• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Bullying dengan Teman Di SMP Negeri 2 Blangpidie Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Bullying dengan Teman Di SMP Negeri 2 Blangpidie Tahun 2015"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPRILAKU BULLYING DENGAN TEMAN DI SMP NEGERI 2 BLANGPIDIE TAHUN 2015

145102181 AFIFAH ALAWIYAH

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU BULLYING DENGAN TEMAN DI SMPNEGERI 2 BLANGPIDIE TAHUN 2015

ABSTRAK Afifah Alawiyah

Latar belakang : Bullying sebagai salah satu bentuk tindakan agresif merupakan permasalahan bagi siswa pada lingkungan pendidikan atau sekolah. Siswa berperilaku bullying dengan teman dapat membuat siswa mengalami gangguan psikologis berupa depresi, takut dan merasa tidak nyaman sehingga dapat mengganggu aktivitas belajarnya.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie tahun 2015. Metodologi : penelitianini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 75 orang dengan teknik sampling menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Blangpidie. Analisis data menggunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 46 orang (61,3%), beragama Islam sebanyak 73 orang (97,3%) dan bersuku Aceh sebanyak 70 orang (93,3%).Bahwa faktor keluarga 48 orang (64%), teman 38 orang (64%) dan media (38 orang (50,7%) dikategorikan baik terhadap siswa berperilaku bullying siswa di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Perilaku bullying siswa juga dikategorikan baik sebanyak 58 orang (77,3%).

Kesimpulan dan Saran : Faktor keluarga, teman dan media cenderung sudah baik terhadap siswa dalam berperilaku bullying. Disarankan kepada sekolah menambah materi pelajaran tentang perilaku bullyingdan moral agar siswa dapat terhindar dari perilakubullyingterhadap temannya.

(4)

FACTORS THAT AFFECT THE BULLYING WITH FRIENDS IN SMP NEGERI 2 BLANGPIDIE IN 2015

ABSTRACT Afifah Alawiyah

Background: Bullying as a form of aggressive action is a problem for students in education or school environment. Students who behave bullying with friend can make students have psychological disorders such as depression, fear and feel uncomfortable so that it can interfere with their learning activities.

The purposeof this study: to determine the factors influence the occurrence of bullying (violence) with friends at SMP Negeri 2 Blangpidie in 2015.

Methodology: used descriptive design with cross sectional approach. Sample as much as 75 people taking by simple random sampling. This study was conducted in SMP Negeri 2 Blangpidie. Data analyzing used univariate.

Results: the majority of respondents were female as many as 46 people (61.3%), Muslims as many as 73 people (97.3%) and the ethnic Acehnese as many as 70 people (93.3%). Family factor, friends and media that influence bullying behavior of students in SMP Negeri 2 Blangpidie Aceh Barat Daya District, majority is good 48 people (64%), 38 people (50.7%) and 38 people (50.7%). Students’ bullying behavior is also categorized good as much as 58 people (77.3%).

Conclusion and suggestion:Family factor, friends and media that influence bullying behavior of students tend to good. It is suggested tothe school to add subject matterofbullying behaviorand moralsso that studentscan avoidbullyingbehavioron their friends.

(5)
(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ProposalKarya Tulis Ilmiah dengan judul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Bullying dengan Teman Di SMP Negeri 2 Blangpidie Tahun 2015”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes. selaku Dekan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. Ibu Nur Asiah, S.Kep.Ns.M.Biomedselaku pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Evi Karota Bukit,S.Kp,MNS selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. dr. Ichwanul Adenin, SpOG(K) selaku penguji II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh Staf Dosen dan pegawai administrasi pada Program Studi D-IV

(8)

7. Kepada orang tua, serta keluarga tercinta yang banyak memberikan semangat dan nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Serta rekan-rekan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

USU seangkatan 2014 yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini, mudah-mudahan tulisan ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan para pembaca khususnya, semoga segala budi baik dari orang-orang yang peneliti sebutkan di atas mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Amin Ya Rabbal ’Alamin.

Medan, 19 Januari 2015 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

B. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Bullying ... 11

1. Faktor Guru ………. ... 12

(10)

E. Instrumen Penelitian ... 22

F. Alat Pengumpulan Data ... 22

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 23

H. Analisa Data... 24

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR SKEMA

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembaran Penjelasan Kepada Responden

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Lampiran 3. Lembar Kuesioner

(14)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU BULLYING DENGAN TEMAN DI SMPNEGERI 2 BLANGPIDIE TAHUN 2015

ABSTRAK Afifah Alawiyah

Latar belakang : Bullying sebagai salah satu bentuk tindakan agresif merupakan permasalahan bagi siswa pada lingkungan pendidikan atau sekolah. Siswa berperilaku bullying dengan teman dapat membuat siswa mengalami gangguan psikologis berupa depresi, takut dan merasa tidak nyaman sehingga dapat mengganggu aktivitas belajarnya.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie tahun 2015. Metodologi : penelitianini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 75 orang dengan teknik sampling menggunakan simple random sampling. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Blangpidie. Analisis data menggunakan univariat.

Hasil : Hasil penelitian, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 46 orang (61,3%), beragama Islam sebanyak 73 orang (97,3%) dan bersuku Aceh sebanyak 70 orang (93,3%).Bahwa faktor keluarga 48 orang (64%), teman 38 orang (64%) dan media (38 orang (50,7%) dikategorikan baik terhadap siswa berperilaku bullying siswa di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Perilaku bullying siswa juga dikategorikan baik sebanyak 58 orang (77,3%).

Kesimpulan dan Saran : Faktor keluarga, teman dan media cenderung sudah baik terhadap siswa dalam berperilaku bullying. Disarankan kepada sekolah menambah materi pelajaran tentang perilaku bullyingdan moral agar siswa dapat terhindar dari perilakubullyingterhadap temannya.

(15)

FACTORS THAT AFFECT THE BULLYING WITH FRIENDS IN SMP NEGERI 2 BLANGPIDIE IN 2015

ABSTRACT Afifah Alawiyah

Background: Bullying as a form of aggressive action is a problem for students in education or school environment. Students who behave bullying with friend can make students have psychological disorders such as depression, fear and feel uncomfortable so that it can interfere with their learning activities.

The purposeof this study: to determine the factors influence the occurrence of bullying (violence) with friends at SMP Negeri 2 Blangpidie in 2015.

Methodology: used descriptive design with cross sectional approach. Sample as much as 75 people taking by simple random sampling. This study was conducted in SMP Negeri 2 Blangpidie. Data analyzing used univariate.

Results: the majority of respondents were female as many as 46 people (61.3%), Muslims as many as 73 people (97.3%) and the ethnic Acehnese as many as 70 people (93.3%). Family factor, friends and media that influence bullying behavior of students in SMP Negeri 2 Blangpidie Aceh Barat Daya District, majority is good 48 people (64%), 38 people (50.7%) and 38 people (50.7%). Students’ bullying behavior is also categorized good as much as 58 people (77.3%).

Conclusion and suggestion:Family factor, friends and media that influence bullying behavior of students tend to good. It is suggested tothe school to add subject matterofbullying behaviorand moralsso that studentscan avoidbullyingbehavioron their friends.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik ilmu pengetahuan, teknologi dan dalam bidang-bidang kehidupan budaya lainnya. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang direncanakan.

Hal tersebut tidak secara otomatis dapat terwujud karena banyaknya permasalahan yang menghinggapi dunia pendidikan itu sendiri, diantaranya adalah fasilitas sekolah dan prilaku siswa. Permasalahan mengenai fasilitas sekolah, misalnya: banyaknya bangunan sekolah yang rusak bahkan roboh dan minimnya alat peraga pendidikan maupun sarana penunjang yang lain. Selain itu, terjadi permasalahan pada prilaku siswa, misalnya: prilaku mencotek saat ujian, perkelahian (tawuran) antar pelajar yang berakibat pada kematian. Salah satu masalah yang berkembang di sekolah adalah perilaku bullying pada siswa.

Bullying sebagai salah satu bentuk tindakan agresif merupakan permasalahan

(17)

saat ini lingkungan pendidikan telah banyak terjadi prilaku bullying. Dari data National Mental Health and Education Center tahun 2004 di Amerika diperoleh data bahwa bullying merupakan bentuk kekerasan yang umumnya terjadi dalam lingkungan sosial dimana 15% dan 30% siswa adalah pelaku bullying dan korban bullying. Prevalensi prilaku bullying yang meningkat dari tahun ke tahun elah

menimbulkan kerusakan atau kerugian yang besar. Selain itu, prilaku bullying ini tidak mendapatkan Intervensi dalam penanganannya, selain mediasi secara efektif mengurangi konflik di antara anak-anak yang menjadi korban bullying Astuti, R.P (2008).

(18)

Astusi, R.P, (2008) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa prilaku bullying merupakan faktor resiko dalam berkembangnya depresi pada pelaku dan

korban bullying. Dalam Semai Jiwa Amini (SEJIWA) 2008 dijelaskan bahwa hal yang paling ekstrim mengenai dampak psikologis dari bullying yaitu munculnya gangguan psikologis misalnya rasa cemas yang berlebihan, merasa ketakutan, depresi, dan memiliki keinginan untuk bunuh diri serta munculnya gejala gangguan stres pasca trauma.

Hasil survey yang ditemukan oleh Plan Indonesia dan sejiwa yang dilakukan pada 1500 siswa SMP dan SMA di tiga kota besar yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Tahun 2008 menjelaskan bahwa tindakan bullying pernah terjadi di sekolah. Kategori tertinggi pembullian secara psikologis berupa pengucilan. Sebuah studi menunjukkan 67% pelajar di kota – kota besar di Indonesia menyatakan bahwa di sekolahnya pernah terjadi bullying (Eunike & Kusnadi, 2009). Data ini masih memiliki kelemahan karena penelitian tidak hanya dilakukan pada anak sekolah dasar tetapi dilakukan juga pada sekolah menengah pertama dan menengah atas. Data yang ada di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa 31,8% siswa sekolah menengah pertama pernah mengalami bullying (Farida, 2006).

(19)

dengan paksa, prilaku mencotek, adanya siswa yang merasa kuat mengancam pada siswa yang lemah seperti contohnya minta dibuatkan pekerjaan rumah, dan semuanya dilakukan secara berulang.

Beberapa bullying lain yang muncul di SMPN 2 Blangpidie berdasarkan hasil survei pendahuluan diantaranya adalah pemalakan atau meminta sesuatu secara paksa seperti makanan, minuman, pensil, pulpen atau penghapus, meminta yaitu berupa ejekan kepada teman-temannya sampai teman yang diejek menangis, selain itu juga kebiasaan untuk memanggil temannya dengan nama yang bukan nama siswa yang sebenarnya dan melecehkan secra berulang-ulang.

Hal ini diperkuat melakui wawancara dengan salah satu guru SMPN 2 Blangpidi, terungkap beberapa kasus yang terjadi pada siswa SMP. Kasus yang sering terjadi adalah seorang siswa SMP bertindak sebagai bos bagi teman-temannya yang lemah. Layaknya seorang bos, anak ini akan selalu minta sesuatu misalnya uang, makanan ringan yang dibawa temannya hingga meminta bahan contekan (PR atau ulangan), bahkan disertai dengan ancaman bila temannya tersebut tidak memberikannya.

Berdasarkan latar belangkang tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul ”faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

(20)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perilaku bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

b. Untuk mengetahui faktor keluarga terhadap terjadinya bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

c. Untuk mengetahui faktor teman terhadap terjadinya bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

d. Untuk mengetahui faktor media terhadap terjadinya bullying (kekerasan) dengan teman di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

D. Mamfaat Penelitian

(21)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pendidikan dalam pembinaan faktor siswa yang mengalami perilakubullying atau kekerasan lebih dini dan awal.

2. Bagi Penelitian

Sebagai wahana untuk menerapkan ilmu yang didapat dan memperluas wawasan pengetahuan dibidang penelitian dan solusi (dalam mencapai mutu pengetahuan tentang faktor perilaku bullying atau kekerasan pada siswa)

3. Bagi Penulis Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutmya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku bullying terhadap teman.

4. Bagi siswa

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BULLYING (Kekerasan)

1. Pengertian Bullying (Kekerasan)

Bullying adalah tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat

terhadap pihak yang lebih lemah. Di sekolah bullying lebih dikenal dengan istilah-istilah seperti digertak, digencet, dan lain-lain ( Coloroso, 2004).

Menurut Sugijokanto (2014)yang dimaksud dengan bullying atau pelecehan ini dapat lewat kata – kata atau lewat tindakannya yang bertujuan membuat mental lawannya jatuh dan tertekan. Tujuan lainnya adalah mengendalikan seseorang baik lewat kata – kata yang menghina, bernada tinggi dan ancaman atau tindakan kekerasan (Sugijokanto, 2014).

Pengertian tentang bullying di Indonesia masih belum teridentifikasikan secara baku. Beberapa diskusi tentang bullying mengartikan bullying dengan menerjemahkan menjadi pemalakan. Memang masalah definisi tentang bullying bukan hanya terjadi di Indonesia saja. Di negara-negara Skandinavia masalah bulyying diistilahkan dengan kata mobbing (Norwegia dan Denmark), atau

mobning (Swedia dan Firlandia). Kata tersebut berasal kata dasar Bahasa Inggris mob yang arti biasanya ada sebuah kelompok orang yang bersifat anonim, namun istilah tersebut juga sering digunakan manakala seseorang melecehkan atau menekan orang lain (Olweus, 2004).

(23)

Bullying merupakan aktivitas sadar, disengaja dan bertujuan untuk melukai,

menanamkan ketakutan melalui ancaman agresi lebih lanjut, dan menciptakan teror yang didasari oleh ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencenderai, ancama agresi lebih lanjut, teror, yang dapat terjadi jika penindasan menigkat tanpa henti (Coloroso, 2007). Bullying dapat dilakukan secara fisik ( menampar, menimpuk, menjegal, memalak, melempar dengan barang, dan sebagainya), verbal ( memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum, menyoraki, menebar gosip, memfitnah, dan sebagainya), dan psikolgis ( memandang sinis, mengancam, mempermalukan, mengucilkan, mencibir, mendiamkan dan sebaginya) ( Sejiwa, 2008).

Penelitian memperlihatkan adanya gejala depresi dan sakit pada korban dan resiko drop-out atau dikeluarkan dari sekolah pada pelaku (Ma, 2001). Dengan kata lain, bullying disekolah merupakan gejala yang berdampak buruk pada pelajar yang terlibat bullying, baik sebagai pelaku dan korban. Bahkan dampak tersebut dapat membuat korban menjadi pelaku bullying apabila terjadi siklus kekerasan, begitupun sebaliknya.

3. Bentuk – Bentuk Bullying

Elliot (2005) memaparkan ada beberapa jenis bullying, yaitu : a. Bullying Verbal

Bullying dengan menggunakan kata-kata yang menyakitkan seperti

(24)

Bullying yang dilakukan dengan kontak fisik misalnya mendorong,

memukul, menendang atau mencubit. c. Bullying Diam

Bullying yang dilakukan dengan diam dan secara sengaja mengabaikan

orang lain atau memberi tanda-tanda dengan bahasa tubuh tertentu untuk meyakinkan orang tersebut bahwa ia tidak layak untuk masuk dalam kelompok tertentu. Pelaku bisa melakukannya dengan cara melengos, mengabaikan ketika seseorang lain berbicara dan lain-lain. Singkatnya bullying diam dilakukan untuk membuat orang lain merasa tidak nyaman

tanpa mengatakan sesuatu atau tanpa melakukan kontak fisik. d. Bullying Emosional

Emosional adalah tindakan negatif yang dilakukan terhadap orang lain yang memiliki ciri-ciri yang berbeda dari kelompok lainnya, bentuk rambut, warna kulit dan sebaginya. Bullying dapat dilakukan dengan cara mengumpat atau bertindak secara sengaja dengan menggunakan gerakan-gerakan tertentu yang bertujuan untuk menghina.

e. Bullying Cyber

Bullying yang dilakukan melalui telepon seluler. Pesan pendek (SMS),

e-mail dan website untuk menyerang orang lain. Dalam beberapa kasus, pelaku bullying membuat website dan mengundang orang lain untuk membuat komentar-komentar jorok terhadap kelompok tertentu. Cyber bullying semacam ini sebenarnya merupakan bullying emosional yang

(25)

berupa apa saja yang dilakukan untuk membuat orang lain menrasa tidak nyaman dan orang yang menjadi korban tidak berdaya menghadapinya ( Elliot, 2005).

Menurut Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) 2007, ada beberapa jenis dan wujud bullying, tapi secara, praktek-praktek bullying dapat dikelompokkan ke tiga katagori, yaitu:

a. Bullying Fisik

Ini adalah jenis bullying yang kasat mata. Siapa pun dapat melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dengan dan korbannya. Contoh - contoh bullying fisik antara lain: Memukul, menendang, mencubit, mencakar, mendorong kepala atau badan, menampar, menimpuk, menarik baju, menginjak kaki, menjegal, meludah, menjambak, menjewer, memalak, melempar dengan barang, menyenggol dengan bahu< lari keliling lapangan, push up, bersihkan WC.

b. Bullying Verbal

(26)

c. Bullying Mental / Psikologis

Ini jenis bullying yang paling berbahaya karena tidak terungkap mata atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya. Praktek bullying ini terjadi diam-diam dan diluar sadar permantauan kita. Contoh- contohnya: memandabg sinis,memandang penuh ancaman, mempermalukan didepan umum, mendiamkan, mengucilkan, mempermalukan, merendahkan, meneror lewat pesan pendek, telepon atau e-mail, menolak, menuduh, menggosipkan, memfitnah, membentak, memelototi, mencibir.

Sullivan (2000) menyebutkan bahwa bullying dapat terjadi dalam beberapa bentuk, namun secara garis besar Sullivan membagi menjadi dua kelompok besar bullying yakni:

a. Bullying Fisik

Meliputi mengigit, menjambak, memukukl, menendang, mengunci didalam kamar, meninju, mendorong, mencakar, meludahi atau bentuk-bentuk serangan fisik lainnya. Bullying fisik juga meliputi perusakan barang – barang milik seseorang. Bullying fisik sering menyebabkan luka yang mudah terlihat, seperti memar atau lecet. Bentuk ini merupakan bentuk yang mudah terlihat dan mudah teridentifikasi. Bullying fisik yang ekstrim bisa mengakibatkan kematian.

b. Bullying non fisik

Bullying non fisik terdiri dari bullying verbal dan non verbal. Bullying verbal

(27)

pemangilan nama dengan nama sembarangan, penyebut tanda-tanda yang sifatnya rasis, bahasa-bahasa yang melecehkan secara seksual, mengolok – ngolok dengan ungkapan kebencian dan juga menyebarkan rumor-rumor yang ngawur dan sifatnya merendahkan atau menghina.

Non verbal bullying dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Non verbal bullying langsung sering dibarengi dengan bullying fisik mupun verbal. Bullying tak langsung bersifat manipulatif, tidak terang-terangan dan subtil.

Bullying non verbal langsung meliputi penggunaana bahasa tubuh yang kasar dan

wajah yang cemberut, sementara bullying non verbal yang tidak langsung meliputu usaha manipulasi hubungan dan penghancuran persahabatan, secara sengaja dan sistematis mengucilkan, mengabaikan, atau mengisolasi seorang dan sering juga dengan cara mengirimkan pesan-pesan jahat tanpa nama atau surat kaleng (Sullivan, 2000).

(28)

merupakan bentuk bullying dengan cara memelototi bagian – bagian tubuh tertentu sehingga mejadikan korban meras tidak nyaman, dilecehkan atau terhina. Pelecehan seksual biasanya ditunjukan kepada anak – anak perempuan, namun bisa juga terjadi pada anak –anak laki – laki. Bullying terhadap anak – anak dengan kebutuhan khusus adalah jenis bullying baik fisik maupun non fisik, verbal maupun non verbal. Anak – anak berkebutuhan khusus misalnya anak – anak yang memakainkacamata tebal, anak – anak yang mempunyai gangguan pendengaran dan anak – anak yang mengalami kelambatan belajar ( Sullivan, 2000).

Dapat disimpulkan bahwa bentuk – bentuk yang ada adalah bullying verbal, bullying fisik, bullying diam, bullying emosional dan bullying cyber.

B. FAKTOR – FAKTORYANG MEMPENGARUHI BULLYING

Kebanyakn prilaku bullying berkembang dari berbagai faktor yang kompleks. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi penyebab munculnya bullying. Faktor – faktor penyebab terjadinya bullying menurut Ariesto dalam Mudjijanti, 2011, antara lain:

a. Faktor guru

Ada beberapa faktor dari guru yang dapat menyebabkan siswa berprilaku bullying, diantaranya adalah:

1) Kurangnya pengetahuan guru bahwa bullying baik fisik maupu psikis dapat beresiko menimbulkan trauma psikologis dan melukai self esteem siswa.

(29)

termasuk dalam tindakan siswa yang dianggap melanggar batas. Pelanggaran yang dilakukan siswa merupakan sebuah tanda dari masalah yang tersembunyi dibaliknya.

3) Permasalahan psikologis guru yang menyebabkan hambatan dalam mengelola emosi hingga guru menjadi lebih sensitif dan reaktif.

4) Adanya tekanan kerja. Target yang harus dipenuhi guru, baik dari segi kurikulum, meteri maupun prestasi yang harus dicapai siswa sementara kendala yang diraskan untuk mencapai hasil yang ideal dan maksimal cukup besar. 5) Pola pengajaran yang masih mengedepankan faktor kaptuhan dan ketaatan

pada guru sehingga pola pengajaran bersifat satu arah ( dari guru ke murid). Pola ini bisa berdampak negatif apabila dalam diri guru terdapat insecurity yang berusaha dikompensasi lewat penerapan kekuasaan.

6) Muatan kurikulum yang menekankan pada kemampuan kognitif dan mengabaikan kemampuan afektif siswa. Tidak menutup kemungkinan suasana belajar menjadi kering dan stressfull.

b. Faktor siswa

Salah satu faktor yang mempengaruhiterhadap prilaku bullying pada siswa adalah dari sikap siswa itu sendiri. Sikap siswa tidak bisa dilepaskan dari dimensi psikologis dan kepribadian siswa itu sendiri.

c. Faktor keluarga

(30)

fisik dan ketidakadilan dari saudara atau orang tua, cenderung melakukan tindakan kekerasan di kemudian hari (Sugijokanto,2014)

1) Pola asuh, meliputi:

a) Anak yang di didik dalam pola asuh yang indulgent (memanjakan), highly privilege (mengistimewakan) dan over protective (terlalu melindungi). Dengan

memenuhi semua keinginan dan tuntutan sang anak maka dapat menjadikan anak tersebut tidak bisa belajar mengendalikan impulse, menyeleksi dan menyusun skala prioritas kebutuhan, dan bahkan tidak belajar mengelola emosi. Hal ini dapat menjadikan anak seperti raja dan bisa melakukan apa saja yang ia inginkan dan bahkan menuntut orang lain melakukan keinginannya, sehingga anak akan memaksa orang lain utuk memenuhi kebutuhannya dengan cara apapun asalkan tujuannya dapat tercapai.

b) Orang tua yang emotionally or physically uninvolved, bisa menimbulkan persepsi pada anak bahwa mereka tidak dikehendaki, jelek, bodoh, tidak baik dan sebagainya. Hal ini dapat berdampak secara psikologis, yakni munculnya perasaan inferior , rejected dan sebagainya. Sebaliknya, orang tua yang terlalu rigit dan authoritarian, tidak memberikan kesempatan berekspresi pada

anaknya, dan lebih banyak mengkritik, membuat anak merasa dirinya “not good enough person”, hingga dalam diri mereka timbul inferioritas, depedensi,

(31)

c) Orang tua mengalami masalah psikologis. Jika orang tua mengalami masalah psikologis yang berlarut – larut bisa mempengaruhi pola hunbungan dengan baik. Lama – kelamaan kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi anak. Anak bisa kehilangan semangat, daya konsentrasi, sensitif, reaktif, cepat marah dan sebagainya.

2) Keluarga disfungsional

Keluarga yang mengalami disfungsi punya dampak signifikan terhadap anak. Keluarga yang salah satu anggotanya sering memukul atau menyiksa fisik atau emosi, mengintimidasi anggota keluarga lain atau keluarga yang sering memiliki konflik terbuka tanpa ada resolusi, atau masalah yang berkepanjangan yang dialami oleh keluarga dapat mempengaruhi kondisi emosi anak dan lebih jauh mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

d. Faktor lingkungan

Bullying dapat terjadi karena adanya faktor lingkungan, yaitu:

1. Adanya budaya kekerasan, seseorang melakukan bullying karena dirinya berada dalam suatu kelompok yang sangat toleran terhadap tindakan bullying. Anak yang tumbuh dalam lingkungan tersebut memandang bullying hal yang biasa/wajar.

(32)

e. Faktor Teman

Pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah. Pada masanya remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh karena itu salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan.

Pencarian identitas diri remaja dapat melalui penggabungan diri dalam kelompok teman sebaya atau kelompok yang diidolakannya. Bagi remaja, penerimaan kelompok penting karena mereka bisa berbagi rasa dan pengalaman dengan teman sebaya dan kelompoknya. Untuk dapat diterima dan merasa aman sepanjang saat-saat menjelang remaja dan sepanjang masa remaja mereka, anak- anak tidak hanya bergabung dengan kelompok-kelompok, mereka juga membentuk kelompok yang disebut klik. Klik memiliki kesamaan minat, nilai, kecakapan, dan selera. Hal ini memang baik namun ada pengecualian budaya sekolah yang menyuburkan dan menaikan sejumlah kelompok diatas kelompok lainnya, hal itu menyuburkan diskriminasi dan penindasan atau perilaku bullying (Coloroso, 2007: 65).

(33)

f. Faktor Media

Program televisi yang tidak mendidik akan meninggalkan jejak pada benak pemirsanya. Akan lebih berbahaya lagi jika tayangan yang mengandung unsur kekerasan ditonton anak-anak pra sekolah perilaku agresi yang dilakukan anak usia remaja sangat berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan di televisi (Khairunnisa, 2008).

(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan kuatterhadap topic yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung landasan teori yang kuat serta ditunjukkan oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian, dan lain-lain (Hidayat, 2007)

Menurut Astuti (2008), faktor yang memperngaruhi bullying adalah faktor keluarga,faktor teman dan faktor media. Berdasarkan teori tersebut maka secara skematis kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada bagian dibawah ini:

Gambar3.1Kerangka konseptual Faktor- faktor yang

mempengaruhi prilaku

Bullying

a. Keluarga b. Teman c. Media

Prilaku

(35)

B. Definisi Operasional

Tabel. 3.1 Definisi Operasional

(36)

suatu fasilitas

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat survei dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bullying

(37)

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 dan kelas 2 SMP Negeri 2 Blangpidie yang berjumlah 304 orang

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 75 siswa kelas 1 SMP 2 Blangpidie. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan random sampling. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane:

� = �

1+�(�2) Keterangan : N= Besar Populasi n= Besar Sampel

d= Ketetapan yang diinginkan

� = �

1 +�(�2)

= 304 1 + 304(0,12)

= 3,04

= 75, 2 orang

Jumlah sampel yang diperoleh dari 304 siswa adalah 75 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata

(38)

C.Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Pada Bulan Febuari sampai bulan Junitahun 2015.

D.Pertimbangan Etik Penelitian

Menurut Notoatmodjo (dalam Milton, 1999) dalam etika penelitian memiliki berbagai macam prinsip, namun terdapat empat prinsip utama yang harus diperhatikan, yaitu : menghormati harkat dan martabat manusia, menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian, keadilan dan inklusivitas, dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan. Dalam penelitian ini, hak-hak responden dilindungi dan dijamin kerahasiaannya. Semua data yang diperoleh tidak akan disalah gunakan oleh peneliti untuk keperluan lain selain terkait dengan penelitian ini. Berikut ini etika penelitian yang harus dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian :

(39)

keterlibatannya dalam penelitian ini tanpa dikenakan sanksi apapun. Jadi, sebelum melakukan pengisian kuesioner, peneliti sudah memberikan informasi terkait hal ini.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality).

Pada dasarnya penelitian akan membuka informasi tentang individu termasuk yang bersifat pribadi. Oleh sebab itu peneliti tidak akan menampilan informasi apapun mengenai identitas subjek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan. Kuesioner yang akan diberikan hanya akan diberikan nomor kode.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness).

Sebelum memutuskan untuk menjadi responden, subjek menandatangani inform consent sebagai bentuk persetujuan menjadi responden yang dibuat oleh peneliti. Subjek juga berhak untuk bertanya bila ada prosedur penelitian yang dirasakan belum jelas.

4. Memperhatikan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harmsand benefits).

(40)

ditimbulkan ketika menjadi subjek penelitian ini, baik itu berdampak negatif terhadap fisik, material, ataupun psikologis.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk melakukan pengumpulan data, instrumen ini dapat berupa pertanyaan – pertanyaan dan formulir –formulir lain yang berkaitan dengan penataan data dan lain – lain (Hidayat, 2007).

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyaan tentang Faktor – faktor yang mempengaruhi prilaku bullying dengan teman yang akan diserahkan kepada responden untuk diisi

sehingga dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan atau hal – hal yang ingin diketahui.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas instrumen adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji Validitas yang dilakukan adalah dengan cara validitas isi (content validity) yang diuji oleh Wardiah.

(41)

diharapkan adalah 0,70 atau lebih. Hasil uji validitas didapatkan nilai indeks validnya adalah 0,85, sehingga intrumen dinyatakan valid.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama. Hasil pengukuran yang relatif sama menunjukkan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran tersebut. apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel.

Menurut Burn dan Grove (2001) suatu instrumen yang menggunakan pengukuran yang sudah berkembang dikatakan reliabel bila koefisiennya lebih dari 0.80, sedangkan untuk instrumen baru yang reliabel jika koefisiennya lebih dari 0,70, dan dikatakann signifikan jika nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel (ᵅ = 0,05).

Uji reliabilitas diujikan sebelum penelitian berlangsung dan dilakukan kepada 10 orang remaja yang mempunyai kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Skor korelasi setiap diuji coba dicari dan dilihat signifikannya.Hasil uji Cronbach’ Alpha didapat koefisien alpha yaitu antara 0,806, 0,841, 0,897 dan 0,954.

G.Alat Pengumpulan Data 1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, hal ini dilakukan dengan empat tahap.

(42)

sehingga jawaban sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.

b. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan.

c. Tabulating yaitu data yang telah dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

d. Analysis yaitu data yang sudah dikumpulkan dan di-entry, dianalisis dengan menggunakan uji statistik

H.Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti setelah mendapat surat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Blangpidie. Setelah mendapat persetujuan maka peneliti menjumpai siswa dan menjelaskan prosedur penelitian, manfaat penelitian, dan cara pengisian kuesioner kepada responden. Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian.

(43)

I. Analisa data

Pengumpulan data dilakukan secara manual dan komputerisasi dari tahap editing yaitu memeriksa data-data yang telah terkumpul apakah sudah terisi dengan benar. Coding yaitu memberikan kode-kode tertentu pada masing-masing jawaban. Tabulating yaitu mengelompokkan responden berdasarkan katagori yang telah dibuat dan selanjutnya telah dimasukkan kedalam total distribusi frekuensi. Data yang dapat dari hasil tes uji kemampuan melalui pengisian kuesioner oleh responden yang kemuadian dianalisis secara deskriptif dengan menghitung persentase dari rata-rata setiap variabel yang menggunakan rumus distribusi frekuensi.

� �100%

Keterangan P= persentase f= frekuensi

n=jumlah respoden yang menjadi sampel. BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

(44)

pengumpulan kuesioner sebagai sumber data penelitian dari siswa di SMPN 2 Blangpidie.

A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa di SMPN 2 Blangpidie mencakup adalah jenis kelamin, umur, agama dan suku bangsa seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa di SMPN 2 Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin

(45)

Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku bullying siswa meliputi keluarga, teman dan media sebagai berikut:

2. Perilaku Bullying

Hasil pengukuran perilaku bullying siswa disajikan pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Perilaku Bullying Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Baik 58 77,3

2. Kurang 17 22,7

Jumlah 75 100,0

Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa perilaku bullying siswa di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya mayoritas dikategorikan baik sebanyak 58 orang (77,3%).

3. Keluarga

Faktor keluarga yang memengaruhi perilaku bullying disajikan pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Faktor Keluarga Memengaruhi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Baik 48 64,0

2. Kurang 27 36,0

(46)

Pada Tabel 4.3 diketahui bahwa faktor keluarga mayoritas dikategoirkan baik terhadap siswa berperilaku bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya sebanyak 48 orang (64%).

4. Teman

Faktor teman yang memengaruhi perilaku bullying disajikan pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Faktor Teman Memengaruhi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Teman Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Baik 38 50,7

2. Kurang 37 49,3

Jumlah 75 100,0

Pada Tabel 4.4 diketahui bahwa faktor teman mayoritas dikategorikan baik terhadap siswa berperilaku bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya sebanyak 38 orang (50,7%).

4. Media

(47)

Tabel 4.5 Distribusi Faktor Media Memengaruhi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

No. Media Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Baik 38 50,7

2. Kurang 37 49,3

Jumlah 75 100,0

Pada Tabel 4.5 diketahui bahwa faktor media mayoritas dikategorikan baik terhadap siswa berperilaku bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya sebanyak 38 orang (50,7%).

B. Pembahasan

1. Perilaku Bullying Siswa di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

Hasil penelitian berkenaan perilaku bullying siswa dapat dikatakan baik sebanyak 58 orang (77,3%). Hal ini berarti siswa tidak menerapkan tindakan kekerasan fisik maupun mental yang dapat menimbulkan ketakutan kepada temannya sendiri seperti pemalakan atau meminta sesuatu secara paksa. Namun ada ditemukan perilaku bullying pada siswa sebanyak 17 orang (22,7%) dikategorikan kurang.

(48)

bahwa hal yang paling ekstrim mengenai dampak psikologis dari bullying yaitu munculnya gangguan psikologis misalnya rasa cemas yang berlebihan, merasa ketakutan, depresi, dan memiliki keinginan untuk bunuh diri serta munculnya gejala gangguan stres pasca trauma.

Siswa berperilaku bullying cenderung bersifat verbal. Siswa lebih menyukai perilaku bullying dengan cara mengancam teman sendiri untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Selain itu siswa juga menyukai perilaku yang tidak menimbulkan kekerasan atau perkelahan. Hal ini disebabkan adanya aturan sekolah yang mengharuskan siswa dilarang berkelahi dan apabila dilanggar mendapatkan sanksi yang cukup berat dari kepala Bimbingan Pendidikan (BP).

2. Faktor Keluarga Memengaruhi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

(49)

Menurut pendapat Sugijokanto (2014) bahwa pengaruh keluarga masih menjadi penyebab dominan seorang anak melakukan bullying. Anak –anak yang tumbuh dari keluarga yang sering menjadi korban penghinaan, pukulan fisik dan ketidakadilan dari saudara atau orang tua, cenderung melakukan tindakan kekerasan di kemudian hari.

Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga merupakan salah satu faktor munculnya perilaku bullying. Orang tua yang mendidik anak secara otoriter dan cenderung memberikan hukuman fisik pada anak (dalam setiap perilaku salah) tanpa memberikan penjelasan, membuat anak menjadi marah dengan keluarga dan melakukan pelampiasan di luar rumah salah satunya dengan melakukan bullying. Apabila dilihat lebih mendalam, hal ini juga dikaitkan dengan siswa berumur 12 sampai dengan 13 tahun karena pada usia ini remaja secara emosional lebih labih dan memiliki konflik karena kecenderungan untuk berusaha memberontak segala aturan otoritas termasuk dari orang tuanya.

3. Faktor Teman Memengaruhi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.

(50)

teman sebaya yang memiliki kelompok ingin memaksanakan kehendaknya untuk diakui keberadaannya kepada siswa laininya.

Pendapatan Mudjijanti (2011) menyatakan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi terhadap prilaku bullying pada siswa adalah dari sikap siswa itu sendiri. Sikap siswa tidak bisa dilepaskan dari dimensi psikologis dan kepribadian siswa itu sendiri.

Teman sebaya merupakan feer yang signifikan bagi siswa karena sebagian besar waktu dihabiskan di sekolah bersama teman-teman sekolah. Pada remaja perilaku bullying umumnya terjadi karena pengaruh teman kelompok (peer group). Hal ini disebabkan siswa mengalami masa pencarian identitas yang

berkaitan dengan penerimaan teman sebaya. Keikutsertaan dalam kelompok membuat individu merasa diterima sehingga mereka mempunyai peraturan-peraturan sendiri dalam bergaul dengan teman sebaya.

4. Faktor Media Memengaruhi Perilaku Bullying (Kekerasan) di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

(51)

ditemukan faktor media yang kurang terhadap perilaku bullying pada siswa sebanyak kurang sebanyak 37 orang (49,3%).

Menurut pendapat Sugijokanto (2014) bahwa pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Pada masanya remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh karena itu salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan.

Coloroso (2007) menambahkan pencarian identitas diri remaja dapat melalui penggabungan diri dalam kelompok teman sebaya atau kelompok yang diidolakannya. Bagi remaja, penerimaan kelompok penting karena mereka bisa berbagi rasa dan pengalaman dengan teman sebaya dan kelompoknya. Untuk dapat diterima dan merasa aman sepanjang saat-saat menjelang remaja dan sepanjang masa remaja mereka, anak- anak tidak hanya bergabung dengan kelompok-kelompok, mereka juga membentuk kelompok yang disebut klik. Klik memiliki kesamaan minat, nilai, kecakapan, dan selera. Hal ini memang baik namun ada pengecualian budaya sekolah yang menyuburkan dan menaikan sejumlah kelompok diatas kelompok lainnya, hal itu menyuburkan diskriminasi dan penindasan atau perilaku bullying.

(52)

perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karakter laki-laki identik dengan kemampuan otot dalam menyelesaikan permasalahan. Sedangkan wanita cenderung mempergunakan perasaan dalam menyelesaikan masalah dirinya.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

(53)

Setelah mendistribusikan hasil penelitian dan membahasnya berdasarkan teori yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku bullying siswa dalam pergaulan sebaya mayoritas dikategorikan yaitu baik 58 orang (77,3%)

2. Faktor keluarga memengaruhi siswa dalam berperilaku bullying mayoritas dikategorikan baik yaitu 48 orang (64%).

3. Faktor teman memengaruhi siswa dalam berperilaku bullying mayoritas dikategorikan baik yaitu 38 orang (50,7%).

4. Faktor sumber informasi memengaruhi siswa dalam berperilaku bullying mayoritas dikategorikan baik yaitu 38 orang (50,7%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil pembahasan di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Diharapkan kepada sekolah menambah materi perilaku bullying dalam memberikan pembelajaran agama dan moral supaya siswa dapat menghindari perilaku bullying terhadap temannya.

(54)

Diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan keluarga terutama orangtua dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk menghindari perilaku bullying.

3. Bagi Siswa

Diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan siswa agar dalam berteman menghindari perilaku bullying.

(55)

Astuti, R.P. (2008). Meredam Bullying (3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak). Jakarta: PT. Grasindo.

Coloroso, Barbara. (2007). Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU). Jakarta: PT. Ikrar Mandiri abadi.

Coloroso, Barbara. 2004. Penindas, tertindas dan Penonton. Resep memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Alih bahasa: Santi Indra Astuti. Jakarta : Serambi

Elliot, Michele. 2005. Wise Guide Bullying. New York: Hodder Children’s Bppks. Farida Hanum. 2006. Fenomena Tindak Kekerasan yang dialami Anak di Rumah

dan di Sekolah. Laporan Penelitian FIP UNY.

Hidayat, A.A (2007) Riset Keperawatan dan Teknis Penulisan Ilmiah, Jakarta Salemba Medika.

Khairunnisa, (2008). Geng nero: kekerasan remaja yang ditumbuh kembangkan.[Online]. Tersedia

Notoatmojo, S. Edisi Revisi 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Olweus, 2004. Bullying at Shcool. London : Blackwell Publishing.

Sullivan, Keith. 2000. The Anti Bullying Handbook. London : Oxford University. Sejiwa. 2008. Handout Workshop Nasional Anti Bullying Ke – 3. Jakarta : JW

Mariot

Sejiwa. 2007. Bullying: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan. Jakarta : Grasindo.

Sugijokanto. (2014) Cegah Kekerasan pada Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo.

(56)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Kepada Yth.

Responden / Siswa/i

Di SMP Negeri 2 Blangpidie

Saya Afifah Alawiyah , mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul faktor – faktor yang mempengaruhi prilaku bullying dengan teman, dengan tujuan dan manfaat untuk mengetahui sejauh mana faktor – faktor yang mempengaruhi prilaku bullying dengan teman di SMP 2 Blangpidie. Yang mana penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan siswa/i untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi siswa/i dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika siswa/i bersedia, saya akan memberikan lembar kuesioner berupa pernyataan yang telah disediakan untuk diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas siswa/i. Jawaban yang siswa/i berikan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2015 Peneliti

(Afifah Alawiyah)

(57)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prilaku Bullying dengan Teman di SMPA Negeri 2 Blangpidie “ maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikian surat penyataan ini untuk dapat digunakan seperluannya.

Medan,………..2015

Responden

(………)

(58)

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRILAKU BULLYING DENGAN TEMAN DI SMP NEGERI 2 BLANGPIDIE

No. Responden : Tanggal Pengisian :

I. DATA DEMOGRAFI

Petunjuk Pengisian :

Pilihlah jawaban yang menurut anda tepat dengan memberikan tanda (√) pada jawaban.

1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 2. Usia : …... tahun

3. Agama : dfh Islam

Kristen protestan Budha

Hindu Katolik 4. Suku : Aceh

Jawa Batak Minang Melayu

(59)

Petunjuk pengisian lembar kuesioner :

Berikut ini terdapat 25 pertanyaan. Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan, lalu berilah tanda ceklis (√ ) pada pertanyaan yang paling sesuai dengan diri anda, pada salah satu jawaban yang tersedia, yaitu : S : Selalu

SR : Sering JS : Jarang Sekali TP : Tidak Pernah

NO PERNYATAAN S SR JS TP

1. Anda suka mendorong teman ketika mengikuti upacara bendera

2. Anda merasa dengan memukul orang lain anda akan di takuti

3. Anda sering menjaili teman dengan cara mendorong dan menampar

4. Anda akan menendang teman yang menhalangi jalan anda ketika bel istirahat berbunyi

5. Ketika anda menghadapi suatu permasalahan, anda ingin menyelesaikannya dengan perkelahian atau dengan cara memukul

6. Anda suka memukul orang lain dalam situasi dan kondisi apapun

7. Anda selalu memberikan ancaman kepada teman, yang tidak mau mematuhi perintah anda

8. Anda suka mengambil uang saku teman secara paksa

9. Anda sering memaksa teman untuk membuat tugas sekolah

10. Anda pernah mengurung teman di toilet

III. KUESIONER PENGARUH KELUARGA TERHADAP PRILAKU

(60)

Petunjuk Pengisisan : Saudara diharapkan :

1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda cheklist (√ ) pada pertanyaan yang paling sesuai dengan diri anda, pada salah satu jawaban yang tersedia, yaitu :

S : Selalu

SR : Sering

JS : Jarang Sekali TP : Tidak Pernah 2. Semua pertanyaan harus dijawab

3. Tiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban

4. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanya kepada peneliti 5. Bila sudah selesai, periksalah kembali jawaban anda, jangan

sampai ada nomor yang terlewati.

NO PERTANYAAN S SR JS TP

1. Apakah orang tua selalu memanjakan anda, dan membrikan apapun yang anda minta

2. Apakah anda sering dipukul oleh ayah dan ibu 3. Apakah anda emosi dan marah ketika melihat ayah

dan ibu anda bertengkar

4. Apakah anda selalu disalahkan oleh orang tua walaupun anda trelah melakukan hal yang baik. 5. Apakah anda kurang mendapatkan perhatian dari

orang tua

IV. KUESIONER PENGARUH TEMAN TERHADAP PRILAKU

(61)

NO PERTANYAAN S SR JS TP 1. Apakah anda sering di ajak teman untuk menjahili

teman yang lain

2. Apakah anda ikut-ikutan ketika teman melakukan kekerasan terhadap teman lain

3. Apakah anda mempunyai kelompok atau geng disekolah yang ditakuti oleh anak lain

4. Apakah anda sering disuruh oleh teman sekelompok anda untuk mengejek teman lain

5. Apakah anda sering ikut teman untuk memalak teman lain

V. KUESIONER PENGARUH MEDIA TERHADAP PRILAKU

BULLYING

NO PERNYATAAN S SR JS TP

1. Anda sering menonton film pertarungan atau perkelahian dan mempraktekan nya kepada teman 2. Anda suka meniru adegan kekerasan yang ada di

TV dan melakukan kepada teman

3. Anda suka memainkan game-game yang menyajikan tentang pertarungan

4. Anda suka mendownload video-video pertarungan dari handphone dan komputer

(62)
(63)
(64)
(65)

Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 29 38,7 38,7 38,7

Perempuan 46 61,3 61,3 100,0

Total 75 100,0 100,0

Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 73 97,3 97,3 97,3

Kristen protestan 2 2,7 2,7 100,0

Total 75 100,0 100,0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Aceh 70 93,3 93,3 93,3

Jawa 2 2,7 2,7 96,0

Batak 1 1,3 1,3 97,3

Minang 1 1,3 1,3 98,7

Melayu 1 1,3 1,3 100,0

(66)

Frequencies

Frequency Table

Perilaku Bullyng

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 38 50,7 50,7 50,7

Kurang 37 49,3 49,3 100,0

(67)

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Siswa di SMPN 2 Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya
Tabel 4.2 Distribusi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya
Tabel 4.4 Distribusi Faktor Teman Memengaruhi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya
Tabel 4.5 Distribusi Faktor Media Memengaruhi Perilaku Bullying di SMPN 2 Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya

Referensi

Dokumen terkait

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Pembahasan yang diangkat berkaitan dengan laju sedimentasi yang terjadi di sekitar jetty agar dapat diketahui berapa besar maintenance volume pengerukan Seiring

jaringan (LAN).. Note : Pada contoh pertama proses PING berhasil mencapai tujuan yang berarti bahwa tes konektivitas berhasil, sedangkan pada contoh kedua proses PING

Penegakan s Penegakan sanksi anksi pidana pidana pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan pada pasal 157 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

 Pneumonia adalah suatu inflamasi pada parynchema paru, pada umumnya pneumonia pada masa anak digambarkan sebagai broncho pneumonia, yang mana

In this paper, we focus on their organizational advantage by examining the value- adding potential of two characteristics of business groups, viz., portfolio diversity and

Sebelumnya subjek sudah menuliskan beberapa rencana agar bisa mengatasi masalah mengontrol diri, masing-masing anggota kelompok saling mendukung serta sepakat untuk

Tujuan penelitian peng- embangan ini adalah menghasilkan modul interaktif dengan menggunakan learning content development system pada materi pokok usaha dan energi untuk