• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KONFORMITAS PADA KOMUNITAS HIJABERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KONFORMITAS PADA KOMUNITAS HIJABERS"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Salah satu sifat manusia adalah sebagai makhluk sosial disamping sebagai makhluk individual. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Seperti juga dikemukakan oleh Murray bahwa manusia mempunyai motif atau dorongan sosial (lih. Crider, dkk, 1983; Morgan, dkk, 1984). Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi. Dengan demikian maka akan terjadilah interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain yang disebut interaksi sosial (Walgito, 2003).

Namun, dalam perkembangan selanjutnya interaksi akan dipengaruhi oleh proses belajar. Karena itu, interaksi dapat berkembang. Berkaitan dengan hal tersebut ada orang yang interaksinya baik, sebaliknya ada orang yang interaksinya kurang baik. Dalam kehidupan sehari-hari ada orang yang lekat hubungannya, namun ada juga orang yang kurang lekat hubungannnya. Hal ini akan membawa perbedaan dalam jarak sosial. Keadaan ini akan berpengaruh pada interaksinya. Lekat tidaknya hubungan atau baik tidaknya interaksi seseorang dengan orang lain dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu segi frekuensi interaksi, segi intensitas interaksi, dan segi popularitas interaksi (Walgito, 2011).

(2)

kebendaan menjadi tak bisa dielakkan. Walaupun mengakumulasi kekayaan dan pengaruh sosial juga tidak diharamkan dalam Islam. Namun sosialita (apalagi ditambah kata “muslimah”) di Indonesia secara sosiologis memang hal baru (Wakhid, Indri, dkk, 2012).

Sosialita muslimah, dalam soal gaya dan kode gaul lainnya juga tak jauh berbeda dengan sosialita pada umumnya. Mereka menyukai fashion, barang-barang branded, hanya saja jenis barangnya seputar busana muslim, jilbab dan aksesoris pendukungnya yang menjadi acuan tren muslimah secara umum. Mereka juga memiliki gaya hidup islami dan kontribusi bagi masyarakat muslim. Secara garis besar sosialita muslim dapat dicirikan sebagai berikut : menampilkan atribut fesyen yang trendy dan tidak kampungan, dan memiliki kelompok pengajian atau taklim sehingga mendapatkan muatan positif bagi pencerahan pemikiran yang nantinya akan berimbas pada perubahan dan kemajuan baik secara individu maupun masyarakat (Wakhid, Indri, dkk, 2012).

Dan sejatinya keberadaan sosialita muslim menjadi bless in disguished ketika diarahkan untuk membawa masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang positif. Komunitas Hijabers terlepas pro-kontra yang menyebut mereka sebagai sosialita muslimah, komunitas ini mampu memberikan sesuatu yang berbeda dalam gerak fashion muslim Indonesia. Dari sisi fashion style-nya, mereka sangat kreatif dalam menciptakan style-style baru yang “out-of-the-box”, lain dari biasanya. Beberapa style adaptasi perpaduan dari style fashion muslimah dari timur-tengah. Mereka berhasil menciptakan tren fashion style ala Hijabers yang uniquely modern dan stylish, mendobrak pakem dan membuktikan bahwa berbusana muslim justru akan menambah cantik dan anggun penampilan seorang muslimah. Tak salah jika style berbusana ala Hijabers saat ini banyak dijadikan inspirasi gaya busana muslimah Indonesia (Quanesha, 2011).

(3)

yang tadinya sederhana, sekarang bersemangat untuk menyamakan penampilannya dengan kelompok sosialita. Penyesuaian yang dilakukan disebut konformitas. Konformitas adalah penyesuaian yang dilakukan dengan mengubah perilaku sesuai dengan kelompok. Dasar utama dari konformitas adalah ketika individu melakukan aktifitas dimana terdapat tendensi yang kuat untuk melakukan sesuatu yang sama dengan yang lainnya, walaupun tindakan tersebut dilakukan secara terpaksa.

Sekalipun sebuah kelompok tidak sepenuhnya bersifat koersif, sesuatu pasti akan terjadi pada diri kita jika kita bergabung dengan kelompok tersebut. Kita akan berperilaku berbeda dibanding dengan diri kita yang sebenarnya, terlepas dari apakah kelompok tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah dan membuat keputusan, atau hanya sekedar berkumpul untuk bersenang-senang ; terdiri dari orang lain yang tidak kenal atau anggota dari sebuah chat room di internet, atau hanya sekedar kumpulan orang yang menghabiskan waktu di bar. Keputusan yang kita buat dan tindakan yang kita lakukan lebih sedikit dipengaruhi oleh keinginan pribadi daripada oleh keputusan yang berasal dari struktur dan dinamika kelompok itu sendiri (Wade & Tavris, 2007).

(4)

Wade dan Tavris (2007) menjelaskan bahwa satu hal yang seseorang lakukan ketika berada dalam sebuah kelompok adalah konform, yaitu melakukan tindakan atau mengadopsi sikap sebagai hasil dari adanya tekanan kelompok yang nyata maupun yang persepsikan. Individu yang mempunyai tingkat konformitas tinggi akan lebih banyak tergantung pada peraturan didalam kelompoknya, sehingga individu cenderung mengatribusikan setiap aktivitasnya sebagai usaha kelompok, bukan usahanya sendiri. Dalam kondisi seperti ini, dapat dikatakan bahwa motivasi untuk menuruti ajakan dan aturan kelompok cukup tinggi, karena menganggap aturan kelompok adalah yang paling benar serta ditandai dengan berbagai usaha yang dilakukan individu agar diterima dan diakui keberadaannya dalam kelompok.

Apalagi komunitas Hijabers ini bisa dikatakan sebagai yang pertama di Indonesia. Dan ini, tentunya menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyak yang bergabung dan secara tidak langsung meningkatnya jumlah perempuan muslim yang menggunakan jilbab karena penggunaan style berbusana ala Hijabers saat ini banyak dijadikan inspirasi gaya busana muslimah Indonesia (Novriyadi, 2011).

Munculnya komunitas Hijabers dan muslimah lainnya tak ditampik membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi “happening”. Alhasil, era berbusana para muslimah pun kini makin modis dan gaya. Tengoklah beberapa tahun ke belakang. Keberadaan para pemakai kerudung atau hijab mungkin masih sangat minim, sehingga model busana muslim pun masih sangat konservatif dan tidak sevariatif sekarang. Seiring perjalanan waktu, busana muslim mulai menampakkan gaungnya dengan berbagai pilihan busana trendi.

(5)

komunitas. Hal ini juga dapat dilihat pada saat diadakan pertemuan rutin setiap bulan yaitu kegiatan pengajian untuk anggota komunitas Hijabers. Kegiatan ini bukan hanya bertujuan sebagai sarana silaturahmi para anggota tetapi juga sebagai upaya menyeimbangkan agar tidak hanya fisik yang didandani tetapi juga rohani. Namun setiap diadakannya kegiatan pengajian tersebut hanya sebagian anggota yang hadir, yang lain tidak hadir dengan berbagai macam alasan, padahal pengurus komunitas selalu mencari pembicara dan topik yang menarik dan kegiatan tersebut tidak dipungut biaya tidak seperti kegiatan hijab class yang diadakan setiap 3 bulan dan dipungut biaya minimal Rp. 250,000,00 namun anggota yang mengikutinya lebih banyak daripada kegiatan pengajian yang diadakan setiap bulan dan free.

(6)

individu melakukan konformitas penerimaan (acceptance). Karena individu melakukan atas dasar keinginan untuk berbuat benar.

Seperti juga kepatuhan (obedience), konformitas juga memiliki sisi positif dan negatif. Masyarakat akan berfungsi dengan lebih baik ketika orang-orang tahu bagaimana berperilaku pada situasi tertentu, dan ketika mereka memiliki kesamaan sikap dan tata cara dalam berperilaku. Konformitas dalam berpakaian, pilihan hidup, dan ide-ide yang ada menunjukan adanya perasaan “seirama” dengan rekan-rekan dan kerabat kerja. Namun konformitas juga dapat menghambat kreatifitas berpikir kritis. Dalam kelompok, banyak orang akan menyangkal kepercayaan pribadi mereka dan sepakat akan pemahaman yang tidak masuk akal, yang bahkan bertentangan dengan nilai-nilai pribadi mereka (Wade & Tavris, 2007).

Menurut Rakhmat (2008) konformitas terjadi karena dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal. Faktor kepribadian merupakan internal yang sangat memainkan peranan yang penting menentukan perilaku seseorang (Pudjijogyanti, 1985). Sedangkan menurut Hurlock (1980), inti dari pola kepribadian adalah konsep diri. Konsep diri merupakan suatu asumsi-asumsi atau skema diri mengenai kualitas personal yang meliputi penampilan fisik (tinggi, pendek, berat, ringan, dsb), trait/kondisi psikis (pemalu, kalm, pencemas, dsb) dan kadang-kadang juga berkaitan dengan tujuan dan motif utama. Konsep diri dapat diartikan merupakan sekumpulan informasi kompleks yang berbeda yang dipegang oleh seseorang tentang dirinya (Baron & Byrne, 2005).

(7)

Dalam perspektif kognitif, yang menentukan informasi sosial diperhatikan, diorganisasi, dan diingit kembali disebut dengan skema. Skema ini memungkinkan orang mengevaluasi atribut-atributnya secara individual dan melakukan kategori sosial. Skema mempunyai peran yang sangat penting dalam persepsi diri dan proses kategori sosial karena dengan skema tersebut, mengarahkan perhatian terhadap informasi sosial yang relevan, mengarahkan struktur untuk dievaluasi, dan membantu mengakses kategori-kategori di dalam memori. Skema memberikan cara yang efisien dalam memahami diri dan lingkungan. Skema yang berkaitan dengan persepsi diri adalah self-schema sedangkan yang berkaitan dengan persepsi sosial meliputi person schema (Helmi, 1999).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Annisa Ismaranti (2012), tentang Konsep Diri Anggota Committe Hijabers Community yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana keikutsertaan dan kesamaan hobi akan fashion dapat mempengaruhi konsep diri anggota committee Hijabers community. Hasil penelitian yang dilakukan secara kualitatif ini menunjukan bahwa motif bergabungnya anggota committee Hijabers community beragam, diantaranya motif ingin membuat wadah bagi wanita muslim untuk bersilaturahmi, diajak, dan motif dari diri sendiri. Simpulan penelitian adalah motif anggota committee Hijabers community untuk bergabung adalah didorong oleh berbagai alasan, bisa dari dorongan internal maupun eksternal. Serta konsep diri mereka terus berlangsung secara bertahap disesuaikan dengan lingkungannya.

(8)

Menurut Juneman (2010) berbagai macam alasan mengapa seseorang menggunakan jilbab. Sebagian memutuskan berjilbab setelah melalui perjuangan panjang dan meyakini bahwa itulah pakaian yang diwajibkan Islam. Jadi, alasannya sangat teologis. Sebagian karena alasan psikologi, tidak merasa nyaman karena semua orang dilingkungannya memakai jilbab. Sebagian lagi menggunakan jilbab karena dipaksa oleh aturan. Bahkan modis menjadi salah satu alasan perempuan menggunakan hijab, agar tampak cantik dan trendi sebagai respon terhadap tantangan dunia model yang sangat akrab dengan perempuan. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat diketahui bahwa intensitas memakai jilbab ataupun keikutsertaan seseorang dalam komunitas Hijabers salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri yang dimilikinya.

Pembentukan konsep diri individu itu sendiri dipengaruhi oleh penerimaan terhadap kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Sejauhmana individu menyadari dan menerima segala kelebihan maupun kekurangan yang ada pada dirinya, maka akan mempengaruhi pembentukan konsep dirinya. Kalau dia mampu menerima kelebihan dan kekurangan tersebut, dalam diri individu akan tumbuh konsep diri positif, sebaliknya yang tak mampu menerimanya, maka cenderung akan menumbuhkan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang baik, akan mempengaruhi kemampuan individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya dengan baik. Sebaliknya, yang konsep dirinya negatif, cenderung menghambat dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya (Dariyo, 2004).

Kita mempelajari siapakah diri kita adalah melalui pengalaman, khususnya interaksi kita dengan orang lain. Salah satu cara kita mempelajari tentang diri kita dari interaksi sosial adalah dengan menemukan apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Proses presepsi mengenai sisi baik atau jelek berdasar pada apa yang orang lain pikirkan tentang kita disebut dengan penaksiran yang direfleksikan. Ini adalah proses yang paling penting yang mempengaruhi konsep diri kita (Dayakisni & Hudaniah, 2006).

(9)

Probolinggo. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan positif dan sangat signifikan antara penerimaan kelompok sebaya dengan konsep diri pada remaja dengan koefisien korelasi (r) = 0,799 dan p = 0,000. Artinya semakin tinggi penerimaan kelompok sebaya maka akan semakin positif konsep diri pada remaja. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah penerimaan kelompok sebaya maka semakin negatif konsep diri.

Sebagaimana diketahui perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal. Namun demikian sebagian terbesar dari perilaku organisme itu sebagai respon terhadap stimulus eksternal (Walgito, 2003). Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka konsep diri seseorang terbentuk dari stimulus eksternal yaitu salah satunya adalah kelompok sebaya.

Bandura (dalam Walgito, 2003) mengatakan perilaku, lingkungan, dan individu itu sendiri saling berinteraksi satu dengan yang lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, disamping itu perilaku juga dapat berpengaruh pada lingkungan, demikian pula lingkungan dapat mempengaruhi individu, demikian sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati, Siswati, dkk (2007), tentang Hubungan Konsep Diri dengan Konformitas terhadap Kelompok Teman Sebaya pada Aktivitas Clubbing dan memperoleh r = 0,340 dan p = 0,02 (p < 0,05). Hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa arah hubungan negatif menunjukan bahwa semakin positif konsep diri maka konformitas terhadap kelompok teman sebaya pada aktivitas clubbing semakin rendah. Sehingga dalam penelitian ini terdapat korelasi negatif antara konsep diri dengan konformitas terhadap kelompok teman sebaya pada aktivitas clubbing.

(10)

Individu yang mampu menerima kelebihan dan kekurangannya, dalam diri individu akan tumbuh konsep diri positif, sebaliknya yang tak mampu menerimanya, maka cenderung akan menumbuhkan konsep diri yang negatif. Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku individu, yaitu individu akan bertingkahlaku sesuai dengan konsep diri yang dimiliki. Dalam kaitannya dengan konformitas, konsep diri yang positif membuat individu akan memiliki rasa percaya diri yang baik dan memiliki konsistensi diri dengan apa yang di yakini. Dengan memiliki konsep diri yang positif maka individu akan dapat memilah atau menentukan kapan sebaiknya harus konform dan kapan harus memegang teguh pendirian untuk tidak mengikuti anjuran kelompok sehingga akan menempatkan individu secara luwes dalam pergaulan tanpa menimbulkan kerugian bagi diri individu maupun kelompok (Rakhmat, 2008).

Semakin berkembangnya seseorang, semakin mampu mengatasi lingkungan, ia semakin mengerti siapa dirinya, lalu ia mengembangkan sikap serta perilakunya. Tajfel (dalam Arishanti, 2006) berpandangan bahwa untuk memahami perilaku sosial perlu mempertimbangkan kelompok sebagai entitas sederhana yang nyata, karena keanggotaan dalam kelompok merupakan bagian integral dari konsep diri (self-concept).

(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan konformitas pada komunitas Hijabers ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ingin diungkap, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan konformitas pada komunitas Hijabers.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis

Untuk mengembangkan atau menambah konsep-konsep atau teori yang mendukung dalam perkembangan psikologi perkembangan, psikologi kepribadian, maupun psikologi sosial.

2. Secara Praktis

(12)

SKRIPSI

Oleh :

Mutia Andriani

08810023

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(13)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh : Mutia Andriani

08810023

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(14)
(15)
(16)
(17)

ini. Shalawat dan salam selalu tercurah pada kekasih Allah SWT, Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.

Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Konsep Diri dengan Konformitas pada Komunitas Hijabers”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bentuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Siti Suminarti, M.Si dan Ibu Ni’matuzahroh, M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Dra. Djudiyah, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah membantu penulis sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Komunitas Hijabers Banjarmasin yang telah memberikan ijin kepada penulis hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan, khususnya Yohana yang telah membantu penulis selama proses pengambilan data.

(18)

Alfaris Muammar terimakasih atas dukungan semangat maupun doa kalian selama ini.

8. Untuk Dwi Bakti, terimakasih atas doa, semangat, pengertian, perhatian, dukungan, nasehat dan cinta kasih yang telah diberikan selama kebersamaan kita sampai akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. U’r my endless love..

9. Bubuhan Buncis terutama Saptyna dan Dante, terima kasih atas kebersamaan saat suka maupun duka selama perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas perhatian dan dukungan kalian selama ini. Unyuuukk...

10.Kos 99 yang sudah menjadi tempat berteduh selama penulis kuliah. Bapak-ibu kos dan anak-anak kos, Mb dhe, Mb tiwi, Mb pima, Mb tamy, Mb ayu munel, Ayu ndut, Hesky, Fafa, Dwi, Kiki, Fara kecil, Widya, Diba dan Indi. Makasih buat hari-hari seru, menyenangkan hari-hari indah dan kebersamaan yang sudah kita jalani selama ini, baik canda tawa maupun tangis yang terurai. Semoga kita selalu menjadi keluarga besar 99..

11.Kak Tri, terima kasih atas bantuan, saran dan dukungannya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12.Rekan-rekan Psikologi 2008 khususnya kelas A, kebersamaan yang begitu berarti selama berkumpul bersama kalian. Akan selalu ku rindukan kebersamaan itu. Khusus nya teman-teman seperjuangan ku saat bimbingan, Kunti (nchun), Oyong dan Dennis. I’ll be miss u all,,

(19)

pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, 28 April 2012 Penyusun

(20)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

INTISARI ... viii

ABSTRACT ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri ... 12

2. Komponen-komponen Konsep Diri ... 13

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ... 14

4. Ciri-ciri Konsep Diri ... 14

5. Peranan Konsep Diri terhadap Perilaku Individu ... 15

B. Konformitas 1. Pengertian Konformitas ... 16

2. Bentuk-bentuk Perilaku Konformitas ... ... 17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas ... 18

4. Dasar Pembentukan Konformitas ... ... 19

5. Aspek-aspek Konformitas ... 21

C. Konformitas pada Komunitas Hijabers ... 23

(21)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 35

B. Variabel Penelitian ... 35

C. Definisi Operasional ... 36

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 37

E. Prosedur Penelitian ... 38

F. Jenis Data dan Instrumen Penelitian 1. Jenis Data ... 39

2. Instrumen Penelitian ... 39

G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ... ... 43

2. Reliabilitas ... ... 47

H. Analisa Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Subyek ... 52

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52

B. Analisa Data ... 54

C. Pembahasan ... 55

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(22)

Tabel 2 Blue Print Skala Konsep Diri ... 42

Tabel 3 Blue Print Skala Konformitas pada Komunitas Hijabers ... 43

Tabel 4 Rangkuman Analisa Validitas Butir Skala Konsep Diri ... 45

Tabel 5 Rangkuman Analisa Validitas Butir Skala Konformitas pada Komunitas Hijabers ... 46

Tabel 6 Uji Reliabilitas Item Skala Konsep Diri ... 48

Tabel 7 Uji Reliabilitas Item Skala Konformitas pada Komunitas Hijabers ... 48

Tabel 8 Uji Reliabilitas Keseluruhan ... 49

Tabel 9 Rancangan Analisa Data ... 51

Tabel 10 Deskripsi Subyek Penelitian ... 52

Tabel 11 Sebaran T-Score Skala Konsep Diri ... 53

Tabel 12 Sebaran T-Score Skala Konformitas pada Komunitas Hijabers ... 54

(23)

Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ... 75 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Konsep Diri ... 79 Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Konformitas pada

(24)

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ________. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ________. (2009). Dasar-dasar psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baron, R. A., & Byrne, R. (2005). Psikologi sosial (Edisi sepuluh). Alih bahasa: Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga

Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan remaja. Bogor: Ghalia Indonesia Dayakisni, T., & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang: UMM Press Gerungan, W. A. (2004). Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama

Ghufron, M. N., & Risnawita, Rini. (2011). Teori-teori psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Helmi, A. F. (1999). Gaya kelekatan dan konsep diri. Jurnal Psikologi, 1, 9-13. Diperoleh dari http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/gayakelekatan_avin.pdf Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (Edisi kelima). Alih bahasa: Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga

Ikawati, T. (2007). Hubungan konsep diri muslimah dengan intensitas memakai jilbab pada mahasiswi UNISMA (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur)

Indria, K., & Nindyati, A. D. (2007). Kajian konformitas dan kreativitas affective remaja. Jurnal provitae, 3, 1, 85-97. Diperoleh dari http://books.google.co.id/books?id=HOKFyEgK2uIC&pg=PA94&dq=konform

itas&hl=id&sa=X&ei=j-WWT566Ao7prQeg6oTwDQ&ved=0CEUQ6AEwBQ#v=onepage&q=konfor mitas&f=false

Ismaranti, A. (2012). Konsep diri anggota committe Hijabers community (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran Bandung, Jawa Barat). Diperoleh dari

(25)

Bandung: Mandar Maju

Kerlinger, F. N. (2004). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Mardiani, A. (2007). Hubungan antara konformitas terhadap teman sebaya dengan kecenderungan gaya hidup experiencers pada siswa kelas XI SMA labschool Jakarta (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah). Diperoleh dari http://eprints.undip.ac.id/10458/1/amelia_mardiani.pdf

Myers, D. G. (1996). Sosial psychology (Fifth edition). New York: McGraw-Hill Novriyadi. (2011). Komunitas minat dan hobi. Cantik dan gaya bersama hijabers

community. Diakses 15 februari 2012 di http://www.tnol.co.id/id/community/interestgroup/9747-cantik-dan-gaya-bersama-hijabers-community.html

Nurcahyani, I. D. (2011). Okezone: Lifestyle. Komunitas hijabers dongkrak tren fashion muslimah. Diakses pada tanggal 14 Februari 2012 dari http://lifestyle.okezone.com/read/2011/08/11/29/490764/komunitas-hijabers-dongkrak-tren-fesyen-muslimah.

Quanesha. (2011). Colection of quanesha. Hijabers community: Trend baru berbusana muslim yang modis dan modern. Diakses 14 februari 2012 dari http://quanesha.com/hijabers-community-tren-baru-berbusana-muslim-yang-modis-dan-modern/

Rakhmat, J. (2008). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Santrock, J. W. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup (Edisi kelima) jilid 1. Jakarta: Erlangga

____________. (2002). Life-span development: Perkembangan masa hidup (Edisi kelima) jilid 2. Jakarta: Erlangga

____________. (2007). Remaja (Edisi kesebelas) jilid 1. Jakarta: Erlangga ____________. (2007). Remaja (Edisi kesebelas) jilid 2. Jakarta: Erlangga

(26)

konformitas terhadap kelompok teman sebaya pada aktivitas clubbing. Studi

korelasi. Bandung: Universitas Padjajaran.

(http://eprints.undip.ac.id/11099/1/buat_jurnal_sukma.pdf)

Wade, C., & Tavris, C. (2007). Psikologi (Edisi kesembilan) jilid 1. Alih bahasa: Benedictine Widyasinta. Jakarta: Erlangga

Wakhid, Indri, dkk. (2012, 1-30 Maret). Ada sosialita muslimah. Paras: Bacaan utama wanita Islam, 101, 18-20

Walgito, B. (2003). Psikologi sosial (Suatu pengantar). Yogyakarta : ANDI

Winarsunu, T. (2010). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan. Malang : UMM Press

Gambar

Tabel 1 Skor Untuk Jawaban Pernyataan Skala Likert ................................ 41

Referensi

Dokumen terkait

oleh guru pamong tata boga bimbingan ini bertujuan untuk. meningkatkan kemampuan pratikan dalam proses kegiatan

Sehingga tidak terpacu pada materi yang ada saja, pembelajaran juga tidak terlalu monoton dengan metode ceramah saja tetapi lebih menekankan pada Learning Beyond

2) Early Adopters adalah kategori kedua yang paling cepat mengadopsi adanya inovasi teknologi baru dan memiliki ciri yang hampir sama dengan Innovators. 3)

H0 : bi = 0, berarti tidak ada pengaruh nyata antara pendapatan keluarga, pendidikan terakhir, usia perkawinan, lama pemakaian alat kontrasepsi terhadap fertilitas

Penilaian Risiko Produksi berdasarkan Pendapatan Bersih Pada Brokoli, Caisin, Sawi Putih dan

Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan rujukan yang ketiga dilakukan oleh Fitria (2016) yang mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Kualitas

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah- Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan

Jenis kelamin adalah perbedaan fisik dan karakter antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Secara tegas jenis kelamin manusia dibedakan menjadi dua, yaitu laki-laki