• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA LAYANAN JASA RAWAT INAP JAMKESMAS (Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA LAYANAN JASA RAWAT INAP JAMKESMAS (Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung)"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA LAYANAN JASA RAWAT INAP JAMKESMAS

(Studi Pada RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung)

(Skripsi)

Oleh:

Aris Styadi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

SATISFACTION INDEX ON COMMUNITY HOSPITAL SERVICES

JAMKESMAS

(Studies in the General Hospital of Abdul Moeloek Lampung Province)

by

ARIS STYADI

This study aims to identify and describe the Public Satisfaction Index on administrative

services guarantee public health inpatient hospital Abdul Moeloek in Lampung

Province. Data from the research community satisfaction index can be used to be a

material assessment of the service elements that still need to be improved and the

motivation of each unit of service providers to improve the quality of his ministry.

The method used in this study is a quantitative method, with a population that is a health

inpatient hospital Abdul Moeloek Lampung Province who has treated more than twice.

The sampling technique in this study using simple random sampling technique with a

total sample of 96 respondents. Data analysis techniques in this study using descriptive

statistical analysis, the data were performed using the Public Satisfaction Index value is

calculated using the weighted average value of each element of the service, and then

inserted into a Cartesian diagram chart.

Based on the results of this study concluded that the value of Community Satisfaction

Index on public health insurance services in the hospital inpatient general Abdul

Moeloek Lampung Province region obtained a value of 55.97 in the category of "less

good". In a Cartesian diagram there are elements that must be considered and be the top

priority for repairs performed at the hospital Abdul Moeloek Lampung Province is the

procedure in the management of security services and service locations. While other

elements that need to be maintained and enhanced in order to be able to service quality

in accordance with the wishes of the people.

(3)

ABSTRAK

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA LAYANAN JASA RAWAT INAP

JAMKESMAS

(Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung)

Oleh

ARIS STYADI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan Indeks Kepuasan

Masyarakat pada layanan jasa administrasi rawat inap Jaminan kesehatan masyarakat

Pada rumah sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Data dari hasil penelitian Indeks

Kepuasan Masyarakat ini dapat digunakan untuk menjadi bahan penilaian terhadap

unsur pelayanan yang masih perlu diperbaiki dan menjadi motivasi setiap unit

penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayananya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan

populasi yaitu pasien rawat inap jamkesmas rumah sakit Abdul Moeloek Provinsi

Lampung yang telah berobat lebih dari dua kali. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik

Simple Random Sampling

dengan jumlah sampel

sebanyak 96 responden. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

statistik deskriptif , datanya dilakukan dengan menggunakan Nilai Indeks Kepuasan

Masyarakat yang dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang setiap unsur

pelayanan dan kemudian dimasukkan kedalam grafik diagram kartesius.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Nilai Indeks Kepuasan

Masyarakat pada layanan jasa jaminan kesehatan masyarakat rawat inap pada Rumah

sakit umum daerah Abdul Moeloek Provisi Lampung diperoleh nilai sebesar 55,97

masuk dalam kategori

“Kurang baik”.

Dalam diagram kartesius terdapat Unsur-unsur

yang harus diperhatikan dan menjadi prioritas utama untuk dilakukan perbaikan pada

rumah sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah prosedur dalam pengurusan

pelayanan dan kemanan tempat pelayanan. Sedangkan unsur-unsur yang lainya perlu

dipertahankan dan ditingkatkan agar kualitas pelayanan dapat sesuai dengan keinginan

masyarakat.

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Aris Styadi, lahir di Trenggalek Jawa Timur 28

November 1992. Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dari pasangan

umi Sarifah dan abi Jais. Pendidikan formal yang telah ditempuh yakni

pendidikan Sekolah Dasar Negeri 170/1 Desa Kehidupan Baru Jambi diselesaikan

tahun 2004, pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 Tidar Kuranji

Jambi diselesaikan tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Batang hari

Jambi diselesaikan tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung, Dan

Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Kemuh Kecamatan Banjit Waikanan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis mencoba ikut aktif dalam berbagai organisasi

baik di internal maupun eksternal kampus. Di internal kampus, penulis aktif di

Forum Studi Pengembangan Islam (FSPI) FISIP UNILA sebagai anggota

(2010-2011) dan di Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMAGARA)

FISIP UNILA. Di eksternal kampus penulis aktif di lembaga Pusat Studi

kebijakan Publik (PUSBIK). Organisasi yang penulis ikuti tersebut telah

mengembangkan karakter dan kepribadian penulis selama menjadi mahasiswa,

hingga sampai sekarang ini. Penulis yakin organisasi yang penulis ikuti tersebut

(9)

MOTO

“fabiayyi alaairobbikumaa tukadzzibaan”

Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan ?” (QS. Ar-Rahman : 13)

“In ahsantum ahsantum li-anfusikum...”

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri...” (QS. Al-Isra’ : 7)

“Man Jadda Wajada, Man Shabara Zhafira”

“Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil, siapa yang bersabar pasti

beruntung”

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar” (Umar bin Khaththab)

“kerjakanlah sesuatu sebisa mungkin dengan dasar tulus, jujur dan sabar ingsaAllah menghasilkan sesuatu yang halal pula”

(10)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk yang mengasihiku:

Ibuku tercinta Sarifah dan Ayahku tercinta Jais

Semua curahan kasih sayang, cinta, dan pengorbanan yang telah kalian berikan kepadaku tidak akan mampu terbayarkan dengan apapun

Semoga dengan gelar ini, aku dapat membahagiakan kalian & dapat membuat kalian bangga wahai Ayah dan Ibu, AMINN.

Kakakku Heri Prihartono tersayang

Yang selalu memberikan kebahagiaan dalam kehidupanku Doa, dukungan, dan kehadiranmu menyempurnakan hidupku

Semoga kita menjadi orang yang sukses,dan dapat membahagiakan kedua orang tua dan tetap menjadi anak yang selalu berbakti padanya

Segenap keluarga besar yang selalumemberikan do’a dandukungan kepadaku Guru-guruku yang selalu memberi pengetahuan kepadaku mulai dari TK, SD,

SMP, SMA, hingga dapat menempuh gelar Sarjana sampai saat ini

Sahabat-sahabat yang selalu ada dalam setiap perjalanan kehidupanku

Para dosen dan Civitas Akademika,

yang telah memberikan bekal ilmu, dukungan, doa, dan semangat untuk melangkah jauh lebih baik kedepan

(11)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamiin, tercurah segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunianya kepada penulis. Tak

lupa shalawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,

sang motivator dan inspirator bagi penulis untuk selalu ikhlas dan bertanggung

jawab dalam melakukan segala hal. Semoga di yaumil akhir kelak kita

mendapatkan syafa’atnya. Amin. Atas segala kehendak dan kekuasaan dari Allah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “INDEKS

KEPUASAN MASYARAKAT PADA LAYANAN JASA RAWAT INAP JAMKESMAS (Studi pada RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara

(S.A.N) pada jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki keterbatasan, kekurangan, dan

ketidaksempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah. dan setiap

kesalahan ada pada diri penulis yang merupakan proses pembelajaran penulis

untuk menjadi lebih baik lagi dikemudian hari. Akhir kata saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki skripsi ini. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

Bandar Lampung, 8 Januari 2015

Penulis,

(12)

SANWACANA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobil’alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT pencipta alam semesta yang telah memberikan kebesarannya kepada

penulis melalui kemudahan dan pertolongan yang tidak pernah terduga

sebelumnya, serta karena berkat Rahmat dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Indeks kepuasan Masyarakat Pada Layanan Jasa Rawat Inap Jamkesmas (Studi pada RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung). Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak dapat menyelesaikan sendiri, namun banyak pihak yang memberikan bimbingan,

motivasi, inspirasi, serta dukungan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Atas segala bantuan yang diterima, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua ku tercinta Umi Sarifah dan Abi Jais yang telah merawat

dan membesarkanku ketika aku terlahir didunia hingga dapat menempuh

pendidikan seperti saat ini. Serta masku tercinta Heri Prihartono S.Pd. yang

selalu memberkian masukan, mengajariku, mendidikku tentang pengalaman

(13)

2. Bapak Simon Sumanjoyo, S.A.N, M.PA. selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan, arahan, ilmu, waktu dan motivasi

dengan sabarnya dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dewie Brima Atikah, S.IP., M.PA. selaku Dosen pembimbing ke dua

yang begitu baik dan senantiasa memberikan semangat dan masukan yang

begitu besar hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bpak Dr. Bambang Utoyo M.Si. selaku dosen pembahas yang begitu baik

dan sealu memberi masukan dalam seminar sehingga saya bisa mengerti

dengan penelitian kuantitatif ini pak, terimakasi atas saran, masukan dan

dukunganya

5. Bapak Prof.Yulianto Drs. M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik, yang

selalu memberikan bimbingan selama di bangku kuliah dan selalu

memberikan dukungan atas segala kegiatan yang penulis ikuti, terima kasih

pak atas segalanya yang diberikan selama ini.

6. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara, dan Ibu Nur selaku staf Administrasi Jurusan.

7. Dosen-dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, dimana dengan ikhlasnya memberikan ilmu yang

bermanfaat dan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunianya kepada beliau

(14)

8. Keluarga besar Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.AB terimakasi semuanya atas

bantuanya pak sehingga saya dapat menyelesaikan gelar sarjana ini serta

kepada mbak umi, termakasi semuanya selalu diberi pencerahan masukan

maupun pengetahuan tentang banyak hal dalam keluarga besarmu, buat

nurul, ulul dan dek akmal sukses terus kalianya, semoga menjadi anak yang

berbakti kepada kedua orang tua dan diterima di UGM sesuai dengan

cita-cita kalian amin.

9. Untuk Selli Marsilia terimakasi banyak atas bantuanya selama ini, semoga

kamu cpet seminar duanya, jangan males-males lho, dan juga cpet wisuda

dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kamu ya. Trus

makasi juga buat keluarga kamu yang selalu bantu aku hehe.

10. Sahabat-sahabat aku, Fadri Ari Sandi S.A.N. wisudawan terbaik tingkat

universitas, makasi ya le udah sering ngasih tau tentang banyak hal dan

memberikan masukan setiap kita ketemu, selalu curhat bareng, makan

bareng, kangen kyak kuliah lagi ini le hehe, ayo kita kepare le haha, buat

bapak Ade Irawan S.A.N yang sudah menjadi Bos di Balikpapan sana,

semangat de ya kerjanya kejar impianmu hingga menjadi manusia yang

berguna buat bangsa ini de, buat Jodi yang udah dapat gelar, aku

menyusulmu jod hehe, buat anjas dan yogis terus semangat ya, kalian pasti

bisa kok yang penting itu niat hehe, buat Pandu Pamungkas S.A.N makasi

ya ndu udh dibantuin bikin abstrack semoga diterima PNS nya haha dan

kemarin daftar kerjanya diterima amin, ntar kalo aku udah lulus kita daftar

(15)

11. Buat datas dan hadi,triadi isworo S.A.N, rofii S.A.N makasi ya udah

dibantuin kalian semangat ya sukses selamanya buat kalian. Hehe amin ayo

kita wisuda.

12. Teman-teman ANE 010 Enggi, Nuzul, Karina, Nona, Sari Sukma, Dita,

Sahara (Selamat atas gelar S.A.N. nya), buat geng batak Sari DMT, Jeni,

Dora, Seli, Ani (Kompak kalian, meskipun si Seli dan Ani bukan dari batak)

hehehe,,. Yulia Purba,Sari Cory, Mery, Lusy, Aden, Julian, Hany, Tamy,

Nurul, Maritha (semoga sukses kedepan). Teman-teman PUSSBIK Desmon,

Tio, Datas, Abdu, Abil, Triyadi, Rahma, Cahya. Gengnya Bunga Janati, si

Maya, Indah Kiting, Eeng, Bli Wayan, Izal Os, Hadi, Dion, Geri, Daus,

Beg, Bogel, Tian, Efrido, Satria, Lica, Maya Utami, Putri, (semoga sukses

kedepan).

13. Kakak tingkat ANE yang udah lulus, kak Hendi Renaldo, S.A.N. Mbk Listi

Nainggolan, S.A.N. Mbk Lele, S.A.N. (ANE 09) yang selalu menjadi

teman tukar pikiran yang luar biasa.

14. Adik Tingkat ANE, Firdaus, Endri, pannggo, yori dan semuanya yang lupa

namanya haha..makasi ya atas bantuanya.

15. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas motivasi

(16)

Akhir kata semoga kita semua mendapatkan limpahan rahmat serta hidayah dari

Allah SWT dan mudah-mudahan semua yang turut membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan dari Allah SWTA. MINN

Harapan penulis semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi seluruh umat manusia

yang mendambakan sebuah kedamaian dalam konflik yang tak ujung padam.

AMINN..

Bandar Lampung, 8 Januari 2015

Penulis,

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP MOTTO

PERSEMBAHAN SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjaun Tentang Pelayanan Publik ... 9

1. Definisi Pelayanan Publik ... 9

2. Jenis-jenis Pelayanan Publik... 10

3. Definisi Kualitas Pelayanan atau jasa ... 11

B. Tinjauan Tentang Indeks Kepuasan Masyarakat ... 16

1. Pengertian Indeks Kepuasan Masyarakat ... 16

2. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat ... 16

C. Tinjauan Tentang Jamkesmas... 23

1. Pengertian Jamkesmas... 23

2. Kebijakan Pelaksanaan Jamkesmas ... 27

3. Prosedur Pelaksanaan Jamkesmas ... 30

4. Jenis Pelayanan Jamkesmas... 31

(18)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Definisi Konseptual... 34

C. Definisi Operasional ... 34

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

E. Populasi, Sampel, Dan Tehnik Pengambilan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 37

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Pengolahan Data ... 40

1. Editing ... 40

2. Koding ... 40

3. Data Entry... 40

4. Interpretasi ... 41

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 41

1. Uji Validitas... 41

2. Uji Reabilitas ... 44

I. Teknik Analisis Data... 46

1. Analisis Deskriptif ... 46

2. Matrik Diagram Kartesius ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Profil RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampug... 52

B. Sejarah Rumah Sakit ... 53

C. Visi Misi dan Tujuan Rumah Sakit... 54

D. Tugas pokok dan Fungsinya ... 54

E. Jenis Pelayanan ... 55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Pelaksanaan Penelitian... 58

B. Analisis Karakteristik Responden... 59

C. Hasil Penelitian ... 61

D. Analisis indeks Kepuasan Masyarakat... 103

E. Analisis Diagram Kartesius ... 109

(19)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 122 B. Saran ... 122

(20)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data pasien peserta jamkesmas ... 7

2. Tabel definisi operasional ... 35

3. Tabel Uji Faliditas ... 43

4. Tabel Uji Reliabiltas... 45

5. Tabel Nilai Reliabilitas ... 47

6. Tabel Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM ... 48

7. Tabel Distribusi pegawai ... 57

8. Tabel tingkat pendidikan responden... 59

9. Tabel jenis kelamin responden... 60

10. Tabel Distribusi usia responden ... 60

11. Tabel Sebaran responden untuk pernyataan prosedur dalam pengurusan pelayanan sangat sederhana ... 62

12. Tabel Sebaran responden untuk tingkat kepentingan prosedur dalam pengurusan pelayanan... 62

13. Tabel Sebaran reponden untuk pernyataan tahapan pengurusan pelayanan di rumah sakit sangat mudah ... 63

14. Tabel Sebaran reponden untuk tingkat kepentingan tahapan pengurusan pelayanan di rumah sakit ... 64

15. Tabel Sebaran responden berdasarkan pernyataan kesesuaian peryaratan pelayanan dengan jenis pelayanan ... 65

16. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan... 66

17. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan persyaratan pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit sangat jelas... 67

18. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan persyaratan pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit sangat jelas .... 67

19. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan kejelasan dan kepastian keberadaan petugas yang melayani masyarakat ... 69

20. Tabel sebaran responden untuk tinkat kepentingan pernyataan kejelasan dan kepastian keberadaan petugas yang melayani masyarakat... 69

21. Tabel Sebaran responden berdasarkan pernyataan keberadaan petugas pelayanan sangat mudah untuk ditemui... 70

(21)

24. Tabel Sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan petugas pelayanan dalam menangani berkas selalu tepat waktu ... 73 25. Tabel Sebaran responden berdasarkan pernyataan petugas pelayanan

selalu bertanggung jawab dalam menyelesaikan pelayanan ... 74 26. Tabel Sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan petugas

pelayanan selalu bertanggung jawab dalam menyelesaikan pelayanan ... 75 27. Tabel Sebaran responden berdasarkan pernyataan kejelasan wewenang

petugas pelayanan dalam melayani masyarakat sangat tepat ... 76 28. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan

kejelasan wewenang petugas pelayanan dalam melayani masyarakat sangat tepat... 76 29. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan kemampuan fisik

petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan sangat baik ... 78 30. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan

kemampuan fisik petugas pelayanan dalam memberikan pelayanan sangat baik ... 79 31. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan petugas pelayanan

memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai... 80 32. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan petugas

pelayanan memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai ... 80 33. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan proses penyelesaian

berkas sangat tepat... 82 34. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan proses

penyelesaian berkas sangat tepat... 82 35. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan pelayanan yang

diberikan oleh petugas sangat cepat ... 83 36. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan

pelayanan yang diberikan oleh petugas sangat cepat ... 84 37. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan petugas memberikan

perlakuan yang sama dalam mendapatkan pelayanan ... 85 38. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan petugas

memberikan perlakuan yang sama dalam mendapatkan pelayanan ... 86 39. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan petugas memberikan

pelayanan terhadap masyarakat sangat sopan ... 87 40. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan petugas memberikan

pelayanan terhadap masyarakat sangat sopan ... 87 41. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan petugas selalu ramah

dalam memberikan pelayanan... 88 42. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan petugas

selalu ramah dalam memberikan pelayanan ... 89 43. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan rumah sakit

memberikan biaya pelayanan yang terjangkau ... 90 44. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan rumah

sakit memberikan biaya pelayanan yang terjangkau ... 91 45. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan biaya untuk

(22)

46. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan biaya untuk mendapatkan pelayanan sangat wajar... 92 47. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan rincian biaya

pelayanan sangat jelas... 93 48. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan rincian

biaya pelayanan sangat jelas ... 94 49. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan pihak rumah sakit

selalu memberikan keterbukaan mengenai rincian biaya pelayanan... 95 50. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan pihak

rumah sakit selalu memberikan keterbukaan mengenai rincian biaya pelayanan ... 96 51. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan jadwal pelayanan

sangat jelas sesuai dengan waktu yang ditentukan... 97 52. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan jadwal

pelayanan sangat jelas sesuai dengan waktu yang ditentukan ... 97 53. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan kondisi tempat

pelayanan sangat rapi... 99 54. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan kondisi

tempat pelayanan sangat rapi ... 99 55. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan keberadaan ruangan

pelayanan sangat bersih ... 100 56. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan

keberadaan ruangan pelayanan sangat bersih ... 101 57. Tabel sebaran responden berdasarkan pernyataan ruangan disekitar

pelayanan sangat aman ... 102 58. Tabel sebaran responden untuk tingkat kepentingan pernyataan ruangan

disekitar pelayanan sangat aman ... 102 59. Tabel analisis indeks kepuasan masyarakat (IKM) ... 103 60. Tabel Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM ... 105 61. Tabel tingkat kesesuaian kuaitas pelayanandan tingkat kepentingan per

(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(24)

1

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk

mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

Indonesia belum mampu untuk memenuhinya. Kemiskinan dan kesehatan pada

dasarnya saling berhubungan. Kemiskinan dapat mempengaruhi kesehatan,

sehingga orang miskin rentan terhadap berbagai penyakit, karena mereka

mengalami gangguan seperti menderita gizi buruk, pengetahuan rendah, kesehatan

kurang, perilaku kesehatan kurang, lingkungan pemukiman yang buruk, serta

kesehatan tidak tersedia. Sebaliknya, kesehatan mempengaruhi kemiskinan.

(sumber : Yerubel dalam jurnal

Gambaran Perilaku Keluarga Pengguna

Jamkesmas, Taziz Anshori Situmorang, USU). Kesehatan adalah modal utama

untuk tetap Beraktifitas. Disini peran pemerintah sangat diperlukan dalam hal

regulasi kebijakan sehingga masyarakat Indonesia tetap dapat menikmati

pelayanan kesehatan dengan mudah.

Pemerintah Indonesia, khususnya Departemen Kesehatan RI, telah mulai

menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan meningkatkan pelayanan

(25)

2

bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu

yang iurannya dibayar oleh Pemerintah, diselenggarakan oleh Kementerian

Kesehatan sejak tahun 2008 dan merupakan perubahan dari Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin. Program Jamkesmas sebagai

kelanjutan dari Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin

atau dikenal Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (ASKESKIN). Program

jamkesmas diselenggarakan sejak Agenda 100 Hari Pemerintahan Kabinet

Indonesia Bersatu untuk mengatasi hambatan dan kendala akses penduduk miskin

terhadap pelayanan kesehatan dan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat miskin.

Kebijakan Jamkesmas dilaksanakan untuk memenuhi hak dasar setiap

individu/semua warga negara termasuk masyarakat miskin untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan. Kebijakan ini merujuk pada Deklarasi Universal Hak Azasi

Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Tahun 1948 dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28 H ayat 1

yang berbunyi :

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan”.

Kebijakan Jamkesmas diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan untuk

menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu selama masa transisi pelaksanaan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem

(26)

3

SJSN. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan bagi masyarakat miskin.

Provinsi Lampung sendiri memerlukan penyelenggaraan kesehatan yang dapat

membantu seluruh masyarakat, hal itu sesuai dengan misi Dinas Kesehatan

Provinsi Lampung yaitu “Masyarakat Lampung yang sehat dan mandiri”. Dal

am

implementasinya layanan Jamkesmas diantaranya terdapat pada RSUD Abdul

Moeloek Provinsi Lampung yang merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di

Provinsi Lampung. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek

merupakan salah satu penyedia pelayanan kesehatan masyarakat yang memiliki

peran yang sangat strategis untuk menciptakan sumberdaya manusia berkualitas

dalam rangka upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan secara

menyeluruh, terpadu, merata, terjangkau dan dapat diterima oleh seluruh

masyarakat.

Jika kita melihat dari sudut lainya Provinsi Lampung memiliki Jumlah penduduk

miskin pada september 2013 tercatat 1.134.280 jiwa atau 14,39% dari total jumlah

penduduk. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

miskin di Lampung yang berada di perkotaan pada september 2013 sebanyak

222.750 jiwa, Sementara di perdesaan penduduk miskin mencapai 911.530 jiwa.

(sumber : http://lampost.co/berita/lampung-2-besar-termiskin-di-sumatera diakses

pada 29 Januari 2014 10:49 AM). Tingkat kemiskinan akan sangat berpengaruh

(27)

4

poros seseorang menjadi miskin,yaitu (1) rendahnya tingkat kesehatan, (2)

rendahnya pendapatan, dan (3) rendahnya tingkat pendidikan.

Rendahnya tingkat kesehatan merupakan salah satu pemicu terjadinya

kemiskinan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tingkat kesehatan masyarakat yang

rendah akan menyebabkan tingkat produktivitas rendah. Tingkat produktivitas

yang rendah lebih menyebabkan pendapatan rendah. Pendapatan yang rendah

menyebabkan terjadinya kemiskinan. Kemiskinan tersebut menyebabkan

seseorang tidak mampu membayar biaya pemeliharaan dan perawatan kesehatan,

Hardiyansah (2011 : 21). Dalam hal kebutuhan penduduk sendiri khusunya

provinsi Lampung memerlukan upaya kesehatan yang dapat membantu

pengobatan bagi masyarakat yang kurang mampu atau tergolong miskin yaitu

salah satunya adalah program JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat).

Dalam pelayanan Jamkesmas, masyarakat yang ingin berobat ataupun rawat inap

pada rumah sakit Abdul Moeloek harus memiliki kartu peserta jamkesmas, serta

membawa persyaratan lain seperti Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk

(KTP), dan surat rujukan dari puskesmas atau rumah sakit sebelumnya. Dalam pra

Riset yang Peneliti lakukan pada tanggal 13 November 2013 bertempat di RSUD

(28)

1

Tabel 1 : Data pasien Jamkesmas RSUD Abdul Moeloek Tahun 2009-2012

Sumber data : data RSUD Abdul Moeloek yang diolah peneliti Tahun

2009

2010

2011

2012

Jumlah Persentase Pertumbuhan Jumlah Persentase Pertumbuhan Jumlah Persentase Pertumbuhan Jumlah Persentase Pertumbuhan Rawat

Jalan 30054 70% 34503 69% 14.80% 30062 64% -12.87% 28621 69% -4.79% Rawat Inap 12941 30% 15422 31% 19.17% 16903 36% 9.60% 12561 31% -25.69%

Jumlah

total 42995 100% 49925 100% 16.12% 46965 100% -5.93% 41182 100% -12.31%

5

(29)

6

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa pengguna Jamkesmas khususya peserta

rawat inap mengalami pertumbuhan dari tahun ketahun dan kemudian mengalami

penurunan, hal ini dapat mengindikasikan bahwa ada gap/kesenjangan antara

pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dengan kuwalitas layanan yang

dirasakan oleh pengguna layanan rawat inap tersebut.

Dalam kaitannya dengan fasilitas pelayanan kesehatan, perawat memiliki peran

yang sangat penting terhadap terciptanya sumberdaya manusia yang memiliki

kualitas dan kinerja yang profesional. Peran perawat di rumah sakit khususnya di

Instalasi Rawat Inap sangatlah penting. Perawat merupakan ujung tombak

pelayanan kesehatan di rumah sakit dan tenaga yang paling lama berhubungan

dengan pasien. Akan tetapi kinerja perawat masih banyak dikeluhkan oleh pasien

dan keluarganya. Hal ini tampak dari banyaknya masukan dari pasien dan

keluarganya atau pengunjung tentang pelayanan rumah sakit terutama perawat.

Kondisi tersebut sangat bertentangan dengan praktik keperawatan yang

seharusnya senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan

pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya (Kusnanto, 2004).

Untuk bisa memberikan kepuasan kepada pelanggan, pihak rumah sakit perlu

meningkatkan kualitas pelayanannya. Menelaah masalah kualitas pelayanan

terutama pelayanan kesehatan di rumah sakit tidaklah mudah karena disatu sisi

(30)

7

ekonomi menyangkut penyelenggaraan rumah sakit yang memerlukan biaya

investasi, operasional dan pemeliharaan yang begitu besar.

Dalam Pemberitaan Media Masa mengatakan sebagian besar masyarakat Bandar

Lampung sangat tidak puas dengan pelayanan RSUD Yang berada di Bandar

Lampung, hal tersebut berdasarkan hasil survei Pusbik (Pusat Studi Kebijakan

Publik) pada Desember 2012 hingga Maret 2013, dalam hal ini masyarakat

mengaku tidak puas terhadap pelayanan petugas, sarana dan fasilitas, serta

prosedur dalam pelayanan. (Tribun Lampung, edisi 9 Oktober 2013 dengan judul

“Pelayanan Kesehatan Sangat Buruk

).

Dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti kualitas pelayanan yang

diberikan Oleh RSUD Abdoel Moeloek Provinsi Lampung khususnya layanan

jamkesmas, karena Rumah Sakit tersebut merupakan Rumah sakit umum Provinsi

Lampung yang menjadi rumas sakit rujukan utama untuk tingkat provinsi

khususnya layanan Jamkesmas serta RSUD tersebut berada diwilayah yang

Strategis yaitu ditengah Kota Bandar Lampung.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan yaitu

Seberapa

besar Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Jamkesmas pada Rumah

(31)

8

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Indeks

Kepuasan Masyarakat pada layanan jasa administrasi Jamkesmas Pada Rumah

sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung

D.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1.

Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi studi

Ilmu Administrasi Negara, khususnya mengenai Administrasi Pelayanan

Publik di Provinsi Lampung.

2.

Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak yang

(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pelayanan Publik 1. Definisi Pelayanan Publik

Menurut Sinambela (2006; 5), pelayanan publik adalah sebagai setiap kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap

kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan

menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara

fisik. Sementara itu menurut Agung Kurniawan dalam (Pasolong, 2011; 128)

mengatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan (melayani)

keperluan orang lain atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada

organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan. Selanjutnya Menurut Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003,

pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerimaan

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dapat disimpulkan dari pendapat ahli diatas bahwa pelayanan publik adalah

kegiatan yang dilakukan pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk

publik atau masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan masyarakat

(33)

10

2. Jenis-jenis pelayanan Publik

Dalam keputusan Menpan No 63 Tahun 2004 dalam (Pasolong, 2011; 128)

membedakan jenis pelayanan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :

a. Kelompok pelayanan administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan

sebagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misanya status

kewarganegaraan, sertifikat kompentensi, kepemilikan atau penguasaan

terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain

kartu tanda penduduk (KTP), akte pernikahan, akte kelahiran, akte

kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin

Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

b. Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,

penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.

c. Kelompok pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk jasa yang di butuhkan oleh publik, misalnya pendidikan,

pemeliharaan kesehatan dan sebagainya. Kelompok pelayanan jasa inilah

yang menjadi fokus utama peneliti, dimana setiap rumah sakit menghasilkan

jasa yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

3. Definisi Kualitas Pelayanan atau Jasa

Menurut Goetsch dan Davis dalam Djiptono (2011; 164) kualitas merupakan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,

dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Menurut Lewis dan

Booms dalam Djiptono (2011; 180) kualitas merupakan merupakan ukuran

(34)

11

pelanggan. Menurut Wijaya (2011; 11) kualitas produk dan jasa didefinisikan

sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa yang dihasilkan dari

pemasaran, rekayasa, produksi dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa

tersebut dapat digunakan memenuhi harapan pelanggan atau konsumen. Dapat

disimpulkan dari beberapa pendapat ahli diatas bahwa kualitas pelayan atau jasa

merupakan keseluruhan karakter produk atau jasa yang dihasilkan untuk

memenuhi kebutuhan pengguna layanan atau jasa dengan tujuan untuk

memuaskan penggunanya.

Kotler dalam Fandy Tjiptono (2011; 6), jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

bersifat intangibles (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2011; 23), jasa sebagai aktivitas,

manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Rambat Lupiyoadi (2001; 5)

juga mendefinisikan jasa adalah Semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak

merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi

pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah

(seperti misalnya kenyamanan, hiburan kesenangan atau kesehatan) atau

pemecahan akan masalah yang dihadapi konsumen. Dapat kita simpulkan bahwa

jasa merupakan aktivitas yang memiliki mamfaat atau kepuasan yang tidak

berbentuk fisik dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang menggunakanya.

Selanjutnya Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry dalam Djiptono (2011;

198) yang telah mengidentifikasikan lima dimensi pelayanan yang berkualitas

(35)

12

1. Reliability(dapat dipercaya )

Dimensi relibility merupakan determinan yang sangat penting dan konsisten

dalam penilaian kualitas layanan. Releabilitas merupakan kemampuan untuk

menepati janji layanan secara baik dan akurat, dalam arti luas adalah kemampuan

perusahaan dalam menempati janji-janji dalam penyampaian, ketetapan jasa,

penyelesaian masalah, dan penentuan harga. Perusahaaan yang tidak

memperhatikan sisis realibilitas sangat berpengaruh pada persepsi konsumen yang

akhirnya dapat menghilangkan kepecayaan konsumen

2. Responsiveness( ketanggapan )

Adalah keinginan untuk membantu ( responsiveness ) atau ketanggapan adalah

keinginan dari karyawan dalam memberikan layanan yang baik. Dimensi ini

menekankan perhatian dan ketepatan dalam menghadapi permintaan

konsumen,bertanya, complain, dan pemasalahan-permasalahan. Ketanggapan

dikomunikasikan dengan konsumen melalui lamanya waktu menunggu dalam

menerima bantuan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan serta perhatian atas

pertanyaan-pertanyaan. Ketanggapan juga dapat diartikan sebagai kemampuan

untuk menyesuaikan jasa dengan kebutuhan konsumen. Dalam dimensi

ketanggapan sebuah perusahaaan harus dapat memastikan proses pelayanann yang

dilakukan, disampaikan dengan sebaik baiknya dan penanganan

permintaan-permintaan yang berasal dari sudut pandang konsumen yang lebih diutamakan

oleh perusahaan dari pada sudut pandang perusahaan. Standarisasi dalam

(36)

13

internal perusahaan dapat berbeda dengan perspektif mengenai ketepatan dan

kecepatan oleh konsumen.

3. Assurance( jaminan )

Assuranceadalah kemampuan dan kesopanan yang dimiliki oleh karyawan serta

kemampuan perusahaan dan karyawan dalam memberikan kepercayaan dan

keyakinan. Dimensi ini sangat penting dalam bidang jasa kususnya dimana para

konsumen berhubungan dengan penerimaan resiko yang tinggi atau tingkat

ketidak pastian yang tinggi dalam mengevaluasi hasilnya.

4. Emphaty( empati )

Empati adalah bagaimana memperlakukan konsumen sabagai seorang individu.

Empati adalah kepedulian, perhatian individu yang diberikan perusahaan kepada

para konsumenya. Inti dari empati adalah menyampaikan sesuatu melalui layanan

pribadi (personil) atau penyesuaian janji yang menempatkan konsumen sebagai

seorang yang unik atau spesial. Para konsumen ingin untuk dimengerti mengenai

kebutuhan mereka dan dirasa penting oleh perusahaan yang menentukan layanan

jasa.

5. Tangibles( keterwujudan )

Tangibles adalah penapilan fisik, perlengkapan, personil dan materi-materi

komunikasi. Dimensi ini merupakan perwakilan fisik atau imej dari jasa kepada

konsumen, khususnya kepada konsumen baru. Untuk mengevaluasi kualitas.

Indusri jasa yang menekankan dimensi (tangibles) atau wujud dimana konsumen

(37)

14

Menurut Parasuraman at. al dalam (Skripsi dengan judul Pengaruh Switching

Cost, Service Quality, Customer Satisfaction terhadap Customer Loyalty pada

Provider GSM Berbasis Prabayar di Jakarta,Adhitya Buwono , FE UI) ada lima

gap yang memungkinkan kegagalan penyampaian jasa yaitu :

1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Gap ini muncul

apabila manajemen tidak merasakan atau mengetahui dengan tepat apa

yang diinginkan oleh para pelanggannya.

2. Gapantara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Gapini bias

terjadi apabila manajemen mungkin mampu merasakan atau mengetahui

secara tepat apa yang dibutuhkan pelanggannya, tetapi tidak menyusun

standar kerja yang harus dicapai.

3. Gap antara spesifikakasi kualitas penyampaian jasa. Hal ini bisa terjadi

apabila standar-standar yang ditetapkan manajemen saling bertentangan

sehingga tidak dapat dicapai. Misalnya karyawan diminta untuk harus

meluangkan waktu mendengarkan keluhan pelanggan dan melayani

mereka dengan cepat.

4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Gap ini bisa

terjadi apabila apa yang dikomunikasikan (dipromosikan) perusahaan

kepada pihak luar berbeda dengan kondisi nyata yang dijumpai pelanggan

pada perusahaan tersebut.

5. Gap antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan. Gap ini

terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang

(38)

15

a. Karakteristik Jasa

Menurut lovelock dan gummesson dalam Fandy Tjiptono (2011; 34) karakteristik

jasa dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Intangibility(tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang, jika barang merupakan suatu objek, alat, atau

usaha maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance) atau usaha.

Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hanya dapat dikonsumsi tetapi tidak

dapat dimiliki. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar

sebelum dibeli.

2. Variability(bervariasi)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung pada siapa,

kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan

3. Inseparability(tidak terpisahkan)

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan

merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi

hasil (outcome) dari jasa tersebut.

4. Perishability(mudah lenyap)

(39)

16

B. Tinjauan Tentang Indeks Kepuan Masyarakat 1. Pengertian Indek Kepuasn Masyarakat

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam (KEPMENPAN NOMOR :

KEP/25/M.PAN/2/2004) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan

masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif

atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur

penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan

kebutuhannya.

2. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan

Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan

menjadi 14 unsur yang “relevan, valid” dan “reliabel” dalam Kepmen PAN No. 25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan

masyarakat unit pelayanan instansi pemerintahan. Sebagai unsur minimal yang

harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai

berikut:

a. Prosedur pelayanan

Yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat

dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. Sehubungan dengan hal

diatas, dalam sendi-sendi pelayanan prima seperti yang dikutip wirella

(1997; 31) menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang

berkualitas dapat digunakan criteria-kriteria antara lain (1)

(40)

17

diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah

dipahami dan dilaksanakan oleh yang meminta pelayanan, (2) adanya

kejelasan dan kepastian mengenai prosedur atau tata cara pelayanan, (3)

adanya keterbukaan dalam prosedur pelayanan. Kemudian menurut

Tjipton (2011; 14) antara lain (1)Accessibility and flexibility,dalam arti

system operasional atau prosedur pelayanan mudah diakses dan

dirancang fleksibel menyesuaikan keinginan dan permintaan pelanggan.

b. Persyaratan Pelayanan

Yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk

mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya. Sehubungan

dengan hal diatas, dalam sendi-sendi pelayanan prima seperti yang

dikutip Warella (1997; 31) menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan

publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain (1)

adanya kejelasan persyaratan pelayanan baik tehnik maupun

administrasi, (2) keterbukaan mengenai persyaratan pelayanan, (3)

efisiensi persyaratan dalam arti bahwa dibatasi pada hal-hal yang

berkaitan langsung dengan pelayanan serta dicegah adanya pengulangan

pemenuhan persyaratan.

c. Kejelasan petugas pelayanan

yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan

(nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya). Sehubung

dengan hal diatas menurut Gaspersz (1997; 2), atribut atau dimensi yang

(41)

18

kemudahan dalam mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan

kejelasan dan kemudahan petugas yang melayani.

d. Kedisiplinan petugas pelayanan

yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama

terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

Sehubungan dengan hal diatas, menurut Carlson dan Schwarz dalam

Denhardt (2003; 61) mengatakan bahwa ukuran yang komprehensif

untukServqual sektor publik antara lain (1)reliability(keandalan), yaitu

menilai tingkat dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar

dan tepat waktu, (2) Personal attention (perhatian kepada orang), yaitu

ukuran tingkat dimana aparat menyediakan informasi kepada masyarakat

dan bekerja sungguh-sungguh dengan mereka untuk memenuhi

kebutuhan mereka.

e. Tanggung jawab petugas pelayanan

yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam

penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan. Sehubungan dengan hal

diatas dalam sendi-sendi pelayanan perima seperti yang dikutip Wirella

(1997; 31) menyebutkan bahwa untuk menilai pelayanan publik yang

berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria antara lain (1) kejelasan dan

kepastian unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan, (2) keterbukaan mengenai satuan

(42)

19

f. Kemampuan petugas pelayanan

yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam

memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat. Sehubungan

dengan hal diatas menurut Tjiptono (2002; 14) mengemukakan beberapa

unsur untuk menilai kualitas jasa antara lain (1)professionalism and skill,

yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (intelektual, fisik,

administrasi maupu konseptual) yang dibutuhkan untuk memecahkan

masalah pelanggan secaraprofesional. Kemudian menurut Zeithaml,

Parasuraman dan Barry dalam Ratminto dan Winarsih (2005; 185)

mengemukakan beberapa dimensi yang harus diperhatikan dalam melihat

tolak ukur kualitas pelayanan publik antara lain (1) competence, yaitu

tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh

aparatur dalam memberikan pelayanan. Selanjutnya menurut Gaspersz

dalam sedarmayanti (2010; 245) mengatakan kriteria yang menjadi cirri

pelayanan antara lain (1) keterampilan personil “diserahkan” atau diberikan secara langsung kepada pelanggan.

g. Kecepatan pelayanan

yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah

ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan. Sehubung dengan hal

diatas, menurut Wirella (1997; 31) menyebutkan bahwa untuk menilai

pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan criteria-kriteria antara

lain (1) keterbukaan waktu penyelesaian, (2) ketepatan waktu yaitu

bahwa pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun

(43)

20

h. Keadilan mendapatkan pelayanan

yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status

masyarakat yang dilayani. Sehubung dengan hal diatas dalam sendi-sendi

pelayanan prima seperti yang dikutip Wirella (1997; 31) menyebutkan

bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan

criteria-kriteria antara lain (1) keadilan yang merata, yaitu bahwa

cakupan atau jangkauan pelayanan harus diusahakan sluas mungkin

dengan distribusi yang merata dan diberlakukan.

i. Kesopanan dan keramahan petugas

yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan

menghormati. Sehubung dengan hal diatas menurut Parasuraman, dan

Berry dalam Ratminto dan Winarsih (2005; 185) mengemukakan

beberapa dimensi yang haru diperhatikan dalam melihat tolak ukur

kualitas pelayanan publik antara lain yaitu (1) courtesy, yaitu sikap atau

prilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta

mau melakukan kontak atau hubungan pribadi. Selain itu menurut

Zeithaml dkk (2000; 82) adalah satu dimensi dari kualitas jasa antara lain

(1) assurance/confedence, yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untk menumbuhkan rasa percaya

ara pelanggan kepada perusahaan, (2) emphaty, yaitu memberikan

perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan

kepada pera pelanggan dengan berupaya memahami keinginan

(44)

21

j. Kewajaran biaya pelayanan

yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang

ditetapkan oleh unit pelayanan. Sehubung dengan hal diatas, dalam

pelayanan prima seperti yang dikutip Wirella (1997; 3) menyebutkan

bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan

kriteria-kriteria antara lain (1) Ekonomis, yaitu biaya pelayanan haru

ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan kualitas pelayananya.

Kemudian Djiptono (2002; 14) mengemukakan beberapa unsur untuk

menilai kualits jasa yang antara lain (1) reputation and credibility, yaitu

pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya

dan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbananya

atau biayanya

k. Kepastian biaya pelayanan

yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah

ditetapkan. Sehubung dengan hal diatas dalam pelayanan prima seperti

yang dikutip Wirella (1997; 3) menyebutkan bahwa untuk menilai

pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan kriteria-kriteria

antara lain (1) kejelasan dan kepastian mengenai rincian biaya/tarif

pelayanan dan tata cara pembayaranya, (2) keterbukaan mengenai rincian

biaya/tarif pelayanan. Selanjutnya dalam Kepmen PAN Nomor 81 tahun

1993 kriteria kuantitatif untuk menilai pelayanan antara lain yaitu (1)

ekonomis, yaitu bahwa pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan

secara wajar dengan memperhatikan : (a) nilai barang atau jasa pelayanan

(45)

22

kondisi atau kemampuan masyarakat untuk membayar, (c) ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

l. Kepastian jadwal pelayanan

yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan. Sehubung dengan hal diatas, dalam pelayanan prima seperti

yang dikutip Wirella (1997; 3) menyebutkan bahwa untuk menilai

pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan criteria-kriteria antara

lain (1) kejelasan dan kepastian yaitu menyangkut jadwal, waktu,

penyelesaian pelayanan. Kemudian Carlson dan Schwartz dalam

Denhardt (2003; 61) menyatakan bahwa ukuran kompherensif untuk

servqual sektor publik antara lain (1) Reability, yaitu menilai tingkat

dimana pelayanan pemerintah disediakan secara benar dan tepat waktu.

m. Kenyamanan lingkungan

yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan

teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima

pelayanan. Sehubung dengan hal diatas, menurut Zeithaml dkk salah satu

dimensi untuk mengukur kepuasan pelanggan antara lain (1) Tangibles,

yaitu yang berua sarana fisik perkantoran , komputerisasi, administrasi,

ruang tunggu, tempat informasi dan lain-lain. Selanjutnya dalam

pelayanan prima seperti yang dikutip Wirella (1997; 31) menyebutkan

bahwa untuk menilai pelayanan publik yang berkualitas dapat digunakan

criteria-kriteria antara lain (1) Penilaian fisik lainya antara lain

(46)

23

n. Keamanan Pelayanan

yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara

pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa

tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang

diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Sehubungan dengan hal diatas,

menurut Zeithaml, Parasuraman dan Berry dalam Ratminto dan Winarsih

(2005; 185) mengemukakan beberapa dimensi yang harus diperhatikan

dalam melihat tolak ukur kualitas pelayanan publik antara lain (1)

Security, yatu jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai

bahaya dan resiko. Selain itu, dalam pelayanan prima seperti ayng

dikutip Wirella (1997; 31) menyebtkan bahwa untuk menilai pelayanan

publik yang berkualitas dapat digunakan criteria-kriteria antara lain (1)

Keamanan, yaitu proses serta hasil pelayanan dapat memberikan

keamanan, kenyamanan dan memberikan kepastian hokum bagi

masyarakat.

C. Tinjauan Tentang Jamkesmas 1. Arti Penting Jamkesmas

Program JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program

bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu. Secara umum, program Jamkesmas bertujuan meningkatkan akses dan

mutu pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan bermutu sehingga tercapai

derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi seluruh peserta

Jamkesmas. Pada tahun 2014 kebijakan Jamkesmas secara otomatis menjadi

(47)

24

dan orang tidak mampu, Penetapan Peserta PBI Jaminan Kesehatan dilakukan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,dalam hal ini Peraturan

Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang PBI Jaminan Kesehatan. Sedangkan

tujuan khusus dari program jamkesmas adalah:

1. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta

di seluruh jaringan PPK (penyedia pelayanan kesehatan) Jamkesmas

(Puskesmas serta jaringannya, dan rumah sakit).

2. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi

peserta, tidak berlebihan, sehingga terkendali mutu dan biayanya

3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dandapat

dipertanggung jawabkan (akuntabel)

4. Meningkatkan jumlah peserta (masyarakat tidak mampu) yang dicakup

agar mendapat pelayanan kesehatan di jaringan PPK Jamkesmas

5. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

Sasaran program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskin dan tidak mampu

diseluruh Indonesia yang tidak mempunyai jaminan kesehatan lainnya. Peserta

yang dijamin dalam Program Jamkesmas tersebut meliputi masyarakat miskin dan

tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota

tahun 2008 berdasarkan kuota kabupaten/kota (BPS) yang dijadikan basis data

(database)nasional. Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, serta

masyarakat miskin yang tidak memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai

peserta non-kartu) Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) (baik yang

sudah atau yang belum mempunyai kartu Jamkesmas). Semua penderita penyakit

(48)

25

hal-hal yang diperlukan untuk mendapat pelayanan kesehatan dasarpeserta

Jamkesmas.

1. Peserta dengan kartu harus menunjukkan kartu Jamkesmas.

2. Untuk peserta non kartu yang termasuk gelandangan, pengemis,

anak/orang terlantar dan masyarakat miskin penghuni panti sosial, harus

menunjukkan surat rekomendasi Dinas/Instansi Sosial setempat.

3. Bagi masyarakat miskin penghuni lapas/rutan, harus menunjukkan surat

rekomendasi Kepala Lapas/Rutan.

4. Untuk peserta PKH yang belum/tidak memiliki kartu Jamkesmas, cukup

menggunakan kartu PKH.

5. Bayi (sebelum usia satu tahun) yang lahir dari Ibu peserta Jamkesmas

setelah terbitnya SK Bupati/Walikota, harus menunjukkan

aktekelahiran/surat kenal lahir/surat keterangan lahir/pernyataan dari

tenaga kesehatan, serta kartu Jamkesmas Ibu dan Kartu Keluarga

orangtuanya.

6. Korban bencana pasca tanggap darurat, kepesertaannya berdasarkan

keputusan Bupati/Walikota setempat, sejak tanggap darurat dinyatakan

selesai dan berlaku selama satu tahun.

Dalam prosedur dalam pelaksanaanya bagi Peserta Jamkesmas harus

mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas dan jaringannya ke FASKES tingkat

lanjutan secara berjenjang. Peserta harus membawa kartu peserta

Jamkesmas/identitas kepesertaan lainnya sebagaimana disebutkan di atas. Khusus

pada kasus gawat darurat (emergency) tidak diwajibkan membawa surat rujukan.

(49)

26

Administrasi Terpadu Rumah Sakit) untuk dibuktikan (diverifikasi) kebenaran

dan kelengkapannya. PPATRS selanjutnya mengeluarkan SKP (Surat Keabsahan

Peserta) oleh petugas PT.Askes, sebagai tanda bahwa peserta dapat selanjutnya

memperoleh pelayanan kesehatan.

Ketentuan Umum

Hak pelayanan kesehatan dasar meliputi:

1. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap

Tingkat Pertama (RITP)

2. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)dan Rawat Inap

Tingkat Lanjutan (RITL)

3. pelayanan gawat darurat.

Manfaat jaminan berbentuk pelayanan kesehatan menyeluruh (komprehensif)

berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan standar pelayanan medik.

Pemberi Pelayanan kesehatan (PPK):

1. Pelayanan kesehatan dasar (RJTP dan RITP) diberikan di Puskesmas dan

jaringannya.

2. Persalinan normal dapat dilayani oleh tenaga kesehatan yang berkompeten

(praktek dokter dan bidan swasta) dan biayanya diklaimkan ke Puskesmas

setempat sebagaimana diatur dalam juknis pelayanan dasar.

3. Pelayanan tingkat lanjut (RJTL dan RITL) diberikan di PPK lanjutan

jaringan Jamkesmas (Balkesmas, Rumah Sakit Pemerintah termasuk RS

(50)

27

4. Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III (tiga). Apabila

tidak tersedianya tempat tidur, peserta dirawat di kelas yang lebih tinggi

dari kelas III, biaya pelayanannya tetap diklaimkan menurut biaya kelas

III.

5. RS khusus (RS Jiwa, RS Kusta, RS Paru, dll) yang juga melayani pasien

umum, klaim pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terpisah antara

pasien khusus sesuai dengan kekhususannya dan pasien umum.

Gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib memberikan pelayanan

penanganan pertama walaupun tidak sebagai PPK jaringan Jamkesmas.

Selanjutnya PPK tersebut segera merujuk ke PPK jaringan PPK Jamkesmas untuk

penanganan lebih lanjut.

Peserta Jamkesmas tidak boleh dikenakan iuran dengan alasan apapun. Pemberian

pelayanan kepada peserta oleh PPK lanjutan harus dilakukan secara efisien dan

efektif, dengan menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali mutu.

2. Kebijakan pelaksanaan Jamkesmas

Kebijakan Jamkesmas pada prinsipnya sama dan merupakan kelanjutan

pelaksanaan program Jamkesmas tahun-tahun sebelumnya dengan berbagai

perbaikan dalam rangka penyempurnaan sebagai berikut :

1. Kepesertaan

a. Kepesertaan Program Jamkesmas terdiri dari peserta dengan kartu dan

(51)

28

b. Berdasarkan perjanjian kerja sama antara Kementerian Kesehatan

dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K),

akan dilakukan perubahan database kepesertaan Jamkesmas yang

bersumber dari basis data terpadu Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) sejumlah 76.409.731 jiwa (by

name by address) yang akan diberikan identitas berupa kartu peserta. Di

luar jumlah tersebut, terdapat peserta non kartu yang ditetapkan oleh

Menteri Kesehatan.

c. Untuk kepesertaan yang bersumber dari TNP2K akan diterbitkan kartu

baru. Selama kartu tersebut belum diterbitkan/diterima oleh peserta,

maka masih berlaku kartu yang lama. Pemberlakuan penggunaan kartu

Jamkesmas baru akan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

d. Sehubungan dengan diselenggarakannya program Jaminan

e. Persalinan dan Jaminan Pelayanan Pengobatan Thalassaemia Mayor pada

tahun 2011, maka ada perluasan sasaran yang hanya mendapatkan

pelayanan persalinan dan Thalassaemia Mayor.

2. Pelayanan Kesehatan

a. Jaminan Persalinan yang diluncurkan sejak tahun 2011 tetap dilanjutkan

dengan kebijakan yang diambil adalah adanya perubahan tarif pelayanan

mulai dari antenatal care (ANC), melahirkan, dan postnatal care (PNC).

Ketentuan secara rinci pelaksanaan jaminan pesalinan diatur dalam

Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.

b. Selain Jaminan Persalinan, Jaminan Pelayanan Pengobatan pada

(52)

29

program Jamkesmas. Tujuan jaminan pelayanan pengobatan penderita

Thalassaemia adalah membantu keluarga penderita Thalassaemia dalam

pembiayaan kesehatannya karena pelayanan kesehatan pada penderita

Thalassaemia Mayor memerlukan biaya tinggi sepanjang hidupnya.

Ketentuan secara rinci pelaksanaan jaminan pelayanan pengobatan

Thalassaemia diatur dalam Petunjuk Teknis Jaminan Pelayanan

Pengobatan Thalassaemia.

c. Dalam upaya mewujudkan standardisasi dan efisiensi pelayanan obat

dalam program Jamkesmas, maka seluruh fasilitas kesehatan terutama

rumah sakit diwajibkan mengacu pada formularium obat Jamkesmas, di

mana obat-obatan dalam formularium ini sebagian besar merupakan obat

generik. Hal ini berkaitan dengan keputusan Menteri Kesehatan agar

dibudayakan penggunaan obat generik karena obat generik berkhasiat

baik dengan harga ekonomis.

3. pendanaan dan Pengorganisasian

a. Pengelolaan dana Jamkesmas (pelayanan dasar dan rujukan) dan Biaya

Operasional Kesehatan (BOK) dilakukan oleh Tim Pengelola Jamkesmas

dan BOK Pusat. Sedangkan pengelolaan dana Jamkesmas pelayanan

dasar (termasuk Jampersal) dan BOK selain di Pusat juga dikelola oleh

tim pengelola kabupaten/kota.

b. Dana operasional, penambahan SDM dan perubahan struktur organisasi

Tim Pengelola dan Tim Koordinasi dilakukan pada tingkat Pusat,

(53)

30

c. Mekanisme pelaporan, fasilitas pelayanan dasar dan fasilitas lanjutan

wajib menyampaikan laporan ke tim pengelola kabupaten/kota setiap

bulannya.

d. Tim pengelola kabupaten/kota mempunyai kewenangan untuk menilai,

mengendalikan dan membayar sesuai kegiatan yang telah dilaksanakan

oleh puskesmas dan jaringannya.

3. Prosedur Pelayanan Jamkesmas 1. Pelayanan Kesehatan Dasar

a. Peserta membawa kartu Jamkesmas.peserta gelandangan, pengemis, anak

dan orang terlantar, menggunakan surat keterangan/rekomendasi

Dinas/Instansi Sosial setempat. peserta PKH yang belum memiliki kartu

Jamkesmas, menggunakan kartu PKH.

b. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.

c. Bila (menurut indikasi medis) peserta memerlukan pelayanan tingkat

lanjut, maka dapat merujuk peserta ke PPK lanjutan.

2. Pelayanan Tingkat Lanjut

a. Peserta Jamkesmas yang dirujuk ke PPK tingkat lanjut membawa kartu

peserta Jamkesmas/identitas kepesertaan lainnya dan surat rujukan

dibawa ke loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit

(PPATRS) untuk diverifikasi kebenaran dan kelengkapannya. Emergency

tidak memerlukan surat rujukan. Bayi dan anak yang lahir dari peserta

(54)

31

menggunakan kartu peserta Jamkesmas orang tuanya dan dilampirkan

surat keterangan lahir dan Kartu Keluarga orang tuanya.

b. Diberikan Surat Keabsahan Peserta (SKP) oleh petugas PT. ASKES

c. Peserta memperoleh pelayanan kesehatan.

d. Jenis Pelayanan Jamkesmas

1. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di Rumah Sakit dan

Balkesmas

2. Pelayanan rawat inap kelas III (tiga) di Rumah Sakit

3. Pelayanan obat-obatan dan alat/bahan medis habis pakai

(55)

32

D. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kualitas pelayanan publik di

Bandar lampung yang merupakan pusat ibu kota Provinsi Lampung, dimana

terdapat berbagai pelayanan yang dipusatkan diprovinsi dan terletak di Bandar

Lampung salah satunya yaitu RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Dimana

rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit bertipe B dan menjadi satu-satunya

rumah sakit rujukan pasien Jamkesmas dari berbagai daerah di Provinsi Lampung.

Kerangka pikir penelitian dapat kita lihat sebagai berikut :

Rendahnya kualitas Pelayanan Publik di Kota Bandar Lampung

Tingkat Kepentingan Kualitas Pelayanan pada RSUD Abdul Moeleok

Provinsi Lampung Kualitas Pelayanan pada RSUD Abdul

Moeloek Provinsi Lampung

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 14 Indikataor Indeks Kepuasan Masyarakat Kep.

(56)

III.METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif, merupakan

model keputusan y

Gambar

Tabel 1 : Data pasien Jamkesmas RSUD Abdul Moeloek Tahun 2009-2012
Tabel 2. Definisi Operasional
Tabel(>0,50=Valid)
Tabel 4. Uji Reliabilitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pelaksanaan program sertifikasi manajemen risiko sejauh ini telah memberikan hasil berupa mulai tumbuhnya risk awareness dan risk culture pada industri perbankan,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar belakang kemunculan anggaran berbasis akrual serta bagaimana proses penerapannya dalam sistem pemerintahan di

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa anggaran sektor publik adalah suatu rencana kerja yang dijadikan sebagai pedoman atas tindakan yang akan dilaksanakan dan digunakan

Sementara untuk usahatani jeruk nilainya negatif dan cukup besar, sehingga petani jeruk belum mendapat surplus, dengan kata lain kebijakan pemerintah hanya dilakukan

Hasil statistik uji beda rata-rata kadar mineral antara selada air segar dan selada air rebus dengan menggunakan distribusi F, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

Ali Husein, DKK, Petunjuk ateknis Model Pengembangan Motorik Anak Prasekolah, Subdit Olahraga Khusus dan Rehabilitasi, Direktorat Olahraga Masyarakat, Ditjen

[r]