• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Di Balai Besar Logam Dan Mesin Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Di Balai Besar Logam Dan Mesin Kota Bandung"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi menempati peranan utama dalam kehidupan masyarakat sekarang ini dan perkembangannya pun sangat pesat sekali, karena dengan teknologi informasi kita dapat mengolah dan mendapatkan informasi dengan cepat, tepat dan akurat. Saat ini sudah menjadi kebutuhan bahwa sistem komputerisasi dapat memberi kemudahan dalam mencari informasi yang diinginkan, mengurangi terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian manusia dan keamanan data pun lebih terjamin, penggunaan komputer dan sistem informasi yang optimal dalam sebuah instansi/perusahaan akan menunjang efisiensi dan efektifitas kerja dalam mengolah data untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Sistem informasi yang menangani data pegawai merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Ini bekaitan dengan kemudahan dan efektifitas dalam pengolahan data pegawai seperti pemasukan data pegawai, pengeditan data pegawai, pencarian data pegawai, laporan data pegawai baik pada layar monitor maupun dicetak pada kertas, sehingga penanganan pengolahan data pegawai lebih efektif dan efisien baik dari segi waktu maupun biaya.

(2)

ketelitian datanya dalam penulisan karena menggunakan lembaran-lembaran sebagai penyimpanan data, belum ada program aplikasi untuk mengolah data-data tersebut sedangkan tuntutan untuk mengakses data-data dan memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat semakin bertambah.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisa Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3), kemudian mengimplementasikannya kedalam sebuah program aplikasi mengenai pengolahan data nilai kepegawaian. Dan mengangkat judul “ Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil di Balai Besar Logam dan Mesin Kota Bandung “

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis mengenai keadaan sistem informasi yang berjalan, penulis mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) yaitu :

1) Bagaimana merancang sistem informasi pegolahan nilai pegawai yang masih dikelola secara manual menjadi komputerisasi agar pengolahan data dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga kebutuhan akan informasi data nilai pegawai dapat disajikan dengan cepat dan akurat. 2) Bagaimana menjamin keamanan data agar tidak dapat diakses oleh

(3)

1.3 Maksud dan Tujuan

Melalui kerja praktek ini penyusun bermaksud untuk mendapatkan data mengenai kepegawaian dan mengidentifikasi kebutuhan pemakai terhadap sistem yang dibuat.

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut :

1) Mempelajari dan menganalisis sistem informasi pengolahan daftar penilaian kepegawaian yang sedang berjalan di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM).

2) Merancang sistem informasi pengolahan data penilaian kepegawaian di Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) yang efektif dan efisien.

3) Mengimplementasikan perancangan sistem informasi pengolahan data penilaian pegawai kedalam sebuah program aplikasi menggunakan program Delphi7.

1.4 Metode Pengembangan Sistem

Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan program aplikasi maka penulis menggunakan metode pengembangan sistem, metode yang penulis gunakan adalah metode paradigma Prototipe yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

(4)

2. Mengembangkan prototype, yaitu analisis sistem bekerja sama dengan spesialis informasi lain, menggunakan satu atau lebih peralatan prototypinguntuk mengembangkan suatu prototype.

3. Menentukan apakah prototype dapat diterima, Pemakai memberikan masukan bagi analisis apakah prototype memuaskan. Jika ya, langkah 4 akan diambil, jika tidak,prototype direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 dan 3 dengan pengertian yang lebih baik mengenai kebutuhan pemakai. 4. Mengkodekan sistem operasional, yaitu programer menggunakan

prototype sebagai dasar untuk pengkodean (coding)sistem operasional. 5. Menguji sistem operasional, yaitu programmer menguji sistem.

6. Menentukan jika sistem operasional dapat diterima, yaitu pemakai memberi masukan pada analisis sistem dapat diterima. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, langkah 4 dan 5 diulangi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padaGambar 1.1

(5)

1.5 Batasan Masalah

Mengacu pada informasi Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil di Balai Besar Logam dan Mesin ( BBLM ) Bandung, penyusun mengarahkan penyusunan Laporan kerja praktek pada Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil di Balai Besar Logam dan Mesin ( BBLM ) Bandung untuk yang terdaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja. Pembuatan sistem aplikasi menggunakan bahasa pemograman Borland Delphi7.

1.6 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek 1. Lokasi Kerja Praktek

Balai Besar Logam dan Mesin Bandung di Jalan Sangkuriang No 12 Kota Bandung.

2. Waktu Kerja Praktek

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Suatu sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling tergantung. Beroperasi bersama-sama untuk mencapai beberapa sasaran atau tujuan. Sistem mengacu pada kelompok elemen yang dipadukan untuk tujuan bersama dalam mencapai beberapa tujuan. Sebuah sistem harus mempunyai lebih dari satu elemen dan semua elemen dari suatu sistem harus mampunyai hubungan yang terpadu.

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya, mendefinisikan sistem sebagai berikut :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sesuatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.” ( Jogiyanto.HM. 1993 : 1 )

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut : “Sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk, mencapai suatu tujuan tertentu” ( Jogiyanto. HM. 1993 : 2 ).

(7)

2.1.1 Elemen-Elemen Sistem

Sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak beraturan, tetapi memiliki elemen-elemen yang saling berkaitan. Elemen-elemen yang dapat menyusun sebuah sistem tersebut, terdiri dari :

1. Tujuan, merupakan tujuan dari sistem tersebut.

2. Batasan, merupakan batasan-batasan yang ada untuk mencapai tujuan dari sistem.

3. Kontrol, merupakan pengawas dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem.

4. Input, merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data masukan.

5. Proses, merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi informasi yang sesuai dengan keinginan penerima.

6. Output, merupakan keluaran atau tujuan akhir dari sistem.

(8)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.

2. Batasan Sistem

Batas sistem ( boundary ) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan system yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar ( environment ) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Penghubung Sistem

(9)

5. Masukan Sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). 6. Keluaran Sistem

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan.

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

(10)

1. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical System). Sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang saling tergantung satu sama lain. Sistem fisik adalah kumpulan elemen-elemen yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuannya.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Alamiah dan Buatan. Sistem alamiah adalah sistem yang telah terbentuk dengan sendirinya yang dapat ditemui di alam bebas. Sistem buatan adalah sistem yang diciptakan untuk tujuan tertentu.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Terbuka dan Tertutup Sistem terbuka adalah sistem yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya dimana dimungkinkan adanya pertukaran materi, energi, maupun informasi dengan lingkungannya. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak mempunyai relasi atau interaksi terhadap lingkungannya.

(11)

2.2 Pengertian Informasi

Informasi merupkan hal yang penting dalam suatu organisasi. Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadikan sistem yang tidak akan berkembang.

Definisi informasi secara umum yang dimanfaatkan sebagai sistem informasi didefinisikan sebagai berikut :

“Informasi adalah data yang telah diproses menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau bermanfaat untuk pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. ( Gordon B. Davis, 1992, hal :28)

Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas tergantung pada 3 (tiga) hal yaitu :

1. Akurat

Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan, harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktu

(12)

informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi atau perusahaan.

3. Relevan

Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Telah diketahui bahwa informasi merupakan hal yang sangat penting dan dikatakan bernilai apabila manfaat dari informasi tersebut lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya di dalam pengambilan keputusan. Informasi itu sendiri dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut jugaProcessing System.Sistem Informasi didefinisikan oleh Robert A Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut :

(13)

2.4 Metode Analisis dan Perencangan Terstuktur

Pengembangan sistem merupakan hal yang penting bagi kelangsungan sistem itu sendiri. Pengembangan sistem adalah suatu upaya untuk menjaga efektivitas sistem dalam memenuhi kebutuhan pengguna system. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru unutk mnggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada.

Alat –alat yang digunakan dalam pengembangan sistem antara lain adalah: 1. Flowmap

2. Diagram Kontek

3. Data Flow Diagram ( DFD ) 4. Data Dictionary ( Kamus Data ) 5. Relasi Tabel

6. Entity Relationship Diagram ( ERD ) 2.4.1 Flow Map

Flow Mapadalah peta (map) yang menunjukan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Peta alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Peta alir merupakan bagian dari informasi yang menerangkan proses-proses sistem informasi tersebut.

2.4.2 Diagram Konteks

(14)

contex diagram. Definisi diagram konteks adalah sebagai berikut : “Diagram konteks adalah diagram yang tidak detail dari sebuah system informasi yang menggambarkan aliran-aliran data masuk dan keluar dari sistem. Diagram ini digambarkan dengan sebuah lingkaran yang menjelaskan tentang batasan sistem yang saling berhubungan dengan kesatuan luar (external entity) yang akan memberikan masukan dan menerima keluaran dari sistem tersebut yang dihubungkan dengan aliran yang menghubungkan sebuah sistem dengan lingkaran sistem”.(Lani Sidharta, Sistem Informasi Bisnis, 1995 : 66)

2.4.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram adalah sebuah alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Data Flow Diagram sering digunakan untuk menggambarkan sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

(15)

2.4.4 Kamus Data

Kamus data ( Data Dictionary ) adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dapat mendefinisikan data yang mengalir pada sistem dengan lengkap. Kamus data dapat digunakan pada tahap analisa dan perancangan sistem.Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang masukan (input), merancang laporan – laporan dan database .

Dengan adanya kamus data, didapat definisi-definisi dari bentuk – bentuk yang tidak dimengerti dalam Data Flow Diagram yaitu aliran data, file, proses dan elemen-elemen data. Arus data pada Data Flow Diagram bersifat global, hanya ditunjukan nama arus datanya saja. Keterangan lebih lanjut tentang struktur dari arus data , secara lebih lengkap dapat dilihat di kamus data.

2.4.5 Relasi Tabel

(16)

asing. Yang membuat sebuah field merupakan kunci asing adalah jika dia sesuai dengan kunci primer pada tabel lain.

2.4.6 ERD (Entity Relationship Diagram)

ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data, pada dasarnya ada 3 macam simbol yang digunakan yaitu :

1. Entiti

adalah suatu objek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.

2. Atribut

Entiti mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendeskripsikan karakter entiti.

3. Hubungan

Relationship; sebagaimana halnya entiti maka dalam hubunganpun harus dibedakan antara hubungan atau bentuk hubungan antar entiti dengan isi dari hubungan itu sendiri. Relasi antara dua file atau dua tabel dapat dikategorikan menjadi tiga macam, antara lain:

a) One to One Relationship

(17)

b) One to Many Relationship

Hubungan antara file pertama dan file kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik menjadi banyak lawan satu.

c) Many to Many Relationship

Hubungan antara file pertama dan kedua adalah banyak berbanding banyak.

2.5 Perancangan Database

Pada perancangan model konseptual, penekanan tinjauan dilakukan pada struktur data dan relasi antar file. Pendekatan yang dilakukan pada perancangan model konseptual adalah menggunakan model data relational.

Terdapat dua buah teknik perancangan database, yaitu 1. Teknik Normalisasi

2.5.1 Teknik Normalisasi

Proses normalisasi merupakan pengelompokan data elemen menjadi table-tabel yang menunjukan entity dan relasinya. Pada proses normalisasinya selalu diuji pada beberapa kondisi.

(18)

Bentuk – bentuk Normalisasi :

1. Bentuk tidak normal ( unnormalizd form )

Pada bentuk tidak normal, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, data mungkin tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal kesatu (1NF / first Normal Form ) Bentuk normal kesatu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a) Data dibentuk dalam flat file ( file datar/rata)

b) Data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa atomic value

c) Set attribute tidak boleh berulang-ulang atau bernilai ganda (Multi value )

(19)

4. Bentuk Normal Ketiga (3 NF / Thrid Normal Form ) Untuk membentuk normal ketiga maka relasi harus dalam bentuk normal kedua dan semua attribute bukan primer harus bergantung hanya pada primary key secara menyeluruh.

5. Boyce –Codd Normal Form (BCNF)

Pada Boyce – Codde Normal Form, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan setiap attribute harus bergantung fungsi pada attribute superkey.

2.6 Tinjauan Perangkat Lunak

Dalam membuat suatu program aplikasi, dibutuhkan paket perangkat lunak pemrograman yang memiliki penerjemah (Intepreter) dan kompilasi (Compiler) serta perangkat lunak pengolahan basis data / DBMS (Database Management System).

Adapun, perangkat lunak pemrograman yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem pada Tugas Akhir ini adalah bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. Sedangkan perangkat lunak pengolahan basis data / DBMS yang digunakan adalah MySQL.

2.6.1 Borland Delphi 7.0

(20)

object-object yang sangat kuat, powerful dan mudah digunakan dalam mendesain suatu aplikasi program.

Delphi sebenarnya merupakan kelanjutan dari Turbo Pascal, yang merupakan produk Borland yang berkedudukan di Scotsts Valley, California, ysng setelah melebur dengan Visigenic berganti nama menjadi Inprise Corporation pada pertengahan 1998. Delphi secara resmi diumumkan pada tanggal 14 Februari 1995 dan rilisnya dilakukan pada tanggal 28 Februari tahun yang sama.

Delphi tidak saja dapat mengakses database seperti Paradox, xBase, Ms. Access tetapi dapat juga mengakses database lainnya seperti Oracle, Sybase, Interbase, DB2, MS. SQL Server dan lain-lain dengan menggunakan ODBC (Open Database Connectivity). Begitu aplikasi selesai, untuk memindahkan dari satu jenis aplikasi database ke yang lainnya tidak perlu mengubah aplikasi secara keseluruhan.

Delphi dinyatakan oleh banyak pengamat sebagai No Limit (tanpa batas). Suatu pernyataan yang tendensius tetapi banyak yang mengakuinya. Pernyataan ini didukung dengan kemampuan dan keunggulannya seperti:

a) Native-code compiler yang cepat.

b) Debugger yang terpadu dengan text editor. c) High-level database akses.

d) Teknologi two-ways tools yang canggih.

(21)

f) Build in assembler, dapat dibuat dalam source code yang sama. g) Dapat membangun aplikasi untuk internet (Internet Browser,

Email, TCP/IP Socket dan sebagainya) serta aplikasi multi-tier, dan aplikasi Web Server (Win-CGI, ISAPI, NISAPI).

h) Dapat menggunakan COM (Common Object Model).

i) Dapat membuat sendiri VCL (Visual Component Library), OCX (ActivaX) dan COBRA (Common Object Request Broker Architecture).

j) Pemrograman Object Oriented Murni.

k) Dapat berjalan di berbagai sistem operasi baik Linux (Borland Kylix), maupun Windows (Borland Delphi).

Di bawah ini merupakan tampilan Borland Delphi 7.

Gambar 2.1 Tampilan Borland Delphi 7

Form Object Inspector

Object TreeView Menu

ShortCut Menu

(22)

2.7 Sekilas Tentang MySQL

Structured Query Language (SQL) merupakan bahasa yang banyak digunakan dalam berbagai produk database. SQL dibangun di laboratorium IBM-San Jose California sekitar akhir tahun 70-an. Pertama kali dikembangkan sebagai bahasa di produk database DB2 yang sampai saat ini merupakan produk database andalan IBM. SQL sering di lafalkan dengan “sequel”. Saat ini organisasi standar America (ANSI) menetapkan standar bahasa SQL yaitu ANSI-92 standard. Masing-masing vendor database memiliki dialeknya sendiri sebagian besar spesifikasinya mengacu pada standar ANSI tersebut dengan berbagai ekstensi tambahan. SQL Server menggunakan bahasa Transact-SQL dalam produknya, sedangkan Oracle menggunakan PL/SQL.

Tools yang digunakan adalah Query Analyzer. Anda juga dapat menggunakan produk database lain seperti MySQL atau Oracle dengan konsep yang sama. Fungsi paling dasar dari SQL adalah untuk menampilkan data dari database. Data tersebut selanjutnya dapat difilter dan dimanipulasi sesuai kebutuhan aplikasi.

2.8 Penjelasan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3 )

(23)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Dalam rangka menunjang laju perkembangan industri logam dan mesin, pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian memandang perlu untuk secara efektif melaksanakan usaha-usaha pembinaan teknis dan meningkatkan produktivitas dari industri logam dan mesin yang antara lain meningkatkan industri-industri pengerjaan logam, permesinan, alat angkut alat-alat besar dan alat listrik dengan pendekatan-pendekatan rasional sebagai salah satu usaha dalam pembinaan tekno ekonomi.

Wujud penggunaan industri tersebut cenderung diarahkan kepada terciptanya keterkaitan antara industri kecil dengan industri yang lebih besar, sehingga terbentuk suatu struktur komunikasi sosial ekonomi antara industri yang dalam kegiatannya mempunyai hubungan saling membutuhkan dan menguntungkan. Dengan terwujudnya struktur industri nasional tersebut akan membuka lapangan pekerjaan yang baru disamping akan banyak menimbulkan berbagai masalah teknologi proses produksi.

(24)

(BBLM) agar lebih berperan dalam memberikan pelayanan pada industri, khususnya industri logam dan mesin di Indonesia.

Hasil simponisum yang disponsori oleh United National Development Organitation (UNIDO) pada tahun 1996 salah satunya mengenai tingkat pengembangan industri enjinering pada negara berkembang, telah ditentukan pengelempokan negara-negara berkembang yang didasarkan kepada pola stuktur enjinering negara maju, adalah berikut :

a. Produk sederhana 6%

b. Produk mesin bukan listrik 33%

c. Produk mesin listrik 24%

d. Alat-alat transport 33%

e. Instrumentasi 4%

Pengelompokan negara berkembang tersebut sebagai berikut :

Tabel 3.1

Tingkat perkembangan industri engineering di negara berkembang

(25)

Berdasarkan hasil pengembangan kelompok maka Indonesia pada tahun 1996 termasuk kategori II, artinya harus mengimpor barang-barang untuk keperluan konsumsi produk enjinering sebesar 80 - 90%.

Sebagai tindak lanjut dari memecahkan masalah tersebut, maka pada tahun 1967 dicetuskan gagasan untuk mendirikan Pusat Pengembangan Industri Logam di Indonesia. Pada tahun 1969 dibentuk suatu tim untuk menjajagi berdasarkan Surat Keputusan direktur Jendral Perindustrian Dasar No.48/Kpts.DD/Perdas/69, tanggal 15 September 1969 yang bekerja sama dengan tim dari Pemerintahan Kerajaan Belgia melakukan serangkaian penelitian dalam usaha mendirikan suatu pusat Pengembangan Industri Logam di Indonesia.

Proyek ini mendapatkan bantuan teknik dari Kerajaan Belgia melalui DTA-45 dalam bentuk perjajian kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Belgia yang ditandatangani pada tanggal 3 februari 1970 di Jakarta untuk masa lima tahun.

Perjanjian kerja ini diperpanjang untuk ketiga kalinya selama tiga tahun meningkat bantuan teknik ini masih diperlukan, terhintung sejak tanggal 1 April 1979 sampai 31 Desember 1982. Selanjutnya diperpanjang lagi selama tiga tahun sampai 31 Desember 1990.

(26)

Logam dan Mesin yang secara operasional berada dalam lingkungan Direktorat Jendral Industri logam dan Mesin – Departement Perindustrian.

Pertumbumhan industri yang semakin berkembang di Indonesia khususnya industri logam dan mesin diikuti dengan timbulnya berbagai masalah teknologi dalam pengembangan industri, maka kegiatan MIDC ini sangat menunjang pengembangan industri logam dan mesin di Indonesia.

Pada tanggal 9 Maret 1979 Proyek MIDC berubah status menjadi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) dibawah lingkungan Badan penelitian dan Pengembangan Industri Departemen industri (BPPI), perubahan ini berdasarkan Surat keputusan Menteri prindustrian No.45/M/SK/1979.

Selama pengembangan sejak berdirinya Proyek MIDC hingga menjadi BBLM, selain bantuan teknik yang diterima dari Pemerintah kerajaan Belgia, BBLM juga mendapat bantuan teknik dari UNIDO dari tahun 1975 hingga 1978 dan juga dari Pemerintah Republik Federal Jerman pada tahun 1976.

(27)

Pada akhir tahun 2002, berdasarkan Surat keputusan menteri Perindustrian dan Perdagangan No.785/MPP/kep.II/2002, BBLM berubah posisi, yang semula berada di bawah lingkungan BPPI dialihkan ke lingkungan Direktorat Jenderal Industri dan Dagang kecil Menengah (Dirjen IDKM).

Pada bulan Juni 2006, berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No.44/MIND/PER/6/2006, BBLM kembali dibawah lingkungan BPPI.

3.1.1 Kedudukan BBLM

a. Balai Besar Logam dan Mesin yang selanjutnya disebut BBLM adalah unit pelaksana teknik di lingkungan Departemen Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

b. Balai Besar Logam dan Mesin dipimpin oleh seorang Kepala.

3.1.2 Tugas dan Fungsi BBLM

Balai Besar Logam dan Mesin mempunyai tugas melaksanakan pengembangan industri logam dan permesinan, penelitian terapan serta layanan pengujian, jasa keteknikan dan pengingkatan SDM, sesuai dengan kebijakan teknis yang diterapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

3.1.3 Tugas Balai Besar Logam dan Mesin

(28)

b. Melaksanakan kegiatan penelitiandan pengembangan tentang kondisi dan sistem penggunaan alat, proses dan metode kerja dari mesin produk. c. Meningkatkan mutu dan produktivitas industri logam sesuai dengan

kebijaksanaan Dirjen IDKM.

3.1.4 Fungsi Balai Besar Logam dan Mesin

a. Melaksanakan peningkatan kemampuan produksi melalui peningkatan manajemen produk bagi industri logam dan mesin.

b. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi proses dan teknologi produk industri logam dan mesin agara mampu menghasilkan produk yang bermutu dengan produktivitas yang tinggi. c. Melaksanakan kegiatan bantuan dibidang pemilihan badan/proses serta

mesin perlengkapan digunakan untuk menghasilkan suatu jenis produksi.

d. Melaksakan penyuluhan / pembinaan teknis ekonomi, konsultasi, penataran, dan seminar yang ditempatkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.

e. Melaksanakan studi identifikasi bagi industri logam dan mesin yang berskala kecil dalam rangka mencari kemungkinan untuk dikaitkan dengan industri keteknikan.

(29)

3.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam balai akan menjelaskan berbagai tugas, fungsi dan hubungan wewenang dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dari balai. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian tanggal 29 Juni 2006 No.44/M/IND/PER/6/2006 struktur organisasi Balai Besar Logam dan Mesin sebagai berikut :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BBLM Bandung

(30)

Bagian Tata Usaha, terdiri dari :

a. Sub Bagian Program dan pelaporan b. Sub Bagian Kepegawaian

c. Sub Bagian Keuangan d. Sub Bagian Umum

Bidang Kerjasama dan Pengembangan Jasa Teknik, terdiri dari :

a. Seksi Pemasaran dan kerjasama b. Seksi Pelatihan

c. Seksi Informasi

Bidang Penelitian dan Pengembangn, terdiri dari :

a. Seksi perancangan keteknikan

b. Seksi Pengecoran logam dan Perlakuan panas c. Seksi Pemesinan dan Pengelasan

Bidang Penilaian kesesuaian, terdiri dari :

(31)

TATA LETAK KOMPLEK BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN

Balai Besar Logam dan Mesin terletak di Jalan Sangkuriang No.12 Bandung, luas lokasi tanah 24.000 m2dengan bangunan yang terdiri dari :

a. Kantor Utama b. Lab. Permesinan

c. Lab. Pengecoran Logam

d. Lab. Penyambungan dan Pembentukan Logam e. Asrama

f. Kantin

g. Lab. Jaringan Kalibrasi

UTILITAS BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN

Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan, perusahaan menggunakan PLN (Perusahaan Listrik Negara) dalam penyediaan listrik disebabkan perusahaan tidak mempunyai instalasi listrik sendiri. Untuk sarana air perusahaan membuat pompa air dalam ukuran besar dengan memiliki generator sendiri.

(32)

yang lain seperti kertas dan kain langsung dibuang karena tidak akan membawa pengaruh bagi lingkungan sekitarnya.

3.3 Deskripsi Kerja

Kegiatan Balai Besar Logam dan Mesin terbagi atas dua bagian yaitu :

Penelitian, dilakukan dengan cara:

a. Studi Bahan

Merupakan kegiatan penelaahan tentang bahan yang bertujuan untuk pemilihan bahan yang tepat bagi komoditi tertentu, meningkatkan pemakaian bahan yang tersedia serta sebagai standarisasi. Penelaahan dilakukan dengan cara seperti pengujian bahan mekanik dan analisa bahan.

b. Studi Proses

Kegiatan penelaahan tentang proses teknik seperti teknik permesinan, pengecoran, penyambungan logam, pengolahan panas, pelapisan logam dan pembentukan logam serta melakukan eksperimen proses pengerjaan agar dapat mengoptimalkan sarana produk diberbagai bidang.

c. Mengembangkan Produk

(33)

d. Pengembangan Industri

Diarahkan kepada usaha dalam meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam industri logam dan mesin. Selain itu dapat memberikan suatu susunan profil-profil industri yang merupakan gambaran dari satu sub sektor industri dari nilai kelayakan usaha.

e. Pengembangan Alat Bantu Produksi

Dalam meningkatkan keberhasilan industri tidak lepas dari tersedianya alat bantu dalam pengerjaan mesin.

f. Pengembangan Sistem Pengendalian Mutu

Melakukan suatu sistem dalam meningkatkan dan pengendalian dari mutu diberbagai industri seperti industri pengecoran logam, komponen dan sebagainya.

g. Pembuatan Prototip Produk

Pembuatan prototip dilaksanakan dalam usaha melakukan alih teknologi dan berbagi modifikasi produk. Prototip yang telah berhasil dibuat antara lain untuk menunjang sektor pertanian, otomotif, textile dan kelistrikan.

h. Standarisasi

(34)

Penyebaran informasi teknologi, dengan cara:

a. Pendidikan dan Latihan

Pendidikan diberikan atas permintaan dari pihak industri dan juga merupakan program dari BBLM dalam usaha meningkatkan kempampuan peningkatan tenaga kerja.

b. Seminar

Bekerja sama dengan pihak industri maupun lembaga lain dari dalam dan luar negeri.

c. Publikasi dan Peneragaan

Menerbitkan majalah Metal Indonesia dan Berita Singkat sebagai media informasi terutama mengenai teknologi yang diperlukan pada industri logam dan mesin, serta mengikuti peragaan untuk menyebarkan hasil litbang.

d. Konsultasi

Konsultasi dengan pihak industri untuk mengenai masalah teknik dan teknologi yang dihadapi oleh industri.

Sarana dan Fasilitas BBLM

Pelaksaan kegiatan sehari-hari pada Balai Besar Logam dan Mesin ditunjang oleh sarana, fasilitas serta fasilitas penunjang lainnya.

Sarana

(35)

a. Gedung kantor utama 4 tingkat 2.600m2 b. Bangunan bagian pengecoran logam 1.730m2

c. Bangunan bagian mesin 2.600m2

d. Bangunan bagian las dan konstruksi 1.050m2

e. Kantin 300m2

f. Asrama diklat (28 orang) 800m2

g. Wisma 120m2

Fasilitas

Fasilitas yang berada di lingkungan BBLM terdiri dari berbagai macam laboratorium untuk menunjang dalam melakukan penelitian.

a. Laboratorium Pengecoran

Terdiri dari mesin pembuat model, peralatan persiapan pasir cetak, pembuatan cetakan pasir, dapur kupola, dapur listrik dan putar untuk peleburan program ferro, dapur rotasi untuk peleburan logam non ferro serta mesin dan perlatan untuk pengerjaan akhir.

b. Laboratorium Permesinan

Dilengkapi dengan mesin perkakas yang terdiri dari mesin bubut, frais, bor, gerinda, pembuat matres, peralatan perlakuan panas serta mesin-mesin persisi seperti : CNC 5 axis, CNC wire cut.

c. Laboratorium Las dan Kontruksi

(36)

d. Laboratorium

Terdiri dari berbagai macam laboratorium seperti logam, pasir cetak, mekanik untuk pengujian dengan merusak dan laboratorium ukur dimensi.

Fasilitas Pendukung

Fasilitas pendukung yang terdapat pada BBLM adalah perpustakaan, sarana latihan kerja dan ruang untuk seminar dan kursus, ruang sidang dan rapat serta alat-alat perlengkapan lainnya.

3.4. Analisis Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Yang Sedang Berjalan.

(37)

BAB IV

ANALISIS KERJA PRAKTEK

4.1 Analisis Sistem

4.1.1 Analisis Dokumen

Dokumen – dokumen yang terkait pada Sistem Informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3), hal ini berkaitan dengan terbentuknya diagram alur dokumen (flow map), ada 2 dokumen yang akan penyusun jabarkan:

1. Form. Penilaian

Dokumen ini merupakan form isian data nilai pegawai dalam setahun dan diberikan kepada bagian Kepegawaian.

2. Form DP3

Dokumen ini merupakan form hasil penilaian pegawai yang telah ditandatangani oleh pejabat penilai dan atasan pejabat penilai.

4.1.2 Analisis prosedur yang sedang berjalan

(38)

1. bagian kepegawaian meminta penilaian kepada kepala seksi (pejabat penilai) masing-masing bagian.

2. Setelah diisi oleh kepala seksi (pejabat penilai) from tersebut dikembalikan kepada bagian kepegawaian.

3. Bagian kepegwaian mengetik secara manual form DP3.

4. Setelah form DP3 diketik secara manual lalu diberikan kepada pegawai untuk ditandatangani.

5. Setelah form DP3 diketik secara manual yang telah ditandatangani oleh pegawai yang dinilai lalu diberikan kepada pejabat dinilai untuk ditandatangani.

6. Setelah ditandatangani oleh pegawai yang dinilai dan pejabat penilai form DP3 kemudian ditandatangani juga oleh atasan pejabat penilai.

7. Setelah selesai ditandatangani, form DP3 dikembalikan ke bagian kepegawaian untuk diarsipkan.

Untuk lebih jelasnya diagram alir data yang sedang berjalan pada sistem ini, dapat dilihat pada gambar 4.1

(39)

Gambar 4.1 Digram Alir Data (Flow Map) Sistem yang sedang berjalan. Bag. Kepegawain Pegawai yang dinilai Pejabat penilai Atasan pejabat penilai

Form penilaian Form penilaian

Input nilai pegawai Form penilaian

yg telah diisi

Pengisian form DP3

Form DP3 Form DP3

Form DP3 Ttd form

DP3

Ttd form DP3 Ttd form

DP3 Form DP3

(40)

4.1.2.2 Diagram kontek

Bag.kepegawaian sebagai entitas dalam mengolah data dari entitas luar. Bag.kepegawaian membuat laporan yang kemudian laporan itu di arsipkan di bag,kepegawaian. Proses tersebut bila digambarkan dalam bentuk diagram konteks dapat dilihat dalam gambar 4.2

Gambar 4.2 Diagram Kontek Sistem yang sedang berjalan

4.1.2.3 Data Flow Diagram

(41)

Bag.Kepegawaian mengisi form DP3 secara manual yang berisis data pegawai yang di nilai, data pejabat_penilai, dan data Pejabat_atasan. Setelah itu ditantangani oleh Pejabat_penilai, Pejabat_atasan dam Pegawai yang di nilai. Proses tersebut bila digambarkan dalam bentuk DFD level 1 dapat dilihat dalamgambar 4.3

Gambar 4.3 DFD Level 1 yang sedang berjalan

4.1.3 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan Di BBLM Bandung

(42)

data kedalam database sehingga tidak menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh bagian kepegawaian di BBLM Bandung.

Dari kelemahan-kelemahan, ini penulis berinisiatif untuk mengubah sistem yang ada, dengan membuat sistem informasi Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3) untuk memudahkan dalam mengetahui index penilaian pegawai.

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Dalam pembuatan suatu sistem informasi yang perlu dilakukan diantaranya perancangan sisitem. Pada bab ini akan dibahas bagaimana perancangan dari sistem informasi yang akan dibangun dengan menentukan kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembangunan suatu sistem.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem.

Tujuan perancangan sistem secara umum adalah untuk memberikan kemudahan kepada pemakai yaitu bagian kepegawaian tentang sistem baru yang akan dikembangkan dan dapat memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun secara lengkap untuk digunakan pada pembuatan program komputer.

(43)

1. Dapat memenuhi kebutuhan user, menyimpan data, memperbaiki penampilan data secara benar dan tepat.

2. Memenuhi solusi dan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.

3. Pengambilan keputusan yang cepat, tepat, akurat didukung dengan data yang tersedia.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang diusulkan

Perancangan sistem merupakan bagian dari metodologi pembangunan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahapan analisa. Perancangan digunakan untuk memberikan gambaran proses di dalam sistem secara terinci dan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM). Perancangan sistem ini merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, pada usulan perancangan sistem yang dibuat. Yang mana pada usulan perancangan sistem ini akan ada sedikit perubahan dari sistem yang berjalan. Usulan sistem yang di rancang hanya mengubah pengolahan data yang dilakukan

4.2.2.1 Flow Map

(44)

terhadap diagram sistem yang telah ada, berikut diagram prosedur yang diusulkan :

Gambar 4.4 Flow Map yang diusulkan.

Bag. Kepegawaian Pegawai yg dinilai Pejabat penilai Atasan pejabat penilai

Form penilaian

Form penilaian

Input nilai pegawai Form penilaian

yg telah diisi

Pengisian form DP3

Form DP3

Form DP3

Form DP3

Ttd form DP3

Ttd form DP3 Ttd form

DP3

Form DP3

(45)

4.2.2.2 Diagram Kontek

Diagram Konteks dari Flow Map usulan tidak mengalami perubahan, berikut ini adalah diagram kontek dari Flow Map yang diusulkan, dapat dilihat padagambar 4.5

Gambar 4.5 Diagram konteks yang diusulkan

4.2.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

(46)

4.2.2.3.1 DFD (Diagram Flow Diagram) Level 1.

Data Flow Diagram Level 1 menggambarkan arus kejadian pembuatan laporan perangkat keras komputer secara terpernici. DFD level l dari sistem pengolahan data perangkat keras komputer yang diusulkan dapat dilihat dalamgambar 4.6

(47)

4.2.2.3.2 DFD (Diagram Flow Diagram) Level 2

Gambar 4.7 DFD (Data Flow Diagram) Level 2 Proses 2

4.2.2.4 Kamus Data

(48)

1. Nama Aliran Data : Data_pegawai Alias :

-Aliran : Bag,Kepegawaian - Proses1 – F.Pegawai – Proses3 Atribut : nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit

organisasi.

2. Nama Aliran Data : Data_Penilaian

Alias :

-Aliran : Proses2 – F.Detail Transaksi – Proses3

Atribut : id, nilai, indeks, penilaian, periode, nip, Pejabat_penilai, Pejabat_atasan.

3. Nama Aliran Data : Data_Penilai

Alias :

-Aliran : Proses2 – F.Trans – Proses3

Atribut : nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi.

4. Nama Aliran Data : Form Pegawai

Alias :

-Aliran : Proses3 – Pegawai

(49)

- Normalisasi

Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data ke dalam bentuk tabel. Fungsi dari normalisasi adalah untuk menghilangkan kerangkapan data dan untuk memudahkan modifikasi data. Normalisasi dari sistem pengolahan data perangkat keras komputer adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Unnormal : { nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, id, nilai, indeks, penilaian, periode, nip, Pejabat_penilai, Pejabat_atasan, nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, nip, nama, pagkat_golongan, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, periode, nilai, indeks, penilaian, pejabat_penilai, pejabat_atasan }.

2. Bentuk Normal Pertama: { nama, nip, pagkat_golongan ruang, jabatan/pekerjaan, unit organisasi, pejabat_penilai, pejabat_atasan, id, nilai, indeks, penilaian, periode }.

3. Bentuk Normal Kedua :

Data_pegawai : {*nip, nama, pangkat_golongan ruang, jabatan/pekrjaan, unit organisasi, id, nilai, indeks, penilaian, periode }.

(50)

4. Bentuk Normal Ketiga :

Data_pegawai : {*nip, nama, pangkat_golongan ruang, jabatan/pekrjaan, unit organisasi}.

Data_transaksi : { *periode, pejabat_penilai, pejabat_atasan, **Nip }.

Detail_transaksi : { *Id, penilai, nilai, indeks, **Nip, **periode}

- Tabel Relasi

Tabel Relasi merupakan suatu file yang dihubungkan dengan file lainnya. Hubungan itu diperlukan untuk mempermudah memproses data yang akan di ambil dari suatu tabel tertentu dari beberapa grup elemen yang berulang-ulang perlu diorganisasikan kembali.

(51)

Gambar 4.8 Tabel Relasi

4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang di usulkan

Dari hasil analisa sistem yang berjalan diatas terdapat beberapa kelemahan, yaitu masih banyak tedapatnya pengolahan data dan penyimpanan data penilaian pegawai secara manual dan masih menggunakan mesin tik untuk mengisi form DP3 dan belum tersimpannya data kedalam database sehingga tidak menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh bagian kepegawaian di BBLM Bandung.

(52)
(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, penyusun dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

1. Pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP3 ) lebih tepat dan akurat.

2. Pekerjaan pada bagian Keuangan akan lebih efektif dan efisien.

5.2 Saran

Agar sistem yang diusulkan ini bisa bekerja secara optimal, penyusun mengajukan beberapa saran yang mungkin bisa dilaksanakan. Adapun saran tersebut antara lain :

1. Back-Updata dilakukan secara berkala untuk menjaga keamanan data. 2. Agar lebih efektif dimasa yang akan datang, sistem aplikasi ini dapat

(54)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah kerja praktek Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Shinta Dermawanti NIM. 10506100 Nesya Siti Anisa NIM. 10506104 Anis Setiyo Dewi NIM. 10506119

JURUSAN MANAJEMEN INFORMARTIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(55)

vi

Halaman

Lembar Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar ... x

Daftar Simbol ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 3

1.4 Metode Pengembangan Sistem ... 3

1.5 Batasan Masalah... 5

1.6 Lokasi dan jadwal Kerja Praktek ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 7

2.1.1 Elemen Sistem... 8

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 9

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 10

2.2 Pengertian Informasi ... 12

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 13

2.4 Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur ... 14

2.4.1 Flow Map ... 14

2.4.2 Diagram Konteks ... 14

(56)

vii

2.4.6 ERD ... 17

2.5 Perancangan Database ... 18

2.5.1 Teknik Normalisasi ... 18

2.6 Tinjauan Perangkat Lunak ... 20

2.6.1 Boarland Delphi 7 ... 20

2.7 Sekilas tentang MySql ... 23

2.8 Penjelasan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) ... 23

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan ... 24

3.1.1 Kedudukan BBLM ... 28

3.1.2 Tugas dan Fungsi BBLM ... 28

3.1.3 Tugas Balai besar Logam dan Mesin ... 28

3.1.4 Fungsi Balai besar Logam dan Mesin ... 29

3.2 Struktur Organisasi ... 30

3.3 Deskripsi Kerja ... 33

3.4 Analisi Sistem yang Berjalan ... 37

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1 Analisis Sistem ... 38

4.1.1 Analisis Dokumen ... 38

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan ... 38

4.1.2.1 Flow Map ... 39

4.1.2.2 Diagram Kontek ... 41

4.1.2.3 Data Flow Diagram ... 41

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan di BBLM Bandung ... 42

4.2 Usulan Perancangan Sistem ... 43

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 43

(57)

viii

4.2.2.3 Data Flow Diagram ... 46

4.2.2.3.1 DFD Level 1 ... 47

4.2.2.3.2 DFD Level 2 ... 48

4.2.2.4 Kamus Data ... 48

4.2.3 Evaluasi terhadap Sistem yang di Usulkan/dirancang ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

Gambar

Gambar 1.1 Paradigma Prototype
Gambar 2.1 Tampilan Borland Delphi 7
Tabel 3.1
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BBLM Bandung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data kepegawaian yang sedang berjalan saat ini pada Dinas Bina Marga Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Pelayanan I Cianjur masih berssifat konvensional (manual)

Dengan jumlah pegawai yang banyak tersebut dimana sistem pengolahan data dan informasi masih dilakukan secara manual mempunyai mempunyai banyak kelemahan antara lain berupa

Pengolahan data kepegawaian yang sedang berjalan saat ini pada Dinas Perhubungan Kabupaten Garut masih dilakukan secara manual dimana dalam mengolah data pegawai

Analisa kebutuhan sistem yang akan dicapai dalam pengolahan data persediaan barang pada PT Garuda Indawa, pada analisa yang sedang berjalan masih mempunyai kelemahan

yang dipakai dalam proses training adalah data X1 sampai dengan X9 dan data X10 merupakan data nilai Target (output) dengan nilai seperti yang terdapat pada Tabel

Namun penyelenggaraan peningkatan jalan lingkungan masih menemui banyak kendala didalam teknis pengolahan data secara manual yang dianggap kurang efisien dan

Sistem pembukuan yang masih banyak digunakan saat ini adalah sistem manual yang memiliki beberapa kelemahan terutama dalam proses pencarian dan pengolahan data, untuk

Data input yang dipakai dalam proses training adalah data X 1 sampai dengan X 9 dan data X 10 merupakan data nilai Target (output) dengan nilai seperti