• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI HUMAS TAMAN REKREASI SENGKALING DALAM MENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG (Studi Pada Humas Tamn Rekreasi Sengkaling Periode 2010 - 2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI HUMAS TAMAN REKREASI SENGKALING DALAM MENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG (Studi Pada Humas Tamn Rekreasi Sengkaling Periode 2010 - 2012)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI HUMAS TAMAN REKREASI SENGKALING DALAM MENINGKATAN JUMLAH PENGUNJUNG

(Studi Pada Humas Tamn Rekreasi Sengkaling Periode 2010 – 2012)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh:

Nama : Nadia Krisanti NIM : 07220246

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, baik jasa

maupun produk. Terutama bisnis dalam bidang pariwisata yang semakin banyak

bermunculan di Kota Malang yang memerlukan perhatian ekstra dari pihak

perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini, strategi seorang humas yang

handal sangat diperlukan untuk menyiasati akan ketatnya persaingan. Maka, penulis tertarik untuk mengangkat judul “STRATEGI HUMAS TAMAN

REKREASI SENGKALING DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG”.

Sebagai salah satu perusahaan jasa yang berada di bidang pariwisata, maka

Taman Rekreasi Sengkaling dituntut untuk menjaga serta meningkatkan kualitas

pelayanan sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung yang

datang kesana. Oleh karena itu, diperlukan usaha dari humas Taman Rekreasi

Sengkaling untuk menciptakan sebuah strategi untuk menarik pengunjung datang

ke Taman Rekreasi Sengkaling. Dalam skripsi ini tentu akan dibahas bagaimana

seorang humas Taman Rekreasi Sengkaling membuat sebuah strategi dalam

rangka meningkatkan jumlah pengunjung agar tidak mengalami kebangkrutan.

Mengingat terselesaikannya skripsi ini, penulis patut mengucap syukur

Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya

(4)

Tidak lupa pula, ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan

kepada:

1. Bapak Drs. Muhadjir Effendy. M.AP, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Jurusan Ilmu Komunikasi.

3. Bapak Nurudin, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi.

4. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I

yang selalu memberikan masukan serta koreksi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. Sulismadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

mengarahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik..

6. Bapak Joko Susilo, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan koreksi dan masukannya.

7. Ibu Widiya Yutanti, MA, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan koreksi dan masukannya.

8. Bapak dan Ibu dosen yang telah membagi ilmu dan pengalaman

selama penulis menimba ilmu.

9. Seluruh pihak Taman Rekreasi Sengkaling yang telah mengijinkan

(5)

10.Kedua orang tua, mama dan papa yang tak henti-hentinya selalu

memberi kasih sayang dan doa kepada penulis.

11.Kedua kakakku, Mas Ovi an Mas Ferdy, yang selalu memberikan

semangat kepada penulis.

12.Edi Cahya Utomo, kekasihku, yang tidak henti-hentinya memberikan

semangat dan selalu menemani penulis selama mengerjakan skripsi ini.

13.Teman-teman kelas C angkatan 2007, terima kasih telah menjadi

teman baik selama penulis menimba ilmu.

14.Teman-teman KKN 02 tahun 2010-2011, “Alassapi I‟m in Love”.

15.Dan terima kasih kepada pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan

karena penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan. Maka

penulis memohon maaf dan berharap untuk dimaklumi serta memberikan saran

serta masukan yang membangun.

Malang, 09 Juli 2012

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ……… 3

Gambar 1.2 ……… 3

Gambar 3.1 ……… 55

Gambar 3.2 ……… 59

Gambar 3.3 ……… 61

Gambar 3.4 ……… 62

Gambar 3.5 ……… 63

Gambar 3.6 ……… 69

Gambar 3.7 ……… 70

(7)

DAFTAR TABEL

(8)
(9)

F. Definisi Konseptual

BAB II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Taman Rekreasi Sengkaling ... 28

B. Visi dan Misi Taman Rekreasi Sengkaling ... 32

C. Fasilitas Taman Rekreasi Sengkaling ... 32

D. Sarana dan Prasarana Taman Rekreasi Sengkaling ... 37

E. Struktur Organisasi Taman Rekreasi Sengkaling ... 45

F. Gambaran Humas Taman Rekreasi Sengkaling F. 1 Tugas Divisi Humas Taman Rekreasi Sengkaling ... 47

F. 2 Peranan Divisi Humas Taman Rekreasi Sengkaling .... 48

F. 3 Program Kerja Humas Taman Rekreasi Sengkaling ... 49

F. 4 Bentuk Kerja Sama Divisi Humas Dengan Divisi Marketing ... 49

(10)

BAB III. PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 52

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 75 B. Saran

B. 1 Saran Praktis ... 76 B. 2 Saran Akademis ... 77

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana Prenada Media Group

Djanaid, Djanalis. 1993. Public Relations: Teori & Praktek. Malang. Indopurels Group

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung. PT Citra Aditya Bakti.

F. Rachmadi. 1994. Public Relations Dalam Teori & Praktek “Aplikasi Dalam

Badah Usaha Swasta & Lembaga Pemerintah. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama

Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang. Umm Press

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Jakarta. PT. Gelora Aksara Pratama

Rhenald, Kasali. 1994, Manajemen Public Relations, Konsep & Aplikasinya di Indonesia. Jakarta. Pustaka Uatama Grafiti

(12)

Ruslan, Rosady. 2006, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.

Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Ruslan, Rosady. 2010, Metode Penelitian Public Relations & Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Soemirat, Soleh dan Elvinardo Ardianto. 2008. Dasar-dasar Public Relations. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Non Buku:

Ahira, Anne. 2011, Strategi Humas. Diakses pada 1 Agustus 2011. http://www.anneahira.com/strategi-humas.htm

Anonim, 2011. Taman Rekreasi Sengkaling. diakses pada tanggal: 1 Agustus

2011.http://www.wisata-sengkaling.com

Ardianto, Elvinaro. 2011, Humas Dan Manajemen. diakses pada tanggal: 1 Agustus 2011.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bahwa Malang adalah kota pariwisata. Banyak

sekali tempat pariwisata di kota Malang yang bisa dikunjungi sebagai sarana

berwisata bersama teman ataupun keluarga. Salah satunya adalah Taman Rekreasi

Sengkaling (TRS) yang berada di Jalan Raya Sengkaling, Kabupaten Malang.

Taman Rekreasi Sengkaling sudah ada sejak lama dan sudah dikenal oleh

khalayak ramai, bahkan dari masyarakat luar Malang. Pada saat liburan sekolah,

para pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling bisa mencapai ratusan bahkan

ribuan orang. Namun kini sudah banyak sekali tempat rekreasi yang menjadi

saingan Taman Rekreasi Sengkaling. Seperti Jatim Park, Batu Secret Zoo, Batu

Night Spectaculer (BNS) dll yang juga tidak kalah menariknya dan memiliki lebih

banyak macam wahana permainan yang disuguhkan untuk pengunjung.

Taman Rekreasi Sengkaling merupakan salah satu anak perusahaan

Bentoel Group yang bergerak di bidang jasa pariwisata dalam bentuk taman

rekreasi. Taman Rekreasi Sengkaling, pertama kali didirikan oleh seorang yang

berkewarganegaraan Belanda, yaitu Mr. Coolman pada tahun 1950. Sejak tahun

1975 sampai sekarang, pengelolaan Taman Rekreasi Sengkaling ini diambil alih

(14)

2

Taman Rekreasi Sengkaling terletak di Jl. Raya Mulyoagung No. 188,

kecamatan Dau, kabupaten Malang, propinsi Jawa Timur, berjarak +/- 10 km dari

pusat kota Malang. Lokasinya sangat strategis karena tepat berada di tepi jalan

raya yang menghubungkan antara kota Malang dengan kota Batu, selain itu sangat

mudah dicapai oleh kendaraan.

Taman Rekreasi Sengkaling mempunyai berbagai fasilitas yang memiliki

keunggulan tersendiri dibandingkan tempat wisata yang lain. Salah satu

keunggulan tersebut adalah terdapat wisata air, seluruh air yang ada berasal dari

sumber alami. Konon, salah satu sumber yang ada yaitu Kolam Tirta

Alam, dipercayai bisa membuat orang awet muda dan sampai saat inipun masih

banyak masyarakat yang mempercayainya.

Dalam menghadapi persaingan yang terjadi, tentunya diperlukan sebuah

aktifitas humas Taman Rekreasi Sengkaling. Di mana kegiatan humas tersebut

bertujuan untuk menigkatan jumlah pengunjung Taman Rekreasi Sengkaling.

Pengunjung Taman Rekreasi sebagai konsumen, membutuhkan tempat yang tepat

dengan fasilitas yang aman, nyaman, produk ditawarkan berkualitas serta

harganya terjangkau. Sehingga apabila perusahaan memahami hal-hal tersebut,

maka dapat melancarkan strategi agar dapat menarik konsumen untuk berkunjung

ke tempat tersebut. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pengunjung Taman

Rekreasi Sengkaling ramai hanya pada saat akhir minggu dan liburan sekolah.

Sedangkan pada hari biasa, pengunjungnya sangat sepi. Berbeda dengan tempat

(15)

3

saja ramai dipadati oleh para pengunjung. Hal ini tampak pada halaman parkir

TRS yang terlihat sepi pada hari biasa/aktif sekolah (lihat gambar 1.1).

Gambar 1.1

Berbeda sekali pada saat weekend, di mana Taman Rekreasi Sengkaling

dipadati pengunjung (lihat gambar 1.2).

Gambar 1.2

Di sini, seorang humas dituntut untuk mengetahui apa yang menyebabkan

hal ini terjadi, dan mencari sebuah pembaharuan agar pengunjung lebih tertarik

lagi mengunjungi tempat wisata tersebut, dan tetap ramai meskipun tidak seramai

pada saat weekend atau hari libur sehingga mampu bersaing dengan tempat wisata

yang lainnya, yang semakin banyak di kota Malang ini.

Perlu kita ketahui definisi humas itu sendiri. Public Relations (PR) atau

humas menurut Prof. Byron Christian adalah suatu usaha yang secara sadar

(16)

4

timbul pikiran yang sehat terhadap organisasi, memberi rasa hormat, mendukung

dan bertahan dengan berbagai cobaan masalah. Sehingga dalam hal ini, seorang

humas dituntut agar mampu mempertahankan pengunjung Taman Rekreasi

Sengkaling agar tetap stabil atau bahkan lebih meningkat.

Dengan demikian berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan studi terhadap startegi humas dalam menarik minat pengunjung

untuk datang ke Taman Rekreasi Sengkaling.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ingin penulis kemukakan adalah : “Bagaimanakah Strategi Humas Taman Rekreasi

Sengkaling Dalam Meningkatkan Jumlah Pengunjung? “

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan peneliti yang dicapai

adalah : Untuk mengetahui Strategi Humas Taman Rekreasi Sengkaling Dalam

(17)

5

D. Manfaat Penelitian

D.1 Manfaat Akademis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan program

studi bagi Ilmu Komunikasi tentang strategi humas dalam meningkatkan

jumlah pengunjung.

D.2 Manfaat Praktis

Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan

penelitian tentang strategi humas dan dapat memberikan gambaran tentang

Strategi Humas Taman Rekreasi Sengkaling Dalam Meningkatkan Jumlah

Pengunjung serta menjadi sumber untuk menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis khususnya dan untuk masyarakat umum.

E. Tinjauan Pustaka

E. 1 Strategi

Strategi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, yaitu : “Strategi pada hakikatnya adalah

perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai

suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

(18)

6

Sedangkan Sondang P. Siagian berpendapat bahwa : “Strategi

adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan

oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi”

(Siagian, 1985: 21)

Dalam buku Strategi Public Relations (Oliver, 2007: 2), J. L Thompson mendefinisikan startegi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: „Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada

strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif

untuk masing-masing aktifitas. Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif.‟

Istilah strategi manajemen sering pula disebut rencana strategis

atau rencana jangka panjang perusahaan. Rencana jangka panjang inilah

yang menjadi pegangan bagi para praktisi PR untuk menyusun berbagai

rencana teknis, dan langkah komunikasi yang akan diambil sehari – hari.

Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan PR / humas harus

menyatu dengan visi dan misi organisasi / perusahaannya.

Bennet (1996) menggambarkan strategi sebagai „arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya‟. Mintzberg menawarkan

lima kegunaan dari kata strategi, yaitu :

1) Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang diinginkan secara

(19)

7

2) Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk

mengecoh lawan dan competitor;

3) Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan;

4) Sebuah posisi – suatu cara menepatkab organisasi dalam

sebuah lingkungan;

5) Sebuah perspektif – suatu cara yang terintegrasi dalam

memandang dunia (Oliver, 2007 : 2)

Kata strategi itu sendiri mempunyai pengertian yang terkait dengan

hal - hal seperti kemenangan, kehidupan, atau daya juang. Artinya

menyangkut dengan hal –hal yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya

perusahaan atau organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari dalam

atau dari luar. Kalau dapat, ia akan hidup terus, kalau tidak, ia akan mati

seketika.

Hidup yang dipertahankan sendiri merupakan suatu cakupan waktu

yang panjang, bukan sekadar bertahan lalu mati. Maka dari itu strategi

membenarkan perusahaan atau melakukan tindakan pahit seperti amputasi

(pengurangan unit usaha, dirumahkannya karyawan, pemangkasan, dan

lain-lain) hal itu dilakukan demi kehidupan perusahaan / organisasi dalam

(20)

8

Dalam buku Dasar-dasar Public Relations (Soemirat & Ardianto,

2008 : 92), Pearce dan Robinson, mengembangkan langkah-langkah

strategic management sebagai berikut :

1) Menentukan mission perusahaan. Termasuk di dalamnya

adalah pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian

(purpose) filosofi, dan sasaran (goals).

2) Mengembangkan company profile yang mencerminkan kondisi

intern perusahaan dan kemampuan yang dimilikinya.

3) Penilaian terhadap lingkungan ekstern perusahaan, baik dari

segi semangat kompetitif maupun secara umum.

4) Analisis terhadap peluang yang tersedia dari lingkungan ( yang

melahirkan pilihan-pilihan).

5) Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat

digenapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan.

6) Pemilihan strategi atau objective jangka panjang dan garis

besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objective

tersebut.

7) Mengembangkan objective tahuan dan rencanan jangka pendek

yang selaras dengan objective jangka panjang dan garis besar

(21)

9

8) Implementasi atas hasil hal-hal di atas dengan menggunakan

sumber yang tercantum pada budget (anggaran) dan

mengawinkan rencanan tersebut dengan sumber daya manusia,

struktur , teknologi dan system balas jasa yang memungkinkan.

9) Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam

setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk

melakukan control dan sebagai input bagi pengambilan

keputusan di masa depan.

Untuk memberikontribusi kepada rencana kerja jangka panjang,

praktisi PR dapat melakukan langkah-langkah :

1) Menyampaikan fakta dan opini, baik yang beredar di dalam

maupun di luar perusahaan.

2) Menelusuri dokumen resmi perusahaan dan mempelajari

perusahaan yang terjadi secara historis. Perusahaan umumnya

disertai dengan perubahan sikap perusahaan terhadap

public-nya atau sebalikpublic-nya.

3) Melakukan analisis SWOT (Strenghts/ kekuatan, Weaknesses/

kelemahan, Opportunities/ peluang, dan Threats/ ancaman). Meski tidak perlu menganlaisis hal – hal yang berada di luar

(22)

10

yang berbobot mengenai persepsi dari luar dan dalam

perusahaan atas SWOT yang dimilikinya.

Komponen Strenghts dan Weaknesses dikaji dari unsur – unsur yang bersal dari dalam perusahaan. Sedangkan kedua komponen lainnya

Opportunities dan Threats dikaji dari lingkungan di mana perusahaan / organisasi berbeda. Peluang dan ancaman bisa muncul dari unsur-unsur

seperti peraturan pemerintah, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat,

perubahan struktur kependudukan, pandangan yang tengah beredar di

masyarakat, situasi ekonomi, perubahan politik, dan tekanan yang muncul

dari para envorenmentalist (Soemirat & Ardianto, 2008 : 91)

E. 2 Humas

E. 2. 1 Pengertian Humas

Menurut penelitian yang pernah diadakan di Amerika Serikat,

terdapat 2000 orang terkemuka di bidang PR telah membuat definisi

tentang PR. Satu panitia yang terdiri dari para pakar PR yang cukup

kondang telah memilih 3 definisi yang mereka anggap terbaik :

1) J. C. Seidel, direktur PR, Division of Housing, State New York

berbunyi: PR alah proses yang kontinyu dari usaha – usaha

manajemen untuk memperoleh goodwill (kemauan baik) dan

(23)

11

2) W. Emerson Reck, Direktur PR Universitas Colgate berbunyi :

PR adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan,

pelayanan dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu

individu atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut

memperoleh kepercayaan dan goodwill (kemauan baik) dari

public. Kedua, pembuatan kebijaksanaan, pelayanan dan

tindakan untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan

yang menyeluruh.

3) Howard Bonham, Wakil Ketua Palang Merah Nasional

Amerika Serikat, menyatakan, PR adalah suatu seni untuk

menciptakan pengertian public terhadap suatu individu atau

organisasi/ perusahaan.

4) Selain tiga definisi diatas, definisi lainnya juga diberikan oleh

Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in Word

Marketing mengatakan bahwa PR adalah suatu system

komunikasi untuk menciptakan kemauan baik. Sedangkan

menurut Prof. Byron Christian, PR adalah suatu usaha yang

secara sadar memotivasi agar orang-orang terpengaruh,

terutama melalui komunikasi, agar timbul pikiran yang sehat

terhadap organisasi, memberi rasa hormat, mendukung dan

(24)

12

Public Relations menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen

Pemasaran (Teguh dan Rusli, 2000:265) Public Relations adalah berbagai

program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau menjaga citra

perusahaan atau setiap produknya.

Edward L. Bernays dalam bukunya Public Relations, mengatakan

bahwa Public Relations mempunyai tiga arti yaitu (1) penerangan

masyarakat, (2) persuasi untuk merubah sikap dan tingkah laku

masyarakat, (3) usaha untuk mengintegrasikan sikap perbuatan masyarakat

dan sebaliknya. (Rachmadi, 1994 : 19)

E. 2. 2 Tujuan Humas

1) Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek

Kognisi)

Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui atau

mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan,

maupun budaya masing-masing. Dengan demikian, aktivitas

kehumasan haruslah menunjukkan adanya usaha komunikasi

untuk mencapai salimg kenal dan mengerti teresebut. Sifat

komunikasinya cenderung informatif saja.

2) Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afeksi)

Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten

(25)

13

akan “kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga) dan

juga pada keyakinan organisasi/lembaga akan

“kebaikan/ketulusan” publiknya.

Kebaikan/ketulusan masing-masing dapat diukur dengan etika

moral maupun materiil yang ditanamkan dan ditujukkan

masing-masing. Di sinilah humas menggunakan prinsip-prinsip

komunikasi persuasive. Dia mempersuasif public untuk

percaya kepada organisasi/lembaga, sebaliknya juga

organisasi/lembaga untuk percaya kepada publiknya.

3) Memlihara dan Menciptakan Kerja Sama (Aspek Psikomotoris)

Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkn akan

terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan

dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau

termanifestaikan dalam bentuk tindakan tertentu (Kusumastuti,

2002:20)

E. 2. 3 Fungsi Humas

Menurut Djanalis Djanaid (1993), dalam buku Public Relations:

Teori dan Praktek, ada dua fungsi humas:

1) Fungsi Konstruktif

Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan mental public

(26)

14

menyiapkan “mental” organisasi/lembaga untuk memahami

kepentingan public, humas mengevaluasi perilaku public

maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada

manajemen, humas menyiapkan pr komdisi untuk mencapai

saling pengertian, saling percaya dan saling membantu

terhadap tujuan-tujuan public organisasi/lembaga yang

diwakilinya.

2) Fungsi Korektif

Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah

(krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam

mengatasi terselesaikannya masalah tersebut (Kusumastuti,

2002:22)

Sedangkan menurut Cutipp and Center, fungsi PR meliputi hal-hal

berikut:

1) Menunjuang kegiatan mamjemen dan mencapai tujuan

organisasi.

2) Menciptakan komunikasi dua arah secara timbale balik dengan

menyebarkan informasi dari perusahaan kepada public dan

menyalurkan opini public pada perusahaan.

3) Melayani public dan memberikan nasihat kepada pimpinan

(27)

15

4) Membina hubungan secar harmonis antara organisasi dan

public, baik internal maupun external (Kusumastuti : 2002:23)

E. 2. 4 Peranan Petugas Humas

Dalam buku Dasar-dasar Humas (Kusumastuti, 2002:24), peranan

petugas Humas adalah sebagai berikut :

1)Expert Preciber Communication

Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasihati

pimpinan perusahaan/organisasi.

2)Problem Solving Process Facilitator

Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahan

masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri atau

dilibatkan dalam setiap manajemen (krisi). Dia menjadi

anggota tim, bahkan bila memungkinkanmenjadi leader dalam

penanganan krisi manajemen.

3)Communication Facilitator

Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara

perusahaan organisasi dengan public. Baik dengan public

(28)

16

sebagai jembatan komunikasi antara public dengan perusahaan.

Sebagai media atau penegah bila terjadi miscommunication.

4)Technician Communication

Di sini humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi.

Dia menyediakan layanan bidang teknis, sementara kebijakan

dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan

bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan

keputusan manajemen dan petugas humas yang

melaksanakannya.

E. 2. 5 Tugas Humas

Dalam buku Dasar-dasar Humas (Kusumastuti, 2002:26), tugas PR

perusahaan adalah sebagai berikut:

1)Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu public untuk

menggunakan barang/jasa instansinya.

2)Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antar instansi

dengan public.

3)Meningkatkan penjualan barang/jasa.

4)Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan

(29)

17

5)Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan

masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan.

6)Mencegah pergeseran penggunaan barang/jasa yang sejenis

dari pesaing perusahaan oleh konsumen.

F. Definisi Konseptual

F. 1 Strategi Humas

Ahmad S. Adnanputra, M.A, M.S, pakar humas dalam naskah

workshop berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa arti strategi adalah

bagian terpadu dari suatu rencana (plan) sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaa adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.

Mengacu pada pola strategi humas tersebut, maka menurut Ahmad

S. Adnanputra, Presiden Intitut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, batasan

pengertian tentang strategi humas adalah alternative optimal yang dipilih

untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam kerangka suatu

(30)

18

Untuk lebih jelasnya, Strategi humas dibentuk melalui dua

komponen yang saling terkait erat, yakni sebagai berikut :

Adapun tahap-tahap kegiatan strategi public relations: pertama

komponen sasaran, umumnya adalah para stakeholder dan public yang

mempunyai kepentingan yan sama. Sasaran umum tersebut secara

structural dan formal yang dipersempit melalui upaya segmentasi melalui upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang

opini bersama (common opinion), potensi polemic, dan pengaruhnya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produk yang

menjadi perhatian khusus di sini adalah yang disebut publik sasaran.

Kedua, komponen sasaran yang pada strategi humas berfungsi untuk mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut kea rah poosisi atau

dimensi yang menguntungkan (Ruslan, 2006 : 133).

Strategi Humas adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) seorang humas untuk mencapai suatu tujuan yang menjadi

tujuan dari perusahaan itu sendiri. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,

strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah

saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Komponen Pembentukan Strategi Humas

1. Komponen sasaran Satuan / segmen yang akan digarap

2. Komponen sarana Paduan / bauran sarana untuk

(31)

19

F. 2 Peningkatan Jumlah Pengunjung

Pengunjung dalam hal ini bias juga disebut konsumen. Konsumen

adalah salah satu unsur public. Public adalah sekelompok orang yang

menaruh perhatian pada sesuat hal yang sama tetapi kalau konsumen

seringkali tidak bersifat homogen melainkan heterogen.

Peningkatan jumlah pengunjung adalah suatu upaya perusahaan

dalam meningkatkan jumlah konsumen. Dalam hal ini adalah pengunjung

Taman Rekreasi Sengkaling.

Menurut IUOTA (International Union of Travel Organiization) wisatawan adalah:pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya

24 jam di negara atau daerah yang dikunjunginya dengan maksud dan

tujuan perjalanan.

Yang digolongkan sebagai wisatawan adalah sebagai berikut :

1. Pesiar (leisure) untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, agama (ziarah), dan olahraga.

2. Hubungan dagang (bussines), kunjungan keluarga, konferensi, dan misi.

G. Metode Penelitian

G. 1 Tipe dan Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(32)

20

mengenai suatu fenomena atau kegiatan sosial dengan jalan

mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan

unit yang diteliti scara sistematis dan faktual dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kualitatif, data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar ,

dan bukan angka-angka.

G. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Rekreasi Sengkaling. Penelitian

dilakukan pada tanggal 12 – 17 Desember 2011, serta pada tanggal 6 – 11

Maret 2012.

G. 3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai

berikut :

1. Observasi

Obsevasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya

selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.

(33)

21

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan

pancaindera lainnya (Bungin, 2007 : 115)

Menurut penjelasan di atas, maka dalam kegiatan observasi yang

peneliti lakukan, peneliti menggunakan panca indera untuk mengamati

serta mendapatkan informasi mengenai beberapa kegiatan event yang

sering dilakukan di Taman Rekreasi Sengkaling (TRS) seperti lomba

mewarnai untuk kalangan sekolah dasar dan TK. Kemudian peneliti juga

mengamati pengunjung yang datang ke TRS, seberapa sedikit dan

seberapa banyaknya pengunjung yang datang ke TRS dalam seharinya.

Selain itu, peneliti juga melakukan observasi mengenai berbagai macam

fasilitas, sarana & prasaran yang ada di TRS.

2. Wawancara

Wawancara secara umum yaitu proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara si penanya atau pewawancara dengan responden dengan

menggunkana panduan wawancara (Bungin, 2007:108). Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyelenggarakan tanya

jawab (interview) antara peneliti dengan Humas Taman Rekreasi

(34)

22

Dalam kegiatan wawancara ini, peneliti melakukan kegiatan tanya

jawab dengan seorang Humas TRS untuk memperoleh data mengenai apa

yang dilakukan oleh humas di TRS dalam rangka menarik minat

pengunjung untuk datang ke TRS. Serta strategi apa yang kemudian akan

digunakan agar tujuan tersebut dapat dicapai, yaitu mendatangkan

pengunjung sebanyak mungkin.

3. Dokumentasi

Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk

menelusuri data historis. Data dokumentasi berupa data hasil wawancara,

foto-foto kegiatan, agenda kegiatan. Dimana dokumentasi tersebut sangat

berguna untuk mendukung hasil wawancara yang telah dilakukan

sebelumnya.

G. 4 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam

sebuah penelitian (Martono, 2010:112)

Subjek penelitian terdapat tiga level, yaitu:

1) Mikro: merupakan level terkecil dari subjek penelitian dan

(35)

23

2) Meso: merupakan level subjek penelitian dengan jumlah

anggota lebih banyak seperti keluarga atau kelompok.

3) Makro: merupakan level subjek penelitian dengan jumlah

paling banyak seperti masyarakat atau komunitas.

Dalam penelitian ini, subjek penelitian menggunakan level

mikro karena peneliti hanya mewawancarai seorang humas

Taman Rekreasi Sengkaling.

G. 5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis data deskriptif, yaitu memberikan gambaran, dengan tidak

berupaya untuk menguji teori atau menarik kesimpulan tertentu berkaitan

dengan penelitian ini dan dengan menggunakan metode kualitatif.

Sebuah konsep yang ingin diungkap peneliti kepada pembaca, hal

ini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan data yang telah dikumpulkan,

dan secara nyata dilihat oleh peneliti dan kemudian diiterprestasikan

kepada pembaca (Hamidi, 2008:63).

Adapun tahapan analisis data ini menurut Seiden (Bungin,

2007:145):

(36)

24

Dalam hal ini, peneliti mencatat segala data dari hasil

observasi, wawancara, serta dokumentasi. Untuk dokumentasi,

ada pula yang berupa gambar. Peneliti berusaha

mengumpulkannya menjadi satu agar tidak ada data yang

hilang.

2) Mengumpulkan, memilah-milahnya, mengklasifikasikan.

Setelah mengumpulkan semua data, penulis melakukan

pemilihan data-data apa saja yang penting kemudian

melakukan klasifikasi sesuai dengan kategori. Misalnya data

wawancara mengenai event-event di Taman Rekreasi

Sengkaling, maka semua data dokumentasi dan segala yang

berhubungan dengan hal tersebut harus dijadikan satu bagian

sendiri. Begitu juga dengan data yang lain.

3) Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu

mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, dan

hubungan-hubungan.

Dalam hal ini, peneliti dituntut untuk berpikir untuk mencari

suatu hubungan antara data yang satu dengan yang lain, dengan

kata lain mencari kesinambungan antara data kategori A

dengan data kategoi B. Begitu juga dengan data-data yang lain.

(37)

25

Untuk menguji keabsahan data, peneliti akan menggunakan teknik

triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaat

sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu menurut Paton dalam Moleong (2005:330).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi dengan

sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara,

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang

waktu.

3) Membandigkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

yang berkaitan.

Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa

kesamaan atau alasan – alasan terjadinya perbedaan

(Bungin, 2007 : 257)

Selain itu juga menggunakan triangulasi metode, dengan

(38)

26

1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data.

2) Pengecekan beberapa sumber data dengan metode yang

sama.

Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan

terhadap penggunaan metode pengumpulan data, apakah hasil

observasi yang didapat melalui metode interview sama dengan

metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan

informasi yang diberikan ketika di-inteview (Bungin, 2007 :

Gambar

Gambar 1.1 ……………………………………………………………………    3

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL FUNGSI PENJUALAN TIKET TAMAN REKREASI.. (Studi Kasus

humas dalam membangun citra perusahaan terkait dengan pergeseran fungsi

Taman Rekreasi Pendidikan di Semarang adalah tempat rekreasi yang menerapkan pendidikan nonformal tentang suatu pengetahuan kepada pengunjung, khususnya anak-anak

Tujuan dari peneliitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar peranan biaya promosi untuk meningkatkan jumlah penghuni pada Hotel Taman Simalem Resort.. Teknik

Dari Penelitian yang di lakukan ini menunjukan hasil bahwa variable bebas kualitas layanan (X1) dan promosi (X2) berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung (Y) taman

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi kerja humas di lingkungan Pemerintahan Aceh Barat Daya, untuk mengetahui Tugas dan Fungsi humas Pemerintahan Aceh Barat,

Berdasarkan tabel di atas, diketahui responden menilai ragu-ragu terhadap faktor internal dapat mempengaruhi keputusan pengunjung dalam memilih objek wisata Taman Rekreasi Alam

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Humas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melakukan berbagai strategi untuk memulihkan Wisata Pendakian Gunung Rinjani sehingga citra positif