Pembentukan Model Jaringan Kerja Usaha Kesehatan Gigi Sekolah Di Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2004
Doria Hafni Lubis
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Magister Administrasi Kebijakan Kesehatan Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Cakupan UKGS di Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 200212003 masih rendah yaitu sebesar 14,3%, paket minimal rata-rata < 20%, ini disebabkan oleh sumber daya kesehatan Puskesmas yang terbatas, kondisi wilayah yang relatif sulit, keikut sertaan sekolah masih terbatas dan rendahnya partisipasi masyarakat komite sekolah. Dilakukan penelitian untuk menganalisis potensi Puskesmas, sekolah, dan komite sekolah, dengan tujuan untuk merumuskan secara kongkrit potensi tersebut, dan selanjutnya membentuk dan mengembangkan model jaringan kerja UKGS.
Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif metode analisis domain tipe rasional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Batang Toru, dengan responden sebanyak 85 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yang berpedoman kepada kuisioner bersifat terbuka, penyempurnaan bentuk akhir dilanjutkan dengan seminar.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Puskesmas Batang Toru memiliki sumber daya yang terbatas yaitu hanya ada 1 orang dokter gigi, 1 orang perawat gigi, 2 unit kenderaan roda dua, memiliki peralatan kesehatan yang memadai, tidak memiliki dana UKGS dan memiliki 1 ruangan UKGS. Potensi sekolah relatif memadai dan dapat dikembangkan, terdapat 25 SD negeri dan 2 SD swasta dengan jumlah siswa sebanyak 4.388 orang, jumlah guru 163 orang dan jumlah pengurus komite sekolah 164 orang. Sebanyak 6 SD memiliki kondisi lingkungan dengan tingkat hambatan tinggi, dan 21 SD dengan tingkat rendah dan sedang. Puskesmas, sekolah, dan komite sekolah berminat serta berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan sumber daya UKGS. Sekolah dan komite sekolah mampu memenuhi kebutuhan tenaga UKGS dengan penyediaan sebanyak 96 orang guru dan 73 orang tenaga komite sekolah. Menyediakan 30 unit/set peralatan kesehatan gigi sederhana, dana sebesar Rp. 28.003.000,- Ruangan UKGS sebanyak 26 ruang di sekolah. Terbentuk model jaringan kerja UKGS yang menetapkan Camat Kecamatan Batang Toru dan Ka. Cabdis Dikmudora Batang Toru sebagai Pembina UKGS. Dokter gigi dan perawat gigi Puskesmas sebagai Ketua dan Wakil Ketua UKGS. Pengawas Rayon I Dimudora Batang Toru sebagai sekretaris, Kepala SDN 3 Batang Torn sebagai bendahara, dan Ketua Komite Sekolah SDN 1 Batang Toru sebagai wakil bendahara dengan hasil analisis alasan dipandang rasional. Terbentuk 27 tim UKGS SD/MI di masing-masing sekolah. Target yang ingin di capai, paket minimal 6 SD, paket standar 10 SD, paket optimal 11 SD dan tujuan yang ingin di capai yaitu kondisi gigi murid sehat dan bersih, menurunnya kejadian sakit gigi, dan terjadi perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut murid.
Puskesmas memiliki sumber daya yang terbatas, sekolah dan komite sekolah memiliki potensi yang memadai untuk menanggulangi keterbatasan sumber daya UKGS. Terbentuknya jaringan kerja UKGS mencerminkan potensi masyarakat dapat digali dan dimanfaatkan untuk pembangunan kesehatan. Jaringan kerja ini harus disambut dan didukung dengan sungguh-sungguh oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kata Kunci : Potensi, Jaringan Kerja, Organisasi UKGS