• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) Dari Kerang Yang Diperoleh Dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kadar Logam Kadmium (Cd2+) Dari Kerang Yang Diperoleh Dari Daerah Belawan Secara Spektrofotometer Serapan Atom"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Kadar Logam Cd2+ dari Kerang Secara Spektrofotometer Serapan Atom

(Zul Alfian)

73

ANALISIS KADAR LOGAM KADMIUM (Cd

2+

) DARI KERANG

YANG DIPEROLEH DARI DAERAH BELAWAN SECARA

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Zul Alfian

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara

Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155

Abstrak

Kerang adalah hewan yang termasuk Phylum Mollusca dari klass pelecypoda. Kerang merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang berasal dari laut yang digemari oleh masyarakat Sumatera Utara. Pada umumnya kerang diperoleh dari daerah perairan Belawan.

Metode destruksi yang digunakan dalam analisis ini adalah destruksi basah yang dilakukan secara spektrofotometer serapan atom. Dari data yang diperoleh bahwa kadar kadmium pada sampel ternyata telah melewati batas maksimum konsentrasi Kadmium yang masih diperbolehkan dalam bahan makanan hasil laut yaitu 0.2 ppm (SNI).

Kata Kunci: Analisis, Spektrofotometer Serapan Atom.

PENDAHULUAN

Kerang merupakan salah satu bahan makan tambahan hasil laut yang memperoleh makananya juga berasal dari laut, yaitu berupa plankton algae.

Air laut yang telah mengandung kadmium dalam konsentrasi tinggi yang berasal dari sisa-sisa buangan industri akan segera diubah oleh mikroorganisme- mikroorganisme dari bentuk anorganik menjadi organiknya.

Senyawa organik tersebut akan terserap oleh plankton algae, selanjutnya plankton algae ini merupakan makanan dari kerang dan binatang laut lainnya. Akibatnya, melalui rantai makanan ini dalam tubuh kerang terdapat kadmium. Apabila kerang-kerang tersebut dimakan oleh manusia, akan merupakan racun yang berbahaya karena terjadi penumpikan kadmium dalam tubuh manusia.

Sebagai contoh kasus yang terjadi di Jepang yang dikenal dengan penyakit itai-itai (ouch-ouch). Penyakit itai-itai terjadi akibat keracunan kadmium. Peristiwa ini terjjadi di Fuchu, dimana terdapat pertambangan Pb, Zn, Cd yang

airnya menuju ke hulu sungai yang kemudian mengalir kedaerah persawahan penduduk. Karena beras yang dimakan telah mengandung kadmium, mengakibatkan penduduk di daerah sekitar itu menderita penyakit rematik dan mialgia (nyeri otot) yang disebut dengan penyakit itai-itai.

Kadmium adalah logam berat yang termasuk dlam golongan II B dalam periodik sistem. Logam-logam ini akan mudah bereaksi dengan ligan-ligan yang mengandung unsur-unsur O,S dan N. dalam tubuh logam-logam ini bersifat toksik, karena bereaksi dengan ligan-ligan yang penting untuk fungsi normal tubuh.

Didalam sel hidup terdapat berbagai ligan, seperti: OH, - COO-, -OPO3H-, -C=O,-SH, -S-S-, -NH2 dan NH yang dpat membentuk ikatan kompleks dengan logam.

Afinitas yang kuat dari kadmium dengan gugus sulfhidril, menyebabkan inaktivasi enzim yang mengandung gugusan sulfhidril sehingga hal ini akan menggangu funsi normal tubuh.

(2)

Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 2005: 73-76

74

%, sedangkan absorbsinya melalui saluran napas lebih sempurna. Setelah diabsorbsi, kadmium akan terikat kuat dalam hati dan ginjal. Pada pemberian suntikan Kadmium secara intravena terhadap binatang percobaan, ekskresinya lebih banyak melalui empedu dari pada melalui urine. (Klassen dan kotsonis, 1977).

Keracunan akut kadmium dapat disebabkan karena pemasukannya baik melalui pernafasan maupun melalui oral. Efek keracunan yang umum adalah iritasi saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi, mencret dan kejang pada perut.

Kadmium lebih bersifat toksis bila terhirup melalui pernafasan. Keracunan kronis timbul bila konsentrasi kadmium dalam ginjal mencapai 200 µg per gram terjadi kerusakan ginjal. Efek keracunan kronis yang lain yaitu: emphysema, hipertensi dan osteomalacia.

Untuk itulah penulis ingin menganalisa logam cd yang terdapat dalam kerang dari daerah Belawan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).

BAHAN DAN METODA

Bahan

Merkuri Klorida, Kadmium asetat, Asam Nitrat pekat, NatriumSulfida, Dithizon, Kloroform, Asam Klorida pekat, Asam sitrat, Amonium Hidroksida pekat, Aquadest, Thymol

Alat

Atomic Absorption Spectrophotometer (Shimadzhu AA – 640), Neraca listrik (Sartorius), Penangas uapBlender, Krusentang, Oven, Lemari es, pH meter Hot Plate, Alat-alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium kimia Batu didih, kapas, dan kertas saring, Pendingin balik,Tabung Reaksi, Indikator UniversilBlue.

Cara Kerja

Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari nelayan, dilakukan secara cuplikan, untuk masing-masing sampel sebanyak 2 kg. Kemudian sampel dicuci, lalu diikuliti dan diambil isi bagian dalamnya. Kemudian isi bagian dalam sampel tersebut dicuci dengan aquadest lalu masukkan dalam blender, digiling sampai halus. Masukkan masing- masing sampel yang telah halus kedalam beaker glass yang telah diberi nomor kode, dan sampel siap untuk ditimbang dan diperiksa.

Pemeriksaan Kuantatif Kadmium secara Spektrofotometri Serapan Atom

Pembuatan kurva kalibrasi Kadmium - Timbang seksama 237,2 mg Cd

(CH3COO)2.2H2O, kemudian larutkan dalam aquadest. Pindahkan

kedalam labu takar 100 ml, cukupkan dengan aquadest sampai garis tanda. Larutan ini mengandung Cd = 1,003 mg/ml, lalu diberi tanda sebagai larutan induk I.

- Pipet 10 ml larutan induk I kedalam labu takar 1ltr, encerkan dengan HCl 2N sampai garis tanda. Larutan ini mengandung Cd = 10 mg/ml, lalu diberi tanda sebagai larutan induk II.

- Dari larutan induk II ini dipipet masing-masing sebanyak 4; 5; 6; 8; 10; 12 dan13 ml kedalam labu takar 100 ml, kemudian encerkan dengan HCl 2N sampai garis tanda dan buat seri kepekatan larutan standar 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; dan 4

(3)

Analisa Kadar Logam Cd2+ dari Kerang Secara Spektrofotometer Serapan Atom

(Zul Alfian)

75

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Data larutan standar Cd pada panjang gelombang 228,8 nm secara spektrofotometer serapan atom (SSA).

Konsentrasi Cd (ppm) Absorbansi 1,0

Tabel 2. Data-data hasil pemeriksaan Kadmium dalam sampel secara spektrofotometer serapan atom.

Kode

Penetapan kadar kadmium dalam kerang yang diperoleh dari daerah Belawan karena daerah tersebut merupakan tempat penghasil kerang. Dimana pantai daerah tersebut merupakan muara sungai yang dilalui daerah-daerah industri, sehingga limbah dari industri kemungkinan telah mencemari air sungai tersebut.

Kadar Kadmium pada kerang yang diperoleh dari daerah Belawan

dengan menggunakan metode spektrofotometer serapan atom yang diperoleh, yaitu: kerang hijau (HB2) =

±0,2525 ppm, kerang bulu (BB2) = ±0,3570 ppm dan kerang batu (DB2) = ±0,2286 ppm.

Dari hasil pemeriksaan ini kadar Kadmium dari Belawan ternyata dari ketiga jenis kerang tersebut telah melebihi ambang batas SNI.

Diusahakan inaktivasi dan mengeluarkan logam-logam ini dari saluran cerna dengan bilas lambung memakai anti dotum, yaitu sering menggunakan protein, diantaranya dalam bentuk protein susu.

Untuk menginaktivasi logam yang telah diabsorbsi, disuntikkan Dimekaprol atau N-asetilpenisilamin secara intra muskuler, namun gejala kilnik sukar dihilangkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan kadar Kadmium dalam sampel dari daerah Belawan dengan metode spektrofotometri Serapan atom (SSA),

ternyata keseluruhan sampel yang diperiksa telah melebihi ambang batas SNI

Saran

(4)

Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 2005: 73-76

76

DAFTAR PUSTAKA

Arthur L, Vogel, Text Book of Semi Macro and Semi Micro Qualitative Inorganic Analysis, 4th ed, The English Langage Book Sociaty And Longman.

Association of Offcial Agriculture Chemists (1980), William Mor with Editor, Halaman 388-389 dan 405-407

Ewing G.W.Instrumental Methods of Chemical Analysis, 4th edition, Mc.Craw Hill.Ltd (1969), Halaman 183-188.

Fries J. H. Getrost. Organic Reagent For Trace analysis, E. merck Darmstadt, 1977 Majalah BA TAN, volume XIV, No.1 April

1981, halaman 2-8

Majalah Intisari, Terbitan Februari 1984, Halaman 57-64

Morris, B. Jacobs. The Chemical Analysis of Foodsand, Food Product, Third Edition, Halaman 182-238

Robinson, J.W. Atomic Absorbtion Spectroscopy, 1st edition, Marcel Dekker Inc, New York, (1964), halaman 8-9 Sudjana M. A. Metoda Stastika, Penerbit

Tarsito, Bandung, 1982

Gambar

Tabel 1. Data

Referensi

Dokumen terkait

3.2.6 Untuk mengetahui hubungan Tekanan Darah Sistolik (TDS) dengan rerata CBFV pada penderita stroke iskemik yang rawat inap di RA4 Neurologi dan rawat jalan di

Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan

Pimpinan Perusahaan mengajukan permohonan Pengangkatan Petugas Penerbit FAKO dengan melampirkan persyaratan dan dilengkapi dengan penetapan nomor Register dari Kepala BPPHP

[r]

Di kota Bukittinggi pada bulan Oktober 2014, 5 (lima) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain: kelompok bahan makanan sebesar 0,27

[r]

 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Barat bulan Juni 2014 mencapai rata-rata 52,73 persen, mengalami penurunan 1,70 poin dibanding TPK bulan Mei

[r]