• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpuscommunis.Forst) Pada Dta Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penggunaan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpuscommunis.Forst) Pada Dta Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN

(

Artocarpuscommunis.

Forst) PADA DTA DANAU TOBA,

KECAMATANHARANGGAOL HORISON

SKRIPSI

CHAERUL PARSAULIAN GINTING 111201052

BUDIDAYA HUTAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SUKUN

(

Artocarpuscommunis.

Forst) PADA DTA DANAU TOBA,

KECAMATAN HARANGGAOL HORISON

SKRIPSI

Oleh:

CHAERUL PARSAULIAN GINTING 111201052

BUDIDAYA HUTAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana di Fakultas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Penggunaan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun(Artocarpus communis. Forst) pada DTA Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison.

Nama : ChaerulParsaulianGinting NIM : 111201052

Program Studi : Kehutanan Minat : BudidayaHutan

DisetujuiOleh KomisiPembimbing

AfifuddinDalimunthe Dr. Budi Utomo, SP. MPKetuaAnggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi SitiLatifah, S.Hut. M.Si. Ph.D

(4)

ABSTRACT

CHAERUL PARSAULIAN GINTING. Use of Various Doses Manure on Growth Breadfruit (Artocarpuscommunis. Forst) in the catchment areaof Lake Toba Haranggaolhorison district. Guided by AfifuddinDalimunthe and Budi Utomo

This research aims to know thebest dose of fertilizer (chicken manure) in the growth of breadfruit as land rehabilitation efforts) in the catchment areaof Lake TobaHaranggaolhorison district. The method used in this study is a randomized block design (RBD) non factorial with 11 treatments and 4 replications. The parameters used in this study are as height, diameter, number of leaves, leaf area, crown area and leaf water content.

The resultsshowedthe addition ofmanure can provide good growth

response to breadfruitplant. In various parameters showeddose of chickenmanure 700 and 800 gr give a better effect than the other doses. Analysisof variance ANOVA showed dose of chickenmanure does not provide significant effect on the growth ofbreadfruit plant.

(5)

ABSTRAK

CHAERUL PARSAULIAN GINTING. Penggunaan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpus communis. Forst) pada DTA Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison.Dibimbing oleh Afifuddin Dalimunthe dan Budi Utomo

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui dosis pupuk kandang (kotoran ayam) terbaik dalam pertumbuhan bibit sukun sebagai upaya dalam rehabilitasi lahan kritis pada DTA Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 11 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun, luas daun, luas tajuk dan kadar air daun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang dapat memberikan respon pertumbuhan yang baik bagi bibit tanaman sukun. Pada berbagai parameter penelitian yang dilakukan didapatkan hasil takaran pupuk kandang sebanyak 700 dan 800 gr memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan dosis lainnya. Analisis ragam anova menunjukkan dosis pupuk kandang tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit sukun.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Chaerul Parsaulian Ginting dilahirkan di Medan, 25 September 1993 merupakan anak tunggal dari Alm. Indria Ginting Suka dan Lili Jumiati. Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 060928 Medan Johor, pada tahun 2008 lulus dari SMP Negeri 2 Medan, selanjutnya pada tahun 2011 lulus dari SMA Negeri 2 Medan, dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian, Program Studi Kehutanan dengan bidang minat Budidaya Hutan.

Penulis melaksanakan Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) pada bulan Agustus tahun2012 di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo, dan melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur pada bulan Februari-Maret 2015.

Penulis melaksanakan penelitian pada bulan September-Desember 2015 dengan judul “Penggunaan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Terhadap

(7)

KATA PENGANTAR

Pujidansyukurpenulisucapkankepada Allah SWTyang telahmemberikanrahmatkepadapenulissehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsi yang

berjudul“PenggunaanBerbagaiDosisPupukKandangTerhadapPertumbuhanBibitSu kun (ArtocarpusCommunis. Forst) Pada DTADanau Toba, KecamatanHaranggaolHorison”

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkanterimakasihkepadaorang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada AfifuddinDalimuthe SP, MP. danDr. Budi

Utomo SP, MP selaku dosenpembimbingyang

telahmemberikanarahandanbimbingansertamemberimasukankepadapenulis mulai dari penetapan judul, melakukan penelitian sampai dengan ujian akhir, hinggapenulisanskripsiinidapatdiselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasi kepada penguji yaitu Dr. Muhdi S.Hut, M.Si dan Ridwanti Batubara S.Hut, MP yang telah memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

(8)

persatu yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga

HipotesisPenelitian ... 3

TujuanPenelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA DTA Danau Toba KecamatanHaraggaolHorison ... 4

LahanKritis ... 5

TanamanSukun (Artocarpuscommunis) ... 6

Morfologi ... 6

Karakteristiksukun ... 6

Syarattumbuhsukun ... 7

Kegunaandankandungangizisukun ... 8

Faktor Yang MempengaruhiPertumbuhanTanaman ... 9

Peran Air DalamPertumbuhan ... 11

Media Tanam Organik ... 12

PupukKandangAyam ... 12

PemupukanPadaTanaman ... 15

DosisPemupukan ... 16

METODE PENELITIAN WaktudanTempat... 17

AlatdanBahan ... 17

MetodePenelitian ... 17

ProsedurPenelitian ... 18

Parameter Pengamatan ... 20

(9)

Pembahasan ... 25

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 31

Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

(11)

DAFTARGRAFIK

No Halaman

(12)

DAFTARLAMPIRAN

No Halaman

1. Analisis rancangan percobaan pertambahan tinggi ... 35

2. Analisis rancangan percobaan pertambahan diameter ... 37

3. Analisis rancangan percobaan jumlah daun ... 40

4. Analisis rancangan percobaan luas daun... 41

5. Analisis rancangan percobaan luas tajuk ... 42

6. Analisis rancangan percobaan kadar air daun ... 43

(13)

ABSTRACT

CHAERUL PARSAULIAN GINTING. Use of Various Doses Manure on Growth Breadfruit (Artocarpuscommunis. Forst) in the catchment areaof Lake Toba Haranggaolhorison district. Guided by AfifuddinDalimunthe and Budi Utomo

This research aims to know thebest dose of fertilizer (chicken manure) in the growth of breadfruit as land rehabilitation efforts) in the catchment areaof Lake TobaHaranggaolhorison district. The method used in this study is a randomized block design (RBD) non factorial with 11 treatments and 4 replications. The parameters used in this study are as height, diameter, number of leaves, leaf area, crown area and leaf water content.

The resultsshowedthe addition ofmanure can provide good growth

response to breadfruitplant. In various parameters showeddose of chickenmanure 700 and 800 gr give a better effect than the other doses. Analysisof variance ANOVA showed dose of chickenmanure does not provide significant effect on the growth ofbreadfruit plant.

(14)

ABSTRAK

CHAERUL PARSAULIAN GINTING. Penggunaan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpus communis. Forst) pada DTA Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison.Dibimbing oleh Afifuddin Dalimunthe dan Budi Utomo

Penelitian ini bertujuan untuk megetahui dosis pupuk kandang (kotoran ayam) terbaik dalam pertumbuhan bibit sukun sebagai upaya dalam rehabilitasi lahan kritis pada DTA Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 11 perlakuan dan 4 ulangan. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertambahan tinggi, diameter, jumlah daun, luas daun, luas tajuk dan kadar air daun.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pupuk kandang dapat memberikan respon pertumbuhan yang baik bagi bibit tanaman sukun. Pada berbagai parameter penelitian yang dilakukan didapatkan hasil takaran pupuk kandang sebanyak 700 dan 800 gr memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan dosis lainnya. Analisis ragam anova menunjukkan dosis pupuk kandang tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit sukun.

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah sebagai media tumbuh tanaman mempunyai fungsi menyediakan air, udara dan unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman, namun demikian kemampuan tanah menyediakan unsur hara sangat terbatas.Hal ini terbukti dengan pemakaian tanah yang terus menerus secara intensif tanpa penambahan unsur hara mengakibatkan merosotnya produktivitas tanah, menurunnya hasil panen serta rusaknya sifat fisik, kimia dan bilogi tanah. Selain itu, usaha pertanian yang dilakukan manusia terjadi kehilangan unsur-unsur hara dari dalam tanah dalam bentuk penghanyutan hara (erosi) dan pencucian unsur-unsur hara (Damanik, dkk., 2009). Salah satu daerah yang mengalami penurunan produktivitas tanah secara besar-besaran adalah DTA Danau Toba.

Saat ini kawasan DTA Danau Toba mengalami kerusakan lingkungan yang cukup besar terutama sebagai akibat dari berbagai aktivitas masyarakat sekitarnya.DTA Danau Toba telah kehilangan lebih dari 16.000 ha kawasan hutan.Penyebab utamanya adalah konversi hutan secara ilegal menjadi lahan pertanian.Degradasi lingkungan DTA Danau Toba tidak saja mengancam kelestarian Danau Toba tetapi juga penghidupan masyarakat, baik masyarakat sekitar Danau Toba maupun seluruh Provinsi Sumatera Utara.(Simangunsong, dkk., 2013).

(16)

memberikan daya erosivitas pada hujan yang semakin besar (Arsyad, 2006). Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan suatu rehabilitasi lahan agar kondisi kesuburan tanah dapat pulih kembali.Diversifikasi tanaman dapat memberikan dampak positif pada ketahanan usaha tani, peningkatan pendapatan petani dan nilai tambah dari lahan yang ditanami.Jenis pohon yang ditanam untuk rehabilitasi lahan kritis harus memiliki nilai adaptasi yang tinggi, tidak memerlukan syarat tumbuh yang banyak dan memiliki pertumbuhan yang relative cepat, salah satunya adalah tanaman sukun (Artocarpus communis).

Tanaman sukun (Artocarpus communis) dapat tumbuh dengan baik sejak di dataran rendah hingga dataran tinggi.Tanaman sukun memiliki toleransi yang cukup baik terhadap rentang iklim.Sukun dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim basah maupun iklim kering.Tanaman sukun lebih suka tumbuh di tempat terbuka, dan mendapat sinar matahari penuh.Sukun juga memiliki toleransi terhadap ragam tanah. Tanah dengan kadar humus yang tinggi akan lebih menjamin tingkat pertumbuhan danproduksi buahnya (Widyatama, 2009).

Kehilangan unsur-unsur hara dari dalam tanah mendorong manusia untuk melestarikan kesuburan tanah agar didapatkan hasil yang lestari. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menambah suatu bahan yang bersifat organik maupun anorganik yang bila bila ditambahkan ke dalam tanah akan dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman yang disebut dengan pemupukan. Salah satu pupuk yang sering digunakan adalah pupuk kandang ayam.

(17)

Sumatera Utara memberi peluang untuk memanfaatkan kotoran ayam sebagai pupuk. Pupuk ayam sampai saat ini diyakini memberi pegaruh yang lebih baik terhadap kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman dibandingkan dari pupuk kandang hewan besar (Damanik, dkk., 2009).

Sehubungan dengan hal diatas bahwa unsur hara merupakan faktor utama dalam pertumbuhan sukun. Untuk itu perlu diketahui berapa dosis yang tepat dari pupuk kandang ayam untuk memenuhi kebutuhan hara dari sukun. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian menguji pertumbuhan bibit sukun (A. communis) pada beberapa dosis pupuk kandang ayam pada DTA Danau Toba, Kecamatan Haranggaol.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk kandang ayam yang tepat terhadap pertumbuhan bibit sukun (A. communis) pada DTA Danau Toba, Kecamatan Haranggaol.

Hipotesis Penelitian

Dosis pupuk kandang ayam memberikan pengaruh nyata pertumbuhan bibit sukun (A. communis).

Manfaat Penelitian

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

DTA Danau Toba Kecamatan Haraggaol Horison

Secara geografis Kawasan Danau Toba terletak di pegunungan Bukit Barisan Propinsi Sumatera Utara pada titik koordinat 2021‘ 32‘‘– 20 56‘ 28‘‘ Lintang Utara dan 980 26‘ 35‘‘ – 990 15‘ 40‘‘ Bujur Timur. Permukaan danau berada pada ketinggian 903 meter dpl, dan Daerah Tangkapan Air (DTA) 1.981 meter dpl.Luas Perairan Danau Toba yaitu 1.130 Km2 dengan kedalaman maksimal danau 529 meter. Total luas Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba lebih kurang 4.311,58 Km2. Curah hujan tahunan yang terdapat di kawasan Daerah Tangkapan Air Danau Toba berkisar antara 1.700 sampai dengan 2.400 mm/tahun. Sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Nopember-Desember dengan curah hujan antara 190 – 320 mm/bulan dan puncak musim kemarau terjadi selama bulan Juni-Juli dengan curah hujan berkisar 54 – 151 mm/bulan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2011).

(19)

Lahan Kritis

Poerwowidodo(1990), mengemukakan bahwa lahan kritis adalah suatu keadaan lahan yang terbuka atau tertutupi semak belukar, sebagai akibat dari solum tanah yang tipis dengan batuan bermunculan dipermukaan tanah akibat tererosi berat dan produktivitasnya rendah.

Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan mengendalikan proses-proses pembentukan tanah. Kemiringan lereng juga merupakan salah satu gejala perkembangan tanah akibat pengaruh lingkungan fisik dan hayati. Faktor lereng terutama akan berpengaruh terhadap erosi yang terjadi, semakin besar presentase kemiringan pada suatu lereng akan memberikan daya erosivitas pada hujan yang semakin besar. Sehingga berbagai material kesuburan dan sifat fisika tanah pun akan terpengaruh dengan pelepasan yang terjadi dipermukaannya (Arsyad, 2006).

(20)

Tanaman Sukun (Artocarpus communis, Forst)

morfologi

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Karakteristik sukun (A. communis)

Sukun adalah tumbuhan dari genus Artocarpus dalam famili Moraceae yang banyak terdapat di kawasan tropik seperti Malaysia dan Indonesia.Ketinggian tanaman ini bisa mencapai 20 meter.Tanaman ini di pulau Jawa dijadikan tanaman budidaya oleh masyarakat. Buahnya terbentuk dari keseluruhan kelopak bunganya, berbentuk bulat atau sedikit bujur dan digunakan sebagai bahan makanan alternatif.Kulit buahnya berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmen-segmen petak berbentuk poligonal.Segmen poligonal ini dapat menentukan tahap kematangan buah sukun (Mustafa, 1998).

(21)

baik sepanjang tahun (evergreen) di daerah tropis basah dan bersifat semi deciduous serta di daerah yang beriklim monsoon.Batangnya memiliki kayu yang lunak, tajuknya rimbun dengan percabangan melebar ke arah samping, kulit batang berwarna hijau kecokelatan, berserat kasar dan pada semua bagian tanaman memiliki getah encer.Akar tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping yang dangkal. Apabila akar tersebut terluka atau terpotong akan memacu tumbuhnya tunas alam atau root shoots tunas yang sering digunakan untuk bibit (Sunarjono, 2008).

Syarat tumbuh sukun (A. communis)

Menurut Sunarjono (2008) tempattumbuh tanaman sukun tersebar mulai dari dataran rendah denganketinggian 700 meter di atas permukaan laut (dpl), namun kadang-kadangterdapat juga pada tempat yang memiliki ketinggian 1.500 meterdpl. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah panas yang suhu rata-ratasekitar 20-40oC yang beriklim basah dengan curah hujan 2.000-3.000mm/tahun dan kelembaban relatif 70-90 %.Tanaman sukun menyukai lahan terbuka dan banyak menerima sinarmatahari.Keberadaan tanaman sukun di suatu tempat merupakanindikator bahwa tanaman sukun bisa tumbuh dengan baik di daerahtersebut asal tidak berkabut.

(22)

(NaCl) tinggi. Demikian pula penanaman sukun di daerah yang beriklim kering, di mana tanaman sering mengalami stress karena kekurangan air (drought stress) dapat menyebabkan perontokan buah.

Pembibitan sukun umumnya dilakukan dengan cara vegetatif yaitu melalui pemindahan tunas akar alami, pencangkokan, okulasi, stek akar, stek pucuk dan kultur jaringan. Teknik yang paling banyak yang digunakan adalah stek akar, karena dapat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak, mudah dilakukan dan relatif murah.Daerah utama penghasil sukun di Indonesia diantaranya adalah Cilacap dan Kediri.Salah satu alternatif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah produksi dan kualitasnya adalah dengan memadukan antara teknik stek akar dan stek pucuk, mengingat tunas-tunas yang tumbuh pada stek akar dapat dimanfaatkan untuk stek pucuk dengan tingkat keberhasilan tumbuh yang relatif baik (Adinugraha, 2011).

Kegunaan dan kandungan gizi tanaman sukun (A. communis)

Adapun kegunaan dari tanaman sukun adalah sebagai berikut:

1. Buahnya dapat dipakai sebagai bahan pangan alternatif (pengganti nasi, keripik, tepung, dan lain-lain)

2. Kayu atau batang sukun dapat dipakai/digunakan untuk bahan pembuatan perabotan sederhana seperti meja, kursi,rak dan kayu bakar.

3. Diambon kulit pohon sukun digunakan sebagai campuran jamu, diberikan pada ibu yang baru melahirkan.

(23)

5. Daun sukun dibakar, abunya dicampur minyak kelapa dan kunyit dapat sebagai obat penyakit kulit.

6. Bunga yang dibakar menjadi arang dapat digunakan sebagai obat sakit gigi (Mustafa, 1998).

Dari hasil penelitian para ahli, ternyata buah sukun banyak mengandung zat-zat yang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dan sangat bermanfaat bagi kehidupan. Adapun kandungan buah sukun secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Komposisi zat gizi dari buah sukun

Zat gizi

(BPDAS Pemali Jratun, 2010).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

(24)

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman:

1. Sifat Menurun atau Hereditas. Ukuran dan bentuk tumbuhan banyak dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat digunakan sebagai dasar seleksi bibit unggul.

2. Hormon Pada Tumbuhan. Hormon merupakan hasil sekresi dalam tubuh yang dapat memacu pertumbuhan, tetapi adapula yang dapat menghambat pertumbuhan. Hormon-hormon pada tumbuhan yaitu auksin, giberilin, gas etilen, sitokinin, asam absisat dan kalin.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman:

1. Cahaya Matahari. Cahaya jelas pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Cahaya merupakan sumber energi untuk fotosintesis. Daun dan batang tumbuhan yang tumbuh ditempat gelap akan kelihatan kuning pucat. Tumbuhan yang kekurangan cahaya menyebabkan batang tumbuh lebih panjang, lembek dan kurus, serta daun timbul tidak normal. Panjang penyinaran mempunyai pengaruh khusus bagi pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan.

(25)

3. Kelembaban atau Kadar Air. Tanah dan udara yang kurang lembab umumnya berpengaruh baik terhadap pertumbuhan karena meningkatkan penyerapan air dan menurunkan penguapan atau transpirasi.

4. Air dan Unsur Hara. Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi tumbuhan. Fungsi air antara lain sebagai media reaksi enzimatis, berperan dalam fotosintesis, menjaga turgiditas sel dan kelembapan. Kandungan air dalam tanah mempengaruhi kelarutan unsur hara dan menjaga suhu tanah. (Triwiyatno, 2003).

Peran Air Dalam Pertumbuhan Tanaman

Kebutuhan air suatu tanaman dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang

diperlukan untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotranspirasi

(ET-tanaman).Tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas dengan kondisi

tanah yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah dan kesuburan

tanah).Tanaman dapat mencapai potensi produksi penuh pada kondisi lingkungan

tumbuh tertentu (Sumarno, 2004).

Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media

tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut.Di

lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami

cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorbsi tidak dapat

mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi. Kekurangan air akan

mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan

terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerusakan menyebabkan

perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.

(26)

tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan

kondisi cuaca (Islami dan Utomo, 1995)

Media Tanam Organik

Media tanam dikatakan sebagai media tanam organik karena media tanam tersebut terbuat dari bahan-bahan organik, yakni bahan yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Makhluk hidup yang telah mati akan terurai oleh bakteri pengurai dan dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana. Senyawa inilah yang diserap oleh tanaman bersamaan dengan penyerapan air. Sifat bahan organik antara lain mudah menyerap air, biasanya bersifat gembur, dan dapt menyuburkan tanaman karena telah tersedia unsur hara yang penting bagi tanaman.

Media tanam yang terbuat dari bahan organik sangat mudah menyerap unsur hara dan cenderung menyimpan unsur hara tersebut dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan media tanam yang terbuat dari bahan anorganik mudah meloloskan unsur hara yang ditambahkan pada media tersebut dan sulit menyimpan unsur hara dalam jangka waktu yang lama. Hal ini terkait dengan karakteristik media tanam dalam menahan ataupun meloloskan air. Media tanam organik yang dapat berfungsi sebagai media penyimpaan air antara lain: kompos, pupuk kandang, arang, batang pisang, dan agar-agar (Lestariningsih, 2012).

Pupuk Kandang Ayam

(27)

yaitu pupuk kandang.Pupuk kandang merupakan produk buangan dari binatang peliharaan seperti ayam, kambing, sapi dan kerbau yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Kualitas pupuk kandang sangat berpengaruh terhadap respon tanaman (Wulandari, 2011).

Pupuk kandang memiliki ciri-ciri yang ditentukan oleh berbagai faktor antara lain: jenis ternak dan umurnya, makanan hewan ternak, hasil hewan ternak, jumlah dan macam alas kandang, bentuk atau struktur kandang dan tempat peyimpanan pupuk. Pupuk kandang mempunyai sifat yang lebik baik dibandingkan dengan pupuk alam lainnya maupun dengan pupuk buatan. Walaupun cara kerjanya kalau dibandingkan dengan cara kerja pupuk buatan dapat dikatakan lambat karena harus mengalami proses perubahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan oleh tanaman (Sutedjo, 2010).

(28)

kandungan unsur hara tiap ton pupuk kandang ayam adalah 65.8 Kg N, 13.7 Kg P dan 12.8 Kg K(Risnandar, 2014).

Bahan organik mempunyai kemampuan menyerap air 80-90% dari berat totalnya. Penambahan bahan organik ke dalam tanah terutama pada tanah yang mempunyai kadar liat yang tinggi dapat memperbaiki struktur tanah yang menjadi lebih lemah, distribusi ruang pori menjadi lebih merata dan kapasitas memegang air meningkat. Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah yangdapat dipengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat, bobot volume total ruang pori, plastisitas dan daya pegang air (Musnamar, 2003).

Pengaruh bahan organik terhadap peningkatan porositas tanah di sampingberkaitan dengan aerasi tanah, juga berkaitan dengan status kadar air dalam tanah.Penambahan bahan organik akan meningkatkan kemampuan menahan air sehinggakemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat. Kadar airyang optimal bagi tanaman dan kehidupan mikroorganisme adalah sekitar kapasitaslapang. Penambahan bahan organik di tanah pasiran akan meningkatkan kadar air pada kapasitas lapang, akibat dari meningkatnya pori yang berukuran menengah (meso) dan menurunnya pori makro, sehingga daya menahan air meningkat, dan berdampak pada peningkatan ketersediaan air untuk pertumbuhan tanaman (Atmojo,2003).

(29)

kg/tahun.Demikian pula dilihat dari segi kandungan hara yang dihasilkan dimana tiap tonkotoran ayam terdapat 65,8Kg N, 13,7 Kg P dan 12,8 Kg K. Sedangkan kotoransapi dengan bobot kotoran yang sama mengandung 22 Kg N, 2,6 Kg P dan 13,7 KgK. Dengan demikian dapat dikatakan pemakaian pupuk kotoran unggas akan jauhlebih baik dari pada kotoran ternak lainya (Wulandari, 2011).

Tabel 2. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang

Jenis ternak N (%) P2O5 (%) K2O (%)

Ada beberapa alasan atau pertimbangan dalam melakukan pemupukan yaitu: ketersediaan unsur hara yang rendah dalam tanah, mengganti unsur-unsur hara yang hilang dari tanah oleh karena pemanenan, pencucian hara dan tererosi, penggunaan tanaman varietas unggul atau hibrida dan peningkatan produksi tanaman. Untuk memperoleh efesiensi yang tinggi dari suatu pemupukan perlu diperhatikan beberapa faktor yang ikut menentukan efesiensi penggunaan pupuk yaitu: sifat dan ciri tanah, sifat tanaman dan kebutuhan tanaman, pola pertanian, jenis atau macam pupuk dan sifat-sifatnya, dosis pupuk, waktu pemupukan dan metode atau cara pemupukan (Damanik, dkk. 2010).

(30)

lapisan tanah yang agak kering.Oleh karena itu penempatan pupuk harus tepat agar tanaman mudah menyerapnya.Untuk tanaman pada barisan, pupuk diberikan menurut jalur ataupun dekat tanaman atau sepanjang barisan tanaman dengan jarak tertentu terhadap tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Dosis Pemupukan

Dosis pupuk merupakan takaran atau banyaknya hara dari suatu unsur pupuk dalam satuan kilogram persatuan luas lahan.Dosis pupuk dalam pemupukan haruslah tepat, artinya dosisnya tidak terlalu sedikit atau terlalu banyak yang dapat menyebabkan pemborosan atau dapat merusak akar tanaman. Bila dosis pupuk terlalu rendah, tidak akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Salah satu cara untuk menentukan dosis pupuk yang tepat adalah melakukan percobaan dosis pupuk di lapangan dengan dosis yang berbeda untuk tanah yang berbeda dan tanaman yang berbeda juga (Damanik, dkk. 2010).

(31)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan Desember 2014.Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, jangka sorong, penggaris, alat tulis, kertas millimeter, pisau cutter, timbangan, benang, software imageJsoftware Microsofot excel dan kamera. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman sukun (A. communis) dengan umur seragam yaitu 3 bulan, media top soil, pupuk kandang ayam.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompk (RAK) dengan 11 perlakuan yaitu:

A0 = Dosis 0 guntuk setiap bibit

A1 = Dosis 100 g untuk setiap bibit

A2 = Dosis 200 g untuk setiap bibit

A3 = Dosis 300 g untuk setiap bibit

A4 = Dosis 400 g untuk setiap bibit

A5 = Dosis 500 g untuk setiap bibit

A6 = Dosis 600 g untuk setiap bibit

(32)

A8 = Dosis 800 g untuk setiap bibit

A9 = Dosis 900 g untuk setiap bibit

A10 = Dosis 1000 g untuk setiap bibit

Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak empat kali sehingga didapat jumlah bibit sukun sebanyak 44 bibit. Model linier Rancangan Acak Kelompok yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

Yij = µ + αi +βj +

ij

Keterangan :

Yij = Nilai hasil pengamatan tanaman sukun pada ulangan ke j yang mengalami perlakuan i

µ = Rataan umumpertumbuhan sukun

αi = Pengaruh perlakuan pupuk kandang terhadap pertumbuhan bibit sukun

βj = Pengaruh ulangan ke j

ij = Pengaruh galat percobaan pada ulangan ke-j dan perlakuan pupuk kandang

ke- i

Pada pengolahan data dilakukan dengan uji F pada sistem Microsoft Excel.Jika ANOVA berpengaruh nyata terhadap uji F, maka dilanjutkan dengan uji lanjutan berdasarkan uji jarak DMRT (Duncan Multiple Range Test). Selanjutnya dilakukan uji korelasi antar perlakuan dengan ketentuan nilai R sebagai berikut:

(33)

Prosedur Penelitian

1. Penyiapan Bibit Sukun

Bibit sukun yang digunakan dalam penlitian ini merupakan bibit yang berasal dari daerah kota Medan. Bibit sukun yang digunakan merupakan hasil perbanyakan vegetatif stek akar.Bibit yang digunakan merupakan bibit yang memiliki umur seragam yaitu 3 bulan dan memiliki kesehatan serta keadaan fisik yang baik.

2. Penyiapan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat dengan ukuran 20cm x 20cm x 20cm dengan jarak tanam adalah 5m x 5m.Media tanah yang digunakan adalah top soil yang berasal dari DTA Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison.Media tanam yang telah dibuat harus sama-sama terkena sinar matahari penuh.

3. Penanaman Bibit Sukun

Bibit sukun kemudian ditanam sesuai dengan lubang tanam yang telah dibuat dan diberi label sesuai dengan perlakuan pada setiap bibit yang telah ditanam.

4. Pemberian Dosis Pupuk

Pupuk yang telah disiapkan sebelumnya kemudian diberikan secara merata pada setiap bibit tanaman sukun sesuai dengan dosis yang telah ditentukan sebelumnya.

5. Parameter Penelitian

(34)

Pengambilan data parameter tinggi tanaman dilakukan dua minggu sekali.Pengukuran dilakukan sejak hari pertama dilakukan penelitian.Pengukuran tinggi dilakukan dengan menggunakan benang yang kemudian diukur dengan penggaris.Pengukuran tinggi dilakukan 1 cm di atas titik awal pertumbuhan tunas, dan pada titik tersebut diberi tanda untuk memudahkan pengukuran.

b. Diameter bibit (cm)

Pengambilan data parameter diameter tanaman dilakukan dua minggu sekali.Pengukuran dilakukan sejak hari pertama dilakukan penelitian.Pengukuran tinggi dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.Pengukuran tinggi dilakukan 1 cm di atas titik awal pertumbuhan tunas, dan pada titik tersebut diberi tanda untuk memudahkan pengukuran.

c. Jumlah daun (helai)

Perhitungan jumlah daun dilakukan awal dan akhir penelitian ini dilakukan. Daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka sempurna.

d.Luas daun (cm2)

Pengukuran luas daun diambil saat pengambilan data terkahir dari setiap bibit sukun.Daun digambar pada kertas millimeter kemudian hasilnya di-scan

untuk mendapatkan pengukuran luas dengan menggunakan program imageJ. e.Luas tajuk

Pengukuran luas tajuk diambil saat pengambilan data terkahir dari setiap bibit sukun.Tajuk diambil fotonya, kemudian hasilnya di-scan untuk mendapatkan pengukuran luas tajuk dengan menggunakan program imageJ.

(35)

Pengukuran kadar air daun diambil dengan cara memanen daun ketiga pada setiap ulangan kemudian dihitung dengan rumus

��=����� ���� −����� ��ℎ��

����� ���� � 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 90 hari dengan parameter yaitu tinggi,diameter, jumlah daun, luas tajuk dan luas daun,dan kadar air daun sehingga diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil pengamatan pertumbuhan bibit sukun pada berbagai parameter

Perlakuan Tinggi

Berdasarkan hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 3 terlihat adanya selisih dari setiap perlakuan yang diberikan, pertambahan tinggi bibit sukun tertinggi pada perlakuan A8(800 g) sebesar 12,15 cm, sedangkan rataan

pertambahan tinggi terendah pada perlakuan A2(200 g) sebesar 4,8 cm. Dari

(36)

Pertambahan rataan diameter bibit sukun mulai dari minggu pertama sampai dengan minggu ke sepuluh yang disajikan pada tabel 3 dapat dilihat bahwa perlakuan A5 (500 g) menghasilkan pertambahan rataan dimeter bibit sukun

tertinggi sebesar 3,4mm, sedangkan pertambahan rataan diameter bibit sukun terendah dari perlakuan A3(300 g) sebesar 1,1 mm.

Rataan jumlahdaun bibit sukun pada minggu ke-11 yang disajikan pada Tabel3 dapat dilihat bahwa jumlah daun sukun beragam untuk setiap perlakuan, rataan jumlah daun terbanyak adalah 6 helai yakni pada perlakuan A0, A8 dan A10.

Sementara itu rataan jumlah daun paling sedikit adalah 4 helai yakni pada perlakuan A3.

Berdasarkan Tabel 3, luas tajuk bibit sukun pada minggu ke-11 dapat dilihat bahwa luas tajuk sukun beragam untuk setiap perlakuan. Rata-rata luas tajuk terbesar adalah 329,52 cm2 yakni pada perlakuan A7. Sementara itu

rata-rata luas tajuk paling kecil adalah 121,92 cm2 yakni pada perlakuan A2.

Luas daun bibit sukun yang disajikan pada Tabel3 dapat dilihat bahwa luas daun sukun beragam untuk setiap perlakuan. Rata-rata luas daun terbesar adalah 81 cm2 yakni pada perlakuan A9. Sementara itu rata-rata luas daun paling kecil

adalah 36,18 cm2 yakni pada perlakuan A2.

Berdasarkan Tabel3, kadar air bibit sukun bahwa luas kadar air beragam untuk setiap perlakuan. Rata-rata kadar air terbesar adalah 80,81% yakni pada perlakuan A8. Sementara itu rata-rata kadar air daun paling kecil adalah 71,1%

(37)

Gambar 1. Grafik pertambahan tinggi bibit selama pengamatan

Pada Gambar 1 tampak bahwa pertambahan tinggi tanaman pada setiap

perlakuan menunjukkan kecenderungan yang sama. Pertambahan tinggi bibit sukun

yang diamati mulai dari pemberian perlakuan pupuk kandangminggu pertama hingga

minggu ke-11 dengan dosis yang sudah ditentukan tidak terlihat perbedaan

pertambahan tinggi yang signifikan antara perlakuan kontrol dengan yang diberikan

perlakuan lainnya.Perlakuan A8(800 g) memberikan pertambahan tinggi yang lebih

tinggi, sedangkan A2(200 g) pertambahan tinggi yang terendah.

Gambar 2. Grafik pertambahan diameter selama pengamatan

0

III-I V-I VII-I IX-I XI-I

P

III-I V-I VII-I IX-I XI-I

(38)

Pada Gambar 2 tampak bahwa untuk setiap pengamatan pertambahan diameter batang menunjukkan kecenderungan yang sama. Perlakuan A5 (500

g)memberikan pertambahan diameter batang yang lebih tinggi setiap dilakukan pengukuran, sedangkan perlakuan A3(300 g) mengalami pertambahan diameter

yang terendah.

Tabel 4. Warna daun untuk setiap ulangan

No Perlakuan Warna daun Luas dauncm2

1 A0R2 48,423 (9)

(39)

Tabel 5. Hasil uji korelasi setiap parameter pengamatan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dan hasil analisis sidik ragam menunjukkan pupuk kandang (kotoran ayam) tidak berpengaruh nyata terhadap beberapa parameter pengamatan yaitu pertambahan tinggi, pertambahan diameter, jumlah daun, luas daun, luas tajuk dan kadar air daun. Hal ini di duga disebabkan oleh faktor-faktor pertumbuhan tanaman baik faktor internal maupun eksternal, hal ini sesuai dengan pernyataanTriwiyatno (2003), pertumbuhan tanaman yang berinteraksi kompleks dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini meliputi faktor intrasel (sifat genetik atau hereditas) dan intersel (hormon dan enzim).Faktor eksternal meliputi air tanah dan mineral, kelembaban udara, suhu udara, cahaya dan sebagainya.

(40)

Pada paramater pengamatan yakni pertambahan tinggi, diameter dan luas daun unsur hara yang berperan penting yaitu unsur hara N, P dan K. Hal ini sesuai dengan pernyataan Damanikdkk (2009) yang menyatakan bahwa unsur hara N sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan dan organ tanaman. Unsur N sangat diperlukan pada saat tanaman memasuki fase pertumbuhan vegetatif. Unsur hara P berperan penting dalam daya serap tanaman terhadap nutrisi yang ada di dalam tanah. Unsur hara K berperan besar dalam proses fotosintesis dan translokasi karbohidrat dan juga mengatur distribusi air dalam tanaman. Kekurangan unsur K akan menyebabkan daun menjadi gugur.

Pada parameter pengamatan yaitu pertambahan tinggi, diameter, luas daun, luas tajuk, jumlah daun dan kadar air daun menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu perlakuan A7(700 g) dan A8 (800 g) menunjukkan hasil yang lebih

baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dapat diduga bahwa pada kisaran pemberian pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis antara 700 – 800 g dapat memberikan pertumbuhan yang lebih baik bagi bibit sukun. Hal ini didukung dengan penelitian Simanungkalit (2012) yang menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 750 g menunjukkan hasil pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan dosis lainnya.

(41)

Hasil data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pemberian perlakuan lebih baik daripada kontrol. Hal ini dikarenakan adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah yang berfungsi sebagai media penyuplai air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.Sesuai dengan pernyataan Musnamar (2003), bahan organik mempunyai kemampuan menyerap air 80-90% dari berat totalnya.Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah yangdapat dipengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat, bobot volume total ruang pori, plastisitas dan daya pegang air.

(42)

pula jumlah klorofil di dalam daun. Selain itu warna daun juga dipengaruhi oleh proses fotosintesis, dikarenakan pada proses fotosintesis terdapat pigmen yang berhubungan dengan warna daun (Susanto, 2008). Oleh karena itu pemberian pupuk kandang kotoran ayam lebih baik dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk kandang kotoran ayam.

Dari data pengamatan yang dilakukan, pada dosis pupuk kandang (kotoran ayam) yaitu 900 g mulai menunjukkan kecenderungan penuruan hasil dari beberapa parameter pengamatan. Dapat diduga bahwa dosis pupuk kandang (kotoran ayam) pada dosis 900 g ataupun lebih tinggi kurang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bibit sukun. Hal ini dikarenakan oleh ketidak mampuan dari bibit dalam menyerap hara yang terlalu banyak. Sehingga, penggunaan pupuk kandang (kotoran ayam) diatas 900 g atau lebih tidak direkomendasikan untuk diaplikasikan pada bibit sukun karena tidak memberikan pengaruh yang lebih baik dalam pertumbuhan dan juga tidak efisien dalam penggunaannya.

Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan data bahwa luas kadar air beragam untuk setiap perlakuan. Rata-rata kadar air terbesar adalah 80,81% yakni pada perlakuan A8. Sementara itu rata-rata kadar air daun paling kecil

adalah 71,1% yakni pada perlakuan A2. Besarnya kadar air pada daun merupakan

(43)

dan menjaga suhu tanaman supaya konstan, evaporasi air untuk mendinginkan permukaan.

Tidak adanya pengaruh dari pupuk kandang (kotoran ayam)dengan perlakuan dosis atau jumlah yang sudah ditentukan dengan perlakuan kontrol (tanpa perlakuan) yang diberikan terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter.Hal ini diduga karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama faktor curah hujan.Faktor lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan pemberian pupuk kandangdilapangan.Penelitian bertepatan dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November dimana bulan ini masuk ke dalam kelas bulan basah.Menurut Kementerian Lingkungan Hidup (2011) pada puncak musim hujan, pada daerah DTA Danau toba memiliki curah hujan antara 190 – 320 mm/bulan. Dengan tingginya jumlah curah hujan atau banyaknya bulan basah pada saat melakukan penelitian menyebabkan pemberian pupuk kandangdengan jumlah yang telah ditentukan belum berpengaruh.Tingginya curah hujan dan banyaknya hari hujan menyebabkan kebutuhan air selalu tersedia sehingga tanaman selalu memiliki persediaan air pada saat tanaman membutuhkan air.

(44)

daun menunjukkan hubungan korelasi yang kuat. Hubungan korelasi antara pertambahan diameter dengan luas tajuk dan pertambahan diameter dengan jumlah daun menunjukkan hubungan yang cukup kuat. Sementara hubungan korelasi antara pertambahan tinggi dengan jumlah daun, pertambahan diameter dengan luas daun, jumlah daun dengan luas tajuk, jumlah daun dengan kadar air daun menunjukkan hubungan interaksi yang lemah. Selain korelasi positif, juga terdapat hubungan korelasi yang benilai negatif yaitu hubungan antara jumlah daun dan luas daun yang memiliki nilai -0,030.

(45)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perlakuan pemberian pupuk kandang (kotoran ayam) yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi, diameter, jumlah daun, luas daun, luas tajukdan kadar air daun. Takaran pupuk kandang (kotoran ayam) 700 – 800 g memberikan pengaruh yang lebih baik bagi pertumbuhan bibit sukun.

Saran

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Adinugraha, H.A. 2011. Pengaruh Umur Induk, Umur Tunas dan Jenis Media Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Sukun. Jurnal Pemuliaan Tanaman. Vol. 5 no 1, 31:40.

Arsyad S., 2006. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.

Atmojo, S.W. 2003. Peranan Bahan Organik TerhadapKesuburan Tanah Dan UpayaPengelolaannya. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

BPDAS Pemali Jratun. 2010. Sukun. http://www.bpdas-pemalijratun.net/index.php?option=com_content&view=article&id=67:suk un&catid=20:tanaman-pangan&Itemid=33 [15 September 2014]

Departemen Kehutanan. 1998. Buku Pedoman Kehutanan Indonesia. Jakarta. Damanik, M.M.B., Hasibuan, B.E., Fauzi, Sarifuddin dan Hanum, H. 2009.

Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU press. Medan

Fitriani, N. 2012. Pengaruh Waktu Pemberian Pupuk Kandang Terhadap Hasil Terung Gelatik (Solanum melongena L). Skripsi. Politeknik Negeri Lampung. Bandar Lampung

Gardner, F.P., Pearce, P. R. B., Mitchell, R. L. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press: Jakarta.

Islami, T dan Utomo W.H. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2011. Profil 15 Danau Prioritas Nasional 2010-2014. Jakarta.

Lestariningsih, A. 2012. Teknik Persemaian dan Informasi Benih Sukun (Artocarpus communisForst). PusLitBang Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Kehutanan. Yogyakarta.

Musmanar, E. I. 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.

Mustafa, A.M. 1998. Isi Kandungan Arthocapus communis. Food Science

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

(47)

Purba, R.D. 2014. Pengunaan Beberapa Jenis Penahan Air Untuk Mendukung Pertumbuhan Bibit Sukun (Artocarpus communis Forst) Menggunakan Tanah Sekitar Danau Toba

Purwowidodo. 1990. Mengenal Tanah Hutan. IPB Press. Bogor.

Risnandar, C. 2004. Jenis dan Karakteristik Pupuk Kandang.

Rosmarkam, A dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Simangunsong, E.M., Razali, dan Mukhlis. 2013. Penentuan Kelas Kemampuan Lahan Daerah Tangkapan Air Danau Toba Menggunakan Metode Scoring. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3: 2.

Simanungkalit, E. 2012. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Rawit Di Tanah Gambut. Universitas Tanjung Pura. Pontianak

Soedrajat, I. 2011. Kawasan Strategis Nasional (KSN) Borobudur dan Danau Toba Menuju Pembangunan yang Responsif Berencana. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta.

Sumarno, M.S. 2004. Pengelolaan Air Tanah Bagi Tanaman. Materi Kuliah: Manajemen Sumber Daya Air, Program Pasca Sarjana, Universitas Brawijaya. Malang

Sunarjono, H. 2008. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapto. 2000. Berbagai Masukan Teknologi Untuk Meningkatkan Produktivitas LahanMarginal.http://:www.pustaka.deptan.go.id. [15 September 2014] Susanto A. 2008. Kadar Klorofil Pada Berbagai Tanaman yang Berbeda Umur.

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Surabaya. Surabaya.

Sutedjo dan Kartasapoetra AG. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta

.

Sutedjo, M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Triwiyatno, E.A. 2003. Bibit Sukun Cilacap. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

(48)

Analisis Hierarki Proses/AHP). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Wulandari, V. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa

(49)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis rancangan percobaan pertambahan tinggi (cm) bibit sukun Data pertumbuhan bibit minggu I

PERLAKUAN ULANGAN

Data pertumbuhan bibit minggu III

PERLAKUAN ULANGAN

Data pertumbuhan bibit minggu V

(50)

Data pertumbuhan bibit minggu VII

Data pertumbuhan bibit minggu IX

PERLAKUAN ULANGAN

Data pertumbuhan bibit minggu XI

(51)

Analisis ragam pertambahan tinggi bibit sukun

Lampiran 2. Analisis rancangan percobaan pertambahan diameter (mm) bibit sukun

Data pertambahan diameter (mm) bibit minggu I

(52)

Data pertumbuhan bibit minggu III

Data pertumbuhan bibit minggu V

PERLAKUAN ULANGAN

Data pertumbuhan bibit minggu VII

(53)

Data pertumbuhan bibit minggu IX

Data pertumbuhan bibit minggu XI

PERLAKUAN ULANGAN

Analisis ragam pertambahan diameter bibit sukun

(54)

A6 = Dosis 600 gr untuk setiap bibit

A7 = Dosis 700 gr untuk setiap bibit

A8 = Dosis 800 gr untuk setiap bibit

A9= Dosis 900 gr untuk setiap bibit

A10 = Dosis 1000 gr untuk setiap bibit

Lampiran 3. Analisis rancangan percobaan jumlah daun bibit sukun Data jumlah daun pada minggu ke XI

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4

Analisis ragam jumlah daun bibit sukun

(55)

Lampiran 4. Analisis rancangan percobaan luas daun (cm2)bibit sukun Data luas daun bibit sukun pada minggu ke XI

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

1 2 3 4

total 564,365 674,901 672,745 703,941 2615,952 653,988

Analisis ragam luas daun bibit sukun

(56)

Lampiran 5. Analisis rancangan percobaan luas tajuk (cm2) bibit sukun Data luas tajuk bibit sukun pada minggu ke XI

Perlakuan Ulangan Total rata-rata

1 2 3 4

Analisis ragam luas tajuk bibit sukun

(57)

Lampiran 6. Analisis rancangan percobaan kada air (%) bibit sukun Data kadar air daun bibit sukun (%)

Perlakuan Ulangan Total rata-rata

1 2 3 4

Analisis ragam kadar air daun bibit sukun

(58)

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Pemberian label pada bibit sukun

Pengukuran luas tajuk

(59)

A2R3 A3R3

A1R3 A10R2

A6R3 A1R2

(60)

A2R2 A6R2

A7R1 A0R1

A7R2 A4R2

(61)

A0R4 A4R3

A1R1 A3R4

A0R4 A2R4

(62)

A10R1 A8R3

A9R3 A1R4

A8R4 A6R1

Pengukuran luas daun

(63)

Gambar

Tabel 1. Komposisi zat gizi dari buah sukun
Tabel 2. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang
Tabel 3. Hasil pengamatan pertumbuhan bibit sukun pada berbagai parameter
Gambar 1. Grafik pertambahan tinggi bibit selama pengamatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dosis yang direkomendasikan merupakan dosis pupuk kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik terhadap hasil panen relatif (Tabel 6) tanpa mengesampingkan

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL.. TANAMAN BUNCIS (Phaseolus

Sidik Ragam Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk Majemuk NPK Umur 6 MST………... Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan

Hasil percobaan menunjukkan bahwa takaran pupuk kandang ayam yang memberikan pengaruh terbaik untuk pertumbuhan bibit kakao adalah pemberian dengan perbandingan tanah

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan

Pertambahan diameter bibit sukun dengan berbagai perlakuan cukup berbeda dengan tanpa perlakuan, terlihat bahwa pertambahan diameter terendah terdapat pada perlakuan K0 atau

4.3 Interaksi Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam terhadap Hasil Tanaman Gandum Hasil F hitung pada Tabel 1 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan dosis pupuk kandang ayam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan dosis pupuk kandang ayam hingga 1.200 g/polybag berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan luas daun