• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kelas kesesuaiannya akan memberikan dampak buruk, baik secara fisik maupun ekonomi. Secara fisik pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan daya dukung lahan dapat menimbulkan kerusakan lahan. Sedangkan secara ekonomi, ketidaksesuaian lahan akan berdampak pada produktivitas lahan. (Ritung dkk, 2007). Produktivitas komoditas pertanian akan rendah apabila komoditas tersebut ditanam pada lahan dengan kondisi biofisik yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman. Kesesuaian lahan adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu lahan dapat berbeda tergantung tipe penggunaan lahan yang dipertimbangkan. Tanaman yang dapat tumbuh pada suatu lahan merupakan tanaman yang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh di sembarang lahan. Meskipun dapat tumbuh, pertanaman tanaman menjadi kurang sempurna. Berdasarkan hal ini, pemilihan tanaman perlu dilakukan secara selektif agar diperoleh produksi yang sesuai dengan harapan.

Indonesia sebagai negara agraris sebagian besar wilayahnya memiliki hasil pertanian masing-masing yang menjadi unggulan dan bahkan menjadi sumber pendapatan daerah. Kota Bima merupakan salah satu wilayah di Timur Indonesia yang memiliki potensi baik dari segi sumber daya alam maupun manusia-nya untuk memajukan sektor pertanian. Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Kota Bima, komoditas tanaman yang menjadi unggulan di Kota Bima antara lain padi, bawang merah, bawang putih dan jagung. Akan tetapi tidak semua wilayah di Kota Bima cocok ditanami semua jenis tanaman tersebut, bahkan ada beberapa wilayah yang tidak cocok untuk ditanamai beberapa komoditas tertentu, hal ini disebabkan karena kondisi lahan yang tidak sama. Meski demikian tidak jarang petani tetap memaksakan untuk menanam jenis tanaman yang tidak sesuai dengan

(2)

lahannya sehingga menyebabkan hasil produktivitas dari lahan tersebut tidak sesuai dengan harapan.

Hal lain yang menjadi perhatian yaitu bahwa Kota Bima merupakan daerah yang sedang berkembang, pembangunan infranstruktur terjadi dimana-mana sehingga menyebabkan lahan untuk bercocok tanam semakin berkurang sedangkan sektor pertanian kurang mendapatkan perhatian sehingga terjadi hal seperti yang dijelaskan diatas, karena proses pembangunan yang terus menerus terjadi ini maka lahan yang tersedia harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin. Maka keputusan jenis tanaman yang akan ditanam menjadi sangat penting bagi para pemilik lahan. Untuk memilih tanaman yang cocok dengan kondisi lingkungan sekitarnya diperlukan data-data dari Badan Perencanaan Daerah atau dari Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan setempat. Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota bima masih melakukan evaluasi kesesuain lahan secara manual dan sesuai kebiasaan yang dilakukan dari dulu. Akan tetapi mengingat perubahan dalam lingkungan yang terjadi secara terus menerus dan semakin tidak jelas dalam beberapa element serta jumlah alternatif yang bisa saja bertambah lebih banyak dari sebelumnya maka dibutuhkan pengambilan keputusan yang sifatnya akurat dan cepat.

Maka berdasarkan beberapa permasalah diatas untuk membantu Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dalam proses pengambilan keputusan yang cepat dan akurat serta untuk memaksimalkan sektor pertanian di daerah Kota Bima dibutuhkan bantuan sebuah sistem dalam pengambilan keputusan atas beberapa alternatif pilihan untuk menentukan lahan yang sesuai dengan komoditas tanaman prioritas di wilayah Kota Bima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Profile Matching dan metode AHP (Analytical Hierarchy Process).

Metode Profile Matching melakukan proses penilaian kesesuain lahan dengan membandingkan antara satu profil nilai (nilai kebutuhan lahan) dengan beberapa profil nilai lainnya sehingga dapat diketahui selisihnya (GAP). Semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti peluang tanaman tersebut ditanam dilahan tersebut semakin besar. Metode Profile Matching

(3)

oleh lahan, bukannya tingkat minimal yang harus dilewati (Kusrini, 2007). Sehingga lahan tersebut dianggap ideal untuk jenis komoditas tertentu.

Penggabungan metode AHP dan Profile Matching bertujuan untuk meningkatkan

performansi dari metode Profile Matching, oleh karena persoalan penggunaan metode Profile Matching adalah memerlukan bobot kriteria pada perhitungan nilai akhir maka metode AHP digunakan untuk membantu metode Profile Matching

dalam menentukan bobot variabel kriteria dan sub kriteria yang akan digunakan dalam perhitungan pencarian nilai akhir dan perangkingan. Metode AHP dipilih karena AHP membandingkan antar dua variable kriteria, sehingga resiko ketidaktepatan dalam pembobotan dapat berkurang dengan penggunaan metode AHP. Selain itu AHP juga digunakan untuk membantu mengolah data yang inputannya berupa text seperti drainase dan jenis tanah dengan melakukan scoring

sehingga diperoleh nilai yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan gap pada metode Profile Matching.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana membangun Sistem Pendukung Keputusan dengan menerapkan metode Profile Matching untuk menentukan tingkat kesesuaian antara lahan dan tanaman dan metode AHP untuk pembobotan parameter dan skoring data

unstructured, sehingga diharapkan dapat membantu Balai Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan dalam proses pengambilan keputusan terkait penentuan komoditas tanaman prioritas untuk lahan tertentu.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Lahan yang terdapat di Wilayah Kota Bima pada Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

(4)

2. Data syarat tumbuh tanaman pada penilitian ini terdiri dari 4 komoditas tanaman prioritas di wilayah Kota Bima yaitu padi, bawang merah, bawang putih, dan jagung.

3. Parameter yang digunakan dalam proses pencocokan yaitu curah hujan, temperatur, kelembaban, topografi, drainase, jenis tanah dan derajat keasaman tanah (pH).

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan metode Profile Mathing

untuk menentukan tingkat kesesuaian antara lahan dan tanaman komoditas serta metode AHP dalam hal pembobotan dan scoring data unstructured sehingga menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Bima dalam merekomendasikan komoditas tanaman prioritas untuk suatu lahan tertentu

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Dapat membantu Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Bima dalam mengambil keputusan berhubungan dengan kesesuaian lahan untuk penentuan komoditas tanaman prioritas

2. Memberikan kontribusi ilmiah dalam bidang pertanian, khususnya dalam hal kesesuaian lahan untuk komoditas tanaman prioritas

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang membahas mengenai kesesuaian lahan ini telah dilakukan, demikian pula Sistem Pendukung Keputusan dengan Profile Matching dan metode AHP, akan tetapi berdasarkan referensi dan kajian pustaka, penelitian yang diajukan sebagai Thesis S2 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengenai Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kesesuian Lahan pada

Komoditas Tanaman Prioritas Dengan Metode Profile Matching Dan AHP belum

(5)

1.6 Metode Penelitian

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Akuisisi Pengetahuan

a. Studi Literatur : mempelajari literatur-literatur berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu berhubungan dengan SPK, AHP, Profile Matching dan ilmu pertanian yang berhubungan dengan tanaman dan lahan. Literatur diperoleh dari berbagai sumber antara lain daru jurnal ilmiah, laporan penelitian, buku dan sumber lainnya yang memiliki hubungan dengan penelitian yang dilakukan.

b. Wawancara : melakukan wawancara dengan pegawai instansi terkait yaitu dengan Bapak Ir.Darwis Kepala BKPP Kota Bimda dan Bapak Muhammad Taufik, SP sebagai Kepala BKPP asakota.

2. Analisis Kebutuhan

Melakukan analisa terhadap data-data variabel kriteria yang digunakan untuk proses yang akan digunakan dalam perancangan sistem.

3. Perancangan Sistem

Tahapan yang berfokus pada desain sistem yang akan dibangun yang meliputi; perancangan model, rancangan UML (Unified Modeling Language) yang terdiri dari : Use Case Diagram, Activity Diagram, rancangan basis data dan rancangan antarmuka aplikasi.

4. Implementasi

Pada tahapan ini deskripsi perancangan diterjemahkan menggunakan bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang akan digunakan untuk membangun sistem dalam penelitian ini adalah bahasa pemrograman ruby.

5. Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah dikembangkan dengan data rill dari Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Bima terkait dengan kesesuaian lahan untuk penentuan komoditas tanaman prioritas, dan apakah alternatif keputusan yang dihasilkan sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Bima. Keberhasilan dari sistem pendukung keputusan yang dibuat dapat diukur

(6)

melalui pengecekan secara manual antara hasil dari sistem yang dibuat dengan cara manual yang dilakukan pada Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kota Bima dan dengan melakukan diskusi dengan pihak Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini terbagi dalam 7 (tujuh) bab, dimana melalui sistematika penulisan dapat memberikan gambaran dari setiap bab yang ada pada penulisan ini.

BAB I Pendahuluan

Berisi uraian secara singkat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas uraian tentang hasil penelitian sebelumnya sebagai referensi dalam penelitian ini

BAB III Landasan Teori

Berisi uraian tentang teori dasar yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan sebagai acuan dalam penelitian ini

BAB IV Analisis dan Rancangan Sistem

Berisi uraian tentang tahapan analisis dan perancangan sistem dari program aplikasi yang akan dibuat

BAB V Implementasi

Berisi implementasi (source code) sistem pendukung keputusan berdasarkan rancangan sistem yang telah dibuat.

BAB VI Hasil dan Pembahasan

Berisi pengujian proses-proses yang terjadi pada sistem pendukung keputusan, pembahasan terhadap pengujian yang telah dilakukan serta pengujian perhitungan sistem dan manual

BAB VII Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran untuk penelitian lebih lanjut

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

BANGKA BELITUNG 15 UNIT BANTEN 8 UNIT JAWA BARAT 15 UNIT JAWA TENGAH 28 UNIT JAWA TIMUR 68 UNIT NTB 2 UNIT KALIMANTAN BARAT 4 UNIT KALIMANTAN TENGAH 1 UNIT KALIMANTAN TIMUR 7

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

Buku ajar patologi II (Basic Pathology). Patologi ginjal & saluran kemih. Semarang: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2005.. Surat

Dengan hasil penelitian ini dapat dilihat keakuratan diagnostik potong beku, sitologi imprint intraoperasi, dan gambaran USG pada pasien dengan diagnosa tumor ovarium untuk

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana