• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar statistik mahasiswa program non reguler fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar statistik mahasiswa program non reguler fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR STATISTIK MAHASISWA PROGRAM

NON REGULER FAKULTAS PSIK0

1

LOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh:

DEWI FAUZIYATI

NIM:203070001460

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM

negeヲセi@

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Kesalahan bukanlah suatu momok yang hinakan diri

Justru berkat kesalahanlah, kita dapat

be[ajararti

kebenaran

Don't Quit ..

(3)

BELAJAR STATISTIK MAHASISVl/A PROGRAM NON REGULER

FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh

DEWI FAUZIYATI

NIM203070001460

Di Bawah Bimbingan

Fakultas Psikologi

'ernbimbing II

Ora. Diana Mutiah, M. Si

NIP. ·150 277 469

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

(4)

Skripsi yang berjudul "Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar

Statistik Mahasiswa Program Non Reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif

-lidayatullah Jakarta " telah diujikan dalaM Sidang Mu11aqasyah Fakultas

::isikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta oada tanggal 9

Juni 2008 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

ielar sarjana psikologi.

Cetua me ngkap anggota

Pembimbing I

M.Si

Jalrnrta,.

£j_;:11-!N.I ....

2008

Sidang Munaqasyah

Anggota

Sekretaris mErangkap anggota

l

1t2of

Ora.

z。ィイッエオョセセセケ。ィL@

M. Si NIP 150 238 773

Ora. 1ana Mutiah, M. Si NIP. 150 2·:7 469

Pembimbing II

(5)

5 great wonders of tlie mind

When we change our thinking, We change our beliefs. When we change our beliefs, We change our expectation. When we change our expectation

When we change our attitude. When we change our attitude,

We change our behavior. When we change our behavior,

We change our performance

!

Winners never quit, quitters never win

'l(arya ini K;tpersemGali!(an

(6)

(C) Dewi Fauziyati

(A) IFakultas Psikologi (B)Juni2008

(D) Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Statistik Mahasiswa Fakultas Psikologi

(E) xiv+ 88 (F)

Cara belajar yang digunakan oleh seorang mahasiswa dalam memperoleh, mengolah serta mereproduksi informasi dengan modalitas yang dimiliki seseorang yaitu berkaitkan dengan penginderaan manusia berupa visual, auditori dan kinestetik yang sesuai dengan tuntutan dari mata kuliah dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Seperti halnya mata kuliah statistik yang memiliki karakteristik berupa angka. Oleh sebab itu, gaya belajar yang khas dimiliki oleh seseorang dapat mempermudah dalam penerimaan informasi mengenai materi perkuliahan statistik, sehingga dapat mempengaruhi dalam perolehan prestasi belajar.

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik mahasiswa program non reguler Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Pendekatan penelitian yang dipakai adalah kuantitatif dengan metode korelasi. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2003-2006 sebanyak 178 mahasiswa, sedangkan sampel/responden yang dipakai sebanyak 59.Sampel/responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, artinya mengambil sampel yang sudah ditentukan karakteristiknya.

Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan instrumen berupa skala model Likert dengan 4 alternatif jawaban. Data yang clidapat diolah dengan prosedur statistik dengan menggunakan SPSS versi 11,5. Dari uji hipotesis diketahui bahwa nilai Chi Square antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik sebesar 7,356. Sementara nilai chi label pada taraf ウゥセjョゥヲゥォ。ョウゥ@ 5% dengan df 10 adalah sebesar 18,307.

Dengan demikian nilai chi label hitung lebih besar dari pada nilai uji Chi Square,

artinya tidak ada hubungan positif yang signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik mahasiswa program non reguler Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

(7)
(8)

Alhamdulillahirabbil 'alamin, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Ucapan

syukur kepada Allah SWT alas karunianya yang tak terhingga terhaturkan

dengan ikhlas dan penuh pengharapan ridha Allah selalu menyertai. Sholawat

dan salam diberikan kepada baginda besar Muhammad SAW, sang penuntun

umat dan suri tauladan yang selalu memberi inspirasi dalarn kehidupan penulis.,

keluarga dan sahabat-sahabatnya yang selalu setia pada agama Allah dan

sunnah-sunnah Nabi.

Setelah berjuang mendapatkan ilmu di Fakultas Psikologi, akhirnya tiba

waktunya mengakhiri pendidikan ini dengan mempertanmiungjawabkan ilmu

yang didapat. Oengan semangat, penulis akhirnya bisa menyelesaikan skripsi ini

dengan judul "Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Statistik

Mahasiswa Program Non Reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta".

Selesainya skripsi ini bukan karena kuat dan hebatnya penulis, tetapi karena

adanya dukungan dari segala pihak. lbu Ora. Netty Hartati, M. Si, Oekan

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah

banyak membantu penulis dengan kebijaksanaan yang ada. Serta segenap

jajaran baik para dosen dan karyawan di Fakultas Psikologi, yang senantiasa

membantu penulis sejak menempuh kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing skripsi yaitu

lbu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si dan lbu Ora. Diana Mutiah, M.Psi yang telah

menuntun dan mengarahkan penulis dalam proses menyelesaikan skripsi.

Bapa dan Mama, terima kasih atas semuanya. Atas cinta, kasih sayang,

(9)

My Brothers (Mas Nazar, Mas Anton, Uda Papat n Farhan) dan My Sisters (Mba

Effi, Kak Lulu, Tia n Vita), terima kasih atas dukungannya bail{ berupa materii

dan semangatnya. Ar-Ramzi,Jasmine,Wildan dan Zahra celotehan kalian

membuat penulis kembali semangat ditengah-tengah kepenatan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman Psikologi X10C angkatan 2003,(abdu,adi,arnir,agnez,elin,mba

elyna,fahdi,fatin,faqih,gun,hana,ican,irma,ita,rizqi,syani,zaki n Om ze) sahabat

selama 4 tahun ini. Terima kasih karena kalian telah menjaga dan memberi

perhatian kepada penulis. Terimakasih atas pelajaran hidupnya yang berharga.

Karena kalian penulis menjadi lebih berani menghadapi hidup ini dan selalu

membuat hidup penulis berwarna dan ceria, terima kasih. Dona dan lryn terima

kasih banyak telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Banyak sekali pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini, namun penulis

tidak dapat menyebutkannya satu per satu, oleh karena itu penulis minta maaf

apabila ada pihak yang belum disebutkan. Penulis hanya dapat mengucapkan

terima kasih setulusnya, berharap semua kebaikan kalian dibalas oleh Allah

SWT.

Dan terima kasih untuk my self, my soul, my body akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semuanya, Amien.

Jakarta, Juni 2008

(10)

Halaman Judul ... ..

Halaman Persetujuan ...

ii

Halaman Pengesahan... ... . .. . .. . . .. . .. . .. . .

iii

Motto... iv

Dedikasi ... v

Abstraksi. ... vi

Kata Pengantar... ... ... ... viii

Daftar lsi... ... . . . .. . .. .... .. . . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . . ... . .. . . .. . . x

Daftar Tabel.... ... ... ... ... xiii

Daftar Gambar ... ,... xiv

BAB1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masai ah ... ... ... .... .... ... ... . ... .. .. ... ... 1

1.2. ldentifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

1.3.1 Pembatasan Masalah... 6

1.3.2 Perumusan Masalah... ... .. .... . . .. .. .. .. ... 7

1.4. Tujuan Penelitian.... .... .. .. .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

(11)

2.1. Bel ajar

2.1.1. Pengertian Belajar.. .. . . .. . . .. . . 10

2.1.2. Proses Bela jar... 12

2.1.3. Aktivitas-aktivitas Belajar... 16

2.1.4. Strategi Bela jar . . . 20

2.2. Gaya Belajar 2.2.1. Pengertian Gaya Belajar . . . 2l 2.2.2. Macam-macam Gaya Bela jar ... 28

2.3. Prestasi Belajar 2.2.1. Pengertian Prestasi Bela jar ... 33

2.2.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Bela jar... 34

2.2.3. Pengukuran Prestasi Belajar... . .. 42

2.4. Kurikulum Program S1 Fakultas Psikologi UINI Jakarta 44 2.5. Kerangka Berpikir ... 49

2.6. Hipotesa ... .... ... 52

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian... 53

3.1.2. Metode Penelitian . . . .. . 53

3.2. ldentifikasi Variabel.... .... .. .... .. . .. . .. .. . .. . .... .. .. . .. .. .. .. .. . 54

3.3. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 3.3.1. Definisi Konseptual Variabel... .... .. ... .. .. ... ... 54

3.3.2. Definisi Operasional Variabel. ... 55

3.4. Subjek Penelitian 3.4.1. Populasi. ... 55

3.4.2. Sampel... 56

(12)

Metode dan lnstrumen Penelitian ...

3.5.2. Teknik Uji lnstrumen Penelitian ... 60

3.5.2.1. Uji Validitas Skala... 60

3.5.2.2. Uji Reabilitas Skala... 61

3.6. Teknik Anal is is Data... 62

3.7. Prosedur Penelitian ... 63

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian ... 64

4.2. Presentasi Data 4.2.1 Penyebaran Nilai Prestasi Belajar Statistik ... 65

4.2.2 Uji Normalitas ... 67

4.2.3 Uji Homogenitas... 70

4.2.4 Uji Hipotesis.. .. . .. . . .. . ... .. . . .. . .. . . ... .. . . .. . ... . 71

4.3 Hasil Tambahan ... 74

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Diskusi.. .. . . .. . ... ... ... 81

5.3. Saran ... 84

)aftar Pustaka

[image:12.595.24.409.70.550.2]
(13)

Tabel 3.1 Blue Print Gaya Be/ajar ... 57

Tabe/ 3.2 Format Peni/aian Skala Gaya Be/ajar ... 60

Tabel 3.3 Blue Print S'<ala Ga ya Be/ajar... .. .. .. .... .. .. . ... 61

Tabel 3.4 Kaidah Baku Reabilitas ... 63

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ... 65

Tabel 4.2 Hasil Uji lnstrumen ... 67

Tabel 4.3 Kaidah Baku Reabilitas ... . Tabel 4.4 Data Prestasi Be/ajar Statistik ... . Tabel 4.5 Klcisifikasi Skor Skala ... . Tabel 4.6 Klasifikasi Prestasi Be/ajar Statistik ... . .. 68

.69 . .... 69

. .... 69

Tabel 4.7 Oistribusi Prestasi Be/ajar Statistik.. .. .. 70

Ta be I 4.8 Uji Normalitas Gaya Bela jar . . ... 71

Tabel 4.9 UJi 1\Jormalitas Prestasi Be/ajar Statistik.. . . . .... 72

Tabel 4.10 IJji Homogenitas Gaya Belajar & Prestasi Belajar. . ... 74

Tal)cl 4.11 Uji Hipotesis Gayci Be/ajar & Prestasi Belajar. ... . . ... 75

[image:13.595.46.415.132.489.2]

Tal)el 4.12 Tingkat Prestasi Be/ajar Berdasarkan Jenis Kelamin . 77 Tabel 4.13 Tingkat Prestasi Belajar Berdasarkan Keputusan Untuk Memilih Fak11ltas Psikologi ... .... .... 79

(14)
[image:14.595.77.413.165.478.2]

Garn bar 4.1 Ga ya Bela jar ... 71 Garn bar 4.2 Prestasi Bel ajar ... 73 Gambar 4.3 Pn;sentase Ga ya Bela jar ... 81

(15)

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan salah satu kegiatan yang tidak asing bagi manusia karena

belajar merupakan salah satu ciri khas manusia sebagai makhluk yang memiliki

kemampuan tertinggi diantara makhluk lainnya dan selama hidupnya manusia

selalu melakukan kegiatan tersebut. Manusia belajar untuk mengembangkan

perilaku yang efektif dan efisien guna mencapai tujuannya.

Mel Silberman (dalam De Porter, 2000) menyatakan bahwa belajar lebih

bermakna dan bermanfaat apabila seseorang menggunakan semua alat indera,

mulai telinga, mata sekaligus berpikir mengolah informasi & ditambah dengan

mengerjakan sesuatu. Sebagaimana pendapat De Porter dan IHernacki ('1999)

mengemukakan bahwa gaya belajar seseorang dapat dilihat dari modalitas yaitu

bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah

informasi dengan mudah. Menurut Wasty (2006) penggunaan modalitas indera

oleh masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu

para ahli pendidikan telah memperkenalkan tiga bentuk moclalitas yaitu visual,

auclitorial clan kinestetik, sehingga terdapat gaya belajar seseorang yaitu : gaya

(16)

(menggunakan penglihatan, senang menghadiri seminar), gaya belajar kinestetik

(menggunakan fungsi motorik).

Meskipun sebagian orang memiliki potensi untuk memberdayakan ketiga

modalitas tersebut tetapi menurut Blander & Grinder (dalam De Porter, 2000)

hampir setiap orang memiliki kecenderungan utama terhadap salah satu

modalitas belajar yang berperan sebagai filter dalam pembelajaran. Pada

kegiatan belajar seorang mahasiswa akan memiliki keinginan untuk mempelajari

berbagai macam pelajaran, dimana masing-masing pribadi seorang mahasiswa

mempunyai ketertarikan tersendiri untuk memperoleh informasi dengan berbagai

cara terhadap pelajaran tersebut Kecenderungan mahasiswa dalam

menggunakan cara tertentu untuk belajar dengan baik, maka hal itu yang

dikatakan gaya belajar.

Saal kegiatan perkuliahan, mahasiswa belajar sesuai gaya belajar mereka

masing-masing. Hal itu terlihat dari perilaku mahasiswa yang bermacam-macam

dalam menerima pelajaran dari seorang dosen. Seorang mahasiswa dengan

gaya belajar auditorial, mahasiswa tersebut tekun dan penuh konsentrasi

menerima pelajaran dari dosen dengan cara mendengarkan penjelasan dosen.

Serta terdapat mahasiswa dengan gaya belajar visual, mahasiswa tersebut

belajar dengan mengamati dan memperhatikan tulisan, bagan atau grafik

dengan seksama guna menyerap informasi materi perkuliahan yang

(17)

selain mempelajari teori-teori serta perlu latihan dalam menyelesaikan suatu data

guna memahami konsep-konsep yang terdapat pada teori. Dengan demikian

diharapkan gaya belajar yang khas dimiliki oleh masing-masing mahasiswa

dalam mempelajari mata kuliah statistik tersebut agar memperoleh hasil yang

baik. Dan mahasiswa sendiri yang dapat menentukan dan memutuskan gaya

belajar seperti apa yang sesuai/dibutuhkan untuk situasi yang mahasiswa hadapi

(Hisyam, 2002).

Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai orang yang sudah dianggap dewasa akan

lebih baik jika diperlakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan karakteristik

mereka, khususnya karakteristik psikologisnya. Hal itu terjadi karena karakteristik

psikologis akan mempengaruhi seseorang dalam bekerja sama dengan orang

lain ( dalam suatu kelompok), seperti cara memecahkan masalah , membuat

keputusan, membuat rencana belajar & juga cara belajar secara umum.

Kesemuanya itu akan mempengaruhi seseorang pada gaya belajarnya (learning

style). Pendapat Muhibbin Syah (2002) mengemukakan bahwa terdapat faktor

internal, faktor eksternal dan faktor pendekatan belajar, meliputi upaya belajar

siswa yakni gaya belajar yang digunakan mahasiswa dalam proses kegiatan

pembelajaran materi-materi perkuliahan dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Dalam memperoleh nilai prestasi selama perkuliahan, biasanya dosen

memberikan kuis, take home, paper, ujian tengah semester dan ujian akhir

(18)

kegiatan praktek ketika berlangsungnya perkuliahan. Perbedaan individual

mahasiswa dalam menyerap bahan pelajaran bervariasi, yang semuanya

merupakan ciri mahasiswa sebagai individu.

Demikian pula pendapat Rose & Nicholl (dalam De Porter, 2000) menyatakan

bahwa seseorang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan setiap cara

belajar mempunyai khasnya masing-masing. Dalam kenyataannya, kita semua

memiliki ketiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar, auditorial

dan gaya belajar kinestetik, hanya saja biasanya satu gaya mendominasi. Gaya

belajar itu sendiri pada prinsipnya untuk membantu mahasiswa dalam belajar.

Akan tetapi berhasil/tidaknya seseorang, tergantung pada efektif atau tidaknya

gaya belajar yang mahasiswa pilih. Tidak ada satu gaya belajar pun yang

benar-benar baik/buruk bila dibandingkan satu sama lain, semuanya tergantung pada

diri individu sendiri, juga tuntutan dari mata kuliah yang berbeda.

Di perguruan tinggi terdapat dua jenis mata kuliah berdasarkan jenisnya yaitu:

mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan yang berbeda-beda untuk tiap fakultas.

Mata kuliah statistik merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Fakultas

Psikologi. Dimana tujuan mempelajari mata kuliah statistik agar mahasiswa

mampu memahami dan menerapkan dasar-dasar statistik dalam penelitian

psikologi. Sebagaimana menurut Supranto (2000) statistik yaitu data ringkasan

berbentuk angka (kuantitatif) dan Sutrisno ( 1989) menyatakan bahwa dalam

(19)

yang telah diberikan. Penilaian terkadang juga diambil dari エオセQ。ウ@ makalah/paper

yang harus diselesaikan mahasiswa. Mahasiswa dikatakan lulus dalam mata

kuliah tersebut jika mendapat nilai minimal C (dengan bobot =2). Demikian pula

mata kuliah statistik biasanya diperoleh hasil belajar dari take home, ujian tengah

semester dan ujian akhir semester dengan nilai minimal C. Dari perolehan hasil

belajar statistik terdapat perbedaan prestasi belajar yang dialami oleh

mahasiswa. Hal itu dialami oleh mahasiswa program non reguler Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta, berdasarkan data statistik Fakultas

Psikologi dari Subag Akademik program non reguler pada periode semester

genap tepatnya tahun ajaran 2007-2008 bahwa terdapat mahasiswa yang

mengikuti perbaikan mata kuliah Statistik. Dimana keadaan pEirbaikan nilai pada

mata kuliah tersebut selalu dialami oleh beberapa mahasiswa di tiap angkatan

yaitu tercatat jumlah persentase mahasiswa yang mengikuti perbaikan nilai mata

kuliah statistik pada angkatan 2003-2004 sebanyak 6 mahasiswa atau 10, 17%,

angkatan 2004-2005 sebanyak 41 mahasiswa atau 69,49%, angkatan

2005-2006 sebanyak 7 mahasiswa atau 11,86%, dan angkatan 2005-2006-2007 sebanyak 5

mahasiswa atau 8,48%.

Dengan terdapatnya permasalahan yang ada mengenai mata kuliah statistik

yang sering kali menjadi hambatan bagi mahasiswa, maka penulis menduga

adanya keterkaitan antara gaya belajar dengan prestasi belajar statistik sehingga

(20)

Statistik Mahasiswa Program Non Regu/er Fakultas Psikologi U/N Syarif

Hidayatul/ah Jakarta.

1.2 ldentifikasi Masalah

ldentifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum mengenai gaya belajar yang digunakan oleh

mahasiswa pada mata kuliah statistik?

2. Apakah ada hubungan antara gaya belajar dengan prestasi belajar

statistik?

1.3

Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Agar menghindari penyimpangan serta untuk mempermudah penelitian maka

peneliti lakukan pembatasan masalah, yaitu :

1. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara belajar yang khas seorang mahasiswa dalam

memperoleh, mengolah serta mereproduksi informasi dengan modalitas yang

dimiliki seseorang yaitu dimana dalam hal ini berkaitkan dengan penginderaan

manusia yang berupa visual, auditori dan kinestetik.

a) Gaya belajar visual, dimana mahasiswa yang belajar dengan gaya ini lebih

mudah menangkap informasi melaui indera penglihatan/visual berupa

(21)

b) Gaya belajar auditorial, dimana mahasiswa yang belajar dengan gaya ini

lebih mudah menangkap informasi melaui indera pendengaran. Seperti

mendengar kuliah, cerita, senang merekam penjelasan dosen dengan tape

recorder.

c) Gaya belajar kinestetik adalah dimana mahasiswa yang belajar dengan

gaya ini lebih mudah belajar melalui gerak dan sentuhan atau

mempraktekkannya, seperti eksperimen di lapangan.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai perolehan hasil yang dicapai seorang

mahasiswa dalam rangkaian proses belajar mengajar (perkuliahan), baik

dinyatakan dalam angka maupun huruf. Pada penelitian ini prestasi belajar

diukur dari nilai mata kuliah statistik

3. Subjek dalam penelitian ini, yaitu mahasiswa program non reguler dari

angkatan 2003 hingga angkatan 2006, Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.3.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan gaya belajar dengan prestasi belajar statistik

mahasiswa program non reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

(22)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengenali atau memperoleh data mengenai

sejauhmana hubungan gaya belajar yang digunakan oleh mahasiswa dalam

mempelajari suatu mata kuliah khususnya pada mata kuliah statistik.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis penelitian ini adalah

• Mengharapkan keberfungsian penelitian ini sebagai wawasan keilmuan.

khususnya pada bidang Psikologi Pendidikan

• Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi informasi bagi

peneliti-peneliti lain yang berminat pada bidang yang sama.

b. Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

• Sebagai salah satu bahan acuan bagi praktisi bidang pendidikan,

orangtua, mahasiswa dan masyarakat tentang jenis gaya belajar yang

dapat digunakan untuk menghadapi suatu pelajaran agar dapat

mendapatkan hasil belajar yang baik dan maksimal

• Bagi mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam mengikuti

perkuliahan khususnya mata kuliah statistik serta umurnnya mata kuliah

yang lain dengan rnernperhatikan karakteristik gaya belajar yang

dirnilikinya dan berusaha menyesuaikan diri terhadap strategi pengajaran

(23)

• Bagi pengajar/dosen sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi

pengajaran dengan tetap memperhatikan karakteristik セQ。ケ。@ belajar siswa,

agar lebih dapat meningkatkan hasil pengajarannya.

1.6 Sistematika Penulisan

Pada BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang rnasalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 Kajian pustaka yang berisi pengertian prestasi belajar dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengertian gaya belajar, kurikulum program S-1

fakultas psikologi UIN kerangka berpikir, hipotesa.

BAB 3 Metodologi penelitian yang berisi jenis penelitian : pendekatan &

metode penelitian, identifikasi variabel & definisi operasional variabel, populasi &

sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik uji

instrumen, teknik analisa data peneliticin, prosedur penelitian.

BAB 4 Analisis hasil penelitian yang berisi gambaran umum subyek serta

pengolahan dan analisa data

(24)

KAJIAN PUST AKA

2.1

Belajar

2.1.1 Pengertian belajar

Chaplin dalam Dictionary of Psychology menyatakan bahwa belajar adalah

perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan

dan pengalaman.

lstilah terkenal dalam bahasa Arab untuk menyebut belajar adalah ta'a/lum.

Al-Quran (Surah Al-Baqarah ayat 102) menggunakan kata ta'allum untuk proses

penangkapan dan penyerapan pengetahuan yang bersifat maknawi serta

berpengaruh pada perilaku.

Kata belajar dalam pengertian kata sifat "mempelajari" berarti memperoleh

pengetahuan melalui pengalaman dan mempersepsikan seca1·a langsung

dengan indera (Netty, 2003).

Dalam buku Psikologi Belajar, Syaiful Bahri Djamarah (2002) menuliskan

beberapa pendapat mengenai belajar :

(25)

2. Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a

result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

3. Howard L Kingskey mengatakan bahwa learning is the proce1ss by which behavior (in broader sense) is originated or change through practice or training.

Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditlmbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Slameto (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002) juga merumuskan pengertian

tentang belajar. Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri clalam interaksi

dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan

belajar yang telah dilakukan oleh inclividu. Perubahan itu adalah hasil yang telah

dicapai dari proses belajar. Jacli, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk

"perubahan" harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari

dalam diri inclividu dan di luar individu

Sedangkan menurut Skinner (dalam Muhibbin Syah, 2006) belajar adalah suatu

proses adaptasi/penyesuaian tingkah laku yang langsung secara progressif. Dan

Syaiful Bahri Djamarah (2002) menclefinisikan belajar sebagai serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

(26)

Dengan demikian definisi belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

seluruh tingkah laku yang relatif permanen, pengetahuan, pengalaman,

pemahaman dan keterampilan yang terjadi dalam diri individu sebagai hasil

interaksinya dengan lingkungan.

2.1.2 Proses Belajar

Menurut Jerome $.Bruner (dalam Muhibbin Syah, 2004) menyatakan bahwa

dalam proses pembelajaran mahasiswa menempuh tiga fase :

a. Fase lnformasi (tahap penerimaan materi), dimana seoran;i mahasiswa yang

sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang

sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu acla yang sama

sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah,

memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah

dimiliki.

b. Fase Transformasi (tahap pengubahan materi), dimana informasi yang telah

diperoleh lalu clianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk

abstrak atau konseptual .

c. Fase Evaluasi (tahap penilaian materi), dimana seorang mahasiswa akan

menilai sendiri sampai sejauhmanakah pengetahuan (informasi yang telah

clitransformasikan) dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain

(27)

Sedangkan Wittig berpendapat setiap proses belajar berlangsung dalam tiga

tahapan:

a. Acquisition, (tahap perolehan/penerimaan informasi), ini m<3rupakan tahapan

mendasar. Dimana seorang mahasiswa mulai menerima informasi sebagai

stimulus dan melakukan respons terhadapnya sehingga menimbulkan

pemahaman dan perilaku baru.

b. Storage, (tahap penyimpanan informasi), pada tahap ini seorang mahasiswa

akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang

diperoleh pada tahap acquisition. Proses penyimpanan informasi tersebut

melibatkan fungsi short term memory dan long term memory

c. Retrieval, (tahap mendapatkan kembali informasi), Proses retrieval pada

dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan

memproduksi kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori.

Dan menurut Albert Bandura (dalam Muhibbin Syah, 2004) menyatakan bahwa

setiap proses belajar terjadi dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :

a.

Tahap perhatian

Pada tahap pertama ini para mahasiswa memusatkan perhatian pada objek

materi atau perilaku model yang menarik. Untuk menarik perhatian para

mahasiswa, dosen dapat menyajikan pokok materi dengan mengekpresikan

suara dengan intonasi khas.

--

. - .

---.

r---· --···-· ...

I

I
(28)

b. Tahap penyimpanan dalam ingatan

Pada tahap kedua, informasi berupa materi atau contoh perilaku dosen itu

ditangkap, diproses dan disimpan dalam memori.

c. Tahap reproduksi

Pada tahap reproduksi, segala bayangan/citra mental (imagery) atau kode-kode

simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan

dalam memori para mahasiswa itu diproduksi kembali.

d. Tahap motivasi

Tahap terakhir dalam proses belajar terjadinya peristiwa belajar adalah tahap

penerimaan dorongan yang dapat berfungsi sebagai reinforcement (penguatan).

Dari ketiga pendapat mengenai proses belajar di atas, maka paradigma untuk

menggambarkan mekanisme proses perilaku belajar (Abin, 1996) sebagai

berikut:

Ket:

S =stimulus 0 = objek R = respon

S-0-R

Ketika terjadi proses belajar, informasi adalah input dari lingkungan yang

diproses dan disimpan dalam ingatan serta output dalam bentuk beberapa

kemampuan yang dipelajari. Ketika satu stimulus mendapatkan respons,

(29)

transformasi sampai kemudian tersimpan secara permanen dalam ingatan.

Proses pengolahan informasi diawali dengan adanya stimulus dari lingkungan

luar yang diterima melalui alat-alat indra dalam bentuk cahaya, gambar, bunyi,

suhu, tekanan dan lain-lain. Agar diproses melalui sistem pen9olahan informasi,

stimulus tersebut harus mendapatkan respons terarah, satu respons yang

memfokuskan perhatian kita kepada stimulus tersebut, respons terarah tersebut

menumbuhkan minat dan membuat kita ingin lebih mengetahui stimulus tersebut.

Ketika memperhatikan stimulus, informasi yang disajikan stimulus tersebut akan

masuk ke ingatan jangka pendek I ingatan bekerja yaitu ingatan sadar, yakni

semua yang kita sadari pada satu waktu tertentu, seperti memaknai, memproses

dan memahami. Jika informasi dalam ingatan jangka pendek atau ingatan

bekerja diulang, dilatih maka akan tetap menjadi fokus perhatian atau bahkan

sampai pada ingatan jangka panjang. lngatan jangka panjang merupkan pusat

informasi permanen, yang menyimpan hampir semua bentuk informasi verbal,

visual dan auditorial.

Dari cara kerja otak tersebut tampak bahwa informasi yang disampaikan dosen

harus dibuat sedemikian rupa agar mahasiswa memberikan mspons dan

mengolah informasi yang diterima secara aktif, tidak hanya dengan mendengar

dan menerima secara pasif. Selanjutnya akan disajikan apa dan bagaimana

gaya belajar mahasiswa sebagai bahan pertimbangan bagi dosen dalam memilih

(30)

2.1.3 Aktivitas-aktivitas Belajar

Dalam belajar , seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu

situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam

rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan

aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi dimanapun dan

kapan pun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Oleh karena

itulah, berikut menurut Wasty (2006) terdapat beberapa aktivitas belajar :

1 . Mendengarkan

Dalam pergaulan terjadi suatu komunikasi verbal berupa percakapan.

Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat atau

yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi

ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk belajar.

2. Memandang

Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas

memandang berhubungan era! dengan mata. Karena dalam memandang itu

matalah yang memegang peranan penting. Aktivitas memandang dalam arti

belajar di sini adalah aktivitas memandang yang bertujuan sesuai dengan

kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif. Setiap

stimuli visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar tetapi

aktivitas memandang tanpa tujuan bukanlah termasuk perbuatan belajar.

3. Meraba,Membau dan Mencicipi/Mengecap

Aktivitas merabB,membau dan mengecap adalah indra manusia yang dapat

(31)

membau dan mengecap dapat memberikan kesempatan bagi seseorang

untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan.

Dengan demikian, aktivitas-aktivitas meraba, aktivitas membau atau aktivitas

mengecap dapat dikatakan belajar, apabila semua aktivitas itu didorong oleh

kebutuhan, motivasi untuk mencapai tujuan dengan meng9unakan situasi

tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.

4. Menulis atau Mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari

aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan

aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertEmtu seseorang

harus mendengarkan isi ceramah, namun seseorang tidak bisa mengabaikan

masalah hal-hal yang dianggap penting.

5. Membaca

Aktivitas membaca dalam belajar memerlukan teknik yang dimulai dengan

memperhatiakn judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi

kepada kebutuhan dan tujuan lalu memilih topik yang relevan dengan

kebutuhan atau tujuan tersebut.

6. Membuat lkhtisar atau Ringkasan dan Menggarisbawahi

lkhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi hal-hal penting yang

mahasiswa baca dapat membantu mahasiswa dalam ュ・ョセjゥョァ。エ@ atau

(32)

7. Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram dan Bagan-bagan

Dalam buku sering dijumpai tabel-tabel, diagram ataupun bagan-bagan.

Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam

mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta

dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman

seseorang tentang sesuatu hal.

8. Menyusun Paper atau Kertas Kerja

Dalam aktivitas membuat paper yang baik terlebih dahulu memerlukan

perencanaan yang baik dengan menentukan rumusan topik paper kemudian

menentukan serta menyajikan materi-materi yang relevan, sehingga clalam

penyusunan paper tersebut merupakan aktivitas belajar.

9. Mengingat

Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahu1 bahwa seseorang

sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya.

Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat

kesan yang telah clipunyai.

lngatan itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning),

menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (re-membering) hal-hal

yang telah lampau. Jadi, mengenai ingatan tersebut ada エゥセQ。@ fungsi ;

memasukkan, menyimpan dan mengingat kembali ke alam sadar. lngatan

(memory) seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor; sifat seseorang,

(33)

Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar tidak ada seorang pun yang

tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali orang gila yang tidak pernah

belajar selama mengalami kegilaan. Karena orang gila tidak akan dapat

mengingat kesan dari sikap dan perbuatannya dalam kegilaan itu. Perbuatan

mengingat jelas sekali ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran,

berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus dan sebagainya.

10. Berpikir

Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang

memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang

hubungan antara sesuatu. Belajar berpikir sangat diperlukan selama belajar

di sekolah atau di perguruan tinggi. Masalah dalam belajar terkadang ada

yang harus dipecahkan seorang diri, tanpa bantuan orang lain. Pemecahan

atas masalah itulah yang memerlukan pemikiran. Berpikir itu sendiri adalah

kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan antara bagian-bagian

pengetahuan.

11. Latihan atau Praktek.

Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya

penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar

sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang

(34)

2.1.4 Strategi Belajar

Oalam mengerjakan sesuatu secara tepat, terarah, jelas dan tuntas, manusia

harus mempunyai strategi. Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani Strategos

atau strategus dengan kata jamak strategi, yang berarti jenderal atau perwira

Negara dengan fungsi yang luas. Strategi dalam konteks awal diartikan sebagai

"Generalship" atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat

rencana untuk menaklukkan musuh dalam memenangkan perang (Setiawan,

1996)

Menu rut Peter Salim dan Yuni Salim ( 1991) "strategi" adalah rencana cermat

tentang sesuatu kegiatan guna meraih suatu target atau sasaran. Dan menurut

Slameto ( 1991) strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan

dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi dalam belajar maupun pengajaran.

Sedangkan pendapat Lawson yang dikutip oleh Muhibbin Syah (1995) "Strategi"

adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk

memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah

rencana tentang cara-cara yang akan dilakukan untuk ュ・ョセゥィ。、。ーゥ@ suatu

(35)

Strategi belajar berdasarkan definisi strategi dan belajar dapat disimpulkan

sebagai rencana tentang cara-cara yang akan dilakukan dalarn kegiatan belajar

untuk rnencapai hasil yang diinginkan.

Ada beberapa strategi belajar mahasiswa yang meliputi :

1) Strategi dalam mengikuti kuliah

Ada beberapa strategi dalarn mengikuti perkuliahan menurut Agus M Haryana

(1994):

a. Hadir tepat waktu

Masuk ruang kuliah 1 O men it sebelum dosen yang bersangkutan datang

memasuki ruangan kuliah. Dengan demikian mahasiswa mempunyai waktu

untuk sekedar istirahat dan mempersiapkan fisik, seperti kekamar mandi dan

mental untuk mengikuti kuliah, seperti rileks sejenak dan menenangkan diri. Hal

ini akan membantu konsentrasi dalam belajar sehingga otak bisa menyerap

materi dengan cepat.

b. Duduk pada tempat yang terbaik dalam ruang kuliah

Tempat duduk terbaik adalah tempat yang nyaman dan aman untuk belajar.

Keuntungannya adalah perhatian tidak mudah terganggu oleh sinar dan panas

matahari, udara, suara berisik atau orang yang berlalu lalang, dapat mendengar

dosen dengan jelas, dapat mengamati perlaku dosen yang mEmambah manusia

(36)

c. Berikan perhatian yang memusat terhadap perkuliahan yang sedang

berlangsung, antusias dan tidak membuat gerakan atau berbic.ara yang tidak

penting.

d. Selama perkuliahan hendaknya mahasiswa aktif, misalnya berusaha

konsentrasi, mengikuti dan menjawab pertanyaan atau soal dari dosen,

mengadakan kegiatan dan sebagainya.

e. Menghadiri kuliah terutama kuliah-kuliah pertama

Pada kuliah pertama, dosen biasanya memberitahukan, tentang (1) buku-buku,

peralatan dan bahan atau hal lain yang akan dipakai dan (mungkin) harus dibeli,

(2) Tugas-tugas yang perlu dikerjakan sebelum menghadiri kuliah, (3) Jumlah

persentase minimal hadir dalam kuliah dari seluruh jadwal kuliah sebagai syarat

untuk boleh menempuh ujian, (4) Menyusun makalah semesteran: topik, jumlah

halam, hari/tanggal diserahkan, (5) Mengerjakan PR yang cliumumkan setiap

akhir kuliah sebagai pelengkap kuliah, (6) Praktik kerja laboratorium atau

lapangan, (7) Ujian-ujian: bahan, soal objektif, esai atau keduanya, (8) lain-lain

misalnya tugas kelompok.

2) Strategi dalam memperoleh informasi tambahan

A. Cara membaca buku

a.1. Pertama-tama kita harus membaca dengan cara pengamatan atau

pengarahan. Tujuannya adalah mendapatkan gambaran umum tentang buku

(37)

mutu fisiknya.

b.2 Membaca buku bab demi bab dan bagian-bagian dari bab, sesuai dengan

perkembangan pembahasan bahan mata kuliah. Hal ini akan membantu dalam

mengingat karena ingatan manusia cenderung mengingat hal yang bersifat

sistematis disbanding hal yang bersifat acak-acakan.

c. 3 Baca secara terstruktur dan bertahap

d.4 Bila ada subjudulnya, pelajari per subjudulnya dengan rnenemukan dan

rnendalami gagasan pokok yang ada dalam setiap alinea atau paragraf.

e.5 Gagasan pokok itu pelajari lebih lanjut dengan membaca intensif

subgagasan-subgagasan beserta penjelasannya, entah berupa soal,

langkah-langkah, ciri-ciri, sebab-akibat atau lainnya.

f.6 Cata! hal-hal, pemikiran, rumus, dalil yang penting dan khas yang belum jelas

artinya dan implikasinya, untuk pada waktunya kita tanyakan pada rekan kuliah

atau dosen yang bersangkutan.

g. 7 Baca berulang-ulang diktat yang belum jelas kemudian garis bawahi

(38)

h.8 Cara membuat ringkasan

Berikut cara meringkas yang dikemukakan oleh Agus Hardjana ( 1994) :

I. Carilah gagasan pokok, subgagasan, sub-sub gagasan da.n penjelasan lebih

lanjut dalam alinea yang hendak kita ringkas

II. Gagasan pokok kita beri garis bawah lurus ganda (===) atau satu garis

bawah bengkok (---). Pada subgagasan kita beri satu garis bawah (_)

frase, fakta dan dat pokoknya.

Ill. Bila sudah selesai membaca 3-5 alinea atau 2-3 halaman, buatlah singkatan

atau ringkasan dengan memanfaatkan gagasan pokok, subgagasan, sub-sub

gagasan dan penjelasan lebih lanjutnya.

IV. Dalam menyingkat atau meringkas gunakanlah kata-kata sendiri. Masukan

kedalam singkatan atau ringkasan hal-hal yang penting dilihat dari isi materi

dan tujuan meringkas

V. Dalam mengaitkan gagasan satu dengan gagasan lain, gunakanlah kata

penghubung seperti pertama, kedua, ketiga, dari satu pihak, karena,

meskipun, dan lain-lain.

VI. Catatlah pada kertas atau kartu tersendiri, caranya (1) Pakailah kertas atau

kartu berukuran 15x21 cm, (2) Berilah nomor halaman pada setiap kertas

disetiap sudut kanan alas, (3) Mulailah mencatat dengan menulis bab dan

judulnya, (4) Kumpulkan aturlah kertas-kertas catatan itu yang sudah diisi

(39)

3) Strategi dalam mengatur waktu belajar

Untuk menentukan waktu belajar ditengah kesibukan berorganisasi, maka

berikut Ora.Yan Aryanti (1985) memberikan beberapa petunjuk, antara lain:

a. Pilihlah waktu yang memungkinkan anda dapat belajar dengan baik apakah

diwaktu pagi, siang, sore atau malam hari.

b. Bertanyalah kepada diri sendiri, pekerjaan mana yang anda anggap sukar

dan mana yang mudah. Pada saat fikiran masih segar, pelajarilah terlebih

dahulu pelajaran yang anda anggap sukar.

c. Mata kuliah yang sukar hendaknya dipelajari lebih lama, a9ar betul-betul

dapat dikuasai

d. Berilah waktu yang cukup untuk setiap mata kuliah

e. Tidak ada pedoman pasti untuk menetapkan lama seharusnya waktu belajar.

Umumnya untuk setiap belajar mengenai satu topik dan saat istirahat antara

5-10 menit

f. Ulangilah pelajaran yang baru saja diberikan dikelas. Hal ini akan le bih

mudah diingat. Bacalah kembali pelajaran itu secara singkat sebelum

menghadapi jam kuliah berikutnya.

g. Belajar setiap hari 2 jam selama 6 hari berturut-turut akan memberikan hasil

lebih besar dari pada belajar 6 jam sekaligus dalam satu hari

h. Jangan menyia-yiakan waktu luang, jika ada waktu luang rnaka sempatkanlah

(40)

Selanjutnya adalah menyusun jadwal belajar. Jadwal belajar adalah daftar

kegiatan belajar dimana disebutkan bahan yang dipelajari dan waktu yang

dimiliki serta waktu berakhirnya. Ada empat langkah untuk menyusun jadwal

belajar yang baik. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

I. Menentukan waktu yang tersedia untuk belajar

II. Menetapkan apa yang hendak dipelajari

Ill. Menetapkan berapa banyak waktu yang hendak kita sediakan untuk

masing-masing hal yang hendak kita pelajari atau hendak kita lakukan selama belajar

IV. Menetapkan kapan kita mempelajari hal yang hendak kita pelajari dan hal

yang hendak kita kerjakan selama belajar

V. Jadwal yang telah dibuat hendaknya dipatuhi oleh diri sendiri.

4) Strategi dalam mencapai prestasi

a.

Mengerjakan tugas

Sebelum masuk kelas, pastikan telah mengerjakan tugas dari dosen bukan

sebatas tugas mata kuliah saja tetapi materi sebelumnya, sebat> hal tersebut

akan membantu pemahaman materi selanjutnya.

b. Rajin hadir kuliah

Absensi sangat berpengaruh dalam penilaian terakhir, hindari izin atau bolos

dalam mengikuti perkuliahan apabila tidak ada aktivitas yang sangat mendesak.

c. Antusias

(41)

\

\- ; ; - -\»:_ --> -. : \' - --- "" _________ _

mengungkapkan pengalaman\(keluarari), dimana dalam hal ini berkaitkan

dengan penginderaan manusia yang berupa visual, auditori dan kinestetik.

Dengan demikian beberapa pengertian gaya belajar di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa gaya belajar adalah cara belajar yang khas seorang

mahasiswa dalam memperoleh, mengolah serta mereproduksi informasi dengan

modalitas yang dimiliki seseorang yaitu berkaitkan dengan penginderaan

manusia yang berupa visual, auditori dan kinestetik. Hal tersebut guna

mendapatkan pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan dari mata kuliah.

2.2.2 Macarn-rnacarn Gaya Belajar

Menurut De Porter dan Hernacki (1999) gaya belajar seseorang terbagi menjadi

tiga, sebagai berikut :

1. Gaya Belajar Visual.

Gaya belajar visual terkait dengan penyerapan informasi yang dilakukan melaui

indera penglihatan. Kemampuan visual timbul dari penglihatan dan visi binokuler

(melihat dengan kedua mata yang difokuskan pada objek yang sama).

Dimana ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :

Gaya belajar visual, yaitu gaya belajar yang menggunakan modalitas indera

penglihatan dengan bercirikan senang akan kerapihan dan keteraturan,

berbicara dengan cepat, perencana dan pengatur jangka panjang yang baik,

(42)

didengar, biasanya tidak terganggu dengan kegaduhan, lebih suka membaca

daripada dibacakan.

Adapun menurut Madden (2002) gaya belajar visual terdapat dua macam, yaitu :

a. visual-eksternal, pembelajar visual-eksternal memproses informasi dengan

cara melihat, menyukai gambar dan membaca petunjuk, berbicara dengan

cepat tetapi jawaban pembelajar visual-eksternal umumnya singkat dan

monoton, senang menulis makalah atau hasil penelitian, rnenerima suatu hal

berdasarkan penampilannya, dapat belajar dalam lingkun9an yang fleksibel,

tidak terganggu dengan keributan.

b. Visual-internal, pembelajar visual-internal dapat langsung membayangkan

sebuah konsep

Sebagaimana gaya belajar visual yang terkait dengan penyerapan informasi

yang dilakukan melalui indera penglihatan, sebagaimana Allah telah memberi

dorongan kepada manusia untuk mengadakan pengamatan S<9rta memikirkan

terhadap berbagai gejala alam dengan fungsi pancaindera yang dianugerallkan

terutama terkait terhadap indera penglihatan. Dalam Al-Quran surah Yunus ayat

101 :

101. Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah

bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi

(43)

2. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar auditorial terkait dengan penyerapan informasi yang dilakukan

melalui indera pendengaran. Mendengar adalah menangkap bunyi-bunyi (suara)

dengan indera pendengar. Bunyi atau suara dapat digolongkan alas dua cara,

yaitu: berdasarkan alas keteraturan, dimana dibedakan antara gemerisik dan

nada. Nada dibedakan menjadi; (1) tinggi rendahnya (bergantung pada besar

kecilnya frekuensi), (2) intensitasnya (bergantung pada amplitudo), (3) tirnbrenya

(bergantung tinggi rendahnya suara).

Dimana ciri-ciri gaya belajar auditorial yaitu :

Gaya belajar auditorial, yaitu gaya belajar yang rnenggunakan rnodalitas indera

pendengaran dengan bercirikan mudah terganggu oleh keributan, senang

rnembaca dengan keras dan mendengarkan, belajar dengan rnendengarkan,

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, suka berdiskusi dan

suka berbicara serta menjelaskan sesuatu panjang lebar,

Adapun menurut Madden (2002) gaya belajar auditorial terdapat dua macam,

yaitu:

a. Auditorial-eksternal, pembelajar auditorial-eksternal memperoleh

pengetahuan dengan mendengarkan, senang mendengarkan kaset daripada

membaca buku, lebih mengingat hal-hal yang didengar daripada yang dilihat,

(44)

b. Auditorial-internal, pembelajar auditorial-internal 」・ョ、・イオョセj@ mandiri, Jebih

suka bekerja sendiri, dapat bekerja dalam kelompok kecil

Gaya belajar auditorial yang terkait dengan penyerapan informasi yang dilakukan

melalui indera pendengaran. Demikian pula terdapat dalam buku AJ-Quran dan

llmu Jiwa suatu ayat yang menerangkan bahwasanya Rasulullah senantiasa

mengulangi suatu kalimat, supaya kalimat atau ungkapan itu cfapat cfimengerti

oleh para sahabat, maka hal tersebut menjelaskan bahwa penyerapan informasi

dapat dengan mudah serta cepat melalui indera pendengaran bagi seseorang

yang memiliki gaya belajar auditorial.

"Sesungguhnya Nabi SAW jika menyabdakan suatu kalimat, maka beliau akan

menggulangnya sebanyak tiga kali sehingga ungkapan itu benar-benar bisa

dipahami" (Utsman Najati, 2000).

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik adalah penyerapan informasi yang dilakukan dengan

cara mengerjakannya secara langsung atau mempraktekkannya.

Dimana ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu :

Gaya belajar kinestetik, yaitu gaya belajar yang menggunakan modalitas cfengan

(45)

bercirikan senang belajar melalui memanipulasi dan praktik, rnenghafal dengan

cara berjalan dan melihat, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama, tidak dapat

mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat

itu, ingin melakukan segala sesuatu, menyukai berbicara den(Jan perlahan.

Adapun menurut Madden (2002) gaya belajar kinestetik terdapat dua macam,

yaitu:

a. Kinestetik-eksternal, pembelajar kinestetik-eksternal meny•arap informasi

dengan bergerak, berbuat, menyentuh, ingin mencoba clahulu kemudian

membaca hal yang baru, senang dengan kunjungan lapangan dan

eksperimen langsung.

b. Kinestetik-internal, pembelajar kinestetik-internal kurang ekspresif secara

verbal, lebih suka tidak mengangkat tangan di kelas karena mereka

melakukan tanya jawab hanya dalam hati, mementingkan cara orang

mengatakan sesuatu daripada apa/isi yang dikatakan

Demikian pula terdapat dalam buku Al-Quran dan llmu Jiwa bahwa Rasulullah

SAW juga menaruh perhatian besar dalam akan pentingnya praktek ilmiah

dengan cara mengaplikasikan ajaran dalam aktifitas keseharian. Hal ini

sebagaimana riwayat yang telah disebutkan oleh Al-Bukhari dari sabda

(46)

"Sesungguhnya ilmu itu hanya (bisa diraih) melalui proses belajar. Sementara

kesabaran juga hanya (bisa didapatkan kalau seseorang) mau belajar untuk

bersabar. Barangsiapa mencari kebajikan, maka Allah akan rnemberikan

kebaikan padanya. Dan barangsiapa menjaga dirinya dari keburukan, maka

Allah akan menjaganya dari keburukan" (Utsman najati, 2000).

Maksud hadits di alas adalah ingin menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak

akan bisa sempurna diraih kecuali dengan mengerahkan seluruh tenaga dan

dengan melakukan partisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.

2.3

Prestasi Belajar

2.3.1 Pengertian prestasi belajar

Dalam dunia pendidikan, dikenal istilah kemampuan yang dicapai siswa dalam

menyerap pelajaran. Ada yang menyatakan hasil, potensi, nilai & ada pula yang

menggunakan istilah prestasi.

Dalam kamus bahasa Indonesia, karangan W.J.S Poewadarminta (1976), arti

prestasi menurut bahasa adalah: hasil yang telah dicapai (dikerjakan,

dilaksanakan & sebagainya. Sedangkan prestasi menurut istilah adalah : bukti

(47)

dari berbagai proses dengan membuahkan tujuan yang diharapkan (Hayeyb,

1982).

Ngalim Purwanto (1995) berpendapat bahwa prestasi merupakan sesuatu yang

digunakan untuk menilai belajar yang diber'lkan guru kepada siswanya atau

dosen kepada mahasiswanya dalam waktu tertentu.

Maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai perolehan hasil yang dicapai

seorang mahasiswa dalam rangkaian proses belajar mengajar (perkuliahan),

baik dinyatakan dalam angka maupun huruf. Dengan prestasi belajar ini seorang

guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan siswanya dalam menyampaikan

pelajarannya & siswa dalam menerima pelajaran.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai setelah proses

belajar mengajar terjadi diwujudkan dengan nilai baik berupa angka ataupun

huruf. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seorang siswa dipengaruhi oleh

berbagai faktor.

Menurut Muhibbin Syah (2002) secara umum faktor-faktor tersebut dapat

(48)

1. Faktor internal siswa

Menurut Muhibbin Syah (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dari dalam diri siswa sendiri meliputi 2 aspek yaitu aspek fisiologis

(yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).

a. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmaniah & tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh & sendi-sendinya dapat mempengaruhi

semangat & intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Untuk

mempertahankan tonus jasmaniah agar tetap bugar, siswa sangat dianjurkan

mengkonsumsi makanan & minuman yang bergizi. Sela in itu, siswa juga

dianjurkan memilih pola istirahat & olah raga ringan sedapat mungkin

terjadwal secara tetap & berkesinambungan. Kondisi organ tubuh siswa yang

sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan

pengetahuan.

Selain kondisi fisiologis umum, berfungsinya alat panca indera dengan baik

merupakan syarat yang memungkinkan belajar itu belangsung dengan baik.

Dengan sistem pendidikan dewasa ini, diantara panca indera manusia yang

paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini

penting karena sebagian besar hal yang dipelajari oleh manusia, dipelajarinya

melalui penglihatan dan pendengaran.

(49)

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua

keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang.

Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang

utama dalam menentukan intesitas belajar seorang anak. Dimana

faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik,

yaitu:

a.1. lnteligensi

lnteligensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat. Sebagaimana menurut Wasty (2006) bahwa

inteligensi menyangkut kemampuan mental untuk belajar dan menggunakan

apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhaclap situasi yang

kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah.

lntelegensia/kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam

menentukan berhasil/tidaknya mengikuti program pendidikan. Pada

umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik

prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf

(50)

b.2. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan

untuk mereaksi I merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek

orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Dan

menurut Mahmud (2005) sikap adalah bentukan sosial clan personal. Artinya,

sikap seseorang muncul akibat pengaruh lingkungannya. Namun disisi lain,

sikap pun terkait dengan faktor internal perseorangan.

c.3. Baka! siswa

Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sedangkan

menurut Mahmud (2005) bakat merupakan sarana yang mempermudah

seseorang untuk menyerap pengetahuan yang sesuai den;ian bakatnya.

Seseorang yang memiliki bakat dalam bidang bahasa akan mudah menerima

pelajaran atau informasi yang berkenaan dengan bahasa daripada pelajaran

menghitung. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat

(attitude) dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat

tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

d.4. Minat siswa

Mina! dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil bela1ar siswa, sebab

minat itu sendiri adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau

(51)

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Minat

belajar yan besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya

minta belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Dalam konteks ini minat seseorang yang besar akan mempengaruhinya

untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu tersebut secara terus

menerus. Pada situasi belajar mengajar di sekolah, misalnya siswa yang

berminat terhadap suatu mata kuliah tertentu akan cenderung untuk

memusatkan perhatian secara terus menerus selama proses belajar

mengajar berlangsung.

e.5. Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi adalah kondisi atau keadaan yang mengaktifkan

atau mendorong seseorang untuk bertingkah laku mencapai tujuan. Dalam

pengertian menurut Wasty (2006) motivasi berarti (a) merupakan pemasok

daya (energizer) untuk bertingkah laku & (b} penyeleksi bentuk tingkah laku

yang sesuai/terarah pada pencapaian tujuan.

Dalam proses belajar mengajar, motivasi (baik internal maupun eksternal)

(52)

kepada pencapaian tujuan belajar. Menurut S. Nasution (1996) motivasi

adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Motivasi sangat penting untuk keberhasilan belajar. Ada 2 macam

motivasi, yaitu : motivasi instrinsik (dari dalam) yaitu motivasi yang fungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar karena memang dalam diri sendiri telah ada

dorongan itu dan motivasi ekstrinsik (dari luar) yaitu motivasi yang berfungsi

karena ada rangsangan dari luar. Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi

psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.

2. Faktor eksternal siswa

a. Lingkungan sosial.

Lingkungan sosial yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi lingkungan

sosial di sekolah (guru, teman sekelas, para staf administrasi), Lingkungan

sosial siswa (masyarakat, tetangga, teman sepermainan), dan Lingkungan

sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar 1alah orang tua dan

keluarga siswa itu sendiri.

b. Lingkungan non sosial.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah,

rumah tempat tinggal keluarga siswa, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat

(53)

3. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai upaya belajar siswa yang meliputi

gaya belajar yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran

materi-materi pelajaran dalam menunjang efektivitas dan efisi1:msi proses

pembelajaran materi tertentu. Disamping faktor-faktor internal dan eksternal

siswa sebagaimana yang telah dipaparkan di muka, faktor pendekatan belajar

juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa

tersebut.

Sedangkan menurut Wasty (2006) bahwa cara atau gaya belajar yang digunakan

siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu terdapat didalam faktor-faktor metode belajar sebagai berikut :

a.

Kegiatan berlatih atau praktek

Berlatih dapat diberikan secara non-stop (maraton) atau terdis.tribusi (diselingi

dengan istirahat). Latihan yang dilakukan secara non-stop dapat melelahkan dan

membosankan, ini dikarenakan jam pelajaran/latihan yang terlalu panjang adalah

kurang efektif. Sedangkan latihan terdistribusi memiliki distribusi waktu yang

pendek-pendek sehingga dapat menjamin terpeliharanya stamina dan

kegairahan belajar, ini dikarenakan latihan memerlukan waktu istirahat.

b. Overlearning dan Drill

Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau mengingat, maka

(54)

keterampilan yang pernah dipelajari tapi dalam sementara waktu tidak

dipraktekkan. Overlearning yang terlalu lama menjadi kurang efektif bagi

kegiatan praktek. Sedangkan drill berlaku bagi kegiatan abstraksi misalnya

berhitung. Mekanisme drill adalah tidal< berbeda dengan overlearning. Baik drill

maupun overlearning berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar.

c. Resitasi Selama Belajar

Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk

meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk menghafalkan

bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah diadakan kegiatan membaca atau

penyajianmateri, kemudian siswa berusaha untuk menghafalnya tanpa melihat

bacaanya. Jika siswa telah menguasai suatu bagian, dapat melanjutkan ke

bagian selanjutnya.

d. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian

Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian adalah lebih menguntungkan

daripada belajar mulai dari bagian-bagian. lni dikarenakan dengan mulai dari

keseluruhan, siswa menemukan arah atau sikap yang tepat untuk belajar.

Kelemahan dari metode keseluruhan adalah membutuhkan banyak waktu dan

pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung.

(55)

Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu clalam belajar tidak

sama. Sehubungan dengan itu, terdapat gaya belajar yang terbagi menjadi 3,

yaitu : auclitorial (mendengarkan ucapan orang lain), visual (menggunakan

penglihatan, senang menghadiri acara seminar), kinestetik (menggunakan fungsi

motorik).

f. Bimbingan clalam belajar

Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau ッイ。ョセQ@ lain cenderung

membuat siswa menjacli tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam

batas-batas yang diperlukan oleh individu. Yang terpenting yaitu perlunya pemberian

modal kecakapan pada individu sehingga yang bersangkutan dapat

melaksanakan tugas dengan sedikit saja bantuan dari orang lain.

2.3.3 Pengukuran prestasi belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar dari seseorang perlu dilakukan pengukuran &

penilaian terhadap hasil pendidikan yang diberikan. Dalam pendidikan di sekolah

pengukuran & penilaian yang dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa

dengan memberikan tes/ujian. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berclasarkan pengukuran

clan penilaian terhadap hasil pendidikan yang diwujudkan berupa angka-angka

(56)

Dalam penelitian ini bentuk prestasi belajar yang digunakan d1sesuaikan dengan

objeknya yaitu prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar mahasiswa dalam

satu semester diukur setiap akhir semester, meliputi seluruh mata kuliah yang

menjadi beban mahasiswa dalam semester yang bersangkutan, kemudian

dituangkan dalam indeks prestasi mahasiswa.

lndeks Prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir

yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program belajar. lndeks prestasi

dicari dengan mempertimbangkan nilai akhir mahasiswa dan besarnya jumlah

sks yang diperoleh untuk mata kuliah-mata kuliah yang dimaksud. Nilai akhir

yang diperoleh ditetapkan sebagai berikut :

-Nilai Bobot Rentang l

A 4 80-100 l

i

I

B 3 68-79 I

I

c

2 56-67 '

-D 1 45-55

---E 0 Kurang dari 45

lndeks prestasi dihitung baik pada akhir program semester dengan hasilnya yang

disebut indeks prestasi semester, maupun pada akhir program pendidikan

lengkap satu jenjang dengan hasilnya yang disebut indeks prestasi lengkap atau

(57)

Untuk mendapatkan indeks prestasi seorang dosen menggunakan berbagai

sarana evaluasi akademis seperti tes tengah semester, tes akhir semester, tes

harian dan tugas-tugas rumah. Nilai indeks prestasi sebagai pengukur prestasi

belajar mahasiswa didapat dengan menghitung nilai-nilai mata kuliah yang

diperoleh mahasiswa dan jumlah sks yang diambil dalam semester tersebut.

Sistem satuan kredit semester (SKS) yaitu satuan untuk menyatakan besarnya

program semesteran dipakai di setiap perguruan tinggi. Hal tersebut merupakan

implikasi dan konsekuensi dari Keputusan Menteri Pendidikan & Kebudayaan

N0.0124/U/1979 (Slameto, 1991 ). Sementara Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No.30 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi menggunakan norma

prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf A,B,C,D 8, E dengan skala

4-0. Untuk mengukur prestasi belajar, peneliti menggunakan nilai hasil belajar

setelah mengikuti perbaikan atau pengulangan yang diperoleh pada mata kuliah

statistik yang terdapat dalam indeks prestasi.

2.4 Kurikulurn Program S-1 Fakultas Psikologi UIN

Kurikulum program sarjana strata satu Psikologi disusun pada kurikulum

nasional yang diterapkan Direktorat Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan

Nasional dan hasil Kolokium Penyelenggaraan Program Studi Psikologi dan

Workshop Kurikulum Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2002. (sumber buku pedoman akademik tahun 2003-2004 Fakultas Psiko/ogi

(58)

Berdasarkan jenisnya, mata kuliah di Fakultas Psikologi UIN clibedakan sebagai

berikut:

a. Mata kuliah wajib atau mata kuliah dasar yaitu mata kuliah yang harus diambil

ataupun diikuti oleh seluruh mahasiswa.

b. Mata kuliah pilihan atau mata kuliah peminatan ialah mata kuliah yang dapat

dipilih oleh mahasiswa semeter 6 berdasarkan minat mahasiswa masing-masing.

Adapun mata kuliah statistik merupakan mata kuliah wajib atau mata kuliah

dasar. Dan deskripsi mata kuliah tersebut adalah mata kuliah ini merupakan

mata kuliah yang mempelajari pengertian dasar, teknik menyusun dan

menyajikan data yang bersifat psikologis, teknik-teknik pengukuran dan teknik

korelasi untuk melihat hubungan dua gejala psikologis I sosial serta penggunaan

dan fungsi teknik chi-kwadrat.

Menurut Supranto (2000) dalam arti sempit, statistik berarti data ringkasan

berbentuk angka (kuantitatif). Statistik penduduk, misalnya data atau keterangan

berbentuk angka ringkasan mengenai penduduk (jumlah,rata-rata

umur,distribusinya,persentase penduduk yang buta huruf).

Dalam arti luas, statistik berarti suatu ilmu yang mempelajari c;ara pengumpulan,

pengolahan/pengelompo

Gambar

Gambaran Umum Responden Penelitian .................... 64
Tabel 4.14 Tingkat Prestasi Belajar Berdasarkan Variasi Gaya Belajar ... 80
Gambar 4.3 Pn;sentase Ga ya Bela jar .............................................. 81
Gambar2.1 Bagan kerangka berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

dibandingkan adalah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan. pendekatan small group work dengan siswa yang diajar

The average score of students’ daily test are 65, and make them passive in the learning process. Based on the data which obtained,

[r]

Jadi keberhasilan pengembangan agribisnis di suatu daerah (wilayah) akan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan pembangunan secara keseluruhan bilamana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) produk instrumen penilaian autentik tematik terpadu Kurikulum 2013 kelas VI melalui KKG dalam bentuk buku penilaian

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat-Nya yang tak terhingga kepada penulis,

THE EFFECTS OF THE CULTURAL CONFLICTS ON THE MOTHER- DAUGHTER RELATIONSHIPS AS SEEN IN AMY TAN’S THE BONESETTER’S DAUGHTER AND THE JOY LUCK CLUB.. Beserta perangkat yang

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran, Strategi Mengajar dengan Pendekatan Kontekstual, dan Pengelolaan Kelas