• Tidak ada hasil yang ditemukan

bahan direktur ketahanan ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bahan direktur ketahanan ekonomi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTUR KETAHANAN SENI, BUDAYA, AGAMA DAN

KEMASYARAKATAN

DIREKTORAT JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BAHAN PAPARAN

DIREKTORAT KETAHANAN SENI, BUDAYA

AGAMA DAN KEMASYARAKATAN

Disampaikan Oleh:

BUDI PRASETYO, SH., MM

Jakarta, 12 Februari 2014

2

PENINGKATAN KAPASITAS DAN

PARTISIPASI ORMAS DALAM RANGKA

(2)

KEMERDEKAAN BERSERIKAT & BER -KUMPUL, MENGELUARKAN PIKIRAN DGN LISAN & TULISAN & SEBAGAINYA DITETAPKAN DGN UU.

SETIAP ORG BERHAK ATAS KEBEBASAN BERSERIKAT,BERKUMPUL & MENGELUARKAN PENDAPAT.

UUD NRI

1945

Ps 28

Ps 28 E (3)

SETIAP ORG BERHAK UTK MEMAJUKAN DIRINYA DLM MEMPERJUANGKAN HAKNYA SECARA KOLEKTIF UTK MEMBANGUN MASYARAKAT, BANGSA, & NEGARANYA.

Ps 28 C (2)

3

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,

setiap

orang

wajib

tunduk

kepada

pembatasan yang ditetapkan dengan

Undang-Undang dengan maksud semata-mata untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan

atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk

memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan

moral,

nilai-nilai

agama,

keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis.

Ps 28 J (2)

ARAH KEBIJAKAN

1.

Memperkuat jaminan hak berserikat dan

berkumpul bagi warga negara;

2.

Penguatan sistem sosial;

3.

Pelembagaan partisipasi masyarakat;

4.

Pemberdayaan dan Penguatan kapasitas

Ormas;

5.

Transparansi dan akuntabilitas Ormas;

6.

Membangun relasi intra/antar Ormas yang

sehat;

7.

Kemandirian dan profesionalisme;

8.

Penataan sistem pelayanan dan administrasi;

9.

Menciptakan tertib hukum dalam bidang

(3)

TUJUAN ORMAS

Meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat;

Memberikan pelayanan kepada masyarakat;

Menjaga nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa;

Melestarikan dan memelihara norma, nilai, moral, etika,

dan budaya yang hidup dalam masyarakat;

Melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup;

Mengembangkan kesetiakawanan sosial, gotong royong,

dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat;

Menjaga, memelihara, dan memperkuat persatuan dan

kesatuan bangsa; dan

Mewujudkan tujuan negara.

5

FUNGSI ORMAS

Penyalur kegiatan sesuai dengan kepentingan

anggota dan/atau tujuan organisasi;

Pembinaan dan pengembangan anggota untuk

mewujudkan tujuan organisasi;

Penyalur aspirasi masyarakat;

Pemberdayaan masyarakat;

Pemenuhan pelayanan sosial;

Partisipasi masyarakat untuk memelihara, menjaga,

dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa

dan/atau;

(4)

HAK

MENGATUR &

MENGURUS

RMH TANGGA

ORGANISASI

SCR MANDIRI

DAN

TERBUKA

MEMPEROLEH

HAK ATAS

KEKAYAAN

INTELEKTUAL

UTK NAMA DAN

LAMBANG

MEMPERJUANG-

KAN CITA2 &

TUJUAN

ORGANISASI

MELAKSANAKAN

KEGIATAN

UTK MENCAPAI

TUJUAN

ORGANISASI

MENDAPAT

PERLINDUNGAN

HUKUM TERHADAP

KEBERADAAN

& KEGIATAN

ORGANISASI

BEKERJASAMA

DGN

PEMERINTAH

PEMDA,

SWASTA,

ORMAS LAIN &

PIHAK LAIN

MELAKSANAKAN

KEGIATAN

SESUAI TUJUAN

ORGANISASI

MENJAGA

PERSATUAN &

KESATUAN

BANGSA SERTA

KEUTUHAN

NKRI

MEMELIHARA

NILAI AGAMA,

BUDAYA, MORAL,

ETIKA & NORMA

KESUSILAAN

SERTA MEMBERIKAN

MANFAAT UTK

MASYARAKAT

MENJAGA

KETERTIBAN

UMUM &

TERCIPTANYA

KEDAMAIAN

MELAKUKAN

PENGELOLAAN

KEUANGAN SCR

TRANSPARAN

& AKUNTABEL

PARTISIPASI

DALAM

PENCAPAIAN

TUJUAN

NEGARA

KEWAJIBAN

HAK DAN KEWAJIBAN ORMAS

UU No. 17 Tahun 2013 Pasal 20 & 21

ARAH PENATAAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN YG

DI LAKUKAN KEMENDAGRI

8

PENATAAN

SISTEM

PENATAAN

ORMAS

PENGEMBANGAN

SISTEM APLIKASI

DATABASE ORMAS

PENATAAN

REGULASI

PENGUATAN

KELEMBAGAAN

KEMITRAAN

DENGAN ORMAS

(PERMENGARI NO. 44

THN 2009 jo 20/2013)

REVISI UU NO 8

TAHUN 1985

(UU No. 17 Th. 2013)

HIBAH

(PERMENDAGRI

N0. 32/2011 jo 39/2012)

PENYUSUNAN PERATURAN

PEMERINTAH TINDAK

LANJUT UU NO. 17 THN 2013

(5)

PENINGKATAN KAPASITAS ORMAS

9

PEMERINTAH

PEMERINTAH

DAERAH

PEMBERDAYAAN

ORMAS

PEMBERDAYAAN ORMAS

10

FASILITASI

KEBIJAKAN

PENGUATAN

KAPASITAS

KELEMBAGAAN

PENINGKATAN

KUALITAS SDM

peraturan per-UU-an

yg mendukung

pemberdayaan ormas

penguatan manajemen org.

penyediaan data & informasi

pengembangan kemitraan

penguatan kepemimpinan

& kaderisasi

dukungan keahlian,

program, & pendampingan

pemberian penghargaan

penelitian & pengembangan

pendidikan & pelatihan

pemagangan

kursus

(6)

UU No. 17 Tahun 2013

Psl 41

1. Dalam hal pemberdayaan, Ormas dapat bekerja

sama

atau mendapat dukungan dari Ormas

lainnya, masyarakat, dan/atau swasta;

2. Kerja sama atau dukungan sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(1)

dapat

berupa

pemberian penghargaan, program, bantuan, dan

dukungan operasional organisasi.

PERAN ORMAS DALAM BERBAGAI

REGULASI/KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

PEMERCEPAT PERUBAHAN ( ENABLER )

PERANTARA ( MEDIATOR )

PENDIDIK ( EDUCATOR )

PERENCANA ( PLANNER )

ADVOKASI ( ADVOCATION )

AKTIVIS ( ACTIVIST )

PELAKSANA TEKNIS ( TECHNICAL ROLES )

VOLUNTEER ( KELOMPOK SUKARELAWAN )

(7)

BENTUK

PARTISIPASI

ORMAS DALAM

PEMBANGUNAN

NASIONAL

BIDANG EKONOMI

-

MENINGKATKAN KETRAMPILAN

MASYARAKAT;

-

MENGENTASKAN KEMISKINAN;

-

MENGATASI PENGANGGURAN;

- MENGEMBANGKAN

KEWIRAUSAHAAN.

BIDANG KEAMANAN

- MENJAGA KEDAULATAN

BANGSA DAN NEGARA ;

- MEMUPUK JIWA DAN

SEMANGAT

BELA

NEGARA

BIDANG KEAGAMAAN

-

MENJAGA KERUKUNAN UMAT

BERAGAMA;

-

MENGEMBANGKAN

SIKAP

TOLERANSI.

BIDANG

PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

-

FASILITATOR

PENYAMPAIAN

ASPIRASI MASY;

-

PERUMUSAN

KEBIJAKAN DLM

MUSREMBANG.

BIDANG POLITIK

-

MEMBERIKAN

PEMAHAMAN

TTG

PENDIDIKAN POLITIK

DAN

KESETARAAN

GENDER.

BIDANG SOSIAL & BUDAYA

-

MENJAGA

KERUKUNAN

SOSIAL,

SEMANGAT

GOTONG ROYONG DAN

TOLONG MENOLONG;

-

MENDORONG

PENGUATAN

KARAKTER BANGSA;

-

MELESTARIKAN BUDAYA.

BIDANG TRANTIBMAS

-

MEMBANTU APARAT

KEPOLISIAN;

-

MENJAGA STABILITAS

KEAMANAN

DAN

KETERTIBAN.

14

LANGKAH-LANGKAH KEMENDAGRI

DALAM PENINGKATAN PERAN FKUB GUNA

(8)

PEMBENTUKAN FKUB

PROV DAN KABUPATEN/KOTA 2011-2013

NO

WILAYAH

FKUB

PROV

FKUB

KAB

FKUB

KOTA

KETERAN

GAN

NASIONAL

33

332

92

Kab/Kota

JUMLAH prov/kab/kota

34

410

98

508

33

332

92

MASALAH PENDIRIAN RUMAH IBADAT

1. Gereja Paroki Santo Bernedet di Komplek Perumahan Tarakanita Jl. Matahari RT 07/04 Kelurahan Sudimara Kecamatan Pinang Kota Tangerang, Provinsi Banten.

2. Gereja HKBP Baru Jl. Dokter Wahidin, Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Binjai Utara, Provinsi Sumatera Utara.

3. Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan), Gereja Pentakosta, dan Gereja GKRI (Gereja Kristus Rahani Indonesia), di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

4. Gereja Kristen Sulawesi Selatan/GKSS Klasis Mappatua Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.

5. GKI Taman Yasmin Kota Bogor, HKBP Filadelfia Tambun Kabupaten Bekasi, dan Gereja Pante Kosta Indonesia (GPdI) Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

1. Penyegelan Musholla Assyafiiyah di Kota Denpasar, Provinsi Bali yang hendak dijadikan

Masjid.

2. Penolakan pembangunan Masjid Raudatul Jannah Desa Kaima, Kecamatan Kauditan,

Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

3. Penolakan pembangunan Masjid di Provinsi Papua Barat.

4. Penolakan pembangunan Masjid di Perumahan di Kota Batam, Provinsi Kepri.

5. Penghentian pembangunan Masjid Nur Musafir Batulapat, Kota Kupang, Provinsi NTT.

6. Kasus lain tidak terkait dengan mayoritas dan minoritas tetapi karena tidak sesuai

perizinan, di Provinsi Sumatera Utara ada 3 masjid yang dibongkar oleh Satpol PP, yaitu

Masjid Al Ikhlas di Jl. Timor Medan, Mushola Al Jihad di Kisaran, Masjid Huddam I BB.

Ini merupakan bentuk ketegasan aparat Pemda setempat terhadap pelanggaran

perizinan.

GEREJA

(9)

RASIO JUMLAH RUMAH IBADAT

17

NO

AGAMA

TAHUN 1977

TAHUN 2004

% KENAIKAN

1

Islam

392.044

643.834

64%

2

Kristen

18.977

43.909

131%

3

Katolik

4.934

12.473

153%

4

Hindu

4.247

24.431

475,25%

[image:9.555.98.462.69.675.2]

5

Buddha

1.523

7.129

368%

TABEL PERSENTASE KENAIKAN JUMLAH RUMAH IBADAT TAHUN 204

NO

AGAMA

RUMAH IBADAT

PEMELUK

RASIO

1

Islam

243,091

215,144,5608

1 : 885

2

Protestan

47,106

22,512,326

1 : 331

3

Katolik

12,242

8,274,999

1 : 676

4

Hindu

14,059

4,449,257

1 : 316

[image:9.555.100.462.72.374.2]

5

Budha

2,992

2,280,859

1 : 762

TABEL RASIO PERBANDINGANJUMLAH RUMAH IBADAT DENGAN JUMLAH PEMELUK AGAMA

1. Masih kurangnya konsistensi dalam mengimplementasikan PBM No 9 dan No 8 tahun 2006.

2. Masih kurangnya sosialisasi PBM No 9 dan No 8 Tahun 2006 di tingkat pejabat daerah,

kecamatan , desa/kelurahan dan masyarakat.

3. Belum optimalnya dukungan anggaran dalam rangka pemberdayaan FKUB.

4. Masih munculnya perselisihan pendirian rumah ibadat akibat masih kurangnya pemahaman

terhadap persyaratan pendirian rumah ibadat dan konsistensi dalam melaksanakan PBM No 9 dan

No 8 Tahun 2006.

5. Merebaknya aliran-aliran baru yang dinilai sesat yang susah dipantau dan kesulitan untuk

dilakukan penindakannya.

6. Masih adanya beberapa kabupaten yang belum membentuk FKUB karena ada penolakan dari

tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat lokal (misalnya beberapa kab di Sumbar).

7. Kurang optimalnya pengembangan dan penghormatan terhadap kearifan lokal dalam menjaga

kerukunan umat beragama.

8. Masih adanya adanya kecenderungan pemaksaan kehendak terhadap norma yang di masyarakat

sudah mapan dan kurang mengindahkan etika publik dalam kehidupan keagamaan .

9. Kurang terjalinnya komunikasi intensif dan terbuka antara tokoh agama dan masyarakat dalam

proses pendirian rumah ibadat.

(10)

1. Perlunya penguatan kapasitas dan kelembagaan FKUB provinsi, kabupaten/kota bahkan sampai tingkat ke kecamatan melalui reposisi Ketua Dewan Penasihat FKUB agar dipimpin langsung oleh kepala daerah.

2. Agama bukan faktor pemicu konflik sosial, karena secara kultural bangsa Indonesia memiliki akar sejarah dan budaya yang kuat tentang toleransi kerukunan umat beragama. Kecenderungan yang terjadi, faktor kesenjangan dan kesejahteraan banyak menjadi pemicu konflik sosial.

3. Perlunya dibentuk FKUB sampai di tingkat kecamatan serta memperbanyak dan memperluas cakupan sosialisasi sampai ke tingkat kecamatan, bahkan sampai desa/kelurahan dan juga kepada kelompok masyarakat luas dengan metode-metode yang efektif dan optimalisasi media sosial.

4. Pemerintah dan pemerintah daerah perlu mempertimbangkan untuk melakukan pendekatan strategi seni, budaya dan kearifan dalam penanganan masalah kerukunan umat beragama.

5. Pemerintah terus menerus mengingatkan kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota untuk mengoptimalkan implementasi regulasi dan meningkatkan dukungan anggaran secara signifikan kepada FKUB dengan mempertimbangkan faktor:

 Luas wilayah

 Potensi masalah kerukunan umat beragama

 Heterogenitas penduduk

 Kemampuan dan potensi keuangan daerah

6. Dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan anggota FKUB provinsi, kabupaten/kota, perlu ditingkatkan pemahaman wawasan dan komitmen kebangsaan serta kemampuannya untuk melaksanakan tugas-tugas strategis:

 Melakukan deteksi dini dan pemetaan gangguan kerukunan umat beragama.

 Meredam dan mencari solusi terhadap gangguan kerukunan umat beragama.

 Mengidentifikasi dan merevitalisasi kearifan lokal yang dapat mendukung kerukunan antar umat beragama.

7. Perlunya peningkatan status PBM No. 9 dan No. 8 Tahun 2006 menjadi Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah dan atau Perpres.

PENGUATAN KELEMBAGAAN FKUB

20

FASILITASI KEMENDAGRI KEPADA TMII DAN

ANJUNGAN DAERAH DALAM RANGKA

(11)

FASILITASI KEMENDAGRI KEPADA TMII DAN

ANJUNGAN DAERAH

21

1. Memberikan dukungan kepada Manajemen TMII dalam memfasilitasi dan

mengkoordinasikan kepada Pemda Provinsi yang memiliki aset anjungan

daerah di TMII, untuk mempromosikan, melestarikan dan mengembangkan

nilai kearifan lokal serta membangun karakter bangsa;

2. Memberikan fasilitasi dan dukungan dalam pelaksanaan avent-event

kebudayaan yang diselenggarakan oleh TMII;

3. Sejak tahun 2007 telah memfasilitasi TMII dan Pemda Provinsi dalam

rangka pembangunan anjungan daerah Provinsi Kepulauan Riau, Bangka

Belitung, Banten, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua

Barat.

4. Memfasilitasi TMII dalam pelaksanakan Road Show dan Rapat Koordinasi

ke beberapa Provinsi Yang dilakukan oleh Tim (terdiri dari Manajemen

TMII, Ditjen Kesbangpol Kemendagri dan Ditjen NBSF Kemenbudpar)

secara bersama dalam rangka sosialisasi program TMII serta mendorong

Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota) untuk

pelaksanaan pelestarian kebudayaan di Anjungan Provinsi secara

konsisten dan berkesinambungan.

22

PERAN KEMENDAGRI DALAM

MEWUJUDKAN INDONESIA BEBAS

(12)

1. DATA

BNN

DALAM

5

TAHUN

TERAKHIR

PENYALAHGUNAAN

NARKOBA

MENGALAMI

PENINGKATAN RATA-RATA 26% SETIAP TAHUN

2. DATA PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DALAM

TIGA TAHUN TERAKHIR MENGALAMI PENINGKATAN,

TAHUN 2009 PREVALENSI 1,99% (3,6 JT ORG), TH. 2010

PREVALENSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA 2,21% (4,02

JT ORG), DAN TH. 2011 PREVALENSI PENYALAHGUNAAN

NARKOBA 2,8% (5 JT ORG)

3. LEMAHNYA KOORDINASI ANTAR INSTITUSI (PUSAT DAN

DAERAH) DALAM ASPEK PERENCANAAN PROG/KEG,

IMPLEMENTASI PROG/KEG DAN MONEV

4. KETERBATASAN DUKUNGAN ANGGARAN DAERAH

KONDISI OBYEKTIF

KONSIDERAN MENIMBANG

PERMENDAGRI NOMOR 21 TAHUN 2013

DENGAN MENINGKATNYA PENYALAHGUNAAN

NARKOTIKA DI MASYARAKAT MEMBAHAYAKAN PERKEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA DAN MENGANCAM

KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGARA

PEMDA BERTANGGUNGJAWAB MELINDUNGI

MASYARAKAT

DAN MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN

MASAYARAKAT MELALUI

FASILITASI PENCEGAHAN

(13)

UPAYA KEMENDAGRI DALAM MENUJU INDONESIA

BEBAS NARKOBA 2015

PERMENDA GRI NO. 21 TAHUN 2013 TENTANG FASILITASI PENCEGAHAN,

PENYALAH-GUNAAN NARKOTIKKA

MUATAN

ISI

PERAN GUBERNUR/

BUPATI /WALIKOTA

PENDANAAN

PEMBINAAN DAN

PENGAWASAN

PELAPORAN

Gambar

TABEL PERSENTASE KENAIKAN JUMLAH RUMAH IBADAT TAHUN 204

Referensi

Dokumen terkait

Konstelasi masalah pengaruh variabel anteseden yaitu: status consumption, materialism dan integrity terhadap perilaku ketaatan hukum dan legalitas konsumen pada

Status nutrisi maternal sebelum dan selama kehamilan adalah determinan penting yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan janin. Idealnya wanita seharusnya memulai

The research on kemenyan durame (Styrax benzoin Dryander) seed morphology, breaking dormancy and seed germination was carried out in order to solve the problem

bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas Badan Usaha Milik Negara di bidang penerbitan dan percetakan, dipandang perlu melakukan penggabungan Perusahaan

016 Kegiatan Sertifikasi Untuk mengembangkan potensi Balai dalam menunjang tugas pokok dan fungsinya dan sesuai dengan visi dan misinya, BBPK turut berperan serta dalam

Analisis yang digunakan dengan menguji energi pukul (impact) yang dihasilkan dari alat uji pukul Charpy dari tebal lapisan kelipatan 0,05 mm yang mana pembuatan dibuat

o Ra’ sukun sebelumnya berharakat kasrah dan sesudahnya bukan huruf isti’-la, atau bertemu huruf isti’la namun dalam kata yang terpisah.. o Ra’ sukun karena

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji unsur unsur nilai budaya dan arsitektur tradisional Aceh yang diterapkan pada bangunan Museum Tsunami