• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Komunitas Perifiton Pada Padang Lamun di Perairan Teluk Hurun, Teluk Lampung, Lampung Selatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur Komunitas Perifiton Pada Padang Lamun di Perairan Teluk Hurun, Teluk Lampung, Lampung Selatan."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Judul Skripsi : Struktur Komunitas Perifiton Pada Padang Lamun di Perairan Teluk Hurun, Teluk Lampung, Lampung Selatan. Nama' Mahasiswa : Ursula Natalia

Nomor Pokok : C06496057 Prog.ram Studi : llmu Kelautan

Disetujui:

I. KOMlSl PEMBlMBlNG

Ir. lsdradiad'$etvobudiandi. MSG. Dr. lr. Tri Prartono, MSc.

' ~ e t u a Anggota

II. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

IPB

Dr. Ir. Richardus Kaswadii, Msc. Dr. Ir. lndra Java, MSG. Ketua Program Studi Pembantu Dekan

I

(4)

RINGKASAN

URSULA NATALIA (C06496057). Struktur Komunitas Perifiton Pada Padang Lamun d i Perairan Teluk Hurun, Teluk Lampung, Lampung Selatan. (Di bawah bimbingan lr. lsdradjad Setyobudiandi, MSc. Dan Dr. Ir. Tri Prartono, MSc.)

Pada daun lamun banyak terakumulasi detritus dan merupakan tempat yang cocok bagi alga dan meiofauna epifit. Organisme epifit adalah perifiton yang rnelekat di daun. Perifiton yang menempel di permukaan daun mempunyai produktivitas primer yang tinggi, karena kesempatan mendapatkan sinar matahari untuk fotosintesa lebih banyak. Perifiton di daun lamun mampu memfiksasi nitrogen dari perairan contohnya jenis ,alga dari kelas Cyanophyceae. Perifiton juga mempercepat proses dekornposisi daun lamun karena kepadatannya di permukaan daun lamun sehingga daun cepat putus. Hasil dekomposisi ini menjadi makanan alami fauna dasar dan pariikel serasah yang melayang menjadi makanan alami invertebrata penyaring. Perifiton juga merupakan makanan alami ikan-ikan kecil, suatu penelitian menunjukan semakin tinggi kepadatan perifiton pada suatu ekosistem semakin banyak ikan yang terdapat dalam ekosistem tersebut (Soedharma, 1985). '

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan tentang struktur komunitas dan kepadatan perifiton yang hidup epifit pada daun lamun, mengetahui kondisi abiotik komunitas perifiton di ekosistem padang lamun, Perairan Teluk Hurun dan Pulau Lahu, dan memberikan informasi pentingnya keberadaan perifiton di padang lamuri sebagai salah satu komponen ekologis.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7

-

17 Agustus 1999, di Perairan Teluk Hurun dan Pulau Lahu, Teluk Lampung, Lampung Selatan. Lokasi penelitian dibagi menjadi 4 stasiun di dua wilayah. Stasiun 1 dan 2 di Teluk Hurun bagian dalarn, Stasiun 3 dan 4 di Teluk Hurun bagian luar yaitu perairan Pulau Lahu.

Pengambilan contoh iamun menggunakan kombinasi metode transek garis dan kuadrat. Lamun dihitung berdasarkan persentase penutupan dan jumlah tegakan dengan pengulangan dua kali. Pengambilan contoh perifiton dilakukan dengan cara mengerik permukaan daun lamun dengan luasan 5 x 2 cm2 di ujung, tengah, dan pangkal daun.

Parameter fisika kimia perairan yang diukur adalah suhu, kecepatan arus, kedalaman, substrat, kekeruhan, pH, salinitas, DO, fosfat, nitrat, dan silikat. Analisis data yang dilakukan adalah penentuan komposisi dan kepadatan perifiton, komposisi dan kerapatan serta persen penutupan lamun, indeks keanekaragaman, keragaman, dominansi, dan analisis pengelompokkan hjerarkial sub metode single lingkage berdasarkan indeks kesamaan Canberra dan Bray Curtis.

Pada keempat stasiun pengamatan ditemukan 80 jenis perifiton. Seluruh jenis perifiton terbagi atas 12 kelas ; keias dengan jumlah spesies ierbanyak adalah Bacillariophyceae 40 genus, Dinoflagelata 10 genus, Cyanophyceae 7 genus dan Chlorophyceae 6 genus. Kemudian Crustaceae 5 genus, Ciliata dan Radiolaria masing- masing 3 genus, Mastigophora dan Polychaeta masing-masing 2 genus. Sarcodina dan Nematoda masing-masing I genus dan Veliger.

(5)

Kepadatan perifiton tertinggi dari seluruh stasiun pengamatan terdapat pada ' Stasiun 4 yaitu Gyrosigma sebesar 75704 ind/cm2. Pada Stasiun 1 sebesar 74290 indlcm2 adalah Pleurosigma, Stasiun 2 Gyrosigma sebesar 45630 indlcm2 dan Stasiun 3 Pleurosigma sebesar 39682 indlcm2. Dua jenis perifiton ini adalah jenis dari kelas Bacillariophyceae (Diatom). Ini-menegaskan pernyataan Harlin (1980), epifit utama yang ditemukan pada lamun adalah kelas Diatom.

Selain algae epifit, ditemukan pula jenis meiofauna epifit seperti

ora am in if era,

Crustacea. Polychaeta, Nematoda dan Veliger. Keberadaan mereka pada daun lamun cukup melimpah di setiap stasiun pengamatan. Foraminifera ditemukan scbanyak 57 - 912 indlcm2. Kepadatan kelas Crustaceae di setiap jenis lamun sebanyak 3

-

96 lndlcm2. Kelas Polychaeta dan Nematoda ditemukan sebanyak 3

-

6 indlcm2. Sedangkan Veliger ditemukan pada setiap jenis lamun sebanyak 39 - 4038 indlcm'.

Jenis lamun yang ditemukan ada 4 macam dari 2 famili yaitu Hydroctiaritaceae: Enhalus acoroides, Halophila minor dan Thalassia hempricl~ii dan Famili Potamagetonaceae: Halodule uninervis. Pada Stasiun 1 dan 2 ditemukan semua jenis lamun. Sedangkan pada Stasiun 3 dan 4 hanya ditemukan jenis Enhalus a;oroides dan Tl~alassia hemprichii. Pengamatan di setiap stasiun tidak menunjukkan zonasi lamun. Enhalus acoroides dengan morfologi daun besar tampak memenuhi bel~ruh wilayah pengamatan, tetapi di antara daun-daun Enhalus acoroides terdapat kurnpulan jenis lamun yang lain. Enhalus acoroides mempunyai nilai kerapatan sebesar 3

-

18.8 ind/m2. Thalassia hemprichii Halodule uninervis dengan morfologi yang mirip kerapatannya 0.6

-

43 indlm2dan 1

- 20.6 indlm2. Sedangkan Halophila minordengan morfdo;i daun yang

membulat dan kecil memiliki kerapatan sebesar 61 - 78 ind/m2.

Secara umum kondisi fisika kimia perairan Tel. Hurun dan P. Lahu rfleilunjukkan kisaran yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan perifiton pada l,mun. Pada beberapa parameter menunjukkan kisaran yang rendah, misalnya DO dengall kisaran pada malam hari 2.28

-

6.50 dan pagi hari 1.95

- 7.80. Hal ini dikarenaken pads saat

pengukuran proses fotosintesis dan respirasi belum optimal.

Nilai indeks keragaman jenis menunjukkan keragaman sedang yaitu 4.42 - 4.71. Penyebaran indivldu merata ditunjukkan dengan indeks keseragaman mendekati 1 yaitu 0.74

-

0.80. lndeks dominansi menunjukkan kisaran yang kecil ysitu C.05

-

0.07. Sehingga komunitas perifiton dapat dikatakan cukup stabil.
(6)

KATA PENGANTAR

Ekosistem padang lamun merupakan ekosistem laut tropis yang kaya keragaman hayati dan sangat produktif. Perifiton adalah salah satu dari keragaman hayati pada padang lamun yang sangat penting dalam mata rantai makanan di ekosistem ini. Perifiton yang menempel di permukaan daun lamun dapat mendukung tingginya produktifitas primer di ekosistem padang lamun. Keberadaan perifiton pada komunitas lamun dapat menjadi indikator kondisi lamun tersebut.

Melalui skripsi yang berjudul "Struktur komunitas perifiton pada padang lamun di Perairan Teluk Hurun, Teluk Lampung, Larnpung Selatan" penulis berusaha memberikan gambaran tentang salah satu keragaman hayati pada padang lamun. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan nantinya dapat memberikan sumbangan terhadap informasi keragaman hayati di laut.

Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memeprlukan. Penulis menyadari atas dan kekurangan dalam penulisan ini maka penulis sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang dapat memperbaiki skripsi ini.

Bogor, September 2000

(7)

UCAPAN TERIMA KASlH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah mernberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Pada kesempata'n ini' penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. lsdradjad Setyobudiandi, MSc. dan Bapak Dr. Ir. Tri Prartono, MSc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, rnasukan ilmu dan dorongan rnoril kepada penulis selama menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Niken Pratiwi, MSi, dan Bapak Dr. Ir. Joko Purwanto selaku dose11 penguji yang telah membuka wawasan dan rnemberikan masuk untuk perbaikan penulisan skripsi ini.

3. Papa, Mama, Juan, Nino, Mas Danang dan Ayuk Sisil atas segala doa, dukungan, sernangat, dan kasih sayang kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

4. Bapak Harno dan lbu Anin serta seluruh staf Balai Budidaya Laut Lampung, atas segala bantuan baik moril dan materiil selama penulis rnelakukan penelitian di lapangan.

5. Mas Tomi, Mbak Ria dan Pak Cahyo, sebagai teman diskusi dan seperjuangan penelitian di Lampung.

6. Mas Norman, Mas Dodi, Mas Dodiet, Usarna, Mbak Umi dan Mas Renal, atas dorongan moril selama penelitian di Lampung.

7.

Teman-teman di"MalibuW dan "Cemara", staf Salam Kornputer dan staf Sekretariat Jurusan ITK-IPB, atas bantuan, fasilitas dan dukungan.

8. Kak Yon, Kak Agus dan Kak Erwin di Laboratorium Biologi Perikanan FPIK-IPB, atas bantuan, semangat, dan kebersamaan selama analisa diilaboratorium.

9. Rekan-rekan ITK 33 dan seluruh warga ITK, FPIK-IPB, a'tas semangat dan kebersamaan

Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penu!is sobutkan satu per satu, terima kasih atas doa, bantuan dan kerja samanya.

Bogor, September 2000

(8)

DAFTAR IS1

...

RINGKASAN

...

111

KATA PENGANTAR

...

v

UCAPAN TERIMA KASlH

...

vi

DAFTAR IS1

...

vii

DAFTAR TABEL

...

ix

DAFTAR GAMBAR

...

x

DAFTAR LAMPIRAN

...

xi

I . PENDAHULUAN

...

1

1

.

1 Latar Belakang

...

1

1.2 Tujuan

... ...

2

II

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

a

2.1 Struktur Komunitas Larnun Secara Umum

...

.

.

...

3

2.1

.

1 Morfologi Larnun

...

::

...

3

...

2.1.2 Peranan Lamun 5 2.2 Struktur Komunitas Perifiton

...

6

2.3 Perkembangan Perifiton

...

7

2.4 Epifit Pada Lamun

...

7

2.5 Faktor faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Pertumbuhan Perifiton dan Lamun

...

8

...

III.BAHAN DAN METODE PENELlTlAN

. .

11

...

3.1 Waktu dan Lokasi Penel~t~an 11 3.2 Alat dan Bahan

. .

...

11

3.3 Metode Penel~t~an

...

11

...

3.3.1 Penentuan Stasiun Penelitian 11 3.3.2 Teknik Pengarnbilan Contoh

...

13

...

3.3.3 Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Perairan 15

...

3.4 Analisa Perifiton 15 3.4.1 Kepadatan Jenis Perifiton

...

15

3.4.2 lndeks Keanekaragarnan, Keseragaman dan Dominansi

...

perifiton 16 3.5 Perhitungan Lamun

...

17

3.5.1 Kerapatan Lamun

...

...

17

...

3.5.2 Persentase Penutupan Larnun

...

18

...

3.6 Pengelornpokan Habitat 18 IV

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

19

4.1 Struktur Komunitas Perifiton

...

19

4.1

.

1 Kornposisi Jenis Perifiton

...

19

...

4.1.2 Kepadatan perifiton 23

...

4.1.2.1 Kepadatan Perifiton pada Enhalus acoroides 23

...

4.1.2.2 Kepadatan Perifiton pada Thalassia hemprichii 24
(9)

...

4.1.2.3 Kepadatan Perifiton pada Halodule uninenlis 25

4.1.2.4 Kepadatan Perifiton pada Halophila minor

...

26

4.2 Struktur Komunitas Lamun

. .

...

27

4.2.1 Kompos~s~ Jenis Lamun

...

27

4.2.2 Kerapatan Lamun

...

28

4.3.3 Penutupan Lamun

...

29

...

4.3 Kondisi Abiotik Perairan 30

...

4.4 Kerkaitan antara Perifiton dan Padang Lamun 33 4.4.1 Preferensi Kepadatan perifiton dan Persen penutupan Lamun

...

33

4.4.2 Keanekaragaman. Keseragaman dan Dominansi

...

39

...

4.5 Analisa Pengelompokan Habitat 40 V

.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

43

DAFTAR PUSTAKA

...

44

LAMPIRAN

...

47
(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1 lnteraksi antara 3 ekosistem Laut dangkal. Terumbu Karang. Padang Lamun dan Mangrove (UNESCO. 1983 dalam Hutomo dan

...

Azkab. 1987) 4

2 Peta lokasi stasiun pengamatan

...

.

.

.

.

...

12

...

3 Plot pengambilan contoh pada setiap stasiun pengamatan 14

...

4 Komposisi Jenis Perifiton pada Enhalus acoroides

...

....

20

...

5 Komposisi Jenis Perifiton pada Thalassia hemprichii 21

6 Komposisi Jenis Perifiton di Stasiun 2

...

.

.

.

.

...

22

...

7 Komposisi Jenis Lamun di setiap Stasiun 28

8 Dendrogram Pengelompokan Habitat berdasarkan.. Kehadiran Perifiton

...

40 9 Dendrogram Pengelompokan Habitat berdasarkan Parameter Fisika dan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)

Referensi

Dokumen terkait

Pemakai dapat membaca penjelasan fungsi setiap tombol (yang disimbolkan dengan ikon) dengan meletakkan kursor pada tombol. Penjelasan fungsi sebagian tombol self-explanatory

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas, 2011 mengenai hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga kebersihan genetalia eksterna

Penelitianinimemilikitujuanyaitu menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan Perusahaan Batik Mahkota, Batik Merak Manis, Batik Putra Laweyan

checklist. Analisis data menggunakan metode agih dilanjutkan dengan metode padan. Penelitian terdiri dari 2 simpulan. 1) bentuk variasi bahasa yang digunakan remaja

Dalam penelitian ini metode dengan tehnik tes merupakan cara untuk memperoleh data dengan post test pada kedua kelas eksperimen, metode observasi digunakan untuk

The patients having post stroke neurophaty pain can cause the decrease of patients’ living quality because they experienced long term pain disturbance, so it had significant effect

Cekungan Sunda dikenal pada industri /igas sebagai Sunda"!sri Basin, dan eiliki source 7ock yang cukup terkenal yaitu 5orasi Banuwati, dengan batuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat kering daun, berat kering batang dan total produksi hijauan yang diberi pupuk bioslurry nyata lebih tinggi dibandingkan