• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Manajemen

Oleh : Aditya Rahadianto

NIM : 052214096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Manajemen

Oleh : Aditya Rahadianto

NIM : 052214096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

ii

(4)
(5)

iv

Hanya karena Kekuatan dari Yesus Kristus dan Doa dari Orang tua

aku dapat berhasil

Kerja keras, disiplin dan berpikir optimis adalah kunci kesuksesan

(6)

v

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai aku, membimbing aku

dan memberkati aku dalam penulisan skripsi ini.

Orang Tua aku, Bapak Ag. Sarosa dan Ibu Rini Purwanti Tercinta

Mas Kurniawan Andreanto yang selalu mensupport aku

Pacar tersayang Komang Tri Werthi

(7)
(8)
(9)

viii

skripsi yang berjudul : ”Analisis Hubungan Pelaksanaan Program Kesejahteraan, Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Motivasi Kerja Karyawan pada karyawan bagian produksi PT Konimex Sukoharjo Jawa Tengah”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis untuk mencapai gelar sarjana pada program studi Manajemen fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sebagai penghargaan atas bantuan tersebut maka dengan segenap kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Drs. Y. P. Supardiyono, M.Si.,Akt.,QIA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. V. Mardi Widyadmono, SE, MBA, selaku Kaprodi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. Alex Kahu Lantum, MS, selaku dosen pembimbing I yang telah memberi waktu untuk membimbing, saran, masukan, kritikan, tenaga dan pikiran demi terwujudnya skripsi ini.

4. Drs. L. Bambang Harnoto, M.Si.,selaku dosen pembimbing II yang telah memberi waktu untuk membimbing, saran, masukan, kritikan, tenaga dan pikiran demi terwujudnya skripsi ini.

(10)

ix

menyertai langkahku dengan restu dan doa.

8. Kakakku Kurniawan Andreanto yang selalu mensuportku dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Pacarku tersayang Komang Tri Werthi, yang dengan penuh kasih sayang selalu memberiku semangat dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman dan sahabatku Titus, Guruh, Bayu, Wibisono, Henky terima kasih atas pinjaman komputernya, Hani, Danu, Heni, Dida, Tomy, Yoseph, Evi, Agus, Mas Wing, Virsa, Hesty, Ariana, Andi, Tangguh dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu dengan segenap kerendahan hati penulis mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna memberikan referensi dan ilmu pengetahuan bagi semua pihak.

Yogyakarta, 31 Juli 2009

Penulis

(11)

x

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN KEASLIAN KARYA vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI vii KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR LAMPIRAN xv

ABSTRAK xvi

ABSTRACT xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 3

C. Batasan Masalah 3

D. Tujuan Penelitian 4

E. Manfaat Penelitian 4

F. Sistematika Penulisan 5

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Pengertian Manajemen dan MSDM 7

B. Pengertian Program Kesejahteraan Karyawan 9 C. Pengertian dan Arti Penting PK3 14

D. Pengertian Motivasi 20

E. Kerangka Pemikiran Teoritis 25

(12)

xi

C. Subjek dan Objek Penelitian 28

D. Variabel Penelitian 29

E. Pengukuran Variabel Penelitian 30

F. Populasi dan Sampel 30

G. Metode Pengumpulan Data 32

H. Sumber Data 33

I. Definisi Operasional 33

J. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas 34

K. Metode Analisis Data 38

L. Pengujian Hipotesis 42

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 47 A. Sejarah Berdirinya Perusahaan 47 B. Lokasi dan Wilayah Perusahaan 48

C. Misi dan Moto Perusahaan 49

D. Fungsi Organisasional 50

E. Departemen SDM 56

F. Departemen Produksi 61

(13)

xii

D. Pembahasan 81

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN 84

A. Kesimpulan 84

B. Saran 86

C. Keterbatasan Penelitian 87

DAFTAR PUSTAKA 88

(14)

xiii

Tabel V. 2 Karakteristik responden berdasarkan masa kerja 67 Tabel V. 3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 68 Tabel V. 4 Karakteristik responden berdasarkan jabatan 68 Tabel V. 5 Validitas Program Kesejahteraan Karyawan 70 Tabel V. 6 Validitas Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 71 Tabel V. 7 Validitas Motivasi Kerja Karyawan 72 Tabel V. 8 Reliabilitas Program Kesejahteraan Karyawan 73 Tabel V. 9 Reliabilitas Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 74 Tabel V. 10 Reliabilitas Motivasi Kerja Karyawan 75 Tabel V.11 Skor Rata-rata Instrumen Penelitian 80

(15)

xiv

(16)

xv Lampiran 2 : Struktur organisasi PT Konimex Lampiran 3 : Tabulasi data kuesioner

Lampiran 4 : Tabel Skor Rata-rata instrumen penelitian Lampiran 5 : Data output validitas dan reliabilitas Lampiran 6 : Data output korelasi

Lampiran 7 : Tabel r dan F

(17)

xvi

DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus Pada Bagian Produksi PT Konimex Grogol Sukoharjo Jawa Tengah Aditya Rahadianto

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini lakukan untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan karyawan, program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara simultan dan partial dengan motivasi kerja.

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuesioner, wawancara dan observasi. Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 75 karyawan Bagian Produksi PT Konimex. Untuk analisis data penelitian, penulis menggunakan tehnik korelasi partial dan berganda dengan signifikansi 5%.

(18)

xvii

THE EMPLOYEES

Case Study At Production Departement of PT Konimex Indonesia, Grogol Sukoharjo Central Java

Aditya Rahadianto Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The research aims to know the relation between the implementation of welfare program, safety and healthy work program and work motivation stimultaneosly and partially.

In order to obtain the data necessary in this research, the author use questioner method, interview method and observation method. 75 employees of production department of PT Konimex are taken as the researchs sample. The author use partial correlation method and multiple for analysing the researchs data with 5% level of significance.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap organisasi atau perusahaan mempunyai tujuan

yang sama yaitu mencari laba bagi perusahaan dan menjaga kelangsungan

hidup organisasi. Dalam pencapaian tujuan tersebut setiap organisasi perlu

memadukan beberapa faktor produksi seperti sumber daya modal, sumber daya

manusia, sumber daya alam dan teknologi yang dimiliki organisasi. Dari

beberapa faktor produksi tersebut, sumber daya manusia memiliki peranan yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi.

Menyadari pentingnya peranan sumber daya manusia dalam setiap

operasi perusahaan atau organisasi maka hendaknya perusahaan perlu

mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin. Karena kunci sukses suatu

organisasi atau perusahaan adalah pengelolaan sumber daya manusia yang tepat

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam dunia usaha.

Dalam dunia usaha, masalah kesejahteraan karyawan merupakan faktor

yang sangat penting dalam usaha meningkatkan motivasi kerja karyawan. Jika

semakin tinggi motivasi kerja karyawan maka secara otomatis produktivitas

karyawan akan meningkat, dan dengan sendirinya tujuan perusahaan akan

(20)

kondisi mental dan membina moral kerja. Sehingga karyawan dapat memenuhi

kebutuhannya dengan tetap menjaga kedisiplinan serta loyalitas kepada

perusahaan.

Kemudian untuk memelihara sumber daya manusianya, suatu organisasi

perlu juga memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Dalam pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan suatu

organisasi dapat melakukan berbagai bentuk kegiatan diantaranya adalah

membuat kondisi aman, melakukan kegiatan –kegiatan pencegahan kecelakaan

dengan pengendalian dan pelatihan tenaga kerja, dan menciptakan lingkungan

yang sehat untuk menjaga kesehatan para karyawan.

Setiap organisasi juga sangat membutuhkan manajer yang dapat

memberikan suatu motivasi pada bawahanya. Karena seorang karyawan

mungkin menjalankan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik,

mungkin pula tidak. Kalau bawahan telah menjalankan tugas yang diberikan

kepadanya dengan baik, itulah yang di inginkan manajer. Tetapi kalau tugas

yang dibebankan tidak bisa terlaksana dengan baik, maka manajer perlu

mengetahui penyebabnya. Maka menjadi tugas manajer untuk bisa memberikan

motivasi pada karyawannya agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan yang

diberikan (Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, 1984:197). Karena

suatu kinerja yang tinggi dapat tercapai bila manajer berhasil memotivasi

(21)

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis bermaksud untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Pelaksanaan

Program Kesejahteraan, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dengan Motivasi Kerja Karyawan”. Studi kasus pada karyawan bagian

produksi PT Konimex grogol Sukoharjo Jawa Tengah.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan partial antara pelaksanaan program kesejahteraan

karyawan dengan motivasi kerja karyawan ?

2. Apakah ada hubungan partial antara pelaksanaan program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) karyawan dengan motivasi kerja karyawan ?

3. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan karyawan,

program keselamatan dan kesehatan kerja secara simultan dengan motivasi

kerja karyawan ?

C. Batasan Masalah

Banyak faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan seperti:

kinerja, penghargaan, tantangan, tanggung jawab, pengembangan, program

kesejahteraan dan program K3 (keselamatan dan kesehatan karyawan), tetapi

dalam proposal ini penulis hanya membatasi masalah pada:

1. Pelaksanaan program kesejahteraan karyawan yang meliputi:

(22)

b. program hiburan dan rekreasi

c. program tambahan fasilitas

2. Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan partial antara pelaksanaan program

kesejahteraan karyawan dengan motivasi kerja karyawan

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan partial antara pelaksanaan program

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan motivasi kerja karyawan

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pelaksanaan program

kesejahteraan karyawan, pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan

kerja (K3) secara simultan dengan motivasi kerja karyawan

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penulis berharap dari hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber informasi

tambahan bagi manajer sehubungan dengan pelaksanaan program

kesejahteraan serta program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Selain itu dapat digunakan sebagai pertimbangan dan pemikiran dalam

penerapan program kesejahteraan serta keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.

(23)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penulis berharap hasil penelitian ini akan dapat menambah informasi dan

masukan untuk penelitian lebih lanjut dan dapat dijadikan tambahan

referensi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Penulis berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dan menambah

wawasan, pengalaman dan belajar mengambil keputusan dari berbagai

masalah yang timbul dalam penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Landasan Teori

Berisi tentang pengertian manajemen dan manajemen sumber daya

manusia, program kesejahteraan karyawan, program keselamatan dan

kesehatan kerja (K3), motivasi kerja, kerangka pemikiran teoritis dan

hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek dan

(24)

populasi dan sampel, metode pengumpulan data, sumber data, definisi

operasional, analisis uji validitas dan reliabilitas, metode analisis data

dan pengujian Hipotesis.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Berisi tentang sejarah berdirinya perusahaan, lokasi dan wilayah

perusahaan, misi dan motto perusahaan, fungsi organisasional,

departemen SDM, departemen produksi, dan departemen pemasaran

Bab V Analisis Data

Uraian tentang karakteristik responden, uji validitas dan reliabilitas,

pengujian hipotesis dan pembahasan.

Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Meliputi kesimpulan yang diambil dari penelitian dan saran-saran bagi

pihak perusahaan dan peneliti selanjutnya disertai pernyataan penulis

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen

Menurut Stoner&Wankel (dalam Siswanto Sastrohadiwiryo, 2005:22)

Management is the process of planning, organizing, leading, and

controlling the efforts of organizing member and of using all other

organizational resources to achieve stated organizational goals. Secara

harafiah, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan

seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi

yang telah ditetapkan.

Menurut Hersey&Blanchard (dalam Siswanto Sastrohadiwiryo,

2005:22) Management is working with and through individuals and groups

to accomplish organizational goals. Manajemen adalah suatu usaha yang

dilakukan dengan dan melalui individu – individu dan kelompok untuk

mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

adalah suatu usaha yang dilakukan dengan individu–individu dan kelompok

(26)

pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber

daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia merupakan elemen penting dalam pencapaian

tujuan organisasi. Beberapa definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

menurut para ahli, yaitu.

ƒ Menurut T. Hani Handoko ( 1997 : 3 )

Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan – kegiatan

pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercipta

berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat.

ƒ Menurut Henry Simmamora (2004 :4)

Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan,

pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan

individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen sumber

daya manusia merupakan manajemen yang mengatur manusia demi

(27)

B. Pengertian Program Kesejahteraan Karyawan

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001 :182) kesejahteraan karyawan

adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang diberikan

berdasarkan kebijaksanaan dan bertujuan untuk mempertahankan dan

memperbaiki kondisi fisik mental karyawan agar produktivitas kerjanya

meningkat.

1. Alasan, Manfaat dan Tujuan Program Kesejahteraan Karyawan

a. Penyebab masalah kesejahteraan karyawan semakin diperhatikan

menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984 : 268)

sebagai berikut :

1) Perubahan di dalam sikap karyawan, yang disebabkan terutama oleh

makin meningkatnya taraf pendidikan mereka

2) Permintaan dari organisasi-organisasi buruh

3) Permintaan dari pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk

Undang-Undang

4) Persaingan yang makin berat yang mengakibatkan para pengusaha

harus berusaha untuk memberikan berbagai jaminan agar karyawan

tidak lari dari perusahaan

5) Adanya pengawasan terhadap tinggi rendahnya tingkat upah,

terutama dari perkumpulan para pengusaha untuk mencegah

(28)

b. Manfaat yang diperoleh dari diselenggarakannya program kesejahteraan

karyawan menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984

: 269) sebagai berikut :

1) Penarikan tenaga kerja yang lebih efektif

2) Memperbaiki semangat dan kesetiaan karyawan

3) Menurunkan tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja

4) Memperbaiki hubungan masyarakat

5) Mengurangi pengaruh organisasi buruh, baik yang ada maupun yang

potensial

6) Mangurangi campur tangan pemerintah dalam organisasi.

c. Tujuan program kesejahteraan karyawan menurut Malayu S.P. Hasibuan

(2001:184) adalah :

1) Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan para karyawan

perusahaan

2) Memberikan ketenangan bagi para karyawan beserta keluarganya

3) Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas karyawan

4) Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan

5) Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman

6) Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan

7) Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan

8) Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan

(29)

9) Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan

10)Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.

2. Bentuk-Bentuk program Kesejahteraan Karyawan

Program kesejahteraan karyawan merupakan faktor yang sangat

penting dalam usaha meningkatkan motivasi karyawan. Maka perlu

dikelola dengan sebaik-baiknya supaya bermanfaat bagi karyawan

perusahaan dan masyarakat.

Bentuk-bentuk program kesejahteraan karyawan dapat dikelompokan

menjadi tiga bagian (Heidjrachman dan Suad Husnan, 1984:276-280)

yaitu:

a. Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan

1) Pensiun

Pemberian pensiun berarti bahwa perusahaan memberikan sejumlah

uang tertentu secara berkala kepada karyawan yang telah berhenti

bekerja setelah mereka bekerja dalam waktu yang lama, atau setelah

mencapai suatu batas usia tertentu. Di Indonesia yang memperoleh

pensiun adalah pegawai negeri atau pegawai dari

perusahaan-perusahaan Negara yang diatur dengan Undang-Undang. Masih

jarang perusahaan swasta yang memberikan pensiun kepada para

(30)

2) Asuransi

Program asuransi ini bisa berbentuk asuransi jiwa, asuransi

kesehatan dan asuransi kecelakaan. Di sini perusahaan bisa

melakukan kerjasama dengan perusahaan asuransi untuk

menanggung asuransi karyawannya. Tapi meskipun perusahaan telah

mengasuransikan karyawannya, menurut Undang-Undang

kecelakaan tahun 1947, perusahaan tetap berkewajiban memberikan

ganti rugi kepada karyawannya yang mengalami kecelakaan.

3) Pemberian Kredit

Pemberian kredit kepada karyawan yang membutuhkan dana, bisa

diorganisir oleh manajemen tau bisa juga oleh para karyawan sendiri

dengan cara mendirikan perkumpulan atau koperasi simpan pinjam.

Pada bentuk koperasi ini, manajemen akan menjadi pengawas saja

untuk menjamin agar koperasi yang didirikan berjalan dengan baik.

b. Program Rekreasi

1) Kegiatan olahraga

Penyediaan fasilitas olahraga bagi karyawan, dengan tujuan sekedar

untuk memelihara kesehatan, atau bisa juga untuk mengejar prestasi.

2) Kegiatan sosial

Kegiatan yang diadakan oleh perusahaan untuk karyawan sebagai

(31)

mengakrabkan anggota organisasi, kegiatan donor darah, kegiatan

untuk menyambut hari besar agama.

c. Program Pemberian Fasilitas

1) Penyediaan kafetaria atau kantin

Penyediaan kafetaria ini dimaksudkan mempermudah para karyawan

yang ingin makan dan tidak sempat pulang. Tidak jarang juga ada

perusahaan yang memberikan fasilitas penyediaan makan satu kali

sehari bagi karyawannya.

2) Fasilitas Perumahan

Perusahaan menyediakan fasilitas perumahan, dinas, ataupun

asrama, atau hanya memberikan tunjangan untuk perumahan.

3) Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan ini bisa berupa poliklinik yang lengkap dengan

dokter dan perawat-perawatnya, atau sekedar memberikan tunjangan

kesehatan yang bisa dipergunakan berobat pada dokter yang ditunjuk

perusahaan dengan memperoleh ganti rugi dari perusahaan.

4) Fasilitas Pembelian

Perusahaan menyediakan “toko perusahaan” di mana para karyawan

(32)

5) Fasilitas Pendidikan

Fasilitas ini disediakan dengan maksud membantu para karyawan

yang ingin meningkatkan pengetahuan mereka. Fasilitas yang

disediakan berupa ruang perpustakaan.

C. Pengertian dan Arti Penting Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996

(dalam Siswanto Sastrohadiwiryo,2005:45) yang dimaksud Sistem Keselamatan

dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan

yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,

prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,

penerapan, pencapaian, pangkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan

dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan

kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.

1. Ketentuan Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja ,

perusahaan wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan (Gouzali

Saydam,2005:45-46) sebagai berikut :

a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin

komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3

b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan

(33)

c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif

dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang

diperlukan mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan dan

kesehatan kerja

d. Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan

kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan

e. meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan program K3

secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja

keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Faktor-faktor Pendorong perlunya Program Keselamatan kerja

Menurut Gouzali Saydam.(2005:621) pada umumnya ada beberapa

faktor yang mendorong suatu perusahaan perlu pemeliharaan program

keselamatan kerja para SDM, yaitu :

a. Kemanusiaan

Bahwa tenaga kerja adalah sosok manusia yang merupakan aset

perusahaan, yang sifat hakikinya sama dengan diri pimpinan itu sendiri.

Jadi tenaga kerja selayaknya diperlakukan dengan rasa kemanusiaan

agar terhindar dari segala ancaman dan bahaya yang selalu mengintai

disekitarnya.

b. Peraturan Pemerintah

Program keselamatan kerja telah diatur dalam Undang-Undang sehingga

(34)

c. Ekonomi

Alasan ekonomi diambil karena biaya harus ditanggung pihak

perusahaan dapat menjadi tinggi, bila terjadi kecelakaan kerja karena

tidak dilaksanakannya program keselamatan kerja.

3. Syarat-syarat Keselamatan Kerja

Dalam pasal 3 UU no.1 tahun 1970 memuat syarat-syarat keselamatan

kerja sebagai berikut :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja

g. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,

sinar laut atau radiasi, suara dan getaran.

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik

(35)

l. Memelihara kebersihan, kesehatan, ketertiban

m.Memperoleh keserasian antara proses kerjanya

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,

tanaman, atau barang

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan

dan penyimpanan barang

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada pekerjaan yang

bahaya kecerlakaannya menjadi bertambah tinggi.

4. Program Kesehatan Kerja

Menurut Gouzali Saydam (2005:637) sasaran program kesehatan SDM

adalah terciptanya para karyawan yang sehat baik jasmani atau rohani

dalam melakukan pekerjaan. Karyawan yang sehat jasmani dan rohani

sperti ini diharapkan akan berkemampuan tinggi untuk melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh sebab itu, setiap perusahaan

berkewajiban melakukan pemeliharaan kesehatan para karyawannya, agar

pencapaian tujuan perusahaan dapat terlaksana dengan baik tanpa

(36)

5. Ketentuan-ketentuan Dalam Penerapan Program Kesehatan Tenaga

Kerja

Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2005:74) ketentuan dalam

penerapan program kesehatan kerja adalah sebagai berikut :

a. Liputan pelayanan kesehatan yang diberikan sekurang-kurangnya harus

dapat memenuhi kriteria tentang kepesertaan dan paket pelayanan

kesehatan

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang ditunjuk harus memiliki izin

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

c. Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mudah dijangkau tenaga kerja

dan keluarganya.

6. Unsur-unsur Kesehatan Kerja

Langkah-langkah pemeliharaan program kesehatan kerja menurut

Gouzali Saydam,(2005:640), sebagai berikut :

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan sewaktu seleksi

b. Melakukan pemeriksaan ksehatan para pejabat (general check up)

secara periodik

c. Melakukan pemeriksaan kesehatan seluruh karyawan secara berkala

d. Menyediakan sarana tempat pemeriksaan dan pengobatan atas biaya

(37)

7. Hal-hal yang dapat menyebabkan sakit bagi para tenaga kerja

menurut Gouzali Saydam (2005:640-641), terdiri dari :

a. Penyebab penyakit berupa unsur fisika, yaitu :

1) Bunyi dan getaran yang dapat menyebabkan ketuluian atau pekak

2) Suhu ruang kerja yang terlalu tinggi atau terlalu rendah

3) Radiasi sinar Rontgen dan sinar radio aktif yang menyebabkan

kelainan pada kulit, mata bahkan susunan darah

4) Tekanan udara yang tinggi menyebabkan katulian permanen

5) Penerangan yang tidak cukup menyebabkan kelainan pada mata

atau indera lihat

b. Penyebab penyakit berupa unsur kimia, yaitu :

1) Debu dan serbuk yang menyebabkan penyakit saluran pernapasan

2) Kabut dari racun serangga yang menimbulkan karacunan

3) Gas, misalnya keracunan karbon monoksida

4) Uap yang menybabkan karacunan atau penyakit kulit

5) Cairan beracun

c. Penyebab penyakit berupa unsur biologi, yaitu :

1) Tumbuh-tumbuhan yang beracun atau menimbulkan alergi

2) Penyakit anthrax (serangan infeksi) dari kuda

d. Penyebab penyakit berupa unsur fisiologi, yaitu :

1) Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan

(38)

2) Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan fisik

3) Cara kerja yang membosankan dan meletihkan

e. Penyebab penyakit berupa unsur psikologi, yaitu :

1) Proses kerja yang rutin dan membosankan

2) Hubungan kerja yang terlalu menekan atau sangat menuntut prestasi

D. Pengertian Motivasi

Dapat diketahui bahwa seorang manajer adalah orang yang bekerja dengan

bantuan orang lain yang sebagai bawahannya. Seorang manajer harus dapat

menggerakan orang lain yang menjadi bawahannya sehingga pelaksanaan

kegiatan dapat efektif dan efisien.

Berelson dan Steiner (dalam B. Siswanto Sastrohadiwiryo, 2005:267)

mendefinisikan motivasi sebagai “all those inner striving conditions variously

described as wishes, desire, needs, drives, and the like”. Dengan demikian,

motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia

yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau menggerakan dan

mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang

memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan, (1984:197) motivasi merupakan

proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang

(39)

Secara singkat, motivasi dirasakan sebagai sesuatu yang sangat penting,

karena motivasi adalah bagian integral dan hubungan perburuhan dalam rangka

proses pembinaan, pengembangan, dan pengarahan sumber daya manusia dalam

suatu perusahaan.

1. Jenis-Jenis Motivasi

Ada dua jenis motivasi yang secara proses berbeda dalam

mempengaruhi seseorang (Heidjrachman dan Suad Husnan, 1984), yaitu :

a. Motivasi Positif

Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang

lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan dengan cara

memberikan kemungkinan untuk mendapatkan “hadiah” yang dapat

diwujudkan dalam bentuk tambahan uang, tambahan penghargaan dan

lain sebagainya.

Motivasi positif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1) Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan

Cara ini sering diabaikan sebagai alat motivasi yang sangat

berguna. Karena kebanyakan manusia senang menerima pengakuan

terhadap pekerjaan yang diselesaikan dengan baik

2) Informasi

Pemberian informasi yang jelas akan sangat berguna untuk

(40)

3) Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang

individu

Cara ini mungkin bukanlah suatu alat yang mudah dipelajari.

Mungkin lebih tepat sebagai pembawaan dasar dari seorang

manusia.

4) Persaingan

Sikap dasar yang bisa dimanfaatkan oleh para pimpinan dengan

memberikan rangsangan (motivasi) persaingan yang sehat dalam

menjalankan pekerjaan.

5) Partisipasi

Partisipasi yang digunakan sebagai salah satu bentuk motivasi

positif bisa dikenal sebagai manajemen yang demokratis. Dengan

dijalankan partisipasi ini akan diperoleh berbagai manfaat, seperti

keputusan yang lebih baik karena banyaknya sumber pikiran.

6) Kebanggaan

Rasa bangga itu timbul bila karyawan mampu menyelesaikan suatu

pekerjaan tertentu yang telah disepakati bersama.

7) Uang

Penggunaan uang sebagai alat motivasi terutama berguna untuk

(41)

b. Motivasi Negatif

Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar

mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi teknik dasar yang

digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan.

2. Unsur Penggerak Motivasi

Motivasi tenaga kerja akan ditentukan oleh perangsangnya. Perangsang

yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi tenaga kerja,

sehingga menimbulkan pengaruh perilaku individu tenaga kerja yang

bersangkutan.

Menurut Sagir, 1985 (dalam B. Siswanto Sastrohadiwiryo, 2005:268)

mengemukakan unsur-unsur penggerak motivasi, antara lain :

a. Kinerja (Achievement)

Seseorang yang memiliki keinginan berkinerja sabagai suatu

“kebutuhan” atau needs dapat mendorong mencapai sasaran.

b. Penghargaan (Recognition)

Penghargaan, pengakuan, atau recognition atas suatu kinerja yangb telah

dicapai seseorang akan merupakan perangsang yang kuat. Pengakuan

atas dasar suatu kinerja, akan memberikan kepuasaan batin yang lebih

tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah.

c. Tantangan (Challenge)

Adanya tantangan yang dihadapi, merupakan perangsang kuat bagi

(42)

dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu menjadi

perangsang, bahkan cenderung menjadi kegiatan rutin.

d. Tanggung Jawab (Responsibility)

Adanya rasa ikut memiliki (sense of belonging) atau rumongso

handarbeni akan menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung

jawab.

e. Pengembangan (Development)

Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau

kesempatan untuk maju, dapat merupakan perangsang kuat bagi tenaga

kerja untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah.

f. Keterlibatan (Involvement)

Rasa ikut terlibat atau involved dalam suatu proses pengambilan

keputusan atau bentuknya, dapat pula “kotak saran” dari tenaga kerja,

yang dijadikan masukan untuk manajemen perusahaan, merupakan

perangsang yang cukup kuat untuk tenaga kerja.

g. Kesempatan (Opportunity)

Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka, dari

tingkat bawah sampai tingkat manajemen puncak merupakan

perangsang yang cukup kuat bagi tenaga kerja.

Menurut Suterneister (dalam Siswanto Sastrohadiwiryo, 2005:275)

(43)

pada kebutuhannya, dan 10% bergantung pada kondisi fisiknya. Maka

dapat digambarkan sebagai berikut :

E. Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Pelaksanaan Program

Kesejahteraan, Program K3 dengan Motivasi Kerja Karyawan”. Dimana

variabel pertamanya adalah program kesejahteraan yang meliputi program

kesejahteraan ekonomi, program tambahan fasilitas, program hiburan dan

rekreasi. Dan variabel yang kedua adalah program keselamatan dan kesehatan

kerja yang meliputi membuat kondisi aman, program pencegahan kecelakaan,

dan penciptaan lingkungan sehat. Kemudian untuk variabel ketiganya adalah

motivasi kerja karyawan. Maka bila ketiga variabel tersebut dihubungkan, akan

terlihat kerangka pemikiran pada gambar II.1. Kondisi sosial

50%

Kebutuhan 40%

Kondisi fisik 10%

(44)

Gambar II. 1

Keterangan gambar II.1 :

: Program Kesejahteraan Karyawan Dan Program Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai variabel independen

berhubungan secara partial/ sendiri-sendiri dengan Motivasi

kerja karyawan sebagai variabel dependen

Analisis Hubungan Pelaksanaa Program Kesejahteraan Karyawan, Program Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) Dengan Motivasi

Kerja Karyawan

Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (X2) Program Kesejahteraan Karyawan (X1)

Motivasi Kerja Karyawan

(45)

: Program Kesejahteraan Karyawan Dan Program Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai variabel independen

berhubungan secara simultan/ bersama-sama dengan Motivasi

kerja karyawan sebagai variabel dependen

F. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena

atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Mudrajad Kuncoro,

2003:47).

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

mencoba mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan partial antara pelaksanaan program kesejahteraan karyawan

dengan motivasi kerja karyawan.

2. Ada hubungan antara pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja

dengan motivasi kerja karyawan.

3. Ada hubungan antara pelaksanaan program kesejahteraan karyawan,

program keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama-sama dengan

(46)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian terhadap

objek tertentu, selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan

menyeluruh, di mana hasil penelitian hanya berlaku pada perusahaan tersebut

dan tidak berlaku pada objek lainnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bagian Produksi PT Konimex Grogol,

Sukoharjo Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2009

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian adalah orang yang terlibat dalam penelitian ini dan

bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian

(47)

2. Objek penelitian

a. Program Kesejahteraan karyawan, yang terdiri atas tiga bagian yaitu :

1) Program kesejahteraan ekonomi karyawan, yaitu meliputi dana

pensiun, asuransi tenaga kerja, serta pemberian kredit koperasi

karyawan.

2) Program rekreasi, yaitu meliputi penyediaan fasilitas olahraga dan

kegiatan sosial.

3) Program pemberian fasilitas, yaitu meliputi penyediaan kafetaria,

fasilitas kesehatan, fasilitas perumahan, fasilitas pembelian, fasilitas

pendidikan.

b. Program Keselamatan dan Kesehatan Karyawan (K3)

c. Motivasi Kerja Karyawan

D. Variabel Penelitian

Dalam uji hubungan semua variabelnya bersifat sejajar atau setara, jadi

dalam penelitian ini ada tiga variabel yang bersifat setara yakni :

1. Variabel yang pertama : Program Kesejahteraan Karyawan (X1)

2. Variabel yang kedua : Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X2)

(48)

E. Pengukuran Variabel Penelitian

Pengukuran variabel bertujuan untuk menerjemahkan karakteristik data

empiris ke dalam bentuk yang dapat dianalisis. Titik fokus pengukuran adalah

pemberian “angka” terhadap data empiris berdasarkan sejumlah aturan atau

prosedur tertentu. Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah

Skala Likert. Penggunaan Skala Likert ini berhubungan dengan pertanyataan

tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Kuesioner dalam penelitian terdiri

dari 5 jawaban yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju.

Skala pengukuran untuk variabel program kesejahteraan karyawan, program

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan motivasi kerja yaitu:

Pernyataan Skor

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

F. Populasi dan Sampel

1. Pengertian populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

(49)

kesimpulannya, (Sugiyono, 2001:72). Kemudian dari penelitian ini,

populasinya adalah terbatas pada karyawan PT Konimex pada bagian

produksi.

2. Pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut, (Sugiyono 2001:73). Yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah para karyawan Bagian Produksi PT Konimex sebanyak

75 responden dengan perhitungan sebagai berikut :

Rumus Al-Rasyid dalam (Riduwan, 2008:25) :

Keterangan :

a = Taraf kesalahan yang besarnya ditetapkan sebesar 0,05

N = Jumlah Populasi sebanyak 300 karyawan

BE = Bound of Error diambil 10%

= Nilai dalam tabel Z = 1,99

(50)

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling. Menurut ( Riduwan, 2008:12) simple random

sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan

menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota

populasi tersebut. Metode yang digunakan untuk mengambil responden

adalah dengan metode undian, yakni seluruh populasi yang sebanyak 300

orang diberi nomor 001 sampai 300 kemudian dilakukan pengundian hingga

mencapai 75 responden.

G. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan,

maka perlu ditentukan teknik yang dianggap lebih tepat untuk menjelaskan

masalah, yaitu :

1. Metode kuesioner : dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan

ditujukan kepada karyawan Bagian Produksi PT Konimex.

2. Metode wawancara : dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab

secara langsung dengan pihak perusahaan.

3. Metode observasi : dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung

(51)

H. Sumber Data

1. Data primer adalah data yang langsung di dapat dilapangan, tidak melalui

sumber tertulis atau literature. Data primer yang dibutuhkan adalah data

mengenai program kesejahteraan serta program keselamatan dan kesehatan

karyawan dan motivasi kerja karyawan.

2. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan

baik oleh pengumpul data primer atau oleh pihak lain, misalnya dalam arsip

perusahaan, tabel atau grafik. Data sekunder yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah data-data yang didapat dari hasil-hasil penelitian

sejenis, kepustakaan atau sumber tertulis lainnya yang menginformasikan

kegiatan atau keadaan PT Konimex yang beralamat di Sukoharjo ataupun

karyawannya

I. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Donald R. Cooper&Pamela S. Schindler

(2006:7) adalah definisi bagi sebuah konstruk yang ditetapkan berdasarkan

kriteria khusus untuk pengujian atau pengukuran; mengacu pada sebuah standar

empiris (kita harus dapat menghitung, mengukur, atau mengumpulkan

informasi tentang standar melalui nalar kita).

1. Pengertian Program Kesejahteraan Karyawan

Program kesejahteraan karyawan adalah suatu balas jasa yang diberikan

(52)

bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik dan mental dari karyawan yang

pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

2. Pengertian Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Program K3 adalah suatu program yang telah dirancang oleh perusahaan

dalam rangka untuk menjaga dan mengendalikan risiko yang berkaitan

dengan kegiatan kerja karyawan dan untuk menciptakan suatu tempat kerja

yang aman, efisien dan produktif.

3. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah kondisi mental yang mendorong dan memberi energi yang

mengarah pada pencapaian kebutuhan manusia.

J. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevaliditasan atau

kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,2002 :158). Uji validitas

bertujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu

penelitian. Pengujian validitas dapat menggunakan teknik analisis butir,

yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya. Hal

(53)

dan skor total sebagai Y. Analisis butir pada instrumen penelitian ini diuji

dengan korelasi Product Moment dari Pearson melalui program SPSS.

( )( )

( )

}

{

( )

}

{

2

2

2

2

− − − = y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :

rxy : koefisian korelasi antara x dan y

N : jumlah responden

x : total dari setiap item

2

x : total kuadrat dari setiap item

y : total dari total item

2

y : total kuadrat dari total item

xy : product dari deviasi (x) kali deviasi (y)

setelah koefisien korelasi diperoleh, perlu dilakukan uji signifikansi 5%.

Korelasi antara skor setiap item dengan skor total item, dinyatakan valid

jika r hitung lebih kecil daripada r tabel. Koefisien korelasi instrumen

menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

(54)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan (accuracy) alat ukur (daftar

pertanyaan, wawancara, atau alat-alat penelitian lainnya). Ketepatan ini

dapat dinilai dengan analisa statistik untuk mengetahui measurement error

atau salah ukur. Reliabilitas lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan

tiga aspek dari alat ukur : pemantapan, ketepatan, dan homogenitas.

Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin instrumen yang digunakan

merupakan sebuah instrumen yang handal, konsistensi, stabil dan

dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan

data yang sama.

Menurut Arikunto (2002) suatu instrumen dikatakan reliabel apabila

instrumen tersebut cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode

Alpha Cronbach. Untuk tes yang berupa uraian, angket dan skala bertingkat

diuji dengan dengan rumus Alpha. Adapun rumusnya sebagai berikut:

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −

=

2

2 1 1 t b ii k k r σ σ keterangan : ii

r : reliabilitas instrumen

(55)

2

b

σ : jumlah varians butir

2

t

σ ` : varians total

Untuk memperoleh jumlah varians butir dicari dulu varians setiap butir

kemudian dijumlahkan setelah itu mencari varians total.

Untuk mencari varians dipergunakan rumus :

(

)

N N X X

= 2 2 σ keterangan : 2

σ : varians setiap butir

(

)

2

X : jumlah pengkuadratan skor

X : jumlah dari skor

N : number of case (jumlah responden)

Varian total dapat dicari dengan cara :

( )

N N y y t

= 2 2 2 σ keterangan : 2 t

σ : varians total

( )

2

y : jumlah skor total butir soal

2
(56)

N : number of case (jumlah responden)

Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila nilai (rii) hitung > r tabel pada

taraf signifikansi 5% atau 1% sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen

tersebut handal untuk pengambilan data penelitian.

K. Metode Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengolah data

agar dihasilkan suatu kesimpulan yang tepat. Analisis data yang dilakukan

dalam penelitian ini meliputi :

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi.

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya (Algifari,

1997).

Untuk menguji hipotesis pertama sampai dengan hipotesis kedua perlu dicari

koefisien korelasi antara variable-variabel yang telah disesuaikan dengan

masing-masing hipotesis dengan variabel ketiga yaitu motivasi kerja karyawan.

Rumus yang digunakan adalah koefisien korelasi partial dan korelasi berganda.

Koefisien korelasi partial adalah koefisien korelasi untuk menemukan nilai

hubungan murni yang terlepas dari pengaruh variabel lainnya, sedangkan

koefisien korelasi berganda adalah koefisien korelasi untuk mengukur keeratan

(57)

langkah-langkah untuk mencari koefisien korelasi partial( dan berganda (R)

adalah sebagai berikut :

Koefisien korelasi partial antara variabel Y dengan X1, dikontrol oleh variabel

X2 :

Koefisien korelasi partial antara variabel Y dengan X2, dikontrol oleh variabel

X1 :

Koefisien korelasi berganda antara variabel Y dengan variabel X1 dan X2 :

Keterangan :

: Koefisien korelasi linier berganda tiga variabel

: koefisien korelasi antara program kesejahteraan karyawan

dengan motivasi

(58)

: koefisien korelasi antara program kesejahteraan dengan

program K3

Koefisien korelasi antara program kesejahteraan karyawan dengan motivasi

( ) :

Keterangan :

: koefisien korelasi antara program kesejahteraan karyawan dengan

motivasi kerja karyawan.

: program kesejahteraan karyawan

Y : motivasi kerja karyawan

n : jumlah sampel

(59)

Keterangan :

: koefisien korelasi antara program keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) dengan motivasi kerja karyawan.

: program K3

Y : motivasi kerja karyawan

n : jumlah sampel

Koefisien korelasi antara program kesejahteraan dengan program K3 ( ) :

Keterangan :

: koefisien korelasi antara program kesejahteraan dengan program

keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

: program kesejahteraan karyawan

: program K3

(60)

Pada hakekatnya nilai korelasi dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga 1.

a. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka antara kedua variabel tidak

mempunyai hubungan sama sekali atau hubungan kedua variabel sangat

lemah.

b. Bila r = -1 maka kedua variabel mempunyai hubungan yang sempurna

dan negatif, jika mendekati –1 berarti hubungannya sangat kuat dan

negatif.

c. Bila r = 1 maka antara kedua variabel mempunyai hubungan yang

sempurna dan positif, jika mendekati 1 berarti hubungannya sangat kuat

dan positif.

Kekuatan hubungan antar variabel, menurut Hartono (2004:78) berdasarkan

koefisien korelasi positif dapat dikelompokkan sebagai berikut :

ƒ 0,00 – 0,19 = tidak ada korelasi

ƒ 0,20 – 0,39 = korelasi lemah atau rendah

ƒ 0,40 – 0,69 = korelasi sedang atau cukup

ƒ 0,70 – 0,89 = korelasi kuat atau tinggi

ƒ 0,90 – 1 = korelasi sangat kuat atau sangat tinggi

(61)

L. Pengujian Hipotesis

1. Signifikansi

Signifikansi digunakan untuk menguji hipotesis ke 1 dan 2 apakah ada

hubungan antara program kesejahteraan karyawan (X1) dengan motivasi

kerja karyawan (Y) dan hubungan antara program keselamatan dan

kesehatan kerja (X2) dengan motivasi kerja karyawan (Y). Pengujian

hipotesis dengan cara menilai probabilitas distribusi hasil perhitungan

dengan besarnya tingkat signifikan (α) yang digunakan adalah 5 %.

Untuk menguji hipotesis ke 1 dikemukakan hipotesis nol dan hipotesis

alternatif sebagai berikut :

Ho : variabel program kesejahteraan karyawan tidak berhubungan

signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

Ha : variabel program kesejahteraan karyawan berhubungan signifikan

dengan motivasi kerja karyawan.

Untuk menguji hipotesis ke 2 dikemukakan hipotesis nol dan hipotesis

alternatif sebagai berikut :

Ho : variabel program keselamatan dan kesehatan kerja tidak

berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

Ha : variabel program keselamatan dan kesehatan kerja berhubungan

(62)

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan

pada tabel Correlation dengan taraf signifikan (α) yang digunakan yakni

5%.

Jika Sig ≥ 0,05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika Sig < 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kesimpulan hipotesis 1:

a. Bila H0 diterima berarti variabel program kesejahteraan karyawan tidak

berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan

b. Bila H0 ditolak berarti variabel program kesejahteraan karyawan

berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

Kesimpulan hipotesis 2 :

a. Bila H0 diterima berarti variabel program keselamatan dan kesehatan

kerja tidak berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

b. Bila H0 ditolak berarti variabel program keselamatan dan kesehatan

kerja berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

2. Uji-F

Uji F ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis 3 dari variabel X1 dan

X2 untuk dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman

variabel Y. Dalam penelitian ini, uji-F dimaksudkan untuk mengetahui

(63)

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (X2) secara bersama-sama

mempunyai hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja karyawan (Y).

Pengujian hipotesis dengan cara menilai probabilitas distribusi hasil

perhitungan dengan besarnya tingkat signifikan (α) yang digunakan adalah

5%.

Untuk menguji hipotesis ini dikemukakan hipotesis nol dan hipotesis

alternatif sebagai berikut :

Ho : variabel program kesejahteraan karyawan, program keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) secara bersama-sama tidak berhubungan

signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

Ha : variabel program kesejahteraan karyawan, program keselamatan

dan kesehatan kerja (K3) secara bersama-sama berhubungan

signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

Pengujian hipotesis diatas dengan menghitung nilai F (Sugiyono,

2001:190) :

Rumus :

(

1

)

/

(

1

)

/

2 2

− − −

=

k n R

k R F

Keterangan :

(64)

n = jumlah anggota sampel

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

Jika Fhitung≥ Ftabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima

Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak

Kesimpulan:

a. Bila H0 ditolak berarti variabel program kesejahteraan karyawan,

program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara bersama-sama

berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan.

b. Bila H0 diterima berarti variabel program kesejahteraan karyawan,

program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara bersama-sama

tidak berhubungan signifikan dengan motivasi kerja karyawan Daerah

penerimaan H0

Gambar III. 1 Uji F

(65)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

PT Konimex yang merupakan kepanjangan dari Kondang Import- Export

dirintis pertama kali oleh Djoenaedi Joesoef, putra keempat dari tujuh

bersaudara dari pasangan Joe Hong Sian dengan Tjin Bong Tjauw, yang

membuka toko obat Eng Thay Hoo dan didirikan pada tanggal 8 juni 1967 di

ngapeman solo dengan jumlah karyawan pertama sebanyak 13 orang, 5

laki-laki dan 8 perempuan. Sebelum menjadi sebuah perusahaan industri yang besar,

awalnya PT Konimex bergerak dalam bidang perdagangan obat-obatan, bahan

kimia, peralatan laboratorium, dan peralatan kedokteran. Kemudian pada tahun

1971, PT Konimex mulai memproduksi obat-obatan sendiri. Kemudian tahun

1976 sudah dibuat Management Information System, dan inhouse training juga

sudah dilakukan secara intensif, selain itu pengiriman tenaga-tenaga yang

berpotensi ke sekolah-sekolah manajemen juga telah dilakukan. Adapun

falsafah yang dimiliki PT Konimex adalah “Kita menikmati hidup bahagia”

dengan komitmen 3 MU, yaitu mutu,mudah dan murah. Artinya PT Konimex

mengupayakan produk yang berkualitas tinggi, mudah diperoleh dengan harga

yang terjangkau. PT Konimex mempunyai sebuah logo berupa 3 cincin

(66)

sendiri dikarenakan cincin benzena identik dengan kimia dimana industri

farmasi menghasilkan obat-obat dari bahan kimia.

Pada tahun 1979 dibangun pabrik baru di Desa Sanggrahan, Kecamatan

Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. PT Konimex melakukan

deversifikasi pada tahun 1980, dengan mendirikan pabrik permen NIMM’S dan

pada tahun yang sama juga mendirikan PT Sinar Intermark sebagai distributor

produk PT Konimex. Hal ini dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah yang

mensyaratkan agar pabrik obat dan distributor adalah pihak yang berlainan.

Pada tahun 1986, untuk memperluas jangkauan distribusi produk-produk PT

Konimex maka didirikan distributor yang kedua yaitu PT Marga Nusantara

Jaya. Selanjutnya pada tahun 1994, PT Konimex mendirikan PT Sobisco untuk

produksi makanan. Selain itu, PT Konimex juga berdiversifikasi pada bahan

alam dengan memproduksi produk-produk alami (natural Product). Hingga

saat ini PT Konimex memiliki tiga pabrik yaitu, pabrik divisi farmasi, makanan,

dan natpro (natural produk).

B. Lokasi dan Wilayah Perusahaan

Kelangsungan hidup suatu perusahaan sedikit banyak dipengaruhi oleh

lokasi dari perusahaan tersebut. Maka PT Konimex dalam memilih lokasi

perusahaan di Desa Sanggrahan, Grogol Sukoharjo. Dengan

mempertimbangkan beberapa hal yakni lokasi tersebut masih agak jauh dengan

(67)

lingkungan dapat ditekan. Dan juga lokasi tersebut cukup strategis dalam hal

akses jalan masuk dan keluar bagi transportasi sehingga jalur distribusi akan

menjadi lebih mudah.

C. Misi dan Moto Perusahaan

Misi : “Ikut Menyehatkan Bangsa”

Motto : 3MU (Mutu, Mudah dan Murah)

1. Mutu Produk

Konimex memberikan prioritas pertama pada mutu produk. Karena mutu

yang tinggi merupakan jaminan bagi konsumen untuk memperoleh produk

yang aman, dapat dipercaya dan efektif. Untuk mendapatkan mutu yang

memenuhi standar, konimex menerapkan prosedur produksi Cara Pembuatan

Obat yang Baik (CPOB) yang selalu disempurnakan. Konimex merupakan

salah satu dari perusahaan farmasi di Indonesia yang telah mendapatkan

sertifikat CPOB dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Konimex

juga mulai menetapkan manajemen mutu yang sesuai dengan tuntutan

standar internasional ISO, dengan demikian, produk-produk Konimex juga

akan diterima baik di luar negeri.

2. Mudah Diperoleh

Komitmen konimex berikutnya adalah memberikan kemudahan bagi

masyarakat untuk memperoleh produk-produk Konimex di mana pun

(68)

diandalkan. Untuk itu, Konimex mendirikan dua perusahaan distributor

khusus, yaitu PT Sinar Intermark dan PT Marga Nusantara Jaya. Keduanya

memiliki 43 kantor cabang di hampir semua kota besar di Indonesia, serta

didukung oleh ratusan armada distribusi. Melalui mereka, semua produk

Konimex didistribusikan ke grosir pasar swalayan, hingga tingkat pengecer.

Untuk keperluan ekspor, konimex merintis jalur distribusi Asia Pasifik

dengan menunjuk distributor di masing-masing wilayah, seperti Singapura,

Malaysia, Hongkong, Filipina, Taiwan, Myanmar dan Bangladesh. Pasar

luar negeri memang memperlihatkan peluang yang menantang. Namun

demikian, Konimex tetap akan mengutamakan pasar dalam negeri.

3. Murah Harganya

Komitmen ketiga dari formula 3MU adalah kebijakan harga. Sesuai

falsafah dasarnya, produk-produk Konimex memang tidak dibuat sebagai

barang eksklusif. Semakin luas masyarakat pengguna produksi Konimex,

semakin berhasil misi 'ikut menyehatkan bangsa'. Itu sebabnya, sekalipun

dalam hal mutu produk Konimex berstandar internasional, namun dalam

kebijakan harga tetap mempertimbangkan kemampuan lokal.

D. Fungsi Organisasional

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang

sama. Tujuan organisasi dituangkan dalam visi dan misi perusahaan. Kerjasama

(69)

mempercepat tercapainya tujuan organisasi. Untuk menghindari terjadinya

conflict of interest, setiap orang harus tahu tugas, tanggung jawab, dan

wewenangnya. Ketiga hal tersebut dapat dituangkan dalam job description yang

jelas pada masing-masing bagian. Struktur organisasi merupakan bagian yang

penting untuk dibuat pertama kali saat membentuk organisasi sebab, kita dapat

mengetahui kedudukan serta tanggung jawab kita melalui struktur organisasi.

Struktur organisasi diatur sesuai tugas dan kepentingan sehingga tanggung

jawab masing-masing bagian tidak saling tumpang tindih.

1. Director

Director mempunyai tugas dan tanggung jawab yakni sebagai berikut:

a. Memegang kekuasaan penuh dan kekuasaan tertinggi dalam perusahaan.

b. Bertanggung jawab atas kelancaran tugas dalam mengatur dan

mengendalikan serta membimbing para manajer per divisi.

c. Melakasanakan keputusan untuk mencapai obyektivitas yang telah

digariskan oleh perusahaan.

2. General Manager Finance

Seorang General Manager Finance mempunyai wewenang dan tugas

untuk merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan serta mengontrol

sistem keuangan dan akuntansi perusahaan serta kinerja seluruh staff

keuangan yang langsung bertanggung jawab pada Director. Dalam

menjalankan tugasnya GM Finance membawahi 3 bagian yaitu :

(70)

Wewenang dan tanggung jawab :

1) Menyusun rencana kerja serta pedoman kerja bagian bendahara agar

semua dana yang dimiliki perusahaan dapat dikelola secara optimal.

2) Mengatur penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan setiap hari

dan mengalokasikan ke rekening bank perusahaan.

b. Kepala Bagian Akuntansi

Wewenang dan tanggung jawab :

1) Menyusun rencana kerja dan pedoman kerja bagian akuntansi

2) Menerima dan memerikasa semua bukti transaksi dari semua bagian

dan menjurnal serta mendistribusikan kepada staff akuntansi

3) Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan secara

periodik bagi perusahaan secara tepat waktu

4) Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi

program kerja dan pekerjaan staff akuntansi

c. Penasehat Keuangan

Mempunyai tugas untuk memberikan bahan pertimbangan bagi GM

Finance dalam mengambil keputusan keuangan dan bertanggung jawab

langsung kepada GM Finance.

3. Ethical Business Div. Manager

Seorang manajer Div. Etika bisnis mempunyai wewenang dan tugas

(71)

melenceng dari koridor etika bisnis yang dianut oleh perusahaan.

Bertanggung jawab langsung kepada Director .

4. General Manager Marketing

Seorang GM Marketing mempunyai tanggung jawab untuk memimpin

dan mengkoordinasi seluruh tugas manajemen pemasaran. Dalam

melaksanakan tanggung jawabnya GM Marketing membawahi 5 bagian

yaitu :

a. Manajer Merk

b. Manajer logistik

c. Manajer Promosi

d. Manajer Periklanan

e. Manajer Pengembangan Merk Baru

5. General Manager Human Research & Organization

Seorang GM HRO mempunyai wewenang dan tugas untuk

merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan serta mengontrol sistem

ketenagakerjaan serta kinerja seluruh staff HRO yang langsung bertanggung

jawab pada Director. Dalam menjalankan tanggung jawabnya GM HRO

membawahi 3 bagian yaitu :

a. Manajer Sumber Daya Manusia

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi program

(72)

b. Manajer Personal

Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengawasi pedoman

kerja dan kinerja personal karyawan.

c. Manajer Pelayanan Umum

6. Overseas Business Manager

Seorang Overseas Business Manager mempunyai wewenang dan tugas

untuk merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan serta mengontrol

seluruh kegiatan bisnis yang berorientasi kepasar luar negeri dan langsung

bertanggung jawab pada Director.

7. Research Product & Process Development Div. Manager

Seorang Research Product & Process Development Div. Manager

mempunyai wewenang dan tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi,

mengarahkan serta mengontrol seluruh bagian penelitian dan pengembangan

produk dari beberapa divisi dalam perusahaan dan bertanggung jawab

langsung kepada Director. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya

membawahi 5 bagian yaitu :

a. Manajer Farmasi Bagian Penelitian dan Pengembangan Produk

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengontrol program

kerja serta kinerja staff peneliti &pengembangan produk bagian farmasi.

b. Manajer NatPro Bagian Penelitian dan Pengembangan Produk

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengontrol program

(73)

c. Manajer Makanan Bagian Penelitian dan Pengembangan Produk

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengontrol program

kerja serta kinerja staff peneliti &pengembangan produk bagian

makanan.

d. Manajer Gula-gula Bagian Penelitian dan Pengembangan Produk

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengontrol program

kerja serta kinerja staff peneliti &pengembangan produk bagian

gula-gula.

e. Manajer Penetapan Standar Produk

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengontrol program

kerja serta kinerja staff penetapan standar produk. Bertanggung jawab

juga dalam menetapkan dan mengontrol standarisasi suatu produk.

8. Dalam melaksanakan wewenang dan tugasnya, Director dibantu beberapa

konsultannya yang langsung bertanggung jawab kepada Director yaitu :

a. Manajer Pembelian

b. Manajer Perencanaan Pembangunan

c. Manajer Hubungan Eksternal

d. Manajer Sistem Informasi Manajemen

e. Manajer Div. Pasar Perdagangan Baru

f. Manajer Audit Manajemen

g. Manajer Jaminan Kualitas

(74)

i. Manajer Perencanaan Bisnis

E. Departemen Sumber Daya Manusia

Menjadi mitra kerja dalam perusahaan yang sangat mendukung kegiatan

perusahaan, maka tidaklah berlebihan PT Konimex sangat memperhatikan asset

perusahaan yang tak ternikai harganya yakni : karyawan. Dengan memberikan

kesejahteraan yang sewajarnya dan jaminan kesehatan dan keselamatan bagi

para karyawan, untuk itulah sebagai langkah awal pihak perusahaan dan

karyawan mengadakan Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang mempunyai

maksud menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar pihak perusahaan

dengan pihak karyawan.

1. Adapun tujuan dari pembuatan Kesepakatan Kerja Bersama

Gambar

Gambar II. 1
Gambar III. 1
Tabel V.1
Tabel V.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2016, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada ketentuan umum tentang penyajian

Jumlah instansi lingkungan hidup kabupaten/kota yang dievaluasi dalam pembinaan dan perizinan di bidang lingkungan hidup serta penerapan sanksi hukum lingkungan; Jumlah pemilik

Salah satu cara agar penyewaan kamar suatu Hotel dapat diproses dengan cepat dan mudah adalah dengan membuat Sistem Pemesanan dan Pembayaran Sewa Kamar sehingga dapat diketahui

Tujuan penulisan ini adalah membantu dalam meningkatkan kinerja marketing dalam mengolah data dan informasi dengan cepat, tepat dan lengkap, dan informasi yang berguna bagi

[r]

bahwa Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 2004 tentang Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 22 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan