• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERBITAN SURAT KETERANGAN TEMPAT TINGGAL BAGI TENAGA KERJA ASING OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERBITAN SURAT KETERANGAN TEMPAT TINGGAL BAGI TENAGA KERJA ASING OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENERBITAN SURAT KETERANGAN TEMPAT TINGGAL BAGI TENAGA KERJA ASING OLEH DINAS KEPENDUDUKAN DAN

CATATAN SIPIL KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

RESIANA ARTIARA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

KOTA BANDAR LAMPUNG Nama Mahasiswa :Resiana Artiara

NPM : 0812011259

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Nurmayani, S.H.,M.H. Upik Hamidah, S.H.,M.H.

NIP 196112191988032002 NIP 196006061987032012

2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara

(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Nurmayani, S.H., M.H. ...

Sekretaris :Upik Hamidah, S.H., M.H. ...

Penguji Utama :Syamsir Syamsu, S.H., M.H. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Dr. Heryandi, S.H., M.S. NIP 196211091987031003

(4)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 21 Juni 1989 yang merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara dari

pasangan Bapak Hi. Azhari, MM dan Ibu Hj. Komara Helda, S.Sos.

Riwayat pendidikan penulis adalah : Taman Kanak-kanak Kartika II Bandar

Lampung lulus tahun 1995, SDN 2 Sumur Batu Bandar Lampung lulus tahun 2001, SMPN 25 Bandar Lampung lulus tahun 2004, SMAN 4 Bandar Lampung lulus tahun 2007.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

(5)

PERSEMBAHAN

AlhamdulillahiRobbil ‘Alamin

Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT,atas izin dan ridho-Nya

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Kedua orang tua ku yang dalam sujud selalu mendoakanku, terimakasih atas cinta

kasih sayang dan kesabarannya dalam merawat, membesarkan, mendidik dan memperjuangkanku dengan tulus ikhlas,

Kakak-kakakku yang telah memberikan segala daya dan upaya dalam kehidupanku serta doanya selama ini serta keponakan-keponakanku yang telah

menanti keberhasilanku.

(6)

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah

perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang

tidak diketahui orang lain

( William Wordswort )

Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan

menyentuh hati anda

( Heather Pryor )

Orang harus sabar dan tenang tanpa tergesa-gesa

dalam memikirkan sesuatu, tetapi harus cepat

melaksanakannya

(7)

SAN WACANA

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan segala limpahan rahmat, hidayah, karunia dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Penerbitan Surat Keterangan Tempat

Tinggal Bagi Tenaga Kerja Asing Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Ibu Nurmayani, SH., MH., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah sudi meluangkan waktu untuk memberikan dukungan, dan pengarahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Upik Hamidah, SH.,MH., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Syamsir Syamsu, SH., MH., selaku Dosen Pembahas I, yang telah

(8)

5. Ibu Lindati Dwiatin,SH.,MH., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan saran selama ini.

6. Bapak Dr. Heryandi, SH., MS., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

7. Ibu Nurmayani, SH., MH., selaku Kepala Jurusan Hukum Administrasi Negara dan Ibu Upik Hamidah, SH.,MH., selaku Sekretaris Jurusan Hukum

Administrasi Negara yang telah memberikan waktu dan pengetahuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Ibu Komara Helda selaku kasi bidang Registrasi Kependudukan Dinas

Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis.

9. Bapak dan ibu Dosen serta seluruh Civitas Akademik Fakultas Hukum

Universitas Lampung.

10. Ayahanda tercinta Azhari dan Ibunda Komara Helda, untuk doa dan

dukungan, bimbingan, serta kasih sayang yang tak terhingga. Maaf jika sampai saat ini aku hanya bisa membalas segala pengorbanan Ayahanda dan Ibunda dengan kata terima kasih.

11. Kakak-kakakku tercinta ndo dedy, abg ian, wo nana, terimakasih atas doa dan dukungannya.

(9)

13. Kepada ibuku dan tanteku (romyati) untuk bimbingannya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

14. Orang-orang tersayang oktavia yulia dewi dan ricky anggara terimakasih atas

kesetiaan kalian mendengarkan ceritaku dan percayalah kalian memiliki tempat dihatiku, tri resti andriani, mrr.widiyanti, terima kasih untuk dukungannya.

15. Sahabatku resti putry shandy, farid adi saputra gumilang, ika mutiara putri, ranti cipta, ririn hardiani, shinta pratiwi, siti hardiyanti, novie triyana erda,

mario jeremia dan nindiana lestari.

16. Teman-teman HIMA HAN adelia rizki putri andari, necya kartika, yulianti, andri timur, raden hidayatullah akbar, inez vania herera, m.ferdian, ardiatma

danu, dimas akbar terimakasih dukungan yang kalian berikan.

17. Teman-teman Fakultas Hukum angkatan 2008 terima kasih untuk setiap detik yang pernah kita lewati bersama.

18. Ibu Hera, Mas Marlan dan Mas Misyo terima kasih atas segala bantuan yang diberikan dalam perjuanganku menyelesaikan skripsi ini dan semua pihak

yang telah membantu penulisan skripsi ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu

(10)
(11)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia menjadi salah satu negara dengan laju pertumbuhan penduduk sangat

pesat. Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut Undang-undang Dasar 1945 Pasal 26 Ayat (2) dijelaskan bahwa penduduk adalah “Warga Negara Indonesia dan Orang Asing yang bertempat tinggal di Indonesia”.

Jadi penduduk yang ada di Indonesia bukan hanya orang Indonesia asli tetapi juga Warga Negara Asing yang tinggal di semua wilayah negara Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat dan pesat menimbulkan aneka

permasalahan yang serius, baik dibidang ekonomi, sosial, politik dan pembangunan, serta kesejahteraan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Kondisi

demikian banyak menimbulkan permasalahan dibidang administrasi kependudukan (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008:3).

Berdasarkan hasil sensus penduduk jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta.

Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara negara-negara yang sedang berkembang setelah Cina dan India. Dibanding dengan jumlah sensus

tahun 2010 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada

(12)

Salah satu upaya menghadapi dan menangani masalah kependudukan adalah

dengan membentuk Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di tingkat daerah dengan tujuan : memberikan pelayanan masyarakat yang cepat, tepat, mudah dan

murah, mencatat seluruh penduduk baik tetap maupun tidak tetap, Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA), memonitor mobilitas penduduk secara baik, menyediakan data atau informasi yang lengkap dan akurat.

Secara khusus Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah di bidang penyelenggaraan

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Kependudukan, pengendalian mobilitas penduduk serta penerbitan akta-akta catatan sipil (dalam artikel payung hukum membangun database kependudukan, www.adminduk.depdagri.go.id diakses 7

Oktober 2011).

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008 Tentang

Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di jelaskan di Pasal 1 Ayat (1) bahwa “Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan Data

Kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk

pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

Penduduk yang ada di wilayah Indonesia harus dapat ditata dan ditertibkan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan semua penduduk Indonesia dapat mematuhi

(13)

3

ini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada di seluruh wilayah Indonesia

untuk mengurus administrasi setiap penduduk.

Dibentuknya lembaga ini diharapkan pemerintah dapat memperoleh data dan informasi penduduk secara lengkap dan akurat, sehingga dapat membantu

mengantisipasi dan mengatasi masalah kependudukan yang terjadi serta bersama instansi pemerintah lain yang terkait maupun pihak-pihak lain dapat mengambil

suatu kebijakan publik yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ketersediaan informasi tentang kependudukan yang lengkap dan mutakhir tercermin dari tertib dokumen kependudukan atau tertib administrasi

kependudukan yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Pada hakikatnya upaya tertib dokumen kependudukan atau tertib administrasi

kependudukan bukan sekedar pengawasan terhadap blangko-blangko yang dipersyaratkan dalam penerbitan dokumen tetapi hendaknya harus tersistem, konkrit dan pragmatis, artinya mudah dipahami oleh penduduk dan diyakini

bermakna secara hukum yang berfungsi untuk melindungi, mengakui/ mengesahkan status kependudukan atau peristiwa vital yang dialami penduduk sehingga dibutuhkan oleh penduduk karena dapat memudahkan dan melancarkan

segala urusan dalam kehidupannya.

Penduduk yang tinggal dalam suatu wilayah di negara Indonesia terdiri dari Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing. Dalam penelitian ini penulis

(14)

Kerja Asing untuk mendapatkan Surat Keterangan Tempat Tinggal dengan

syarat-syarat yang telah ditentukan dan bila surat tersebut telah habis masa berlakunya maka dapat diperpanjang dengan persyaratan yang sama dengan waktu pembuatan

awal izin tempat tinggal tersebut.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas pokok membantu Bupati atau Walikota melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas

otonomi di bidang kependudukan dan catatan sipil serta tugas-tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai fungsi: perumusan kebijakan tekhnis di bidang kependudukan dan

catatan sipil, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang kependudukan dan catatan sipil, pembinaan dan pelaksanaan tugas

dibidang kependudukan dan catatan sipil serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati atau Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bertugas dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal untuk Warga Negara Asing khususnya Tenaga Kerja

Asing yang ada di Kota Bandar Lampung. Pada dasarnya, kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung tersebut sudah terdapat dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Tenaga Kerja Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung wajib melengkapi dokumen kependudukannya, bukan

(15)

5

Keterangan Tempat Tinggal yang dibuat dan dikeluarkan oleh Dinas

Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung.

Tenaga Kerja Asing yang datang ke Kota Bandar Lampung harus melengkapi berbagai persyaratan untuk mendapatkan Surat Keterangan Tempat Tinggal

(SKTT) dan Tenaga Kerja Asing tersebut juga tidak menggangu kenyamanan warga sekitar tempat Tenaga Kerja Asing tersebut tinggal. Oleh karena itu

Pemerintah Provinsi Lampung memperketat pengawasan terhadap Warga Negara Asing yang tinggal di provinsi Lampung (Radar Lampung Edisi, 02 Mei 2011).

Dibentuknya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil diharapkan pemerintah dapat memperoleh data dan informasi secara lengkap dan akurat mengenai Tenaga

Kerja Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung, sehingga dapat membantu mengantisipasi dan mengatasi berbagai masalah kependudukan yang terjadi khususnya bagi Tenaga Kerja Asing. Persoalan yang terjadi dan ditemukan di

lapangan masih banyak Tenaga Kerja Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung tetapi belum mendaftarkan diri untuk membuat Surat Keterangan

Tempat Tinggal yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. Hal ini yang menjadi salah satu permasalahan yang timbul karena kurangnya kesadaran Tenaga Kerja Asing untuk tertib Administrasi

Kependudukan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka bagi Warga Negara Asing yang tinggal di Kota Bandar Lampung dalam hal in Tenaga Kerja Asing wajib

(16)

SKTT ini, maka Tenaga Kerja Asing akan ditindak sesuai dengan ketetapan yang

diatur oleh UU Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 91 Ayat (2) tentang administrasi kependudukan.

Saat ini kondisi Tenaga Kerja Asing di Kota Bandar Lampung, belum menjadi

persoalan yang berarti bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung. Data yang diperoleh dari Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung,

Tenaga Kerja Asing yang telah membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal pada tahun 2011 sebanyak 17 orang. Terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan.

Kondisi lain yang terjadi dilapangan, Tenaga Kerja Asing yang berada di Kota Bandar Lampung masih kurang kesadarannya untuk membuat Surat Keterangan

Tempat Tinggal sesuai dengan peraturan yang ada. Dikarenakan hal tersebut diatas, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana kesadaran Tenaga Kerja Asing untuk tertib administrasi di Kota Bandar Lampung yang dikeluarkan Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang: Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal Bagi Tenaga

Kerja Asing Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

(17)

7

a. Bagaimanakah penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga

Kerja Asing yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung ?

b. Apa faktor penghambat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing ?

1.2.2 Ruang Lingkup

Penulis membatasi ruang lingkup dalam penelitian terbatas pada kajian hukum yang meliputi penerbitan dan faktor penghambat Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing dan sebagai tempat penelitian adalah Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Bandar Lampung.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk menganalisis penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung.

2. Untuk menganalisis faktor penghambat Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung dalam penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal

bagi Tenaga Kerja Asing.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

(18)

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan Ilmu Hukum, terutama dalam bidang Hukum

Administrasi Negara serta menambah pengetahuan bagi penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) bagi Tenaga Kerja Asing (TKA).

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan informasi terutama bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) agar dapat lebih tertib administrasi kependudukan yang dikeluarkan pemerintah melalui Dinas Kependudukan dan

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penerbitan

Penerbitan adalah proses pencatatan diri seseorang atau harta bendanya menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

pendaftaran sampai penandatanganan/pengesahan. Penerbitan dapat dengan huruf yang ditulis tangan atau huruf stensil menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku .

2.2 Administrasi Kependudukan 2.2.1 Pengertian Administrasi

Banyak pengertian administrasi yang dikemukakan oleh para ahli administrasi, ada pengertian adminitrasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit, dan bahkan ada yang mengartikan sebagai proses sosial. Dalam pengertian

yang luas menurut Musanef (1996:1) dalam bukunyaManajemen Kepegawaian di Indonesiamenyebutkan bahwa:

”Administrasi adalah kegiatan sekelompok manusia melalui tahapan-tahapan yang teratur dan dipimpin secara efektif dan efisien, dengan menggunakan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam implementasinya,

administasi berkembang dan mempunyai tugas-tugas yang biasa disebut sebagai fungsi administrasi diantaranya adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian

(20)

Sedangkan dalam pengertian sempit, yang dikemukakan oleh Soewarno Handayaningrat (1996:2), dalam bukunya “Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen” menyebutkan bahwa:

”Administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat,

surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan ’. (Soewarno Handayaningrat, 1996:2).

Menurut Prajudi dalam bukunya yang berjudul Administrasi dan Manajemen Umum mengemukakan sebagai berikut: Administrasi adalah suatu sistem atau

sistema yang tertentu, yang memerlukan input, transportasi, pengolahan dan

output tertentu. Sedangkan menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya yang

berjudul Filsafat Administrasi, mengemukakan pengertian administrasi sebagai berikut:

”Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya ”.

(Siagian, 1997:3).

Berdasarkan beberapa pengertian administrasi dari para ahli di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Administrasi adalah keseluruhan proses rangkaian

pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha bersama demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Meskipun rumusannya sederhana, pengertiannya tetap mempunyai

(21)

11

seluruh anggota kelompok. Dalam administrasi juga dibutuhkan input, transportasi, pengolahan danoutputtertentu.

2.2.2 Pengertian Administrasi Kependudukan

Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban

dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor

lain (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008: 3).

Pengertian tersebut di atas berarti bahwa setiap penduduk harus di data dan ditata melalui penertiban dokumen yang dikeluarkan oleh dinas kependudukan dan

catatan sipil setempat agar pemerintah dapat dengan mudah memenuhi segala urusan kependudukan bila dokumen setiap penduduk dapat dikelola dengan baik dan tertib.

Setiap penduduk mempunyai hak dan kewajibannya, kewajiban setiap penduduk adalah mematuhi semua peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Dengan memenuhi administrasi kependudukan yang dokumennya dikeluarkan

oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada di seluruh daerah yang ada di Indonesia, sedangkan hak setiap penduduk adalah untuk dilindungi dan diperlakukan secara adil dalam memenuhi semua urusan kependudukan yang telah

(22)

tersebut berlaku bagi semua penduduk Indonesia yaitu warga Negara Indonesia dan warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

Penataan administrasi direkomendasikan untuk penyelenggaraan registrasi

penduduk termasuk pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK). Dalam pelaksanaan sistem ini, semua penduduk baik Warga Negara Indonesia (WNI)

maupun warga Negara Asing (WNA) yang mengalami kejadian vital atau perubahan status kependudukannya harus mendaftarkan diri atau mencatatkan perubahan status tersebut kepada para petugas yang ditunjuk oleh negara. Dengan

adanya sistem ini, pemerintah akan memperoleh kemudahan dalam mengatur bentuk-bentuk pelayanan publik lainnya misalnya dibidang pendidikan, kesehatan

dan sebagainya.

Dalam peraturan pemerintah pada Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang dimaksud dengan Administrasi kependudukan

adalah:

” Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain ”.

(23)

13

2.2.3 Pelayanan Administrasi Kependudukan

Hingga saat ini, pengendalian arus migrasi masuk ke kota Bandar Lampung baru

dilakukan melalui kegiatan administrasi kependudukan, terutama diberlakukan bagi penduduk yang ingin menetap di Kota Bandar Lampung dengan tujuan yang

belum jelas, misalnya untuk mencari pekerjaan tetapi belum mendapat pekerjaan, atau untuk bersekolah tetapi belum ada kepastian diterima di salah satu sekolah yang ada.

Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Bab I

dijelaskan beberapa konsep atau pengertian yang berkaitan dengan Administrasi Kependudukan sebagai berikut:

1. Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui program pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan

serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

2. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

3. Warga Negara Indonesia adalah orang bangsa Indonesia asli dan

orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia.

4. Orang asing adalah orang bukan Warga Negara Indonesia.

(24)

6. Penyelenggara adalah pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota yang bertanggung jawab dan berwenang dalam urusan

administrasi kependudukan.

7. Instansi pelaksana adalah perangkat pemerintah kabupaten atau kota yang

bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan pelayanan dalam urusan Administrasi Kependudukan.

8. Dokumen kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi

pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

9. Data kependudukan adalah data perseorangan dan atau data agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

10. Pendaftaran Penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan

administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan.

11. Peristiwa kependudukan adalah kejadian yang dialami penduduk yang harus

dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan kartu keluarga, kartu tanda penduduk dan atau surat keterangan kependudukan

lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

12. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK, adalah nomor

(25)

15

13. Kartu Keluarga, selanjutnya disingkat KK, adalah kartu identitas yang memuat data tentang nama, susunan dan hubungan dalam keluarga, serta identitas

anggota keluarga.

14. Kartu Tanda Penduduk, selanjutnya disingkat KTP, adalah identitas resmi

penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

15. Pencatatan sipil adalah pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh

seseorang dalam register pencatatan sipil pada instansi pelaksana.

16. Pejabat pencatatan sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa

penting yang dialami oleh seseorang pada instansi pelaksana yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 17. Peristiwa penting adalah kejadian yang dialami seseorang meliputi kelahiran,

kematian, perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama, dan perubahan status kewarganegaraan.

18. Izin tinggal terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal di wilayah dalam jangka waktu yang terbatas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

19. Izin tinggal tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

20. Petugas registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan

(26)

21. Sistem informasi administrasi kependudukan, selanjutnya disingkat SIAK, adalah sistem informasi yang memanfaatkan teknologi dan komunikasi untuk

memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan ditingkat penyelenggara dan instansi pelaksana sebagai satu kesatuan.

22. Data pribadi adalah data perseorangan tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenarannya serta dilindungi kerahasiaannya.

23. Kantor Urusan Agama Kecamatan adalah satuan kerja yang melaksanakan

pencatatan nikah, talak, cerai, dan rujuk pada tingkat kecamatan bagi penduduk yang beragama islam.

24. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) instansi pelaksana adalah satuan kerja ditingkat kecamatan yang melaksanakan pelayanan pencatatan sipil dengan kewenagan menerbitkan akta.

(Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006).

2.2.4 Kewenangan

1. Penyelenggaraan pendaftaran penduduk yang dilakukan oleh pemerintah

kabupaten atau kota (dalam hal ini unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan catatan sipil) meliputi:

a. Pencatatan biodata untuk penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK),

pencatatan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan.

b. Penerbitan biodata penduduk untuk kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan surat keterangan kependudukan.

2. Penyelenggaraan pendaftaran penduduk yang dilakukan oleh pemerintah

(27)

17

a. Koordinasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi

b. Pemberian bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi.

c. Pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan catatan sipil skala provinsi.

d. Koordinasi pengawasan atas penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan

pencatatan sipil skala provinsi.

2.3 Pengertian Izin Tinggal Terbatas

Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan

Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, di jelaskan bahwa “Izin

Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu yang

terbatas sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan” (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008: 5).

Berdasarkan Pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa izin tinggal terbatas hanya

diberikan pada orang asing untuk tinggal di Indonesia dalam waktu yang terbatas jadi izin ini tidak diberikan untuk waktu yang lama atau waktu yang tidak ada

(28)

2.4 Pengertian Izin Tinggal Tetap

Pasal 1 Peraturan Presiden No 25 Tahun 2008 Tentang Persyaratan dan Tata Cara

Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil, Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada orang asing untuk tinggal menetap diwilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan (Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008).

Syarat-syarat untuk mendapatkan izin keimigrasian bagi setiap orang asing adalah harus memenuhi syarat-syarat:

a. Memiliki surat perjalanan yang sah b. Memiliki visa

c. Memiliki izin masuk kembali

d. Sehat, tidak menderita gangguan jiwa, atau penyakit menular yang membahayakan kesehatan umum

e. Mempunyai izin untuk masuk ke Negara lain

f. Memberikan keterangan yang benar dalam memperoleh surat perjalanan atau

visa (Sihar Sihombing, 2009:62).

Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing merupakan kartu penting yang wajib dimiliki oleh setiap Tenaga Kerja Asing yang berada di suatu

daerah di Indonesia. Surat Keterangan Tempat Tinggal berfungsi sebagai kartu identitas Tenaga Kerja Asing, selain itu Surat Keterangan Tempat Tinggal juga merupakan penanda pengakuan atas kewarganegaraan seorang Tenaga Kerja

(29)

19

Pada dasarnya Surat Keterangan Tempat Tinggal merupakan kartu penting yang wajib dimiliki oleh Tenaga Kerja Asing, namun kenyataanya yang terjadi di

lapangan tidak semua Tenaga Kerja Asing memiliki Surat Keterangan Tempat Tinggal dan kesadaran akan pentingnya Surat Keterangan Tempat Tinggal masih

sangat rendah, oleh karena itu pemerintah Kota Bandar Lampung mengeluarkan kebijakan di bidang kependudukan berdasarkan Peraturan Daerah No 7 Tahun 2009 Tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Akta Catatan Sipil

melalui pelaksanaan penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung di bidang

kependudukan yaitu penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal mempunyai tujuan untuk mengatasi masalah yang timbul yaitu tidak tertibnya Administrasi Kependudukan, oleh karena itu untuk mengetahui terlaksana atau tidaknya

penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal ini maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi pelaksanaan program penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal ini

memiliki arti penting untuk mengetahui sebab-sebab ketidaktertiban Tenaga Kerja Asing dalam membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal. Sehingga dapat dijadikan pedoman untuk mengubah atau memperbaiki kebijakan di masa yang

akan datang, dan yang pada akhirnya hasil dari evaluasi akan menjadi feedback

(30)

2.5 Keimigrasian

Berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 pada Pasal 1 ayat (1) tentang

Keimigrasian, yang dimaksud dengan keimigrasian adalah hal ikhwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia serta

pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kadaulatan negara.

2.5.1 Pengertian Hukum Keimigrasian

Menurut Sihar Sihombing dalam bukunya yang berjudul Hukum Imigrasi mengemukakan sebagai berikut : Hukum Keimigrasian adalah himpunan petunjuk

yang mengatur tata tertib orang-orang yang berlalu lintas di dalam wilayah Republik Indonesia dan pengawasan terhadap orang-orang asing yang berada di

wilayah Indonesia. Menurut pendapat Abdullah Sjahriful Hukum Keimigrasian masuk dalam Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu dengan Negara (pemerintah).

2.6 Tugas dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan

azas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 09 Tahun 2008 Pasal 2 tentang tugas, fungsi, dan tata kerja

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung. 1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahi;

(31)

21

c. Sub bagian keuangan.

3. Bidang perencanaan dan perkembangan kependudukan, membawahi;

a. Seksi perencanaan kependudukan; b. Seksi perkembangan kependudukan;

c. Seksi pengawasan kependudukan. 4. Bidang pendaftaran penduduk

Bidang pendaftaran penduduk mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas

Dinas dibidang pendaftaran penduduk meliputi penyusunan kebijakan pelaksanaan penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan penerbitan dokumen

kependudukan.

Bidang pendaftaran penduduk, membawahi; a. Seksi registrasi kependudukan;

Seksi registrasi kependudukan mempunyai tugas:

1) Melaksanakan pencatatan dan pemutahiran biodata penduduk; 2) Melaksanakan pendaftaran perubahan alamat;

3) Melaksanakan pendaftaran pindah datang penduduk dalam wilayah Republik Indonesia;

4) Melaksanakan pendaftaran WNA tinggal sementara dan pindah datang

antar Negara;

5) Melaksanakan pendataan penduduk rentan administrasi

kependudukan;

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. b. Seksi penetapan dan penerbitan dokumen kependudukan;

(32)

5. Bidang pencatatan sipil, membawahi; a. Seksi registrasi pencatatan sipil;

b. Seksi penetapan dan penerbitan dokumen pencatatan sipil; c. Seksi pengendalian dan pelaporan pencatatan sipil.

6. Bidang pengelolaaan informasi administrasi kependudukan, membawahi; a. Seksi pengelolaan data;

b. Seksi informasi dan penyuluhan

c. Seksi dokumentasi dan evaluasi. 7. Unit pelaksana teknis;

8. Kelompok jabatan fungsional.

2.7 Prosedur Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT)

Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) di berikan kepada Tenaga Kerja Asing (TKA) yang memiliki Dokumen keimigrasian berupa Kartu Izin Tinggal Terbatas

(KITAS). Setiap Orang Asing khususnya Tenaga Kerja Asing yang telah memiliki Izin Tinggal terbatas, pada saat berpergian tidak membawa Surat Keterangan

Tempat Tinggal dikenai denda administratif paling banyak Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah). Ketentuan ini telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 91 ayat (2) tentang Administrasi Kependudukan.

2.7.1 Ketentuan Umum

1. Surat Keterangan Tempat Tinggal di singkat (SKTT).

2. Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal di laksanakan pada Dinas

(33)

23

3. Setiap Penduduk Tenaga Kerja Asing Pemegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) wajib melapor ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Bandar Lampung untuk mendapatkan Surat Keterangan Tempat Tinggal. 4. Selambat lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterbitkannya izin tinggal

terbatas.

5. Masa berlaku Surat Keterangan Tempat Tinggal di sesuaikan dengan masa berlaku Kartu Izin Tinggal Terbatas yang di miliki.

2.7.2 Persyaratan

1. Foto copy Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). 2. Foto copy Pasport.

3. Surat keterangan catatan kelakuan.

2.7.3 Tata Cara Pemohon

1. Membawa persyaratan yang telah di tentukan.

2. Mengisi dan menandatangani Formulir Permohonan Pendaftaran Penduduk Tinggal Terbatas dan Formulir Biodata Orang Asing.

3. Membayar Retribusi Biaya Cetak Surat Keterangan Tempat Tinggal. Adapun biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat Surat Keterangan Tempat

Tinggal bagi Orang Asing dikenakan retribusi sebesar Rp.100.000,00. Ketentuan ini sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 7 Tahun 2009 Pasal 7 Ayat (3) tentang Retribusi Pelayanan

(34)

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil: 1. Meneliti persyaratan yang telah ditentukan.

2. Memberikan formulir Biodata untuk diisi orang asing/pemohon. 3. Menerima dan meneliti isian formulir Biodata.

(35)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Yuridis-Empiris.

1. Pendekatan Yuridis adalah pendekatan yang dilakukan melalui peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan literatur yang erat kaitannya

dengan Surat keterangan tempat tinggal bagi Warga Negara Asing.

2. Pendekatan Empiris adalah pendekatan yang dilakukan melalui

pengumpulan informasi terhadap pihak-pihak yang terkait dalam penerbitan Surat keterangan tempat tinggal bagi Warga Negara Asing di Kota Bandar Lampung.

3.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh dari studi

lapangan yaitu, berupa hasil wawancara dengan responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan (Library Research) dengan cara membaca, mengutip, menyalin dan menganalisis berbagai literatur.

(36)

1. Undang-undang Dasar 1945.

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

3. Undang-undang Nomor 06 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

4. Peraturan Presiden No 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.

5. Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 09 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Bandar Lampung.

6. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

b. Bahan Hukum sekunder yaitu bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer seperti buku-buku, literatur dan karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan.

c. Bahan hukum tersier merupakan data pendukung yang berasal dari informasi dari buku-buku, literatur, media massa, kamus maupun data-data lainnya.

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan adalah mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara

(37)

27

Perundang-Undangan, majalah-majalah serta dokumen lain yang berhubungan

dengan masalah yang dibahas.

b. Wawancara, wawancara ini dipergunakan untuk mengumpulkan data primer

yaitu dengan cara wawancara terarah atau directive interview. Dalam pelaksanaan wawancara terlebih dahulu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Bandar Lampung, selain itu ada pihak-pihak lain yang akan diwawancarai yaitu Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, Kasi Registrasi

Kependudukan, dan Kasi Wasdakim.

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data yang telah diperoleh maka penulis melakukan kegiatan-kegiatan

antara lain:

a. Editing yaitu memeriksa kembali mengenai kelengkapan, kejalasan dan kebenaran data yang telah diterima serta relevansinya dalam penelitian

b. Klasifikasi data adalah suatu kumpulan data yang diperoleh perlu disusun dalam bentuk logis dan ringkas, kemudian disempurnakan lagi menurut ciri-ciri data dan kebutuhan penelitian yang diklasifikasikan sesuai jenisnya.

c. Sistematika data yaitu melakukan penyusunan data secara sistematis sesuai dengan jenis dan pokok bahasan dengan maksud memudahkan dalam

menganalisa data tersebut.

3.4 Analisis Data

(38)

kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan

dengan cara menggambarkan kenyataan-kenyataan atau keadaan-keadaan atas suatu objek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan-keterangan dari

(39)

50

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dilakukan mengenai Penerbitan

Surat Keterangan Tempat Tinggal Bagi Tenaga Kerja Asing Oleh Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung kepada Tenaga Kerja Asing jumlahnya masih belum sesuai dengan jumlah Tenaga Kerja

Asing yang ada di Kota Bandar Lampung, yaitu dari tahun 2009-2011 berjumlah 253 orang. Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Asing yang sudah memiliki Surat Keterangan Tempat Tinggal berjumlah 44 orang Tenaga

Kerja Asing. Hal ini dikarenakan belum adanya penyuluhan-penyuluhan atau sosialisasi langsung dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

(40)

2. Hambatan bagi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dalam

mengeluarkan Surat Keterangan Tempat Tinggal ini adalah masih sedikitnya Tenaga Kerja Asing yang mengetahui informasi tentang keharusan untuk

membuat Surat Keterangan Tempat Tinggal yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Hal ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan-penyuluhan yang seharusnya dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil.

5.2 SARAN

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan pembahasan, berikut ini penulis ingin

mengajukan saran kepada :

1. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebagai lembaga birokrasi yang menangani masalah kependudukan dan catatan sipil di Kota Bandar Lampung kiranya dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan dan sosialisasi

kepada Tenaga Kerja Asing khususnya, Warga Negara Asing pada umumnya untuk memnbuat Surat Keterangan Tempat Tinggal berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun

2006 tentang Administrasi Kependudukan.

2. Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung

Kepada Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung sebaiknya sebagai salah

(41)

52

yang berada di Kota Bandar Lampung, sehingga dapat diperoleh data yang

sesuai dengan jumlah Warga Negara Asing yang ada di Kota Bandar Lampung. Selain itu juga harus adanya koordinasi antara Kantor Imigrasi

dengan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil. Sehingga setiap Tenaga Kerja Asing yang membuat KITAS atau kartu izin tinggal terbatas di Kantor Imigrasi selanjutnya diberikan informasi untuk mengurus pembuatan Surat

Keterangan Tempat Tinggal di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil. Sehingga terjalin kerjasama antara Kantor Imigrasi dengan Dinas

Kependudukan Dan Catatan Sipil untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menertibkan administrasi kependudukan.

3. Tenaga Kerja Asing

Hendaknya Tenaga Kerja Asing dapat menyadari betapa pentingnya Surat Keterangan Tempat Tinggal bagi Tenaga Kerja Asing, yaitu sebagai surat bukti yang menyatakan tempat tinggal atau tempat berdomisili Tenaga Kerja

(42)

SKRIPSI

Oleh

RESIANA ARTIARA 0812011259

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(43)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 6

1.2.1 Permasalahan ... 7

1.2.2 Ruang Lingkup... 7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 7

2.2.3 Pelayanan Administrasi Kependudukan ... 13

2.2.4 Kewenangan ... 16

2.3 Izin Tinggal Terbatas ... 17

2.4 Izin Tinggal Tetap ... 18

2.5 Keimigrasiaan ... 20

2.5.1 Pengertian Hukum Keimigrasian ... 20

2.6 Tugas dan Fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ... 20

2.7 Prosedur Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) ... 22

2.7.1 Ketentuan Umum ... 22

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 26

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 26

3.3.2 Pengolahan Data... 27

3.4 Analisis Data ... 27

(44)

4.1.2.1 Tugas Pokok Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil ... 30 4.1.2.2 Fungsi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil... 30 4.1.3 Data Tenaga Kerja Asing yang memiliki Surat

Keterangan Tempat Tinggal dari tahun 2009-2010 ... 31 4.1.4 Struktur Organisasi Dinas Kependudukan

Dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung... 34 4.2 Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal

Bagi Tenaga Kerja Asing di Kota Bandar Lampung ... 44 4.2.1 Persyaratan ... 46 4.2.2 Proses penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal... 46 4.3 Hambatan yang ditemui dalam penerbitan

Surat Keterangan Tempat Tinggal oleh Dinas kependudukan

Dan Catatan Sipil di kota Bandara Lampung ... 47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 49 5.2 Saran ... 50

(45)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Depdagri RI Dirjen Administrasi Kependudukan, 2008. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Direktorat Informasi Kependudukan Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. 2008. Payung Hukum Membangun Database Kependudukan

Dalam www.adminduk.depdagri.go.id.Diakses tanggal 7 Oktober 2011. Handayaningrat, Soewarno, 1996, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Pustaka Setia. Bandung

Muhammad Abdulkadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum. PT.Citra Aditya Bakti. Bandung.

Musanef, 1996,Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta. Gunung Agung

Prajudi, 1992, Administrasi dan Manajemen Umum. Ghalia Indonesia.

Siagian P Sondang, 1997. Filsafat Administrasi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sihombing, Sihar.2009.Hukum Imigrasi.Nuansa Aulia.Bandung

Sjahriful Abdullah, 1993,Hukum Keimigrasian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Dasar 1945

(46)

Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 09 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandar Lampung.

Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No 7 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

C. Sumber Lain

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina)

http://www.lpse.mahkamahagung.go.id , maka Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Pekerjaan Perencanaan Lanjutan Rehab Sesuai Proto Type Tahap III Gedung Kantor

Penerapan sistem operasi telah berubah dari sistem manual menjadi sistem komputerisasi, hal itu cukup beralasan mengingat banyaknya kelebihan dari sistem

• Dalam konteks sistem pembayaran, Bank Indonesia pada dasarnya memiliki fungsi utama untuk menyediakan suatu layanan prima di penyelenggaraan sistem pembayaran2. • Untuk

Uji kekerasan penelitian ini dilakukan pengujian sebanyak lima titik yang diaplikasikan pada spesimen Raw material dan spesimen yang mengalami perlakuan panas. Lima

pengolahan didasarkan pada faktor-faktor antara lain: target atau permintaan pasar rata-rata, kualitas batubara dari tambang (raw coal), spesifikasi produk akhir yang

Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkantingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yangtelah ditentukan

[r]