• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TENAGA KERJA, UNIT USAHA, DAN EKSPOR TERHADAP PDB PADA UKM DI INDONESIA TAHUN 1997 – 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TENAGA KERJA, UNIT USAHA, DAN EKSPOR TERHADAP PDB PADA UKM DI INDONESIA TAHUN 1997 – 2012"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TENAGA KERJA, UNIT USAHA, DAN EKSPOR TERHADAP PDB

PADA UKM DI INDONESIA TAHUN 1997

2012

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh :

Randy Praditya Putra

09630037

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH TENAGA KERJA, UNIT USAHA, DAN

EKSPOR TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO PADA UKM DI INDONESIA

PERIODE 1997-2012” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar

Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Ekonomi Pembangunan dan Bisnis pada

Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun

demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman

penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Ida Nuraini, SE, MSi, selaku Ketua Jurusan studi Ekonomi Pembangunan dan

(6)

4. Ibu Dra. Dwi Susilowati, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah sudi

meluangkan waktuya untuk mengoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat

guna penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Zainal Arifin, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh

kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi

ini.

6. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah membantu dan memberikan pengetahuan dan menambah

wawasan dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk kedua orang tua mama dan papa yang tidak pernah lelah membantu doa tiada henti

dan menelpon setiap hari memberikan suntikan moril yang bersifat tekanan batin yang secara

tidak langsung menambah adrenalin dan motivasi untuk mempercepat penulisan skripsi ini.

8. Untuk teman-teman seperjuangan jurusan IESP angkatan 2009, Wawan yang sudah

memberikan tumpangan selama penulisan skripsi, Ucup yang menemani begadang sampai

pagi dengan canda tawa khas kalimantan timur, Yusup Nasi, Abror dan semua teman-teman

yang sudah lulus terlebih dahulu yang selalu memberikan dorongan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Untuk anak-anak LM7 di Surabaya, Pucca, Peyek, Otis, Dongak, Nyambek, Aji, kalian

semua telah memberikan dukungan moril dan menghibur serta membantu disaat penulis

sedang buntu, galau, dan kurang termotivasi.

10.Untuk teman wanitaku Florentia Dessy Aryanti yang tidak pernah lelah terus memberikan

(7)

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu

terselesaikannya skripsi ini baik materiil maupun spirituil.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan

dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, April 2015

(8)
(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KARTU KENDALI KONSULTASI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

E. KegunaanPenelitian ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) ...13

C. Peran Penting Usaha Kecil Menengah ...17

D. Permasalahan dan Penghambat UKM...18

E. Pengertian Ekspor ...23

F. Pengertian Produk Domestik Bruto ...26

G. Pengertian Tenaga Kerja ...29

(10)

I. Hipotesis Penelitian...32

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian...33

B. Jenis dan Sumber Data ...33

C. Teknik Pengambilan Data ...33

D. Definisi Operasional ...34

E. Analisis Data ...35

BAB IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum ...41

B. Hasil Penelitian ...43

1. Kondisi Jumlah Tenaga Kerja, Unit Usaha, Ekspor dan PDB UKM di Indonesia...43

2. Kontribusi UKM terhadap PDB Indonesia ...52

3. Analisis Data ...54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...60

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Proporsi Kontribusi UKM Terhadap PDB Nasional Tahun

2011-2012 Menurut Harga Berlaku ...4

Gambar 1.2 Proporsi Kontribusi UKM Terhadap PDB Nasiona Tahun 2011-2012 Menurut Harga Konstan 2000 ...5

Gambar 2.1 Kurva The Law Of Diminishing Return ...28

Gambar 4.1 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Menengah Tahun 1997-2012 ...45

Gambar 4.2 Jumlah Unit Usaha Kecil Menengah Tahun 1997-2012 ...48

Gambar 4.3 Jumlah Nilai Ekspor Usaha Kecil Menengah Tahun 1997-2012...50

Gambar 4.4 Jumlah PDB Usaha Kecil Menengah Tahun 1997-2012 ...52

Gambar 4.5 Kontribusi UKM dan Usaha Besar Terhadap PDB di Indonesia Tahun 2001-2012 ...53

Gambar 4.6 Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah dan Produk Domestik Bruto di Indonesia Tahun 2001-2012 ...54

Gambar 4.7 Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ...56

Gambar 4.8 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel Tenaga Kerja Pada Uji T Dua Arah ...58

Gambar 4.9 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Untuk Variabel Jumlah Unit Usaha Pada Uji T Dua Arah ...58

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja UKM ...43

Tabel 4.2 Jumlah Unit UKM...46

Tabel 4.3 Jumlah Nilai Ekspor ...49

Tabel 4.4 Jumlah PDB UKM ...50

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono, 2005. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta: Ekonisa FE UI

Belly, Novarina. 2013. Peranan UKM Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kota Malang, Jurnal Ilmiah, FEB Universitas Brawijaya, Malang.

Damodar Gujarati, 1997, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta.

Handoko, T. Hani. 1984. Manajemen Edisi 2. BPFE : Yogyakarta : Jakarta.

Mudrajat Kuncoro, 1997, Pengantar Ekonomi Pembangunan, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.

Panji Anoraga, 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil.Jakarta : Rineka Cipta

Raselawati, Ade. 2011. Pengaruh Perkembangan UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM di Indonesia, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sonny Sumarsono, 2003, Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia & Ketenagakerjaan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sulistyastuti, Dyah Ratih, Dinamika Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Analisis

Konsentrasi Regional UKM di Indonesia 1999, Jurnal Ekonomi Pembangunan,

Kajian Ekonomi Negara Berkembang, Vol.9 No.2, Desember 2004

Sande, Henry, Roos Kities Andadari and Sri Sulandjari (2000), Small Firm Development during Good Times and Bad: The Jepara Furniture Industry, Institute of Southeast Asian Studies, Indonesia Assesment Series, Research School of Pasific and Asian Studies.

Tambunan, Tulus (2000), Development of Small Scale Industries during the New Order Government in Indonesia, Ashgate Publishing Ltd, England.

Urata, Shujiro (2000), Policy Recommendation for SME Promotion in the Republic of Indonesia, JICA, Tokyo.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf

hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan fungsi rendahnya pendapatan rill

perkapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk menaikkan

pendapatan nasional rill juga untuk meningkatkan produktivitas.

Pembangunan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan yang secara

terus-menerus pada Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto (PDB) suatu

negara. Untuk sebuah daerah makna pembangunan yang tradisional difokuskan

pada peningkatan PDB suatu provinsi, kabupaten, atau kota. Dalam Perkembangan

lebih lanjut lebih menekankan pada peningkatan income per capita (pendapatan

perkapita). Hal ini berarti menekankan pada tingkat kemampuan suatu negara

dalam peningkatan output yang dapat melebihi tingkat pertumbuhan penduduk.

Dalam upaya pembangunan negara sedang berkembang pada mulanya

diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan

ditingkatkannya pendapatan perkapita, diharapkan masalah-masalah ekonomi

seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan distribusi pendapatan yang

dihadapi negara sedang berkembang dapat terpecahkan. Indikator untuk

mengetahui berhasil tidaknya pembangunan dapat diketahui dari meningkatnya

(15)

2

nasional dalam harga konstan harus lebih tinggi dari pada tingkat pertumbuhan

penduduk.

Pembangunan ekonomi dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang

mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang komprehensif baik ekonomi

maupun non-ekonomi. Akan tetapi yang lebih penting adalah dalam menentukan

sasaran pembangunan, karena kebijakan ekonomi yang telah berhasil bisa

mempengaruhi kebijakan non-ekonomi dan dapat dikatakan baik fisik realita

maupun keadaan fikiran yang dimiliki oleh masyarakat mencakup usaha-usaha

untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik menurut

Goulet pada dasarnya meliputi (i) kebutuhan hidup; (ii) kebutuhan harga diri; (iii)

kebutuhan kebebasan (Suryana : 2000).

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross Domestic

Product) tanpa melihat kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan

penduduk dan tanpa melihat apakah ada perubahan dalam struktur ekonominya.

Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah di suatu daerah semestinya

sesuai dengan potensi yang ada dan sumber daya di daerah tersebut yang bisa

dimanfaatkan dan dikembangkan. Pada umumnya pembangunan selalu dibarengi

dengan pertumbuhan, tetapi pertumbuhan itu belum tentu disertai dengan

pembangunan.

Boediono mengatakan pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai satu

sumber kenaikan output. Menurut Schumpeter ada yang lebih penting dan menarik,

yaitu kenaikan output yang bersumber dari perkembangan ekonomi. Arti dari

(16)

3

yang dilakukan oleh para pariwisata. Maksud dari inovasi disini adalah perbaikan

teknologi dalam arti luas, misalnya dalam penemuan produk baru, pembukaan pasar

baru dan sebagainya. Schumpeter juga menyatakan bahwa, perkembangan ekonomi

ini merupakan sumber kemajuan ekonomi secara historis paling penting. Sejarah

kemajuan ekonomi adalah sejarah perkembangan kreativitas manusia.

Tabel 1.1

PERTUMBUHAN EKONOMI PADA KORIDOR UTARA SELATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2008-2013

No. Kabupaten/Kota Tahun

Rata-rata

Sumber : BPS, PDRB Kabupaten/Kota Jawa Timur berbagai tahun.

Berdasarkan tabel 1.1, selama 6 tahun terakhir secara umum pertumbuhan

ekonomi pada koridor utara selatan di Provinsi Jawa Timur menunjukkan tiap-tiap

daerah berfluktuatif. Namun ada satu Kota yaitu Kota Batu yang setiap tahuunnya

mengalami peningkatan peiode tahun 2008-2012, sedangkan di tahun 2013 sedikit

mengalami penurunan sebesar -0,05% dari tahun sebelumnya. Wilayah pada

(17)

4

periode tahun 2008-2013 adalah Kota Batu dengan rata-rata 7,65% dan Kota

Surabaya dengan rata-rata 7,04%.

Di suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka itu

akan memberikan efek yang tinggi terhadap bidang-bidang yang lain sebab ketika

suatu negara sedang mengalami pertumbuhan ekonomi maka pendapatan nasional

suatu negara juga akan terdongkrak naik. Di saat itu bisa diarahkan pada

pengalokasian untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur perekoniomian.

Pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu tujuan suatu negara untuk

mensejahteraan penduduknya. salah satu yang bisa digunakan untuk mengukur

kesejahteraan masyarakat adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pembangunan manusia adalah salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara

dimana pembangunan suatu negara tidak bisa dikatakan apabila hanya melihat dari

besarnya pendapatan domestik bruto tanpa meningkatkan pembangunan

manusianya. Dalam IPM terdapatan gabungan dari 3 indikator yaitu tingkat

pendidikan, tingkat harapan hidup dan standar hidup layak, dalam hal ini bisa

dikatakan lebih lengkap dari pada pendapatan perkapita. Namun yang sering terjadi

adalah tingginya pendapatan domestik bruto suatu negara tidak dibarengi dengan

meningkatnya pembangunan manusia pula. Hal ini yang bisa menyebabkan

pertumbuhan ekonomi tidak dapat mencapai suatu kesejahteraan masyarakatanya,

karena disebabkan oleh kesenjangan tingkat ekonomi masing-masing

masyarakatnya.

Dari tabel 1.2 pada halaman 5 dapat dilihat Indeks Pembangunan Manusia di

(18)

5

DKI Jakarta merupakan yang paling tinggi di banding Provinsi lain di Pulau Jawa.

Sementara Provinsi Jawa Timur memiliki nilai Indeks Pembangunan Manusia

sebesar 69,2 tahun 2006, 69,8 di tahun 2007, 71,7 pada tahun 2008 dan posisi IPM

Jawa Timur berada di peringkat ke lima di bawah DKI Jakarta, DIY, Jawa Barat,

dan Jawa tengah.

Tabel 1.2

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI DI PULAU JAWA

TAHUN 2006-2008

Provinsi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pertumbuhan

2006 2007 2008 2007 2008

Sumber : Indeks Pembangunan Manusia Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi juga dapat dipengaruhi komponen belanja modal. Untuk

pengalokasian belanja modal pemerintah termasuk dalam pembangunan sarana dan

prasarana yang diharapkan bisa dapat mempertinggi intensitas kegiatan ekonomi.

Dengan begitu adanya kenaikkan ekonomi diharapkan bisa meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Namun dalam pelaksanaan belanja modal pemerintah juga

memerlukan tenaga kerja sehingga dengan begitu akan memperbesar penyerapan

tenaga kerja. Dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap berarti pengangguran

akan menurun, lebih banyak orang yang bekerja dan memperoleh penghasilan, yang

(19)

6

Sumber: Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah, Provinsi Jawa Timur.

Gambar 1.1

BELANJA MODAL/TOTAL BELANJA PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2007-2011 (persen)

Dari tabel 1.3 di atas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar daerah

mengalokasikan belanja modal terhadap total belanjanya. Dapat dilihat bahwa tren

rasio belanja modal per total belanja Provinsi Jawa Timur cenderung menurun,

bahkan dari tahun 2009 ke tahun 2010 penurunnya cukup tajam.

Sedangkan untuk tenaga kerja jumlah angkatan yang bekerja dapat dilihat pada

tabel 1.4 pada halaman 7 menunjukkan perkembangan angkatan kerja yang bekerja

Provinsi-Provinsi di Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur dapat dilihat dari jumlah

angkatan kerja yang bekerja dari tahun 2006-2008 memiliki tingkat angkatan kerja

yang paling tinggi di antara provinsi lainnya di Pulau Jawa. Pertumbuhan jumlah

angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2007 6,12% meningkat sebesar 0,70% pada

(20)

7

Tabel 1.3

Perkembangan Angkatan Kerja yang Bekerja

Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2006-2008 (dalam satuan jiwa)

Provinsi Jumlah Angkatan Kerja yang Bekerja

Pertumbuhan (%)

2006 2007 2008 2007 2008

DKI Jakarta 3.812.590 3.842.944 4.191.966 0,80 9,08 Jawa Barat 14.997.578 15.853.822 16.480.395 5,71 3,95 Jawa Tengah 15.567.335 16.304.058 15.463.658 4,73 -5,15

DIY 1.750.575 1.774.245 1.892.205 1,35 6,65

Jawa Timur 17.669.660 18.751.421 18.882.227 6,12 0,70

Banten 3.235.808 3.383.661 3.688.895 4,57 9,02

Sumber : BPS, Statistik Indonesia.

Provinsi Jawa Timur terbagi atas 29 Kabupaten dan 9 kota. Provinsi Jawa Timur

dibagi lagi menjadi beberapa koridor. Salah satunya yaitu Koridor Utara Selatan,

yang meliputi Kabupaten Gresik, Pasuruan, Mojokerto, Sidoarjo, Malang, Blitar

dan Kota Surabaya, Batu, Pasuruan, Mojokerto, Malang, Blitar. Banyak daerah di

Provinsi Jawa timur yang mempunyai potensi-potensi yang bisa dikembangkan.

Tiap Kabupaten/Kota memiliki latar belakang perbedaan antar wilayah.

Karakeristik perbedaan sosial, alam, ekonomi dan sumber daya alam yang

penyebarannya berbeda tiap provinsi. Dengan adanya perbedaan tersebut bisa

menjadikan timbulnya hambatan di dalam pemerataan pembangunan ekonomi,

karena suatu kegitan perekonomian selalu ada yang menimbulkan dampak dalam

meningkatnya pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah yang mempunyai sumber

daya alam yang melimpah. Suatu kekayaan alam yang dimiliki seharusnya bisa

menjadi nilai tambah dan kelebihan tersebut bisa memberikan dampak yang merata

(21)

8

Untuk mengefisienkan kebijakan-kebijakan yang dibuat berkaitan tentang

urusan daerah sudah di tetapkan penarapan otonomi daerah. Dengan begitu agar

kebijakan yang di ambil bisa sesuai dengan sasaran dan bisa menghasilkan manfaat

yang lebih baik bagi masing-masing daerah, dengan begitu percepatan

pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun bisa dicapai. Dengan adanya penerapan

otonomi mulai tahun 2004 hingga sampai saat ini diharapkan pertumbuhan

ekonomi akan mencapai titik yang lebih baik lagi.

Modal dasar yang dimiliki Provinsi Jawa Timur merupakan daerah kondisi dan

potensi ekonomi di daerah tersebut, yang diharapkan bisa dimanfaatkan untuk

mencapai suatu sasaran pembangunan yang merata dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Untuk itu perlu pengambilan kebijakan yang tepat dan

strategis dalam pelaksanaan pembangunan pemerintah.

Pada wilayah Koridor Utara Selatan yaitu Kabupaten Gresik, Pasuruan,

Mojokerto, Sidoarjo, Malang, Blitar dan Kota Surabaya, Batu, Pasuruan,

Mojokerto, Malang, Blitar yang masing-masing mempunyai potensi diharapkan

bisa berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi.

Tanpa adanya pertumbuhan ekonomi maka dalam pembangunan ekonomi tidak

akan berhasil.

Dari latar belakang di atas, maka peneliti akan mengamati akan ada tidaknya

pengaruh belanja modal, indeks pembangunan manusia dan tenaga kerja terhadap

(22)

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan atas uraian latar belakang dalam bagian sebelumnya, maka dalam

penelitian ini dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kondisi Perekonomian di Koridor Utara Selatan Provinsi Jawa

Timur ?

2. Bagaimana pengaruh variabel belanja modal, indeks pembangunan manusia,

dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi pada Koridor Utara Selatan di

Provinsi Jawa Timur?

C. Batasan Masalah

Untuk memperjelas dalam pokok pembahasan penelitian ini, maka peneliti

memberi batasan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi pada Koridor Utara

Selatan di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2004-2013 dengan menggunakan alat

analisis data panel. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu

belanja modal, indeks pembanguan manusia dan tenaga kerja.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan permasalahan sebagaimana dalam bagian sebelumnya,

maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana kondisi perekonomian yang ada di Koridor Utara

Selatan Provinsi Jawa Timur.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari belanja modal, indeks

pembangunan manusia, dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi pada

(23)

10

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi ekonomi pada Koridor Utara Selatan di Provinsi Jawa

Timur, sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat untuk mendorong

peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah di masa yang akan datang.

2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berkeinginan untuk melakukan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Gambar 1.1 BELANJA MODAL/TOTAL BELANJA
Tabel 1.3 Perkembangan Angkatan Kerja yang Bekerja

Referensi

Dokumen terkait

Kerja sama dalam bentuk koalisi sangat perlu dilakukan oleh kedua kelompok, yaitu kelompok Harapan Samudra dan Sumber Rejeki demi menjaga hubungan yang baik

U ovoj varijanti prvobitno kolebanje u izboru mosta se značajno smanjuje. Mehanizam koncentracije feromona ima veliku ulogu: mravi koji slučajno izaberu kraći most su prvi

Myosin dan aktin merupakan komponen utama dari protein ikan yang larut garam (protein miofibrilar) dan berperan penting dalam membentuk karakteristik utama surimi, yaitu kemampuan

Penelitian ini membuktikan bahwa T- RFLP untuk mencapai hasil analisis yang dapat diamati, sebaiknya dilakukan analisis dengan kondisi siklus PCR sebanyak ±25 kali,

Hasil uji statistik menggunakan chi square didapatkan hasil yang tidak bermakna yang menjelaskan hubungan antara riwayat berobat pada fasiliti yang dikunjungi

Sedangkan hasil mengenai antesenden yaitu hal-hal apa saja yang menghambat ibu hamil untuk melakukan kunjungan pemeriksaan ke dokter gigi secara rutin antara lain karena merasa

untuk menganalisis bagaimana media sosial dimanfaatkan untuk mengkonstruksi strategi dakwah dan politik moralitas publik yang mengutamakan kode-kode dan etika keshalehan dalam Islam

I BADAN STANDARDISASI NASIONAL -34- Komite Telcnis/ Subkomite Teknis 65-07 Perikanan Budidaya 65-07 Perikanan Budidaya 65-07 Perikanan Budidaya 65-08 Produk Perikanan