ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN
TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL
DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR
OLEH LASWATI H14104114
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
RINGKASAN
LASWATI. Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor. Dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL
Industri kecil mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia, oleh karena perannya dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, namun industri kecil mampu menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Mengingat hal tersebut, perhatian untuk menumbuh kembangkan kinerja ekonomi industri kecil perlu untuk ditingkatkan, terutama di wilayah pedesaan mengingat daerah pedesaan sebagai basis industri kecil. Fenomena di Desa Sirnagalih, tumbuhnya industri kecil sandal mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Desa Sirnagalih merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari. Perkembangan industri kecil sandal ini sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Mei 2008 lalu diduga mengalami penurunan keuntungan. Hal tersebut terkait dengan peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya transportasi dan penurunan daya beli konsumen sandal industri kecil yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Penurunan keuntungan industri kecil sandal bila sampai pada kondisi tidak menguntungkan akan berimplikasi terhadap daya serap tenaga kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirna setelah kenaikan harga BBM dan faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan. Tujuan kedua penelitian adalah melihat besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal dan merumuskan strategi sederhana dalam pengembangan industri kecil sebagai bahan pertimbangan pemerintah. Pada penelitian ini, untuk melihat tingkat keuntungan pada industri kecil sandal menggunakan analisis rasio R/C. Rasio R/C pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih rata-ratanya sebesar 1,053 yang berarti industri kecil ini masih menguntungkan untuk diusahakan karena rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan industri kecil sandal Desa Sirnagalih sebesar 1,053 rupiah. Faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha secara nyata pada taraf uji 5% adalah volume penjualan dengan koefisien 0,062, upah pekerja per kodi dengan koefisien -9,687 dan pengeluaran bahan baku dengan koefisien -3,153. Pendidikan pengusaha dalam tahun berpengaruh nyata pada taraf uji 10% dengan koefisien 31461,379. Besar penyerapan tenaga kerja pada Industri kecil sandal di desa Sirnagalih Sebesar 10,13 % dari seluruh jumlah penduduk produktif di desa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara nyata adalah pesanan dengan koefisien sebesar masing-masing 0,209 pada taraf uji 5%.
Strategi sederhana yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah atau
ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN
TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL
DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR
Oleh LASWATI H14104114
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DAPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa : Laswati
Nomor Registrasi Pokok : H14104114
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan
Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal di Desa
Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor.
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian
Bogor
Menyetujui
Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D NIP. 131 284 623
Mengetahui
Ketua Departemen Ilmu ekonomi
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR–BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Bogor, Februari 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Laswati lahir pada tanggal 24 januari 1985 di Padang,
Sumatera Barat. Penulis anak ke-empat dari lima bersaudara, dari pasangan Faber
Siahaan dan Sondang Pasaribu. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis dimulai
dengan menamatkan sekolah dasar pada SD Cikampek Selatan V, Kabupaten
Karawang, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cikampek dan lulus pada
tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Cikampek
dan lulus pada tahun 2003.
Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar
dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir. Penulis masuk IPB
melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai
mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia di
beberapa kepanitian baik di kampus maupun di luar kampus, penulis juga aktif di
organisasi KPA (Komisi Pelayanan Anak) UKM PMK, dan Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bogor dan sempat menjadi guru privat untuk
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
atas segala berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Tingkat Keuntungan
dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal Di Desa
Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab Bogor. Industri kecil merupakan topik
yang sangat menarik karena daya tahannya manghadapi krisis 1998 lalu selain
karena keunggulannya dalam penyerapan tenaga kerja. Karena itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan topik ini, khususnya di daerah Desa
Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Disamping hal tersebut,
skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D yang telah memberikan bimbingan
baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini
sehingga dapat terselesaikan. Penulis sadar dan minta maaf atas segala
kekurangan penulis dalam bimbingan beliau.
2. Alla Asmara, M.Si, yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan
kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan
skripsi ini.
3. Jaenal Effendi, MA, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini.
4. Widyastutik, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik penulis dan
memberi semangat kepada penulis selama berkuliah.
5. Keluarga besar F. siahaan, yaitu Bapa, Mama, Bang Albert, Bang Doni,
Kak Nora, Dek Arnot untuk kesempatan penulis berkuliah juga kesabaran
dan dorongan semangat yang berarti dalam mennyelelesaikan kuliah
6. Sahabat-sahabat penulis yaitu Asi, Primdut, Terong, Dwince, Nina, Sun,
Riris, Nova, Itut, hurum, Esi, Ayu, Nita, Tata, Iren, Lauce, Yanti dan Reta
yang telah memberi warna dalam proses kedewasaan.
7. Kepada semua pihak lain yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis sadar bahwa skripsi ini belum sempurna dan segala kesalahan
yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang
membutuhkan.
Bogor, Februari 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Balakang ... 2
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10
2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri kecil ... 10
2.2. Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja ... 11
2.3. Permasalahan Industri Kecil ... 12
2.4. Konsep Keuntungan dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya ... 13
2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapannya ... 17
2.6. Analisis SWOT ... 20
2.6.1. Analisis Peluang dan Ancaman ... 20
2.6.2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan ... 20
2.7. Penelitian Terdahulu ... 22
2.7.1. Keuntungan Usaha ... 22
2.7.2. Penyerapan Tenaga Kerja ... 23
ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN
TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL
DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR
OLEH LASWATI H14104114
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
RINGKASAN
LASWATI. Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor. Dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL
Industri kecil mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia, oleh karena perannya dalam pertumbuhan eknomi dan penyerapan tenaga kerja. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, namun industri kecil mampu menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Mengingat hal tersebut, perhatian untuk menumbuh kembangkan kinerja ekonomi industri kecil perlu untuk ditingkatkan, terutama di wilayah pedesaan mengingat daerah pedesaan sebagai basis industri kecil. Fenomena di Desa Sirnagalih, tumbuhnya industri kecil sandal mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa. Desa Sirnagalih merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari. Perkembangan industri kecil sandal ini sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Mei 2008 lalu diduga mengalami penurunan keuntungan. Hal tersebut terkait dengan peningkatan harga bahan baku, peningkatan biaya transportasi dan penurunan daya beli konsumen sandal industri kecil yang berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Penurunan keuntungan industri kecil sandal bila sampai pada kondisi tidak menguntungkan akan berimplikasi terhadap daya serap tenaga kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirna setelah kenaikan harga BBM dan faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan. Tujuan kedua penelitian adalah melihat besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal dan merumuskan strategi sederhana dalam pengembangan industri kecil sebagai bahan pertimbangan pemerintah. Pada penelitian ini, untuk melihat tingkat keuntungan pada industri kecil sandal menggunakan analisis rasio R/C. Rasio R/C pada industri kecil sandal di Desa Sirnagalih rata-ratanya sebesar 1,053 yang berarti industri kecil ini masih menguntungkan untuk diusahakan karena rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan industri kecil sandal Desa Sirnagalih sebesar 1,053 rupiah. Faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha secara nyata pada taraf uji 5% adalah volume penjualan dengan koefisien 0,062, upah pekerja per kodi dengan koefisien -9,687 dan pengeluaran bahan baku dengan koefisien -3,153. Pendidikan pengusaha dalam tahun berpengaruh nyata pada taraf uji 10% dengan koefisien 31461,379. Besar penyerapan tenaga kerja pada Industri kecil sandal di desa Sirnagalih Sebesar 10,13 % dari seluruh jumlah penduduk produktif di desa tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja secara nyata adalah pesanan dengan koefisien sebesar masing-masing 0,209 pada taraf uji 5%.
Strategi sederhana yang dapat menjadi pertimbangan pemerintah atau
ANALISIS TINGKAT KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN
TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL SANDAL
DI DESA SIRNAGALIH, KECAMATAN TAMANSARI, KAB. BOGOR
Oleh LASWATI H14104114
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DAPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,
Nama Mahasiswa : Laswati
Nomor Registrasi Pokok : H14104114
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Analisis Tingkat Keuntungan dan Penyerapan
Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal di Desa
Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab. Bogor.
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan manajemen, Institut Pertanian
Bogor
Menyetujui
Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D NIP. 131 284 623
Mengetahui
Ketua Departemen Ilmu ekonomi
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR–BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Bogor, Februari 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Laswati lahir pada tanggal 24 januari 1985 di Padang,
Sumatera Barat. Penulis anak ke-empat dari lima bersaudara, dari pasangan Faber
Siahaan dan Sondang Pasaribu. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis dimulai
dengan menamatkan sekolah dasar pada SD Cikampek Selatan V, Kabupaten
Karawang, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Cikampek dan lulus pada
tahun 2000. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Cikampek
dan lulus pada tahun 2003.
Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar
dapat memperoleh ilmu dan mengembangkan pola pikir. Penulis masuk IPB
melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan diterima sebagai
mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi panitia di
beberapa kepanitian baik di kampus maupun di luar kampus, penulis juga aktif di
organisasi KPA (Komisi Pelayanan Anak) UKM PMK, dan Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bogor dan sempat menjadi guru privat untuk
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
atas segala berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Analisis Tingkat Keuntungan
dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal Di Desa
Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kab Bogor. Industri kecil merupakan topik
yang sangat menarik karena daya tahannya manghadapi krisis 1998 lalu selain
karena keunggulannya dalam penyerapan tenaga kerja. Karena itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan topik ini, khususnya di daerah Desa
Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Disamping hal tersebut,
skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Manuntun Parulian Hutagaol, Ph.D yang telah memberikan bimbingan
baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini
sehingga dapat terselesaikan. Penulis sadar dan minta maaf atas segala
kekurangan penulis dalam bimbingan beliau.
2. Alla Asmara, M.Si, yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan
kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan
skripsi ini.
3. Jaenal Effendi, MA, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini.
4. Widyastutik, M.Si yang telah menjadi pembimbing akademik penulis dan
memberi semangat kepada penulis selama berkuliah.
5. Keluarga besar F. siahaan, yaitu Bapa, Mama, Bang Albert, Bang Doni,
Kak Nora, Dek Arnot untuk kesempatan penulis berkuliah juga kesabaran
dan dorongan semangat yang berarti dalam mennyelelesaikan kuliah
6. Sahabat-sahabat penulis yaitu Asi, Primdut, Terong, Dwince, Nina, Sun,
Riris, Nova, Itut, hurum, Esi, Ayu, Nita, Tata, Iren, Lauce, Yanti dan Reta
yang telah memberi warna dalam proses kedewasaan.
7. Kepada semua pihak lain yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis sadar bahwa skripsi ini belum sempurna dan segala kesalahan
yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang
membutuhkan.
Bogor, Februari 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Balakang ... 2
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10
2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri kecil ... 10
2.2. Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja ... 11
2.3. Permasalahan Industri Kecil ... 12
2.4. Konsep Keuntungan dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhinya ... 13
2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapannya ... 17
2.6. Analisis SWOT ... 20
2.6.1. Analisis Peluang dan Ancaman ... 20
2.6.2. Analisis Kekuatan dan Kelemahan ... 20
2.7. Penelitian Terdahulu ... 22
2.7.1. Keuntungan Usaha ... 22
2.7.2. Penyerapan Tenaga Kerja ... 23
2.8. Kerangka Pemikiran ... 24
III. METODE PENELITIAN ... 27
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 25
3.3. Metode Pengambilan Sampel ... 25
3.4. Metode Analisis ... 26
3.4.1. Analisis Tingkat Keuntungan R/C ... 26
3.4.2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan dan Penyerapan Tenaga Kerja ... 27
3.4.2.1. Koefisien Determinasi (R2) ... 30
3.4.2.2. Parameter untuk Masing–Masing Parameter Regresi ... 31
3.4.2.3. Heteroskedastisitas ... 32
3.4.2.4. Multikolinearitas ... 33
3.4.3. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja ... 33
3.4.4. Analisis SWOT ... 34
3.4.5. Definisi operasional ... 36
IV. GAMBARAN UMUM ... 42
4.1. Gambaran Umum Lokasi ... 42
4.1.1. Letak dan Geografis ... 42
4.1.2. Keadaan Penduduk... 43
4.1.3. Sarana dan Prasarana ... 44
4.2. Gambaran Umum Industri Kecil Sandal di Desa Sirna Galih ... 46
4.2.1. Sejarah Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih ... 46
4.2.2. Tahapan Produksi dan Organisasi Kerja ... 48
4.2.3. Pemasaran Produk ... 53
4.3. Karakteristik Responden Pengrajin ... 54
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60
5.1. Analisis Keuntungan ... 61
5.1.2. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan ... 66
5.2...An alisis Penyerapan Tenaga Kerja ... 67
5.2.1. Kontribusi Penyerapan Tenaga Kerja ... 67
5.2.2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan
Tenaga Kerja ... 68
5.3...An alisis Pendapatan Pekerja ... 60
5.4...An alisis SWOT ... 72
5.4.1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 72
5.4.2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan
Ancaman ... 77
5.4.3. Alternatif Pengembangan Usaha Industri Kecil Sandal
Berdasarkan Analisis SWOT ... 80
5.5...Str ategi Pengembangan Industri Kecil yang Disarankan ... 83
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
6.1...Kes impulan ... 88
6.2...Sar an ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar
Tahun 2001-2006 di Indonesia (Orang) ... 2
1.2. Jumlah dan Proporsi Unit Usaha, Tenaga Kerja UKM dan
Usaha Besar Tahun 2005-2006 di Indonesia ... 2
1.3. Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun 1999-2006 di
Indonesia (Unit) ... 3
2.1. Srategi Alternatif berdasarkan Analisis SWOT ... 22
4.1. Data Penggunaan Lahan 2007... 42
4.2. Penduduk Desa Sirnagalih Menurut Usia dan Jenis Kelamin
Tahun 2007 ... 43
4.3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Sirnagalih, Tahun 2007 ... 44
4.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Desa
Sirnagalih, Tahun 2007 ... 45
4.5. Karakteristik Umum Responden Pengrajin Industri Kecil
Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 56
4.6. Kelompok Umur Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal di
Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 56
4.7. Tingkat Pendidikan Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal
di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 57
4.8. Jumlah Tanggungan keluarga Responden Pengrajin Industri
Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 57
4.9. Jumlah Karyawan pada Bengkel Sandal Responden Pengrajin
Industri Kecil Sandal di Desa Sirnagalih, Tahun 2008 ... 58
4.10. Pengalaman usaha Responden Pengrajin Industri Kecil Sandal
5.1. Rata-rata B/C Industri Kecil Sandal Desa Sirnagalih Selama
Seminggu ... 61
5.2. Deskripsi Statistik Variabel Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Keuntungan Industri Kecil Sandal. ... 62
5.3. Nilai Koefisien dari Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keuntungan Industri Kecil ... 63
5.4. Hubungan Antara Hipotesis Awal dan Hasil Penelitian
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Pangrajin Sandal ... 67
5.5. Deskripsi Statistik Variabel Faktor-Faktor Yang Tingkat
Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal... 72
5.6. Nilai Koefisien dari Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
penyerapan tenaga kerja... 72
5.7. Hubungan Antara Hipotesis Awal dan Hasil Penelitian
Faktor-Faktor yang Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Sandal ... 82
5.8. Kekuatan dan Kelemahan Industri Kecil Sandal ... 85
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Fungsi permintaan tenaga kerja ... 19
2.2. Kerangka Pemikiran... 26
3.1. Matriks SWOT (Wheelen dan Hunger, 1992) ... 38
3.2. Matriks Strategi Pengembangan SWOT (Wheelen dan Hunger, 1992) ... 39
4.1. Struktur Produksi I ... 52
4.2. Struktur Produksi II... 52
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Prosedur Pengujian Hipotesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keuntungan Industri Kecil Sandal ... 95
2. Prosedur Pengujian Hipotesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Sandal ... 97
3. Laporan Keuangan Pengusaha Sampel ... 98
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kulitas hidup
masyarakat secara merata. Perkembangan industri kecil mempunyai peran
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia karena berperan dalam
pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja juga pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Ciri perekonomian negara berkembang adalah adanya pergeseran
struktur dari sektor pertanian ke sektor industri. Industri kecil menempati posisi
strategis dalam kebijaksanaan pembangunan nasional karena industri kecil
mempunyai karakteristik yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja
dibandingkan modal. Hal ini menempatkan industri kecil sebagai salah satu
strategi perluasan kesempatan kerja.
Ketidakmampuan sektor formal dalam menyerap kelebihan tenaga kerja
menyebabkan banyak tenaga kerja mencari alternatif lain, yaitu bekerja di sektor
informal salah satunya adalah sektor industri kecil. Sektor informal menjadi salah
satu alternatif lapangan kerja karena karakteristik yang dimilikinya, yaitu aktivitas
yang tidak hanya didasarkan pada kesempatan berinvestasi tetapi lebih didasarkan
pada dorongan untuk menciptakan kesempatan bagi diri sendiri. Kehadiran
industri kecil dalam jumlah besar yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja
menjadi faktor yang menyebabkan aktivitas perekonomian tinggi. Meskipun
Namun dengan tenaga kerja yang diserap telah memberikan andil dalam kemajuan
ekonomi. Penyerapan tenaga kerja industri kecil dari tahun 2001 sampai dengan
tahun 2006 terus mengalami peningkatan (Tabel 1.1). Penyerapan tenaga kerja
pada industri kecil dan menengah di Indonesia pada tahun 2005 mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 83,2 juta jiwa dengan unit usaha sebanyak 47,1 juta unit
(Tabel 1.2.)
Tabel 1.1. Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun 2001-2006 di Indonesia (Orang)
Tahun Kecil Menengah Besar Jumlah
2001 70.884.594 3.802.834 2.962.943 77.650.371
2002 73.905.002 3.902.895 3.017.995 80.825.892
2003 77.947.490 3.994.863 3.145.736 85.088.089
2004 76.415.980 4.030.620 3.154.771 83.601.371
2005 78.994.872 4.238.921 3.212.033 86.445.826
2006 80.933.384 4.438.109 3.388.462 88.804.955
Sumber : Departemen Koperasi, 2008
Tabel 1.2. Jumlah dan Proporsi Unit Usaha, Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun 2005-2006 di Indonesia
Tahun 2005 Tahun 2006
Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja Jumlah Unit Usaha Tenaga kerja Uraian
Unit Persen Orang Persen Unit Persen Orang Persen 1.UKM 47.102.744 99,9 83.233.793 96,28 48.929.636 99,9 85.416.493 96,18 2.Usaha
Besar
6.811 0,1 3.212.033 3,72 7.204 0,1 3.388.462 3,82 Jumlah 47.109.555 100 86.445.826 100 48.936.840 100 88.804.955 100 Sumber : Badan Pusat Statistik, Jakarta , 2007
Keterangan : dalam kurung ( ) menyatakan persentase (%)
Perkembangan industri kecil selalu menunjukan peningkatan dalam
perekonomian indonesia, bahkan pada saat krisis ekonomi tahun 1998 dimana
terdapat banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti
aktivitasnya. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah unit
Tabel 1.3 Jumlah Usaha Kecil, Menengah dan Besar Tahun 1999-2006 di Indonesia (Unit)
Tahun Usaha Kecil Usaha Menengah Usaha Skala besar
1999 37.859.509 52.214 1.885
2000 39.705.204 78.832 5.675
2001 39.883.111 80.969 5.915
2002 41.859.444 85.050 6.132
2003 43.372.885 87.357 6.514
2004 44.684.351 93.036 6.686
2005 47.006.889 95.855 6.811
2006 48.822.925 106.711 7.204 Sumber : Departemen Koperasi,Jakarta 2008
Perkembangan industri kecil dalam jumlah, disebabkan oleh : (1) sebagian
populasi industri kecil berlokasi di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan
kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan yang
semakin berkurang maka industri kecil merupakan solusi, (2) beberapa jenis
kegiatan industri kecil banyak menggunakan bahan baku dari sumber lingkungan
terdekat, tingkat upah yang rendah serta tingkat pendapatan yang rendah telah
menyebabkan biaya produksi dapat ditekan, (3) harga jual yang relatif rendah
serta tingkat pendapatan yang rendah sesungguhnya merupakan kondisi tersendiri
yang memberi peluang bagi industri kecil untuk tetap bertahan (4) tetap adanya
permintaan terhadap beberapa komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal
merupakan salah satu pendukung yang sangat kuat (Tambunan, 2001).
Perkembangan industri kecil yang mampu memberikan dampak positif
terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja, pengurangan jumlah kemiskinan,
pemerataan dalam distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi merupakan
satu tujuan yang harus dicapai oleh kinerja suatu industri kecil. Mengingat hal
tersebut, maka perhatian untuk menumbuhkembangkan kinerja ekonomi industri
adalah basis industri kecil. Salah satu jenis industri kecil yang dapat
dikembangkan adalah industri kecil sandal atau alas kaki.
Industri kecil sandal di Desa Sirnagalih merupakan salah satu fenomena
yang memperlihatkan kemajuan industri kecil di daerah pedesaan. Desa Sirnagalih
yang merupakan salah satu sentra pengrajin sandal di Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor mampu memberikan peluang usaha bagi masyarakat desa dalam
membuka usaha sehingga mampu memberikan peningkatan kesempatan kerja
yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan keluarga, masyarakat dan
pemerintah dalam mendorong ekonomi lokal. Secara umum aktivitas pengrajin
sandal dilaksanakan pada skala kecil dan merupakan wadah kegiatan ekonomi
yang digeluti banyak orang sehingga mampu menyerap tenaga kerja.
Jumlah pengrajin di industri kecil sandal Desa Sirnagalih pada kondisi
normal (bukan saat ramai pesanan) sebanyak 105 pengrajin dengan daya serap
pekerja berkisar antara 7 sampai dengan 19 orang. Menurut buku profil Desa
Sirnagalih tahun 2007 sekitar 2.752 jiwa masyarakat di desa ini bermata pencarian
sebagai pemilik dan pekerja bengkel alas kaki. Jumlah orang yang bekerja
sebanyak 2.752 jiwa merupakan jumlah penduduk yang mampu diserap industri
kecil dikala musim ramai pesanan (survei yang dilakukan aparat desa pada saat
ramai pesanan). Namun pada saat sepi pesanan, menurut data di Kecamatan
Tamansari tercatat yang bekerja sebagai pemilik dan pekerja di industri kecil
sandal hanya sebesar 832 jiwa yang bekerja sebagai pemilik maupun pekerja, atau
kurang dari 10% dari seluruh penduduk di Desa Sirnagalih. Uraian di atas
lokal masyarakat desa Sirnagalih pada saat ramai pesanan karena mampu meyerap
tenaga kerja sebesar 48% masyarakat desa. Namun bila sedang sepi pesanan
posisi industri kecil kurang mendukung ekonomi masyarakat desa karena banyak
masyarakat Desa Sirnagalih yang mencari pekerjaan di luar daerah Desa
Sirnagalih.
Kemampuan industri kecil sandal dalam menyerap tenaga kerja sebesar
2.752 jiwa merupakan potensi dari industri kecil sandal di Desa Sirnagalih, yang
mengindikasikan industri kecil sandal dapat lebih dioptimalkan lagi dalam
produksi dan pemasaran.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti tersebut di atas, maka dapat dikatakan
perkembangan suatu industri kecil dapat memajukan perekonomian suatu daerah
melalui penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Perkembangan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih ditunjang melalui kinerja
usahanya. Kinerja usaha memperhitungkan aspek pengeluaran dan penerimaan
dalam rangka menciptakan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh akan menjadi
imbalan bagi setiap faktor produksi yang digunakan dalam industri kecil sandal
tersebut. Besar kecilnya keuntungan yang diperoleh ditentukan oleh nilai jual hasil
produksi dan biaya yang dikeluarkan. Artinya, keuntungan optimal hanya bisa
dicapai apabila pengusaha mampu meningkatkan produktivitas produksinya atau
Bila melihat daya tahan industri kecil di Indonesia pada umumnya seperti
dalam menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1998, kita dapat berasumsi bahwa
industri kecil merupakan suatu usaha yang memiliki daya juang yang tinggi.
Namun sebenarnya industri kecil semakin terdesak dalam kinerja dengan semua
perubahan-perubahan yang terjadi. Hal tersebut diduga menurunkan keuntungan
dari industri kecil. Sebagai contoh perubahan dalam bentuk kebijakan pemerintah
menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Mei 2008, kenaikkan
harga BBM diduga berpengaruh terhadap kinerja industri kecil.
Kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu mengakibatkan
peningkatan harga bahan baku indutri kecil sandal. Peningkatan harga bahan baku
industri kecil sandal di toko-toko bahan baku sandal sekitar kecamatan Tamansari
atau kawasan Bogor, untuk bahan baku utama seperti kulit imitasi maupun sol
menurut para pengrajin meningkat sekitar 30%-50%. Peningkatan harga lem
menurut para pelaku industi kecil sandal justru meningkat sekitar 50%-100%.
Peningkatan harga bahan baku pada akhirnya dapat berimplikasi terhadap
peningkatan biaya produksi. Peningkatan biaya produksi tersebut diduga
menurunkan tingkat keuntungan industri kecil sandal karena peningkatan biaya
produksi tidak seimbang dengan peningkatan harga produk sandal. Hal ini diduga
karena konsumen dari industri kecil sandal berasal dari kelompok ekonomi
menengah ke bawah yang mendapat dampak yang lebih besar karena peningkatan
harga-harga umum/inflasi. Kenaikan harga BBM yang menyebabkan inflasi
secara langsung menurunkan daya beli dari masyarakat konsumen sandal, karena
tidaklah mendesak. Selain hal tersebut, pelaku industri kecil sandal mayoritas
merupakan pengrajin yang menerima pesanan dari para grosir/ agen sehingga
pengrajin tidak memiliki daya tawar untuk menaikkan harga sandal lebih tinggi
dari permintaan agen/grosir. Hal tersebut diduga menjadi alasan pelaku industri
kecil sandal sulit menaikkan harga produknya.
Kenaikan harga BBM yang bersamaan dengan kebijakan pemerintah
dalam mengkonversi minyak tanah juga menjadi kendala pelaku industri kecil
sandal dalam pencapaian kerja yang maksimal. Kesulitan mendapatkan BBM
jenis minyak tanah akibat kebijakan konversi minyak tanah tesebut menjadi
masalah bagi pelaku industri sandal dalam berproduksi. Minyak tanah yang
merupakan komponen penting pembuatan sandal dalam proses pemanasan lem
agar lebih mudah kering manjadi langka dan sangat mahal. Harga mintak tanah
sebelum kebijakan konversi minyak tanah berkisar antara Rp. 2.500 sampai
Rp.3.500. Namun setelah kebijakan berlaku dan penarikan minyak tanah dari
pasaran harga minyak tanah berkisar antara Rp.7000 bahkan mencapai harga Rp.
10.000. Berbagai alasan di atas diduga berdampak pada penurunan tingkat
keuntungan dari para pelaku industri kecil sandal.
Ironisnya industri kecil sandal atau alas kaki merupakan industri padat
karya. Dampak penurunan keuntungan industri kecil secara tidak langsung
berakibat terhadap penurunan tenaga kerja jika perusahaan (pengrajin) tidak
mampu bertahan atau sudah tidak menguntungkan. Melihat kondisi tersebut dirasa
perlu diketahui tingkat keuntungan dari industri kecil sandal, apakah masih
terlihat apakah industri kecil sandal layak untuk dikembangkan sebagai alternatif
sektor usaha di pedesaan khususnya Desa Sirnagalih dan faktor apa yang perlu
dikembangkan terkait dengan keuntungan usaha.
Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa permasalahan yang menjadi
perhatian pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih
kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor?
2. Faktor–faktor apakah yang mempengaruhi keuntungan usaha industri kecil
sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor?
3. Berapa besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal di Desa
Sirnagalih kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor?
4. Kebijakan apakah yang dapat disarankan dalam mengembangkan industri
kecil sandal?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis tingkat keuntungan industri kecil sandal di Desa Sirnagalih
kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor
2. Menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha indutri
kecil sandal di Desa Sirnagalih kecamatan Tamansari, Bogor
3. Menganalisis besar penyerapan tenaga kerja pada industri kecil sandal di
4. Menganalisis kebijakan apakah yang dapat disarankan dalam
mengembangkan industri kecil sandal.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja di sektor industri kecil khususnya
industri kecil sandal. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana
yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan khususnya di bidang
ekonomi industri kecil sandal. Selain itu, diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang akan melakukan penelitian lanjutan atau penelitian
lain yang berkaitan dengan tingkat keuntungan dan penyerapan tenaga kerja
industri kecil.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis tingkat keuntungan dan
penyerapan tenaga kerja industri kecil alas kaki jenis sandal di Desa Sirnagalih
Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Keterbatasan penelitian ini adalah
penulis belum melakukan pembahasan efisiensi produksi dan data yang dianalisis
dalam rentang waktu produksi yang singkat yaitu hanya satu minggu dan tidak
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Penggolongan Industri Kecil
Tiga subsektor dalam struktur perindustrian adalah industri kecil, industri
sedang dan industri besar. Perbedaan antara ketiga subsektor tersebut didasarkan
atas besar kecilnya modal yang digunakan, jumlah tenaga kerja yang dipakai,
pengelolaan perusahaan, teknologi dan jenis produk yang dihasilkan.
Penggolongan industri kecil tidak hanya dilihat dari faktor–faktor di atas tetapi
juga dapat dilihat dari faktor lainnya.
Pengertian industri kecil menurut Badan Pusat Statistik (2005) adalah
usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengelola barang dasar menjadi
barang jadi atau setengah jadi, setengah jadi menjadi barang jadi atau dari yang
kurang nilainya menjadi barang yang nilainya lebih tinggi dengan maksud untuk
dijual, dengan jumlah pekerja paling sedikit lima orang dan paling banyak
sembilan belas orang termasuk pengusaha.
Penggolongan industri kecil menurut departemen perindustrian dan
perdagangan (1999) adalah sebagai berikut:
1. Industri kecil pangan, yang meliputi makanan ringan.
2. Indutri kecil kimia, agro non-pangan dan hasil hutan, yang meliputi industri
minyak atsiri, industri vulkanisir ban, industri kayu, industri komponen karet
dan lain-lain.
3. Industri kecil logam, mesin dan elektronik, meliputi industri pengolahan
4. Industri kecil sandang, kulit dan aneka, meliputi konveksi/pakaian jadi, tenun
adat, tenun ikat, border, industri alas kaki serta industri barang dan kulit.
5. Industri kerajinan dan umum, meliputi anyaman, industri kerajinan ukiran dan
lain–lain.
2.2. Peranan Industri Kecil untuk Meningkatkan Pendapatan dan
Kesempatan Kerja
Munculnya dilema ekonomi informal di Indonesia adalah sebagai dampak
dari semakin kuatnya proses modernisasi yang bergerak bias menuju sifat-sifat
dualistik. Bias pembangunan secara makro akan menghasilkan sistem ekonomi
lain, yaitu sistem ekonomi informal khususnya sektor industri kecil yang sebagian
besar terjadi di negara-negara berkembang. Fenomena dualisme ekonomi yang
melahirkan sektor informal khususnya sektor industri kecil menunjukan bukti
adanya keterpisahan secara sistematis-empiris antara sektor formal dan sektor
informal pada sistem ekonomi nasional.
Perekonomian pada sektor industri kecil relatif dapat lebih mandiri. Hal ini
ditandai dengan pertumbuhan pada sektor industri kecil secara langsung yang
dapat memperbaiki kesejahteraan golongan ekonomi lemah. Sehingga kemajuan
dalam sektor industri kecil diharapkan mampu meningkatkan pendapatan nasional
(meskipun tidak besar) dan memperbaiki distribusi pendapatan.
Umumnya industri kecil termasuk dalam kategori sektor informal kerena
memenuhi ciri-ciri dari sektor informal, yaitu : (1) pola kegiatan yang tidak
teratur, baik dalam arti waktu, permodalan, dan penerimaan, (2) kurang tersentuh
umumnya kecil dan dihitung per hari, (4) umumnya dilakukan oleh masyarakat
berpenghasilan rendah, (5) tidak membutuhkan keahlian atau keterampilan
khusus, (6) jumlah tenaga kerja sedikit dan umumnya berasal dari keluarga, dan
(7) tidak mengenal sistem perbankan (Yurfelly, 1997 dalam Siahaan,2008)
Posisi industri kecil dalam perekonomian nasional yang sedemikian
penting dan memiliki posisi yang strategis harus diupayakan agar semakin efisien,
efektif serta memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini dilakukan agar mampu
menembus era pasar global dan semakin berperan untuk mencapai kemakmuran
masyarakat Indonesia, dalam rangka mengentaskan kemiskinan serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
2.3. Permasalahan Industri Kecil
Industri kecil telah menunjukkan hasil–hasil yang sangat mengembirakan
namun masih banyak masalah yang dihadapi para pengusaha. Sulaeman, Y.T
(1996), mengemukakan bahwa permasalahan yang dihadapi sebagian besar
industri kecil tersebut meliputi masalah permodalan, bahan baku, pemasaran dan
persaingan.
Modal merupakan penghalang utama industri kecil untuk mengembangkan
usahanya. Kesulitan lain adalah mahalnya harga bahan baku, bahan baku yang
sulit terjangkau dan ketidakpastian ketersediaan bahan baku secara terus menerus.
Perkembangan usaha golongan ekonomi lemah sering menghadapi keterbatasan
dalam memasarkan produk industri apalagi jika ingin mengembangkan untuk
kecilnya skala produksi dan keterbatasan dalam memperoleh informasi pasar.
Keterbatasan ini pada akhirnya membuat keuntungan pengusaha industri kecil
sangat kecil. Hal ini terjadi karena banyak yang tersedot oleh mata rantai
distribusi yang panjang.
Industri kecil sebagian besar berada di daerah pedesaan, sehingga sulit
untuk memasarkan produknya keluar karena keterbatasan sarana transportasi.
Untuk dipasarkan sekitar desa juga sulit karena rendahnya pendapatan rata–rata
penduduk. Industri kecil yang mengekspor produknya sedikit sekali sekitar 1,70
persen dari semua industri kecil yang ada (Kompas, 2007). Ekspor produk industri
kecil didominasi oleh barang tekstil, pakaian jadi dan kulit, barang–barang dari
kayu termasuk alat-alat rumah tangga dari kayu.
2.4. Konsep Keuntungan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Keberhasilan dari suatu usaha dapat diukur dari analisis efisiensinya. Salah
satu ukuran efisiensinya adalah keuntungan. Nicholson (2002) mengemukakan
keuntungan ekonomis ialah perbedaan antara penerimaan total dengan biaya total.
Total penerimaan didapat dari hasil perkalian antara jumlah output dengan harga
output. Sedangkan biaya merupakan penjumlahan dari seluruh hasil kali input
dengan jumlah input. Jika total penerimaan dinotasikan dengan TR ( Total
Revenue) dan total biaya dinotasikan sebagai TC ( Total Cost), maka keuntungan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kriteria :
Jika Total penerimaan > total biaya, maka usaha untung
Jika Total penerimaan = total biaya, maka usaha berada di titik impas
Jika Total penerimaan < total biaya, maka usaha rugi
Manfaat dari analisis keuntungan menurut Lipsey et al. (1995), ialah
keuntungan dari perusahaan merupakan dasar yang dibutuhkan untuk menilai
sejauh mana perusahaan menggunakan sumber dayanya secara optimal. Tingginya
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan parameter tingkat
efisiensi perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki.
Mulyadi (2001), menyatakan laba atau keuntungan yang diperoleh
perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga
jual produk, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai keuntungan
tertentu. Harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume
penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi
mempengaruhi biaya, jadi ketiga faktor terkait satu sama lainnya. Menurut
Anggrayni (2006), faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang tanaman hias
adalah harga beli dan harga jual tanaman hias. Sementara faktor–faktor yang
mempengaruhi pendapatan pedagang ajungan di Kabupaten Badung Propinsi Bali
yaitu jumlah penjualan, musim wisatawan, pinjaman dan modal kerja, (Kiskinda,
1989).
Faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan menurut
penelitian-penelitian terdahulu menunjukan bahwa keuntungan dipengaruhi beberapa faktor
berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan pedagang bunga potong adalah
modal rata–rata perhari, pendidikan, pengalaman, serta status pedagang,
sedangkan variabel jenis kelamin dan pemasok tidak berpengaruh. Sehingga untuk
menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan perlu
memperhatikan jenis usaha. Bila melihat industri kecil sandal di Desa Sirnagalih
dan memperhatikan dari variabel yang berhubungan dengan kenaikan harga BBM
dapat diduga yang berpengaruh terhadap keuntungan adalah :
1. Nilai Penjualan
Nilai penjualan adalah banyaknya produk yang dijual dikali dengan harga
jual dari produk yang dijual. nilai penjualan diduga memiliki pengaruh
positif terhadap keuntungan karena semakin tinggi nilai produksi yang
dihasilkan dan dijual maka keuntungan diduga akan semakin besar.
2. Upah Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja adalah biaya imbalan terhadap tenaga yang dikeluarkan
tenaga kerja untuk menghasilkan produk tertentu sehingga upah tenaga
kerja dapat dikatakan sebagai biaya input, biaya input ini diduga memiliki
pengaruh negatif terhadap keuntungan. Semakin besar upah tenaga kerja
maka keuntungan yang didapat semakin kecil
3. Pengeluaran Bahan Baku
Bahan baku adalah segala jenis barang yang digunakan untuk penggunaan
pembuatan produk akhir. Sebagai contoh, untuk industri kecil sandal
dengan upah tenaga kerja, pengeluaran bahan baku diduga memiliki
pengaruh negatif terhadap keuntungan.
4. Pendidikan Pengusaha
Pendidikan pengusaha adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh
pengusaha sandal. Pendidikan dianggap mempengaruhi keuntungan dari
pengusaha sandal karena pendidikan diduga mampu menjadikan seseorang
semakin mampu mengatur sebuah usaha sehingga diduga pendidikan
pengusaha berpengaruh positif terhadap keuntungan. Bila seorang
pengusaha mampu mengatur sebuah usaha menjadi efisien dan efektif
maka pencapaian keuntungan pun akan optimal.
5. Lama Usaha
Lama usaha merupakan jangka waktu pengusaha dalam berusaha. Lama
usaha dianggap sebagai pengalaman pengusaha dalam berusaha dibidang
pembuatan sandal, sehingga lama usaha diduga memiliki pengaruh positif
dalam keuntungan. Bila pengusaha kecil memiliki pengalaman yang cukup
panjang dalam usaha ini maka pengusaha tersebut dapat dikatakan sudah
terbiasa mengatasi permasalahan umum yang ada dalam industri kecil
sandal dibanding pengusaha yang memiliki pengalaman usaha yang
pendek. Hal tersebut menjadikan pengusaha kecil dengan lama usaha yang
2.5. Konsep Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Dasar pemikiran kesempatan kerja adalah investasi dan atau target hasil
yang direncanakan, atau secara umum rencana pembangunan (Sulaeman,1996).
Tiap kegiatan mempunyai daya serap yang berbeda akan tenaga kerja, baik dalam
kualitas maupun kuantitasnya. Daya serap tersebut berbeda secara struktural dan
menurut penggunaan teknologi. Sektor kegiatan yang dibangun dengan padat
karya pada dasarnya dapat menciptakan penyerapan tenaga kerja yang relatif
besar dan tidak terlalu terikat kepada persyaratan keterampilan yang tinggi,
sebaliknya sektor yang padat modal memerlukan tenaga dengan keterampilan
yang cukup tinggi.
Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh permintaan pengusaha atau
pengrajin atas tenaga. Permintaan akan tenaga kerja oleh pengusaha atau
pengrajin, berbeda dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa.
Seseorang membeli barang karena barang tersebut memberikan kepuasan (utility),
akan tetapi pengusaha atau pengrajin mempekerjakan seseorang untuk membantu
memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen, dengan
kata lain penambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung
dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya.
Permintaan akan tenaga kerja yang seperti itu disebut derive demand.
Meningkatnya permintaan terhadap sandal misalnya, akan menimbulkan
tukang potong, tukang pola, tukang gunting, tukang sambung, tukang jahit dan
lain–lain.
Jika suatu pengusaha atau pengrajin berniat menambah jumlah tenaga
kerja, maka pengusaha tersebut perlu memperkirakan tambahan hasil atau output
yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan penambahan seorang karyawan.
Tambahan hasil tersebut dinamakan tambahan hasil marjinal atau marginal
physical product dari karyawan (MPPL), lalu pengusaha perlu menghitung jumlah
uang yang akan diperoleh pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut,
dengan kata lain disebut penerimaan marjinal atau marginal revenue (MR).
MR = V MPPL = MPPL x P
Keterangan:
MR = Marginal Revenue (penerimaan marjinal)
V MPPL = Value Marginal Physical Product of Labor (nilai pertambahan hasil
marjinal dari karyawan)
MPPL = Marginal Physical Product of Labor
P = Harga jual barang yang diproduksikan per unit
Akhirnya pengusaha tersebut membandingkan MR tersebut dengan biaya
mempekerjakan tambahan karyawan tadi. Tambahan biaya yang dikeluarkan
pengusaha terhadap karyawan dinamakan biaya marjinal (MC) dan upahnya
sendiri (W). Selama MR lebih besar dari W, maka pengusaha tersebut manambah
jumlah karyawannya, karena keuntungan yang diperoleh pengusaha masih
W1
W
W2
0 A N B
Upah
D = MPPL x P
Penempatan D
V MPPL
Gambar 2.1. Fungsi Permintaan Tenaga Kerja.
Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga yang digunakan secara
produktif dalam satu bulan, diukur dari jumlah jam kerja satu bulan. Dalam model
ini penyerapan tenaga kerja hanya dicari untuk penyerapan tenaga kerja untuk
satuan waktu seminggu.
Adapun jumlah tenaga kerja yang diserap diduga dalam penelitian ini
dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor produksi (pesanan) dan faktor upah tenaga
kerja. Produksi (pesanan) merupakan hasil akhir dari proses pembuatan sandal
sehingga terwujud bentuknya menjadi suatu produk akhir berupa sandal. Semakin
meningkat produksi (pesanan) per minggu diharapkan penyerapan tenaga kerja
meningkat. Upah pekerja adalah besarnya uang yang dikeluarkan oleh pengusaha
sebagai imbalan atas jasa yang dikeluarkan pekerja dalam bekerja di usaha
tersebut. Diduga dengan semakin meningkat upah yang dikeluarkan pengusaha,
maka kemampuan pengusaha untuk membayar pekerja menurun dan penyerapan
2.6. Analisis SWOT
2.6.1 Analisis Peluang dan Ancaman
Suatu perusahaan dalam menyusun strategi harus mengidentifikasi
kesempatan atau peluang dan ancaman yang timbul dalam lingkungan
perusahaannya. Profil peluang dan ancaman lingkungan (Enviromment Threat and
Oppurtunity) adalah salah satu cara yang sistematis dalam menganalisis sektor
lingkungan. Metode analisis dan diagnosa lingkungan tersebut disebut metode
ETOP.
Glueck dan Jauch (1991) dalam Septiadi (1998), menyatakan analisis dan
diagnosis dengan menggunakan ETOP pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut: (1) pengumpulan informasi lingkungan berupa faktor sosial,
ekonomi, teknologi, pemasok, pesaing, pemerintah dan pelanggan. Informasi
dapat diperoleh dari sumber lisan, tertulis (dokumentasi), memata-matai, studi
peramalan formal dan penggunaan sistem informasi manajemen terhadap setiap
faktor lingkungan. Langkah selanjutnya (2) ialah mendiagnosis terhadap informasi
yang diperoleh. Diagnosis lingkungan yaitu memutuskan sumber informasi yang
penting dan kurang penting. Terakhir (3) pengambilan keputusan mengenai faktor
lingkungan yang paling kritis mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran
perusahaan.
2.6.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan dan kelemahan perusahaan merupakan faktor intern perusahaan
berhasil, sedangkan kelemahan perusahaan menunjukan bahwa terdapat hal-hal
yang harus diperbaiki.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui keunggulan strategi
perusahaan adalah metode SAP (Strategic Advantage Profile). Langkah-langkah
dalam analisis SAP menurut Glueck dan Jauch (1991) dalam Septiadi (1998),
yaitu: (1) pengumpulan data bidang–bidang intern perusahaan yaitu bidang
pemasaran, produksi dan operasi, keuangan, karyawan serta bidang penelitian dan
pengembangan, (2) diagnosis keunggulan strategis perusahaan. Setiap bidang
memiliki penampakan masing–masing yang dapat menjadi kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Bidang intern didiagnosis mana yang merupakan kekuatan
yang dapat dijadikan keunggulan bersaing. Bidang yang merupakan kelemahan
diusahakan diperbaiki atau ditingkatkan efisisinsi dan efektivitasnya.
Perusahaan dapat menentukan suatu strategi pemasaran setelah peluang,
ancaman, kekuatan dan kelemahan teridentifikasi. Wheelen dan Hunger (1992),
memperkenalkan sebuah matrik yang disebut matrik SWOT. Matrik ini
memberikan gambaran bagaimana peluang dan ancaman dari lingkungan
eksternal yang dihadapi perusahaan dapat digabungkan dengan kekuatan dan
Tabel 2.1 Srategi Alternatif berdasarkan Analisis SWOT
Kekuatan (S) Kelemahan (W) Faktor Internal
Faktor Eksternal
Daftar Kekuatan Faktor internal
Daftar Kelemahan Faktor internal
Peluang (O) STRATEGI S - O STRATEGI W – O Daftar Peluang dari Faktor
Eksternal Daftar Ancaman dari Faktor
Eksternal
Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman
Strategi dengan
meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : wheelen dan Hunger, 1992
2.7. Penelitian Terdahulu
2.7.1 Keuntungan Usaha
Beberapa penelitian terdahulu mengenai keuntungan dan faktor–faktor
yang mempengaruhi keuntungan, menunjukan bahwa keuntungan di pengaruhi
oleh beberapa faktor tergantung pada jenis usaha. Filaily (2004) dalam
penelitiannya tentang faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan pedagang
bunga potong di rawa belong menggunakan metode Ordinary Least Square
menyatakan bahwa faktor–faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat
keuntungan adalah modal rata–rata per hari, pendidikan, pengalaman, serta status
pedagang, sedangkan variabel jenis kelamin dan pemasok tidak berpengaruh nyata
terhadap keuntungan dengan R2 sebesar 90,6 %.
Casdimin (2004) dalam penelitiannya tentang keterkaitan antara
kemandirian pengrajin dengan tingkat pendapatannya menyatakan bahwa
kemandirian pengrajin dalam segi modal mempengaruhi pendapatan pengrajin.
Pendapatan industri non mandiri rata-rata lebih besar dari industri mandiri.
sebesar Rp. 668.675. Hal tersebut karena penghematan bahan baku yang diberikan
Bapak angkat kepada non mandiri. Serta R/C rasio mandiri lebih besar yaitu
sebesar 1.236 dibanding yang non sebesar 1.135.
Boa (2007) dalam analisis dampak sumber modal terhadap produksi dan
keuntungan usaha tambak udang di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai
Kartanegara menduga dengan ordinary Least Square (OLS) menunjukan bahwa
modal sendiri, pinjaman dari bank dan modal bergulir pemerintah lebih mampu
mengatasi keterbatasan penguasaan input produksi dan lebih menguntungkan dari
sisi tingkat keuntungan usaha dibanding modal dari ponggawa/tengkulak, namun
melalui importance–performance analisis modal melalui ponggawa/tengkulak
lebih baik karena kemudahan prosedur.
2.7.2 Penyerapan Tenaga Kerja
Salah satu tujuan penelitian ini membahas mengenai kesempatan kerja
dalam industri kecil khususnya industri kecil sandal. Sebenarnya penelitian
mengenai pengembangan industri kecil sebagai salah satu solusi mengatasi
kelebihan tenaga kerja sebelumnya sudah pernah dilakukan. Cawley (1979) dalam
Evelina (1990) mengenai peranan industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja
menyatakan bahwa, industri kecil dan kerajinan rumah tangga menyerap tenaga
kerja lebih besar dibandingkan industri sedang dan besar. Perbandingan jumlah
usaha penduduk adalah 11.429 dan 73.410 unit usaha, berturut-turut untuk
industri besar, dan kecil terhadap satu juta penduduk. Miharja (2002) dalam
penelitiannya mengenai peranan industri kecil di desa dalam menyediakan
angkatan kerja, atau sekitar 544 orang tenaga kerja dimana sekitar 285
diantaranya adalah pemuda bekerja pada industri kecil di Desa Girimulya. Selain
itu banyak penduduk desa yang lebih menyukai bekerja di desa dari pada pergi ke
kota bila kebutuhan mereka dapat terpenuhi, sehingga keberadaan industri kecil
mampu menyerap pengangguran di desa.
Penelitian lain yang sepadan dengan penelitian ini dilakukan oleh
Sulaeman (1996). Penelitian Sulaeman mengenai faktor–faktor yang
mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan pekerja pada industri kecil tas
kulit, menyatakan bahwa yang mempengaruhi kesempatan kerja dari sebuah
industri kecil adalah pesanan produksi dan upah dari pekerja, sedangkan yang
mempengaruhi pendapatan pekerja adalah pengalaman kerja.
2.7.3. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Dengan Penelitian
Sebelumnya
Perbedaan penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian terdahulu
adalah produk yang diteliti serta faktor–faktor yang mempengaruhi keuntungan
industri kecil sandal, dan penambahan analisis SWOT untuk perumusan strategi
pengembangan industri kecil sandal.
2.8. Kerangka Pemikiran
Kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 lalu diduga mempengaruhi
kinerja industri kecil sandal. Kenaikan harga BBM berdampak terhadap kenaikan
harga bahan baku pembuatan sandal. Kenaikan harga bahan baku tentu
berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi yang berdampak terhadap
1. Dari sisi penawaran; kenaikan harga BBM yang menyebabkan kenaikan
harga bahan baku industri kecil sandal.
2. Dari sisi permintaan; kenaikan harga BBM, menyebabkan terjadi inflasi.
Industri kecil memiliki pangsa pasar masyarakat golongan ekonomi
menengah ke bawah yang mengalami penurunan daya beli sehingga sandal
yang bukan merupakan barang primer diduga mengalami penurunan
permintaan.
Industri kecil sandal merupakan sumber pendapatan dan penyerap tenaga
kerja masyarakat desa Sirnagalih. Kenaikan harga BBM diduga menyebabkan
keuntungan berkurang yang lebih lanjut berpengaruh terhadap penyerapan tenaga
kerja dan pendapatan masyarakat. Sehingga perlu melihat bagaimana rasio
keuntungan pada industri kecil sandal, serta faktor–faktor yang mempengaruhi
Perekonomian Masyarakat Desa Sirnagalih
Kenaikan harga BBM Potensi industri kecil sandal
• Penyerapan tenaga kerja
• Sumber pendapatan masyarakat
Mempengaruhi keuntungan Paningkatan biaya produksi
• Peningkatan harga bahan baku
• Peningkatan biaya transportasi
• Peningkatan biaya lembur pekerja
Apakah industri kecil sandal masih menguntungkan
Permintaan sandal berkurang
Penurunan volume produksi
Analisis keuntungan
Strategi sederhana pengembangan Industri Kecil
Sandal
Faktor yang mempengaruhi keuntungan
Bagaimana penyerapan tenaga kerja
Inflasi/ harga barang – barang meningkat
Daya beli masyarakat menurun
Penurunan volume penjualan
Analisis faktor yang menpengaruhi keuntungan
Faktor menpengaruhi penyerapan tenaga kerja
Penyerapan TK, Pendapatan Masyarakat meningkat
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Keterangan :
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bersifat studi kasus dengan daerah penelitian Desa Sirnagalih
Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Desa Sirnagalih merupakan sentra
pengrajin sandal di Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 yang
dimulai dengan persiapan penelitian, pengambilan data dan dilanjutkan dengan
penyusunan laporan penelitian.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh langsung dari pengusaha industri kecil sandal melalui wawancara
dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan
sebelumnya sebagai panduan dalam menjawab tujuan penelitian. Data primer
yang dibutuhkan yaitu karakteristik pengrajin, jumlah pesanan seminggu, jumlah
biaya produksi selama seminggu, harga bahan baku dan harga sandal perkodi.
Data sekunder sebagai penunjang penelitian ini diperoleh dari instansi terkait,
seperti Badan Pusat Statistik, Departemen Koperasi, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bogor, Kantor Kecamatan Tamansari, Kantor Desa
Sirnagalih, media massa dan media elektronik, serta berbagai literatur yang
berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder yang di butuhkan diataranya
adalah penyerapan tenaga kerja usaha kecil, menengah dan besar tahun 2001-2006
tahun 2005-2006 di Indonesia; jumlah usaha kecil, menengah dan besar tahun
1999-2006 di Indonesia; jumlah penduduk desa Sirnagalih; dan monografi desa
Sirnagalih lainnya.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Populasi merupakan objek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat–syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah pemilik bengkel usaha industri kecil sandal di Desa
Sirnagalih Kecamatan Tamansari, Bogor. Pengambilan sampel dilakukan secara
acak atau Simple Random Sampling sebanyak 30 responden, yang merupakan
pengrajin yang masih aktif dan bersedia untuk diwawancarai dan 20 pekerja di
industri kecil sandal.
3.4. Metode Analisis
Tujuan pertama penelitian adalah menganalisis tingkat keuntungan industri
kecil sandal di Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor dianalisis
menggunakan analisis Tingkat keuntungan rasio R/C. Tujuan kedua penelitian
adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan dianalisis
dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan metode ordinary least
square serta pengolahan data menggunakan software SPSS versi 15. Tujuan
ketiga menganalisis besar penyerapan tenaga kerja menggunakan analisis proporsi
penyerapan tenaga kerja yaitu dengan membandingkan jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh industri kecil sandal dengan jumlah angkatan kerja. Tujuan keempat
menggunakan output regresi dengan didukung oleh hasil analisis SWOT
(strength, Weakness, Oppurtunity, Threat).
3.4.1. Analisis Tingkat Keuntungan R/C
Analisis Return Cost Ratio atau R/C adalah perbandingan antara
penerimaan dan biaya. Return Cost Ratio digunakan untuk mengukur efisiensi
usaha terhadap setiap penggunaan setiap input. Analisis imbangan penerimaan
dan biaya digunakan untuk mengetahui relatif kinerja usaha berdasarkan
perhitungan finansial.
R/C = TR/TC ... 3.1
Dimana :
R/C = Rasio penerimaan dan biaya
TR = Total Penerimaan
TC = Total Pengeluaran
Kriteria :
R/C > 1, usaha menguntungkan
R/C = 1, usaha tidak untung dan tidak rugi
R/C < 1, usaha rugi
Apabila R/C bernilai lebih dari satu, berarti penerimaan yang diperoleh
lebih besar daripada tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk menerima penerimaan
tersebut Begitupun sebaliknya bila R/C kurang dari satu maka penerimaan yang
diperoleh lebih kecil daripada tiap unit biaya yang dikeluarkan untuk menerima
3.4.2. Analisis Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan dan
Penyerapan Tenaga Kerja
Metode kuadrat terkecil biasa dikemukan oleh Carl Friedrich Gauss.
Dengan asumsi–asumsi tertentu, metode Ordinary Least Square (OLS)
mempunyai sifat statistik yang sangat menarik sehingga membuatnya menjadi
satu analisis regresi yang paling populer.
Analisis yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
keuntungan dan penyerapan tenaga kerja industri kecil sandal menggunakan
analisis regresi linier. Model regresi linier merupakan model yang paling
sederhana dan paling sering digunakan.
Model faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan :
Y1 =α + β1V +β2U + β3B + β4L + β5P + ei ... 3.2
Y1 = Keuntungan Usaha (Rp/minggu)
a = Konstanta
β1 ...βn = Koefisien Variabel
V = Nilai Penjualan (Rp/minggu)
U = Upah Pekerja (Rp/kodi)
B = Bahan Baku (Rp/kodi)
L = Lama Usaha (tahun)
P = Pendidikan (tahun)
Hipotesis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan
1. Nilai Penjualan (V)
Nilai penjualan diduga memiliki hubungan positif terhadap keuntungan
karena semakin tinggi nilai produksi yang dihasilkan dan dijual maka
keuntungan diduga akan semakin meningkat.
2. Upah Tenaga Kerja (U)
Upah tenaga kerja diduga memiliki hubungan negatif terhadap
keuntungan. Semakin besar upah tenaga kerja maka keuntungan yang
didapat semakin menurun.
3. Bahan Baku (B)
Bahan baku diduga memiliki hubungan negatif terhadap keuntungan.
Semakin besar pengeluaran bahan baku maka keuntungan akan menurun
4. Pendidikan Pengusaha (P)
Pendidikan pengusaha diduga memiliki hubungan positif terhadap
keuntungan. Semakin lama seseorang bersekolah maka keuntungan akan
meningkat.
5. Lama Usaha
Lama usaha memiliki hubungan positif dengan keuntungan. Semakin
meningkat lama usaha dalam tahun maka keuntungan semakin meningkat.
Model faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja :
Y2 = a + β1Q + β2U + ei ... 3.3