• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PABRIK MULYA FOOD SUMBER SEJAHTERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PABRIK MULYA FOOD SUMBER SEJAHTERA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PABRIK MULYA FOOD

SUMBER SEJAHTERA

SKRIPSI

Oleh :

Lia Riza Sawitri Widani

08810241

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PABRIK MULYA FOOD

SUMBER SEJAHTERA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Lia Riza Sawitri Widani 08810241

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Tuhan pemilik semesta alam yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Karyawan tentang Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Djudiyah, M.Si dan M.Salis Yuniardi, M.Psi selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Pimpinan Pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera yang telah memberi ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.

5. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan, do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman angkatan 2008 khususnya kelas D yang telah memberikan

(7)

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan segala kebaikan kita semua dengan balasan yang lebih baik.

Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, 13 Agustus 2012 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATAPENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.Persepsi 1. Pengertian persepsi ... 11

2. Aspek-aspek persepsi ... 13

3. Jenis-jenis persepsi ... 14

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ... 15

5. Proses terbentuknya persepsi ... 17

B. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan kesehatan kerja ... 18

2. Aspek-aspek Keselamatan dan kesehatan kerja ... 20

3. Faktor yang mempengaruhi K3 ... 21

4. Penyelenggaraan program K3 ... 22

5. Manfaat pelaksanaan program K3 ... 23

6. Pengembangan program K3 ... 24

7. Kecelakaan kerja ... 24

(9)

9. Penyakit yang timbul akibat kerja ... 33

10. Syarat-syarat keselamatan kerja ... 34

11. Tujuan program K3 ... 35

12. Program K3 Pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera ... 36

C. Persepsi Karyawan tentang Program K3 ... 37

D.Kerangka pemikiran ... 40

BAB III. METODE PENELITIAN A.Jenis penelitian ... 41

B. Identifikasi Variabel penelitian 1. Variabel penelitian ... 41

2. Definisi Operasional ... 41

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

D.Jenis Data dan Metode Pengumpulan data 1. Jenis data ... 43

2. Metode pengumpulan data ... 44

E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas ... 46

2. Reliabilitas ... 48

F. Prosedur Penelitian ... 50

G.Metode Analisa Data ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 53

B. Hasil Analisa Data ... 55

(10)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor tabel Halaman

TABEL 1 Skor jawaban pertanyaan pada skala likert ... 43

TABEL 2 Blue print skala persepsi karyawan tentang program K3 ... 46

TABEL 3 Uji validitas skala persepsi ... 47

TABEL 4 Uji reliabilitas setiap aspek ... 49

TABEL 5 Persepsi PK3 ... 49

TABEL 6 Data responden berdasarkan usia ... 53

TABEL 7 Data responden berdasarkan jenis kelamin ... 53

TABEL 8 Data responden berdasarkan pendidikan ... 53

TABEL 9 Data responden berdasarkan masa kerja ... 54

TABEL 10 Hasil perhitungan klas interval ... 55

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

a. Petunjuk Pengisian Skala

b. Skala Persepsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lampiran II

a. Hasil Uji Validitas Reliabilitas b. Hasil Uji Klas Interval

Lampiran III a. Bukti Konsultasi

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. (2009). Psikologi kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1986). Prosedur penelitian suatu pendekatan paktik. Jakarta: Bina Aksara.

Atkinson, R. (1987). Pengantar psikologi jilid 2. Batam : interaksa.

Azwar, S. (1995). Reliabilitas dan Validitas (edisi ke 3). Yogyakarta: Pustaka

Filedman, R, S. (1999). Understanding Psychology. Singapore: McGrow Hill College.

Flippo, B, F. (1989). Manajemen personalia (edisi ketiga) jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Gibson, Ivancevich, & Donnelly (1996). Organisasi, perilaku, struktur, proses (jilid 1). Jakarta: Binarupa Aksara.

Handoko, T, H. (1999). Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta : BPFE.

Haryani, S. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Rosdakarya. Hassan, C., R., C., Basha, O., J., Hanafi, W., H., W. (2007). Perseption of building

construction workers towards safety, health and environment. Journal of Engineering Science and Technology. 2, 3, 271-279. Diperoleh dari:http://jestec.taylors.edu.my/Vol%25202%2520Issue%25203%2520 December%252007/271-%2520279%2520Hassan.pdf.

Hayes, B., E., Perander, J., Smecko, T., & Trask, J., (1998). Measuring perceptions of workplace safety: development and validation of the work safety scale. Journal of Safety Research. 29, 3, 145-161. Diperoleh dari: http://businessoverbroadway.com/wp-content/uploads/2011/01/Hayes-MeasuringPerceptionsOfWorkplaceSafety.pdf.

Jalaluddin, R. (1986). Psikologi komunikasi. Bandung : Remaja Karya.

(14)

Liaudanskienė, R., Varnas, N., V., Ustinovichius, L. (2010). Modelling the application of workplace safety and health act in lithuanian construction sector. Baltic journal on sustainability. 16, 2, 233-353. Diperoleh dari: http://www.coactivity.vgtu.lt/upload/ukis_zurn/tede_vol16_no2_233-253_liaudanskiene.pdf.

Mangkunegara, A. P. (2001). Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mangkuprawira, S, Tb. (2007). Keselamatan dan kesehatan kerja. Diperoleh dari http://ronawajah.wordpress.com/2007/09/07/keselamatan-dan-kesehatan-kerja

Malthis, Jackson. (2002), Manajemen sumber daya manusia edisi pertama. Bandung : CV Pustaka Setia.

Mar’at. (1991). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Miner, J, B. (1992). Industrial-organizational psychology. Singapore : McGraw-Hill

Moenir, A.S. (1983). Pendekatan manusiawi dan organisasi terhadap pembinaan kepegawaian. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Patria, B. (2007). Bagaimana behavioral safety mengurangi angka kecelakaan. (http://www.inparametric.com//).

Rakhmat, J. (1996). Psikologi Komunikasi. Edisi kesepuluh. Bandung: Rosdakarya

Ramli, S. (2010). Sistem manajemen K3 OHSAS 18001. Jakarta: PT. Rosdakarya Robbins, S, P. (2003). Perilaku organisasi. Jakarata: PT. Indeks Kelompok

Gramedia.

Shaleh, A. R. (2009). Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana

Sanusi, A. (2011). Metodologi penelitian bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Sarwono, S. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press.

Schuler, Jackson. (1999). Manajemen sumber daya manusia : menghadapi abad ke – 21 jilid ke-2. Jakarta : gramedia Pustaka Utama.

Sedarmayanti. (1996). Manajemen sumber daya manusia, reformasi birokrasi dan manajemen pegawai negeri sipil. Bandung : Refika Aditama.

(15)

Silalahi, B, M, B, R. (1991). Manajemen K3. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Slamet, A. (1982). Pendidikan persepsi masyarakat terhadap keluarga berencana. Malang: Umm Press.

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Stenberg, J. R. (2008). Psikologi Kognitif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono, (2009). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistiastiyarini. (2006). Pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktifitas kerja karyawan pada CV. sahabat di klaten. Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta.

Suma’mur, P, K. (1989). Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, Jakarta: CV Haji Masagung.

Supranto, J. (2009). Statistik-teori dan aplikasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Thoha, M. (2003). Perilaku organisasi konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT. Renika Cipta.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan pembangunan, tenaga kerja mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis, sehingga dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam sistem manajemen perusahaan, karena menyangkut kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang melindungi dan memelihara sumber daya atau input yang dimiliki perusahaan seperti, peralatan, fasilitas dan sumber daya manusia dari kecelakaan yang dapat membahayakan serta merugikan perusahaan.

Keselamatan dan kesehatan kerja tersebut sangat bermanfaat bagi perusahaan maupun karyawan, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang dan karena suatu pekerjaan merupakan kebutuhan untuk seumur hidup. Dalam bekerja seorang pekerja tidak akan luput dengan masalah akibat kerja, yaitu penyakit yang ditimbulkan ataupun kecelakaan dalam bekerja. Kecelakaan merupakan kejadian yang timbul tiba-tiba dan yang menghalangi suatu kegiatan atau suatu pekerjaan. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan kerugian materi seperti biaya pengobatan dan perawatan. Kecelakaan juga dapat mengakibatkan kerugian jiwa seperti cacat fisik dan kematian. Dengan terjadinya kecelakaan, maka perusahaan pun mengalami penurunan hasil produksi dikarenakan kurangnya tenaga kerja. Selain itu kerugian yang langsung nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan dan hilangnya waktu kerja (Ramli, 2010)

(17)

2

untuk menilai risiko pekerjaan. Sekitar 23% dari perusahaan tidak melaksanakan penilaian risiko tempat kerja, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Hasan et al. (2007) menyatakan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi konstruksi bangunan pekerja terhadap keselamatan, kesehatan dan lingkungan yaitu (1) komitmen organisasi dan komunikasi dengan rekan kerja, (2) faktor pekerja, (3) hubungan antara peran pribadi dan peran pengawas, (4) hambatan faktor perilaku aman, (5) manajemen garis komitmen dan pengambilan risiko perilaku. Namun dari beberapa faktor tersebut, faktor utama yang mempunyai pengaruh besar yaitu komitmen organisasi dan komunikasi.

Hayes et al. (1998) menjelaskan bahwa ada lima aspek yang digunakan untuk mendukung validitas ukuran persepsi karyawan tentang keselamatan diantaranya yaitu (a) keselamatan pekerja, (b) keselamatan rekan kerja, (c) pengawas keselamatan, (d) praktik manajemen keamanan, dan (e) kepuasan dengan program keselamatan.

Alport (dalam Mar’at, 1991) mengemukakan bahwa proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku atau perilaku individu terhadap objek yang ada.

(18)

3

Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Namun mengapa masih saja terjadi kecelakaan ketika karyawan sedang bekerja. (Rona Wajah, 2007).

Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya.

Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan korban jiwa, kerusahan materi, dan gangguan produksi. Pada tahun 2007 menuntut data jamsostek tercatat 65,474 kecelakaan yang mengakibatkan 1.451 orang meninggal dunia, 5.326 orang tercatat tetap dan 58.697 meninggal (Ramli,2010).

Data kecelakaan tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota jamsostek dengan jumlah peserta di indonesia. Dengan demikian, angka kecelakaan tercapai 930 kejadian untuk setiap 100.000 pekerja setiap tahun. Bahkan menurut penelitian world Economic Forum tahun 2006, angka kematian akibat kecelakaan di Indonesia mencapai 17-18 untuk setiap 100.000 pekerja (Ramli, 2010).

(19)

4

menurut Flippo (1995) ada dua kategori yaitu bersifat teknis dan manusianya. Sebab-sebab teknis berkaitan dengan penyimpangan-penyimpangan dalam tempat kerja, perlengkapan alat-alat bahan dan lingkungan kerja pada umumnya. Sedangkan sebab-sebab oleh manusia atau individual seperti : ceroboh, kelalaian, tidak peduli, tidak ada kemampuan melaksanakan pekerjaan dan melamun. Keselamatan kerja erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Keselamatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar : Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat ditekan sekecil-kecilnya. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi (Suma’mur, 1996).

Setiap karyawan pastinya menghendaki kelancaran dalam melaksanakan pekerjaannya serta mendapat jaminan akan keselamatan dan kesehatan kerja karena dengan adanya jaminan tersebut, produktifitas dapat meningkat. Dengan adanya Program keselamatan dan kesehatan kerja yang bertujuan untuk menjamin keselamatan orang-orang yang berada di lingkungan pekerjaan. Namun seringkali program keselamatan dan kesehatan kerja ini masih jauh dari perhatian utama manajemen, bahkan oleh karyawan yang bersangkutan dan paling berkepentingan dalam masalah ini. Masalah ini bisa di lihat dari masih banyaknya terjadi kecelakaan-kecelakaan kerja, yang sebagaian besar di antaranya disebabkan karena kekurang perhatian berbagai pihak terkait terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (Suma’mur, 1994).

Pada salah satu penelitian yang dilakukan oleh Lawrence pada pekerja pertambanga emas bawah tanah tahun tahun tahun 1974, dimana hasilnya mengindikasikan bahwa tipe kesalahan yang paling dominan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja adalah kegagalan pekerja dalam mempersepsi peringatan terhadap bahaya dan underestimations of hazards (Winarsunu, 2008).

(20)

5

kemampuan menghindari bahaya akan menyebabkan perilaku yang aman (safe behavior) dan sebaliknya kegagalan di dalam tahap-tahap tersebut akan mengakibatkan perilaku berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja (Winarsunu, 2008).

Selain itu persepsi pekerja pada managemen keselamatan kerja akan mempengaruhi perilaku pekerja sejauh mana memiliki kontribusi keselamatan kerja di dalam proses produksi. Misalnya ketika organisasi tidak memperhatikan perihal keselamatan kerja, maka akan demikian juga dengan pekerjaannya. Bahwa seperti apapun canggihnya program keselamatan kerja yang ada akan menjadi tidak efektif kecuali di dalam organisasi sudah terbentuk persepsi dari pekerja bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja benar-benar telah mendukung secara penuh usaha-usaha keselamatan kerja (Winarsunu, 2008).

Kerugian akibat kecelakaan dan terganggunya kesehatan seseorang masih banyak terjadi dan akan sulit diatasi jika pihak manajemen tidak menyadari pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja karena pentingnya program tersebut yaitu sebagai salah satu alat manajemen untuk meningkatkan produktifitas. Oleh karena itu, program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting karena ketika karyawan memberikan persepsi yang baik tentang program keselamatan dan kesehatan kerja, maka akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan karyawan akan lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sehingga dalam bekerja, karyawan akan menunjukkan kinerja yang baik. Persepsi tentang program keselamatan dan kesehatan kerja itu bisa timbul ketika para karyawan mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang diberikan oleh perusahaan dimana setelah karyawan tersebut merasakan bahwa jaminan keselamatan dan kesehatan kerja dapat mendukung bagi aktivitas kerja karyawan lalu karyawan bisa memberi opini dan penilaian. Bila karyawan merasa sehat dan aman dalam bekerja maka akan mempengaruhi dalam bekerja.

(21)

6

getaran, bahaya radiasi, gas, debu, bahan kimia serta berbagai faktor lain perlu dikendalikan melalui norma keselamatan dan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tidak berakibat buruk bagi karyawan dan akan banyak membantu gerak karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu, keamanan di tempat kerja, alat kerja, dan kondisi yang tenang akan berpengaruh terhadap daya tahan fisik karyawan, mereka tidak cepat lelah, tahan, senang dan puas. Karyawan yang bekerja dengan perasaan senang dan puas akan membuat karyawan bekerja dengan lebih baik.

Praktek keselamatan kerja yang baik juga menciptakan kondisi- kondisi yang mendukung kenyamanan serta rasa semangat kerja sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi kerja yang tinggi. Selain itu, kondisi lingkungan kerja yang baik, juga akan menyebabkan karyawan memiliki sifat positif terhadap pekerjaannya sehingga karyawan akan merasa senang dan puas dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penerapan kesehatan kerja juga merupakan praktek perlindungan tenaga kerja dari bahaya-bahaya akibat kerja dan pencapaian derajat kesehatan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Dengan begitu, akan berpengaruh positif dalam peningkatan kerja dan produktivitas (Budiono, 1992).

Setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan pasti menginginkan keberhasilan dalam tugas yang dikerjakannya sehingga diharapkan hasil pekerjaannya dapat memuaskan baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan itu sendiri. Karyawan secara psikologis memiliki kebutuhan untuk merasa aman, terjamin dan dilindungi dari sesuatu yang dapat membahayakan. Jika karyawan dihadapkan pada alat-alat atau bahan-bahan yang berbahaya, maka sudah sepantasnya perusahaan memberikan jaminan keamanan. Bila karyawan tidak berhasil memperoleh kebutuhan itu, maka karyawan tersebut akan merasa tidak puas dalam bekerja. Namun, meskipun perusahaan telah menyediakan sarana keamanan dan keselamatan, tidak terhindar kemungkinan bahwa karyawan tidak memanfaatkan atau mematuhi ketentuan keamanan dan kesehatan yang ada.

(22)

7

terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada CV. Sahabat di Klaten dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu Program Keselamatan dan kesehatan kerja berpengruh secara signifikan terhadap produktifitas kerja karyawan.

Pada pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera yang merupakan suatu usaha yang bergerak dalam bidang produksi makanan ringan (snack dan krupuk) dari bahan dasar jagung yang kemudian diolah menjadi berbagai macam bentuk (ring, ball,stick) dan rasa (coklat, pandan, jagung bakar balado dll). Pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera menganggap penting keselamatan dan kesehatan kerja, hal tersebut dibuktikan dengan adanya penggunaan alat-alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker ditempat kerja khususnya pada bagian pencampuran bumbu, mesin produksi yang rentan terhadap bahaya kecelakaan diberi alat pemisah seperti penutup dan diberi pagar, dan ada petunjuk serta peringatan ditempat kerja disediakan terutama pada tempat-tempat yang rentan terhadap bahaya kecelakaan kerja. Selain itu jika ada karyawan baru maka akan diberi pengarahan tentang bagaimana cara penggunaan mesin-mesin produksi yang ada di pabrik tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi menurunnya produktivitas yang diakibatkan sering absen karena sakit ataupun karena kecelakaan kerja. Adapun program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera, anatara lain yaitu (1) safety lecture, (2) adanya alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan, (3) latihan dan pendidkan K3, (4) mesin produksi diberi alat pemisah terhadap sumber bahaya, (5) petunjuk atau peringatan ditempat kerja, (6) penyediaan obat-obat P3k dan biaya pengganti kecelakaan kerja. (informasi pimpinan, 30 mei 2012).

(23)

8

sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja yang berakibat menghambat proses produksi yang akan merugikan perusahaan akibat kecelakaan ditempat kerja tersebut. Pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera juga perlu menyediakan ruangan yang luas untuk proses produksi serta penerangan yang cukup ditempat kerja, Perusahaan yang menganggap perlindungan kerja itu penting tentunya akan memperhatikan hal-hal tersebut diatas untuk menghindari menurunnya produksi dari perusahaan, sebab dengan adanya kecelakaan kerja tersebut dapat pula mengakibatkan menurunnya produktivitas karyawan.

(24)

9

Apabila dengan kondisi pabrik yang rentan terhadap terajadinya hal-hal yang bisa membahayakan para pekerja. Pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera menyediakan jaminan keselamatan kerja bagi para pekerja yaitu dengan mengganti dana bagi karyawan yang mengalami kecelakaan ditempat kerja sehingga diharapkan mampu mengurangi sedikit beban yang ditanggung.

Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus maka dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan para karyawan dan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan. Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan dari pekerja harus diperhatikan demi tercapainya tujuan dari perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, pada kenyataannya program keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk diterapkan karena dengan melihat kejadian-kejadian kecelakaan kerja yang telah terjadi dimana melibatkan langsung dengan keselamatan kerja karyawan dan kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja yang dirasakan oleh perusahaan maupun oleh karyawan itu sendiri. Jika dalam menyelesaikan pekerjaan karyawan tidak menjalankan sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja maka ini akan berakibat pada kualitas kerja karyawan itu sendiri yang selanjutnya akan mempengaruhi produktifitas perusahaan. Adanya persepsi yang berbeda dari tiap karyawan tentang program keselamatan dan kesehatan kerja yang ada tentunya akan dapat mempengaruhi perilaku karyawan ketika bekerja, apakah karyawan akan berperilaku aman atau berperilaku tidak aman. Dengan demikian persepsi memiliki peranan yang penting untuk menentukan perilaku karyawan.

(25)

10

B. Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi karyawan tentang keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui persepsi karyawan tentang keselamatan dan kesehatan di pabrik Mulya Food Sumber Sejahtera.

D. Manfaat penelitian a. Manfaat teori :

Dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan wacana bagi psikologi industri dan organisasi khususnya untuk psikologi keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

b. Manfaat praktis :

Gambar

TABEL 1 Skor jawaban pertanyaan pada skala likert ...............................

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pengumuman dari kami harap menjadikan maklum.

Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Koping pada Pasien Kanker Kolorektal saat Menjalani Perawatan Post Kolostomi di RSUP H.. Adam

Pedoman Umum Kegiatan Sertifikasi Penyuluh Perikanan Tahun 2015 i Dalam melaksanakan profesi sebagai Penyuluh Perikanan dituntut adanya suatu standar kompetensi kerja

Dalam etika pemerintahan, terdapat asumsi yang berlaku bahwa melalui penghayatan yang etis yang baik, seorang aparatur akan dapat membangun

1) Menyiapkan alat penimbangan bayi, Kartu Menuju Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur lingkar lengan atas untuk ibu hamil dan bayi/ anak, obat-obatan yang dibutuhkan

penelitian ini adalah pola pembinaan tutor melalui pemberian motivasi belajar kepada anak jalanan dalam meningkatkan hasil belajar di yayasan beribu kota bandung dilihat

[r]

Pada bagian ini merupakan hasil wawancara peneliti dengan guru di kelas B5 yang berkaitan dengan pembinaan sensitivitas sosial ,pembinaan wawasan sosial