• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI USU

PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP

PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA PADA

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK

MEDAN

DRAFT SKRIPSI

Oleh:

RISDA DESSY NOVITA S 070521183

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan

(2)

ABSTRAK

Risda Dessy Novita S (2010). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan. Dibawah bimbingan Dra. Lucy Anna, MS sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Friska Sipayung, M.Si sebagai Dosen Penguji I, dan Dra. Nisrul Irawati, MBA sebagai Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, penyebaran kuesioner, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.0 For Windows yaitu untuk menghitung uji T, dan identifikasi determinan (R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Tbk Medan sebesar 31,5%.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kasih dan anugerah-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap

Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

Medan.

Tujuan Penulisan Skripsi ini dilakukan guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji II. 4. Ibu Dra. Lucy Anna, MS, selaku Dosen Pembimbing yang banyak

memberikan bimbingan, saran, dan bersedia meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.

(4)

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan jasa kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Pimpinan dan para karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk pelaksanaan riset.

8. Terima kasih yang tidak terhingga kepada keluarga penulis atas doa dan dukungannya terutama kedua orang tua penulis tercinta (A. Sipayung dan N. Hasibuan), serta adik-adik penulis (Nova, Kiky, Rina, dan Rio).

9. Teman-teman penulis selama menjalani masa perkuliahan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas motivasi, perhatian, dan persahabatan yang diberikan kepada penulis..

Akhir kata, penulis mengucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Medan, Juni 2010 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 7

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional ... 9

3. Skala Pengukuran Variabel ………...10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….11

5. Populasi dan Sampel ………..11

6. Jenis dan Sumber Data ………. 13

7. Teknik Pengumpulan Data ……… 13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 14

9. Metode Analisis Data ………14

BAB II URAIAN TEORITIS ……… 17

A. Penelitian Terdahulu ……….. 17

B. Pengertian Organisasi ……… 18

C. Struktur Organisasi ……… 19

1. Pengertian Struktur Organisasi ………..19

2. Jenis Struktur Organisasi ………... 20

3. Indikator Struktur Organisasi ………22

D. Efektivitas Kerja ……… 30

1. Pengertian Efektivitas Kerja ………. 30

(6)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………. 33

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan ……… 33

B. Struktur Organisasi Perusahaan ………..36

C. Deskripsi Pekerjaan ………37

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……….. 42

A. Karakteristik Responden………. 42

B. Validitas dan Reliabilitas Data ………43

C. Analisis deskriptif ………...46

D. Analisis Regresi Linier Sederhana ………..51

E. Uji R Square (R2) ………...52

F. Pengujian Hipotesis ...53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 54

A. Kesimpulan ……… 54

B. Saran ……….. 55

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Daftar Prestasi Kompetensi Individu ... 4

Tabel 1.2 Daftar Prestasi Sasaran Kinerja Individu ... 5

Tabel 1.3 Skor Pertanyaan ……….10

Tabel 1.4 Operasional Variabel ……….11

Tabel 1.5 Data Karyawan Operasional PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ………12

Tabel 4.1 Karakteristik Responden ………...42

Tabel 4.2 Validitas Untuk Variabel Struktur Organisasi (X) ………44

Tabel 4.3 Validitas Untuk Variabel Efektivitas Kerja (Y) ………45

Tabel 4.4 Nilai ralpha untuk Variabel Struktur Organisasi dan Efektivitas Kerja ………45

Tabel 4.5 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X ……….46

Tabel 4.6 Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y ……….49

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana ………51

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual ... 8 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Telekomunikasi

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kepada 30 Responden Variabel Struktur Organisasi (X)

Lampiran 3 Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kepada 30 Responden Variabel Efektivitas Kerja (Y)

Lampiran 4 Reliability Struktur Organisasi Lampiran 5 Reliability Efektivitas Kerja Lampiran 6 Tabulasi Jawaban 61 Responden Variabel Struktur Organisasi (X) Lampiran 7 Tabulasi Jawaban 61 Responden Variabel Efektivitas Kerja (Y) Lampiran 8 Regression

(10)

ABSTRAK

Risda Dessy Novita S (2010). Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan. Dibawah bimbingan Dra. Lucy Anna, MS sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E, M.Si sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Friska Sipayung, M.Si sebagai Dosen Penguji I, dan Dra. Nisrul Irawati, MBA sebagai Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah struktur organisasi memiliki pengaruh terhadap efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, penyebaran kuesioner, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan metode kuantitatif. Data primer dalam penelitian ini yang diperoleh dengan menyebar kuesioner/daftar pernyataan, pengukurannya menggunakan skala Likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.0 For Windows yaitu untuk menghitung uji T, dan identifikasi determinan (R2). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode insidental.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Tbk Medan sebesar 31,5%.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan. Organisasi atau perusahaan harus mampu mengelolah manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan.

Setiap perusahaan, baik yang bergerak dibidang produksi, jasa maupun industri, pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja karyawan juga perlu diperhatikan.

Perusahaan memiliki beberapa bagian pada umumnya, yakni bagian pemasaran, bagian keuangan, bagian produksi, bagian sumber daya manusia, dan bagian administrasi. Masing-masing bagian tersebut melaksanakan kegiatan yang berbeda tetapi saling berhubungan satu sama lain. Tingkat kegiatan yang dilaksanakan perusahaan akan mengalami perubahan dari suatu periode ke periode berikutnya. Adanya perubahan tersebut mengharuskan manajemen mengadakan koordinasi dalam suatu perusahaan dan menciptakan wadah yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu struktur organisasi.

(12)

jawab. Koordinasi diperlukan untuk memperoleh kesatuan tindak dalam mencapai tujuan perusahaan. Tanpa adanya koordinasi, orang-orang atau fungsi yang ada akan lebih mengejar kepentingannya sendiri sehingga mengorbankan tujuan perusahaan. Koordinasi antar bagian sesuai dengan kegiatan perusahaan akan menjadi salah satu faktor pendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Struktur organisasi disadari sangat penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas kerja, sehingga penulis tertarik untuk memilih judul struktur organisasi dan efektivitas kerja sebagai objek pembahasan dalam skripsi ini. Sedangkan alasan memilih PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan atau sering disebut dengan PT Telkom sebagai perusahaan yang akan diteliti adalah bahwa perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi.

Perusahaan tersebut selalu menekankan motto agar karyawan memberikan pelayanan terbaik atau kualitas jasa yang terbaik kepada setiap pengunjung yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Perusahaan ini sudah berkembang cukup lama dan tetap mampu bertahan serta bersaing dengan perusahaan informasi dan komunikasi lainnya.

(13)

Jawatan tersebut akhirnya dipecah menjadi dua bagian yaitu Perusahaan Negara Pos dan Giro ( PN Post & Giro ) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan umum telekomunikasi (Perumtel) yang bergerak dalam bidang telekomunikasi untuk umum baik nasional maupun internasional. Kemudian pada tahun 1989, Pemerintah mengeluarkan UU nomor 03/1989 tentang telekomunikasi dimana sektor swasta diharapkan mampu berperan dalam penyelenggaraan telekomunikasi.

Berdasarkan PP nomor 25 tahun 1991, Perumtel kemudian beralih bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia. Pada tanggal 14 November 1995, dilakukan penawaran umum perdana saham Telkom (Initial Public Offering/IPO). Empat tahun kemudian tepatnya tahun 1999, dibentuk UU nomor 36/1999 tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. Pelepasan status monopoli telekomunikasi ini dilakukan oleh Telkom.

(14)

menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom. Dengan demikian, Telkom hanya memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agusuts 2002, diselenggarakan duopoli antar telekomunikasi lokal.

Pimpinan perusahaan biasanya mengubah struktur organisasi berdasarkan perubahan bentuk dan kepemilikan organisasi tersebut setiap periodenya sesuai dengan perubahan kebutuhan organisasi demi mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan di perusahaan serta menjaga keefektifan aktivitas di perusahaan.

Pimpinan selalu memperhatikan setiap perkembangan karyawan dalam melakukan aktivitasnya demi terciptanya efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan kemudian menilai setiap tugas karyawan dalam bentuk penilaian hasil kompetensi atau disingkat dengan K dan kinerja masing-masing individu pada tiap divisi di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan disingkat dengan P. Penilaian yang diberikan oleh pimpinan dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2.

Tabel 1.1

Daftar Prestasi Kompetensi Individu (dalam satuan orang) Tahun 2009

Informasi Unit Billing

F % F % F % F %

1 K1 0 0 0 0 2 4,4 2 4,7

2 K2 36 87,8 28 96,5 40 88,9 36 83,7

3 K3 5 12,2 1 3,5 3 6,7 5 11,6

Total 41 100 29 100 45 100 43 100

(15)

Keterangan:

K1 = Penilaian kompetensi yang diberikan nilai 1,2 – 2 dinyatakan dengan nilai Lebih Baik.

K2 = Penilaian kompetensi yang diberikan nilai 0,4 – 1,2 dinyatakan dengan nilai Baik.

K3 = Penilaian kompetensi yang diberikan nilai -0,4 – 0,4 dinyatakan dengan nilai kurang Baik.

Tabel 1.1 menunjukkan kompetensi yang dimiliki masing-masing karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan sudah mendapatkan penilaian yang baik walaupun terdapat beberapa karyawan yang mendapatkan penilaian kurang baik pada divisi keuangan 5 orang karyawan (12,2%), divisi SDM 1 orang karyawan (3,5%), divisi sistem informasi 3 orang karyawan (6,7%), dan divisi unit billing 5 orang karyawan (11,6%).

Tabel 1.2

Daftar Prestasi Sasaran Kinerja Individu (SKI) dalam Satuan Orang Tahun 2009

No. Nilai SKI Divisi

Keuangan SDM Sistem

Informasi Unit Billing

F % F % F % F %

1 P2 2 4,9 17 58,6 37 82,2 5 11,6

2 P3 39 95,1 12 41,4 8 17,8 38 88,4

Total 41 100 29 100 45 100 43 100

Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan (2009) data diolah

Keterangan:

(16)

perusahaan dan diselaraskan dengan kinerja individu pada masing-masing divisi, penilaian biasanya dilakukan pada saat bulan juni setiap tahun.

P1 (Performance) = Penilaian yang diberikan dengan ukuran nilai lebih dari 110% dan dinyatakan lebih baik.

P2 (Performance)= Penilaian yang diberikan dengan ukuran nilai 103 – 110% dan dinyatakan baik.

P3 (Performance) = Penilaian yang diberikan dengan ukuran nilai 96 – 103% dan dinyatakan kurang baik.

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa beberapa karyawan masih mendapatkan penilaian yang kurang baik dalam menempuh sasaran kinerja individu yaitu pada divisi keuangan 39 orang karyawan (95,1%), divisi SDM 12 orang karyawan (41,4%) , divisi sistem informasi 8 orang karyawan (17,8%), dan divisi unit billing 38 orang karyawan (88,4%). Hal ini menunjukkan belum efektifnya peranan dari masing-masing individu dalam mencapai sasaran kinerja.

Berdasarkan fenomena pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur

Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT

(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut: “Apakah struktur organisasi pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja?”

C. Kerangka Konseptual

Menurut Robbins dan Coulter (2007:284) struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi yang baik berupaya mewujudkan keserasian dan keharmonisan kerja. Struktur organisasi merupakan sistem yang harus dilaksanakan oleh manajer untuk menggerakkan aktivitas untuk mewujudkan kesatuan tujuan. Struktur organisasi harus selalu dievaluasi untuk memastikan kekonsistenannya dalam pelaksanaan operasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sekarang.

(18)

Kerangka konseptual ini mengemukakan variabel yang akan diteliti, yaitu struktur organisasi sebagai variabel bebas dan efektivitas kerja sebagai variabel terikat yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Sumber: Robbins dan Coulter (2007) dan Hasibuan (2003) data diolah Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Penelitian ini memberi kontribusi bagi perusahaan dalam mendisain struktur organisasinya untuk mempertahankan efektivitas kerja karyawan. b. Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen sumber

Struktur Organisasi

(X)

Efektivitas Kerja

(19)

daya manusia khususnya dalam masalah struktur organisasi, dan efektivitas kerja.

c. Penelitian ini sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan dengan responden penelitian karyawan operasional PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan.

a. Variabel independen (X) adalah struktur organisasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan.

b. Variabel dependen (Y) adalah efektivitas kerja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan.

2. Definisi Operasional

a. Struktur Organisasi (X)

(20)

pembagian pekerjaan, departementalisasi, hierarki, koordinasi, dan rentang manajemen.

b. Efektivitas Kerja (Y)

Menurut Hasibuan (2003:105) efektivitas kerja adalah suatu pencapaian tugas yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Indikator dari efektivitas kerja yaitu kuantitas pekerjaan, kualitas pekerjaan, dan pemanfaatan waktu.

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh penulis untuk mengetahui masing-masing variabel yaitu variabel X (struktur organisasi) dan variabel Y (efektivitas kerja) adalah Skala Likert. Skala tersebut digunakan untuk mengukur pendapat, persepsi seorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:133).

Skala Likert digunakan untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian, maka setiap pertanyaan akan diberi skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang mana skala tersebut mempunyai bobot nilai. Setiap jawaban dari pertanyaan diberi bobot nilai seperti Tabel 1.3.

Tabel 1.3 Skor Pertanyaan

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2008: 133)

(21)

Tabel 1.4 Operasional Variabel

Variabel Indikator Variabel Skala Pengukuran

Struktur Organisasi (X)

1. Pembagian Pekerjaan 2. Departementalisasi

1. Kuantitas Kerja 2. Kualitas Kerja 3. Pemanfaatan Waktu

Skala Likert

Sumber: Robbins dan Coulter (2007) dan Hasibuan (2003) data diolah

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan yang beralamat di Jl. Prof. H.M. Yamin No. 2 Medan. Waktu penelitian ini dilaksanakan penulis mulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2010.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan operasional pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan yang berjumlah 158 Orang.

b. Sampel

(22)

n= N 1+(N(e)2)

Dimana: n= Jumlah Sampel N= Jumlah Populasi

e = Tarif Kesalahan (standar error 10%) Maka jumlah sampel adalah:

n = 158 = 61,24 1+(158(0.1)2)

Sampel yang diambil dibulatkan menjadi 61 sehingga jumlah sampel atau responden adalah 61 orang. Responden disusun dengan menggunakan sampel secara insidental yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008:122). Sampel yang diambil dapat dilihat pada Tabel 1.5 berikut ini:

Tabel 1.5

Data Karyawan Operasional PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan (dalam satuan orang)

Bagian Populasi Sampel Jumlah

SDM 41 41/158 x 61 = 15,8 16

Keuangan 29 29/158 x 61 = 11,2 11

Unit Billing 43 43/158 x 61 = 16,6 17 Sistem Informasi 45 45/158 x 61 = 17,4 17

Jumlah 158 61

(23)

6. Jenis Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini diperlukan data guna mendukung penulisan menuju sasaran yang hendak dicapai, yaitu:

a. Data Primer

Data Primer adalah merupakan informasi yang diperoleh langsung dengan cara mendatangi objek penelitian, dimana data yang diperoleh tersebut merupakan data yang aktual dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti mendapatkan data sekunder dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian tersebut, catatan kuliah serta literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan dengan mengadakan tanya jawab kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk memberikan data-data yang berkaitan dengan penelitian.

b. Penyebaran Kuesioner

(24)

c. Studi Dokumentasi

Yaitu memperoleh data dengan cara meninjau, membaca, atau mempelajari dokumen – dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini data kuesioner diuji dalam beberapa tahap antara lain: a. Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid atau tidak dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dilakukan diluar dari jumlah sampel, dalam hal ini diambil sebanyak 30 karyawan diluar sampel pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan dengan menggunakan software SPSS versi 14.0. for windows dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid b. Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid b. Uji Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 14.0. for windo ws dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliabel b. Jika ralpha< rtabel maka pertanyaan tidak reliabel 9. Metode Analisis Data

(25)

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data dengan cara menentukan, mengumpulkan, mengklasifikasikan keadaan mengenai PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang diteliti dan menjelaskan hasil yang diteliti.

b. Metode Analisis Kuantitatif

Metode analisis kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Pada metode ini peneliti menggunakan metode analisis regresi sederhana, analisis data menggunakan bantuan program software SPSS versi 14.0. for windows dengan rumus:

Y= a + bX Keterangan:

Y = Efektivitas Kerja a = Konstanta

b = Koefisien Regresi X = Struktur Organisasi c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan Uji t yaitu dilakukan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh struktur organisasi sebagai variabel bebas (X) terhadap efektivitas kerja sebagai variabel terikat (Y). Kriteria pengujian sebagai berikut:

(26)

Ho: b ≠ 0, artinya variabel bebas (X) secara parsial ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

Ho diterima jika thitung < ttabelpada α = 5% Ho ditolak jika thitung > ttabelpada α = 5% d. Koefisien Determinan (R2)

(27)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Struktur Organisasi dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pada Perusahaan Mandala Airlines Perwakilan Medan”. Penelitian ini dilakukan dengan 2 (dua) metode yakni metode deskriptif dan deduktif. Metode deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan dan mengklasifikasi gambaran umum PT Mandala Airlines Perwakilan Medan. Metode Deduktif yakni menganalisis data untuk menarik kesimpulan dengan menggunakan teori dan perbandingan antara data primer dan sekunder. Struktur organisasi yang dijalankan PT Mandala Airlines Perwakilan Medan dapat meningkatkan efektivitas kerja bila dilihat dari tingkat ketepatan waktu penerbangan. Penelitian yang dilakukan oleh Liza adalah penelitian kualitatif.

(28)

B. Pengertian Organisasi

Manajemen sangat berhubungan erat dengan organisasi sebagai suatu wadah atau tempat manajemen itu akan berperan aktif. Organisasi tanpa manajemen yang baik akan mengakibatkan rutinitas organisasi tidak dapat bertahan lama. Untuk lebih jelas, dalam hal ini beberapa definisi yang menjadi titik tolak dalam uraian-uraian selanjutnya, yakni:

1. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama (Robbins dan Judge, 2008:5).

2. Organisasi adalah suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif (Wibowo, 2009:1).

3. Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja (Hasibuan, 2004:120).

Berdasarkan defenisi tersebut dapat diketahui beberapa elemen dasar yang menjadi ciri organisasi yaitu:

1. Kumpulan orang 2. Suatu wadah 3. Terstruktur 4. Tujuan bersama

(29)

C. Struktur Organisasi

1. Pengertian Struktur Organisasi

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Pengertian yang jelas tentang struktur organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut: 1. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi

yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan (Robbins dan Coulter, 2007:284)

2. Struktur organisasi didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola (Handoko, 2003:169).

3. Struktur Organisasi adalah pola formal mengelompokkan orang dan pekerjaan (Gibson dkk, 2002:9).

4. Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).

(30)

organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian hubungan dengan lingkungan. Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas.

2. Jenis Struktur Organisasi

Menurut Stoner (2003:300) secara formal bagian-bagian sebuah organisasi dapat distrukturkan dalam:

a. Struktur Organisasi Berdasarkan Fungsi

Menggabungkan semua orang yang terlibat dalam suatu kegiatan atau beberapa kegiatan terkait menjadi satu bagian. Sebagai contoh sebuah organisasi dibagi berdasarkan fungsi bila mempunyai bagian-bagian produksi, pemasaran, dan penjualan yang secara terpisah.

Struktur organisasi ini mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut: 1. Cocok bagi lingkungan stabil.

2. Menunjang pengembangan keahlian. 3. Memberi kesempatan bagi para spesialis. 4. Hanya memerlukan koordinasi minimal.

5. Hanya memerlukan keperluan antar pribadi yang kecil.

Kelemahan-kelemahan struktur organisasi berdasarkan fungsi antara lain: 1. Pada organisasi yang besar, tanggapan lebih lambat diterima.

2. Menyebabkan terjadinya kemacetan karena pelaksanaan tugas yang berurutan. 3. Tidak merangsang inovasi, perspektif yang sempit.

4. Dapat menimbulkan konflik mengenai prioritas produk. 5. Tidak menunjang pengembangan manajer umum.

(31)

b. Struktur Organisasi Berdasarkan Produk/Pasar

Struktur organisasi berdasarkan produk adalah strukur organisasi yang mengumpulkan dalam satu unit kerja semua yang terlibat dalam produksi dan pemasaran dari sebuah produk atau kelompok produk yang terkait dan berhubungan dengan tipe pelanggan tertentu.

Struktur organisasi berdasarkan produk/pasar mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Cocok untuk perubahan yang cepat.

2. Memungkinkan adanya fisibilitas produk yang tinggi. 3. Memungkinkan konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas. 4. Kejelasan tanggung jawab.

5. Memungkinkan pemrosesan tugas-tugas ganda secara palarel. 6. Memudahkan pelatihan manajer umum.

Kelemahan struktur organisasi berdasarkan produk/pasar antara lain: 1. Menyebabkan terjadinya pertikaian untuk alokasi sumber daya.

2. Tidak mendukung koordinasi aktivitas antar berbagai divisi. 3. Mendorong pengabaian prioritas jangka panjang

4. Memungkinkan menurunnya pendalaman kecakapan.

5. Menimbulkan konflik antara tugas divisi dengan prioritas perusahaan. c. Struktur Organisasi Matriks

(32)

dari berbagai bagian fungsional, dan melapor kepada manajer proyek, yang bertanggungjawab atas kerja tim.

Struktur organisasi matriks mempunyai kelebihan antara lain: 1. Memberikan keluwesan kepada organisasi.

2. Merangsang kerja sama dan disiplin.

3. Melibatkan, memotivasi, dan menantang para pegawai. 4. Mengembangkan keterampilan pegawai.

5. Membebaskan pimpinan teras dan keharusannya menyusun rencana. 6. Merangsang orang untuk mengidentifikasi diri dengan produk akhir.

7. Memungkinkan para pakar dialihkan ke setiap bidang yang memerlukannya. Kelemahan struktur organisasi matriks antara lain:

1. Risiko timbulnya perasaan anarki.

2. Mendorong terjadinya persaingan kekuasaan.

3. Dapat menimbulkan lebih banyak diskusi dari pada tindakan

4. Menuntut adanya keterampilan yang tinggi dalam hubungan antar perorangan. 5. Penerapannya memerlukan biaya besar.

6. Ada risiko beberapa tim proyek mengerjakan tugas yang sama. 7. Merugikan moral jika pegawai harus dihukum kembali.

3. Indikator Struktur Organisasi

a. Pembagian Pekerjaan (Division Of Work)

Pembagian pekerjaan adalah tingkat dimana tugas dalam sebuah organisasi dibagi menjadi pekerjaan yang berbeda (Robbins dan Coulter, 2007:285).

(33)

diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas yang tercakup dalam suatu pekerjaan yang rumit. Melaksanakan suatu tugas yang memerlukan sejumlah langkah, perlu diadakan pemilahan bagian-bagian tugas dan membagi-bagikan kepada sejumlah orang, pembagian kerja yang dispesialisasikan seperti itu memungkinkan orang mempelajari keterampilan dan menjadi pakar dalam bidang pekerjaan tertentu.

b. Departementalisasi

Departementalisasi merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaan menjadi satu kelompok (Robbins dan Coulter, 2007:286). Setiap organisasi terdiri dari beberapa departemen (divisi kerja). Banyaknya bagian suatu organisasi tergantung dari kebutuhan perusahaan bersangkutan.

Menurut Hasibuan (2004:139) asas departementalisasi adalah mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang sama dan berkaitan erat ke dalam suatu unit kerja, dan dasar-dasar departementalisasi ditentukan berdasarkan:

1. Departementalisasi Berdasarkan Fungsi

(34)

menjadi sulit untuk diukur, timbul masalah koordinasi pada manajer puncak, menciptakan konflik antara fungsi, hanya memusatkan pada kepentingan tugas setiap fungsi, dan menyebabkan anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.

2. Departementalisasi Berdasarkan Angka-angka Sederhana

Pembentukan satuan organisasi yang beranggotakan sejumlah orang tertentu. Misalnya mengorganisir jumlah kelompok/regu didasarkan pada urutan angka, regu satu nomor 1 sampai dengan 50, regu dua nomor 51 sampai dengan 100, jadi setiap kelompok/regu kerja terdiri dari 50 orang yang dipimpin oleh seorang pimpinan kelompok. Hal ini dilakukan karena jumlah buruh/karyawan yang cukup banyak sehingga tidak dapat diarahkan oleh seorang pimpinan kelompok saja.

3. Departementalisasi Berdasarkan Waktu

Departementalisasi yang didasarkan atas waktu merupakan organisasi yang membagi bagian-bagian berdasarkan waktu kerja. Misalnya: Perusahaan pabrik yang bekerja selama 24 jam maka bagian atau kelompok kerja dibagi atas waktu (shift) pagi, waktu (shift) sore, dan waktu (shift) malam.

4. Departementalisasi Berdasarkan Wilayah

(35)

cepat mengambil keputusan, dapat melatih kader-kader manajer, serta dapat menekan biaya koordinasi dari pusat. Sedangkan kelemahannya ialah bahwa masing-masing daerah cenderung hanya memperhatikan kegiatan-kegiatan di daerahnya sendiri tanpa menghiraukan pengaruh kegiatan-kegiatan daerahnya terdapat daerah lain yang berdekatan.

5. Departementalisasi Berdasarkan Produk

Pembentukan satuan organisasi berdasarkan produk yang dihasilkan. Misalnya divisi telkom flexy, divisi telkomsel, divisi speedy, dan lain-lain pada perusahaan Telekomunikasi Tbk Medan. Sejalan dengan beragamnya produk yang dihasilkan, suatu perusahaan yang tadinya diorganisir secara fungsional perlu melakukan reorganisasi atas dasar divisi produk. Strategi ini mengizinkan manajer puncak untuk mendelegasikan otoritas pada manajer divisi, dengan demikian pembagian tugas yang lebih merata akan tercipta. Setiap manajer yang membawahi suatu produk tertentu dapat memberi tanggung jawab penuh atas produk yang dipimpinnya.

6. Departementalisasi Berdasarkan Pelanggan

(36)

7. Departementalisasi yang Berorientasi pada Pasar

Merupakan salah satu bentuk baru dalam melakukan departementalisasi, yaitu dengan cara melibatkan pengorganisasian suatu perusahaan disekitar saluran-saluran pemasaran yang dipakai. Departementalisasi yang berorientasi pemasaran lebih menekankan pada unsur dan saluran pemasaran. Cara ini memudahkan pelanggan dalam memperoleh produk atau jasa-jasa yang dihasilkan suatu perusahaan dan hal ini tentu baik bagi penjualan perusahaan bersangkutan.

8. Departementalisasi Proses atau Peralatan

Pembentukan satuan organisasi atas dasar proses pekerjaan atau peralatan yang digunakan. Pendekatan ini ditemui pada usaha manufaktur. Salah satu contoh adalah departemen pengolahan data-data elektronik, instalasinya mahal dan rumit serta kapasitasnya yang terus-menerus meningkat, maka ada kecenderungan untuk diorganisir secara khusus dan terpisah.

9. Departementalisasi Pelayanan

(37)

c. Hierarki

Hierarki adalah garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan hubungan si pelapor kepada si penerima laporan (Robbins dan Coulter, 2007:288).

Stoner (2003:322) menyatakan pada hierarki terdapat pendelegasian dalam mengerjakan tugas. Pendelegasian dapat didefinisikan sebagai pemberian otoritas/kekuasaan formal dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu yakni para manajer mengalokasikan wewenang kepada orang-orang yang melapor kepadanya atau bawahannya.

Pendelegasian wewenang oleh atasan kepada bawahan perlu agar suatu organisasi berfungsi secara rinci karena tidak ada atasan yang dapat mengawasi setiap tugas-tugas organisasi, terlebih apabila organisasi tersebut mempunyai aktivitas yang banyak dan kompleks.

Ada 4 (empat) yang terjadi ketika delegasi dilakukan:

1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.

2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.

3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.

(38)

d. Koordinasi

1. Pengertian Koordinasi

Koordinasi adalah proses menyatukan aktivitas dari departemen yang terpisah untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif (Robbins dan Coulter, 2007:288). Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi mencapai tujuan organisasi secara efisien (Handoko, 2003:195). Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2004:85).

2. Tipe-tipe Koordinasi

Menurut Hasibuan (2004:87), koordinasi terdiri atas dua bagian yaitu: a. Koordinasi Horizontal

Koordinasi yang dilakukan antar departemen atau antar bagian yang mempunyai activity level of authority yang sama dalam mencapi tujuan perusahaan secara keseluruhan.

b. Koordinasi Vertikal

Merupakan tindakan atau kegiatan penyatuan, pengarahan, kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

Koordinasi dalam suatu organisasi akan efektif, bila tercipta keadaan sebagai berikut:

(39)

bagian keuangan siap dengan modal yang diperlukan dan bagian pemasaran menyesuaikan pesanan dengan kapasitas produksi.

2. Berbagai seksi dan urusan memperoleh intruksi mengenai peranannya dan kerjasama dengan yang lainnya pada bagian tersendiri.

3. Program kerja setiap bagian harus selalu up to date. e. Rentang Manajemen (span of control)

Rentang manajemen adalah jumlah karyawan yang dapat dikelolah oleh seorang pimpinan secara efisien dan efektif (Robbins dan Coulter, 2007:288). Rentang kendali sangat penting dalam organisasi karena rentang kendali menentukan jumlah tingkatan dan manajer yang dimiliki organisasi.

Dalam rentang manajemen ada 2 (dua) sebab utama mengapa pemilihan rentang yang sesuai bisa menjadi penting yaitu:

1. Rentang manajemen bisa mempengaruhi efisiensi manajer dan keefektifan prestasi bawahannya. Rentang yang terlalu lebar bisa mengakibatkan perhatian manajer tercerai-berai dan para bawahannya kurang mendapat bimbingan dan pengendalian. Rentang yang terlalu sempit bisa mengakibatkan kemampuan manajer tidak tercurah sepenuhnya.

(40)

Kedua sebab utama tersebut berpengaruh terhadap keefektifan manajer pada setiap tingkatan. Rentang manajemen yang tidak sesuai bisa menghambat produktivitas, efisiensi, dan memperbesar biaya meskipun hasil penelitian mengenai hal ini tidak konsisten.

Pedoman dalam memilih rentang yang sesuai mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan situasi, bawahan, dan manajer. Perubahan dapat membuat rentang manajemen yang tidak sesuai menjadi lebih baik.

D. Efektivitas Kerja

1. Pengertian Efektivitas Kerja

Efektivitas kerja merupakan suatu masalah yang kompleks. Ada banyak pengertian tentang efektivitas kerja, akan tetapi ciri yang sama dari berbagai pengertian yang diberikan yaitu menyangkut keberhasilan suatu kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi.

Menurut Corrado (2004:135), efektivitas kerja adalah fungsi dari peraturan-peraturan dan praktik-praktik yang digunakan perusahaan dengan konsisten. Bentuk-bentuk konsistensi ini sebagai sumber kekuatan organisasi dan sebagai cara untuk memperbaiki kinerja dan efektivitas organisasi.

(41)

baik atau tidak sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

2. Indikator Efektivitas Kerja

Menurut Hasibuan (2003:105), efektivitas merupakan suatu keadaan keberhasilan kerja yang sempurna sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Supaya dapat menjamin suatu keberhasilan usaha dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi perlunya pengaruh dari struktur organisasi sehingga dapat menimbulkan kuantitas kerja, kualitas kerja, dan pemanfaatan waktu.

a. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan dibawah kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialaminya selama bekerja.

Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar efektivitas kerja dari karyawannya dapat ditingkatkan. Oleh Karena itu, suatu perusahaan selalu berusaha agar setiap karyawannya memiliki moral kerja yang tinggi.

b. Kualitas Kerja

Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan didalam mengerjakan pekerjaan.

(42)

c. Pemanfaatan Waktu

Setiap karyawan juga harus dapat menggunakan waktu seefisien mungkin, terutama dengan cara datang tepat waktu ke kantor dan berusaha untuk menyelesaikan tugas sebaik-baiknya dengan memanfaatkan waktu selama penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.

(43)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan atau sering disebut dengan PT Telkom adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum dan dalam negeri. Pada awalnya bernama ”Post En Telegraaf Dienst” yang didirikan pada tahun 1884 dengan Staat Blad nomor 52, kemudian pada tahun 1906 dirubah menjadi ”Post Telegraf and Telefoondiest (PTT)” dengan Staat nomor 359 dan semenjak itu disebut PTT Dienst. Tahun 1931 di tetapkan sebagai perusahaan negara berdasarkan I.B.W. Selanjutnya pada tahun 1960 pemerintah mengeluarkan peraturan pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960 tentang persyaratan sebuah perusahaan negara (PN) dengan Perpu nomor 240 tahun 1961 berubah menjadi PN (Perusahaan Negara) Pos dan Telekomunikasi dan pada tahun 1965 terjadi pemecahan kembali menjadi PN Pos dan Telekomunikasi.

(44)

internasional untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum.

Peraturan pemerintah nomor 3 tahun 1983 tentang tata cara pembinaan dan pengawasan Perjan, Perum, dan Persero. Satu hal yang menggembirakan dalam sejarah perundang–undangan ini adalah ditetapkannya Undang-Undang nomor 3 tahun 1989 tentang Telekomunikasi yang memberikan angin segar dalam pengembangan dan pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia.

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 1991 tanggal 1 Mei 1991 menetapkan pengalihan untuk Perseroan (Persero). Tepat hari selasa 24 September 1991 pukul 09.30 peralihan bentuk perusahaan tersebut ditandai dengan penandatanganan akte pendirian perusahaan tersebut di PT Telekomunikasi Indonesia oleh Notaris Imas Fatimah S.H, bersama-sama dengan Menparpostel Soesilo Darman yang bertindak sebagai pemegang saham.

(45)

Indonesia. Hal ini ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Dengan begitu, Telkom telah memiliki 72,72% saham Telkomsel. Telkom juga membeli saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangannya dalam laporan keuangan Telkom. Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui tiga tahap pada tahun 2002. Tahap I, pada saat penandatanganan jual beli saham (15 Agusutus 2002) sebesar 30%. Tahap II, pada tanggal 30 September 2003 sebesar 1%, dan sisanya 55% pada tanggal 31 Desember 2004. Kemudian Telkom menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom. Dengan demikian, Telkom hanya memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agusuts 2002, diselenggarakan duopoli antar telekomunikasi lokal.

Visi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT Telkom mempunyai visi “To become a leading InfoCom player in the region”. PT Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia, dan akan berlanjut ke kawasan Asia Pasifik.

Misi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT Telkom mempunyai misi memberikan layanan "One Stop InfoCom Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation “ dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas dengan harga kompetitif.

(46)

yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan dalam melaksanakan kegiatannya memilki struktur organisasi yang merupakan pencerminan dalam pelaksanaan tugas-tugas di perusahaan. Hal ini penting dalam pembagian tugas dan kegiatan sehari-hari. Dengan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang baik maka setiap pegawai dapat mengetahui dengan mudah apa fungsi dan tanggung jawabnya sehingga setiap penyimpangan dapat diatasi serta memudahkan dalam pengawasan.

(47)

Sumber: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan (2006)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan

C. Deskripsi Pekerjaan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan lengkap tentang struktur organisasi ini, tugas-tugas dari tiap-tiap bagian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. GM/CEO (General Manager/Chief Executive Officer)

Tugasnya adalah:

(48)

b. Mengkoordinir semua bagian-bagian kerja yang diwakilinya sehingga dapat menjalankan tugasnya masing-masing.

c. Mengambil keputusan dan tindakan yang cepat dan tepat atas suatu permasalahan.

2. OSM Human Resource (Senior Manajer Operasional SDM)

Tugasnya adalah:

a. Bertanggung jawab atas efektivitas pelaksanaan fungsi SDM dan layanan SDM kepada seluruh unit organisasi Telkom di suatu wilayah tertentu.

b. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Unit yang dilayaninya. Adapun OSM Human Resource membawahi:

1. Manager Employee Relation (Manajer Hubungan Tenaga Kerja) Tugasnya adalah:

a. Menyelenggarakan pendayagunaan SDM yang mencakup promosi, mutasi, rotasi, serta penugasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. b. Optimalisasi SDM bagi penyelenggaraan aktivitas bisnis.

2. Manager Career Development (Manajer Pengembangan Karir) Tugasnya adalah:

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan proses staffing.

b. Melaksanakan pengendalian biaya dan pengawasan SDM.

3. Manager Training and Development (Manajer Pelatihan dan Pengembangan) Tugasnya adalah:

(49)

4. Manager Adminstration (Manajer Administrasi) Tugasnya adalah:

a. Mengkoordinasikan pengelolaan informasi SDM. b. Melayani informasi SDM.

3. OSM Finance ( Senior Manajer Operasional Keuangan)

Tuigasnya adalah:

a. Bertanggung jawab atas efektivitas pelaksanaan fungsi keuangan dan layanan keuangan kepada seluruh unit organisasi Telkom di suatu wilayah tertentu. b. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Unit yang dilayaninya.

Adapun OSM Finance ( Senior Manajer Operasional Keuangan) membawahi: 1. Manager Budget (Manajer Anggaran)

Tugasnya adalah: a. Menyusun anggaran. b. Pengendalian anggaran.

c. Menyusun laporan dan mengevaluasi serta penyerapan anggaran. 2. Manager Tax (Manajer Pajak)

Tugasnya adalah:

a. Mengawasi operasi PPh (Pajak Penghasilan) dan PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

b. Melakukan operasi pajak.

c. Melakukan fungsi perbendaharaan.

3. Manager A/R (Accounts/Receivable)/Manajer Piutang Usaha Tugasnya adalah:

(50)

c. Mengawasi piutang macet.

d. Pengelolaan write-off (penghapusan hutang).

e. Melakukan penyelesaian kepada HAN-KAM & POLRI bila piutang tidak dapat diselesaikan pihak manajemen.

4. Manager Cash and Bank (Manajer Bank dan Kas) Tugasnya adalah:

a. Verifikasi dokumen pembayaran.

b. Penerbitan SPB (Surat Pemberitahuan Biaya). c. Pengelolaan Imprest Fund .

4. OSM Billing Unit (Senior Manajer Operasional Unit Billing)

Tugasnya adalah:

a. Bertanggung jawab atas efektivitas pelaksanaan fungsi billing (rekening/tagihan) dan layanan rekening/tagihan kepada seluruh unit organisasi Telkom di suatu wilayah tertentu.

b. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Unit yang dilayaninya.

Adapun OSM Billing Unit ( Senior Manajer Operasional Unit Billing) membawahi:

1. Manager Billing (Manajer Billing)

Tugasnya adalah: Mengoperasikan sistem rekening/tagihan kepada pelanggan di suatu wilayah tertentu.

2. Manager Collection (Manajer Koleksi) Tugasnya adalah:

(51)

b. Menganalisis sistem data rekening/tagihan pelanggan. 3. Manager Payment (Manajer Pembayaran)

Tugasnya adalah:

a. Mengkoordinasi sistem pembayaran yang dilakukan pelanggan.

b. Melakukan pemeriksaan sistem pembayaran yang dilakukan pelanggan. c. Mengevaluasi data-data pelanggan dalam proses pembayaran.

d. Mengevaluasi sistem hubungan pelanggan dalam proses pembayaran.

5. OSM Information System (Senior Manager Operasional Sistem Informasi)

Tugasnya adalah:

a. Bertanggung jawab atas efektivitas pelaksanaan fungsi sistem informasi kepada seluruh unit organisasi Telkom di suatu wilayah tertentu.

(52)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Kuesioner yang disebarkan kepada karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan sebagai responden terdiri dari 20 pernyataan, setiap variabelnya terdiri dari 10 pernyataan. Hasil kuesioner menunjukkan karakteristik responden seperti terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden

No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Laki-laki 40 65,57

Sistem Informasi 17 27,87

Jumlah 61 100,00

5 Masa Kerja 1-5 tahun 8 13,12

6-10 tahun 10 16,39

>11 tahun 43 70,49

Jumlah 61 100,00

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

(53)

tahun sebesar 34,43% sedangkan sisanya sebesar 16,39% adalah kelompok usia 10-20 tahun. Ini berarti mayoritas dari jumlah karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan adalah tenaga kerja yang masih berproduktif untuk bekerja. Dalam penelitian ini, pendidikan responden paling besar adalah berpendidikan Diploma dengan persentase sebesar 49,18%, dan untuk pendidikan SMU sebesar 24,59% sedangkan sisanya sebesar 26,23% adalah berpendidikan Sarjana. Ini berarti tingkat pendidikan para karyawan berada di tingkat yang seimbang antara karyawan yang berpendidikan rendah dengan karyawan yang berpendidikan tinggi. Responden dalam penelitian ini diambil secara insidental yang mana untuk divisi SDM (Sumber Daya Manusia) sebesar 18,03%, divisi Keuangan sebesar 26,23%, divisi Unit Billing sebesar 27,87%, dan divisi Sistem Informasi sebesar 27,87%. Lama bekerja para responden dalam penelitian ini paling besar berada di kisaran lebih dari 11 tahun sebesar 70,49% yang berada di kisaran 1-5 tahun sebesar 13,12% sedangkan sisanya yang berada di kisaran 6-10 tahun sebesar 16,39%. Ini berarti mayoritas jumlah karyawan yang bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan merupakan karyawan yang sudah lama bergabung/bekerja di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan.

B. Validitas dan Reliabilitas Data

(54)

instrumen penelitian tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini (kuesioner) diujicoba terlebih dahulu kepada 30 karyawan diluar sampel yang bekerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan yang beralamat di Jalan Prof. H.M. Yamin No. 2 Medan agar diperoleh item/butir pernyataan kuesioner yang valid dan reliabel. Untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu item/butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner, dilakukan dengan cara membandingkan rhitung dengan rtabel. Dengan ketentuan apabila rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid. Nilai rtabel dapat dilihat pada tabel r dengan menggunakan df = n-2 = 30 - 2 = 28, pada tingkat taraf kesalahan 5% dapat diketahui rtabel = 0, 374. Nilai rhitung dapat dilihat pada lampiran 5 yaitu tabel Total Statistic di kolom Corrected Item-Total Correction. Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel

4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2

Validitas Untuk Variabel Struktur Organisasi (X) No. Butir

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,807 0,374 Valid

2 0,835 0,374 Valid

3 0,815 0,374 Valid

4 0,826 0,374 Valid

5 0,811 0,374 Valid

6 0,821 0,374 Valid

7 0,827 0,374 Valid

8 0,815 0,374 Valid

9 0,803 0,374 Valid

10 0,882 0,374 Valid

(55)

Tabel 4.3

Validitas untuk Variabel Efektivitas Kerja (Y) No. Butir

Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,910 0,374 Valid

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Uji validitas yang dilakukan pada 20 butir pernyataan yang diuji menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan memperoleh rhitung (Corrected Item-Total Correlation) diatas nilai rtabel (rtabel = 0,374) sehingga dapat disimpulkan semua pernyataan tersebut valid.

Analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas dilakuka n dengan membandingkan nilai ralpha dengan rtabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai ralpha adalah nilai alpha yang terdapat pada tabel Reliability Statistic di kolom Cronbach’s Alpha pada lampiran 5. Ketentuannya apabila ralpha > rtabel maka pernyataan tersebut reliabel. Nilai ralpha untuk instrumen struktur organisasi dan efektivitas kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Nilai ralpha untuk Variabel Struktur Organisasi dan Efektivitas Kerja

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Struktur Organisasi 0,838 Reliabel

Efektivitas Kerja 0,929 Reliabel

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

(56)

(rtabel = 0,374), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan tersebut adalah reliabel.

C. Analisis Deskriptif

Pada Tabel 4.5 ini adalah data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel bebas (struktur organisasi). Kategori nilai jawaban responden terhadap pernyataan variabel X dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel X

Item

Sumber: Pengelolahan Kuesioner Penelitian (2010)

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan:

(57)

2. Pernyataan “jabatan Bapak/Ibu saat ini sesuai dengan pendidikan Bapak/Ibu”, menunjukkan 6 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju, 50 orang responden (82,0%) menyatakan setuju, dan 5 orang responden (8,2%) menyatakan sangat setuju.

3. Pernyataan “bidang-bidang yang ada dalam struktur organisasi di instansi ini sudah sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini”, menunjukkan 6 orang responden (9,8%) menyatakan kurang setuju, 39 orang responden (63,9%) menyatakan setuju, dan 16 orang responden (26,2%) menyatakan sangat setuju.

4. Pernyataan “pekerjaan Bapak/Ibu memiliki hubungan yang erat (terkait) dengan bagian lain”, menunjukkan 1 orang responden (1,6%) menyatakan kurang setuju, 39 orang responden (63,9%) menyatakan setuju, dan 21 orang responden (34,4%) menyatakan sangat setuju.

5. Pernyataan “hubungan pimpinan pada perusahaan dengan pegawai berjalan dengan baik”, menunjukkan 1 orang responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 5 orang responden (8,2%) menyatakan kurang setuju, 33 orang responden (54,1%) menyatakan setuju, dan 22 orang responden (36,1%) menyatakan sangat setuju.

6. Pernyataan “Bapak/Ibu melalaikan beberapa tugas yang telah diembankan atasan kepada Bapak/Ibu”, menunjukkan 2 orang responden (3,3%) menyatakan setuju, 30 orang responden (49,2%) menyatakan setuju, dan 29 orang responden (47,5%) menyatakan sangat setuju.

(58)

menyatakan tidak setuju, 1 orang responden (1,6%) menyatakan kurang setuju, 40 orang responden (65,6%) menyatakan setuju, dan 19 orang responden (31,1%) menyatakan sangat setuju.

8. Pernyataan “Bapak/Ibu menerima bimbingan langsung dari atasan atas pekerjaan yang sedang dilaksanakan”, menunjukkan 4 orang responden (6,6%) menyatakan kurang setuju, 39 orang responden (63,9%) menyatakan setuju, dan 18 orang responden (29,5%) menyatakan sangat setuju.

9. Pernyataan “pada tiap divisi di perusahaan ini, pimpinan wajar memimpin dua puluh (20) sampai dengan tiga puluh (30) pegawai”, menunjukkan 1 orang responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 3 orang responden (4,9%) menyatakan kurang setuju, 42 orang responden (68,9%) menyatakan setuju, dan 15 orang responden (24,6%) menyatakan sangat setuju.

10.Pernyataan “Bapak/Ibu pernah melakukan beberapa tugas/perintah atasan dari bagian lain”, menunjukkan 7 orang responden (11,5%) menyatakan sangat tidak setuju, 8 orang responden (13,1%) menyatakan tidak setuju, 4 orang responden (68,9%) menyatakan setuju, dan 15 orang responden (24,6%) menyatakan sangat setuju.

(59)

Tabel 4.6

Kategori Nilai Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel Y

Item

Sumber: Pengelolaan Kuesioner Penelitian (2010)

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan:

1. Pernyataan “banyaknya volume pekerjaan yang Bapak/Ibu terima sudah sesuai dengan kemampuan Bapak/Ibu”, menunjukkan 1 orang responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 5 orang responden (8,2%) menyatakan kurang setuju, 36 responden (59,0%) menyatakan setuju, dan 19 responden (31,1%) menyatakan sangat setuju.

2. Pernyataan “banyaknya volume pekerjaan Bapak/Ibu tidak menjadi hambatan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya”, menunjukkan 8 orang responden (13,1%) menyatakan kurang setuju, 49 orang responden (80,3%) menyatakan setuju, dan 4 orang responden (6,6%) menyatakan sangat setuju. 3. Pernyataan “Bapak/Ibu mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari volume

(60)

4. Pernyataan “Bapak/Ibu selalu teliti dalam melaksanakan pekerjaan yang Bapak/Ibu terima”, menunjukkan 3 orang responden (4,9%) menyatakan kurang setuju, 38 orang responden (62,3%) menyatakan setuju, dan 20 orang responden (32,8%) menyatakan sangat setuju.

5. Pernyataan “Bapak/Ibu selalu menyelesaikan pekerjaan dengan rapi”, menunjukkan 4 orang responden (6,6%) menyatakan kurang setuju, 37 orang responden (60,7%) menyatakan setuju, dan 20 orang responden (32,8%) menyatakan sangat setuju.

6. Pernyataan “hasil kerja Bapak/Ibu selalu diterima oleh rekan kerja Bapak/Ibu”, menunjukkan 2 orang responden (3,3%) menyatakan kurang setuju, 29 orang responden (47,5%) menyatakan setuju, dan 30 orang responden (49,2%) menyatakan sangat setuju.

7. Pernyataan “waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan kepada Bapak/Ibu sudah sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan”, menunjukkan 1 orang responden (1,6%) menyatakan tidak setuju, 38 orang responden (62,3%) menyatakan setuju, dan 22 orang responden (36,1%) menyatakan sangat setuju.

8. Pernyataan “ketepatan waktu Bapak/Ibu merupakan faktor yang penting dalam menyelesaikan pekerjaan”, menunjukkan 38 orang responden (62,3%) menyatakan setuju, dan 23 orang responden (37,7%) menyatakan sangat setuju.

(61)

kurang setuju, 38 orang responden (62,3%) menyatakan setuju, dan 19 orang responden (31,1%) menyatakan sangat setuju.

10.Pernyataan “Jika pekerjaan tidak dapat dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia, Bapak/Ibu memerlukan tambahan waktu”, menunjukkan 4 orang responden (6,6%) menyatakan kurang setuju, 33 orang responden (54,1%) menyatakan setuju, dan 24 orang responden (39,3%) menyatakan sangat setuju.

D. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh dari struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan.

Model persamaan dari regresi linear sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = a + bX

Hasil perhitungan regresi linier sederhana yang diperoleh dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.0 For Windows dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Regresi Linier Sederhana

Model a Dependent Variable: Efektivitas_Kerja

(62)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa:

1. Hasil perhitungan pada Tabel 4.7 diperoleh nilai konstanta (a) sebesar 21,340 dan nilai b sebesar 0.511 sehingga persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh adalah: Y = 21,340 + 0,511 X.

2. Koefisien regresinya sebesar 0,511 menyatakan bahwa jika struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan didasarkan pada konsep pembagian pekerjaan, departementalisasi, hierarki, koordinasi, dan rentang manajemen sebesar 1 akan meningkatkan efektivitas kerja karyawan sebesar 0,511.

E. Uji R Square (R2)

Uji R Square (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan dapat dilihat melalui koefisien determinan (R2) dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.0 For Windows pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan R Square (R2) Model Summary(b)

Estimate Change Statistics

a Predictors: (Constant), Struktur_Organisasi b Dependent Variable: Efektivitas_Kerja

(63)

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.8 tersebut dapat dilihat bahwa nilai R Square (R2) adalah 0,315 atau 31,5%. Nilai sebesar 31,5% menunjukkan bahwa pengaruh struktur organisasi (X) terhadap peningkatan efektivitas kerja (Y) sebesar 31,5% sedangkan selebihnya (68,5%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

F. Pengujian Hipotesis

(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan sebesar satu satuan akan meningkatkan efektivitas kerja karyawan sebesar 0,511. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil persamaan regresi linier sederhana yang diperoleh pada penelitian ini adalah Y = 21,340 + 0,511 X.

2. Pada penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara struktur organisasi terhadap peningkatan efektivitas kerja pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan, yang dapat dilihat dari nilai thitung 5,204 > nilai ttabel 1,684.

3. Variabel penelitian struktur organisasi (X) memberikan kontribusi sebesar 31,5% terhadap variabel efektivitas kerja (Y), sedangkan selebihnya yaitu sebesar 68,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hal ini diketahui dari nilai koefisien determinan (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0,315 atau 31,5%.

4. Struktur organisasi yang digunakan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan adalah struktur berdasarkan fungsi. Semua jenis tugas dan pekerjaan tidak dibebankan atau menjadi tanggung jawab GM(General Manager)/CEO (Chief Executive Officer) saja melainkan telah dibagi-bagi kepada para manajer

(65)

B. Saran

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Corrado, Frank. M. 2004, Berkomunikasi Dengan Karyawan, Cetakan Pertama, PPM : Jakarta.

Gibson, Ivancevich, dan Donnelly. 2002. Organisasi, Edisi Kedelapan, Jilid I, Binarupa Aksara: Jakarta.

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan SDM, Edisi kedua. BPFE-UGM: Yogyakarta.

Hasibuan, S.P. Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Hasibuan, S.P. Malayu. 2004. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Liza. 2006. Peranan Struktur Organisasi Dalam Meningkatkan Efektivitas

Kerja Pada Perusahaan Penerbangan PT Mandala Airlines Perwakilan Medan, Fakultas Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Skripsi: Medan.

Prianatama, Reza. 2009. Pengaruh Koordinasi terhadap Peningkatan

Efektivitas Kerja Karyawan pada PTPN IV (Persero) Medan,

Fakultas Manajemen Universitas Sumatera Utara. Skripsi: Medan. Robbins, S dan Coulter, M. 2007. Manajemen, Edisi Kedelapan, Penerbit PT

Indeks: Jakarta.

Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Siagian, Sondang. P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Bumi Aksara: Jakarta.

Stoner, James AF. 2003. Manajemen, Edisi Kelima, Cetakan pertama, Penerbit Intermedia: Jakarta.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis, cetakan keduabelas, Alfabeta: Bandung.

Pabundu, Moh. Tika. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan, Cetakan pertama, PT Bumi Aksara: Jakarta.

Umar, Husein. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raya Grafindo: Jakarta.

(67)

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP

PENINGKATAN EFEKTIVITAS KERJA PADA

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK

MEDAN

Responden yang terhormat,

Bersama ini Saya memohon kesediaannya untuk mengisi daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang diberikan sebagai data penelitian dalam rangka penyusunan skripsi pada program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Peningkatkan

Efektivitas Kerja pada PT Telekomunikasi Tbk Medan”, di Jalan Prof. H.M.

Yamin No. 2 Medan.

Informasi ini merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian data penelitian. Atas bantuan Bapak/Ibu, Saya ucapkan terima kasih.

A. Petunjuk Pengisian

1. Jawablah setiap pernyataan ini sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu.

2. Pilihlah jawaban dari tabel daftar pernyataan dengan memberi tanda

silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Bapak/Ibu.

Adapun makna tanda jawaban tersebut sebagai berikut: a. STS : Sangat Tidak Setuju dengan skor 1 b. TS : Tidak Setuju dengan skor 2

c. KS : Kurang Setuju dengan skor 3 d. S : Setuju dengan skor 4

e. SS : Sangat Setuju dengan skor 5 B. Identitas Responden

Nama (optional) : Jenis Kelamin :

Umur :

Divisi :

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Prestasi Kompetensi Individu (dalam satuan orang)
Tabel 1.2 Daftar Prestasi Sasaran Kinerja Individu (SKI)
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Sumber:  Robbins dan Coulter (2007)  dan Hasibuan (2003) data diolah
Tabel 1.3 Skor Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedua : Jenis Usaha atau Kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I Keputusan ini tetapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung seperti disebut

Pemilihan  metode  mengajar  yang  tepat  akan  menciptakan  situasi  belajar  yang  menyenangkan  dan  mendukung  kelancaran  proses  belajar  mengajar  sehingga 

Hal ini dapat dilakukan dengan memanipulasi media kultur tersebut sedemikian rupa sehingga sel-sel tersebut dapat bereproduksi in vitro dan mengalami perkembangan dengan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji aspek teknis penangkapan rajungan menggunakan jaring Pejer ( Bottom set gill net ) dan jaring gondrong ( Trammel net )

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL memiliki peran yang sangat besar selama proses pembelajaran karena mendukung siswa introvert untuk aktif dalam menyelesaikan

Dengan mengacu kepada tugas, fungsi dan peran LP2IL Serang dan definisi SPIP dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2016, maka penyelenggaraan SPIP

Melaksanakan pelajaran tematik dengan tema Bermain di Lingkungan Rumah dengan sub-tema Bermain di Rumah Teman pembelajaran ke-1. Praktik mengajar diawali dengan

Jumlah bahan baku yang akan dibeli perusahaan tersebut dapat diperhitungkan dengan cara jumlah kebutuhan baku untuk proses produksi ditambah dengan rencana persediaan akhir dari