• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan SIJELITA sebagai sistem keamanan perumahan berbasis SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan SIJELITA sebagai sistem keamanan perumahan berbasis SMS"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ANDI SETIADI

G64103025

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANDI SETIADI

G64103025

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

ANDI SETIADI. Pengembangan SIJELITA sebagai sistem keamanan perumahan berbasis SMS dan PSTN. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SRI WAHJUNI.

Sistem keamanan perumahan berbasis teknologi komputer telah banyak dikembangkan. Sistem seperti ini dikembangkan mengingat dibutuhkannya sistem keamanan yang lebih efektif untuk mencegah terjadinya tindakan pencurian dan perampokan di perumahan. Selain itu, sebuah sistem keamanan perumahan juga dapat dikembangkan dengan menambah fungsi pemberitahuan kepada pemilik rumah di manapun ia berada dengan menggunakan layanan SMS. Fungsi pemberitahuan juga dapat diberikan kepada tetangga sebelah rumah mengingat tetangga merupakan pihak terdekat yang paling memungkinkan untuk segera mengambil tindakan ketika tindak kriminal terjadi. Fungsi pemberitahuan ke tetangga sebelah rumah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan layanan PSTN.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengamanan rumah yang telah ada bernama SIJELITA (SIstem Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) dengan menambahkan fitur SMS dan dial up PSTN. Fungsi fitur-fitur tersebut secara berurutan adalah untuk mengirimkan informasi kepada pemilik rumah melalui SMS dan tetangga rumah melalui layanan telepon publik PSTN.

Evaluasi kinerja sistem dilakukan berdasarkan waktu respon yang dibutuhkan untuk mengirimkan pesan SMS dan melakukan proses dial up ke jaringan telepon publik PSTN dengan frekuensi dial tone 425 Hz. Waktu respon SMS dihitung sejak detektor yang terpasang pada pintu dan jendela mengirimkan sinyal sampai SMS diterima di telepon seluler tujuan. Sedangkan waktu respon dial up dihitung sejak detektor yang terpasang pada pintu dan jendela mengirimkan sinyal sampai telepon tujuan berbunyi. Pengambilan waktu respon dan pengujian sistem dilakukan sebanyak 30 kali pada jam sibuk selama 10 hari berturut-turut. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan rata-rata waktu respon SMS dan dial up terendah secara berturut-turut adalah 9,33 detik dan 11,7 detik. Sedangkan rata-rata waktu respon SMS dan dial up tertinggi secara berturut-turut adalah 10,285 detik dan 13,069 detik. Selama pengujian dilakukan, sistem dapat mengirim SMS ke telepon seluler tujuan dan melakukan proses dial up ke nomor telepon tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ini cukup handal dengan keberhasilan penerimaan data sebesar 100% sehingga dapat disimpulkan prototipe pengembangan sistem SIJELITA ini dapat direkomendasikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan suatu sistem keamanan perumahan.

(4)

NRP :

G64103025

Menyetujui:

Pembimbing I,

Heru Sukoco, S.Si., M.T.

NIP. 132 282 666

Pembimbing II,

Ir. Sri Wahjuni, M.T.

NIP. 132 311 920

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.

NIP. 131 473 999

(5)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 1985 dari ayah Egidius Tumidjo dan ibu Sri Sumilah. Penulis merupakan putra keempat dari empat bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMU Negeri 90 Jakarta dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(6)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala curahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah skripsi ini. Rasa syukur juga penulis sampaikan kepada Bunda Maria beserta semua Keluarga Kudus lainnya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Heru Sukoco, S.Si., M.T. dan Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T. selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberi saran, masukan dan ide-ide kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Sugi Guritman selaku penguji yang telah memberi saran dan masukan. Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1 Ayah, Ibu, kakak-kakak dan keponakan-keponakanku serta seluruh keluarga yang selalu memberikan bimbingan, doa dan kasih sayang.

2 Oci, yang telah banyak memberi saran dan selalu memberi semangat penulis ketika mengalami hari-hari yang sulit. Terima kasih juga atas segala kemurahan hati dan kesabarannya.

3 Bapak Sujatmiko, dan teman-teman di laboratorium Net Centric Computing (NCC) antara lain Nanik Q., Rizal Ansyori, Faiq, David T., dan Gallan yang turut memberikan andil besar.

4 Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama penelitian maupun pada masa perkuliahan.

5 Ilkomerz 40: Agung P. I. S., Teh Arum, Albert Y., David H., Chita, Irena, Lindayati, Anti, Jemi, Dhiku, M. Pandi, Mulyadi, Ghoffar S., dan teman-teman lainnya yang banyak membantu penulis pada masa perkuliahan.

6 Kemaki 40: Ursula, Apriadi S., Lusi dan teman-teman Kemaki 40 lainnya yang telah memberikan dukungan dan inspirasi kepada penulis.

7 Teman-teman dari Tim Pendamping IPB yang selalu memberikan hiburan dan semangat.

8 Sandy, Deni, Kiki, Nirwan dan teman-teman TEP lainnya yang telah menyumbangkan fasilitas dan ilmunya untuk membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan penelitian di masa mendatang. Akhir kata, Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi pembaca, terutama untuk para peneliti yang berminat untuk melanjutkan dan menyempurnakan penelitian ini.

Bogor, Agustus 2007

Andi Setiadi

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 1

Ruang Lingkup Penelitian ... 1

Manfaat Penelitian ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Mikrokontroler ... 2

SMS (Short Message Service) ... 2

SMSC (Short Message Service Center) ... 3

AT Command ... 3

PSTN (Public Switched Telephone Network) ... 3

METODE PENELITIAN Analisis SIJELITA ... 3

Perancangan Modul-modul Pengembangan ... 4

Pembuatan Modul-modul Pengembangan ... 4

Implementasi Modul dan Modifikasi SIJELITA ... 6

Pengujian Sistem ... 6

Lingkungan Pengembangan ... 8

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Modul Dial Up ... 9

Pengembangan Modul Pengiriman SMS ...10

Status Report ...11

Modifikasi SIJELITA ...12

Analisis Kinerja ...12

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...13

Saran ...14

DAFTAR PUSTAKA ...14

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Beberapa AT command ... 3

2 Hubungan DT-51 dengan de Kits Phone Interface ... 5

3 Pengkodean digit DTMF ... 10

4 Kombinasi CPFlag dan CFlag ... 10

5 Rataan waktu respon sistem ... 13

6 Presentasi akurasi sistem ... 13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Skema pengiriman dan penerimaan SMS. ... 2

2 Arsitektur sistem keamanan perumahan SIJELITA lama. ... 3

3 Skema pengembangan sistem. ... 3

4 Pin-pin pada port 1. ... 3

5 Skema pengiriman SMS. ... 4

6 Skema dial up pesawat telepon. ... 4

7 Modul de Kits Phone Interface. ... 5

8 Model pengujian modul dial up. ... 7

9 Model pengujian modul SMS. ... 7

10 Model pengujian gabungan. ... 7

11 Diagram alir proses inisialisasi MT8888. ... 9

12 Diagram alir proses dial up. ... 10

13 Diagram alir proses pengiriman SMS ... 11

14 Skema pin masukan. ... 12

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Oktet-oktet PDU ... 16

2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem ... 17

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keamanan di daerah rumah tinggal sangat penting bagi masyarakat saat ini karena tindakan kriminal sudah sangat meresahkan. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya tindakan pencurian yang terjadi pada rumah-rumah kosong yang ditinggal pergi oleh penghuninya. Menurut data dari Polda Metro Jaya, selama Operasi Ketupat 2006 berlangsung dari tanggal 15-29 Oktober 2006 tindakan pencurian dan perampokan yang terjadi di perumahan merupakan peristiwa yang paling marak terjadi. Terdapat 48 kasus kriminal yang terjadi dan 14 di antaranya terjadi di kawasan perumahan. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan yang terjadi selama bulan Ramadhan (25 September-24 Oktober 2006) dimana terdapat 33 kasus kriminal yang terjadi.

Maraknya tindakan pencurian yang terjadi menimbulkan rasa tidak tenang di masyarakat apabila ingin meninggalkan rumah dalam keadaan kosong untuk bepergian. Hal ini mengingat sistem keamanan yang telah ada dan dikembangkan sebelumnya hanya memberitahu kepada petugas keamanan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah sistem keamanan yang lebih efektif. Sebuah sistem keamanan harus mampu menyampaikan informasi secara otomatis tidak hanya ke petugas keamanan tetapi juga kepada pemilik rumah di mana pun pemilik rumah berada. Selain ke pemilik rumah, tetangga sebelah rumah juga harus diberi informasi. Hal ini dilakukan karena tetangga rumah merupakan pihak yang paling dekat dan dapat langsung mengambil tindakan apabila terjadi tindak pencurian. Kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan layanan SMS (Short Message Services) dan PSTN (Public Swicth Telephone Network).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan SIJELITA (SIstem Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) sebagai sistem pengamanan rumah yang telah ada sebelumnya dengan menambahkan fungsi pemberitahuan kepada pemilik rumah dan tetangga sebelah rumah

dengan menggunakan layanan SMS dan PSTN.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1 Sistem pengiriman SMS menggunakan telepon seluler yang dihubungkan ke PC (Personal Computer) melalui kabel data dan menggunakan jaringan GSM (Global System for Mobile Communication) sebagai jalur pengiriman SMS.

2 Pembahasan mengenai sistem mikrokontroler terbatas pada proses pemutaran (dial up) nomor telepon pada modul phone interface secara logika dan konseptual, bukan pada komponen-komponen eletronik yang terkait di dalamnya.

3 Pembahasan pada sistem pengiriman SMS terbatas pada proses komunikasi antara PC dengan telepon seluler sampai telepon seluler tersebut mengirimkan SMS, bukan pada proses perjalanan SMS sampai ke telepon seluler penerima.

4 Sistem keamanan ini digunakan ketika rumah ditinggalkan dengan keadaan kosong.

5 Pemilik rumah diasumsikan mempunyai telepon seluler.

6 SMS akan dikirimkan ke telepon seluler pemilik rumah dan proses dial up dilakukan ke tetangga sebelah rumah.

7 Sistem telepon hanya bekerja pada jaringan telepon PSTN untuk frekuensi sinyal tone sebesar 425 Hz dan tidak dapat bekerja untuk jaringan private seperti PBX (Private Branch Exchange).

Manfaat Penelitian

(10)

hal-hal yang tidak diinginkan. Tindakan kriminal juga dapat lebih cepat diatasi karena adanya peringatan yang dikirim ke tetangga sebelah rumah.

TINJAUAN PUSTAKA

Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah komputer chip tunggal (single chip computer) yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan umumnya digunakan pada sistem kontrol yang membutuhkan jumlah komponen minimum dan biaya rendah. Dalam integrated circuit (IC) mikrokontroler telah terdapat ROM, RAM, EPROM, antarmuka serial dan paralel, timer, analog-to-digital converter (ADC), digital-to-analog converter (DAC), dan fitur lainnya. Mikrokontroler saat ini banyak digunakan sebagai sistem pengontrol, mulai dari mainan anak-anak, perangkat elektronik rumah tangga, perangkat pendukung automotif, peralatan industri, peralatan telekomunikasi, pengendali robot sampai dengan persenjataan militer.

Beberapa keunggulan yang diharapkan dari alat-alat berbasis mikrokontroler diantaranya :

1 Kehandalan yang tinggi dan kemudahan integrasi dengan komponen lain.

2 Ukuran yang semakin dapat diperkecil.

3 Penggunaan komponen lebih efisien sehingga biaya produksi lebih rendah.

4 Waktu pembuatan lebih singkat sehingga lebih cepat pula dipasarkan sesuai kebutuhan.

5 Konsumsi daya yang rendah.

(Ayala 1997)

SMS (Short Message Service)

SMS (Short Message Service) merupakan sebuah metode komunikasi dimana terjadi pengiriman-pengiriman teks di antara telepon-telepon seluler atau dari PC atau peralatan handheld ke telepon seluler. Ukuran maksimum pesan teks sebanyak 160 karakter huruf, angka atau simbol dalam alfabet Latin. Untuk alfabet lain, seperti Cina, ukuran pesan teks maksimumnya sebanyak 70 karakter.

SMS merupakan layanan store-and-forward dimana pesan yang dikirimkan tidak

diberikan secara langsung ke penerima. Keuntungan dari layanan ini adalah telepon seluler si penerima tidak harus dalam keadaan aktif atau berada dalam area sinyal ketika si pengirim mengirimkan pesan. Apabila telepon seluler si penerima dalam keadaan non aktif atau berada di luar jangkauan, pesan yang dikirim oleh si pengirim akan disimpan dalam SMSC (Short Message Service Centre) selama beberapa waktu sampai telepon seluler si penerima dalam keadaan aktif atau berada di dalam jangkauan.

Ketika seseorang mengirim sebuah SMS, pesan tersebut akan dikirimkan melalui BTS (Base Transceiver Station) ke SMSC, lalu SMSC tersebut akan mengirimkan pesan tersebut melalui BTS pula ke telepon seluler penerima. Secara umum, proses pengiriman SMS ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Core Network

SMSC

Gambar 1 Skema pengiriman dan penerimaan SMS.

(11)

SMSC (Short Message Service Center) SMSC bertanggungjawab untuk menangani operasi-operasi SMS pada jaringan. Ketika sebuah pesan dikirm, pesan tersebut akan sampai ke SMSC terlebih dahulu. Kemudian SMSC akan meneruskan pesan tersebut ke penerima. Tugas utama SMSC adalah untuk merutekan pesan-pesan SMS dan mengatur proses-proses yang ada. Jika penerima tidak aktif maka pesan yang dikirim akan disimpan selama beberapa saat dan akan dikirimkan kembali beberapa saat kemudian. (How Stuff Works 2006)

AT Command

AT command merupakan instruksi-instruksi yang digunakan untuk mengendalikan telepon seluler atau modem GSM/GPRS yang dihubungkan ke PC. Modem-modem dial-up, GSM/GPRS dan mobile phone mendukung instruksi-instruksi standar dalam AT command. Tabel 1 berisi instruksi-instruksi yang berhubungan dengan menulis dan mengirim pesan SMS. (Developer’s Home 2006)

Tabel 1 Beberapa AT command

AT command Instruksi

+CMGS Mengirim pesan

+CMSS Mengirim pesan dari tempat penyimpanan

+CMGW Menulis pesan ke memory

+CMGD Menghapus pesan

+CMMS Mengirim pesan

lainnya

PSTN (Public Switched Telephone Network)

PSTN merupakan salah satu contoh dari tipe jaringan circuit switched dimana ketika sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan diputar untuk memberitahu kepada jaringan tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated circuit dibangun antara sumber dan tujuan selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan dihilangkan ketika panggilan telah selesai dilakukan. (Stephen 2002)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Ratih Ramadhini pada tahun 2006. Rancangan arsitektur SIJELITA dapat dilihat pada Gambar 2. Pada penelitian sebelumnya, informasi adanya gangguan kemanan hanya dikirimkan ke petugas keamanan. Pada penelitian ini informasi sinyal yang dihasilkan selain dikirim ke petugas keamanan akan dikirimkan juga ke pemilik rumah melalui layanan SMS dan PSTN. Skema pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Analisis SIJELITA

SIJELITA (SIstem Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) merupakan sebuah sistem keamanan dengan prinsip kerja mendekati sistem keamanan perumahan yang terpantau yang telah ada sebelumnya, dengan memanfaatkan teknologi komputer, mikrokontroler, dan jaringan nirkabel IEEE 802.11. Pemantauan pada sistem ini dilakukan oleh petugas keamanan di perumahan yang bersangkutan. Proses pengiriman pesan dari sebuah rumah ke pos jaga petugas keamanan dilakukan melalui transmisi teknologi nirkabel IEEE 802.11.

Ketika pintu atau jendela dibuka, detektor yang terpasang akan membangkitkan sinyal analog yang dikirimkan ke perangkat mikrokontroler. Sistem mikrokontroler menerima masukan berupa sinyal analog tersebut melalui port 1 (P1) yang terdiri dari 8 pin. Mikrokontroler itu sendiri memiliki 4 port paralel Input/Output. Pada port ini terdapat 8 pin dengan skema seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 2 Pin-pin pada port 1.

P1.1 P1.3 P1.5 P1.7

(12)

Gambar 3 Arsitektur sistem keamanan perumahan SIJELITA lama.

Gambar 4 Skema pengembangan sistem.

Masing-masing pin dapat menerima masukan yang berbeda, sehingga satu mikrokontroler dapat menerima masukan dari maksimal 8 detektor yang dihubungkan pada pin P1.0 sampai P1.7 secara bersamaan. Untuk memudahkan identifikasi kedelapan detektor tersebut, maka tiap detektor diberi kode dengan aturan sebagai berikut:

• Kode detektor berupa 8 digit angka biner yang terdiri atas kode rumah pada 5 digit pertama dan kode detektor pada 3 digit berikutnya.

• Kode rumah berupa 00000, 00001, 00010, ..., 11111, sehingga rumah yang dapat dipantau pada sitem ini sebanyak 32 rumah.

• Kode detektor berupa 000, 001, ..., 111, sehingga detektor yang dapat digunakan sebanyak 8 detektor.

Setelah sinyal diterima, sinyal tersebut akan diteruskan ke komputer client melalui komunikasi serial menggunakan antar muka RS232 dengan inisialisasi sebagai berikut:

Port = COM1

(13)

Parity = 0 Data Bit = 8 Stop Bit = 1

Flow Control = None Time Out = 1500 ms

Program yang berada di komputer client akan menerima data dan mengirimkannya ke komputer server melalui jaringan nirkabel IEEE 802.11. Program ini dikembangkan dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic .NET 2003.

Program yang berada pada komputer server akan menerima data yang dikirimkan dari komputer client dan menampilkan data tersebut ke layar monitor. Program ini juga dikembangkan dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic .NET 2003.

Perancangan Modul-modul Pengembangan

1 Perancangan Modul Pengiriman SMS

Mekanisme pengiriman SMS yang digunakan adalah pengiriman melalui telepon selular. Telepon selular yang digunakan tersebut dihubungkan ke PC menggunakan kabel data.

Ketika sinyal datang, program yang berada pada PC akan menginstruksikan telepon selular untuk mengirimkan pesan ke nomor telepon selular pemilik rumah. Pesan tersebut akan dirubah ke dalam bentuk PDU (Protocol Description Unit). Telepon selular akan mengenali instruksi ini sebagai instruksi AT Command untuk mengirim SMS. Secara umum, skema pengiriman SMS ini dapat ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5 Skema pengiriman SMS.

2 Perancangan Modul Dial-Up

Modul dial up membutuhkan modul mikrokontroler tambahan sebagai antarmuka

antara mikrokontroler dan kabel telepon. Modul ini dihubungkan dengan mikrokontroler DT-51 MinSys yang digunakan pada penelitian sebelumnya.

Karena metode dial up dilakukan pada mikrokontroler, pemrograman yang digunakan menggunakan bahasa assembly. Program ini berfungsi untuk menerima masukan berupa sinyal analog dari detektor, meneruskan sinyal tersebut ke PC dan memutar nomor telepon tertentu. Secara umum, skema dial up ini dapat ditunjukkan pada Gambar 6.

`

DT-51 Min Sys Ver. 3.0

Phone Interface MCU

(DT51 + AN67)

Power Line Phone Line Phone Line Serial Line Phone Line Phone A Phone B LI N E PH O N E

Power LineSerial Line Phone Line

To PSTN Phone Line To Phone A

* * *

Core of PSTN Network

Gambar 6 Skema dial up pesawat telepon.

Pembuatan Modul-modul Pengembangan

1 Pembuatan Modul Pengiriman SMS

Pengiriman SMS dilakukan dengan cara menghubungkan telepon selular ke PC menggunakan kabel data. Telepon selular yang digunakan harus mendukung instruksi-instruksi AT Command.

Program yang digunakan untuk mengirimkan SMS dibuat dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic .NET 2003. Program ini membutuhkan library tambahan yang berisi class-class yang dapat digunakan untuk komunikasi ke telepon selular.

Library yang digunakan adalah GSMComm yang dapat diunduh secara gratis dari internet. GSMComm berisi komponen-komponen yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi dari dan ke telepon seluler termasuk mengirim SMS. Agar semua fungsi dalam library ini dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan framework .NET versi 1.1 dan telepon selular yang mendukung AT Command.

(14)

• PduConverter (terdapat dalam PduConverter.dll). Komponen ini berfungsi untuk mengubah format pesan SMS menjadi format PDU. Tidak ada komunikasi ke telepon selular ketika komponen ini digunakan.

• GsmCommunication (terdapat dalam GsmCommunication.dll). Komponen ini berfungsi untuk melakukan komunikasi ke telepon selular. Untuk ketepatan operasi, dibutuhkan telepon selular yang mendukung AT Command.

• RS232 (terdapat dalam RS232.dll). Komponen ini merupakan komponen low level yang digunakan dalam komunikasi serial.

Proses pengiriman SMS menggunakan GSMComm adalah sebagai berikut:

• Membuat obyek dari class GSMComm baru dengan parameter inisialisasi komunikasi serial ke telepon selular yang digunakan. Inisialisasi komunikasi serial meliputi port, baud rate, parity, data bit, stop bit dan time out yang digunakan. Port yang digunakan tergantung dari hasil instalasi driver telepon selular. Dalam hal ini, port yang digunakan adalah port 3 (COM3). Berikut ini adalah nilai inisialisasi lainnya:

Baud Rate = 19200 Parity = None Data Bit = 8 Stop Bit = 1 Time Out = 30000

• Membuka koneksi ke telepon selular. Untuk membuka koneksi ke telepon selular digunakan method Open yang terdapat pada class GSMComm.

• Mengirim SMS. Pengiriman SMS dilakukan menggunakan method SendMessage dengan parameter berupa obyek PDU dan parameter bertipe boolean yang menyatakan sebuah exception akan dilempar apabila terjadi suatu kesalahan. Obyek PDU mempunyai dua buah parameter yaitu pesan yang akan dikirim dan nomor telepon tujuan. Kedua tipe tersebut bertipe string.

• Menutup koneksi komunikasi ke telepon seluler. Method yang digunakan untuk menutup koneksi adalah method Close yang terdapat dalam class GSMComm.

2 Pembuatan Modul Dial Up

Mekanisme dial up dilakukan dengan menambahkan sebuah modul mikrokontroler ke dalam rangkaian mikrokontroler yang ada. Modul tambahan ini berfungsi sebagai antarmuka mikrokontroler ke kabel telepon atau ke pesawat telepon.

Modul tambahan yang digunakan adalah modul DT-IO Phone Interface Ver 2.0 dari Innovative Electronics. Modul ini kompatibel penuh dengan mikrokontroler DT-51 MinSys Ver 3.0 yang digunakan pada SIJELITA. Selain itu, modul ini dilengkapi dengan rutin-rutin siap pakai yang dapat digunakan untuk keperluan berbagai aplikasi. Hubungan antara DT-51 MinSys dengan de Kits Phone Interface dilakukan dengan menghubungkan pin-pin pada port data, control, dan port 1. Tabel 2 menunjukkan hubungan pin-pin pada ketiga port tersebut.

Tabel 2 Hubungan DT-51 dengan de Kits Phone Interface

DT-51 MinSys de Kits Phone Interface

DATA&CS DATA Pin Name Pin Name

1 AD0 1 D0 2 AD1 2 D1 3 AD2 3 D2 4 AD3 4 D3 9 CS0 9 CS

CONTROL CONTROL 1 VCC 1 VCC 2 GND 2 GND 3 I0 3 IRQ

5 T0 5 PLL_OUT

7 WR 7 WR 8 RD 8 RD PORT C & PORT 1 PORT 1

9 P10 9 RI 10 P11 10 HK 11 P12 11 RE 12 P13 12 RS0

(15)

Program untuk mengoperasikan rangkaian mikrokontroler ini dibangun dengan menggunakan bahasa assembler untuk mikrokontroler DT-51, yaitu ASM51 yang selanjutnya dikompilasi menjadi format Hexadesimal (HEX). Karena rutin-rutin yang akan dipakai dibuat menggunakan sistem operasi DOS 16 bit maka file ASM51 tersebut juga harus dikompilasi menggunakan sistem operasi DOS 16 bit. File dalam bentuk HEX inilah yang kemudian diunduh dan disimpan ke mikrokontroler. Program ini selanjutnya akan tersimpan di dalam mikrokontroler selama masih mendapatkan catu daya (tegangan).

Rutin-rutin built in yang digunakan dalam pemrograman dial up adalah sebagai berikut:

• Init8888: berfungsi meng-inisialisasi MT-8888 (komponen inti modul phone interface)

• CekDialTone: berfungsi untuk mengecek dial tone

• DTMFDialing: berfungsi untuk membangkitkan dan mengirimkan sinyal-sinyal DTMF (Dual Tone Multi Frequency) ke jaringan telepon

• Delay60: berfungsi untuk menghasilkan delay selama 60 ms

• Delay40: berfungsi untuk menghasilkan delay selama 40 ms

• CekCP: berfungsi untuk mengecek bussy tone, ringback tone atau outgoing call complete.

Implementasi Modul dan Modifikasi SIJELITA

1 Implementasi Modul Pengiriman SMS

Program yang dibuat berdasarkan algoritma pengiriman SMS dienkapsulasi menjadi sebuah modul. Fungsi pemanggilan modul ini kemudian disisipkan ke dalam program client SIJELITA.

Penyisipan fungsi pemanggilan modul pengiriman SMS dilakukan sebelum program tersebut mengirimkan sinyal ke komputer server melalui jaringan nirkabel IEEE 802.11. Dengan demikian, diharapkan agar SMS diterima oleh pemilik rumah tidak lama setelah petugas keamanan mendapatkan sinyal.

2 Implementasi Modul Dial Up

Modul dial up yang dibuat dengan bahasa assembler dienkapsulasi menjadi sebuah fungsi yang dapat digunakan dan dipanggil oleh program assembler lain. Fungsi tersebut kemudian ditambahkan dan disisipkan ke dalam program assembler SIJELITA.

Pemanggilan fungsi dial up ini dilakukan setelah prosedur pengiriman data ke komputer melalui komunikasi serial.

Modul mikrokontroler phone interface menggunakan beberapa pin port 1 seperti P1.0, P1.1, P1.2 dan P1.3. Hal ini mengakibatkan pin-pin tersebut tidak dapat digunakan untuk aplikasi lain. Oleh karena itu, SIJELITA tidak dapat menggunakan pin-pin tersebut sebagai masukan dari detektor.

Perubahan port ini mengakibatkan adanya modifikasi pada program assembler SIJELITA. Modifikasi dilakukan pada proses pembacaan bit-bit masukan. Pembacaan dialihkan ke P1.4-P1.7 yang tidak digunakan oleh modul dial up.

Selain perubahan pembacaan, modifikasi lain pada program assembler adalah menambahkan fungsi dial up ke nomor telepon tertentu.

Pengujian Sistem

Pengujian sistem bertujuan untuk melihat waktu yang diperlukan pada proses pengiriman SMS dan dial up telepon. Kinerja yang diukur adalah waktu pengiriman SMS (tkirimSMS), waktu dial up

telepon (tdialup) dan akurasi/kehandalan

sistem (P, Q).

1 Lokasi Pengujian

Pengujian prototipe pengembangan SIJELITA ini dilakukan di dua tempat yaitu Perumahan Sindang Barang II Blok C/3 Darmaga-Bogor 16680 dan Jalan Perwira No. 12 Darmaga-Bogor 16680. Pengujian modul dial up menggunakan jaringan telepon Telkom sebagai jalur dial up. Aplikasi client dan server dilakukan pada satu buah komputer.

2 Alat Pengujian

(16)

• Sistem Mikrokontroler yang dilengkapi dengan kabel RS-232 sebagai antarmuka komunikasi mikrokontroler dengan komputer.

• Satu buah komputer yang digunakan sebagai client dan server dengan spesifikasi:

Prosesor AMD Athlon 3500+ 2,20 GHz, Memori RAM 512 MB, dan Media Penyimpanan 80 GB.

• Satu buah komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows 98 yang digunakan untuk melakukan kompilasi program assembler dan mengunduhnya ke mikrokontroler.

• Satu buah telepon seluler Motorola E398 yang dilengkapi dengan kabel data USB sebagai antarmuka dengan komputer yang digunakan untuk mengirim SMS menggunakan jaringan GSM IM3. • Satu buah telepon seluler Siemens A31

yang digunakan sebagai tujuan dial up, SMS dan sebagai pencatat waktu. • Satu buah pesawat telepon

3 Model Sistem pada Pengujian

Terdapat dua model pengujian pengembangan sistem. Model pengujian pertama memisahkan pengujian untuk modul SMS dan dial up. Pengujian untuk modul dial up dilakukan di Perumahan Sindang Barang sedangkan pengujian untuk modul SMS dilakukan di Jalan Perwira. Kedua buah model pengujian ini dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9. Model pengujian kedua menggabungkan kedua buah modul tersebut menjadi sebuah sistem dan dilakukan di Perumahan Sindang Barang. Model pengujian tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 8 Model pengujian modul dial up.

`

C/S

MCU

RS 232

Data Cable Motorola E398

Siemens A31 S

M S

Transmitter

Gambar 9 Model pengujian modul SMS.

S M

S

Gambar 10 Model pengujian gabungan.

Arsitektur pengujian sedikit berbeda dengan arsitektur pengembangan sistem yang dapat dilihat pada Gambar 2. Salah satu penyebab utamanya adalah keterbatasan modul dial up yang hanya dapat bekerja pada frekuensi tone 425 Hz yang notabene merupakan frekuensi dari PT. Telkom. Oleh karena itu, harus dicari lokasi pengujian yang mempunyai jalur telepon langsung ke PT. Telkom dan dapat melakukan panggilan ke luar. Perbedaan-perbedaan pada arsitektur pengujian ini antara lain:

• Aplikasi client dan server dijalankan pada satu buah komputer. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan jumlah komputer pada lokasi pengujian.

• Proses dial up dilakukan dari mikrokontroler ke telepon seluler dan bukan ke telepon rumah. Hal ini juga dikarenakan keterbatasan telepon rumah pada lokasi pengujian. Perbedaan tujuan dial up ini tidak mempengaruhi waktu proses pada mikrokontroler. Proses yang dipengaruhi oleh perbedaan tujuan dial up ini adalah waktu proses dial up pada jaringan Telkom itu sendiri.

4 Rancangan Percobaan

(17)

Pengujian sistem dimulai dengan memberikan masukan pada sistem, yaitu dengan mengaktifkan transmitter sehingga detektor berkondisi ON. Penilaian waktu respon sistem bertujuan untuk melihat lama pengiriman SMS dari telepon seluler pada client (perumahan) hingga ke telepon seluler tujuan (pemilik rumah) dan melihat waktu proses dial up dari client (perumahan) ke tetangga. Waktu respon pengiriman SMS dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut:

tkirimSMS = tterimaSMS - tdetektor... (1)

dengan:

tterimaSMS adalah waktu pada saat SMS

diterima pada telepon seluler tujuan

tdetektor adalah waktu pada saat detektor

aktif

Sedangkan waktu respon dial up dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut:

tdialup = tterimaDialUp - tdetektor... (2)

dengan:

tterimaDialUp adalah waktu pada saat dering

pertama pada telepon tujuan berbunyi

Penilaian terhadap akurasi atau kehandalan sistem bertujuan untuk melihat peluang kegagalan atau keberhasilan sistem merespon permintaan dari client. Kehandalan sistem diperoleh dengan menggunakan fungsi sebagai berikut:

N

Np

P

=

atau

N

Nq

Q

=

...(3)

dengan:

P : peluang banyaknya percobaan yang berhasil, yaitu jika keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Q : peluang banyaknya percobaan yang gagal, yaitu jika keluaran yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan (1-P).

N : banyaknya percobaan yang dilakukan

Np : banyaknya percobaan yang gagal

Nq : banyaknya percobaan yang berhasil

Waktu dan metode pengambilan data disesuaikan dengan prinsip pengukuran intensitas trafik pada rekomendasi CCITT (International Telegraph and Telephone Consultative Committee) E500. Berdasarkan rekomendasi ini, pengambilan data dilakukan sebanyak 30 kali percobaan/hari selama 10 hari pada waktu sibuk. Dari data yang diperoleh, waktu sibuk jaringan Telkom adalah pukul 09.00-16.00 WIB sedangkan waktu sibuk jaringan GSM IM3 adalah pukul 07.00-19.00 WIB. Data pada waktu sibuk diperhitungkan sebagai data dengan nilai puncak trafik dari nilai rata-rata yang diperoleh dalam satu hari. Pengambilan data waktu respon dilakukan dalam rentang waktu sibuk kedua jaringan tersebut yaitu pukul 10.00-12.00 WIB untuk pengambilan waktu respon SMS dan 13.00-15.00 WIB untuk pengambilan waktu respon dial up.

Lingkungan Pengembangan

Lingkungan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lingkungan pengembangan pada sisi client dan server. Lingkungan pengembangan pada sisi client adalah sebagai berikut:

Perangkat lunak:

- Sistem Operasi: Microsoft Windows XP

- Bahasa Pemrograman: Bahasa Assembler Mikrokontroler 89C51 dan Microsoft Visual Basic .Net 2003

- Aplikasi pendukung : DOS 16 bit dan library GSMComm for .Net 1.1

Perangkat keras:

- Komputer untuk pembuatan dan pengolahan data, dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20 Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media penyimpanan 80 GB.

- Satu buah telepon seluler yang dilengkapi dengan kartu GSM dan kabel data.

Sementara lingkungan pengembangan pada sisi server adalah sebagai berikut:

Perangkat lunak:

- Sistem Operasi: Microsoft Windows XP

(18)

- Aplikasi pendukung : Microsoft Access 2003

Perangkat keras:

- Komputer untuk pembuatan dan pengolahan data, dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20 Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media penyimpanan 80 GB.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Modul Dial Up

Proses dial up dilakukan oleh modul phone interface setelah modul DT-51 menerima sinyal dari detektor. Komponen paling penting dalam modul phone interface adalah MT8888. Komponen inilah yang akan membangkitkan DTMF dialing ke nomor telepon tujuan. MT8888 mempunyai 3 buah register yaitu register control yang digunakan untuk mengatur kerja IC MT8888, Register Status untuk melihat status IC MT8888 dan Register Data untuk mengirim dan menerima data ke atau dari sinyal DTMF.

Sebelum dioperasikan, perlu dilakukan inisialisasi MT8888 terlebih dahulu pada 100 ms atau lebih setelah power supply aktif. Urutan dari proses tersebut adalah sebagai berikut:

- Baca status register

- Tulis control register dengan data 00H

- Tulis control register dengan data 00H

- Tulis control register dengan data 08H

- Tulis control register dengan data 00H

- Baca status register

Diagram alir (flow chart) dari proses inisialisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.

Setelah inisialisasi dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat kondisi jalur telepon yang digunakan menjadi off hook. Hal ini dilakukan karena proses dial up hanya dapat terjadi jika kondisi jalur telepon yang digunakan dalam keadaan off hook. Kondisi off hook merupakan kondisi dimana jalur telepon yang digunakan telah siap untuk melakukan pengiriman sinyal-sinyal DTMF. Keadaan ini biasanya ditandai dengan menggantungnya gagang telepon. Sebaliknya, kondisi dimana jalur telepon yang digunakan dalam keadaan menunggu

datangnya sinyal-sinyal DTMF dinamakan on hook. Kondisi ini biasanya ditandai dengan menutupnya gagang telepon. Kondisi off hook dan on hook direpresentasikan pada pin 1.1. Jika kondisi off hook terjadi, P1.1 akan bernilai 0 dan jika on hook terjadi, P1.1 akan bernilai 1.

Mulai

Baca status register

Tulis control register dengan data 00H

Tulis control register dengan data 08H

Baca status register Tulis control register

dengan data 00H Tulis control register

dengan data 00H

Selesai

Gambar 11 Diagram alir proses inisialisasi MT8888.

Setelah dilakukan pengecekan terhadap kondisi jalur telepon yang digunakan, selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap dial tone yang terdeteksi. Modul phone interface mempunyai sebuah blok tone detector berbasis LM567 yang berfungsi untuk melakukan pengecekan dial tone. Modul phone interface hanya dapat bekerja pada frekuensi dial tone sekitar 425 Hz. Beberapa tipe PABX yang tidak mendukung frekuensi dial tone sebesar 425 Hz tidak didukung oleh modul ini. Frekuensi 425 Hz merupakan frekuensi dial tone standar yang digunakan oleh perusahaan penyedia layanan telepon (Telkom). Oleh karena itu, untuk menggunakan modul ini disarankan menghubungkan jalur telepon langsung dari Telkom. Jika frekuensi dial tone yang ada tidak sesuai, dial tone tersebut tidak akan terdeteksi oleh modul ini dan modul ini akan terus menerus melakukan pengecekan.

(19)

adalah memutar nomor telepon tujuan. Fungsi ini merupakan fungsi utama yang dilakukan oleh modul phone interface. Proses pertama yang dilakukan adalah mengambil digit-digit nomor telepon tujuan. Masukan dari proses ini adalah alamat dari digit pertama yang akan diproses. Digit-digit kemudian dibaca melalui port data pin 1, 2, 3 dan 4 Setelah dibaca, digit-digit tersebut satu per satu akan dikodekan menjadi dua jenis frekuensi rendah dan tinggi yang akan digunakan untuk membangkitkan sinyal DTMF. Tabel pengkodean tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Pengkodean Digit DTMF

FLOW FHIGH DIGIT D3 D2 D1 D0

697 1209 1 0 0 0 1

697 1336 2 0 0 1 0

697 1477 3 0 0 1 1

770 1209 4 0 1 0 0

770 1336 5 0 1 0 1

770 1477 6 0 1 1 0

852 1209 7 0 1 1 1

852 1336 8 1 0 0 0

852 1477 9 1 0 0 1

941 1336 0 1 0 1 0

941 1209 1 0 1 1

941 1477 # 1 1 0 0

697 1633 A 1 1 0 1

770 1633 B 1 1 1 0

852 1633 C 1 1 1 1

941 1633 D 0 0 0 0

Hasil dari pengkodean digit-digit tersebut adalah frekuensi tinggi dan rendah sinyal DTMF dari setiap digit sehingga dihasilkan sebuah tone untuk setiap digit. Tone tersebut kemudian dikirimkan ke jalur telepon. Dengan demikian, proses dial up telah selesai.

Setelah proses dial up dilakukan, fungsi selanjutnya yang dijalankan adalah mengecek proses dial up tersebut sampai ke jalur telepon tujuan. Proses pengecekan ini dinamakan Call Progress. Proses ini akan mengecek keadaan jalur telepon tujuan. Terdapat 4 kemungkinan kondisi dalam sebuah jalur dial up telepon. Kondisi-kondisi tersebut antara lain:

- busy : tone 425Hz ini hadir tiap selang waktu 1 detik masing-masing selebar 1 detik

- ringback : tone 425Hz hadir tiap selang waktu 4 detik masing-masing selebar 1 detik

- complete : tone 425Hz hadir terus menerus

- unknown : keadaan-keadaan lain yang tidak diketahui

Keempat kondisi tersebut dapat dideteksi dengan membaca CPFlag dan CFlag. Kombinasi nilai dari kedua buah flag ini memberikan informasi keadaan jalur telepon tujuan. Kombinasi-kombinasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kombinasi CPFlag dan CFlag

CPFlag CFlag Keadaan Jalur Telepon

0 0 Busy

1 0 RingBack

0 1 Complete

1 1 Unknown

Diagram alir (flow chart) proses dial up yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 12.

START INITIALIZE MT8888 MAKE PHONE LINE OFF HOOK CEK DIAL TONE DIAL TONE VALID? NO YES DTMF DIALING PHONE NUMBER CALL PROGRESS END

Gambar 12 Diagram alir proses dial up.

(20)

GSMComm untuk proses komunikasi dari dan ke telepon seluler.

Terdapat mekanisme lain yang dapat digunakan untuk mengirim SMS dari komputer yaitu dengan memanfaatkan web service yang akan mengirim pesan SMS ke telepon seluler tujuan. Akan tetapi, untuk dapat menggunakannya komputer harus selalu terhubung ke internet. Selain itu, pengguna juga diharuskan membayar tarif yang dikenakan untuk setiap kali pengiriman.

Sebelum proses pengiriman SMS dilakukan, komputer harus membuka koneksi ke telepon seluler sehingga komunikasi dapat dilakukan. Untuk itu, pengguna diminta untuk memasukkan beberapa parameter yang dibutuhkan yaitu nomor port, baud rate dan timeout. Nilai parameter yang lain seperti parity, data bit dan stop bit menggunakan nilai standar yang biasanya dipakai untuk komunikasi ke telepon selular. Nilai-nilai standar tersebut antara lain:

Parity : None Data Bit : 8 Stop Bit : 1

Setelah koneksi terbentuk, pengguna diminta untuk memasukkan nomor telepon seluler tujuan. Parameter-parameter tersebut kemudian akan disimpan di registry komputer dan telepon seluler siap untuk menerima dan melaksanakan instruksi-instruksi dari komputer termasuk instruksi-instruksi untuk mengirim SMS.

Ketika telepon seluler dihubungkan ke komputer menggunakan kabel data, pengguna harus dapat mengetahui nomor port yang digunakan oleh kabel data tersebut. Jika tidak maka koneksi yang dibangun akan mengalami kegagalan.

Mekanisme pengiriman SMS dilakukan setelah komputer menerima sinyal dari mikrokontroler. Proses pengiriman SMS ini melalui dua tahap. Tahap pertama adalah mengubah pesan SMS yang akan dikirimkan ke dalam bentuk PDU. Proses pengubahan ini memerlukan dua buah parameter yaitu nomor telepon tujuan dan isi pesan SMS yang akan dikirim. Tahap kedua merupakan tahap pemberian instruksi ke telepon seluler untuk mengirimkan pesan dalam bentuk PDU tersebut ke nomor tujuan.

Pesan SMS yang dikirim adalah “Detektor Aktif”. PDU yang terbentuk dari pesan ini adalah sebagai berikut:

0011000C818065296007730000A70EC43 2BDBCA6BF E5A0E09A9E3603

Nilai PDU ini terdiri dari oktet-oktet yang berisi beberapa data seperti data seperti panjang dan nomor SMSC, panjang dan isi data teks, dan lain-lain. Keterangan lengkap dari oktet-oktet ini terdapat pada Lampiran 1.

Setelah dikodekan menjadi bentuk PDU, telepon seluler mengeksekusi instruksi untuk mengirimkan PDU tersebut ke nomor tujuan.

Diagram alir (flow chart) proses pengiriman SMS dapat dilihat pada Gambar 13. START CONNECT TO CELL PHONE PHONE CONNECTED? NO YES CONVERT MESSAGE TO PDU YES END PORT BAUD RATE TIME OUT PHONE NUMBER SAVE PARAMETERS TO REGISTRY DETECTOR ACTIVE? NO MESSAGE PHONE NUMBER SEND SMS

Gambar 13 Diagram alir proses pengiriman SMS.

Status Report

(21)

masih dalam proses pengiriman atau proses tersebut mengalami kegagalan dalam proses pengiriman.

GSMComm menyediakan suatu fungsi bernama MessageNotification yang dapat diaktif/nonaktifkan. Jika fungsi ini diaktifkan maka ketika sebuah event pesan masuk ke telepon seluler maka handler dari event tersebut akan dieksekusi.

Karena sebagian besar status report dikirimkan ke telepon seluler pengirim dalam bentuk SMS maka fungsi MessageNotification dapat digunakan untuk memberitahu status pesan yang dikirimkan. Akan tetapi, tidak semua jenis telepon seluler dapat menggunakan fungsi ini. Terdapat beberapa jenis telepon seluler yang tidak mendukung fungsi ini. Hal ini disebabkan karena fungsi MessageNotification menggunakan salah satu parameter Message Indication yaitu

SMSDeliverIndicationStyle dan SMSStatusReportStyle yang akan memberitahukan ke komputer apabila terdapat pesan yang masuk ke telepon seluler. Message Indication merupakan parameter-parameter indikasi perlakuan penerimaan pesan pada telepon seluler. Nilai-nilai Message Indication dapat dilihat pada program Hyper Terminal dengan memberikan instruksi AT+CNMI.

Modifikasi SIJELITA

Seperti telah disebutkan sebelumnya, SIJELITA menerima masukan dari delapan pin port 1. Akan tetapi, koneksi modul phone interface ke DT-51 juga menggunakan beberapa pin pada port 1. Pin-pin yang digunakan adalah Pin-pin 1 sampai 4. Oleh karena itu, terdapat modifikasi pada masukan SIJELITA.

Karena modul phone interface hanya menggunakan pin 1 sampai 4, masukan SIJELITA menggunakan empat pin yang tersisa yaitu pin 5 sampai 8 dengan skema seperti pada Gambar 14.

Masing-masing pin dapat menerima masukan yang berbeda dan merepresentasikan 1 bit data. Oleh karena itu, total masukan dari detektor sebanyak 4 bit.

Walaupun total masukan dari detektor hanya sebanyak 4 bit, data yang dikirimkan dari mikrokontroler ke komputer sebanyak 8

bit. Aturan kode untuk tiap detektor adalah sebagai berikut:

• Kode detektor terdiri dari 8 digit angka biner yang terdiri atas kode rumah 6 digit dan kode detektor pada 2 digit berikutnya.

• Kode rumah berupa 000000, 000001, 000010, ..., 111111, sehingga rumah yang dapat dipantau pada sistem ini sebanyak 64 rumah.

• Kode detektor berupa 00, 01, 10 dan 11 sehingga detektor yang dapat digunakan pada tiap rumah sebanyak 4 detektor.

Gambar 14 Skema pin masukan.

Selain kedelapan bit tersebut, mikrokontroler juga mengirimkan satu buah kode heksadesimal yang merepresentasikan Call Progress dari fungsi dial up telepon. Kode ini dibutuhkan untuk menampilkan hasil Call Progress tersebut ke pengguna.

Analisis Kinerja

(22)

rataan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Rataan waktu respon sistem

Hari ke – n Rataan Waktu Respon Dial

Up (detik)

Rataan Waktu Respon SMS (detik)

1 11,912 9,670

2 11,954 9,511

3 12,023 9,602

4* 12,012 9,330

5* 12,042 9,711

6* 11,700 9,905

7* 12,018 10,285

8* 12,406 10,279

9 12,242 9,603

10 13,069 10,033

* Pengujian gabungan

Data lengkap hasil pengujian untuk waktu respon dapat dilihat pada Lampiran 1 sedangkan kurva perbandingan waktu respon SMS dan dial up selama 10 hari pengujian dapat dilihat pada Lampiran 2.

Hasil uji waktu respon selama 10 hari pengujian menunjukkan bahwa proses sistem berjalan stabil. Selain itu, tidak terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara pengujian terpisah dan gabungan. Hal ini dikarenakan modul dial up dan SMS dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa mempengaruhi satu sama lain (independent). Peningkatan dan penurunan waktu respon baik SMS maupun dial up dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kekuatan sinyal telepon seluler yang digunakan untuk mengirim dan menerima SMS serta kondisi jaringan telepon dan GSM yang digunakan.

Sebagian besar waktu proses dial up terjadi pada jaringan telepon itu sendiri. Hal ini dibuktikan dengan mencoba untuk menghubungi sebuah nomor telepon seluler menggunakan telepon rumah. Hasilnya, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan panggilan sekitar 9-10 detik. Hal ini menunjukkan bahwa proses dial up pada sistem berlangsung selama 2-3 detik.

Hal yang sama juga terjadi pada proses pengiriman SMS. Proses pengiriman SMS yang dicoba dilakukan dengan

menggunakan telepon seluler biasa membutuhkan waktu 8-9 detik. Hal ini menunjukkan bahwa waktu proses yang terjadi dari detektor dinyalakan sampai SMS diterima oleh telepon seluler tujuan kurang lebih 1-2 detik saja.

Pada pengujian akurasi atau kehandalan sistem dilakukan perhitungan peluang banyaknya pengujian yang berhasil. Nilai 100% pada tingkat akurasi dial up dan SMS menunjukkan ketigapuluh pengujian yang dilakukan pada satu hari berhasil. Pengujian dikatakan berhasil apabila SMS diterima pada nomor tujuan yang sesuai dengan masukan pengguna dan telepon tujuan dial up berbunyi yang mengindikasikan adanya proses dial up yang masuk. Kondisi jaringan seluler sangat mempengaruhi waktu penerimaan SMS pada telepon seluler tujuan. Tingkat akurasi sistem yang diperoleh dari pengujian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Presentasi akurasi sistem

Hari ke – n Akurasi Dial Up

Akurasi SMS

1 100% 100%

2 100% 100%

3 100% 100%

4* 100% 100% 5* 100% 100% 6* 100% 100% 7* 100% 100% 8* 100% 100%

9 100% 100%

10 100% 100%

* Pengujian gabungan

Pada pengujian akurasi sistem baik pengiriman SMS maupun proses dial up sampai pada percobaan hari ke-10 tidak terdapat kesalahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem handal dengan akurasi 100%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(23)

keamanan perumahan. Karena hasil evaluasi kinerja sistem ini menunjukkan bahwa sistem ini handal dengan keberhasilan penerimaan data sebesar 100%.

2 Waktu respon SMS dan dial up sebagian besar terjadi pada jaringan telepon dan GSM yang digunakan pada pengujian.

3 Modul dial up dan SMS merupakan modul yang tidak saling mempengaruhi satu sama lain dan dapat berjalan sendiri-sendiri.

4 Hasil pengujian waktu respon prototipe sistem menunjukkan bahwa kecepatan proses pengiriman SMS dan dial up dipengaruhi oleh kekuatan sinyal koneksi jaringan dan kepadatan trafik jaringan telepon dan GSM yang digunakan sebagai jalur transmisi data.

5 Fungsi MessageNotification pada komponen GSMComm yang digunakan hanya dapat dijalankan pada jenis telepon seluler tertentu.

Saran

Untuk pengembangan penelitian ini selanjutnya, disarankan hal-hal sebagai berikut:

1 Melakukan modifikasi pada modul dial up sehingga dapat menerima dial tone selain 425 Hz.

2 Melakukan modifikasi pada mekanisme status report sehingga dapat digunakan oleh semua jenis telepon seluler.

3 Membedakan panggilan dari sistem dengan panggilan umum lainnya pada telepon rumah tujuan.

4 Proses dial up dilakukan kembali apabila rutin Call Progress tidak dalam kondisi complete.

5 Memperluas jangkauan detektor di sebuah rumah ke MCU dengan mengganti transceiver yang menggunakan teknologi lain seperti bluetooth atau IEEE 802.11.

6 Melakukan pengembangan ke arah pengamanan transmisi data.

7 Menambahkan sirine di pos keamanan agar petugas keamanan dapat memberikan perhatiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ayala K. J. 1997. The 8051 Microcontroller: Architecture, Programming, and Applications. West Publishing Company. USA.

Developers Home. 2006. Short Messaging Service (SMS) Tutorial. http://www.developershome.com/sms/ [6 November 2006].

Etsi. 1995. GSM Technical Specification 03.38. European Telecommunications Standards Institute. France.

How Stuff Works. 2006. How SMS Works. http://electronics.howstuffworks.com/sm s.htm [6 Novemner 2006].

Innovative Electronics. 2006a. de-KITS Application Note: AN1-Relay Board. http://www.innovativeelectronics.com/in novative_electronics/download_files/arti kel/AN1.pdf [20 November 2006] .

Innovative Electronics. 2006b. DT-BASIC Application Note: AN67-Interfacing DT-BASIC Series & de KITS Phone Interface.

http://www.inovativeelektronics.com [20 November 2006] .

Ratih R. 2006. Desain, Implementasi, dan Analisis Kinerja Sistem Keamanan Perumahan Client/Server Berbasis Mikrokontroler dan Teknologi Nirkabel IEEE 802.11 b/g [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

(24)
(25)

Lampiran 1 Oktet-oktet PDU

PDU yang terbentuk untuk pesan “Detektor Aktif” adalah sebagai berikut:

0011000C818065296007730000A70EC432BDBCA6BF E5A0E09A9E3603

Keterangan dari oktet-oktet tersebut adalah sebagai berikut

Oktet Penjelasan

00 Panjang dari informasi SMSC. Nilai 00 mempunyai arti bahwa SMSC yang disimpan pada telepon seluler yang akan digunakan

11 Oktet pertama dari tipe SMS-Submit-PDU. Nilai 11 ini mempunyai arti bahwa format validity period yang digunakan merupakan format relatif dan mengindikasikan bahwa tipe PDU adalah SMS-Submit-PDU 00 Mengindikasikan referensi pesan. Nilai 00 ini mengindikasikan bahwa

telepon seluler yang akan mengeset nomor referensi pesan 0C Mengindikasikan panjang nomor telepon tujuan yaitu 12 karakter 81 Mengindikasikan format nomor telepon yang digunakan. Nilai 81

mempunyai arti bahwa tipe penomoran tidak diketahui dan penomoran yang digunakan merupakan penomoran untuk telepon atau ISDN 80652960

0773

Nomor telepon dalam format semi oktet.

00 Mengindikasikan protocol identifier. Nilai 00 ini menunjukkan bahwa protokol yang digunakan merupakan protokol antar telepon seluler yang dideskripsikan secara implisit

00 Mengindikasikan skema pengkodean data. Nilai 00 ini menunjukkan pengkodean data menggunakan skema alfabet standar yang tidak dikompresi

A7 Oktet ini mengindikasikan nilai validity period. Nilai A7 mempunyai arti bahwa periode valid dari pesan ini adalah 24 jam

0EC432B DBCA6B F5A0E09 A9E3603

(26)

Lampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Pengujian sistem pada hari ke – 1

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 12.285 9.715 Benar

2 12.119 9.756 Benar

3 12.779 9.881 Benar

4 11.648 9.650 Benar

5 12.299 9.678 Benar

6 11.971 10.596 Benar

7 11.861 9.147 Benar

8 11.828 9.923 Benar

9 11.274 10.504 Benar

10 11.621 9.867 Benar

11 11.681 10.306 Benar

12 12.327 9.793 Benar

13 11.630 9.590 Benar

14 12.465 9.655 Benar

15 11.814 9.586 Benar

16 11.713 9.113 Benar

17 11.958 9.396 Benar

18 11.838 9.295 Benar

19 11.934 9.198 Benar

20 11.607 9.696 Benar

21 11.994 9.793 Benar

22 11.902 9.613 Benar

23 11.879 9.567 Benar

24 11.865 9.447 Benar

25 12.594 9.396 Benar

26 11.699 9.429 Benar

27 11.634 10.352 Benar

28 11.833 8.746 Benar

29 11.510 9.853 Benar

30 11.810 9.567 Benar

Rata-rata 11.912 9.670

Pengujian sistem pada hari ke-2

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 12.078 9.323 Benar

2 11.713 9.152 Benar

3 11.833 9.438 Benar

4 11.824 9.180 Benar

5 11.990 9.609 Benar

6 11.833 9.798 Benar

7 11.699 10.310 Benar

8 11.722 9.198 Benar

9 12.590 9.166 Benar

(27)

LanjutanLampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

11 12.138 9.332 Benar

12 11.671 9.129 Benar

13 11.898 8.949 Benar

14 11.727 9.955 Benar

15 11.976 9.447 Benar

16 11.838 9.973 Benar

17 12.276 9.895 Benar

18 11.921 10.204 Benar

19 11.842 9.821 Benar

20 12.904 9.027 Benar

21 11.422 9.103 Benar

22 12.142 9.452 Benar

23 12.262 9.364 Benar

24 11.902 9.730 Benar

25 11.999 9.235 Benar

26 11.930 9.189 Benar

27 11.948 9.295 Benar

28 12.128 9.544 Benar

29 12.133 10.380 Benar

30 11.856 9.313 Benar

Rata-rata 11.954 9.511

Pengujian sistem pada hari ke - 3

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 11.870 9.304 Benar

2 11.676 8.958 Benar

3 12.165 9.706 Benar

4 11.971 10.103 Benar

5 12.431 9.255 Benar

6 11.607 9.383 Benar

7 11.847 9.941 Benar

8 12.138 9.253 Benar

9 11.454 10.130 Benar

10 11.925 9.420 Benar

11 11.934 9.069 Benar

12 11.708 9.623 Benar

13 11.934 9.096 Benar

14 11.699 9.083 Benar

15 11.524 10.500 Benar

16 12.650 9.815 Benar

17 12.821 9.470 Benar

18 11.944 9.970 Benar

19 11.819 9.424 Benar

20 13.148 9.401 Benar

21 12.318 9.706 Benar

(28)

LanjutanLampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

23 11.948 9.346 Benar

24 12.304 9.489 Benar

25 12.230 10.144 Benar

26 11.787 10.287 Benar

27 11.953 9.701 Benar

28 12.354 9.687 Benar

29 11.838 9.946 Benar

30 11.519 9.655 Benar

Rata-rata 12.023 9.602

Pengujian sistem pada hari ke – 4

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 11.930 9.230 Benar

2 11.911 9.221 Benar

3 11.879 9.124 Benar

4 12.045 9.009 Benar

5 11.916 8.796 Benar

6 11.810 8.861 Benar

7 12.207 7.901 Benar

8 12.147 9.309 Benar

9 11.634 9.580 Benar

10 11.888 9.544 Benar

11 12.442 9.253 Benar

12 11.958 9.170 Benar

13 12.267 9.424 Benar

14 11.921 10.186 Benar

15 12.031 9.466 Benar

16 11.602 9.480 Benar

17 12.082 9.535 Benar

18 11.621 9.503 Benar

19 11.856 9.410 Benar

20 12.248 9.203 Benar

21 11.833 10.153 Benar

22 12.456 9.318 Benar

23 11.888 9.512 Benar

24 12.571 9.563 Benar

25 11.985 9.498 Benar

26 12.267 9.129 Benar

27 12.050 9.318 Benar

28 11.944 9.129 Benar

29 12.128 9.447 Benar

30 11.828 9.627 Benar

(29)

LanjutanLampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Pengujian pada hari ke - 5

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 11.884 9.175 Benar

2 12.101 9.567 Benar

3 11.588 9.860 Benar

4 12.128 10.360 Benar

5 12.613 9.992 Benar

6 12.022 9.590 Benar

7 11.971 10.030 Benar

8 12.142 9.558 Benar

9 12.308 9.786 Benar

10 11.953 9.710 Benar

11 12.004 9.249 Benar

12 11.990 9.369 Benar

13 11.399 9.560 Benar

14 11.962 10.756 Benar

15 11.824 10.380 Benar

16 12.733 9.756 Benar

17 11.750 9.723 Benar

18 11.274 9.493 Benar

19 12.133 9.290 Benar

20 11.958 9.290 Benar

21 12.041 9.410 Benar

22 11.953 9.512 Benar

23 12.059 9.507 Benar

24 13.379 9.504 Benar

25 11.824 10.080 Benar

26 11.944 10.860 Benar

27 12.751 9.130 Benar

28 11.814 9.540 Benar

29 11.810 9.553 Benar

30 11.944 9.738 Benar

Rata-rata 12.042 9.711

Pengujian pada hari ke - 6

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 11.953 9.664 Benar

2 11.501 9.730 Benar

3 11.607 9.678 Benar

4 11.524 9.647 Benar

5 11.663 9.184 Benar

6 11.206 9.701 Benar

7 11.990 10.781 Benar

8 11.072 9.336 Benar

9 11.824 10.121 Benar

(30)

LanjutanLampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

11 11.575 10.153 Benar

12 12.032 10.181 Benar

13 12.300 9.913 Benar

14 11.815 9.996 Benar

15 11.238 10.015 Benar

16 12.267 9.320 Benar

17 11.870 9.675 Benar

18 12.290 9.200 Benar

19 11.653 9.304 Benar

20 11.903 9.744 Benar

21 12.470 9.313 Benar

22 11.658 11.347 Benar

23 11.580 10.333 Benar

24 11.270 9.189 Benar

25 11.520 9.960 Benar

26 11.247 10.006 Benar

27 11.196 9.983 Benar

28 11.160 10.163 Benar

29 12.470 10.666 Benar

30 12.064 10.938 Benar

Rata-rata 11.700 9.905

Pengujian pada hari ke - 7

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 12.443 9.909 Benar

2 11.801 11.210 Benar

3 12.773 11.040 Benar

4 12.424 10.278 Benar

5 12.055 11.035 Benar

6 11.801 10.841 Benar

7 11.543 9.941 Benar

8 11.556 10.827 Benar

9 12.161 9.281 Benar

10 11.916 10.001 Benar

11 11.626 9.683 Benar

12 12.221 10.306 Benar

13 11.847 9.360 Benar

14 12.512 9.701 Benar

15 11.930 10.560 Benar

16 11.801 9.701 Benar

17 12.106 11.926 Benar

18 11.603 11.640 Benar

19 11.972 9.692 Benar

20 11.986 10.956 Benar

(31)

LanjutanLampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Pengujian pada hari ke - 8

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 12.511 10.476 Benar

2 12.567 10.144 Benar

3 12.174 9.936 Benar

4 13.568 11.930 Benar

5 12.534 10.707 Benar

6 12.078 10.989 Benar

7 11.865 10.070 Benar

8 12.008 10.560 Benar

9 12.576 10.813 Benar

10 12.285 10.029 Benar

11 12.428 9.812 Benar

12 11.934 9.858 Benar

13 12.193 9.895 Benar

14 12.867 9.793 Benar

15 12.276 10.684 Benar

16 13.804 10.181 Benar

17 12.188 11.210 Benar

18 12.447 10.320 Benar

19 12.276 10.573 Benar

20 12.544 9.350 Benar

21 12.502 9.798 Benar

22 12.225 9.456 Benar

23 12.354 9.623 Benar

24 12.562 10.047 Benar

25 12.207 11.884 Benar

26 12.331 9.213 Benar

27 12.174 9.581 Benar

28 12.470 11.196 Benar

29 12.258 10.255 Benar

30 11.981 9.978 Benar

Rata-rata 12.406 10.279

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

22 12.138 9.424 Benar

23 12.166 9.793 Benar

24 12.258 10.001 Benar

25 12.493 11.515 Benar

26 12.203 10.236 Benar

27 11.810 9.886 Benar

28 11.833 9.733 Benar

29 12.166 10.393 Benar

30 11.501 9.576 Benar

(32)

LanjutanLampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Pengujian pada hari ke – 9

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 12.415 9.147 Benar

2 11.829 11.123 Benar

3 12.180 9.027 Benar

4 11.916 9.106 Benar

5 12.106 9.475 Benar

6 12.133 9.383 Benar

7 12.812 9.406 Benar

8 11.829 9.743 Benar

9 12.101 9.632 Benar

10 11.723 9.406 Benar

11 11.949 11.176 Benar

12 12.936 9.733 Benar

13 12.216 9.064 Benar

14 12.249 9.341 Benar

15 12.470 10.564 Benar

16 12.027 9.327 Benar

17 12.503 9.263 Benar

18 13.130 9.346 Benar

19 12.461 9.290 Benar

20 11.820 10.112 Benar

21 12.272 9.092 Benar

22 12.203 9.588 Benar

23 11.723 9.627 Benar

24 12.540 9.023 Benar

25 11.986 10.356 Benar

26 12.106 10.518 Benar

27 12.724 8.893 Benar

28 12.004 9.212 Benar

29 12.960 9.803 Benar

30 11.944 9.309 Benar

Rata-rata 12.242 9.603

Pengujian pada hari ke – 10

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

1 12.152 9.641 Benar

2 13.993 10.158 Benar

3 14.180 11.450 Benar

4 13.472 11.432 Benar

5 14.641 10.112 Benar

6 12.230 8.829 Benar

7 12.650 11.469 Benar

8 12.890 9.438 Benar

(33)

LanjutanLampiran 2 Data lengkap waktu respon dan keluaran sistem

Perulangan Waktu Respon

Dial Up (detik)

Waktu Respon SMS(detik)

Keluaran Sistem (Benar / Salah)

10 12.863 9.438 Benar

11 13.338 9.867 Benar

12 13.213 9.835 Benar

13 12.410 10.504 Benar

14 12.646 9.641 Benar

15 13.223 9.720 Benar

16 12.761 11.676 Benar

17 14.898 8.695 Benar

18 12.876 11.289 Benar

19 11.912 9.475 Benar

20 12.415 9.198 Benar

21 12.373 11.413 Benar

22 12.521 9.987 Benar

23 14.141 11.224 Benar

24 12.863 9.443 Benar

25 13.130 9.678 Benar

26 13.269 9.563 Benar

27 13.047 9.276 Benar

28 13.153 8.898 Benar

29 13.693 9.978 Benar

30 12.503 10.140 Benar

(34)
[image:34.612.112.515.88.644.2] [image:34.612.134.513.99.351.2]

Lampiran 3 Grafik data waktu respon SMS dan dial up

Grafik waktu respon SMS

Grafik Waktu Respon SMS

7.000 8.000 9.000 10.000 11.000 12.000 13.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perulangan

W

a

kt

u (

de

ti

k)

Data Hari ke-1 Data Hari ke-2 Data Hari ke-3 Data Hari ke-4

Data Hari ke-5 Data Hari ke-6 Data Hari ke-7 Data Hari ke-8

Data Hari ke-9 Data Hari ke-10

Grafik waktu respon dial up

Grafik Waktu Respon

Dial Up

10.000 11.000 12.000 13.000 14.000 15.000 16.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Perulangan

Wa

k

tu

(

d

et

ik

)

Data Hari ke-1 Data Hari ke-2 Data Hari ke-3 Data Hari ke-4 Data Hari ke-5 Data Hari ke-6 Data Hari ke-7 Data Hari ke-8

(35)

ANDI SETIADI

G64103025

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(36)

ANDI SETIADI. Pengembangan SIJELITA sebagai sistem keamanan perumahan berbasis SMS dan PSTN. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SRI WAHJUNI.

Sistem keamanan perumahan berbasis teknologi komputer telah banyak dikembangkan. Sistem seperti ini dikembangkan mengingat dibutuhkannya sistem keamanan yang lebih efektif untuk mencegah terjadinya tindakan pencurian dan perampokan di perumahan. Selain itu, sebuah sistem keamanan perumahan juga dapat dikembangkan dengan menambah fungsi pemberitahuan kepada pemilik rumah di manapun ia berada dengan menggunakan layanan SMS. Fungsi pemberitahuan juga dapat diberikan kepada tetangga sebelah rumah mengingat tetangga merupakan pihak terdekat yang paling memungkinkan untuk segera mengambil tindakan ketika tindak kriminal terjadi. Fungsi pemberitahuan ke tetangga sebelah rumah tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan layanan PSTN.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengamanan rumah yang telah ada bernama SIJELITA (SIstem Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) dengan menambahkan fitur SMS dan dial up PSTN. Fungsi fitur-fitur tersebut secara berurutan adalah untuk mengirimkan informasi kepada pemilik rumah melalui SMS dan tetangga rumah melalui layanan telepon publik PSTN.

Evaluasi kinerja sistem dilakukan berdasarkan waktu respon yang dibutuhkan untuk mengirimkan pesan SMS dan melakukan proses dial up ke jaringan telepon publik PSTN dengan frekuensi dial tone 425 Hz. Waktu respon SMS dihitung sejak detektor yang terpasang pada pintu dan jendela mengirimkan sinyal sampai SMS diterima di telepon seluler tujuan. Sedangkan waktu respon dial up dihitung sejak detektor yang terpasang pada pintu dan jendela mengirimkan sinyal sampai telepon tujuan berbunyi. Pengambilan waktu respon dan pengujian sistem dilakukan sebanyak 30 kali pada jam sibuk selama 10 hari berturut-turut. Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan rata-rata waktu respon SMS dan dial up terendah secara berturut-turut adalah 9,33 detik dan 11,7 detik. Sedangkan rata-rata waktu respon SMS dan dial up tertinggi secara berturut-turut adalah 10,285 detik dan 13,069 detik. Selama pengujian dilakukan, sistem dapat mengirim SMS ke telepon seluler tujuan dan melakukan proses dial up ke nomor telepon tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ini cukup handal dengan keberhasilan penerimaan data sebesar 100% sehingga dapat disimpulkan prototipe pengembangan sistem SIJELITA ini dapat direkomendasikan sebagai acuan dalam mengimplementasikan suatu sistem keamanan perumahan.

(37)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keamanan di daerah rumah tinggal sangat penting bagi masyarakat saat ini karena tindakan kriminal sudah sangat meresahkan. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya tindakan pencurian yang terjadi pada rumah-rumah kosong yang ditinggal pergi oleh penghuninya. Menurut data dari Polda Metro Jaya, selama Operasi Ketupat 2006 berlangsung dari tanggal 15-29 Oktober 2006 tindakan pencurian dan perampokan yang terjadi di perumahan merupakan peristiwa yang paling marak terjadi. Terdapat 48 kasus kriminal yang terjadi dan 14 di antaranya terjadi di kawasan perumahan. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan yang terjadi selama bulan Ramadhan (25 September-24 Oktober 2006) dimana terdapat 33 kasus kriminal yang terjadi.

Maraknya tindakan pencurian yang terjadi menimbulkan rasa tidak tenang di masyarakat apabila ingin meninggalkan rumah dalam keadaan kosong untuk bepergian. Hal ini mengingat sistem keamanan yang telah ada dan dikembangkan sebelumnya hanya memberitahu kepada petugas keamanan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan sebuah sistem keamanan yang lebih efektif. Sebuah sistem keamanan harus mampu menyampaikan informasi secara otomatis tidak hanya ke petugas keamanan tetapi juga kepada pemilik rumah di mana pun pemilik rumah berada. Selain ke pemilik rumah, tetangga sebelah rumah juga harus diberi informasi. Hal ini dilakukan karena tetangga rumah merupakan pihak yang paling dekat dan dapat langsung mengambil tindakan apabila terjadi tindak pencurian. Kedua hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan layanan SMS (Short Message Services) dan PSTN (Public Swicth Telephone Network).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan SIJELITA (SIstem Jaminan kEamanan meLaluI Teknologi nirkAbel) sebagai sistem pengamanan rumah yang telah ada sebelumnya dengan menambahkan fungsi pemberitahuan kepada pemilik rumah dan tetangga sebelah rumah

dengan menggunakan layanan SMS dan PSTN.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1 Sistem pengiriman SMS menggunakan telepon seluler yang dihubungkan ke PC (Personal Computer) melalui kabel data dan menggunakan jaringan GSM (Global System for Mobile Communication) sebagai jalur pengiriman SMS.

2 Pembahasan mengenai sistem mikrokontroler terbatas pada proses pemutaran (dial up) nomor telepon pada modul phone interface secara logika dan konseptual, bukan pada komponen-komponen eletronik yang terkait di dalamnya.

3 Pembahasan pada sistem pengiriman SMS terbatas pada proses komunikasi antara PC dengan telepon seluler sampai telepon seluler tersebut mengirimkan SMS, bukan pada proses perjalanan SMS

Gambar

Gambar 1  Skema pengiriman dan penerimaan SMS.
Gambar 3 Arsitektur sistem keamanan perumahan SIJELITA lama.
Gambar 6 Skema dial up pesawat telepon.
Tabel 2  Hubungan DT-51 dengan de Kits
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: untuk

Hut, MP selaku Kepala Balai, Kepala Seksi, dan segenap staff karyawan Balai Penelitian Tumbuhan dan Pengelolaan (BPTP) Taman Hutan Raya (TAHURA) Mangkunagoro I Karanganyar,

Busana pertama yang digunakan pengantin pria menggunakan busana adat suku dayak yang sudah dikreasikan dengan motif pucuk rebung dan pakis sedangkan untuk

Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan penulis untuk memperoleh gambaran umum tentang masalah yang sedang dihadapi dan menganalisisnya, sehingga kemudian dapat

PENGARUH MODIFIKASI BOLA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK TAKRAW.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara

eksperimen ini lebih berorientasi pada anak dalam kegiatan menemukan sendiri informasi yang betul-betul jadi miliknya. Dari pendapat para ahli di atas, penulis

Alga merupakan produsen primer dalam suatu ekosistem perairan yang memiliki potensi untuk dikembangkan terutama dalam bidang pangan, Berdasarkan ukurannya, alga