• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS SISWA SMP AL-IRSYAD BOARDING SCHOOL BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS SISWA SMP AL-IRSYAD BOARDING SCHOOL BATU"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PSIKOLOGIS SISWA SMP AL-IRSYAD

BOARDING SCHOOL BATU

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

SKRIPSI

OLEH:

(2)

i

Identifikasi Kebutuhan Psikologis Siswa SMP Al-Irsyad Boarding School

Batu

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

SKRIPSI

Oleh:

Aulya Ulfah (05810036)

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)
(4)
(5)
(6)

v

(7)
(8)

vii

INTISARI

Aulya Ulfah: (2011) Identifikasi Kebutuhan Psikologis Siswa SMP Al-Irsyad

Boarding School

Batu. Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang. Pembimbing:

(1) Dra. Suminarti, M.Si, (2) Ni’matu Zahroh, S. Psi, M.Si

Kata kunci: Kebutuhan, remaja,

Boarding School.

Setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain terlebih lagi

pada remaja. Lingkungan keluarga adalah faktor pertama dan utama dalam

pemenuhan kebutuhan anak karena anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu

bersama orang tua. Sehingga ketika remaja mereka cenderung membawa apa yang

mereka bawa dari rumah dalam hal ini kepribadian. Sudah diketahui bahwa masa

remaja adalah masa dimana seseorang mencari identitas diri mereka sehingga

sebagian remaja mengalami kebingungan dengan keadaan dirinya.

Pembahasan tentang pencarian identitas diri berkaitan dengan kepribadian.

Kepribadian dalam hal ini adalah gambaran dan identifikasi kebutuhan-kebutuhan

remaja pada usia SMP dimana remaja pada usia ini sebagian dari mereka memiliki

kecenderungan untuk mengarahkan perilakunya pada pemuasan kebutuhan yang

bersifat negatif seperti membolos, merokok, berkelahi dll. Apakah dengan terlibatnya

siswa dengan kegiatantersebut akan diperoleh gambaran kebutuhan yang mengarah

pada perilaku tersebut atau tidak?

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan

mengidentifikasi kebutuhan pada siswa SMP Al Irsyad Islamic

Boarding School

.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian ini

adalah siswa SMP Al Irsyad Islamic

Boarding School

dengan usia 15 sampai dengan

17 tahun. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 20 orang. Pengambilan data

dilakukan pada tanggal 20 Maret - 30 Maret 2011. Data yang diperoleh disajikan

dalam bentuk tabel dan grafik sehingga dapat dianalisa dengan mudah.

(9)

ABSTRACT

Ulfah Aulya: (2011) Psychological Needs Identification of the student in SMP Al

Irsyad Islamic

Boarding School Batu. Thesis, Faculty of Psychology University

of Muhammadiyah Malang. Advisors:

(1) Dra. Suminarti, M.Si, (2) Ni’matu Zahroh, S. Psi, M.Si

Key wordsi: Needs, Teenager,

Boarding School.

Every single person has different personality each other especially for

teenagers. Personality cannot be seen from behave only but it should be also watched

other things which correlate with such as environments and experience. Family is the

main factors in personality building since children spend their much time in this

family environment. So, when they grow up to teenager, they will bring what they

got from home in this case is personality. It is already known that teenager’s age is

the age where someone is trying to find out his or her self identity. In this age, some

of teenager feel confuse about their self.

A discussion about finding out personal identity has a correlation with

personality itself. Personality in this case is a description about the teenager’s needs

in Junior High School where they at this period have some negative tends like being

absent, smoking and fighting, etc. Do those students activities will be got the

description about the need which direct to those activities or not?

The purpose of this research is to find out the profile personality description of

SMP Al Irsyad

Boarding School

. This research is a descriptive quantitative research.

Subject of this research were the students of Al Irsyad

Boarding School

in age 15 up

to 17 years old. There were 20 students as the subject of this research. Data were

taken on March, 20 - 30, 2011. The data were shown ion form tables and chart so

that it would be easy to analyze.

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ………. iii

SURAT PENYATAAN ………... iv

KATA PENGANTAR ………. v

INTISARI ……… vii

ABSTRAKSI ………... viii

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ………... xi

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebutuhan ……… 8

1. Pengertian………... 8

2. Kategori kebutuhan ………... 8

3. Komponen kebutuhan ……….... 9

4. Teori kebutuhan Murray... 10

B. Remaja... 17

1. Pengertian ………. 17

2. Ciri-ciri remaja ……….. 19

3. Tugas-tugas perkembangan masa remaja ……….. 20

4. Kebutuhan-kebutuhan remaja ……...……… 20

C.

Boarding School

………. 21

1. Pengertian

Boarding

s

chool

………. 21

2. Tipe

Boarding

s

chool

atau pondok pesantren …………. 22

(11)

D. Kebutuhan siswa

Boarding

s

chool

………. 24

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitian ………. 27

B. Batasan istilah ……… 27

C. Subyek penelitian ……….. 28

D. Tempat dan waktu penelitian ……… 28

E. Metode pengumpulan data ……… 28

1. Tes EPPS ………. 29

2. Wawancara ………. 34

F. Prosedur Penelitian ………... 34

1. Tahap pra lapangan ……… 34

2. Tahap pekerjaan lapangan ……….. 35

3. Tahap analisis data ………. 35

4. Tahap penulisan laporan ……… 35

G. Analisis data ……… 35

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data dan hasil penelitian ………. 37

B. Rangkuman keseluruhan hasil deskripsi data ………… 44

C. Hasil wawancara ……… 45

D. Pembahasan ……….. 47

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ……… 51

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

20 Kebutuhan dari Murray ………..

12

Tabel 4.1

Deskripsi hasil Need Achievement ……….

37

Tabel

4.2

Deskripsi

hasil

Need

Defference

………. 38

Tabel

4.3

Deskripsi hasil

Need Order………. 38

Tabel 4.4

Deskripsi hasil Need Exhibition .………. 38

Tabel 4.5

Deskripsi hasil Need Autonomi

……… 39

Tabel 4.6

Deskripsi hasil Need Affiliation………... 39

Tabel 4.7

Deskripsi hasil Need Intraception……… 40

Tabel 4.8

Deskripsi hasil Need Succorance………. 40

Tabel 4.9

Deskripsi hasil Need Dominance

………. 41

Tabel 4.10

Deskripsi hasil Need Abasement

……….. 41

Tabel 4.11

Deskripsi hasil Need Nurturance ………. 41

Tabel 4.12

Deskripsi hasil Need Change ………. 42

Tabel 4. 13 Deskripsi hasil Need Endurance……….. 42

Tabel 4.14 Deskripsi hasil Need Heterosexuality……….. 43

Tabel 4.15

Deskripsi hasil Need Aggression ………. 43

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Skor Persenti Mentah Subyek ………..……….. 55

Lampiran 2. Tabel Need tinggi, sedang dan rendah persubyek ……….. 62

Lampiran 3.Panduan Wawancara, Hasil Wawancara dan Hasil Observasi ….73

(14)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A, (2003).

Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam

penelitian psikologi

. Yogyakarta; Pustaka Pelajar

Alwisol, (2004).

Psikologi Kepribadian

. Malang; UMM Press

Bisri, A M, M. Samsul H, Achmad S, Ratna U. (2002).

Pengembangan metodologi

pembelajaran di salafiyah.

Departemen Agama RI.

Chirzin, M H. (1974).

Ilmu dan agama dalam pesantren, Pesantren dan

pembaharuan.

LP3ES.

Edward, L.A, (1979

). Edward Personality Preference Schedule

. Yogyakarta:

Fakultas

Psikologi

UGM

Feist, Jess & Feist, Gregory J. (2010).

Teori Kepribadian: Theories of Personality.

Jakarta: Salemba Humanika

Faisal, S, (2007).

Format-format penelitian sscial

. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Gunarsa, (1983).

Psikologi Remaja

. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulya

Hall, C.S & Lindzey,G. (1993).

Psikologi kepribadian: teori-teiri psikodinamik

(klinis)

. Yogyakarta:Kanisius

Hurlock, E B. (1999).

Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan,

edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

Mappiare, A, (1982). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Monks, F J. (1982).

Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya.

Jogjakarta: Gajahmada University Press.

Poerwanti, E. (1998).

Dimensi-dimensi riset ilmiah.

Malang: UMM Press.

Santrock, J W. (2002).

Life span development, Jilid2.

Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W, (2001).

Psikologi remaja

. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

(15)

Zulkifli, (1986).

Psikologi perkembangan

. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

________.(1980).

Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan

. Jakarta: Erlangga

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pengembangan, pembentukan, bimbingan dan latihan praktis bagi manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat sepanjang kehidupannya. Pendidikan bertujuan demi membahagiakan peserta didiknya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akirat yang berlandaskan iman, ilmu dan amal.

Melalui pendidikan itulah manusia dapat berkembang sesuai dengan harkat dan martabatnya.

Pendidikan dimanapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh untuk membentuk kepribadian anak ke arah kedewasaan. Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental. Pendidikan

moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri dan penghayatan tinggi tanpa ada unsur paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama. Karenanya keyakinan itu harus dipupuk dan ditanamkan sedari kecil sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadian anak sampai ia dewasa. Melihat dari sini, pendidikan

agama di sekolah mendapat beban dan tanggung jawab moral yang tidak sedikit apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja.

Masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Periode ini merupakan periode yang penting karena disana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang pesat (Atkinson, dkk, 1993). Hurlock (1999) membagi perubahan fisik pada remaja menjadi 2 jenis perubahan yaitu perubahan eksternal

(17)

2

dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekeliling maupun teman-teman pergaulan di sekolah.

Erikson dalam Papalia (2008) mengatakan remaja mengalami krisis aspek psikososial pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari

jati dirinya. Masa remaja sering dilukiskan sebagai strom dan stress kerena ketidaksesuaian antara perkembangan fisik yang sudah matang dan belum diimbangi oleh perkembangan psikososial.

Remaja sering berusaha memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras, dan menggunakan obat terlarang

(Hurlock, 1999).

Perkembangan anak menuju remaja dibutuhkan sekolah yang mampu mengenal lingkungannya, berinteraksi sosial, bertingkah laku sopan santun serta memiliki agama yang kuat serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu pendidikan yang diberikan pada anak remaja di sekolah menengah harus sesuai dengan kondisi psikologi remaja, kurikulum dan sistem belajar yang sesuai. Dengan

perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju serta pengaruh globalisasi akan berdampak kepada anak. Dampak yang dimaksud adalah krisis multidimensi yang krisis moral dan akhlak yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya. Keresahan dan kebingungan sebagian orang tua terhadap putra-putrinya sangat dirasakan. Hal ini dapat diketahui dengan banyaknya anak yang sudah berani kepada orang tua, pengunaan obat-obatan terlarang, tawuran antar pelajar, penyimpangan seksual.

Bahkan dapat dikatakan bahwa pekerjaan orang tua saat ini yang paling berat dan sulit adalah mendidik anak agar menjadi anak yang shaleh dan mampu dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi.

Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan akan ilmu pengetahuan pun

(18)

3

Boarding School adalah sekolah alternatif, dimana sistem pembelajaran terpadu dan tempat tinggal berasrama, mirip pesantren. Adapun latar belakang dibentuknya boarding schooladalah sebagai berikut: (a). Proses pendidikan secara konvensional, terutama di kota besar, dinilai kurang efektif; (b). Pelajar dan pendidik banyak

menghabiskan waktu dan tenaganya diluar jam belajar karena jarak tempuh dan kondisi lingkungan yang macet dan lain-lain; (c). Mayoritas pelajar diluar jam sekolah lebih banyak yang menghabiskan waktunya untuk bermain, nonton TV, dan lain-lain; (d). Diperlukan sistem belajar terbaik yang memungkinkan adanya perbaikan mutu pembelajaran; (e). Belajar dengan sistem Boarding School sampai

saat ini merupakan yang terbaik di antara berbagai pilihan. Sistem ini sebenarnya tidak baru, karena sudah lama dipraktikkan di pesantren. Dengan sistem pesantren atau pemondokan, seorang siswa atau santri tidak hanya belajar secara kognitif, melainkan juga afektif dan psikomotor.

Dengan model pendidikan ala pondok pesantren, tiga aspek ranah pendidikan, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik akan sangat mudah diimplementasikan.

Lain halnya dengan di lembaga pendidikan pada umumnya, bahwa format tiga ranah pendidikan tersebut masih dicari untuk bisa diimplementasikan. Dengan pendidikan ala pondok pesantren ini, tujuan pendidikan nasional dapat pula lebih baik lagi.

Saat ini pondok pesantren mengalami perkembangan kuantitas luar biasa dan menakjubkan, baik di wilayah rural (pedesaan), sub-urban (pinggiran kota), maupun urban (perkotaan). Data Departemen agama menyebutkan pada 1977 jumlah

pesantren masih sekitar 4.195 buah dengan jumlah santri sekitar 677.394 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan berarti pada tahun 1985, di mana pesantren berjumlah sekitar 6.239 buah dengan jumlah santri sekitar 1.084.801 orang. Dua dasawarsa kemudian 1997, Depag mencatat jumlah pesantren sudah mencapai

kenaikan mencapai 224% atau 9.388 buah dan kenaikan jumlah santri mencapai 261% atau 1.770.768 orang. Data terakhir Depag tahun 2001 menunjukan jumlah pesantren seluruh Indonesia sudah mencapai 11.312 buah dengan santri sebanyak 2.737.805 orang. Jumlah ini meliputi pesantraen salafiyah, tradisional sampai modern. (Masyhud, 2003: 4)

Melihat data tersebut begitu banyak anak-anak remaja yang sekolah dan tinggal

(19)

4

(M.A.)Pondok Pesantren Al-Khoirot mengatakan bahwa salah satu faktor metode pendidikan Islam yang baik adalah dengan memberikan anak suatu lingkungan pertemanan yang baik, bermoral dan religius. Kondisi ini menjadi lebih diperlukan saat anak memasuki masa remaja. Karena tidak sedikit dari mereka yang lebih

mengasosiasikan diri dengan teman-temannya, dari pada dengan orang tuanya. Karena itu pengaruh lingkungan sangatlah besar dalam membentuk karakter anak.

Menurut Hurlock (220) dalam bukunya, minat para remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan, akan tetapi pada umumnya remaja mudah suka mengeluh tentang sekolah dan larangannya. Jelas

bahwa pendidikan yang sebenarnya tergantung pada individu akan tetapi banyak faktor yang membuat individu tidak memperhatikan pendidikan, salah satunya adalah faktor orang tua di mana orangtua lah yang berhak menentukan dimana mereka bersekolah, sehingga membuat anak kurang berminat terhadap pendidikan, biasanya remaja akan menunjukkan ketidak senangan dengan beberapa cara, mereka menjadi orang yang berprestasi rendah, bekerja dibawah kemampuannya dalam

setiap mata pelajaran atau dalam mata pelajaran yang tidak disukai dan ada juga yang membolos, dll. Oleh karena itu, setelah melihat begitu banyak keunggulan Islamic Boarding School diatas yang menjanjikan kepada orang tua bahwa anak-anak mereka bersekolah di sana akan membentuk kepribadian yang unggul dan islami, akan tetapi tidak menutup kemungkinan banyak anak-anak yang tidak berminat dalam pendidikan akan merasa tidak betah tinggal di asrama dengan peraturan-peraturan

yang ada seperti data awal yang saya dapatkan, beberapa siswa yang tinggal di pondok pesantren tersebut mengaku bahwa mereka bersekolah dan tinggal di sana atas pilihan orang tuanya dan setelah peneliti menggali informasi dari beberapa pengajar di sana mengatakan bahwa sebagian besar siswa memiliki perilaku yang

(20)

5

bosan tinggal di sana. Banyak diantara mereka yang membolos, merokok,dll karena kebutuhan untuk membuat orang lain kagum dan menjadi pusat perhatian orang lain terutama teman-teman sebayanya. Tingkah laku tersebut dapat dikatakan sebagai kompensasi terhadap kebutuhan-kebutuhan remaja yang memaksa untuk dipuaskan.

Seperti yang dijelaskan oleh Murray (dalam Alwisol, 2004: 232-233) biasanya need dibarengi dengan perasaan atau emosi khusus, dan memiliki cara khusus untuk mengekspresikannya dalam mencari pemecahannya.

Menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) needs atau kebutuhan adalah sebuah konstruk (fiksi disepakati atau konsep hipotesis) yang mewakili suatu

kekuatan yang mengatur persepsi, apersepsi, pemahaman, konasi dan kegiatan sedemikian rupa untuk mengubah situasi yang ada dan yang tidak memuaskan ke arah tertentu.

Setiap remaja memiliki kebutuhan untuk menjadi teman dari orang lain dan berbuat sesuatu bersama orang lain. Karena itu menurut Ryowijaya (2005 :2), Para remaja harus mengikuti standar budaya kawula muda bila ingin diterima oleh

kelompok sebayanya. Rasa ingin mandiri dan mencari identitas diri terkadang membuat remaja melakukan petualangan dengan mencoba hal-hal yang baru untuk membuat mereka diterima dan dihargai oleh kelompok sebayanya.

Kebutuhan anak-anak remaja yang tinggal di pondok pesantren sangat beragam, mereka masing-masing memiliki kebutuhan yang dibawanya karena pola asuh orang tuanya sejak masih kecil. Dan jika kebutuhan tersebut dapat terpenuhi,

maka akan berpengaruh baik pada kepribadian mereka, dan sebaliknya. Seperti yang dijelaskan Mappiare (1982: 155) jika kebutuhan-kebutuhan psikologis dan sosiologis dapat terpenuhi secara memadai, maka mendatangkan keseimbangan dan kebutuhan integrasi pribadi.

Banyak hal yang mempengaruhi needs seseorang tidak hanya lingkungan sekolah akan tetapi sebenarnya keluarga adalah yang pertama dan paling utama dalam proses pemenuhan kebutuhan anak karena ketika kebutuhan anak terpenuhi maka dia akan membawa perilakunya ke arah yang lebih positif karena dengan terpenuhinya kebutuhan seseorang akan berhubungan pula dengan kepribadian seseorang karena, kepribadian yang sudah terbentuk selama masa kanak-kanak sudah

(21)

6

tetapi perubahan tersebut bersifat kuantutatif, dalam arti bahwa sifat yang diinginkan akan diperkuat dan sifat yang tidak diinginkan akan diperlemah. Seperti halnya anak-anak yang bersekolah di pondok pesantren secara otomatis jauh dengan keluarga dan jauh akan pantauan orang tua.

Menurut pemaparan kepala sekolah Al Irsyad Boarding School Batu mengatakan bahwa ada anak-anak pondok pesantren yang berperilaku sesuka hatinya seperti sering meledek teman, dan bertengkar, ada yang cenderung pendiam, tidak suka berkumpul dengan teman-teman yang lain, serta ada yang sulit untuk mengikuti kegiatan seperti piket, shalat, mengaji dan kerja bakti. Tingkah laku seperti ini sangat

berkaitan dengan kepribadian seseorang, banyak kebutuhan-kebutuhan anak yang harus dipenuhi, jika kebutuhan anak tersebut terpenuhi maka dia akan menjadi anak yang penurut dan dapat dikatakan anak tersebut pandai dalam segala hal, akan tetapi jika ada beberapa kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka anak tersebut akan bertingkah laku semaunya karena kebutuhan-kebutuhan tersebut termasuk penentu tingkah laku individu dan kepribadian ini bergantung pada banyaknya

kebutuhan-kebutuhan yang terdapat pada diri individu.

Melihat uraian diatas dari penggalian data awal maka peneliti ingin mengetahui secara jauh mengapa sebagian siswa yang bersekolah di IslamicBoarding School Al-Irsyad Batu sering bertingkah laku menyimpang dengan menggali lebih jauh tentang Identifikasi Kebutuhan Psikologis Siswa SMPBoarding School Al-Irsyad Batu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti ingin mengidentifikasi kebutuhan psikologis siswa SMP Al-Irsyad IslamicBoarding School Batu?

C. Tujuan Penelitian

(22)

7

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat Teoritis :

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmiah dalam usaha memperoleh pemahaman, mengembangkan teori dan menguji secara metodologis mengenai kebutuhan-kebutuhan khususnya pada remaja. 2. Manfaat Praktis

Peneiltian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dan orang tua tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan anak khususnya pada

Referensi

Dokumen terkait

Segenap Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar khususnya Jurusan Teknologi Pertanian, program studi Keteknikan Pertanian yang telah

Tabel 2 memperlihatkan bahwa berat brangkasan tanaman kubis bunga dengan pemberian komposisi rumen sapi sebesar 400 g/polybag berbeda sangat nyata dengan

Azkenik esan beharra dago, baheketa-programak guztiz garrantzitsuak direla birus honek sortutako gaixotasunaren kontrolerako. Hala ere, etor- kizunerako hainbat erronka daude:

Pemberian pupuk majemuk tablet dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kakao terhadap 6 parameter pengamatan yaitu pada tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, luas daun,

Desain transformasi kontainer dilakukan oleh arsitek dan desainer interior yang berpengalaman di bidangnya, sehingga bila dibandingkan dengan finishing Interior kontainer

Berdasarkan tabel 3 diatas Tingkat nyeri hasil sebelum (pretest) pemberian terapi musik mozart dan back exercise diketahui bahwa dari 25 orang responden pada kelompok

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan

Alhamdulillah dengan izin dan inayahNya peneliti dapat menyiapkan proposal karya tulisan ilmiah (KTI) yang bertajuk “Deteksi Formalin pada Bakso yang dijual di Pasar - Pasar Kota