PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP
PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI
WILAYAH KERJA
PUSKESMAS HELVETIA MEDAN
TAHUN 2014
AGRI ODOR SILALAHI
135102014
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS
KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
ABSTRAK
AGRI ODOR SILALAHI
Latar belakang: Imunisasi Tetanus Toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan tetanus untuk wanita maupun bayinya. Tetanus mengakibatkan kematian 300.000 bayi baru lahir dan ada 30.000 ibu melahirkan yang tidak mendapat vaksinasi ( pemberian vaksin Tetanus Toxoid Wanita Usia Subur dan Tetanus Toxoid ibu hamil ). Upaya kementrian kesehatan melaksanakan program Eliminasi Tetanus Neonatorum ( ETN ) tahun 2000 belum terlaksana sepenuhnya.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
Metode : Peneliti menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan berjumlah sampel 33 orang pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 dan selesai pada bulan Juni 2014.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas wanita usia subur berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (18,18%), berdasarkan umur mayoritas usia 31-39 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,66%), mayoritas pendidikan terakhir SMA yaitu 17 orang (51,51%), mayoritas pekerjaan IRT yaitu 15 orang (45,45%), dan mayoritas jumlah anak yaitu 3 sebanyak 12 orang (36,36%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi wanita usia subur agar lebih mengetahui manfaat imunisasi tetanus toxoid 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanua Toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi baik saat perencanaan, pelaksanaan maupun penyusunannya. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalammenyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakaisih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.kes. Selaku Dekan Fakultas Keperwatan Universitas Sumatra Utara.
2. Nur Asnah Sihotang, S.kep, Ns, M.kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidikan Sumatra Utara.
3. Febrina Oktavinola Kaban SST, M. Keb. Selaku pembimbing karya tulis ilmiah yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat kepada penulis semoga Tuhan memberikan balasan yang setimpal untuknya.
4. Selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran demi prerbaikan karya tulis ilmiah.
5. Seluruh staf dan dosen program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara yang secara langsung banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan.
6. Orang Tua dan Saudara yang penulis cintai yang telah memberikan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Seluruh teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatra Utara, yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dengan segala keterbatasan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan karya tulis ilmiah nantinya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A.Pengertian Pengetahuan ... 6
B.Faktor- factor yang mempengaruhi pengetahuan………...8
C.Pengertian Imunisasi……….……9
D.Imunisasi TT………..…..10
E. Manfaat Imunisasi TT………...10
F. Tujuan Imunisasi………...11
G.Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur………...11
H.Efek Samping Imunisasi TT………...….14
I. . Program Pemberian Imunisasi TT………...13
J. . Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi……….….…..14
K.Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi………...15
BAB IV METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian ... 15
B.Populasi dan Sampel ... 15
a. Populasi ... 15
b. Sampel ... 15
C.Tempat Penelitian ... 16
D.Waktu Penelitian ... 16
E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 16
F. Instrumen Penelitian ... 16
G.Alat Pengumpul Data ... 17
H.Uji Validitas ... 17
1. Uji Validitas ... 17
2. Reliabilitas ... 17
I. . Prosedur Pengumpulan Data ... 18
J. . Pengolahan Data ... 19
K.Analisa Data ... 19
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 20
1. Karakteristik Responden ... 21
2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ... 21
B. Pembahasan 1.Hasil Penelitian………...20
2.Pembahasan………...25
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...30
B. Saran... 31
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Defenisi Operasional Penelitian ………14
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Frekuensi Wanita Usia Subur Berdasarkan
Sosiodemografi (Umur, Pendidikan, Perkerjaan, dan Jumlah anak)
Tentang pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014………20
Tabel 5.2 Distribusi Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan
Imunisasi Tetanua Toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Responden
Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 : Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Ilmiah
Lampiran 5 : Master Data Penelitian
Lampiran 6 : Hasil output Data Penelitian
Lampiran 7 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU
Lampiran 8 : Surat Izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan
PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
ABSTRAK
AGRI ODOR SILALAHI
Latar belakang: Imunisasi Tetanus Toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan tetanus untuk wanita maupun bayinya. Tetanus mengakibatkan kematian 300.000 bayi baru lahir dan ada 30.000 ibu melahirkan yang tidak mendapat vaksinasi ( pemberian vaksin Tetanus Toxoid Wanita Usia Subur dan Tetanus Toxoid ibu hamil ). Upaya kementrian kesehatan melaksanakan program Eliminasi Tetanus Neonatorum ( ETN ) tahun 2000 belum terlaksana sepenuhnya.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014.
Metode : Peneliti menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan berjumlah sampel 33 orang pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 dan selesai pada bulan Juni 2014.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan mayoritas wanita usia subur berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (18,18%), berdasarkan umur mayoritas usia 31-39 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,66%), mayoritas pendidikan terakhir SMA yaitu 17 orang (51,51%), mayoritas pekerjaan IRT yaitu 15 orang (45,45%), dan mayoritas jumlah anak yaitu 3 sebanyak 12 orang (36,36%).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi wanita usia subur agar lebih mengetahui manfaat imunisasi tetanus toxoid 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imunisasi tetanus toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan
penyakit tetanus. Oleh karena itu, imunisasi tetanus toxoid sangat penting bagi
wanita dan sebaiknya dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Wanita
dan keluarganya harus merencanakan untuk memilih tempat persalinan yang
bersih dan aman serta tenaga kesehatan yang terampil untuk mencegah penyakit
tetanus neonatorum, selain itu tali pusat bayi harus tetap dijaga agar tetap bersih
dan kering setelah lahir sampai lepas ( Indrayani, 2011 ).
Menurut survey yang dilakukan WHO (World Health Organization) pada
tahun 2002, derajat kesehatan penduduk dengan membandingkan angka kematian
penduduk terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
diperoleh data sebagai berikut : Measles ( morbiliti, Campak ) ada 540.000
kematian, Pertusis ada 249.000 kematian, tetanus neonatorum ada 198.000
kematian, Diphteria ada 4.000 kematian, Ndan poliomyelitis ada < 1000
kematian (Lisnawaty, 2011 ).
Diseluruh dunia, tetanus pada bayi baru lahir masih merupakan masalah
besar, setiap tahun tetanus mengakibatkan kematian 300.000 bayi baru lahir
dan ada 30.000 ibu melahirkan yang tidak mendapat vaksinasi tetanus. Jika
banyak bayi, anak dan ibu hamil tidak divaksinasi, maka dapat dibayangkan
meningkatnya sakit berat dan kematian akibat tetanus pada bayi baru lahir,
Proporsi kematian janin yang disebabkan karena tetanus neonatorum di
Indonesia cukup tinggi yaitu 67% . Dalam upaya pencegahan tetanus
neonatorum maka imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi
baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi Tetanus
Neonatorum (ETN) merupakan salah satu target yang harus dicapai sebagai
tindak lanjut dari world summit for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran
hidup pada tahun 2000 (Marimbi, 2010 ). Namun program ETN belum terlaksana
dengan sepenuhnya. (Ranuh, 2011).
Dalam program imunisasi SEORANG WANITA DIHARUSKAN UNTUK
MENDAPATKAN VAKSIN TETANUS TOXOID SEBANYAK 5 KALI. HAL
INI DIMAKSUDKAN UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN SEUMUR
HIDUP BAGI DIRINYA. DENGAN demikian, setiap wanita usia subur (WUS)
telah mendapat perlindungan untuk bayi yang akan dilahirkannya terhadap
bahaya tetanus neonatorum. Menurut WHO 85–99% imunisasi tetanustoxoid telah
berhasil merangsang tubuh untuk membuat antibody (Lisnawaty, 2011 ).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mislianti dan Khoidar Amirus (2012),
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi status imunisasi tetanus toxoid responden
yang tidak lengkap sebanyak 62,4%, dan memiliki pengetahuan tinggi 64,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p value 0,003 OR 2,497)
terhadap pelaksanaan imunisasi tetanustoxoid.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Pengetahuan Wanita Usian Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi
B. Rumusan Masalah
”Bagaimanakah Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan
Imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun
2014.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan
Imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun
2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Wanita Usia Subur
Sebagai bahan pengetahuan dan informasi awal bagi wanita usia subur untuk
mengetahui seberapa penting pelaksanaan tetanus toxoid 5.
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan masukan tentang pengetahuan
wanita usia subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah
Kerja Puskesmas Helvetia Medan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bagi perpustakaan Fakultas Keperawatan yang dapat
4. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam ilmu yang
didapat selama perkuliahan, hasil penelitian dapat menjadi sumber
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yakni indera penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang ( overt behavior ). Pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (
recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan
yang telah di terima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di
pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendifinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
2. Memahami ( comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang di pelajari.
3. Aplikasi ( application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah di pelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagai nya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitan nya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan ( membuat bagan ),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis ( synthesis )
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formualsi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan,
dapat meringkaskan dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Mubarak (2007) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut :
a. Umur
Umur berkaitan erat dengan pengetahuan. Dengan bertambahnya umur
seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikis. Pada aspek psikis atau
metal taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
b. Pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu proses belajar yang berkaitan dengan terjadinya
proses pertumbuhan, perkembangan, perkembangan, atau perubahan kearah yang
lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.
c. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
d. Paritas
Tingkat paritas yang lebih tinggi mempunyai pengetahuan dan pengalaman
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat paritas yang lebih rendah.
e. Lingkungan
Lingkungan dengan kebudayaan di sekitar tempat tinggal atau dimana kita
pribadi atau sikap seseorang. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh
pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir.
f. Sumber Informasi
Informasi akan memberi pengaruh pada seseorang, meskipun seseorang
memiliki pendidikan yang rendah, tetapi jika dia mendapat informasi yang baik dari
berbagai media maka hal itu dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu seseorang u ntuk
memperoleh pengetahuan yang baru.
C. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (Proverawati, & Andhini, 2010).
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu
penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut dia tidak menjadi sakit
( Ranuh, et all.2011).
1. Prinsip imunisasi
Kekebalan aktif yaitu memberikan perlindungan jangka panjang dengan cara
imunisasi dan murah.
Kekebalan Pasif yaitu, memberikan perlindungan jangka pendek dan mahal.
2. Syarat-syarat imunisasi
Terdapat beberapa jenis penyakit yang di anggap berbahaya bagi anak, yang
pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi dalam bentuk vaksin.
Dapat dipahami bahwa imunisasi hanya dilakukan pada tubuh yang sehat. Berikut ini
lemah, dalam masa tunas suatu penyakit, sedang mendapat pengobatan (Huliana,
2003 dalam Lisnawati, 2011).
Menurut Depkes RI (2005), dalam penelitian imunisasi ada syarat yang harus
diperhatikan yaitu : diberikan pada bayi atau anak yang sehat, vaksin yang diberikan
harus baik, disimpan dilemari es, dan belum lewat masa berlakunya, pemberian
imunisasi dengan tekhnik yang tepat, mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat
umur dan jenis imunisasi yang diterima, meneliti jenis vaksin yang diberikan,
memberikan dosis yang akan diberikan serta memberikan informed consent kepada
orang tua atau keluarga sebelum melakukan tindakan imunisasi yang sebelumnya
telah dijelaskan kepada orang tuanya tentang manfaat dan efek samping dalam
pemberian imunisasi (Lisnawati, 2011).
D. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, Tetanus Toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit tetanus (Lisnawati, 2011).
Imunisasi Tetanus Toxoid merupakan perlindungan terbaik untuk melawan
tetanus baik untuk wanita maupun bayinya nanti (Indrayani, 2011).
E. Manfaat Imunisasi TT
1. Untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan
cacat atau kematian.
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan Negara (Proverawati, & Andhini, 2010).
F. Tujuan Imunisasi TT
Program imunisasi bertujuan memberikan kekebalan kepada bayi dan ibu hamil
agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi TT adalah:
1. Melalui imunisasi tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
3. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas
(angka kematian) pada ibu dan balita (Proverawati, & Andhini, 2010).
G. Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (WUS)
Imunisasi TT WUS dilakukan dengan memberikan Vaksin TT (Tetanus Toxoid)
pada kelompok wanita usia subur (15-39 tahun ), termasuk ibu hamil. Jadi imunisasi
TT WUS adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seorang wanita secara
aktif terhadap penyakit sehingga bila kelak dia terpapar dengan penyakit tersebut,
dia tidak akan menderita penyakit tetanus (tetanus maternal) dan kelak bila
melahirkan, bayinya juga tidak akan menderita penyakit tetanus (tetanus neonatal)
Wanita Usia Subur adalah semua wanita yang telah memasuki usia antara 15-49
tahun tanpa memperhitungkan status perkawinan nya (Depkes 2009)
1. Karakteristik Vaksin Pada TT WUS
Vaksin adalah suatu produk biologik, yang terbuat dari kuman, komponen kuman,
atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna untuk
merangsang kekebalan seseorang ( departemen kesehatan, 2005). Vaksin merupakan
mikroorganisme atau toksoid yang diubah sedemikian rupa sehingga patogenisitas
atau toksisitasnya hilang tapi masih tetap mengandung sifat antigenesitasnya
(prasetyo, 2008).
Menurut departemen kesehatan (2005) dalam Ahmad Falih (2010), menyebutkan
bahwa ada beberapa karakteristik Vaksin TT, diantaranya ialah :
a. Vaksin TT sangat sensitive terhadap pembekuan (freeze sensitive). Jadi vaksin
TT akan rusak apabila terpapar suhu beku.
b. Suhu ideal untuk menyimpan vaksin TT adalah pada rentang suhu 2-8° C. vaksin
TT tidak boleh terpapar pada selain rentang suhu tersebut karena vaksin akan
rusak akibat meningkatnya konsentrasi zat pengawet yang merusak antigen.
2. Faktor yang mempengaruhi Kualitas Vaksin TT WUS
Menurut Prasetyo (2008) dalam Ahmad Falih (2010), menyebutkan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas vaksin TT, yaitu :
a. Dosis Pemberian
Dosis vaksin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi respon
imun yang terjadi. Dosis yang terlalu tinggi akan menghambat respon imun yang
diharapkan sedangkan dosis yang terlalu rendah tidak akan mampu merangsang
karena itu dosis yang diberikan harus sesuai dengan dosis yang telah
direkomendasikan sebagaimana dalam program imunisasi.
b. Frekuensi dan Jarak Pemberitahuan
Respon imun sekunder akan menimbulkan sel afektor aktif lebih cepat, lebih
tinggi produksinya, dan afinitasnya lebih tinggi. Selain itu jarak pemberian juga akan
mempengaruhi respon imun yang terjadi. Bila pemberian vaksin berikutnya
diberikan pada saat antibody masih tinggi , antigen yang masuk akan segera
dinetralkan oleh antibody yang masih tinggi tersebut sehingga tidak sempat
merangsang sel-sel immunokompeten bahkan dapat terjadi apa yang dinamakan
reaksi arthus, yaitu bengkak kemerahan didaerah suntikan antigen akibat
pembentukan kompleks antigen dan antibody local. Oleh karena itu frekuensi dan
jarak pemberian yang diberikan harus tepat sebagaimana yang telah
direkomendasikan.
c. Ajuvan
Ajuvan adalah zat yang secara non spesifik dapat meningkatkan respon imun
terhadap antigen. Ajuvan akan meningkatkan respon imun dengan mempertahankan
antigen pada atau dekat dengan tempat suntikan.
H. Program Pemberian Imunisasi TT pada wanita subur
Tabel 1. Jadwal Imunisasi pada WUS (Wanita Usia Subur)
Pemberian imunisasi
Selang waktu pemberian minimal
Masa perlindungan Dosis
T1 - - 0.5 cc
I. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa satu bulan setelah
imunisasi, yang diduga ada hubungannya dengan pemberian imunisasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membagi KIPI kedalam 3 kategori yaitu:
1. Program Related atau hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan imunisasi,
misalnya timbul bengkak atau abses pada bekas suntikan vaksin. Biasanya
karena jarum tidak steril.
2. Reaction Related to properties of vaccines atau reaksi terhadap sifat-sifat
yang dimiliki oleh vaksin yang bersangkutan. Misalnya saja reaksi terhadap
bahan campuran vaksin.
3. Coincidental atau koinsidental yaitu dua kejadian yang terjadi secara
bersamaan tanpa adanya hubungan satu sama lain. Ketika anak menerima
imunisasi sebenarnya dia sudah dalam keadaan masa perjalanan penyakit
yang sama atau penyakit yang lain ( masa tunas ) yang tidak ada
hubungannya dengan vaksin yang bersangkutan.
H. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toxoid
Efek samping jarang terjadi dan bersifat ringan, gejalanya seperti lemas dan
kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara dan kadang-kadang demam
I. Tempat Pelayanan Untuk Mendapatkan Imunisasi TT
Untuk memaksimalkan pelayanan imunisasi, dan mengoptimalkan keberhasilan
program imunisasi, telah disediakn tempat-tempat khusus yang bisa digunakan untuk
Rumah sakit, Bidan desa, dan tempat lain yang telah disediakan. Berbagai tempat
pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan imunisasi yaitu:
1. Pos pelayanan Terpadu (Posyandu)
2. Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit Pemerintah
3. Praktek Dokter/Bidan atau Rumah Sakit Swasta (Proverawati, &andhini,
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
suatu pengertian ( Notoatmodjo, 2010).
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Azis, 2007).
Skema 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap
Pelaksanaan Imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas
Helvetia Medan Tahun 2014.
B. Defenisi Operasional
Tabel.3.1 Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi
Operasional
Alat
Ukur Cara Ukur
Hasil Ukur Skala Ukur
1 Pengetahuan Merupakan segala
sesuatu yang
diketahui oleh
wanita usia subur
Kuesioner Menghitung
jawaban
yang benar
dari setiap
responden
Baik = 17-20
Cukup = 14-16
Kurang = 10-13
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
cross sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran dan
pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu. Untuk mengetahui pengetahuan
wanita usia subur (WUS) terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 di wilayah
kerja puskesmas Helvetia Medan tahun 2014 .
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh wanita usia subur yang ada di
Wilayah Kerja Helvetia Medan Tahun 2014.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan sampel yang
berjumlah 33 orang.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia dengan beberapa
pertimbangan yaitu keterbatasan waktu untuk penelitian, jarak tempat penelitian
dengan tempat tinggal peneliti dapat terjangkau oleh peneliti, tersedianya sampel
mengenai pengetahuan wanita usia subur (WUS) terhadap pelaksanaan imunisasi
tetanus toxoid 5 di wilayak kerja puskesmas Helvetia Medan .
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2014 dan selesai pada
bulan Juni 2014.
E. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, beberapa pertimbangan etik yang harus
peneliti memperhatikan, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden
penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Apabila calon responden bersedia,
maka calon responden dipersilakan untuk menandatangani informed consent.
Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk
menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama
proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau
resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi apabila responden tidak
bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Kerahasiaan catatan mengenai data
responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen,
tetapi mengunakan kode. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan pada penelitian ini, peneliti
adalah lembar soal yang terdiri dari 10 soal yang peneliti buat berdasarkan referensi
yang tersedia.
G. Uji validitas dan reabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan
tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang
diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas dilakukan
secara conten validity kepada orang yang dianggap ahlinya, pengujian tidak
dilakukan penilaian dimana hanya dilihat kesesuaian isi kuesioner. Dalam penelitian
ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang penatalaksanaan imunisasi Tetanus Toxoid 5
terhadap wanita usia subur.
2. UjiReabilitas
Uji reabilitas (kehandalan) adalah uji yang dilakukan terhadap instrument
yang handal, tidak berubah-ubah hasil ukurannya meskipun digunakan berulang kali.
Uji reabilitas dalam penelitian dilakukan menggunakan bantuan komputer.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat izin
penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara (USU). Peneliti membawa surat permohonan izin penelitian kepada
Kepala Dinas Kota Medan. Setelah mendapat surat balasan berupa izin untuk
meneliti, kemudian peneliti membawa surat izin dari Kepala Dinas Kesehatan Kota
Medan. Setelah mendapat izin untuk meneliti, kemudian peneliti mendatangi
Puskesmas Helvetia dan mulai melakukan pengumpulan data responden. Peneliti
langsung bertemu dengan responden di Puskesmas Helvetia Medan, terlebih dahulu
peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan, manfaat dari kuesioner. Langkah
berikutnya peneliti membagikan kuesioner pada bidan menjelaskan kepada calon
responden tentang tujuan, manfaat dan efek dari penelitian ini. Calon responden yang
bersedia, diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Setelah itu responden
yang bersedia, diminta mengisi kuesioner. Pada saat pengisian data dan kuesioner,
responden diberikan waktu selama 15 menit untuk menjawab 10 pertanyaan.
Kemudian responden diberi kesempatan bertanya tentang hal yang tidak mengerti
terhadap pertanyaan dalam kuesioner. Aspek pengukuran pengetahuan didasarkan
pada jawaban responden atas semua pertanyaan yang diberikan. Kemudian diberikan
skor. Pada saat pengisian kuesioner, terlebih dahulu memeriksa kelengkapan jawaban
responden sesuai dengan pertanyaan kuesioner kemudian seluruh data dikumpulkan
untuk dianalisa.
I. Pengolahan data
Data yang terkumpul diolah dengan cara manual dengan tahapan:
a. Proses Editing
Editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner tersebut. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap,
kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi
jawaban-jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan
yang jaawabanya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam
b. Proses coding
Yaitu mengidentifikasi jawaban menurut macamnya dengan memberikan kode
tertentu, untuk mempermudah pengenalan data (Notoatmodjo, 2010, hlm. 177).
c. Proses tabulating
Data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan varibel yang dibutuhkan
kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi. (Arikunto, 2010, hlm.
279).
J. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah anlisis univariat
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan distribusi frekuensi tingkat
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang dillakukan mengenai Pengetahuan Wanita Usia
Subur terhadap pelaksanaan tetanus toxoid 5 di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Medan 2014 dengan mempergunakan sampel 33 orang diperoleh hasil sebagaai
berikut:
1. Karakteristik responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Demografi (Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah anak)
Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
Karakteristik Frekuensi N = 33
Persentase (%)
Usia Wanita Usia Subur
Berdasarkan tabel 5.1 di atas, dari 33 responden diperoleh bahwa mayoritas usia
31-39 tahun yaitu sebanyak 22 orang (66,66%). Mayoritas berpendidikan SMA yaitu
sebanyak 17 orang (51,51%). Mayoritas bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 15
orang (45,45%) dan mayoritas jumlah anak 3 sebanyak 12 orang (36,36%).
2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan wanita usia subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia
Medan 2014 Tabel 5.2
Pengetahuan Frekuensi Persen (%)
Baik 6 18,18
Cukup 11 33,33
Kurang 16 48,48
Total 33 100
Berdasarkan tabel 5.2, bahwa dari 33 responden mayoritas berpengetahuan
kurang sebanyak 16 orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6
B. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan
Imunisasi Tetanus Toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun
2014 adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan Wanita usia subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus
toxoid 5 Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014
Berdasarkan tabel 5.2, bahwa dari 33 responden mayoritas berpengetahuan
kurang sebanyak 16 orang (48,48%).
Berdasarkan pembahasan diatas, diketahui bahwa pengetahuan wanita usia
subur terhadap pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 di Wilayah kerja Puskesmas
Helvetia Medan Tahun 2014 adalah kurang.
Hasil penelitian Muslianti (2012), diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 159 orang
(64,9%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan rendah sebanyak 96
orang (35.1%).Secara teori pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman,rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005)
Nanda ( 2005 ) menjelaskan bahwa faktor yang berkaitan dengan kurang
pengetahuan terdiri dari kurang terpapahnya informasi . kurang daya
ingat/hafalan,salah menafsirkan informasi keterbatasan kongnitif, kurang
berminatdan tidak familiar terhadap sumber daya informasi.
Meskipun pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat
pada penelitian ini tidak sepenuhnya pelayanan imunisasi TT harus didahului oleh
pengetahuan yang baik. Hal ini sejalan dengan teori model keyakinan kesehatan
dimana perilaku kesehatan akan tumbuh dari keinginan individu untuk menghindari
suatu penyakit dan kepercayaan bahwa tindakan kesehatan yang tersedia akan
mencegah suatu penyakit (Glanz, 2002).
Berbeda dengan hasil penelitian Purwanto (2002), pengetahuan baik
responden di wilayah Anyer Kabupaten Serang mencapai 77,7%. Dapat disimpulkan
bahwa, persentase responden dengan pengetahuan baik di wilayah kerja Puskesmas
Mancak belum optimal. Peneliti menduga belum optimalnya pengetahuan ibu hamil
di wilayah Mancak ini, dikarenakan belum optimalnya penyuluhan mendalam
tentang imunisasi TT yang dilakukan tenaga kesehatan setempat. Selain itu, tingkat
kemampuan masyarakat untuk dapat menerima materi penyuluhan yang cenderung
terbatas, karena pada umumnya tingkat pendidikan ibu hamil di wilayah ini masih
kurang.
Berdasarkan hasil penelitian maka penelitian beramsumsi pengetahuan tidak
hanya diperoleh dari hasi lpendidikan formal, tetapi di peroleh dari penyuluhan,
teman, brosur dan semakin banyak memperoleh pengetahuan tentang pemberian
imunisasi TT maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan imunisasi TT pada
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan
Imunisasi tetanus toxoid 5 mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 16
orang (48,48%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 6 orang
(18,18%).
2. Berdasarkan karakteristik responden mayoritas usia 31-39 tahun yaitu
sebanyak 22 orang (66,66%), mayoritas pendidikan terakhir SMA yaitu 17
orang (51,51%), mayoritas pekerjaan IRT yaitu 15 orang (45,45%), dan
mayoritas jumlah anak yaitu 3 sebanyak 12 orang (36,36%).
B. Saran
1. Bagi Wanita Usia Subur
Perlu dilakukan penyuluhan yang berkesinambungan terhadap Wanita
Usia Subur tentang Pelaksanaan imunisasi tetanus toxoid 5 agar
termotivasi untuk melakukan imunisasi tetanus toxoid 5.
2. Bagi Puskesmas
a) Puskesmas perlu memperhatikan sarana untuk promosi tentang
penyuluhan Imunisasi tetanus toxoid 5 melalui pengadaan poster,
Leaflet
b) Menyamakan persepsi tentang tehnik pemberian Imunisasi tetanus
toxoid dengan teori yang ada .
Dapat memberikan masukan dan menambah bahan kepustakaan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
4. Peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya akan melakukan penelitian dengan judul
sama dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi tambahan
serta menggunakan sampel yang lebih banyak dan dapat dilakukan di
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.
Azwar S, 2013. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Depkes, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008, Jakarta, 2009.
Fred Miller dkk, 2002. Tuberkulosis Klinis. Jakarta : Widya Medika.
Glanz, Karen. Health behavior and health education. San Francisco : Jossey-Bass,
2002
Hadinegoro dkk, 2011. Panduan Imunisasi Anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia .
Hidayat. AA, 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Juwita Ratna, 2013 “Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap ibu mengenai kejadian pasca imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Belang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013“.
Marimbi H, 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.
Maryunani A, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Mubarak, Whid Iqbal. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mubarok, Wahit Iqbal & Chayatin, Nurul, 2009. Ilmu keperawatan komunitas pengertian dan teori. Jakarta: Salemba Medika.
Mufidah F, 2012. Penyakit yang Rentan Diderita Anak Usia Sekolah. Yogyakarta: Flasbooks.
Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S, 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S, 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Ranuh dkk, 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Purnawan, Iwan. Konsep sehat- sakit. Diunduh dari www.unsoed.ac.id . Diakses tanggal 1 Mei 2009 jam 12.45.
Dengan hormat,
Nama saya Agri Odor Silalahi, sedang menjalani pendidikan di program
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian
yang berjudul “Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi
Tetanus Toxoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014ˮ.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di
Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan ibu memberikan
jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan
jawaban dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan dipergunakan
untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk
maksud-maksud lain. Partisipasi Ibu bersifat sukarela tanpa paksaan. Untuk penelitian ini Ibu
tidak akan dikenakan biaya apapun.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada
penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbang sesuatu
yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Jika ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani
kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan
Wanita Usia Subur Terhadap Pelaksanaan Imunisasi TT5 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Helvetia Medan tahun 2014ˮ. Maka dengan ini saya secara sukarela dan
tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2014
KUESIONER PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TERHADAP PELAKSANAAN IMUNISASI TETANUS TOXOID 5 DI WILAYAH
PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
No.Responden :
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan ini sesuai dengan pendapat anda dengan baik dan jujur.
A. Data Demografi
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Jumlah Anak :
B. Pertanyaan
1. Apakah Ibu mengetahui tentang Imunisasi TT ?
(…) Ya
(…) Tidak
2. Apakah Ibu mengetahui tentang efek samping penyuntikan TT ?
(…) Ya
(…) Tidak
3. Apakah Imunisasi TT5 harus diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) ?
(…) Ya
(…) Tidak
4. Apakah Imunisasi TT5 dapat mencegah Ibu dari penyakit tetanus toxoid ?
(…) Ya
5. Apakah Imunisasi TT dapat diberikan pada Ibu hamil ?
(…) Ya
(…) Tidak
6. Apakah Imunisasi TT5 disuntikkan dilengan Ibu ?
(…) Ya
(…) Tidak
7. Apakah Imunisasi TT5 telah terjadwal ditempat imunisasi tersebut dilakukan ?
(…) Ya
(…) Tidak
8. Apakah yang Ibu ketahui tentang efek samping imunisasi TT ?
(…) Imunisasi TT dapat menyebabkan demam
(…) Imunisasi TT dapat menyebabkan radang selaput otak
(…) Imunisasi TT dapat menyebabkan infeksi
9. Usia berapa pertama kali Ibu mendapatkan TT ?
(…) <15 Tahun
(…) <25 Tahun
(…) <35 Tahun
10. Berapa kali Ibu mendapatkan imunisasi TT ?
(…) 3 kali
(…) 4 kali