• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Wanita usia 25-50 tahun Mengenai Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Wanita usia 25-50 tahun Mengenai Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK DI

RUMAH BERSALIN GIZAR CIKARANG PADA

BULAN AGUSTUS TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Hartika Safitri

107103000016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 4 Oktober 2010

(3)

25-50 TAHUN MENGENAI KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK DI RUMAH BERSALIN GIZAR CIKARANG PADA BULAN AGUSTUS

TAHUN 2010

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Hartika Safitri

107103000016

Pembimbing

Ratna Pelawati Mbiomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU WANITA USIA 25-50 TAHUN MENGENAI KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK DI RUMAH BERSALIN GIZAR CIKARANG PADA BULAN AGUSTUS TAHUN 2010 yang diajukan oleh Hartika Safitri (NIM: 107103000016), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 6 Oktober 2010. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 6 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang dan Pembimbing Penguji

Ratna Pelawati, Mbiomed dr. Nurul Hiedayati, PhD

PIMPINAN FAKULTAS

DEKAN FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. Dr.(hc) dr. MK. Tadjudin, SpAnd dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(5)

i Assalamualaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha segalanya. Karena akhirnya penyusunan Laporan Penelitian Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Wanita Usia 25-50 Tahun Mengenai Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010 ini dapat saya selesaikan. Sholawat serta salam tak lupa kami sampaikan pada baginda Rasulullah SAW yang membawa umatnya ke jalan yang diridoi oleh Allah SWT.

Dalam proses penyusunan Laporan penelitian ini, saya mendapat banyak bantuan, petunjuk, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang Tua tercinta yang telah mendukung dari berbagai hal.

2. Bapak Prof. Dr (hc).dr. M. K. Tajudin, Sp. And sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM sebagai Kepala Program Studi Kedokteran.

4. Ibu Ratna pelawati M Biomed selaku dosen pembiming akademik yang telah memberikan waktu, arahan, dan pengembangan-pengembangan pemikiran kepada tim penyusun demi terselesaikannya penyusunan Laporan Penelitian ini.

5. dr. Slamet Susanto, Sp. OG selaku kepala Rumah Bersalin Gizar yang telah berkenan menerima dan membantu saya dalam melakukan penelitian.

6. Seluruh bidan Rumah Bersalin Gizar yang telah banyak membantu. 7. Seluruh mahasiswa PSPD 2007 yang telah banyak membantu. Terakhir, tim penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Ciputat, 4-10-2010

(6)

ii

usia 25-50 tahun Mengenai Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010.

Tujuan dari keluarga berencana adalah untuk mencegah ledakan penduduk, menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, meningkatkan status gizi ibu dan anak serta meningkatkan perkembangan otak anak. Sehubungan dengan kondisi di atas peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku wanita usia 25-50 tahun terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik. Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Gizar, Cikarang pada bulan Agustus 2010. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuisioner. Dalam analisis dan interpretasi data, digunakan analisis univariat dengan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dari 25 sampel, jumlah wanita yang memiliki pengetahuan kurang mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 19 orang (76%), wanita yang memiliki sikap buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 20 orang (36%), wanita yang memiliki perilaku buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 24 orang (96%). Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kontrasepsi suntik.

ABSTRACT

Hartika Safitri. PSPD. Descriptive of Knowledge, attitudes and behavior for women aged 25-50 years against the use of inject-able hormonal contraceptives types in the Maternity Hospital Gizar, Cikarang in August 2010.

(7)

iii

Lembar Pernyataan………..………...

Kata Pengantar………..i

Abstrak…..………...ii

Daftar Isi…..………...iii

Daftar Tabel………..v

Bab 1 : Pendahuluan 1.1 .Latar Belakang………...………...1

1.2 .Rumusan Masalah……….3

1.3 .Tujuan………...……….3

1.4 .Manfaat………...………...3

Bab 2 : Tinjauan Pustaka 2.1 .Kerangka/ landasan teori 2.1.1 Keluarga Berencana………...…..5

2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Alat Kontrasepsi………...………..5

2.1.2.1 .Kontrasepsi Hormonal jenis Suntik………...8

2.1.3 Karakteristik Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi……….10

2.2 .Kerangka Konsep………15

2.3 .Definisi Operasional………16

BAB 3 : Metodologi 1.1 .Desain Penelitian………..……….19

1.2 .Lokasi dan Waktu Penelitian……….19

1.3 .Populasi dan Sampel………...………...19

1.4 .Cara Kerja………….………...21

1.5 .Manajemen Data….………...22

(8)

iv

5.2 .Saran………36

Daftar Pustaka………

(9)

v

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010. Table 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010 Table 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Wanita yang

Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010 Table 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan

Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang dimiliki Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Suami dalam Penentuan Jenis Kontrasepsi yang dimiliki Wanita Pengguna Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Penyuluhan Keluarga pada Wanita Pengguna Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik Berencana di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Table 4.8 Distribusi Responden BerdasarkanSumber Informasi yang Paling Berkesan Mengenai Keluarga Berencana di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

(10)

vi

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Wanita tentang Kontrasepsi Hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Program Keluarga Berencana Nasional telah diawali dan dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1974. Walaupun program tersebut telah ada sejak lama, tetapi pada saat ini Indonesia masih menghadapi dua permasalahan yang cukup besar berkaitan dengan kurang berhasilnya program keluarga berencana, yaitu tingginya jumlah penduduk serta tingginya tingkat kematian ibu dan anak.

Permasalahan pertama yaitu jumlah penduduk yang terus meningkat akan menimbulkan banyak permasalahan dalam berbagai bidang, terutama di bidang sosial dan ekonomi. Pertambahan penduduk yang tidak terkendali dapat menyebabkan peledakan penduduk, dan pada akhirnya akan timbul kesulitan dalam pemerataan kemakmuran dalam masyarakat.Dampak pertambahan penduduk yang cepat antara lain adalah dalam bidang pendidikan (semakin banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang memadai), bidang pelayanan kesehatan (banyak masyarakat yang tidak mendapat pelayanan kesehatan yang mencukupi), bidang tenaga kerja (banyaknya angka pengangguran karena terbatasnya lapangan pekerjaan), bidang sosial ekonomi (pendapatan per kapita masyarakat yang rendah), serta bidang lingkungan hidup (keseimbangan alam akan terganggu). Lembaran Data Populasi Dunia pada tahun 2000 menunjukkan Indonesia berada pada peringkat kelima dalam hal jumlah penduduk terbanyak, yaitu sebesar 237.500.000 jiwa (Hartanto, 2003).

(12)

sering melahirkan dan mempunyai banyak anak. Ibu yang mengatur jarak kelahiran anaknya tentu akan dapat merawat kehamilannya dengan baik sehingga gizi bagi bayinya dapat tercukupi(BKKBN, 1999).

Program Nasional Keluarga Berencana di Indonesia bertujuan

untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”. Metode yang

digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan penggunaan alat kontrasepsi oleh pasangan suami istri., dengan tujuan untuk menekan angka kehamilan dan laju pertambahan penduduk (Mochtar, 1998).

Pemakaian metode kontrasepsi suntik memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada beberapa kurun waktu terakhir ini. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) pada tahun 2009, pola pemakaian kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar 12,562,106, pil sebesar 5,611,936, IUD sebesar 2,223,291, implant 687,689, kondom sebesar 162,252, kontap wanita (Medis Operasi Wanita-MOW) sebesar 972,959 dan kontap pria (Medis Operasi Pria-MOP) sebesar 102,166, cara tradisional 329,644(Data Statistic Indonesia, 2009). Dari hasil survey di atas, diketahui bahwa pengguna kontrasepsi terbanyak adalah jenis suntik sehingga pengguna kontrasepsi jenis ini memiliki peranan yang cukup besar dalam menunjang keberhasilan dari program keluarga berencana,

(13)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita usia 25-50 tahun mengenai kontrasepsi hormonal jenis suntik?

1.3Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita mengenai penggunaan kontrasepsi hormonal jenis suntik.

1.3.2 Tujuan Khusus

Diketahuinya karakteristik wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik yang meliputi usia, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan sumber informasi di Rumah Bersalin Gizar, Ciputat.

1.4 Manfaat Penelitian  Bagi akseptor KB

Akseptor mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai kontrasepsi hormonal jenis suntik. Sehingga, apabila pengetahuan, sikap dan perilaku mereka terbukti kurang dapat diberikan edukasi untuk memperbaikinya.

 Bagi rumah bersalin:

Sebagai masukan untuk bahan informasi dalam melaksanakan edukasi dalam bidang kesehatan kepada masyarakat yang dalam hal ini adalah penggunaan alat kontrasepsi yang dianggap aman dan dapat dipertanggung jawabkan.

 Bagi pemerintah :

(14)

 Bagi institusi

Mewujudkan Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, pengabdian kepada masyarakat dan penelitian, sebagai masukan untuk bahan dalam melaksanakan penyuluhan dalam bidang kesehatan.

 Bagi peneliti

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kerangka / Landasan Teori

2.1.1 Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk Indonesia(BKKBN, 1999; 2008).

Keluarga berencana yang dibolehkan syariat adalah usaha pengaturan atau penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.

2.1.2 Tinjauan Umum Tentang Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau

‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang

matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma (Sarwono,2008).

Terdapat 2 jenis metode kontrasepsi yaitu metode sederhana dan metode efektif. Metode sederhana adalah suatu cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Hasil yang diperoleh dengan cara ini umumnya kurang efektif dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Dibawah ini adalah contoh dari kontrasepsi dengan metode sederhana:

 Senggama terputus yaitu senggama yang dilakukan sebagaimana biasa tetapi pada puncak sanggama, kemaluan pria (zakar) dikeluarkan dari

(16)

secara fisik maupun mental. Namun cara ini tidak dapat diandalkan karena

memerlukan penguasaan diri yang kuat dan kemungkinan kegagalan

cukup besar.

 Pantang berkala ialah tidak melakukan sanggama pada masa subur seorang wanita yaitu sekitar waktu terjadinya ovulasi (Sarwono, 2008).

 Metode amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya serta dalam keadaan ibu yang belum haid setelah melahirkan (Saiffudin, 2006).

Sedangkan metode kontrasepsi efektif adalah metode yang dalam penggunaannya keefektifan relatif lebih tinggi dan angka kegagalan lebih rendah. Cara kerja metode ini adalah dengan menghalangi pertemuan sel telur dengan sel sperma, mengusahakan tidak terjadi ovulasi dan melumpuhkan sperma. Di bawah ini adalah macam-macam dari jenis kontrasepsi efektif :

a. Kontrasepsi mekanik

 Diagfragma vaginal terbuat dari cincin karet yang tebal dan di

(17)

Sumber : http://metodoscontraceptivos.wordpress.com

Gambar 2.1 Diagfragma vaginal

 Cervical cap dibuat dari karet atau plastik, dan mempunyai bentuk

mangkuk yang dalam dengan pinggirnya terbuat dari karet yang tebal (Sarwono,2008).

Sumber : http://library/healthguide

Gambar 2.2 Cervical cap

b. Kontrasepsi hormonal

 Implant yaitu susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan

(18)

 KB adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat

progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium (Sarwono,2008).

 Kontrasepsi suntik memiliki cara kerja sama dengan pil.

Efektifitasnya mencapai 99%. Keuntungan metode ini antara lain disuntikkan setiap satu sampai tiga bulan sekali, efektif, dan tahan lama (Sarwono,2008).

 Kontrasepsi dengan AKDR dalam kavum uteri menimbulkan

reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan serbukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma (Sarwono, 2008).

 Kontrasepsi Mantap (Tubektomi) adalah prosedur bedah sukarela

untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang perempuan Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum ( Sarwono, 2008).

2.1.2.1 Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntikan

(19)

Terdapat 2 macam kontrasepsi suntikan antara lain yaitu suntikan progestin dan campuran. Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetat(Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong) dan Depo noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretinedron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara di suntik intramuscular. Cara kerja kontrasepsi ini adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi dan menghambat transportasi gamet oleh tuba.

(20)

tinggi, menyusui dan yang membutuhkan kontrasepsi yang sesuai dan sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. Sedangkan yang tidak diperbolehkan untuk menggunakannya adalah wanita hamil atau dicurigai hamil dan wanita yang mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

Suntikan kombinasi mengandung 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali. Cara kerja, keuntungan, kerugian, indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi ini sama seperti suntikan progestin. Hanya saja suntikan kombinasi tidak boleh diberikan pada wanita yang sedang menyusui bayinya karena kandungan esterogen dalam suntikan ini akan menekan produksi ASI. Kontrasepsi jenis suntik dapat diberikan di bokong maupun daerah lengan atas (Saiffudin, 2006).

2.1.3 Karakteristik Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik serta Pengetahuan, Sikap dan Perilaku akseptor KB .

Umur

(21)

muda (baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi) akan cenderung memilih alat kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai.

Wanita muda cenderung menggunakan cara suntik, pil dan implant sementara mereka yang lebih tua cenderung memilih alat atau cara kontrasepsi jangka panjang seperti AKDR, sterilitas wanita dan sterilitas pria (Ardiyan, 2008).

Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu faktor penentu pada gaya hidup dan status kehidupan seseorang dalam masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku reproduksi dan penggunaan alat kontrasepsi. Pemakaian kontrasepsi meningkat seiring dengan tingkat pendidikan, wanita berstatus kawin yang tidak sekolah menggunakan cara kontrasepsi modern dan meningkat hingga jenjang pendidikan berpendidikan tamat SMTA keatas (BKKBN, 2010).

Pemakai kontrasepsi modern yang berpendidikan lebih tinggi lebih banyak memperoleh informasi mengenai efek samping atau masalah dari metode yang digunakan, tindakan perlu diambil jika mengalami efek samping, dan metode lain yang dapat digunakan dibandingkan dengan wanita yang berpendidikan lebih rendah (SDKI, 2007).

Pekerjaan

(22)

golongan teratas, sebesar 13,7%, pada golongan terbawah sebesar 3,1%, pada golongan menengah kebawah sebesar 5,1%, pada golongan menengah sebesar 4,7%; dan golongan menengah atas sebesar 4,2% (SDKI,2003).

Tingkat pendapatan

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin tinggi tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup menjadi makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik (Notoadmojo, 1997).

Jumlah Anak

(23)

Peran suami

Pembicaraan antara suami dan isteri mengenai KB tidak selalu menjadi prasyarat dalam penerimaan KB, namun tidak adanya diskusi tersebut dapat menjadi halangan terhadap pemakaian alat kontrasepsi. Berdasarkan SDKI 2002-2003, 57% wanita mendiskusikan KB dengan pasangannya paling sedikit satu kali selama setahun terakhir. Wanita usia 20-34 tahun cenderung lebih sering membicarakan KB dengan suami dibandingkan dengan wanita pada kelompok umur lainnya. Dan 43% wanita tidak pernah membicarakan KB dengan pasangannya. Data yang lain juga menyebutkan bahwa 2% wanita setuju menggunakan alat kontrasepsi tetapi suaminya tidak setuju dan hanya 1% wanita yang tidak setuju tetapi suaminya setuju. Jadi perbedaan pendapat tentang KB antara suami dan isteri di Indonesia relatif rendah yaitu 2% (SDKI,2003).

Keikutsertaan Dalam Kegiatan Penyuluhan KB

Berdasarkan penelitian BKKBN 2001, keaktifan isteri dalam perkumpulan atau organisasi KB tidak dapat menjamin bahwa seseorang dapat mengerti dan melaksanakan program KB. Keikutsertaan KB pada keluarga kecil sebesar 46% yang ternyata lebih rendah daripada keikutsertaan KB pada keluarga besar yaitu sebesar 54%. Persentase terbesar pada keluarga kecil adalah pada kelompok keluarga muda, sehingga sebaiknya sasaran program diarahkan pada mereka yang masih keluarga muda, baik pada keluarga kecil maupun keluarga besar (BKKBN 2001).

Sumber informasi

(24)

Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Seorang yang memiliki pengetahuan baik akan cenderung memilih alat kontrasepsi yang sesuai dan cocok digunakannya. Karena dengan pengetahuan yang baik seseorang akan lebih mudah menerima informasi terutama tentang alat kontrasepsi. Sejalan pendapat dari Nursalam dan Siti Priyani (2002) yang mengatakan bahwa pada umumnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya.

Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam penentuan sikap yang utuh; pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoadmojo, 2003).

(25)

2.2 Kerangka Konsep

(26)

2.3 Definisi Operasional

Tabel 2.1. Definisi operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

1. Umur Lamanya hidup

Wawancara Kuesioner Rasio 1. 25-30 th 2. 21-35 th 3. 36 – 40 th 4. 41-45 th 5. 46 -50 th

2. Pendidikan Pendidikan formal tertinggi yang pernah ditamatkan oleh responden

Wawancara Kuesioner Ordinal 1.Buta huruf/ tidak pernah sekolah

Wawancara Kuisioner Ordinal 1. Kurang dari 2 anak 2. Lebih dari 2 anak

Wawancara Kuisioner Ordinal 1. Sering 2. Pernah

Wawancara Kuisioner Ordinal 1. Suami ikut berperan 2. Suami tidak ikut

(27)

Tabel 2.1 (Sambungan)

Wawancara Kuesioner Nominal 1.Ibu rumah tangga 2.Karyawan

Wawancara Kuesioner Ordinal 1.Rendah : < Rp. 1.118.000

Wawancara Kuesioner Nominal 1.Rumah sakit 2.Puskesmas 3.Bidan posyandu 4.Klinik bidan atau

(28)

Tabel 2.1. (Sambungan)

No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Skala Hasil Ukur

9. Pengetahuan Fakta atau ide yang

Wawancara Kuesioner Ordinal Total skor : 30 1.Baik : jika

Wawancara Kuesioner Ordinal Total skor : 35 1.Baik : jika

(29)
(30)

BAB 3 METODOLOGI

3.1Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif (observasional) dengan menggunakan desain cross sectional karena pengukuran variable hanya dilakukan pada satu saat tertentu (Sudigdo S, 2008).

3.2Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Gizar, Cikarang. Waktu penelitian adalah pada bulan Agustus 2010.

3.3Populasi dan Sample

 Populasi target adalah semua wanita usia 25-50 tahun yang

menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik.

 Populasi terjangkau adalah wanita usia 25-50 tahun yang

menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik di Cikarang.

 Sampel adalah 25 wanita usia 25-50 tahun yang menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin Gizar, Cikarang pada bulan Agustus pada tahun 2010.

 Cara pemilihan sample dengan menggunakan purposive accidental

sampling dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia.

 Kriteria Inklusi penelitian ini adalah wanita usia 25-50 tahun yang

menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik.

 Kriteri Eksklusi penelitian ini adalah subyek yang menolak

berpartisipasi.

 Pengambilan sample dilakukan dengan teknik purposive accidental

(31)

 Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil kasus atau

(32)

3.4Cara Kerja

Wanita usia 25-50 tahun yang menggunakan kontrasepsi

hormonal jenis suntik

Pengisian inform persetujuan dan kuisioner

Variabel bebas : 1. Umur

2. Pendidikan

3. Penghasilan

4. Peran serta suami

(33)

3.5 Manajemen Data  Pengumpulan Data

Penelitian ini akan dilaksanakan bila telah memperoleh persetujuan setelah penjelasan atau informed consent dari subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner.

 Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16,0 dan Microsoft Excel 2007. Data disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

 Analisis Data

(34)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Gambaran Karakteristik dan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang pada bulan Agustus 2010.

4.1Gambaran Usia Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Usia Responden Jumlah Persentase (%)

25-30 tahun 15 60.0

31-35 tahun 4 16.0

36-40 tahun 4 16.0

41-45 tahun 2 8.0

46-50 tahun 0 0.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Tabel di atas menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik paling banyak berusia antara 25-30 tahun yaitu sebanyak 15 orang (60%). Sedangkan, tidak ada pengguna kontrasepsi jenis suntik pada usia 46-50 tahun(0%).

Pada tahun 1992/1993 lebih dari separuh yaitu 57,61% pesera KB baru adalah berusia antara 20-29 tahun, persentase ini menjadi 57,84% pada tahun 1993/1994. Kelompok umur tersebut harus diperhatikan dengan cermat, karena secara alamiah mempunyai fertilitas yang tinggi, sehingga harus diusahakan untuk sesegera mungkin menggunakan kontrasepsi yang efektif (BKKBN, 1995).

(35)

usia 35-39 tahun (2,381,297), usia 40-44 tahun (1,510,513), usia 45-49 tahun (650,629), dan usia 50-54 (120,704). Pengguna KB hormonal jenis suntik didominasi wanita kelompok usia 30 sampai 34 tahun dengan jumlah 2,964,838 (SDKI,2009).

Pada umumnya umur akan mempengaruhi seseorang dalam menentukan pemilihan alat kontrasepsi karena biasanya ibu dengan usia muda (baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi) akan cenderung memilih alat kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai (Ardiyan, 2008).

Maka, dilihat dari data BKKBN 1993 dan data SDKI 2009, hasil penelitian ini memiliki gambaran karakteristik umur yang tidak jauh berbeda, yaitu penggunaan kontrasepsi suntik kebanyakan digunakan oleh wanita muda usia 25-30 tahun.

4. 2 Gambaran Pendidikan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Pendidikan Responden

Jumlah Persentase (%)

tidak tamat SD 1 4.0

Sumber : Data Primer

(36)

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru (BKKBN, 1980).

Menurut survei, terdapat perbedaan akan pengetahuan kontrasepsi dengan pendidikan. Proporsi wanita yang mengetahui mengenai kontrasepsi meningkat berdasarkan tingkat pengetahuan. Sebagai contoh, 87 persen wanita tanpa edukasi pernah mendengar metode modern kontrasepsi. Proporsi meningkat sampai 96 persen diantara wanita yang lulus SD dan sampai 100 persen di antara wanita dengan pendidikan lebih tinggi (Demografic and Health Survey, 1994).

Hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan berbagai keputusan. Termasuk dalam pengambilan keputusan untuk memakai kontrasepsi. Peningkatan tingkat pendidikan akan menghasilkan tingkat kelahiran yang rendah karena pendidikan akan mempengaruhi persepsi negatif terhadap nilai anak dan akan menekan adanya keluarga besar. Orang tua dalam keluarga tentu saja menginginkan agar anaknya berkualitas dengan harapan dikemudian hari dapat melanjutkan cita-cita keluarga, berguna bagi masyarakat dan negara. Untuk sampai pada cita-cita tersebut tentu saja tidak mudah, dibutuhkan strategi dan metode yang baik. Tidak mungkin menciptakan anak yang berkualitas di tengah waktu yang terbatas, karena kesibukan bekerja, dan tidak mungkin menciptakan anak berkualitas di tengah kondisi keuangan atau pendapatan yang terbatas(BKKBN, 1999). Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian, yaitu wanita dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD, tamat SD, dan tamat SMP

memiliki proporsi yang lebih rendah jika dibandingkan wanita dengan tingkat

(37)

Berdasarkan data SDKI 2009, tingkat pendidikan penduduk Indonesia yang paling banyak adalah tingkat SMU sebanyak 5,316,044 orang dan SMK sebanyak 3,249,850 orang (SDKI,2009). Hal inilah yang menyebabkan jumlah wanita pengguna kontrasepsi suntik lebih banyak pada tingkat pendidikan SMU atau sederajat dibandingkan dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi.

4. 3 Gambaran Pekerjaan Responden

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Ibu rumah tangga 10 40.0

Karyawan 11 44.0

Guru 0 0

Bidan atau petugas kesehatan

1 4.0

Wiraswasta 2 8.0

Lain-lain 1 4.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Persentase pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan pekerjaan menurut SDKI 1999 pada wanita bekerja sebesar 55,4% dan yang tidak bekerja sebesar 44.6%. Wanita yang bekerja memiliki nilai waktu yang mahal sehingga kesempatan untuk mengurus anak lebih sedikit dibanding wanita yang tidak bekerja, sehingga wanita yang bekerja akan cenderung membatasi jumlah anak (SDKI 1999). Selain itu, wanita yang mempunyai latar belakang pendidikan relatif tinggi dan bekerja akan mempunyai kecenderungan berpikir secara rasional. Dengan ukuran keluarga kecil menjadi suatu keluarga yang lebih lincah (Himpunan Pidato Kepala BKKBN, 1990). Penggunaan kontrasepsi suntik lebih didominasi oleh wanita yang bekerja karena mereka memilih kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang lebih baik dengan menghindari faktor lupa apabila dibandingkan dengan menggunakan kontrasepsi jenis pil (BKKBN, 1999).

(38)

kontrasepsi suntik jenis hormonal paling banyak memiliki pekerjaan sebagai karyawan yaitu sebanyak 11 orang (44%) dibandingkan jenis perkerjaan lainnya.

4. 4 Gambaran Penghasilan Perbulan Responden

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Penghasilan Perbulan Jumlah Persentase (%)

Rendah 6 24.0

Sedang 5 20.0

Tinggi 14 56.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Ketika pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup menjadi makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Saat ini standar UMR adalah Rp 1.118.000. Karena penghasilan yang cukup akan memotivasi seseorang memilih alat kontrasepsi yang lebih baik pula yaitu kontrasepsi suntik (Notoadmojo, 1997).

Penggunaan alat kontrasepsi yang efektif mengurangi ketidakpastian tentang kapan melahirkan anak dan dapat memberi kesempatan untuk memanfaatkan waktu dan tenaga pada peran ekonomi dalam keluarga (BKKBN, 1995).

(39)

4. 5 Gambaran Jumlah Anak Responden

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang Dimiliki Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Jumlah Anak Jumlah Persentase (%)

<2 anak 15 60.0

>2 anak 10 40.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik jenis hormonal paling banyak memiliki anak kurang dari 2 yaitu sebanyak 15 orang (60%).

Data SDKI 2002 – 2003 menyatakan bahwa, pemakaian kontrasepsi meningkat pesat sejalan dengan jumlah anak yang masih hidup. Terdapat peningkatan sebesar 7% pada wanita yang tidak memiliki anak, 67% pada wanita dengan 1-2 anak, 38% pada wanita yang memiliki 3-4 anak dan turun menjadi 49% pada wanita dengan 5 anak atau lebih (SDKI,2003).

Pasangan usia subur (PUS) dengan paritas rendah menjadi prioritas penggarapan gerakan KB nasional dalam upaya menurunkan tingkat kelahiran. Keadaan jumlah peserta KB baru menurut jumlah anak hidup dari tahun 1999-1994 menunjukkan bahwa peserta KB baru yang terbanyak adalah PUS dengan jumlah anak 0-2, yang persentasenya mengalami kenaikan setiap tahun. Sebaliknya PUS dengan jumlah anak 3-3+ terus mengalami penurunan setiap tahun (BKKBN, 1994).

(40)

4. 6 Gambaran Peran Suami dalam Penentuan Jenis Kontrasepsi Responden

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Suami Dalam Penentuan Jenis Kontrasepsi yang dimiliki Wanita Pengguna Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Peran Suami Dalam Menentukan Jenis

Kontrasepsi

Jumlah Persentase (%)

Suami ikut menentukan kontrasepsi

19 76.0

Suami tidak berperan menentukan kontrasepsi

6 24.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan SDKI 2002-2003, 57% wanita mendiskusikan KB dengan pasangannya paling sedikit satu kali selama setahun terakhir. Wanita usia 20-34 tahun cenderung lebih sering membicarakan KB dengan suami dibandingkan dengan wanita pada kelompok umur lainnya. Dan 43% wanita tidak pernah membicarakan KB dengan pasangannya. Data yang lain juga menyebutkan bahwa 2% wanita setuju menggunakan alat kontrasepsi tetapi suaminya tidak setuju dan hanya 1% wanita yang tidak setuju tetapi suaminya setuju. Jadi perbedaan pendapat tentang KB antara suami dan isteri di Indonesia relatif rendah yaitu 2%(SDKI,2003).

(41)

4. 7 Gambaran Keikutsertaan Responden Dalam Penyuluhan Keluarga Berencana

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Penyuluhan Keluarga Pada Wanita Pengguna Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik Berencana di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Keikutsertaan Responden Dalam Penyuluhan Keluarga Berencana

Jumlah Persentase (%)

Sering 1 4.0

Pernah 4 16.0

Tidak Pernah 20 80.0

Total 25 100.0

Sumber : Data Primer

Kegiatan penerangan dan motivasi keluarga berencana dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kesadaran, pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam ber-KB. Dengan telah besarnya jumlah peserta KB, maka pelaksanaan program ini perlu makin ditingkatkan kualitasnya. Sehubungan dengan itu, maka pesan-pesan penerangan KB akan tetap diarahkan kepada pemakaian alat kontrasepsi yang lebih efektif dengan tingkat perlindungan kehamilan yang lebih tinggi. Kegiatan penerangan juga meliputi penerangan medis yang bertujuan meningkatkan pengetahuan mengenai alat-alat kontrasepsi (BKKBN, 1990).

(42)

4. 8 Gambaran Sumber Informasi yang Paling Berkesan Mengenai Keluarga Berencana yang Didapatkan oleh Responden

Tabel 4.8 Distribusi Responden BerdasarkanSumber Informasi yang Paling Berkesan Mengenai Keluarga Berencana di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Sumber informasi yang paling berkesan

Jumlah Persentase (0%)

Rumah Sakit 0 0

Puskesmas 4 16.0

Posyandu 1 4.0

Kinik bidan atau klinik dokter

Dari tabel di atas didapatkan bahwa sumber informasi yang paling berkesan bagi wanita pengguna kontrasepsi jenis suntik di RB Gizar adalah berasal dari klinik bidan atau klinik dokter dengan jumlah 20 orang (80%), sedangkan menurut mereka sumber informasi dari rumah sakit, media elektronik dan bahan bacaan tidak berkesan.

(43)

Pernyataan di atas, mendukung hasil dari penelitian ini, bahwa sumber informasi yang responden dapatkan paling banyak berasal dari pusat kesehatan yaitu klinik bidan atau klinik dokter.

4. 9 Gambaran Pengetahuan Responden

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Wanita tentang Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Gambaran Pengetahuan responden

Jumlah Persentase (%)

Baik 1 4.0

Sedang 5 20.0

Buruk 19 76

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai pengetahuan pada 25 responden yang menggunakan kontrasepsi jenis suntik diperoleh bahwa, jumlah wanita yang memiliki pengetahuan kurang mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 19 orang (76%). Sedangkan wanita yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 5 orang (20%) dan jumlah wanita yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 1 orang (4%).

(44)

4. 10 Gambaran Sikap Responden

Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Wanita Mengenai Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Gambaran Sikap Responden Jumlah Persentase (%)

Baik 1 4.0

Sedang 4 16.0

Buruk 20 80.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, dari 5 pertanyaan yang diajukan mengenai pengetahuan pada 25 responden yang menggunakan kontrasepsi jenis suntik diperoleh bahwa jumlah wanita yang memiliki sikap buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 20 orang (80%).Sedangkan wanita yang memiliki sikap sedang sebanyak 4 orang (16%). Dan jumlah wanita yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (4 %).

Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertututp terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu. (Notoatmojo, 2003)

(45)

4. 11 Gambaran Perilaku Responden

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Wanita tentang Kontrasepsi Hormonal jenis suntik di Rumah Bersalin Gizar Cikarang Pada Bulan Agustus 2010

Gambaran Perilaku Responden

Jumlah Persentase (%)

Baik 0 0

Sedang 1 4.0

Buruk 24 96.0

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, dari 5 pertanyaan yang diajukan mengenai perilaku pada 25 responden yang menggunakan kontrasepsi jenis suntik diperoleh bahwa jumlah wanita yang memiliki perilaku buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 24 orang (96%).Sedangkan wanita yang memiliki sikap sedang sebanyak 1 orang (4%). Dari data di atas tidak ada wanita yang memiliki perilaku baik.

(46)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian, wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal

jenis suntik paling banyak berusia antara 25-30 tahun yaitu sebanyak 15 orang (60%).

 Berdasarkan hasil penelitian, wanita yang paling banyak menggunakan

kontrasepsi jenis suntik adalah wanita yang berpendidikan tamat SMU dan sederajat yaitu sebanyak 9 orang (36%)

 Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar wanita yang menggunakan

kontrasepsi hormonal jenis suntik memiliki tingkat pendapatan yang tinggi yaitu lebih dari Rp 1.202.749 (56%).

 Berdasarkan data yang diperoleh, sebagian besar responden memiliki jumlah anak kurang dari 2 orang (60%).

 Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sumber informasi yang paling

berkesan bagi wanita pengguna kontrasepsi jenis suntik di RB Gizar adalah berasal dari klinik bidan atau klinik dokter dengan jumlah 20 orang (80%),

 Berdasarkan hasil penelitian, jumlah wanita yang memiliki pengetahuan

kurang mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 19 orang (76%).Sedangkan wanita yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 5 orang (20%). Dan jumlah wanita yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 1 orang (4%).

 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa jumlah wanita yang memiliki

sikap buruk mengenai kontrasepsi suntik sebanyak 20 orang (36%).Sedangkan wanita yang memiliki sikap sedang sebanyak 4 orang (56%). Dan jumlah wanita yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (4 %).

(47)

(96%).Sedangkan wanita yang memiliki sikap sedang sebanyak 1 orang (4%). Dari hasil penelitian, tidak ada wanita yang memiliki perilaku baik.

5.2 Saran

 Diperlukan penggalakan program keluarga berencana di daerah Cikarang

karena 20 dari 25 responden mengaku tidak pernah mengikuti penyuluhan kelarga berencana. Selain itu, diperlukan penyampaian informasi yang lebih lengkap dari para tenaga kesehatan maupun media penunjang informasi lainnya kepada wanita pengguna kontrasepsi, sehingga diharapkan kedepannya pengetahuan pengguna kontrasepsi semakin meningkat dan secara langsung juga memberikan dampak yang lebih baik pada sikap dan perilaku dalam penggunaan kontrasepsi.

 Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar di daerah

(48)

 Anonim. 2008. KB Itu Mengatur Keturunan. Diakses hari rabu tanggal 29 September 2010. Diunduh dari www. bkkbn.go.id

 Anonim. 2009. Tujuan Program Keluarga Berencana. Diakses hari rabu tanggal 29

September 2010. Diunduh dari http://www.bkkbn.go.id

 Anonim. 2009. Kontrasepsi Hormonal Jenis Suntik. Diakses hari kamis tanggal 16

September 2010. Diunduh dari http ://www. Bappenas.go.id.

 Anonim. 2010. Pencapaian MDG Hadapi Kendala. Diakses hari jumat tanggal 1 Oktober

2010. Diunduh dari http : //www. bkkbn.go.id

 Arikunto, Suharsimi: Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan dan Praktik ), Rieneka

Cipta, Jakarta, 1998, p24.

 Ardiyan, Kundi. Hubungan antara Tingkat pengetahuan tentang KB dan Metode Kontrasepsi di Kelurahan Sumber Sari. Diakses tanggal 14 Agustus 2010. Diunduh dari:

http://www. University of Jember.com.

 Biro Pusat Statistik: Indonesia Demographic and Health Survey 1997, BPS. Kantor

Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, Dep.Kes, Demographic and Health Surveys Macro Internatioanal Inc, Jakarta. 1998, 87-9.

 BKKBN: Himpunan Pidato Kepala Bkkbn Tentang Pembangunan Sumberdaya Manusia

Melalui Gerakan KB Nasional, Membangun Keluarga Mandiri yang Berpotensi. Kantor Mentri Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 1990,p15-17.

 BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 1994, p70.

 BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

(49)

population/NFCB,1999,p80-4.

 BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 2000, p34-5

 BKKBN: Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Kantor Mentri

Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB, Jakarta, 1999, p55-7.

 BKKBN. 2008. Gerakan keluarga berencana nasional dalam grafik dan gambar. Jakarta :

Kantor Mentri Negara Kependudukan BKKBN State Ministry for population/NFCB.

 Central Bureau of Statistic Jakarta: Demographic and Health Survey. Calverton,

Maryland: CBS and MI, 1995, p115-20

 Direktorat Statistik dan Kependudukan. 1999;2003;2007. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia. Biro Pusat Statistik. www.datastatistik_indonesia.com. . Diakses tanggal 10 September 2010.

 Hartanto H, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2003, p46 – 50.

 Irwati T,Lolong D.B, Isnawati, Hzartanto W, et al: Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia 2002-2003. BPS, BKKBN, DepKes, ORC, Jakarta, 2003, p88-9.

 Iskandar N: Demografi Tehnik. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta, 1997, p20-3.

 Mochtar,R: Sinopsis Obstetri Jilid II. EGC, Jakarta, 1998, p249 – 254.

 Notoatmodjo,Soekidjo: Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta, 1997, p44-6

 Notoatmodjo, Soekidjo: Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta, 2003,

(50)

 Saifudin: Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, ed.1, Cetakan ke-4. Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2006b.

 Sudigdo, S : Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, edisi 3. Sagung Seto, Jakarta,

2008, p92-103.

 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2009. Wanita Berumur 10-54 Tahun yang

Berstatus Kawin menurut Alat atau Cara KB yang Sedang Digunakan dan Golongan Umur, Indonesia. Diunduh dari www.datastatistik_indonesia.com. Diakses tanggal 10 September 2010.

 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2009. Wanita Berumur 10-54 Tahun yang

Berstatus Kawin menurut Alasan Utama Tidak Menggunakan Alat/Cara KB dan Golongan Umur, Indonesia. Diunduh dari www.datastatistik_indonesia.com. Diakses tanggal 10 September 2010.

(51)

Persetujuan Partisipasi dalam Penelitian

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU WANITA USIA 25-50

TAHUN TENTANG PENGGUNAAN KB HORMONAL JENIS

SUNTIK

PADA BULAN AGUSTUS TAHUN 2010

Kami ingin meminta kesediaan Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Silakan membaca lembar persetujuan ini. Jika ada pertanyaan, tidak perlu merasa sungkan atau ragu untuk menanyakannya.

Penelitian ini mengharapkan ketulusan Anda untuk berpartisipasi. Penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat untuk Subjek mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita tentang penggunaan KB hormonal jenis suntik. Penelitian ini tidak memiliki risiko yang akan membahayakan Anda secara fisik.

Kerahasiaan Anda akan kami jaga. Kami tidak akan menyebutkan nama Anda. Kami hanya akan memberikan nama samaran. Semua informasi yang Anda berikan akan kami jaga kerahasiaannya sehingga identitas Anda tetap kami lindungi. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan sebagai skripsi.

Saya memahami semua informasi di atas dan dengan ini menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

_______________________ ________________

Tanda Tangan Partisipan Tanggal

Saya telah menjelaskan penelitian ini kepada partisipan/subjek di atas sebelum meminta persetujuannya untuk terlibat dalam penelitian ini.

____________________ ________________

(52)
(53)

LEMBAR KUISIONER KONTRASEPSI DENGAN MENGGUNAKAN KONTRASEPSI HORMONAL JENIS SUNTIK

I IDENTITAS RESPONDEN SKOR

1. buta huruf/ tidak pernah sekolah, 2. tidak tamat SD

3. tamat SD 4. tamat SMP

5. tamat SMU dan yang sederajat. 6. tidak tamat perguruan tinggi. 7. tamat perguruan tinggi

Pekerjaan :

1. Ibu rumah tangga 2. Karyawan

3. Guru

4. Bidan/ petugas kesehatan 5. Wiraswata

6. Lain-lain.

Penghasilan perbulan :

1. Kurang dari Rp. 1.118.000

2. Antara Rp. 1.118.000 – Rp. 1.202.749

3. Lebih dari Rp. 1.202.749

Jumlah anak kandung saat ini : 1. Kurang dari 2 anak 2. Lebih dari 2 anak

Apakah saat ini Ibu menggunakan Kontrasepsi jenis suntik?

1. Ya 2. Tidak

Dimanakah Ibu pernah mendapatkan informasi mengenai KB?

(54)
(55)

PENGETAHUAN RESPONDEN

Apakah yang Ibu ketahui tentang keluarga berencana (KB)? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Perencanaan kehamilan sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginka 2. Usaha untuk merencanakan jumlah anak 3. Usaha untuk mengatur jarak kehamilan. 4. Tidak tahu

Menurut Ibu apakah tujuan dari program KB?

1. Agar kehamilan tidak terjadi pada usia terlalu dini

2. Agar kehamilan tidak terjadi pada usia tua 3. Agar jarak antara kehamilan tidak terlalu dekat 4. Tidak tahu

Apakah yang Ibu ketahui mengenai manfaat dari kontrasepsi?

1. Menjarangkan kehamilan 2. Menunda kehamilan 3. Mengatur jarak kehamilan 4. Tidak tahu.

Kontrasepsi jenis apakah yang Ibu ketahui selain kontrasepsi jenis suntik? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Pil

2. spiral (IUD) 3. Kondom 4. Tidak tahu

Apakah Ibu mengetahui kapan seharusnya kontrasepsi suntik harus diberikan? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Setiap 1 bulan 2. Setiap 3 bulan 3. Tidak tahu

Sejauh yang Ibu tahu, apa sajakah yang

merupakan kerugian dari penggunaan kontrasepsi suntik? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Penambahan berat badan 2. Perubahan pola menstruasi

3. Tergantung pada dokter atau bidan untuk menyuntikkan KB

(56)

Sejauh yang Ibu tahu, apa sajakah keuntungan dari penggunaan kontrasepsi suntik? (jawaban boleh lebih dari satu)

1. Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB) 2. Kontrasepsi jangka panjang dibandingkan

pil kontrasepsi

3. Anda tidak perlu menyimpan obat suntik kb di rumah

4. Tidak tahu

Menurut Ibu, wanita yang boleh menggunakan kontrasepsi suntik adalah…

1. Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi pil.

2. Wanita yang telah punya banyak anak 3. Wanita yang sering lupa minum pil

kontrasepsi 4. Tidak tahu

Menurut Anda kapankah penggunaan kontrasepsi suntik dapat dihentikan?

1. Ketika ingin mengganti dengan kontrasepsi jenis yang lain. 2. Ketika ingin hamil kembali

3. Ketika timbul gangguan kesehatan akibat suntik kontrasepsi

4. Tidak tahu

Sejauh yang Ibu tahu, dibagian tubuh manakah penyuntikan Kontrasepsi jenis suntik diberikan?

1. Pantat/Bokong 2. Lengan bagian atas 3. Tidak tahu

SIKAP RESPONDEN

Apakah ibu setuju bahwa alat kontrasepsi suntik dapat mencegah kehamilan ?

1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Netral 4. Tidak Setuju 5. Sangat tidak setuju

(57)

alat kontrasepsi yang aman dan efektif?

1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Netral

4. Tidak Setuju 5. Sangat tidak setuju

Apakah ibu setuju bahwa kontrasepsi suntik lebih praktis daripada alat kontrasepsi pil dalam hal penggunaan?

1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Netral 4. Tidak Setuju 5. Sangat tidak setuju

Menurut ibu, apakah wanita yang sedang memberikan bayinya ASI eksklusif (pemberian ASI selama 6 bulan pertama) harus menggunakan kontrasepsi suntik untuk mencegah kehamilan?

1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Netral 4. Tidak Setuju 5. Sangat tidak setuju

Menurut Ibu, apakah suami harus turut berperan dalam penentuan jenis kontrasepsi?

1. Sangat setuju 2. Setuju

3. Netral

4. Tidak Setuju

5. Sangat tidak setuju PERILAKU RESPONDEN

Sudah berapa lamakah Ibu menggunakan Kontrasepsi jenis suntik?

1. ≤ 6 bulan 2. 1 – 3 tahun 3. 4 tahun

(58)

Apakah alasan Anda menggunakan kontrasepsi jenis suntik? (boleh lebih dari satu)

1. Sebagai perencanaan kehamilan untuk menjarangkan jangka waktu kelahiran 2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan

suami istri

3. Harga yang lebih ekonomis 4. Pemakaiannya praktis 5. Tidak tahu

Apakah Anda pernah mengikuti perkumpulan atau organisasi atau penyuluhan keluarga berencana?

1. Sering 2. Pernah 3. Tidak pernah

Kegiatan sosial apa saja yang ibu ikuti selama 6 bulan terkhir ini?

1. PKK 2. Posyandu 3. Penyuluhan

4. Kegiatan Agama (Pengajian atau ceramah)

5. Arisan

Apakah Anda pernah menganjurkan kepada ibu-ibu ain untuk ikut menggunakan kontrasepsi?

1. Sering 2. Pernah

(59)
(60)

umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 25-30 tahun 15 60.0 60.0 60.0

31-35 tahun 4 16.0 16.0 76.0

36-40 tahun 4 16.0 16.0 92.0

41-45 tahun 2 8.0 8.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tamat SD 1 4.0 4.0 4.0

tamat SD 4 16.0 16.0 20.0

tamat SMP 4 16.0 16.0 36.0

tamat SMU dan sederajat 9 36.0 36.0 72.0

tidak tamat perguruan tinggi 3 12.0 12.0 84.0

tamat perguruan tinggi 4 16.0 16.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ibu rumah tangga 10 40.0 40.0 40.0

karyawan 11 44.0 44.0 84.0

bidan atau petugas

kesehatan 1 4.0 4.0 88.0

wiraswasta 2 8.0 8.0 96.0

lain-lain 1 4.0 4.0 100.0

(61)

penghasilan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <1118000 6 24.0 24.0 24.0

1118000-1202749 5 20.0 20.0 44.0

>1202749 14 56.0 56.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

jumlah_anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <2 anak 15 60.0 60.0 60.0

>2 anak 10 40.0 40.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

informasi_KB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid puskesmas 4 16.0 16.0 16.0

posyandu 1 4.0 4.0 20.0

klinik bidan atau klinik

dokter 20 80.0 80.0 100.0

(62)

tingkat pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 1 4.0 4.0 4.0

sedang 5 20.0 20.0 24.0

kurang 19 76.0 76.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

sikap_responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 1 4.0 4.0 4.0

sedang 4 16.0 16.0 20.0

buruk 20 80.0 80.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

perilaku responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sedang 1 4.0 4.0 4.0

buruk 24 96.0 96.0 100.0

(63)

HASIL SKOR

I. TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN

NO Jawaban yang diharapkan Skor Jika jawaban

1 a,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

2 A,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

3 A,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

4 A,b,c 3 Benar 3

2 Benar 2

1 Benar 1

0 D

5 A,b 3 Benar 2

Gambar

Table 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia wanita yang
Tabel 4.10
Gambar 2.1 Diagfragma vaginal
Gambar 2.3 Kerangka konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 5.4 Tabel Penurunan Tinggi Fundus Uterus (TFU) Pada Kelompok Tidak Menyusui Di Klinik Bidan Helen Medan. Tahun

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Paket Pekerjaan Pengadaan Pembangunan Gedung dan Sarana

Berdasarkan hasl penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirih lebih efektif dibandingkan ekstrak daun saga hal ini dilihat dari zona daya hambatnya dimana zona daya

untuk menentukan tingkat kesesuaian antara lahan dan tanaman komoditas serta metode AHP dalam hal pembobotan dan scoring data unstructured sehingga menghasilkan

Lokasi penelitian ini adalah di Koperasi Pegawai Negeri Praja Kantor Gubernur Bali dengan objek penelitiannya adalah pengaruh dimensi kualitas layanan terhadap kepuasan nasabah

A 28-year-old woman, G2P1 26 weeks gestation, comes to your clinic to do her antenatal care and brings laboratory screening results.. From complete blood count find

Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Pulau Weh merupakan salah satu tujuan wisata utama di Kota Sabang. Keberhasilan TWAL Pulau Weh ini tidak lepas dari peran serta masyarakat

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui perilaku sistem penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dan potensi pendirian industri kecil dari berbagai segi