PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI KARET RAKYAT
PADA TAHUN 2013-2014 DI KABUPATEN
MANDAILING NATAL
TUGAS AKHIR
LUSYANA R. NAINGGOLAN
102407016
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI KARET RAKYAT
PADA TAHUN 2013-2014 DI KABUPATEN
MANDAILING NATAL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
LUSYANA R. NAINGGOLAN
102407016
PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI KARET
RAKYAT PADA TAHUN 2013-2014 DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
Katagori : TUGAS AKHIR
Nama : LUSYANA R. NAINGGOLAN
Nomor Induk Mahasiswa : 102407016 Program Studi : D3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juli 2013
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing
PERNYATAAN
PERAMALAN TINGKAT PRODUKSI KARET RAKYAT PADA TAHUN 2013-2014 DI KABUPATEN
MANDAILING NATAL
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2013
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia – Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Peramalan Tingkat Produksi Karet Rakyat Pada Tahun 2013-2014 Di Kabupaten Mandailing Natal.
DAFTAR ISI
1.8Sistematika Penulisan 6 Bab 2 Landasan Teoritis 8 2.1 Pengertian Peramalan 8 2.2 Jenis-jenis Peramalan 9 2.3 Metode Peramalan 10 2.3.1 Pengertian Metode Peramalan 10 2.3.2 Jenis-jenis Metode Peramalan 11 2.3.3 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan 12
2.3.4 Metode Pemulusan (Smoothing) 14
2.4 Metode Peramalan Yang Digunakan 17 Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 23 3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Mandailing Natal 23
3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten 23
Mandailing Natal 3.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis 27 3.1.3 Penduduk 28
Bab 4 Pengolahan Data 38
4.1 Data Yang Akan Diolah 38
4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linear Satu Parameter 40 Dari Brown
4.3 Peramalan Produksi Karet Rakyat di Kabupaten 56 Mandailing Natal
4.4 Ukuran Ketepatan Metode Peramalan dengan α = 0,1 58
Bab 5 Implementasi Sistem 61
5.1 Pengenalan Microsoft Excel 61
5.2 Langkah – langkah Memulai Microsoft Excel 62
5.2.1 Mengaktifkan Microsoft Excel 62
5.2.2 Tampilan Microsoft Excel 63
5.3 Metode Eksponensial Satu Parameter dari Brown 63 5.3.1 Metode Eksponensial Satu Parameter Dari Brown 64
5.4 Fungsi Pemulusan Eksponensial 64
5.5 Pembentukan Grafik 68
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 71
6.1 Kesimpulan 71
6.2 Saran 72
Daftar Pustaka
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Data Produksi Karet Rakyat di Kabupaten 39
Mandailing Natal
Tabel 4.2 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 46 Dari Brown α = 0,1
Tabel 4.3 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 47 Dari Brown α = 0,2
Tabel 4.4 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 48 Dari Brown α = 0,3
Tabel 4.5 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 49 Dari Brown α = 0,4
Tabel 4.6 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 50 Dari Brown α = 0,5
Tabel 4.7 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 51 Dari Brown α = 0,6
Tabel 4.8 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 52 Dari Brown α = 0,7
Tabel 4.9 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 53 Dari Brown α = 0,8
Tabel 4.10 Metode Smoothing Eksponensial Satu Parameter 54 Dari Brown α = 0,9
Tabel 4.11 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan 55 Tabel 4.12 Peramalan Produksi Karet Rakyat di Kabupaten 57
Mandailing Natal Periode 2013-2014
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 5.1 Lembar Kerja Awal Microsoft Excel 62
Gambar 5.2 Tampilan Microsoft Excel 63
Gambar 5.3 Menu Data Analysis 65
Gambar 5.4 Input Range 66
Gambar 5.5 Hasil Eksponensial Smoothing 67
Gambar 5.6 Tampilan Chart 68
Gambar 5.7 Chart untuk Memilih Range Data 69
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kabupaten Mandailing Natal sejak zaman penjajahan Belanda dikenal memiliki
alam yang sangat subur. Bahkan, hampir 50% wilayah kabupaten ini masih
berupa hutan dengan kayu sebagai produksi utamanya. Berdasarkan Kabupaten
Mandailing Natal dalam angka 2010, kabupaten ini juga memiliki potensi di
sektor pertanian padi, palawija, dan beberapa jenis tanaman hortikultura.
Sementara itu, tanaman perkebunan yang paling menonjol di Kabupaten
Mandailing Natal ialah tanaman karet.
Kabupaten Mandailing Natal merupakan daerah yang memiliki potensi
sumber daya alam yang cukup besar untuk sektor pertanian, perkebunan dan
pertambangan. Salah satu komoditi dari perkebunan adalah karet yang
pengolahannya masih tetap pengolahan bahan baku. Daerah ini juga merupakan
daerah yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani
karet.
perkebunan rakyat lebih besar, tetapi hasil produksinya hampir sama dengan milik
perkebunan swasta yang luasnya masih di bawah kebun rakyat. Hal itulah yang
menjadi permasalahan, tentu saja masalah ini menjadi hal yang menarik untuk
dipelajari. Karena jika tingkat produksi karet milik perkebunan rakyat meningkat,
efeknya adalah kesejahteraan rakyat di Mandailing Natal akan meningkat.
Kendala perkebunan rakyat itu umumnya adalah disebabkan minimalnya modal
yang dimiliki, hingga mereka tidak bisa membeli bibit dan pupuk unggul. Tidak
hanya masalah modal, tetapi perawatan, pengetahuan serta sumber daya manusia
(SDM) petani juga masih rendah.
Melihat hal itu penulis tertarik untuk meramalkan tingkat produksi karet
milik perkebunan rakyat yang saat ini tingkat produksinya hampir sama
dibandingkan dengan perkebunan besar meskipun luas tanah lebih besar milik
rakyat. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut, maka penulis membuat
tugas akhir dengan judul tulisan yaitu “Peramalan Tingkat Produksi Karet Rakyat Pada Tahun 2013-2014 Di Kabupaten Mandailing Natal”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah adalah berapa besar jumlah produksi karet rakyat yang
dihasilkan di Kabupaten Mandailing Natal di tahun yang akan datang dan
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi
masalah hanya peramalan tingkat produksi karet pada tahun 2013-2014 di
Kabupaten Mandailing Natal.
1.4Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk
mengetahui berapa jumlah produksi karet rakyat di Kabupaten Mandailing Natal
dan melihat perbandingannya dengan jumlah hasil produksi para petani. Dari hasil
tersebut diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca maupun
pemerintah daerah dalam melakukan tindakan-tindakan selanjutnya yang nantinya
dibutuhkan.
1.5Lokasi Penelitian
Penelitian serta pengumpulan data dilakukan di BPS Propinsi Sumatera Utara.
Penulis mengambil data dari tahun yang lampau sampai tahun tertentu guna
melakukan analisis. Sedangkan waktu yang digunakan untuk peninjauan untuk
pengumpulan data riset adalah dari tanggal 11 Maret, 19 Maret, dan 3 April 2013.
1. Studi kepustakaan (Studi Literatur )
Studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data
dan informasi dari perpustakaan dengan cara membaca buku-buku
referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yan mendukung penulisan
tugas akhir.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk keperluan riset ini penulis lakukan dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Medan. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dirangkum ulang
berdasarkan data yang telah tersedia atau telah disusun oleh Badan Pusat
Statistik Medan. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur,
disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
3. Melakukan Analisis Data
Pengolahan data produksi karet dari tahun 2000-2011 di Kabupaten
Mandailing Natal dengan menggunakan Metode Pemulusan (Smoothing)
Eksponensial Ganda yaitu Metode Linier Satu Parameter dari Brown.
1.7 Tinjauan Pustaka
Teori penunjang yang digunakan untuk mewujudkan tulisan ini dikutip dari buku
Metode dan Aplikasi Peramalan Edisi ke II oleh Spyros Makridaks dan buku
Eksponensial Smoothing Tunggal bentuk umum yang digunakan dalam
penyusunan suatu ramalan yaitu :
Sedangkan di dalam Eksponensial Smoothing yang linier atau yang
dikenal dengan nama Metode atau taknik-taknik “Brown’s One Parameter Linier
Eksponensial Smoothing”. Formula yang digunakan adalah :
Sedangkan :
Keterangan :
m = jumlah periode di depan yang diramalkan
= Nilai eksponensial smoothing tunggal
= Nilai eksponensial smoothing ganda
= parameter Pemulusan Eksponensial
= konstanta pemulusan
=hasil peramalan untuk m periode ke depan yang
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulis dari Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab yang setiap
bab tersebut berisikan sub-sub bab, disusun guna memudahkan pembaca untuk
mengerti dan memahami isi penulis ini. Adapun sistematika penulisan diuraikan
untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini yaitu sebagai
berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian,
tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Pada Bab ini menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan permasalahan Tugas Akhir.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Pada Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya Badan Pusat
Statistika (BPS) dan struktrur organisasinya.
BAB 4 : PENGOLAHAN DATA
Pada Bab ini berisi tentang cara penggunaan rumus yang telah
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada Bab ini berisi tentang cara memasukkan data dan
menganalisa data tersebut dengan menggunakan Program Excel.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peramalan
Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama.
Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan
terjadi pada masa yang akan datang. Untuk memprediksi hal tersebut diperlukan
data yang akurat di masa lalu, sehingga dapat dilihat prospek situasi dan kondisi
di masa yang akan datang.
Pada umumnya kegunaan peramalan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat bantu dalam perencanaan yang efektif dan efisien.
2. Untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.
3. Untuk membuat keputusan yang tepat.
Kegunaan peramalan terlihat pada suatu pengambilan keputusan.
Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa
yang akan terjadi pada waktu keputusan dalam berbagai kegiatan perusahaan.
yang dibuat. Walaupun demikian perlu diketahui bahwa ramalan selalu ada unsur
kesalahannya, sehingga yang perlu diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil
kesalahan dari ramalan tersebut.
2.2 Jenis-Jenis Peramalan
1. Peramalan Kualitatif
Peramalan Kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang
menyusunnya. Hal ini penting hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan
pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunnya.
2. Peramalan Kuantitatif
Peramalan Kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif
masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang
dipergunakan dalam peramalan tersebut.
Baik tidaknya metode yang dipergunakan oleh perbedaan atau
penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil
penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi maka semakin
baik pula metode yang digunakan.
Peramalan Kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat kondisi berikut :
b. Informasi (data) tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data
numerik.
c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut pada masa yang akan datang.
Pada penyusunan Tugas Akhir ini, peramalan yang digunakan penulis
adalah peramalan kuantitatif.
2.3 Metode Peramalan
2.3.1 Pengertian Metode Peramalan
Metode Peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara
kuantitatif maupun kualitatif apa yang terjadi pada masa depan berdasarkan data
yang relevan pada masa lalu. Oleh karena metode peramalan didasarkan atas data
yang relevan pada masa lalu, maka metode peramalan ini dipergunakan dalam
peramalan yang objektif. Di samping itu, metode peramalan juga merupakan cara
memperkirakan secara kwantitatif, maka oleh karena itu metode peramalan
termasuk dalam kegiatan peramalan kwantitatif.
Metode peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi
pada masa depan secara sistematis dan pragmatis, sehingga metode peramalan
sangat berguna untuk dapat memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas
dasar data yang relevan pada masa lalu. Dengan demikian metode peramalan
metode peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas
pendekatan suatu masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekatan
yang sama atas permasalahan dalam suatu kegiatan peramalan, maka akan didapat
dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena argumentasinya sama.
Selain itu, metode peramalan memberikan cara pengerjaaan yang teratur
dan terarah, sehingga dengan demikian dapat dimungkinkannya penggunaan
teknik-teknik penganalisaan yang lebih maju.
Maka dapat disimpulkan bahwa metode peramalan sangat berguna, karena
akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah-laku
atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran,
pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan
tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang dibuat.
2.3.2 Jenis-Jenis Metode Peramalan
1. Metode Peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa hubungan
antar variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu merupakan deret
berkala (time series). Metode Peramalan yang termasuk pada jenis ini
yaitu :
a. Metode Pemulusan (Smoothing)
b. Metode Box Jenkins
2. Metode Peramalan yang didasarkan atas pengunaan analisis pola
hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang
mempengaruhinya, yang bukan waktunya disebut Metode Korelasi atau
sebab akibat ( metode kausal ). Metode peramalan yang termasuk dalam
jenis ini adalah :
a. Metode Regresi dan Korelasi
b. Metode Ekonometri
c. Metode Input Output
2.3.3 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan
Semua tipe organisasi telah menunjukkan keinginan yang telah meningkat untuk
mendapatkan ramalan dan menggunakan sumber daya peramalan secara lebih
baik. Dengan adanya sejumlah besar metode peramalan tersedia, maka masalah
yang timbul bagi para praktisi ialah memahami bagaimana karakteristik suatu
metode peramalan akan cocok bagi situasi pengambilan keputusan tertentu.
Adapun enam faktor yang dapat diidentifikasi sebagai teknik dan metode
peramalan, yaitu :
1. Horison waktu
Merupakan pemilihan yang didasarkan atas jangka waktu peramalan,yaitu:
a. Peramalan yang segera dilakukan dengan waktu kurang dari satu
bulan.
c. Peramalan jangka menengah dengan waktu antara tiga bulan sampai
dua tahun.
d. Peramalan jangka panjang dengan waktu dua tahun keatas.
2. Pola data
Salah satu dasar pemilihan metode peramalan ialah dengan
memperhatikan pola data. Ada empat jenis pola data mendasar yang
terdapat dalam suatu deretan data yaitu:
a. Pola Horisontal (H) terjadi apabila data berfluktuasi di sekitar nilai
rata-rata yang konstan (deret seperti ini ialah “stasioner” terhadap nilai
rata-ratanya ).
b. Pola Musiman (M) terjadi apabila suatu deret dipengaruhi oleh faktor
musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada
minggu tertentu).
c. Pola Siklis (C) terjadi apabila data dipengaruhi oleh fluktuasi jangka
panjang dan lebih lama dari pola musiman, lamanya berbeda dari suatu
siklus yang lain.
d. Pola Trend (T) terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan jangka
panjang dalam data.
3. Jenis dari model
Untuk mengklasifikasikan metode peramalan kuanitatif perlu diperhatikan
model yang didasarinya. Model sangat penting diperhatikan, karena
4. Biaya yang dibutuhkan
Biaya sangat diperlukan dalam meneliti suatu objek, yang termasuk biaya
dalam penggunaan metode peramalan antara lain, biaya penyimpanan data,
biaya-biaya perhitungan, biaya untuk menganalisa dan biaya-biaya
pengembangan.
5. Ketepatan metode peramalan
Tingkat ketepatan yang sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian
yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Dalam mengambil keputusan,
variasi atau penyimpangan atas peramalan yang dilakukan antatara 10%
sampai 15% , sedangkan untuk haln atau kasus lain mungkin menganggap
bahwa adanya variasi atau penyimpangan atas ramalan sebesar 5% adalah
cukup berbahaya.
6. Kemudahan dalam penerapan
Metode peramalan yang digunakan adalah metode yang mudah dimengerti
dan mudah diterapkan dalam pengambilan keputusan dan analisisnya.
2.3.4 Metode Pemulusan ( Smoothing )
Metode Pemulusan ( Smoothing ) adalah metode peramalan dengan mengadakan
penghalusan atau pemulusan terhadap data masa lalu yaitu dengan mengambil
kedepan. Secara umum pemulusan ( smoothing ) dapat digolongkan menjadi
beberapa bagian :
1. Metode Perataan ( Average )
a. Nilai Tengah ( Mean )
b. Rata-rata Bergerak Tunggal ( Single Moving Average )
c. Rata-rata Bergerak Ganda ( Double Moving Average )
d. Kombinasi Rata-rata Bergerak Lainnya
2. Metode Pemulusan ( Smoothing )
a. Pemulusan Eksponensial Tunggal
1. Satu Parameter ( One Parameter )
2. Pendekatan Aditif ( ARRES )
Pendekatan ini digunakan untuk data-data yang bersifat stasioner dan tidak
menunjukkan pola atau trend. Pendekatan ini memiliki kelebihan yang nyata
dalam hal nilai yang dapat berubah secara terkendali, dengan adanya perubahan
dalam pola datanya.
b. Pemulusan Eksponensial Ganda
1. Metode Linier Satu Parameter dari Brown
Keterangan :
= Nilai eksponensial smoothing tunggal
= Nilai eksponensial smoothing ganda
= parameter Pemulusan Eksponensial
= konstanta pemulusan
= hasil peramalan untuk m periode ke depan yang akan
diramalkan
2. Metode Dua Parameter dari Holt
Metode ini digunakan untuk peramalan data yang bersifat trend.
( + ,
=
= +
Keterangan :
= parameter Pemulusan Eksponensial
c. Pemulusan Eksponensial Triple
1. Pemulusan Kwadratik Satu Parameter dari Brown
Dapat digunakan untuk meramalkan data dengan suatu pola trend
dasar, bentuk pemulusan yang lebih tinggi dapat digunakan bila
dasar pola datanya adalah kuadratik, kubik atau orde yang lebih
tinggi.
Metode ini merupakan salah satu dari beberapa metode pemulusan
eksponensial yang dapat menangani musiman.
d. Pemulusan Eksponensial Menurut Klasifikasi Pegels
Bentuk umum dari metode Pemulusan Eksponensial adalah :
Keterangan :
= Ramalan untuk periode mendatang
= Parameter eksponensial yang besarnya 0 < < 1
= Nilai aktual pada periode-t
= Ramalan pada periode-t
2.4 Metode Peramalan yang Digunakan
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik dan tepat maka haruslah diketahui dan
digunakan metode peramalan yang tepat. Dalam meramalkan tingat produksi karet
rakyat pada tahun 2013-2014 di Kabupaten Mandailing Natal, maka penulis
menggunakan metode smoothing exponensial ganda yaitu “ Smoothing
Eksponensial Satu Parameter dari Brown.”
Metode ini merupakan metode linier yang dikemukakan oleh Brown.
serupa dengan rata-rata bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan
ganda ketinggalan dari data sebenarnya. Bila terdapat unsur trend, perbedaan nilai
pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambahkan kepada pemulusan ganda dan
disesuaikan untuk ternd. Persamaan yang dipakai dalam pelaksanaan Smoothing
Eksponensial Satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut :
...( 2-1 )
= Nilai Pemulusan Eksponensial Tunggal ( Single Eksponensial
Smoothing Value )
= Nilai Pemulusan Eksponensial Ganda ( Double Eksponensial Smoothing
Value )
= parameter Pemulusan Eksponensial
= konstanta pemulusan
= hasil peramalan untuk m periode ke depan yang akan diramalkan
Untuk menghitung nilai kesalahn ( error ) ramaln tersebut, dapat
digunakan rumus di bawah ini :
Akhir persamaan ( 2-5 ) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan
untuk m periode ke muka dari t. Ramalan untuk m periode ke muka adalah a, di
mana merupakan nilai rata-rata yang disesuaikan untuk periode t ditambah m kali
komponen kecenderungan . Bila semua hasil hitungan telah didapat, maka
semua data yang telah didapat dimasukkan ke dalam contoh tabel Smoothing
Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown Pada Data Produksi Karet Rakyat Di Kabupaten Mandailing Natal
Perlu dipahami bahwa tidak ada suatu metode terbaik untuk suatu untuk
suatu peramalan. Metode yang memberikan hasil ramalan secara tepat belum tentu
tepat untuk meramalkan data yang lain. Data peramalan time series, metode
peramalan terbaik adalah metode yang memenuhi kriteria ketetapan ramalan.
Kriteria ini berupa Mean Absolute Deviation (MAD).
Berikut ini adalah Ketatapan Ramalan Beberapa Kriteria yang digunakan
untuk menguji nilai ramalan yaitu :
a. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat ( Mean Square Error ) dirumuskan
dengan :
b. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute ( Mean Absolute Percentage
Error ), dirumuskan dengan :
c. Kesalahan Persentase ( Percentage Error )
MAPE =
MSE =
d. Nilai Tengah Deviasi Absolute ( Mean Absolute Deviation ), dirumuskan dengan :
e. Jumlah Kuadrat Kesalahan ( Sum Square Error ), dirumuskan dengan :
Keterangan :
= Kesalahan pada periode ke-i Data aktual pada periode ke-i
Nilai ramalan pada periode ke-i n = Banyaknya periode waktu
MAD =
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN MANDAILING NATAL
3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Mandailing Natal
Pada tanggal 23 November 1998, Pemerintah Repuplik Indonesia menetapkan
Undang-undang No.12 Tahun 1998 yaitu Undang-Undang tentang Pembentukan
Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal menjadi daerah otonom yang berhak
mengatur rumah tangganya sendiri dengan Bupati yang pertama H. Amiru
Daulay, SH dan Wakil Bupati Ir. Masruddin Dalimunthe. Beliau- H. Amiru
Daulay,SH-memerintah Kabupaten Mandailing Natal dari tahun 1998 hingga
tahun 2009 dibantu oleh Drs. H. Azwar Indra Nasution yang menjabat sebagai
Sekretaris Daerah.
Kabupaten Mandailing Natal merupakan pemecahan dari Kabupaten
Tapanuli Selatan dengan wilayah administrasi terdiri dari atas 8 kecamatan, yakni:
1. Kec. Batahan dengan 12 desa;
2. Kec. Batang Natal dengan 40 desa;
5. Kec. Panyabungan dengan 61 desa;
6. Kec. Natal dengan 19 desa;
7. Kec. Muara Batang Gadis dengan 10 desa;
8. Kec. Siabu dengan 30 desa;
Pada tanggal 29 Juli 2003 Kabupaten Mandailing Natal mengeluarkan
Perda No. 7 dan 8 mengenai Pemekaran Kecamatan dan Desa. Dengan
dikeluarkannya Perda tersebut maka Kabupaten Mandailing Natal memiliki 17
kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 322 desa dan kelurahan sebanyak 7
kelurahan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut terdiri atas:
1. Kecamatan Batahan;
2. Kecamatan Batang Natal;
3. Kecamatan Lingga Bayu;
4. Kecamatan Kotanopan;
5. Kecamatan Ulu Pungkut;
6. Kecamatan Tambangan;
7. Kecamatan Lembah Sorik Merapi;
8. Kecamatan Muara Sipongi;
9. Kecamatan Panyabungan;
10.Kecamatan Panyabungan Selatan;
11.Kecamatan Panyabungan Barat;
12.Kecamatan Panyabungan Utara;
13.Kecamatan Panyabungan Timur;
15.Kecamatan Muara Batang Gadis;
16.Kecamatan Siabu;
17.Kecamatan Bukit Malintang;
Pada tanggal 15 Februari 2007 pemerintah Kabupaten Mandailing Natal
mengeluarkan Perda Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kabupaten
Mandailing Natal, yaitu Kecamatan Ranto Baek, Kecamatan Huta Bargot,
Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kecamatan Pakantan dan Kecamatan
Sinunukan. Pada tanggal 7 Desember 2007 pemerintah Kabupaten Mandailing
Natal mengeluarkan Perda Tahun 2007 tentang Pemecahan Desa dan
Pembentukan Kecamatan Naga Juang Kabupaten Mandailing Natal.
Dengan demikian, Kabupaten Mandailing Natal kini memiliki 23
kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 353 dan kelurahan sebanyak 32
kelurahan dengan 10 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT). Kecamtan hasil
pemekaran tersebut terdiri atas:
1. Kecamatan Batahan;
2. Kecamatan Batang Natal;
3. Kecamatan Lingga Bayu;
4. Kecamatan Kotanopan;
5. Kecamatan Ulu Pungkut;
6. Kecamatan Tambangan;
9. Kecamatan Panyabungan;
10.Kecamatan Panyabungan Selatan;
11.Kecamatan Panyabungan Barat;
12.Kecamatan Panyabungan Utara;
13.Kecamatan Panyabungan Timur;
14.Kecamatan Natal;
15.Kecamatan Muara Batang Gadis;
16.Kecamatan Siabu;
17.Kecamatan Bukit Malintang;
18.Kecamatan Ranto Baek;
19.Kecamatan Huta Bargot;
20.Kecamatan Puncak Sorik Merapi;
21.Kecamatan Pakantan;
22.Kecamatan Sinunukan;
23.Kecamatan Naga Juang;
Perihal urusan rumah tangga daerah dimulai sebelum pembentukan
pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, dengan Peraturan Undang-Undang No.
15 Tahun 1950 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Darurat No. 16
Tahun 1955. Seiring dengan tuntutan daerah di era reformasi tahun 1998, maka
Pemerintah RI mengeluarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Otonomin Daerah di Kabupaten/Kota. Sampai saat ini
Pemerintahan Kabupaten Mandailing Natal terdapat 12 dinas otonom yakni:
2. Dinas Perhubungan dan Informatika;
3. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;
4. Dinas Pertanian;
5. Dinas Kelautan dan Perikanan;
6. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Pasar;
7. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;
8. Dinas Kesehatan;
9. Dinas Pekerjaan Umum;
10.Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
11.Dinas Pertambangan dan Energi;
12.Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi;
3.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis
Kabupaten Mandailing Natal berada di bagian selatan wilayah Propinsi Sumatra
Utara, berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatra Barat. Wilayah kabupaten
ini berada pada ketinggian 0-1.315 m di atas permukaan laut, dengan topografi
datar hingga pegunungan.
Secara geografis Kabupaten Mandailing Natal terletak antara 00°10’
hingga 10°50’LU dan 98°50’ hingga 100°10’BT. Batas-batas wilayah Kabupaten
Mandailing Natal sebagai berikut:
Sebelah timur : Propinsi Sumatra Barat
Sebelah barat : Samudra Hindia
Beragam bentang alam terdapat di Kabupaten Mandailing Natal. Mulai
dari dataran rendah dengan kemiringan 0-2%, hingga daerah perbukitan dengan
kemiringan 2-15%. Sebagian dataran rendah di kabupaten ini berada di pesisir
Pantai Natal dan Sikara-Kara, sementara daerah perbukitan terdapat di Bukit
Barisan yang membentang di beberapa kecamatan.
3.1.3 Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Kabupaten
Mandailing Natal tercatat 403.894 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri atas
198.623 laki-laki dan 205.271 perempuan. Dari seluruh kecamatan yang ada,
Kecamatan Panyabungan memiliki jumlah penduduk terbanyak, yaitu 77.417
jiwa. Sementara itu, Kecamatan Naga Juang memiliki jumlah penduduk terendah
di Kabupaten Mandailing Natal, yaitu 3.650 jiwa. Dengan luas wilaah 6.620,70
, rata-rata kepadatan penduduk di kabupaten ini berada pada kisaran 499 jiwa
per
3.1.4 Sumber Daya Alam (Perkebunan)
Kabupaten Mandailing Natal memiliki beragam potensi alam yang sangat
potensial untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi sektor pertanian,
Topografi wilayah Kabupaten Mandailing Natal yang terletak di dataran
tinggi dan bergunung-gunung sangat potensial untuk pengembangan sektor
perkebunan. Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di wilayah
Kabupaten Mandailing Natal ialah karet, sawit, kopi robusta, kopi arabika, kelapa,
kakao, cengkih, kulit manis, aren, kemiri, dan jarak pagar. Sebagian besar
perkebunan yang ada di kabupaten ini ialah perkebunan rakyat. Bahkan,
berdasarkan Kabupaten Mandailing Natal dalam Angka 2010, hanya terdapat
28.567,65 ha perkebunan yang dikembangkan oleh perusahaan besar. Angka
tersebut terdiri atas 28.666,65 ha perkebunan kelapa sawit, 60 ha perkebunan
kopi, dan 441 perkebunan cengkih.
Berdasarkan kuantitas produksi, komoditas unggulan perkebunan di
Kabupaten Mandailing Natal ialah karet. Dari 23 kecamatan yang ada, Kecamatan
Panyabungan memiliki luas dan produksi karet tertinggi di Kabupaten Mandailing
Natal, yaitu 9.213,76 ha dengan produksi 4.298,93 ton. Sementara itu, Kecamatan
Bukit Malintang memiliki luas lahan dan produksi terendah di Kabupaten
Mandailing Natal yaitu 1.545,78 ha dengan produksi 69,60 ton.
3.2 Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik)
3.2.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda
1. Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh
Nijeverheiden Handed) dan Berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi
tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.
2. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang
anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut
diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh
mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di
Indonesia.
3. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan
nama Central Kantor Voor de Statistik (CKS) atau kantor statistik dan di
pindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan
mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor
Invoer Vitvoer en Accijnsen (IUA) yang sekarang disebut kantor Bea dan
Cukai.
3.2.2 Masa Pemerintahan Jepang
1. Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali
kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
perang atau militer.
2. Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistik (CKS) diganti namanya
3.2.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
1. Setelah Proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan
Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana
kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum
Republik Indonesia) dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari
perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda (NICA) di
Jakarta mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistik (CKS).
2. Berdasarkan surat edaran kementrian kemakmuran tanggal 12 Juni 1950
Nomor 219/S.C, KAPURRI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum
Republik Indonesia) dan Central Voor de Statistik (CKS) dilebur menjadi
Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab
menteri Kemakmuran.
3. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor p/44,
Lembaga Kantor Pusat Statistik (KPS) berada dibawah dan
bertanggungjawab menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri
Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099/M, KPS dibagi
menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan
bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.
4. Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian
Perekonomian dipecah menjadi kementrian Perdagangan dan kementrian
terhitung tanggal 1 Juni 1957 Kantor Pusat Statistik (KPS) diubah menjadi
Biro Pusat Statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang
berada dibawah perdanana mentri.
3.2.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang
1. Dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk
mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya
mulai diadakan pembenahan pada organisasi Badan Pusat Statistik.
2. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat
kali perubahan struktur organisasi:
1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi
Badan Pusat Statistik.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi
Badan Pusat Statistik.
3) Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang organisasi
Badan Pusat Statistik dan Keputusan Presidan Nomor 6 tahun 1992
tentang kedudukan, fungsi, susunan dan tata Kerja Biro Pusat
Statistik.
4) Undang-undang Nomor 16 tahun 1917 tentang Statistik
5) Keputusan Presiden RI Nomor 86 tahun1998 tentang Badan Pusat
Statistik
6) Keputusan Pemerintah Nomor 51 tahun 1999 tentang
3. Tahun 1968,ditetapkan peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 yaitu
yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah.Tahun 1980
peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai
pengganti peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1968. Berdasarkan
peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 di tiap Propinsi terdapat
perwakilan BPS.
4. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 86 tahun1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur
tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.
3.2.5 Visi dan Misi BPS (Badan Pusat Statistik) Propinsi Sumatera Utara 1. Visi BPS (Badan Pusat Statistik)
Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik
sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional,
didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi yang mutakhir.
2. Misi BPS (Badan Pusat Statistik)
Dalam menunjuk pembangunan nasional Badan Pusat Statistik
mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan
data statistik yang bermutu, handal, efektif dan efisien, peningkatan
kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan
3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara
Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai
struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi.Dimana
organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang
dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung
jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana
hubungannya yang satu dengan yang lain.
Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat
diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan.
Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Propinsi
Sumatera Utara adalah struktur organisasi berbentuk Lini dan staff
1. Bagian Tata Usaha/Kepegawaian
2. Bidang Statistik Produksi
3. Bidang Statistik Distribusi
4. Bidang Statistik Kependudukan
5. Bidang Pengolahan, Penyajian dan Pelayanan Statistik
6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Dalam menjalankan suatu organisasi maka diperlukan personal-personal
fungsi job description atau pembagian kerja. Kepala kantor dibantu bagian tata
usaha yang terdiri dari :
1. Sub Bagian Urusan Dalam
2. Sub Bagian Perlengkapan
3. Sub Bagian Keuangan
4. Sub Bagian Kepegawaian
5. Sub Bagian Bina Program
Sedangkan bidang penunjang statistik ada 5 bidang, yaitu:
1. Bidang Statistik Produksi
Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan
statistik pertanian, industri serta statistik konstruksi pertambangan dan
energi.
2. Bidang Statistik Distribusi
Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan
statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga
produsen serta Statistik Kesejahteraan.
3. Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas untuk melaksanakan
kegiatan,statistik demografi dan rumah tangga, statistik ketenaga kerjaan
dan statistik.
4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Distribusi Sosial
Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas yaitu melaksanakan
5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas yaitu
melaksanakan kegiatan penyusunan neraca produksi, neraca konsumen
BAB 4
PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dimaksudkan untuk menentukan sifat-sifat statistika dari waktu
ke waktu, sehingga dapat ditetapkan suatu model penduga atau peramalan yang
tepat serta dapat digunakan untuk meramalkan produksi karet rakyat pada tahun
2013-2014 di Kabupaten Mandailing Natal.
4.1 Data Yang Akan Diolah
Data yang dibutuhkan dalam menganalisis pada Tugas Akhir ini adalah data
produksi karet rakyat di Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2000-2011. Data
Tabel 4.1 Data Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Mandailing Natal
No. Tahun Produksi Karet ( Ton )
1 2000 26.993,68
2 2001 26.993,68
3 2002 26.993,68
4 2003 28.881,00
5 2004 32.403,39
6 2005 69.760,00
7 2006 34.302,44
8 2007 34.688,57
9 2008 34.615,80
10 2009 22.876,47
11 2010 59.999,55
12 2011 61.292,02
4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter dari Brown
Dari data di atas produksi karet rakyat di Kabupaten Mandailing Natal, penulis
menggunakan metode pemulusan ( Smoothing ) eksponensial ganda yaitu Metode
Linier Satu Parameter dari Brown.
Tahap pertama dalam perhitungan ini adalah perhitungan pemulusan
eksponensial tunggal. Pada saat t = 1, nilai tersebut tidak tersedia. Jadi
nilai-nilai ini menggunakan suatu nilai-nilai rata-rata dari beberapa nilai-nilai pertama sebagai
titik awal. Dengan menggunakan rumus ( 2-1 ) yaitu :
Untuk = 0,1 maka dapat dihitung :
Eksponensial tunggal periode ke-1 ( tahun 2000 ) = 26.993,68 ( Data awal )
Eksponensial tunggal periode ke-2 ( tahun 2001 ) = 0,1(26.993,68) +
(1-0,1)26.993,68
= 26.993,68
Eksponensial tunggal periode ke-3 ( tahun 2002 ) = 0,1(26.993,68) +
(1-0,1)26.993,68
= 26.993,68
Hasil dapat dilihat pada tabel 4.2
Dan tahap selanjutnya untuk menghitung peramalan tersebut yaitu mencari
pemulusan eksponensial ganda dengan menggunakan rumus persamaan (2-2)
yaitu :
Maka dapat dihitung :
Eksponensial ganda periode ke-2 (tahun 2001) = 0,1(26.993,68) + (1-0,1)
26.993,68
26.993,68
Eksponensial ganda periode ke-3 (tahun 2002) = 0,1(26.993,68) + (1-0,1)
26.993,68
26.993,68
Eksponensial ganda periode ke-4 (tahun 2003) = 0,1(27.182,41) + (1-0,1)
26.993,68
27.012,55
...
Selanjutnya dicari nilai dengan menggunakan rumus pada persamaan (2-3)
yaitu :
Maka nilai dapat dihitung :
Nilai a untuk periode ke-2 (tahun 2001) = 2(26.993,68) - 26.993,68
= 26.993,68
Nilai a untuk periode ke-3 (tahun 2002) = 2(26.993,68) - 26.993,68
= 26.993,68
Nilai a untuk periode ke-4 (tahun 2003) = 2(27.182,41) – 27.012,55
= 27.352,27
...
Hasil dapat dilihat pada tabel 4.2
Tahap selanjutnya adalah menghitung nilai dengan menggunakan rumus pada
persamaan (2-4) yaitu :
Untuk periode ke-2 (tahun 2001) = 26.993,68 - 26.993,68)
= 0,00
Untuk periode ke-3 (tahun 2002) = 26.993,68 - 26.993,68)
= 0,00
Untuk periode ke-4 (tahun 2003) = 27.012,55 – 27.352,27)
= 18,87
...
Hasil dapat dilihat pada tabel 4.2
Dari perhitungan dan di atas dapat ditentukan ramalan produksi
karet. Untuk itu tahap selanjutnya adalah dengan menggunakan persamaan (2-5) :
Untuk periode ke-3 (tahun 2002) dengan m =1 = 26.993,68 + 0,00(1)
= 26.993,68
= 26.993,68
Untuk periode ke-5 (tahun 2004) dengan m =1 = 27.352,27 + 18,87(1)
= 27.371,14
...
Hasil dapat dilihat pada tabel 4.2
Untuk mencari nilai MSE, maka harus ditentukan dahulu nilai dari e (kesalahan) dan ( kesalahan kuadrat) dengan menggunakan rumus :
e untuk periode ke-3 (tahun 2002) = 26.993,68 - 26.993,68
= 0,00
e untuk periode ke-4 (tahun 2003) = 28.881,00 - 26.993,68
= 1.887,32
e untuk periode ke-5 (tahun 2004) = 32.403,39 – 27.371,14
= 5.032,25
...
Hasil dapat dilihat pada tabel 4.2
Selanjutnya data yang dibutuhkan untuk menghitung nilai MSE adalah . Dari
nilai e tiap-tiap periode di atas, dapat dikuadratkan menjadi :
untuk periode ke-3 (tahun 2002) = 0,00
untuk periode ke-4 (tahun 2003) = 3.561.976,78
untuk periode ke-5 (tahun 2004) = 25.323.499,80
...
Hasil dapat dilihat pada tabel 4.2
Dengan perhitungan yang sama, maka dapat ditentukan nilai smoothing
Tabel 4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,1
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00
4 2003 28.881,00 27.182,41 27.012,55 27.352,27 18,87 26.993,68 1.887,32 3.561.976,78 5 2004 32.403,39 27.704,51 27.081,75 28.327,27 69,20 27.371,14 5.032,25 25.323.499,80 6 2005 69.760,00 31.910,06 27.564,58 36.255,54 482,83 28.396,47 41.363,53 1.710.941.911,88 7 2006 34.302,44 32.149,30 28.023,05 36.275,54 458,47 36.738,37 -2.435,93 5.933.749,02 8 2007 34.688,57 32.403,22 28.461,07 36.345,38 438,02 36.734,01 -2.045,44 4.183.841,24 9 2008 34.615,80 32.624,48 28.877,41 36.371,55 416,34 36.783,40 -2.167,60 4.698.476,43 10 2009 22.876,47 31.649,68 29.154,64 34.144,72 277,23 36.787,89 -13.911,42 193.527.740,17 11 2010 59.999,55 34.484,67 29.687,64 39.281,69 533,00 34.421,95 25.577,60 654.213.563,21 12 2011 61.292,02 37.165,40 30.435,42 43.895,39 747,78 39.814,70 21.477,32 461.275.361,73
Tabel 4.3 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,2
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00
Tabel 4.4 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,3
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
Tabel 4.5 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,4
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00
4 2003 28.881,00 27.748,61 27.295,65 28.201,56 301,97 26.993,68 1.887,32 3.561.976,78 5 2004 32.403,39 29.610,52 28.221,60 30.999,44 925,95 28.503,54 3.899,85 15.208.861,22 6 2005 69.760,00 45.670,31 35.201,08 56.139,54 6.979,49 31.925,39 37.834,61 1.431.457.683,58 7 2006 34.302,44 41.123,16 37.569,92 44.676,41 2.368,83 63.119,03 -28.816,59 830.395.624,08 8 2007 34.688,57 38.549,33 37.961,68 39.136,97 391,76 47.045,24 -12.356,67 152.687.356,76 9 2008 34.615,80 36.975,92 37.567,37 36.384,46 -394,31 39.528,74 -4.912,94 24.136.941,52 10 2009 22.876,47 31.336,14 35.074,88 27.597,40 -2.492,49 35.990,15 -13.113,68 171.968.635,86 11 2010 59.999,55 42.801,50 38.165,53 47.437,48 3.090,65 25.104,90 34.894,65 1.217.636.564,69 12 2011 61.292,02 50.197,71 42.978,40 57.417,02 4.812,87 50.528,13 10.763,89 115.861.428,37
Tabel 4.6 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,5
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00 4 2003 28.881,00 27.937,34 27.465,51 28.409,17 471,83 26.993,68 1.887,32 3.561.976,78 5 2004 32.403,39 30.170,37 28.817,94 31.522,79 1.352,43 28.881,00 3.522,39 12.407.231,31 6 2005 69.760,00 49.965,18 39.391,56 60.538,81 10.573,62 32.875,22 36.884,78 1.360.486.995,65 7 2006 34.302,44 42.133,81 40.762,69 43.504,94 1.371,13 71.112,43 -36.809,99 1.354.975.179,75 8 2007 34.688,57 38.411,19 39.586,94 37.235,44 -1.175,75 44.876,06 -10.187,49 103.785.003,44 9 2008 34.615,80 36.513,50 38.050,22 34.976,77 -1.536,72 36.059,70 -1.443,90 2.084.834,58 10 2009 22.876,47 29.694,98 33.872,60 25.517,37 -4.177,62 33.440,05 -10.563,58 111.589.275,23 11 2010 59.999,55 44.847,27 39.359,93 50.334,60 5.487,33 21.339,75 38.659,80 1.494.580.244,77 12 2011 61.292,02 53.069,64 46.214,79 59.924,50 6.854,86 55.821,93 5.470,09 29.921.852,13
Tabel 4.7 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,6
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00 4 2003 28.881,00 28.126,07 27.673,12 28.579,03 679,44 26.993,68 1.887,32 3.561.976,78 5 2004 32.403,39 30.692,46 29.484,72 31.900,20 1.811,61 29.258,46 3.144,93 9.890.559,55 6 2005 69.760,00 54.132,99 44.273,68 63.992,29 14.788,96 33.711,81 36.048,19 1.299.471.973,44 7 2006 34.302,44 42.234,66 43.050,27 41.419,05 -1.223,41 78.781,25 -44.478,81 1.978.364.225,89 8 2007 34.688,57 37.707,01 39.844,31 35.569,70 -3.205,96 40.195,64 -5.507,07 30.327.770,64 9 2008 34.615,80 35.852,28 37.449,09 34.255,47 -2.395,22 32.363,74 2.252,06 5.071.759,02 10 2009 22.876,47 28.066,79 31.819,71 24.313,88 -5.629,38 31.860,25 -8.983,78 80.708.378,91 11 2010 59.999,55 47.226,45 41.063,75 53.389,14 9.244,04 18.684,50 41.315,05 1.706.933.651,04 12 2011 61.292,02 55.665,79 49.824,98 61.506,61 8.761,22 62.633,18 -1.341,16 1.798.714,63
Tabel 4.8 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,7
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00
4 2003 28.881,00 28.314,80 27.918,47 28.711,14 924,79 26.993,68 1.887,32 3.561.976,78 5 2004 32.403,39 31.176,81 30.199,31 32.154,32 2.280,84 29.635,93 2.767,46 7.658.845,92 6 2005 69.760,00 58.185,04 49.789,32 66.580,76 19.590,01 34.435,16 35.324,84 1.247.844.207,99 7 2006 34.302,44 41.467,22 43.963,85 38.970,59 -5.825,47 86.170,78 -51.868,34 2.690.324.542,90 8 2007 34.688,57 36.722,17 38.894,67 34.549,66 -5.069,18 33.145,12 1.543,45 2.382.242,29 9 2008 34.615,80 35.247,71 36.341,80 34.153,62 -2.552,87 29.480,48 5.135,32 26.371.525,07 10 2009 22.876,47 26.587,84 29.514,03 23.661,66 -6.827,77 31.600,75 -8.724,28 76.113.023,75 11 2010 59.999,55 49.976,04 43.837,43 56.114,64 14.323,41 16.833,89 43.165,66 1.863.274.581,36 12 2011 61.292,02 57.897,23 53.679,29 62.115,16 9.841,85 70.438,05 -9.146,03 83.649.798,30
Tabel 4.9 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,8
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00
4 2003 28.881,00 28.503,54 28.201,56 28.805,51 1.207,88 26.993,68 1.887,32 3.561.976,78 5 2004 32.403,39 31.623,42 30.939,05 32.307,79 2.737,48 30.013,39 2.390,00 5.712.090,44 6 2005 69.760,00 62.132,68 55.893,96 68.371,41 24.954,91 35.045,27 34.714,73 1.205.112.229,03 7 2006 34.302,44 39.868,49 43.073,58 36.663,40 -12.820,37 93.326,32 -59.023,88 3.483.818.334,70 8 2007 34.688,57 35.724,55 37.194,36 34.254,75 -5.879,22 23.843,02 10.845,55 117.625.937,45 9 2008 34.615,80 34.837,55 35.308,91 34.366,19 -1.885,45 28.375,53 6.240,27 38.941.030,26 10 2009 22.876,47 25.268,69 27.276,73 23.260,64 -8.032,18 32.480,74 -9.604,27 92.242.041,15 11 2010 59.999,55 53.053,38 47.898,05 58.208,71 20.621,32 15.228,46 44.771,09 2.004.450.517,28 12 2011 61.292,02 59.644,29 57.295,04 61.993,54 9.396,99 78.830,02 -17.538,00 307.581.550,66
Tabel 4.10 Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter Dari Brown
α = 0,9
PERIODE Tahun Produksi Karet (Ton)
1 2000 26.993,68 26.993,68 26.993,68
2 2001 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00
3 2002 26.993,68 26.993,68 26.993,68 26.993,68 0,00 26.993,68 0,00 0,00
4 2003 28.881,00 28.692,27 28.522,41 28.862,13 1.528,73 26.993,68 1.887,32 3.561.976,78 5 2004 32.403,39 32.032,28 31.681,29 32.383,26 3.158,88 30.390,86 2.012,53 4.050.293,10 6 2005 69.760,00 65.987,23 62.556,63 69.417,82 30.875,34 35.542,15 34.217,85 1.170.861.504,99 7 2006 34.302,44 37.470,92 39.979,49 34.962,35 -22.577,14 100.293,16 -65.990,72 4.354.775.735,87 8 2007 34.688,57 34.966,80 35.468,07 34.465,54 -4.511,42 12.385,20 22.303,37 497.440.159,02 9 2008 34.615,80 34.650,90 34.732,62 34.569,18 -735,46 29.954,12 4.661,68 21.731.265,59 10 2009 22.876,47 24.053,91 25.121,78 22.986,04 -9.610,83 33.833,73 -10.957,26 120.061.493,12 11 2010 59.999,55 56.404,99 53.276,67 59.533,31 28.154,88 13.375,21 46.624,34 2.173.829.237,42 12 2011 61.292,02 60.803,32 60.050,65 61.555,98 6.773,99 87.688,19 -26.396,17 696.757.742,51
Selanjutnya dihitung nilai MSE untuk α = 0,1 dengan rumus sebagai berikut :
Di mana : = 3.063.660.120,26
n = 10
maka : = 306.366.012,03
Tabel 4.11 Perbandingan Ukuran Ketetapan Metode Peramalan
α MSE
0,1 3.063.660.12,03 0,2 3.140.382.53,66
0,3 3.514.371.15,98
0,4 3.962.915.07,29 0,5 4.473.392.59,36
0,6 5.116.129.00,99 0,7 6.001.180.74,44
0,8 7.259.045.70,78 0,9 9.043.069.40,84
Sumber : Perhitungan
Dari tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa yang menghasilkan nilai MSE yang minimum atau terkecil yaitu pada nilai parameter pemulusan α = 0,1 yaitu dengan
nilai MSE = 306.366.012,03
4.3 Peramalan Produksi Karet di Kabupaten Mandailing Natal
Setelah diketahui bahwa error yang terdapat pada model data di atas maka
dilakukan peramalan nilai produksi karet di Kabupaten Mandailing Natal untuk
tahun 2013 dan tahun 2014 dengan menggunakan persamaan :
Setelah diperoleh model peramalan nilai produksi karet di Kabupaten
Mandailing Natal, maka dapat dihitung untuk 2 periode kedepan untuk tahun 2013
dan 2014. Sebelumnya dihitung terlebih dahulu untuk tahun 2012 karena sumber
data yang diperoleh belum keluar dari BPS (Badan Pusat Statistik). Seperti yang
tertera di bawah ini :
Untuk periode ke-13 ( Tahun 2012 )
Ft+m = 43.895,39 + 747,78 ( m )
Ft+m = 43.895,39 + 747,78 ( 1 )
F12+1 = 44.643,17 Ton
Untuk periode ke-14 ( Tahun 2013 )
Ft+m = 43.895,39 + 747,78 ( m )
Ft+m = 43.895,39 + 747,78 ( 2 )
F12+2 = 45.390,94 Ton
F14 = 45.390,94 Ton
Untuk periode ke-15 ( Tahun 2014 )
Ft+m = 43.895,39 + 747,78 ( m )
Ft+m = 43.895,39 + 747,78 ( 3 )
F12+3 = 46.138,72 Ton
F15 = 46.138,72 Ton
Tabel 4.12 Peramalan Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Mandailling Natal Periode Tahun 2013-2014
Tahun Periode Forecasting
2013 14 45.390,94
2014 15 46.138,72
4.4 Ukuran Ketetapan Metode Peramalan dengan α = 0,1
Nilai-nilai kesalahan yang diperoleh dari data peramalan di atas adalah :
1. Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat (Mean Squared Error ) adalah
MSE =
=
= 306.365.970,30
2. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute (Mean Absolute Percentage
Error), dirumuskan dengan :
MAPE =
=
= 23,909
3. Nilai Tengah Kesalahan Persentase Absolute ( Mean Absolute Percentage
Error ), dirumuskan dengan :
=
= 7,90
4. Jumlah Kuadrat Kesalahan ( Sum Square Error), dirumuskan dengan :
SSE =
= 3.063.659.702,98
5. Jumlah Nilai Tengah Galat Absolute (Mean Absolute Error)
MAE =
=
Tabel 4.13 Nilai Kesalahan
PERIODE Produksi
Karet Peramalan Kesalahan
Kesalahan
6 69.760,00 28.396,47 41.363,53 41.363,53 1.710.941.614,06 59,29 59,29
7 34.302,44 36.738,37 -2.435,93 2.435,93 5.933.754,96 -7,10 7,1
8 34.688,57 36.734,01 -2.045,44 2.045,44 4.183.824,79 -5,90 5,9
9 34.615,80 36.783,40 -2.167,60 2.167,60 4.698.489,76 -6,26 6,26
10 22.876,47 36.787,89 -13.911,42 13.911,42 193.527.606,42 -60,81 60,81
11 59.999,55 34.421,95 25.577,60 25.577,60 654.213.621,76 42,63 42,63
12 61.292,02 39.814,70 21.477,32 21.477,32 461.275.274,38 35,04 35,04
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengenalan Microsoft Excel
Pada penyusunan Tugas Akhir ini, dalam pengolahan data penulis menggunakan
program Microsoft Excel. Di mana Microsoft Excel adalah aplikasi pengolah
angka (spread sheet) yang sangat popular dan canggih saat ini yang dapat
digunakan untuk mengatur, menyediakan maupun menganalisa data dan
mempersentasikan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram.
Excel merupakan produk unggulan dari Microsoft Corporation yang
banyak berperan dalam pengelolaan informasi khususnya data yang berbentuk
angka. Dihitung, diproyeksikan, dianalisa dan dipresentasikan data pada lembar
kerja. Microsoft telah mengeluarkan Excel dalam berbagai versi mulai versi 4,
versi 5, versi 97, versi 2000, Microsoft Excel 2003 atau Microsoft Excel XP,
Microsoft Excel 2007 dan sekarang Microsoft Excel 2010.
Lembar kerja (Sheet) Excel terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris.
Perpotongan baris dan kolom disebut sel (cell). Sel diberi nama menurut posisi
mulai dari A,B,C,...,Z. Kemudian dilanjutkan AA, AB, AC sampai kolom IV.
Sedangkan baris ditandai dengan angka mulai dari 1,2,3... sampai angka 65536.
5.2 Langkah-langkah Memulai Microsoft Excel
5.2.1 Mengaktifkan Microsoft Excel
Sebelum mengoperasikan software ini, pastikan bahwa pada komputer terpasang
pada program excel. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Klik tombol Start pada taskbar, lalu pilih Programs, lalu akan tampil
program aplikasi yang telah diinstal.
b. Pilih dan klik program
5.2.2 Tampilan Microsoft Excel
Gambar 5.2: Tampilan Microsoft Excel
5.3 Implementasi Sistem Peramalan Produksi Karet Di Mandailing Natal
Fungsi dalam excel ditujukan untuk memudahkan pengetikan formula, yang lazim
diperlukan dalam melakukan perhitungan aritmatik dan operasi standar lazim
yang sering diulangi.
Terdapat banyak fungsi-fungsi statistik yang disediakan oleh Microsoft
Excel, diantaranya adalah fungsi average, fungsi standar deviasi, fungsi median,
5.3.1 Metode Eksponensial Satu Parameter dari Brown
Langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan peramalan dari data-data
aktual yang tersedia untuk diolah sehingga dapat dicari ramalan untuk periode
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pada lembar kerja excel, masukkanlah data-data yang ingin anda hitung.
2. Lalu hitunglah Metode Eksponensial Tunggal dengan rumus :
3. Kemudian Metode Eksponensial Ganda dapat dihitung dengan rumus :
4. Nilai a dihitung dengan rumus :
5. Nilai b dihitung dengan rumus :
=
6. Nilai ramalan dapat dihitung dengan rumus :
=
5.4 Fungsi Pemulusan Eksponensial
Pemulusan eksponensial adalah metode peramalan dengan mengadakan
penghalusan atau pemulusan terhadap data lalu, yaitu dengan mengambil rata-rata
dari nilai beberapa tahun untuk menaksir nilai pada tahun yang akan datang.
dari data-data aktual yang tersedia untuk diolah sehingga dapat dicari ramalan
untuk periode selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Pada lembar kerja Microsoft Excel masukkan data-data Produksi Karet. 2. Lalu hitunglah pemulusan eksponensial dengan cara pilih menu data, lalu
klik Data Analysis.
3. Setelah itu, akan tampil Analysis Tools, pilih Eksponensial Smoothing, lalu
klik OK. Maka akan keluar tampilan sebagai berikut:
4. Masukkan Input Range pada menu Input dengan memasukkan range pada data aktual yang telah dimasukkan di Microsoft Excel dan Damping Factor.
Gambar 5.4 : Input Range
5. Kemudian masukkan Output Range pada menu Output Option dengan
menentukan hasil output ditempatkan, Lalu klik
6. OK, maka hasil output akan muncul pada sel yang telah ditentukan.
7. Untuk mencari pemulusan yang kedua digunakan formula yang sama,
Gambar 5.5 : Hasil Eksponensial Smoothing
8. Nilai dihitung dengan menggunakan rumus perkalian, pembagian,
jumlah dan selisih, maka dalam perhitungan pada Microsoft Excel ini
hanya digunakan data angka (numerik) sebagai formula untuk
menyelesaikan perhitungan nilai-nilai yang lain, yaitu nilai ramalan
(Ft) dan kesalahan (e).
9. Penentuan nilai at baru bisa dicari pada tahun kedua yaitu dengan rumus :
= (2*D4) - (E4) .Dalam kasus ini menghasilkan angka: 26.993,68. Untuk
tahun-tahun berikutnya hanya menyalin rumus tersebut.
10.Penentuan nilai bt baru bisa dicari pada tahun kedua yaitu dengan rumus
yang tertera pada sel G4 adalah : = (0.9/0.1)*(D4-E4). Dalam kasus ini
menghasilkan angka: 0. Untuk tahun-tahun berikutnya hanya menyalin
11.Persamaan Ft untuk tahun ketiga yaitu pada sel H5 dapat dicari dengan
menggunakan rumus : F4 + G4 dengan hasil angka :26.993,68. Untuk
peramalan berikutnya hanya menyalin dari rumus tersebut.
5.5 Pembentukan Grafik
Chart adalah grafik yang dibentuk berdasarkan data pada worksheet. Microsoft
excel menyediakan fasilitas yang sangat lengkap untuk membuat aneka bentuk
grafik. Langkah-langkahnya :
1. Blok seluruh tabel yang akan dijadikan grafik.
2. Pilih menu Insert, Chart. Maka akan tampil seperti gambar di bawah ini :
3. Lalu pilih jenis chart yang akan ditentukan. Pada bagian ini juga dapat mengedit, menambah atau mengurangi data.
Gambar 5.7 : Chart untuk memilih range data
4. Setelah itu data labels yang salah pada saat kita melakukan penginputan
yaitu menentukan mana variabel catagory (X) axis dan value (Y) axis,
maka kita dapat menggunakan select data source untuk mengedit Legend
Entries (Series) dan Horizontal (Catagory) Axis Labels pada menu Select
5. Langkah terakhir ini berguna untuk menentukan lokasi grafik, apakah pada
satu sheet (embedded Chart) tersendiri atau pada worksheet tempat data
table (stand alone Chart).
Gambar 5.8 : Menentukan Lokasi Grafik
Grafik yang terbentuk berhubungan langsung dengan data pada worksheet,
artinya jika terjadi perubahan pada data, secara otomatis grafik akan berubah
sesuai dengan perubahan data tersebut.
Setelah selesai bekerja dengan excel dan ingin keluar dari excel pilih exit
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini maka penulis mengambil beberapa
kesimpulan dan saran. Adapun kesimpulan dan saran tersebut adalah :
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah :
1. Bahwa tingkat produksi karet rakyat di Kabupaten Mandailling Natal
memiliki peranan penting dalam tingkat perekonomian khususnya di
bidang pertanian di Kabupaten Mandailing Natal.
2. Bentuk metode peramalan yang dipilih untuk meramalkan produksi karet
rakyat di Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan data tahun 2000
sampai tahun 2011 adalah Metode Linier Satu Parameter Dari Brown berdasarkan kriteria MSE terkecil dengan α = 0,1 yaitu dengan nilai
3.063.660.12,03.
3. Dilihat dari nilai-nilai yang diperoleh seberapa besar kesalahan peramalan
yang dihitung, di mana dari perhitungan data di atas telah didapat Nilai
Tengah Kesalahan Persentase (MPE) adalah 7,90. Jumlah Kuadrat
Kesalahan (SSE) adalah 3.063.659.702,98 dan Jumlah Nilai Tengah Galat
Absolute (MAE) adalah 11589,841.
4. Bentuk persamaan produksi karet rakyat di Kabupaten Mandailing Natal
berdasarkan data tahun 2000 sampai dengan tahun 2011 untuk periode 2
tahun ke depan adalah Ft+m = 43.895,39 + 747,78 ( m ). Di mana m adalah
jumlah periode ke depan yang ingin diramalakan = 1,2,3,...,n
5. Nilai ramalan produksi karet rakyat di Kabupaten Mandailing Natal untuk
periode ke 14 (tahun 2013) adalah sebesar 45.390,94 Ton dan untuk
periode ke 15 (tahun 2014) adalah sebesar 46.138,72 Ton.
6.2 Saran
Adapun saran yang penulis ingin sampaikan adalah :
1. Dalam menentukan tingkat produksi karet di Kabupaten Mandailing Natal,
pemerintah dapat menggunakan Analisis Peramalan dengan Metode
Pemulusan Eksponensial Ganda.
2. Dalam menaksir tingkat produksi karet di Kabupaten Mandailling Natal
dengan menggunakan Metode Pemulusan Eksponensial Ganda, akan
sangat membantu jika mengolah data dengan menggunakan alat bantu
komputer, khususnya aplikasi Excel.
3. Melihat kecendrungan data yang stabil hendaknya pemerintah dapat
meningkatkan jumlah produksi karet agar perekonomian rakyat juga dapat
meningkat.
4. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dalam mengambil
berbagai kebijakan, metode peramalan yang dibahas dalam Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Makridakis, Spyros. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Erlangga
Assauari, Sofjan. 1084. Teknik dan Metode Peramalan. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
Suliyanto,SE,M.Si. 2005. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi
BPS. 2003. Mandailing Natal Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
BPS. 2007. Mandailing Natal Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
BPS. 2008. Mandailing Natal Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
BPS. 2011. Mandailing Natal Dalam Angka. Badan Pusat Statistik