• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media internet di kalangan siswa sekolah dasar (Studi perban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Media internet di kalangan siswa sekolah dasar (Studi perban"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

SITI HANIFAH

NIM: 107051002431

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

i

Media Internet Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar (Studi Perbandingan Antara Siswa Dan Siswi Sekolah

Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta)

Saat ini, internet tidak hanya digunakan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak juga menggunakan internet. Anak-anak juga merupakan bagian dari khalayak media massa. Selain menggunakan media massa seperti televisi, majalah, maupun radio, anak-anak juga menggunakan internet. Apalagi sekarang ini anak-anak tumbuh dengan internet yang telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan dapat diakses dengan mudah baik dari rumah, sekolah, maupun warnet (warung internet). Anak-anak saat ini sangat rentan terekspos internet dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam menggunakan internet. Penggunaan internet tersebut bukan tanpa disadari oleh motif-motif yang mendorong mereka menggunakan internet tersebut. Setelah motif-motif tersebut dipenuhi, maka akan tercipta kepuasan dari pemenuhan motif-motif tersebut, baik dari segi kognitif, afektif, integrasi sosial, diversi, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mengurai permasalahan apakah dari penggunaan internet tersebut, bagaimanakah penggunaan internet anak-anak, yaitu anak-anak SDI Al-Azhar Kemandoran Jakarta berdasarkan jenis kelamin? Apakah terdapat motif-motif yang menuju kepada kepuasan anak-anak SDI AL-Azhar Kemandoran setelah menggunakan internet? Apakah terdapat perbedaan motif dan kepuasan berdasarkan jenis kelamin? Seperti apakah harapan mereka terhadap situs-situs di internet?

Dari pertanyaan diatas, peneliti membuat dua hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian. Hipotesis dibagi menjadi dua jawaban. Pertama hipotesis yang merupakan jawaban negatif, dann yang kedua merupakan jawaban posistif. Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dibuat peneliti adalah; pertama, tidak ada perbedaan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan menggunakan internet. Kedua adalah; Ada perbedaan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan menggunakan internet.

Penelitian ini berdasarkan teori Uses and Gratification. Uses and Gratification merupakan teori yang memandang bahwa audiens pengguna aktif terhadap penggunaan media. Audiens diasumsikan aktif dan memiliki tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhanya dan apakah media tersebut memuaskan kebutuhan audiensnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sedangkan analisis data menggunakan rumus product moment dan chi kuadrat.

Dari hasil penelitian didapat bahwa terdapat hubungan yang tinggi dan signifikan dengan korelasi positif antara motif dan kepuasan, dengan demikian terdapat motivasi yang tinggi dan kepuasan yang tinggi pula yang didapat oleh responden dalam menggunakan internet. Kemudian antara siswa-dan siswi tidak terdapat perbedaan dalam motif dan kepuasan penggunaan internet.

(3)

ii

Puji dan syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala keagungan dan

kemurahan-Nya yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan sebagian dari syarat-syarat yang

harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan lengkap pada Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Didalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya

skripsi ini tidak terlepas dari dan dukungaan, semangat serta bimbingan dari beragai pihak.

Oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada:

1. Orangtuaku tersayang, Papaku Madsari dan Mamaku Hasnah, kakak-kakakku,

Lely Virgianti dan Wina Mustika, adik-adikku, Adnan Muhammad Abu Bakar

dan Rafi Muhammad Ramadhan, Nenekku Hj. Harnah, terima kasih atas doanya.

Tante Hj. Syarifah Aini dan Omku H.Maryadhi, Tante Husniah dan Om H.

Djodjo Hermanto, Tante Yayah dan Omku Hanafi, Tante Suryati dan Om Hadi

Luthfi, TanteDarmawati dan Om Taufik Rahman, serta sepupu-sepuku Teh Lulu

Fetaluana, Elsya Aulia, Muhammad Fadhillah, Abang Naufal, Luthfi Aldillah,

Syifa Annisa, Syifa Hasanah, Syifa Nadifa, Babang Fadlan Faiz, Firza dan

seluruh keluargaku tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan kasih

sayang dan dukungannya.

2. Bapak Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

(4)

iii

4. Bapak Drs. Mahmud Jalal MA, selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

5. Bapak Drs.Study Rizal LK, MA, selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Bapak Jumroni, Msi, selaku Kepala Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

7. Ibu Hj. Umi Musyarrofah MA, selaku Wakil Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

8. Bapak. Rully Nasrullah M. Si, selaku pembimbing, terima kasih untuk bimbingan

skripsinya yang sangat berguna bagi penulis.

9. Bapak Noor Bekti Nugroho M.Si, terima kasih atas bimbingan statistik yang

diberikan kepada penulis.

10. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan bimbingan dan bantuan selama masa kuliah.

11. Bapak Darsono, Spd, selaku kepala sekolah SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

12. Bapak Muhammad Yunus selaku guru Komputer yang telah membantu

melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

13. Arifin Yahya, terima kasih untuk segala bentuk support, yang telah diberikan

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

(5)

iv

15. Adio, terimakasih atas bimbingan dan tutorial statistik-nya, semoga ilmu yang

diajarkan akan selalu bermanfaat.

16. Teman-teman sekelas KPI C dan Se-angkatan’07 Irfan Mulyana, Fitri Irfani,

Arini Rosdiana, Dara Farahdiba, Rifat Syauqi, Sofyan Hadi, Farah Ramadhan,

Ippah Fairuz, Irna Kurniawati, Fauziah Lestari, Siti Qoriatunsholihah, Fenazzhra,

Melia Rizka, Nur Fauziah, Iin Afriyanti, Ubaidillah, Maulana Yusuf, Ega

Maulana, Angga Gurnita, Arip Hidayat dan seluruh kelas KPI C yang lain, serta

Suchi dan Nuri KPI A, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. We all

did it guys!

17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

Skripsi ini telah penulis susun dengan sebaik-baiknya, namun bilamana ada kekurangan

di dalam penyusunan skripsi ini, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juni 2011

(6)

v

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A...La tar Belakang Masalah... 1

B...Ba tasan dan Rumusan Masalah ... 5

C...Tuj uan Penelitian ... 6

D...M anfaat Penelitian ... 6

E...Ti njauan Pustaka ... 7

(7)

vi

rkembangan Internet di Indonesia... 16

B...K

omunikasi Massa ... 21

C...Te

ori, Efek, dan Manfaat Komunikasi Massa ... 22

D...Te

ori Uses and Gratification ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A...M

etodologi... 29

B...M

etode Penelitian ... 29

C...W

aktu dan Lokasi Penelitian ... 30

D...Su

bjek dan Objek Penelitian ... 30

E...Po

(8)

vii

finisi dan Operasional Konsep

1...De

finisi Konsep ... 32

2...O

perasional Konsep dan Indikator variabel Penelitian ... 33

H...M

etode Pengumpulan data ... 38

I...Hi

potesis Penelitian ... 38

J...Uj

i Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 39

K...Te

knik Analisis Data... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A...Ga

mbaran Umum SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta... 43

B...Uj

i Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 45

C...Hasil

(9)

viii

2...De

skripsi Kuesioner ... 47

3...A

nalisa Data ... 49

a...Pe

nggunaan Internet ... 49

b...M

otif dan Kepuasan Penggunaan Internet... 59

c...H

ubungan Antara Motif dengan Kepuasan... 70

d...A

nalisis Chi Square Perbedaan Motif ... 71

e...A

nalisis Chi Square Perbedaan Kepuasan ... 80

f...Ha

rapan Terhadap Internet ... 89

(10)

ix

ran ... 96

DAFTAR PUSTAKA... 98

(11)

x

( A-1 ) Distribusi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas Motif Penggunaan Internet

( A-2 ) Distribusi Skor Hasil Penelitian Motif Penggunaan Internet

( A-3 ) Validitas dan Reliabilitas Item Motif Penggunaan Internet

( A- 4 ) Kategorisasi Motif Penggunaan Internet

Lampiran B

( B-1 ) Distribusi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas Kepuasan Penggunaan Internet

( B-2 ) Distribusi Skor Hasil Penelitian Kepuasan Penggunaan Internet

( B-3 ) Validitas dan Reliabilitas Item Kepuasan Penggunaan Internet

( B-4 ) Kategorisasi Kepuasan Penggunaan Internet

Lampiran C

( C-1 ) Hasil Penelitian Hubungan Motif dengan Kepuasan Penggunaan Internet

( C-2 ) Hasil Analisis Chi Square Perbedaan Motif dan Kepuasan Penggunaan Internet Siswa dan Siswi

Lampiran D

( D-1 ) Kuesioner Penggunaan, Motif dan Kepuasan Internet

Lampiran E

( E-1 ) Surat Keterangan Pembimbing

( E-2 ) Surat Pengantar Penelitian

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kaiser Family Foundation, suatu studi yang dipublis pada tahun

2000, anak-anak di Amerika Serikat menghabiskan 2/3 waktu senggang mereka

menggunakan beberapa jenis media. Termasuk menonton televisi, mendengarkan

musik, membaca, bermain video game, dan juga menggunakan komputer.

Menurut David Walsh, presiden dari National Institute on Family and Media,

“Ketika media terus berkembang dengan berbagai macam bentuknya, anak-anak

tidak meninggalkan media kepada media yang lain, tetapi mereka

menggabungkannya”. Anak-anak sering menggunakan media tanpa pengawasan.

Penggunaan media tersebut terdiri dari televisi kabel, VCR, video game, dan

internet. Faktanya, sekarang ini rumah-rumah penduduk sudah memiliki akses

untuk media universal. Studi Kaiser pada tahun 2000 juga menyebutkan bahwa

anak-anak di Amerika yang berumur antara 8 sampai 18 tahun rata-rata

menggunakan media sebanyak 6,75 jam per hari.1

Tidak hanya orang dewasa yang lebih banyak menggunakan internet untuk

mencari informasi dan hiburan, para mahasiswa, siswa sekolah menengah dan

anak-anak sekolah dasar pun menggunakan internet untuk mencari informasi

tentang pelajaran sekolah dan juga untuk mengakses situs-situs jaringan

1

Ralph E. Hanson, Mass Communication Living In A Media World (New York: Mc Graw-Hill, 2005), h.18-19.

(13)

persahabatan yang sedang trend belakangan ini seperti Facebook dan Twitter, atau

untuk chatting dan bermain game online.

Anak-anak juga merupakan bagian dari khalayak media massa. Selain

menggunakan media massa seperti televisi, majalah, maupun radio, anak-anak

juga menggunakan internet. Apalagi sekarang ini anak-anak tumbuh dengan

internet yang telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan dapat diakses

dengan mudah baik dari rumah, sekolah, maupun warnet (warung internet).

Bahkan, sebagian besar dari anak-anak tersebut kemungkinan lebih lihai

menggunakan internet dibandingkan orangtua mereka.

Menurut artikel Kompas.com pada hari Jumat 19 Februari 2010, yang

berjudul Jangan Biarkan Anak Mencari Perhatian di Facebook didapat bahwa

seorang anak bernama Sari yang duduk di kelas VI SD selalu menyempatkan

mengakses internet untuk membuka situs Facebook dari ponsel kakaknya untuk

meng-update status di Facebook. Jika tak ada ponsel beraplikasi Facebook, atau

komputer berakses internet di rumah, anak-anak seperti Sari selalu menyempatkan

diri mengunjungi warung internet sepulang sekolah. Begitu pula Aida (10).

Karena tak punya akses internet di rumahnya, hampir setiap hari Aida pergi ke

warnet untuk melihat notifikasi pada Facebook-nya, "Atau main Farmville. Abis

makan, minta duit, main," ujar Aida yang ditemui Kompas.com. Pada artikel lain

di Kompas.com, yang berjudul Mencegah Si Kecil Kecanduan Internet, pada hari

Sabtu 9/1/2010, Hilarie Cash, Phd, pendiri reSTART, pusat pengendalian

kecanduan internet, di Amerika Serikat mengatakan “Anak-anak zaman sekarang

(14)

menimbulkan ketidaknyamanan ketika ia harus melewatkan satu hari saja tanpa

internet”.

Artikel tersebut menunjukkan bahwa anak-anak sangat mudah terpapar

internet mengingat saat ini koneksi internet tersedia di mana saja seperti warnet,

ponsel, fasilitas internet berlangganan di rumah, modem komputer, serta di

tempat-tempat yang menyediakan wi-fi (wireless fidelity) atau disebut juga

jaringan internet lokal nirkabel. Bisa dikatakan bahwa anak-anak tersebut berusaha memenuhi kebutuhannya dengan memilih menggunakan media internet

sebagai pemenuhan kebutuhannya. Ini merupakan kajian utama dalam teori Uses

and Gratification, yaitu dimana audiens mempunyai motif-motif tertentu dalam memilih dan menggunakan media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Beberapa penelitian pernah membahas mengenai penerimaan khalayak

terhadap isi pesan media. Diawali dengan penemuan teori peluru atau jarum

hypodermik yang disampaikan oleh Wilbur Schramm menyatakan bahwa

komunikator yang sangat aktif menembakkan peluru (mengirim pesan) dengan

begitu ajaib kepada khalayak yang sangat pasif dan tidak berdaya. Akan tetapi

teori ini patah karena pada penelitian selanjutnya menerangkan bahwa khalayak

terkadang tidak benar-benar pasif.2

Penelitian selanjutnya, Elihu Katz membantah dan mendapatkan teori baru

yaitu Uses and Gratification yang menerangkan bahwa khalayak dianggap aktif.

Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa disebutkan bahwa pengguna media

2

(15)

berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi

kebutuhannya.3

Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah siswa dan siswi kelas

V Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta. Di sekolah tersebut,

menurut wawancara dengan salah satu guru bidang studi Komputer, Bapak

Muhammad Yunus mengatakan bahwa pelajaran mengenai internet sudah masuk

dalam kajian kurikulum pendidikan sekolah, dan dimulai sejak kelas V. Menurut

ketentuan pada kurikulum pendidikan sekolah dasar, perkenalan internet yang

dimulai sejak kelas V berdasarkan pada beberapa ketentuan, antara lain hal

tersebut dilihat tingkat usia dan kesiapan anak-anak kelas lima yang rata-rata

berumur 10-11 tahun dianggap memiliki daya serap yang baik untuk memulai

materi perkenalan dan praktek mengenai internet. Menurut ICT Watch, usia

tersebut termasuk masa pra remaja, saat anak membutuhkan lebih banyak

pengalaman dan kebebasan. Itulah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi

internet untuk membantu tugas sekolah maupun menemukan hal-hal yang

berkaitan dengan hobi mereka.4

Pengenalan materi mengenai internet termasuk ke dalam salah satu dimensi

motif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu motif kognitif, atau motif untuk

mendapatkan informasi dan pengetahuan dalam proses belajar siswa-siswi

Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran. Dalam suatu hadist riwayat Abu

Hurairah disebutkan bahwa orang yang suka menambah ilmunya termasuk orang

3

Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajawali Press, 2007), h. 192.

4

Tahap Pengenalan Internet Berdasarkan

(16)

yang memiliki beberapa kelebihan, antara lain yaitu akan dimudahkan jalannya

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan

memudahkan jalan baginya ke surga.”(H.R Muslim).5

Penelitian ini bermaksud untuk melihat seperti apa penggunaan media

internet dikalangan siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran

Jakarta ini dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratification.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengaggap perlu

diangkat penelitiaan dengan judul “Media Internet Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar (Studi Perbandingan antara Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Pada penelitian ini batasan dan rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana penggunaan internet oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar

Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta?

5

(17)

2. Bagaimana perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan oleh siswa dan

siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta

menggunakan internet?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, batasan, dan rumusan masalah di atas, tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan internet oleh siswa dan

siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta.

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan yang

diperoleh siswa dan siswi Sekolah Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5

Kemandoran dalam menggunakan internet

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu

komunikasi baik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

maupun di tempat atau lembaga lainnya, khususnya pengamatan

terhadap khalayak sebuah media massa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik tolak

untuk penelitian yang lebih mendalam di kemudian hari dan menjadi

(18)

E. Tinjauan Pustaka

Dari penelitian dengan teori Uses and Gratification sebelumnya yang

mengukur tentang kepuasan yang didapat audiens dari media yang digunakan,

terdapat penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan

Penonton Sinetron Para Pencari Tuhan di Majelis Al-Amin RT 005 RW 06” oleh

Eriz Rakhmadania pada tahun 2008. Penelitian ini mengukur tentang motif yang

dicari dan kepuasan yang didapat oleh penonton sinetron Para Pencari Tuhan, dan

ditemukan hasil adanya pengaruh motivasi yang rendah terhadap kepuasan

penonton, sehingga hasil tersebut tidak menjadi patokan kalau motivasi itu

mempengaruhi kepuasan. Penelitian lain yang juga mengukur pengaruh motivasi

yaitu dengan judul “Pengaruh Kepuasan Pembaca Majalah An-Nida terhadap

Peningkatan Pengetahuan Agama” oleh Nanda Rahma Lestari pada tahun 2009,

dengan hasil penelitian yang didapat yaitu responden mendapatkan kepuasan

tentang infomasi akhlak/kepuasan terhadap peningkatan agama. Bedanya dengan

penelitian ini adalah, penelitian ini tidak mengukur pengaruh, hanya mengukur

kepuasan yang didapat responden dengan perbedaannya pada variabel motivasi

dan kepuasan yang didapat antara siswa dan siswi.

Pada penelitian sebelumnya juga terdapat penelitian mengenai kajian

tentang internet, yaitu “Manfaat Internet Dalam Meningkatkan Pengetahuan

Santri Darul Muttaqien Jabon, Parung Bogor” yang dibuat oleh Siti Komariyah pada tahun 2009. Namun, penelitian tersebut hanya meneliti tentang bagaimana

(19)

kepuasan dan tidak menggunakan teori Uses and Gratification. Dalam perspektif

Uses and Gratification yang digunakan dalam penelitian ini, akan dilihat

bagaimana khalayak menggunakan media sebagai pemenuhan kebutuhannya, dan

apakah media tersebut dapat memuaskan kebutuhan khalayak. Maka, penelitian

ini selain melihat seperti apa penggunaan internet siswa dan siswi, juga meneliti

apakah media memberikan kepuasan setelah digunakan oleh siswa-siswi Sekolah

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Media Internet

1. Sejarah Internet

Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang

saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus menerus sebagai pesan-pesan

elektronik termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar-individu

atau komputer.1

Sejarah dari adanya internet dimulai pada tahun 1969 ketika itu Departemen

pertahanan Amerika, U.S Defense Advanced resesarch project Agency (DARPA)

memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan

sejumlah komputer sehinga membentuk jaringan organik. Program riset ini

dikenal dengan nama ARPANET. Pada tahun 1970, sudah lebih dari sepuluh

komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling

berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.2

Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail

yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu

mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga

1

Werner J. Severin – James W.Tankard Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009),h.6.

2

Sejarah Internet dan Perkembangan Internet”. Diakses pada 20 Juni 2011 dari http://www.sejarah-internet.com/sejarah -internet/.

(21)

diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”.

Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika

Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama

yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun

yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn

mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal

pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas

Sussex.

Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu

Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment

di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di

ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott,

Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama

USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan

meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil

berhubungan dengan video link.3

Misi awal dari ARPAnet ini sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi

jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya

yang jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar. ARPAnet

berhasil membantu membudidayakan sejumlah jaringan lainnya, yang kemudian

saling berhubungan. Dua puluh lima tahun kemudian, sistem ini berevolusi

3

(22)

menjadi suatu organisme yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup

puluhan juta orang dan ribuan jaringan. Sekitar tahun 1992 di Amerika Serikat,

populasi internet sebagian besar adalah para peneliti dan pendidik, dan belum

banyak aplikasi serta kelompok minat yang relevan bagi masyarakat umum. Dua

tahun kemudian, berbagai layanan utama mendominasi penggunaan internet itu.

Sebagai akibatnya, hingga saat ini dan seterusnya, internet akan terus berkembang

dan dibanjiri berbagai sumber daya bermanfaat dan semakin banyak

penumpangnya.4

Komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka

dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun

1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau

IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer

tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer

di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet

menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada

tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS

atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada

sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang

tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.

4

(23)

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus

memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah

komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun.

Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990

adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan

program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan

komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang

disebut www, atau Worl Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah

melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the

internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman,

dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia

langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus

kelahiran Netscape Navigator 1.0.5

Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan

komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah

menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah

sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet

telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif,

5

(24)

sehingga tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi

dan komunikasi yang tak dapat diabaikan.

Penggunanya kini mencakup bebagai kalangan, para pengelola media massa

(penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan televisi), penerbit buku, artis,

guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer, pengusaha, dan pelajar

maupun mahasiswa.6

Serangkaian tata aturan jaringan komputer ini kemudian distandarkan dalam

Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) pada tahun 1982. Pada

tahun 1986, lahirlah National Science Foundation Network (NFSNET) yang

menghubungkan para periset di seluruh Amerika melalui lima superkomputer.

Setelah NFSNET dibangun, berbagai jaringan internasional didirikan dan

dihubungkan ke NFSNET, diantaranya berasal dari Australia, Skandinavia,

Inggris, Perancis, Jerman, Kanada, dan Jepang. Sampai tahun 1970 hingga

1980an, internet masih merupakan proyek rahasia yang dikembangkan di

universitas ternama. Pada tahun 1980-an, Timothy Berners Lee, seorang ilmuwan

komputer Inggris, menciptakan World Wide Web (WWW) sebagai metode

transfer file yang menggabungkan semua modifikasi internet beserta protokolnya.

Ia menciptakan World Wide Web dikantornya, di CERN, Swiss. CERN ini

6

(25)

sebenarnya merupakan organisasi riset nuklir. Popularitas www memaksa

pemerintah AS untuk mengizinkan komersialisasi internet pada tahun 1995. 7

Menurut Hine, internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan

komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri, yakni TCP/IP.

Kata ‘Internet’ bisa didenotasikan sebagai seperangkat program komputer yang

memungkinkan user untuk melakukan interaksi, memunculkan berbagai macam

bentuk komunikasi, serta untuk bertukar informasi.

Meski pada awalnya ARPAnet sebagai embrio internet muncul untuk

kepentingan militer pada tahun 1969, namun kini pemanfaatan internet telah

menjangkau banyak bidang. Media massa tradisional seperti koran, majalah,

radio, bahkan televisi perlahan-lahan mulai bersaing dengan internet, penyebaran

iklan yang bisa menjangkau potential buyer dari berbagai belahan dunia,

pertukaran informasi serta data yang bisa lebih cepat dibandingkan jasa pos,

gudang pustaka yang bisa mencari lema dan data dalam waktu sesingkat mungkin,

transaksi keuangan yang bisa dilakukan secara online, hingga berdakwah pun bisa

dilakukan melalui internet. Internet berkembang menjadi komoditas, dan

komoditas ini dikemas sedemikian rupa sehingga dapat ditawarkan kepada para

pemakai.

Penggunaan internet merambah dari sekadar medium penyampai-penerima

pesan menjadi fasilitas untuk membantu pekerjaan, mencari hiburan dan pengisi

7

(26)

waktu luang, tempat mencari informasi, serta menjadi sarana untuk melalukan

transaksi jual-beli.8

Internet merupakan media komunikasi antarkomputer seluruh dunia yang

berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. Seluruh server ini terhubung melalui

jaringan kabel serat optik bawah laut (backbone) antarbenua. Setiap regional

terhubung dengan regional lain melalui jaringan yang disediakan oleh ISP global,

misalnya UUNET, C&W USA, SingNet, A-Bone, KDD Jepang, GlobalOne, san

lain-lain. Internet bertukar data berdasarkan standar perangkat lunak tertentu.

Melalui saluran telepon dan satelit, pengguna internet di seluruh dunia dapat

berbagi informasi dalam berbagai bentuk, ukuran, jangkauan. Desain internet

memungkinkan pengguna untuk:9

 Bertukar e-mail dan file antar pengguna internet di seluruh dunia

 Mengirimkan informasi yang bisa diakses orang lain dan meng-update-nya

dengan mudah, baik berupa informasi personal maupun bisnis.

 Mengakses informasi multimedia yang terdiri dari suara, gambar, dan video.

 Mengakses berbagai perspektif dari belahan dunia mana pun dengan

mengikuti forum dan berinteraksi di dalamnya, chatting, dan seterusnya.

8

Rully Nasrullah, “Cyber as a Cultural Artefact”, diakses pada 1 April 2011 dari http://kangarul.wordpress.com/

9

(27)

2. Perkembangan Internet di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara pertama di Asia yang terhubung

dengan jaringan internet. Melalui Korea, Indonesia terhubung ke UUNET di

Amerika Serikat. Di akhir 1980-an, terbentuk jaringan yang menghubungkan UI,

ITB, ITS, UGM, dan Universitas Terbuka. Kemudian Dewan Riset Nasional,

melalui jaringan IPTEKNet, merintis perkembangan internet lebih lanjut. Pada

tahun 1994 dibangun server untuk mengelola top level domain ID dan second

domain .ac.id, .go.id, .co.id. akhirnya, pada bulan Juni 1994, IPTEKNet menjadi

Service Provider (ISP) pertama di Indonesia.10

Penggunaan internet secara global telah meningkat seratus kali lipat sejak

tahun 1991. Pada tahun 2002, International Telecommunication Union

memperkirakan bahwa terdapat sekitar 500 juta pengguna internet diseluruh

dunia, sepertiga diantaranya terdapat di Asia, termasuk di Indonesia dengan

jumlah sekitar 4 juta pengguna. Seperti pada negara-negara lain di Asia,

pertubuhan internet di Indonesia mulai berkembang dengan kokoh pada

pertengahan tahun 1990. Sebelum tahun 1995, penggunaan internet di Indonesia

dikhususkan untuk membantu mahasiswa pada beberapa universitas-universitas

utama. Pada akhir tahun 1995, diperkirakan ada 15000 pengguna internet, yang

disediakan oleh lima layanan ISP (Internet Service Provider) komersial dan pada

jaringan di beberapa universitas. Pada pertengahan tahun berikutnya, ada sekitar

15 ISP yang beroperasi dengan sekitar 40000 pelanggan, pada bulan Mei tahun

1997, pemerintah telah mengeluarkan izin kepada 41 ISP, dimana 32 diantaranya

10

(28)

telah dioperasionalkan. Beberapa tahun berikutnya, ketika krisis keuangan

melanda Indonesia, pertumbuhan jumlah langganan secara perlahan menurun

hingga sekitar 85000 pada tahun 1997-1998.

Meskipun demikian, APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)

yang dibentuk pada bulan September tahun 1999 mengindikasikan pertumbuhan

telah dimulai kembali, dengan 250000 pelanggan berbayar, yang meningkat 6 kali

lipat dalam 2,5 tahun sejak tahun 1996. Lalu lintas internet di Indonesia juga

tumbuh secara tidak sesuai dengan indikasi bahwa sekitar sembilan kali lipat

terjadi peningkatan antara bulan Januari dan Oktober tahun 2000.11

Peningkatan internet telah mendorong ISP-ISP lain. Sementara 150 ISP

berlisensi dikeluarkan pada Juni 2001, hanya 60 yang benar-benar beroperasi.

Pada bulan Maret 2003, jumlah ISP yang berlisensi telah meningkat hingga

berjumlah 186, tetapi hanya 121 yang terdaftar sebagai anggota APJII, yang

menunjukkan adanya kemungkinan bahwa bisnis ini telah aktif. Sementara itu,

popularitas tempat-tempat umum untuk mengakses internet menjadi marak

dengan munculnya warung internet atau warnet dalam jumlah yang besar.

Peningkatan popularitas pada warnet ini disebabkan oleh munculnya

ISP-ISP komersial pada tahun 1995 yang juga menghasilkan kendali besar pada

pertumbuhan akses internet, walaupun pada tahun 1997 perekonomian di

Indonesia berada dalam kondisi buruk. Pada akhir tahun 1998, internet sangat

mudah diakses untuk berlangganan di kota-kota besar. Salah satu industri

11

(29)

memperkirakan pada tahun 2000, akan ada 1500 warnet yang beroperasi di

seluruh kota di Indonesia.

Menurut ACNielsen dan Majalah Tempo, terdapat tempat-tempat yang biasa

digunakan pengguna internet di Indonesia yaitu:12

Tabel 2.1

Tempat-Tempat Akses Pengguna Internet di Indonesia Tempat Mengakses ACNielsen Majalah Tempo

Kantor 52% 30%

Warnet/Rental Umum 26% 62%

Sekolah/Kampus 19% 18%

Rumah Keluarga 13% 2%

Rumah Pribadi 11% 23%

Rumah Teman 11% 7%

Total 121% 142%

Pengguna internet di Indonesia pun terdiri dari beragam tingkat

pendidikan, seperti pada tabel di bawah ini :13

Tabel.2.2

Tingkat Pendidikan Pengguna Internet di Indonesia

12Ibid., h. 61.

13

Ibid., h.71.

Tingkat Pendidikan Presentasi Jumlah Pengguna

Sarjana 43%

SLTA 41%

Sarjana Muda 9%

Pasca Sarjana 5%

(30)

Di Indonesia, internet sebagai salah satu media komunikasi yang baru

berkembang memberikan lebih banyak pilihan bagi para penggunanya, sehingga

pengguna internet dapat lebih memfokuskan pencarian pada apa yang benar-benar

mereka inginkan. Sehingga menjadikan Internet berkembang dengan sangat pesat,

sesuai data APJII, peningkatan pengguna internet di Indonesia hingga akhir 2007

dapat terlihat pada tabel dibawah ini :14

Tabel 2.3

Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet Indonesia

Tahun Pelanggan Pemakai

1998 134.000 512.000

1999 256.000 1.000.000

2000 400.000 1.900.000

2001 581.000 4.200.000

2002 667.002 4.500.000

2003 865.706 8.080.534

2004 1.087.428 11.226.143

2005 1.500.000 16.000.000

2006 1.700.000 20.000.000

2007* 2.000.000 25.000.000

*perkiraan s/d akhir 2007

Dengan jumlah yang sangat besar tersebut pada akhir 2007, tentu saja

pengguna internet akan terus bertambah jumlahnya. Jumlah tersebut terdiri dari

hampir semua kalangan masyarakat Indonesia yang menggunakan internet.

Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa internet relatif

baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakainya pun belum

14

(31)

terlalu banyak. Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukan

perkembangan yang signifikan. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal

perkembangan pasar internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang

ada saat ini menunjukan bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar.

Memang pada tahun 2001 terjadi kelesuan, namun itu bersifat sementara

karena efek dari krisis global yang sedang di alami, disamping pengaruh tragedi

penghancuran Gedung WTC sebagai simbol pusat perekonomian dunia. Efek dan

pengaruh global ini bisa dilihat dengan penurunan jumlah registran untuk domain

id yang mencapai 17,9 % dari jumlah registran pada tahun 2000, yaitu dari angka

4264 registran turun menjadi 3501 registran. Namun penurunan permintaan

domain id tersebut tidak serta merta berbanding lurus dengan peningkatan jumlah

pelanggan internet, karena justru pada tahun 2001 persentasi jumlah pelanggan

internet menunjukan kenaikan angka yang sangat tinggi, yaitu 121%, dari 760000

pelanggan meningkat menjadi 1680000 pelanggan.

Perkembangan tersebut juga telah menumbuhkan peningkatan jumlah

perusahaan penyedia jasa layanan internet / ISP (Internet Service Provider), yang

pada akhir tahun 2001 ini telah mencapai 68 ISP. Hal ini menunjukan bahwa

peluang pasar yang dilahirkan dari internet cukup besar. Pada tahun 2001 memang

secara global terjadi penurunan khususnya di bisnis cyberspace ini, namun hal itu

merupakan seleksi alam dimana ternyata justru peningkatan layanan customer

(32)

dan menunjukan juga bahwa pemain bisnis yang tetap survive adalah para pemain

yang serius akan model bisnis yang dikembangkannya (berita detik).15

B. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media

massa. Pengertian media massa disini secara garis besar dapat dibagi kedalam dua

kelompok, yaitu media massa cetak dan media massa elektronika. Media massa

cetak antara lain meliputi surat kabar, majalah, dan bulletin.

Sedangkan media massa elektronika mencakup media audio (suara) seperti

radio, dan media audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film. 16

Komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang

dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak luas.17

Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi/tujuan antara lain:18

1. Menyampaikan informasi

Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini,

dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar

dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional.

2. Mendidik

15

Prayitno, “Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia.” Artikel diakses pada 1 April 2011 dari http://www.goechi.com/newsletter.html

16

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005), h. 7.4

17

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008), h.71.

18

(33)

Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik

untuk pendidikan, formal disekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga

meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan.

3. Menghibur

Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia

dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika

yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa,

membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok

lainnya.

4. Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit pada tajuk atau

editorial, features, iklan, berita atau tayangan lainnya, dapat mempengaruhi

khalayak media massa.

C. Teori, Efek, dan Manfaat Komunikasi Massa

Dalam bidang komunikasi massa, terdapat teori-teori yang digunakan untuk

mempelajari baik efek maupun manfaat komunikasi massa. Teori komunikasi

massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala sosial, yang berupaya

untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai aspek kehidupan

kultural dan personal.

Pokok perhatian teori komunikasi selama beberapa tahun adalah

pengamatan terhadap efek komunikasi massa. Media massa telah menjadi

kekuatan utama di dalam masyarakat. Salah satu teori yang mendasari efek

(34)

(teori Jarum Hipodermik), atau juga disebut dengan teori stimulus respons (SR),

yaitu teori yang menganggap bahwa media massa amat perkasa dalam

mempengaruhi penerima pesan. Setelah teori SR ini, muncul teori komunikasi lain

yang terkenal, namun masih satu kelompok dengan teori SR, karena sama-sama

bersifat satu arah, yaitu teori yang dikemukakan Harold Lasswell pada tahun

1948. Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal untuk menjawab

pertanyaan ‘apa itu komunikasi’, yaitu who says what, in which channel, to whom,

with what effect (siapa berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek

apa).19

Salah satu efek komunikasi massa tampaknya adalah mengarahkan

perhatian audiens pada masalah-masalah atau isu-isu tertentu. Efek ini disebut

fungsi media massa untuk menentukan agenda, atau yang lebih dikenal dengan

teori Agenda Setting. Selain Agenda Setting terdapat sejumlah teori lainnya

tentang efek komunikasi massa. Namun, pembahasan yang terfokus pada efek

komunikasi massa mempunyai kelemahan. Pendekatan terhadap teori seperti ini

dapat memandang audiens sebagai sasaran pasif yang rentan serta tidak aktif

didalam proses komunikasi. Hal ini dapat menyebabkan menyepelekan peran aktif

penerima komunikasi. Peran aktif penerima komunikasi adalah premis dasar dari

pendekatan Uses and Gratification terhadap kajian komunikasi massa.20

19

Morrissan, dkk. Teori Komunikasi Massa (Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 17-18.

20

(35)

D. Teori Uses and Gratification

Teori ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the

past, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik.21 Kemunculan

teori ini lebih fokus pada audiens bukan pada pesan media. Dibandingkan dengan

studi efek klasik, pendekatan Uses and Gatification terletak pada audiens media

bukan pada isi pesan dari media sebagai titik awalnya, dan meninjau pada

perilaku komunikasi dan tujuan dalam penggunaan media. Uses and Gratification

memandang audiens sebagai pengguna aktif terhadap penggunaan media. Audiens

diasumsikan aktif dan memiliki tujuan tertentu. Audiens juga memiliki tanggung

jawab dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhannya. Pada pandangan ini,

media disadari menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada bagaimana

kebutuhan didapatkan, dan audiens dianggap sebagai agen yang tahu kebutuhan

mereka dan bagaimana mereka memuaskan kebutuhan mereka itu dalam

mengunakan media.22

Teori Uses and Gratification menyatakan bahwa orang secara aktif mencari

media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (hasil)

tertentu. Uses and Gratification menganggap orang aktif karena mereka mampu

untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan

komunikasi.23

21

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 65.

22

Stephen W. Little John and Karen A. Foss, Theories of Human Communication, Ninth Edition (United States of America: Thomson Wadsworth, 2008), h.301.

23

(36)

Katz menggambarkan asumsi yang mendasari penelitian mengenai media

Uses and Gratification sebagai berikut : (1) kondisi sosial psikologis seseorang

akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-harapan

terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5)

perbedaan pola penggunaan media atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya yang

akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi

lainnya termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya.24

Kaitannya dengan penelitian ini, akan dilihat apakah audiens yang

menggunakan internet mempunyai motif tertentu dan apakah ada kepuasan yang

didapat setelah menggunakan internet, maka akan terdapat hubungan antara motif

dan kepuasan tersebut (Gratification Sought dan Gratification Obtained).

Sehingga diperoleh :25

Dalam bukunya Rakhmat Kriyantono, motivasi dan rasa puas memiliki point

yang sama. Artinya apabila motif seseorang menggunakan internet untuk

mendapatkan informasi, maka rasa puas yang didapat adalah akibat diperolehnya

informasi yang dibutuhkan itu.

Penelitian ini menggunakan kategori motif oleh Katz, Gurevitch, dan Haas

yang melihat media sebagai alat yang digunakan individu untuk membuat atau

24

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002), h. 5.38.

25

(37)

memutuskan hubungan dengan orang lainnya. Mereka membagi kebutuhan

manusia beberapa kategori diantaranya adalah sebagai berikut:26

Kebutuhan kognitif: kebutuhan untuk mendapatkan informasi,

pengetahuan, dan pemahaman mengenai sesuatu.

Kebutuhan afektif: kebutuhan untuk emosi (perasaan), kenikmatan,

mendapatkan hiburan dan pengalaman estetis.

Kebutuhan integrasi sosial: kebutuhan untuk menguatkan hubungan

dengan keluarga, teman, dll.

Kebutuhan pelepasan tekanan, diversi dan pengalihan dari masalah

maupun rutinitas sehari-hari.

Rahmat Kriyantono menegaskan bahwa kepuasan dalam penelitian ini

diukur berdasarkan motivasi dan motivasi itu yang menjadi dasar individu untuk

memilih media tertentu.27

Teori Uses and Gratifications sebelumnya telah digunakan pada media

massa tradisional, tetapi juga digunakan untuk studi pada media lain termasuk

teknologi media baru (new technologies). Teknologi baru seperti video cassette

atau disk (piringan), tv kabel, layanan telepon, komputer pribadi, videotext atau

teletext, dan teknologi lain pada peralihan digital, transmisi satelit, dan jaringan telekomunikasi broadband. Tentunya, perkembangbiakan dari teknologi baru ini

akan mempengaruhi struktur komunikasi dan menjadikan pilihan yang lebih besar

untuk memuaskan kebutuhan komunikasi pada audiens. Penggunaan teknologi

26

Severin dan Tankard, Teori Komunikasi, h. 357.

27

(38)

media baru memungkinkan melengkapi penggunaan media terdahulu yang telah

dipelajari. Telah teridentifikasi sebelumnya bahwa pergantian penggunaan ke

media baru dari media lama menghasilkan pengetahuan baru pada hubungan

antara penggunaan media dan kepuasan. Selanjutnya, teori Uses and

Gratifications memasukkan konsep pada teknologi media baru. Media baru

menyediakan alternatif-alternatif untuk mengakses dan berinteraksi dengan

pembentukan pesan. Beberapa kontribusi teknologi media baru tersebut

diantaranya termasuk:

Membuat jarak tidak lagi menjadi hambatan (satelit komunikasi)

Menyediakan akses informasi yang bebas (komputer, video disks)

Menyediakan akses mendekati tanpa batas pada komunikasi dua arah atau

komunikasi pesan singkat (telepon selular, teleconference komputer)

Peluang baru pada akses ini digeneralisasikan pada konsekuensi secara

psikologis dan perilaku pada komunikasi manusia. Banyak pilihan memberikan

kepuasan yang pada akhirnya akan meningkatkan peluang untuk berinteraksi

dengan media, atau dengan orang lain melalui jaringan telekomunikasi.28

Pendekatan Uses and Gratification dapat memberikan kontribusi penting

terhadap pemahaman seiring dengan semakin jauhnya perkembangan zaman yang

bergeser ke zaman digital dan para pengguna media dihadapkan dengan lebih

banyak pilihan. Internet dan World Wide Web memberikan lebih banyak pilihan

lagi ke pengguna. Beberapa penelitian mengamati manfaat komputer sebagai alat

28

(39)

komunikasi. Perse dan Courtright menemukan dalam sebuah survei tahun 1988

bahwa komputer berada di peringkat terendah di antara 12 jenis komunikasi yang

dimediasi dan bersifat antarpersonal dalam memenuhi kebutuhan komunikasi

seperti santai, hiburan, kesadaran diri, dan kesenangan, namun demikian,

gambaran tersebut berubah beberapa tahun kemudian. Survei yang lain (Perse dan

Dunn) secara khusus mengamati penggunaan komputer untuk berkomunikasi

dengan orang lain melalui layanan informasi dan internet, atau yang disebut oleh

para penulisnya disebut juga sebagai konektivitas komputer. Orang menggunakan

komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan sosial, pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan.29

29

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan atau metodologi

kuantitatif, yaitu menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,

atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian

ini berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkatnya ke permukaan

karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.1

Pendekatan kuantitatif yakni, merupakan penelitian yang hasilnya berupa

laporan yang menggunakan bilangan atau angka-angka. Pendekatan kuantitatif

bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu

atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.2

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

survey, yaitu metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai

instrumen pengumpulan datanya.3 Metode survey memungkinkan untuk

menggeneralisasi suatu gejala sosial atau variabel sosial tertentu kepada gejala

sosial atau variabel sosial dengan populasi yang lebih besar.

1

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2005), h.36.

2

Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka,1995), h. 114.

3

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 60.

(41)

Menurut Selo Sumardjan, penggunaan kuesioner sebagai alat penelitian

memliki beberapa keuntungan utama, yaitu:4

1. Menjangkau sampel dalam jumlah besar

2. Biaya pembuatannya relatif murah

3. Tidak terlalu menjangkau responden karena waktu pengisiannya

dapat ditentukan sendiri oleh responden

4. Dapat memberi kebebasan bagi responden untuk berpendapat dan

memberi jawaban.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 12 Mei 2011 sampai dengan 31 Mei

2011. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5

Kemandoran Jakarta yang beralamat di Jalan Palmerah Barat Kemandoran No.41

Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12210.

D. Subjek dan Objek Penelitian 1) Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini yaitu siswa dan siswi SD Islam Al-Azhar 5

Kemandoran Jakarta.

2) Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini yaitu penggunaan media internet, motif dan

kepuasan internet.

4

(42)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas V sekolah dasar Islam

AL-Azhar 5 Kemandoran 5 Jakarta yang berjumlah 147 orang.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental

Sampling atau sampling kebetulan, teknik ini digunakan karena topik yang diteliti

adalah persoalan umun dimana semua orang pada populasi mengetahuinya.5

Untuk mengetahui jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian

ini dihitung dengan rumus Slovin, karena jumlah populasinya sudah diketahui.

Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut :6

n

=

Keterangan:

n

= ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = nilai error sebesar 10%

Derajat error yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 10%. Jumlah

sampel dalam penelitian ini akan ditentukan sebagai berikut:

Data siswa dan siswi kelas V yang menjadi termasuk dalam responden

penelitian berjumlah 147 orang, maka:

5

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h156.

6

(43)

n =

=

=

59.51

n = 60 orang

A. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent

variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas atau IV pada

penelitian ini yaitu jenis kelamin, dan variabel terikat atau DV yaitu motif dan

kepuasan penggunaan internet.

B. Definisi dan Operasional Konsep 1. Definisi Konsep

Untuk mengetahui seperti apa definisi operasional serta konsep dan

indikator yang akan digunakan dalam mengukur penggunaan internet oleh

anak-anak sekolah dasar, maka akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Media internet : dalam penelitian ini merupakan penggunaan media

internet dilihat dari kegiatan mengakses internet yang diantaranya

meliputi frekuensi akses, lama akses, alokasi waktu akses, dan

tempat mengakses

b) Motif dan Kepuasan : yaitu apakah penggunaan media internet

(44)

dari teori Uses and Gratification. Konsep mengukur kepuasan ini

disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained).

Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan

individu ketika menggunakan internet. Gratification Obtained yaitu

kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah menggunakan

internet yang dijabarkan dengan terpenuhi atau tidaknya

kebutuhan-kebutuhan pada dimensi responden yang didorong oleh

motivasi-motivasi tertentu.

c) Internet : dalam penelitian ini adalah jaringan internet yang

digunakan oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Islam AL-Azhar 5

Kemandoran Jakarta, baik yang digunakan di sekolah maupun di

luar sekolah. Internet yang digunakan dilihat dari isi yang terdapat di

internet beserta harapan mereka terhadap internet yang paling

disukai siswa dan siswi.

2. Operasional Konsep dan Indikator Variabel Penelitian

Untuk mengetahui seperti apa konsep serta indikator variabel penelitian

yang akan digunakan dalam mengukur penggunaan internet oleh anak-anak

sekolah dasar, maka akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Penggunaan Internet

Untuk mengetahui perilaku penggunaan internet para responden maka

(45)

intrenet oleh anak. Penggunaan internet secara operasional dapat diukur dari

kegiatan internet yang diantaranya meliputi:

 Frekuensi akses : diukur dengan seberapa seringnya responden

menggunakan internet dalam seminggu, yaitu kurang dari satu kali

seminggu, 1-3 kali seminggu, 4-7 kali seminggu, atau lebih dari tujuh kali

dalam seminggu.

 Lama akses : diukur dengan banyaknya waktu yang digunakan responden

untuk sekali mengakses internet yaitu, kurang dari satu jam, 1-2 jam, lebih

dari 2 jam, 2 jam-4 jam, atau lebih dari 4 jam.

 Alokasi waktu akses : untuk melihat kapan biasanya responden mengakses

internet, yaitu pagi, siang, sore, atau malam hari.

 Tempat mengakses : untuk melihat tempat yang paling sering digunakan

responden untuk mengakses internet, yaitu di rumah, sekolah, warnet, atau

dari tempat lainya.

Selain itu ditanyakan pula mengenai siapa yang pertama kali mengenalkan

responden pada internet dan juga siapa yang mengajarkan internet lebih

mendalam kepada mereka, yaitu orangtua, sekolah/guru, teman atau orang

lainnya.

b) Motivasi menggunakan internet

Penggunaan internet didorong oleh motivasi untuk memuaskan kebutuhan.

Hampir semua penggunaan media didorong oleh motivasi untuk memuaskan

(46)

kebutuhan-kebutuha tersebut agar segera terpuaskan.7 Katz, Gurevitch, dan Haas (1973)

melihat media sebagai alat yang digunakan individu untuk membuat atau

memutuskan hubungan dengan orang lainnya. Mereka membagi kebutuhan

manusia beberapa kategori diantaranya adalah sebagai berikut:8

 Kebutuhan kognitif: kebutuhan untuk mendapatkan informasi,

pengetahuan, dan pemahaman mengenai sesuatu.

 Kebutuhan afektif: kebutuhan untuk emosi (perasaan), kenikmatan,

mendapatkan hiburan dan pengalaman estetis.

 Kebutuhan integratif sosial: kebutuhan untuk menguatkan hubungan

dengan keluarga, teman, dll.

 Kebutuhan pelepasan tekanan, diversi dan pengalihan dari masalah

maupun rutinitas sehari-hari.

Motif yang mendorong anak untuk menggunakan internet untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya dapat dijabarkan dalam empat dimensi (kategori)

sebagai berikut, yaitu kognitif, afektif, integrasi sosial, dan diversi. Tiap dimensi

terdiri dari beberapa indikator (pernyataan).

Berikut penjabaran indikator dimensi-dimensi motif kognitif, afektif,

integrasi sosial dan diversi:

 Dimensi kognitif

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan pencarian informasi

pengetahuan dan berhubungan untuk membantu kegiatan mereka di sekolah.

7

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 205.

8

(47)

Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong

menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif:

- Untuk membantu belajar

- Untuk membantu mengerjakan pr/tugas sekolah

- Untuk mendapat prestasi yang lebih baik disekolah

- Untuk menambah wawasan/pengetahuan

 Dimensi afektif

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan perasaan,

kenikmatan, mendapatkan hiburan, kesenangan dan pengalaman estetis. Berikut

merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan

internet untuk memenuhi kebutuuhan-kebutuhan afektif:

- Untuk bermain games

- Untuk mendapatkan kesenangan

- Untuk menghibur rasa sedih

- Untuk mengilangkan rasa bosan

- Untuk bermain bersama teman

 Dimensi Integratif Sosial

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan kebutuhan untuk

menguatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan lainnya. Berikut merupakan

indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan internet untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan integratif sosial:

- Untuk mencari/mendapatkan teman baru

(48)

- Untuk mengirim email

- Untuk mempererat / menjalin persahabatan dengan teman

- Untuk mencari informasi yang bisa dijadikan obrolan bersama teman.

 Dimensi Diversi

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan kebutuhan untuk

pelepasan tekanan serta pelarian (diversi) dari masalah atau rutinitas sehari-hari.

Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif menggunakan internet

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelepasan tekanan:

- Untuk mengisi waktu luang

- Untuk melupakan masalah dengan teman

- Untuk melupakan omelan orangtua

- Untuk melupakan omelan guru

- Untuk mengusir kesepian

c) Kepuasan Penggunaan internet

Kepuasan yang diperoleh responden setelah menggunakan internet juga

dijabarkan dengan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan-kebutuhan pada responden

yang didorong oleh motivasi-motivasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya,

yaitu motif kognitif, afektif, integritas sosial dan motif dimensi. Untuk

mengetahui apakah kebutuhan-kebutuhan yang mendorong responden untuk

menggunakan media internet, setiap pernyataan-pernyataan motivasi baik dalam

dimensi kognitif, afektif, integratif sosial, dan diversi ditanyakan kembali.

(49)

Harapan terhadap internet dapat dilihat dari fitur (situs) seperti apa yang

paling disukai responden dari semua fitur (situs) yang ada di internet. Responden

diminta untuk memilih dari beberapa fitur (situs) berikut ini: situs-situs search

engine, situs-situs berita, situs-situs pribadi selebriti/atlet, situs-situs jaringan

persahabatan, e-mail, chatting, instant messaging, download lagu, game, film, dll,

maupun situs lainnya, mana yang menjadi pilihan (favorit) mereka. Selain itu,

mereka juga diminta menyebutkan situs-situs yang sering mereka kunjungi. Untuk

mengetahui harapan anak mengenai isi internet, responden diminta untuk

memberitahu situs (fitur) seperti apa yang mereka ingin lebih banyak ada didalam

internet.

H. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan

menyebarkan angket berstruktur dengan menggunakan kuesioner untuk

memperoleh data mengenai penggunaan internet serta motivasi dan kepuasan

responden terhadap internet.

I. Hipotesis Penelitian

H1 : Ada perbandingan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam

Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan

penggunaan internet.

H0 : Tidak ada perbandingan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar

Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan

(50)

J. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa

yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan lebih

dari satu kali dengan menunjukkan hasil dari pengukuran yang relatif konsisten.

Untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat pengukur menggunakan

rumus teknik korelasi Product Moment Pearson’s Correlation, yaitu untuk

menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total.9

Rumus Product Moment Pearson’s Correlation:

r

=

Keterangan :

r : Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment

: Jumlah individu dalam sampel

X : Angka untuk variabel X

Y : Angka untuk variabel Y

2. Uji Reliabilitas

9

(51)

Suatu alat ukur dalam penelitian selain valid juga harus reliabel. Teknik

pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan menggunakan

SPSS 17.0 for windows. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut

sebagai pengukuran yang reliabel. Reliabilitas mempunyai mempunyai berbagai

nama lain seperti kepercayaan, keteladanan, kestabilan, keajegan, konsisten dan

sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah

sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.10

K. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif yang bertujuan mengetahui seberapa besar kepuasan siswa-siwi dalam

menggunakan intetrnet. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan pengguna

internet, dilakukan dengan skala likert.

Tabel 3.1 Skala Likert

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

SS S TS STS

4 3 2 1

Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, hasilnya

akan di presentasikan tabel analisis berdasarkan variabel motivasi yang

selanjutnya akan dilihat hasilnya terhadap kepuasan penggunaan internet.

10

(52)

Setelah seluruh data terkumpul, analisis data akan dilakukan dengan

menggunakan prosedur statistik. Prosedur statistik yang akan dipergunakan untuk

melihat distribusi variabel-variabel yang meliputi jenis kelamin dan harapan

dalam menggunakan internet, maka digunakan distribusi frekuensi. Prosedur yang

dipergunakan untuk mengukur perbedaan motif dan kepuasan yaitu dengan

menggunakan Chi Kuadrat dan Product Moment Pearson Correlation dengan

menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Penajabarannya sebagai berikut:

1. Analisis Product Moment Pearson Correlation digunakan untuk

menegaskan hubungan yang ada antara variabel motif dan kepuasan

tersebut adalah merupakan hubungan yang signifikan dan bukan

hanya secara kebetulan saja.

Rumus Product Moment Pearson Correlation :

r =

Keterangan :

r : Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment

: Jumlah individu dalam sampel

X : Angka untuk variabel X

Y : Angka untuk variabel Y11

2. Analisis Chi Kuadrat digunakan untuk menentukan apakah terdapat

hubungan dari objek penelitian yaitu antara jenis kelamin dengan

kategori skala dimensi motif yang terdiri dari kognitif, afektif,

11

Gambar

Tabel 2.3Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet Indonesia
Tabel 3.1Skala Likert
Tabel 4.2
Tabel 4.4 Dimensi Kepuasan Penggunaan Internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Further, the differences in adsorptive fouling (extent and consequence) between the two PES membranes can again be explained with their different surface morphology (cf. 2 ): for

This paper presents a detailed investigation of fouling mechanisms for ultrafiltration membranes with polysaccharides obtained by studying membrane–solute (static adsorption)

Hasil akhir dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa sistem monitoring mampu melakukan pembacaan terhadap log service yang di tampilkan dalam bentuk web menggunakan

Pengacuan yang semacam ini dimaksudkan untuk mempermudah identifikasi penulis pustaka yang diacu, mengingat bahwa penggunaan nama keluarga ( family name/surname ) dan

Mata Pelajaran Nilai Rata-rata Rapor.. Nilai Ujian

Fungsi permintaan dalam ilmu ekonomi adalah sebuah fungsi yang menunjukan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta oleh masyarakat.. “ Fungsi Permintaan

Menurut Jones, perusahaan yang terdapat dalam satu jenis industri akan dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan pasar yang sama dengan perusahaan lain dalam industri tersebut,

Adapun profil model mental yang ditemukan yaitu (1) pada konsep konstruksi sel volta sebagian besar siswa (32,35%) mampu memahami konstruksi pada level