• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR LAPORAN SPIP LP2IL SERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR LAPORAN SPIP LP2IL SERANG"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya hingga Laporan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Triwulan IV Tahun 2020 Lingkup Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang dapat diselesaikan. Penyusunan laporan ini merupakan pelaksanaan amanat Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat.

Laporan SPIP Triwulan IV Tahun 2020 lingkup LP2IL Serang berisi tentang penyelenggaraan SPIP, hambatan dalam pelaksanaan, rencana pemecahan masalah dan tindak lanjut pemecahan masalah yang diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, karena semua risiko yang dapat menghambat proses organisasi/ unit kerja telah diidentifikasikan dan dianalisis.

Disadari bahwa Laporan SPIP Triwulan IV Tahun 2020 lingkup LP2IL Serang ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya, atas perhatian dan bantuan semua pihak terhadap terselenggaranya program dan kegiatan pada lingkup LP2IL Serang serta tersusunnya laporan ini, diucapkan terima kasih.

Serang, 28 Desember 2020 Ketua Tim Penyelenggara SPIP

LP2IL Serang,

(3)

3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan proses tindakan dan kegiatan secara integral yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan SPI di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mengacu kepada SPI Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang berupaya mewujudkan salah satu indikator kinerja Sekretariat Jenderal untuk mencapai predikat wajar tanpa pengecualian, yakni pada pengelolaan keuangan, pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagai upaya yang dilaksanakan dari jajaran pimpinan sampai pelaksana untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengelola, serta menangani berbagai risiko yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, output dan outcome, dan target indikator kinerja baik indikator kinerja utama (IKU) maupun indikator kinerja kegiatan (IKK).

Meskipun telah banyak perbaikan dalam pelaksanaan SPIP pada pada Tahun 2019, namun masih terdapat kelemahan, yaitu rendahnya pemahaman dan kesadaran Sumber Daya Manusia (SDM) akan pentingnya pelaksanaan SPIP. Berdasarkan kelemahan tersebut, pada tahun mendatang, akan berupaya mencapai suatu penerapan SPIP yang handal dan dapat menjamin pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, output dan target indikator kinerja baik indikator kinerja utama (IKU) maupun indikator kinerja kegiatan (IKK) sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(4)

4

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ... 2

Ringkasan Eksekutif ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar ... v

BAB I GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP ... 5

1.1. Latar Belakang ... 5

1.2. Dasar Hukum ... 6

1.3. Maksud dan Tujuan ... 7

1.4. Ruang Lingkup ... 8

1.5. Sistematika Penyajian Laporan ... 8

BAB II STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP ... 9

2.1. Struktur Organisasi, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis LP2IL Serang ... 9

2.2. Fungsi dan Arah Kebijakan LP2IL Serang ... 11

2.3. Penyelenggaraan SPIP LP2IL Serang ... 14

2.4. Fokus Pelaksanaan SPIP LP2IL Serang ... 16

2.5. Pembentukan Tim Penyelenggara SPIP LP2IL Serang ... 16

2.6. Kondisi Pelaksanaan SPIP LP2IL Serang ... 16

BAB III PENYELENGGARAAN SPIP ... 17

3.1. Pemahaman ... 17

3.2. Pelaksanaan ... 17

3.2.1 Pengendalian Rutin... ... 17

3.2.2 Pengendalian Berkala ... 17

3.2.3 Manajemen Resiko ... 19

BAB IV ANALISA PENYELENGGARAAN SPIP ... 20

4.1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) ... 20

4.2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) ... 21

4.3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities) ... 21

4.4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) ... 22

4.5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring) ... 23

4.6. Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah, dan Tindak Lanjut Pemecahan Masalah ... 24

BAB V PENUTUP ... 25

5.1. Kesimpulan ... 25

(5)

5

BAB I

GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor28/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan, salah satu ruang lingkup tugas dan fungsinya adalah menyelenggarakan penyusunan rencana, program dan anggaran, serta evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan, dan lingkungannya. Wujud pelaksanaannya adalah dengan memberikan dukungan administrasi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan, dan lingkungannya.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), merupakan salah satu cara yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam merumuskan metoda guna memperbaiki sistem pengendalian intern agar pelaksanaan kegiatan pemerintahan dapat dijalankan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel melalui pembangunan budaya pengendalian internal (internal control culture). Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan KKP, yang menjadikan manajemen risiko sebagai bagian dalam penyelenggaraan SPIP.

Sistem Pengendalian Intern (SPI) merupakan tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Jadi SPIP adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Mengingat pentingnya tujuan pengendalian tersebut setiap pimpinan dan pegawai di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang perlu meningkatkan penerapan pengendalian intern dan wajib menyelenggarakan SPIP secara sistematis, terstruktur, dan terdokumentasi dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance) dan akuntabilitas pengelolaan keuangan, seluruh seluruh pegawai wajib menyelenggarakan SPIP secara tertib, terkendali, serta efektif dan efisien di lingkungan kerjanya masing-masing.

Penyelenggaraan SPIP pada Kementerian Kelautan dan Perikanan diintegrasikan pada semua kegiatan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban sampai dengan pemanfaatan yang dilaksanakan melalui kegiatan pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko. Dalam mengkoordinasikan penyelenggaraan SPIP, maka LP2IL Serang telah membentuk Tim Penyelenggaraan SPIP yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala LP2IL Serang yang dilaporkan secara rutin per-bulan ditingkat Satker dan Eselon I dan kemudian disampaikan secara triwulan kepada Satuan Tugas SPIP secara berjenjang dari Satker ke Eselon I serta dari Eselon I ke Kementerian.

Pengawasan intern diperlukan untuk memberikan peringatan dini, meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah.

(6)

6 Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja LP2IL Serang, diperlukannya sistem pengendalian yang meliputi 5 (lima) unsur yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan pengendalian internal.

Tolok ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP di LP2IL Serang adalah sekurang-kurangnya tidak ada hambatan yang mengganggu pencapaian tujuan organisasi; tidak menghambat kehandalan pertanggungjawaban keuangan satuan kerja; tidak menghambat pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja; tidak menghambat jalannya dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output; tidak menghambat terwujudnya pelayanan publik yang efektif dan efisien; serta tidak menghambat pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.

1.2. Dasar Hukum

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014;

b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

d. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4206);

e. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

f. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

g. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

h. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014;

(7)

7 i. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

k. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2008, tentang Kementerian Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

l. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

m. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011,Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014; serta Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015.

n. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan;

o. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014– 2019, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015;

p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

q. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentangPembentukan Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

r. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.28/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan; s. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER. 23/PERMEN-KP/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan;

t. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2016 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Kemeterian Kelautan dan Perikanan;

u. Keputusan Kepala LP2IL Serang Nomor 09/LP2IL/ OT.210/I/2017 Tim Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern PemerintahLoka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang Tahun 2017

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud pelaksanaan SPIP untuk memberikan pedoman bagi seluruh pimpinan dan pegawaidalam menyelenggarakan SPIP dilingkungan LP2IL Serang.

Tujuan penyelenggaraanSPI LP2IL Serang, antara lain:

a. Mewujudkan budaya pengendalian intern (internal control culture) yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif; keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan LP2IL Serang;

(8)

8 b. Memberikan informasi pelaksanaan penyelenggaraan SPI lingkup Sekretariat Jenderal, yang meliputi: a) Pengendlian Rutin; b) Pengendalian Berkala;dan c) Pengendalian dengan Pendekatan Manajemen Risiko;

c. Mengidentifikasi hambatan yang ada dalam penyelenggaraan SPIP; d. Memberikan rencana pemecahan masalah; dan

e. Memberikan informasi hasil tindak lanjut pemecahan masalah.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari laporan penyelenggaraan SPIP Triwulan IV Tahun 2020 adalah mencakup laporan penyelenggaraan SPIP selama Triwulan IV Tahun 2020 lingkup LP2IL Serang sebagai pendukung penyusunan laporan tingkat Eselon I.

1.5. Sistematika Penyajian Laporan

Agar laporan dapatmemberikan manfaat yang sebesar-besarnya, maka laporan ini akan disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

- BAB I GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN SPIP

Bab ini menyajikan mengenai latar belakang penyusunan laporan SPIP. Bab ini juga menjelaskan mengenai dasar hukum penyusunan laporan. Selanjutnya di bab ini dijelaskan juga maksud dan tujuan laporan. Ruang lingkup laporan juga dijelaskan untuk menggambarkan meliputi apa saja laporan SPIP yang disusun. Pada bagian akhir bab ini disajikan mengenai sistematika penyajian laporan.

- BAB II STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP

Bab ini menjelaskan secara umum mengenai Struktur Organisasi, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Organisasi, Fungsi dan Arah Kebijakan Organisasi, Penyelenggaraan SPIP, Fokus Pelaksanaan SPIP, Pembentukan Tim Penyelenggaraan SPIP, serta Kondisi Pelaksanaan SPIP hingga saat ini.

- BAB III PENYELENGGARAAN SPIP

Bab ini menyajikan tahapan penyelenggaraan SPIP dari mulai peningkatan pemahaman melalui pembinaan dan Fokus Grup Diskusi (FGD), Pelaksanaan SPIP terdiri dari pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.

- BAB IV ANALISA PENYELENGGARAAN SPIP

Bab ini menyajikan analisa penyelenggaraan SPIP pada masing-masing unsur SPIP, yaitu: (1) Lingkungan Pengendalian; (2) Penilaian Risiko; (3) Kegiatan Pengendalian; (4) Informasi dan Komunikasi; dan (5) Pemantauan dan Pengendalian Internal. Pada bagian akhir bab ini menyajikan hambatan, rencana pemecahan masalah, dan tindak lanjut pemecahan masalah.

- KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyimpulkan hasil penyelenggaraan SPIP yang telah dilakukan. Selanjutnya atas kekurangan dan kelemahan yang ditemui diberikan saran perbaikan untuk peningkatan kualitas pelaksaaan SPIP lingkup LP2IL Serangdi masa yang akan datang.

(9)

9

BAB II

STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP

2.1. Struktur Organisasi, Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis LP2IL Serang

2.1.1. Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.28/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan, LP2IL Serang merupakan UPT di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan dan lingkungannya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dengan struktur organisasi sebagaimana ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Struktur organisasi LP2ILSerang. 2.1.2. Visi dan Misi

Dalam rangka mendukung terwujudnya pembangunan perikanan dan kelautan yang lebih terarah, terukur, konsisten, dan akuntabel di bidang penyakit ikan dan lingkungannya, diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program, serta kegiatannya. Selaras dengan visi DJPB tahun 2020-2024 “Terwujudnya Masyarakat Perikanan Budidaya yang Sejahtera dan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan”, LP2IL Serang menetapkan visinya di Tahun 2020-2024 adalah “Terdepan dalam Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan”.

Guna mewujudkan visi diatas, maka LP2IL Serang menetapkan beberapa misi sebagai berikut:

a. Misi pertama, yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui peningkatan daya saing sumberdaya manusia dan pengembangan inovasi dan riset kelautan dan perikanan;

(10)

10 b. Misi kedua, yaitu struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing melalui peningkatan kontribusi ekonomi sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian nasional;

c. Misi keempat, yaitu mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui peningkatan kelestarian sumberdaya kelautan dan perikanan;

d. Misi kedelapan, yaitu pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya melalui peningkatan tata kelola pemerintahan di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

2.1.3. Tujuan

Tujuan LP2IL Serang pada Tahun 2020, yaitu untuk dapat memberikan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan jaminan bahwa setiap pengujian dilakukan dengan professional, cepat, tepat, dan akurat untuk dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan hukum sesuai standar nasional dan internasional serta perkembangan teknologi terkini seperti yang dituangkan dalam mottonya “Pro Ceta” (Profesional, Cepat, Tepat, dan Akurat).

Untuk mengawal program peningkatan produksi perikanan budidaya, LP2IL Serang melakukan pembinaan kelompok untuk menerapkan teknologi anjuran bidang kesehatan ikan dan lingkungan serta penerapan atau penggunaan obat ikan dengan cara yang baik dan aman bagi konsumen. Sebagai laboratorium uji acuan, berupaya melakukan pembinaan bidang kesehatan ikan dan lingkungan baik kepada pembudidaya ikan, pengelola laboratorium, tenaga teknis pendamping/penyuluh lapangan pada khususnya, umumnya kepada masyarakat seperti mahasiswa/siswa, pelaku usaha baik dengan cara percontohan lapangan atau diseminasi maupun magang. Mewujudkan laboratorium acuan yang handal yang memenuhi standar ISO/IEC 17025:2017, dengan demikian hasil uji bisa diakui secara internasional.

Melakukan penataan birokrasi meliputi organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, sumberdaya manusia aparatur, pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, serta mindset dan culture-set aparatur.

2.1.4. Sasaran Strategis

Untuk mendukung tercapainya sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya, yaitu Meningkatnya Produksi Usaha Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan LP2IL Serang menetapkan sasaran strategis dalam empat perspektif beserta Indikator Kinerja Utamanya adalah sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis: Meningkatnya ekonomi sektor perikanan budidaya melalui pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan. Indikator Kinerja Utamanya adalah:

1) Nilai PNBP LP2IL Serang (Rp.)

2. Sasaran Strategis: Terselenggaranya pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan yang berkelanjutan. Indikator Kinerja Utamanya adalah:

2) Jumlah Tenaga Teknis Binaan di LP2IL Serang (Orang)

3) Jumlah Paket Teknologi Perekayasaan Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang Dihasilkan (Paket)

3. Sasaran Strategis: Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang Profesional dan Partisipatif. Indikator Kinerja Utamanya adalah:

4) Jumlah Layanan Sampel yang Diuji dalam rangka Pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang Sesuai Standar (Sampel)

(11)

11 5) Unit Kerja yang Menerapkan Standarisasi, Akreditasi, serta Peningkatan Kapasitas dan Kapabilitas Layanan Pengujian di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan LP2IL Serang (Unit)

6) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Surveillance dan/ atau Monitoring (Kabupaten/ Kota)

4. Sasaran Strategis: Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan Lingkup LP2IL Serang yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi Layanan Prima. Indikator Kinerja Utamanya adalah:

7) Indeks Profesionalitas ASN Lingkup LP2IL Serang (%)

8) Nilai Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) LP2IL Serang (Nilai) 9) Persentase Penyelesaian LHP BPK LP2IL Serang (%)

10) Nilai Rekonsiliasi Kinerja LP2IL Serang (Nilai)

11) Persentase Jumlah Rekomandasi Hasil Pengawasan yang Dimanfaatkan untuk Perbaikan Kinerja Lingkup LP2IL Serang (%)

12) Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Lingkup LP2IL Serang (%)

13) Unit UPT yang Menerapakan Inovasi Pelayanan Publik (Unit) 14) Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran LP2IL Serang (Nilai) 15) Nilai Kinerja Anggaran LP2IL Serang (Nilai)

2.2. Fungsi dan Arah Kebijakan LP2IL Serang

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.28/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan, menyebutkan bahwa LP2IL Serang merupakan UPT di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan dan lingkungannya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.Untuk melaksanakan tugas tersebut, LP2IL Serang menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program dan anggaran, serta evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan, dan lingkungannya; b. Penyusunan dan penerapan metode di bidang pemeriksaan hama, penyakit

ikan, dan lingkungannya;

c. Pengujian dan analisis data di bidang pemeriksaan hama, penyakit ikan, dan lingkungannya;

d. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kesehatan ikan, dan lingkungannya; e. Pelaksanaan monitoring dan pengawasan (surveillance) mengenai penyebaran

penyakit ikan, zonasi dan eradikasi hama dan penyakit ikan;

f. Pengolahan data, pengelolaan sistem informasi, dan diseminasi informasi mengenai hama, penyakit ikan, dan lingkungannya;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga LP2IL Serang.

Arah kebijakan yang dilakukan LP2IL Serang untuk melaksanakan fungsisebagaimana tersebut di atas adalah melalui:

1. Peningkatan Kompetensi Sumberdaya Manusia

Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik serta fungsi-fungsi teknis LP2IL Serang dalam mendukung sistem pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan menuju percepatan peningkatan produksi perikanan budidaya yang berkelanjutan sangat tergantung pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada. Beberapa alasan penting untuk selalu meningkatkankualitas SD, yaitu:pertama, untuk menjaminketersediaan SDM yang tepat sesuai kedudukan, jabatan, dan fungsinya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi; kedua, perkembangan peraturan perundangan di bidang tata kelola pemerintahan,

(12)

12 keuangan, serta pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan harus segera diimplementasikan dalam organisasi dan masyarakat; dan ketiga, perkembangan teknologi harus senantiasa diikuti oleh setiap aparatur, agar dapat memberikan pelayanan publik yang memuaskan.

Peningkatan kualitas SDM di LP2IL Serang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku aparatur melalui:

a. Pelatihan dan magang di bidang tata kelola pemerintahan, pengelolaan keuangan, persuratan dan kearsipan, kepegawaian, serta pengadaan barang/ jasa pemerintah;

b. Pelatihan dan magang di bidang sistem manajemen laboratorium yang baik; dan

c. Pelatihan dan magang teknis pengujian dan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan.

2. Penerapan Sistem Manajemen Laboratorium yang Baik

Penerapan sistem manajemen laboratorium yang baik perlu dilakukan di setiap laboratorium uji, karena beberapa pertimbangan, yaitu (1) pengujian harus dilakukan dengan professional, objektif, cepat, tepat, dan akurat; (2) setiap personil di laboratorium harus dijamin bebas terhadap tekanan materi dan kekuasaan; (3) hasil pengujian harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan hukum; dan (4) masyarakat sebagai pengguna jasa harus mendapatkan jaminan kepuasan terhadap layanan laboratorium uji.

Penerapan sistem manajemen laboratorium yang baik dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Menerapkan sistem manajemen sesuai dengan standarISO/IEC 17025:2017; b. Menerapkan metode pengujian sesuai dengan standar nasional seperti Standar

Nasional Indonesia (SNI) dan standar internasional;

c. Penyusunan dan implementasi dokumen sistem mutu, meliputi Panduan Mutu, Prosedur Kerja, Instruksi Kerja, dan Doku men Pendukung;

d. Mendapatkan pengakuan Komite Akreditasi Nasional (KAN) mengenai penerapan ISO/IEC 17025:2017.

3. Monitoring dan SurveillanceKesehatan Ikan dan Lingkungan

Monitoring dan surveillance dilakukan secara terprogram dan mengikuti kaidah ilmiah yang ada, dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (1) kebijakan pengendalian penyakit dalam suatu wilayah atau kawasan sangat ditentukan oleh akurasi hasil monitoring dan/ atausurveillance; (2) hama, penyakit, dan mutu produk perikanan budidaya merupakan salah satu syarat utama keberterimaan produk di pasar internasional; (3) residu obat ikan dan kontaminan bahan kimia berbahaya dalam produk perikanan budidaya sering terjadi selama berlangsungnya proses budidaya; (4) pengakuan internasional terhadap pernyataan suatu negara sebagai daerah bebas penyakit sangat berperan dalam peningkatan daya saing produk perikanan budidaya di pasar global; dan (5) secara teknis dan hukum hasil monitoring dan surveillance hanya diterima apabila sesuai dengan kaidah-kaidah epidemiologi yang berlaku.

Program monitoring dan surveillance yang dilakukan oleh LP2IL Serang pada Tahun 2020, meliputi:

a. Surveillance dalam rangka mendukung perekayasaan penyakit ikan dan udang;

b. Monitoring residu dan bahan kontaminan pada produk perikanan (kekerangan);

(13)

13 d. Pelayanan laboratorium keliling;

e. Surveillance HPI dan monitoring lingkungan; f. Monitoring pendampingan bioflok; dan g. Pembinaan dan pemantauan obat ikan.

4. Pelayanan Pengujian di Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan

Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang adalah UPT DJPB yang mempunyai beberapa laboratorium uji dan dipersiapkan untuk mendukung kegiatan budidaya perikanan secara luas, yang kesemuanya dalam satu kesatuan yang mempunyai tugas melaksakan pemeriksaan hama, penyakit ikan, dan lingkungannya.

Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang secara simultan mempersiapkan diri untuk menjadi laboratorium rujukan dibidang pemeriksaan penyakit ikan dan lingkungan secara nasional. Dengan demikian, legalitas dari KAN terhadap laboratorium uji LP2IL Serang menjadi sangat penting. Oleh karenanya hasil pemeriksaan laboratorium yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai bukti bahwa produk perikanandan media budidaya tertentu telah lolos uji kesehatan ikan dan lingkungan.

5. Pelaksanaan Teknologi Perekayasaan dan Pendampingan terhadap Tenaga Teknis Bidang Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Subsektor perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam menopang pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman, sehat, dan utuh.Hal ini menjadi sebuah tantangan besar dalam mewujudkan perikanan budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Di samping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar, yaitu dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN.

Menyikapi hal tersebut, subsektor perikanan budidaya sebagai barometer utama pembangunan perikanan nasional didorong untuk mampu bersaing pada tataran perdagangan global, yaitu melalui peningkatan efesiensi, efektivitas, ramah lingkungan, nilai tambah, jaminan mutu, dan keamanan pangan (food safety).

Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatan produksi, produktivitas, dan daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya yang akan diperankan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional berorientasi pada trend pasar global dan lokal.

Penyampaian informasi perikanan budidaya yang adaptif, aplikatif, efektif, dan efisien serta mampu mewujudkan perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture) menjadi hal mutlak yang harus segera ditransfer secara masif kepada masyarakat pembudidaya. Untuk itu, peran diseminasi informasi melalui media dan/ atau fasilitas informasi dan publikasibidang pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan ini menjadi sangat penting sebagai upaya dalam memberikan tontonan, tuntunan, dan tauladan bagi masyarakat terkait pengelolaan budidaya yang berkelanjutan.

6. Pengelolaan Keuangan dan Aset Satker Lingkup LP2IL Serang

Dalam rangka pencapaian program yang telah direncanakan, perlu didukung dengan kelancaran proses pengelolaan anggaran. Namun demikian azas

(14)

14 efesiensi serta efektivitas penggunaan anggaran menjadi hal yang sangat penting. Begitu juga dengan output dari pelaksanaan penyerapan anggaran yang berupa aset satker harus dimanfaatkan secara maksimal sesuai dengan peraturan yang beralaku. Untuk itu LP2IL Serang terus meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia agar pelaksanaan pengelolaan anggaran serta barang milik Negara (BMN)dapat terlaksana secara akuntabel, serta tertib dalam penyampaian laporan pertanggungjawabannya.

2.3. Penyelenggaraan SPIP LP2IL Serang

Desain Penyelenggaraan SPIP disesuaikan dengan karakteristik, fungsi, sifat, tujuan dan kompleksitas serta perencanaan anggaran, dimaksudkan untuk mendekatkan konsep pengendalian intern terhadap kegiatan LP2IL Serang.

Untuk kemudahan dan kelancaran penyelenggaraan SPIP dilakukan pengintegrasian antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan masing-masing unsur sebagai bentuk konkrit penyelenggaraan SPIP. Penyelenggaraan SPIP dilingkungan LP2IL Serang dimulai dari pemahaman terhadap peran strategis organisasi.

Dengan mengacu kepada tugas, fungsi dan peran LP2IL Serang dan definisi SPIP dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2016, maka penyelenggaraan SPIP pada LP2IL Serang merupakan suatu proses yang integral atas tindakan manajerial dan kegiatan operasional yang dilakukan secara terus menerus oleh seluruh pejabat struktural dan pegawai, untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan LP2IL Serang melalui:

a. Kegiatan yang efektif dan efisien; b. Keandalan pelaporan keuangan;

c. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; d. Pengamanan aset di lingkungan LP2IL Serang.

Penerapan 5(lima) unsur SPIP dilaksanakan menyatu serta menjadi bagian integral dari akuntabilitas seluruh kegiatan LP2IL Serang, yang meliputi:

2.3.1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang diciptakan dalam suatu unit kerja sehingga akan mempengaruhi efektifitas kinerja unit kerja.Oleh sebab itu sebagaimana termasuk pada Permen KP nomor 10 tahun 2016, setiap pimpinan unit kerja dilingkungan kementerian harus menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI dilingkungan kerjanya melalui:

a. Kode etik;

b. Sertifikasi SDM (Panitia PBJ, Bendahara); c. SK Tim Penyelenggara SPIP;

d. SK Kepala LP2IL Serang tentang job desk; e. Rencana diklat tahunan.

2.3.2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko dimaksudkan agar setiap satker dapat mengelola setiap risiko dalam pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya yang dapat mengancam visi, misi, tujuan, dan sasaran. Penilaian risiko dilaksanakan melalui:

a. Atas Kebijakan:

1) Efisiensi anggaran.

2) Kegiatan baru pada Eselon I. 3) Kegiatanmelibatkan instansi lain. b. Atas Kegiatan:

(15)

15 1) Dua kegiatan dengan anggaran terbesar.

2) Pengadaan barang dan jasa yang berisiko tidak selesai hingga akhir tahun anggaran/ perencanaan sampai denganpelaksanaan dalam satu tahun anggaran.

2.3.3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

Untuk mengatasi risiko dan mematikan adanya kepatuhan terhadap arahan pimpinan yang sudah ditetapkan, pimpinan unit kerja wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi unit kerja yang bersangkutan.

a. Rutin

Aspek organisasi, perencanaan, pengelolaan keuangan, akutansi dan pelaporan, kerugian negara, kepegawaian, sertakinerja.

b. Berkala

Sistem pengendalian intern SDM, SPI Penyusunan Anggaran, SPI Pengadaan Barang/Jasa, SPI Barang Milik Negara, SPI Kerugian Negara, SPI Pelaksanaan Anggaran.

c. Berbasis Manajemen Risiko

Sistem pengendalian intern atas kebijakan dan kegiatan.

2.3.4. Informasi dan komunikasi (Information dan Communication)

Informasi dan komunikasi SPI bagi pihak internal dan eksternaldapat terdiri dari:

a. Notulen rapat, memo, surat edaran (internal); dan b. Pamflet, poster, spanduk, website (eksternal). 2.3.5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring)

Pemantauan rutin, berkala, dan berbasis manajemen risiko.

Penerapan unsur-unsur tersebut dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi serta tergambar dalam pedoman dan Standar Operational Procedur (SOP) yang telah ditetapkan dalam mengatur penyelenggaraan kegiatan dan fungsi organisasi.Dalam pelaksanaan SPI di lingkup LP2IL Serang melalui beberapa tahapan:

a. Pemahaman

1) Pembinaan; dan

2) Fokus grup diskusi (FGD). b. Pelaksanaan 1) Internalisasi; 2) Pendokumentasian. c. Pelaporan. d. Pengembangan berkelanjutan. e. Evaluasi.

Tolak ukur efektivitas penyelenggaraan SPIP sebagaimana sekurang-kurangnya tidak ditemukan hambatan, seperti:

a. yang mengganggu pencapaian tujuan satuan kerja;

b. yang mempengaruhi kehandalan pertanggungjawaban keuangan satuan kerja; c. dalam pengelolaan aset termasuk pemanfaatannya di satuan kerja;

d. dalam menjalankan dan pencapaian tujuan program, kegiatan, dan output dengan tetap taat terhadap hukum dan peraturan;

(16)

16 e. dalam mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien; dan

f. dalam pemenuhan hak dan kewajiban pegawai.

Pencapaian tolok ukur sekurang-kurangnya dapat diukur dari Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun laporan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan dari instansi lainnya.

2.4. Fokus Pelaksanaan SPIP LP2IL Serang

Dalam rangka mendukung pencapaian IKU Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mencapai Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), maka pelaksanaan SPIP LP2IL Serang sejalan searah dengan pelaksanaan SPI lingkup KKP, yaitu masih berfokus pada pengelolaan keuangan, pengamanan aset, dan pengadaan barang dan jasa.

2.5. Pembentukan Tim Penyelenggara SPIP LP2IL Serang

Tim Penyelenggara SPIP LP2IL Serangdibentuk sesuai dengan Keputusan Kepala LP2IL Serang Nomor 010/LP2IL/OT.210/I/2020tentang Tim Penyelenggara Sistem Pengendalian Intern PemerintahLoka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang Tahun 2020. Secara umum tugas Tim Penyelenggara SPIP LP2IL Serang adalah sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kerja pelaksanaan SPIP di LP2IL Serang;

b. Mengkoordinasikan penyelenggaraan SPIP di lingkungan LP2IL Serang;

c. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko;

d. Membantu Kepala LP2IL Serang melakukan analisa untuk menetapkan rencana aktivitas/ kegiatan yang perlu dilakukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko, dan selanjutnya menyampaikan kepada Kepala LP2IL Serang untuk dilakukan tindakan pengendalian;

e. Melakukan inventarisasi terhadap risiko di LP2IL Serang yang memerlukan pengendalian pada tingkat kebijakan dan selanjutnya berkoordinasi dengan Kepala Satuan Kerja dan Satuan Tugas (Satgas) SPIP unit DJPB untuk mendistribusikan kepada para pimpinan di tingkat kebijakan;

f. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan SPIP di LP2IL Serang Serang setiap triwulan dan/ atau semester;

g. Membuat laporan secara berkala setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya yang disampaikan kepada Kepala LP2IL Serang dan Satgas SPIP unit DJPB.

2.6. Kondisi Pelaksanaan SPIP LP2IL Serang

Secara umum pelaksanaan SPIP LP2IL Serang Triwulan IV Tahun 2020 dan pada tahun-tahun sebelumnya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh berbagai kendala, diantaranya adalah:

a. Belum dijalankannya SPIP secara nyata dalam setiap pelaksanaan kegiatan, seringkali masih fokus pada penyampaian laporan;

b. Pemahaman dan keseriusan yang belum optimal terhadap pengendalian internal;

c. Perencanaan kegiatan yang tidak dilengkapi dengan penilaian risiko; dan d. Dukungan SDM yang belum memadai.

(17)

17

BAB III

PENYELENGGARAAN SPIP

Tahapan penyelenggaraan SPIP di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya lingkup LP2IL Serang meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:

3.1. Pemahaman

3.1.1. Fokus Grup Diskusi (FGD)

Dalamrangka peningkatan pemahaman SPIP, sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, LP2IL Serang telah melaksanakan beberapa kegiatan FGD yang melibatkan pimpinan, seluruh pegawai, dan/ atau pihak terkait yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan kegiatan yang menjadi obyek pengendalian, antara lain:

a. Evaluasi kinerja Triwulan I dan percepatan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK) / wilayah birokrasi bersih melayani (WBBM) pada LP2IL Serang, tanggal 2 Maret 2020 di Aula LP2IL Serang. b. Percepatan pembangunan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi

(WBK) / wilayah birokrasi bersih melayani (WBBM) pada LP2IL Serang pada tanggal 15 Maret 2020 di Ruang Rapat LP2IL Serang

c. Monitoring Evaluasi, pemenuhan dokumen persyaratan pembangunan zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) serta Evaluasi Capaian Kinerja Triwulan II Tahun 2020.

d. Monitoring Evaluasi, pemenuhan dokumen persyaratan pembangunan zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) serta Evaluasi Capaian Kinerja Triwulan III Tahun 2020.

3.2. Pelaksanaan

3.2.1. Pengendalian Rutin

Pengendalian Rutin adalah pengendalian secara simultan terhadap proses bisnis kegiatan/aktivitas sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku dan dilakukan setiap hari sebagai upaya untuk mencegah terjadinya penyimpangan. pengendalian rutin dilaksanakan terhadap 8 kegiatan yaitu: 1) Organisasi, 2) Perencanaan, 3) Pelaksanaan Anggaran, 4) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), 5) Akuntansi dan Pelaporan, 6) Kerugian Negara, 7) Kepegawaian, dan 8) Kinerja.

Pengendalian rutin telah dilakukan di LP2IL Serang dengan tujuan menciptakan pengendalian intern (internal control culture) dalam rangka menciptakan pengendalian intern yang handal agar tercapai keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan KKP, melalui pelaksanaan kegiatan pengendalian rutin (tabel pengendalian rutin terlampir).

3.2.2. Pengendalian Berkala

Hasil pengendalian berkala dari SatkerLP2IL Serang sampai dengan Triwulan IV Tahun Anggaran 2020 adalah sebagai berikut:

(18)

18 Secara umum tingkat pendidikan bagi Pengelola Keuangan lingkup LP2IL Serang telah sesuai dengan kreteria yang ditetapkan.

Tingkat pendidikan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada LP2IL Serang dinilai sangat memadai, karena memiliki tingkat pendidikan pascasarjana dan telah memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.

Tingkat pendidikan untuk Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) memiliki tingkat pendidikan lulusan pascasarjana. Hal ini menunjukkan bahwa LP2IL Serang memiliki kualifikasi pendidikan yang sangat memadai. Dengan demikian, diharapkan tidak akan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi tetap diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan.

Sedangkan tingkat pendidikan Bendahara Pengeluaran lulusan diploma dan telah memiliki sertifikat bendahara. Hal ini menunjukkan bahwa personil dengan kualifikasi pendidikan tersebut sangat memadai sebagai Bendahara Pengeluaran, sehingga diharapkan tidak akan menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi tetap diperlukan komitmen yang kuat dari pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan. Begitu juga dengan jabatan Bendahara Penerimaan dinilai cukup memadai dengan dipangku oleh pegawai dengan lulusan Diploma.

3.2.2.2. SPI Anggaran

Kegiatan di masing-masing divisi sesuai dengan bagan akun standar (BAS). Sehubungan dengan kebijakan pelaksanaan anggaran Tahun 2020, maka anggaran LP2IL Serang pada Triwulan IV Tahun 2020 mengalami efisiensi.

3.2.2.3. SPI Barang dan Jasa

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, LP2IL Serang telah menginput kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan barang/jasa ke dalam sistem informasi rencana umum pengadaan barang/jasa pemerintah (SIRUP), dengan alamat laman www.sirup.lkpp.go.id. Selain itu, untuk pengadaan barang dan jasa LP2IL Serang sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 masih dalam proses.

3.2.2.4. SPI Barang Milik Negara

Perubahan paradigma baru pengelolaan aset negara/barang milik negara telah memunculkan optimisme baru, best practices dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang tertib, akuntabel, dan transparan. Pengelolaan aset negara yang baik dengan mengedepankan tata kelola yang baik (good governance) sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari masyarakat/stakeholder.

Pelaporan aset negara merupakan bagian dari penatausahaan aset negara yang wajib ditegakkan oleh setiap penyelenggara pemerintahan. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur setiap kepala pemerintah pusat dan daerah mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN/APBD, dimana salah satunya adalah menyusun laporan keuangan pemerintah pusat/daerah.

Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah juga mengatur setiap pengelola barang harus menyusun laporan barang milik negara/daerah yang digunakan sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah pusat/daerah. Peraturan-peraturan ini masih diikuti ketentuan lain yang pada intinya mewajibkan kepada seluruh penyelenggara pemerintahan untuk melalukan pelaporan aset negara secara transparan dan akuntabel.

(19)

19 Untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa pelaporan aset negara telah dilakukan dengan baik, perlu dibangun sebuah sistem pengendalian intern barang/milik Negara (SPI BMN). SPI atas pelaporan aset negara/barang milik negara dapat mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat dijadikan dasar bagi auditor eksternal (BPK-RI) dalam pemberian catatan yang tidak diharapkan pada hasil auditnya. Yang utama, dengan adanya SPI BMN yang andal, aset negara dapat terjaga keamanan dan keberadaannya.

Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang telah berupaya melakukan langkah-langkah pengamanan, pengawasan, dan pengendalian aset negara/barang milik negara. Langkah-langkah tersebut meliputi inventarisasi secara berkala terhadap aset BMN, proses penetapatan status penggunaan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk rencana kebutuhan pemeliharaan dan pengadaan BMN.

3.2.2.5. SPI Kerugian Negara

Pada LP2IL Serang tidak ada kerugian negara baik yang ditimbulkan oleh bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, maupun pejabat lain sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020.

3.2.2.6. SPI Penyerapan Anggaran

Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Oleh karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

3.2.3. Pengendalian Berbasis Manajemen Risiko

Risiko dapat terjadi pada setiap kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilakukan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan, hingga tahap tindak lanjut hasil evaluasi dan pelaporan.Risiko yang tidak dapat terdeteksi secara dini atau tidak dapat dikelola dengan baik akan mengakibatkan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai atau pencapaiannya tidak optimal. Penanganan risiko terhadap kegiatan-kegiatan strategis yang dilakukan di LP2IL Serang merupakan faktor yang sangat penting dalam menjamin pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Manajemen pengelolaan risiko adalah cara bagaimana menangani semua risiko, baik dari dalam maupun luar organisasi yang dapat mengancam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran suatu organisasi, untuk itu diperlukan suatu penilaian risiko terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan LP2IL Serang. Penilaian risiko dilaksanakan melalui 2 tahapan, yaitu: 1) identifikasi risiko dan 2) penyusunan daftar risiko.

Pengendalian berbasis manajemen risiko LP2IL Serang sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 disampaikan pada bagian lampiran laporan ini.

(20)

20

BAB IV

ANALISA PENYELENGGARAAN SPIP

4.1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian merupakan suatu kondisi dalam instansi pemerintah yang dapat membangun kesadaran semua pegawai akan pentingnya pengendalian intern dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam lingkungan pengendalian terdapat beberapa subunsur/ kriteria, yang terdiri dari:

1. Penegakan integritas dan nilai etika; 2. Komitmen terhadap kompetensi; 3. Kepemimpinan yang kondusif;

4. Pembentukan struktur organisasi sesuai kebutuhan; 5. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat; 6. Kebijakan dan praktek pembinaan SDM; dan/ atau

7. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait.

Dalam penyelenggaraan SPIP unsur lingkungan pengendalian, Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang telah menerapkan SPIP seperti yang ditampilkan pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Penerapan SPIP pada lingkungan pengendalian sampai dengan Triwulan IV di LP2IL Serang

No. Subunsur/ Kriteria Penerapan 1. Penegakan integritas

dan nilai etika a. Terdapat beberapa imbauan penegakan integritas yang disampaikan melalui media cetak, website, dan/ atau media sosial

b. Internalisasi dan sosialisasi budaya kerja, yang meliputi pengendalian gratifikasi, penegakan disiplin kepegawaian, monitoring dan evaluasi kode etik pegawai

2. Komitmen terhadap

kompetensi a. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pegawai pemangku jabatan fungsional b. Pelaksanaan in house training personel

laboratorium tentang K3

c. Pelaksanaan bimtek dan webinar bidang kesehatan ikan dan lingkungan atau bidang administrasi

3. Kepemimpinan yang

kondusif a. Rapat tentang rencana dan pelaksanaan kegiatan dan anggaran b. Pelaksanaan apel pagi

c. Rapat koordinasi pimpinan 4. Pembentukan struktur

organisasi sesuai kebutuhan

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.28/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan

5. Pendelegasian

wewenang dan tanggung jawab yang tepat

a. Disposisi surat melalui aplikasi e-Layar b. Pembagian tugas melalui cascading indikator

kinerja, sesuai tugas dan fungsi jabatan 6. Kebijakan dan praktek

(21)

21 No. Subunsur/ Kriteria Penerapan

b. Pelaksanaan bimtek dan workshop tentang kepegawaian

7. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait

a. Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat tentang rencana dan program

b. Pembinaan terhadap tenaga teknis dan laboratorium daerah

Penerapan SPIP pada lingkungan pengendalian sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 masih terkendala dengan adanya pandemi Covid-19, sehingga tidak seluruh kriteria dapat terlaksana dengan baik.

4.2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang mungkin dapat menghambat pelaksanaan kegiatan dan anggaran serta tujuan organisasi. Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, LP2IL Serang telah melaksanakan penilaian risiko terhadap beberapa kegiatan yang akan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, sebagai tindak lanjut atas pengidentifikasian risiko dilakukan analisis risiko secara berkala, sehingga harapannya dapat melakukan rencana aksi sebagai solusi atas hambatan yang dihadapi.

Tabel 2. Penerapan SPIP pada penilaian risiko sampai dengan Triwulan IV pada LP2IL Serang

No. Subunsur/ Kriteria Penerapan

1. Identifikasi risiko Beberapa kegiatan yang telah dilakukan identifikasi risiko:

a. Sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan b. Pengujian residu produk perikanan budidaya dan sertifikasi untuk ekspor bidang kawasan dan kesehatan ikan

c. Rehabilitasi sarana dan prasarana

d. Pengadaan sarana dan prasarana perkantoran e. Layanan SDM Aparatur dan Organisasi

f. Pengadaan kendaraan bermotor dan perangkat pengolah data

g. Pembayaran gaji dan tunjangan pegawai h. Kegiatan operasional dan pemeliharaan

perkantoran

2. Analisa risiko a. Analisa atas risiko yang diidentifikasi di Triwulan IV

b. Analisa atas risiko yang diidentifikasi di Triwulan IV

4.3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif. Beberapa penerapan SPIP pada kegiatan pengendalian yang dilaksanakan oleh LP2IL Serang sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 seperti yang ditampilkan pada Tabel 3 berikut.

(22)

22 Tabel 3. Penerapan SPIP pada kegiatan pengendalian sampai dengan Triwulan IV pada LP2IL Serang

No. Subunsur/ Kriteria Penerapan

1. Reviu atas kinerja Telah disusun dokumen pelaporan akuntabilitas kinerja secara berkala yang terdiri dari:

a. Laporan capaian kinerja b. Laporan kinerja

c. Matriks evaluasi rencana aksi

2. Pembinaan SDM a. Pelaksanaan peningkatan kompetensi pegawai b. Pelaksanaan tugas belajar dan izin belajar

pegawai

c. Penegakan disiplin pegawai sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku 3. Pengendalian atas

sistem informasi

a. Pembentukan Tim PPID

b. Pengkategorian informasi publik

c. Penyusunan laporan monev keterbukaan informasi publik

4. Pengendalian fisik atas BMN

a. Melakukan rekonsiliasi secara berkala dengan KPKNL dan DJPB

b. Pemanfaatan aset idle sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

5. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja

a. Penyusunan perjanjian kerja seluruh pegawai dengan atasan langsungnya masing-masing b. Penilaian dan monev kinerja pegawai

6. Pemisahan fungsi a. Pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan jenis jabatan

b. Penyusunan rencana kerja berdasarkan tugas dan fungsi jabatan

7. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting

a. Pendokumentasian dan publikasi laporan kegiatan pimpinan melalui aplikasi Bitrix b. Penyampaian dokumentasi dan publikasi

kegiatan melalui media sosial 8. Pencatatan yang akurat

dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian

a. Pelayanan pengujian sesuai dengan standar pelayanan yang telah disepakati

b. Penyetoran PNBP tepat waktu dan lebih mengutamakan cashless

9. Pembatasan akses atas sumberdaya dan

pencatatannya

a. Penyusunan uraian tugas jabatan pegawai b. Penunjukan pengelola keuangan berdasarkan

kompetensinya

c. Pembatasan akses keluar masuk laboratorium d. Penerapan K3 laboratorium

e. Penerapan sistem mutu laboratorium 10. Pendokumentasian yang

baik a. Pelaksanaan dokumentasi pada setiap kegiatan b. Pencatatan dan pelaporan kegiatan secara berkala

4.4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Penerapan SPIP pada informasi dan komunikasi dilakukan dengan cara melakukan identifikasi, mencatat, dan mengomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat dan diselenggarakan secara efektif. Dalam pelaksanaannya, LP2IL Serang memanfaatkan beberapa sarana komunikasi, baik melalui papan

(23)

23 informasi, media cetak, website, media sosial, dan/ atau sarana komunikasi lainnya dengan tujuan agar informasi dapat tersampaikan dengan baik kepada seluruh stakeholder.

Tabel 4. Penerapan SPIP pada informasi dan komunikasi sampai dengan Triwulan IV pada LP2IL Serang

No. Subunsur/ Kriteria Penerapan

1. Informasi a. Penyusunan dan penyampaian informasi sesuai kriteria informasi publik pada media

komunikasi

b. Penyampaian informasi yang berkaitan dengan bimbingan teknis bidang kesehatan ikan dan lingkungan

2. Komunikasi Pemanfaatan media informasi publik, yang tediri dari:

a. Papan informasi

b. Media cetak, seperti banner, baliho, poster, dll c. Media sosial, yaitu Facebook, Twitter,

Instagram, dan Youtube d. Website

e. Email

f. Whatsapp, SMS, dll

4.5. Pemantauan Pengendalian Intern (Monitoring)

Pemantauan Pengendalian Intern adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. Pemantauan dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, penerapan pemantauan pengendalian intern yang dilakukan LP2IL Serang sebagaimana pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Penerapan pemantauan pengendalian intern sampai dengan Triwulan IV pada LP2IL Serang

No. Subunsur/ Kriteria Penerapan 1. Pemantauan

berkelanjutan a. Pelaksanaan audit internal dan kaji ulang manajemen laboratorium b. Monitoring dan evaluasi pembangunan zona

integritas menuju wilayah bebas dari korupsi c. Rekonsiliasi laporan keuangan secara periodik d. Monitoring dan evaluasi capaian kinerja

organisasi dan individu

2. Evaluasi terpisah a. Asistensi pembangunan zona integritas oleh DJPB, yang dilaksanakan pada Bulan Juli 2020

b. Pendampingan dan pemantauan pembangunan zona integritas oleh Inspektorat III KKP, yang dilaksanakan pada Bulan Agustus 2020 3. Tindak lanjut

(24)

24 No. Subunsur/ Kriteria Penerapan

dan reviu lainnya b. Penyelesaian tindak lanjut atas audit kinerja Tahun 2019 oleh Inspektorat III KKP

c. Penyelesaian tindak lanjut atas reviu pelayanan publik Tahun 2019 oleh Inspektorat III KKP d. Penyelesaian rekomendasi atas asistensi

pembangunan zona integritas Tahun 2020 oleh DJPB

e. Penyelesaian rekomendasi atas pendampingan pembangunan zona integritas Tahun 2020 oleh Inspektorat III KKP

4.6. Hambatan, Rencana Pemecahan Masalah, dan Tindak Lanjut Pemecahan Masalah

Penyelenggaraan SPIP disusun berdasarkan informasi kondisi pemahaman pejabat dan pegawai tentang SPIP, kelemahan lingkungan pengendalian, dan kesepakatan tentang obyek prioritas penyelenggaraan SPIP. Dalam rencana kerja memuat acuan tentang langkah-langkah kerja yang harus dilakukan, rencana waktu pelaksanaan, dan penganggarannya.

Hambatan dalam mewujudkan implementasi penerapan SPIP pada LP2IL Serang secara menyeluruh adalah sebagai berikut:

a. Masih belum terbangunnya komitmen bersama dalam penerapan SPIP; b. Masih terbatasnya kompetensi SDM;

c. Peraturan/pedoman operasi/SOP yang belum dapat dijalankan secara maksimal;

d. Adanya kegiatan berdasarkan arah kebijakan pada level Eselon I; dan e. Adanya kegiatan yang berkaitan dengan Instansi lain.

Rencana pemecahan masalah dalam mewujudkan implementasi penerapan SPIP pada LP2IL Serang yang akan dilakukan, antara lain:

a. Peningkatan frekuensi FGD mengenai sosialisasi pengenalan dan pemahaman tentang SPIP di LP2IL Serang.

b. Peningkatan kompetensi pegawai terkait penangan SPIP melalui pendidikan dan pelatihan.

c. Pelaksanaan sosialisasi SOP terkait dengan pelaksanaan SPIP.

d. Peningkatan konsultasi ke APIP KKP mengenai penerapan SPIP di lingkup LP2IL Serang.

(25)

25

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan SPIP LP2IL Serang sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020, antara lain:

a. Telah dilakukan sosialisasi terhadap Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10/PERMEN-KP/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) lingkup LP2IL Serang kepada pimpinan dan seluruh pegawai.

b. Telah ada komitmen pimpinan untuk menerapkan SPIP lingkup LP2I Serang dengan melaksanakan implementasi pengendalian rutin, pengendalian berkala, dan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko.

c. Pengendalian intern rutin dan berkala lingkup LP2IL Serang sudah dilaksanakan dengan cukup baik.

d. Laporan Penyelenggaraan SPIP lingkup LP2IL Serangsampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 ini merupakan sebuah laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan pengendalian atas kegiatan dan kebijakan dari seluruh program atau kegiatan yang telah dilaksanakan oleh LP2IL Serang.

5.2. Saran

a. Perlu ditingkatkan internalisasi SPI dalam pelaksanaan kegiatan di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang, melalui impelmentasi pengendalian rutin, pengendlaian berkala dan pengendalian dengan pendekatan Manajemen Risiko.

b. Internalisasi SPIP harus didukung dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang implementatif, untuk itu perlu adanya reviu SOP disesuaikan dengan proses bisnis kegiatan yang ada.

c. Perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap hasil pemantauan pengendalian dengan pendekatan Manajemen Risiko.

d. Hasil pengendalian rutin, pengendalian berkala dan pengendalian dengan pendekatan Manajemen Risiko perlu didokumentasikan dengan tertib dan lengkap.

e. Perlu adanya evaluasi berkala yang menghasilkan rekomendasi perbaikan. f. Perlu dipantauanya implementasi pemanfaatan rekomendasi sehingga

bernilai guna.

g. Perlu dilakukannya evaluasi secara optimal untuk implementasi dari pengendalian berkala dan pengendalian rutin.

(26)

26

Lampiran 1. Pengendalian rutin yang dilakukan LP2IL Serang sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020

No Kelompok/Uraian Risiko Komentar/Catatan

A. Organisasi

1. Tujuan organisasi belum ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu

Tujuan organisasi SUDAH ditetapkan secara spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan ada batas waktu. Sudah ada dokumen (Renstra, PK, LKJ)

2. Pegawai tidak mengetahui dan memahami

tujuan organisasi Pegawai SUDAH mengetahui dan memahami tujuan organisasi (uraian tugas)

3. Satuan kerja belum sepenuhnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan prosedur dan keseluruhan kegiatan

Satuan kerja SUDAH sepenuhnya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang formal untuk keseluruhan prosedur dan keseluruhan kegiatan.

4. SOP yang ada tidak berjalan secara optimal

atau tidak ditaati SOP yang ada BELUM SEPENUHNYA berjalan secara optimal karena SOP belum disosialisasikan.

5. SOP ada tetapi belum berbasis risiko SOP SUDAH berbasis risiko.

6. Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi tidak berjalan secara optimal atau terjadi tumpang tindih

Ada pemisahan tugas dan fungsi tetapi masih perlu penyempurnaan.

B. Perencanaan

1. Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) belum melibatkan pihak yang berkompeten (aspek teknis pekerjaan/kinerja dan aspek keuangan)

Perencanaan/penyusunan rencana kerja dan anggaran (RKA) BELUM melibatkan pihak yang kompeten.

2. Perencanaan barang/aset melebihi dari kebutuhan yang seharusnya dan belum didasarkan pada asas kebutuhan

Perencanaan barang/ aset SESUAI dari kebutuhan yang seharusnya dan SUDAH didasarkan pada asas kebutuhan (TOR RAB)

3. Perencanaan barang/aset belum mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan

Perencanaan barang/ aset BELUM mempertimbangkan risiko pada tahap pemanfaatan

4. Perencanaan belum mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (kuantitas dan kompetensi SDM)

Perencanaan SUDAH mempertimbangkan kapasitas satuan kerja (SESUAI TOR RAB)

5. Perencanaan belum mempertimbangkan risiko dan belum menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

Perencanaan SUDAH mempertimbangkan risiko dan SUDAH menetapkan rencana pengendalian dalam pencapaian tujuan kebijakan dan aktivitas/kegiatan untuk kegiatan yang seharusnya memerlukan pengendalian dengan pendekatan manajemen risiko

6. Kurangnya keterpaduan, konsistensi, dan sinkronisasi antara perencanaan kinerja dan anggaran

Perencanaan kinerja anggaran SUDAH terpadu, konsisten, dan sinkron (REVISI RKAKL)

7. Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain

MASIH Terdapat usulan kegiatan yang sama dengan tugas dan fungsi instansi lain, dan/atau tumpang tindih dengan tugas dan fungsi instansi lain.

8. Terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

MASIH terdapat kesalahan dalam perlakuan dan pengakuan keuangan dalam

penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

C. Pelaksanaan Anggaran

1. Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti

(27)

27

No Kelompok/Uraian Risiko Komentar/Catatan

ketentuan) SATKER)

2. Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak

atau penetapan anggaran Pekerjaan dilaksanakan TIDAK mendahului kontrak atau penetapan anggaran.

3. Proses pengadaan barang/ jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)

Proses pengadaan barang/ jasa SESUAI ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara) (DOKUMEN KONTRAK)

4. Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan

TIDAK TERDAPAT pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan.

5. Pelaksanaan lelang secara proforma Pelaksanaan lelang SESUAI proforma.

6. Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas waktu yang ditentukan

Penyetoran penerimaan negara/ daerah atau kas di bendaharawan ke kas negara/ daerah TIDAK melebihi batas waktu yang ditentukan.

7. Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan

Pertanggungjawaban/ penyetoran uang persediaan TIDAK melebihi batas waktu yang ditentukan.

8. Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah

Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir tahun anggaran SUDAH disetor ke kas negara

9. Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti

yang sah Kepemilikan aset BELUM SEPENUHNYA didukung bukti yang sah.

10. Pengalihan/revisi anggaran tidak sesuai ketentuan

Pengalihan/ revisi anggaran SUDAH sesuai ketentuan.

11. Kesalahan pembebanan anggaran dan

pelampauan terhadap pagu anggaran TIDAK TERDAPAT kesalahan pembebanan anggaran dan pelampauan terhadap pagu anggaran.

12. Pelaksanaan belanja di luar mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Pelaksanaan belanja SESUAI mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

13. Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi

pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran

SUDAH ada pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran.

14. Pelaksanaan pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran tidak/kurang memadai

Pelaksanaan pemisahan tugas dan fungsi pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran SUDAH SESUAI.

15. Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan

Penggunaan anggaran SUDAH tepat sasaran/ tidak sesuai peruntukan.

D. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 1. Penerimaan negara atau denda

keterlambatan pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor ke kas negara

Penerimaan negara atau denda

keterlambatan pekerjaan SUDAH ditetapkan dipungut/ diterima/ disetor ke kas negara

2. Penggunaan langsung terhadap penerimaan

negara Penggunaan langsung terhadap penerimaan negara SESUAI dengan Keptusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK.02/2007 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal Dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (Di Luar Sumber Daya Alam Perikanan) Di Lingkungan Departemen Kelautan Dan Perikanan

3. Penerimaan negara diterima atau digunakan

oleh instansi yang tidak berhak Penerimaan negara TIDAK diterima atau digunakan oleh instansi yang tidak berhak

4. Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan

Pengenaan tarif pajak/ PNBP TIDAK lebih rendah dari ketentuan

5 Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara tidak sesuai ketentuan

Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan, serta penggunaan Penerimaan negara sudah SESUAI ketentuan

Gambar

Gambar 1  Struktur organisasi LP2ILSerang.
Tabel  2.  Penerapan  SPIP  pada  penilaian  risiko  sampai  dengan  Triwulan  IV  pada  LP2IL Serang
Tabel 4. Penerapan SPIP pada informasi dan komunikasi sampai dengan Triwulan  IV pada LP2IL Serang

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Nursi tidak memaknai syariah sebagai produk ulama klasik yang termaktub dalam hukum-hukum fiqih, melainkan sebagai kumpulan prinsip-prinsip, perintah, dan larangan

3) Isi Kode Organisasi Pengirim, jika diketahui, atau nama organisasi pengirim saja apabila tidak diketahui kodenya. 4) Isi Kode Persediaan, dengan cara klik icon ,

Tabel 10. Pada hampir semua kondisi atau kelompok perlakuan, rataan nilai transaksi yang terjadi dari seluruh ulangan mengalami penurunan setelah redenominasi

Hasil penelitian Pemetaan industri kreatif sektor kerajinan yang dilakukan di Kabupaten Pemalang berdasarkan Analisis SWOT jika dilihat dari perolehan hasil

Berikut adalah contoh lirik sebuah lagu Tamil tempatan yang mempunyai percampuran kod, di mana terdapat perkataan-perkataan dari bahasa Melayu dan bahasa

Puji syukur kehadirat Allah subhanahuwata’ala (SWT), yang senantiasa melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki berkaitan dengan konsep-konsep dasar pengembangan perangkat lunak dan kecakapan yang berhubungan dengan proses pengembangan

Dari hasil ini diperoleh suatu informasi bahwa minat belajar siswa sekolah dasar Gugus V di Kecamatan Ulaweng Kabupaten Bone sudah baik hal sejalan dengan pendapat