• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dituntut untuk dapat menumbuhkembangkan segala potensi yang ada dalam diri guna mencapai kesejahteraan hidup sebagaimana yang didambakannya. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

(2)

Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta memberikan keterampilan kepada mereka untuk mampu menggunakan penalaran dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil tes Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2006 (Kompas, 2007) menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam memecahkan masalah matematis berada pada level yang rendah. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa Indonesia berada pada level skor rata-rata 361 sehingga termasuk dalam kategori di bawah level 1 dari 3 level yang dikategorikan. Siswa yang berada di bawah level 1 ini dikategorikan sebagai siswa yang lemah dalam pemecahan masalah, yaitu siswa yang secara konsisten gagal untuk memahami permasalahan yang termudah sekalipun dalam penilaian yang dilakukan.

(3)

mengum-pulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperoleh. Kemampuan pemecahan masalah matematis yang rendah akan menghambat pola berfikir siswa, dimana hal ini akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.

Selain kemampuan pemecahan masalah, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah aktivitas belajar. Aktivitas belajar memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Tanpa adanya aktivitas belajar maka proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik sehingga berdampak pada hasil yang diperoleh. Dengan demikian, aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran matematika di kelas, guru dituntut untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga siswa memiliki keterampilan, keberanian, serta mempunyai kemampuan dalam belajar matematika. Namun dalam perkembangan pembelajaran matematika selama ini di sekolah, guru memegang peranan utama dalam penyampaian materi di kelas. Guru aktif bertindak sebagai pemberi informasi, sedangkan siswa hanya aktif menerima informasi dengan cara mendengarkan, mencatat, dan menghafal. Hal ini mengakibatkan siswa kurang memberi perhatian pada pelajaran matematika sehingga siswa kurang termotivasi untuk mempelajari matematika.

(4)

pembela-jarannya dimulai dari guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, diskusi kelompok, dan diakhiri dengan pemberian pekerjaan rumah (PR). Guru meru-pakan sumber informasi utama dalam kegiatan pembelajaran sehingga terlihat komunikasi berpusat pada guru, meskipun guru telah menerapkan belajar secara diskusi kelompok namun diskusi yang terjadi hanya melibatkan siswa tertentu saja sehingga sebagian besar siswa masih kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran yang mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang masih rendah. Hal ini juga terlihat dari pencapaian KKM yang hanya mencapai 28%.

Begitu pula dengan aktivitas belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Talangpadang masih tergolong rendah. Dalam proses pembelajaran berlangsung, ditemukan adanya sebagian besar siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat apa yang ditulis oleh guru di papan tulis, sedangkan aktivitas lain yang terlihat adalah aktivitas yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran khususnya pada saat diskusi kelompok. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi ini. Salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif.

(5)

Think Pair Share (TPS). Trianto (2009: 81) mengemukakan bahwa TPS merupakan model pembelajaran kooperatif yang dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon, dan saling membantu. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada kemampuan berpikir siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

Think Pair Share efektif dalam meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematis jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

Dari rumusan masalah di atas, dapat dijabarkan pertanyaan penelitian secara rinci sebagai berikut.

1. Apakah aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share lebih baik dari pada aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

(6)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dalam meningkatkan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematis jika dibandingkan dengan pembelajaran kon-vensional.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat tersebut.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika terutama dalam mengembangkan dan meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah mate-matis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi guru dan peneliti lain.

a. Bagi guru diharapkan dapat memberikan informasi dalam upaya menyusun pembelajaran untuk mengembangkan dan meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

(7)

kooperatif tipe TPS serta sebagai acuan atau refrensi pada penelitian yang sejenis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Efektivitas pembelajaran

Efektivitas pembelajaran adalah ketepatgunaan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran dikatakan efektif jika aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih baik dibandingkan dengan aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan suatu model diskusi kooperatif dengan cara memproses informasi dengan mengembangkan cara berfikir dan komunikasi. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir (Thinking) atas informasi yang diberikan guru, berpasangan (Pairing) dengan teman sebangku untuk berdiskusi, dan berbagi (Sharing) dengan seluruh kelas atas hasil diskusinya.

3. Pembelajaran konvensional

Pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan dan diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Dalam hal ini, pembelajaran yang dimaksud yaitu memberi materi melalui ceramah, diskusi kelompok, kemudian pemberian tugas.

(8)

Aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa. Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan LKS, berdiskusi antara siswa dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi atau bertanya/menyatakan pendapat, memperhatikan presentasi hasil diskusi, dan membuat kesimpulan. Aktivitas belajar dalam penelitian ini dikatakan efektif jika rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional lebih baik daripada rata-rata persentase aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. 5. Kemampuan pemecahan masalah matematis

(9)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus. Sekolah ini terdiri dari tujuh kelas VIII yaitu VIII-A, VIII-B, VIII-C, VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G dengan satu kelas diantaranya sebagai kelas unggulan yaitu kelas VIII-A. Populasi dalam penelitian ini hanya siswa dari enam kelas VIII yang bukan merupakan kelas unggulan dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun tahap-tahap pengambilan sampel ini sebagai berikut.

1. Menghitung rata-rata nilai ulangan harian matematika siswa pada materi sebelumnya untuk setiap kelas,

2. Mengambil dua kelas berdasarkan pertimbangan kemampuan rata-rata yang relatif sama dan diperoleh kelas VIII-C sebagai kelas eksperimen dan VIII-G sebagai kelas kontrol.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) mengguna-kan post-test only control design dengan kelompok pengendali yang tidak diacak sebagaimana dikemukakan Furchan (1982: 368) pada Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

(10)

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

P = Kelas pengendali atau kontrol

X1 = Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS

X2 = Perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran

konvensional

O1 = Skorposttestpada kelas ekperimen

O1 = Skorposttestpada kelas kontrol

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi sekolah, untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru matematika selama pem-belajaran,

2. Mengambil data nilai matematika Ulangan Harian siswa pada materi sebelumnya untuk digunakan sebagai nilai awal siswa,

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pembe-lajaran kooperatif tipe TPS dan pembepembe-lajaran konvensional,

4. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS),

E X1 O1

(11)

5. Mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa baik pada kelas yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS maupun kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional,

6. Membagi siswa ke dalam kelompok heteregon yang terdiri dari dua orang berdasarkan nilai awal siswa pada kelas yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS dan membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-7 orang pada kelas yang mengikuti pembelajaran konvensional,

7. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa tes kemampuan pemecahan masalah beserta aturan penskorannya,

8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembe-lajaran (RPP) yang telah disusun baik pada kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan pada kelas kontrol yaitu dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang kegiatan selengkapnya terdapat pada Lampiran A.1 dan A.2,

9. Melakukan validasi instrumen, 10. Melakukan uji coba instrumen,

11. Mengadakanpost-testbaik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol, 12. Menganalisis data,

13. Membuat kesimpulan.

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

(12)

2. Data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diperoleh melalui tes kemampuan pemecahan masalah terhadap kedua sampel yang dilakukan pada akhir pokok bahasan. Data ini berupa data kuantitatif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui observasi dan tes. 1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa selama pem-belajaran berlangsung. Data aktivitas belajar ini diperoleh dengan melakukan pengamatan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh observer.

Ketentuan teknis pengisian lembar observasi aktivitas siswa ini adalah sebagai berikut.

a. Siswa mendapat tandacheck list(skor 1) jika melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

b. Siswa tidak mendapat tanda check list (skor 0) jika tidak melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

2. Tes

(13)

Instrumen tes dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai alat apabila sekurang-kurangnya instrumen tersebut valid dan reliabel. Validitas dan reliabilitas instrumen tes merupakan dua hal yang sangat penting dalam penelitian ilmiah karena merupakan karakter utama yang menunjukkan apakah suatu tes baik atau tidak. Validitas dan reliabilitas perlu diketahui sebelum digunakan untuk penelitian agar kesimpulan penelitian nantinya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya.

Dalam penelitian ini validitas tes yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang ditinjau dari kesesuaian isi tes dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Validitas ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah isi dari tes tersebut sudah mewakili dari keseluruhan materi yang telah dipelajari. Jadi dalam penelitian ini validitas isi digunakan untuk mengetahui isi suatu tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

(14)

Setelah tes dinyatakan valid, tes tersebut diuji coba di luar sampel tetapi masih dalam populasi, uji coba tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat reliabilitas tes, daya pembeda butir tes, dan tingkat kesukaran tes.

a. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan instrumen dalam menilai apa yang dinilai. Untuk menentukan reliabilitas instrumen tes digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha dalam Sudijono (2008: 208) adalah.

dimana,

r11 = koefisien reliabilitas tes

= jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item = varian total

n = banyaknya item tes yang dikeluarkan dalam tes

Menurut Sudijono, suatu tes dikatakan baik apabila koefisien reliabilitasnya sama dengan atau lebih besar dari 0,70 ( , sehingga dalam penelitian ini kriteria reliabilitas tes yang digunakan adalah lebih dari 0,70.

b. Tingkat Kesukaran (TK)

(15)

dengan,

TKi : tingkat kesukaran butir tes ke-i

S : rataan skor siswa pada butir ke-i Smaks: skor maksimum butir ke-i

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria in-deks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) seperti Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya TKi Interpretasi

Kurang dari 0,30 Sangat Sukar

0,30-0,70 Cukup (Sedang)

Lebih dari 0,70 Terlalu Mudah

Dalam penelitian ini digunakan butir-butir soal dengan kriteria sedang dan membuang butir-butir soal dengan kategori sangat sukar dan terlalu mudah.

c. Daya Pembeda (DP)

(16)

dengan,

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

JA = Rata-rata kelompok atas pada butir soal yang diolah JB = Rata-rata kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA = Skor maksimum butir soal yang diolah

Menurut Sudijiono (2008: 388) hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

Untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini digunakan butir soal dengan daya pembeda lebih dari atau sama dengan 0,30.

Dari perhitungan tes uji coba yang telah dilakukan, diperoleh data yang tertera pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Data Uji Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Test

No Soal Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

1 0,74 0,69 (Sedang) 0,34 (Sedang)

DP = JA JB

(17)

Berdasarkan tabel hasil tes uji coba di atas, diperoleh bahwa seluruh butir soal telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

D. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

a. Data Kemampuan Awal

Sebelum eksperimen dilakukan, untuk memastikan kesamaan rata-rata kemampuan awal kedua sampel, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata terhadap data kemampuan awal tersebut, namun terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Adapun langkah-langkah dan rumus yang digunakan sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data kemampuan awal siswa berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah.

1) Hipotesis Uji:

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

2) Taraf Signifikansi

2 0,65 (Sedang) 0,37 (Sedang)

3 0,54 (Sedang) 0,44 (Baik)

(18)

3) Statistik uji:

Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273):

Keterangan:

X2 = harga Chi-kuadrat

Oi = frekuensi observasi

Ei = frekuensi harapan

4) Keputusan uji:

Tolak H0 jika x2 x1 k 3 dengan taraf = taraf nyata untuk pengujian.

Dalam hal lainnya H0diterima.

Perhitungan uji normalitas terhadap data kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Lampiran C.3 dan C.4 dan rangkuman hasil perhitungan uji normalitas tersebut disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Siswa Kelas xhitung2

2

tabel

x Keputusan Uji Keterangan

Eksperimen 6,708 7,81 H0diterima Normal

Kontrol 5,017 7,81 H0diterima Normal

Berdasarkan data pada tabel 3.5, terlihat bahwa pada taraf signifikan = 5%

nilai 2

hitung

x < 2

tabel

x sehingga hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas)

(19)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data kemampuan awal siswa memiliki varians yang sama atau tidak. Untuk menguji kesamaan dua varians ini digunakan uji Bartlet (Sudjana, 2005: 261).

1) Uji hipotesis:

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut. a) Menghitung S2dari masing-masing kelas.

b) Menghitung semua varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:

c) Menghitung Harga Satuan B dengan rumus:

d) Uji Barlet dengan menggunakan statistik chi kuadrat dengan rumus:

(20)

Tolak H0 jika x2 x21 k 1 dan terima H0 jika x2 x21 k 1 , dimana 1

1 2

k

x didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 ) dan dk = (k 1).

Perhitungan uji homogenitas terhadap data kemampuan awal siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5. Rangkuman hasil perhitungan uji homogenitas data tersebut disajikan dalam Tabel 4.2 berikut.

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal Siswa

Berdasarkan data pada tabel 3.6 di atas, terlihat bahwa pada taraf signifikan = 5% nilai x2 < x21 k 1 , sehingga hipotesis nol diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai variansi yang sama.

Setelah data kemampuan awal kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, dilakukan uji kesamaan dua rata-rata. Analisis data dengan menggunakan uji-t, uji dua pihak. Adapun uji-t menurut Sudjana (2005: 239) sebagai berikut.

1) Hipotesis uji H0: 1 2

H1: 1 2

1 = rata-rata data kemampuan awal sampel kelas kontrol 2 = rata-rata data kemampuan awal sampel kelas eksperimen

Kelas 2

x x21 k 1 Keputusan Uji Keterangan Eksperimen

dan Kontrol

(21)

2) Taraf signifikansi : = 5 % 3) Statistik uji

dengan, 1

x = rata-rata sampel ke-1 2

x = rata-rata sampel ke-2 2

1

s = variansi sampel ke-1 2

2

s = variansi sampel ke-2 1

n = ukuran sampel ke-1 2

n = ukuran sampel ke-2 4) Keputusan uji

t didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+ n2 2) dan peluang (1 ½ ). Untuk harga-harga t lainnya

H0ditolak.

Dari hasil perhitungan pada Lampiran C.6, diperoleh thitung= 0,0254 dengan = 5% dan dk = 58, didapat ttabel = 2,00, karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan awal siswa pada sampel

kelas VIII-C sama dengan rata-rata kemampuan awal siswa pada sampel kelas VIII-G.

(22)

Aktivitas belajar siswa diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi aktivitas belajar siswa berbentuk daftar nama siswa dan banyaknya aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran TPS dan konvensional dengan memb

disediakan. Aktivitas belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah mem-perhatikan penjelasan guru, mengerjakan LKS, berdiskusi atau bertanya antara siswa dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi atau bertanya/menyatakan pendapat, memperhatikan presentasi hasil diskusi, dan membuat kesimpulan.

Kriteria siswa aktif pada pembelajaran yaitu siswa melakukan 65% dari indikator yang terdapat pada pembelajaran yang dilakukan. Dari data hasil observasi, dihitung persentase skor aktivitas siswa. Persentase skor aktivitas siswa pada setiap indikator dihitung menggunakan rumus:

keterangan,

A : persentase aktivitas belajar siswa

i

A : jumlah siswa yang aktif

n : jumlah seluruh siswa

Dalam penelitian ini, untuk pengujian hipotesis pada data aktivitas belajar siswa digunakan metode deskriptif.

c. Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh diana-lisis untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas

(23)

eksperimen dan kelas kontrol. Data hasil tes akhir yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians seperti pada data kemampuan awal siswa.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Adapun langkah-langkah dan rumus yang digunakan sama dengan uji normalitas pada analisis data kemampuan awal siswa.

2. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas)

Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan dengan pembelajaran konvensional mempunyai varians yang sama. Adapun langkah-langkah dan rumus yang digunakan sama dengan uji homogenitas pada analisis data kemampuan awal siswa.

3. Uji Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis kedua, jika data normal dan homogen maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata. Analisis data dengan menggunakan uji-t, uji dua pihak sama dengan data kemampuan awal siswa. Hipotesis uji:

(24)

rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang yang mengikuti pembelajaran konvensional).

H1: 1 2 (rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang

(25)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ...10

1. Efektivitas Pembelajaran...10

2. Pembelajaran Kooperatif TipeThink Pair Share ... 11

3. Pembelajaran Konvensional ...14

4. Aktivitas Belajar... 15

5. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 17

B. Kerangka Pikir ...20

C. Hipotesis Penelitian ... 22

1. Hipotesis Umum ... 22

(26)

A. Populasi dan Sampel ...24

B. Desain Penelitian...25

C. Prosedur Penelitian ...25

D. Data Penelitian ...26

E. Teknik Pengumpulan Data ...27

1. Observasi ... 27

2. Tes ... 27

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Aktivitas Belajar ...40

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ...43

B. Pembahasan ...45

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...49

B. Saran ...50 DAFTAR PUSTAKA

(27)

Puji syukur ku ucapkan kepada Sang Pencipta ALLAh SWT dan Nabi

Besar MUHAMMAD SAW

Kupersembahkan buah karya kecilku ini teruntuk,

mama dan papa tercinta yang selalu mendoakanku, yang tak pernah habis

dalam memberikan perhatian, kasih sayang, dukungan dan semangat

kepadaku, yang selalu sabar dalam membesarkanku, yang

selalu ada dikalaku sedih dan senang, yang tak

pernah lelah tuk selalu memberikanku yang

terbaik dalam hidup ini

uni dan adik-adikku tesayang (uni Yenni, dek Rahma, dan dek Ria)

serta ngahku, atas kebersamaannya selama ini,

atas semua doa dan dukungan yang telah

kalian berikan kepadaku

Para pendidik yang telah mendidikku

(28)

Penulis dilahirkan di Pringsewu Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada tanggal 5 Juli 1989. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Syafrial B., S.Pd. dan Ibu Depni Erlinda, S.Pd.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak Aisyiah pada tahun 1995 dan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Bandingagung Kecamatan Talangpadang Kabupaten Tanggamus pada tahun 2001. Pada tahun 2004, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Talangpadang Kabupaten Tanggamus dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Bandarlampung pada tahun 2007.

(29)

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Tipe Think Pair Share Ditinjau dari Aktivitas dan Kemampuan Pemecahan

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Pembimbing Akademik dan pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan nasihat, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(30)

bimbingan, saran serta arahan kepada penulis.

6. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

7. Bapak Subaweh, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

8. Ibu Sri Utami, S.Pd., selaku guru matematika kelas VIII SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

9. Siswa/siswi kelas VII-B, VII-C, dan VII-G SMP Negeri 2 Talangpadang Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2011/2012 atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

10. Mama dan papa tercinta, atas perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, yang tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik buat anak-anaknya.

11. Uni dan adik-adikku tersayang, ngah, dan cicik yang telah memberikan doa, semangat, dan motivasi kepadaku.

(31)

selamanya.

13. Teman-teman seperjuangan PPL di SMP Negeri 14 Bandarlampung (Mbk Yemi, Yevi, Santi, Nani, Else, Eka , Neshia, Seftia, Ariza, Nyoman dan Sri) atas kebersamaan selama tiga bulan yang luar biasa.

14. Teman-teman angkatan 2007 reguler, kakak-kakakku angkatan 2004 sampai 2006 dan adik-adikku angkatan 2008 sampai 2011 terima kasih atas kebersamaannya.

15. Almamater yang telah mendewasakanku.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung, Juli 2012 Penulis

(32)
(33)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yulva Sesmita

NPM : 0743021059

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juli 2012 Yang Menyatakan

Gambar

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal Siswa
= 2,00, karenatabelthitung

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hambatan kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan petani padi sawah di daerah penelitian, mengetahui apa faktor internal

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

Apabila yang hadir bukan direktur atau penerima kuasa yang namanya tercantum pada akta pendirian atau perubahan, maka POKJA berhak menolak dan perusahaan saudara

Superovulasi pada induk yang menstimulasi hormon- hormon kebuntingan (estradiol dan progesteron) juga meningkatkan kapasitas plasenta yang dimanifestasikan melalui peningkatan

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika melalui metode berpikir reflektif yang dilakukan guru dan untuk mengetahui

[r]

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran dan evaluasi teknis yang kami lakukan pada proses Seleksi Sederhana untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dan Sertifikasi ISO 9001:2008

Maka jumlah plastik paling banyak yang bisa digunakan adalah sebanyak .... Sinta membeli kue bolu dan kue donat untuk sajian