• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesejahteraan karyawan, program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan : studi kasus pada Pabrik Gula Madukismo, Bantul.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesejahteraan karyawan, program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan : studi kasus pada Pabrik Gula Madukismo, Bantul."

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN DENGAN MOTIVASI KERJA

KARYAWAN

Studi Kasus Pada Pabrik Gula Madukismo, Bantul Febran

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan: (1) antara program kesejahteraan karyawan dengan motivasi kerja karyawan. (2) antara program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan. (3) antara program kesejahteraan, program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, Bantul pada bulan September-Desember 2010. Populasi penelitian ini adalah karyawan bagian produksi Pabrik Gula Madukismo yang berjumlah 50 dan diambil sampel sebanyak 50 karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi ganda. Pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 5%.

(2)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN EMPLOYEE’S PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF PROSPERITY, SECURITY

AND HEALTH PROGRAM TO THE EMPLOYEE’S WORKING MOTIVATION

A Case Study in Madukismo Sugar Cane Mill, Bantul Febran

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

The aim of this research is to know whether there are any relationships between: (1) employee’s prosperity program and the employee’s working motivation; (2) program of security and health and the employee’s working motivation; (3) prosperity, security and health program to employee’s working motivation.

This research was conducted in Madukismo Sugar Cane Mill, Bantul from September until December 2010.The research population were 50 employees in production department of Madukismo Sugar Cane Mill and the samples were taken by saturated sampling. The data gathering techniques were questionnaire and documentation. Data analysis techniques were the product moment correlation and multiple regression. The significant level of the hypothesis testing was 5%.

(3)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN

KARYAWAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Pabrik Gula Madukismo, Bantul)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: FEBRAN 051334080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN

KARYAWAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN

(Studi Kasus Pada Pabrik Gula Madukismo, Bantul)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

FEBRAN

051334080

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

       Sebuah karya kecilku ini akan aku persembahkan kepada yang terkasih: 

 

Tuhan Yesus Kristus 

Kedua Orang Tuaku Bapak A. Sidabutar dan Ibu M. LumbanGaol 

Adik‐adikku Parulian Sidabutar dan Arvan Sidabutar 

Almamaterku Universitas Sanata Dharma ‐ Yogyakarta 

 

           

 

 

(8)

v

MOTTO

“Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat

menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika

kesempatan bertemu dengan kesiapan” - Thomas A. Edison

“Ada dua hal yang tidak terbatas di dunia ini yaitu alam semesta dan

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN DENGAN MOTIVASI KERJA

KARYAWAN

Studi Kasus Pada Pabrik Gula Madukismo, Bantul Febran

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan: (1) antara program kesejahteraan karyawan dengan motivasi kerja karyawan. (2) antara program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan. (3) antara program kesejahteraan, program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo, Bantul pada bulan September-Desember 2010. Populasi penelitian ini adalah karyawan bagian produksi Pabrik Gula Madukismo yang berjumlah 50 dan diambil sampel sebanyak 50 karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi ganda. Pengujian hipotesis dengan taraf signifikan 5%.

(12)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN EMPLOYEE’S PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF PROSPERITY, SECURITY

AND HEALTH PROGRAM TO THE EMPLOYEE’S WORKING MOTIVATION

A Case Study in Madukismo Sugar Cane Mill, Bantul Febran

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

The aim of this research is to know whether there are any relationships between: (1) employee’s prosperity program and the employee’s working motivation; (2) program of security and health and the employee’s working motivation; (3) prosperity, security and health program to employee’s working motivation.

This research was conducted in Madukismo Sugar Cane Mill, Bantul from September until December 2010.The research population were 50 employees in production department of Madukismo Sugar Cane Mill and the samples were taken by saturated sampling. The data gathering techniques were questionnaire and documentation. Data analysis techniques were the product moment correlation and multiple regression. The significant level of the hypothesis testing was 5%.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan kasihnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program kesejahteraan, program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan”.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu kesempatan ini sudah selayaknya bagi penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

(14)

xi

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Drs. Joko Wicoyo., selaku Dosen yang telah bersedia memberikan bimbingan abstract, sehingga menjadi abstract dalam bahasa inggris yang baik.

8. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga menjadi bekal dalam penyusunan skripsi ini.

9. Segenap karyawan di sekretariat pendidikan Akuntansi (Bu Aris dan Pak Wawik) atas segala pelayanannya dan bantuannya selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.

10. Ibu Retna Isharsriyani, selaku Kabag. SDM & Umum serta segenap karyawan dan staf yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

11. Kedua Orangtuaku tercinta Bapak A. Sidabutar dan Ibu M. LumbanGaol, yang selalu memberikan perhatian, kasih sayang, dukungan dan pengorbanan baik material maupun spiritual sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

12. Kedua adikku Parulian Sidabutar dan Arvan Sidabutar, yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis.

(15)

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis masih membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(16)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

(17)

xv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ... 6

1. Motivasi Kerja Karyawan ... 6

2. Program Kesejahteraan Karyawan ... 21

3. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 25

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berfikir ... 31

D. Hipotesis ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 35

1. Variabel ... 35

2. Pengukuran Variabel... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian... 37

1. Validitas ... 37

2. Reliabilitas ... 41

G. Teknik Analisis Data... 42

1. Uji Prasyarat Analisis... 42

(18)

xvi BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Sejarah Singkat perusahaan... 49

B. Lokasi Perusahaan………... 53

C. Struktur Organisasi... 55

D. Fasilitas Pabrik Gula Madukismo... 60

E. Bagian Personalia………... 61

F. Bagian Pemasaran... 63

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 65

B. Pengujian Prasyarat Analisis... ... 68

1. Uji Normalitas... 68

2. Uji Linieritas... 69

C. Pengujian Hipotesis Penelitian... 70

D. Pembahasan Hasil Penelitian... . 76

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 79

B. Keterbatasan... 80

C. Saran... 81

DAFTAR PUSTAKA... 78

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Ketentuan Pemberian Skor... 36

Tabel III.2 Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner... 37

Tabel III.3 Hasil Pengukuran Uji Validitas Kuesioner Program KesejahteraanKaryawan... 39

Tabel III.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Kuesioner Keselamatan dan Kesehatan... 40

Tabel III.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Kuesioner Motivasi Kerja Karyawan………... 41

Tabel V.1 Interpretasi Program Kesejahteraan... 65

Tabel V.2 Interpretasi Program Keselamatan dan Kesehatan... 66

Tabel V.3 Interpretasi Motivasi Kerja Karyawan………... 68

Tabel V.5 Hasil Korelasi Antara Variabel-Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat... 71

Tabel V.6 Interpretasi Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat... 72

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Uji Coba Validitas dan Reliabilitas... 80

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian,... 87

Lampiran 3 : Validitas dan Reliabilitas... 94

Lampiran 4 : Data Induk... 98

Lampiran 5 : Normalitas dan Linieritas... 118

Lampiran 6 : Analisis Korelasi Product Momen dan Analisis Regresi Ganda... 119

Lampiran 7 : Daftar Distribusi Frekuensi... 133

Lampiran 8 : Penilaian Acuan Patokan Tipe II... 147

Lampiran 9 : Daftar Tabel r, F... 152

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelaku bisnis sering tenggelam pada masalah-masalah sumber daya

manusia secara rutin di tataran lapangan. Ketika dunia begitu berubah dinamis

sering kali juga mereka tidak mampu untuk segera menganalisis pengaruh kondisi

eksternal terhadap sistem imbalan, keselamatan dan kesehatan,kinerja karyawan,

dan kinerja bisnis. Akibatnya solusi masalah yang diambil sering tidak tepat.

Karena itu, dinilai penting untuk setiap menejer mengerti, memahami, dan

berkemampuan menganalisis masalah mutu sumber daya manusia dalam

perspektif ilmu terapan dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan dan strategi

organisasi, khususnya bisnis.( Sjafri M & Aida Vitayala H, 2007).

Sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam suatu perusahaan,

di dalam perusahaan sumber daya manusia ditangani oleh manajemen personalia

yang mempunyai tugas menangani bidang kepegawaian. Menurut Alex S.

Nitisemito (1982 : 11) tugas manajemen personalia adalah menetapkan analisa

jabatan, menarik karyawan, melatih, menempatkannya, memberikan kompensasi

yang adil dan merata, memotivasi karyawan dan sebagainya. Tantangan yang

dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah bagaimana memanfaatkan sumber daya

(23)

perusahaan. Dalam hal ini diperlukan peranan manajer dalam mengkoordinasikan

dan menjaga keseimbangan antara tujuan dan kebutuhan karyawan dalam

perusahaan.

Dalam perusahaan perhatian manajer dalam memenuhi kesejahteraan

karyawan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha meningkatkan

motivasi kerja karyawan. Setiap perusahaan hendaknya selalu berusaha agar

motivasi kerja karyawan semakin meningkat. Semakin tinggi motivasi kerja

karyawan maka produktivitas perusahaan akan meningkat, dan dengan sendirinya

akan memaksimalkan pencapaian tujuan perusahaan tersebut. Tujuan dalam

program kesejahteraan karyawan adalah untuk mempertahankan kondisi mental

dan membina moral kerja, sehingga karyawan dapat memenuhi kebutuhannya

dengan tetap menjaga kedisiplinan serta loyalitas kepada perusahaan.

Selain perusahaan memenuhi program kesejahteraan, kebutuhan karyawan

akan keselamatan dan kesehatan juga perlu diperhatikan. Pelaksanaan program

keselamatan dan kesehatan kerja bukan untuk kepentingan kesejahteraan

karyawan semata, melainkan juga bertujuan untuk peningkatan kualitas

lingkungan kerja perusahaan yang merupakan nilai tambah bagi perusahaan.

Pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan dalam suatu perusahaan dapat

dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan diantaranya adalah melakukan

(24)

tenga kerja, kondisi kerja yang aman, dan penciptaan lingkungan yang sehat

untuk menjaga kesehatan karyawan.

Perusahaan membutuhkan manajer yang dapat mempengaruhi karyawan

dengan memberikan motivasi dan dukungan dalam bekerja untuk dapat bekerja

sama dangan baik sehingga tercapai produktivitas kerja yang tinggi. Manajer

perusahaan penting untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi para karyawan

dan bawahannya, sebab faktor ini akan menentukan jalannya organisasi

perusahaan dalam pencapaian tujuan (Sukanto & Handoko, 1997:252)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengambil judul ”

”Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program

kesejahteraan, Program Keselamatan dan Kesehatan dengan Motivasi

Kerja Karyawan”.

B. Batasan Masalah

Faktor yang mempengaruhi atau persepsi dengan motivasi kerja keryawan

beragam, tetapi dalam penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan program

kesejahteraan karyawan yang meliputi program kesejahteraan ekonomi, program

hiburan dan rekreasi, program tambahan fasilitas serta program keselamatan dan

kesehatan kerja yang meliputi program membuat kondisi kerja yang aman,

program pencegahan kecelakaan dengan pengendalian dan pelatihan tenaga kerja,

program penciptaan lingkungan yang sehat bagi karyawan sehubungan dengan

(25)

C. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut

1. Apakah ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan

program kesejahteraan ekonomi dengan motivasi kerja karyawan ?

2. Apakah ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan

program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan ?

3. Apakah ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap pelaksanaan

program kesejahteraan karyawan, persepsi karyawan terhadap pelaksanaan

program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai sehubungan dengan penelitian mengenai

“Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program Kesejahteraan serta Program

Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Motivasi Kerja Karyawan”, adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap

pelaksanaan program kesejahteraan ekonomi dengan motivasi kerja

karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi pelaksanaan

program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi pelaksanaan program

kesejahteraan ekonomi, persepsi pelaksanaan program keselamatan dan

(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi tambahan bagi pihak manajemen sehubungan dengan

langkah-langkah yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh perusahaan yang

berkaitan dengan program kesejahteraan serta program keselamatan dan

kesehatan kerja itu sendiri. Selain itu dapat juga digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan dalam penerapan

program kesejahteraan serta program keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan yang lebih efektif, sehingga motivasi kerja karyawan meningkat.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian tentang persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program

kesejahteraan serta program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

dengan motivasi kerja karyawan ini diharapkan dapat menjadi masukan atau

digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa, khususnya Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Melalui penelitian ini penulis dapat mendapat kesempatan untuk menerapkan

teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah, terutama yang berkaitan

dengan Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya mengenai program

kesejahteraan serta program keselamatan dan kesehatan kerja, dan

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Motivasi Kerja Karyawan

a. Pengertian Motivasi

Dapat diketahui bahwa dalam situasi organisasi ada dua orang atau

lebih yang bekerja sama untuk melakukan suatu kegiatan, seorang

bertindak sebagai pimpinan dan yang lain sebagai bawahan. Pimpinan

bertugas menggerakkan orang lain yang menjadi bawahan sehingga

pelaksanaan kegiatan dapat efektif dan efisien.

J. Ravianto (1985:18) mendefinisikan Motivasi sebagai kondisi

mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah

pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi

ketidakseimbangan. Sedangkan menurut Dr. Sondang P. Siagian

(1998;193), motivasi merupakan keseluruhan proses pemberian motif

bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja

dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan

ekonomis.

Motivasi dirasakan sebagai sesuatu yang sangat penting, karena

peranan pimpinan itu sendiri kaitannya dengan bawahan. Tetapi motivasi

(28)

juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit sebab motivasi sendiri tidak bisa

diamati dan diukur secara pasti, dan untuk mengukur motivasi berarti

harus mengkaji lebih jauh perilaku masing-masing bawahan dengan

berbagai teori motivasi yang berbeda satu dengan yang lain.

b. Teori- Teori Motivasi Kerja

Setiap pemimpin perlu menanamkan hakikat motivasi yang tepat

bagi bawahannya dan tentunya perlu memahami hakikat motivasi itu

sendiri, teori motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa teori motivasi:

1) Teori- teori Isi Motivasi Kerja

Teori-teori isi motivasi bermaksud untuk menentukan apa yang

memotivasi orang-orang dalam pekerjaan mereka.

a) Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Teori Maslow ini perlu dipandang sebagai pedoman umum bagi

setiap manajer, karena konsepnya relatif dan bukan merupakan

penjelasan mutlak tentang semua perilaku manusia. Kebutuhan

yang lebih tinggi akan mendorong manusia untuk mendapatkan

kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang lebih

rendah (sebelumnya) telah dipuaskan. Kelima kebutuhan dasar

(29)

(1) Kebutuhan Fisiologis (phisiological needs), yaitu kebutuhan

seperti rasa lapar, rasa haus, seks, perumahan, tidur dan

sebagainya.

(2) Kebutuhan Keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan

keselamatan dan perlindungan dari mara bahaya, ancaman dan

perampasan ataupun pemecatan dari pekerjaan.

(3) Kebutuhan Sosial (social needs), yaitu kebutuhan akan rasa

cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang

lain, kepuasan dan perasaan saling memiliki serta diterima

dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatn dan

kasih sayang.

(4) Kebutuhan Penghargaan (esteem needs), yaitu kebutuhan akan

status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi.

(5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (self-actualization needs), yaitu

kebutuhan pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi diri,

pengembangan diri, kreativitas, ekspresi diri, dan melakukan

apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya

sendiri.

Dalam kelima tingkatan tersebut di atas, kebutuhan

utama manusia berada pada tingkatan pertama, yaitu kebutuhan

(30)

terpuaskan, barulah menginjak pada kebutuhan kedua (lebih

tinggi), yaitu kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan ketiga

akan baru dilaksanakan setelah kebutuhan kedua

terpenuhi.Proses ini akan terus berlanjut sampai akhirnya

terpenuhi kebutuhan kelima, yaitu kebutuhan aktulisasi diri

(Sukanto & Handoko, 1997: 259-261).

b) Teori Clayton Aldelfer

Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang di

kemukakan oleh Abraham Maslow dan menurut para ahli

dianggap lebih mendekati keadaan yang sebenarnya. Teori

Alderfer lebih dikenal dengan akronim “ ERG”, yaitu :

(1) E = Existence (kebutuhan akan keberadaan), yaitu kebutuhan

yang mencakup semua tipe keinginan fisiologikal dan

material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan oleh

faktor-faktor seperti makanan, udara, air, gaji dan kondisi

pekerjaan.

(2) R = Relatedness (kebutuhan akan kemajuan), yaitu

kebutuhan untuk tergolong pada kelompok-kelompok

tertentu berkisar kebutuhan untuk memiliki

(31)

Kepuasan akan dicapai karena berbagi pemilikan dan

perasaan secara bersama.

(3) G = Growth (kebutuhan akan kemajuan), yaitu kebutuhan

akan pertumbuhan yang mencakup kebutuhan untuk tumbuh

sebagai manusia dan memanfaatkan

kemampuan-kemampuan kita hingga mencapai potensi maksimal.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan oleh seorang

individu yang menciptakan kontribusi yang kreatif atau

produktif.

Jika makna ketiga istilah tersebut di dalami akan

terlihat dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat

persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh

Maslow dan Alderfer karena “ Existence” dapat dikatakan

identik dengan hirarki pertama dan kedua dalam teori

Maslow ; “ Relatedness” senada dengan hirarki ketiga dan

keempat menurut konsep Maslow dan “ Growth”

mengandung makna yang sama dengan “ Self-actualization”

menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa

berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan

(32)

c) Teori David Mc Clelland

Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai

motivasi tinggi apabila dia memiliki keinginan untuk berprestasi

lebih baik daripada yang lain dalam banyak situasi. Mc Clelland

memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu

prestasi (need for achievement), afiliasi (need for affiliation) dan

kekuasaan (need for power). Menurutnya orang yang mempunyai

kebutuhan untuk keberhasilan, yakni mempunyai kuat untuk

mencapai sesuatu, mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:

(1) Mereka menentukan tujuan tidak terlalu tinggi dan juga tidak

terlalu rendah, tetapi tujuan itu cukup merupakan tantangan

untuk dapat dikerjakan dengan baik.

(2) Mereka menentukan tujuan seperti itu, karena mereka secara

pribadi dapat menegetahui bahwa hasilnya dapat dikuasai

bila mereka kerjakan sendiri.

(3) Mereka senang kepada pekerjaannya itu dan merasa sangat

berkepantingan dalam keberhasilannya sendiri.

(4) Mereka lebih suka bekerja di dalam pekerjaan yang dapat

(33)

d) Teori Motivasi Dua-Faktor Herzberg

Menurut Herzberg ada dua kelompok faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam organisasi.

Rangkaian kondisi pertama disebut faktor motivator, sedang

rangkaian kondisi kedua diberi nama faktor hygiene.

Faktor- faktor yang berperan sebagai motivator terhadap pegawai,

yakni yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk

bekerja baik terdiri dari: achievement (keberhasilan pelaksanaan),

recognition (pengakuan), the work it self (pekerjaan itu sendiri),

responsibilities (tanggung jawab) dan advancement

(pengembangan). Selanjutnya, faktor-faktor kedua (faktor

hygiene) yang dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada

pegawai terdiri dari: kebijaksanaan dan administrasi perusahaan,

supervisi, hubungan antar pribadi dengan atasan, kondisi kerja dan

gaji. Bila faktor-faktor hygiene ini diperbaiki maka tidak ada

pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif, tetapi jika

dibiarkan tidak sehat maka pegawai hanya akan merasa kecewa

atau tidak puas.

e) Teori “X” dan “Y” McGregor

Inti teori McGregor terlihat pada klasifikasi yang

(34)

(1) Teori “X” yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia

cenderung berperilaku negatif, yang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

(a) Para pekerja pada dasarnya tidak senang bekerja dan

apabila mungkin akan berusaha mengelaknya

(b) Karena para pekerja tidak senang bekerja, mereka harus

dipaksa, diawasi atau diancam dengan berbagai tindakan

agar tujuan organisasi tercapai

(c) Para pekerja akan berusaha mengelakkan tanggung

jawab dan hanya akan bekerja apabila menerima

perintah

(d) Kebanyakan pekerja akan menempatkan pemuasan

kebutuhan fisiologis dan keamanan diatas faktor-faktor

lain yang berkaitan dengan pekerjaannya dan tidak akan

menunjukkan keinginan untuk maju

(2) Teori “Y” yang pada dasarnya menagatakan bahwa manusia

cenderung berperilaku positif, yang memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

(a) Para pekerja memandang kegiatan bekerja sebagai hal

(35)

(b) Para pekerja akan berusaha melakukan tugas tanpa

terlalu diarahkan dan akan berusaha mengendalikan diri

sendiri

(c) Pada umumnya para pekerja akan menerima tanggung

jawab yang lebih besar

(d) Para pekerja akan berusaha menunjukkna kreativitasnya

dan oleh karenanya akan berpendapat bahwa

pengambilan keputusan merupakan tanggung jawab

mereka juga

2) Teori- teori Proses

a. Teori Keadilan

Inti dari teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia

terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang

dibuat bagi kepentingan organisasi dan imbalan yang diterima.

Artinya apabila seorang karyawan mempunyai persepsi bahwa

imbalan yang diterimanya tidak memadai, ada dua kemungkinan

yang akan terjadi, yaitu seseorang akan berusaha memperoleh

imbalan yang lebih besar atau mengurangi intensitas usaha yang

dibuat dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang karyawan

(36)

1) Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak

diterima berdasarkan kualifikasi diri pribadi seperti

pendidikan, ketrampilan, sifat pekerja serta pengalamannya.

2) Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang

kualifikasi dan sifat pekerjaannya relatif sama dengan yang

bersangkutan sendiri.

3) Imbalan yang diterima oleh karyawan lain di organisasi lain di

kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis.

4) Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah

dan jenis imbalan yang merupakan hak para karyawan.

b. Teori Harapan

Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work and

motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai

“Teori Harapan”. Model pengharapan Vroom disusun berdasarkan

konsep-konsep nilai (valence), pengharapan dan hasil-hasil.

Konsep dorongan Vroom secara mendasar adalah ekuivalen

dengan motivasi dan ditujukan dalam bentuk penjumlahan aljabar

hasil perkalian nilai dan pengharapan. Vroom mengartikan “nilai”

sebagai kekuatan preferensi individual untuk hasil tertentu.

Variabel pokok lain disamping nilai dalam teori ini adalah

(37)

(dari 0 sampai 1) bahwa suatu kegiatan atau usaha tertentu akan

mengarahkan ke hasil tingkatan pertama tertentu. Jadi, secara

ringkas kekuatan (dorongan) motivasi untuk melakukan kegiatan

tertentu akan tergantung pada penjumlahan aljabar hasil kali antara

nilai-nilai untuk berbagai hasil dengan pengharapan- pengharapan.

3) Teori-Teori Penguatan

Teori ini tidak menggunakan konsep suatu motive atau proses

motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi

perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan

datang dalam suatu siklus proses belajar. Dalam pandangan teori ini

individu bertingkah laku tertentu karena dimasa lalu mereka belajar

bahwa perilaku tetentu akan berhubungan dengan hasil yang

menyenangkan, dan perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang

tidak menyenangkan. Karena umumnya individu lebih suka akibat

yang menyenangkan, mereka umumnya akan mengulangi perilaku

yang akan mengakibatkan konsekuensi yang menyenangkan. Sebagai

contohnya, individu akan lebih menaati hukum, karena dengan patuh

pada hukum itu, mereka ketahui dari sekolah dan masyarakat, akan

menghasilkan “pujian”, dan pelanggaran akan menghasilkan

(38)

Berdasarkan uraian teori-teori motivasi maka dapat diketahui

bahwa karyawan yang bermotivasi tinggi memiliki ciri-ciri (Gisela

Hagemann: 1993):

a) mampu melaksanakan tugas yang sulit dan menyeluruh

b) mampu menangani sendiri pekerjaan yang diberikan

c) memiliki kreativitas tinggi

d) mempunyai usaha yang keras

e) mampu menilai kemampuan diri sendiri

f) bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

Sedangkan karyawan yang bermotivasi rendah memiliki

cirri-ciri (Kate Keenan:1996):

a) tidak mau bekerja sama pada waktu usaha ekstra diperlukan

b) segan menjadi sukarelawan untuk melakukan kegiatan ekstra

c) datang terlambat, tetapi pulang lebih awal, atau tidak masuk kerja

tanpa ada penjelasan yang memuaskan

d) memperpanjang waktu istirahat untuk mendapatkan waktu bebas

dari pekerjaan sebanyak mungkin

e) tidak menepati batas waktu penyelesaian tugas

f) terus-menerus mengeluh tentang hal-hal yang sepele

(39)

h) menyalahkan orang lain pada waktu pekerjaan tidak berjalan

lancar.

c. Jenis- Jenis Motivasi

Ada dua jenis motivasi yang secara proses berbeda dalam

mempengaruhi seseorang yaitu :

1) Motivasi pasif

Motivasi pasif merupakan proses untuk mempengaruhi

seseorang untuk menjalankan sesuatu yang dimaksudkan dengan cara

membentuk untuk mendapatkan “hadiah“ yang dapat diwujudkan

dengan uang, tambahan, penghargaan dan lain sebagainya.

2) Motivasi negatif

Motivasi negatif adalah proses mempengaruhi seseorang agar

mau melakukan sesuatu yang diinginkan, tetapi teknik yang

digunakan lewat kekuatan yang dimiliki untuk memaksa.

Motivasi positif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan

Cara ini sering diabaikan bahwa sebenarnya merupakan alat motivasi

yang sangat berguna apalagi kebanyakan manusia senang menerima

(40)

b) Informasi

Pemberian informasi yang jelas akan sangat berguna untuk

menghindari adanya gosip dan desas-desus

c) Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang

individu

d) Persaingan

Sikap dasar yang bisa dimanfaatkan oleh para pimpinan dengan

memberikan rangsangan (motivasi) persaingan yang sehat dalam

menjalankan pekerjaan.

e) Partisipasi

Partisipasi yang digunakan sebagai salah satu bentuk motivasi positif

bisa dikenal sebagai manajemen yang demokratis. Dengan dijalankan

partisipasi ini akan diperoleh berbagai manfaat, seperti keputusan yang

d. Unsur Penggerak Motivasi

Menurut Sagir ( Bedjo Siswanto, 1985:268 ), unsur penggerak

motivasi adalah :

1) Prestasi / achievement

Seorang mempunyai keinginan berprestasi sebagai suatu kebutuhan

(41)

2) Penghargaan / recognition

Penghargaan sebagai pengakuan terhadap prestasi yang telah dicapai

seseorang merupakan faktor motivasi yang kuat. Pengakuan atas suatu

prestasi, akan memberikan kepuasan batin yang lebih tinggi daripada

penghargaan dalam bentuk materi atau hadiah.

3) Tantangan / challenge

Adanya tantangan yang dihadapi merupakan motivator yang sangat

kuat bagi manusia yang mengatasinya. Suatu sasaran yang tidak

menantang atau dengan mudah dapat dicapai biasanya tidak mampu

menjadi motivator, bahkan cenderung menjadi kegiatan-kegiatan rutin.

Tantangan demi tantangan biasanya akan menumbuhkan kegairahan

untuk mengatasinya.

4) Tanggung Jawab / responsibility

Rasa ikut serta memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut

merasa bertanggung jawab.

5) Pengembangan / development

Pengembangan kemampuan seseorang dapat menjadi motivator

terkuat bagi tenaga kerja untuk berkerja lebih giat. Apalagi jika

pengembangan perusahaan selalu dikaitkan dengan prestasi atau

(42)

6) Keterlibatan / involvement

Rasa ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan apapun

bentuknya, dapat pula bentuk saran dari tenaga kerja yang dijadikan

masukan bagi manajemen perusahaan. Adanya rasa terlibat bukan saja

menciptakan rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab , tetapi juga

menimbulkan rasa untuk mawas diri untuk bekerja lebih baik,

menghasilkan produk yang lebih bermutu.

2. Program Kesejahteraan Karyawan

a. Pengertian Program Kesejahteraan Karyawan

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam program

kesejahteraan karyawan, antara lain layanan pekerja, servis pegawai,

program pelayanan karyawan dan kompensasi tambahan.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001:182) kesejahteraan

karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan non material) yang

diberikan berdasarkan kebijaksanaan dan bertujuan untuk

mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik mental karyawan agar

produktivitas kerjanya meningkat.

b. Alasan, Manfaat dan Tujuan Program Kesejahteraan Karyawan

Penyebab masalah kesejahteraan karyawan makin diperhatikan

menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (2000:268)

(43)

1) Perubahan didalam sikap para karyawan yang disebabkan terutama

oleh makin meningkatnya taraf pendidikan mereka.

2) Permintaan dari organisasi-organisasi buruh.

3) Permintaan pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk

undang-undang atau peraturan.

Manfaat yang diperoleh dari program kesejahteraan karyawan

yang diselenggarakan perusahaan menurut Heidjrachman Ranupandojo

dan Suad Husnan (2000:269) :

1) Penarikan tenaga kerja yang lebih efektif

2) Memperbaiki semangat kesetiaan karyawan

3) Menurunkan tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja

Tujuan pemberian kesejahteraan karyawan menurut Malayu S.P.

Hasibuan (2001:184) adalah:

1) Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan para karyawan

perusahaan

2) Memberikan ketenangan bagi para karyawan beserta keluarganya

3) Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas karyawan

c. Bentuk-Bentuk Program Kesejahteraan Karyawan

Program kesejahteraan karyawan diberikan oleh perusahaan dalam

(44)

harus diprogram dengan sebaik-baiknya supaya bermanfaat bagi

karyawan perusahaan dan masyarakat.

Menurut Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan

(2000:276-278), program kesejahteraan karyawan dapat dikelompokkan menjadi :

Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan, terdiri dari :

1) Pensiun

Perusahaan memberikan sejumlah uang tertentu secara berkala pada

karyawan yang telah berhenti bekerja setelah mereka beraktivitas

dalam waktu yang cukup lama atau setelah mencapai batas usia

tertentu. Di Indonesia umumnya yang memperoleh pensiun adalah

pegawai negeri atau pegawai dari perusahaan negara yang diatur

dengan Undang-Undang yang berlaku, sedangkan perusahaan swasta

tidak semuanya menjalankan.

2) Asuransi

Bermacam-macam asuransi yang menawarkan jaminan kepada para

karyawan berupa santunan seperti bila karyawan berhenti bekerja,

terjadi kecelakaan atau meninggal dunia.

3) Pemberian Kredit

Pemberian kredit kepada karyawan yang membutuhkan dana, bisa

diorganisir oleh manajemen atau bisa juga karyawan sendiri dengan

(45)

d. Program Kesejahteraan Karyawan yang Efektif

Program kesejateraan karyawan dapat menjadi kurang efektif

apabila program tersebut tidak mampu menghasilkan manfaat yang

maksimum atau tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

sehingga biaya pembelanjaan program tidak dapat ditutup dengan

kenaikan produktivitas.

Agar program kesejahteraan karyawan dapat efektif maka perlu

diperhatikan hal sebagai berikut :

1) Tujuan program

Kesejahteraan karyawan harus direncanakan dan ditentukan dengan

baik karena akan berpengaruh bagi perusahaan, maka sebaiknya

program terdiri dari kombinasi program yang terbaik.

2) Partisipasi karyawan

Salah satu syarat agar program kesejahteraan berhasil dengan baik

adalah partisipasi karyawan dan dukungan yang bisa diperoleh jika

ada kerjasama antara manajemen dengan karyawan.

3) Pengendalian biaya

Perusahaan mempunyai masalah utama yang sering dihadapi yaitu

makin meningkatnya biaya penyelenggaraan program kesejahteraan

maka perusahaan perlu menentukan dengan lebih berhati-hati, apakah

(46)

4) Masalah yang mungkin timbul dari pelaksaaan program kesejahteraan

Umumnya kita menganggap kesejahteraan karyawan akan mendorong

motivasi kerja karyawan, sehingga dirasa cukup berharga untuk

mengeluarkan biaya guna keperluan itu.

3. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan segala upaya

untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan, peledakan dan penyakit

akibat kerja (Tjiptono, 1995: 199)

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan

mempertahankan kondisi karyawan agar lebih loyal dan tetap tinggal

untuk bekerja di perusahaan tersebut dengan memberi kesempatan pada

karyawan untuk mengembangkan kemampuannya guna meningkatkan

kontribusi yang dimiliki bagi tercapainya tujuan perusahaan. Program

keselamatan dan kesehatan kerja dapat dibedakan dari kepentingan

perusahaan yaitu sebagai berikut :

1) Mempertahankan kondisi karyawan maka perusahaan mempersiapkan

program-program keselamatan kerja.

2) Untuk mempertahankan sikap kerjasama, maka perusahaan

(47)

Secara umum pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan

kerja yang terdapat dalam perusahaan dapat dilakukan dalam bentuk :

1) Program membuat kondisi kerja yang aman, yaitu dengan

memberitahu cara-cara mempergunakan mesin yang dilengkapi

dengan alat pengamatan; mengatur layout pabrik dan penerangan yang

memenuhi syarat; lantai dan tangga harus dijaga agar bebas dari air,

minyak dan gemuk; melakukan pemeliharaan fasilitas pabrik secara

baik dan menggunakan petunjuk dan peralatan keamanan.

2) Program pencegahan kecelakaan dengan pengendalian dan pelatihan

tenaga kerja, misalnya dengan pendidikan mengenai keamanan,

memberlakukan larangan-larangan keras seperti larangan merokok,

pemasangan poster untuk mengingatkan pentingnya keamanan, berita

perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan akan keamanan.

Tuntutan akan semakin pentingnya program keselamatan dan

kesehatan kerja ini di dalam perusahaan bukan bagi pemenuhan dan

peningkatan kesejahteraan karyawan saja, tetapi pentingnya program ini

menjadi suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam kegiatan

produksinya guna menghadapi era persaingan bebas yang sedang berjalan

ini.

Kesehatan seluruh karyawan yang bekerja akan mendorong

(48)

memacu perkembangan suatu perusahaan sehingga tercapainya integrasi

kesejahteraan pada perusahaan maupun kualitas produk yang dihasilkan.

Menurut pedoman pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja yang dimaksud

pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

b. Alasan Perlunya Program Keselamatan Kerja

Menurut Wilie Hammer (Dessler, 1986: 126) terdapat tiga alasan

pokok diselenggarakan program keselamatan, yaitu:

1) Moral

Pencegahan kecelakaan pertama kali atas dasar kemanusiaan untuk

memperingan penderitaan karyawan yang mengalami kecelakaan.

2) Hukum

Program keselamatan telah diatur Undang-Undang, yang mengatur hal

mengenai keselamatan kerja dan hukuman terhadap pihak-pihak yang

membangkang ditetapkan cukup berat.

3) Ekonomi

Alasan ekonomi diambil karena biaya harus ditanggung pihak

perusahaan dapat menjadi tinggi, walaupun kecelakaan yang terjadi

(49)

c. Syarat-syarat Keselamatan Kerja

Pengaturan syarat-syarat keselamatan kerja diatur dalam pasal 3

UU no.1 tahun 1970 yang memuat :

1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja

2) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran

3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan

d. Hal Penting Dalam Keselamatan Kerja

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam persoalan

keselamatan kerja yaitu :

1) Pemakaian alat perlindungan perorangan

Alat pelindung perorangan yang digunakan oleh karyawan

dimaksudkan untuk melindungi orang tersebut dari sumber bahaya.

Jadi alat ini berfungsi untuk mencegah atau mengurangi terjadinya

kecelakaan.

2) Sumber bahaya dan tempat pelindung ditempat kerja.

Sumber bahaya adalah tempat asal usul untuk suatu bahaya potensial

terhadap keselamatan maupun kesehatan karyawan disekitarnya.

Dengan mengetahui sifat-sifat bahaya maka dapat dilakukan

pemeriksaan dengan pengukuran terhadap intensitas untuk

masing-masing potensi terjadinya bahaya, sehingga pilihan alat pelindung di

(50)

3) Petunjuk di tempat kerja

Faktor kesadaran dari para karyawan memegang peran yang sangat

penting. Agar kesadaran para karyawan akan bahaya, maka di

tempat-tempat tertentu dipasang berbagai slogan dan gambar yang berisi

pentingnya program keselamatan dan kesehatan kerja.

e. Unsur Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja mencakup 2 jenis yaitu kesehatan fisik yang

menyangkut gangguan berupa sakit atau keracunan, dan kesehatan mental

yang menyangkut gangguan berupa ketegangan yang menimpa karyawan.

Untuk mengatasi gangguan kesehatan tersebut maka perusahaan

perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang dapat menunjang yaitu

waktu dan sarana kesehatan. Secara lebih konkret unsur program

kesehatan dijelaskan sebagai berikut:

1) Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima

kerja

2) Pemeriksaan keseluruhan karyawan kunci secara periodik

3) Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara

periodik

4) Pemeriksaan yang sistematis dan periodik terhadap

(51)

Sedangkan usaha-usaha untuk mencegah dan mengendalikan stres

yang terjadi antara lain:

1) Mencari sumber dari stres tersebut

2) Mencari media yang menjadi alat penyebaran stress tersebut

3) Memberi perawatan khusus pada karyawan yang menderita stres

tersebut

f. Langkah-langkah Program Kesehatan Kerja

Agar program kesehatan kerja dapat dilaksanakan dengan baik

diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mengenali keadaan atau proses yang benar-benar mempunyai potensi

bahaya

2) Mengevaluasi bagaimana bahaya itu timbul dengan mempelajari sifat

dari suatu zat atau kondisi yang mengandung resiko dengan melakukan

pengawasan dalam penggunaan bahan-bahan yang berbahaya atau pada

lingkungan dimana bahaya terjadi

3) Mengembangkan metode untuk memeperkecil resiko dengan

melakukan pengawasan atas penggunaan bahan-bahan berbahaya atau

pada lingkungan dimana bahaya terjadi

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian Ariyani Vivi (2003), mengemukakan bahwa program

(52)

karyawan. Semakin baik program kesehatan dan hiburan yang diberikan

perusahaan maka semakin tinggi bula motivasi kerja karyawan.

Hasil penelitian Astuti Krisnani (2004) , mengemukakan bahwa program

kesejahteraan karyawan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Dengan

terjaminnya kesejahteraan karyawan maka motivasi kerja karyawan juga akan

semakin tinggi pula.

C. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara persepsi karyawan terhadap program kesejahteraan ekonomi

dengan motivasi kerja karyawan.

Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan non

material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan dan bertujuan untuk

mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik mental karyawan agar

produktivitasnya meningkat (Malayu S.P. Hasibuan (2001: 182). Dengan

diberikannya kesejahteraan yang layak oleh perusahaan maka karyawan akan

bekerja secara optimal. Apabila dengan terpenuhinya kesejahteraan ekonomi

karyawan maka motivasi kerja karyawan diharapkan meningkat.

2. Hubungan antara persepsi karyawan tehadap program keselamatan dan

kesehatan dengan motivasi kerja karyawan.

Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan merupakan segala upaya

untuk mencegah dan mengendalikan kecelakaan, peledakan, dan penyakit

(53)

keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik maka karyawan dapat bekerja

tanpa rasa takut akan terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh pekerjaan. Jadi

dengan baiknya fasilitas-fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja yang

diberikan perusahaan diharapakan motivasi kerja karyawan akan meningkat.

3. Hubungan antara persepsi karyawan terhadap program kesejahteraan

ekonomi, program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja

karyawan.

Perasaan karyawan yang nyaman apabila bekerja di perusahaan

dengan ditunjang dengan fasilitas program kesejahteraan ekonomi dan

program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik maka karyawan akan

bekerja secara optimal. Oleh karena itu dengan semakin baiknya

kesejahteraan karyawan dan terjaminnya kesehatan dan keselamatan kerja

yang baik maka karyawan akan bekerja lebih baik. Yang akhirnya motivasi

kerja karyawan akan meningkat.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah anggapan sementara sebelum diadakannya penelitian.

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap program kesejahteraan

ekonomi dengan motivasi kerja karyawan.

2. Ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap program keselamatan dan

(54)

3. Ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap program kesejahteraan

ekonomi, program keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yang merupakan suatu

jenis penelitian terperinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu

tertentu pula termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup

mendalam dan menyeluruh, dimana hasil penelitian hanya berlaku pada

perusahaan tersebut dan tidak berlaku pada obyek lainnya.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bagian Produksi Pabrik Gula Madukismo,

Bantul dan dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2010

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian Produksi

Pabrik Gula Madukismo.

2. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian

Produksi Pabrik Gula Madukismo. Jumlah sampel adalah 50 orang.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh.

Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi digunakan sebagai sampel.

(56)

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah :

a. Variabel bebas (Independent Variabel).

Variabel bebas dalam penelitan ini adalah sebagai berikut:

1) Program Kesejahteraan Ekonomi Karyawan.

Program kesejahteraan ekonomi karyawan meliputi pemberian dana

pensiun, asuransi tenaga kerja, dan pemberian kredit.

2) Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja karyawan.

Program keselamatan dan kesehatan kerja karyawan meliputi program

membuat kondisi kerja yang aman, program pencegahan kecelakaan

dengan pengendalian dan pelatihan tenaga kerja, dan program

penciptaan lingkungan yang sehat bagi karyawan.

b. .Variabel terikat atau (Dependent Variabel)

Variabel terikat yaitu variabel yang munculnya dipengaruhi atau ditentukan

oleh adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

motivasi kerja karyawan.

2. Pengukuran variabel

Pengukuran variabel bebas pada penelitian ini dengan menggunakan

skala sikap dari Likert. Skala Likert yaitu suatu cara yang sistematis untuk

(57)

sebagai berikut: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak

setuju. Sedangkan alat pengukur yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner

yang digunakan adalah berbentuk pertanyan tertutup, dimana responden hanya

[image:57.612.68.535.194.613.2]

memilih jawaban yang telah disediakan.

Tabel III.1

Ketentuan Pemberian Skor

No Keterangan Skor untuk

pernyataan positif

Skor untuk pernyataan negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Ragu-Ragu 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan pengumpulan data penulis menggunakan :

1. Kuesioner

Metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis

kepada seluruh karyawan Bagian Produksi Pabrik Gula Madukismo, Bantul.

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang program

kesejahteraan ekonomi karyawan dan program keselamatan dan kesehatan

(58)

2. Dokumentasi

Data yang akan diperoleh dengan metode ini adalah tentang sejarah

[image:58.612.67.558.185.641.2]

perusahaan, struktur organisasi perusahaan.

Tabel III.2

Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner

No Variabel Dimensi Pernyataan

1 Program Kesejahteraan

Karyawan

a.Dana Pensiun

b.Asuransi

c.Koperasi

1,2,3,4

5,6,7,8

9,10,11,12

2 Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Karyawan

a.Membuat kondisi

kerja aman

b.Pencegahan

kecelakaan

c.Kesehatan

d.Lingkungan kerja

13,14,15,16

17,18,19,20

21,22,23,24

25,26,27,28

3 Motivasi Kerja Karyawan 29,30,31,32,33,

34,35,36,37,38

F. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

(59)

apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Suharsimi Arikunto, 1989:136). Perhitungan tingkat validitas atau kesahihan

butir dilakukan dengan rumus koefisien korelasi Product Moment dari

Pearson (Suharsimi Arikunto, 1989:138).

∑ ∑

− = } Y) ( Y }{N X) ( X {N Y) X)( ( XY N r 2 2 2 2 XY Keterangan : XY

r : Koefisien validitas

X : Nilai dari setiap item

Y : Nilai dari seluruh item

N : Jumlah sampel

Kriteria pengujiannya adalah apabila indeks korelasi (rXY) butir soal

yang diperoleh lebih besar dari pada rtabel pada taraf signifikansi 5%, maka

butir soal tersebut dinyatakan valid, sebaliknya apabila indeks korelasi (rXY)

butir soal lebih kecil atau sama dengan rtabel maka dinyatakan tidak valid.

Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 30 dan db =

n-2, jadi derajat kebebasannya sebesar 28 (db = 30-2) sehingga rtabel dari 0,05 ;

60 adalah 0,239. Hasil pengukuran validitas untuk variabel Program

(60)
[image:60.612.68.535.166.638.2]

Tabel III.3

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Program Kesejahteraan Karyawan No.Item r hitung r tabel Hasil Analisis

1 0,519 0,239 Valid

2 0,324 0,239 Valid

3 0,538 0,239 Valid

4 0,721 0,239 Valid

5 0,309 0,239 Valid

6 0,305 0,239 Valid

7 0,576 0,239 Valid

8 0,575 0,239 Valid

9 0,619 0,239 Valid

10 0,578 0,239 Valid

11 0,720 0,239 Valid

12 0,321 0,239 Valid

Dari hasil pengukuran 12 item soal, dapat diketahui bahwa semua item

soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel Program Keselamatan dan

(61)
[image:61.612.67.535.141.635.2]

Tabel III.4

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Keselamatan dan Kesehatan

No. item r hitung R table Hasil analisis

13 0,891 0,239 Valid

14 0,314 0,239 Valid

15 0,609 0,239 Valid

16 0,403 0,239 Valid

17 0,363 0,239 Valid

18 0,570 0,239 Valid

19 0,519 0,239 Valid

20 0,313 0,239 Valid

21 0,551 0,239 Valid

22 0,611 0,239 Valid

23 0,382 0,239 Valid

24 0,638 0,239 Valid

25 0,840 0,239 Valid

26 0,599 0,239 Valid

27 0,664 0,239 Valid

28 0,639 0,239 Valid

Dari hasil pengukuran 16 item soal, dapat diketahui bahwa semua item

soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.

Hasil pengukuran validitas untuk variabel Motivasi Kerja Karyawan

(62)
[image:62.612.67.534.125.645.2]

Tabel III.5

Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Karyawan

No.Item r hitung r tabel Hasil Analisis

1 0,372 0,239 Valid

2 0,397 0,239 Valid

3 0,398 0,239 Valid

4 0,369 0,239 Valid

5 0,438 0,239 Valid

6 0,349 0,239 Valid

7 0,436 0,239 Valid

8 0,475 0,239 Valid

9 0,325 0,239 Valid

10 0,323 0,239 Valid

Dari hasil pengukuran 16 item soal, dapat diketahui bahwa semua item

soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 1989:142). Untuk

menguji reliabilitas digunakan Alpha Cronbach dengan rumus yaitu

(Suharsimi Arikunto, 1989:165):

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −

=

2
(63)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 b

σ = jumlah varians butir

2 t

σ = varians total

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis korelasi

Product Moment dan analisis regresi ganda. Analisis ini dapat dilakukan

apabila memenuhi syarat antara lain: skala data interval atau rasio,

berdistribusi normal, linear antara variabel bebas dengan variabel terikat,

maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji linearitas sebagai

prasyarat untuk dilakukan analisis data.

a. Pengujian Normalitas kuesioner

Uji normalitas data digunakan untuk menguji normal tidaknya data

hasil pengukuran. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka

analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Untuk mengetahui hal

tersebut maka akan digunakan rumus Kolmogorov Smirnov (Sugiyono,

1999:255):

( )

( )

Χ

=MaksimumF Sn

(64)

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn (X) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebas mempunyai hubungan yang linear ataukah tidak dengan

variabel terikatnya. Untuk melakukan pengujian linearitas ini digunakan

rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Menurut

Sudjana (1996:332) rumus yang digunakan untuk mencari F adalah sebagai

berikut:

,

2 2

E TC

S S F =

Dengan:

F = Harga bilangan F untuk garis regresi

S2 TC = Varians tuna cocok yang dicari dengan cara

( )

2 − k

TC JK

S2E = Varians kekeliruan yang dicari dengan persamaan:

( )

k n

E JK

(65)

Signifikansi ditetapkan 5% sehingga jika Fhitung < Ftabel dianggap

hubungan masing-masing perubahan bebas dengan perubahan terikat

adalah linear dan jika sebaliknya akan disebut tidak linear.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua yaitu apakah ada hubungan

antara persepsi karyawanterhadap pelaksanaan program kesejahteraan

ekonomi dengan motivasi kerja karyawan dan apakah ada hubungan antara

persepsi karyawan terhadap pelaksanaan program keselamatan dan

kesehatan dengan motivasi kerja karyawan digunakan teknik analisis

”product moment” dengan formula sebagai berikut. (Suharsimi Arikunto,

2002:243):

rxy =

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy

N

keterangan :

r = Koefisian korelasi

x = Variabel bebas

y = variable terikat

xy =jumlah hasil kali x dengan y

(66)

Untuk menguji signifikansi dari korelasi (r) antara variabel bebas

dengan variabel terikat pada signifikansi 5% digunakan rumus uji-t, dengan

derajat kebebasan atau db = (n-2), (Sudjana, 1996:275) yaitu:

t = 2

1 2

r n r

− −

keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah anggota sample

t = harga test yang akan dicari.

Kriteria pengujan hipotesis yang digunakan :

Ho diterima jika thitung< ttabel

Ho ditolak jika thitung> ttabel

b. Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu apakah ada hubungan antara persepsi

karyawan terhadap pelaksanaan program kesejahteraan, progaram

keselamatan dan kesehatan dengan motivasi kerja karyawan digunakan

teknik analisis regresi ganda. Langkah-langkah yang ditempuh dalam

analisis regresi ganda adalah sebagai berikut:

1) membuat persamaan garis regresi

Y= a

(67)

Keterangan :

Y : variabel terikat (motivasi kerja karyawan)

x

1: variabel bebas 1 (program kesejahteraan)

x2: variabel bebas 2 (program keselamatan dan kesehatan)

a

1: koefisien x1

a

2: koefisien x2

k : konstanta

Untuk menyelesaikan perhitungan garis regresi Y= a

1x1+a2x2 harga

koefisien prediktor a

1, a2, dapat dicari dengan :

1 1y

x

= a

1

2 1

x +a2

x1x2

= + 2

2 2 2 1 1

2y a x x a x

x

2) Mencari koefisien korelasi antara Y dengan prediktor X1,X2,dengan

rumus :

Ry( )123 =

2 2 2 1 1 y y x a y x

a

+

Keterangan :

Ry( )123 = koefisien korelasi antara variable Y dan variable X1,X2

a

1: koefisien variable bebas x1

a

(68)

y x

1 = jumlah perkalian X1 dan Y

y x

2 = jumlah perkalian X2 dan Y

Y2= kuadrat variable terikat

X1 = variabel bebas 1 (program kesejahteraan)

X2 = variabel bebas 2 (program keselamatan dan kesehatan)

Guna menguji signifikansi dari hasil R yaitu untuk mengetahui apakah ada

korelasi antara variabel terikat (Y) dengan variabel (X) menggunakan uji F

dengan formula sebagai berikut : (Sutrisno Hadi, 2004:23)

Freg =

(

(

2

)

)

2

1

1

R m

m N R

− − −

Keterangan :

N = jumlah sample

M = jumlah variabel bebas

R = koefisien korelasi antara Y dan X1,X2

Harga F reg dibandingkan dengan F table dengan derajat kebebasan (db)

yaitu m lawan (N-m-1) pada taraf signifikansi 5%. Bila Freg > F tabel

berarti hubunan tersebut signifikan, sebaliknya bila F reg < F table berarti

(69)

c. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Dari hasil analisis regresi ganda dapat diperoleh sumbangan relatif dan

sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat

yang dinyatakan dalam prosentase, dengan rumus sebagai berikut :

1) Sumbangan Relatif

%

100

) (

xy a

%=

×

reg

JK SR

Keterangan:

SR% = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas

a = Koefisien variabel bebas (x) dan variabel terikat (y)

2) Sumbangan Efektif

2

(%) E

S =SR ×R

Keterangan:

E

S = Sumbangan efektif dari variabel bebas

SR(%) = Sumbangan relatif dari suatu variabel bebas

2

(70)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik Gula Madukismo didirikan pada tahun 1955 oleh Yayasan

Kredit Tani Indonesia (YAKTI). Yayasan ini bergerak dalam bidang

perkebunan, yaitu bidang penanaman tembakau Virginia serta penanaman

tebu, namun karena terlalu sering mengalami kerugian, maka yayasan ini

selanjutnya dibubarkan dan selanjutnya dibentuklah menjadi sebuah lembaga

yang berbentuk perseroan terbatas, dengan nama PT. Madu Baru. PT. Madu

Baru ini terdiri dari dua pabrik, yaitu Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik

Spritus Madukismo. Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian

pada Pabrik Gula Madukismo.

Pabrik mulai dibangun pada pertengahan tahun 1955, tepatnya pada

tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine Fabric Sangerhausen

dari Jerman Timur. Pembangunan ini berlangsung kurang lebih 3 tahun , dan

pada tanggal 28 Mei 1958 penggunaan pabrik ini diresmikan oleh Presiden

Soekarno.

Pembangunan pabrik ini sebenarnya mempunyai hubungan dengan

pabrik gula di Daerah Istimewa Yogyakarta pada masa sebelum perang

(71)

kemerdekaan. Pada zaman pemerintah Hindia Belanda, di Daerah Istimewa

Yogyakarta terdapat kurang lebih 17 pabrik gula, antara lain :

1. Pabrik Gula Padokan

2. Pabrik Gula Ganjuran

3. Pabrik Gula Gesikan

4. Pabrik Gula Kedaton

5. Pabrik Gula Melati

6. Paabrik Gula Cebongan

7. Pabrik Gula Medari

Pabrik-pabrik gula di atas seluruhnya dikelola oleh Pemerintah Hindia

Belanda. Pada tahun 1942 dengan masuknya tentara Jepang ke wilayah RI,

seluruh Pabrik Gula dikuasai oleh Jepang, namun pemerintah Jepang tidak

dapat mengelola pabrik sepenuhnya, sehingga perkembangan pabrik semakin

merosot. Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tinggal 12 pabrik saja yang

masih produktif, hal ini disebabkan oleh banyaknya areal tanaman tebu yang

dialih fungsikan menjadi areal tanam palawija dan areal persawahan padi

untuk kepentingan bala tentara Jepang.

Keadaan ini berlangsung sampai dengan proklamasi kemerdekaan

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Proses pengambil alihan pabrik gula

itu mengakibatkan kehancuran semua pabrik gula, yang tersisa hanya

(72)

Titik terang bagi perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini

kembali tampak ketika Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa

pembangunan kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku

Buwono IX membangun kembali pabrik-pabrik adalah :

1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan

pekerjaannya

2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

3. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah

Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang

berbentuk perser

Gambar

Gambar IV.1 Struktur Organisasi Pabrik Gula Madukismo……....................     56
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kartu Pengawasan adalah izin trayek kepada orang pribadi atau badan yang menyediakan pelayanan angkutan umum pada satu atau beberapa trayek tertentu dalam wilayah daerah

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Aminah Rangkuti (2015), membahas mengenai bagaimana pengaruh manajemen laba pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa

Dalam penelitian ini metode terse- but dignuakan untuk dapat mendapatkan suatu fakta mengenai adanya pemanfaatan sampah sebagai produk karena sampah meru- pakan salah satu fenomena

penelitian ini adalah pola pembinaan tutor melalui pemberian motivasi belajar kepada anak jalanan dalam meningkatkan hasil belajar di yayasan beribu kota bandung dilihat

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara penyelidikan, penelitian, tes atau uji laboratorium, pedoman, bahan acuan maupun standar yang diperlukan dalam

[r]

[r]

Dalam perkuliahan ini dibahas: sejarah, fungsi, aspek pokok, metode, aliran, dan jenis kritik sastra, serta penerapannya terhadap karya sastra Sunda.. Perkuliahan ini juga membahas