l
1t2of
Ora.
z。ィイッエオョセセセケ。ィL@
M. Si NIP 150 238 773Ora. 1ana Mutiah, M. Si NIP. 150 2·:7 469
Pembimbing II
5 great wonders of tlie mind
When we change our thinking, We change our beliefs. When we change our beliefs, We change our expectation. When we change our expectation
When we change our attitude. When we change our attitude,
We change our behavior. When we change our behavior,
We change our performance
!
Winners never quit, quitters never win
'l(arya ini K;tpersemGali!(an
(C) Dewi Fauziyati
(A) IFakultas Psikologi (B)Juni2008
(D) Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Statistik Mahasiswa Fakultas Psikologi
(E) xiv+ 88 (F)
Cara belajar yang digunakan oleh seorang mahasiswa dalam memperoleh, mengolah serta mereproduksi informasi dengan modalitas yang dimiliki seseorang yaitu berkaitkan dengan penginderaan manusia berupa visual, auditori dan kinestetik yang sesuai dengan tuntutan dari mata kuliah dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Seperti halnya mata kuliah statistik yang memiliki karakteristik berupa angka. Oleh sebab itu, gaya belajar yang khas dimiliki oleh seseorang dapat mempermudah dalam penerimaan informasi mengenai materi perkuliahan statistik, sehingga dapat mempengaruhi dalam perolehan prestasi belajar.
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik mahasiswa program non reguler Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah kuantitatif dengan metode korelasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2003-2006 sebanyak 178 mahasiswa, sedangkan sampel/responden yang dipakai sebanyak 59.Sampel/responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, artinya mengambil sampel yang sudah ditentukan karakteristiknya.
Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan instrumen berupa skala model Likert dengan 4 alternatif jawaban. Data yang clidapat diolah dengan prosedur statistik dengan menggunakan SPSS versi 11,5. Dari uji hipotesis diketahui bahwa nilai Chi Square antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik sebesar 7,356. Sementara nilai chi label pada taraf ウゥセjョゥヲゥォ。ョウゥ@ 5% dengan df 10 adalah sebesar 18,307.
Dengan demikian nilai chi label hitung lebih besar dari pada nilai uji Chi Square,
artinya tidak ada hubungan positif yang signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik mahasiswa program non reguler Fakultas Psikologi UIN Jakarta.
Alhamdulillahirabbil 'alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Ucapan
syukur kepada Allah SWT alas karunianya yang tak terhingga terhaturkan
dengan ikhlas dan penuh pengharapan ridha Allah selalu menyertai. Sholawat
dan salam diberikan kepada baginda besar Muhammad SAW, sang penuntun
umat dan suri tauladan yang selalu memberi inspirasi dalarn kehidupan penulis.,
keluarga dan sahabat-sahabatnya yang selalu setia pada agama Allah dan
sunnah-sunnah Nabi.
Setelah berjuang mendapatkan ilmu di Fakultas Psikologi, akhirnya tiba
waktunya mengakhiri pendidikan ini dengan mempertanmiungjawabkan ilmu
yang didapat. Oengan semangat, penulis akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan judul "Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Statistik
Mahasiswa Program Non Reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta".
Selesainya skripsi ini bukan karena kuat dan hebatnya penulis, tetapi karena
adanya dukungan dari segala pihak. lbu Ora. Netty Hartati, M. Si, Oekan
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah
banyak membantu penulis dengan kebijaksanaan yang ada. Serta segenap
jajaran baik para dosen dan karyawan di Fakultas Psikologi, yang senantiasa
membantu penulis sejak menempuh kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing skripsi yaitu
lbu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si dan lbu Ora. Diana Mutiah, M.Psi yang telah
menuntun dan mengarahkan penulis dalam proses menyelesaikan skripsi.
Bapa dan Mama, terima kasih atas semuanya. Atas cinta, kasih sayang,
My Brothers (Mas Nazar, Mas Anton, Uda Papat n Farhan) dan My Sisters (Mba
Effi, Kak Lulu, Tia n Vita), terima kasih atas dukungannya bail{ berupa materii
dan semangatnya. Ar-Ramzi,Jasmine,Wildan dan Zahra celotehan kalian
membuat penulis kembali semangat ditengah-tengah kepenatan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Teman-teman Psikologi X10C angkatan 2003,(abdu,adi,arnir,agnez,elin,mba
elyna,fahdi,fatin,faqih,gun,hana,ican,irma,ita,rizqi,syani,zaki n Om ze) sahabat
selama 4 tahun ini. Terima kasih karena kalian telah menjaga dan memberi
perhatian kepada penulis. Terimakasih atas pelajaran hidupnya yang berharga.
Karena kalian penulis menjadi lebih berani menghadapi hidup ini dan selalu
membuat hidup penulis berwarna dan ceria, terima kasih. Dona dan lryn terima
kasih banyak telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Banyak sekali pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini, namun penulis
tidak dapat menyebutkannya satu per satu, oleh karena itu penulis minta maaf
apabila ada pihak yang belum disebutkan. Penulis hanya dapat mengucapkan
terima kasih setulusnya, berharap semua kebaikan kalian dibalas oleh Allah
SWT.
Dan terima kasih untuk my self, my soul, my body akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semuanya, Amien.
Jakarta, Juni 2008
Halaman Judul ... ..
Halaman Persetujuan ...
iiHalaman Pengesahan... ... . .. . .. . . .. . .. . .. . .
iiiMotto... iv
Dedikasi ... v
Abstraksi. ... vi
Kata Pengantar... ... ... ... viii
Daftar lsi... ... . . . .. . .. .... .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . . ... . .. . . .. . . x
Daftar Tabel.... ... ... ... ... xiii
Daftar Gambar ... ,... xiv
BAB1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masai ah ... ... ... .... .... ... ... . ... .. .. ... ... 11.2. ldentifikasi Masalah ... 6
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
1.3.1 Pembatasan Masalah... 6
1.3.2 Perumusan Masalah... ... .. .... . . .. .. .. .. ... 7
1.4. Tujuan Penelitian.... .... .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... 8
1.5. Manfaat Penelitian ... 8
2.1. Bel ajar
2.1.1. Pengertian Belajar.. .. . . .. . . .. . . 10
2.1.2. Proses Bela jar... 12
2.1.3. Aktivitas-aktivitas Belajar... 16
2.1.4. Strategi Bela jar . . . 20
2.2. Gaya Belajar 2.2.1. Pengertian Gaya Belajar . . . 2l 2.2.2. Macam-macam Gaya Bela jar ... 28
2.3. Prestasi Belajar 2.2.1. Pengertian Prestasi Bela jar ... 33
2.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bela jar... 34
2.2.3. Pengukuran Prestasi Belajar... . .. 42
2.4. Kurikulum Program S1 Fakultas Psikologi UINI Jakarta 44 2.5. Kerangka Berpikir ... 49
2.6. Hipotesa ... .... ... 52
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian... 53
3.1.2. Metode Penelitian . . . .. . 53
3.2. ldentifikasi Variabel.... .... .. .... .. . .. . .. .. . .. . .... .. .. . .. .. .. .. .. . 54
3.3. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 3.3.1. Definisi Konseptual Variabel... .... .. ... .. .. ... ... 54
3.3.2. Definisi Operasional Variabel. ... 55
3.4. Subjek Penelitian 3.4.1. Populasi. ... 55
3.4.2. Sampel... 56
Metode dan lnstrumen Penelitian ...
3.5.2. Teknik Uji lnstrumen Penelitian ... 60
3.5.2.1. Uji Validitas Skala... 60
3.5.2.2. Uji Reabilitas Skala... 61
3.6. Teknik Anal is is Data... 62
3.7. Prosedur Penelitian ... 63
BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian ... 64
4.2. Presentasi Data 4.2.1 Penyebaran Nilai Prestasi Belajar Statistik ... 65
4.2.2 Uji Normalitas ... 67
4.2.3 Uji Homogenitas... 70
4.2.4 Uji Hipotesis.. .. . .. . . .. . ... .. . . .. . .. . . ... .. . . .. . ... . 71
4.3 Hasil Tambahan ... 74
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 79
5.2. Diskusi.. .. . . .. . ... ... ... 81
5.3. Saran ... 84
)aftar Pustaka
[image:12.595.24.409.70.550.2]Tabel 3.1 Blue Print Gaya Be/ajar ... 57
Tabe/ 3.2 Format Peni/aian Skala Gaya Be/ajar ... 60
Tabel 3.3 Blue Print S'<ala Ga ya Be/ajar... .. .. .. .... .. .. . ... 61
Tabel 3.4 Kaidah Baku Reabilitas ... 63
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ... 65
Tabel 4.2 Hasil Uji lnstrumen ... 67
Tabel 4.3 Kaidah Baku Reabilitas ... . Tabel 4.4 Data Prestasi Be/ajar Statistik ... . Tabel 4.5 Klcisifikasi Skor Skala ... . Tabel 4.6 Klasifikasi Prestasi Be/ajar Statistik ... . .. 68
.69 . .... 69
. .... 69
Tabel 4.7 Oistribusi Prestasi Be/ajar Statistik.. .. .. 70
Ta be I 4.8 Uji Normalitas Gaya Bela jar . . ... 71
Tabel 4.9 UJi 1\Jormalitas Prestasi Be/ajar Statistik.. . . . .... 72
Tabel 4.10 IJji Homogenitas Gaya Belajar & Prestasi Belajar. . ... 74
Tal)cl 4.11 Uji Hipotesis Gayci Be/ajar & Prestasi Belajar. ... . . ... 75
[image:13.595.46.415.132.489.2]Tal)el 4.12 Tingkat Prestasi Be/ajar Berdasarkan Jenis Kelamin . 77 Tabel 4.13 Tingkat Prestasi Belajar Berdasarkan Keputusan Untuk Memilih Fak11ltas Psikologi ... .... .... 79
Garn bar 4.1 Ga ya Bela jar ... 71 Garn bar 4.2 Prestasi Bel ajar ... 73 Gambar 4.3 Pn;sentase Ga ya Bela jar ... 81
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan salah satu kegiatan yang tidak asing bagi manusia karena
belajar merupakan salah satu ciri khas manusia sebagai makhluk yang memiliki
kemampuan tertinggi diantara makhluk lainnya dan selama hidupnya manusia
selalu melakukan kegiatan tersebut. Manusia belajar untuk mengembangkan
perilaku yang efektif dan efisien guna mencapai tujuannya.
Mel Silberman (dalam De Porter, 2000) menyatakan bahwa belajar lebih
bermakna dan bermanfaat apabila seseorang menggunakan semua alat indera,
mulai telinga, mata sekaligus berpikir mengolah informasi & ditambah dengan
mengerjakan sesuatu. Sebagaimana pendapat De Porter dan IHernacki ('1999)
mengemukakan bahwa gaya belajar seseorang dapat dilihat dari modalitas yaitu
bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi dengan mudah. Menurut Wasty (2006) penggunaan modalitas indera
oleh masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu
para ahli pendidikan telah memperkenalkan tiga bentuk moclalitas yaitu visual,
auclitorial clan kinestetik, sehingga terdapat gaya belajar seseorang yaitu : gaya
(menggunakan penglihatan, senang menghadiri seminar), gaya belajar kinestetik
(menggunakan fungsi motorik).
Meskipun sebagian orang memiliki potensi untuk memberdayakan ketiga
modalitas tersebut tetapi menurut Blander & Grinder (dalam De Porter, 2000)
hampir setiap orang memiliki kecenderungan utama terhadap salah satu
modalitas belajar yang berperan sebagai filter dalam pembelajaran. Pada
kegiatan belajar seorang mahasiswa akan memiliki keinginan untuk mempelajari
berbagai macam pelajaran, dimana masing-masing pribadi seorang mahasiswa
mempunyai ketertarikan tersendiri untuk memperoleh informasi dengan berbagai
cara terhadap pelajaran tersebut Kecenderungan mahasiswa dalam
menggunakan cara tertentu untuk belajar dengan baik, maka hal itu yang
dikatakan gaya belajar.
Saal kegiatan perkuliahan, mahasiswa belajar sesuai gaya belajar mereka
masing-masing. Hal itu terlihat dari perilaku mahasiswa yang bermacam-macam
dalam menerima pelajaran dari seorang dosen. Seorang mahasiswa dengan
gaya belajar auditorial, mahasiswa tersebut tekun dan penuh konsentrasi
menerima pelajaran dari dosen dengan cara mendengarkan penjelasan dosen.
Serta terdapat mahasiswa dengan gaya belajar visual, mahasiswa tersebut
belajar dengan mengamati dan memperhatikan tulisan, bagan atau grafik
dengan seksama guna menyerap informasi materi perkuliahan yang
selain mempelajari teori-teori serta perlu latihan dalam menyelesaikan suatu data
guna memahami konsep-konsep yang terdapat pada teori. Dengan demikian
diharapkan gaya belajar yang khas dimiliki oleh masing-masing mahasiswa
dalam mempelajari mata kuliah statistik tersebut agar memperoleh hasil yang
baik. Dan mahasiswa sendiri yang dapat menentukan dan memutuskan gaya
belajar seperti apa yang sesuai/dibutuhkan untuk situasi yang mahasiswa hadapi
(Hisyam, 2002).
Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai orang yang sudah dianggap dewasa akan
lebih baik jika diperlakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan karakteristik
mereka, khususnya karakteristik psikologisnya. Hal itu terjadi karena karakteristik
psikologis akan mempengaruhi seseorang dalam bekerja sama dengan orang
lain ( dalam suatu kelompok), seperti cara memecahkan masalah , membuat
keputusan, membuat rencana belajar & juga cara belajar secara umum.
Kesemuanya itu akan mempengaruhi seseorang pada gaya belajarnya (learning
style). Pendapat Muhibbin Syah (2002) mengemukakan bahwa terdapat faktor
internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar, meliputi upaya belajar
siswa yakni gaya belajar yang digunakan mahasiswa dalam proses kegiatan
pembelajaran materi-materi perkuliahan dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Dalam memperoleh nilai prestasi selama perkuliahan, biasanya dosen
memberikan kuis, take home, paper, ujian tengah semester dan ujian akhir
kegiatan praktek ketika berlangsungnya perkuliahan. Perbedaan individual
mahasiswa dalam menyerap bahan pelajaran bervariasi, yang semuanya
merupakan ciri mahasiswa sebagai individu.
Demikian pula pendapat Rose & Nicholl (dalam De Porter, 2000) menyatakan
bahwa seseorang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan setiap cara
belajar mempunyai khasnya masing-masing. Dalam kenyataannya, kita semua
memiliki ketiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar, auditorial
dan gaya belajar kinestetik, hanya saja biasanya satu gaya mendominasi. Gaya
belajar itu sendiri pada prinsipnya untuk membantu mahasiswa dalam belajar.
Akan tetapi berhasil/tidaknya seseorang, tergantung pada efektif atau tidaknya
gaya belajar yang mahasiswa pilih. Tidak ada satu gaya belajar pun yang
benar-benar baik/buruk bila dibandingkan satu sama lain, semuanya tergantung pada
diri individu sendiri, juga tuntutan dari mata kuliah yang berbeda.
Di perguruan tinggi terdapat dua jenis mata kuliah berdasarkan jenisnya yaitu:
mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan yang berbeda-beda untuk tiap fakultas.
Mata kuliah statistik merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Fakultas
Psikologi. Dimana tujuan mempelajari mata kuliah statistik agar mahasiswa
mampu memahami dan menerapkan dasar-dasar statistik dalam penelitian
psikologi. Sebagaimana menurut Supranto (2000) statistik yaitu data ringkasan
berbentuk angka (kuantitatif) dan Sutrisno ( 1989) menyatakan bahwa dalam
yang telah diberikan. Penilaian terkadang juga diambil dari エオセQ。ウ@ makalah/paper
yang harus diselesaikan mahasiswa. Mahasiswa dikatakan lulus dalam mata
kuliah tersebut jika mendapat nilai minimal C (dengan bobot =2). Demikian pula
mata kuliah statistik biasanya diperoleh hasil belajar dari take home, ujian tengah
semester dan ujian akhir semester dengan nilai minimal C. Dari perolehan hasil
belajar statistik terdapat perbedaan prestasi belajar yang dialami oleh
mahasiswa. Hal itu dialami oleh mahasiswa program non reguler Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta, berdasarkan data statistik Fakultas
Psikologi dari Subag Akademik program non reguler pada periode semester
genap tepatnya tahun ajaran 2007-2008 bahwa terdapat mahasiswa yang
mengikuti perbaikan mata kuliah Statistik. Dimana keadaan pEirbaikan nilai pada
mata kuliah tersebut selalu dialami oleh beberapa mahasiswa di tiap angkatan
yaitu tercatat jumlah persentase mahasiswa yang mengikuti perbaikan nilai mata
kuliah statistik pada angkatan 2003-2004 sebanyak 6 mahasiswa atau 10, 17%,
angkatan 2004-2005 sebanyak 41 mahasiswa atau 69,49%, angkatan
2005-2006 sebanyak 7 mahasiswa atau 11,86%, dan angkatan 2005-2006-2007 sebanyak 5
mahasiswa atau 8,48%.
Dengan terdapatnya permasalahan yang ada mengenai mata kuliah statistik
yang sering kali menjadi hambatan bagi mahasiswa, maka penulis menduga
adanya keterkaitan antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik sehingga
Statistik Mahasiswa Program Non Regu/er Fakultas Psikologi U/N Syarif
Hidayatul/ah Jakarta.
1.2 ldentifikasi Masalah
ldentifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran umum mengenai gaya belajar yang digunakan oleh
mahasiswa pada mata kuliah statistik?
2. Apakah ada hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar
statistik?
1.3
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
Agar menghindari penyimpangan serta untuk mempermudah penelitian maka
peneliti lakukan pembatasan masalah, yaitu :
1. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara belajar yang khas seorang mahasiswa dalam
memperoleh, mengolah serta mereproduksi informasi dengan modalitas yang
dimiliki seseorang yaitu dimana dalam hal ini berkaitkan dengan penginderaan
manusia yang berupa visual, auditori dan kinestetik.
a) Gaya belajar visual, dimana mahasiswa yang belajar dengan gaya ini lebih
mudah menangkap informasi melaui indera penglihatan/visual berupa
b) Gaya belajar auditorial, dimana mahasiswa yang belajar dengan gaya ini
lebih mudah menangkap informasi melaui indera pendengaran. Seperti
mendengar kuliah, cerita, senang merekam penjelasan dosen dengan tape
recorder.
c) Gaya belajar kinestetik adalah dimana mahasiswa yang belajar dengan
gaya ini lebih mudah belajar melalui gerak dan sentuhan atau
mempraktekkannya, seperti eksperimen di lapangan.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai perolehan hasil yang dicapai seorang
mahasiswa dalam rangkaian proses belajar mengajar (perkuliahan), baik
dinyatakan dalam angka maupun huruf. Pada penelitian ini prestasi belajar
diukur dari nilai mata kuliah statistik
3. Subjek dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa program non reguler dari
angkatan 2003 hingga angkatan 2006, Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.3.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar statistik
mahasiswa program non reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengenali atau memperoleh data mengenai
sejauhmana hubungan gaya belajar yang digunakan oleh mahasiswa dalam
mempelajari suatu mata kuliah khususnya pada mata kuliah statistik.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis penelitian ini adalah
• Mengharapkan keberfungsian penelitian ini sebagai wawasan keilmuan.
khususnya pada bidang Psikologi Pendidikan
• Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi informasi bagi
peneliti-peneliti lain yang berminat pada bidang yang sama.
b. Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
• Sebagai salah satu bahan acuan bagi praktisi bidang pendidikan,
orangtua, mahasiswa dan masyarakat tentang jenis gaya belajar yang
dapat digunakan untuk menghadapi suatu pelajaran agar dapat
mendapatkan hasil belajar yang baik dan maksimal
• Bagi mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam mengikuti
perkuliahan khususnya mata kuliah statistik serta umurnnya mata kuliah
yang lain dengan rnernperhatikan karakteristik gaya belajar yang
dirnilikinya dan berusaha menyesuaikan diri terhadap strategi pengajaran
• Bagi pengajar/dosen sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi
pengajaran dengan tetap memperhatikan karakteristik セQ。ケ。@ belajar siswa,
agar lebih dapat meningkatkan hasil pengajarannya.
1.6 Sistematika Penulisan
Pada BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang rnasalah,
identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2 Kajian pustaka yang berisi pengertian prestasi belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengertian gaya belajar, kurikulum program S-1
fakultas psikologi UIN kerangka berpikir, hipotesa.
BAB 3 Metodologi penelitian yang berisi jenis penelitian : pendekatan &
metode penelitian, identifikasi variabel & definisi operasional variabel, populasi &
sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik uji
instrumen, teknik analisa data peneliticin, prosedur penelitian.
BAB 4 Analisis hasil penelitian yang berisi gambaran umum subyek serta
pengolahan dan analisa data
KAJIAN PUST AKA
2.1
Belajar
2.1.1 Pengertian belajar
Chaplin dalam Dictionary of Psychology menyatakan bahwa belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan
dan pengalaman.
lstilah terkenal dalam bahasa Arab untuk menyebut belajar adalah ta'a/lum.
Al-Quran (Surah Al-Baqarah ayat 102) menggunakan kata ta'allum untuk proses
penangkapan dan penyerapan pengetahuan yang bersifat maknawi serta
berpengaruh pada perilaku.
Kata belajar dalam pengertian kata sifat "mempelajari" berarti memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman dan mempersepsikan seca1·a langsung
dengan indera (Netty, 2003).
Dalam buku Psikologi Belajar, Syaiful Bahri Djamarah (2002) menuliskan
beberapa pendapat mengenai belajar :
2. Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a
result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3. Howard L Kingskey mengatakan bahwa learning is the proce1ss by which behavior (in broader sense) is originated or change through practice or training.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditlmbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Slameto (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002) juga merumuskan pengertian
tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri clalam interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan
belajar yang telah dilakukan oleh inclividu. Perubahan itu adalah hasil yang telah
dicapai dari proses belajar. Jacli, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk
"perubahan" harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari
dalam diri inclividu dan di luar individu
Sedangkan menurut Skinner (dalam Muhibbin Syah, 2006) belajar adalah suatu
proses adaptasi/penyesuaian tingkah laku yang langsung secara progressif. Dan
Syaiful Bahri Djamarah (2002) menclefinisikan belajar sebagai serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
Dengan demikian definisi belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku yang relatif permanen, pengetahuan, pengalaman,
pemahaman dan keterampilan yang terjadi dalam diri individu sebagai hasil
interaksinya dengan lingkungan.
2.1.2 Proses Belajar
Menurut Jerome $.Bruner (dalam Muhibbin Syah, 2004) menyatakan bahwa
dalam proses pembelajaran mahasiswa menempuh tiga fase :
a. Fase lnformasi (tahap penerimaan materi), dimana seoran;i mahasiswa yang
sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang
sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu acla yang sama
sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah,
memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah
dimiliki.
b. Fase Transformasi (tahap pengubahan materi), dimana informasi yang telah
diperoleh lalu clianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk
abstrak atau konseptual .
c. Fase Evaluasi (tahap penilaian materi), dimana seorang mahasiswa akan
menilai sendiri sampai sejauhmanakah pengetahuan (informasi yang telah
clitransformasikan) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain
Sedangkan Wittig berpendapat setiap proses belajar berlangsung dalam tiga
tahapan:
a. Acquisition, (tahap perolehan/penerimaan informasi), ini m<3rupakan tahapan
mendasar. Dimana seorang mahasiswa mulai menerima informasi sebagai
stimulus dan melakukan respons terhadapnya sehingga menimbulkan
pemahaman dan perilaku baru.
b. Storage, (tahap penyimpanan informasi), pada tahap ini seorang mahasiswa
akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang
diperoleh pada tahap acquisition. Proses penyimpanan informasi tersebut
melibatkan fungsi short term memory dan long term memory
c. Retrieval, (tahap mendapatkan kembali informasi), Proses retrieval pada
dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan
memproduksi kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori.
Dan menurut Albert Bandura (dalam Muhibbin Syah, 2004) menyatakan bahwa
setiap proses belajar terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :
a.
Tahap perhatianPada tahap pertama ini para mahasiswa memusatkan perhatian pada objek
materi atau perilaku model yang menarik. Untuk menarik perhatian para
mahasiswa, dosen dapat menyajikan pokok materi dengan mengekpresikan
suara dengan intonasi khas.
--
. - .---.
r---· --···-· ...
I
Ib. Tahap penyimpanan dalam ingatan
Pada tahap kedua, informasi berupa materi atau contoh perilaku dosen itu
ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori.
c. Tahap reproduksi
Pada tahap reproduksi, segala bayangan/citra mental (imagery) atau kode-kode
simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan
dalam memori para mahasiswa itu diproduksi kembali.
d. Tahap motivasi
Tahap terakhir dalam proses belajar terjadinya peristiwa belajar adalah tahap
penerimaan dorongan yang dapat berfungsi sebagai reinforcement (penguatan).
Dari ketiga pendapat mengenai proses belajar di atas, maka paradigma untuk
menggambarkan mekanisme proses perilaku belajar (Abin, 1996) sebagai
berikut:
Ket:
S =stimulus 0 = objek R = respon
S-0-R
Ketika terjadi proses belajar, informasi adalah input dari lingkungan yang
diproses dan disimpan dalam ingatan serta output dalam bentuk beberapa
kemampuan yang dipelajari. Ketika satu stimulus mendapatkan respons,
transformasi sampai kemudian tersimpan secara permanen dalam ingatan.
Proses pengolahan informasi diawali dengan adanya stimulus dari lingkungan
luar yang diterima melalui alat-alat indra dalam bentuk cahaya, gambar, bunyi,
suhu, tekanan dan lain-lain. Agar diproses melalui sistem pen9olahan informasi,
stimulus tersebut harus mendapatkan respons terarah, satu respons yang
memfokuskan perhatian kita kepada stimulus tersebut, respons terarah tersebut
menumbuhkan minat dan membuat kita ingin lebih mengetahui stimulus tersebut.
Ketika memperhatikan stimulus, informasi yang disajikan stimulus tersebut akan
masuk ke ingatan jangka pendek I ingatan bekerja yaitu ingatan sadar, yakni
semua yang kita sadari pada satu waktu tertentu, seperti memaknai, memproses
dan memahami. Jika informasi dalam ingatan jangka pendek atau ingatan
bekerja diulang, dilatih maka akan tetap menjadi fokus perhatian atau bahkan
sampai pada ingatan jangka panjang. lngatan jangka panjang merupkan pusat
informasi permanen, yang menyimpan hampir semua bentuk informasi verbal,
visual dan auditorial.
Dari cara kerja otak tersebut tampak bahwa informasi yang disampaikan dosen
harus dibuat sedemikian rupa agar mahasiswa memberikan mspons dan
mengolah informasi yang diterima secara aktif, tidak hanya dengan mendengar
dan menerima secara pasif. Selanjutnya akan disajikan apa dan bagaimana
gaya belajar mahasiswa sebagai bahan pertimbangan bagi dosen dalam memilih
2.1.3 Aktivitas-aktivitas Belajar
Dalam belajar , seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu
situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam
rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan
aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi dimanapun dan
kapan pun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena
itulah, berikut menurut Wasty (2006) terdapat beberapa aktivitas belajar :
1 . Mendengarkan
Dalam pergaulan terjadi suatu komunikasi verbal berupa percakapan.
Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat atau
yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi
ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk belajar.
2. Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas
memandang berhubungan era! dengan mata. Karena dalam memandang itu
matalah yang memegang peranan penting. Aktivitas memandang dalam arti
belajar di sini adalah aktivitas memandang yang bertujuan sesuai dengan
kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif. Setiap
stimuli visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar tetapi
aktivitas memandang tanpa tujuan bukanlah termasuk perbuatan belajar.
3. Meraba,Membau dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas merabB,membau dan mengecap adalah indra manusia yang dapat
membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang
untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan.
Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau atau aktivitas
mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh
kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan meng9unakan situasi
tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
4. Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan
aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertEmtu seseorang
harus mendengarkan isi ceramah, namun seseorang tidak bisa mengabaikan
masalah hal-hal yang dianggap penting.
5. Membaca
Aktivitas membaca dalam belajar memerlukan teknik yang dimulai dengan
memperhatiakn judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi
kepada kebutuhan dan tujuan lalu memilih topik yang relevan dengan
kebutuhan atau tujuan tersebut.
6. Membuat lkhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi
lkhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi hal-hal penting yang
mahasiswa baca dapat membantu mahasiswa dalam ュ・ョセjゥョァ。エ@ atau
7. Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram dan Bagan-bagan
Dalam buku sering dijumpai tabel-tabel, diagram ataupun bagan-bagan.
Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam
mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta
dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman
seseorang tentang sesuatu hal.
8. Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam aktivitas membuat paper yang baik terlebih dahulu memerlukan
perencanaan yang baik dengan menentukan rumusan topik paper kemudian
menentukan serta menyajikan materi-materi yang relevan, sehingga clalam
penyusunan paper tersebut merupakan aktivitas belajar.
9. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahu1 bahwa seseorang
sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya.
Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat
kesan yang telah clipunyai.
lngatan itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning),
menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (re-membering) hal-hal
yang telah lampau. Jadi, mengenai ingatan tersebut ada エゥセQ。@ fungsi ;
memasukkan, menyimpan dan mengingat kembali ke alam sadar. lngatan
(memory) seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor; sifat seseorang,
Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar tidak ada seorang pun yang
tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali orang gila yang tidak pernah
belajar selama mengalami kegilaan. Karena orang gila tidak akan dapat
mengingat kesan dari sikap dan perbuatannya dalam kegilaan itu. Perbuatan
mengingat jelas sekali ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran,
berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus dan sebagainya.
10. Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang
hubungan antara sesuatu. Belajar berpikir sangat diperlukan selama belajar
di sekolah atau di perguruan tinggi. Masalah dalam belajar terkadang ada
yang harus dipecahkan seorang diri, tanpa bantuan orang lain. Pemecahan
atas masalah itulah yang memerlukan pemikiran. Berpikir itu sendiri adalah
kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian
pengetahuan.
11. Latihan atau Praktek.
Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya
penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar
sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang
2.1.4 Strategi Belajar
Oalam mengerjakan sesuatu secara tepat, terarah, jelas dan tuntas, manusia
harus mempunyai strategi. Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani Strategos
atau strategus dengan kata jamak strategi, yang berarti jenderal atau perwira
Negara dengan fungsi yang luas. Strategi dalam konteks awal diartikan sebagai
"Generalship" atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat
rencana untuk menaklukkan musuh dalam memenangkan perang (Setiawan,
1996)
Menu rut Peter Salim dan Yuni Salim ( 1991) "strategi" adalah rencana cermat
tentang sesuatu kegiatan guna meraih suatu target atau sasaran. Dan menurut
Slameto ( 1991) strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan
dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi dalam belajar maupun pengajaran.
Sedangkan pendapat Lawson yang dikutip oleh Muhibbin Syah (1995) "Strategi"
adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah
rencana tentang cara-cara yang akan dilakukan untuk ュ・ョセゥィ。、。ーゥ@ suatu
Strategi belajar berdasarkan definisi strategi dan belajar dapat disimpulkan
sebagai rencana tentang cara-cara yang akan dilakukan dalarn kegiatan belajar
untuk rnencapai hasil yang diinginkan.
Ada beberapa strategi belajar mahasiswa yang meliputi :
1) Strategi dalam mengikuti kuliah
Ada beberapa strategi dalarn mengikuti perkuliahan menurut Agus M Haryana
(1994):
a. Hadir tepat waktu
Masuk ruang kuliah 1 O men it sebelum dosen yang bersangkutan datang
memasuki ruangan kuliah. Dengan demikian mahasiswa mempunyai waktu
untuk sekedar istirahat dan mempersiapkan fisik, seperti kekamar mandi dan
mental untuk mengikuti kuliah, seperti rileks sejenak dan menenangkan diri. Hal
ini akan membantu konsentrasi dalam belajar sehingga otak bisa menyerap
materi dengan cepat.
b. Duduk pada tempat yang terbaik dalam ruang kuliah
Tempat duduk terbaik adalah tempat yang nyaman dan aman untuk belajar.
Keuntungannya adalah perhatian tidak mudah terganggu oleh sinar dan panas
matahari, udara, suara berisik atau orang yang berlalu lalang, dapat mendengar
dosen dengan jelas, dapat mengamati perlaku dosen yang mEmambah manusia
c. Berikan perhatian yang memusat terhadap perkuliahan yang sedang
berlangsung, antusias dan tidak membuat gerakan atau berbic.ara yang tidak
penting.
d. Selama perkuliahan hendaknya mahasiswa aktif, misalnya berusaha
konsentrasi, mengikuti dan menjawab pertanyaan atau soal dari dosen,
mengadakan kegiatan dan sebagainya.
e. Menghadiri kuliah terutama kuliah-kuliah pertama
Pada kuliah pertama, dosen biasanya memberitahukan, tentang (1) buku-buku,
peralatan dan bahan atau hal lain yang akan dipakai dan (mungkin) harus dibeli,
(2) Tugas-tugas yang perlu dikerjakan sebelum menghadiri kuliah, (3) Jumlah
persentase minimal hadir dalam kuliah dari seluruh jadwal kuliah sebagai syarat
untuk boleh menempuh ujian, (4) Menyusun makalah semesteran: topik, jumlah
halam, hari/tanggal diserahkan, (5) Mengerjakan PR yang cliumumkan setiap
akhir kuliah sebagai pelengkap kuliah, (6) Praktik kerja laboratorium atau
lapangan, (7) Ujian-ujian: bahan, soal objektif, esai atau keduanya, (8) lain-lain
misalnya tugas kelompok.
2) Strategi dalam memperoleh informasi tambahan
A. Cara membaca buku
a.1. Pertama-tama kita harus membaca dengan cara pengamatan atau
pengarahan. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran umum tentang buku
mutu fisiknya.
b.2 Membaca buku bab demi bab dan bagian-bagian dari bab, sesuai dengan
perkembangan pembahasan bahan mata kuliah. Hal ini akan membantu dalam
mengingat karena ingatan manusia cenderung mengingat hal yang bersifat
sistematis disbanding hal yang bersifat acak-acakan.
c. 3 Baca secara terstruktur dan bertahap
d.4 Bila ada subjudulnya, pelajari per subjudulnya dengan rnenemukan dan
rnendalami gagasan pokok yang ada dalam setiap alinea atau paragraf.
e.5 Gagasan pokok itu pelajari lebih lanjut dengan membaca intensif
subgagasan-subgagasan beserta penjelasannya, entah berupa soal,
langkah-langkah, ciri-ciri, sebab-akibat atau lainnya.
f.6 Cata! hal-hal, pemikiran, rumus, dalil yang penting dan khas yang belum jelas
artinya dan implikasinya, untuk pada waktunya kita tanyakan pada rekan kuliah
atau dosen yang bersangkutan.
g. 7 Baca berulang-ulang diktat yang belum jelas kemudian garis bawahi
h.8 Cara membuat ringkasan
Berikut cara meringkas yang dikemukakan oleh Agus Hardjana ( 1994) :
I. Carilah gagasan pokok, subgagasan, sub-sub gagasan da.n penjelasan lebih
lanjut dalam alinea yang hendak kita ringkas
II. Gagasan pokok kita beri garis bawah lurus ganda (===) atau satu garis
bawah bengkok (---). Pada subgagasan kita beri satu garis bawah (_)
frase, fakta dan dat pokoknya.
Ill. Bila sudah selesai membaca 3-5 alinea atau 2-3 halaman, buatlah singkatan
atau ringkasan dengan memanfaatkan gagasan pokok, subgagasan, sub-sub
gagasan dan penjelasan lebih lanjutnya.
IV. Dalam menyingkat atau meringkas gunakanlah kata-kata sendiri. Masukan
kedalam singkatan atau ringkasan hal-hal yang penting dilihat dari isi materi
dan tujuan meringkas
V. Dalam mengaitkan gagasan satu dengan gagasan lain, gunakanlah kata
penghubung seperti pertama, kedua, ketiga, dari satu pihak, karena,
meskipun, dan lain-lain.
VI. Catatlah pada kertas atau kartu tersendiri, caranya (1) Pakailah kertas atau
kartu berukuran 15x21 cm, (2) Berilah nomor halaman pada setiap kertas
disetiap sudut kanan alas, (3) Mulailah mencatat dengan menulis bab dan
judulnya, (4) Kumpulkan aturlah kertas-kertas catatan itu yang sudah diisi
3) Strategi dalam mengatur waktu belajar
Untuk menentukan waktu belajar ditengah kesibukan berorganisasi, maka
berikut Ora.Yan Aryanti (1985) memberikan beberapa petunjuk, antara lain:
a. Pilihlah waktu yang memungkinkan anda dapat belajar dengan baik apakah
diwaktu pagi, siang, sore atau malam hari.
b. Bertanyalah kepada diri sendiri, pekerjaan mana yang anda anggap sukar
dan mana yang mudah. Pada saat fikiran masih segar, pelajarilah terlebih
dahulu pelajaran yang anda anggap sukar.
c. Mata kuliah yang sukar hendaknya dipelajari lebih lama, a9ar betul-betul
dapat dikuasai
d. Berilah waktu yang cukup untuk setiap mata kuliah
e. Tidak ada pedoman pasti untuk menetapkan lama seharusnya waktu belajar.
Umumnya untuk setiap belajar mengenai satu topik dan saat istirahat antara
5-10 menit
f. Ulangilah pelajaran yang baru saja diberikan dikelas. Hal ini akan le bih
mudah diingat. Bacalah kembali pelajaran itu secara singkat sebelum
menghadapi jam kuliah berikutnya.
g. Belajar setiap hari 2 jam selama 6 hari berturut-turut akan memberikan hasil
lebih besar dari pada belajar 6 jam sekaligus dalam satu hari
h. Jangan menyia-yiakan waktu luang, jika ada waktu luang rnaka sempatkanlah
Selanjutnya adalah menyusun jadwal belajar. Jadwal belajar adalah daftar
kegiatan belajar dimana disebutkan bahan yang dipelajari dan waktu yang
dimiliki serta waktu berakhirnya. Ada empat langkah untuk menyusun jadwal
belajar yang baik. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
I. Menentukan waktu yang tersedia untuk belajar
II. Menetapkan apa yang hendak dipelajari
Ill. Menetapkan berapa banyak waktu yang hendak kita sediakan untuk
masing-masing hal yang hendak kita pelajari atau hendak kita lakukan selama belajar
IV. Menetapkan kapan kita mempelajari hal yang hendak kita pelajari dan hal
yang hendak kita kerjakan selama belajar
V. Jadwal yang telah dibuat hendaknya dipatuhi oleh diri sendiri.
4) Strategi dalam mencapai prestasi
a.
Mengerjakan tugasSebelum masuk kelas, pastikan telah mengerjakan tugas dari dosen bukan
sebatas tugas mata kuliah saja tetapi materi sebelumnya, sebat> hal tersebut
akan membantu pemahaman materi selanjutnya.
b. Rajin hadir kuliah
Absensi sangat berpengaruh dalam penilaian terakhir, hindari izin atau bolos
dalam mengikuti perkuliahan apabila tidak ada aktivitas yang sangat mendesak.
c. Antusias
\
\- ; ; - -\»:_ --> -. : \' - --- "" _________ _
mengungkapkan pengalaman\(keluarari), dimana dalam hal ini berkaitkan
dengan penginderaan manusia yang berupa visual, auditori dan kinestetik.
Dengan demikian beberapa pengertian gaya belajar di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa gaya belajar adalah cara belajar yang khas seorang
mahasiswa dalam memperoleh, mengolah serta mereproduksi informasi dengan
modalitas yang dimiliki seseorang yaitu berkaitkan dengan penginderaan
manusia yang berupa visual, auditori dan kinestetik. Hal tersebut guna
mendapatkan pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan dari mata kuliah.
2.2.2 Macarn-rnacarn Gaya Belajar
Menurut De Porter dan Hernacki (1999) gaya belajar seseorang terbagi menjadi
tiga, sebagai berikut :
1. Gaya Belajar Visual.
Gaya belajar visual terkait dengan penyerapan informasi yang dilakukan melaui
indera penglihatan. Kemampuan visual timbul dari penglihatan dan visi binokuler
(melihat dengan kedua mata yang difokuskan pada objek yang sama).
Dimana ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
Gaya belajar visual, yaitu gaya belajar yang menggunakan modalitas indera
penglihatan dengan bercirikan senang akan kerapihan dan keteraturan,
berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur jangka panjang yang baik,
didengar, biasanya tidak terganggu dengan kegaduhan, lebih suka membaca
daripada dibacakan.
Adapun menurut Madden (2002) gaya belajar visual terdapat dua macam, yaitu :
a. visual-eksternal, pembelajar visual-eksternal memproses informasi dengan
cara melihat, menyukai gambar dan membaca petunjuk, berbicara dengan
cepat tetapi jawaban pembelajar visual-eksternal umumnya singkat dan
monoton, senang menulis makalah atau hasil penelitian, rnenerima suatu hal
berdasarkan penampilannya, dapat belajar dalam lingkun9an yang fleksibel,
tidak terganggu dengan keributan.
b. Visual-internal, pembelajar visual-internal dapat langsung membayangkan
sebuah konsep
Sebagaimana gaya belajar visual yang terkait dengan penyerapan informasi
yang dilakukan melalui indera penglihatan, sebagaimana Allah telah memberi
dorongan kepada manusia untuk mengadakan pengamatan S<9rta memikirkan
terhadap berbagai gejala alam dengan fungsi pancaindera yang dianugerallkan
terutama terkait terhadap indera penglihatan. Dalam Al-Quran surah Yunus ayat
101 :
101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial terkait dengan penyerapan informasi yang dilakukan
melalui indera pendengaran. Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi (suara)
dengan indera pendengar. Bunyi atau suara dapat digolongkan alas dua cara,
yaitu: berdasarkan alas keteraturan, dimana dibedakan antara gemerisik dan
nada. Nada dibedakan menjadi; (1) tinggi rendahnya (bergantung pada besar
kecilnya frekuensi), (2) intensitasnya (bergantung pada amplitudo), (3) tirnbrenya
(bergantung tinggi rendahnya suara).
Dimana ciri-ciri gaya belajar auditorial yaitu :
Gaya belajar auditorial, yaitu gaya belajar yang rnenggunakan rnodalitas indera
pendengaran dengan bercirikan mudah terganggu oleh keributan, senang
rnembaca dengan keras dan mendengarkan, belajar dengan rnendengarkan,
mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, suka berdiskusi dan
suka berbicara serta menjelaskan sesuatu panjang lebar,
Adapun menurut Madden (2002) gaya belajar auditorial terdapat dua macam,
yaitu:
a. Auditorial-eksternal, pembelajar auditorial-eksternal memperoleh
pengetahuan dengan mendengarkan, senang mendengarkan kaset daripada
membaca buku, lebih mengingat hal-hal yang didengar daripada yang dilihat,
b. Auditorial-internal, pembelajar auditorial-internal 」・ョ、・イオョセj@ mandiri, Jebih
suka bekerja sendiri, dapat bekerja dalam kelompok kecil
Gaya belajar auditorial yang terkait dengan penyerapan informasi yang dilakukan
melalui indera pendengaran. Demikian pula terdapat dalam buku AJ-Quran dan
llmu Jiwa suatu ayat yang menerangkan bahwasanya Rasulullah senantiasa
mengulangi suatu kalimat, supaya kalimat atau ungkapan itu cfapat cfimengerti
oleh para sahabat, maka hal tersebut menjelaskan bahwa penyerapan informasi
dapat dengan mudah serta cepat melalui indera pendengaran bagi seseorang
yang memiliki gaya belajar auditorial.
"Sesungguhnya Nabi SAW jika menyabdakan suatu kalimat, maka beliau akan
menggulangnya sebanyak tiga kali sehingga ungkapan itu benar-benar bisa
dipahami" (Utsman Najati, 2000).
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah penyerapan informasi yang dilakukan dengan
cara mengerjakannya secara langsung atau mempraktekkannya.
Dimana ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu :
Gaya belajar kinestetik, yaitu gaya belajar yang menggunakan modalitas cfengan
bercirikan senang belajar melalui memanipulasi dan praktik, rnenghafal dengan
cara berjalan dan melihat, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama, tidak dapat
mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat
itu, ingin melakukan segala sesuatu, menyukai berbicara den(Jan perlahan.
Adapun menurut Madden (2002) gaya belajar kinestetik terdapat dua macam,
yaitu:
a. Kinestetik-eksternal, pembelajar kinestetik-eksternal meny•arap informasi
dengan bergerak, berbuat, menyentuh, ingin mencoba clahulu kemudian
membaca hal yang baru, senang dengan kunjungan lapangan dan
eksperimen langsung.
b. Kinestetik-internal, pembelajar kinestetik-internal kurang ekspresif secara
verbal, lebih suka tidak mengangkat tangan di kelas karena mereka
melakukan tanya jawab hanya dalam hati, mementingkan cara orang
mengatakan sesuatu daripada apa/isi yang dikatakan
Demikian pula terdapat dalam buku Al-Quran dan llmu Jiwa bahwa Rasulullah
SAW juga menaruh perhatian besar dalam akan pentingnya praktek ilmiah
dengan cara mengaplikasikan ajaran dalam aktifitas keseharian. Hal ini
sebagaimana riwayat yang telah disebutkan oleh Al-Bukhari dari sabda
"Sesungguhnya ilmu itu hanya (bisa diraih) melalui proses belajar. Sementara
kesabaran juga hanya (bisa didapatkan kalau seseorang) mau belajar untuk
bersabar. Barangsiapa mencari kebajikan, maka Allah akan rnemberikan
kebaikan padanya. Dan barangsiapa menjaga dirinya dari keburukan, maka
Allah akan menjaganya dari keburukan" (Utsman najati, 2000).
Maksud hadits di alas adalah ingin menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak
akan bisa sempurna diraih kecuali dengan mengerahkan seluruh tenaga dan
dengan melakukan partisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.
2.3
Prestasi Belajar2.3.1 Pengertian prestasi belajar
Dalam dunia pendidikan, dikenal istilah kemampuan yang dicapai siswa dalam
menyerap pelajaran. Ada yang menyatakan hasil, potensi, nilai & ada pula yang
menggunakan istilah prestasi.
Dalam kamus bahasa Indonesia, karangan W.J.S Poewadarminta (1976), arti
prestasi menurut bahasa adalah: hasil yang telah dicapai (dikerjakan,
dilaksanakan & sebagainya. Sedangkan prestasi menurut istilah adalah : bukti
dari berbagai proses dengan membuahkan tujuan yang diharapkan (Hayeyb,
1982).
Ngalim Purwanto (1995) berpendapat bahwa prestasi merupakan sesuatu yang
digunakan untuk menilai belajar yang diber'lkan guru kepada siswanya atau
dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu.
Maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai perolehan hasil yang dicapai
seorang mahasiswa dalam rangkaian proses belajar mengajar (perkuliahan),
baik dinyatakan dalam angka maupun huruf. Dengan prestasi belajar ini seorang
guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswanya dalam menyampaikan
pelajarannya & siswa dalam menerima pelajaran.
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai setelah proses
belajar mengajar terjadi diwujudkan dengan nilai baik berupa angka ataupun
huruf. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor.
Menurut Muhibbin Syah (2002) secara umum faktor-faktor tersebut dapat
1. Faktor internal siswa
Menurut Muhibbin Syah (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dari dalam diri siswa sendiri meliputi 2 aspek yaitu aspek fisiologis
(yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
a. Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmaniah & tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh & sendi-sendinya dapat mempengaruhi
semangat & intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk
mempertahankan tonus jasmaniah agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan
mengkonsumsi makanan & minuman yang bergizi. Sela in itu, siswa juga
dianjurkan memilih pola istirahat & olah raga ringan sedapat mungkin
terjadwal secara tetap & berkesinambungan. Kondisi organ tubuh siswa yang
sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan.
Selain kondisi fisiologis umum, berfungsinya alat panca indera dengan baik
merupakan syarat yang memungkinkan belajar itu belangsung dengan baik.
Dengan sistem pendidikan dewasa ini, diantara panca indera manusia yang
paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini
penting karena sebagian besar hal yang dipelajari oleh manusia, dipelajarinya
melalui penglihatan dan pendengaran.
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua
keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang.
Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang
utama dalam menentukan intesitas belajar seorang anak. Dimana
faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik,
yaitu:
a.1. lnteligensi
lnteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Sebagaimana menurut Wasty (2006) bahwa
inteligensi menyangkut kemampuan mental untuk belajar dan menggunakan
apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhaclap situasi yang
kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.
lntelegensia/kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam
menentukan berhasil/tidaknya mengikuti program pendidikan. Pada
umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik
prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf
b.2. Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi I merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek
orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Dan
menurut Mahmud (2005) sikap adalah bentukan sosial clan personal. Artinya,
sikap seseorang muncul akibat pengaruh lingkungannya. Namun disisi lain,
sikap pun terkait dengan faktor internal perseorangan.
c.3. Baka! siswa
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sedangkan
menurut Mahmud (2005) bakat merupakan sarana yang mempermudah
seseorang untuk menyerap pengetahuan yang sesuai den;ian bakatnya.
Seseorang yang memiliki bakat dalam bidang bahasa akan mudah menerima
pelajaran atau informasi yang berkenaan dengan bahasa daripada pelajaran
menghitung. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat
(attitude) dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat
tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
d.4. Minat siswa
Mina! dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil bela1ar siswa, sebab
minat itu sendiri adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar
diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat
belajar yan besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya
minta belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Dalam konteks ini minat seseorang yang besar akan mempengaruhinya
untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu tersebut secara terus
menerus. Pada situasi belajar mengajar di sekolah, misalnya siswa yang
berminat terhadap suatu mata kuliah tertentu akan cenderung untuk
memusatkan perhatian secara terus menerus selama proses belajar
mengajar berlangsung.
e.5. Motivasi siswa
Pengertian dasar motivasi adalah kondisi atau keadaan yang mengaktifkan
atau mendorong seseorang untuk bertingkah laku mencapai tujuan. Dalam
pengertian menurut Wasty (2006) motivasi berarti (a) merupakan pemasok
daya (energizer) untuk bertingkah laku & (b} penyeleksi bentuk tingkah laku
yang sesuai/terarah pada pencapaian tujuan.
Dalam proses belajar mengajar, motivasi (baik internal maupun eksternal)
kepada pencapaian tujuan belajar. Menurut S. Nasution (1996) motivasi
adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar. Ada 2 macam
motivasi, yaitu : motivasi instrinsik (dari dalam) yaitu motivasi yang fungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar karena memang dalam diri sendiri telah ada
dorongan itu dan motivasi ekstrinsik (dari luar) yaitu motivasi yang berfungsi
karena ada rangsangan dari luar. Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
2. Faktor eksternal siswa
a. Lingkungan sosial.
Lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi lingkungan
sosial di sekolah (guru, teman sekelas, para staf administrasi), Lingkungan
sosial siswa (masyarakat, tetangga, teman sepermainan), dan Lingkungan
sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar 1alah orang tua dan
keluarga siswa itu sendiri.
b. Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah,
rumah tempat tinggal keluarga siswa, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai upaya belajar siswa yang meliputi
gaya belajar yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran dalam menunjang efektivitas dan efisi1:msi proses
pembelajaran materi tertentu. Disamping faktor-faktor internal dan eksternal
siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar
juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa
tersebut.
Sedangkan menurut Wasty (2006) bahwa cara atau gaya belajar yang digunakan
siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi
tertentu terdapat didalam faktor-faktor metode belajar sebagai berikut :
a.
Kegiatan berlatih atau praktekBerlatih dapat diberikan secara non-stop (maraton) atau terdis.tribusi (diselingi
dengan istirahat). Latihan yang dilakukan secara non-stop dapat melelahkan dan
membosankan, ini dikarenakan jam pelajaran/latihan yang terlalu panjang adalah
kurang efektif. Sedangkan latihan terdistribusi memiliki distribusi waktu yang
pendek-pendek sehingga dapat menjamin terpeliharanya stamina dan
kegairahan belajar, ini dikarenakan latihan memerlukan waktu istirahat.
b. Overlearning dan Drill
Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau mengingat, maka
keterampilan yang pernah dipelajari tapi dalam sementara waktu tidak
dipraktekkan. Overlearning yang terlalu lama menjadi kurang efektif bagi
kegiatan praktek. Sedangkan drill berlaku bagi kegiatan abstraksi misalnya
berhitung. Mekanisme drill adalah tidal< berbeda dengan overlearning. Baik drill
maupun overlearning berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar.
c. Resitasi Selama Belajar
Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk menghafalkan
bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah diadakan kegiatan membaca atau
penyajianmateri, kemudian siswa berusaha untuk menghafalnya tanpa melihat
bacaanya. Jika siswa telah menguasai suatu bagian, dapat melanjutkan ke
bagian selanjutnya.
d. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian adalah lebih menguntungkan
daripada belajar mulai dari bagian-bagian. lni dikarenakan dengan mulai dari
keseluruhan, siswa menemukan arah atau sikap yang tepat untuk belajar.
Kelemahan dari metode keseluruhan adalah membutuhkan banyak waktu dan
pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung.
Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu clalam belajar tidak
sama. Sehubungan dengan itu, terdapat gaya belajar yang terbagi menjadi 3,
yaitu : auclitorial (mendengarkan ucapan orang lain), visual (menggunakan
penglihatan, senang menghadiri acara seminar), kinestetik (menggunakan fungsi
motorik).
f. Bimbingan clalam belajar
Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau ッイ。ョセQ@ lain cenderung
membuat siswa menjacli tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam
batas-batas yang diperlukan oleh individu. Yang terpenting yaitu perlunya pemberian
modal kecakapan pada individu sehingga yang bersangkutan dapat
melaksanakan tugas dengan sedikit saja bantuan dari orang lain.
2.3.3 Pengukuran prestasi belajar
Untuk mengetahui prestasi belajar dari seseorang perlu dilakukan pengukuran &
penilaian terhadap hasil pendidikan yang diberikan. Dalam pendidikan di sekolah
pengukuran & penilaian yang dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa
dengan memberikan tes/ujian. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah hasil dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berclasarkan pengukuran
clan penilaian terhadap hasil pendidikan yang diwujudkan berupa angka-angka
Dalam penelitian ini bentuk prestasi belajar yang digunakan d1sesuaikan dengan
objeknya yaitu prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa dalam
satu semester diukur setiap akhir semester, meliputi seluruh mata kuliah yang
menjadi beban mahasiswa dalam semester yang bersangkutan, kemudian
dituangkan dalam indeks prestasi mahasiswa.
lndeks Prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir
yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program belajar. lndeks prestasi
dicari dengan mempertimbangkan nilai akhir mahasiswa dan besarnya jumlah
sks yang diperoleh untuk mata kuliah-mata kuliah yang dimaksud. Nilai akhir
yang diperoleh ditetapkan sebagai berikut :
-Nilai Bobot Rentang l
A 4 80-100 l
i
I
B 3 68-79 I
I
c
2 56-67 '
-D 1 45-55
---E 0 Kurang dari 45
lndeks prestasi dihitung baik pada akhir program semester dengan hasilnya yang
disebut indeks prestasi semester, maupun pada akhir program pendidikan
lengkap satu jenjang dengan hasilnya yang disebut indeks prestasi lengkap atau
Untuk mendapatkan indeks prestasi seorang dosen menggunakan berbagai
sarana evaluasi akademis seperti tes tengah semester, tes akhir semester, tes
harian dan tugas-tugas rumah. Nilai indeks prestasi sebagai pengukur prestasi
belajar mahasiswa didapat dengan menghitung nilai-nilai mata kuliah yang
diperoleh mahasiswa dan jumlah sks yang diambil dalam semester tersebut.
Sistem satuan kredit semester (SKS) yaitu satuan untuk menyatakan besarnya
program semesteran dipakai di setiap perguruan tinggi. Hal tersebut merupakan
implikasi dan konsekuensi dari Keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan
N0.0124/U/1979 (Slameto, 1991 ). Sementara Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.30 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi menggunakan norma
prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf A,B,C,D 8, E dengan skala
4-0. Untuk mengukur prestasi belajar, peneliti menggunakan nilai hasil belajar
setelah mengikuti perbaikan atau pengulangan yang diperoleh pada mata kuliah
statistik yang terdapat dalam indeks prestasi.
2.4 Kurikulurn Program S-1 Fakultas Psikologi UIN
Kurikulum program sarjana strata satu Psikologi disusun pada kurikulum
nasional yang diterapkan Direktorat Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional dan hasil Kolokium Penyelenggaraan Program Studi Psikologi dan
Workshop Kurikulum Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2002. (sumber buku pedoman akademik tahun 2003-2004 Fakultas Psiko/ogi
Berdasarkan jenisnya, mata kuliah di Fakultas Psikologi UIN clibedakan sebagai
berikut:
a. Mata kuliah wajib atau mata kuliah dasar yaitu mata kuliah yang harus diambil
ataupun diikuti oleh seluruh mahasiswa.
b. Mata kuliah pilihan atau mata kuliah peminatan ialah mata kuliah yang dapat
dipilih oleh mahasiswa semeter 6 berdasarkan minat mahasiswa masing-masing.
Adapun mata kuliah statistik merupakan mata kuliah wajib atau mata kuliah
dasar. Dan deskripsi mata kuliah tersebut adalah mata kuliah ini merupakan
mata kuliah yang mempelajari pengertian dasar, teknik menyusun dan
menyajikan data yang bersifat psikologis, teknik-teknik pengukuran dan teknik
korelasi untuk melihat hubungan dua gejala psikologis I sosial serta penggunaan
dan fungsi teknik chi-kwadrat.
Menurut Supranto (2000) dalam arti sempit, statistik berarti data ringkasan
berbentuk angka (kuantitatif). Statistik penduduk, misalnya data atau keterangan
berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlah,rata-rata
umur,distribusinya,persentase penduduk yang buta huruf).
Dalam arti luas, statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari c;ara pengumpulan,
pengolahan/pengelompo