PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014
OLEH
RANDI PRATAMA 110503067
PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Good
Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan
Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) ” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul
yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa
lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program S-1 Reguler Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua
sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 14 Januari 2016
Yang Membuat Pernyataan,
Randi Pratama
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA
PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan komisaris) dan Ukuran Perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap Manajemen Laba dan menganalisis bahwa Profitabilitas (diproksikan dengan Return On Assets) dapat memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014.
Populasi penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2012-2014 sebanyak 45 perusahaan. Sampel perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 21 perusahan dari 45 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t untuk hipotesis pertama. Sedangkan hipotesis kedua untuk variabel moderating menggunakan uji residual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Variable Profitabilitas (diprosikan dengan Return On Assets) mampu memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
ABSTARCT
EF F ECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND BOARD SIZE ON EARNINGS MANAGEMENT WITH PROF ITABILITYAS MODERATING
VARIABLE IN COMPANY LISTED ON LQ 45 OF INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research examines the impact given by Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either simultaneously and partially affect Earnings Management and Profitability (proxied by Return On Assets) as moderating variabel that effect relationship Good Corporate Governance (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either Earnings Management of company listed on LQ 45 in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014.
Population of this research was 45 company listed on LQ 45 from 2012 to 2014. And research sample was selected using purposive sampling method resulting 21 company chosen over 45 company as the research sampling. Data was processed by coefficient of determination test, F test, and t tes for the first hypothesis while the second hypothesis testing for moderating variabel using residual test.
The result of this research showed that Managerial Ownership, The Board of Commisioners, and Board size affect Earnings Management are not simultaneously influence and partially. Result for Profitability (proxied by Return On Assets) be able to moderate the relationship beetween Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size to Earnigngs Management of Company list on LQ 45 in Indonesian Stock Exchane in 2012-2014.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya , hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI)” ini guna melengkapi tugas serta memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran,
dukungan, motivasi, serta doa dari berbagai pihak, terutama dari kedua orangtua
Ayahanda Zulfahmi BSC dan Ibunda Dra Nofilastri yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat, serta doanya kepada penulis, semoga penulis
dapat menjadi anak yang dibanggakan. Kemudian kepada adik penulis, Fregi
Fanola dan Fresa Fanola yang selalu memberikan doa serta dukungannya kepada
penulis.
Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. selaku Ketua
Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja`far, MM, Ak. selaku
Sekretaris Departemen Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris S-1
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan
Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. Selaku Dosen Pembanding dan Penguji yang
telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
5. Mimi, Nur dan Ragyl yang selalu memberikan semangat, perhatian dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sahabat-sahabat
penulis Wita, Ebod, Nana, Oky dan Teguh yang telah mendukung dan
menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Teman-teman seperjuangan penulis Rafika, Adrian, Reno, Debby, Beto,
Erwin, Amang, Beginta, Reggy, Imam, Dhanie, Bang Ta, Hapis, Fani,
Pekong, Kenpel, Bima, Pak Nop, Richard, Biber, Ocha, Widhy,Edet, Alfi,
Yogi, Sofra, Iyal, Sadid dan seluruh teman-teman S1 Akuntansi khususnya
stambuk 2011 yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi
ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan. Akhir kata, penulis
mengharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.
Medan, 14 Januari 2016
Penulis
Randi Pratama
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Laba ... 8
2.2. Good Corporate Governance ... 10
2.2.1. Ukuran Dewan Komisaris ... 13
2.2.2. Kepemilikan Manajerial ... 14
2.3. Ukuran Perusahaan... 15
2.4. Profitabilitas ... 17
2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 18
2.6. Kerangka Konseptual ... 23
2.7. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 26
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 29
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 30
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian .... 30
3.5.1. Variabel Dependen (Y) ... 31
3.5.2. Variabel Independen(X) ... 32
3.5.2.1. Good Corporate Governance (X1) ... 32
3.5.2.2. Ukuran Perusahaan (X2) ... 32
3.5.3. Variabel Moderating(Z) ... 32
3.6. Metode Analisis Data ... 34
3.6.1. Uji Asumsi Klasik ... 34
3.7. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37
3.7.1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) ... 37
3.7.2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 40
4.1.1. Statistik Deskriptif... 40
4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 48
4.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama... 48
4.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua... 51
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 55
5.2. Keterbatasan Penelitian... 56
5.3. Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul ... ... ... Halaman
2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 18
3.1. Kriteria Sampel ... 27
3.2. Daftar Perusahaan LQ 45 2012-2014 ... 27
3.3. Daftar Nama Sampel Penelitian ... 29
3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 33
3.5. Tabel Durbin-Watson ... 36
4.1. Statistik Deskriptif ... 40
4.2. One Sample Kolmogrov Smirnov Test ... 44
4.3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 45
4.4. Uji Durbin-Watson ... 47
4.5. Uji Koefisien Determinasi ... 48
4.6. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 49
4.8. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ... 50
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul ... Halaman
2.1 Kerangka Konseptual Penelitia.... ... 23
4.1 Grafik Histogram ... 42
4.2 Normal P-Plot ... 43
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA
PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan komisaris) dan Ukuran Perusahaan baik secara simultan maupun parsial terhadap Manajemen Laba dan menganalisis bahwa Profitabilitas (diproksikan dengan Return On Assets) dapat memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014.
Populasi penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2012-2014 sebanyak 45 perusahaan. Sampel perusahaan diambil dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 21 perusahan dari 45 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F, dan uji t untuk hipotesis pertama. Sedangkan hipotesis kedua untuk variabel moderating menggunakan uji residual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Variable Profitabilitas (diprosikan dengan Return On Assets) mampu memoderasi hubungan antara Good Corporate Governance (diproksikan dengan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Dewan Komisaris) dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
ABSTARCT
EF F ECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND BOARD SIZE ON EARNINGS MANAGEMENT WITH PROF ITABILITYAS MODERATING
VARIABLE IN COMPANY LISTED ON LQ 45 OF INDONESIAN STOCK EXCHANGE
This research examines the impact given by Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either simultaneously and partially affect Earnings Management and Profitability (proxied by Return On Assets) as moderating variabel that effect relationship Good Corporate Governance (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size that either Earnings Management of company listed on LQ 45 in Indonesian Stock Exchange in 2012-2014.
Population of this research was 45 company listed on LQ 45 from 2012 to 2014. And research sample was selected using purposive sampling method resulting 21 company chosen over 45 company as the research sampling. Data was processed by coefficient of determination test, F test, and t tes for the first hypothesis while the second hypothesis testing for moderating variabel using residual test.
The result of this research showed that Managerial Ownership, The Board of Commisioners, and Board size affect Earnings Management are not simultaneously influence and partially. Result for Profitability (proxied by Return On Assets) be able to moderate the relationship beetween Good Corporate Governace (proxied by Managerial Ownership and The Board Of Commisioners) and Board Size to Earnigngs Management of Company list on LQ 45 in Indonesian Stock Exchane in 2012-2014.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan
intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal
sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan menurunkan laba (Schipper, 1989),
atau manajemen laba dapat diartikan sebagai tindakan seorang manajer dengan
menaikkan (menurunkan manajemen laba) periode berjalan di unit usaha yang
menjadi tanggung jawabnya, tanpa menimbulkan kenaikan (penurunan)
profitabilitas unit ekonomi tersebut dalam jangka panjang (Fischer dan
Rosenweig,1995). Penelitian-penelitian di Indonesia menghasilkan kesimpulan
yang mendukung adanya praktik-praktik manajemen laba. Perusahaan yang
terancam melanggar perjanjian utang cenderung melakukan manajemen laba
dengan menaikkan laba dalam rangka memperbaiki posisi tawarnya saat negosiasi
ulang atau sebagai upaya melakukan go public untuk mendapatkan dana segar
karena kesulitan mencari dana pinjaman. Sedangkan manajemen laba untuk
perusahaan yang go public dilakukan pada prospektus laporan keuangan
perusahaan sebelum IPO agar investor tertarik menanamkan modalnya.
Laporan keuangan merupakan informasi yang sangat penting bagi pihak
eksternal untuk dapat menilai kinerja suatu perusahaan karena laporan keuangan
menyediakan informasi yang menyediakan hal-hal yang menyangkut posisi
Ghozali (2007) menyatakan bahwa salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah
memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan
dalam menghasilkan laba (earning per share).Informasi keuangan yang dapat
menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba adalah laporan laba
rugi.Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan selama periode tertentu (Kieso dan Weygandt, 2002). Laporan laba
rugi digunakan oleh para investor untuk melihat profitabilitasperusahaan dan
memprediksi prospek perusahaan di masa yang akan datang. Akan tetapi, laba
yang dihasilkan dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode
akuntansi yang digunakan, sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan
kas yang benar.
Laba yang merupakan cerminan kinerja perusahaan dapat dikelola secara
efisien atau oportunis.Secara efisien artinya dikelola untuk keinformatifan
informasi, dan secara oportunis artinya untuk meningkatkan laba sesuai dengan
yang diinginkan dan menguntungkan pihak-pihak tertentu.Untuk tujuan
menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba, manajemen
cenderung mengelola laba secara opertunis dan melakukan manipulasi laporan
keuangan agar menunjukkan laba yang memuaskan meskipun tidak sesuai dengan
kondisi perusahaan yang sebenarnya.Manajemen perusahaan dapat menentukan
kebijakan penggunaaan metode akuntansi dalam menyusun laporan keuangan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.Scott (2006) didalam bukunya
yang berjudul “financial accounting theory” menyatakan bahwa pilihan kebijakan
manajemen laba.Sedangkan menurut Belkaoui (2004), manajemen laba yaitu
suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan
mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang
diinginkan.Earnings management terjadi ketika manajemen menggunakan
keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi-transaksi
yang mengubah laporan keuangan, hal ini bertujuan untuk menyesatkan para
stakeholderstentang kondisi kinerja ekonomi perusahaan, serta untuk
mempengaruhi penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka akuntansi
yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999).
Akibat dampak negatif dari praktek manajemen laba tersebut, maka perlu
dicari solusi untuk dapat mengawasi praktek manajemen laba yang dilakukan oleh
manajemen. Menurut Ihsan (2008) praktek manajemen laba oleh manajemen
dapat diminimumkan melalui mekanisme sebagai berikut :
1. Memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer. Semakin besar kepemilikan manajerial maka semakin rendah kecenderungan manajemen untuk melakukan aktivitas manajemen laba karena adanya keselarasan tujuan pemegang saham dengan manajemen.
2. Peran monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen.
3. Kualitas auditor yang dilihat dari peran auditor yang memiliki kompetensi yang memadai dan bersikap independen sehingga menjadi pihak yang dapat memberikan kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dilaporkan manajemen.
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan manjemen laba yaitu (1)Good
Corporate Governance, dimana GCG sangat penting digunakan dalam mencapai
peningkatan kinerja perusahaan agar mendapat laba yang baik, (2)Ukuran
Selain dari mekanisme tersebut diatas terdapat sebuah mekanisme yang
sangat efektif yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai
kepentingan yang disebut corporate governance.Corporate governance
merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui
supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka
peraturan.Corporate governance dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik atau
pemegang saham memperoleh pengembalian (return) dari kegiatan yang
dijalankan oleh agen atau manajer (Schleifer dan Visny, 1997). Dengan penerapan
corporate governance akan memberikan perlindungan efektif bagi pemegang
saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas
investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu menciptakan
lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable
di sektor korporat.Corporate governance dapat juga didefenisikan sebagai
susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer,
kreditor, pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal yang lain
sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003).
Penerapan corporate governance secara konsisten yang berprinsip pada
keadilan, transparansi, akuntanbilitas, dan pertanggungjawaban akan dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dengan adanya prinsip corporate
governance tersebut diharapkan dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa
kinerja yang mengakibatkan informasi dalam laporan keuangan menjadi tidak
Ciri utama dari lemahnya corporate governance adalah adanya tindakan
mementingkan diri sendiri di pihak para manajer perusahaan salah satunya dengan
melakukan tindakan manajemen laba.Konsep corporate governance adalah
tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transaparan bagi semua pengguna
laporan keuangan sehingga dengan penerapan good corporate governance
diharapkan dapat mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh manajer.
Parkinson (1994) menyatakan bahwa corporate governance adalah proses
supervisi dan pengendalian yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa
manajemen perusahaan bertindak sejalan dengan kepentingan para pemegang
saham (shareholders).
Ada faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba yaitu ukuran
perusahaan. Dalam hal ini besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi
informasi yang di peroleh. Perusahaan besar dianggap memiliki banyak informasi
daripada perusahaan kecil (Mulyani, ddk ; 2007). Ini mengindikasikan perusahaan
besar yang banyak disorot oleh publik dan banyak terdapat informasi
dibandingkan perusahaan kecil.
Profitabiltas erat hubungannya dengan manajemen laba, apabila
profitabilitas perusahaan semakin besar maka kemungkinan terjadinya manajemen
laba yang besar pula, sehingga profitabilitas dan manajemen laba memiliki
hubungan searah.Hubungan profitabiltas terhadap manajemen laba tersebut
membuat profitabilitas dapat memoderasi dengan melemahkan hubungan antara
good corporate governance dalam mempengaruhi manajemen laba. Dari latar
Penerapan Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi ”
Penelitian ini meneruskan dan mereplikasi dari penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Pretty Elisah Rahmah (2014) dengan judul “PENGARUH
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
MANAJEMEN LABA DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah menambahkan Ukuran Perusahaan sebagai variabel
independen dan dalampemilihan sample serta tahun penelitiannya. Pada
penelitian sebelumnya penelitian melakukan penelitian selama tahun 2008-2011
pada perusahaan industry perbankan yang terdaftar di BEI.Sedangkan penelitian
ini melakukan penelitian selama tahun 2012-2014 pada perusahaan LQ45 yang
terdaftar di BEI.Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah dengan
adanya kesamaan variabel independen gcg, variabel dependen manajemen laba
serta variabel moderasi yaitu profitabilitas. Peneliti tertarik dalam melakukan
penelitian ini karena ingin menguji kembali apakah profitabilitas berpengaruh
terhadap manajemen laba atau tidak, karena dalam penelitian sebelumnya
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pengaruh antara mekanisme Good Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaanterhadap Manajemen Laba?
2. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh hubungan Good
Corporate Governance dan Ukuran Perusahaanterhadap Manajemen
Laba?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh antara mekanisme Good Corporate
Governance dan Ukuran Perusahaanterhadap Manajemen Laba.
2. Untuk menguji apakah profitabilitas dapat memoderasi hubungan
antara Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
sebagai berikut:
1. Pentingnya penerapan Good Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan sehingga memberikan pengetahuan dalam
mempertimbangkan aspek-aspek dalam investasi yang tidak terpaku
pada ukuran-ukuran moneter saja
2. Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan
dan tambahan literatur mengenai pengaruh mekanisme Corporate
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Laba
Manajemen laba adalah suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan
pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai
tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004). Definisi manajemen laba juga
dikemukakan oleh Schipper dalam Belkaoui (2004) yang melihat manajemen laba
sebagai suatu intervensi yang disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan
maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan pribadi. Scott (2006)
mendefiniskan manajemen laba sebagai pilihan kebijakan akuntansi yang
dilakukan manajer untuk tujuan spesifik. Sugiri dalam Agnes (2001) membagi
definisi earning management menjadi dua, yaitu: 1) Definisi sempit,
earningmanagement dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku
manajer untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam
menentukan besarnya earning. 2) Definisi Luas, Earning management merupakan
tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini
atas suatu unit dimana manajer bertanggungjawab, tanpa mengakibatkan
peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut. Dari
definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajer dalam mengelola
perusahaan mempunyai kebebasan untuk memilih dan menggunakan
pilihan-pilihan yang tersedia sehingga termotivasi untuk memanipulasi pilihan-pilihan tersebut
dalam mencapai tingkat laba tertentu sesuai tujuan spesifik manajer walaupun
sebenarnya. Motivasi yang melatarbelakangi terjadinya praktik manajemen laba
yang dilakukan oleh manajer menurut Scott dalam Wedari (2004), antara lain
bonus purposes, political motivations, taxation motivations, pergantian CEO,
Initial Public Offering(IPO), dan pentingnya memberi informasikepada investor.
Sulistyanto (2008: 211)menyebutkan beberapa model dalammendeteksi
manajemen laba yang diantaranya adalah The Healy Model, TheDe Angelo Model,
The Modified JonesModel, Industry Adjusted Model, Beaverand Engel, dan The
Cross-SectionalModels. Model yang digunakan dalampenelitian ini adalah Beaver
and Engel.
Copeland (1968 :10) mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some
ability to increase or decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau
meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai dengan keinginan manajer.
Menurut Schipper (1989) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu
intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal,
untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk
memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).Menurut Fischer dan
Rozenzwig (1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan
(menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya
yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas
perusahaan dalam jangka panjang. Menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen
laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan
menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada
angka akuntansi.
Model perhitungannya adalah sebagai berikut:
TAi.t = Ni.t– CFOi.t………...(1)
Nilai total accruals (TAi.t) diestimasi dengan persamaan regresi berganda
sebagaiberikut:
TAi.t/Ai.t-1= α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) +
ei.t………..(2)
Persamaan total akrual diatas diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Estimasi α1,α2,α3 diperoleh dari regresi OLS tersebut dan
digunakan untuk menghitung non-discretionaryaccrual sebagai berikut: NDAi.t = α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) ...(3)
Selanjutnya discretionary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut: DAi.t = (TAi.t/Ai.t-1) - NDAi.t………..(4)
Keterangan:
DAi.t= Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAi.t = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
TAi.t= Total akruals perusahaan i pada periode ke t
Ni.t = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t
CFOi.t = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t
Ai.t-1= Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
ΔREVi.t= Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t
PPEi.t= Aktiva tetap perusahaan i pada periode ke t
ΔRECi.t= Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t
α = Koefisien regresi e = Error
2.2. Good Corporate Governance
Good Corporate Governanceadalah seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Menurut Rahmawati
seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency,
accountability dan responsibility yang mengatur hubungan antar pemegang
saham, manajemen, Direksi dan Komisaris, kreditur, karyawan serta stakeholders
lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak.
Sedangkan tujuan dari Good Corporate Governance adalah untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Menurut Rahmawati dalam Putri (2006) Pelaksanaan good corporate governance
diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini :
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden
Pelaksanaan good corporate governance dilakukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional.Prinsip-prinsip dasar ini
diharapkan menjadi rujukan bagi para regulator (pemerintah) daam membangun
framework bagi penerapan good corporate governance.Prinsip-prinsip dasar
penerapan good corporate governance yang dikemukakan oleh Forum for
Corporate Governance in Indonesia (FCGI) adalah sebagai berikut :
1. Fairness (Kewajaran)
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada
informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan
perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading).
2. Transparansi
Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar
dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam
pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas
perusahaan dan turut memperoleh bagian dari keuuntungan perusahaan.
3. Accountability (Akuntablitas)
Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif berdasarkan
balance of power antara manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris dan
auditor.
4. Responsibility (Responsibilitas)
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh
hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepemtingan
dalam menciptakan kesejahteraan.
Brigham dan Erhardt (2005) menyatakan bahwa tata kelola
perusahaandidefinisikan sebagai seperangkat aturan 4 dan prosedur yang
menjamin manajer untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis nilai.
Prinsip-prinsip tersebut dalam penerapannya dikenal dengan dengan istilah
TARIF yaitu Transparency, Accountability,Responsibility, Independency dan
Fairness. Menurut The World Bank dalam Siti (2004), corporate governance
adalah standar aturan dan standar organisasi di bidang ekonomi yang mengatur
terhadap investor (pemegang saham dan kreditur). Penerapan GCG perbankan
ditandai dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/4/PBI/2006
tentang Pelaksanaan good corporate covernance bagi Bank Umum dan PBI
No.8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
No.8/4/PBI/2006. Peraturan tersebut mengharuskan bank umum nasional
menerapkan tata kelola dengan prinsip prinsip keterbukaan (transparency),
akuntabilitas (accountability),pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness). Peraturan tersebut juga menekankan
pentingnya peran dewan komisaris dan direksi dalam menciptakan good
corporate covernanceserta pentingnyakegiatan check and balance dari
pihak-pihak independen dengan pihak-pihak yang terkait dengan pemegang saham pengendali
untuk meningkatkan pelaksanaan good corporate governance. Penerapan good
corporate governance perbankan diproksikan oleh sebelas aspek yang terdiri dari:
1) tugas dan tanggung jawab komisaris 2) tugas dan tanggung jawab direksi 3)
kelengkapan dan tugas komite 4) penanganan benturan kepentingan 5) fungsi
kepatuhan 6) fungsi audit intern 7) fungsi audit ekstern 8) fungsi manajemen
risiko dan pengendalian internal 9) penyediaan dana pihak terkait dan debitur
besar 10) transparansi 11) rencana strategik.
2.2.1. Ukuran Dewan Komisaris
Dewan Komisaris memiliki peran untuk memonitor
kebijakan direksi.Peran komisaris ini diharapkan dapat
meminimalisir permasalahan agensi yang muncul antara dewan
oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan.Dewan komisaris memegang peran penting dalam
mengarahkan strategi dan mengawasi jalannya perusahaan serta
memastikan bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja
perusahaan sebagai bagian dari pencapaian perusahaan.Dewan
komisaris merupakan inti dari Corporate Governance yang
ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,
mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta
mewajibkan terlaksananya akuntabilitas (Zehnder, 2000).
Rumus Ukuran Dewan Komisaris (Fahrizqi, 2010)
UDK = ∑
2.2.2. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan saham manajerial
dapat mensejajarkan antara kepentingan pemegang saham dengan
manajer, karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari
keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung risiko
apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah.hal tersebut menyatakan bahwa
semakin besar proporsi kepemilikan manajemen pada perusahaan
akan dapat menyatukan kepentingan antara manajer dengan
(Jensen, 1986).Penelitian Oleh Christiawan dan Tarigan (2007)
menyebutkan bahwa :
Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memilikisaham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer.
Kepemilikan Manajerial diformulasikan sebagai berikut:
Kepemilikan manajerial =
x 100%
2.3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar asset total yang dimiliki perusahaan. Total aset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan,
serta hak dan kewajiban yang dimilikinya. Semakin besar ukuran perusahaan,
maka dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin
kompleks pula pengelolaannya. Perusahaan besar pada dasarnya mempunyai
kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain,
perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (Darmawati,
2004). Hesti (2010)& Uyun (2010) dalam Nurcahyo (2014) dalam penelitiannya
menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan asset besar biasanya
akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan
perusahaan agar lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangannya.
Perusahaan diharapkan agar selalu berusaha untuk menjaga stabilitas kinerja
perusahaan merupakan rata-rata dari total penjualan bersih untuk tahun yang
bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar
daripada biaya variable dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan
sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari biaya variable dan biaya
tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston 2001).
Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory
controllability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan
menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan (Mukhlasin,
2002).Sedangkan menurut Jones (1996), ukuran perusahaan menggambarkan
besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah
penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva.Kesimpulannya,
ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan.Fama dan French (1995) berpendapat bahwa perusahaan yang
memiliki nilai skala yang kecil cenderung kurang menguntungkan jika
dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar.Perusahaan berskala kecil
hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk memproduksi barang dengan
jumlah terbatas.Oleh karena itu, perusahaan dengan skala kecil mempunyai risiko
yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan besar. Perusahaan dengan
risiko yang besar biasanya menawarkan return yang besar untuk menarik investor.
Ukuran Perusahaan menggunakan perhitungan logaritma natural dari total assets,
yang diformulasikan sebagai berikut:
2.4. Profitabilitas
Laba merupakan indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam
mengelola perusahaan dan juga berfungsi untuk mengukur efektivitas dari sebuah
proses bisnis. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono dalam Herni dan Yulius Kurnia Susanto, 2008). Tingkat profitabilitas
yang tinggi mencerminkan kinerja perusahaan dan pengawasan berjalan dengan
baik, sama halnya dengan tingkat profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja manajemen tampak buruk di mata
principal. Profitabilitas juga sangat penting dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, karena profitabilitas
menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa
yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha
meningkatkan profitabilitasnya. Rasio profitabilitas dapat ditunjukkan dengan
beberapa model yaitu operating income tonet income before taxes, earning before
taxes to sales, gross profit to sales, operating income to sales,net income to sales.
Profitabilitas dalam penelitian ini tergolong dalam pengukuran skala rasio yang
diproksikan dengan ROA (Return On Assets) :
ROA = Earning After Tax x 100%
2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti/tahun
Judul Variabel Independen
Kesimpulan
1. M. Awais Gulzar Zongjun Wang (2011) Corporate Governance Characteristics and Earnings Management: Empirical Evidance from Chinese Listed Firms CEO duality, proportion of independent directors, board size.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara manajemen laba dan karakteristik corporate governance seperti CEO duality, board meetings, females directors dan concentrated ownership. Tidak ditemukan hubungan antara board size,
director’s shareholdings,
Lanjutan Review Penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti/tahun
Judul Variabel Independen
Kesimpulan
2. Eric Atta Appiadjei(201 4) Capital Structure and Firm Performance: Evidence from Ghana Stock Exchange Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA) and Return on Total Capital (ROTC)
Short term debt dan total equity memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan ROE, ROA, dan ROTC. Tetapi long term debt memiliki hubungan yang negatif dan
signifikan terhadap ROE, ROA, dan ROTC.
3. Goujin Gong
Henock Louis
Amy X Sun (2008) Earning Management and Firm Performance Following Open-Market repurchases Operating Performanc e and Stock Performanc e
Pre-repurchase abnormal accruals memiliki
hubungan yang negatif dengan future
performance.
4. Kym Marcel Martins Ardison Antonio Lopo Martinez Fernando Caio Galdi (2012)
The Effect Of Leverage On Earnings Management in Brazil Leverage Ratio
Lanjutan Review Penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti/tahun
Judul Variabel Independen
Kesimpulan
5. Anis Ben Amar Ezzeddine Abaoub (2010) Earning Management Threshoulds the case in Tunisia Zero earnings, Last Period’s earnings, analysts’ earnings forecasts. Perusahan-perusahan Tunisisa memanajemen laba untuk menghindari kerugian dan penurunan laba.
6. Taher Hamza
Faten Lakhal(2010) The Determinants of earnings management by the acquirer Relative deal size, cash, the value of the premium paid, managerial ownership, toehold equals, and relative book to market.
Cash memiliki hubungan yang negatif terhadap discretionary accruals. Untuk the value of the premium paid terdapat hubungan yang tidak signifikan. Toehold equals berpengaruh negatif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Managerial ownership memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Relative book to market ratio memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap
Lanjutan Review Penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti/tahun
Judul Variabel Independen
Kesimpulan
7. Eka Sefiana (2009) Pengaruh penerapan Corporate governance Terhadap Manajemen Laba pada perusahaan perbankan yang telah go public di BEI
Corporate Governance
Hasil penelitian ini bahwa variabel independen terbukti tidak berpengaruh untuk mengurangi
tindakan manajemen laba.
8. Robert Jao Gagaring Pagalung (2011) Co rporate Governance, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap manajemen laba perusahaan manufaktur indonesia Corporate governance, ukuran perusahaan, dan leverage
1) corporate governance dengan kepemilikan manajerial, dan komite audit memiliki hubungan yang negatif dan
signifikan pada
manajemen laba, ketika kepemilikan institusional dan ukuran dewan komisaris memiliki hubungan yang positif terhadap manajemen laba. 2) Ukuran perusahaan memiliki hubungan yang negatif signifikan terhadap manajemen laba. 3)
Lanjutan Review Penelitian Terdahulu
No Nama
peneliti/tahun
Judul Variabel Independen
Kesimpulan
9. Pretty Elisah rahmah (2014) Pengaruh penerapan Good corporate Governance terhadap manajemen laba dengan profitabilitas sebagai variabel moderating Good corporate Governance Variabel moderating : Profitabilita Good Corporate Governance memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap manajemen laba, dan profitabilitas tidak dapat memoderasi antara good corporate governance dan manajemen laba.
10. Welvin Guna
Arleen Herawaty (2010) Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, independensi Auditor, kualitas audit dan faktor lainnya terhadap manajemen laba Good Corporate Governance ,kepemilika n intitusional, kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen, Independen si Auditor, leverage,
Leverage, kualitas audit, dan profitabilitas
2.6. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian
terdahulu, maka penulis membuat kerangka konseptual sebagai berikut.
Variabel Independen Variabel Dependen
H2 H1
[image:36.595.127.535.235.487.2]H2
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Pada kerangka konseptual diatas,terdapat dua variabel independen, satu
variabel dependen dan satu variabel moderating. Adapun variabel independen
yang terdapat pada kerangka konseptual diatas yaitu Good Corporate Governance
dan Ukuran Perusahaan yang akan diuji secara parsial dan simultan terhadap
variabel dependen yaitu Manajemen Laba. Seperti yang terlihat dikerangka
konseptual terdapat variabel moderating yaitu Profitabilitas yang akan diuji
apakah variabel moderating tersebut dapat memoderasi hubungan variabel
dependen dan independen.
Manajemen Laba (Y) Good Corporate
Governance (X1)
Profitabilitas (Z) Ukuran perusahaan
1. Hubungan Good Corporate Governance dan Manajemen Laba
Informasi laba sangat penting bagi stakeholder sebagai dasar pengambilan
keputusan karena memiliki nilai prediktif.Hal tersebut membuat pihak manajemen
berusaha untuk melakukan manajemen laba agar kinerja perusahaan tampak baik
oleh pihak eksternal khususnya shareholder.Good corporate governance
merupakan mekanisme yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan kinerja
perusahaan dan perilaku pihak manajemen yang menjamin bahwa manajemen
bertindak yang terbaik bagi kepentingan stakeholder. Corporategovernance
mengatur pola hubungan 5 antara komisaris, direksi dan manajemen agar terjadi
chek and balances dalam pengelolaan organisasi.Dengan adanya mekanisme good
corporategovernance maka dapat mengurangi tindakan opportunis manajer dalam
melakukan manajemen laba, karena adanya pengawasan dan pengendalian yang
menjadi esensi utama dari mekanisme good corporate governance.Menurut hasil
penelitian Tangjitprom (2013) menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan yang
baik berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.Hal tersebut diperkuat oleh
hasil penelitian Werner (2010) yang menyatakan bahwa praktik good corporate
governance berpengaruh signifikan terhadap praktik earningsmanagement yang
dilakukan oleh perusahaan.
2. Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya
perusahaan.Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk mewakili
ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah penjualan, dan
semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin
besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat
(Sudarmadji dan Sularto, 2007).
3. Hubungan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba
Profitabilitas merupakan salah satu indikator penting yang dapat
digunakan untuk menilai kekayaan perusahaan.Laba yang dihasilkan perusahaan
selama tahun berjalan dapat menjadi indikator terjadinya praktik manajemen laba
dalam suatu perusahaan (Welvin dan Arleen, 2010).Manajer sering kali
memanipulasi komponen laba rugi perusahaan dalam melakukan manajemen
laba.Hasil penelitian Welvin dan Arleen menunjukkan profitabilitas memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan hasil penelitian Rita (2011)
menunjukkan adanya pengaruh positif antara profitabilitas dengan manajemen
laba.
2.7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori, dan
kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1 :Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba baik secara
simultan maupun parsial.
2. H2 : Profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara Good
Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan adalah hubungan sebab akibat (kausal)
yaitu jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen
tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y
(Erlina, 2007:66). Jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan
sebab-akibat dengan cara pengamatan terhadap akibat yang ada dan menelusuri
faktor-faktor penyebabnya.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah sebuah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
benda-benda, dan ukuran lain dari objek yang menjadi perhatian. Adapun
pengertian populasi sebagai “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini,
populasi yang digunakan oleh peneliti adalah perusahaanLQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014.
Sampel adalah bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.Apa
yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi,
untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampel menggunakan kriteria tertentu yang ditentukan peneliti pada awal
penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil harus memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga Desember 2014.
2. Tidak keluar dari urutan perusahaan yang ada pada index LQ45 di
[image:40.595.141.518.278.419.2]Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014.
Tabel 3.1. Kriteria Sampel
No. Kriteria Sampel Jumlah
1 Masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga Desember 2014
45
2 Tidak keluar dari urutan perusahaan yang ada pada index LQ45 di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014
21
Jumlah Sampel 21
Tabel 3.2.
Daftar Perusahaan LQ 45 2012-2014
2012 2013 2014
1. AALI 1. AALI 1. AALI
2. ADRO 2. ADHI 2. ADHI
3. AKRA 3. ADRO 3. ADRO
4. ASII 4. AKRA 4. AKRA
5. ASRI 5. ANTM 5. ASII
6. BBCA 6. ASII 6. ASRI
7. BBNI 7. ASRI 7. BBCA
8. BBRI 8. BBCA 8. BBNI
9. BBTN 9. BBNI 9. BBRI
10. BDMN 10. BBRI 10. BBTN
11. BHIT 11. BBTN 11. BMRI
12. BKSL 12. BDMN 12. BMTR
13. BMRI 13. BMRI 13. BSDE
14. BMTR 14. BMTR 14. CPIN
15. BSDE 15. BSDE 15. EXCL
16. BUMI 16. CPIN 16. GGRM
17. BWPT 17. CTRA 17. ICBP
[image:40.595.113.518.415.751.2]20. GGRM 20. HRUM 20. INTP
21. HRUM 21. ICBP 21. ITMG
22. ICBP 22. INCO 22. JSMR
23. IMAS 23. INDF 23. KLBF
24. INCO 24. INTP 24. LPKR
25. INDF 25. ITMG 25. LPPF
26. INTP 26. JSMR 26. LSIP
27. ITMG 27. KLBF 27. MNCN
28. JSMR 28. LPKR 28. MPPA
29. KLBF 29. LPPF 29. PGAS
30. LPKR 30. LSIP 30. PTBA
31. LSIP 31. MNCN 31. PTPP
32. MAIN 32. PGAS 32. PWON
33. MAPI 33. PTBA 33. SCMA
34. MLPL 34. PTPP 34. SILO
35. MNCN 35. PWON 35. SMGR
36. PGAS 36. SCMA 36. SMRA
37. PTBA 37. SMGR 37. SRIL
38. PWON 38. SMRA 38. SSMS
39. SMCB 39. TAXI 39. TBIG
40. SMGR 40. TBIG 40. TLKM
41. SSIA 41. TLKM 41. UNTR
42. TLKM 42. UNTR 42. UNVR
43. UNTR 43. UNVR 43. WIKA
44. UNVR 44. WIKA 44. WSKT
45. WIKA 45. WSKT 45. WTON
Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang harus memenuhi
karakteristik tersebut, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
Tabel 3.3. Daftar Nama Sampel Penelitian Periode 2013-2014
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk 2 ADRO Adaro Energy Tbk
3 AKRA AKR Corporindo Tbk 4 ASII Astra International Tbk 5 BBCA Bank Central Asia Tbk 6 BMTR Global Mediacom Tbk
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
8 EXCL XL Axiata Tbk
9 GGRM Gudang Garam Tbk
10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 11 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 12 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 13 KLBF Kalbe Farma Tbk
14 LPKR Lippo Karawaci Tbk 15 LSIP PP London Sumatera Tbk 16 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
17 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
18 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)Tbk 19 PWON Pakuwon Jati Tbk
20 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 21 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder dalam bentuk
kuantitatif yaitu data yang diukur berdasarkan skala numerik seperti nilai
rasio.Data penelitian merupakan kombinasi one-shot atau cross sectional data dan
time series data (pooling data).Cross sectional data dimaksudkan bahwa data
diambil dengan melibatkan satu kali pengumpulan yaitu menggunakan periode
Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala
rasio.Skala rasio menurut Sekaran (2009:243) adalah skala yang memiliki
permulaan nol absolute dan karena itu menunjukkan tidak hanya besaran, tetapi
juga proporsi perbedaan.
Data yang dipergunakan adalah data sekunder yaitu data berupa
dokumentasi laporan keuangan yang diterbitkan secara rutin.Data diperoleh
dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan-perusahaan dalam indeks LQ
45 lewat website www.idx.co.id.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data
dikumpulkan dengan metode dokumentasi berupa laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2012-2014.
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:2).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen,
3.5.1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen disebut juga variabel terikat, variabel
konsekuen, atau variabel output.Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2011:4).Dalam penelitian ini variabel dependen adalah
manajemen laba (Y).Manajemen laba adalah suatu kemampuan untuk
memanipulasi pilihan pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang
tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004).
Model perhitungannya adalah sebagai berikut:
TAi.t = Ni.t– CFOi.t………...(1)
Nilai total accruals (TAi.t) diestimasi dengan persamaan regresi berganda
sebagaiberikut:
TAi.t/Ai.t-1= α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) +
ei.t………..(2)
Persamaan total akrual diatas diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Estimasi α1,α2,α3 diperoleh dari regresi OLS tersebut dan
digunakan untuk menghitung non-discretionaryaccrual sebagai berikut: NDAi.t = α1(1/Ai.t-1) + α2{(ΔREVi.t–ΔRECi.t)/Ai.t-1} + α3(PPEi.t/Ai.t-1) ...(3)
Selanjutnya discretionary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut: DAi.t = (TAi.t/Ai.t-1) - NDAi.t………..(4)
Keterangan:
DAi.t= Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
NDAi.t = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t
TAi.t= Total akruals perusahaan i pada periode ke t
Ni.t = Laba bersih perusahaan i pada periode ke t
CFOi.t = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode ke t
Ai.t-1= Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
ΔREVi.t= Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t
PPEi.t= Aktiva tetap perusahaan i pada periode ke t
ΔRECi.t= Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t
3.5.2. Variabel Independen (X)
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas atau
variabel prediktor.Variabel independen merupakan variabel yang
memengaruhi atau menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (variabel bebas) (Sugiyono, 2011:4).
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan variabel independen
terdiri dari Good Corporate Governance (X1) dan Ukuran perusahaan
(X2).
3.5.2.1. Good Corporate Governance (X1)
Good Corporate Governance diukur dengan
UkuranDewan Komisaris dan Kepemilikan Manajerial yang
diformulasikan sebagai berikut.
UDK = ∑
Kepemilikan manajerial =
x 100%
3.5.2.2. Ukuran Perusahaan (X2)
Ukuran Perusahaan menggunakan perhitungan logaritma
natural dari total assets, yang diformulasikan sebagai berikut:
Ukuran perusahaan = Ln (total assets)
3.5.3. Variabel Moderating (Z)
Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak
kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan dependen.
(Erlina, 2007:33). Variabel moderating dapat berperan sebagai factor yang
variabel dependen suatu penelitian.Di dalam penelitian ini, variabel
moderating yang digunakan adalah Profitabilitas. Profitabilitas dalam
penelitian ini tergolong dalam pengukuran skala rasio yang diproksikan
dengan ROA (Return On Assets)
ROA = Earning After Tax x 100%
Total Aktiva
Ringkasan definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian
ditunjukkan dalam tabel 3.2.
Tabel 3.4.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Manajemen Laba
(Y)
Suatu kondisi dimana manajemen melakukan
intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan
bagi pihak
eksternal sehingga dapat meratakan
DA= (TA/A)-NDA
Rasio
Good Corporate Governance
(X1)
system yang mengatur dan mengendalikan perusahaan
1. Ukuran Dewan Komisaris
= ∑ Komisaris
Perusahaan
2. Kepemilikan manajerial =
Rasio Ukuran Perusaha an
Ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan
[image:46.595.136.534.401.753.2](X2)
Variabel Definisi Indikator Skala
ROA (Z)
Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva
Laba Bersih Setelah Pajak ×100% Total Aktiva
Rasio
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda.Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberaoa jauh
perubahan variabel dependen jika variabel independennya dimanipulasi.Sebelum
melakukan regresi, peneliti terlebih dahulu melaukan uji asumsi klasik dan
statistik deskriptif.
3.6.1. Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik adalah asumsi yang mendasari analisis regresi
dengan tujuan mengukur asosiasi atau keterikatan antarvariabel
bebas.Terdapat 4 (empat) pengujian terkait uji asumsi klasih yaitu uji
normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokolerasi.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui keberadaan variabel
pengganggu atau residual di dalam model regresi.Jika data normal,
maka staistik yang dipergunakan adalah statistic parametric.Jika
sebaliknya, maka statistic non parametriklah yang digunakan atau
Dalam menguji normalitas data, peneliti menggunakan Kolgomorov
Smirnov untuk menemukan distribusi residual. Jika sig atau p-value >
0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2005:27)
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel
dependen antara yang satu dengan yang lainnya. (Erlina, 2007:107).
Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung
multikolinearitas di dalamnya.Pengujian ini menggunakan nilai VIF
(Variance Inflation Factors) sebagai acuan adanya
multikolinearitas.Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka telah terjadi
multikolinearitas antara variabel independen. Di samping itu, sebuah
model regresi dikatakan mengandung multikolinearitas apabila korelasi
antara variabel independennya lebih besar dari 0,9.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat ketidaksamaan varians
dari residual dalam model regrei dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik tidak diperbolehkan mengandung
heteroskedastisitas.
Terdapat beberapa cara dalam mengidentifikasi keterjadian
heteroskedastisitas. Wulandari (2012:47) mengungkapkan salah satu
cara mengidentifikasi heteroskedastisitas dalam model regresi adalah
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola
beraturan (gelombang, melebar kemudian menyempit), maka
model regresi mengalami heteroskedastisitas.
2) Jika ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar ke atas
dan bawah 0 pada sumbu Y, maka model tidak mengalami
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Menurut Algifari (2000:88) dalam Wulandari (2012:46) autokorelasi
adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan
waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang
eenggunakan data time series.pengujian autokorelasi digunakan untuk
mengetahui keberadaan korelasi antara anggota serangkaian data
observasi yang diurutkan menurut waktu. Pengujian autoorelasi dapat
menggunakan Durbin-Watson Test (Uji Durbin-Watson) dengan
keterangan pada table 3.3.
[image:49.595.179.508.578.643.2]Tabel 3.5. Tabel Durbin Watson
Kondisi Nilai
3.7.. Pengujian Hipotesis Penelitian
3.7.1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Dalam peneltiian ini, hipotesis (H1) diuji dengan analisis regresi
linear berganda dengan model sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +e
Keterangan :
Y = Manajemen Laba
a = Konstanta
b1,b2= Koefisien Regresi
X1 =Good Corporate Governance yang
diproksikanDiscretionary accrual
X2 = Ukuran Perusahaan
e = Error
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat statistic
Statistical Package For The Social Science (SPSS). SPSS adalah salah satu
program computer yang khusus dibuat untuk mengolah data dengan
metode statistic tertentu (Santoso, 2010:11).Pengujian hasil analisis regresi
linear berganda dilakukan dengan Uji F dan Uji t.
a. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
yang dimasukkan memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap
1. Jika F hitung > F table dengan tingkat signifikansi (α) 5%,
maka Ha yang diajukan diterima
2. Jika F hitung < F table dengan signifikan (α) 5% maka Ha tidak
dapat diterima.
b. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)
T-test digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel yang
memberikan pengaruh paling dominan di antara variabel independen yang
ada.
Hipotesis yang diuji adalah:
Ha = masing-masing variabel independen berpengaruh parsial terhadap
variabel dependen.
Uji ini memiliki ketentuan:
1. Jika t-hitung > t-tabel, maka Ha tidak dapat diterima
2. Jika t-hitung < t-tabel, maka Ha diterima. Hal ini berarti
bahwa variabel-variabel independen berpengaruh terhadap
Manajemen Laba
3.7.2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Pengujian hipotesis selanjutnya (H2) berkaitan dengan interaksi
Profitabilitas dalam mempengaruhi variabel independen terhadap
Manjemen Laba.Seluruh variabel independen harus diregresikan dengan
variabel moderating melalui uji residual.Uji residual digunakan untuk
Analisis residual menguji pengaruh deviasi dari suatu model
dengan fokus lack of fit antar variabel independen (Ghozali, 2013:240).
Apabila antara variabel independen memiliki nilai residual yang kecil atau
nol dengan Profitabilitas, maka terjadi kecocokan antara keduanya
sehingga Profitabilitas dapat dikategorikan sebagai variabel moderating
yang menaikkan Manajemen Laba.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan regresi
persamaan :
Z = a + b1X1 + b2X2 + e………..(1)
Kemudian regresi dilanjutkan dengan persamaan :
| e | = a + b1Y………..(2)
Persamaan regresi (2) menggambarkan Profitabilitas sebagai
variabel moderating jika nilai koefisien parameternya signifikan dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1. Statistik Deskriptif
Penelitian diawali dengan melakukan analisis statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran dari
data yang digunakan di dalam penelitian. Output tampilan statistik
[image:53.595.110.545.430.644.2]deskriptif tercantum pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistic Statisti