MAKALAH INDUSTRI BATIK
NAMA KELOMPOK:
DEYRA QATRUNNADA (C1A014060)
SUHAIBATUL ASLAMIYAH (C1A014076)
Juvitasary (C1A014082)
Tri Setio Budi (C1A014058)
Warisman (C1A011068)
Riki (C1A012083)
Sejarah batik di Indonesia
Berkaitan erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam
di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan dan raja-raja berikutnya. Kesenian batik secara umum meluas di Indonesia dan secara khusus di pulau Jawa setelah akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19.
Teknik batik sendiri telah diketahui lebih sedekad (millennium), kemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat
seperti Nigeria, Cameroon dan Mali, atau di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Hingga awal abad ke-20, batik yang dihasilkan semuanya adalah batik tulis. Batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia Pertama berakhir atau sekitar tahun 1920.
PENGERTIAN BATIK
Batik
berasal dari bahasa proto-austronesia “becik” yang artinya
membuat tato dan berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba” atau
menulis dan “titik”.
Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan
kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada tanggal 2
Oktober 2009. Pengakuan UNESCO ini meliputi teknik, teknologi
serta motif Batik Indonesia.
Batik
merupakan tehnik didalam menulis atau menggambar pada
media tertentu dengan menggunakan lilin batik (wax /malam) untuk
mencegah sebagian warna lain,didalam pembuatan batik lilin atau
malam berfungsi untuk mencegah penyerapan warna lain pada saat
proses pewarnaan,Definisi batik telah disepakati pada Konvensi Batik
Internasional di Yogyakarta pada tahun 1997,tetapi banyak orang
Seni batik adalah
salah satu kesenian khas Indonesia yang telah sejak berabad abad lamanya hidup dan berkembang, sehingga merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah budaya bangsa Indonesia.Banyak hal yang dapat terungkap dari seni batik, seperti latar belakang kebudayaan, kepercayaan, adat istiadat, sifat dan tata kehidupan, alam lingkungan, cita rasa, tingkat ketrampilan dan lain lain.
Perkembangan batik Masa Kini
Batik naik daun dari waktu ke waktu. Batik sudah tidak lagi menjadi bahan
yang hanya disimpan di dalam lemari dan hanya dikeluarkan jika akan
dikenakan dalam acara-acara khusus. Namun, sekarang banyak orang
berburu batik untuk dipakai sebagai busana, baik busana santai (kasual)
maupun busana untuk acara resmi. Akan tetapi, di Indonesia batik cenderung
digunakan untuk acara resmi karena batik merupakan salah satu pakaian
nasional Indonesia. Di Jawa rata-rata masyarakatnya menggunakan batik
pada saat menghadiri acara pernikahan atau acara resmi lainnya.
Saat ini berbusana batik tidak seperti pada zaman dahulu yang harus
mengikuti aturan-aturan pemakaian. Batik menjadi lebih bebas dikreasikan
dalam bentuk apa pun. Batik bisa dijadikan busana yang dipakai sehari-hari
maupun pada saat bepergian ke mana pun. Keberagaman tersebut meliputi
keberagaman motif batik yang semakin lama semakin berkembang,
keberagaman warna batik yang semakin lama semakin menarik warnanya,
serta keberagaman jenis bahan, teknik, dan desain busananya. Keberagaman
motif batik sekarang sudah tidak terpaku pada bentuk-bentuk motif, isen, tata
susunan, dan teknik seperti pada batik klasik. Batik masa kini
JENIS BATIK
Batik tulis:
Batik tulis merupakan jenis batik spesial dan mahal
dibanding batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat
diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan juga
waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk
sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu
oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan
desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu rumit.
Batik cetak:
Batik cetak atau disebut juga dengan batik cap,
merupakan proses pembatikan yang menggunakan cap atau alat cetak
atau stempel yang terbuat dari tembaga dan pada cap tersebut telah
terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh
lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan jenis batik ini dapat
diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu
minggu untuk menyelesaikan proses pembatikan ini.
Batik printing:
Batik printing disebut juga dengan batik sablon, karena
proses pembatikan jenis batik ini sangant mirip dengan proses
INILAH JENIS-JENIS BATIK TERPOPULER di INDONESIA
BATIK JOGJAKARTA
BATIK CIREBON
BATIK MADURA
BATIK
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan
terbuat dari kayu atau bambu.
Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah.
Perlengkapan Membatik
1. Gawangan
2. Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke
dalam kantong. Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan agar
mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin
atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.
3. Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
4. Kompor
5. Taplak
. Taplak adalah kain untuk menutup paha si
pembatik agar tidak terkena tetesan
malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik
6. Saringan
Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu
digunakan untuk membatik.
7. Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk
memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan
cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.
8. Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari
katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan
9. Malam (lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses
pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.
10. Dhingklik (tempat duduk)
11. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala
sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.
PROSES MEMBATIK
1. NGEMPLONG
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali
dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji.
Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori
ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang.
Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas,
sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
2. NYOREK ATAU MEMOLA
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas
kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa
disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih
dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat
dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan
menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa
berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya
perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
3. MBHATIK
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam
batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar
pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di
4. NEMBOK
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.
5. MEDEL
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.
6. NGEROK DAN MBRIAH
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.
7. MBRIONI
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
8. MENYOGA
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk
mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.
9. NGLOROD
Pengertian Batik Tradisional dan Batik Modern
Batik tradisional
adalah sebuah seni membuat garis dan titik yang
akan membentuk suatu motif yang susunan motifnya terikat dengan
suatu aturan dan dengan isen-isen tertentu. Memang banyak
aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi dalam pembuatan susunan motif
tradisional tertentu. Selain itu pengerjaannya memang lebih rumit
dan memakan waktu yang lebih banyak. Batik tulis termasuk
kategori jenis batik tradisional. Beberapa macam batik tradisional
adalah batik Becak, Batik Radioan, Batik Pekalongan, dll.
Sedangkan
Batik modern
memiliki cara pengerjaan yang lebih tidak
terikat oleh aturan tertentu baik dalam hal pembuatan susunan motif
maupun warna yang digunakan. Batik ini cenderung lebih mudah
Perbedaan Batik Tradisional dan Batik Modern
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok
dalam hal pengerjaannya. Dalam segi motif dan aturan yang
berlaku memang batik tradisional terkesan lebih terikat. Batik
tradisional dalam pengerjaan motifnya terikat pada aturan dan
isen-isen tertentu.
Sedangkan batik modern lebih mudah di dalam teknik pengerjaan
dan terkesan lebih bebas karena tidak ada suatu aturan yang
membatasinya. Batik ini memang lebih menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Banyak yang lebih menonjolkan sisi
keindahan dan menyesuaikannya dengan model baju yang lebih
modern agar tidak terlihat terlalu kuno. Perbedaan cara
Ciri-ciri batik tradisional
- Ragam hias motif ular, barong, geometris, pagoda.
- Coraknya mempunyai arti simbolik.
- Warna cenderung gelap ( putih hitam coklat kehitaman ).
- Motif ciri khas daerah asal.Ciri-ciri batik modern :
- Ragam hias bebas binatang, tumbuhan, rangkaian bunga dll.
-Corak tidak mempunyai arti simbolik tertentu.
-Penggunaan warna bebas seperti biru, merah, ungu dsb.
-Motif tidak memiliki ciri khas daerah asal.
Ciri-ciri batik modern
-
Menggunakan ragam hiasan flora dan fauna
-Coraknya tidak mempunyai filosofi
-Pemakaian warna seperti biru, merah, ungu.
-Motif tidak mempunyai ciri khas.
-warnanya biasanya beraneka ragam
-lebih mengutamakan nilai artistiknya ketimbang filosofi
-diproduksi secara masal oleh mesin
1. Batik Jogja
Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota pusat budaya. Selain adanya kerajaan Jogjakarta yang masih ada sampai sekarang, kerajinan batik merupakan salah satu warisan budaya di Jogjakarta yang masih terus dilestarikan hingga saat ini.
Batik ini tak lepas dari sejarah kerajaan Yogyakarta. Sampai sekarang juga ada batik tertentu yang hanya dipakai oleh keluarga keraton saja. Dari berbagai jenis motif batik Yogyakarta ada beberapa yang paling dikenal yaitu motif Kawung, motif Parangkusumo, motif Truntum, motif Tambal, motif Pamiluto, motif Parang, motif Liris, motif Udan Nitik, dan sebagainya.
2. Batik Solo
Kota Solo hampir identik dengan Yogyakarta dimana banyak sekali mempunyai kerajinan khas daerah. Salah satunya yang terkenal adalah kerajinan batik. Hal ini tak lepas dari sejarah dimana sebelumnya wilayah Solo dan Yogyakarta
adalah masuk ke dalam satu wilayah kerajaan Mataram yang kemudian dipecah menjadi dua yaitu wilayah Yogyakarta dan Surakarta.
Solo merupakan daerah penghasil batik yang terkenal di Indonesia, dan
mempunyai pusat batik yang berada di kampung Laweyan. Ada beberapa motif dari batik Solo yang terkenal yaitu batik motif Sidoasih, motif Raturatih, motif Parangkusuma, motif Bokorkencana, motif Sekarjagad, notif Ceplok dan motif Ganggong.
3. Batik Madura
Pulau Madura banyak dikenal sebagai pulau penghasil garam dan juga karapan sapi. Tetapi selain itu pulau Madura juga mempunyai kerajinan batik yang mempunyai ciri khas tersendiri dan banyak dicari. Batik tulis Madura terkenal dengan karakternya yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Beberapa jenis motif batik Madura yang terkenal adalah motif Daun, motif Burung, motif Bunga, motif Serat Kayu, dan motif Tanjung Bumi. Di Pulau Madura terdapat tiga daerah pembuatan batik yaitu Bangkalan, Pamekasan dan sumenep. Di Bangkalan terdapat 2 sentra penghasil batik yaitu Tanjungbumi dan Burneh.
4. Batik Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir utara pulau Jawa yang terkenal dengan kerajinan batiknya. Berbeda dengan batik Jogja maupun Solo yang terpengaruh dengan adat dan budaya keraton, batik pesisir biasanya lebih bebas dalam menggunakan campuran warna dan motif.
Batik Pekalongan mempunyai motif asli yang dinamakan Jlamprang, yaitu suatu motif semacam nitik yang tergolong motif batik geometris. Mungkin motif ini merupakan suatu motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena pada
5. Batik Cirebon
Sama seperti Pekalongan, Cirebon juga merupakan sebuah kota dipesisir pantai utara pulau Jawa, di sebelah barat Pekalongan. Motif ini melambangkan
pembawa hujan yang di nanti-natikan untuk pembawa kesuburan, serta
pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingg biru tua. Warna biru tua melukiskan awan gelap yang memiliki
kandungan air hujan, pemberi penghidupan, sedang warna biru muda
melambangkan makin cerahnya kehidupan. Daerah penghasil produksi serta pengrajin batik Cirebonan berpusat di desa Trusmi yang sering dinamakan sebagai kampung batik Cirebonan. Desa-desa yang ada di seputar desa Trusmi salah satunya desa Gamel, Kaliwulu, Wotgali, Kalitengah serta Panembahan. Perkembangan batik Trusmi terlihat bergerak dengan cepat mulai sekitar tahun 2000. Hal semacam ini dapat dipandang dari banyak bermunculan showroom-showroom batik yang ada di seputar jalan utama desa Trusmi serta
Panembahan
6. Batik Bali
Di pulau Dewata Bali yang terkenal dengan arca dan pura-nya, industri batik merupakan sebuah kerajinan yang baru. Dimulai pada tahun 1970, industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati Gianyar. Teknik yang diggunakan aalah dengan menggunakan alat tenun manual terkenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Di Bali kini telah berkembang puluhan Indrusti Batik yang menampilkan corak khas Bali diantaranya corak perpaduan Bali dengan luar Bali, seperti, Bali-Pekalongan, Bali-Papua, dan sebagainya.
Bali memiliki berbagai macam design, motif dan corak asli. Banyak desain batik khas Bali telah lahir yang biasanya dipadukan dengan motif batik yang ada dari berbagai wilayah di Tanah Air dan pengaruh motif China. Perpaduan motif yang biasa dilakukannya adalah mengambil ornamen khas Pulau Dewata, seperti naga, rusa, burung bangau, dan kura-kura. Kemudian memadukan
7. Batik Banyumas
Banyumas selain terkenal dengan makanan khasnya yaitu tempe mendoan dan getuk goreng, ternyata menyimpan kekayaan budaya warisan nenek moyang yaitu batik. Batik Banyumasan memiliki sejarah yang tak lepas dari pengaruh budaya. Motif dari batik Banyumas sebagian besar terpengaruh dari motif Jonasan, yaitu kelompok motif non geometrik yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam. Warna coklat karena soga, sementara warna-warna hitam karena wedel. Motif-motif yang berkembang sekarang ini antara lain:
Sekarsurya, Sidoluhung, Lumbon (Lumbu), Jahe Puger, Cempaka Mulya, Kawung Jenggot, Madu Bronto, Satria Busana, Pring Sedapur, Gabah Mawur, Jagadan, Isen Laut, Udan Riris, dan lainnya.
Di Banyumas terdapat dua daerah sentra pengrajin batik yaitu daerah Banyumas lama dan Sokaraja.
8. Batik Tasikmalaya
Tasikmalaya adalah nama sebuah kabupaten di wilayah jawa Barat. Di daerah ini batik juga menjadi salah satu karya seni tradisional asli yang mempunyai ciri khas berbeda dibandingkan dengan batik dari daerah lain.
Motif batik Tasikmalaya sangat terpengaruh dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung. Selain itu motif khas dari batik Tasik adalah
perpaduan dari nuansa alam yaitu flora dan fauna di alam sekitar, dengan ciri khas warna yang lebih terang. Motif batik Tasik yang terkenal adalah motif batik Sukapura, motif batik Sawoan dan motif batik Tasik.
9. Batik Banten
Batik Banten merupakan salah satu upaya pelestarian terhadap budaya kerajinan asli Banten terutama peninggalan pada jaman keraton Surosowan yang aslinya terdapat pada gerabah dan keramik yang ditemukan di situs peninggalan keraton tersebut.
Upaya pelestarian dari motif ukiran dan hiasan yang terdapat pada gerabah dan keramik peninggalan keraton Surosowan tersebut kemudian oleh
budayawan Banten diangkat dan dilestarikan dalam bentuk seni batik.
Saat ini motif batik Banten yang terkenal ada 12 yaitu motif Sabakingking, motif Mandalikan, motif Srimanganti, motif Pasepen, motif Pejantren, motif Pasulaman, motif Kapurban, motif Kawangsan, motif Pamaranggen, motif Surosowan, dan motif Pancaniti.
10. Batik Minangkabau
Salah satu penghasil batik tradisional di luar pulau Jawa yang terkenal adalah daerah Minangkabau. Batik Minangkabau ini proses pembuatannya agak berbeda dengan batik dari daerah lainnya.
Batik Minangkabau terkenal dengan sebutan baik tanah liat, dikarenakan pada proses pembuatannya, kain pertema-tama direndam bersama dengan tanah liat selama seminggu, kemudian dicuci dan diberi pewarna alami yang terbuat dari tumbuh-tumbuha, sesuai dengan motif dan corak yang dibuat.
Selain dari sepuluh daerah penghasil batik tradidional tersebut
di atas sebenarnya masih banyak sekali daerah-daerah lain
yang belum sempat kami ulas, antara lain
Batik Malang,
Batik Aceh, Batik Jombang, Batik Garut, Batik
Tulungagung, Batik Kediri, Batik Kudus, Batik Jepara,
Batik Brebes
, dan batik-batik lainnya. Batik-batik ini
merupakan keragaman dari kekayaan tradisi nenek moyang
bangsa Indonesia yang berbudi luhur. Selain kaya akan
keindahan motif dan coraknya, juga dalam batik ini
terkandung falsafah hidup dan nasihat dari para pendahulu
kita. Oleh karena itu mari kita lestarikan kerajinan batik ini