• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI ASAM- BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI ASAM- BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR PADA MATERI

ASAM- BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI TERBIMBING

Oleh

NIRTIKA SUMA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir lancar pada materi asam-basa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Swadhipa Natar. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen, desain one shot case study, dan analisis data menggunakan statistik

deskriptif. Hasil penelitian analisis pembelajaran materi asam-basa dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan bahwa kemampuan berpikir lancar pada kelompok tinggi 42,86% berkriteria sangat baik, dan 57,14% berkriteria baik; kelompok sedang 12,5% berkriteria sangat baik, 68,75% berkrikeria baik, 12,5% berkriteria cukup, dan 6,25% berkriteria kurang; kelompok rendah 44,44% berkriteria baik, 44,44% berkriteria cukup, dan 11,11% berkriteria kurang.

Kata kunci: asam-basa, inkuiri terbimbing, kelompok kognitif, kemampuan berpikir lancar,

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pesisir Barat pada tanggal 7 September 1992, anak kedua dari lima bersaudara, buah hati Bapak Makmun dan Ibu Baiti.

Pendidikan formal diawali pada tahun 1998 di SD Negeri 2 Way Suluh Krui Selatan yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Pesisir Barat yang diselesaikan pada tahun 2007. Tahun 2007 masuk SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui Pesisir Barat yang diselesaikan tahun 2010 dan pada tahun yang sama diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung melalui jalur PKAB (Penyeleksian Kemampuan Akademik dan Bakat ).

(7)

MOTO

Kita Hihup dari Apa yang Kita Dapatkan dan Kita Bahagia

dari Apa yang Kita Berikan

(Winston Churchill)

(8)

PERSEMBAHAN

Terucap syukur Allhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan ridho-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini teruntuk :

o Ayah dan Ibu tercinta, yang tiada pernah letih mendo’akan

anak-anak nya dan selalu memberikan semangat serta dukungan dengan penuh kasih sayang.

o Semua jerih payah dan kerja keras Ayah dan Ibu tiada

mungkin terlupakan dan terbalaskan. Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan ridho-Nya kepada mu.

o Saudara-saudara ku tersayang, wo Novi, adek nia, udo nizar

dan uncu nira

o Teman-teman Pendidikan Kimia ’10.

(9)

iii

SANWACANA

Alhamdulillah puji dan syukur di haturkan sebesarnya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan cinta kasih-Nya, hingga diselesaikannya skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Lancar pada Materi Asam-Basa

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing”. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurah pada Rasullulah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umatnya yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Disadari sepenuhnya bahwa dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini terima kasih diucapkan kepada: 1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Pembimbing II atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

(10)

iv

5. Ibu Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si., selaku Pembahas atas segala bimbingan, saran dan kritik yang diberikan dalam memperbaiki penulisan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Hj. Nurpuri S., selaku kepala SMA Swadhipa Natar Kabupaten

Lampung Selatan dan Ibu Rini Sugiarti, S.Pd, selaku guru mitra atas kerja sama dan bimbingannya.

7. Sahabat seperjuangan di P.Kimia ’10, Meristin, Desiana, Eka, Rani, Annisa, Cica, Endri dan teman-teman lainnya yang tidak dapat ditulis satu persatu, atas dukungan, doa, semangat dan kerjasamanya.

8. Teman-teman Marga Kencana, Anniya, Riyan, Bu’Ayu, Fajar, Listiana, Mak’ Apriana, Indah, Umi’ Mei, dan Abi’ Yusron, atas semua kenangan manis selama KKN dan PPL di Tulang Bawang Barat.

Akhirnya penulis menghaturkan maaf atas segala ucapan dan tingkah laku yang kurang berkenan. Semoga Allah S.W.T. selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Juli 2014 Penulis,

(11)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 6

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 7

C. Keterampilan Berpikir Kreatif... 11

D. Kemampuan Kognitif ... 16

E. Konsep ... 17

F. Kerangka Pemikiran ... 28

G. Anggapan Dasar ... 29

H. Hipotesis Umum ... 29

(12)

vi

B. Metode dan Desain Penelitian ... 30

C. Data Penelitian ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 31

E. Validasi Instrumen Penelitian ... 32

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 33

G. Teknik Pengelompokkan ... 35

H. Analisis Data ... 36

1. Pengolahan data tes tertulis ... 36

2. Pengolahan data kuesioner (angket) ... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 42

1. Kemampuan berpikir kreatif... 49

2. Kendala selama penelitian... 52

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Pemetaan SK / KD ... 57

2. Silabus ... 69

3. RPP ... 83

4. Lembar Kerja Siswa 1 ... 109

5. Lembar Kerja Siswa 2 ... 115

6. Lembar Kerja Siswa 3 ... 124

7. Soal Pretest ... 134

8. Kunci Pretest ... 141

9. Kisi-kisi soal Posttest ... 155

10. Soal Posttest ... 164

11. Pedoman Penskoran dan Rubrik Penilaian Posttest ... 166

(13)

vii

13. Penentuan Kelompok Siswa ... 177

14. Hasil Tes Tertulis Berbasis Kemampuan Berpikir Kreatif ... 180

15. Penentuan Kriteria Tingkat Kemampuan Siswa ... 182

16. Data Kuesioner ... 184

17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 186

18. Lembar Observasi Guru ... 194

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing... 10

2. Prilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif ... 13

3. Indikator keterampilan berpikir kreatif ... 15

4. Analisis konsep materi asam-basa ... 19

5. Kriteria pengelompokan siswa ... 36

6. Data pengelompokan siswa... 36

7. Kriteria tingkat kemampuan siswa ... 37

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 34 2. Nilai rata-rata setiap kelompok ... 39 3. Persentase siswa setiap kelompok kognitif pada kemampuan

(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkem-bang berdasarkan pada fenomena alam. Ada tiga hal yang berkaitan dengan kimia yaitu kimia sebagai produk yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori; kimia sebagai proses atau kerja ilmiah; dan kimia sebagai sikap. Oleh sebab itu pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai proses, produk, dan sikap.

Kimia sebagai proses dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. Menurut Woolfolk (Uno, 2010), kemampuan berpikir kreatif (creative thinking), yakni kemampuan seseorang dalam menggunakan proses berpikirnya untuk menghasil-kan suatu ide baru, konstruktif, dan baik berdasarmenghasil-kan konsep-konsep, prinsip-prinsip yang rasional, maupun persepsi dan institusi. Kemampuan berpikir kreatif juga menjadi salah satu Standar Kompetensi Lulusan untuk dimensi keterampilan, yakni siswa diharapkan memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri (Tim penyusun, 2013).

(17)

2

Keterampilan berpikir kreatif merupakan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban yang diberikan. Munandar (2012) menjelaskan bahwa ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif), yaitu kemampuan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil, berpikir elaborasi (elaboration), dan berpikir evaluasi (evaluation).

(18)

3

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru kimia di SMA Swadhipa Natar Kabupaten Lampung Selatan,diperoleh gambaran bahwa proses belajaran masih berpusat pada guru (teacher center). Dalam kegiatan pem-belajaran siswa terlihat pasif pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru, sehingga tidak ada proses membangun konsep dalam pembelajaran. Oleh karena itu, keterampilan berpikir kreatif siswa rendah.

Salah satu model pembelajaran berfilosofi konstruktivisme yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada materi pokok asam-basa adalah model inkuiri terbimbing. Menurut Sanjaya (2008) pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksana-annya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Di-mana model pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sis-tematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri pene-muannya dengan penuh percaya diri. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan adalah menurut Gulo (Trianto, 2010) yang terdiri dari 5 tahap yaitu (1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, (2) mem-buat hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) menganalisis data, dan (5) memmem-buat kesimpulan.

(19)

4

bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul: “Analisis Kemampuan Berpikir Lancar pada Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Bagaimanakah kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam-basa

menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir lancar siswa pada materi asam – basa menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah?.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada guru-guru kimia untuk meningkatkan

(20)

5

2. Sebagai referensi kepada sekolah untuk perbaikan mutu pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa.

3. Sebagai pengalaman secara langsung dalam melatih kemampuan berpikir lancar bagi siswa dalam memahami materi kimia

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Analisis adalah penyelidikan dan penguraian terhadap suatu masalah. 2. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Gulo

(Trianto, 2010) adalah (a) menyajikan pertanyaan atau masalah, (b) membuat hipotesis, (c) mengumpulkan data, (d) menganalisis data dan, (e) membuat kesimpulan.

3. Kemampuan berpikir lancar merupakan salah satu indikator kemampuan berpikir kreatif yang akan diteliti, yaitu: kemampuan menghasilkan suatu jawaban/gagasan yang relevan (Killen,2009).

(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bah-wa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diper-luas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bu-kanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat. Ma-nusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui penga-laman nyata (Trianto, 2010).

(22)

7

Para penganut konstruktivisme percaya bahwa pengetahuan itu telah ada pada diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak sang guru ke otak siswa. Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan pada pengalaman-pengalaman me-reka sebelumnya (Lobach dan Tobin dalam Suparno, 2006). Pengalaman ini tidak harus berupa pengalaman fisik semata namun termasuk juga pengalaman kognitif dan pengalaman mental. Banyaknya siswa yang salah menangkap apa yang dia-jarkan oleh gurunya memperlihatkan bahwa pengetahuan memang tidak dapat di-pindahkan begitu saja. Siswa masih harus menkonstruksi atau minimal mengin-terpretasi pengetahuan tersebut dalam dirinya.

Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan men-transformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan-aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini ber-kembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Nur dalam Trianto, 2010).

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

(23)

8

proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan obser-vasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah dengan bertanya dan mencari tahu (Roestiyah, 2001).

Menurut Gulo (Trianto, 2010) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri pene-muannya dengan penuh percaya diri. Model pembelajaran inkuri terdiri dari beberapa jenis inkuiri, salah satunya inkuiri terbimbing. Pelaksanaan

pembelajaran inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan metode pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau per masalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipote-sis.

2. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi

permasa-lahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan permasa-lahan yang diberikan.

3. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.

4. Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan se-suai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya. 5. Membuat kesimpulan

(24)

9

Model inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang meni-tikberatkan kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Tujuan umum dari pem-belajaran inkuiri terbimbing adalah untuk membantu siswa mengembangkan kete-rampilan berpikir intelektual dan ketekete-rampilan lainnya seperti mengajukan perta-nyaan dan keterampilan menemukan jawaban yang berawal dari keingintahuan mereka. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing diharapkan siswa secara maksi-mal terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa tersebut dan mengembangkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh siswa tersebut. Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dima-na guru menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian me-minta pelajar membuat generalisasi. Menurut Sanjaya (2008) pembelajaran inkui-ri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiinkui-ri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau masalah. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga siswa yang beripikir lambat atau siswa yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan dan siswa mempunyai ke-mampuan berpikir tinggi tidak memonopoli kegiatan, oleh sebab itu guru harus memiiki kemampuan mengelola kelas yang bagus.

(25)

10

2012) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki seseorang yang sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah seperti:

1. jujur terhadap data,

2. rasa ingin tahu yang tinggi,

3. terbuka atau menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya jika terbukti bahwa pandangannya tidak benar, 4. ulet dan tidak cepat putus asa,

5. kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan hasil observasi empiris, dan

6. dapat bekerja sama dengan orang lain. Sikap ilmiah merupakan faktor psikologis yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan me-ngadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Gulo (Trianto, 2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah. Guru membagi siswa dalam kelompok.

Siswa mengidentifi-kasi masalah dan siswa duduk dalam

kelompoknya masing-masing.

2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

(26)

11

Lanjutan Tabel 1. 3. Mengumpulkan

data

Guru membimbing siswa mendapatkan informasi atau data-data melalui percobaan maupun telaah literatur.

Siswa melakukan percobaan maupun telaah literatur untuk mendapatkan data-data atau informasi. 4. Menganalisis data Guru memberi

kesempa-tan pada tiap siswa untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan.

Siswa membuat kesimpulan.

C. Keterampilan Berpikir Kreatif

(27)

12

Berpikir juga merupakan kemampuan jiwa taraf tinggi yang dapat dicapai dan di-miliki oleh manusia. Adanya kemampuan berpikir pada manusia merupakan pembeda yang khas antara manusia dengan hewan. Melalui berpikir, manusia dapat mencapai kemajuan yang luar biasa dan selalu berkembang dalam per-adaban dan kebudayaan. Menurut Presseisen (Saputra, 2011), berpikir dianggap suatu proses kognitif, suatu proses mental untuk memperoleh pengetahuan. Walaupun demikian, aspek kognitif berkaitan dengan cara-cara bagaimana ngenal sesuatu seperti persepsi, penalaran, dan intuisi. Kemampuan berpikir me-nitikberatkan pada penalaran sebagai fokus utama dalam aspek kognitif. konsep, prinsip-prinsip yang rasional, maupun persepsi dan institusi.

(28)

13

terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban tersebut harus sesuai dengan masalahnya. Jadi, tidak semata-mata banyaknya ja-waban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu jawabannya.

Pemikiran kreatif akan membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas dan ke-efektifan pemecahan masalah dan hasil pengambilan keputusan yang dibuat (Evans, 1991). Definisi kemampuan berpikir secara kreatif (Arifin, 2000) dilaku-kan dengan menggunadilaku-kan pemikiran dalam mendapatdilaku-kan ide-ide yang baru, ke-mungkinan yang baru, ciptaan yang baru berdasarkan kepada keaslian dalam penghasilannya.

Menurut model Killen (2009) perilaku siswa yang termasuk dalam keterampilan kognitif kreatif dapat dijelaskan pada Tabel 2 sebagai berikut:

Tabel 2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif

Perilaku Arti

1) Berpikir Lancar - Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan - Arus pemikiran lancar

2) Berpikir Luwes -Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam - Mampu mengubah cara atau pendekatan - Arah pemikiran yang berbeda

3) Berpikir Orisinil - Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang

4) Berpikir Terperinci

- Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan

(29)

14

Sedangkan menurut Guilford dalam Febrianita (2010) menyebutkan lima indi-kator berpikir kreatif, yaitu:

1. Kepekaan (problem sensitivity), adalah kemampuan mendeteksi, menge-nali dan memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi atau ma-salah

2. Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan

3. Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan ber-macam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah

4. Keaslian (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang

5. Elaborasi (elaboration), adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang di dalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar model, dan kata-kata.

Menurut Munandar (1992), kreativitas seseorang tidak muncul begitu saja, tetapi perlu ada pemicu. Kreativitas adalah hasil dari proses interaksi antara individu dengan lingkungannya, yang berarti bahwa lingkungan dapat menunjang atau menghambat kreativitas seseorang. Munandar (2012) menjelaskan bahwa per-kembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Kemampuan kreatif dapat tumbuh subur dalam suasana non-otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang karena guru mena-ruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani

mengemukakan gagasan baru, dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat kebutuhannya.

(30)

15

Tabel 3. Indikator kemampuan berpikir kreatif

Pengertian Perilaku

1. Berpikir Lancar

1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban

2. Memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal 3. Selalu memikirkan lebih

dari satu jawaban

1. Mengajukan banyak pertanyaan

2. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada

3. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah

4. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya

5. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain

6. Dapat dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi 2.Berpikir Luwes

1. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi

2. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda 3. Mencari banyak alternatif

atau arah yang berbeda 4. Mampu mengubah cara

pendekatan atau pemikiran

1. Memberikan aneka ragam penggunaan yang tak lazim terhadap suatu objek 2. Memberikan bermacam-macam

penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah

3. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda 4. Memberikan pertimbangan terhadap

situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain

5. Dalam membahas, mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang bertentangan dengan mayoritas kelompok

6. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan bermacam-macam cara untuk menyelesaikannya

3.Berpikir Orisinil

1. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik

2. Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri. 3. Mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

1. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain. 2. Mempertanyakan cara-cara yang lama

dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

3. Memilih asimetri dalam mengambarkan atau membuat desain.

4. Memilih cara berpikir lain dari pada yang lain.

5. Mencari pendekatan yang baru dari yang klise.

6. Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang baru.

(31)

16

Lanjutan Tabel 3

menganalisis sesuatu. 4. Berpikir Elaboratif

1. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk 2. Menambah atau merinci

detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik

1. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci

2. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain

3. Mencoba atau menguji detail-detail untuk melihat arah yang akan ditempuh 4. Mempunyai rasa keindahan yang kuat,

sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana

5. Menambah garis-garis, warna warna, dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambaranya sendiri atau gambar orang lain.

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir lancar.

D. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kemampuan kognitif siswa adalah gambaran tingkat penge-tahuan atau kemampuan siswa terhadap suatu materi pembelajaran yang sudah dipelajari dan dapat digunakan sebagai bekal atau modal untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dan kompleks lagi, maka dapat disebut sebagai kemampuan kognitif (Winarni, 2006).

(32)

men-17

jadi 3 kelompok, maka ada kelompok siswa berkemampuan tinggi, menengah, dan rendah. Menurut Anderson dan Pearson, Nasution, dan Usman dalam Winarni (2006), apabila siswa memiliki tingkat kemampuan kognitif berbeda kemudian diberi pengajaran yang sama, maka hasil belajar (pemahaman konsep) akan ber-beda-beda sesuai dengan tingkat kemampuannya, karena hasil belajar berhubung-an dengberhubung-an kemampuberhubung-an siswa dalam mencari dberhubung-an memahami materi yberhubung-ang

dipelajari.

Siswa berkemampuan tinggi adalah sejumlah siswa yang memiliki keadaan awal lebih tinggi dari rata-rata kelas. Sedangkan siswa yang berkemampuan rendah adalah sejumlah siswa yang memiliki keadaan awal lebih rendah atau sama dengan rata-rata kelas. Siswa berkemampuan tinggi memiliki keadaan awal lebih baik daripada siswa berkemampuan awal rendah. Hal ini menyebabkan siswa berkemampuan tinggi memiliki rasa percaya diri yang lebih dibandingkan dengan siswa yang berkemampuan rendah.

E. Konsep

(33)

18

dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan.

Herron et al. (1977) dalam Saputra (2012) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam me-rencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label

(34)

19

Tabel 4. Analisis konsep materi asam-basa

Label

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) dapat bersifat asam, basa,

Asam Asam adalah

(35)

20

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Basa Basaadalah

(36)

21

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

menerima proton atau spesi yang melepaskan pasangan elek-tron sifat asam atau basa dari suatu larutan

(37)

22

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) kan saat titik akhir titrasi

titrasi NH3-HCl

Kekuatan asam basa

(38)

23

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

pOH Parameter

(39)

24

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Titik pada saat jumlah mol

Titik pada saat titrasi harus jenis larutan

(40)

25

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(41)

26

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(42)

27

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non

Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) dari basa yang dipangkatkan

(43)

28

F. Kerangka Pemikiran

Prinsip dasar model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah guru memberikan permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahannya ter-sebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian. Pada tahap pertama pembelajaran inkuiri terbimbing ialah merumuskan masalah, siswa diberikan ma-salah atau pertanyaan dari guru kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawab-an terhadap masalah tersebut di bawah bimbingjawab-an guru. Dalam tahapan ini ke-terampilan berpikir lancar dilatihkan kepada siswa. Siswa diharapkan terampil

dalam mengemukakan gagasan yang lancar (fluency) tentang asam basa yang

mereka ketahui. Pada tahap tersebut, siswa akan termotivasi untuk bertanya atau

merumuskan pertanyaan terhadap permasalahan. Setelah masalah diungkapkan, siswa mengembangkan dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Pada tahap tersebut, siswa akan meramalkan kemungkinan hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan guru.

(44)

29

kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul. Terakhir siswa dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Ketika siswa telah mendapatkan kesimpulan tentang jawaban dari masalah yang telah diberi diharapkan siswa dapat mengungkapkan jawabannya yang lancar dengan yang siswa yang lain (Gulo dalam Trianto, 2010).

Pada akhirnya, berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas diharapkan dengan diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing dapat mengembangkan keteram-pilan berpikir lancar siswa.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA di SMA Swadhipa Natar tahun pelajaran 2013/2014 yang menjadi subjek penelitian mempunyai tingkat kemampuan kognitif yang heterogen.

H. Hipotesis Umum

(45)
(46)

30

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Subyek Penelitian

Jumlah kelas XI IPA di SMA Swadhipa Natar Tahun Ajaran 2013/2014 ada satu kelas yaitu siswa kelas XI IPA, sehingga subyek penelitian adalah kelas XI IPA dengan jumlah 32 siswa.

B.Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu pre-eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah one shot case study. Pada desain ini hanya diberi suatu perlakuan kemudian diobservasi. Dengan desain sebagai berikut (Creswell,1997):

Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Posttest

(47)

31

C.Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data hasil tes materi kesetimbangan kimia yang digunakan untuk mengelompokkan siswa sesuai kelompok kognitifnya.

2. Data kinerja guru. 3. Data aktivitas siswa.

4. Data hasil tes materi asam-basa.

5. Data keterlaksanaan proses pembelajaran asam basa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing.

D.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Silabus dan RPP

2. Lembar Kerja Siswa yang digunakan berjumlah 3 buah yaitu LKS 1 mengenai sifat asam basa suatu larutan dan mendefinisikan asam basa arrhenius. LKS 2 mengenai kekuatan asam basa berdasarkan harga PH. LKS 3 mengenai hubungan antara kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan dan hubungan antara derajat pengionan dengan tetapan asam atau tetapan basa. 3. Tes Tertulis yang digunakan yaitu

(48)

32

(b) posttest materi asam-basa yang terdiri dari 3 soal dalam bentuk uraian yang sesuai untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif yang meliputi

kemampuan berpikir lancar.

4. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari lembar aktivitas siswa dan lembar kinerja guru. Pengisian lembar observasi dilakukan dengan cara memberi tanda check list pada kolom yang telah disediakan.

5. Kuesioner (Angket) yang diberikan bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan proses pembelajaran materi asam-basa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Daftar pertanyaan bersifat tertutup, yaitu alternatif jawaban telah ditentukan.

E.Validasi Instrumen Penelitian

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk itu, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang akan digunakan. Pengujian instrumen penelitian ini menggunakan validitas isi. Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment. Dalam hal ini pengujian dilakukan de-ngan mede-nganalisis kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indika-tor, kisi-kisi soal dengan butir-butir pertanyaan posttest. Bila antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian, maka instrumen dianggap valid dan dapat digunakan untuk mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan.

(49)

33

peneliti meminta bantuan kepada Dra. Ila Rosilawati, M.Si. dan Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku dosen pembimbing penelitian untuk mengujinya.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi pendahuluan

a. Meminta izin kepada kepala SMA Swadhipa Natar untuk melaksanakan penelitian.

b. Mengadakan observasi sekolah tempat penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai data siswa, karakteristik siswa, jadwal, cara mengajar guru kimia di kelas, dan sarana-prasarana yang ada di sekolah yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung pelaksanaan penelitian.

c. Menentukan model pembelajaran yang cocok untuk digunakan pada materi pokok asam-basa yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif. d. Menentukan kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian.

2. Pelaksanaan penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu: a. Tahap persiapan

1) Membuat instrumen penelitian (Silabus, RPP, LKS, dan Postes) yang akan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keterampilan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.

(50)

34

b. Tahap pelaksanaan penelitian

1)Melaksanakan proses pembelajaran materi asam-basa pada subyek penelitian melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2)Memberikan posttest kepada subyek penelitian.

3)Memberikan kuesioner (angket) kepada subyek penelitian setelah pembelajaran materi asam-basa.

c. Tahap analisis data

1)Menganalisis data berupa jawaban tes tertulis siswa dan jawaban kuesioner untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan berpikir kreatif siswa. 2)Melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.

3)Menarik kesimpulan.

Alur prosedur penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut ini:

Gambar 1. prosedur pelaksanaan penelitian Observasi Pendahuluan

Posttest Kuesioner

Pembelajaran inkuiri terbimbing Membuat instrumen penelitian

Validasi instrumen penelitian

Analisis Data

Simpulan Pembahasan

Menentukan Subyek Penelitian

Perbaikan Perbaikan

(51)

35

G.Teknik Pengelompokan Siswa

Siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan kognitifnya ke dalam tiga kelom-pok yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penentuan kelomkelom-pok ini berdasarkan hasil nilai tes materi kesetimbangan kimia.

Pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya, dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengurangi nilai terbesar dengan nilai terkecil untuk menentukan rentang. b. Menentukan banyak kelas interval menggunakan rumus:

n = banyak data

c. Membagi rentang dengan banyak kelas untuk menentukan panjang interval. d. Menentukan mean menggunakan rumus:

Keterangan: Mx = Mean

∑FiXi = Jumlah frekuensi siswa dikali nilai tengah ∑ = Jumlah frekuensi siswa

e. Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:

Keterangan:

SDx = Standar Deviasi

∑ = Jumlah frekuensi siswa ∑ ∑

(52)

36

∑FiXi = Jumlah frekuensi siswa dikali nilai tengah

∑ = Jumlah frekuensi siswa dikali kuadrat nilai tengah

f. Menghitung mean + SD dan mean – SD

g. Mengelompokkan kemampuan kognitif siswa ke dalam kategori tinggi, sedang dan rendah menurut Sudijono (2008).

Berikut ini kriteria pengelompokkan siswa dan cara penentuan mean dan standar deviasi menurut Sudijono (2008)

Tabel 5. Kriteria pengelompokkan siswa

Kriteria pengelompokkan Kelompok

Nilai ≥ mean + SD Tinggi

Mean –SD ≤ nilai < mean + SD Sedang

Nilai < mean – SD Rendah

Pengelompokan siswa berdasarkan nilai tes materi kesetimbangan (lampiran 13, hal. 177).

Tabel 6. Data pengelompokan siswa

Kriteria pengelompokkan Kriteria Kelompok Jumlah Siswa

Nilai ≥ mean + SD Nilai ≥ 68,68 Tinggi 7

Mean –SD ≤ nilai < mean + SD 47,70 ≤ Nilai < 68,68 Sedang 16

Nilai < mean - SD Nilai < 47,70 Rendah 9

H. Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut:

(53)

37

Untuk menganalisis data yang berasal dari tes tertulis berupa soal uraian, dilaku-kan dengan cara:

a. Memberi skor pada setiap jawaban siswa pada tes tertulis berbentuk uraian ber-dasarkan pedoman jawaban yang telah dibuat.

b. Menjumlahkan skor yang didapat setiap siswa sesuai dengan indikator keterampilan berpikir lancar.

c. Mengubah skor menjadi nilai, dengan menggunakan persamaan:

d. Menghitung nilai rata-rata siswa untuk keterampilan berpikir lancar pada kelompok tinggi, sedang dan rendah

̅ ∑

e. Menentukan kriteria tingkat kemampuan siswa untuk nilai rata-rata yang dida-pat pada poin d berdasarkan skala kriteria tingkat kemampuan siswa seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (1997).

Tabel 7. Kriteria tingkat kemampuan siswa

Nilai Kriteria

81-100 Sangat baik

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

0-20 Sangat kurang

f. Menentukan kriteria tingkat kemampuan siswa untuk nilai siswa pada keterampilan berpikir lancar Tabel 6.

(54)

38

h. Menentukan persentase siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah untuk setiap kriteria tingkat kemampuan.

2. Pengolahan data kuesioner (angket)

Analisis data kuesioner dilakukan dengan cara berikut:

a. Memberikan skor untuk setiap nomor dengan kriteria skor 1 untuk jawaban

“ya” dan skor 0 untuk jawaban “tidak”.

b. Menjumlahkan skor yang diperoleh dari jawaban seluruh siswa pada setiap per-tanyaan.

c. Menentukan persentase jawaban dari skor yang didapat pada setiap pertanyaan dengan menggunakan persamaan menurut Sudjana (2002).

Keterangan:

%Xin = Persentase jawaban siswa

∑S = Jumlah siswa yang menjawab ya Smaks = Jumlah total siswa

(55)

53

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian model pem-belajaran inkuiri terbimbing pada materi asam basa dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir lancar siswa: (1) kelompok tinggi terdapat 42,86% siswa berkriteria sangat baik, dan 57,14% siswa berkriteria baik. (2) kelompok sedang terdapat 12,5% siswa berkriteria sangat baik, 68,75% siswa berkriteria baik, 12,5% siswa berkriteria cukup, dan 6,25% siswa berkriteria kurang. (3) kelompok rendah terdapat 44,44% siswa berkriteria baik, 44,44% siswa berkriteria cukup, dan 11,11% siswa berkriteria kurang.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disarankan bahwa: 1. Bagi calon peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang sejenis agar

melakukan uji validitas dan reabilitas untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan valid sehingga bisa digunakan untuk mengukur keterampilan yang diteliti secara tepat.

(56)

54

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung

Amri, S. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Prestasi Pustaka. Jakarta

Arends, R. I. 2008. Learning to teach. Mc Graw-Hill book Company. Singapore Arifin, M. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Jurusan Pendidikan Kimia

FPMIPA UPI.

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Creswell, J. W. 1997. Research Design Qualitative and Quantitative

Approaches. Sage Publications. London.

Dahar, R.W. 1989. Teori-teori belajar. Erlangga. Jakarta.

Evans, J. R. 1991. Berpikir Kreatif, dalam Pengambilan Keputusan dan Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta

Ibrahim, M. 2002. Pembelajaran Inkuiri. Diakses 13 Juli 2013 dari

http://herfis.blogspot.com/2009/07/ pembelajaran-inkuiri.html

Ibramsah. 2013. Analisis Keterampilan Memberikan Penjelasan Sederhana dan Menyimpulkan pada Materi Koloid Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.

Tim penyusun. 2013. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD). Kemendikbud. Jakarta.

Killen, R. 2009. Effective Teaching Strategies, Australia: social science press. Diakses 13 Juni 2013 dari

(57)

55

Koentjaraningrat. 1990. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia. Jakarta

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. PT Refika Aditama. Bandung.

Lestari, T. 2010. Pembelajaran Kimia Dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal. Skripsi. Diakses 19 Januari 2012 dari http://trilestarisman1kbm.

blogspot.com/2010/02/pembelajaran-kimia-dengan-inkuiri.html. Munandar, S.C. Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

__________________. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Priyanto dan Harnoko.1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Sadbudhy, E.R dan I M Nuryata. 2010. Pembelajaran Masa Kini. Sekarmita.

Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Saputra, A. 2011. Model Pembelajaran Problem Solving pada Materi Pokok Kesetimbangan Kimia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Kencana Pramuda Media Group. Jakarta.

Sohibi dan Siswanto. 2012. Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal Universitas Negeri Semarang. Diakses 13 September 2013 dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej

Sudijono, A. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sudjana. 2002. Metoda Statistika.Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung

(58)

56

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Bandung.

Uno, H. B. 2010. Model Pembelajarn Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif Dan Efektif. Bumi Aksara. Jakarta.

Gambar

Tabel Halaman
Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing
Tabel 2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif
Tabel 3. Indikator kemampuan berpikir kreatif
+6

Referensi

Dokumen terkait

Keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan, dikarenakan siswa dilatih untuk menganalisis argumen

Keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan, dikarenakan siswa dilatih untuk menganalisis argumen

Berdasarkan analisis data keterampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 2 Sanggau pada materi indikator asam basa, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan bepikir kritis

Berdasarkan analisis data keterampilan kerja ilmiah siswa SMA Negeri 1 Sanggau pada materi indikator asam basa, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan kerja

Berdasarkan analisis data keterampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 2 Sanggau pada materi indikator asam basa, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan bepikir kritis

Keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberikan model pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan, dikarenakan siswa dilatih untuk menganalisis argumen

dari hasil keterlaksanaan RPP dan respon siswa serta hasil data analisis yang peneliti peroleh terhadap proses pembelajaran pada kelas eksperimen dapat

Berdasarkan analisis data keterampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 2 Sanggau pada materi indikator asam basa, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan bepikir kritis