• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visualisasi surga dan neraka (Kajian tematik terhadap ayat-ayat al-qur'an tentang surga dan neraka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Visualisasi surga dan neraka (Kajian tematik terhadap ayat-ayat al-qur'an tentang surga dan neraka"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

VISUALISASI SURGA DAN NERAKA

(Kajian Tematik Terhadap Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Surga dan Neraka)

Oleh:

Mega Rista Octavianti NIM : 106034001204

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mega Rista Octavianti

NIM : 106034001204

Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 27 Oktober 1988

Program Studi : Tafsir Hadis

1. Skripsi dengan judul : Visualisasi Surga dan Neraka (Kajian Tematik Terhadap Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Surga dan Neraka) adalah hasil karya intelektual saya, yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 29 September 2010

(3)

VISUALISASI SURGA DAN NERAKA

(Kajian Tematik Terhadap Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Surga dan Neraka)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

Mega Rista Octavianti NIM: 106034001204

Pembimbing

Dr. Ahsin Sakho M Asyrofuddin, MA NIP : 19560221 199603 1 001

PROGRAM STUDI TAFSIR HADIS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)
(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

PEDOMAN TRANSLITRASI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 9

C. Kajian Pustaka ... 10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

E. Metodologi Penelitian dan Tehnik Penulisan ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II VISUALISASI: PENGERTIAN SURGA DAN NERAKA ... 14

A. Pengertian Visualisasi dan Manfaatnya ... 14

B. Pengertian Surga dan Neraka serta Nama-namanya ... 16

(6)

BAB III PERJALANAN MANUSIA MENUJU TUHANNYA ... 29

A. Manusia di Alam Arwah ... 29

B. Manusia di Alam Rahim ... 32

C. Manusia di Alam Dunia ... 37

D. Manusia di Alam Barzakh ... 42

E. Manusia di Alam Akhirat ... 47

BAB IV VISUALISASI SURGA DAN NERAKA ... 50

A. Taman-taman Surga ... 50

B. Bidadari-bidadari Surga ... 60

C. Makanan dan Minuman Ahli Surga dan Neraka ... 64

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(7)

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

ا Tidak dilambangkan

B be

T te

ث Ts te dan es

ج j je

h h dengan garis bawah

خ Kh ka dan ha

د D de

dz de dan zet

ر R er

z zet

س S es

ش Sy es dan ye

ص s es dengan garis bawah

ض D de dengan garis bawah

ط T te dengan garis bawah

ظ Z zet dengan garis bawah

(8)

kanan

Gh ge dan ha

ف F ef

ق Q ki

K ka

ل L el

م M em

ن N en

و W we

ه H ha

ء „ apostrof

ي Y ye

2. Vocal Tunggal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

_ a Fathah

_ i kasrah

_ u dammah

3. Vokal Rangkap

Tanda Baca Ditulis Keterangan

يــــ ai a dan i

(9)

4. Vokal Panjang

Tanda Baca Ditulis Keterangan

ـــ â a dengan topi di atas

يـــ î i dengan topi di atas

وـــ û u dengan topi di atas

5. Kata sandang, yang dalam bahasa sistem aksara Arab dilambangkan

dengan huruf, yaitu alif dan lam, dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik

diikuti oleh huruf syamsiyyah maupun huruf qamariyyah. Contoh: al-rijâl

bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

6. Ta Marbûtah

No Kata Arab Alih Aksara

1 ي ط tarîqah

2 يماسإا م لا al-jâmîah al-islâmiyyah

3 دوجولا ة حو Wahdat al-wujud

7. Singkatan

Swt = Subhanahu wa ta‟ala

Saw = Shalla Allah „alaihi wa sallam

Ra = Radhiya Allah „anhu H = Tahun Hijriah

M = Tahun Masehi

W = Wafat

tt = Tanpa Tempat

tth = Tanpa Tahun

tp = Tanpa Penerbit

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hari demi hari silih berganti, bulan demi bulan terus berjalan, tahun demi

tahun terus berganti. Pergantian tersebut menandakan bertambahnya –atau lebih tepatnya berkurangnya- umur manusia. Pernahkah terbesit dalam benak setiap

orang sebuah pertanyaan, ke mana dirinya akan dibawa oleh pergantian waktu

tersebut? Apakah keberadaannya di muka bumi ini hanya mengikuti kaki yang

melangkah tanpa memiliki visi dan misi yang jelas untuk menatap hari esok.

Manusia mulia adalah manusia yang berjiwa, yang dengan jiwanya ia

memiliki kehendak dan kebebasan memilih serta mempertimbangkan dampak

kehendak dari pilihan-pilihannya. Dari pernyataan ini timbul sebuah pertanyaan,

sudahkan semua orang melihat dan merasakan akibat perbuatannya yang

didasarkan pada kehendak dan pilihannya itu? Sudahkan yang baik memetik hasil

perbuatan baiknya, dan yang jahat memetik hasil dari kejahatannya? Pada

kenyataan yang terlihat saat ini, tak jarang manusia baik dicambuk oleh kehidupan

dengan cemetinya, dan tak sedikit pula orang yang jahat disuapi dunia dengan

kenikmatannya.1

Panggung sejarah perjalanan keberadaan manusia dapat digambarkan,

bahwa sekali diciptakan sebagai manusia, ia akan mengarungi perjalanan

keberadaannya kekal abadi. Apa yang dinamai “mati” bukanlah akhir dari

1 M. Quraish Shihab,

Secercah Cahaya Ilahi (Jakarta:PT Mizan Pustaka, 2007), cet ke-2,

(11)

perjalanan keberadaan manusia, melainkan hanya satu peristiwa dari beberapa

peristiwa besar dalam perjalanan sejarahnya, yaitu peristiwa perpindahan dari

panggung sejarah kehidupan dunia ke panggung kehidupan berikutnya.

Al-Qur‟an yang dipandang sebagai kitab Agung ini benar-benar mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang beragam, ia memiliki metode yang

terpadu dalam mengungkap semua tujuannya, baik tujuan itu berupa berita

gembira atau peringatan;kisah yang terjadi atau yang akan terjadi. Salah satu

keistimewaan al-Qur‟an yang masih terlupakan dan tersembunyi adalah mengenai visualisasi2 atau gambaran mengenai Surga dan Neraka.

Manusia diciptakan oleh Allah mulai dari tiada menjadi ada, kemudian

tiada dan kembali ada. Dalam pandangan al-Qur‟ân kematian dan kehidupan tidak

hanya sekali, melainkan dua kali. Firman Allah swt dalam surat Ghâfir/40: 11

berikut :







“Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau Telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?."

2 Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia arti visualisasi adalah 1) pengungkapan suatu

gagasan atau pesanan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta juga grafik, 2) proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh produser.

Lihat. DepDikBud., Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), cet. Ke-3,

lihat juga JS. Badudu dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta :

[image:11.595.105.524.149.512.2]
(12)

Kematian pertama dialami manusia sebelum kelahirannya, sedangkan kematian

kedua yaitu saat ia meninggalkan dunia yang fana ini. Kehidupan yang pertama

adalah saat manusia menarik dan menghembuskan nafas di dunia, dan kehidupan

keduanya adalah saat manusia berada di alam barzakh.3 Memang, terkadang

perbincangan akan kematian, bukanlah suatu hal yang menyenangkan, karena

kematian tidak memilih usia, waktu dan tidak pula tempat, karena sejatinya naluri

manusia menginginkan dirinya untuk hidup seribu tahun, dan tak ingin

kehidupannya dan eksistensinya di lekang oleh waktu.

Namun, hal yang demikian itu tidaklah mungkin, karena Allah

menciptakan manusia tidaklah main-main juga tidak dibiarkan begitu saja tanpa

pertanggungjawaban dan ia pasti akan kembali pada-Nya, Allah swt berfirman

dalam surat al-Mu‟minûn/23: 115 berikut :







“Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami

menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?.”4

Juga firman-Nya dalam surat al-Qiyâmah/75: 36 berikut :





“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?”5

3 Barzakh makna aslinya adalah suatu halang-rintangan yang terletak di antara dua barang

atau suatu halang rintangan. Dalam hal ini barzakh mengandung arti jangka waktu antara mati dan hari kiamat.

4 TIM DEPAG RI,

Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.

(13)

Keimanan kepada Allah tidaklah sempurna kecuali dengan keimanan

kepada Hari Akhir, karena pokok keimanan adalah percaya kepada Allah swt dan

Hari Akhir. Hal ini disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan,

sedangkan amal perbuatan baru sempurna motivasinya dengan keyakinan tentang

adanya hari kemudian, karena kesempurnaan ganjaran dan balasannya hanya

ditemukan di hari kemudian nanti.6

Sesungguhnya hari akhir itu pasti akan datang, dan sampai saat ini tak ada

seorang pun yang dapat mengetahui kapan ia datang, Allah swt pun sengaja

menyembunyikannya, agar seluruh manusia mendapatkan apa yang telah ia

perbuat, sebagaimana firman-Nya dalam surat Thâha/25 :15 berikut:











“Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan

(waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.”7

Allah swt telah merahasiakan akan datangnya Hari Kiamat, agar manusia

mendapatkan apa yang telah diperbuatnya, dengan menjadikan dunia sebagai

ladang bagi manusia untuk bercocok tanam yaitu untuk berbuat amal kebajikan,

dan akhirat sebagai tempat untuk menuai yaitu sebagai tempat untuk menerima

ganjaran, maka di sinilah Allah swt menyediakan tempat bagi hamba-Nya yang

5 TIM DEPAG RI,

Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.

Ke-1, vol. 10, hal. 454.

6 M. Quraish Shihab,

Wawasan al-Qur’an (Jakarta:PT Mizan Pustaka, 2007), cet ke-1,

hal 109.

7 TIM DEPAG RI,

Al-Qur’an dan Tafsirnya(Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.

(14)

mengikuti tuntunan –Nya, yaitu berupa Surga. Surga yang Allah sediakan, di dalam al-Qur‟an divisualisasikan surga didalamnya dengan adanya sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, sungai anggur yang tidak memabukkan, juga terdapat

segala macam buah-buahan. Sebagaimana tertulis dalam al-Qur‟ân surat a

r-Ra‟d/13: 35 berikut :













“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.”8

Juga dalam surat Muhammad/47: 15 berikut :



































“Apakah perumpamaan penghuni surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak beubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka

8 TIM DEPAG RI,

Al-Qur’an dan Tafsirnya(Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.

(15)

memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?.”9

Disamping itu pula, Allah swt menciptakan bidadari-bidadari yang cantik

dan jelita yang tak pernah tersentuh oleh manusia dan jin, didalamnya pun

terdapat minuman-minuman yang menyegarkan yang bercampur dengan jahe.

Firman Allah dalam surat al-Insan/76: 17 berikut :









“Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang

campurannya adalah jahe.”10

Setelah membicarakan visualisasi akan keindahan Surga, di dalam al-Qur‟an

pun terdapat visualisasi akan Neraka, yaitu yang telah Allah sediakan bagi

orang-orang yang tidak patuh terhadap-Nya. Persediaan didalamnya tak lain adalah

pohon zaqqum dan air yang mendidih. Firman Allah dalam surat al-Wâqiah/56: 52

dan 54 berikut :















“Benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.”

Dalam hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Allah

mengatakan :

9 TIM DEPAG RI,

Al-Qur’an dan Tafsirnya(Jakarta: Departemen Agama RI, 2008), cet.

Ke-1, vol. 9, hal. 321.

10 TIM DEPAG RI,

Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

(16)

“Kusediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh segala kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum didengar telinga, bahkan belum pernah tergambar dalam hati sanubari manusia.”11

Bedasarkan hadis Qudsi tersebut, dapat di pahami, bahwa sesungguhnya

Allah telah menyediakan tempat balasan untuk manusia di akhirat kelak, namun

yang demikian itu belum sama sekali diketahui oleh manusia. Sedangkan sejauh

ini, telah diketahui banyaknya visualisasi akan Surga dan Neraka, di dalam

buku-buku, majalah, atau bahkan di film apakah yang demikian itu semata-mata

meninabobokan manusia dengan kenikmatan yang ada di surga dan menakutkan

apa yang ada di neraka.

Apakah yang difikirkan tentang Surga dan Neraka jauh dari keadaan

sebenarnya. Jikalau memang Surga yang digambarkan tersebut berupa

sungai-sungai yang mengalir, di dalamnya terdapat pepohonan, buah-buahan serta

keindahan-keindahan lainnya, bukankah hal yang demikian itu sudah ada di dunia

dan telah dirasakan. Lalu, dimanakah letak keistimewaannya? Memang, bahwa

metode deskripsi dalam al-Qur'an adalah metode yang diunggulkan dalam gaya

bahasa al-Qur'an. Sebagaimana yang di tulis Sayyid Qutb dalam bukunya Taswir

al-Fanni fi al-Qur‟an. Al-Qur'ân mengekspresikan dengan ilusrasi yang sensitif

(17)

dan imajinatif tentang makna abstrak, kondisi psikis, peristiwa konkret, adegan

nyata, teladan kemanusiaan dan tabiat manusia.12

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

mengkaji masalah ini lebih mendalam guna mendapatkan pengetahuan yang

komprehensif tentang keistimewaan-keistimewaan al-Qur`an khususnya masalah

mengenai visualisasi Surga dan Neraka, dengan cara menganalisa dan

menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tema tersebut dengan menggunakan

metode tematik serta mengkajinya dengan menggunakan hasil-hasil analisa

ilmiah.

Penulis akan membahas ayat-ayat di atas sebagai kajian penyusunan

skripsi ini, karena kandungan ayat tersebut dapat dijadikan pedoman bagi umat

Islam untuk memahami pesan serta makna dari visualisasi surga dan neraka.

Penulis menjadikan pembahasan ini dengan menggunakan metode

tematik13 karena metode tersebut secara rinci mengumpulkan ayat-ayat dengan

permasalahan yang sama sehingga al-Qur‟an terlihat utuh serta petunjuk-petunjuk yang ada di dalamnya dapat dijelaskan dan dipahami oleh pembaca.

Atas dasar tersebut dan melihat latar belakang di atas, penulis akan

mengangkat skripsi dengan judul ”VISUALISASI SURGA DAN NERAKA

(Kajian Tematik Atas Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Surga dan Neraka).”

12 Sayyid Qutb,

Qiamat, Mengungkap Berita-berita Besar Tentang Hari Akhir dalam

al-Qur'an, terj. Nurul Karimah (Yogyakarta:Uswah,2007), hal. 379.

13 Metode tematik adalah menghimpun ayat-ayat al-Qur‟an yang memiliki maksud yang

(18)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditemukan sebuah permasalahan mendasar

dalam penelitian ini. Terutama keistimewaan metode al-Qur'an dalam berekspresi

adalah deskripsi. Deskripsi dalam al-Qur'an memiliki satu makna yaitu keserasian

penyampaian, keindahan pemaparan, juga tentunya keelokan pengemasan.

Maka dengan ini dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan :

1. Apakah surga dan neraka itu telah ada?

2. Apakah luas keduanya seperti antara langit dan bumi?

3. Apakah peran dan fungsi adanya visualisasi tersebut?

4. Bagaimanakah penafsiran mufasir pada ayat-ayat visualisasi surga dan

neraka?

Banyak ditemukan dalam al-Qur‟an ayat-ayat mengenai Surga dan Neraka. Agar pembahasan dalam penelitian ini jelas dan terarah dengan baik, maka

penulis membatasi pada surat al-Ra‟d ayat 35, Muhammad ayat 15, al-Wâqiah ayat 52,54, 56,58, al-Insân ayat 17 dan al-Naba ayat 25. Pembatasan pada surat

tersebut dengan alasan karena ayat tersebut telah mewakili akan visualisasi

tentang Surga dan Neraka, ayat tersebut pun yang sering di ingat oleh masyarakat

luas dan penulis memfokuskan penulisan skripsi ini hanya pada kajian mengenai

visualisasi Surga dan Neraka saja, tidak dengan amal-amal perbuatan yang dapat

memasukkan manusia ke tempat tersebut ataupun yang berkaitan dengannya.

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penulis

(19)

Apa peran dan fungsi visualisasi surga dan neraka serta bagaimana

penafsiran mufasir pada ayat-ayat visualisasi Surga dan Neraka?

C.Kajian Pustaka

Telah banyak beberapa tulisan, baik itu berbentuk buku maupun artikel

yang membahas dan berhubungan tentang surga dan neraka. Akan tetapi masih

minim yang memfokuskan pembahasan pada visualisasi surga dan neraka.

Diantara buku yang berhasil penulis temukan adalah :

Perjalanan Manusia Menuju Tuhannya. Karangan H. Anwar Junus, SH.14

Setelah penulis membaca buku ini, penulis mendapatkan informasi mengenai

proses kehidupan manusia di dunia hingga ke akhirat. Namun, dalam buku ini

tidak membahas secara luas mengenai visualisasi Surga dan Neraka.

Taswir al-Fanni fi al-Qur’an, Keindahan al-Qur’ân yang Menakjubkan.

Karangan Sayyid Qutb.15 Buku ini penulis mendapatkan informasi, bahwa salah

satu gaya yang diunggulkan al-Qur‟an dalam berekspresi adalah visualisasi atau

deskripsi. Dalam buku ini tidak memfokuskan dalam pembahasan mengenai

Surga dan Neraka, namun sangatlah membantu dalam memahami bagaimana

penggambaran al-Qur‟ân terhadap sesuatu.

Indahnya Bidadari Surga, Karangan Jamal Abdurrahman.16 Dalam buku

ini mengungkapkan sifat-sifat dari bidadari-bidadari surga, yaitu sebagai isteri

14 Anwar Junus,

Perjalanan Manusia Menuju Tuhannya (Jakarta: NizhamPress, 2007),

cet. Ke-1.

15 Sayyid Qutb,

Taswir al-Fanni fi al-Qur’an, Keindahan al-Qur’an yang Menakjubkan

(Jakarta : RabbaniPress, 2004), cet. Ke-1.

16 Jamal Abdurrahman,

Indahnya Bidadari Surga (Jakarta: Rabbani Press, 2004), cet.

(20)

yang suci, matanya yang indah, kesuciannya, juga bahan penciptaannya. Dalam

hal ini citra bidadari telah digambarkan dan menjadikan dorongan yang kuat bagi

kaum pria untuk mendapatkannya, lalu sugesti macam apakah yang bisa diberikan

untuk wanita?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Begitu banyak informasi-informasi yang didapatkan perihal Surga dan

Neraka, namun terkadang informasi yang didapatkan belumlah terkuak, maka dari

itu tujuan penelitian ini adalah pertama, mengetahui peran dan fungsi dari

visualisasi surga dan neraka. Kedua, mengetahui penafsiran mufasir pada

ayat-ayat tentang visualisasi surga dan neraka. Ketiga, sebagai syarat untuk

menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Jurusan Tafsir Hadis.

Sedangkan dengan adanya penelitian ini, penulis berharap akan mendatangkan

manfaat, diantaranya yaitu berupa manfaat Ilmiah dalam rangka memperkaya

khazanah ilmiah di bidang Tafsir al-Qur`an, juga manfaat kepada masyarakat

adalah untuk menambah kemajemukan dalam berfikir juga sebagai media untuk

meningkatkan setiap detik kesadaran religi setiap individu dan mengingatkan

bahwa dunia bukanlah segalanya, karena masih ada kehidupan yang kekal

(21)

E. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan

Bentuk penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan)

yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklarifikasi serta menelaah

beberapa literatur yang berkaitan dengan inti permasalahan.

Kegiatan pengumpulan data, dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

menggali informasi atau pesan dari bahan-bahan tertulis yang tersedia berupa

buku-buku. Sumber data primer adalah Al-Qur‟an. Adapun sumber data sekunder berupa kitab-kitab syarah hadis dan kitab-kitab Tafsir karya Quraish Shihab, yaitu

Tafsîr al-Misbâh: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an dan juga Tafsîr

al-Sya’râwi karya Syeikh Mutawalli al-Sya‟râwi, serta salah satu karya monumental

dari salah seorang mufassir ternama yaitu Sayyid Qutb, dengan judul bukunya

Taswir al-Fanni fi al-Qur’an, serta buku-buku yang memberikan penjelasan ke

arah tersebut. Karya-karya ini dijadikan bahan tambahan bagi sumber primer. Dari

sumber primer maupun sekunder, diharapkan diperoleh data kualitatif sesuai yang

diinginkan. Selanjutnya data-data yang telah terhimpun, diolah dengan analisis,

interpretasi dan studi komparasi sehingga dapat memberi pengertian dan konklusi

sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang menjadi objek penelitian

ini.

Adapun teknik penulisan ini mengacu kepada buku pedoman penulisan

karya ilmiyah, skripsi, tesis dan desertasi yang diterbitkan UIN Jakarta Press pada

(22)

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisannya, penulis membagi skripsi ini dalam lima

bab, yakni :

Bab pertama, Pendahuluan menjelaskan tentang apa yang melatar

belakangi skripsi ini sehingga timbul permasalahan, mengidentifikasi, membatasi

dan merumuskan masalah, kajian pustaka, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian dan metodologi penulisan serta sistematika penulisan.

Bab kedua, menjelaskan sekilas pengertian visualisasi serta urgensinya,

pengertian Surga dan Neraka dan nama-namanya, juga sifat Surga dan Neraka.

Bab ketiga, menjelaskan tentang perjalanan manusia menuju tuhannya,

yaitu manusia di alam arwah, manusia di alam rahim, manusia di alam dunia,

manusia di alam barzakh, manusia di alam akhirat. Pada bab dua ini di rasa perlu

untuk membahas akan hal tersebut, sebagai estafet pendukung untuk menuju

pembahasan selanjutnya, didalamnya membahas akan perjalanan awal manusia

hingga akhir dari kehidupannya di dunia serta keterkaitan antara dunia dan

akhirat.

Bab keempat, memaparkan penafsiran dari para mufasir tentang visualisasi

surga dan neraka, taman-taman surga, bidadari-bidadari surga, makanan dan

minuman ahli surga dan neraka, dan analisis penulis terhadap ayat-ayat tentang

surga dan neraka.

Bab kelima, merupakan bab terakhir yang berisikan mengenai kesimpulan

(23)

BAB II

VISUALISASI SERTA SEKILAS TENTANG PENGERTIAN SURGA DAN NERAKA

Salah satu keunikan al-Qur‟an adalah segi metode pengajaran dan

penyampaian pesan-pesannya kedalam jiwa manusia. Salah satu metode

pengajaran al-Qur‟an yakni penyampaian melalui ungkapan visualisasi dalam hal-hal yang mendasar dan bersifat abstrak. Hal-hal-hal tersebut diungkap al-Qur‟an

melalui perumpamaan yang bersifat konkret (hissi). Metode ini dimaksudkan

menjelaskan dan menegaskan makna pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan

menggunakan perumpamaan berbentuk konkret tersebut, para pendengar dan

pembaca al-Qur‟an akan merasakan seolah-olah pesan yang disampaikan

al-Qur‟an itu terlihat secara langsung.

Hakikat-hakikat yang tinggi dalam makna dan tujuannya akan

menampilkan gambarannya secara lebih menarik, jika dituangkan dalam kerangka

retorika yang indah. Dengan analogi yang benar, ia akan lebih dekat dengan

pemahaman suatu ilmu yang telah diketahui secara yakin. Tamtsîl (perumpamaan)

merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna yang hidup di dalam

pikiran. Biasanya, dilakukan dengan metode mempersonifikasikan sesuatu yang

gaib dengan yang hadir, yang abstrak dengan yang konkrit, atau dengan

menganalogikan sesuatu hal dengan hal yang serupa.17

17 Manna Khalil al-Qattan,

(24)

Al-Qur‟an yang dipandang sebagai kitab yang Agung ini memiliki banyak

keistimewaan, salah satunya adalah dalam memvisualisasikan sesuatu yang gaib.

Visualisasi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah visualisasi al-Qur‟an

terhadap Surga dan Neraka. Tak jarang bahkan sering terdengar penjelasan

mengenai Surga dan Neraka, dan seakan jiwa ini pun terhanyut dibawa olehnya.

Akan tetapi, penjelasan mengenai visualisasi tersebut masih memerlukan

penjelasan terperinci. Berikut akan diulas tentang pengertian tersebut.

A. Pengertian dan Manfaat Visualisasi

Visualisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengungkapan

suatu gagasan atau pesanan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata

dan angka), peta juga grafik, proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk

disajikan lewat televisi oleh produser.18 Sedangkan dalam al-Qur‟an visualisasi

berarti perumpamaan, gambaran, yang dengan ini dinamakan matsâl. Matsâl

tersebut dibuat oleh Allah swt agar manusia dapat berpikir, sebagaimana

firman-Nya dalam surat al-Hasyr/59: 21 berikut:















“Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan

18 DepDikBud.,

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), cet.

Ke-3, lihat juga JS. Badudu dan Sultan Muhammad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta :

(25)

ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” 19

Visualisasi dalam al-Qur‟an adalah menonjolkan makna dalam bentuk

perkataan yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh yang mendalam

terhadap jiwa, baik yang yang berupa tasybih20 ataupun perkataan bebas lepas.

Visualisasi digunakan pula untuk menunjukkan arti keadaan dan kisah yang

menakjubkan.21

Visualisasi mengandung banyak sekali manfaat, hikmah serta pelajaran

yang bisa diambil darinya, baik untuk manusia pada umumnya maupun umat

Islam pada khususnya. Adapun di antara manfaat dengan adanya visualisasi ini

adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Manna Khalîl al-Qaththân dalam

kitabnya Mabâhits fi ‘Ulûmil Qur’an”22 berikut : Pertama, menonjolkan sesuatu

ma’qul yaitu yang hanya bisa dijangkau oleh akal, dalam bentuk konkrit yang

dapat dirasakan oleh indera manusia, sehingga akal mudah untuk menerimanya.

Sebab pengertian-pengertian abstrak tidak akan tertanam dalam benak kecuali jika

dituangkan dalam bentuk indrawi yang dekat dengan pemahaman.

Kedua, menyingkap hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang

tidak tampak seakan-akan sesuatu itu tampak.

19 TIM DEPAG RI,

Al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

vol. 10, hal. 73.

20

Tasybih adalah petunjuk adanya saling keterkaitan suatu perkara dengan yang lainnya

dalam hal makna, kemudian diisyaratkan adanya qarinah dan perangkat atau alat yang digunakan untuk tasybih tersebut, baik lafal maupun hanya ditakdirnya. Lihat. Abdullah Karim, ilmu tafsir

imam as-suyuti (Banjarmasin: COMDES Kalimantan, 2004), hal. 65.

21

Mannâ Khalîl al-Qaţţân, Mabâhits fi ‘Ulûmil Qur’an, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, ter.

Mudzakir AS (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), cet. Ke-11, hal. 402.

22, Mannâ Khalîl al-Qaţţân,

Mabâhits fi ‘Ulûmil Qur’an, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, ter.

(26)

Ketiga, mengumpulkan makna yang menarik lagi indah dalam ungkapan

yang padat.

Keempat, mendorong orang yang diberi matsâl untuk berbuat sesuai

dengan isi matsâl, jika ia merupakan yang disenangi jiwa. Seperti ketika Allah

membuat perumpamaan bagi keadaan orang yang menafkahkan harta di jalan

Allah, dimana hal itu akan memberikan kepadanya kebaikan yang banyak.

Kelima, menjauhkan atau tanfîr terhadap sesuatu yang dibenci jiwa.

Contohnya firman Allah tentang larangan bergunjing.

Keenam, untuk menguji orang yang diberi matsâl.

Ketujuh, untuk menggambarkan sesuatu yang mempunyai sifat yang

dipandang buruk oleh orang banyak. Misalnya matsâl tentang keadaan orang yang

dikaruniai Kitabullah tetapi ia tersesat jalan hingga tidak mengamalkannya.

Kedelapan, amtsâl lebih berpengaruh kepada jiwa, lebih efektif dalam

memberikan nasehat, lebih kuat dalam memberikan peringatan, dan lebih

memuaskan hati. Allah swt banyak menyebut amtsâl di dalam al-Qur‟an untuk

peringatan dan pelajaran.

B. Pengertian Surga dan Neraka serta Nama-namanya

Perkataan Surga berasal dari bahasa arab yaitu Jannah dengan akar

katanya yaitu Janna. Kata tersebut berasal dari kata Janana pada asalnya berarti

tertutup, yaitu tidak dapat dijangkau oleh panca indera manusia. Dari akar kata

inilah berkembang pengertiannya sejalan dengan perkembangan konteks

(27)

bayi yang masih berada di dalam kandungan ibunya. Diartikan demikian karena

bayi tersebut masih tertutup oleh perut ibunya. Salah satu makhluk halus ciptaan

Allah disebut jin karena hakekat dan wujudnya tidak dapat diketahui oleh indera

manusia. Seseorang yang gila disebut majnun, karena akalnya tertutup. Kebun

yang dipenuhi tumbuh-tumbuhan sehingga menutupi pandangan manusia

dinamakan jannah, kata ini diartikan juga dengan Surga karena hakikat Surga

tertutup dari akal dan indera manusia.23

Surga adalah suatu tempat di alam akhirat yang penuh segala macam

kesenangan dan kenikmatan yang belum terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga

dan belum pernah tergores dalam hati manusia, yang telah disediakan oleh Allah

untuk hamba-hambanya yang sewaktu hidup didunia senantiasa bertakwa -Nya,

yaitu yang menjalankan segala perintahnya dan meninggalkan larangannya,

sebagai bentuk balasan bagi mereka selamanya.24

Nama-nama Surga adalah, Dar al-Salam yaitu karena ia merupakan negeri

keselamatan dari setiap musibah dan dari segala yang dibenci. Firman Allah swt

QS. al-An‟am/6: 127











“Bagi mereka disediakan darussalam surga pada sisi Tuhannya dan dialah pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka

kerjakan.”

23 A. Rahman Ritonga,

Ensiklopedi al-Qur’an : Kajian Kosakata, vol, 1, hal.386. 24 M. Ali Chasan Umar,

(28)

Dar al-Khulud yaitu karena penghuninya tidak akan meninggalkannya

untuk selamanya, firman Allah swt surat Hud/11: 108











“Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.”

Dar al-Muqamah yaitu karena mereka tinggal di dalamnya, tidak mati dan

tidak pindah dari sana selamanya, artinya adalah tempat tinggal yang abadi,

firman Allah swt surat Fathir/ 35: 34-35 :











“Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang Telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.”25

Jannah al-Ma’wa,firman Allah swt surat an-Najm/53: 15



25 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

(29)

“Di dekatnya ada surga tempat tinggal.”

Jannah al-Adn adalah Surga tempat tinggal dan menetap selamanya,

firman Allah swt surat Maryam/ 19: 61







“Yaitu surga 'Adn yang Telah dijanjikan oleh Tuhan yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (syurga itu) tidak nampak.

Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan ditepati.”

Firdaus yaitu kebun yang didalamnya terdapat anggur, kata ini digunakan

untuk semua Surga dan ada juga yang mengatakan bahwa kata ini digunakan

untuk Surga yang paling tinggi dan utama, firman Allah surat al-Mu‟minun/23:

10-11















“Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan mewarisi surga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.”26

Jannah an-Na’im yaitu kata ini juga digunakan untuk semua Surga karena

ia mencakup segala yang dinikmati berupa pakaian, minuman, makanan, firman

Allah swt surat Luqman/31: 8











26 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

(30)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, bagi mereka surga yang penuh kenikmatan.”27

Al-Maqam al-Amin, arti maqam adalah tempat tinggal, sedangkan

al-Amin adalah aman dari segala keburukan, penyakit, dan setiap yang dibenci. Ialah

yang menghimpunkan semua sifat keamanan, jadi ia aman dari kehilangan

kerusakan dan kekurangan lainnya, dan penghuninya aman dari keluar, terganggu

dan kesusahan. Jadi, ia menghimpun antara tempat dan makanan, sehingga

mereka tidak takut terputusnya buah-buahan dan tidak pula akibat buruknya, juga

aman untuk tidak keluar darinya sehingga mereka tidak menghawatirkannya, dan

juga dari kematian, sehingga mereka tidak takut akan mati di dalamnya, firman

Allah surat ad-Dukhan/44: 55













“Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan

dengan aman dari segala kekhawatiran.”28

Maq’ad as-Sidq dan Qidam ash-Sidq yaitu karena dapat diperolehnya

semua yang diinginkan berupa tempat yang baik. Qidam sidq ditafsirkan dengan

amal-amal yang Surga diperoleh dengannya, firman Allah surat al-Qamar/54:

54-55.29









27 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

vol. 7, hal. 537.

28 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

vol. 9, hal. 184.

29 Abdul Lathif „Asyur,

Kenikmatan dunia hanya sedikit Dibanding Akhirat:

(31)

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai. Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang

berkuasa.”30

Perkataan Neraka berasal dari bahasa arab yaitu Nâr, akar katanya adalah

Nawwara atau Anâra kata Nâr merupakan bentuk mufrad jamaknya adalah Nîrân

yang berarti Idhâ’ah yaitu cahaya. Kata an-nâr digunakan untuk menunjukkan rasa panas, baik panasnya perasaan atau panasnya api juga panas berkecamuknya

perang. Disamping itu juga punya makna jahannam, yaitu Neraka. Menurut

Fakhru râzi kata al-nâr dan nîran berbeda, sebab al-nâr tidak akan membakar

kecuali manusia dan batu, sedangkan Muhammad Abduh memaparkan bahwa

kata al-nâr adalah tempat azab akhirat yang sudah diyakini adanya, tetapi tidak

dibahas hakikat al-nâr itu sendiri dan tidak pula diserupakan dengan api yang ada

di dunia. Makna kedua tersebut diatas adalah makna yang terdapat dalam

al-Qur‟an. Kata al-nâr dalam al-Qur‟an hanya memiliki dua arti, yaitu pertama api

yang berkaitan dengan akhirat, sebagaimana tercantum dalam surat Al-Baqarah/2

:174































“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit murah, mereka itu Sebenarnya tidak memakan ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari

30 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

(32)

kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat

pedih.”

Kedua, api yang biasa digunakan manusia di dunia untuk membakar

sesuatu, sebagaimana firman Allah swt surat al-Baqarah/2: 39.31













“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami,

mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”32

Diantara nama-nama neraka adalah Jahannam tempat yang dalam sekali,

firman Allah swt surat Qaff/50 : 30



















“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah

orang-orang yang lalai.”33

Hâwiyah yaitu marupakan akar kata dari hawa artinya jatuh dari tempat yang

tinggi ke tempat yang dalam, firman Allah swt surat al-Qâri‟ah/101: 8-11

31 Munawarotul Ardi,

Ensiklopedi al-Qur’an: Kajian Kosakata al-Qur’an, vol 2, hal. 709. 32 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

vol. 1, hal. 76.

33 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

(33)













“Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?, yaitu api yang sangat panas.”

Jahim yaitu api yang menghanguskan, firman Allah swt surat al-Infitar/82 : 14







“Dan Sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar

berada dalam neraka.”

Sa’îr yaitu api yang menyala, firman Allah swt dalam surat al-Mulk/67: 5













“Sesungguhnya kami Telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang

menyala-nyala.”34

Saqar yaitu berasal dari kata saqara artinya teriknya matahari menghanguskan

orang, firman Allah swt surat al-Mudatsir/74: 26-30

















34 TIM DEPAG RI,

al-Qur’an dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2008),

(34)

“Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah

kamu apakah neraka Saqar itu?. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas Malaikat penjaga.”

Laza yaitu nyala api, firman Allah swt surat al-Ma‟ârij/70: 15-18













“Sekali-kali tidak dapat, Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergolak, yang mengelupas kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling dari agama, serta mengumpulkan harta

benda lalu menyimpannya.”35

Hutamah yaitu neraka yang membakar manusia sampai ke ulu hatinya. Firman

Allah swt surat al-Humazah/104: 5-9 berikut :









Gambar

grafik, 2) proses pengubahan konsep menjadi gambar untuk disajikan lewat televisi oleh produser

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang digunakan pada pengukuran sipat datar memanjang adalah cara menyipat datar dari tengah-tengah.. Maksudnya adalah, alat ukur penyipat datar

Sehingga menjadi suatu hal yang sangat penting untuk melakukan penelitian mengenai pengelolaan obat terutama penyimpanan obat di puskesmas untuk mengetahui seberapa

System setup (Pengaturan sistem) System Setup (Pengaturan Sistem) memungkinkan Anda untuk mengatur perangkat keras dan menentukan opsi level BIOS pada Anda.. Dari System

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang penulis uraikan adalah bagaimana perkembangan pengaturan kewenangan pengadilan agama terhadap ekonomi syariah

Nilai R/C yang lebih dari satu ini menunjukkan bahwa usahatani kembang kol efisien diusahakan karena penerimaan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang

Galur DT17 G1 dan DT19 G1-2 memiliki jumlah polong lebih sedikit dan berukuran biji lebih besar dibandingkan dengan varietas Cikuray yang mempunyai polong lebih

 Variasi teknik pada posisi reseptor gambar dan sinar X-ray dapat sangat mempengaruhi gambar lesi karies - memvariasikan angulasi sudut horisontal tubehead dapat

Peraturan tersebut mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku