PERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PROTOTIPE
TURBIN AIR TERAPUNG BERSUDU LENGKUNG
DENGAN MEMANFAATKAN KECEPATAN
ALIRAN AIR SUNGAI
SKRIPSI
Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
RIO OKTAKARI SURBAKTI NIM. 040401001
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat
dan anugerah-Nya yang senantiasa diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Skripsi ini.
Tugas Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi
Sarjana Teknik di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara. Adapun Tugas Skripsi yang dipilih, diambil dari mata kuliah
Sistem Pembangkit Tenaga, yaitu “ Perencanaan Serta Pembuatan Prototipe
Turbin Air Terapung Bersudu Lengkung Dengan Memanfaatkan Kecepatan
Aliran Air Sungai”.
Dalam penulisan Tugas Skripsi ini, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan pembahasan dan penyajian, baik dengan disiplin ilmu yang diperoleh
dari perkuliahan, menggunakan literatur serta bimbingan dan arahan dari Dosen
Pembimbing.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Orang Tua tercinta R.Surbakti dan N. Br.Tarigan dan juga kepada
keluarga, kakak, adik yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Ir.M. Syharil Gultom,MT selaku dosen pembimbing saya yang
telah meluangkan waktu, memberikan saran dan arahan hingga selesainya
skripsi ini.
3. Bapak Dr-Ing Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST.MT selaku Sekretaris Departemen
Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Ir. Awaluddin Thayab, M.Sc selaku dosen wali saya.
6. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Lingkungan Departemen Teknik
satu-7. Bang John Natal Sinuraya yang telah banyak membantu dalam proses
pembuatan turbin air terapung.
8. Teman satu dalam pembuatan turbin air terapung ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa Departemen Teknik Mesin khususnya sesama
rekan-rekan stambuk 2004.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan di masa mendatang.
Akhir kata,dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian Tugas Skripsi
ini,semoga Tugas Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan,10 Februari 2009 Penulis,
04 0401 001
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... ..i
LEMBAR PENGESAHAN DARI DOSEN PEMBIMBING ... .ii
LEMBAR PENGESAHAN DARI DOSEN PEMBANDING ... iii
SPESIFIKASI TUGAS ... .iv
LEMBAR EVALUASI SEMINAR SKRIPSI ... .v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ... .xi
DAFTAR NOTASI ...xii
BAB I PENDAHULUAN ... ..1
1.1 Latar Belakang ... ..1
1.2 Batasan Masalah ... ..1
1.3 Tujuan Perencanaan ... ..2
1.4 Pengumpulan Data ... ..2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... ..3
2.1 Pengertian Turbin Air ... ..3
2.2 Klasifikasi Turbin Air ... ..8
2.2.1 Berdasarkan Tinggi Tekan ( head ) ... ..8
2.2.2 Berdasarkan Arah Aliran ... ..8
2.2.3 Berdasarkan Tenaga Yang Dihasilkan ... ..9
2.2.4 Berdasarkan Kecepatan Spesifik ... ..9
2.2 Sudu-Sudu Turbin ... 10
BAB III DASAR – DASAR PERENCANAAN ... 12
3.1 Penentuan Lokasi ... 12
3.2 Model Sudu Turbin ... 13
3.3 Model Turbin ... 14
BAB IV PERANCANGAN UKURAN UTAMA DAN PEMBAHASAN .. …16
4.1 Perancangan Ukuran Utama ... …16
4.2 Pembahasan ... …18
BAB V KESIMPULAN ... …36
DAFTAR PUSTAKA ... ....37
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Turbin Berdasarkan Arah Aliran 8 Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Turbin Francis 4
Gambar 2.2 Sketsa Turbin Francis 4
Gambar 2.3 Turbin Kaplan 5
Gambar 2.4 Turbin Pelton 6
Gambar 2.5 Sudu Turbin Pelton 6
Gambar 2.6 Turbin Crossflow 7
Gambar 2.7 Sudu-Sudu Turbin 11
Gambar 3.1 Pengukuran Kecepatan Aliran Sungai. 12
Gambar 3.2 Model Turbin 14
Gambar 4.1 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk Rancangan I 18
Gambar 4.2 Analisa Kecepatan Pada Sisi Keluar Rancangan I 19
Gambar 4.3 Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar Rancangan I 20
Gambar 4.4 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk Rancangan II 22
Gambar 4.5 Analisa Kecepatan Pada Sisi Keluar Rancangan II 23
Gambar 4.6 Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar Rancangan II 24
Gambar 4.7 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk Rancangan III 26
Gambar 4.8 Analisa Kecepatan Pada Sisi Keluar Rancangan III 27
DAFTAR NOTASI
Simbol Keterangan Satuan
A Luas permukaan m2
C Kecepatan Absolut Fluida m/s
D Diameter m
n Putaran rpm
r Jari-jari ( radius ) m
U Kecepatan Tangensial m/s
W Kecepatan Relatif m/s
π Pi
α Sudut Aliran ( sudut antara C dengan U ) 0
β Sudut Sudu ( sudut antara W dengan U ) 0
ω Kecepatan Sudut rad/s
F Gaya N
.
m Laju aliran massa kg/s
Q Kapasitas Aliran m /3 s
v Kecepatan aliran fluida m/s
ρ Densitas air kg/ 3
m
T Torsi ( momen puntir ) Nm
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat,
karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik
(pada air mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari
air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan
dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air
banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang
memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.
Turbin air merupakan salah satu jenis mesin fluida dari kelompok
mesin-mesin tenaga yang dapat merubah energi fluida menjadi energi mekanis. Prinsip
kerja dari turbin air adalah mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis
berupa putaran poros turbin, kemudian energi mekanis pada poros turbin tersebut
digunakan untuk memutar generator dengan menggunakan air sebagai fluida
kerja. Prinsip kerja dari turbin air ini, juga didukung oleh model dan jumlah
sudu-sudu yang terdapat pada bagian runner turbin. Bentuk dan jumlah sudu
berpengaruh terhadap putaran turbin dan besarnya daya yang akan dihasilkan.
1.2 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam skripsi ini mencakup perencanaan diameter
turbin, perencanaan lebar turbin, perencanaan model sudu serta jumlah sudu
1.3 Tujuan Perencanaan
Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah untuk membuat sebuah
prototipe turbin air terapung dengan memanfaatkan kecepatan aliran air sungai.
1.4 Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam
penyusunan tugas skripsi ini adalah :
1. Studi literatur dan studi kepustakaan serta kajian-kajian informasi yang
diperoleh dari internet yang berhubungan dengan pembuatan prototipe
turbin air terapung.
2. Melakukan diskusi dengan dosen pembimbing mengenai perencanaan dan
pembuatan prototipe turbin air terapung.
3. Melakukan diskusi dengan rekan-rekan satu tim dalam pembuatan
prototipe turbin air terapung.
4. Konsultasi dengan orang-orang yang memahami dan mengetahui cara
BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Turbin Air
Menurt M.M Dandekar, K.N Sharma [6] turbin air merupakan jenis mesin
fluida yang fungsi utamanya adalah mengubah energi air menjadi tenaga listrik.
Turbin air dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin
impuls [11], dimana secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Turbin Reaksi
Pada turbin reaksi, energi yang tersedia pada saluran masuk hanya
sebagian saja yang dirubah menjadi energi kinetik sedangkan sisanya tetap dalam
bentuk energi tekan. Ketika air mengalir melalui roda gerak / runner terjadi
perubahan energi tekan menjadi energi kinetik secara berangsur-angsur. Tekanan
pada sisi masuk roda gerak lebih tinggi dibandingkan tekanan pada sisi keluar
roda gerak turbin, dimana tekanan tersebut bervariasi terhadap laju aliran fluida
yang melalui turbin. Selanjutnya agar perubahan tekanan ini dapat terjadi, maka
soda gerak/runner dalam hal ini harus tertutup dari udara luar dan seluruhnya
terisi air selama turbin beroperasi.
Beberapa contoh dari Turbin Reaksi adalah :
Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang
diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
Sudu pengarah pada turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang
tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada
berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur
merupakan pilihan yang tepat.
Gambar 2.1 Turbin Francis Gambar 2.2. Sketsa TurbinFrancis
Sumber :Sumber
Turbin Kaplan & Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin
ini tersusun dari propeller seperti pada perahu. Propeller tersebut biasanya
Gambar 2.3. Turbin Kaplan
Sumber.
b. Turbin Impuls
Pada turbin impuls energi potensial air dirubah menjadi energi kinetik
pada nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur
sudu turbin. Setelah membentur sudu turbin arah kecepatan aliran berubah
sehingga terjadi perubahan momentum ( impuls ). Akibatnya roda turbin
akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekana sama karena aliran air
yang keluar dari nosel tekananya adalah sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya.
Beberapa contoh dari turbin impuls adalah :
Turbin Pelton
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih
alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head
Gambar 2.4 Turbin Pelton
Sumber.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping.
Gambar 2.5 Sudu Turbin Pelton
Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin
Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin
Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow.
Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 liter/det hingga 10 m3/s dan
head antara 1 s/d 200 m. Turbin crossflow menggunakan nosel persegi panjang
yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan
mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.
Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya
(lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner
turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.
Gambar 2.6. Turbin Crossflow
2.2 Klasifikasi Turbin Air
2.2.1 Berdasarkan Tinggi Tekan ( head )
Berdasarkan tinggi tekan (head) [7] turbin dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Turbin Tinggi Tekan (head) Rendah
adalah turbin yang dapat bekerja pada head 2-15 m. Turbin Kaplan adalah
contoh turbin yang dipergunakan untuk head rendah.
2. Turbin Tinggi Tekan (head) Menengah
adalah turbin yang dapat bekerja pada head 16-70 m. Turbin Francis adalah
contoh turbin yang dipergunakan untuk head menengah.
3. Turbin Tinggi Tekan (head) Tinggi
adalah turbin yang dapat bekerja pada head 71-500 m. Turbin Pelton adalah
contoh turbin yang dipergunakan untuk head tinggi.
4. Turbin Tinggi Tekan (head) Sangat Tinggi
adalah turbin yang dapat bekerja pada head >500 m. Turbin Pelton dengan
berbagai macam penyesuaian adalah contoh turbin yang dipergunakan untuk
head sangat tinggi.
2.2.2 Berdasarkan Arah Aliran
Tabel 2.1 [8] adalah ringkasan dari arah aliran yang umumnya terjadi pada
turbin yang biasa dipergunakan.
Tabel 2.1
Jenis Turbin Arah Aliran
Francis Radial atau Gabungan
Pelton Tangensial
2.2.3 Berdasarkan Tenaga Yang Dihasilkan
Besar tenaga kuda P yang dihasilkan oleh sebuah turbin dapat dinyatakan
sebagai berikut [9] :
wQhηo
75
=
Ρ ...(2.1)
dimana:
o
η = daya guna/efisiensi menyeluruh dari turbin
Q = debit ( 3 )
s m
h = tinggi tekan efektif
w = satuan berat dari air, dimana dalam keadaan normal diambil 1000 3
m kg
Dengan angka daya guna turbin saat ini kir-kira diambil 90%, maka rumus
di atas dapat ditulis secara kasar sebagai :
Ρ=12Qh ...(2.2)
Tenaga yang dikelurakan, bagaimanapun akan tergantung pada Q maupun h.
Turbin Pelton menghasilkan tenaga > 330.000 dk, Turbin Kaplan > 150.000 dk
dan Turbin Francis > 820.000 dk.
2.2.4 Berdasarkan Kecepatan Spesifik
Tabel 2.2 [10] adalah ringkasan dari kecepatan spesifik yang umumnya
terjadi pada turbin yang biasa dipergunakan.
Tabel 2.2
Kecepatan Spesifik Jenis Turbin
10 – 35 Pelton dengan 1 nosel
35 – 60 Pelton dengan 2 atau beberapa nosel
60 – 300 Francis
2. 3 Sudu-Sudu Turbin
Pada bagian permukaan roda turbin yang berputar terdapat sudu-sudu
turbin yang bergerak bersama-sama dengan roda turbin, maka sudu-sudu tersebut
dinamakan sudu gerak atau sudu jalan. Pada sebuah roda turbin mungkin terdapat
beberapa sudu gerak, setiap baris sudu terdiri dari sudu-sudu dengan bentuk dan
ukuran yang sama yang disusun melingkar mengikuti roda turbin. Turbin dengan
satu baris sudu gerak dinamakan turbin bertingkat tunggal dan turbin dengan
beberapa baris sudu gerak dinamakan turbin bertingkat ganda.
Pada turbin bertingkat ganda, fluida bekerja mengalir melalui baris sudu
yang pertama, kemudian baris kedua, ketiga dan seterusnya. Fluida kerja pada
turbin bertingkat ganda sebelum mengalir dari satu sudu gerak ke sudu gerak yang
lainnya akan melalui baris sudu-sudu yang bersatu dengan rumah turbin. Sudu
yang bersatu dengan rumah turbin dan tidak bergerak/berputar dinamakan sudu
tetap. Sudu tetap berfungsi mengarahkan aliran fluida kerja masuk ke dalam sudu
gerak dan dapat juga berfungsi sebagai nosel. Didalam turbin bertingkat ganda,
proses ekspansi dari fluida kerja dilakukan secara bertahap. Jadi, dari satu tingkat
ke tingkat berikutnya, dimana satu tingkat terdiri dari satu baris sudu tetap dansatu
baris sudu gerak. Tujuan penggunan turbin bertingkat ganda adalah untuk
Adapun beberapa model sudu turbin dapat dilihat pada gambar berikut:
Sudu Turbin Crossflow Sudu Turbin Kaplan/Propeller
Sudu Turbin Pelton
Gambar 2.7 Sudu-Sudu Turbin
Masing-masing turbin terdiri dari sebuah penggerak ( roda turbin ) dengan
bilah-bilah lengkung atau sudu-sudu yang disusun begitu rupa sehingga air dapat
mengalir melalui sudu-sudu ini. Sudu-sudu ini membelokkan air menuju keluar
dan dengan demikian menimbulkan tenaga putar bagi seluruh penggerak
1
2
3
5
4
BAB III
DASAR - DASAR PERENCANAAN
Penentuan Lokasi
Adapun lokasi yang dipilih sebagai dasar dalam perencanaan dan pembuatan
prototipe turbin air terapung ini adalah Sungai Namo Sira-Sira yang terletak
di desa Namo Tating, Kecematan Sei Bingai Kabupaten Langkat.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan , diketahui bahwa Sungai Namo
Sira-sira memiliki kedalaman ±1,5m .Disamping itu Sunga i Namo Sira-sira
juga merupakan saluran irigasi sehingga lebar sungai tidak terlalu besar (
m
2
± ). Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan dengan
menggunakan alat ukur rotatometer diperoleh data-data kecepatan aliran air
Sungai Namo Sira-Sira sebagai berikut :
• Pengukuran I : C1 =1,71m/s
• Pengukuran II : C1 =1,73m/s
• Pengukuran III : C1 =1,77m/s
• Pengukuran IV : C1 =1,79m/s
Berdasarkan data-data diatas maka ditetapkanlah besarnya kecepatan aliran
air Sungai Namo Sira-Sira adalah :
C m/s
5
76 , 1 79 , 1 77 , 1 73 , 1 71 , 1
1
+ + + + =
C m/s
5 76 , 8
1 =
C1 =1,752m/s
C1 ≈1,75m/s
Model Sudu Turbin
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan dengan miniatur model
sudu lengkung, miniatur model sudu datar dengan bentuk persegi, persegi
panjang maupun jajaran genjang di Sungai Namo Sira-sira maka
ditentukanlah model sudu yang akan digunakan untuk prototipe turbin air
terapung adalah berbentuk lengkung. Hal ini disebabkan oleh besarnya gaya
tekan air terhadap permukaan sudu lengkung lebih tinggi dibandingkan
besarnya gaya tekan air terhadap permukaan sudu datar dengan bentuk
persegi, persegi panjang maupun jajaran genjang yang nantinya akan
Model Turbin
Sebelum prototipe turbin air terapung dibuat, maka terlebih dahulu
ditentukan model turbin yang akan digunakan. Adapun model turbin yang
akan digunakan dalam pembuatan prototipe turbin air terapung adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.2 Model Turbin
Adapun alasan mengapa prototipe ini termasuk dalam kategori turbin
adalah sebagai berikut :
Menurut Fritz Dietzel (1990), putaran kincir air kecil, yaitu berkisar
antara 2 – 12 rpm, jika lebih dari itu dinamakan turbin. Sedangkan
prototipe ini direncanakan putarannya ±40 rpm. Oleh sebab itu, prototipe
ini termasuk dalam kategori turbin.
Aliran air yang masuk turbin tekanannya adalah sama dengan tekanan
atmosfir sekitarnya sehingga dapat dikelompokkan dalam turbin impuls,
Daya Yang Dihasilkan Turbin
Adapun langkah – langkah yang digunakan dalam menghitung daya yang
dihasilkan turbin pada prototipe turbin air terapung bersudu lengkung adalah
sebagai berikut :
1. Tentukan kecepatan linear ( kecepatan tangensial ) turbin air berdasarkan
analisa segitiga kecepatan.
2. Dari langkah 1, diperoleh besar kecepatan sudut turbin dengan menggunakan
persamaan
r U
= ω
3. Tentukan besar gaya pada turbin air berdasarkan besarnya laju aliran massa air
masuk ke turbin dengan persamaan F =m×v
.
4. Dari langkah 3, diperoleh besar momen puntir ( torsi ) pada turbin air dengan
menggunakan persamaan Τ=F×r
BAB IV
PERANCANGAN UKURAN UTAMA DAN PEMBAHASAN
4.1 PERANCANGAN UKURAN UTAMA
Setelah model turbin yang akan digunakan untuk prototipe turbin air
terapung ditentukan, maka dilakukanlah perancangan ukuran utama turbin.
Adapun perancangan ukuran utama turbin adalah sebagai berikut :
Rancangan I
Turbin
- Diameter Turbin : 75 cm disesuaikan dengan kedalaman
- Lebar Turbin : 50 cm dan lebarsungai Namo Sira-sira
- Bahan Turbin : Baja ST-37 dengan tebal 2 mm
Sudu Turbin
- Model Sudu : Lengkung
- Jumlah Sudu (z) : 12 buah ( ditentukan )
- Panjang Sudu : 50 cm ( sesuai dengan lebar turbin )
- Lebar Sudu :
(
cm)
z
D =19,625
π ≈20 cm
- Bahan Sudu : Baja ST-37 dengan tebal 2 mm
Berat Total : ±40kg
Rancangan II
Turbin
Sudu Turbin
- Model Sudu : Lengkung
- Jumlah Sudu (z) : 14 buah ( ditentukan )
- Panjang Sudu : 50 cm ( sesuai dengan lebar turbin )
- Lebar Sudu :
(
cm)
z
D =16,821
π
≈
17 cm- Bahan Sudu : Baja ST-37 dengan tebal 2 mm
Berat Total : ±43kg
Rancangan III
Turbin
- Diameter Turbin : 75 cm disesuaikan dengan kedalaman
- Lebar Turbin : 50 cm dan lebarsungai Namo Sira-sira
- Bahan Turbin : Baja ST-37 dengan tebal 2 mm
Sudu Turbin
- Model Sudu : Lengkung
- Jumlah Sudu (z) : 10 buah ( ditentukan )
- Panjang Sudu : 50 cm ( sesuai dengan lebar turbin )
- Lebar Sudu :
(
cm)
z
D =23,55
π
≈
23 cm- Bahan Sudu : Baja ST-37 dengan tebal 2 mm
Berat Total : ±38kg
Adapun maksud dari dilakukannya perancangan ukuran utama turbin ini
sampai 3 kali adalah untuk mengetahui rancangan turbin dengan spesifikasi mana
yang paling ideal untuk prototipe turbin air terapung dengan memanfaatkan
U
1C
14.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Rancangan I
Analisa Segitiga Kecepatan Turbin Air
Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk
W1
Gambar 4.1 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk
Dari gambar diatas diketahui bahwa :
1
C : Kecepatan Absolut Fluida Masuk
1
U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang arahnya
searah dengan arah putaran turbin.
1
W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu Turbin
Adapun nilai dari C = 1 1,75m /s ( diperoleh dengan menggunakan rotatometer )
dan U dapat dicari dengan persamaan [2] : 1
U = 1
60
n D ×
× π
...(4.1)
U
2C
1C
2W
2Sehingga :
U = 1 m s
menit ik rpm m / 22 , 1 / det 60 31 75 , 0 = × × π
Maka harga W dapat dicari dengan menggunakan persamaan [3] : 1
α Cos U C U C
W12 = 12 + 12 −2 1 1 ...(4.2)
dengan α =00 ( karena C dan 1 U segaris), sehingga persamaan diatas menjadi : 1
α Cos U C U C
W12 = 12 + 12 −2 1 1
0 2
2 2
1 1,75 1,22 2.1,75.1,22Cos0
W = + −
27 , 4 4884 , 1 0625 , 3 2
1 = + −
W 2809 , 0 2 1 = W s m W1 =0,53 /
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi masuk
adalah 0,53 m/s.
Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar
C
2W
2U
2β
2Dari gambar diatas, dapat diperoleh gambar segitiga kecepatan pada sisi keluar
sebagai berikut :
[image:30.595.125.464.134.306.2]
Gambar 4.3 Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar
Dari gambar diatas diketahui bahwa :
2
C : Kecepatan Absolut Fluida Keluar
2
U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang arahnya
searah dengan arah putaran turbin.
2
W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu Turbin
Maka harga W dapat dicari dengan menggunakan persamaan [3] : 2
α
Cos U C U
C
W22 = 22 + 22 −2 2 2 ...(4.3)
dimana :
2
C = 0,53 m/s
2
U = 1,22m/s
Sehingga persamaan diatas menjadi : α Cos U C U C
W 2 2
2 2 2 2 2
2 = + −2
0 2
2 2
2 0,53 1,22 2.0,53.1,22Cos90
W = + −
4884 , 1 2809 , 0 2
2 = +
W 7693 , 1 2 2 = W s m W2 =1,33 /
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi keluar
adalah 1,33 m/s.
Berdasarkan gambar 4.3 besar sudut antara W dengan 2 U ( 2 β2 ) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
2 2 2 2 2 2 W U ArcCos W U
Cosβ = ⇒β = ...(4.4)
s m s m ArcCos / 33 , 1 / 22 , 1 2 = β 917 , 0
2 = ArcCos β
0 2 =23,51
β
U
1C
14.2.2 Analisa Rancangan II
Analisa Segitiga Kecepatan Turbin Air
Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk
W1
Gambar 4.4 Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk
Dari gambar diatas diketahui bahwa :
1
C : Kecepatan Absolut Fluida Masuk
1
U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang arahnya
searah dengan arah putaran turbin.
1
W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu Turbin
Adapun nilai dari C = 1 1,75m /s ( diperoleh dengan menggunakan rotatometer )
dan U dapat dicari dengan persamaan [2] : 1
U = 1
60
n D ×
× π
...(4.5)
U
2C
1C
2W
2Sehingga :
U = 1 m s
menit ik rpm m / 3 , 1 / det 60 33 75 , 0 = × × π
Maka harga W dapat dicari dengan menggunakan persamaan [3] : 1
α Cos U C U C
W12 = 12 + 12 −2 1 1 ...(4.6)
dengan α =00 ( karena C dan 1 U segaris), sehingga persamaan diatas menjadi : 1
α Cos U C U C
W12 = 12 + 12 −2 1 1
0 2
2 2
1 1,75 1,3 2.1,75.1,3Cos0
W = + −
55 , 4 69 , 1 0625 , 3 2
1 = + −
W 2025 , 0 2 1 = W s m W1 =0,45 /
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi masuk
adalah 0,45m/s.
[image:33.595.159.441.278.439.2] Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar
C
2W
2U
2β
2Dari gambar diatas, dapat diperoleh gambar segitiga kecepatan pada sisi keluar
sebagai berikut :
[image:34.595.127.462.125.263.2]
Gambar 4.6 Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar
Dari gambar diatas diketahui bahwa :
2
C : Kecepatan Absolut Fluida Keluar
2
U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang arahnya
searah dengan arah putaran turbin.
2
W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu Turbin
Maka harga W dapat dicari dengan menggunakan persamaan [3] : 2
α
Cos U C U
C
W22 = 22 + 22 −2 2 2 ...(4.7)
dimana :
2
C = 0,45m/s
2
U = 1,3 m/s
Sehingga persamaan diatas menjadi : α Cos U C U C
W 2 2
2 2 2 2 2
2 = + −2
0 2
2 2
2 0,45 1,33 2.0,45.1,3Cos90
W = + −
69 , 1 2025 , 0 2
2 = +
W 8925 , 1 2 2 = W s m W2 =1,38 /
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi keluar
adalah 1,38m/s.
Berdasarkan gambar 4.6 besar sudut antara W dengan 2 U ( 2 β2 ) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
2 2 2 2 2 2 W U ArcCos W U
Cosβ = ⇒β = ...(4.8)
s m s m ArcCos / 38 , 1 / 3 , 1 2 = β 942 , 0
2 = ArcCos β
0 2 =19,61
β
U
1C
14.2.3 Analisa Rancangan III
4.3.1 Analisa Segitiga Kecepatan Turbin Air
Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk
W1
Gambar 4.7Analisa Kecepatan Pada Sisi Masuk
Dari gambar diatas diketahui bahwa :
1
C : Kecepatan Absolut Fluida Masuk
1
U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang arahnya
searah dengan arah putaran turbin.
1
W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu Turbin
Adapun nilai dari C = 1 1,75m /s ( diperoleh dengan menggunakan rotatometer )
dan U dapat dicari dengan persamaan [2] : 1
U = 1
60
n D ×
× π
...(4.9)
U
2C
1C
2W
2Sehingga :
U = 1 m s
menit ik rpm m / 02 , 1 / det 60 31 75 , 0 = × × π
Maka harga W dapat dicari dengan menggunakan persamaan [3] : 1
α Cos U C U C
W12 = 12 + 12 −2 1 1 ...(4.10)
dengan α =00 ( karena C dan 1 U segaris), sehingga persamaan diatas menjadi : 1
α Cos U C U C
W 1 1
2 1 2 1 2
1 = + −2
0 2
2 2
1 1,75 1,02 2.1,75.1,02Cos0
W = + −
57 , 3 0404 , 1 0625 , 3 2
1 = + −
W 5329 , 0 2 1 = W s m W1 =0,73 /
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi masuk
adalah 0,73 m/s.
[image:37.595.160.442.282.441.2] Analisa Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar
C
2W
2U
2β
2Dari gambar diatas, dapat diperoleh gambar segitiga kecepatan pada sisi keluar
sebagai berikut :
Gambar 4.9 Segitiga Kecepatan Pada Sisi Keluar
Dari gambar diatas diketahui bahwa :
2
C : Kecepatan Absolut Fluida Keluar
2
U : Kecepatan Tangensial / Kecepatan Keliling Sudu Turbin yang arahnya
searah dengan arah putaran turbin.
2
W : Kecepatan Relatif Fluida terhadap Sudu Turbin
Maka harga W dapat dicari dengan menggunakan persamaan [3] : 2
α
Cos U C U
C
W22 = 22 + 22 −2 2 2 ...(4.11)
dimana :
2
C = 0,73 m/s
2
U = 1,02 m/s
0
90
=
Sehingga persamaan diatas menjadi : α Cos U C U C
W 2 2
2 2 2 2 2
2 = + −2
0 2
2 2
2 0,73 1,02 2.0,73.1,02Cos90
W = + −
0404 , 1 5329 , 0 2
2 = +
W 5733 , 1 2 2 = W s m W2 =1,25 /
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi keluar
adalah 1,25m/s.
Berdasarkan gambar 4.9 besar sudut antara W dengan 2 U ( 2 β2 ) dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
2 2 2 2 2 2 W U ArcCos W U
Cosβ = ⇒β = ...(4.12)
s m s m ArcCos / 25 , 1 / 02 , 1 2 = β 816 , 0
2 = ArcCos β
0 2 =35,3
β
4.2.4 Analisa Daya Yang dihasilkan Turbin
Adapun langkah – langkah yang digunakan dalam menganalisa daya yang
dihasilkan turbin pada prototipe turbin air terapung bersudu lengkung adalah
sebagai berikut :
1. Tentukan kecepatan linear ( kecepatan tangensial ) turbin air berdasarkan
analisa segitiga kecepatan.
2. Dari langkah 1, diperoleh besar kecepatan sudut turbin dengan menggunakan
persamaan
r U
= ω
3. Tentukan besar gaya pada turbin air berdasarkan besarnya massa air masuk
ke turbin air dengan persamaan F =m×v
.
4. Dari langkah 3, diperoleh besar momen puntir ( torsi ) pada turbin air dengan
menggunakan persamaan Τ=F×r
Analisa Daya Yang Dihasilkan Turbin Untuk Rancangan I
- Kecepatan Aliran : v = 1,75m /s
- Putaran Turbin : n = 31 rpm
Kecepatan Linear / Tangansial ( U )
U = 60
n D ×
× π
⇒U = 1,22m /s
Kecepatan Sudut ( ω ) Turbin
Untuk menghitung kecepatan sudut turbin dapat digunakan persamaan [4]
yaitu:
r U
=
ω ...(4.13)
m s m 375 , 0 / 22 , 1 = ω s 25 , 3 = ω
Gaya ( F ) pada Turbin
Besar gaya pada turbin dapat dicari dengan persamaan [1] yaitu :
F =m×v
.
...(4.14)
dimana :
m=Q×ρ
.
⇒ m= A×v×ρ
. 2 3 . / 2 , 998 / 75 , 1 1 ,
0 m m s kg m
m= × ×
m 174,7kg/s
.
=
sehingga :
F =174,7kg/s×1,75m/s
Torsi pada Turbin
Untuk menghitung torsi pada turbin dapat digunakan persamaan [5] :
Τ=F×r...(4.15)
Τ=305,7N×0,375m
Τ=114,64Nm
Daya Turbin
Besarnya daya yang dihasilkan turbin dapat dicari dengan persamaan :
P = T×ω...(4.16)
Ρ=114,64Nm×3,25/s
Ρ=372,58watt
Analisa Daya Yang Dihasilkan Turbin Untuk Rancangan II
- Kecepatan Aliran : v = 1,75m /s
- Putaran Turbin : n = 33 rpm
Kecepatan Linear / Tangansial ( U )
U = 60
n D ×
× π
⇒U = 1,3m /s
Kecepatan Sudut ( ω ) Turbin
Untuk menghitung kecepatan sudut turbin dapat digunakan persamaan [4]
yaitu:
r U
=
Gaya ( F ) pada Turbin
Besar gaya pada turbin dapat dicari dengan persamaan [1] yaitu :
F =m×v
.
...(4.18)
dimana :
m=Q×ρ
.
⇒ m= A×v×ρ
.
. 2 3
/ 2 , 998 /
75 , 1 085 ,
0 m m s kg m
m= × ×
m 148,48kg/s
.
=
sehingga :
F =148,48kg/s×1,75m/s
F =259,84N
Torsi pada Turbin
Untuk menghitung torsi pada turbin dapat digunakan persamaan [5] :
Τ=F×r...(4.19)
Τ=259,84N×0,375m
Τ=97,44Nm
Daya Turbin
Besarnya daya yang dihasilkan turbin dapat dicari dengan persamaan :
P = T×ω...(4.20)
Ρ=97,44Nm×3,5/s
Analisa Daya Yang Dihasilkan Turbin Untuk Rancangan III
- Kecepatan Aliran : v = 1,75m /s
- Putaran Turbin : n = 26 rpm
Kecepatan Linear / Tangansial ( U )
U = 60
n D ×
×
π ⇒
U = 1,02m /s
Kecepatan Sudut ( ω ) Turbin
Untuk menghitung kecepatan sudut turbin dapat digunakan persamaan [4]
yaitu:
r U
=
ω ...(4.21)
m s m 375 , 0 / 02 , 1 = ω s 72 , 2 = ω
Gaya ( F ) pada Turbin
Besar gaya pada turbin dapat dicari dengan persamaan [1] yaitu :
F =m×v
.
...(4.22)
dimana :
m=Q×ρ
.
⇒ m= A×v×ρ
. 2 3 . / 2 , 998 / 75 , 1 115 ,
0 m m s kg m
m= × ×
m 200,89kg/s
.
sehingga :
F =200,89kg/s×1,75m/s
F =351,56N
Torsi pada Turbin
Untuk menghitung torsi pada turbin dapat digunakan persamaan [5] :
Τ=F×r...(4.23)
Τ=351,56N×0,375m
Τ=131,835Nm
Daya Turbin
Besarnya daya yang dihasilkan turbin dapat dicari dengan persamaan :
P = T×ω...(4.24)
Ρ=131,835Nm×2,72/s
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil seluruh perhitungan/analisa yang telah dilakukan, maka hasil
perencanaan yang paling ideal untuk prototipe turbin air terapung dengan
memanfaatkan kecepatan arus aliran sungai Namo Sira-Sira adalah :
1. Turbin
- Diameter Turbin : 75 cm
- Lebar Turbin : 50 cm
- Bahan Turbin : Baja ST-37 dengan tebal 2 mm
2. Sudu Turbin
- Model Sudu : Lengkung
- Jumlah Sudu : 12 buah
- Panjang Sudu : 50 cm
- Lebar Sudu : 20 cm
- Bahan Sudu : Baja ST-37 dengan tebal 2 mm
3. Putaran Turbin : 31 rpm
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Fritz Dietzel, Dakso Sriyono. Turbin Pompa dan Kompressor. Erlangga.
Jakarta.1990,hal 10.
[2]. Fritz Dietzel, Dakso Sriyono. Turbin Pompa dan Kompressor. Erlangga.
Jakarta.1990,hal 22.
[3]. Ir. Jero Wacik S, Ir. Suardhana Linggih. Ringkasan Fisika. Ganeca Excat.
Bandung.1985,hal 22.
[4]. Ir. Jero Wacik S, Ir. Suardhana Linggih. Ringkasan Fisika. Ganeca Excat.
Bandung.1985,hal 57.
[5]. Ir. Jero Wacik S, Ir. Suardhana Linggih. Ringkasan Fisika. Ganeca Excat.
Bandung.1985,hal 104.
[6]. M.M. Dandekar, K.N. Sharma. Pembangkit Listrik Tenaga Air. UI. Press
Jakarta.1991,hal 391.
[7]. M.M. Dandekar, K.N. Sharma. Pembangkit Listrik Tenaga Air. UI. Press
Jakarta.1991,hal 394.
[8]. M.M. Dandekar, K.N. Sharma. Pembangkit Listrik Tenaga Air. UI. Press
Jakarta.1991,hal 396.
[9]. M.M. Dandekar, K.N. Sharma. Pembangkit Listrik Tenaga Air. UI. Press
Jakarta.1991,hal 396.
[10]. R.S Khurmi. A Text Book Of Hydraulic Machiner. S.Chand & Company
LTD. Ram Nagar,New Delhi.1984,hal 841.
[11]. http:// water turbine-wikipedia,the free encyclopedia.html.
12. http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
13. http://lingolex.com/bilc/engine.html
14. http://en.wikipedia.org/wiki/francis turbin
15. http://en.wikipedia.org/wiki/kaplan turbin