• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT PADA TAHUN 2005-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT PADA TAHUN 2005-2014"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN

DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT PADA TAHUN 2005-2014

(Skripsi)

Oleh INDARYONO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS THE GROWTH OF RESIDENTIAL AREAS BALIK BUKIT DISTRICT LAMPUNG BARAT REGENCY

IN 2005-2014 Oleh INDARYONO

The research aims to understand the growth of residential areas in Balik Bukit District Lampung Barat Regency in 2005 up to 2014. Methods in research was descriptive method. Data collection technique was documentation. Analysis techniques in research was map analysis. This research’s result indicated that: 1) the changes residential areas in the last 10 years worth 279 hectare or 62,69%. 2) settlement pattern found is clustered. 3) direction the growth of settlement since 2005 to 2014 is more dominant to North.

(3)

ABSTRAK

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN

DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT PADA TAHUN 2005-2014

Oleh INDARYONO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi. Teknik analisis dalam penelitian ini yaitu teknik analisis peta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Perubahan luas daerah pemukiman dalam kurun waktu 10 tahun sebesar 279 hektar atau 62,69%. 2) Pola pemukiman yang terjadi adalah pola pemukiman mengelompok (clustered). 3) Arah perkembangan pemukiman yang terjadi sejak tahun 2005 sampai tahun 2014 lebih cenderung ke arah Utara.

(4)

ANALISIS PERKEMBANGAN DAERAH PEMUKIMAN DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PADA TAHUN 2005-2014

Oleh

INDARYONO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Barat, pada tanggal 05 Agustus 1992, sebagai anak ke tiga dari lima bersaudara buah hati pasangan Bapak Phatoni dan Ibu Rostina.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 1 Sukarami Balik Bukit Lampung Barat pada tahun 2003, SMP Negeri 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2006, dan Sekolah Menengah atas di SMK N 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2009.

(9)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan Kepada Ayahanda dan Ibunda Tersayang

dan

(10)

MOTTO

Semangat adalah harga mati untuk sebuah kesuksesan, jadi jika anda ingin sukses jalanilah proses menuju kesuksesan itu dengan semangat.

(Indaryono)

Membaca menjadikan sesulit apapun ilmu pengetahuan akan lebih mudah dipahami.

(11)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Analisis Perkembangan Daerah Pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun 2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamnya kepada yang terhormat Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik, dan Ibu Rahma Kurnia SU S.Si, M.Pd. selaku pembimbing II, yang keduanya telah banyak memberikan saran, arahan dan nasihat, selama membimbing penulis, serta Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini. Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada beliau bertiga, kecuali do’a yang tulus dan ikhlas. Semoga ilmu yang telah diberikan akan menjadi amal ibadah dan Allah SWT menganugerahkan limpahan rahmat, hidayah, serta kesehatan lahir dan batin.

(12)

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama, Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Seluruh staf dan dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyelesaikan studi.

5. Camat Balik Bukit yang telah memberikn izin penelitian di Kecamatan Balik Bukit.

6. Ayah, Ibu, beserta kakak dan adik-adikku yang selalu menjadi penyemangat penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku, Pendidikan Geografi angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan, do’a serta kebersamaan selama ini.

(13)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

a. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pemukiman ... 13

b. Pola Pemukiman ... 14

c. Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemukiman ... 16

3. Lahan, Penggunaan Lahan, dan Perubahan Peggunaan Lahan ... 17

a. Pengertian Lahan ... 17

b. Penggunaan Lahan ... 17

c. Perubahan Penggunaan Lahan ... 18

B.Penelitian yang Relevan ... 19

C.Kerangka Pikir ... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A.Metode Penelitian ... 22

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

1. Tempat Penelitian ... 22

2. Waktu Penelitian ... 23

(15)

iii

1. Alat yang Digunakan ... 23

2. Bahan yang Digunakan ... 23

D.Objek Penelitian ... 23

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 24

1. Variabel Penelitian ... 24

2. Definisi Operasional Variabel ... 24

F. Tahapan Penelitian ... 26

1. Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data ... 26

2. Tahap Pembuatan Peta ... 26

3. Tahap Analisis ... 27

G.Teknik Analisis Data ... 28

1. Perubahan Luas Pemukiman ... 28

2. Pola Pemukiman ... 28

3. Arah Perkembangan Pemukiman ... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

A.Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 30

1. Letak Astronomis ... 30

1. Perkembangan Luas Daerah Pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Tahun 2005 Sampai 2014 ... 50

a. Luas Lahan Pemukiman Tahun 2005 ... 50

b. Luas Lahan Pemukiman Tahun 2014 ... 53

c. Perubahan Luas Lahan Pemukiman Tahun 2005-2014 ... 56

2. Pola Pemukiman Kecamatan Balik Bukit Tahun 2014 ... 62

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah penduduk di Kecamatan Balik Bukit tahun 2005-2014 ... 5 2. Data penelitian ... 26 3. Luas wilayah masing-masing desa di Kecamatan Balik Bukit tahun

2014 ... 33 4. Klasifikasi kemiringan lereng ... 34 5. Jumlah penduduk Kecamatan Balik Bukit tahun 2005 dan tahun

2014 ... 37 6. Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Balik Bukit dari tahun 2005

hingga tahun 2014 pada masing-masing desa ... 41 7. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 .. 44 8. Penggunaan lahan di Kecamatan Balik Bukit tahun 2014... 45 9. Luas penggunaan lahan masing-masing desa di Kecamatan Balik

Bukit tahun 2014... 49 10. Luas lahan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit tahun 2005 ... 51 11. Luas lahan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 54 12. Perubahan luas lahan pemukiman masing-masing desa tahun 2005

sampai tahun 2014 ... 56 13. Jarak masing-masing titik pemukiman di Kecamatan Balik Bukit

tahun 2014 ... 65 14. Arah perkembangan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit tahun

(17)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alih fungsi lahan perkebunan kopi menjadi pemukiman di Desa

Padang Dalom ... 3

2. Perubahan lahan pertanian sayuran menjadi pemukiman di Desa Padang Cahya ... 4

3. Pola pemukiman menurut Bintarto ... 15

4. Kerangka pikir ... 21

5. Tahap pembuatan peta ... 26

6. Peta administrasi Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 32

7. Grafik luas wilayah masing-masing desa di Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 33

8. Peta kemiringan lereng Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 35

9. Peta penggunaan lahan Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 46

10. Alih fungsi lahan perkebunan kopi menjadi pertanian sayuran di Desa Sukarami ... 47

11. Peta luas pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun 2005 ... 52

12. Peta luas pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 55

13. Peta perubahan luas pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun 2005 sampai tahun 2014 ... 57

(18)

15. Perubahan fungsi lahan dari pertanian sayuran menjadi pemukiman di Desa Sukarami ... 61 16. Perubahan fungsi lahan dari pertanian sayuran menjadi pemukiman

di Desa Padang Cahya ... 62 17. Peta sebaran pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 63 18. Peta sebaran titik pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun 2014 ... 64 19. Kelurahan Pasar Liwa sebagai pusat pemerintahan Kecamatan Balik

Bukit, dan pasar tradisional sebagai pusat bisnis yang terdapat di Kelurahan Pasar Liwa. Sumber: Google Earth tahun 2014. ... 69 20. Kelurahan Way Mengaku sebagai pusat pemerintahan Kabupaten

Lampung Barat sumber: Google Earth tahun 2014. ... 70 21. Desa Padang Dalom dan Desa Sukarami dibatasi jurang yang

dijadikan persawahan oleh masyarakat kedua desa tersebut sumber: Google Earth tahun 2014. ... 71 22. Peta arah perkembangan pemukiman Kecamatan Balik Bukit tahun

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Citra Satelit Landsat 7 tahun perekaman 2005, komposit Band 5 dan

Band 7 ... 82 2. Citra Satelit Landsat 8 tahun perekaman 2014, komposit Band 5 dan

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemukiman sebagai suatu kebutuhan dasar hidup manusia yang harus dipenuhi, hal ini akan mengakibatkan semakin luasnya lahan yang dijadikan pemukiman oleh masyarakat pada suatu wilayah. Perkembangan pemukiman yang terjadi dapat dilihat dari segi kualitas dan kuantitasnya, dari segi kuantitas perubahan tersebut biasanya ditunjukkan dengan perubahan jumlah pemukiman baru yang terdapat pada suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu, jumlahnya akan selalu meningkat seiring dengan pertumbuhan sosial, ekonomi, budaya masyarakat setempat. Sedangkan perubahan dari segi kualitas dapat ditunjukkan dengan parameter seperti kualitas fisik rumah dan kualitas lingkungan rumah.

Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 pasal 1 ayat 3 tentang Pemukiman dinyatakan bahwa, Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan satuan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

(21)

2

mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Perkembangan pemukiman yang terjadi mengakibatkan alih fungsi lahan pada suatu wilayah. Lahan adalah sebagian lingkup fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya, sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan, termasuk di dalamnya juga hasil kegiatan manusia di masa lampau dan sekarang (Sitanala 1989 dalam I Gede Sugiyanta 2006:8).

Penggunaan lahan pada masing-masing daerah merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat terutama penggunaan lahan untuk pemukiman. Pemukiman merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat dalam kehidupannya, pemukiman yang baik akan menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Selain untuk pemukiman sebagai kebutuhan utama, lahan juga digunakan untuk membangun infrastruktur yang akan mempermudah aksesibilitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat akan cenderung memilih lokasi pemukiman pada wilayah yang dekat dengan daerah perkotaan karena daerah perkotaan memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

(22)

Pemilihan lokasi penelitian di Kecamatan Balik Bukit dilihat dari segi pertumbuhan penduduk dan tingkat pertumbuhan pemukiman pada lahan-lahan yang terdapat di kecamatan tersebut. Pertumbuhan pemukiman yang terjadi akan mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian dan perkebunan yang terdapat di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Perubahan penggunaan lahan ini akan mengakibatkan semakin turunnya hasil pertanian dan perkebunan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Berikut contoh daerah perkebunan kopi yang didirikan rumah oleh masyarakat di Desa Padang Dalom.

Gambar 1. Alih fungsi lahan perkebunan kopi menjadi pemukiman di Desa Padang Dalom.

(23)

4

Gambar 2. Perubahan lahan pertanian sayuran menjadi pemukiman di Desa Padang Cahya.

Desa Padang Cahya merupakan salah satu desa di Kecamatan Balik Bukit yang lahan pertanian sayurannya banyak berubah fungsi menjadi lahan pemukiman. Pada gambar di atas terlihat banyaknya bangunan rumah yang didirikan oleh masyarakat Desa Padang Cahya pada lahan pertanian sayuran, dengan berkurangnya lahan pertanian sayuran ini akan mengakibatkan berkurangnya hasil pertanian sayuran di desa tersebut.

(24)

Pertumbuhan penduduk yang terjadi di kecamatan ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, pertumbuhan penduduk yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun sebesar 2,1% tergolong dalam kategori tinggi. Pertumbuhan penduduk ini mengakibatkan semakin tingginya kebutuhan lahan untuk pemukiman sehingga perubahan fungsi lahan yang sebelumnya merupakan daerah pertanian dan perkebunan dijadikan masyarakat sebagai tempat untuk bermukim.

Tabel 1. Jumlah penduduk di Kecamatan Balik Bukit tahun 2005-2014 Nama Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lampung Barat

2005-2014

(25)

6

Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian tentang perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit dalam kurun waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2005-2014. Penelitian ini akan menyajikan perubahan luas daerah pemukiman, pola pemukiman dan arah perkembangan pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

B. Fokus Masalah

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, titik permasalahan perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014 sebagai berikut:

1. Berapa hektar luas perkembangan pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014?

2. Bagaimana pola pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat?

3. Ke arah mana perkembangan luas daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui perubahan luas pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014.

2. Untuk mengetahui pola pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

(26)

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Sebagai bentuk penerapan ilmu Geografi di lapangan yang telah didapat pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Sebagai informasi dan kajian bagi pihak-pihak terkait tentang perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam merencanakan pembangunan Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat ke depannya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup objek yaitu perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung. 2. Ruang lingkup tempat yaitu Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung

Barat Provinsi Lampung tahun 2005-2014. 3. Ruang lingkup ilmu yaitu Geografi Pemukiman.

(27)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi

Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi sehingga banyak masyarakat menyebutnya sebagai ilmu yang mempelajari bumi saja, namun geografi saat ini tidak hanya mempelajari tentang bumi namun lebih luas karena geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di permukaan bumi selain itu juga mempelajari interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan.

(28)

pembangunan yang dilakukan akan berfungsi dengan maksimal dan memiliki masa pakai yang panjang.

Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja (1997:11).

“Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Fenomena yang dimaksud adalah gejala yang ada di permukaan bumi, baik alam maupun mengenai makhluk hidup yang di dalamnya termasuk manusia dengan segala aktivitasnya guna memenuhi kebutuhan hidup”.

Berdasarkan teori di atas, segala kegiatan manusia di permukaan bumi tidak pernah terlepas dari ruang wilayah. Dalam penelitian analisis perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2005-2014, peneliti akan menitik beratkan penelitiannya mengenai perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

a. Pendekatan Geografi

Pendekatan geografi merupakan suatu metode analisis yang dilakukan dalam memahami berbagai gejala dan fenomena yang terjadi di bumi khususnya mengenai interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungannya. Pendekatan geografi terdiri dari tiga pendekatan yaitu pendekatan keruangan, ekologi dan kewilayahan. Menurut Bintarto (1976:25), pengertian dari ketiga pendekatan geografi tersebut adalah:

1) Pendekatan keruangan (Spatial Approach)

(29)

10

berasal dari lingkungan sosial terutama aspek ekonomi seperti: jarak dari pasaran atau tempat tinggal, jalur-jalur transportasi dan lain-lain.

2) Pendekatan Ekologi (Ekologikal Approach)

Pendekatan Ekologi merupakan analisis yang memperhatikan interaksi dan faktor-faktor yang menjadi penentu dari timbulnya suatu bentuk kegiatan. Selain dari itu analisis ekologi juga memperlihatkan sistem yang terbentuk oleh faktor-faktor interaksi dan penganalisaan bagaimana sistem itu berfungsi.

3) Pendekatan Kewilayahan

Pendekatan Kewilayahan merupakan kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi disebut analisis kompleks wilayah suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakikatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain. Oleh karena itu, terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut.

Berdasarkan pendekatan geografi yang telah diuraikan di atas, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan keruangan. Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji pengaruh faktor sosial seperti jarak dan aksesibilitas terhadap perkembangan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat pertumbuhan geografi telah menjadi ciri khusus ilmu atau pengetahuan geografi dan merupakan jawaban atas pertanyaan pertama dalam geografi yaitu where.

2) Konsep Jarak

Jarak sebagai konsep geografi memiliki arti penting bagi kehidupan sosial, ekonomi maupun juga untuk kepentingan pemerintahan. Jarak dapat merupakan faktor pembatas yang bersifat alami, sekalipun arti pentingnya juga bersifat relatif sejalan dengan kemajuan kehidupan dan teknologi. Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air, tanah subur, pusat pelayanan).

3) Konsep Keterjangkauan

(30)

angkutan)dari tempat-tempat lain, meski tempat tersebut relatif tidak jauh dari tempat-tempat lain itu.

4) Konsep Pola

Geografi mempelajari pola-pola bentuk dan persebaran fenomena memahami makna atau artinya, serta berupaya untuk memanfaatkannya dan dimana mungkin juga menginvensi atau memodifikasi pola-pola guna mendapatkan manfaat yang lebih besar.

5) Konsep Morfologi

Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara geologi) yang lazimnya disertai erosi dan sendimentasi hingga ada yang berbentuk pulau-pulau, daratan luas yang berpegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah dan daratan aluvialnya.

6) Konsep Aglomerasi

Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relative sempit yang paling menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.

7) Konsep Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relative, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu. 8) Konsep Interaksi/interdependensi

Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya-daya, objek atau tempat satu dengan yang lain. Setiap tempat mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak selalu sama dengan apa yang ada di tempat yang lain.

9) Konsep Diferensiasi Areal

Diferensiasi areal inilah yang antara lain juga mendorong terjadinya interaksi antara tempat yang satu dengan yang lain, yakni dalam bentuk mobilitas penduduk dan pertukaran barang atau jasa-jasa (buruh tani, penyewaan alat pertanian dan sebagainya).

10) Konsep Keterkaitan Keruangan

Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuhan atau kehidupan sosial.

(31)

12

pola bertujuan untuk mengetahui arah persebaran pemukiman yang terdapat di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

2. Pemukiman

Pemukiman merupakan salah satu kajian geografi yang berkaitan dengan ruang dan manusia sebagai objek pokoknya. Menurut Soetomo W. (1992:5) pengertian pemukiman adalah.

Tempat tinggal penduduk untuk melakukan semua kegiatan hidupnya baik yang bersifat materiil maupun spirituil. Selain itu pemukiman sebagai ekosistem masing-masing terdiri dari unsur-unsur yang saling mempengaruhi misalnya penduduk yang mengalami perubahan jumlahnya akan mempengaruhi unsur- unsur lainnya seperti tanah, tumbuhan, air, dan sebagainya.

Pendapat lain yang mengemukakan mengenai pengertian pemukiman yaitu menurut Bintarto (1976:10) mencantumkan dua tafsiran mengenai pemukiman (settlement), yaitu:

Pertama dalam artian sempit memperhatikan susunan dan penyebaran bangunan antara lain: rumah, gedung, sekolah, kantor, pasar, dan sebagainya; kedua dalam arti luas memperhatikan bangunan, jaringan jalan, dan pekarangan yang menjadi salah satu sumber penghidupan penduduk.

Dalam pengertian pemukiman, beliau merumuskannya bahwa pemukiman merupakan suatu tempat daerah berkumpulnya penduduk dan hidup bersama, serta dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya.

(32)

(lingkungan). Manusia bermukim untuk memudahkan semua aktivitas yang dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Pemukiman saat ini semakin luas persebarannya hal ini terjadi karena pemukiman merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia di permukaan bumi, Pemukiman yang semakin luas akan mengakibatkan pengalihfungsian lahan. Pembangunan pemukiman tidak hanya terbatas pada tempat tinggal saja namun meliputi semua sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan hidup masyarakat pada suatu wilayah yang meliputi sekolah, gedung, perkantoran dan lain-lain. Dalam memilih lokasi pemukiman masyarakat akan cenderung memilih bermukim pada daerah yang dekat dengan sarana dan prasarana seperti daerah perkotaan, karena daerah perkotaan memiliki sarana dan prasarana yang sudah cukup lengkap untuk memperlancar proses pemenuhan kebutuhan masyarakat pada suatu wilayah.

a. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pemukiman

Bertambahnya jumlah penduduk pada suatu wilayah akan mengakibatkan kebutuhan pemukiman akan meningkat, karena pemukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pendirian pemukiman merupakan bentuk dari pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat pada suatu wilayah.

Menurut Robinson (1979) dalam I Gede Sugiyanta (1995:14), faktor-faktor yang mempengaruhi pemukiman antara lain:

1. Letak pemukiman

(33)

14

pemukiman tertentu tumbuh karena di sebabkan perkumpulan kerohanian. Pada permulaan, seperti contoh pada abad pertengahan dimana komunikasi yang demikian sulit dan penduduk sangat mementingkan diri sendiri sifat individu yang lebih menonjol, sehingga mereka memilih tempat-tempat yang mungkin dapat memberikan kemudahan untuk melakukan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhannya sendiri.

2. Persediaan air

Pertama dan yang utama manusia memerlukan air untuk kebutuhan minum. Air adalah merupakan kebutuhan primer manusia dan sudah jelas bahwa manusia cenderung tinggal di daerah-daerah yang tersedia cukup air dan paling tidak mendekati daerah-daerah yang airnya mudah didapat. 3. Tanah pertanian

Setelah air, makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang berikutnya, maka dari itu tempat yang memberikan tanah yang subur dan bagus untuk peternakan dan pertanian sangat dicari.

4. Tanah kering

Daerah yang baik untuk bendungan atau penggenangan air sungai lebih di cari/dipilih untuk daerah pemukiman/perkampungan tua di dunia, seperti yang terjadi di Euphrate, dataran rendah Irak, tapi karena banjir yang sering terjadi manusia membangun rumah panggung.

5. Perlindungan (shelter)

Hal ini serupa yaitu manusia memilih daerah-daerah yang teduh dan berlindung dari udara dingin dan lain-lain, ini adalah faktor lain yang sangat penting di luar pertimbangan.

6. Kemungkinan pertahanan

Pada zaman dahulu faktor keamanan dari serangan tetangga yang bermusuhan dan perampokan adalah merupakan hal yang sangat penting. Dari keenam faktor di atas pada dasarnya manusia memilih tempat bermukim selalu mengutamakan tempat yang mendukung aktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.

b. Pola Pemukiman

(34)

memiliki hubungan yang sangat erat. Sebaran pemukiman membincangkan hal dimana terdapat pemukiman dan atau tidak terdapat pemukiman dalam suatu wilayah, sedangkan pola pemukiman merupakan sifat sebaran, lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya.

Menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979:74) pola pemukiman yaitu:

Pola pemukiman yang dikatakan seragam (uniform), random ,mengelompok (clustered) dan lain sebagainya dapat diberi ukuran yang bersifat kuantitatif. Dengan cara sedemikian ini perbandingan antara pola pemukiman dapat dilakukan dengan lebih baik bukan hanya dari segi waktu namun juga dari segi ruang (space). Pendekatan sedemikian ini disebut analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis). Analisis seperti ini memerlukan data tentang jarak antara satu pemukiman dengan pemukiman yang paling dekat yaitu pemukiman tetangganya yang terdekat. Sehubungan dengan hal ini tiap pemukiman dianggap sebagai sebuah titik dalam ruang.

Gambar 3. Pola pemukiman menurut Bintarto

Keterangan :

(35)

16

Pola pemukiman menurut Singh (1969) dalam Su Ritohardoyo (1989:54) Membedakan pemukiman menjadi tiga kelompok yaitu:

Pola pemukiman mengelompok biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor permukaan lahan yang datar, lahan subur, curah hujan relatif kurang, kebutuhan akan kerja sama, ikatan sosial, ekonomi, agama, kurangnya keamanan waktu lampau, tipe pertanian, lokasi industri dan mineral. Pola pemukiman yang kedua yaitu pola semi mengelompok dan pola pemukiman tersebar biasanya dipengaruhi oleh topografi yang kasar, keanekaragaman kesuburan lahan, curah hujan, air permukaan yang melimpah, keamanan waktu lampau dan suasana kota.

Berdasarkan kedua teori di atas pola pemukiman terdiri dari tiga jenis pola pemukiman yaitu pola pemukiman mengelompok, pola pemukiman menyebar dan pola pemukiman semi mengelompok.

c. Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemukiman

Menurut Robinson (1979) dalam I Gede Sugiyanta (1995:27), faktor yang dapat berpengaruh terhadap pola pemukiman antara lain:

1) Persediaan air

Kurangnya persediaan air permukaan menyebabkan pemusatan pemukiman penduduk di pinggiran atau di sepanjang sisi aliran sungai, dekat dengan sumber air, hal ini menyebabkan terjadinya pemukiman yang mengelompok.

2) Permukaan yang kasar permukaan yang kasar menyebabkan manusia sulit untuk mengusahakan/mengerjakan tanah, daerah yang terjal menyebabkan konsentrasi pemukiman penduduk cenderung pada daerah lembah atau daerah yang rendah dan relatif datar.

3) Perdamaian dan keamanan

Adanya hukum dan peraturan lainnya yang diterapkan, maka perdamaian akan menyebabkan kondisi yang aman. Semua itu adalah baik untuk penyebaran dan perpindahan penduduk keluar dari perkampungan.

4) Pengaruh ekonomi

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa devaluasi uang dan sewa tanah juga menyebabkan terjadinya penyebaran penduduk.

5) Pengaruh sosial

(36)

pengembangan dan penyebaran pemukiman/perkampungan karena tanah yang dibagikan tidak pada satu tempat saja.

6) Pengaruh sejarah

Penduduk yang datang dan menghuni daerah kolonisasi memperkenalkan bentuk pemukiman.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemukiman yang telah diuraikan di atas faktor yang banyak mempengaruhi pola pemukiman di Kecamatan Balik Bukit yaitu faktor pengaruh sosial, karena di kecamatan tersebut banyak pemilik lahan mewariskan tanah mereka kepada anak-anak mereka, sehingga terjadi pemecahan-pemecahan tanah yang memungkinkan terjadi pengembangan dan penyebaran pemukiman/perkampungan karena tanah yang dibagikan tidak pada satu tempat saja.

3. Lahan, Penggunaan Lahan, dan Perubahan Penggunaan Lahan a. Pengertian Lahan

Menurut Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007:19) Lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi.

Lahan pada masing-masing wilayah memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya hal ini terjadi karena pengaruh iklim yang ada pada masing-masing wilayah, selain iklim jenis tanah dan relief juga mempengaruhi jenis vegetasi yang dapat tumbuh dan berkembang pada suatu tempat.

b. Penggunaan Lahan

(37)

18

Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumber daya alam dan sumber daya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kebutuhan kedua-duanya.

Penggunaan lahan akan semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah. Kebutuhan penduduk pada suatu wilayah tidak hanya pada pemukiman saja namun masyarakat juga akan membutuhkan pelayanan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehingga mereka akan membutuhkan lahan yang lebih luas untuk memenuhi kebutuhannya hal ini akan menyebabkan lahan semakin kritis dan ketersediaan lahan pun akan semakin berkurang.

c. Perubahan Penggunaan Lahan

Menurut Bintarto (1976:8) perubahan yang terjadi adalah perubahan struktur penggunaan lahan melalui proses perubahan lahan, meliputi:

1. perubahan perkembangan (development change)

yaitu perubahan yang terjadi setempat dengan tidak perlu mengadakan perpindahan, mengingat masih adanya ruang, fasilitas dan sumber-sumber setempat.

2. Perubahan lokasi (location change)

Merupakan perubahan yang terjadi pada suatu tempat yang mengakibatkan gejala perpindahan suatu bentuk aktivitas atau perpindahan sejumlah penduduk ke daerah lain karena daerah asal tidak mampu mengatasi masalah yang timbul dengan sumber dan swadaya yang ada.

3. Perubahan tata laku (behavioral change)

Merupakan perubahan tata laku penduduk dalam upaya menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam hal restrukturisasi pola aktivitas.

(38)

Penggunaan lahan yang terjadi berupa lahan pertanian di ubah menjadi pemukiman sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan manusia pada suatu wilayah. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi dapat melalui proses perkembangan, perubahan lokasi maupun perubahan tata laku.

B. Penelitian yang Relevan

Sri Firdianti (Skripsi tahun 2010), Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 1997-2007.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui perubahan luas lahan permukiman penduduk di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dari tahun 1997-2007. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu metode penelitian deskriptif spasial dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh adalah Perkembangan luas lahan permukiman tersebut yaitu dari 6,7415 hektar menjadi 9,2955 hektar yang berarti seluas 2,554 hektar besar peningkatan lahan untuk pemukimannya. Desa Sawahan merupakan Desa yang paling tinggi tingkat perkembangan luas lahan pemukimannya yaitu seluas 0,4827 hektar (16,28 %) dan Desa Dibal merupakan Desa yang paling sedikit tingkat perkembangan luas lahan pemukimannya yaitu seluas 0,0168 hektar (0,63 %).

C. Kerangka Pikir

(39)

20

pemukiman akan mengakibatkan lahan pertanian dan perkebunan dijadikan tempat bermukim oleh masyarakat pada suatu daerah. Terbatasnya lahan yang tersedia untuk pemukiman akan mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan yang berlebihan pada suatu wilayah.

Pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia, guna memenuhi kebutuhan hidup dan pendukung kegiatan manusia tersebut dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Pemilihan daerah pemukiman tidak dapat dilakukan di sembarang tempat karena dalam mendirikan pemukiman manusia harus dapat memilih daerah yang dekat dengan alat pemenuh kebutuhan seperti air dan aksesibilitas dalam kehidupan sehari-hari.

Berkembangnya daerah pemukiman yang terjadi akan menyebabkan pola persebaran pemukiman pada daerah tersebut. Dalam penelitian ini teknik analisis peta di lakukan untuk mengetahui persebaran pemukiman di Kecamatan Balik Bukit, dari analisis tersebut akan di peroleh pola pemukiman yang terjadi apakah pola pemukiman memanjang, pola pemukiman terpusat atau pola pemukiman tersebar.

(40)

Gambar 4. Kerangka pikir:

Pertumbuhan penduduk

Kebutuhan lahan pemukiman

Sebaran daerah pemukiman

Arah perkembangan pemukiman luas Pola pemukiman

(41)

22

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian analisis perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit digunakan metode deskriptif, menurut Moh. Nazir (1983:63) Metode deskriptif adalah.

“Suatu metode dalam meneliti status kelompok, manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran-gambaran atau lukisan-lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”.

Berdasarkan pengertian metode penelitian deskriptif tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan pemukiman, pola pemukiman dan arah perkembangan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

(42)

merupakan ibu kota kabupaten tersebut serta pusat pemerintahan yang terdapat di kecamatan tersebut, hal ini memungkinkan terjadinya perubahan luas daerah pemukiman menjadi cukup tinggi dibandingkan daerah lain.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tentang analisis perkembangan pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat dilakukan pada tahun 2015.

C. Alat dan Bahan 1. Alat yang Digunakan

Komputer

komputer yang dilengkapi dengan software ArcGis digunakan sebagai alat pembuatan dan analisis peta mengolah data untuk dan pembuatan peta perkembangan luas pemukiman.

2. Bahan yang Digunakan

a. Citra satelit tahun perekaman 2005 dan 2014.

b. Peta Administrasi Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2014.

D. Objek Penelitian

(43)

24

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) variabel penelitian dapat diartikan sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik penelitian suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dari penelitian analisis perkembangan daerah pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:

a. Perubahan Luas Pemukiman

1) Luas pemukiman bertambah apabila: luas pemukiman tahun 2014 lebih tinggi dibandingkan dengan luas pemukiman yang ada pada tahun 2005. 2) Luas pemukiman tetap apabila: luas pemukiman tahun 2014 sama dengan

luas pemukiman yang ada pada tahun 2005.

b. Pola Pemukiman

Indikator pola pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit akan dianalisis menggunakan metode analisis tetangga terdekat menurut Bintarto dengan indikator sebagai berikut:

1) Pola pemukiman dikatakan mengelompok apabila indeks kumulatif parameter tetangga terdekatnya T= 0 - 1

(44)

3) Pola pemukiman dikatakan terpencar atau seragam apabila indeks kumulatif parameter tetangga terdekatnya T = > 2,15.

c. Arah Perkembangan Pemukiman

Arah perkembangan pemukiman akan ditentukan berdasarkan arah mata angin yaitu arah Barat, arah Timur, arah Utara dan arah Selatan. Untuk menentukan arah pemukiman akan dilihat dari peta perubahan luas pemukiman tahun 2014 dengan indikator sebagai berikut:

1) Arah Barat: apabila perkembangan luas pemukiman pada tahun 2014 semakin meluas ke arah Barat pada masing-masing desa yang terdapat Kecamatan Balik Bukit.

2) Arah Utara: apabila perkembangan luas pemukiman pada tahun 2014 semakin meluas ke arah Utara pada masing-masing desa yang terdapat Kecamatan Balik Bukit.

3) Arah Timur: apabila perkembangan luas pemukiman pada tahun 2014 semakin meluas ke arah Timur pada masing-masing desa yang terdapat Kecamatan Balik Bukit.

(45)

26

F. Tahapan Penelitian

1. Tahap Persiapan dan Pengumpulan Data

Tahap persiapan dan pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian data diperoleh dari berbagai sumber, adapun data yang dikumpulkan berupa data spasial dan data statistik mengenai daerah penelitian yaitu Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.

Tabel 2. Data penelitian

No Data Sumber

1 Peta administrasi Kecamatan Balik Bukit BPS Lampung Barat

2 Jumlah penduduk

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lampung Barat

3 Luas wilayah BPS Lampung Barat

4 Batas wilayah BPS Lampung Barat

5 Kondisi penggunaan lahan Dokumentasi

6 Citra Landsat 7 tahun perekaman 2005 www.earthexplorer.usgs.gov 7 Citra Landsat 8 tahun perekaman 2014 www.earthexplorer.usgs.gov

2. Tahap Pembuatan Peta

Tahap pembuatan peta dilakukan dengan membuat peta persebaran pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat yang bersumber dari Citra Satelit Landsat yaitu:

1. Perekaman yang dilakukan pada tahun 2005 menggunakan Citra Satelit Landsat 7 dengan komposit Band 5 dan Band 7.

(46)

Gambar 5. Tahap pembuatan peta

3. Tahap Analisis

Tahap analisis yang dilakukan berupa analisis mengenai perkembangan daerah pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014. Peta yang hasil perekaman citra satelit Landsat yang telah diolah menggunakan software sehingga diperoleh peta pemukiman tahun 2005 dan tahun 2014 kemudian dilakukan overlay untuk kedua peta tersebut untuk mengetahui perkembangan luas daerah pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat dan untuk mengetahui pola pemukiman serta arah perkembangan pemukiman di wilayah penelitian tersebut.

Citra Satelit Landsat 7 Tahun Perekaman 2005

Digitasi Daerah Pemukiman Dengan Menggunakan Software

ArcGis 10.1

Peta Perkembangan Pemukiman Tahun 2014

Citra Satelit Landsat 8 Tahun Perekaman 2014

(47)

28

G. Teknik Analisis Data

1. Perubahan Luas Pemukiman

Perubahan luas pemukiman di Kecamatan Balik Bukit akan di ketahui dengan dilakukan overlay peta sebaran pemukiman tahun 2005 dan tahun 2014 yang di peroleh dari perekaman citra satelit, kemudian hasil overlay kedua peta di analisis untuk mengetahui perubahan luas pemukimannya.

2. Pola Pemukiman

Pola pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat akan di analisis menggunakan teknik analisis tetangga terdekat menurut Bintarto (1979:74) dengan rumus:

Ju T = ─−─

Jh Keterangan:

T = Indeks penyebaran tetangga terdekat

Ju = Jarak rata-rata yang di ukur antara satu titik tetangga yang terdekat. Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik mempunyai pola

random.

1

= 2 √p

Pengukuran yang dilakukan dalam analisis tetangga terdekat ini dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :

(48)

2. Mengubah penyebaran pemukiman pada peta pemukiman menjadi pola titik penyebaran.

3. Memberikan nomor urut tiap titik untuk mempermudah penghitungan jarak dan menganalisisnya.

4. Mengukur jarak terdekat antara satu titik dengan titik lain yang merupakan tetangga terdekatnya.

5. Menghitung besar parameter tetangga terdekat atau nilai T.

3. Arah Perkembangan Pemukiman

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui arah perkembangan pemukiman yaitu dengan teknik analisis peta. Teknik analisis peta digunakan untuk mengetahui arah perkembangan luas pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2005-2014. Dalam menganalisis peta data peta bersumber dari citra satelit tahun perekaman 2005 dan 2014 setelah dilakukan overlay akan dilihat bagaimana perkembangan pemukiman apakah ke arah Barat,

(49)

77

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Perubahan luas pemukiman penduduk tahun 2005-2014 di Kecamatan Balik Bukit bertambah sebesar 279 ha atau sebesar 62,69%.

2. Pola persebaran pemukiman yang terjadi di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tahun 2014 bersifat mengelompok (clustered). 3. Arah perkembangan luas pemukiman di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten

Lampung Barat tahun 2014 cenderung ke arah Utara.

B. Saran

1. Pemerintah Kecamatan Balik Bukit diharapkan memberikan peraturan yang lebih tegas mengenai pembangunan pemukiman sehingga masyarakat tidak mendirikan bangunan di sembarang tempat seperti daerah yang memiliki potensi longsor tinggi dan tanpa izin yang jelas.

2. Pemerintah Kecamatan Balik Bukit diharapkan dapat membangun aksesibilitas yang baik dan memadai pada masing-masing desa sehingga persebaran pemukiman akan lebih merata.

(50)
(51)

79

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Undang-Undang Pokok Agraria, Hukum Tanah Indonesia. Djambatan. Jakarta.

Anonim. 2005. Kecamatan Balik Bukit Dalam Angka Tahun 2005. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Balik Bukit.

Anonim. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman. Visimedia. Jakarta.

Anonim. 2011. Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Pustaka Yustisia. Yogyakarta.

Anonim. 2014. Kecamatan Balik Bukit Dalam Angka Tahun 2014. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Balik Bukit.

Bintarto. 1976. Pengantar Geografi Pembangunan. PT. P.B. Kedaulatan Rakyat. Yogyakarta.

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisis Geografi. LP3ES. Jakarta.

Daldjoeni. 1978. Manusia Penghuni Bumi: Bunga Rampai Geografi Sosial. Alumni. Bandung.

I Gede Sugiyanta. 1995. Permukiman (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

. 2006. Geomorfologi II (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Katijan Sugianto. 1997. Geografi I. Selangkah Maju. Surabaya.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Moh. Nazir. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

(52)

Nursid Sumaatmadja. 1997. Metode Pengajaran Geografi. Bumi Aksara. Bandung.

Saidiharjo dan Martono. 1983. Penduduk Kehidupan Sosial Ekonomi dan Lingkungan. Tiga Serangkai. Solo.

Sarwono Hardjowigeno dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan

Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Soetomo, W. 1992. Pola Permukiman Tradisional Daerah Perkotaan Pantai

Utara Jawa Tengah. Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

Semarang.

Su Ritohardoyo. 1989. Beberapa Dasar Klasifikasi dan Pola Permukiman. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

. . 2013. Penggunaan dan Tata Guna Lahan. Penerbit Ombak. Yogyakarta.

Subroto. 1983. Studi Tentang Pola-Pola Zonal Situs-Situs Arkeologi. Balai Arkeologi Yogyakarta. Yogyakarta.

Sudarmi. 2005. Geografi Regional Indonesia (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Alih fungsi lahan perkebunan kopi menjadi pemukiman di Desa       Padang Dalom
Gambar 2. Perubahan lahan pertanian sayuran menjadi pemukiman di Desa       Padang Cahya
Tabel 1. Jumlah penduduk di Kecamatan Balik Bukit tahun 2005-2014
Gambar 3. Pola pemukiman menurut Bintarto
+4

Referensi

Dokumen terkait

I didn’t, eat yesterday And I’m going not eat today And I’m not gonna eat tomorrow Cause I’m gonna be a supermodel.. --Lines from the song ˆI wanna be

DOUBLING UP ON PAINKILLERS - If the recommended dose isn’t effective in relieving your migraine headaches, don’t increase the dose otherwise using more than the recommended dose

PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA BANJARMASIN (STUDI MULTI KASUS DI PONDOK PESANTREN TARBIYATUL ISLAMIYAH, PONDOK PESANTREN AL-ISTIQAMAH,DAN PONDOK PESANTREN

Output yang diukur oleh Osiloskop Analog maupun Osiloskop Digital adalah bentuk gelombang, nilai tegangan dan arus yang diukur pada kondisi tegangan sefasa dan tegangan

Warren, Carl S, James M, Reeve, and Philip E, Fees, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi Kelima, Penerbit Salemba

“METODE ITERASI GAUSS-SEIDEL DAN DIFERENSIASI NUMERIK”. Nama : Rian Adi Wirawan NIM : 21060112130134 Kelas

rumah tangga single pdrert Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin tinggi ftdrdiness pada ibu rumah tang9a single parent. Kata kuncir

Instrumen penelitian didesain dengan menggunakan skala Likert dimana kuesioner terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama menyangkut profil responden, bagian kedua untuk